perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG INISIASI MENYUSU DINI MELALUI KOMBINASI METODE CERAMAH – TANYA JAWAB LEAFLEAT TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DI RB AN-NISSA SURAKARTA
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Diajukan Oleh: Munaaya Fitriyya S. 540209012
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user PERNYATAAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Yang bertanda tangan ini, peneliti : Nama
: Munaaya Fitriyya
NIM
: S. 540209012
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inisiasi Menyusu Dini Melalui Kombinasi Metode Ceramah – Tanya Jawab - Leafleat Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Di RB An-Nissa Surakarta “ adalah benar karya peneliti. Hal-hal yang bukan karya peneliti sendiri didalam tesis tersebut telah diberi citasi dan ditunjuk dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan peneliti ini tidak benar, maka peneliti bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang telah diperoleh dari tesis tersebut.
Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Munaaya Fitriyya
commit to user MOTTO
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu” (QS. Luqman : 14)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. ( Q.S. Al-Insyirah : 6 -7 )
Orang-orang yang berakal bukanlah orang yang sekedar mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, tetapi orang berakal adalah orang-orang yang dapat mengetahui mana yang terbaik diantara dua keburukan. (Ibnu Uyainah)
Carilah manisnya iman pada tiga hal : Sholat, Al-Qur’an dan do’a. (Hasan Al-Bashri)
commit to user PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan untuk: 1.
Bapak dan Mamah, yang selalu memberi do’a, ridlo, serta dukungan moril maupun materiil.
2.
Teman-teman d Akbid – Akper PKU Muhammadiyah Surakarta
yang
selalu
memberikan
doa
dan
dukungannya 3.
Seluruh keluarga, teman-teman, serta saudarasaudaraku.
commit to user KATA PENGANTAR
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan Rahmad dan Hidayah Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “ Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inisiasi Menyusu Dini Melalui Kombinasi Metode Ceramah – Tanya Jawab - Leafleat Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Di RB An-Nissa Surakarta “. Penyusunan tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai derajat Magister Kedokteran Keluarga Dengan Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan. Selama melaksanakan penelitian dan penyusunan tesis ini, banyak hambatan yang peneliti hadapi, namun ada beberapa pihak yang membantu sehingga selesailah akhirnya penyusunan tesis ini, untuk itu pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan dukungan untuk mengikuti program pascasarjana ini. 2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk kelancaran penyusunan tesis ini. 3. Ketua Program Studi Magister Kedokteran Utama pada minat utama pendidikan profesi kesehatan yang juga telah memberikan ijin untuk kelancaran penyusunan tesis ini. 4. Ibu Dr. Hj. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar memberikan bimbingan dan petunjuk, dorongan kepada peneliti dalam meyusun tesis ini hingga selesai 5. Ibu Pancrasia Murdani K.dr, MHPEd, selaku pembimbing II
yang juga
dengan sabar memberikan bimbingan dan petunjuk, dorongan kepada peneliti dalam meyusun tesis ini hingga selesai. 6. Bapak / Ibu dosen pascasarjana Magister Kedokteran Keluarga yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Bapak dan Ibu seluruh staff Akbid dan Akper PKU Muhammadiyah yang ikut memotivasi dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini. 8. Kedua orangtuaku yang telah memberikan dukungan moril kepada peneliti. 9. Ibu-ibu yang mempercayakan perawatan selama kehamilan dan persalinan di RB An-nissa Surakarta. 10. Rekan-rekan sesama mahasiswa yang turut membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan tesis ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Demikian apa yang dapat peneliti sampaikan. Semoga tesis yang telah tersusun ini dapat bermanfaat dan menjadi pertimbangan bagi semua pihak dibidang pendidikan. Kepada Allah SWT urusan manusia akan kembali. Sekian dan terimakasih.
Surakarta, Juli 2012 Peneliti
Munaaya Fitriyya
commit to user DAFTAR ISI
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………….......
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………….........
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI TESIS…………………………........ iii SURAT PERNYATAAN PENELITI ……………………………………......... iv MOTTO…………………………………………………………………............
v
PERSEMBAHAN ………………………………………………………........... vi KATA PENGANTAR ……………………………………………………......... vii DAFTAR ISI ……………………………………………………………........... ix DAFTAR TABEL ………………………………………………………........... xi DAFTAR GAMBAR …………………………………………………......... .... xii DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………........... xii ABSTRACT ……………………………………………………………........... xiv ABSTRAK ……………………………………………………………….......... xv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Beakang………. ………………………………................ 1 B. Rumusan Masalah ……… ………………………….................. 9 C. Tujuan Penelitian ……… ……………………………............... 9 D. Manfaat Penelitian ………. …………………………................ 10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori……………………………………………..............12 1. Pendidikan Kesehatan……………………………...............10 2. Inisiasi Menyusu Dinito……………………………..............13 commit user 3. ASI eksklusif……………………………………….............35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Air Susu Ibu ……………………………………….............37 5. Metode Pendidikan Kesehatan……………………..............46 6. Metode Ceramah …………………………………...... ........46 7. Metode Tanya Jawab …………………………........... ........47 8. Leafleat ……………………………………….......... ........48 9. Pengetahuan ……………………………………......... ........48 10. Sikap ……………………………………………........ ........51 11. Ibu Hamil Trimester III ……………………….......... ........53 B. Penelitian Relevan ……………………………………....... ........56 C. Kerangka Berpikir …………………………………........... ........57 D. Hipotesis …………………………………………….......... ........58 BAB III
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Wantu Penelitian ………………………......... ........59 B. Metode Penelitian ……………………………………........ ........59 C. Populasi dan Sampel …………………………………....... ........60 D. Tehnik Penelitian………………………………….............. ........61 E. Variabel Penelitian ………………………………….......... ........61 F. Definisi Operasional …………………………………........ ........62 G. Pengumpulan Data ……………………………………...... ........63 H. Instrumen Penelitian dan hasil uji instrument…………...... ........64 I. Uji Validitas dan Reliabilitas …………………………...... ........66 J. Teknik Analisis Data ….………………………………..............72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ………………………………………......... ........74 B. Uji Prasyarat ………………………………………............ ........80 C. Uji Hipotesis …………………………………………........ ........81 D. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………...................82 E. Keterbatasan Penelitian ………………………………....... ........87
BAB V
PENUTUP commit to user A. Simpulan ………………………………………………...... ........89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Implikasi ………………………………………………...... ........89 C. Saran …………………………………………………........ ........90 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… ..... ........91 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL commit to user
Halaman
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1. Kelekatan Ingatan Penyampaian Bahan Ajar ……………….............. 47 Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Pengetahun ……………………………………... 66 Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Sikap ……………………………………............ 65 Tabel 4. Hasil analisis konsistensi internal kuesioner pengetahuan….............. 68 Tabel 5. Hasil Analisis Konsistensi Internal Kuesioner Sikap ….……............ 70 Tabel 6. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian .……………………. ............ 74 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pretes Pengetahuan …………………............... 75 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pretes Pengetahuan …………………............... 75 Tabel 9. Distribusi Frekuensi Postes Pengetahuan ………..…………............. 76 Tabel 10. Distribusi Frekuensi Postes Pengetahuan ………..…………............. 76 Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pretes Sikap ………………............................. 77 Tabel 12. Distribusi Frekuensi Pretes Sikap ………………............................. 78 Tabel 13. Distribusi Frekuensi Postes Sikap ………………………….............. 79 Tabel 14. Distribusi Frekuensi Postes Sikap ………………………….............. 79 Tabel 15. Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Penelitian Dengan Uji Kolmogorov Smirnov…………………………………………............ 80 Tabel 16. Hasil Uji Hipotesis Wilcoxon Match Pairs Test…………….............. 81
DAFTAR GAMBAR commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman Gambar 1. Kerangka Penelitian ……………………………… ……..............
55
Gambar 2. Grafik Histogram dan Kurva Normal variabel X 1 (pretes pengetahuan)........................................................... ............. 75 Gambar 3. Grafik Histogram dan Kurva Normal Postes Pengetahuan…............ 77 Gambar 4. Grafik Histogram dan Kurva Normal Pretes Sikap............... ............ 78 Gambar 5. Grafik Histogram dan Kurva Normal Postes Sikap.............. ............ 79
DAFTAR LAMPIRAN commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1.
Jadual Penelitian...........................................................................95
Lampiran 2.
Informed Consent.........................................................................96
Lampiran 3.
Persetujuan Menjadi Responden............................................ ......98
Lampiran 4
Identitas Responden.....................................................................99
Lampiran 5
Instrumen Penelitian ..................................................................100
Lampiran 6.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen.....................................106
Lampiran 7
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.............................................110
Lampiran 8.
Data Induk Penelitian..................................................................116
Lampiran 9.
Analisa Data Penelitian...............................................................118
Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian.....................................................................123 Lampiran 11. Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian.................................. 124 Lampiran 12 Lembar Konsul............................................................................ 125 Lampiran 13 Leafleat Inisiasi menyusu Dini.....................................................127
ABSTRACT Munaya Fitriyya. S. 540209012, 2012. The Effect of Health Education About Early Breastfeeding Initiation Through theuser Method of Lectures, question and commit to answer, with Leafleat towards the knowledge and attitudes of pregnant women in
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
RB An-Nissa Surakarta. Thesis of medical Megister Family Studies program, the Graduate Program, University of Sebelas maret Surakarta. Background: Early Initiation of Breastfeeding is a way of providing opportunities in the newborn to suckle at his mother in the first hour of life, because the touch of a baby through a reflex of its suck arising 30-40 minutes after birth will lead to sensory stimulation on maternal brain to produce prolactin hormone and give a sense of security to the baby. However, the scope of the implementation of the IMD in Indonesia is still low. Research Objective : To determine the effect of health education on Early Initiation of Breastfeeding on the level of knowledge and attitudes of pregnant women. Methods of research: This type of study is pre experimental design. This type of study is a description of the cross-sectional approach (cross sectional). The research was conducted at the RB An-Nissa Surakarta in January 2012. The study population was all pregnant women are examined pregnancy Trimester III at RB An-Nissa Surakarta. The number of total population is 52 people, the number of samples in this study is 24 people. The sampling technique used in this study using a non-probability sample with purposive sampling. Test the validity of using the product moment correlation technique with significant level α = 0.05. Instrument reliability calculated using Cronbach Alpha. Data analysis is performed using the program Statistical Program for Social Science (SPSS) for windows version of the Wilcoxon test 17:00 in Match Pairs Test. The result of research: From the analysis of the data can be proved that there is no significant relationship between the effect of health education on early initiation of breastfeeding through the lecture method, frequently asked questions, and with Leafleat on knowledge of pregnant women because it is obtained p = 0.126, there is significant relationship between health education about early breastfeeding initiation through the lecture method, frequently asked questions, and with Leafleat towards the attitudes of pregnant women p = 0.042. From these results can be interpreted that there is no significant relationship at a significance level of 5% where the calculation results showed p> 0.05. These results indicate that Ho is accepted and Ha is rejected. Conclusion: There is no effect of health education about initiation of early breastfeeding through the lecture method, frequently asked questions, and with the leafleat towards the knowledge pregnant women. And there is the influence of health education about early initiation of breastfeeding through the lecture method, frequently asked questions, and with the leafleat against pregnant women. Keywords: Health Education, early initiation of breastfeeding, knowledge and attitudes. ABSTRAK Munaya Fitriyya. S. 540209012, 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang commitCeramah to user Leafleat terhadap Pengetahuan Inisiasi Menyusu Dini Melalui Metode
