perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PENYELESAIAN MASALAH KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (PADA MAHASISWA KEBIDANAN DI YOGYAKARTA)
Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Diajukan oleh: Siti Nuryati NIM: S 540 809 316
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul
.…………………………………………………....................
i
Halaman Pengesahan Pembimbing ……………………………………………
ii
Halaman Pengesahan Penguji Tesis …………………………………………. Pernyataan …………………………….............................................................
iii iv
Kata Pengantar ………………………………………………………………..
v
Daftar Isi
….…………………………………………………...................
vii
Daftar Tabel……………………………………………………………………
ix
Daftar Gambar ……………………………………………………………….
x
Daftar Lampiran ………………..……………………………………………..
xi
Abstract ………………………...........................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………....
1
A. Latar Belakang ………………………………………………………....
1
B. Rumusan Masalah ….…………………………………………………....
4
C. Tujuan Penelitian ….…………………………………………………....
4
D. Manfaat Penelitian ….…………………………………………………....
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …….…………………………………..……
6
A. Kajian Teori
….………………………………………………………..
6
1. Penyuluhan
….…………………………………………………....
6
2. Teori Belajar
….…………………………………………………....
9
3. Kesehatan Reproduksi Remaja ….………………………….…………..
10
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Remaja …
12
5. Kemampuan Menyelesaikan Masalah. ….……………………………
13
6. Ilmiah ….……….….…………………………………………………....
15
7. Etika ………………..….………………………………………………..
16
8. Hukum
…………………………………………………...................
17
9. Kehamilan Yang Tidak Diinginkan (Unwanted Pregnancy) …...……..
19
B. Penelitian yang Relevan …………………………………………..……..... commit to user
21
C. Kerangka Konsep
23
….…………………………………………………... vii
perpustakaan.uns.ac.id
D. Hipotesis
digilib.uns.ac.id
……..….……………………………………………….….....
23
BAB III METODE PENELITIAN ….…………………………………………
25
A. Rancangan Penelitian ….………………………………………………
25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ….…………………………………………
25
C. Populasi Sampel ….…………………………………………………........
26
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ….…………………………
26
E. Instrument Penelitian ….………………………………………………….
28
F. Teknik Pengumpulan Data ….…………………………………………….
29
G. Teknik Analisis Data ….………………………………………………….
30
H. Jadwal Penelitian ….…………………………………………………........
31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….
32
A. Hasil Penelitian ……………………………………………........………….
32
1. Analisa Univariate ………………………………………………….......
32
2. Analisa Bivariat ……………………………………………...................
35
B. Pembahasan ……………………………………………..............................
42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….
50
A. Kesimpulan ……………………………………………...............................
50
B. Saran ……………………………….…………………………………........
51
DAFTAR PUSTAKA ….………………………………………………….......
52
LAMPIRAN …………….…………………………………………...................
55
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
27
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner
29
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
31
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
32
Tabel 4.2
Karakteristik Penyuluhan KRR dan Kemampuan Penyelesaian Masalah KTD.
33
Tabel 4.3
Uji Homogenitas Kelompok eksperimen dan Kelompok
35
kontrol Tabel 4.4
Perbedaan Peningkata Skor Pre test – Post test KRR
36
dengan Kemampuan Kognitif Penyelesaian Masalah KTD pada Kelompok eksperimen dan kontrol Tabel 4.5
Perbedaan Kemampuan Penyelesaian Masalah KTD pada Kelompok eksperimen
37
Tabel 4.6
Perbedaan Kemampuan Penyelesaian Masalah KTD pada Kelompok kontrol
38
Tabel 4.7
Peningkataan Skor Pre test dan Post test Kemampuan kognitif 39 Penyelesaian Masalah Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol.
Tabel 4.8
Perbedaan Kemampuan Kognitif dari Aspek ilmiah, etika, hukum dilihat dari Umur, Tempat tinggal asal, Tempat tinggal sekarang pada Kelompok eksperimen
40
Tabel 4.9
Perbedaan Kemampuan Kognifit dari Aspek ilmiah, etika, hukum dilihat dari Umur, Tempat tinggal asal, Tempat tinggal sekarang pada Kelompok kontrol
41
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 4.1
Kerangka Konsep
23
Grafik Peningkatan Skor Pre test dan Post test Penyuluhan KRR Terhadap Kemampuan Koginif Penyelesaian Masalah KTD
commit to user
x
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
56
Lampiran 2.
Permohonan sebagai Responden
57
Lampiran 3.
Pernyataan Persetujuan
58
Lampiran 4.
Daftar Pernyatan
59
Lampiran 5.
Bahan pembelajaran Ceramah
63
Lampiran 6.
Hand out materi Kesehatan Reproduksi Remaja dan Kehamilan Tidak Diinginkan
65
Lampiran 6.
Hasil Uji Validits dan Realibilitas
84
Lampiran 7.
Hasil Uji Paired T test
86
Lampiran 8.
Hasil Uji T test dan Anova
92
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Abstrak Siti Nuryati, S 540809316, 2009. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Kemampuan Kognitif Penyelesaian Masalah Kehamilan Tidak Diinginkan pada Mahasiswa Kebidanan Di Yogyakarta. Tesis: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing I Prof.Dr.dr. Didik Tamtomo, MKes, MM, PAK.; Pembimbing II dr. Hari Wujoso, SpF, MM. Latar Belakang: Masalah kesehatan reproduksi sangat komplek, apalagi masalah kesehatan reproduksi remaja, seperti penyakit-penyakit infeksi menular seksual dan kehamilan tidak diinginkan. Hasil survey LDUI, di 4 propinsi di Indonesia “hanya 55% remaja mengetahui proses kehamilan, 53% remaja tidak mengetahui bahwa sekali berhubungan seksual dapat mengakibatkan kehamilan, 61% KTD remaja usia 15-19 tahun melakukan aborsi, 12% dari mereka melakukan aborsi yang dilakukan sendiri 70%, dokter 10%, tenaga medis 7%. Hanya 45,1% remaja mempunyai pengetahuan yang baik tentang organ reproduksi, pubertas, menstruasi dan kebersihan diri” (Depkes, 2005). Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi remaja terhadap kemampuan kognitif penyelasaian masalah kehamilan tidak diinginkan. Metode: Penelitian eksperimen Pre test – Post test Control Group Design dengan randomisasi, untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Populasi mahasiswa DIII Kebidanan Semester I, Poltekkes Permata Indonesia Yogyakarta, dengan jumlah populasi/sampel 46 orang (total sampling), kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing 23 orang mahasiswa. Hasil: Ada pengaruh yang signifikan penyuluhan KRR terhadap kemampuan kognitif penyelasaian masalah KTD. Uji Paired T test, T hitung -8,674 > T tabel 2, 074, P 0,000 < (P 0,05). Demikian juga pengaruh penyuluhan KRR terhadap kemampaun kognitif penyelasaian masalah KTD ditinjau dari aspek etika dan hukum, menunjukan bermakna T hitung > dar T tabel dan P < 0,05. Tetapi ditinjau dari aspek ilmiah tidak ada pengaruh yang bermakna T hitung -1,127 < T tabel 2,074, dan P 0,272 > (P 0,05). Kesimpulan: Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuaan kognitif penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan. ________________________________________________________________________ Kata Kunci: Penyuluhan, KRR, Penyelesaian Masalah, KTD.
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Abstract Siti Nuryati, S 540 809 316, 2009, Adolecent Reproductive Health Education Influence on the Ability of Solving Cognitive Problems of Unwanted Pregnancy in Midwifery Student in Yogyakarta. Thesis: Gradute Program of Sebelas Maret University Surakarta. 1st Counselor Prof.Dr.dr. Didik Tamtomo, MKes,MM,PAK.; 2nd Counselor dr. Hari Wujoso, SpF, MM. Blackground: Reproductive heath problems were really complex, aspecially adolescent reproductive health problems, sexual transmited diseases, and unwanted pregnancy. The LDUI survey result in 4 province in Indonesia was found that only 55% adolescents who know pregnancy process, 53% of adolescents did not know that one sexual intercourse could result unwanted pregnancy, 61% of adolescents unwanted pregnancy from aged 1519 did abortion, 12% of them did abortion by themselves 70%, by doctor 10% and 7% by medical practitioner. Only 45,1% of adolescents had good knowledge on their reproduction organ, puberty, menstruation and personal hygiene (Depkes, 2005). Objective: To observe adolescents reproductive health education influence on the ability of solving cognitive problems of unwanted pregnancy. Metodology: Experimental research pretest-posttest control group design with randomization. Population: Midwifery 1st semester students, Permata Indonesia Yogykarta Health Polytechnic Yogyakarta. Sample 46, 23 experment and 23 control. Result: There were significant influence between adolescents reproductive health education and ability of solving cognitive unwanted pregnancy problems. T test Paired result, T count -8,674 > T tabel 2,074; P 0,000 < (P 0,05). Likewise, adolescent reproductive health education influence toward ability of solving cognitive unwanted pregnancy problems viewed from etic and law aspect had significant result, T count > T tabel and P < 0,05. But, from scientific aspect view point, there were no significant influence, T count -1,127 < T tabel 2,074, and P 0,272 > (P 0,05). Conclusion: There were significant influence between adolescents reproductive health education and ability of solving unwanted pregnancy problems.
Key words: education, adolescents reproductive health, problem solving, unwanted pregnancy.
