perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERHADAP PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN PASSING BOLAVOLI PADA SISWA SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI JENIS KELAMIN (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Bermain dan Drill pada Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Pacitan)
TESIS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh : RIDHA KURNIASIH ASTUTI A121108031
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERHADAP PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN PASSING BOLAVOLI PADA SISWA SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI JENIS KELAMIN (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Bermaindan Drill pada Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Pacitan)
Oleh RIDHA KURNIASIH ASTUTI A. 121108031
Telah disetujui oleh tim pembimbing Komisi Pembimbing
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Pembimbing I :
Prof. Dr. Sugiyanto NIP 194911081976091001
.............................
....... …………. 2015
Pembimbing II :
Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd NIP 19651128 199003 1 0001
.............................
....... …………. 2015
Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal ....... ........................... 2015
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program PascaSarjana UNS
Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd NIP 19651128 199003 1 0001
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERHADAP PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN PASSING BOLAVOLI PADA SISWA SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI JENIS KELAMIN (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Bermaindan Drill pada Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Pacitan)
TESIS Oleh : RIDHA KURNIASIH ASTUTI A. 121108031 Tim Penguji Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Ketua
Prof. Dr. Muchsin Doewes., dr., AIFO NIP 194805311976031001
...........................
...........................
Sekretaris
Dr. Sapta Kunta P. M.Pd NIP. 196503231993031012
...........................
...........................
Anggota Penguji
Prof. Dr. Sugiyanto NIP 194911081976091001
...........................
...........................
Anggota Penguji
Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. NIP 19651128 19900310001
...........................
...........................
Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat pada tanggal ....... ................... 2015 Direktur Program Pascasarjana UNS
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Prof. Ir. Ahmad Yunus, M.Sc., Ph.D NIP. 196107171986011001
Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd NIP 19651128 199003 1 0001
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ridha Kurniasih Astuti NIM
: A121108031
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul “Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Terhadap Peningkatan Minat dan Kemampuan Passing Bolavoli pada Siswa Sekolah Dasar Ditinjau dari Jenis Kelamin (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Bermain dan Drill pada Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Pacitan)”, adalah benar karya saya sendiri. Hal-hal yang buka karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta,
Januari 2015
Yang membuat penyataan
Ridha Kurniasih Astuti
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Kita tersenyum saat kehidupan berjalan sukses dan menyenangkan, itu hal yang biasa. Tetapi saat kehidupan kita menghadapi banyak rintangan, tantangan, dan tidak memuaskan, namun kita tetap bisa tersenyum itu baru luar biasa. (Andrie Wongso)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada : 1. Kedua orang tuaku yang tercinta yang telah memberiku yang terbaik. Terima kasih untuk dukungan moral, spiritual dan material tentunya, dan kasih sayangnya yang tulus yang tak kan pernah tergantikan sepanjang waktu. 2. Suamiku yang baik hati (selalu memberikan perhatian dalam susah maupun senang serta motivasi) 3. Anakku tersayang (penyemangatku dalam suka dan duka) 4. Eyang uti yang selalu ada ketika ku membutuhkan bantuannya.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini dengan bersungguh-sungguh. Dengan judul “Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Terhadap Peningkatan Minat dan Kemampuan Passing Bolavoli pada Siswa Sekolah Dasar Ditinjau dari Jenis Kelamin.” Dalam kesempatan ini saya mrngucapkan terima kasih yang tak terhingga terutama kepada pembimbing saya yaitu terhormat Prof. Dr Sugiyanto dan Prof. Dr Agus Kristiyanto, M.Pd yang sabar membimbing saya dan telah memberikan motivasi serta ilmu yang sangat bermanfaat sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Serta kepada bapak ibu dosen Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah tulus memberikan ilmu pengetahuan serta berbagi pengalaman kepada saya selama saya menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret. Saya juga menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. 2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir. 3. Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Ilmu commit toIIuser Keolahragaan sekaligus pembimbing di Pascasarjana Universitas Sebelas
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Maret yang telah memberikan bimbingan, motivasi, bantuan serta dorongan dalam penyelesaian tesis ini. 5. Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd, Selaku sekretaris Program Studi Ilmu Keolahragaa Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan bantuan serta motivasi dalam penyelesaian tesis ini. 6. Prof. Dr. Sugiyanto, selaku Pembimbing I yang tidak pernah lelah memberikan bimbingan, motivasi, dorongan, bantuan, ilmu yang sangat bermanfaat yang kelak akan menjadi bekal selanjutnya. 7. Seluruh Dosen Pascasarjana khususnya Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitan Sebelas Maret yang telah memberikan ilmu dan nasehat yang sangat berharga. 8. Sukapto, S.Pd, selaku Kepala Sekolah Dasar Pringkuku I yang telah memberikan izin penelitian dalam rangka penyelesaian tesis ini. 9. Gianto, S.Pd, Selaku Guru Penjasorkes Sekolah Dasar Pringkuku I yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan penelitian. 10. Seluruh Civitas Akademika Sekolah Dasar Pringkuku I yang telah membantu dan berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian. 11. Seluruh rekan-rekan yang telah membantu dan memberikan dukungan selama proses penyelesaian tesis ini. 12. Keluarga besar yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan selama penyelesaian tesis ini.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Atas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan, saya ucapkan banyak terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang setimpal dan mendapatkan ampunan-Nya kepada kita semua. Amin.
Surakarta, Januari 2015
Peneliti
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
PERNYATAAN ..............................................................................................
iv
MOTTO ..........................................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xvi
ABSTRAK ...................................................................................................... xvii ABSTRACT ......................................................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah .............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................
7
D. Perumusan Masalah ...................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .......................................................................
8
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... commit to user
9
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
11
1. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar .................................
11
a. Pendidikan ......................................................................
11
b. Pendidikan Jasmani ........................................................
18
c. Sekolah Dasar ................................................................
21
2. Permainan Bola Voli ............................................................
22
a. Sejarah Bola Voli ...........................................................
22
b. Perlengkapan Bola Voli .................................................
24
c. Teknik Bola Voli ............................................................
26
d. Latihan ...........................................................................
34
e. Perkembangan Gerak .....................................................
40
f. Minat Bermain Bola Voli ...............................................
44
3. Pendekatan Pembelajaran ....................................................
48
a. Pendekatan .....................................................................
48
b. Pembelajaran ..................................................................
48
c. Pendekatan Pembelajaran ..............................................
52
d. Pendekatan Pembelajaran Bermain ................................
53
e. Pendekatan Pembelajaran Drill ......................................
55
f. Pengaruh ........................................................................
57
4. Jenis Kelamin .......................................................................
57
a. Perkembangan Fisik Anak Laki-laki dan Perempuan pada Usia Sekolah Dasar ...............................................
57
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Perkembangan Motorik Anak Laki-laki dan Perempuan pada Usia Sekolah Dasar ...............................................
60
c. Perkembangan Kognitif Anak Laki-laki dan Perempuan pada Usia Sekolah Dasar ...............................................
62
d. Perbandingan Karakteristik Anak Laki-laki dan Perempuan pada Usia Sekolah Dasar ............................
63
B. Penelitian yang Relevan..............................................................
64
C. Kerangka Berfikir .......................................................................
64
D. Pengajuan Hipotesis ....................................................................
66
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................
67
1. Tempat Penelitian ................................................................
67
2. Waktu Penelitian ...................................................................
67
B. Rancangan Penelitian ..................................................................
67
1. Jenis Penelitian .....................................................................
68
2. Desain Penelitian ..................................................................
68
C. Variabel Penelitian ......................................................................
69
D. Definisi Operasional ..................................................................
69
E. Populasi dan Sampel ..................................................................
71
F. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
72
G. Instrumen Penelitian ..................................................................
72
H. Teknik Analisis Data .................................................................
75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ............................................................................
79
B. Pengujian Prasyarat Analisis .....................................................
91
C. Pengujian Hipotesis ................................................................... commit to user D. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................
95
xii
98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................
107
B. Implikasi .....................................................................................
108
C. Saran ...........................................................................................
109
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
110
LAMPIRAN .....................................................................................................
113
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1 Tujuan Latihan dan Kesiapan Anak .......................................................
35
3.1 Rancangan Faktorial 2 x 2 ......................................................................
68
3.2 Ringkasan ANAVA 2 x 2 .......................................................................
77
4.1 Deskripsi Data Hasil Tes Peningkatan Minat Siswa pada Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan Jenis Kelamin ..
80
4.2 Deskripsi Data Hasil Tes Minat Passing Bolavoli Secara Menyeluruh Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Jenis Kelamin ..................................................................................................
82
4.3 Nilai Peningkatan Minat Passing Bolavoli Masing-masing Sel .............
84
4.4 Deskripsi Data Hasil Tes Peningkatan Kemampuan Siswa pada Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan Jenis Kelamin .........................................................................................
86
4.5 Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Passing Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Jenis Kelamin ..........................................................................................
88
4.6 Nilai Peningkatan Kemampuan Passing Bolavoli Masing-masing Sel ..
90
4.7 Uji Normalitas ........................................................................................
92
4.8 Uji Kesamaan Rata-rata ...........................................................................
93
4.9 Uji Homogenitas ......................................................................................
94
4.10 Ringkasan Nilai Rata-rata Minat Passing Bolavoli Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan Jenis Kelamin ........................................
95
4.11 Ringkasan Nilai Rata-rata Kemampuan Passing Bolavoli Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan Jenis Kelamin ...................
97
4.12 Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor A dan B Terhadap Passing Bolavoli ..................................................................... 102 4.13 Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor A dan B Terhadap Passing Bolavoli ..................................................................... 105 commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Tahapan Servis Bawah .............................................................................
27
2.2 Tahapan Floating Serve ............................................................................
28
2.3 Tahapan Servis dengan Melompat ...........................................................
30
2.4 Tahapan Passing Bawah ...........................................................................
31
2.5 Tahapan Passing Atas ..............................................................................
33
2.6 Tahapan Block (Bendungan) ...................................................................
34
4.1 Histogram Nilai Rata-rata Hasil Tes Minat Awal dan Tes Akhir Passing Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan Jenis Kelamin .............................................................
83
4.2 Histogram Nilai Rata-rata Peningkatan Minat Passing Bolavoli pada Tiap Kelompok Perlakuan ........................................................................
84
4.3 Histogram Nilai Rata-rata Tes Kemampuan Awal dan Tes Akhir Passing Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan Jenis Kelamin ..............................................................
89
4.4 Histogram Nilai Rata-rata Peningkatan Passing Bolavoli pada Tiap Kelompok Perlakuan ................................................................................
90
4.5 Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Minat Passing Bolavoli .................................................................................................... 102 4.6 Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Kemampuan Passing Bolavoli ....................................................................................... 105
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Jadwal Kegiatan Penelitian .......................................................................