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan sikap ibu hamil di RB An-Nissa Surakarta. Tesis program Studi Megister kedokteran Keluarga,Program Pasca Sarjana,Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar belakang : Inisiasi Menyusu Dini merupakan suatu cara yakni memberikan kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu pada ibunya dalam satu jam pertama kehidupannya,karena sentuhan bayi melalui refleks hisapnya yang timbul mulai 30-40 menit setelah lahir akan menimbulkan rangsangan sensorik pada otak ibu untuk memproduksi hormon prolaktin dan memberikan rasa aman pada bayi. Namun, cakupan pelaksanaan IMD di Indonesia masih rendah. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini terhadap tingkat pengetahuan dan sikap Ibu hamil. Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah pre experimental design. Jenis penelitian yang digunakan adalah diskripsi dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Penelitian ini dilakukan di RB An-Nissa Surakarta pada bulan Januari 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester III yang memeriksakan kehamilannya di RB An-Nissa Surakarta. Jumlah populasi seluruhnya adalah 52 orang,jumlah sampel pada penelitian ini adalah 24 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan non probability sample dengan purposive sampling. Uji validitas menggunakan teknik Korelasi product moment dengan taraf signifikan α=0,05. Reliabilitas instrument dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan program Statistical Program for Social Science (SPSS) for window versi 17.00 dengan uji Wilcoxon Match Pairs Test. Hasil penelitian :Dari analisis data dapat dibuktikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah, tanya jawab dengan Leafleat terhadap pengetahuan pada ibu hamil karena diperoleh p = 0,126, ada hubungan yang signifikan antara pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah, tanya jawab dengan leafleat terhadap sikap ibu hamil p = 0,042. Dari hasil ini dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pada taraf signifikasi 5% dimana hasil perhitungan menunjukkan p > 0,05. Kesimpulan : Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah, tanya jawab,dan dengan leafleat terhadap pengetahuan ibu hamil. Dan ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah, tanya jawab,dan dengan leafleat terhadap sikap ibu hamil. Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan,inisiasi menyusu dini,pengetahuan dan sikap
BAB I commit to user PENDAHULUAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Latar Belakang
Angka kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Di negara berkembang, saat melahirkan dan minggu pertama setelah melahirkan merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya. Sekitar dua pertiga kematian terjadi pada masa neonatal, dua pertiga kematian neonatal tersebut terjadi pada minggu pertama, dan dua pertiga kematian bayi pada minggu pertama tersebut terjadi pada hari pertama. (SDKI,2008) Di seluruh dunia setiap tahunnya, sekitar empat juta dari 136 juta bayi dibawah usia 28 hari meninggal, sedangkan di Indonesia, angka kematian bayi (AKB) mencapai 48 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2005, di Jawa tengah tahun 2006 sebesar 7,50 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2008). Di satu sisi, kita begitu gelisah dengan tingginya kematian ibu dan anak, namun di sisi lain masyarakat Indonesia, tidak risau dan bahkan mengabaikan pentingnya ASI yang dapat mencegah berbagai penyakit infeksi dan alergi. Berdasar surve yang dilakukan Hellen Keller International pada 2002, terungkap, rata-rata bayi Indonesia yang mendapatkan ASI ekslusif sampai saat ini baru mencapai angka 1,7 bulan. Angka tersebut masih 4,3 bulan jauh di bawah lama waktu
optimal
yang
direkomendasikan
WHO
serta
SK
Menkes
No.450/Menkes/SK/IV/2004. Yang sangat menyedihkan, dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), terungkap bahwa tingkat partisipasi pemberian ASI di negeri ini justru mengalami penurunan dari 42,4 persen pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tahun 1997 menjadi hanya 39,5 persen pada posisi tahun 2002-2003 (Menkokesra, 2009). Masa depan anak terbilang bisa terancam rentan penyakit karena kurang bagusnya daya tahan. Pasalnya hal itu terlihat dari belum optimalnya pemberian ASI secara eksklusif yang diberikan ibu kepada mayoritas bayi di Kota Solo yaitu baru sekitar 40,9 persen saja, bayi yang baru lahir hingga usia enam bulan mendapatkan kesempatan berharga itu,, guna memaksimalkan program mulai tersebut, Dinas Kesehatan Kota Surakarta juga melakukan sejumlah kegiatan seperti meminta tak ada promosi susu formula di rumah sakit, rumah bersalin ataupun bidan. Selain itu di sejulah tempat umum seperti terminal, mal ataupun pasar juga dibangun ruang laktasi atau khusus untuk menyusui bayi (Dinas Kesehatan Kota Surakarta,2012). Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sejak kelahiran mampu mencegah 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya ( UNICEF, 1990). Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI Eksklusif dan lama menyusui, dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi. Inisiasi Menyusu Dini merupakan suatu cara yakni memberikan kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu pada ibunya dalam satu jam pertama kehidupannya, karena sentuhan bayi melalui refleks hisapnya yang timbul mulai 30-40 menit setelah lahir akan menimbulkan rangsangan sensorik pada otak ibu untuk memproduksi hormon prolaktin dan memberikan rasa aman pada bayi. commit to user Hasil penelitian menyebutkan bahwa Inisiasi Menyusu Dini dapat mencegah 22%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kematian neonatal dan meningkatkan 2-8 kali lebih besar keberhasilan pemberian ASI eksklusif (Roesli, 2007). Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya, proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. Sumber Daya Manusia (SDM), yang dicirikan dengan manusia yang cerdas, produktif dan mandiri. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan SDM adalah peningkatan status gizi yang dimulai sejak awal, salah satunya dengan pemberian ASI Eksklusif yang dimulai dengan pelaksanaan IMD yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas Sumber Daya Manusia (Mochtar, 2001). Peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian ASI. ASI merupakan sumber makanan tunggal untuk bayi sampai usia 6 bulan pertama kehidupanya. Pemberian ASI Eksklusif merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus yang berkualitas dimasa depan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (2003) pemberian ASI pada 30 menit pertama bayi baru lahir hanya 8,3%, 4 – 36% pada satu jam pertama bayi baru lahir, 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama. Praktek pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir sampai usia empat bulan hanya 55% dan sampai usia 6 bulan sebesar 39,5%. Sedangkan cakupan ASI Eksklusif Jawa Tengah sebesar 34%, dan target Indonesia Sehat 2010 sebesar 80% bayi diberi ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan (SDKI 2002). Dari data tersebut menunjukkan bahwa semakin tua umur bayi maka praktek pemberian ASI Eksklusif semakin menurun dan kesadaran masyarakat Indonesia untuk pemberian ASI juga masih sangat memperihatinkan. Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis dan jus kepada bayi dlam bulan – bulan pertama, umum dilakukan oleh masyarakat (Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI, 2005). Saat ini banyak ibu yang tidak suka menyusui bayinya, padahal ASI adalah makanan khusus bayi karena mengandung nutrisi seperti kolostrum yang bermanfaat untuk ketahanan tubuh. Perubahan
atau tantangan untuk praktek
menyusui tidaklah mudah karena susu formula lebih popular dibandingkan ASI. Tingkat pemberian ASI di Indonesia terus menurun meskipun berdasarkan bukti penelitian bahwa IMD dan pemberian ASI pada jam pertama kehidupan bayi sangat dramatis dan mempunyai pengaruh yang positif untuk kelangsungan dan kesehatan bayi serta keberhasilan dan kelanjutan ASI Eksklusif. Banyak alasan yang menyebabkan semakin menurunnya pemberian ASI pada seorang bayi. Bagaimanapun juga membangkitkan keberanian petugas kesehatan untuk commit to user kepentingan ASI dan IMD serta mengatasi berbagai hambatan dan tantangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kearah itu akan memberikan pengaruh positif pada tingkatan IMD dalam jam pertama kehidupan seorang bayi. Faktor yang mempengaruhi tidak berhasilnya pelaksanaan IMD dan ASI Eksklusif antara lain banyaknya ibu menyusui yang menghadapi masalah pada saat pemberian pelayanan pada waktu persalinan, kurangnya dukungan dari keluarga, banyaknya Ibu yang belum mengetahui tentang IMD dan ASI Eksklusif, tehnik menyusui yang tidak benar, selain itu juga pelaksanaan IMD dan ASI Eksklusif juga banyak di pengaruhi oleh faktor budaya. Dukungan Pemerintah yang telah diberikan berupa sosialisasi pemberian ASI termasuk ASI dini atau IMD. Hal ini terbukti dengan telah dicanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu ( GNPPASI) oleh presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Ibu tanggal 22 desember 1990, ada juga Gerakan Masyarakat Peduli ASI dan kebijakan Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI).Dengan hal ini maka ditetapkanya KepMenKes RI No.450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia, yang memuat 10 langkah menuju keberhasilan menyusui (LMKM) yang berisi tentang : (1) Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui, (2) melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan ketrampilan untuk membantu ibu menyusui, (3) menjelaskan kepada semua Ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaanya, (4) melalui unit rawat jalan kebidanan dengan pemberian penyuluhan, (5) melaksanakan IMD, (6) memperlihatkan kepada Ibu – ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankannya, (7) tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir,(8) commit to user melaksanakan rawat gabung yang merupakan tanggung jawab bersama dokter,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bidan, perawat dan ibu (9) memberikan ASI kepada bayi tanpa di jadwal (on demand), tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi, (10) membentuk dan membantu pengembangan kelompok pendukung Ibu menyusui dan Peraturan Pemerintah (PP) RI Nomor 33 tahun 2012 mengenai Pemberian ASI Eksklusif dan pelaksanaan IMD, Peraturan ini membahas mengenai Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif, pengaturan penggunaan susu formula dan produk bayi lainnya, sarana asi dini dan menyusui di klinik bersalin , di tempat kerja dan sarana umum lainnya, dukungan Masyarakat, tanggung jawab Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten atau Kota dalam, serta pendanaannya. Ibu hamil trimester III adalah ibu yang hamil dengan usia kehamilan antara 28 sampai 40 minggu.Dimana usia 28 sampai 40 minggu merupakan usia yang paling produktif untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan persiapan persalian ( Pusdiknakes,2003). Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan, Pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari, mengerti atau mencegah hal – hal yang merugikan kesehatan mereka, dan kesehatan orang lain ( Notoatmojo, 2003). Pendidikan kesehatan merupakan salah satu metode untuk tercapainya pelaksanaan IMD yang memberikan peranan penting dalam memberikan pengetahuan bagi Ibu hamil trimester III tentang IMD, sehingga nantinya ibu hamil trimester III dapat mengetahui dan bersikap untuk melaksanakan IMD pada waktu proses persalinan. Menurut peneliti Ibu hamil trimester III di RB An – commit to user Nissa perlu mendapatkan pendidikan kesehatan tentang IMD tersebut, karena
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belum pernah mendapatkan secara langsung, mereka hanya disarankan untuk membaca buku KIA yang sudah diberikan. Upaya – upaya yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu belum bisa dikatakan berhasil. Terbukti ibu bersalin dengan prosentase yang sangat sedikit yang bersedia melakukan IMD. Program ini mempunyai manfaat yang besar untuk bayi maupun sang ibu yang baru melahirkan, akan tetapi kurangnya pengetahuan dari orang tua, pihak medis maupun keengganan untuk melakukannya membuat Inisiasi Menyusu Dini masih jarang dipraktekkan. Banyak orang tua yang merasa kasihan dan tidak percaya seorang bayi yang baru lahir dapat mencari sendiri susu ibunya. Ataupun rasa malu untuk meminta dokter yang membantu persalinan untuk melakukannya. Begitu juga dengan dokter atau bidan yang tidak mau direpotkan dengan kegiatan ini sehingga akhirnya bayi tidak diberi kesempatan untuk melakukan ini. Peneliti memilih Rumah Bersalin An-Nissa Surakarta sebagai lokasi penelitian dikarenakan berada di dalam kota Surakarta yaitu di Jalan Veteran 113 sebelah Barat perbatasan dengan Jalan Gatot Subroto, sebelah timur berbatasan dengan Jalan Patimura. Rumah Bersalin An – Nissa merupakan salah satu klinik bersalin yang berada di Surakarta dan memiliki pelayanan yang berupa pemeriksaan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, Keluarga Berencana, perawatan bayi. RB An – Nissa memungkinkan sekali untuk pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang IMD pada ibu hamil trimester III. Di RB An – Nissa terdapat 1 dokter umum, 4 bidan dan 3 perawat dan semua persalinan di tolong oleh bidan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dipilih RB An-Nissa Surakarta ini karena jumlah antenatal care berkisar 3 – 5 pasien dan persalinan antara 15 – 25 pasien (Data Primer, 2011). Pada tahun 1997 RB An – Nissa di jadikan Klinik Keluarga Sejahtera oleh Menteri BKKBN pada waktu itu Prof.DR. Haryono Suyono. Berkaitan dengan itu RB An – Nissa termasuk Rumah Bersalin Swasta dengan jumlah pasien terbanyak ke 3 dari 10 Rumah Bersalin Swasta yang ada di Surakarta dilihat dari jumlah antenatal care,KB dan persalinan. Disamping itu, dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian karena walaupun program IMD sering di sosialisasikan, namun belum semua pasien yaneg melahirkan di RB An – Nissa melaksanakan IMD. Berdasarkan informasi dari bidan, pasien yang bersalin di RB An – Nissa hanya 15% yang mau melaksanakan IMD, itupun dilakukan selama 10 – 15 menit. Di karenakan sebagian dari ibu bersalin tersebut tidak mengetahui bagaimana besarnya manfaat dari IMD. Program IMD di RB An – Nissa di nilai belum berhasil karena belum mampu merubah perilaku ibu bersalin untuk melakukan IMD dalam setiap persalinan yang dibuktikan dari proses pelaksanaan IMD dalam persalinan di RB An – Nissa yang masih rendah.Hal ini mungkin disebabkan beberapa faktor yang diantaranya adalah kekurangtahuan ibu terhadap IMD. Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui “Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap pengetahuan dan sikap Ibu hamil” . commit to user B. Perumusan Masalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap pengetahuan Ibu hamil ? 2. Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap sikap Ibu hamil ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini terhadap tingkat pengetahuan dan sikap Ibu hamil.