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Hak dan kesehatan reproduksi saat ini mendapat perhatian khusus secara global, sejak diwujudkan isu tersebut dalam konferensi internasional tentang kependudukan dan pembangunan. Konferensi internasional tersebut kita kenal “International Conference on Population Development” atau ICPD di Kairo pada tahun 1994. Kemudian dibahas dalam Konferensi Perempuan Dunia IV (Fourth World Conference on Women atau FWCW ke 4) di Beijing tahun 1995 untuk memantau pelaksanaan dan evaluasi setiap 5 tahun. Aspek hak dan kesehatan reproduksi memang sangat luas, menyangkut seluruh siklus kehidupan manusia selama hidupnya. Siklus yang dimulai dari kehamilan, kelahiran, masa anak-anak, remaja, dewasa sampai dengan masa usia lanjut. Selain panjang rentang usia masalah kesehatan reproduksi juga sangat kompleks mulai dari masalah kehamilan dan persalinan, penyakit-penyakit menular seksual dan penyakit degeratif, serta masalah kesehatan reproduksi remaja. Kesehatan remaja merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di berbagai dunia saat ini. Seks tanpa proteksi menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi dan infeksi penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Aborsi masalah yang berkait dengan kelangsungan hidup adalah kematian ibu. Resiko komplikasi dan kematian ibu serta bayi lebih besar, pada kehamilan remaja, resiko bertamabah untuk melakukan aborsi yang tidak aman (Depkes RI, 2007).
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
Masa remaja merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan. Remaja harapan masa depan bangsa perlu dijaga kesehatan secara fisik mental dan kesejahteraan sosial secara utuh, demikian juga semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi. Gejala yang sering kita lihat dan kemudian menimbulkan masalah adalah: hubungan seks pranikah, ketidaksiapan remaja mengatasi kehamilan yang diakibatkannya, telah memicu masalah yang luas: tindakan aborsi, tindakan kekejaman terhadap bayi yang dilahirkan atau masalah dalam perawatan anak (Soetjiningsih, 2010). Survey yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan tahun 1995/1996 pada remaja 13-19 tahun di Jawa Barat dan Bali didapatkan angka 7% dan 5% kehamilan pada remaja. Data tentang kehamilan tidak dikehendaki (KTD) dari beberapa sumber adalah 61% pada usia 15-19 tahun diantaranya 12,2% melakukan pengguguran, 7,2% ditolong oleh dokter dan bidan, 10,2% oleh dukun dan 70,4% tanpa pertolongan. Hasil base line survey yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) di 4 Provinsi (Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Lampung) tahun 1999 hanya 55 % mengetahui tentang proses kehamilan, 53% remaja tidak mengetahui bahwa sekali saja berhubungan dapat mengakibatkan kehamilan serta 61% kehamilan tidak diinginkan pada remaja usia 15-19 tahun dengan melakukan aborsi 12% dari mereka melakukan aborsi yang dilakukan sendiri 70%, dokter 10% dan tenaga medis 7% (Depkes 2005). Masih hasil survey, hanya 45,1% remaja mempunyai pengetahuan yang baik tentang organ reproduksi, pubertas, menstruasi, dan kebersihan diri (FKM UI dalam Depkes 2005) commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penelitian Sahabat Remaja Forum PKBI mengenai seksual pada remaja di Yogyakarta dikatakan bahwa 26% dari 359 remaja Yogyakarta mengaku telah melakukan hubungan seksual (Creagh,S. 2009). Kehamilan tidak diinginkan yang dialami remaja di DIY sangat memprihatinkan; dari tahun 2003-2010 banyak terjadi pernikahan di bawah umur karena kehamilan tidak diinginkan dan mereka dikeluarkan dari Sekolah. Hasil dari investigasi dibeberapa Sekolah dan Kantor Urusan Agama (KUA) di wilayah DIY ada sejumlah 554 pernikahan di bawah umur (Widyatama, A. , 2010). Permasalahan remaja erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi di karenakan kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Untuk itu penyuluhan/ pendidikan kesehatan reproduksi remaja sangat diperlukan dan dapat dikatakan sebagai keharusan. Agar remaja mampu menyelesaikan masalah, bila terjadi KTD. Tujuan penyuluhan/pendidikan dapat dipengaruhi oleh beberapa fakta yaitu metode pendidikan dan alat-alat peraga pendidikan yang dipakai. Pendidikan kesehatan reproduksi remaja dapat diberikan dengan berbagai metode yang disesuaikan dengan sasaran kelompok remaja. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Pengaruh
Penyuluhan
Kesehatan
Reproduksi
Remaja
terhadap
Kemampuan Kognitif Penyelesaian Masalah Kehamilan Tidak Diinginkan, dan penelitian ini akan dilakukan pada mahasiswa DIII Kebidanan di Yogyakarta. Mengingat bidan dalam tugasnya merupakan kunci utama untuk mempromosikan kesehatan reproduksi serta pencegahan penyakit yang berhubungan dengan commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
reproduksi. Penelitian akan dilakukan pada mahasiswa D III Kebidanan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Permata Indonesia semester I yang belum pernah menerima materi kesehatan reproduksi remaja.
B. Rumusan Masalah Adakah Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Kemampuan Kognitif Penyelesaian Masalah Kehamilan Tidak Diinginkan?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum : Untuk mengetahui Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Kemampuan Kognitif
Penyelesaian Masalah Kehamilan Tidak
Diinginkan (KTD) pada Mahasiswa Kebidanan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Permata Indonesia Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus : a. Mengetahui Kemampuan Penyelesaian Masalah KTD ditinjau dari aspek ilmiah. b. Mengetahui Kemampuan Penyelesaian Masalah KTD ditinjau dari aspek etika. c. Mengetahui Kemampuan Penyelesaian Masalah KTD ditinjau dari aspek hukum pada mahasiswa Kebidanan Poltekkes Permata Indonesia Yogyakarta. d. Mengetahui Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Kemampuan Kognitif Penyelesaian Masalah KTD pada Mahasiswa DIII Kebidanan Poltekkes Permata Indonesia Yogyakarta. commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya kesehatan reproduksi remaja. 2. Manfaat Praktis a. Pemberian penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR) diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa sebagai calon bidan agar nantinya mampu memecahkan masalah kesehatan reproduksi remaja. b. Bagi institusi pendidikan khususnya kebidanan dapat menerapkan metode penyuluhan/pendidikan yang baik dalam proses pembelajaran kesehatan reproduksi remaja. c. Bagi peneliti lain diharapkan hasil ini dapat dikembangkan lagi dalam rangka penanggulangan masalah kesehatan reproduksi remaja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan (Asian Brain, com, 2010). Penyuluhan/pendidikan harus mempunyai konsep yang jelas, apa yang diinginkan oleh pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan sebagai bagian dari ilmu kesehatan juga mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sains. Dari sisi sains aplikasi pendidikan kesehatan merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain misalnya pemberantasan penyakit, program
pelayanan
kesehatan,
program
perbaikan
gizi
masyarakat.
Penyuluhan/pendidikan kesehatan terhadap subjek didik adalah proses perubahan kearah dewasa, lebih baik dan matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat, (Notoatmodjo 2003). Masih menurut Notoatmodjo (2003) batasan pendidikan kesehatan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan commit to user
6
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
apa yang diharapkan oleh pendidik. Hasil yang diharapkan adalah perilaku kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif. Tujuan peyuluhan/pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran, karena tujuan utama pendidikan adalah agar peserta didik dapat mencapai kompetensi atau kemampuan. Melalui kemampuan yang baik, diharapkan subjek didik dapat melakukan penyesuaian diri (well adjusted) dengan baik. Kemampuan penyesuaian diri yang baik tersebut akan menjadikan individu itu mampu melakukan respon-respon yang matang, efisien,memuaskan dan sehat (Asrori,2008). Menurut Notoatmodjo,(2003), sasaran pendidikan kesehatan dibedakan menjadi 3 (tiga) tingkatan, yakni: a. Sasaran primer adalah sasaran langsung, kepada keluarga ibu hamil dan menyusui , untuk kesehatan ibu dan anak, anak sekolah untuk kesehatan remaja. b. Sasaran sekunder adalah tokoh masyarakat c. Sasaran tertier adalah para pembuat keputusan Sedangkan metode pendidikan kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) dapat dibedakan sebagai berikut: a. Metode Pendidikan Individual. Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau perilaku seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan dasar yang digunakan sebagai pembekalan individual. Karena setiap orang mempunyai alasan commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang berbeda-beda, agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta dapat membantunya. Bentuk pendidikan ini antara lain : 1). Bimbingan dan penyuluhan 2). Interview b. Metode Pendidikan Kelompok Metode pendidikan kelompok dibagi: 1) Kelompok besar bila jumlah anggota kelompok lebih dari 15 orang, metode yang digunakan ceramah, simulasi. 2) Kelompok kecil, jumlah anggota kelompok kurang dari 15 orang, metode yang digunakan diskusi kelompok, brain storming, snow balling, bruzz group , role play dan simulation game. c. Metode Pendidikan Massa Metode ini cocok untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan untuk massa dengan menggunakan metode ceramah umum, pidato, simulasi, sinetron, tulisan-tulisan majalah/ koran, dan bill board. d. Metode Ceramah Metode ceramah baik untuk sasaran lebih dari 15 orang yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah adalah penceramah harus menguasai materi
yang
akan
diceramahkan
secara
sistematika
yang
baik,
mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound system, dan sebagainya. Kunci keberhasilan pelaksanaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
ceramah adalah bila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah dalam sikap dan penampilan meyakinkan, suara hendaknya cukup keras dan jelas, pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah, berdiri di depan (ditengah) tidak boleh duduk dan menggunakan alat-alat bantu semaksimal mungkin (Notoatmodjo, 2003).