113
2. Program Pembelajaran Passing Bawah Bola Voli dengan Pendekatan Pembelajaran Drill .................................................................................... 114 3. Program Pembelajaran Passing Atas Bola voli dengan Pendekatan Pembelajaran Drill .................................................................................... 120 4. Program Pembelajaran Passing Bawah dan Passing Atas Bola voli dengan Metode Bermain ........................................................................... 125 5. Rekapitulasi nilai Tes Awal Keterampilan Passing Bola Voli dengan Pendekatan Pembelajaran Drill ................................................................. 135 6. Rekapitulasi Nilai Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli dengan Pendekatan Pembelajaran Drill ................................................................. 136 7. Rekapitulasi Data Hasil Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Klasifikasi Kemampuan Antara Siswa Laki-laki dan Perempuan Beserta Pembagian Sampel ke Sel-sel Secara Acak .............. 137 8. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Kelompok 1 (Kelompok Pendekatan Pembelajaran Drill) ......... 138 9. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Kelompok 2 (Kelompok Pendekatan Pembelajaran Bermain) ... 139 10. Rekapitulasi Data Minat Tes Awal dan Tes Akhir Klasifikasi Minat Antara Siswa Laki-laki dan Perempuan Beserta Pembagian Sampel ke Sel-sel Secara Acak ................................................................................... 140 11. Rekapitulasi Data Minat Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli (Kelompok Pendekatan Pembelajaran Drill) .............................. 141 12. Rekapitulasi Data Minat Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli (Kelompok Pendekatan Pembelajaran Bermain) ....................... 142 13. Surat Ijin Penelitian ...................................................................................
143
commit to user 14. Surat Keterangan ......................................................................................
144
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK RIDHA KURNIASIH ASTUTI. NIM: A121108031. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Terhadap Peningkatan Minat dan Kemampuan Passing Bolavoli pada Siswa Sekolah Dasar Ditinjau dari Jenis Kelamin (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Bermain dan Drill pada Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Pacitan). Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. Sugiyanto, Pembimbing II: Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. Surakarta: Program Studi Ilmu Keolahragaan. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Tujuan penelitian untuk variabel dependen minat: a) Untuk mengetahui adakah perbedaan antara pendekatan pembelajaran bermain dengan pendekatan pembelajaran drill terhadap peningkatan minat bermain bolavoli pada siswa sekolah dasar, b) Untuk mengetahui adakah perbedaan peningkatan minat bermain bolavoli antara siswa laki-laki dan perempuan pada siswa sekolah dasar. c) untuk mengetahui adakan interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap peningkatan minat bermain bolavoli pada siswa sekolah dasar. 2. Tujuan penelitian untuk variabel dependen kemampuan: a) untuk mengetahui adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bermain dan drill terhadap peningkatan kemampuan passing bolavoli pada siswa sekolah dasar. b) untuk mengetahui adakah perbedaan peningkatan kemampan passing bolavoli antara siswa laki-laki dan perempuan pada siswa sekolah dasar. c) untuk mengetahui adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap peningkatan kemampuan passing bolavoli pada siswa sekolah dasar. Berdasarkan tujuan di atas, maka penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas 4,5 dan 6 sekolah dasar pringkuku 1. Sampel yang diambil untuk penelitian sebanyak 40 siswa. Variabel penelitian melibatkan 4 (empat) variabel yaitu: variabel independen manipulatif (pendekatan pembelajaran bermain dan drill), independen atributif (jenis kelamin laki-laki dan perempuan), dan dependen (minat dan kemampuan siswa dalam bola voli). Teknik pengumpulan data dengan tes dan angket. Teknik analisi data dengan menggunakan ANAVA 2 x 2 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Variabel dependen minat: a) Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan belajar bermain dengan pendekatan belajar drill terhadap peningkatan minat bermain bola voli pada siswa sekolah dasar. Pengaruh pendekatan pembelajaran menggunakan metode bermain lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran menggunakan metode drill. b) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan minat passing bolavoli antara siswa dengan jenis kelamin laki-laki dengan siswa yang memiliki jenis kelamin perempuan. Peningkatan minat passing bolavoli pada siswa dengan jenis kelamin laki-laki lebih baik dari pada siswa dengan jenis kelamin perempuan pada siswa sekolah dasar. c) Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan jenis kelamin terhadap minat passing bolavoli. 2) Variabel commit to user dependen kemampuan: a) Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan belajar
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bermain dengan pendekatan belajar drill terhadap peningkatan kemampuan bermain bola voli pada siswa sekolah dasar. Pengaruh pendekatan pembelajaran menggunakan metode drill lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran menggunakan metode bermain. b) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan keterampilan passing bolavoli antara siswa dengan jenis kelamin laki-laki dengan siswa yang memiliki jenis kelamin perempuan. Peningkatan keterampilan passing bolavoli pada siswa yang memiliki jenis kelamin laki-laki lebih baik dari pada siswa yang memiliki jenis kelamin perempuan pada siswa sekolah dasar. c) Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan jenis kelamin terhadap ketrampilan passing bolavoli. Kata Kunci: Pendekatan Pembelajaran Bermain dan Drill, Keterampilan Passing Bolavoli, Ditinjau Dari Jenis Kelamin.
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT RIDHA KURNIASIH ASTUTI. NIM: A121108031. The Effectiveness of Game Learning approach to Increase Students‟ Interest and volleyball Passing Ability In Elementary School Students Viewed from Gender (Experimental Study of Game and Drill Learning Approach In Elementary School Students in Pacitan). A thesis. Supervisor I: Prof. Dr. Sugiyanto, Supervisor II: Prof. Dr Agus Kristiyanto, M.Pd. Surakarta: sports science program. Graduate Program of Sebelas Maret University. Surakarta. The aim of the dependent research variables of interest is: a) to reveal whether or not there is a difference between Game and Drill-learning approach to increase students‟ interest in playing volleyball in elementary school, b) to reveal whether or not there is an interest difference to play volleyball between male and female students in elementary school. c) to reveal whether or not there is an interaction between learning approach and gender toward the increase of students‟ interest in playing volleyball in elementary school students simultaneously. The aim of the research for the dependent variable abilities is: a) to reveal whether or not there is a distinct influence between Game and Drill-learning approach toward the increase of volleyball passing ability in elementary school students. b) to reveal whether or not there is a distinct increase of volleyball passing ability between male and female students in elementary school. c) to reveal whether or not there is an interaction between learning approach and gender toward the increase of volleyball passing ability. Based on the mentioned objectives, the research was carried out using experimental design within the use of multifactor analysis of variance 2x2. The Population of this research was all students of class 4, 5 and 6, elementary school Pringkuku1. The number of the sample taken was 40 students. The Variable of the research consists of four variables: those are: the manipulative independent variable (Game and Drill learning approach), independent attributive variable (male and female), and the dependent variable (interests and abilities of students in volleyball). Technique of collecting the data was questionnaire and test. Then, the data was analyzed using parametric hypothesis tester multifactor analysis of variance at the level of significance α = 0.05. Based on the research findings, it can be concluded that: 1) The dependent variable of interest: a) There is the difference influence between those who are taught using Game and Drill learning approach toward the increase of interest to play volleyball in the elementary school students. It is concluded that the Game is more effective than Drill. b) There is the significant difference of volleyball passing interest between those who have female gender and those who have male gender. It is concluded that the increase of the interest to male students is better compared to the female students in the elementary school student. c) There was a significant interaction between the learning approaches and gender toward passing interest in volleyball. 2) The dependent variable ability: a) There is the difference influence between those who are taught using Game and Drill learning approach to user in elementary school students. toward the increase of the ability commit to play volleyball
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
It is concluded that Drill is more effective than Game. b) There is the significant difference of volleyball passing ability between those who have female gender and those who have male gender. It is concluded that the increase of the ability to male students is better compared to the female students in the elementary school student. c) There is the significant interaction between learning approaches and gender toward the volleyball passing ability. Keywords: Game and Drill Learning Approach, Volleyball Passing Ability, Viewed From Gender.
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan nasional merupakan kunci pokok kemajuan suatu bangsa. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan dalam kehidupan suatu bangsa mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan Negara tersebut, oleh karena itu keberhasilan pendidikan dalam suatu Negara harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.” Salah satu pendidikan yang tidak kalah pentingnya untuk selalu ditingkatkan adalah pendidikan jasmani yang akan membentuk manusia menjadi pribadi yang sehat dan mampu berinteraksi dengan sekitarnya. Dalam mengartikan pendidikan jasmani ada dua pandangan yaitu: commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
1.
Pandangan Tradisional Pandangan tradisional menganggap bahwa manusia terdiri dari dua
komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani. Pandangan ini menganggap bahwa pendidikan jasmani hanya semata-mata mendidik jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang atau penyelaras pendidikan rohani manusia. 2.