2. Tujuan Khusus a. Untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap pengetahuan Ibu hamil. b. Untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap sikap Ibu hamil . commit to user D. Manfaat Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian dapat dipakai sebagai referensi mengenai pengaruh pendidikan kesehatan tentang IMD terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pada Ibu hamil yang dapat dipergunakan untuk memperkaya khasanah teori serta bisa digunakan untuk pengembangan . 2. Manfaat Praktis a. Diharapkan pada penelitian ini dapat diperoleh pengetahuan dalam melakukan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap Ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai dasar tenaga kesehatan mengambil kebijaksanaan dalam melakukan tindakan lain yang berguna atau untuk meperilaku yang tidak merubah perilaku yang kurang betul menjadi perilaku benar dalam hal melakukan Inisiasi Menyusu Dini dalam persalinan c. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan atau sumber data bagi penelitian berikutnya, serta pembanding bagi penelitian sejenis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI
1. Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan, Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari, mengerti atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mencegah hal – hal yang merugikan kesehatan mereka, dan kesehatan orang lain ( Notoatmojo, 2003). Pendidikan kesehatan bagian dari seluruh upaya kesehatan yang menitikberatkan pada upaya meningkatkan perilaku sehat. Pendidikan kesehatan mendorong perilaku yang menunjang kesehatan mencegah penyakit, mengobati dan membantu pemulihan (WHO,1992). Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup. Pendidikan kesehatan dalam penelitian ini bertujuan meningkatkan sikap sampai sebatas menerima. Pendidikan kesehatn yang dilakukan dalam penelitian ini tidak sampai pada tahap praktek mengingat usia kehamilan dan pengukuran membutuhkan waktu yang lama.
2. Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu) (Dinkes, 2009).
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yaitu pemberian ASI dalam satu jam pertama kelahirannya, ketika dilahirkan bayi memiliki naluri untuk mencari sumber kehidupannya. Yang dibutuhkan hanyalah sentuhan kulit antara bayi commit to user dan ibunya dalam satu jam pertama kehidupannya (Midwiferyroom, 2009)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia dua tahun, dan mencegah anak kurang gizi. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang
merekomendasikan
inisiasi
menyusu
dini
sebagai
tindakan
‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan (Ridwan, 2009)
Bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri, melalui kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara.
Inisiasi menyusu dini dalam menit pertama sampai satu jam pertama kehidupannya, dimulai dengan skin to skin contac, akan membantu ibu dan bayi menerima menyusui secara optimal, menunda permulaan menyusu lebih dari satu jam menyebabkan kesukaran menyusui (Roesli, 2008).
Inisiasi menyusu dini akan meningkatakan peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusu secara eksklusif (Gupta, 2007). Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian, diantaranya penelitian yang dilakukan Sose dkk dalam buku Utami Roesli yang menyatakan bahwa menyusu dini disertai kontak kulit akan meningkatkan dua kali keberhasilan commitpada to user pemberian ASI. Penelitian terkini tahun 2003 yang dilakukan oleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fikawati dan Syafiq tentang dampak kontak dini ibu-bayi terhadap lamanya menyusui. Hasil yang didapatkan pemberian ASI dini akan meningkatkan 2-8 kali lebih besar kemungkinan memberikan ASI eksklusif (Roesli, 2008). Sedangkan Cochrane menyatakan bahwa saat ini belum ada data statistik yang menyatakan fakta inisiasi menyusu dini dapat meningkatkan lamanya waktu ibu menyusui dibandingkan ibu yang tidak menyusui dini (Renfraw and Lang, 1999). Tetapi bagaimanapun juga peningkatan hubungan antara ibu dan bayi segera setelah lahir yang di temukan saat ini akan menguntungkan (Mayes, 2004).
Mulai menyusu dini dalam satu jam pertama akan meningkatkan ASI eksklusif dan lama menyusui sehingga akan memenuhi kebutuhan sampai usia 2 tahun, akan mengurangi pembiayaan untuk membeli susu formula sehingga akan mengurangi angka kemiskinan. Inisiasi menyusu dini yang dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan diteruskan dengan menyusui hingga 2 tahun akan mencegah terjadinya malnutrisi . bagi anak usia 2 tahun, sebanyak 500 cc ASI ibunya mampu memenuhi kebutuhan kalori 31%, protein 38%, vitamin A 45% dan vitamin C 95%. ASI masih memenuhi kebutuhan kalori 70% untuk bayi usia 6-8 bulan, 55% untuk bayi usia 9-11 bulan, dan 40% untuk bayi usia 12-23 bulan. Keadaan ini akan secara bermakna memenuhi kebutuhan makanan bayi sampai usia 2 tahun. Dengan kata lain, pemberian ASI memabantu mengurangi angka kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang terhenti yang umum terjadi pada usia ini (Roesli, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Saat ini sekitar 40% kematian balita terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi menyusu dini akan mengurangi 22% kematian bayi dibawah usia 28 hari. Pemberian ASI eksklusif akan mengurangi 13% kematian bayi dan memberikan makanan pendamping ASI (makanan keluarga) akan menurunkan 6% kematian anak. Dengan denilian kematian balita yang dapat dicegah melalui inisiasi menyusu dini, pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI sebesar 41% (Roesli, 2007).
Inisiasi menyusu dini dalam satu jam setelah kelahiran merupakan tahap penting untuk mengurangi kematian bayi dan mengurangi banyak kematian neonatal. Menyelamatkan 1 juta bayi dimulai dengan satu tindakan, satu pesan dan satu dukungan yaitu dimulai Inisiasi Menyusu Dini dalam satu jam pertama kelahiran. Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi. Menurut Grupta IMD disebut sebagai tahap keempat persalinan yaitu tepat setelah persalinan sampai 1 jam setelah persalinan, meletakkan bayi baru lahir dengan mengkurapkan bayi yang sudah dikeringkan tubuhnya namun belum dibersihkan dan tidak dibungkus didada ibunya segera setelah persalinan dan memastikan bayi mendapatkan kontak kulit dini dengan ibunya, menemukan putting susu dan mendapatkan asupan kolostrum sebelum asi keluar.Ketika bayi sehat diletakkan diletakkan diatas perut dan dada ibu segera commit to user setelah melahirkan dan terjadi kontak (skin to skin contact) merupakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertunjukan yang menajubkan. Bayi akan bereaksi dan akan berperilaku, dengan diberi rangsangan sentuhan oleh Ibu, dia akan bergerak diatas perut Ibu dan menjangkau payudara (Grupta,2007) Melalui sentuhan, emutan dan jilatan bayi pada putting susu ibu akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang penting. Selain itu gerakan kaki bayi pada saat merangkak di perut ibu akan membantu melakukan massage uterus untuk merangsang kontraksi uterus. Oksitosin akan menyebabkan uterus berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi terjadinya perdarahan post partum. Oksitosin akan merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, euphoria, meningkatkan ambang rasa nyeri, dan mencintai bayinya. Oksitosin merangsang pengaliran ASI dari payudara (WBW, 2007). Bayi akan mendapatkan kolostrum (Liquid Gold) untuk minuman pertama yang merupakan hadiah kehidupan (The gift of live). Meskipun volumenya sedikit, tetapi sangat baik untuk bayi baru lahir. Kolostrum mengandung banyak zat kekebalan aktif, antibody dan banyak protein protective. Zat kekebalan yang diterima bayi pertama kali akan melawan banyak infeksi. Hal ini akan membantu bayi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan akan membuat lapisan yang melindungi usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan usus bayi dan mengefektifkan fungsinya (Roesli, 2008). Kolostrum kaya akan vitamin A yang akan membantu menjaga kesehatan mata dan mencegah infeksi. Kolostrum akan merangsang pergerakan usus sehingga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meconium akan segera dibersihkan dari usus. Hal ini akan membantu mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan kuning atau jaundice (WBW, 2007). Bonding atau ikatan batin menunjukan perjalinan hubungan orang tua dan bayi pada saat awal kelahiran. Sebagai individu, orang tua akan mengembangkan hubungan kasih sayang dengan bayi menurut gaya dan cara mereka. Jam pertama merupakan saat peka dimana kontak pertama akan mempermudah jalinan batin. Sifat dan tingkah laku jalinan saling berhubungan yang tercipta antara ibu dan bayi sering berupa sentuhan halus ibu dengan ujung jarinya pada anggota gerak dan wajah bayi serta membelai dengan penuh kasih sayang. Sentuhan pada pipi akan membangkitkan respon berupa gerakan memalingkan wajah ke ibu untuk mengadakan kontak mata dan mengarah ke payudara disertai gerakan menyondol dan menjilat putting susu selanjutnya menghisap payudara. Kontak pertama ini harus berlangsung pada jam pertama setelah kelahirannya (Nelson, 2007). Bayi baru lahir matanya terbuka lebih lama daripada hari-hari selanjutnya, sehingga paling baik untuk memulai perlekatan dan kontak mata antara ibu dan bayi (Ladewig, 2006). UNICEF merekomendasikan bahwa inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama kelahiran, menyusu secara eksklusif selama 6 bulan diteruskan dengan makanan pendamping ASI sampai usia 2 tahun. Konfrensi tentang hak anak mengakui bahwa setiap anak berhak untuk hidup dan bertahan untuk melangsungkan hidup dan berkembang setelah persalinan (Unicef 2007). Wanita mempunyai hak untuk mengetahui dan menerima dukungan yang diperlukan untuk melakukan IMD yang sesuai. Pemerintah Indonesia commit to user mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyusu dini sebagai tindakan ”penyelamatan kehidupan”, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. “Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas (Yudoyono,2000). Seorang anak yang diberi ASI didunia mempunyai kesempatan untuk bertahan hidup semasa bayi 3 kali lebih besar dibanding temannya yang tidak memperoleh ASI. Inisiasi menyusu dini telah dicanangkan oleh UNICEF dan pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan pemberian ASI. Sebagai bagian manajemen laktasi yang relative baru, inisiasi menyusu dini perlu disosialisasikan secara benar dan luas, tidak hanya kepada kalangan tenaga medis tetapi juga masyarakat (Unicef,1990) Insiasi menyusu dini merupakan salah satu indikator penting dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak adalah pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tentang masalah inisiasi menyusu dini memang masih menjadi hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Khususnya di daerah pedesaan. Kurangnya pengetahuan di daerah pedesaan tentang pentingnya memberikan ASI dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya merupakan hal yang sangat mendasar dalam pemberian inisiasi menyusu dini. Faktor-faktor penyebab commit to user tidak diberikannya ASI dalam satu jam pertama terletak pada sulitnya ibu-ibu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam menyusui bayinya diantaranya disebabkan karena produksi ASI kurang sehingga secara keseluruhan proses menyusui terganggu dan akhirnya terhenti. Pemberian inisiasi menyusu dini juga bisa memberikan ikatan psikologis yang kuat antara ibu dan bayinya karena adanya kontak langsung antara tubuh bayi dengan ibu. Pengalaman emosional yang terekam diotak bayi dan juga sebaliknya kontak kulit dini besar pengaruhnya pada perkembangan bayi kelak. Interaksi saat menyusui antara ibu dan bayinya meningkatkan rasa aman dan ini penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada bayi. Bayi dapat mulai mempercayai orang lain (ibu), sehingga menimbulkan percaya diri yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, bayi lebih siaga dan responsif serta cepat beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim. Inisiasi Menyusu Dini sebenarnya telah dilaksanakan di Indonesia, tetapi pelaksanaannya belum tepat. Ada 4 kesalahan dalam pelaksanaan selama ini, pertama, bayi baru lahir biasanya sudah dibungkus sebelum diletakan di dada ibu akibatnya tidak terjadi kontak kulit, kedua, bayi bukan menyusu melainkan disusui, berbeda antara menyusu sendiri dengan di susui, ketiga, memaksakan bayi untuk menyusu sebelum dia siap untuk disusukan,, keempat bayi dipisahkan dari ibunya untuk di bawa ke ruang pemulihan untuk tindakan lanjutan (Roesli, 2008 ). Pada 1-2 jam pertama bayi lebih responsif dan sangat awas bahkan mudah melekat pada payudara (allert). Pada praktiknya, bayi baru lahir langsung dipisahkan dengan ibunya, sehingga setelah dia siap untuk menyusu, ibu tidak dapat meresponnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pelaksanaan yang kurang tepat ini menyebabkan keberhasilan menyusui tidak optimal. Prinsip dasar IMD adalah tanpa harus dibersihkan terlebih dahulu, bayi diletakan di dada ibunya dengan posisi tengkurap dimana telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis sehingga terjadi kontak kulit dan secara alami bayi akan mencari payudara ibu dan mulai menyusu (Markum, 1991). Hal ini merupakan peristiwa penting untuk kelangsungan hidup bayi. Meskipun banyak peneliti dan penulis menyatakan hal ini merupakan perilaku bayi yang normal, kita baru mengetahui sekarang bahwa pentingnya pemberian kesempatan menyusu dini memberikan pengalaman pada ibu dan bayi. Untuk pertama kali para peneliti menemukan pengaruh waktu pertama kali menyusu terhadap kematian bayi baru lahir dan kemampuan menyusu. a.