2.
Teori Belajar Teori Belajar menurut teori Gestalt dalam buku Mustaqim (2008), adalah
penyesuaian pertama, yaitu mendapatkan response yang tepat, hal ini sangat tergantung pada pengamatan. Dengan kata lain pemecahan problem sangat tergantung kepada pengamatan, apabila dapat melihat situasi itu dengan tepat maka problem “pencerahan” dan dapat memecahkan problem itu. Pemecahan problem adalah mengadakan perubahan dari keadaan non pragnanz (tidak teratur, tidak stabil, tidak simetri, tidak seimbang) ke keadaan pragnanz. Inti pelajaran menurut aliran ini adalah mendapatkan “insight” artinya: dimengertinya persoalan, dimengertinya hubungan tertentu, antara berbagai unsur dalam situasi tertentu, hingga hubungan tersebut jelas dan akhirnya didapatkan kemampuan memecahkan problem, bukan mengulang-ulang bahan yang dipelajari. Insight ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu antara lain: (1) Sikap dan taraf kompleksitas situasi, (2) Pengalaman, (3) Intelegensi dan kematangan individu. Teori belajar menurut Notoatmojo (2003), dapat dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu teori stimulus-respons memperhitungkan faktor internal dan teori transformasi yang memperhitungkan internal. Teori stimulus-respons yang commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berpangkal pada psikologi asosiasi, dirintis oleh John Locke dan Hirbart. Dalam teori ini apa yang terjadi pada diri subyek belajar merupakan rahasia atau biasa disebut sebagai black box. Belajar mengambil tanggapan-tanggapan dan menggabung-gabungkan tanggapan dengan jalan mengulang–ulang. Tanggapantanggapan tersebut diperoleh melalui pemberian stimulus atau rangsanganrangsangan. Teori belajar yang kedua memperhatikan factor internal dan external. Teori transformasi yang berlandaskan pada psikologi kognitif adalah transformasi dari masukan (input), kemudian input tersebut direduksi, diuraikan, disimpan, ditemukan kembali dan dimanfaatkan. Belajar dimulai dari kontak individu dengan dunia luar. Transformasi dari masukan-masukan sensoris bersifat aktif melalui seleksi untuk dimasukan kedalam ingatan/memori. Ciri-ciri Kegiatan Belajar (Notoatmojo, 2003): a. Belajar adalah kegiatan untuk menghasilkan perubahan pada diri individu yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. b. Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. c. Perubahan-perubahan itu terjadi karena usaha bukan, bukan karena proses kematangan. Hilgard, yang disarikan oleh Pasaribu dan Simanjuntak dalam Notoatmojo (2003), yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan.
3.
Kesehatan Reproduksi Remaja a. Kesehatan reproduksi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
Definisi kesehatan reproduksi yaitu suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Kesepakatan Konferensi Wanita Sedunia di Beijing dalam Yani W, (2009). Definisi ini sama yang ada di Undang-undang Kesehatan Nomor 36/2009, Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan. Kesehatan reproduksi yang dimaksud yaitu; saat sebelum hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah melahirkan ; pengaturan kehamilan, alat kontrasepsi dan kesehatan seksual; dan kesehatan sistem reproduksi. b. Remaja Remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju kemasa dewasa. Menurut Desmita (2006) untuk menentukan definisi yang memadai tetang remaja tidaklah mudah, serta kapan masa remaja mulai dan kapan anak remaja tumbuh menjadi dewasa, tidak dapat dipastikan. Desmita (2006) dalam bukunya Psikologi Perkembangan, mengatakan batasan usia remaja menurut para ahli adalah antara usia 12 hingga 21 tahun. Rentang usia remaja dibedakan atas tiga yaitu: masa remaja awal, usia 12- 15 tahun, masa remaja pertengahan, usia 15 – 18 tahun, masa remaja akhir, usia 18 – 21 tahun. Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Secara umum commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
periode remaja merupakan klimak dari periode-periode perkembangan sebelumnya. Dalam periode ini apa yang diperoleh dalam masa-masa sebelumnya diuji dan dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi yang lebih mantap (Latifah, M. 2010). c. Kesehatan Reproduksi Remaja Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.Pengertian sehat disini tidak semata-mata bebas dari penyakit atau bebas dari kecacatan namun sehat secara mental serta sosial cultural (BKKBN, 2007). Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu keadaan sehat sacara fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota dan antar keluarga dengan warga masyarakat dan lingkungan (Depag Jateng, 2004)
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Remaja. Keadaan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan reproduksi remaja Depkes(2007) adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
a. Masalah gizi, yang meliputi anemia dan kurang energi kronis, pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri yang dapat mengakibatkan kesempitan panggul. b. Masalah pendidikan, meliputi buta huruf dan pendidikan rendah dapat mengakibatkan remaja kurang mampu memenuhi kebutuhan fisik dasar ketika berkeluarga dan akan berpengaruh buruk terhadap derajat kesehatan diri dan keluarganya. c. Masalah lingkungan dan pekerjaan; lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesehatan remaja, lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat bahkan merusak kesehatan fisik mental dan emosional remaja. d. Masalah seks dan seksualitas; pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah seksualitas, kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkait dengan seksualitas, penyalahgunaan dan ketergantungan napza, yang mengarah kepada penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik dan seks bebas, penyalahgunaan seksual, kehamilan remaja, kehamilan pranikah. e. Masalah kesehatan reproduksi; ketidakmatangan secara fisik dan mental, resiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar, kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri remaja, resiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman.
5. Kemampuan Menyelesaikan Masalah commit to user Kemampuan menurut Bloom dalam Djiwandono, (2006) dalam tujuan
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendidikan dibagi dalam tiga domain (ranah), yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotor domain). Di dalam ranah kognitif terdapat penerapan (application) yang meliputi kemampuan menerapkan suatu kaidah/ metode untuk menyelesaikan masalah kehidupan yang nyata pada suatu kasus atau problem yang konkrit dan baru, termasuk masalah kehamilan tidak diinginkan yang terjadi pada remaja. Aplikasi menurut Bloom dalam Mustaqim (2008), adalah merupakan suatu abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut bisa terbentuk ide, teori, petunjuk teknis, prinsip atau generalisasi. Aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi penggunaan hukum- hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain, Notoatmojo (2003). Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkrit atau situai khusus. Abstraksi tersebut berupa ide, teori atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Abstraksi berupa prinsip atau generalisasi yakni suatu yang umum sifatnya untuk diterapkan pada situasi khusus. Prinsip merupakan abstraksi suatu proses atau suatu hubungan mengenai kebenaran dasar hukum umum yang berlaku dibidang ilmu tertentu. Prinsip mungkin merupakan suatu pernyataan yang berlaku pada sejumlah besar keadaan dan mungkin pula merupakan suatu deduksi dan suatu teori atau asumsi. Generalisasi merupakan rangkuman sejumlah informasi atau rangkuman sejumlah hal khusus yang dapat dikenakan pada hal khusus yang baru. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemampuan kognitif seperti pengamatan, perhatian, tanggapan, fantasi, dan berfikir, merupakan sarana dasar untuk pengambilan keputusan oleh remaja dalam melakukan penyesuaian diri (Asrori, 2007).
6. Ilmiah Ilmiah menurut Badudu artinya bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan. Jadi penyelesaian
masalah
kehamilan
tidak
diinginkan
secara
ilmiah
adalah
penyelesaian yang bersifat bijak dan sesuai dengan kaidah pengetahuan di bidang ilmu kesehatan reproduksi.
Pengetahuan seseorang diperoleh melalui berbagai
sumber informasi. Ragam informasi tersebut dapat berasal dari pengalaman, proses pendidikan/belajar, informasi media masa, media elektronik, buku-buku bacaan, informasi dari petugas, teman dekat dan lain-lain. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang dapat melaksanakan sesuatu berdasarkan pengalaman itu. Pengetahuan/kognitif merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmojo, 2003). Dengan pengetahuan inilah seseorang akan mengambil sikap untuk suatu tindakan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi. Sikap , merupakan reaksi yang tertutup tidak dapat dilihat secara langsung hanya dapat ditafsirkan melalui perilaku yang tampak. Menurut Notoatmojo (2003), sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap sesuatu stimulus atau objek. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan antara lain : a. Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
b. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain. c. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
7. Etika Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kuwajiban moral. Etika merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kuwajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tindakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki perilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik. Etika dapat diartikan juga sebagai yang berhubungan dengan pertimbangan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan, karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan (Suhaeni,ME. 2002). Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak atau moral, yang erat kaitannya dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan apakah itu benar/ salah, baik/ buruk. Etika dan moral tidak bisa dipisahkan, etika berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya dilandasi nilai-nilai yang dianutnya (Wahyuningsih, HP. 2006). commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Etika adalah moral yang berasal dari bahasa Latin mos/jamak mores yang artinya kebiasaan/adat dan menurut Bertens, K.(2002). Etik yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Menurut Dep Dik Bud dalam Bertens, K.(2002), Etika adalah; ilmu tentang baik dan buruk, tentang hak dan kuwajiban, kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Sumber moral adalah agama mimiliki fungsi yang strategis untuk menjadi sumber kekuatan moral yang baik bagi manusia. Penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan, ditinjau dari aspek etika, harus memperhatikan moral budaya setempat dan juga moral agama sebagai sumber moral.