Pandangan Modern Pandangan modern menganggap bahwa manusia bukan sesuatu yang terdiri
dari bagian-bagian yang terpilah-pilah. Manusia adalah kesatuan dari berbagai bagian yang terpadu. Oleh karena itu pendidikan jasmani tidak dapat hanya berorientasi pada jasmani saja atau hanya untuk kepentingan satu komponen (Suherman Adang, 2000: 17). Pendidikan jasmani dilakukan dengan sarana jasmani yaitu aktivitas jasmani yang pada umumnya di lakukan dengan gerakan-gerakan yang mengandung unsur ketangkasan dan keterampilan yang tidak terlalu cepat, terlalu halus dan sempurna sehingga mampu dilakukan oleh peserta didik dan dapat di peroleh manfaatnya. Pendidikan jasmani tidak hanya bersifat psikomotorik saja, melainkan meliputi unsur yang lainnya. Antara lain bidang-bidang non-fisikal seperti intelektual, sosial, estetika. Dengan demikian pendidikan jasmani tidak hanya meningkatkan kesegaran fisik saja melainkan membentuk manusia secara utuh untuk mengembangkan pribadinya secara keseluruhan dan memperbaiki semua aspek kehidupan. Karena kehidupan modern sekarang ini menuntut kita untuk selalu berusaha memelihara dan meningkatkan kesehatan. Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori yaitu perkembangan fisik, gerak, mental dan sosial agar dapat berkembang dengan baik commit to user (Mu‟fiah, 1992: 1).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Perubahan konsep gerak badan yang diterapkan di sekolah-sekolah pada tahun 1945-an, warisan kebijakan pendidikan Jepang yang menekankan pembinaan man power melalui peningkatan kebugaran menjadi pendidikan jasmani. Dikjas merupakan pendidikan yang mengaktualisasikan aktivitas manusia yang berbentuk sikap, tindak, dan karya untuk dibentuk, diisi, dan diarahkan menuju keutuhan pribadi sesuai dengan cita-cita bangsa. Dimensi keutuhan pribadi tersebut sebenarnya telah ditegaskan dalam Undang-Undang Pendidikan No.4 Tahun 1950 Pasal 9: “Untuk membentuk keseimbangan antara pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani maka pendidikan jasmani diselenggarakan disemua jalur sekolah.” Definisi pendidikan jasmani yang telah mutakhir tercantum dalam Keputusan Pemerintah tahun 1987 (SK Mendikbud No. 413/U/1987), merupakan petunjuk bahwa pada saat itu pendidikan jasmani statusnya diakui sebagai bagian integral dari pendidikan pada umumnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Definisi tersebut berbunyi “Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
individu
secara
organik,
neuromuskuler, intelektual, dan emosional.” Konsep pendidikan jasmani juga erat hubungannya dengan pendidikan rekreasi, dan pendidikan kesehatan yang menghasilkan bidang studi penjaskes yang merupakan perpaduan antara pendidikan jasmani dan pendidikan kesehatan dengan titik persamaan dalam muara tujuan yaitu terbentuknya gaya hidup aktif sepanjang hayat untuk, mencapai kesehatan. Meskipun demikian pada tataran praktisi terjadi komplikasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
yaitu pembelajaran penjaskes menjadi tidak menentu dalam hal substansi dan tujuan, persaingan dalam alokasi waktu bagi penyampaian substansi dan akhirnya menggiring guru-guru untuk hanya sekedar menyampaikan informasi dan bahkan pengetahuan yang tidak fungsional yang lazim disebut pelajaran teori sebagai pelajaran praktik. Masalah lainnya terjadi evaluasi yang hanya sampai pengukuran kognitif paling rendah misalnya hanya bagian-bagian mendasar dari penjas itu sendiri. Hal inilah yang dapat mempengaruhi pemahaman siswa terhadap pendidikan jasmani. Suatu pemahaman yang merusak konsep pendidikan jasmani yang menyenangkan menjadi suatu pembelajaran yang monoton, menjenuhkan. Pemahaman seperti ini yang harus kita ubah agar proses pembelajaran pendidikan jasmani kembali seperti pada yang seharusnya, yaitu pembelajaran yang dapat menarik minat dan kesenangan siswa terhadap pembelajaran gerak yang akan membentuk dirinya secara jasmani dan rohani yang utuh. Karena ketertarikan siswa terhadap sesuatu berawal dari minat, termasuk ketertarikan mereka terhadap pendidikan jasmani. Menurut Munawar Isnaeni (2003:7) yang mengutip Bigot, seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur antara lain perhatian, kesenangan, kemauan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat yaitu: 1. Faktor dari dalam Adalah erat hubungannya dengan emosi, dipengaruhi oleh kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh individu dalam melakukan aktifitas yang dipengaruhi oleh keadaan psikologis seseorang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
2. Faktor dari luar Faktor lingkungan dan latar belakang keluarga, yaitu yang mempengaruhi minat olahraga. (Santoso Totok, 1998: 11) Memang tidak mudah untuk menumbuhkan minat siswa dalam mempelajari pendidikan jasmani. Fenomena krisis pendidikan jasmani yang terjadi diseluruh dunia yang dipaparkan dalam pertemuan puncak pendidikan jasmani (world summit of physical education) pada bulan September 1999 di Berlin mengetengahkan hasil survey Kent Hardman (1993, 1998a, 1998b, 1999) yang menyimpulkan ada enam kesimpulan negatif tentang pendidikan jasmani (Lutan Rusli dkk, 2002: 13), yaitu : a. Pendidikan jasmani berada pada urutan terbawah dalam kurikulum. b. Pengurangan alokasi waktu dalam kurikulum. c. Kesenjangan antara kurikulum yang dikehendaki dan pelaksanaannya. d. Kelangkaan sumber finansial, fasilitas dan peralatan. e. Standar profesional guru pendidikan jasmani. f. Isu kesetaraan gender. Seperti hal-hal di ataslah yang akan mempengaruhi siswa dalam mengenal pendidikan jasmani. Hal itu secara otomatis juga akan mempengaruhi minat siswa terhadap pendidikan jasmani. Namun ada beberapa cara untuk menumbuhkan minat siswa dalam mempelajari bahkan menggemari pendidikan jasmani, salah satunya yaitu dengan memberikan suatu pendekatan pembelajaran yang tidak monoton yang menunjang dalam menumbuhkan minat serta mampu mengajak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
mereka untuk melakukan proses pembelajaran yang pada akhirnya mereka mampu melakukan teknik-teknik serta pendalaman materi yang diberikan oleh guru. Dengan demikian siswa diharapkan mampu mencapai apa yang menjadi tujuan dari proses pembelajaran pendidikan jasmani itu sendiri. Salah satu pendekatan yang diberikan pada siswa usia sekolah dasar adalah pendekatan
pembelajaran
bermain
yang
dipadukan
dengan
pendekatan
pembelajaran drill yang diharapkan mampu meningkatkan minat dan pendalaman materi pendidikan jasmani yang dikehendaki. Sehingga apa yang menjadi tujuan pendidikan jasmani untuk membentuk manusia secara utuh dapat terwujud dengan pendekatan-pendekatan tepat yang diterapkan pada siswa, terutama siswa sekolah dasar. Sehingga dapat disimpulkan adakah perbedaan pengaruh metode pembelajaran terhadap minat dan kemampuan passing dalam permainan bola voli pada siswa sekolah dasar ditinjau dari jenis kelamin dan persepsi kinestetik.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan minat dan kemampuan teknik dasar passing bola voli pada siswa laki-laki dan perempuan di jenjang pendidikan sekolah dasar. 2. Sejauh mana peranan pendekatan pembelajaran bermain dan drill terhadap peningkatan minat dan kemampuan penguasaan teknik dasar passing bola voli pada siswa dan siswi sekolah dasar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
3. Perbedaan Jenis kelamin dapat mempengaruhi hasil dalam peningkatan minat dan penguasaan materi teknik dasar passing bola voli pada siswa sekolah dasar.
C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan tidak keluar dari tema dan pokok bahasan, sehingga tidak menimbulkan makna dan pemahaman yang berbeda-beda, maka dalam hal ini akan dibahas mengenai pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan untuk siswa sekolah dasar. Tetapi tidak semua pendekatan pembelajaran dibahas disini, melainkan hanya pendekatan pembelajaran bermain dan pendekatan pembelajaran drill. Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah seberapa besar pengaruh pendekatan pembelajaran bermain dan pendekatan pembelajaran drill terhadap peningkatan minat dan kemampuan dalam melakukan teknik dasar passing bola voli bagi siswa sekolah dasar yang ditinjau dari jenis kelamin.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perlu dirumuskan permasalahanpermasalahan sebagai berikut : 1. Rumusan masalah pada variabel dependen minat. a. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bermain dengan pendekatan pembelajaran drill terhadap peningkatan minat bermain bola voli pada siswa sekolah dasar? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
b. Adakah perbedaan peningkatan minat bermain bola voli antara siswa lakilaki dan perempuan pada siswa sekolah dasar? c. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap peningkatan minat bermain bola voli pada siswa sekolah dasar? 2. Rumusan masalah pada variabel dependen kemampuan passing bola voli a. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan belajar bermain dengan pendekatan belajar drill terhadap peningkatan kemampuan passing bola voli pada siswa sekolah dasar? b. Adakah perbedaan peningkatan kemampuan passing bola voli antara siswa laki-laki dan perempuan pada siswa sekolah dasar? c. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap peningkatan kemampuan passing bola voli pada siswa sekolah dasar?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui: 1. Tujuan penelitian untuk variabel dependen minat. a. Perbedaan pengaruh antara pendekatan belajar bermain dengan pendekatan belajar drill terhadap peningkatan minat bermain bola voli pada siswa sekolah dasar. b. Perbedaan minat bermain bola voli antara siswa laki-laki dan perempuan pada siswa sekolah dasar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
c. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap peningkatan minat bermain bola voli pada siswa sekolah dasar. 2. Tujuan penelitian untuk variabel dependen kemampuan passing bola voli. a. Perbedaan pengaruh antara pendekatan belajar bermain dengan pendekatan belajar drill terhadap peningkatan kemampuan passing bola voli pada siswa sekolah dasar. b. Perbedaan peningkatan kemampuan passing bola voli antara siswa lakilaki dan perempuan pada siswa sekolah dasar. c. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap peningkatan kemampuan passing bola voli pada siswa sekolah dasar.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut : 1. Memberikan sumbangan pengetahuan terhadap para pengajar pendidikan jasmani
mengenai
pentingnya memilih
dan penggunaan pendekatan
pembelajaran yang tepat pada anak usia tertentu untuk meningkatkan minat dan kemampuan penguasaan teknik dasar passing bola voli. 2. Dapat memberikan sumbangan pengetahuan kepada para pengajar pendidikan jasmani pentingnya variasi dalam penerapan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk anak usia sekolah dasar dalam upaya peningkatan minat dan penguasaan teknik dasar passing bola voli khususnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
3. Dapat menjadi bahan referensi khususnya bagi para pengajar pendidikan jasmani, dalam menyusun strategi pembelajaran yang tepat dan menarik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar a. Pendidikan Banyak pandangan tentang makna pendidikan. Hal tersebut wajar saja dan sangat tergantung pada sisi mana garapan pendidikan itu akan dikaji. Terlepas dari sisi mana seesorang memandang, namun ada kesamaan fokus yang menjadi ciri hakiki garapan pendidikan, yaitu bahwa pendidikan merupakan usaha manusia dalam „memanusiakan manusia‟ (Mujiono Dimyati, 1994: 6), misalnya, menyebut pendidikan sebagai “Proses interaksi yang bertujuan. Interaksi terjadi antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi pribadi yang mandiri dan utuh.” Dalam kajian yuridis formal, makna pendidikan seperti tersurat dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diungkapkan sebagai berikut: “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa mendatang.” Langeveld seorang ahli pedagogik dari Belanda mengemukakan batasan pengertian pendidikan, bahwa pendidikan adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan. Bimbingan dari batasan di atas ada beberapa aspek yang commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