Tujuan Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi menyusu dini dapat mengurangi 22 % kematian bayi 28 hari. Sekitar 40 % kematian balita pada satu bulan pertama kehidupan bayi. IMD meningkatkan keberhasilan menyusu ekslusif dan lama menyusu sampai dua tahun. Dengan demikian dapat menurunkan angka kematian anak secara menyeluruh. Inisiasi menyusu dini juga berperan dalam pencapaian tujuan MGDs (Millenium Development Goals) adalah program yang mempunyai tujuan diantaranya pengentasan kemiskinan dan kelaparan. dan paling tidak menghilangkan sebagian orang dari kelaparan, yakni : 1) Membantu mengurangi kemiskinan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jika seluruh bayi yang lahir di Indonesia dalam setahun disusui secara ekslusif enam bulan, berarti biaya pembelian susu formula selama enam bulan tidak ada. 2) Membantu mengurangi kelaparan Pemberian ASI membantu memenuhi kebutuhan makanan bayi sampai dua tahun juga mengurangi angka kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang terhenti yang umumnya terjadi pada usia ini. 3) Membantu mengurangi angka kematian bayi dan anak. 3 penyebab utama kematian Balita adalah sepsis neonatorum , Diarrhoea dan Pnemonia yang pada umumnya akan terjadi lebih sering dan lebih berat apabila tidak diberikan ASI. 40% kematian bayi terjadi pada 1 bulan pertama dari kehidupannya, dan inisiasi menyusu dini dapat menurunkan faktor-faktor resiko kematian ini, sehingga dapat mengurangi 22% kematian bayi 28 hari. lalu ASI Ekslusif 6 bulan dilanjutkan 2 tahun dengan makanan pendamping ASI yang adekuat dapat menurunkan kematian anak secara menyeluruh. ASI dan Inisiasi Menyusu Dini dapat menurunkan faktor resiko kematian bayi sampai 22%, sedangkan dengan pemberian ASI 13 %. dengan Vitamin A hanya 2 % dan Zinc 5% (Jonas 2003). b.
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini Menyusu pada bayi baru lahir merupakan keterpaduan antara tiga refleks yaitu refleks mencari (Rooting refleks), refleks menghisap (Sucking refleks), refleks menelan (Swallowing refleks) dan bernafas. Gerakan commit to user menghisap berkaitan dengan syaraf otak nervus ke-5, ke-7 dan ke-12.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gerakan menelan berkaitan dengan nervus ke-9 dan ke-10. Gerakan tersebut salah satu upaya terpenting bagi individu untuk mempertahankan hidupnya. Pada masa gestasi 28 minggu gerakan ini sudah cukup sempurna, sehingga bayi dapat menerima makanan secara oral, namun melakukan gerakan tersebut tidak berlangsung lama. Setelah usia gestasi 32-43 minggu, mampu untuk melakukan dalam waktu yang lama (Markum,1991). Segera setelah lahir, bayi belum menunjukan kesiapan untuk menyusu. Menurut Gupta (2007) refleks menghisap bayi timbul setelah 20-30 menit setelah lahir, sedangkan menurut Roesli (2007) bayi menunjukan kesiapan untuk mulai menyusu setelah 30-40 menit setelah lahir. Tanda-tanda kesiapan bayi untuk menyusu yaitu mengeluarkan suara kecil, menguap, meregang, adanya pergerakan mulut. Selanjutnya menggerakan tangan ke mulut, timbul refleks rooting, menggerakan kepala dan menangis sebagai isyarat menyusu dini. Dengan indra peraba, penghidu, penglihatan, pendengaran, refleks bayi baru lahir bisa menemukan dan menyentuh payudara tanpa bantuan. Hal ini dapat merevitalisasi pencarian bayi terhadap payudara (Varney, 2007). Bayi baru lahir sebaiknya tidak dibersihkan, cukup hanya dikeringkan saja, karena akan menghilangkan vernik caseosa. yaitu lapisan lemak hasil produksi kelenjar sebum berfungsi sebagai pelindung. Lapisan ini akan terlepas
dengan
menggunakan
sendirinya.
sabun
Membersihkan
yang mengandung commit to user
tubuh
bayi
heksaklorofen
dengan akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengakibatkan adanya vaskuolisasi di susunan saraf pusat bayi yang ditandai dengan adanya kejang pada bayi (Markum, 1991). Bayi baru lahir setelah dikeringkan tanpa dibersihkan terlebih dahulu, diletakan di dekat putting susu ibunya segera setelah lahir, memiliki respon menyusu lebih baik( Lenard, 2001). Apabila dilakukan tindakan terlebih dahulu seperti ditimbang, diukur atau dimandikan, refleks menyusu akan hilang 50%, apalagi setelah dilahirkan dilakukan tindakan dan dipisahkan, maka refleks menyusu akan hilang 100% (Roesli, 2007). Bayi yang tidak segera diberi kesempatan untuk menyusu refleksnya akan berkurang dengan cepat dan akan muncul kembali dalam kadar secukupnya dalam 40 jam kemudian (Gupta, 2007). Dengan inisiasi menyusu dini akan mencegah terlewatnya refleks menyusu dan meningkatkan refleks menyusu secara optimal. c.
Langkah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah melahirkan selama paling sedikit 1 jam pertama kelahiran walaupun bayi telah berhasil mengisap puting susu ibu dalam waktu kurang dari 1 jam. 2) Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan inisiasi Menyusu Dini dan ibu dapat mengenali bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan. 3) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir hingga inisiasi menyusi dini selesai dilakukan. Prinsip commit to user menyusu atau pemberian Asi adalah dimulai sedini mungkin dan secara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
eksklusif. Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, letakkan bayi tengkurap didada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung kekulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusu sendiri apabila sebelumnya tidak berhasil. Bayi diberi topi dan selimut. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama proses ini. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan. d.
Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini 1) Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi atau tidak menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini. 2) Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar. 3) Setelah
lahir,
bayi
secepatnya
dikeringkan
seperlunya
tanpa
menghilangkan vernix (kulit putih). 4) Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti. 5) Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya. 6) Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi. 7) Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai. 8) Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata. 9) Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan
ibu
menyusui
bayinya
kapan
saja
si
bayi
menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui. e.
Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi Ibu dan Bayi 1) Keuntungan kontak kulit ibu dengan kontak kulit bayi a) Optimalisasi fungsi hormonal ibu dan bayi b) Mengendalikan temperatur tubuh bayi c) Memperbaiki atau mempunyai pola tidur yang lebih baik d) Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan commit to user efektif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e) Meningkatkan kenaikan berat badan (bayi kembali ke berat lahirnya dengan lebih cepat) f) Meningkatkan hubungan psikologis antara Ibu dan Bayi g) Bayi tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama h) Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari Ibu didalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi. i) Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus BBL. j) Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama hidupnya. 2) Keuntungan IMD untuk Ibu Keuntungan IMD untuk ibu adalah merangsang produksi oksitocin dan prolaktin pada Ibu. Sedangkan oksitocin dan prolactin mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu : a) Fungsi Oksitocin meliputi : (1) Menstimulasi
kontraksi
uterus
dan
menurunkan
resiko
perdarahan pasca persalinan. (2) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningingkatkan produksi ASI (3) Keuntungan dan hubungan mutualistik Ibu dan Bayi (4) Ibu menjadi lebih tenang, fasilitas kelahiran plasenta dan pengalihan persalinannya b) Prolaktin
rasa
nyeri
dari
commit to user
berbagai
prosedur
pasca
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fungsi Prolaktin meliputi : (1) Meningkatkan produksi ASI (2) Membantu Ibu mengatasi stres terhadap berbagai rasa kurang nyaman (3) Memberikan efek relaksasi pada Ibu setelah bayi selesai menyusu (4) Menunda Ovulasi Selain itu, keuntungan IMD untuk Bayi adalah : a) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapat kolostrum segera, disesuaikan dengan kebutuhan bayi b) Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi. c) Meningkatkan kecerdasan d) Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap,telan dan nafas e) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi f) Mencegah kehilangan panas 3) Manfaat kontak kulit bayi ke kulit ibu (a) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(b) Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi. (c) Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan. (d) Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan. (e) Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi. (f) Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi. (g) Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan. (h) Sentuhan, kuluman, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena menyebabkan rahim
berkontraksi membantu commit to user
mengurangi perdarahan ibu.
mengeluarkan
plasenta
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(i) Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia. (j) Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar. (Yudhoyono,2007). f.
Perkembangan Indra (sensory inputs) Bayi baru lahir mempunyai kemampuan indra yang luar biasa, terdiri dari penciuman terhadap bau khas ibunya setelah melahirkan, penglihatan; karena bayi baru mengenal pola hitam putih, bayi akan mengenali putting dan wilayah areola ibunya karena warna gelapnya. Berikutnya adalah indra pengecap: meskipun bayi hanya mentolelir rasa manis pada periode segera setelah lahir, bayi mampu merasakan cairan amniotic yang melekat pada jari-jari tangannya, sehingga bayi pada saat lahir suka menjilati jarinya sendiri. Indra pendengaran bayi sudah berkembang sejak dalam kandungan, dan suara ibunya adalah suara yang paling dikenalinya. Terakhir, indra perasa dengan sentuhan; sentuhan kulit-ke-kulit antara bayi dengan ibunya adalah sensasi pertama yang memberi kehangatan dan rangsangan lainnya. Perkembangan indra ini diatur oleh central component yaitu otak bayi, dimana otak bayi baru lahir sudah siap untuk segera mengeksplorasi lingkungannya dan lingkungan yang paling dikenalnya adalah tubuh ibunya (http://asipasti, 2008). Kemampuan ini memungkinkan bayi secara dini dapat mencari dan menemukan putting susu ibu, jika dibiarkan terlalu commit to user lama bayi akan kehilangan kemampuan ini (Masoara, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Luas permukaan tubuh bayi ± 3 kali luas permukaan tubuh orang dewasa. Lapisan insulasi jaringan lemak di bawah kulit tipis, kecepatan kehilangan panas pada tubuh bayi baru lahir ± 4 kali pada orang dewasa. Pada ruang bersalin dengan suhu 20-25° celcius, suhu kulit tubuh bayi akan turun 0,3° celcius, suhu tubuh bagian dalam turun 0,1° celcius / menit. Selama periode dini setelah bayi lahir, biasanya berakibat kehilangan panas komulatif 2-3° celcius. Kehilangan panas ini terjadi melalui konveksi, konduksi, radiasi dan evavorasi (Nelson, 2000) Menurut penelitian Bergman (2008), kulit ibu berfungsi sebagai incubator, karena kulit ibu merupakan thermoregulator bagi bayi. Suhu kulit ibu 1° celcius lebih tinggi dari ibu yang tidak bersalin. Apabila pada saat lahir bayi mengalami hipothermi, dengan terjadi skin to skin contact secara otomatis suhu kulit ibu akan meningkat 2° celcius. Sebaliknya apabila bayi mengalami hipethermi, suhu kulit ibu akan turun 1° celcius (Roesli, 2008). Ini berarti, dengan IMD resiko hipothermi pada bayi baru lahir
yang
dapat
menimbulkan
kematian
dapat
dikurangi
(www.mediasehat.com, 2008). g.
SOP (Standar Operasional Prosedur) IMD pada partus spontan 1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin 2) Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi atau tidak menggunakan obat kimia. 3) Bayi lahir segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya tanpa menghilangkan vernik, mulut dan hidung bayi commit to user dibersihkan, tali pusat diikat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Bila tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya di selimuti dan bayi di beri topi. 5) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri. 6) Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. 7) Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu jam, bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam. 8) Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting susu tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi. 9) Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vit K. 10) Rawat gabung: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. 11) Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng (Selasi 2009).
commit to user h.
SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Caesar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar operasi atau dikamar pemulihan. 2) Begitu bayi lahir diletakkan di meja resusitasi untuk dinilai, dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix kecuali tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat diikat 3) Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu 4) Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu diselimuti, bayi diberi topi 5) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri. 6) Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak selama satu jam, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam. 7) Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan waktu melekat pada dada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi. 8)
Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk erat oleh ibu. Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9)
digilib.uns.ac.id
Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih.
10) Rawat gabung: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng (Selasi, 2009) i.
SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Gemelli 1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin. 2) Bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat. 3) Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi di tengkurapkan di dadaperut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti bayi dapat diberi topi 4) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri. 5)
Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah.
6) Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
7) Bila
digilib.uns.ac.id
bayi
kedua
tidak
memerlukan
resusitasi,
bayi
kedua
ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Letakkan kembali bayi pertama didada ibu berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi – bayi dapat diberi topi. 8) Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu–bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam. 9) Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu 30 menit atau 1 jam lagi kulit melekat pada kulit. 10) Rawat gabung bayi :Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis (Selasi, 2009).
3. ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai bayi berusia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapat tambahan cairan lain seperti susu formula, air teh, madu, air putih. Pada pemberian ASI eksklusif bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim, dan sebagainya. ASI eksklusif diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan. Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan, tanpa makanan pendamping. Diatas usia 6 commit to user bulan, bayi memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilanjutkan sampai ia berumur 2 tahun (Perinasia, 2004). Menyusui adalah makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat juga merupakan bagian integral dari proses reproduksi dengan implikasi penting bagi kesehatan ibu, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah cara optimal memberi makan bayi (WHO, 2010). ASI eksklusif adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir. Ini mengurangi insiden dan tingkat keparahan penyakit menular, sehingga menurunkan morbiditas dan kematian bayi. Tak hanya menyediakan kehangatan fisik dan memperkuat sistem kekebalan tubuh, juga memberikan kontribusi untuk kesehatan perempuan dan memberikan sosial dan manfaat ekonomi (UNICEF, 2007). Kebutuhan nutrisi bayi 0-6 bulan sudah lengkap dan cukup diperoleh dari ASI. Dari beberapa penelitian membuktikan bahwa ASI merupakan menu utama yang lengkap gizi bagi bayi. Sebagai menu tunggal ASI mampu memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. ASI diberikan langsung pada bayi setelah lahir. Dengan ASI eksklusif bayi tidak perlu diberikan makanan tambahan sampai usia 6 bulan (Asydhad, 2006).