8. Hukum. Hukum adalah semua peraturan/perundangan yang berlaku dan dibuat oleh yang berwenang , wajib dipatuhi oleh semua warga. Norma hukum perlu dipahami baik norma hukum secara umum maupun secara khusus misalnya hukum kesehatan (Sudarma, 2008). Hukum kesehatan yang mengatur penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan/ aborsi tertulis di Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan, Bagian Keenam, Kesehatan reproduksi, Pasal 75: (1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi. (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan: commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(a)
Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup diluar kandungan; atau
(b)
Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 76: Aborsi sebagaimana dimaksud dalam paasal 75 hanya dapat dilakukan: (1) Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecualui dalam hal kedaruratan medis. (2) Oleh tenaga kesehatan yang memiliki ketrampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh Menteri; (3) Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan; (4) Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(5) Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri. Pasal 77: Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyelesaian masalah KTD dalam penelitian ini hukum yang dipakai hukum kesehatan. Secara tidak langsung hukum adat dan hukum agama juga berperan, apalagi kalau tinggal di perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti hukum adat, yaitu seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku disuatu wilayah. Hukum agama adalah sistem hukum yang berdasarkan ketentuan agama tertentu, yang terdapat dalam Kitab Suci, yang menjadi sumber hukum dan moral.
9. Kehamilan yang Tidak Diinginkan (Unwanted pregnancy) Resiko hubungan seksual pra nikah salah satunya adalah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Menurut Sugiharto dalam Soetjiningsih (2010) ada 2 hal yang dilakukan remaja jika mengalami KTD, yaitu mempertahankan kehamilan atau mengakhiri kehamilan (aborsi). Semua tindakan tersebut membawa resiko baik fisik, psikis, maupun sosial. a. Bila kehamilan dipertahankan , resiko yang dapat terjadi: commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Resiko fisik kehamilan pada usia dini dapat menyebabkan kesulitan dalam persalinan, pendarahan bahkan hingga terjadi kematian. 2) Resiko psikis/psikologis. Ada kemungkinan pihak perempuan menjadi orang tua tunggal karena pria yang menghamili tidak bertanggung jawab atas
perbuatannya.
Seandainya
menikah,
hal
ini
juga
bisa
mengakibatkan perkawinan yang bermasalah dan penuh konflik karena sama-sama belum dewasa dan belum siap menjadi orang tua. Lebihlebih pihak perempuan seakan dibebani berbagai perasaan yang tidak nyaman seperti dihantui rasa malu yang terus menerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, tertekan, pesimis. Bila tidak ditangani dengan baik, maka perasaan-perasaan tersebut bisa menjadi gangguan kejiwaan yang lebih parah. 3) Resiko sosial, salah satunya adalah berhenti/putus sekolah atas kemauan sendiri dikarenakan rasa malu atau cuti melahirkan. Kemungkinan lain dikeluarkan dari sekolah, karena sekolah tidak mentolerir siswi yang hamil. Resiko sosial lain adalah menjadi pembicaraan, kehilangan masa remaja yang seharusnya dinikmati atau cap buruk karena melahirkan anak “di luar nikah” serta terabaikannya hak pendidikan. Di Indonesia melahirkan di luar nikah masih sering menjadi beban orang tua maupun anak yang lahir. b. Bila kehamilan diakhiri (aborsi): Banyak remaja yang memilih untuk mengakhiri kehamilan (aborsi) bila mengalami kehamilan di luar nikah. Aborsi bisa dilakukan secara aman bila commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilakukan oleh dokter/ bidan yang berpengalaman sebaliknya aborsi tidak aman bila dilakukan oleh dukun ataupun cara-cara yang tidak benar. Aborsi bisa berdampak negatif secara fisik, psikis dan sosial terutama bila dilakukan secara tidak aman. Resiko yang dapat terjadi bila aborsi dilakukan tidak aman; 1) Resiko fisik. Pendarahan dan komplikasi yang dapat menyebabkan infeksi dan terjadi kemandulan sampai berakibat fatal yaitu kematian. 2) Resiko psikis. Pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekan, atau stress, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa bersalah dan dosa akibat aborsi, selain itu perilaku aborsi juga mengakibatkan kehilangan kepercayaan diri. 3) Resiko sosial. Ketergantungan pada pasangan sering kali menjadi lebih besar karena perempuan merasa sudah tidak perawan, pernah mengalami KTD dan aborsi. Selanjutnya remaja perempuan lebih sukar menolak ajakan seksual pasangannya. Resiko lain adalah pendidikan terputus atau masa depan terganggu.
B. Penelitian yang Relevan. 1. Yori Sulistia (2008), Judul penelitian “Hubungan progran Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Perilaku Pencegahan Seksualitas Pranikah Siswa SMA di Kabupaten Agam Sumatra Barat” , menggunakan metode penelitian Observasional. Hasil; persentase perilaku pencegahan seksual pranikah positif commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
lebih banyak pada siswa yang mendapat KRR dari pada siswa yang tidak mendapat KRR, dan ada hubungan bermakna dengan perilaku pencegahan seksual adalah (P= 0,000, RP= 7,5), informasi orang tua (P= 0,004, RP= 2,5), dan informasi teman sebaya (P= 0,03, RP= 0,39). Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada judul, rancangan penelitian, subjek, waktu dan tempat penelitian. Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang kesehatan reproduksi remaja. 2. Sri Lestari Dwi Astuti (2008), melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap terhadap Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Mahasiswa DIII Keperawatan Politehnik Kesehatan Surakarta. Metode penelitian eksplanatory research dengan
rancangan
crossectional subjek penelitian Mahasiswa DIII Keperawatan. Hasil; Terdapat Hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap tentang Kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah, dengan uji P (P) 0,01< 0,05 dan uju T (P) X1 0,002 dan (P) X2 0,046 lebih kecil 0,05 serta nilai R2 total = 0,448 atau 44,8%, secara parsial R2 X1= 0,189 atau 18,6% dan R2X2= 0,262 atau 26,2%. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada judul, rancangan penelitian, subjek, waktu, dan tempat penelitian. Persamaannya adalah meneliti tentang kesehatan reproduksi. 3.
Susilo Damarini (2009), Judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Kemampuan Penangan Penyelesaian Masalah Kehamilan tidak Diinginkan pada Mahasiswa Kebidanan di Kota Bengkulu. Metode : Kuasi Eksperimen non randomized, pre tes – post tes Control group design. Populasi Mahasiswa kebidanan, analisis uji Paired T-test, regresi linier commit to user pada tingkat kemaknaan p< 0,05. Hasil; Metode pendidikan diskusi
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelompok sebaya dan ceramah dapat meningkatkan kemampuan remaja dalam meningkatkan kemampun remaja dalam menyelesaikan masalah KTD dan dipengaruhi oleh variabel keluarga. Nilai koefisien sebesar 3,18 (CI: 2,59-3,77). Nilai R-square 0,61 berarti variabel tempat tinggal sekarang bersama
keluarga
dapat
memprediksi
kemampuan
remaja
dalam
menyelesaikan masalah KTD sebesar 61%, Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada judul, subjek, waktu dan tempat penelitian. Sedang persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang kesehatan reproduksi remaja dengan KTD.
C. Kerangka Konsep Variabel terikat
Variabel bebas Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Variabel luar
KemampuanKognitif Penyelesaian Masalah KTD ditinjau dari aspek ilmiah, etika, dan hukum
- Umur - Tempat tinggal - Tempat asal Gambar 2.1. Kerangka Konsep
D. Hipotesis 1. Ada
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap
Kemampuan Kognitif
Penyelesaian Masalah KTD ditinjau dari Aspek
Ilmiah. commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Ada Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Kemampuan Kognitif Penyelesaian Masalah KTD ditinjau dari Aspek Etika. 3. Ada Pengaruh Penyuluhan Kemampuan Kognitif
Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap
Penyelesaian Masalah KTD ditinjau dari Aspek
Hukum. 4. Ada Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Kemampuan Kognitif Penyelesaian Masalah KTD pada Mahasiswa D III Kebidanan Poltekkes Permata Indonesia Yogyakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Penelitian bersifat kuantitatif dan rancangan dalam penelitian ini dengan randomized control trial. Design ini menurut Sugiyono (2008) disebut Pre test – Post test Control Group Design, dalam design ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pre test untuk mengetahui keadaan awal. Selanjutnya dilakukan post test bagi kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Berikut adalah bagan rencana penelitian:
1
x
2
3
4
Keterangan: “1” Hasil observasi awal = pre test “x” Pelaksanaan pendidikan KRR dengan ceramah “2” Hasil observasi akhir = post test “3” Hasil observasi awal = pre test pada kelompok kontrol “4” Hasil observasi akhir = post test pada kelompok kontrol
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Permata Indonesia Yogyakarta.
commit to user
25
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Waktu pengambilan data
mulai tanggal 14 Oktober sampai tanggal 8
November 2010
C.Populasi Sampel 1. Populasi
: Semua mahasiswa DIII Kebidanan semester satu (1), di Poltekkes Permata Indonesia Yogyakarta sebanyak 46 orang.