berhubungan dengan usaha pendidikan, yaitu bimbingan sebagai suatu proses, orang dewasa sebagai pendidik, anak sebagai manusia yang belum dewasa, dan yang terakhir adalah tujuan pendidikan. Dengan memakai istilah bimbingan, secara filosofis kita dapat menghayati, bahwa pendidikan itu merupakan suatu usaha yang disadari , bukan suatu usaha yang serampangan begitu saja, harus kita pertimbangkan segala akibatnya dari perbuatan-perbuatan mendidik itu. Dengan menggunakan bimbingan itu pula, pendidikan tidak dilaksanakan dengan memaksakan kepada si anak sesuatu yang datangnya dari luar. Begitu juga sebaliknya tidak boleh dibiarkan begitu saja si anak berkembang dengan sendirinya. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas dan banyak variabel yang mempengaruhinya. Sebagai suatu proses psikologis, pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Dari perpspektif mengajar, pelakunya adalah guru/pendidik ataupun pihak yang mendidik. Sedangkan dari perspketif belajar, pelakunya adalah psesrta didik/siswa yang melakukan aktifitas belajar. Dengan demikian, pendidikan adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik yang memilik tujuan tertentu. Pendidikan sebagai proses pada dasarnya membimbing peserta didik menuju pada tahapan kedewasaan, dengan melalui program pendidikan sekolah ataupun pendidikan luar sekolah, termasuk di dalamnya pendidikan dalam keluarga serta lingkungan. Dalam bingkai nasional, pembangunan pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat maanusia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Oleh sebab itu ke arah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan, garapan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu sistem yang dilaksanakan secara semesta, menyeluruh dan terpadu dengan melibatkan berbagai pihak termasuk lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan pemerintah baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan bermakna (Suherman Adang, 2000: 1). Menurut Morse (1964) dalam Suherman Adang (2000: 1), “Pendidikan dibagi menjadi dua yaitu pendidikan liberal dan pendidikan umum. Pendidikan liberal lebih berorientasi pada bidang studi dan menekankan penguasaan materinya.” Tujuan utamanya adalah penguasaan materi pembelajaran secara mendalam dan bahkan jika mungkin sampai tuntas. Aktivitas kerja pendidikan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang memiliki lapangan dan jangkauan yang sangat kuas mencakup semua pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan. Setelah kita membahas bahwa manusialah yang memang dapat menerima pendidikan dan yang memungkinkandapat dididik maka timbulah pertanyaan yang perlu mendapat jawaban ilmiah. Dan di bawah ini adalah beberapa asumsi yang memungkinkan manusia itu perlu mendapatkan pendidikan yaitu : 1) Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, manusia begitu lahir ke dunia perlu mendapatkan uluran tangan orang lain untuk dapat melangsungkan kehidupannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
2) Manusia lahir tidak langsung dewasa. Untuk sampai ke tingkat dewasa yang menjadi tujuan pendidikan dalam arti khusus memerlukan waktu yang relatif panjang. 3) Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial. Ia tidak akan menjadi manusia lain. 4) Manusia pada hakikatnya dapat dididik dan dapat mendidik dirinya sendiri secara terus menerus sepanjang hayat. Sementara itu pendidikan umum lebih bersifat memperhatikan pelakunya dari pada bidang studi atau materinya. Tujuan utamanya adalah mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Dalam dunia pendidikan kita tidak boleh memberikan suatu pengetahuan di luar teori. Kita perlu memahami teori pendidikan,karena dengan teori tersebut akan memberikan manfaat dalam hal: 1) Memberi arah serta tujuan mana yang akan dicapai. 2) Untuk memperkecil kesalahan dalam praktik, atas dasar teori pendidikan, diketahui mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. 3) Berfungsi sebagai tolok ukur,sejauh mana kita telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan itu (Munib Achmad, 2006: 25). Dalam GBHN 1973 dikemukakan pengertian pendidikan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Ada beberapa konsep dasar tentang pendidikan yang akan dilaksanakan yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
1) Bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup (life long education). Dalam hal ini berarti bahwa usaha pendidikan sudah dimulai sejak manusia itu lahir dari kandungan ibunya sampai ia tutup usia, sepanjang ia mampu untuk menerima pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya. Suatu konsekuensi dari konsep pendidikan sepanjang hayat ialah bahwa pendidikan tidak identik dengan sekolah. pendidikan akan berlangsung dalam lingkungan keluarga, dalam lingkungan sekolah dan dalam lingkungan masyarakat. 2) Bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pemerintah tidak boleh memonopoli segalanya,melainkan bersama dengan keluarga dan masyarakat, berusaha agar pendidikan mencapai tujuan yang telah di tentukan. 3) Bagi manusia pendidikan itu merupakan suatu keharusan, karena pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang. Henderson mengemukakan bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dielakkan oleh manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh tidak terjadi, karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik. Dari penjelasan di atas pendidikan mengandung suatu pengertian yang sangat luas, menyangkut seluruh aspek kepribadian manusia. Pendidikan menyangkut hati nurani, nilai-nilai, perasaan, pengetahuan dan keterampilan. Dengan pendidikan manusia ingin atau berusaha untuk meningkatkan dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
mengembangkan serta memperbaiki nilai-nilai, hati nuraninya, perasaannya, pengetahuannya dan keterampilannya. Dengan kata lain pendidikan merupakan kegiatan mengolah hati anak didik. Tujuan pendidikan merupakan suatu gambaran dari falsafah hidup atau pandangan hidup manusia, baik secara perorangan maupun secara kelompok (bangsa dan negara). Membicarakan tujuan pendidikan akan menyangkut sistem nilai dan norma-norma dalam suatu konteks kebudayaan, baik dalam mitos, kepercayaan dan religi, filsafat, ideologi. Tujuan pendidikan di suatu negara pastilah berbeda dengan tujuan pendidikan di negara lain. Pendidikan pada hakikatnya akan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih. Kegiatan ini kita laksanakan sebagai suatu usaha untuk mentranformasikan nilai-nilai. Maka pada pelaksanaannya ketiga kegiatan tadi harus berjalan secara serempak dan terpadu, berkelanjutan, serta serasi dengan perkembangan anak didik serta lingkungan hidupnya. Nilai-nilai yang akan ditransformasikan itu mencakup nilainilai religi, nilai-nilai kebudayaan, nilai-nilai pengetahuan dan teknologi serta nilai keterampilan. Nilai-nilai yang akan kita transformasikan tersebut dalam rangka
mempertahankan,
mengembangkan,
maka
disinilah
pendidikan
berlangsung dalam kehidupan. Pendidikan mengemban tugas unutk menghasilkan generasi yang baik, manusia-manusia yang lebih berkebudayaan, manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih baik. Nilai-nilai yang hidup dan berkembang di suatu masyarakat atau negara menggambarkan pendidikan dalam suatu konteks yang sangat luas, menyangkut kehidupan seluruh umat manusia yang digambarkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencapai suatu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
kehidupan yang lebih baik. Selanjutnya untuk memahami konsep pendidikan salah satu diantaranya adalah dengan cara memahami berbagai pengertian tentang pendidikan. Berikut ini akan diutarakan beberapa pengertian sebagai berikut: 1) Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak. 2) Crow and Crow menyatakan bahwa pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dan generasi ke generasi. 3) Jhon Dewey dalam bukunya Democracy and Education menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses yang berupa pengajaran dan bimbingan, bukan paksaan yang terjadi karena adanya interaksi dengan masyarakat. 4) Dictionary of Educational menyatakan bahwa pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih akan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. 5) Driyarkara menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani itulah disebut mendidik. Pendidikan adalah memanusiakan manusia muda. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
6) GBHN Tahun 1973 menyatakan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. 7) UUSPN No.2 Tahun 1989 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang. 8) UUSPN No 20 Tahun 2003 menyatakan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia (Munib Achmad, 2006: 32).
b. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Namun perolehan keterampilan dan perkembangan lain yang bersifat jasmaniah itu sekaligus sebagai tujuan (Suherman Adang, 2000: 1). Tujuan pendidikan jasmani sejalan dengan tujuan pendidikan pada umumnya, tertuju pada aspek fisik, mental, emosional, spiritual dan sosial. Pendidikan jasmani tidak hanya sekedar melibatkan fisik semata, namun aktivitas jasmani memberikan kontribusi terhadap perkembangan kepribadian seseorang, aktivitas latihan kekuatan atau kesegaran jasmani memerlukan usaha dan disiplin diri commit yang to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
dari pelakunya dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pelakunya. Para guru pendidikan jasmani harus dapat memilih aktivitas kesegaran jasmani yang mempunyai ciri tersebut karena pendidikan jasmani merupakan pusat berbagai gagasan, aktivitas jasmani yang dominan hasil karya siswa dapat mengembangkan kesadaran siswa tentang apa, mengapa, dan bagaimana aktivitas fisik itu dilakukan. Pendidikan jasmani menekankan pada pemanfaatan aktifitas jasmani, dapat berupa olahraga, rekreasi, petualangan, permainan dan aktifitas fisik lainnya. Aktivitas jasmani merupakan istilah yang sangat kompleks untuk di definisikan. Namun demikian aktifitas jasmani dapat kita telusuri dari beberapa pandangan. Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan kedalam empat katagori yaitu: 1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh. 2) Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah,sempurna. 3) Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap dan tanggung jawab siswa. 4) Perkembangan social. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok masyarakat. (Adang, 2000: 23).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Menurut Haag dalam Suherman Adang (2000: 28), “Ada dua macam definisi aktifitas jasmani yaitu yang pertama: aktifitas jasmani sebagai perilaku gerak manusia yang berada di bawah payung konsep gerak (movement science), yang kedua: aktifitas jasmani sebagai olahraga yang ditinjau berdasarkan disiplin olahraga (sport discipline).” Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari suatu pendidikan, sehingga diberikan di semua tingkatan dan jalur sekolah. Berikut ini diklasifikasikan berdasarkan penekanan fungsi aktifitas jasmani yang antara lain berfungsi sebagai berikut : 1) Medium pengembangan karakteristik dasar yang terkait dengan kondisi dan koordinasi seperti: daya tahan, kekuatan, power. 2) Medium pengembangan pola gerak dasar yang sering dijumpai pada waktu bekerja, rekreasi dan rutinitas sehari-hari seperti tercermin dalam gerak: lokomotor, stability, manipulatif. 3) Medium pengembangan skill teknik-teknik gerakan yang terkait langsung dengan olahraga seperti lempar lembing. 4) Medium pengembangan kombinasi dari ketiga di atas untuk menguasai bidang kecabangan dalam olahraga seperti: bola basket, selancar dan sepak bola. Hakikat pendidikan jasmani yang dipahami sebagai proses pendidikan via gerak insani itu, lebih lanjut dielaborasi dalam beberapa pernyataan. Pendidikan jasmani adalah: 1) Satu-satunya mata pelajaran di sekolah yang fokusnya adalah pada „badan‟, aktivitas jasmani dan perkembangan fisik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
2) Membantu anak untuk mengembangkan respek terhadap „badannya‟ baik yang di milikinya maupun milik orang lain. 3) Mengembangkan pada anak kebiasaan aktif yang penting bagi perkembangan kesehatan dan menjadi landasan bagi gaya hidup sehat setelah dewasa. 4) Mengembangkan pemahaman tentang peranan aktivitas jasmani aerobic dan anaerobic untuk meningkatkan kesehatan. 5) Memberikan sumbangan bagi pengembangan kepercayaan diri dan self esteem pada anak. 6) Mendorong perkembangan kognitif dan social, memberikan sumbangan bagi pengembangan keterampilan pendidikan yang fundamental seperti baca, tulis dan prestasi akademik.
c. Sekolah Dasar Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru yang disebut Sekolah Dasar (SD) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk Sekolah Dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak commit to user berarti anak usia Sekolah Dasar berada dalam dua masa perkembangan, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun). Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. Tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi : 1) Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik. 2) Membina hidup sehat. 3) Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok. 4) Belajar menjalankan peranan sosial sesuai jenis kelamin. 5) Belajar membaca, menulis dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat. 6) Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif. 7) Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai. 8) Mencapai kemandirian pribadi (Desmita, 2009: 35).