4. Air susu ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) merupakan bahan makanan yang diproduksi dari kelenjar mammae ibu. Sebelum terbentuk ASI yang sebenarnya, payudara membentuk kolostrum, yaitu cairan kekuningan yang dikeluarkan payudara commit to user selama hari kedua sampai keempat setelah persalinan, secara bertahap ASI
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengalami perubahan. Perubahan kolostrum menjadi ASI matur berlangsung 2-3 minggu (Suharyono,1989). a. Fisiologi Laktasi Laktasi atau menyusui mempunyai 2 pengertian, yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Payudara mulai dibentuk sejak embrio berumur 18 – 19 minggu, dan baru selesai ketika mulai menstruasi, dengan terbentuknya hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin adalah hormon yang berfungsi untuk produksi ASI disamping hormon lain seperti insulin, tiroksin, dan sebagainya. (Perinasia, 2004). Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini, terjadi perangsangan puting susu, terbentuk prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI makin lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi, refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi : 1) Refleks prolaktin, dalam puting susu terdapat banyak ujung syaraf sensoris. Bila dirangsang, timbul impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon inilah yang bekerja dalam produksi ASI ditingkat alveoli. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Refleks aliran (let down refleks), rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis depan, tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang yang mengeluarkan hormon oksitoksin. Hormon ini berfugsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar. (Perinasia, 2004). b. Komposisi ASI Komposisi ASI sedemikian spesifiknya sehingga dari satu ibu dengan ibu lainnya berbeda. Komposisi ASI tidak tetap dan tidak sama dari waktu ke waktu. Komposisi ASI berbeda dari hari ke hari, bahkan dari menit ke menit. Komposisi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada saat itu. (Utami, 2000). Komposisi ASI : 1) ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. 2) ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak. 3) Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey : Casein adalah 20 : 80, sehingga commit to user tidak mudah diserap (Depkes, 2001).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut waktu terbentuknya, perbedaan komposisi ASI dari hari ke hari sebagai berikut : 1) Kolostrum, merupakan cairan pertama yang keluar pada hari pertama sampai hari keempat : a) Komposisinya selalu berubah dari hari ke hari. b) Merupakan cairan yang kental dengan warna kekuning-kuningan. c) Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekoneum dan zat-zat yang tidak terpakai dari usus bayi baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang d) Lebih banyak mengandung protein, sedangkan kadar karbohidrat dan lemaknya lebih rendah dibandingkan ASI matur. e) Mengandung zat antibodi 10-17 kali lebih banyak dari ASI matur. f) Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan ASI matur, hanya 58 kal/100 ml kolostrum. g) Volume berkisar antara 150-300 ml/24 jam. 2) ASI Transisi/Peralihan : a) ASI yang disekresi pada hari ke 4-7, dan hari ke 10-14. b) Kadar protein berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak meningkat. c) Volume cairan semakin meningkat; 3) ASI Matang/Mature : a) merupakan ASI yang diproduksi dari hari ke 14 dan seterusnya. commit to user b) Komposisi relatif konstan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) ASI ini merupakan bahan yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan. d) Tidak menggumpal jika dipanaskan, total kalori lebih rendah hanya 77 kal/100 ml ASI, 90% dari karbohidrat dan lemak, 10% dari protein. (Roesli, 2000) c. Keuntungan dan Manfaat Pemberian ASI Manfaat utama bagi bayi : 1) Sebagai nutrisi terbaik, Terdapat nutrien-nutrien khusus dalam ASI yang tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi, misalnya nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak antara lain: a) Taurin, suatu bentuk zat putih telur yang khusus hanya terdapat didalam ASI. b) Laktosa, merupakan hidrat arang utama dari ASI dan hanya sedikit sekali terdapat dalam susu sapi. c) Asam lemak ikatan panjang, merupakan asam lemak utama dari ASI dan terdapat sedikit dalam susu sapi; 2) Meningkatkan daya tahan tubuh, Sudah menjadi kenyataan bahwa mortalitas dan morbiditas bayi penerima ASI eksklusif jauh lebih kecil dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. 3) Meningkatkan kecerdasan, terdapat dua faktor penentu kecerdasan, yaitu: a) Faktor genetik, atau faktor bawaan sangat menentukan potensi genetik atau bawaan yang diturunkan oleh orang tua. Faktor ini tidak dapat dimanipulasi ataupun direkayasa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Faktor lingkungan, faktor ini mempunyai banyak aspek dan dapat dimanipulasi atau direkayasa. Terdapat 3 jenis faktor khusus yang mendukung kecerdasan bayi, yaitu: perumbuhan fisik otak (asuh), perkembangan intelektual dan sosialisasi (asah), perkembangan emosionl dan spiritual (asih). 4) Meningkatkan jalinan kasih saying, Bayi yang sering berada pada dekapan ibu pada waktu menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya, serta akan merasakan rasa aman dan tenteram, terutama karena masih mendengar detak jantung ibu yang telah dikenal sejak dalam kandungan(Roesli, 2001). Keuntungan lain pemberian ASI : 1) Tidak mudah tercemar, ASI selalu steril, sedangkan susu formula mudah dan sering tercemar bakteri, terutama bila ibu kurang mengetahui cara pembuatan susu yang benar dan baik. 2) Melindungi bayi dari infeksi, ASI mengandung berbagai antibodi terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, virus, jamur dan parasit yang menyerang manusia. 3) Lebih murah/ekonomis, Ibu tidak perlu membeli susu kaleng dan peralatan susu botol. Ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli susu kaleng dan memasak air untuk susu dan peralatan membuat susu. 4) Mengandung vitamin yang cukup, Vitamin, mineral dan zat besi yang terdapat dalam ASI akan diserap dengan baik oleh usus bayi. 5) Mencegah anemia akibat kekurangan zat besi, zat besi dari susu sapi commit to user tidak diserap secara sempurna, sehingga bayi susu formula sering
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menderita anemia karena kekurangan zat besi. Penelitian membuktikan, bahwa tingkat kecerdasan pada bayi yang kekurangan zat besi akan menurun. 6) Mudah dicerna, ASI mengandung enzim pencerna sehingga mudah dicerna, sedangkan susu sapi sulit dicerna karena tidak mengandung enzim pencerna. 7) Menghindarkan bayi dari alergi, Bayi yang diberi susu sapi terlalu dini mungkin menderita lebih banyak alergi, misalnya asma dan eksim (Roesli, 2001). Keunggulan dan manfaat menyusui yang lain dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan. 1) Aspek Gizi ; Manfaat Kolostrum; Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare; Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi; Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran; membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan. Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI : Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak commit to user dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata; Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat). 2) Aspek Imunologik : ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi; Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan; Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan; Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi; Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu; commit to user faktor
bifidus,
sejenis
karbohidrat
yang
mengandung
nitrogen,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan. 3) Aspek Psikologik: Rasa percaya diri ibu untuk menyusui, bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI; Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut; Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim. 4) Aspek Kecerdasan: Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi; penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4,3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4,6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI. 5) Aspek Neurologis: Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat commit to user lebih sempurna.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Aspek Ekonomis : Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya. 7) Aspek Penundaan Kehamilan : Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL) (Laila, 2007). 5. Metode Pendidikan Kesehatan Berbagai metode dapat digunakan dalam pendidikan kesehatan. Metode terbagi dalam dua kelompok yaitu : a. Kelompok didaktik yaitu proses pendidikan yang bersifat satu arah (one way method), yang aktif pemberi materi, sedangkan sasaran pasif 1) Langsung yaitu ceramah 2) Tidak Langsung yaitu poster, media cetak, media elektronik. b. Kelompok Sakrotik adalah proses pendidikan bersifat dua arah ( two way method) yaitu sasaran diberi kesempatan mengemukakan pendapat secara aktif. 1) Langsung yaitu diskusi, seminar, simposium, simulasi.studi kasus, bermain peran 2) Tidak langsung yaitu telepon, satelit komunikasi ( Effendy, 1998)
6. Metode Ceramah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pendidikan kesehatan dengan metode ceramah merupakan suatu proses belajar (learning proses) untuk mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang positif terhadap kesehatan ( Mantra, 1997). Metode ceramah baik untuk sarana yang berpendidikan tinggi maupun rendah ( Notoatmojo 1993 ). Keuntungan metode ceramah adalah banyak orang mendengarkan dapat diterima sasaran yang tidak dapat membaca, mudah dilaksanakan, mudah mengorganisasikan, mudah mempersiapkan. Kerugianya tidak memberikan kesempatan sasaran aktif, pesan yang diberikan mudah lupa, diberikan hanya satu kali, sering timbul salah pengertian bila sasaran kurang memperhatikan (Effendy,1993). Mengenai kelekatan ingatan bahan yang disampaikan menurut Socony dalam penelitian di Amerika (Lunardi, 1993), dapat dilihat pada tabel 1 . Tabel 1 . Kelekatan Ingatan Penyampaian Bahan Ajar Ingat 3 jam Ingat 3 hari Penyampaian kemudian kemudian Hanya menceritakan
70 %
10 %
Hanya mempertunjukkan
72 %
20 %
Menceritakan
85 %
65 %
dan
mempertunjukkan
Tabel diatas menunjukkan bahwa metode ceramah kurang efektif bila tidak di tunjukkan dengan mempergunakan alat peraga audio visual aids ( AVA) seperti papan tulis, flipchart, sehingga ceramah perlu di commitleafleat,OHP, to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kombinasikan dengan metode lain, agar meninggalkan kelekatan 85 % setelah 3 jam di sampaikan. Oleh karena itu metode ceramah dalam penelitian ini di kombinasikan dengan tanya jawab dan leafleat.
7. Metode Tanya Jawab Dalam proses belajar mengajar bertanya memegang peranan yang penting sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan tehnik pengajuan yang tepat akan: a. Meningkatkan partisipasi peserta b. Membangkitkan minat dan ingin tahu terhadap masalah yang dibicarakan c. Mengembangkan pola pikir dan belajar aktif peserta d. Menuntun proses berfikir peserta e. Memutuskan perhatian peserta terhadap masalah yang sedang di bahas
8. Leafleat Leafleat adalah selembar kertas yang berisi tulisan dengan kalimat – kalimat yang singkat,padat,mudah dimengerti dan gambar – gambar yang sederhana, dan ada yang di sajikan secara berlipat. Leafleat digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya informasi mengenai IMD. Leafleat dapat diberikan atau disebarluaskan pada saat pertemuan atau pada saat melakukan ceramah dan dapat dibuat sendiri dengan diperbanyak sederhana seperti di foto copy. commit to user 9. Pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengetahuan didefinisikan sebagai pengenalan terhadap kenyataan, kebenaran, prinsip dan kaidah suatu objek. Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan dan diingat. Informasi dapat berasal dari berbagai bentuk termasuk pendidikan formal maupun non formal, percakapan harian, membaca, mendengar radio, menonton televisi dan dari pengalaman hidup lainnya (Simon-Morton et al., 1995). Pengetahuan merupakan proses kognitif dari seseorang atau individu untuk memberikan arti terhadap lingkungan, sehingga masing-masing individu akan memberikan arti sendirisendiri terhadap stimuli yang diterima walaupun stimuli itu sama (Winardi, 1996). Pengetahuan merupakan fungsi dan sikap. Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan yang diketahui individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu pengetahuan yang konsisten. Pengetahuan seseorang terhadap sesuatu diperoleh dari berbagai informasi dan berbagai sumber. Pengetahuan diperoleh dari pendidikan yang direncanakan dan tersusun secara baik, maupun informasi yang tidak tersusun secara baik. Pendidikan yang direncanakan diperoleh melalui pelatihanpelatihan dan pendidikan-pendidikan formal, sedangkan informasi yang tidak tersusun secara baik melalui membaca surat kabar, majalah, pembicaraan sehari-hari dengan teman dan keluarga, mendengarkan radio, melihat televisi dan berdasarkan pengalaman diri (Mantra, 1993). Kunci untuk menguji commit to user pengetahuan melalui berbagai materi pertanyaan kepada responden sesuai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan pengetahuan yang akan diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana pengetahuan, penerapannya dan analisisnya (Simon-Morton et al., 1995). Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif terdapat 6 tingkatan yakni: (1) tahu (know) artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah; (2) memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi yang harus dapat dijelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan sebagaimana terhadap objek yang dipelajari; (3) aplikasi (application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya); (4) analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi atau suatu objek ke dalam komponenkomponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain; (5) sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang telah ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya dengan rumusan-rumusan yang telah ada; (6) evaluasi (evaluation), ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan commit to user sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 1997).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sumber pengetahuan ada dua yaitu secara rasional pengetahuan dipa, seminareroleh manusia lewat kemampuan berfikir rasionalnya dan secara empiris pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman yang konkrit yaitu berasal dari media masa,seminar, penyuluhan formal dan non formal. Pendidikan kesehatan tentang inisiasi dini pada ibu hamil diberikan melalui metode ceramah dengan leaf leat dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan sampai batas “tahu” . 10. Sikap Notoatmodjo (1993) mengatakan bahwa sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat dilihat langsung, sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang nampak. Tingkatan sikap terdiri dari menerima (receiving), merespon
(responding),
menghargai
(valuing),
tanggung
jawab
(responsible).Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isue (Azwar, 2003 : 6). Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2002 :146 ).