2. Sampel
: Sampel pada penelitian ini total sampling, dengan randomisasi untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok komtrol. Total sampling menurut Murti, B. (2010) disebut exhaustive sampling, merupakan
skema pencuplikan yang
mengambil semua subjek dari populasi sumber sebagai sampel untuk diteliti. Kemudian sampel dilakukan randomisasi untuk menentukan sampel penelitian yang mendapat penyuluhan dengan ceramah dan sampel sebagai kontrol untuk belajar mandiri dengan diberi hand out/materi, masing-masing dengan jumlah yang sama. Dari populasi sebanyak 46 orang, dirandom dengan mengambil undian, nomor satu (1) menjadi kelompok kontrol dan nomor dua (2) menjadi kelompok penelitian.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1. Variabel Penalitian ini: variabel independen/variabel bebas adalah penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dan variabel dependen/variabel terikat adalah commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemampuan kognitif penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan (KTD). Sedang sub variabelnya ada tiga yaitu penyesian masalah KTD ditinjau dari aspek ilmiah, aspek etika, aspek hukum dan variabel luarnya adalah; umur responden, tempat tinggal sekarang dan tempat asal responden.
2. Definisi Operasional: Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel No. Jenis Variabel Uraian 1. Variabel bebas Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja yaitu proses Penyuluhan pembelajaran/ceramah yang diberikan secara lisan dan kesehatan tatap muka dengan responden, dalam ceramah diberikan reproduksi remaja juga scenario kasus yang memerlukan penyelesaian. Skala pengukuran : interval. 2.
3.
Variabel terikat Kemampuan penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan(KTD):
Kemampuan kognitif responden yang meliputi aspek ilmiah, aspek etika, dan aspek hukum dalam menyelesaikan masalah kehamilan tidak diinginkan dengan menggunakan test pertanyaan, jawaban Ya dan tidak, skor (1) untuk jawaban yang benar dan skor (0) untuk jawaban salah. Instrument dalam bentuk pertanyaan/kuestioner untuk pre test serta post test dengan pertanyaan tertutup dengan jawaban ya dan tidak.
Sub variabel aspek ilmiah
Penyelesaian masalah secara bijak sesuai kaidah pengetahuan tentang KESEHATAN Reproduksi Remaja (KRR).
Sub variabel aspek Etika
Penyelesaian masalah sesuai dengan etika/moral dan agama.
Sub variabel aspek Hukum
Penyelesaian masalah sesuai dengan kaidah hukum kesehatan.
Variabel luar Umur
Umur/usia remaja dalam tahun berdasar ulang tahun terakhir(17-20 Th), skala continue, alat ukur/instrument kuestioner.
Tempat tinggal asal
Tempat tinggal responden sebelum menjadi mahasiswa commit to user DIII kebidanan, dibedakan perkotaan (tinggal di Ibu
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kota Propinsi/ Kabupaten/Kota) dan pedesaan (bertempat tinggal diluar perkotaan), alat ukur/ instrument questioner. Tempat tinggal sekarang
Tempat tinggal responden setelah menjadi mahasiswa, bersama orangtua/ keluarga, asrama, kos atau kontrak bersama dengan teman. Alat ukur kuestioner.
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian
adalah daftar pertanyaan/ kuesioner tertutup,
responden tinggal menjawab ya/tidak. Instrument yang digunakan sudah diyakini valid dan reliabel. Menurut Notoatmojo (2003) uji coba kuesioner dilakukan untuk mengehatui validitas dan reliabilitas kuesioner. Sudah dilakukan uji validitas dengan korelasi Pearson Product Moment dan uji realibilitas dengan Spearman Brown, tanggal 5 Oktober 2010 pada mahasiswa DIII kebidanan semester
satu (1) STIKES Guna Bangsa Yogyakarta, dengan pertimbangan
lokasi, kondisi akademik, sarana prasarana hampir sama atau seimbang. Peserta uji validitas dan reliabilitas sebanyak 30 orang. Hasil uji validitas 44 pernyataan, dinyatakan valid 40 pernyataan, r hitung lebih besar dari r tabel (0,239). Hasil perhitungan rumus Spearman Brown dibandingkan dengan tabel r product moment, r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel maka dinyatakan reliabel. Hasil semua pernyataan dinyatakan reliable, namun yang digunakan hanya 40 pernyataan, disesuaikan dengan pernyataan yang valid. Hasil penghitungan validitas dan reliabilitas sebagaiman terlampir.
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.2. Kisi-kisi Kuesioner. No. Aspek Materi 1.
Kesehatan reproduksi remaja
2.
Resiko reproduksi remaja/ kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD. Rincian kuesioner kognitif: Aspek ilmiah
3.
Jawaban N Ya Tidak 6 (1, 2, 5, 4 (3, 4, 6 10 7, 8 &10) & 9) 10 (11,14, 15, 18, 20, 21, 23, 25, 26 & 29)
9 (12, 13, 19 16, 17, 19, 22, 24, 27 & 28)
kemampuan 5 (11,15, 2 (22, 24) 20, 25, 26)
Aspek etika
3 (14,18, & 23)
4 (12, 16, 19 & 27)
Aspek Hukum
2 (21, 29)
3 (13, 17, & 28)
Tumbuh kembang remaja
6 (30, 31, 5 (33, 34, 11 32, 35, 36 37, 39 & & 38) 40)
F. Tehnik Pengumpulan Data Sumber data primer yang dikumpulkan melalui pre test dengan memberikan pertanyaan tertutup, dan setelah perlakuan dilakukan post test juga dengan pertanyaan tertutup dengan jawaban Ya atau tidak. Pre test tanggal 14 oktober 2010.
Penyuluhan tanggal 17, 18, dan 19 Oktober 2010, media
pembelajaran menggunakaan alat bantu visual dan diberikan hand out tanggal 19 Oktober 2010. Sedang kelompok kontrol hanya diberikan hand out, pada hari yang sama dengan pemberian hand out pada kelompok eksperimen.
Kemudian
berselang 15 hari, tanggal 4 November 2010 diadakan post test bagi kelompok commit to user ceramah/eksperimen dan kelompok belajar mandiri/kontrol secara bersama-sama.
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hal ini dilakukaan dengan pertimbangan cukup memenuhi persyaratan, posr test dilakukan pada hari ke 15-30 setelah perlakuan (Notoatmodjo, 2005)
G. Teknik Analisa Data Pengolahan data dilakukan melalui proses: a.
Editing Memeriksa kelengkapan jawaban responden dan meminta menjawab kembali apabila terdapat pertanyaan yang belum dijawab/ jawaban tidak jelas.
b.
Coding Memberikan kode terhadap jawaban responden, yaitu “1” untuk jawaban yang benar dan “0” untuk jawaban yang salah.
c.
Transfering Memindahkan jawaban yang telah diberi kode kedalam master table.
d.
Tabulating Menghitung dan menjumlah karakteristik dan jawaban yang sama kemudian disusun dalam tabel umum disertai dengan keterangan untuk setiap karakteristik dan pengetahuan.
e.
Analisa data. 1) Analisis univariabel Analisis ini untuk menganalisis distribusi frekuensi masing-masing variabel dan karakteristik responden.
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Analisis univariabel menggunakan distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh yaitu jumlah responden, jumlah persentasi, umur remaja, tempat tinggal asal dan tempat tinggal sekarang. 2) Analisis bivariabel Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (Penyuluhan
kesehatan
reproduksi
remaja)
dan
variabel
terikat
(Kemampuan kognitif penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan dilihat dari aspek ilmiah, aspek etika dan aspek hukum). Pada penelitian ini variabel bebas menggunakan skala interval dan variabel terikat menggunakan skala interval, maka uji statistik yang digunakan adalah Uji Paired T test / Uji T beda rata-rata.
H. Jadwal Penelitian Tabel 3.3. Jadwal Penelitian. No. Kegiatan 1. Pengajuan judul 2. Konsultasi Proposal 3. Seminar Proposal 4. Revisi proposal 5. Pengumpulan data 6. Penyusunan dan konsultasi 7. Tesis 8. Ujian tesis 9. Revisi tesis
Waktu Pelaksanaan Mei 2010 Juni – juli 2010 September 2010 September – Oktober 2010 Oktober – November 2010 November – Desember 2010 Januari 2011. Januari 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian. Subjek Penelitian adalah Mahasiswa DIII Kebidanan semester satu (1) Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Permata Indonesia Yogyakarta. Umur 17 sampai dengan 20 tahun, jumlah mahasiswa 46 orang, yang dibagi menjadi dua (2) kelompok secara random, yaitu kelompok I sebagai kelompok eksperimen 23 orang mahasiswa mendapat penyuluhan dengan ceramah dan kelompok II sebagai kelompok kontrol 23 orang mahasiswa diberi hand out untuk belajar mandiri.
1.
Analisa Univariat Untuk mendiskripsikan tentang karakteristik responden dalam penelitian ini , disajikan dalam bentuk tabel frekwensi, meliputi : (a) Umur responden (b) Tempat tinggal asal dan (c) tempat tinggal sekarang. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Subjek Penelitian. Karakteristik
Ceramah n (%)
Belajar Mandiri n (%)
Total %
Umur (tahun) -17 -18 -19 -20
Tempat tinggal Asal -Perkotaan -Pedesaan
1 (4,3) 18 (78.3) 1 (4,3) 2 (13,1)
2 (8,7) 12 (52,2) 6 (26,1) 3 (13)
7 (30,4) 8 (34,8) 16 (69,6) 15 (65,2) commit to user 32
6.5 65,2 15,2 13,1
32,6 67,4
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tempat tinggal Sekarang -Bersama Ortu/ keluarga -Kos -Asrama -Kontrak dengan teman.