2. Permainan Bolavoli a. Sejarah Bola Voli Bola voli sudah dikenal sejak abad pertengahan terutama di negara-negara Romawi. Pada tahun 1893 di Jerman permainan ini dikenal dengan nama commit to user Faustball. Dua tahun kemudian yakni pada tahun 1895 William G. Morgan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
seorang guru pendidikan jasmani pada Young Men Christian Association (Y. M. C. A.) di kota Holyoke, Massachusette mencobakan permainan sejenis Faustball yang mula-mula olahraga rekreasi dalam lapangan tertutup (indoor). Morgan menciptakan permainan yang lebih ringan dengan menggantungkannet tenis setinggi 2, 16 m dari lantai kemudian menggunakan bola yang relatif ringan. Bola ini dipantulkan terus menerus melewati net, jadi bola tidak boleh menyentuh lantai. Permainan ini kemudian dinamakan Mintonette. Pada waktu itu belum ditentukan batas maksimal sentuhan berapa kali dan rotasi pun belum ada. Serta diperbolehkan menjulurkan tangan melewati atas net dengan maksud menyentuh bola di daerah lawan. Dalam percobaan-percobaan selanjutnya dirasakan bola terlalu ringan, sedangkan penggunaan bola basket dirasakan terlalu berat. Morgan kemudian mengusulkan pada A. G. Spalding & Brother yakni suatu perusahaan industri alat-alat olahraga untuk membuatkan bola voli sebagai percobaan. Setelah itu diadakan demonstrasi dihadapan para ahli pendidikan jasmani pada suatu konferensi internasional di Springfield College. Pada tahun 1896 setelah melihat bahwa dasar permainan Mintonette dalam memvoli bola hilir mudik melewati net maka Prof. H. T. Halstar dari Springfield, Massachusetts USA mengusulkan nama permainan ini menjadi Volleyball (Yunus M , 1991: 6). Permainan bola voli adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu beranggotakan enam orang dan dimainkan di lapangan permainan berukuran 18 m x 9 m. Tujuan pemain dalam bermain adalah menjatuhkan bola secepat mungkin dilapangan lawan melewati atas net. Pantulan dianggap tidak syah apabila bola didorong, ditahan dan diangkat. Permainan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
dimulai dengan pukulan servis pemain belakang kanan didalam daerah servis. Bola harus dipukul dengan satu tangan kearah lawan melewati atas net dengan batas dua tongkat tegak lurus diatas garis samping lapangan. Masing-masing regu berhak mempermainkan bola paling banyak tiga kali (kecuali perkenaan block) dalam usahanya menjaga bola.
b. Perlengkapan Bola Voli Dalam suatu pertandingan
permainan bola voli diperlukan sarana dan
prasarana yang memadai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sarana prasarana yang diperlukan dalam bola voli meliputi : 1) Lapangan Pembuatan lapangan harus di tanah yang rata dan cukup keras. Bila dibuat dalam gedung maka lantainya harus tidak licin, rata dan tinggi atap gedung minimal tujuh meter. Garis-garis lapangan selebar 5 cm yang terdiri dari garis tengah, garis serang, garis petak servis, garis samping dan garis belakang lapangan. Garis-garis tersebut harus terang dan berbeda warna dari warna lantai dan garis-garis lainnya. Dua garis samping dan garis akhir termasuk ukuran dari lapangan permainan. Garis tengah membagi dua lapangan menjadi dua bidang yang masing-masing berukuran 9 x 9 meter. Garis ini terletak dibawah net dari garis samping ke garis lainnya. 2) Jaring/Net Ukuran net panjang 9, 50 meter dan lebar 1 meter. Terletak vertical diatas poros garis tengah.Ukuran petak-petak cm². Ukuran tinggi jaring/net commitnet to (10x10) user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
untuk pria 2, 43 meter dan untuk wanita setinggi 2, 24 meter. Pada kedua samping jaring dipasang pita samping tegak lurus diatas pertemuan antara garis batas samping dan garis tengah selebar 5 cm. dibuat lipat dua dan bentuknya memanjang sepanjang net. Didalam kanvas terdapat kabel lentur untuk menegangkan net pada tiang-tiang yang menariknya agar tetap pada ketegangannya. Pada bagian bawah net terdapat tali untuk menegangkan dan menarik net supaya kencang. 3) Antena/Rod Rod dibuat dari bahan fiberglass dengan ukuran panjang 180 cm dan garis tengah 1 cm. Tongkat dipasang tepat menempel pada pita batas samping sebelah hingga tongkat menonjol 80 cm di atas tepi atas net. Dua buah antena ditempatkan pada sebelah luar dari setiap pita samping dan ditempatkan pada sisi berlawanan dari net. Terdapat garis-garis yang berwarna kontras sepanjang 10 cm, lebih baik berwarna merah putih. Antenna merupakan bagian dari batas net dan menandakan batas sisi ketinggian net dan batas daerah permainan. 4) Bola Bola harus bulat, terbuat dari bahan lunak (lentur), bola dalamnya terbuat dari karet atau bahan lain yang semacam. Keliling bola 65 cm sampai 67 cm. berat bola 250 gram sampai 280 gram. Tekanan udara 0, 40 sampai 0, 45 kg/cm².semua bola yang dipergunakan dalam suatu pertandingan harus sesuai dengan ketentuan mengenai keliling, berat, tekanan udara, dan bentuk. Pertandingan internasional yang resmi bola yang dipakai mendapat pengesahan dari FIVB. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
5) Perlengkapan pemain Pemain-pemain hendaknya memakai kostum yang bernomor di dada dan di punggung sesuai peraturan. Dalam permainan pemain diharuskan memakai sepatu olahraga (Yunus.M. 1992: 29).
c. Teknik Pada Bola Voli Adapun macam-macam teknik tersebut meliputi : 1) Servis Pada awalnya servis merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan, sesuai dengan perkembangannya teknik servis saat ini tidak hanya sebagai pukulan pembuka saja melainkan sebagai suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Karena kedudukan servis yang begitu penting maka pelatih selalu berusaha menciptakan bentuk servis yang dapat menyukarkan lawan. a) Servis Tangan Bawah (Underhand service) Servis ini adalah servis yang sangat sederhana dan diajarkan terutama untuk pemula. Gerakannya lebih alamiah dan tidak membutuhkan tenaga yang terlalu besar. (1) Sikap permulaan Berdiri didaerah servis menghadap ke lapangan, bagi yang tidak kidal kaki kiri berada didepan dan bagi yang kidal sebaliknya.Bola dipegang pada tangan kiri, tangan kanan boleh menggegam atau dengan telapak tangan terbuka. Lutut agak ditekuk sedikit dan berat badan berada di tengah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
(2) Gerak pelaksanaan Bola dilambungkan di depan pundak kanan setinggi 10 sampai 20 cm. pada saat yang bersamaan tangan kanan ditarik ke belakang kemudian mengayunkan kearah depan atas dan mengenai bagian belakang bawah bola. (3) Gerak lanjutan Setelah memukul diikuti dengan memindahkan berat badan kedepan dengan melangkahkan kaki kanan kedepan dan segera masuk kelapangan untuk mengambil posisi dengan sikap siap normal, siap untuk menerima pengembalian atau serangan dari pihak lawan.
Gambar 2.1. Servis Tangan Bawah (Yunus, M., 1992: 116)
b) Floating serve (Servis mengapung) Floating serve adalah jenis servis yang jalannya bola dari hasil pukulan servis itu tidak mengandung putaran. Dengan kata lain bola berjalan mengapung atau mengambang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Gambar 2.2. Floating Serve (Yunus. M., 1992: 117) c) Overhand Round-Hause service (Hook service) (1) Gerak permulaan Berdiri menyampingi lapangan, jarak kedua kaki selebar pundak, kedua tangan memegang bola. (2) Gerak pelaksanaan Lambungkan bola diatas pundak kanan, lutut ditekuk. Kemudian ayunkan lengan kanan kearah bola dengan gerakan melingkar secepat mungkin, telapak tangan dalam keadaan terbuka, pada waktu telapak tangan mengenai bola lengan dalam keadaan lurus dan gunakan lecutan pergelangan tangan pada waktu telapak tangan mengenai bola untuk menambah kecepatan putaran bola. (3) Gerak lanjutan Setelah telapak tangan mengenai bola, lanjutkan gerakan lebgan kanan melingkar kearah kiri dan pindahkan berat badan ke kiri, kemudian segera diikuti dengan gerakan melangkahkan kaki kanan kearah lapangan untuk segera mengambil posisi siap menerima commit to user pengembalian/serangan dari pihak lawan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
d) Jumping Service (servis dengan melompat) Servis ini dilakukan dengan gerakan melompat seperti gerakan smash. (1) Sikap permulaan Berdiri didaerah servis dekat garis belakang menghadap ke net. Kedua tangan memegang bola. (2) Gerak pelaksanaan Lambungkan bola setinggi lebih kurang 3 meter, agak didepan. Kemudian badan merendah dengan menekuk lutut untuk melakukan awalan melompat setinggi mungkin kemudian bola dipukul setinggi mungkin seperti gerakan smash. Lecutan pergelangan tangan secepat-cepatnya sehingga menghasilkan pukulan topspin yang tinggi agar bola secepat mungkin turun kedaerah lapangan lawan. (3) Gerak lanjutan Setelah melakukan pukulan dengan meraih bola setinggi-tingginya pada saat melayang diudara langsung mendarat di dalam lapangan dan segera mengambil posisi siap untuk menerima pengembalian atau serangan dari pihak lawan. Sebagai catatan sewaktu melakukan awalan tolakan kaki harus berada dibelakang garis (tidak boleh menginjak garis belakang), tetapi pendaratan setelah memukul bola boleh menginjak garis atau mendarat jauh didalam lapangan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Gambar 2.3. Servis dengan Melompat (Yunus. M, 1992: 121)
2) Passing Passing adalah mengoper bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan teknik tertentu sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. a) Pass bawah normal (1) Sikap permulaan Ambil sikap siap normal dalam permainan voli, kedua lutut ditekuk dengan badan sedikit dibongkokkan kedepan, berat badan menumpu pada telapak kaki bagian depan untuk mendapatkan suatu kesetimbangan labil agar dapat lebih mudah dan lebih cepat bergerak ke segala arah. Kedua tangan saling berpegangan yaitu punggung tangan kanan diletakkan diatas telapak tangan kiri kemudian saling berpegangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
(2) Gerak pelaksanaan Ayunkan kedua lengan kearah bola dengan sumbu gerak pada persendian bahu dan siku betul-betul dalam keadaan lurus. Perkenaan bola pada bagian proksimal dari lengan diatas dari pergelangan tangan dan pada waktu lengan membentuk sudut sekitar 45 derajat dengan badan, lengan diayunkan dan diangkat hampir lurus. (3) Gerak lanjutan Setelah ayunan lengan mengenai bola. Kaki belakang melangkah kedepan untuk mengambil posisi siap kembali dan ayunan lengan untuk pass bawah kedepan tidak melebihi sudut 90 derajat dengan bahu/badan.