Sikap adalah pandangan-pandangan
atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi (Purwanto, 1999:62 ). a. Komponen Pokok Sikap Dalam bagian lain Allport (1954), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu: 1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) (Notoatmodjo, 2003: 125). b. Tingkatan Sikap Notoatmodjo (2003:126), mengemukakan tingatan sikap sebagai berikut : 1) Menerima (receiving) 2) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 3) Merespon (responding) 4) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 5) Menghargai (valuing) 6) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 7) Bertanggung jawab (responsible) 8) Bertanggung jawab atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. c. Ciri-ciri sikap Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang yang relefan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Adapun ciriciri sikap adalah sebagai berikut: 1) Sikap itu dipelajari (learn ability) 2) Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif-motif psikologi. Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa commit to user kesadaran kepada sebagian individu. Barangkali yang terjadi adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti bahwa hal itu akan membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu tujuan kelompok atau memperoleh suatu nilai yang sifatnya perseorangan. 3) Memiliki kestabilan (stability) 4) Sikap bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil, melalui pengalaman. 5) Personal-societal significance 6) Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi. 7) Berisi kognisi dan afeksi 8) Komponen kognisi sikap adalah berisi informasi yang faktual. 9) Approach-avoidance directionality 10) Bila seseorang memiliki sikap yang favorable gerakan suatu objek. Mereka akan mendekati dan membantunya, tetapi bila seseorang memiliki sikap yang unfavorable mereka akan menghindarinya (Ahmadi, 1999: 178-179). d. Karakteristik Sikap Dalam bukunya yang berjudul Principle Of Educational And Psychological Measurement
And
Evaluation,
Sax
(1980),
menunjukan
beberapa
karakteristik (dimensi) sikap yaitu: 1) Arah, artinya sikap terpilah pada dua arah persetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju. Apakah mendukung atau tidak mendukkung, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatau atau seseorang sebagai objek. 2) Intensitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya tidak berbeda. 3) Keluasan, artinya kesetujuan atau tidak kesetujuan terhadap suatu objek sikap dapat mengenai hanya aspek yang sedikit dan sangat spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada objek sikap. 4) Konsistensi,
artinya
kesesuaian
antara pernyataan
sikap
yang
dikemukakan dengan responnya terhadap objek sikap termaksud. 5) Spontanitasnya, artinya mencakup sejauh mana kesiapan individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan (Azwar, 2003: 87-89). e. Struktur dan Pembentukan 1) Stuktur sikap Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective) dan komponen konatif (conative). a)
Komponen kognitif, berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.
b) Komponen afektif, menyangkut masalah emosional seseorang terhadap suatu objek sikap. c) Komponen
perilaku
atau
komponen
konatif,
menunjukan
bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya (Azwar, 2003: 23-27).
2) Pembentukan sikap Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak sosial atau hubungan antara individu sebagai anggota kelompok sosial dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masingmasing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial itu meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan fisik maupun psikologis disekelilingnya.
11. Ibu Hamil Trimester III Trimester III seringkali disebut periode menunggu, waspada dan persiapan aktif untuk kelahiran bayi. Saat ini bila perlu perawatan payudara bisa diberikan terutama pada putting yang masuk ke dalam (Varney, 1997:19). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi (bertemunya sperma dengan ovum sehingga terjadi pembuahan). Lama kehamilan adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung hari pertama haid terakhir. Ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi dalam tiga trimester, yaitu: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Kehamilan trimester I dimulai dari konsepsi sampai berumur 3 bulan (antara 0-12 minggu) ditandai dengan pembesaran rahim dan konsistensinya, tanda hegar, tanda piskacek, tanda chadwick dan lain-lain. b. Kehamilan trimester II dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 (antara 12-48 minggu). Ditandai dengan tinggi fundus uteri (TFU) setinggi pusat sampai dengan 3 jari atas pusat, letak janin, prosentasi kepala atau bokong, terdengar denyut jantung janin gerakan janin. c. Kehamilan trimester III dimulai dari bulan ke 7 sampai ke 9 (antara 28-40 minggu). Ditandai dengan tinggi fundus uteri (TFU) antara 3 jari atas pusat sampai dengan 3 jari bawah procesus xipoideus (px), letak janin memanjang atau melintang, prosentasi kepala atau bokong, ada denyut jantung dan gerakan janin (Mochtar 1998:43).
B. Penelitian Yang Relevan Berdasarkan penelusuran pustaka, peneliti menemukan beberapa penelitian tentang pendidikan kesehatan akan tetapi belum di jumpai penelitian dengan judul pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah tanya jawab dengan leafleat dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III. Penelitian terdahulu mengenai ASI eksklusif dan inisiasi menyusu dini dilakukan oleh Mustika (2005) Faktor – faktor yang mempengaruhi kolostrum pada ibu pacsa bersalin di ruang mawar I RSUD Dr Moewardi Surakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tehnik commit to user penelitian diskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Subjek
perpustakaan.uns.ac.id
penelitian adalah
digilib.uns.ac.id
ibu post partum yang dirawat di Mawar I RSUD Dr
Moewardi Surakarta. Penelitian kedua yang dilakukan oleh Rahaju (2008) Determinan keberhasilan praktek menyusu dini pada ibu bersalin di rumah sakit umum daerah Dr Moewardi Surakarta. Pada penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk
menganalisa
faktor
umur,paritas,pendidikan,pengetahuan
karakteristik sikap
dan
ibu karakteristik
meliputi petugas
kesehatan, sedangkan untuk pendekatan kualitatif untuk memperkuat data kuantitatif. Rancangan penelitian menggunakan cross sectional.
C. Kerangka Penelitian Pada penelitian ini kerangka berfikir dibangun dengan pemahaman bahwa pendidikan kesehatan dengan metode ceramah tanya jawab dengan leafleat yang merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini, seperti terlihat pada gambar berikut : Pendidikan Kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini
Pengetahuan Ibu hamil Trimester III
Sikap Ibu hamil trimester III
Gambar 1. Kerangka Penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis Berdasarkan uraian pada tinjauan teori serta kerangka berpikir, maka hipotesis pada penelitian ini adalah : 1.
Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah tanya jawab dengan leafleat terhadap pengetahuan pada Ibu hamil.
2.
Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah tanya jawab dengan leafleat terhadap sikap Ibu hamil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di RB An – Nissa Surakarta. Alasan pemilihan lokasi adalah karena : Banyak pasien yang melahirkan di RB An – Nissa tidak menghendaki dilaksanakanya IMD pada saat persalinan. Dapat diketahui bahwa pengetahuan tentang IMD pada ibu bersalin masih sangat minim. Oleh karena itu perlu di berikan informasi
tentang IMD pada pasien yang memeriksakan
kehamilanya pada Trimester ke III di RB An – Nissa. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai September 2012 B. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pre experimental design dengan endekatan one group pretest – posttest design. Rancangan ini digunakan karena tidak adanya faktor kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Rancangan penelitian secara ringkas dapat dilihat pada tabel:
O1 X O2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan : O1=
Pretest tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang inisiasi menyusui dini sebelum di beri perlakuan.
X =
Perlakuan
pendidikan kesehatan dengan metode ceramah tanya jawab
menggunakan leafleat. O2 = Posttest untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini setelah di beri perlakuan. Pretest dilakukan untuk mengetahui nilai awal yang digunakan untuk mengetahuai efek sebelum di lakukan intervensi, intervensi dilakukan dengan menggunakan leafleat diberikan kepada Ibu hamil trimester tiga kemudian dilakukan posttest. Nilai sebelum dan sesudah intervensi kemudian dibandingkan. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi pada penelitian ini adalah semua Ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilanya di RB An – Nissa. Berdasarkan survei awal yang dilakukan bulan Januari 2011, diketahui bahwa populasi berjumlah 52 orang. 2. Sampel penelitian ini adalah total populasi dengan kriteria inklusi sebagai berikut: Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah : a. Ibu hamil trimester III ( 28 – 40 minggu ) b. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di RB An – Nissa Surakarta. c. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya commit to user pada bulan Maret 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dengan menandatangani informent consent. e. Ibu yang berkomunikasi secara verbal dengan baik f. Ibu hamil dengan tingkat pendidikan lulus SD. D. Tehnik Sampling Tehnik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian
ini
menggunakan non probability sample dengan purposive sampling yaitu suatu tehnik penetapan sample dengan menyesuaikan kriteria tertentu berdasarkan tujuan
penelitian,sifat
sample
dapat
diterima
mewakili
populasinya
(Arikunto,2007). E. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dipergunakan adalah: 1.
Variabel Bebas a. Variabel X1 : Pendidikan kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini melalui ceramah –tanya jawab - leafleat
2.
Variabel Terikat: a. Variabel Y1 : pengetahuan ibu hamil trimester III b. Variabel Y2 : sikap ibu hamil trimester III F. Definisi Operasional Variabel
1.
Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku secara terencana
pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Metode yang digunakan adalah ceramah tanya jawab dengan leaflet yaitu metode pendidikan kesehatan dengan cara ceramah dan tanya jawab. Materi yang diberikan sesuai isi leaflet. Yaitu selebaran yang dapat dilipat, berisi keterangan singkat tapi lengkap, mengutamakan gambar/media yang mudah diingat, dimengerti dan dipahami oleh responden. Pada penelitian ini Leaflet dibuat sendiri oleh peneliti dan dibagikan satu / satu ke semua responden. 2.
Pengetahuan Ibu hamil trimester III . a. Definisi : Adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dll). b. Alat ukur : Koesioner yang berisi 24 pertanyaan tertutup dengan dua pilihan jawaban, yaitu Benar atau Salah. c. Satuan variabel : jawaban benar = skor 1 dan jawaban salah = skor 0. Total skor pengetahuan didapat dari penjumlahan tiap skor jawaban yang benar. d. Skala data : rasio
3.