5 (21,7) 18 (78,3) -
6 (26,2) 17 (73,9) -
23,9 76,1 -
Berdasarkan tabel 4.1. diatas dapat diketahui bahwa responden mayoritas umur 18 tahun baik kelompok experiment (ceramah) 18 (78,3%), maupun kelompok kontrol (belajar mandiri) 12 (52,2 %) dari 65,2%. Responden paling sedikit umur 17 tahun, dari kelompok eksperimen 1 (4,3%) dan 2 (8,7%) dari kelompok kontrol. Variabel tempat tinggal asal yang paling banyak dari Pedesaan 16 (69,6%) dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 15 (62, 5%) dari 67,4%. Sedang variabel tempat tinggal sekarang yang banyak adalah Kos dari kelompok eksperimem 18 (78,3%) dan kelompok kontrol 17 (73,9%) dari 76,1%. Tabel 4.2. Karakteristik Penyuluhan KRR dan Kemampuan Penyelesaian Masalah KTD Karakteristik Ceramah Belajar Mandiri Skor Skor Mean Skor Min Skor Max Mean Min Max Pre Test -KRR dan 24 34 30,61 21 34 28,65 Kemampuan Penyelesaian Masalah KTD -Kemampuan 10 15 13,13 9 16 12,17 Kognitif -Aspek ilmiah 3 7 5,7 4 6 5,35 -Aspek Etika 3 5 4,09 1 5 3,74 -Aspek 2 5 commit3,35 1 5 3,17 to user Hukum
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Post Test -KRR dan Kemampuan Penyelesaian masalah KTD -Kemampuan Kognitif -Aspek Ilmiah -Aspek Etika -Aspek Hukum
26
38
34,30
25
36
31
14
18
15,83
12
17
14,78
5 4 2
7 7 5
6 5,74 4,09
5 4 3
7 6 5
6 5 3,78
Tabel 4.2. terlihat ada peningkatan skor (mean) dari hasil pre test - post test secara menyeluruh baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Peningkatan skor (mean) kesehatan reproduksi remaja terhadap kemampuan kognitif penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan pada kelompok eksperimen (ceramah) pre test 30,61 dan post test 34,30; kelompok kontrol (belajar mandiri) pre test 28,65 dan post test 31. Kemampuan kognitif penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan peningkatan pada kelompok eksperimen skor (mean) pre test 13,13 post test menjadi 15,83; kelompok kontrol pre test 12,17 – post test 14,78. Penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan ditinjau dari aspek ilmiah pada kelompok eksperimen pre test 5,7 – post test 6,00; kelompok kontrol pre test 5,35 - post test menjadi 6,00; aspek etika kelompok eksperimen pre test mean 4,09 - post test 5,74; kelompok kontrol pre test 3,74 – post test 5,00; dan aspek hukum kelompok eksperimen pre test mean 3,35 – post test 4,09; kelompok kontrol pre test 3,17 – post test 3,78.
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.3. Uji Homoginitas Kelompok Eksperimen Ceramah) dan Kontrol (Belajar Mandiri) Aspek F P -KRR terhadap Kemampuan Penyelesaian Masalah KTD - Kemampuan Kognitif -Aspek Ilmiah -Aspek Etika -Aspek Hukum
0,012
0,913
0,640 0,921 0,199 1,404
0,428 0,343 0,658 0,242
Hasil uji homogenitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukan homogen, diketahui dari penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) terhadap kemampuan kognitif penyelesaian masalah KehamilanTidak Diinginkan (KTD), sebesar (F) 0,012 pada tingkat signifikan (P) 0,91, (P >0,05). Kemampuan kognitif (F) 0,640 pada tingkat signifikan (P) 0,428, (P.>0,05) berarti Kemampuan kognitif homogen. Aspek ilmiah homogen (F) 0,921 dengan (P) 0,343, (P> 0,05), juga aspek etika (F) 0,199, (P) 0,658, (P > 0,05) dan aspek hukum dengan (F) 1,404 tingkat signifikan (P) 0,242, (P>0,05) berarti keduanya homogen.
2.
Analisa Bivariat Analisa bivariat untuk hubungan antara variabel bebas penyuluhan kesehatan reproduksi remaja (ceramah) dengan variabel terikat (kemampuan kognitif penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan meliputi aspek ilmiah, aspek etika dan aspek hukum).
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah uji Paired T test, yaitu untuk mengetahui peningkatan skor pre test dan post test baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.4. Perbedaan Peningkatan skor pre test-post test Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Kemampuan kognitif Penyelesaian Masalah KTD pada Kelompok eksperimen (ceramah) dan Kelompok kontrol (belajar mandiri). Kelompok Pre test Post test ^ Mean T P Perlakuan Mean (SD) Mean (SD) CI (95%) Ceramah
26,26 (2,359)
31,65 (1,968)
Belajar mandiri
24,43 (3,752)
29,57 (2,483)
-6,680- -4,102 (-5,391) -6,881 - -3,380 (-5,130)
-8,674
0,000
-6,077
0,000
Dari tabel 4.4. dapat dilihat bahwa dengan Paired T test ada peningkatan skor pre test– post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peningkatan skor mean kelompok eksperimen -5,391 (CI: -6,680 - -4,102), T hit -8,674 > T tb 2,074 nilai (P) 0,000 < 005, berarti secara statistik bermakna dan signifikan secara praktis. Pada kelompok kontrol, hasil uji Paired T test juga menunjukan peningkatan skor mean -5,130 (CI: -6,881 -3,380, T hit -6,077 > T tb 2,074 nilai (P) 0,000 < 0,05, secara statistik bermakna dan signifikan secara praktis. Berdasar hasil analisis ini menunjukan peningkatan skor yang bermakna secara praktis dan statistik penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dengan kemampuan kognitif penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan (Ada pengaruh penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Kemampuan commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kognitif penyelesaian masalah Kehamilan Tidak Diinginkan), baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dibawah dapat dilihat pada grafik peningkatan skor pre test dan post testnya.
35 31.65 29.13
30
Nilai Mean
25
26.26 24.43
20 15 10
Keterangan grafik: Ceramah
5
Belajar Mandiri
0 Pre Test
Post Test
Grafik 4.1. Peningkatan Skor Pre test dan Post test Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Kemampuan Kognitif Penyelesaian Masalah Kehamilan Tidak Diinginkan. Tabel 4.5. Perbedaan Kemampuan Penyelesaian Masalah Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Kelompok Eksperimen (Ceramah). Varibel/sub Pre test Post test ^ Mean T-Hit. P variabel Mean Mean CI (SD) (SD) (95%) -Kemampuan 13,13 15,83 -2,696 -8,674 0,000 Kognitif (1,325) (0,984) -Aspek Ilmiah
5,70 (0,926)
6,00 (0,603)
-0,304
-1,127
0,272
-Aspek Etika
4,09 (0,668)
5,74 (0,810)
-1,652
-7,713
0,000
-Aspek Hukum
3,35 (0,775)
4,09 (0,793)
0,739
-4,376
0,000
usermenunjukan perbedaan selisih Dari tabel 4.5. diatas hasil ujicommit Paired to T test
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
nilai rerata pre test dan post test, kelompok eksperimen; kemampuan kognitif, aspek etika, aspek hukum secara praktis dan statistic bermakna. Variabel kemampuan kognitif, CI -2,696, T hit -8,674 > T tb 2,074, (P) 0,000 <0,05; aspek etika, CI -1,652, T hit -7,713 > T tb 2,074, (P) 0,000 <0,05; aspek hukum, CI 0,739, T hit -4-376 > T tb 2,074, (P) 0,000 < 0,05. Sedang aspek ilmiah menunjukan tidak signifikan atau tidak bermakna CI 0,304, T hit 1,127 < T tb
2,074, P 0,272 > 0,05 berarti tidak ada perbedaan yang
bermakna antara pre test dan post test dari aspek ilmiah. Tabel 4.6. Perbedaan Kemampuan Penanganan Masalah Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Kelompok Kontrol (Belajar - Mandiri). Variabel/ Pre test Post test ^ Mean T P Sub variabel Mean(SD) Mean(SD) CI(95%) -Kemampuan 12,17 14,78 -2,609 -6,204 0,000 Kognitif (1,825) (1,242) -Aspek Ilmiah
5,35 (0,714)
6,00 (0,603)
-0,652
-3,347
0,003
-Aspek Etika
3,74 (1,137)
5,00 (0,798)
-1,261
-5,319
0,000
Aspek Hukum
3,17 (1,029)
3,78 (0,518)
0,609
-2,826
0,010
Dilihat dari tabel 4.6. Variabel maupun sub variabel menunjukan selisih nilai rerata pre test dan post test kelompok kontrol, secara statistik dan praktis signifikan atau bermakna. Variabel kemampuan kognitif CI -2,609, T hit -6,204 > T tb 2,074, (P) 0,000 < 0,05, aspek ilmiah CI-0,652, T hit -3,347 > T tb 2,074, P 0,003 < 0,05; aspek etika CI -1,261, T hit -5,319 > T tb 2,074, (P) 0,000 < 0,05; aspek hukum CI 0,609, T hit -2,826 > T tb 2,074, (P) 0,010 < 0,05, berarti ada perbedaan antara pretotest dan post test. commit user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.7. Peningkataan Skor Pre test dan Post test Kemampuan kognitif Penyelesaian Masalah Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol. Variabel/sub Variabel dan Kelompok Perlakuan - Kemampuan Kognitif . Kolompok Eksperimen . Kelompok Kontrol - Aspek Ilmiah . Kelompok Eksperimen . Kelompok Kontrol - Aspek Etika . Kelompok Eksperimen . Kelompok Kontrol - Aspek Hukum . Kelompok Eksperimen . Kelompok Kontrol
Pre test (Mean)
Post test (Mean)
Peningkatan Skor
13,13
15,83
2,70
12,17
14,78
2,61
5,70
6,00
0,30
5,35
6,00
0,65
4,09
5,74
1,65
3,74
5,00
1,26
3,35
4,09
0.74
3,17
3,78
0,61
Dari tabel 4.7. bahwa kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya menunjukan peningkatan Skor post test, namun pada kelompok eksperimen secara keseluruhan peningkatannya lebih tinggi dari kelompok kontrol, hanya peningkatan pada aspek ilmiah kelompok eksperimen yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol, 0,30 dan 0,65.