Gambar 2.4. Pass Bawah (Yunus. M, 1992: 130) b) Pass atas normal (1) Sikap permulaan Ambil posisi sikap siap normal yaitu kedua kaki berdiri selebar dada, commit to user kaki bagian depan. Lutut ditekuk berat badan menumpu pada telapak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
dengan badan merendah, tempatkan badan secepat mungkin dibawah bola dengan kedua tangan diangkat lebih tinggi dari dahi dan jari-jari tangan terbuka lebar membentuk cekungan seperti setengan lingkaran bola. (2) Gerak pelaksanaan Tepat saat bola berada diatas dan sedikit didepan dahi lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola. Perkenaaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan kedua dan yang dominan mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah pada waktu perkenaan dengan bola jari-jari agak ditegangkan, kemudian diikuti dengan gerakan pergelangan tangan agar bola dapat memantul dengan baik. (3) Gerak lanjutan Setelah bola memantul dengan baik lanjutkan dengan meluruskan lengan kedepan atas sebagai suatugerakan lanjutan, diikuti dengan memindahkan berat badan kedepan dengan melangkahkan kaki belakang kedepan dan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal kembali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Gambar 2.5. Pass Atas (Yunus.M, 1992: 138) 3) Smash a) Smash normal Proses smash dimulai dari sikap permulaan, gerak pelaksanaan dan gerak lanjutan sama dengan proses pelaksanaan smash secara umum. Ciri-ciri khusus pada smash normal adalah : (1) Lambungan bola cukup tinggi, mencapai 3 meter ke atas. (2) Jarak lintasan bola yang diumpankan berkisar antara 20 sampai 50 cm dari net. (3) Titik jatuhnya bola diumpankan berada disekitar daerah tengah antara pengumpan dan smasher yang diukur dari garis proyeksi smasher terhadap net. (4) Langkah awalan dimulai setelah bola lepas dari tangan pengumpan dengan pandanganberkonsentrasi jalannya bola. (5) Meraih dan memukul bola setinggi-tingginya diatas net. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
b) Block (Bendungan) Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan, jika ditinjau dari teknik gerakan block bukanlah merupakan teknik yang sulit. Namun keberhasilan suatu block presentasenya relative kecil karena bola smash yang sukar diblock, arahnya
dikendalikan
oleh
lawan
(lawan
selalu
berusaha
menghindari block tersebut).
Gambar 2.6. Block (Bendungan) (Yunus. M, 1992 : 173) d. Latihan Menurut Suharno (1993: 5) latihan adalah suatu proses penyempurnaan atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban-beban fisik, teknik, taktik, dan mental yang teratur, terarah, meningkatkan bertahap dan berulang-ulang waktunya.Frekuensi latihan sebaiknya paling sedikit 3 kali dalam setiap minggunya (Kosasih Engkos, 1983: 28) Sedangkan prinsip latihan terdiri dari: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
1) Kenaikan beban latihan teratur dari sedikit demi sedikit; hal ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi overtraining dan proses adaptasi atlet terhadap beban latihan akan terjamin keteraturannya, 2) Prinsip stres (tekanan); latihan harus mengakibatkan stress fisik dan mental atlet. 3) Prinsip interval (selang); kegunaan prinsip interval diterapkan dalam latihan adalah untuk menghindari overtraining, 4) Prinsip ulangan (repetisi); untuk mengoptimalkan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik, dan keterampiln yang benar, atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyak secara kontinyu (Suharno, 1993: 7). Tujuan latihan dan kesiapan anak menurut Sukadiyanto (2010: 23) adalah sebagai berikut : Tabel 2.1. Tujuan dan Kesiapan Anak dalam Latihan Usia 6-10 tahun Usia 11-13 tahun Usia14-18 tahun Usia Dewasa 1. Membangun 1. Pengayaan 1. Peningkatan 1. Puncak kemauan/interes keterampilan latihan penampilan gerak atau masa restasinya. 2. Menyenangkan 2. Penyempurnaan 2. Latihan khusus teknik 3. Belajar berbagai 3. Persiapan untuk 3. Frejuensi keterampilan meningkatkan kompetisi gerak dasar latihan diperbanyak Untuk mencapai puncak dalam cabang bola voli diperlukan latihan yang kontinyu selama 8 sampai 10 tahun. Terbagi dalam tiga tahap sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
1) Tahap Pemula Menurut Bompa dalam Yunus. M (1992: 257) untuk memulai latihan yang sistematik dalam cabang olahraga bola voli tingkat dasar sekitar umur 11 sampai 12 tahun. Latihan tingkat dasar ini berlangsung kurang lebih selama 2 tahun yang berisi : a) Menumbuhkan rasa senang berolahraga khususnya untuk cabang olahraga yang diminati. b) Mengembangkan kapasitas fisik secara umum terutama pengembangan yang dutujukan pada system cardio respirasi dengan bentuk-bentuk latihan aerobic sebagai basis pengembangan kapasitas fisik sebelum menuju kearah unsur-unsur kondisi fisik yang spesifik diperlukan dalam permainan bola voli. c) Mengajarkan skill dasar (teknik-teknik dasar) yaitu : (1) Servis (2) Passing (Pass atas dan pass bawah) (3) Umpan (Set up) (4) Smash (Spike) (5) Bendungan (Block) d) Memberikan pengalaman bermacam-macam gerak yang bervariasi dan berbeda-beda
agar
memiliki
kekayaan
gerak
sehingga
mudah
mempelajari kombinasi gerak-gerak yang lebih sulit pada tingkat yang lebih tingginantinya. Tujuan ini dapat lebih mudah dicapai dengan menganjurkan anak-anak banyak melakukan permainan dalam cabang olahraga lainya terutama yang memiliki gerak-gerak koordinasi yang commit to user kompleks seperti: sepak bola, bola basket,senam dan lain-lainya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
e) Menanamkan sikap mental yang baik hingga menjadi kebiasaan anak. Seperti
disiplin,
sportivitas,
rasa
tanggung
jawab,
kerjasama,
kepercayaan diri, ketekunan. 2) Tahap Menengah Pada tahap ini latihan-latihan berisi sebagai berikut: a) Melanjutkan peningkatan kondisi fisik umum. b) Mulai mengarah pada peningkatan kondisi fisik khusus yang diperlukan dalam cabang olahraga bola voli seperti : (1) Kecepatan reaksi. (2) Kekuatan yang menggunakan power otot-otot kaki dan lengan, untuk meningkatkan kemampuan meloncat dan memukul bola dalam melakukan smash. (3) Kelincahan (4) Fleksibilitas (5) Daya tahan khusus c) Mengajarkan keterampilan gerak yang lebih sulit. d) Meningkatkan kemampuan koordinasi dengan mengajarkan bermacammacam kombinasi gerak yang sulit. e) Penyempurnaan teknik dasar. f) Mengajarkan pengetahuan tentang taktik, baik secara teoritis didalam kelas maupun secara praktik di lapangan. g) Latihan mengikuti kompetisi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
3) Tahap Lanjut atau Tahap Spesialisasi Pada tahap ini tujuannya untuk mencapai prestasi setinggi mungkin dan jika sudah tercapai berusaha mempertahankan prestasi tersebut selama mungkin: a) Kelanjutan menyempurnaan penguasaan keterampilan. b) Menjaga kestabilan prestasi dalam kondisi yang berbeda-beda, dengan pengalamanbertanding yang bervariasi, menghadapi lawan yang berbeda-beda tipe dan kemampuanya. c) Meningkatkan keluasan taktik dan kebebasan dalam menghadapi situasipertandingan yang beragam. d) Pengembangan gaya kekhususan perorangan. e) Peningkatan kondisi fisik yang paling prima.
4) Program Latihan Tahunan Dalam menyusun program latihan tahunan dibagi dalam tiga periodesebagai berikut: a) Periode persiapan Periode ini merupakan saat persiapan fisik dan mental sebagai dasar yang kuat untuk memasuki periode berikutnya. Selain itu juga mempersiapkan kemampuan dasar berupa penyempurnaan teknik. Pada akhir periode ini tingkat fitness yang baik harus sudah dimiliki oleh setiap atlit. Dalam cabang olahraga bola voli periode ini menurut Bompa (1983: 165) adalah yang terpanjang, memakan waktu sampai 6 bulan dan volume latihan yang terbesar dicapai pada bulan ketiga dan commit user keempat. Program latihan padato periode ini disusun secara ekstensif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
sehingga beban kerja yang terberat dirasakan pada periode persiapan ini, yang kemudian volume latihan berangsur-angsur turun sedikit demi sedikit. b) Periode Kompetisi Periode kompetisi ini berlangsung lebih kurang selama 4 bulan. Latihan pada periode ini menurut Dieter Beutelsthal dalam Yunus M (1992: 261) mempunyai tujuan: (1) Menyempurnakan kemampuan teknik, taktik dan fisik para pemain. (2) Memelihara dan mempertahankan hasil-hasil yang telah dicapai selama periode persiapan. c) Periode Transisi Pada periode transisi ini merupakan saat-saat istirahat secara aktiv, untuk memulihkan kelelahan fisik maupun mental Selma periode kompetisi yang baru saja berlalu. Kegiatan pada periode ini dapat berupa olahraga rekreasi dengan mengikuti kegiatan bermain pada cabang olahraga lainnya seperti bolabasket, sepakbola,tennis. Periode ini berlangsung selama 2 bulan. Pada akhir periode ini atlet istirahat total lebih kurang selama 3 minggu.
5) Program Latihan Mingguan Secara teoritis latihan efektif untuk meningkatkan prestasi, minimal 3kali dalam seminggu. Dalam penyusunan program mingguan ini di buat berselangseling sehingga ada hari-hari untuk istirahat (interval) untuk memulihkan kesegaran fisik agar pada hari latihan berikutnya benar-benar dalam keadaan commit to user segar. Masalah yang akan timbul dalam latihan yang intensif dengan frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
yang lebuh banyak adalah pengaturan waktu istirahat yang cukup dan tepat, agar pada waktu latihan berikutnya fisik sudah pulih dan benar-benar dalam keadaan segar. Jika pemulihan belum tercapai pada waktu latihan berikutnya tidak akan dapat menghasilkan superkompensasi dan bahkan mungkin terjadi penurunan prestasi. Sehingga harus berhati-hati dalam menungkatkan beban dan frekuensi latihan terutama jika latihan sudah melibihi 4 kali perminggu.
e. Perkembangan Gerak Keterampilan gerak merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugastugas gerak tertentu dengan baik. Semakin baik penguasaan gerak keterampilan maka pelaksanaannya akan semakin efisien. Gerak meliputi tiga kategori yaitu : 1) Keterampilan adaptif sederhana 2) Keterampilan adaptif terpadu 3) Keterampilan adaptif kompleks (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993: 249) Dalam
perkembangan
gerak
juga
harus
keterampilan fisik diantaranya: 1) Kecepatan reaksi 2) Kekuatan 3) Ketahanan 4) Kecepatan 5) Fleksibilitas 6) Ketajaman indera commit to user (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993: 257).