Sikap Ibu hamil trimester III a. Definisi : Adalah tanggapan ibu hamil menganai hal-hal yang berkaitan dengan pentingnya IMD pada waktu persalinan. b. Alat ukur : Kuesioner berisi 20 pertanyaan yang disusun dengan menggunakan skala Likert, dengan 4 alternatif jawaban., yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (ST), dan sangat tidak setuju (STS). c. Satuan variabel : skor 4 = SS, skor 3 = S, skor 2 = TS, skor 1 = STS. Total commit to tiap userskor jawaban. skor sikap didapat dari penjumlahan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Skala data : skala interval
G. Pengumpulan Data Alat dan cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung diambil dari responden yang meliputi data dari hasil penyebaran kuesioner pada ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilanya di RB An - Nissa yang telah diujicobakan dengan telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Adapun data sekunder merupakan data yang tidak langsung diambil dari responden yang berupa data dari buku register ibu hamil trimester III. Prosedur pengambilan data: 1. Surat ijin penelitian dari institusi pendidikan 2. Menyampaikan surat ijin ke RB An - Nissa 3. Menyebarkan instrumen kepada responden yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas 4. Setelah data terkumpul dilakukan proses analisa data. H. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian untuk pengetahuan dengan menggunakan kuesioner yang diambil dari tinjauan pustaka. Kuesioner yang dibagikan kepada responden adalah jenis kuesioner tertutup, yaitu responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan sesuai petunjuk yang telah disusun terlebih dahulu, sehingga responden tidak mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban kecuali yang telah disediakan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2002). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner tertutup yang disusun secara terstruktur, berisi pertanyaan untuk pengukur pengetahuan dan sikap wanita tentang inisiasi menyusu dini. Kuesioner diberikan pada responden sebelum dilakukan perlakuan (Pretest) sambil menunggu giliran untuk periksa dan diberi perlakuan (Postest) setelah pasien selesai di periksa.. Untuk mengukur Pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini dibuat 24 pertanyaan dengan dua alternatif jawaban yaitu benar-salah. Jawaban benar mendapat nilai 1, sedangkan jawaban salah nilai 0. Jumlah total jawaban yang benar merupakan nilai akhir yang menjadi nilai pengetahuan responden. Bentuk pertanyaan adalah favorable atau unfavorabel. Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti dengan dasar teori yang ada, dengan kisi-kisi pertanyaan seperti pada tabel 1 berikut : Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Pengetahun No
Aspek Pengetahuan Favorable
No Item Soal Unfavorabel
Total
1
Pengertian IMD
1,5,6
2
4
2
Tahapan IMD
3,19
4,10,11,22
6
3
Kandungan ASI
7,8,9,16,
17
5
4
Manfaat IMD
13,14,15,24
20,12
6
5
Manfaat kontak kulit
18,21,23
3
Bayi dan Ibu TOTAL
16 commit to user
8
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Instrumen sikap Ibu hamil terhadap inisiasi menyusu dini dibuat sebanyak 20 pernyataan, yang disusun dalam bentuk pernyataan tertutup dengan skala pengukuran menggunakan skala Likert, dengan alternatif jawaban adalah sebagai berikut : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kisi-kisi pernyataan sikap Ibu hamil terhadap inisiasi menyusu dini seperti pada tabel 2 berikut : Tabel 3. Kisi-kisi Kuisenier Sikap Aspek Pengetahuan Favorable
No Item Soal Unfavorabel
Total
Pengertian IMD
1,2,7
17
4
Tahapan IMD
4,8,15
5,10,14
6
Kandungan ASI
16
19
2
Manfaat IMD
12
3,9,13
4
6,11
18,20
4
10
10
20
Manfaat kontak kulit Bayi dan Ibu TOTAL
I. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan SPSS 17.0 yaitu alpha cronbach untuk menguji item-iten kuesioner yang disebut konsistensi internal kemudian juga dilakukan tes reliability (Murti : 2008). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilaksanakan dengan mengujicobakan kuesioner di RB An-Nissa menggunakan responden yang berjumlah 20 orang yang mempunyai karakteristik sama dengan sampel penelitian (responden tidak dipakai dalam penelitian) Untuk uji validitas dan reliabilitas kedua variabel, yaitu dengan cara membagikan kuesioner pada ibu hamil trimester III. Sebelum kuesioner dibagikan, peneliti melakukan informed concent terlebih dahulu kepada responden. Pengisian kuesioner ini didampingi oleh peneliti. Kuesioner dikumpulkan pada hari itu juga. Pengisian kuesioner oleh responden dengan cara memilih jawaban yang sesuai dengan keadaan responden dengan cara memberi tanda (√) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi ibu. Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment. Untuk menentukan valid tidaknya dengan melihat harga indeks P dengan taraf signifikan 5 % (α = 0,05). Apabila harga indeks P lebih kecil dari 0,05 maka butir instrumen dinyatakan valid. Demikian pula sebaliknya, apabila harga indeks P hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Validitas data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Rumus validitas data yang sering digunakan adalah sebagai berikut: NSXY – (SX)(SY) rxy = {NSX2 – (SX2)}{NSY2 – (SY)2}
Keterangan : r = koefisien korelasi N = jumlah anggota sampel Jika r hitung > r tabel maka diperoleh data yang valid. Untuk reliabilitas data akan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan Alpha Cronbach dengan rumus:
Vt - åpq
k r11 = ( Keterangan :
) (1 (k-1)
k
= Jumlah item
r11
= reliabelitas instrumen
) Vt
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Vt
= jumlah varians total
p
= proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1) Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterandalan suatu instrumen
sehingga bila alat ukur digunakan berkali-kali akan memberikan hasil yang sama walaupun dilakukan dalam waktu yang berbeda dan orang yang berbeda (Arikunto, 2006). 1. Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas Pengetahuan Uji validitas soal dilakukan dengan mengambil sampel di RB An-nissa Surakarta yaitu sebanyak 20 sampel. Soal yang diujikan sebanyak 44 item soal dan item soal yang valid sebanayak 40 soal . Tabel 4. menunjukkan, ke 5 aspek pengetahuan dalam penelitian ini memiliki 2 soal pengetahuan yang tidak konsisten atau dikeluarkan (drop) dimana nilai kurang dari 0.444,, dan alpha cronbach 0,896. Tabel sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4. Hasil analisis konsistensi internal kuesioner pengetahuan Nomor item Korelasi item soal Status Alpha Pengetahuan Cronbach 0,74 Valid 0,896 1 2
0,59
Valid
3
0,50
Valid
4
0,59
Valid
5
0,49
Valid
6
0,64
Valid
7
0,57
Valid
8
0,74
Valid
9
0,59
Valid
10
0,74
Valid
11
-0,70
Drop
12
0,63
Valid
13
0,55
Valid
14
0,48
Valid
15
0,57
Valid
16
0,52
Valid
17
0,57
Valid
18
0,61
Valid
19
0.34
Drop
20
0,55
Valid
21
0,57
Valid
22
0,50
Valid
23
0,49 0,66commit to user
Valid
24
Valid
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas Sikap Tabel 5. menunjukkan, koesioner sikap dalam penelitian ini memiliki 2 soal sikap yang tidak konsisten atau dikeluarkan (drop) dimana nilai kurang dari 0.444, dan alpha cronbach 0,919. Tabel sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 5. Hasil Analisis Konsistensi Internal Kuesioner Sikap Nomor item
Status
Alpha Cronbach 0,919
Korelasi item soal Sikap 1
0,86
Valid
2
0,75
Valid
3
0,74
Valid
4
0,80
Valid
5
0,31
Drop
6
0,86
Valid
7
0,58
Valid
8
0,75
Valid
9
0,63
Valid
10
0,46
Valid
11
0,45
Valid
12
0,68
Valid
13
0,74
Valid
14
0,58
Valid
15
0,77
Valid
16
0,86
Valid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
0,57
Valid
18
0,55
Valid
19
0.66
Valid
20
-0,01
Drop
J. Teknik Analisa Data Sebelum dilakukan analisis data dilakukan pengolahan data melalui empat langkah (Hastono,2007) 1.
Editing Peneliti dan pengumpul data melakukan pengecekan kelengkapan dari isian kuesioner dan kejelasan jawaban setelah responden selesai mengisi kuesioner. Jika terjadi jawaban yang tidak lengkap atau tidak jelas peneliti tanyaan kembali pada responden.
2.
Coding Peneliti memberikan kode untuk kelompok intervensi yang diikuti dengan nomer urut responden.. Pada saat entry data, kode diberikan pada variabel sesuai dengan koding yang telah diberikan di definisi operasional.
kode 1 diberikan untuk responden yang menerima
intervensi dan kode 2 untuk yang belum menerima intervensi. 3.
Processing Proses pengolahan data dilakukan dengan memasukan data dari masing- masing responden kedalam program komputer. commit to user
4.
Cleaning
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah proses memasukkan data kedalam komputer, selanjutnya peneliti melakukan pengecekan data dan kelengkapan setiap responden. Setelah dipastikan tidak ada kesalahan selanjutnya dilakukan analisis data.
Sedangkan analisa data yang dilakukan dengan menggunakan program Statistical Program for Social Science (SPSS) for window versi 17.00. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil akan diuji secara statistik dengan t-test paired jika data berdistribusi normal dan jika data tidak berdistribusi normal maka analisa data menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk diskripsi data dari semua variable, meliputi : (1) Variabel pretes pengetahuan (X1, (2) Variabel pretes sikap (X2), (3) Variabel postes pengetahuan (Y1), (3) Variabel postes sikap (Y2). Data hasil penelitian diperoleh dari 24 responden disajikan dalam tabel 6. berikut ini : Tabel 6. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian. N
Variable
N
Mean
Median
Modus
o 1
Standar
Varians
Min
Max
Deviasi X1
24
16,79
17
17
0,977
0,955
14
18
24
16,33
16
16
1,090
1,188
14
18
(Pretest Pengetahuan) 2
Y1 (Postest Pengetahuan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3
X2
digilib.uns.ac.id
24
48,67
49
49
1,007
1,014
47
52
24
49,92
50
49
2,733
7,471
42
54
(Pretest Sikap) 4
Y2 (Posttest Sikap)
1. Pre Test Pengetahuan Data tentang pretes pengetahuan pada tabel 6. diatas menunjukan bahwa jumlah responden sebanyak 24, pretes pengetahuan mempunyai nilai maximum 18 minimum 14, Mean (rata-rata) 16,79, Median (nilai tengah) 17, Modus 17, Standar Deviasi 0,977 dan Varians 0,955. Berikut ini, peneliti sampaikan tentang distribusi frekuensi dari variabel X1 (pretes pengetahuan) dengan grafik histogram bersama kurva normal : Table 7. Distribusi Frekuensi Pretes Pengetahuan Pengeth_pretes Frequency Percent Valid Percent Valid 14 2 8.3 8.3 16 2 8.3 8.3 17 17 70.8 70.8 18 3 12.5 12.5 Total 24 100.0 100.0
Cumulative Percent 8.3 16.7 87.5 100.0
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pretes Pengetahuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Variabel
N
Frek
%
SD
Min Mak
Varians
Pengetahuan
24
2
8,3
0,977
14 -18
0,955
2
8,3
17
70,8
3
12,5 100
Pengeth_pretes
20
Frequency
15
10
5
Mean =16.79 Std. Dev. =0.977 N =24 0 13
14
15
16
17
18
19
Pengeth_pretes
Gambar 2. Grafik Histogram dan Kurva Normal variabel X 1 (pretest pengetahuan
2. Postes Pengetahuan Data tentang postes pengetahuan didapatkan bahwa jumlah responden sebanyak 24, nilai maksimum 18, nilai minimum 14, Mean (rata-rata) 16,33, Median (nilai tengah) 16, Modus 16, Standar Deviasi 1,090, Varians 1,188.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berikut ini, peneliti sajikan tabel distribusi frekuensi dari pretes sikap dengan grafik Histogram bersama kurva normal :
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Postes Pengetahuan Pengeth_postes
Valid
14 15 16 17 18 Total
Frequency 2 1 12 5 4 24
Percent 8.3 4.2 50.0 20.8 16.7 100.0
Valid Percent 8.3 4.2 50.0 20.8 16.7 100.0
Cumulative Percent 8.3 12.5 62.5 83.3 100.0
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Postes Pengetahuan
Variabel
N
Frek
%
SD
Min – Mak
Varians
Pengetahuan
24
2
8,3
1,090
14 - 18
1,188
1
4,2
12
50,0
5
20,8
4
16,7
commit 24 to user 100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengeth_postes Frequency 12
10
8
6
4
2 Mean =16.33 Std. Dev. =1.09 N =24 0 13
14
15
16
17
18
19
Pengeth_postes
Gambar 3. Grafik Histogram dan Kurva Normal Postes Pengetahuan
3. Pretes Sikap Data tentang pretes sikap didapatkan bahwa jumlah responden sebanyak 24, nilai maksimum 52, nilai minimum 47, Mean (rata-rata) 48,67 Median (nilai tengah) 49, Modus 49, Standar Deviasi
1,007,
Varians 1,014. Berikut ini, peneliti sajikan tabel distribusi frekuensi dari pretes sikap dengan grafik Histogram bersama kurva normal : Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pretes Sikap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sikap_pretes
Valid
47 48 49 52 Total
Frequency 3 5 15 1 24
Percent 12.5 20.8 62.5 4.2 100.0
Cumulative Valid Percent Percent 12.5 12.5 20.8 33.3 62.5 95.8 4.2 100.0 100.0
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Pretes Sikap
Variabel
Sikap
Frek
%
SD
Min – Mak
Varians
47
3
12,5
1,007
47- 52
1,014
48
5
20,8
49
15
62,5
52
1
4,2
24
100
Frequency
Sikap_pretes
15
10
5
Mean =48.67 Std. Dev. =1.007 N =24
0 46
48
50
52
Sikap_pretes
Gambar 4. Grafik Histogram dan Kurva Normal Pretes Sikap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Postes Sikap Data tentang postes sikap didapatkan bahwa jumlah responden sebanyak 24, nilai maksimum 54, nilai minimum 42, Mean (rata-rata) 49,92, Median (nilai tengah) 50, Modus 49, Standar Deviasi
2,733,
Varians 7,471. Berikut ini, peneliti sajikan tabel distribusi frekuensi dari pretes sikap dengan grafik Histogram bersama kurva normal : Tabel 13. Distribusi Frekuensi Postes Sikap Sikap_postes
Valid
42 47 48 49 50 51 52 54 Total
Frequency 1 3 1 5 5 4 1 4 24
Percent 4.2 12.5 4.2 20.8 20.8 16.7 4.2 16.7 100.0
Valid Percent 4.2 12.5 4.2 20.8 20.8 16.7 4.2 16.7 100.0
Cumulative Percent 4.2 16.7 20.8 41.7 62.5 79.2 83.3 100.0
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Postes Sikap
Variabel
Sikap
Frek
%
SD
Min – Mak
Varians
42
1
4,2
1,007
42 - 54