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.8. Perbedaan Kemampuan Kognitif, Aspek Ilmiah, Aspek Etika, Aspek Hukum Dilihat Dari Umur, Tempat Tinggal Asal, Tempat Tinggal Sekarang Pada Kelompok Eksperimen (Ceramah) Variabel-Sub variabel/ F / T hit – F/T Tb P Karakteristik Responden Kemampun Kognitif Umur 0, 260 -- 3,127 0,853 Tempat Tinggal Asal 0,868 -- 2.080 0,395 Tempat Tinggal Sekarang 0,697 -- 3,127 0,413 Aspek Ilmiah Umur Tempat Tinggal Asal Tempat Tinggal Sekarang
0,707 0,045 1,975
0,560 0,965 0,175
Aspek Etika Umur Tempat Tinggal Asal Tempat Tinggal Sekarang
0,632 0,244 1,252
0,603 0,810 0,276
Aspek Hukum Umur Tempat Tinggal Asal Tempat Tinggal Sekarang
1,113 1,230 0,034
0,369 0,232 0,854
Dari tabel 4.8. diatas kemampuan kognitif (kelompok Eksperimen), dapat diketahui bahwa dilihat dari umur, tidak ada perbedaan, semua kelompok umur sama kemampuan kognitifnya dalam penyelesaian masalah KTD. F hit 0,260 < F tb 3,127 dan P 0,853 > P 0,05. Tempat tinggal asal Perkotaan dan Pedesaan, T hit 0,868 < T tb 2,080 dan P 0,395 > 0,05 berarti tidak ada perbedaan dalam kemampuan kognitif penyesaian masalah KTD. Tempat tinggal sekarang, tinggal bersama orang tua dan di Kos, F hit 0,697 < F tb 3,127 dan P 0,413 > 0,05 berarti tidak ada perbedaan kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD, antara yang tinggal bersama orang tua dengan di user dan hukum tidak ada perbedaan Kos. Demikian juga Aspek commit ilmiah, to etika,
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilihat dari umur, semua kelompok umur sama dalam penyelesaian masalah KTD, F hit < F tb dan P> dari 0,05. Dari tempat tinggal asal, tidak ada perbedaaan,
antara
yang
tinggal
di
Perkotaan
maupun
Pedesaan
kemampuannya dalam penyelesaian masalah KTD. T hit < T tb dan P > dari 0,05. Dilihat dari tempat tinggal sekarang bersama orang tua dan di Kos juga tidak ada perbedaan penyelesaian masalah KTD, baik Aspek ilmiah, etika maupun aspek hukum,
F hit < F tb dan P > 0,05.
Tabel 4.9. Perbedaan Kemampuan Kognitif, Aspek Ilmiah, Aspek Etika, Aspek Hukum Dilihat dari Umur, Tempat Tinggal Asal, Tempat Tinggal Sekarang, Pada Kelompok Kontrol (Belajar Mandiri) Variabel-Sub variabel/ F / T hit -- F/T tb P Karakteristik Kemampuan Kognitif Umur 0,187 -- 3,127 0,904 Tempat Tinggal Asal 0,240 -- 2.080 0,813 Tempat Tinggal Sekarang 0,730 -- 3,127 0,402 Aspek Ilmiah Umur Tempat Tinggal Asal Tempat Tinggal Sekarang
0,655 -1,326 0,942
0,590 0,199 0,343
Aspek Etika Umur Tempat Tinggal Asal Tempat Tinggal Sekarang
0,729 0,033 1,036
0,547 0,974 0,320
Aspek hukum Umur Tempat Tinggal Asal Tempat Tinggal Sekarang
0,203 0,054 0,565
0,893 0,957 0,460
Tabel 4.9. diatas menunjukan bahwa kemampuan kognitif pada kelompok kontrol, dilihat dari umur, semua kelompok umur sama kemampuan kognitifnya dalam penyelesaian masalah KTD, F hit 0,187 < F tb 3,127 dan P commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
> 0,05. Tempat tinggal asal dari Perkotaan maupun Pedesaan juga tidak ada perbedaan kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD, T hit 0,240 < T tb 2,080 dan P > 0,05. Tempat tinggal sekarang tidak ada perbedaan pada kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD, F hit 0,730 < F tb 3,217 dan P > 0,05. Dari aspek ilmiah, aspek etika dan aspek hukum, pada semua kelompok umur, yang tinggal di Perkotaan, Pedesaan dan tinggal bersama orang tua dan di Kos semua sama kemampuannya dalam penyelesaian masalah KTD. Hasil menunjukan F / T hit < F / T tb dan P > 0,05.
B. PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan
reproduksi
remaja
(KRR)
terhadap
kemampuan
kognitif
penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan (KTD), dan tujuan khusus untuk (1) Mengetahui kemampuan penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan ditinjau dari aspek ilmiah; (2) Penyelesaian masalah KTD ditinjau dari aspek etika; (3) Penyesaian masalah KTD ditinjau dari aspek hukum; (4) Mengetahui pengaruh penyuluhan KRR terhadap kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD pada mahasiswa DIII Kebidanan Poltekkes Permata Indonesia Yogyakarta. 1. Pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi remaja (KRR) terhadap kemampuan kognitif penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan (KTD), penelitian ini mencoba untuk melihat pengaruh KRR melalui metode ceramah sebagai kelompok eksperimen dan belajar mandiri commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
43 digilib.uns.ac.id
sebagai kelompok kontrol, terhadap penyelesaian masalah KTD pada mahasiswa DIII Kebidanan semester I, di Yogyakarta. Pengukuran dilakukan dengan melihat hasil evaluasi sebelum perlakuan dengan pre test dan setelah perlakuan. Evaluasi intervensi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dengan post test. Pengukuran dengan cara ini untuk melihat seberapa besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD. Pre test untuk melihat seberapa besar nilai dasar kemampuan penyelesaian masalah KTD responden sebelum diberi perlakuan, sedang post test digunakan untuk melihat seberapa besar responden dapat menyerap materi yang diberikan pada saat perlakuan. Prosedur penelitian telah dilaksanakan, Pre test dilakukan awal penelitian, tiga (3) hari dari pelaksanaaan pre test dilakukan ceramah sebanyak 3 kali/ 3 hari berturut-turut dan diberi hand out. Kelompok kontrol diberi hand out pada hari terakhir kelompok eksperimen mendapat ceramah. Kemudian 15 hari berikutnya dilakukan post test secara bersama-sama. Prosedur ini sesuai pendapat Notoatmojo, (2005), pengetahuan yang terukur pada masa ini telah tersimpan dalam memori jangka panjang subjek. Selang waktu 15-30 hari adalah cukup untuk memenuhi persyaratan. Apabila selang waktu terlalu pendek, kemungkinan remaja masih ingat pernyataanpernyataan pada pre test sedangkan bila waktu itu terlalu lama, kemungkinan pada remaja telah terjadi perubahan dalam variabel yang akan diukur. Dengan melihat hasil pre test dan post test yang ada peningkatan berarti diketahui pengetahuan KRR mahasiswa DIII commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kebidanan Poltekkes Permata
Indonesia dengan penyuluhan menjadi
lebih baik. Berdasarkan hasil analisis statistik pada penelitian ini bahwa perbedaan nilai rerata kemampuan responden pada pre test dan post test antara kelompok eksperimen dan kontrolmenunjukan hasil yang bermakna. Hasil penelitian dengan uji Paired T test, post test menunjukan bahwa kemampuan responden meningkat secara signifikan, T hitung > T tabel 8,674 > 2,074), P 0,000 < P 0,05 berarti secara statistik bermakna dan signifikan secara praktis, berarti ada pengaruh penyululuhan KRR terhadap kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD. Demikian juga kelompok kontrol menunjukan bermakna, T hitung > T tabel (-6,077 > 2,074),
P 0,000 <
P 0,05 ada pengaruh belajar mandiri terhadap
kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD. Hasil penelitian kelompok eksperimen dibanding kelompok kontrol lebih tinggi (2,08) karena perlakuan dengan metode ceramah dibanding belajar mandiri ada beberapa kelebihan yaitu dalam ceramah responden disamping mendengarkan juga dapat membaca sendiri dan dapat minta penjelasan bila ada yang kurang jelas, sedang kelompok belajar mandiri hanya membaca sendiri tanpa dapat menanyakan kepada tutor manakala ada halhal yang kurang jelas. Hal ini sesuai dengan kerucut Elgar Dale dalam Notoatmojo (2003) bahwa ada 11 tingkatan yang menggambarkan tingkat intensitas
penggunaan
alat
bantu/peraga
dalam
menyampaikan
pembelajaran, dalam penyuluhan/ceramah ada kata-kata dan tulisan dalam commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tayangan audio visual dan hand out yang diberikan, sedang belajar mandiri hanya ada tulisan saja dari hand out. Disamping itu menurut Notoatmojo (2003), mengatakan bahwa indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan kedalam otak adalah mata +/- 75-87% dari pengetahuan yang diperoleh, sedangkan 13-25% melalui indra lain, ceramah ada melihat dan mendengar sedang belajar mandiri hanya membaca berarti hanya satu indra saja melihat. 2. Kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD, pada kelompok eksperimen: Hasil penelitian menunjukan kemaknaan dengan tingkat signifikan P 0,05 hasil uji Paired T test, T hit -8,674 > T tb 2,074 dan P 0,000 . Kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD ditinjau dari aspek ilmiah menunjukan ketidakmaknaan, T hit -1,127 < T tb 2,074 , P 0,272 > dari tingkat signifikansi (P 0,05). Walaupun kalau dilihat dari nilai mean ada kenaikan antara pre test 5,70 dan post test 6,00 namun tidak bisa menujukan kemaknaan. Hal ini dapat terjadi kerena responden telah banyak mengetahui aspek ilmiah ini yang didapat dari sekolah asal atau dari media eletronik, media masa, media cetak madia visual, pendapat ini diperkuat oleh hasil penelitian BKKBN (2007) bahwa remaja perempuan lebih banyak tahu tentang masa subur, tentang resiko kehamilan, HIV/.AIDS dibanding remaja laki-laki. Dan penyebar luasan KIE tidak lagi melalui media cetak lebih melalui media visual dalam bentuk drama/fim, penulis berpandapat dengan demikian pengetahuan lebih mudah untuk diterima.