diperhatikan
unsur-unsur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Sedangkan menurut Magill, Richard A (1980 : 40) belajar motorik adalah proses gerakan yang ditimbulkan dari rangsangan syaraf otot menjadikan suatu gerakan. Dari pengertian itu maka kemampuan gerak seseorang haruslah dilatih untuk mendapatkan penguasaan keterampilan yang diharapkan. Drowatzky, John N (1981: 17) belajar motorik adalah proses perubahan atau modifikasi individu sebagai hasil timbal balik antara latihan dan kondisi lingkungan. Tujuan dari belajar gerak adalah untuk menguasai berbagai keterampilan gerak dan mengembangkan agar keterampilan gerak yang dikuasai bisa dilakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas gerak untuk mencapai sasaran tertentu. Menurut Fitts dan Posner dalam Sugiyanto (1993: 272) proses belajar gerak keterampilan terjadi dalam 3 fase belajar, yaitu : 1) Fase Kognitif Fase kognitif adalah fase awal dalam belajar gerak keterampilan. Fase awal ini disebut fase kognitif karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri pelajar adalah pelajar menjadi tahu tentang gerakan yang dipelajari, sedangkan pada fase ini penguasaan geraknya masih belum baik karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan. 2) Fase Asosiatif Fase asosiatif merupakan fase menengah. Fase ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana pelajar sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat pelaksanaannya. Dengan tetap mempraktikkan berulang-ulang, pelaksanaan gerakan akan semakin efisien, lancer dengan keinginannya dan kesalahan gerakan semakin berkurang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
3) Fase Otonom Fase otonom bisa dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak.Fase ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis. Dalam belajar gerak kita juga harus memperhatikan kondisi internal. Kondisi internal adalah keadaan yang seharusnya ada pada diri pelajar yang meliputi : 1) Pelajar harus mengingat bagian-bagian gerakan keterampilan Hal ini hanya dimungkinkan terjadi apabila pelajar memiliki modal berupa kemampuan melakukan gerakan-gerakan yang merupakan dasar terbentuknya gerakan yang baru. 2) Mengingat urutan rangkaian gerakan Gerakan keterampilan pada dasarnya merupakan rangkaian dari gerakangerakan. Apabila pelajar tidak bisa mengingat urutan rangkaian dari gerakangerakan maka ia tidak akan mampu melakukan gerakan keterampilan dengan baik. Selain kondisi internal dalam belajar gerak juga harus diperhatikan kondisi eksternal pada diri pelajar agar proses pembelajaran bisa terjadi. Kondisi eksternal dalam belajar gerak ada 4 macam yang meliputi : 1) Sajian instruksi verbal Instruksi verbal dapat diterjemaahkan menjadi pengajaran menggunakan kata-kata.Instruksi verbal dalam belajar gerak adalah berupa penjelasan mengenai gerakan yang dipelajari.Penjelasan sebaiknya diberikan secara singkat, jelas dan menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
2) Sajian instruksi visual Instruksi visual adalah pengajaran dimana materi pelajaran disajikan dalam bentuk sesuatu yang bisa dilihat. Didalam belajar gerak intruksi visual diberikan dalam bentuk sajian model gerakan atau contoh gerakan.Sajian model gerakan dapat diberikan dalam bentuk peragaan gerakan oleh seseorang atau dalam bentuk gambar bentuk gerakan. Peragaan gerakan seseorang yang mungkin dilakukan oleh guru atau orang lain yang bisa melakukan bisa disebtu model hidup, sedangkan yang berupa gambar disebut model gambar. 3) Kegiatan Praktik Praktik adalah salah satu kondisi eksternal dalam belajar gerak berbentuk melakukan gerakan-gerakan yang dipelajari. Gerakan yang dipelajari dilakukan berulang-ulang. Dengan melakukan berulang-ulang penguasaan gerakan semakin meningkat. Meningkatnya penguasaan gerak keterampialn tampak dalam penampilan gerakan yang semakin baugus dan semakin kecil melakukan kesalahan. 4) Penyampaian umpan balik Umpan balik adalah masukan yang diterima oleh pengajar sehubungan dengan apa yang telah dikerjakan. Dari umpan balik pelajar menjadi tahu apakah yang telah dilakukan adalah benar atau salah.pelajar menjadi tahu atau salahnya berdasarkan informasi yang tersampaikan melalui umpan balik (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993: 281). Demikian pula dengan proses pembelajaran pada bola voli, dalam pembelajaran bola voli kita akan melalui tahap-tahap sesuai dengan rangkaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
belajar gerak. Voli merupakan suatu gerakan yang kompleks sehingga dalam pembelajarannya harus berulang-ulang dan membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan gerakan otonom.Dalam pembelajaran bola voli dituntut bahwa siswa mampu untuk mengingat rangkaian gerakan yang telah diberikan oleh guru.
f. Minat Bermain Bolavoli Minat adalah perasaan dari dalam individu yang berupa keinginan atau kecenderungan hati untuk merasa tertarik pada suatu objek atau pilihan tertentu. Berikut ini adalah definisi minat menurut beberapa ahli : 1) Menurut W.S. Winkel (1989: 30) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam objek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. 2) Minat merupakan perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu (Andie Mappiare, 1982: 62). Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah perasaan atau kecenderungan yang ada dalam diri individu untuk menentukan suatu pilihan sesuai dengan apa yang dikehendaki dan disenangi. Minat ini lahir karena adanya beberapa unsur seperti perangsang atau motif, suasana hati atau perasaan, perhatian, pembawaan atau kondisi fisik individu dan keadaan lingkungan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Minat pada dasarnya adalah penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri pribadi sehingga kedudukan minat tidaklah stabil karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi minat yaitu : 1) Motif Menurut Natawidjaja Rochman (1979: 87) motif adalah dorongan yang membuat seseorang berminat melakukan sesuatu. Motif merupakan suatu tenaga (dorongan, alasan, kemauan) dari dalam diri yang menyebabkan kita berbuat atau bertindak yang mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak dicapai (Pasaribu dan Simandjutak 1984: 49). 2) Perasaan Menurut W.S.Winkel (1984: 31) perasaan adalah aktifitas psikis yang didalamnya subyek menghayati nilai-nilai suatu obyek. Perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh siakp yang positif. Hubungan perasaan dalam mencapai minat adalah digambarkan sebagai berikut : Perasaan sikap(+) minat Perasaan senang merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada subyek yang bersangkutan. Jika seseorang senang terhadap sesuatu akan berdampak terhadap minatnya terhadap sesuatu tersebut. 3) Perhatian Menurut Kartono Kartini (1996: 111) perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadarannya yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi dan pembatasan kesadaran terhadap satu objek. Perhatian akan user menimbulkan minat seseorang jikacommit subyektomengalami keterlibatan dalam obyek.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
4) Kondisi Fisik Kondisi fisik seseorang akan sangat berpengaruh terhadap minat. Orang yang memiliki fisik yang sehat tentu saja akan berbeda minatnya dibandingkan dengan orang yang lemah. Kondisi fisik adalah kemampuan fisik seseorang untuk mengerjakan kegiatan tertentu. Suatu pekerjaan yang relatif berat membutuhkan kondisi fisik yang baik. Faktor fisik merupakan pendukung utama setiap aktivitas yang dilakukan. 5) Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan yang mempengaruhi minat adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Lingkungan tersebut merupakan lingkungan disekitar individu yang sangat mempengaruhi minatnya. Lingkungan keluarga merupakan peletak dasar pola pemikiran, tingkah laku, karakter dan minat terhadap sesuatu. Didalam keluarga setiap individu belajar menggali bakat dan potensi yang ada dalam diri individu sehingga dapat berkembang dengan optimal. Lingkungan sekolah disamping sebagai tempat untuk belajar juga dapat mempengaruhi perkembangan jiwa khususnya minat terhadap sesuatu. Di sekolah diajarkan bagaimana menumbuhkan pengetahuan dan keterampilan yang nantinya dapat memunculkan minat terhadap sesuatu. Lingkungan masyarakat adalah lingkungan di sekitar tempat tinggal, tempat dimana seseorang berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Lingkungan masyarakat akan mempengaruhi minat seseorang yang tinggal didalamnya. Minat merupakan masalah yang penting dalam pendidikan, minat yang ada pada diri seseorang akan memberikan gambaran dalam aktivitas untuk mencapai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
tujuan. Di dalam belajar banyak siswa yang kurang berminat dan yang berminat termasuk di dalamnya adalah aktifitas praktek maupun teori untuk mencapai suatu tujuan. Dengan diketahuinya minat seesorang akan dapat menentukan aktivitas apa saja yang di pilihnya dan akan melakukannya dengan senang hati. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pelajaran yang di pelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Sehingga siswa segan untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasaan dari pelajaran tersebut. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan mudah dipahami dan dipelajari oleh siswa. Karena minat sangat menambah kegiatan belajar. Minat merupakan salah satu aspek psikis yang membantu dan mendorong seseorang. Ciri-ciri minat adalah bahwa minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur antara lain : 1) Sikap 2) Kemauan 3) Ketertarikan 4) Dorongan 5) Ketekunan 6) Perhatian (Abror Abd. Rachman, 1989). Apabila ada individu mempunyai minat terhadap suatu obyek atau aktifitas maka ia akan berhubungan secara aktif dengan obyek atau aktifitas yang menarik perhatiannya itu. Begitu juga dengan pendidikan jasmani. Dalam mempelajari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
pendidikan jasmani di perlukan minat yang mendukungnya. Jika seseorang mempunyai minat terhadap pendidikan jasmani maka dengan sendirinya ia akan selalu ingin mempelajari pendidikan jasmani. Dengan seperti itu maka di harapkan keberhasilan proses pendidikan jasmani akan lebih mudah tercapai.
3. Pendekatan Pembelajaran a. Pendekatan Pendekatan merupakan prosedur pengajaran yang dipilih untuk membantu siswa mencapai tujuan (Molenda R., 1989: 7). Dalam suatu pembelajaran dibutuhkan suatu pendekatan yang tepat agar materi dan apa yang diberikan oleh guru dapat diterima oleh siswa dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran yang di inginkan. Sehingga dengan adanya pendekatan yang tepat untuk usia-usia tertentu diharapkan mampu membantu siswa dan guru dalam pencapaian tujuan bersama.