1,014
47
3
12,5
48 1 4,2 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
5
20,8
50
5
20,8
51
4
16,7
52
1
4,2
54
4
16,7
24
100,0
Sikap_postes Frequency 5
4
3
2
1 Mean =49.92 Std. Dev. =2.733 N =24
0 40
42
44
46
48
50
52
54
Sikap_postes
Gambar 5. Grafik Histogram dan Kurva Normal Postes Sikap B. Uji Prasyarat Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variable berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas
yang
dibantu program SPSS dapat dilihat dengan nilai p pada uji Kolmogorov Smirnov, maka interpretasinya adalah apabila nilai p > 0,05 maka data berdistribusi normal dan apabila < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal, hasilnya sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Table 15. Hasil Uji Distribusi Normal Variabel Penelitian Dengan Uji Kolmogorov Smirnov No
Variabel
Nilai p
Interpretasi
1
Pretes Pengetahuan
0,000
Berdistribusi Tidak Normal
2
Postes Pengetahuan
0,088
Berdistribusi Normal
3
Pretes Sikap
0,011
Berdistribusi Tidak Normal
4
Postes Sikap
0,568
Berdistribusi Normal
Dari tabel diatas bisa disimpulkan bahwa pretes pengetahuan dan pretes sikap merupakan data yang berdistribusi tidak normal sedangkan postes pengetahuan dan sikap berdistribusi normal. Dari uji prasyarat diatas maka dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan dan sikap pada masing-masing tidak memenuhi persyaratan untuk
diuji
dengan
statistik
parametris,
maka
pengujian
hipotesis
menggunakan uji non parametris yaitu Wilcoxon Match Pairs Test dimana data rasio pengetahuan dan data interval sikap di turunkan menjadi data ordinal. C. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian disini menguji pengaruh antar variabel. Berikut disajikan hasil pengujian hipotesis dalam tabel : Tabel 16. Hasil Uji Hipotesis Wilcoxon Match Pairs Test. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
No
Pengaruh Variabel
digilib.uns.ac.id
Nilai p Kritis
Nilai p Hitung
Interpretasi
1
Pengetahuan pada Ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan kesehatan
0,05
0,126
0,126 > 0,05 Tidak ada Pengaruh
2
Sikap pada Ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan kesehatan
0,05
0,042
0,042 < 0,05 Ada Pengaruh
1. Hipotesis 1 : Pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap pengetahuan pada Ibu hamil. Hasil yang didapatkan dengan menggunakan pengolahan SPSS versi 15,00 nilai phitung = 0,126, Nilai p hitung > 0.05 pada signifikan 5 %, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah tanya jawab dengan leafleat terhadap pengetahuan pada Ibu hamil. 2. Hipotesis 2 : Pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap sikap pada Ibu hamil. Hasil yang didapatkan dengan menggunakan pengolahan SPSS versi 15,00 nilai phitung = 0,042. Nilai p hitung < 0.05 pada signifikan 5 %, commit to user dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
inisiasi menyusu dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab leafleat terhadap sikap pada Ibu hamil. D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut : 1. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap pengetahuan pada Ibu hamil. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang berasal dari proses penginderaan manusia terhadap suatu obyek dan pengetahuan seseorang biasanya diperoleh di berbagai informasi dan berbagai macam sumber misalnya media massa,media elektronik, buku,poster serta petugas kesehatan . Pengetahuan diperoleh dari pendidikan yang direncanakan dan tersusun secara baik, maupun informasi yang tidak tersusun secara baik. Pada tabel 12 yang merupakan hasil analisis statistik nilai pretest variabel pengetahuan,tidak terlihat perbedaan (mean 16,79, median 17, modus 17, standar deviasi 0,977 ,varians 0,955 ) dan nilai post test ( mean 16,33, median 16, modus 16, standar deviasi 1,090 ,varians 1,188 ) Perbedaan tersebut secara statistik signifikan dengan nilai phitung = 0,126 dengan p>0,05). Artinya bahwa tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui kombinasi metode ceramah - tanya jawab - leafleat terhadap pengetahuan ibu hamil. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian I Made Mustika (2005) yang mengatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan tingkat pengetahuan Ibu bersalin terhadap pemberian kolostrum. Menurut Black and Champion (1992), sebelum melakukan intervensi perlu diketahui kondisi awal masing-masing orang, apakah berada pada kondisi awal yang sebanding atau tidak, hal ini penting agar validitas internalnya tinggi. Untuk itu perlu dilakukan uji komparabilitas terhadap nilai pretes pada masing-masing kelompok. Metode ceramah yang prosesnya berjalan satu arah, dimana Pengajar dituntut untuk aktif, sedangkan peserta didik hanya berperan sebagai pendengar ( Sagala dalam Wakinudin, 2009). Bila melihat teori konstruktivisme, maka kurang aktifnya peserta didik, dan metode pembelajaran yang tidak merangsang mereka untuk belajar mandiri, dapat membuat pengalaman yang didapatpun berkurang dan berpengaruh pada kurang maksimalnya peningkatan pengetahuan responden. Informasi yang kurang jelas, kurang tersusun, media yang kurang, kondisi ibu yang kurang siap dalam menerima informasi yang disampaikan, petugas kesehatan tidak berperan dalam pemberian pendidikan kesehatan dapat juga menjadi kendala dalam keberhasilan pendidikan kesehatan yang diberikan. Sumber pengetahuan ada dua yaitu secara rasional pengetahuan, seminar diperoleh manusia lewat kemampuan berfikir rasionalnya dan secara empiris dimana pengetahuan dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diperoleh melalui pengalaman yang kongkrit yaitu berasal dari media massa, seminar, penyuluhan formal dan non formal. Menurut jurnal yang dilansir oleh Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Idonesia berjudul Kajian Implementasi dan Kebijakan ASI Eksklusif dan IMD di Indonesia “Bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling berperan dalam melaksanakan IMD karena ibu tidak dapat melakukan IMD tanpa bantuan dan fasilitasi dari bidan. Artinya bidan yang bersikap positif akan lebih besar kemungkinannya untuk melakukan IMD. Sikap positif bidan terhadap IMD antara lain adalah bidan merasa senang bila ibu mengerti akan pentingnya IMD, bidan mau menyebarluaskan informasi tentang pentingnya IMD, bidan mau membantu melaksanakan IMD, dan bidan tidak mau memberikan susu botol kepada bayi”.
Menurut Jurnal kesehatan Masyarakat yang dilansir oleh Dinas Kesehatan
“ Peran Faktor Perilaku Dalam Penerapan IMD Di Kota
Parepare (Role Of Behavioral Factors In Early Breastfeeding Initiation In Parepare City )“ Strategi Penyampaian Informasi merupakan sumber dan cara penyampaian informasi terkait inisiasi menyusu dini. bahwa sumber informasi utama bagi ibu dalam hal inisiasi menyusu dini adalah petugas kesehatan, yakni bidan yang membantunya sejak pemeriksaan kehamilan sampai melahirkan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Walaupun tidak ada pengaruh, pendididkan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil trimester III diharapkan mampu memberikan pengalaman pada ibu pentingnya inisiasi menyusu dini bagi bayi baru lahir sehingga program pemerintah untuk mencanangkan program tersebut bisa dilaksanakan di tempat-tempat persalinan. 2. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah tanya jawab dengan leafleat terhadap sikap pada Ibu hamil. Pada tabel 12 yang merupakan hasil analisis statistik nilai pretest variabel sikap, terlihat perbedaan (mean 48,67, median 49, modus 49, standar deviasi 1,007,varians 1,014 ) dan nilai post test ( mean 49,92, median 50, modus 49, standar deviasi 2,733,varians 7,471) Perbedaan tersebut secara statistik signifikan dengan nilai phitung = 0,042 dengan p<0,05. Artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah tanya jawab dengan leafleat terhadap sikap pada Ibu hamil. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Siti Rahaju (2002) yang mengatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan sikap ibu bersalin terhadap keberhasilan praktek menyusui dini. Azwar (2007) mengatakan bahwa dasar terbentuknya sikap juga dipengaruhi oleh penghayatan akan pengalaman seseorang
yang
meninggalkan kesan kuat. Lebih jauh Azwar (2007) mengatakan bahwa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam struktur sikap terdapat komponen kognitif (ranah pengetahuan). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan seseorang, tentunya akan berdampak pada semakin baiknya sikap seseorang. Hal ini juga selaras dengan penelitian Supardi, dkk (2004) yang menemukan adanya hubungan yang bermakna antara peningkatan pengetahuan dengan nilai sikap. Seperti terlihat pada kelompok eksperimen dan kelompok pembanding, dimana setelah diberikan intervensi terjadi peningkatan pengetahuan yang diikuti pula dengan perubahan sikap.
Menurut Jurnal kesehatan Masyarakat yang dilansir oleh Dinas Kesehatan“Peran Faktor Perilaku Dalam Penerapan IMD Di Kota Parepare (Role Of Behavioral Factors In Early Breastfeeding Initiation In Parepare City)“ Informasi inisiani menyusu dini (IMD) dominan didapatkan dari bidan yang menangani pemeriksaan kehamilan dan persalinan, meskipun ada juga yang mendapatkannya dari media. Yang menjadi masalah karena informasi tersebut tidak selamanya disampaikan bidan jauh sebelum praktek IMD dilakukan, bahkan terkadang nanti diberi tahu sesaat setelah melahirkan. Namun demikian yang paling dominan, adalah yang mendapatkan informasi saat pemeriksaan kehamilan. Informasi tentang ASI Eksklusif dan IMD pada pasien yang datang memeriksakan kehamilannya umumya diberi informasi mengenai ASI ekslusif maupun IMD, meskipun terkadang informasi itu diberikan pada commit to user umur kehamilan yang mendekati persalinan. Keterlambatan penyampaian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
informasi menyebabkan masih adanya ibu yang ragu mengambil keputusan untuk IMD. Disinilah peran pengetahuan dan sikap bidan diperlukan, seperti kesimpulan Daryati (2008) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap bidan dengan keberhasilan melakukan inisiasi menyusu dini (IMD).
Sikap sangat berhubungan sekali dengan persepsi atau pengetahuan. Jika persepsi atau pengetahuannya baik maka sikap seseorang akan baik pula. Hal ini dibuktikan bahwa pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini telah diberikan pada ibu hamil trimester III dengan metode pendidikan kesehatan, ternyata mampu merubah sikap ibu ke arah yang positif dimana ibu bersalin bersedia dan sangat kooperatif dalam program inisiasi menyusu dini bagi bayi yang baru dilahirkannya. E. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti telah berusaha seoptimal mungkin, namun demikian masih ada beberapa kelemahan dan keterbatasan, yang meliputi : 1. Peneliti memberikan pendidikan kesehatan secara langsung kepada responden tanpa melibatkan petugas kesehatan dengan menggunakan leafleat sehingga ada gangguan – gangguan yang tidak bisa di kontrol oleh peneliti seperti faktor kejenuhan terhadap media leafleat yang terlalu banyak tulisan dan tidak ada campur tangan dari petugas kesehatan yang biasa memberikan pelayanan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini terhadap pengetahuan ibu hamil trimester tiga sangatlah komplek seperti yang telah di jelaskan Black and Champion (1992) dalam pembahasan sebelum melakukan intervensi perlu diketahui kondisi awal masing-masing orang, apakah berada pada kondisi awal yang sebanding atau tidak, hal ini penting agar validitas internalnya tinggi. Untuk itu perlu dilakukan uji komparabilitas terhadap nilai pretes pada masing-masing kelompok dan di penelitian ini tidak dilakukan uji komparabilitas terhadap nilai pretes sehingga mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian dan juga faktor pendidikan dari responden. 3. Keterbatasan
jumlah
sampel
yang
tersedia
mengikuti
penelitian
menyebabkan peneliti sulit untuk membentuk kelompok kontrol sehingga kemungkinan adanya pengaruh faktor perancu terhadap hasil penelitian belum dapat disingkirkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah tanya jawab dengan leafleat tidak berpengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil. 2. Pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini melalui metode ceramah tanya jawab dengan leafleat dapat meningkatkan sikap ibu hamil terhadap inisiasi menyusu dini.
B. Implikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebagai suatu penelitian terapan, kesimpulan yang ditarik mempunyai implikasi dalam bidang kesehatan dan penelitian selanjutnya. Implikasi tersebut adalah : Guna mempertahankan sikap ibu untuk melakukan dukungan program inisiasi menyusu dini bagi bayi yang dilahirkannya, maka perlu melibatkan dukungan keluarga terutama pada saat persalinan. Dengan pengalaman yang telah didapatkan diharapkan juga ibu yang telah melakukan inisiasi menyusu dini dapat menceritakan pengalamannya pada ibu-ibu yang lain terutama ibu hamil. Faktor lain yang membentuk sikap maupun perilaku pada ibu adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah kondisi yang ada diluar diri pribadi yang mencangkup keluarga, lingkungan, religiusitas, dan lainnya. C. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, dapatlah peneliti memberikan saransaran sebagai berikut : 1. Rumah Bersalin a. Meningkatkan program penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini kepada ibu hamil b. Mensosialisasikan mengenai inisiasi menyusu dini serta manfaatnya kepada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan dengan metode yang tidak hanya menggunakan leafleat tetapi media yang lain sehingga benar-benar memberikan pengetahuan secara maksimal . commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Peneliti Lain Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan penelitian yaitu dengan memasukkan variabel penelitian yang lain.
commit to user