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Uji statistik kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD ditinjau dari aspek etika menunjukan hasil yang bermakna T hit -7,713 > T tb 2,074 dan P 0,000 < (P 0,05), ada pengaruh penyuluhan KRR terhadap kemampuan penyelesaian masalah KTD ditinjau dari aspek etika. Hasil uji statistik kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD ditinjau dari aspek hukum menunjukan T hit -4,376 > T tb 2,074 dan P 0,000 < (P 0,05), berarti bermakna secara statistik, berarti ada pengaruh penyuluhan KRR terhadap penyelesaian masalah KTD dari aspek hukum. Peningkatan skor post test adalah keadaan yang wajar karena melalui proses belajar sesuai dengan pendapat Notoatmojo (2003) yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi didalam diri si pelajar yang diaktifkan oleh individu itu sendiri. Perubahan persepsi pengetahuan, sikap, dan perilaku adalah produk manusia itu sendiri. Pada kelompok kontrol: kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD, hasil penelitian menunjukan kemaknaan atau signifikan, hasil uji Paired T test, T ht -6,204 > T tb 2,074 dan P 0,000 < 0,05. Kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD ditinjau dari aspek ilmiah ada peningkatan yang signifikan, T ht -3,347 > T tb 2,074, P 0,003. Ditinjau dari aspek etika, hasil uji statistik menunjukan hasil yang bermakna T ht 5,319 > T tb 2,074 dan P 0,000. Kemampuan kognitif ditinjau dari aspek hukum juga menunjukan peningkatan yang bermakna T ht -2,826 > T tb 2,074 dan P 0,000. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Uji statistik didapatkan hasil adanya peningkatan skor post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, namun secara keseluruhan kenaikan skor post test dari kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding kelompok kontrol, dalam penelitian ini metode ceramah lebih efektif dibanding belajar mandiri. Hal ini karena penyuluhan dengan metode ceramah
yang
menggunakaan
alat
bantu
visual
dan
responden
mendapatkan hand out/makalah ringkas yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmojo (2003), dalam bukunya “Pendidikan dan Perilaku Kesehatan” mengatakan bahwa metode ceramah akan berhasil apabila penceramah mempersiapkan diri dengan mempelajari materi dengan sistematika yang baik dan menggunakan alat bantu pengajaran misalnya, makalah singkat, slide, transparan, sound sistem dan sebagainya”. Dengan demikian penelitian ini terbukti bahwa penyuluhan dengan metode ceramah dapat peningkatkan kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD, dibuktikan adanya peningkatan skor post test, T hitung > T tabel dan P < 0,05 berarti ada pengaruh penyuluhan KRR terhadap kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD. 3. Hubungan variabel umur, tempat tinggal asal dan tempat tinggal sekarang dengan variabel kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD. Berdasar hasil analisis data dalam penelitian ini bahwa umur (17-20 tahun), tidak ada perbedaan terhadap kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD, semua kelompok umur tidak ada perbedaan kemampuan kognitifnya dalam penyelesaian masalah KTD, dari kelompok eksperimen commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
maupun kontrol, F hit < F tb dan P > 0,05. Hal ini karena pada umur 17 20 tahun dalam satu tataran/tahapan yang sama yaitu masa remaja akhir. Pada tahapan ini remaja sudah mampu berpikir baik maupun buruk, berpikir kemungkinan-kemungkinan baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Jadi pengetahuan penyelesaian masalah KTD pun menempati tataran yang sama. Pendapat ini dikuatkan oleh pendapat Makmun dalam Sudrajat A (2008), bahwa remaja pada tahapan akhir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuan membuat generalisasi yang lebih bersifat konklusif dan komprehensif. Demikian juga tempat tinggal asal dari perkotaan (kelompok eksperimen 30,4%, kelompok kontrol 34,8%) maupun pedesaan (kelopok eksperimen 69,6%, kelompok kontrol 65,2%) tidak ada perbedaan kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD dari kelompok eksperimen maupun kontrol, T hit < T tb dan P > 0,05. Perkotaan dan Pedesaan saat ini hampir tidak dapat dibedakan dalam hal penyebaran informasi, baik dari media cetak, media elektronik, media visual. Dengan demikian informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja, resiko dan penanggulangannya akan dengan mudah didapat. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Damarini (2009), bahwa informasi KRR, KTD didapat melalui media elektronik dan media cetak. Penelitian Lou di Cina, dalam Damarini (2009), menunjukan, media terutama internet, telah menjadi salah satu sumber terpenting pengetahuan kesehatan reproduksi. commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil penelitian, tempat tinggal sekarang (Kos dan tinggal bersama dengan orang tua), tidak menunjukan adanya perbedaan terhadap kemampuan penyelasaian masalah KTD, antara yang tinggal di Kos (kolompok eksperimen 78,3%, kelompok kontrol 73,9%) dan tinggal bersama orang tua (kelompok eksperimen 21,7% , kelompok kontrol 26,2%) sama, tidak ada perbedaan kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD, F hit < F tb dan P > 0.05. Keadaan ini dimungkinkan responden yang tinggal di Kos baru dua (2) bulan jadi pengaruh dari luar masih belum nampak. Pengetahuan tentang KRR dan KTD masih dari asal waktu masih tinggal bersama orang tuanya. Demikian juga hasil penelitian hubungan umur, tempat tinggal asal, dan tempat tinggal sekarang ditinjau dari aspek ilmiah, aspek etika dan aspek hukum tidak menunjukan adanya perbedaan kemampuan penyelesaian masalah KTD, F/T hit < F/T tb dan P > 0,05. Hal ini kemungkinannya sama seperti pada variabel kemampuan kognitif umur satu tataran, Pedesaan dan Perkotaan sepertinya sudah tidak ada perbedaan .Tinggal di Kos dan bersama orang tua tidak ada perbedaan kemampuan penyelasaian masalah KTD, karena responden masih baru tinggal ditempat tinggalnya sekarang. Untuk mencapai perubahan masih membutuhkan waktu lama, sesuai dengan pendapat Notoatmojo (2003) bahwa perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang komplek dan memerlukan waktu yang relatif lama. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi remaja terhadap kemampuan kognitif penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan (KTD) dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Intervensi penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dengan metode ceramah meningkatkan kemampuan kognitif penyelesaian masalah kehamilan tidak diinginkan (KTD), berarti penyuluhan KRR mempengaruhi kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD. 2. Penyelesain masalah KTD dilihat dari aspek ilmiah tidak menunjukan peningkatan yang bermakna, berarti penyuluhan KRR kurang mempengaruhi kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD, ditinjau dari aspek ilmiah. 3. Penyelesaian masalah KTD ditinjau dari aspek etika menunjukan peningkatan
yang
bermakna
yang
berarti
penyuluhan
KRR
mempengaruhi kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD ditinjau dari aspek etika. 4. Penyelesaian masalah KTD yang ditinjau dari aspek hukum menunjukan peningkatan yang bermakna berarti penyuluhan KRR mempengaruhi kemampuan kognitif penyelesaian masalah KTD commit to user ditinjau dari aspek hukum.
50
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Saran. 1. Metode penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dengan ceramah dapat meningkatan kemampuan mahasiswa, namun disini peneliti menyarankan bagi peneliti yang lain dapat menggunakan metode yang lain yang mungkin lebih efektif. 2. Untuk menurunkan kejadian hubungan seksual pranikah dan segala akibatnya
peneliti
menyarankan
materi
kesehatan
reproduksi
dimasukan Kurikulum di Sekolah Menengah dan juga disiapkan Lembaga Konseling KRR di Institusi Sekolah. 3. Mengharap kepada peneliti lain untuk dapat mengembangkan penelitian ini dengan variabel yang berbeda guna meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih baik.
commit to user