b. Pembelajaran Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Bower, G. H., and Hilgard Ernest (1987: 11) belajar adalah suatu perubahan perilaku yang potensial terhadap situasi tertentu yang diperoleh dari pengalaman yang dilakukan berulang-ulang. Sedangkan Snelbeeker, Glenn E (1974: 12-13) belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari penguatan dan latihan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Sardiman (2001: 20) belajar dalam pengertian luas adalah sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Oleh karena itu pembelajaran merupakan upaya sitematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat. Pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction (dari internal) dan external instruction (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran merupakan aturan atau ketentuan dasar dengan sasaran utama adalah perilaku guru. Pembelajaran yang berorientasi bagaimana perilaku guru yang efektif, beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut: 1) Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan ligkungan agar terjadi hubungan stimulasi (lingkungan) dengan tingkah laku si belajar. 2) Cara guru meemberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
3) Memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya (Sugandi Achmad 2006: 9). Menurut Gagne dalam Sugandi Achmad (2006: 9). Pembelajaran yang berorientasi bagaimana si belajar berperilaku, memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil belajar itu memberikan kemampuan kepada si belajar untuk melakukan berbagai penampilan. Sedangkan menurut Briggs dalam Achmad Sugandi
(2006:
9)
pembelajaran
adalah
seperangkat
peristiwa
yang
mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan. Menurut Tuti Sukamto dalam Sugandi Achmad (2006: 10) Bila pembelajaran itu ditinjau dari segi internal dan eksternal maka teori pembelajaran atau intruksional adalah penerapan prinsip-prinsip teori belajar, teori tingkah laku dan prinsip pengajaran dalam usaha mencapai tujuan belajar dengan penekanan pada prosedur yang telah terbukti berhasil secara konsisten. Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan disuatu lembaga pendidikan perlu di rumuskan tujuan pembelajaran,
baik
tujuan
pembelajaran
secara
umum
maupun
tujuan
pembelajaran secara khusus. Tujuan pembelajaran secara umum di kembangkan oleh tim pengembang kurikulum, sedangkan tujuan pembelajaran khusus dikembangkan oleh guru-guru di sekolah. tujuan pembelajaran selain berkaitan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
dengan isi bahan yang dipelajari, tujuan tersebut menyangkut perubahan perilaku akibat kegiatan belajar. Dalam pembelajaran terdapat komponen-komponen yang harus di miliki yaitu : 1) Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran adalah instruction effect yang berupa pengetahuan dan keterampilan. 2) Subyek belajar Subyek belajar dalam sistem pembelajarn merupakan komponen utama karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek. Sebagai subyek karena siswa dalah individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai obyek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subyek belajar. Untuk itu dari pihak siswa diharapkan partisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 3) Materi pelajaran Materi pelajaran juga merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran, karena materi pelajaran akan memberikan warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran yang komprehensif, terorganisasi secara sistematis dan dideskripsikan dengan jelas akan berpengaruh juga terhadap intensitas proses pembelajaran. 4) Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini efektifitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penerapan strategi pembelajaran guru perlu memilih model-model commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
pembelajaran yang tepat, metode mengajar yang sesuai dan teknik-teknik mengajar yang menunjang pelaksanaan metode mengajar. Untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat guru mempertimbangkan akan tujuan, karakteristik siswa, materi pelajaran dan sebagainya agar strategi pembelajaran tersebut dapat berfungsi maksimal. 5) Media pembelajaran Media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran berfungsi meningkatkan peranan strategi pembelajaran. Sebab media pembelajaran menjadi salah satu komponen pendukung strategi pembelajaran disamping komponen waktu dan metode mengajar. 6) Penunjang Komponen penunjang yang di maksud dalam sistem pembelajaran adalah fasilitas, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran dan semacamnya. Komponen penunjang berfungsi memperlancar, melengkapi dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran. Sehingga sebagai salah satu komponen pembelajaran
guru
perlu
memperhatikan,
memilih
dan
memanfaatkan
(Sugandi Achmad, 2006: 30). c. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk menyajikan tugas-tugas ajar berupa kerja fisik dan keterampilan pendekatan yang dapat diartikan sebagai suatu rancangan yang sistematik untuk menyajikan commit to user informasi dan merupakan cara atau alat yang digunakan untuk mengukur aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
siswa dalam mencapai tujuan (Lutan Rusli, 1988: 81). Pendekatan yang diterapkan harus sesuai dengan konsep-konsep dan konteks pembelajaran yang seharusnya. Dengan demikian pendekatan pembelajaran yang diterapkan akan menjadi suatu alat yang efektif dan memberikan hasil yang maksimal. d. Pendekatan Pembelajaran Bermain Bermain merupakan hal yang tidak terlepas dari manusia sebagai makhluk bermain (Homo Ludens).Seperti yang dikemukakan oleh filsuf Huizinga bahwa manusia sebagai makhluk yang gemar bermain. Makna bermain dalam arti untuk kegiatan rekreasi yaitu bermain yang sungguh-sungguh dan bertujuan positif bagi pertumbuhan jasmani dan rohani. Banyak macam permainan yang sering dilakukan oleh anak-anak seperti permainan tradisional, permainan elektronika, olahraga, kuis dan kesenian. Menurut Rusli Lutan dalam E. Suryatna (2006: 4) Istilah bermain sering dipandang oleh sebagian orang sebagai suatu kegiatan yang kurang bermakna.Secara sederhana barmain dapat diartikan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, suka rela tanpa paksaan dan tidak sungguhan dalam batas waktu,tempat dan ikatan peraturan. Ketika terjadi pelanggaran terhadap aturan yang telah disepakati maka rusaklah permainantersebut. Dengan demikian dalam bermain memiliki nilai-nilai yang sangat berharga bagi pertumbuhan fisik dan social psikologis anak. Hal ini juga sering kita temukan seperti pada beberapa cabang olahraga permainan yang memerlukan perjuangan atau kompetisi dengan menggunakan kekuatan dan ketahanan fisik serta menuntut adanya siasat untuk memenangkan suatu permainan dengan sportif. Biasanya permainan yang dilakukan oleh anak-anak dilakukan pada waktu senggang. Ciri-ciri bermain menurut Torkildsen George dalam E. Suryatna (2006: 5) adalah : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
1) Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara bebas dan suka rela. 2) Bermain bukanlah kehidupan biasa atau yang nyata. 3) Bermain memiliki batas ruang dan waktu. 4) Bermain adalah suatu kreasi. 5) Bermain suatu kegiatan yang tertib. 6) Bermain suatu kegiatan yang fleksibel. 7) Bermain merupakan kegiatan sosial. 8) Bermain merupakan symbol. 9) Bermain identik dengan rekreasi dan bermain merupakan salah satu bentuk kegiatan rekreasi yang paling digemari oleh kalangan anak-anak bahkan orang dewasa. Melalui bentuk-bentuk permainan atau perlombaan seperti olahraga, petualangan di alam terbuka dan kegiatan lainnya. Aspek-aspek kerja sama sportif toleran dan mematuhi aturan merupakan potensi-potensi sosial psikologis yang dapat dikembangkan. Aspek-aspek yang dapat dikembangkan meliputi : 1) Sikap Bekerja Sama Menerima dan mampu bekerja sama dengan siapa saja tanpa memandang status sosial, status ekonomi dan kerja sama antara murid-murid yang pandai dengan yang kurang pandai. Kerja sama merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah tim atau regu untuk memperoleh kemenangan atau tujuan. 2) Sikap Toleran Sikap mampu toleran terhadap orang lain. Misalnya siswa mampu menghargai atau menerima kekalahan dan kemenangan. Ketika menang harus menghargai regu lawan yang kalah dan ketika kalah harus mengucapkan selamat commit to user pada yang menang.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
3) Sikap Mentaati Peraturan Sikap ini juga merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. 4) Sikap Hidup Sehat Sesuai dengan pengertian menurut WHO yaitu terciptanya sehat jasmani, rohani dan sosial. Oleh karena itu sikap hidup sehat jasmani yaitu memiliki cakupan yang luas. Sikap hidup jasmaniah yaitu kebiasaan dalam menerapkan prinsip-prinsip kebugaran jasmani. Pentingnya sehat jasmani yaitu murid memiliki sikap positif terhadap kebiasaan dalam meningkatkan kebugaran jasmani.
e. Pendekatan Pembelajaran Drill Pendekatan pembelajaran drill adalah kreativitas pembinaan dalam pemberdayaan berbagai elemen pembelajaran yang tersedia yang sangat membantu meningkatkan efisiensi proses pembelajaran yang dilakukan. Pendekatan drill banyak digunakan dalam suatu pembelajaran karena dinilai banyak memberikan manfaat bagi siswa. Dalam pendekatan drill seorang guru harus mampu memberikan kondisi pada siswa untuk mau dan mampu melakukan latihan yang diberikan oleh guru. Menurut Sagala (2003: 217) pembelajaran menggunakan pendekatan drill merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu, sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Dalam pendekatan ini siswa diajak dan dikenalkan tentang apa, bagaimana dan mengapa peralatan atau gerakan itu dilakukan. Pendekatan ini sangat cocok digunakan apabila seorang guru menginginkan siswanya mampu melalukan dan menguasai suatu teknik gerakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
yang telah dibakukan, karena pendekatan ini berpusat pada guru yang memberikan komando pada siswa untuk mengikuti apa yang diperintahkan dalam melakukan latihan yang ditentukan guru dalam program latihan. Menurut (Sugiyanto, 2007: 432) pendekatan pembelajaran drill ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan yaitu sebagai berikut : 1) Drill digunakan sampai gerakan yang benar. Bisa dilakukan secara otomatis serta menekankan keadaan tertentu dimana gerakan tersebut harus dilakukan. 2) Siswa diarahkan agar berkonsentrasi pada kebenaran pelaksanaan gerak serta ketepatan penggunaanya, dan apabila tidak meningkatkan penguasaan geraknya, situasi perlu dianalisis untuk menemukan penyebabnya. 3) Selama pelaksanaan drill, harus selalu dikoreksi agar perhatian tetap tertuju pada kebenaran gerak. Koreksi secara umum pada tahap awal kepada semua siswa akan memberi rangsangan dan bisa efektif sejalan dengan koreksi diperlukan komentar umum tentang gerakan yang benar dan siswa harus disadarkan akan tujuan yang ingin dicapai melalui drill. 4) Pelaksanaan drill haris disesuaikan dengan bagian-bagian dari situasi permainan dan olahraga yang sebenarnya, hal ini dapat menimbulkan daya tarik dalam latihan. 5) Perlu latihan peralihan dari situasi drill ke situasi permainan yang sebenarnya. 6) Suasana yang kompetitif perlu diciptakan dalam pelaksanaan drill. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
f. Pengaruh Pengertian pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 849) adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Dari pengertian yang telah dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. Suatu pengaruh sangat berperan dalam pembentukan minat siswa terhadap pendidikan jasmani.
Pengaruh
tersebut
dapat
muncul
dari
mana
saja
baik
dari
keluarga,sekolah maupun dari lingkungan tempat mereka tinggal. Sehubungan dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh penulis, pengaruh merupakan bentuk hubungan sebab akibat antar variabel.
4. Jenis Kelamin a. Perkembangan Fisik Anak Laki-laki dan Perempuan pada Siswa Sekolah Dasar Jenis kelamin adalah membedakan laki-laki dan perempuan yang ditentukan secara biologis. Jenis kelamin seseorang tidak dapat berubah, tidak dapat dipertukarkan, berlaku sepanjang masa, berlaku dimana saja dan merupakan kodrat. (Sasongko, Sundari 2009: 7). Pada pertumbuhan anak usia 10–12 tahun terdapat perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan terutama pada panggul dan bahu (Gallahue, 1998: 198). Anak perempuan memiliki panggul lebih besar dari pada anak laki-laki, sebaliknya anak laki-laki mempunyai bahu lebih besar dari pada anak perempuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pelatih jika ingin sukses dalam suatu program latihan, menurut Gallahue (1997) antara lain adalah sebagai berikut: 1) Seseorang dalam belajar pada tingkat yang berbeda-beda, sesuai dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhannya. 2) Masing-masing potensi anak untuk menampilkan keunggulan adalah unik, keunikan ini sangat dipengaruhi oleh usia anak. Sebab tahapan usia anak menentukan kualitas gerak setiap anak. 3) Gerak dasar kemampuan gerak perseptual menjadi dasar sebelum ketrampilan yang khusus diberikan. 4) Respon untuk langkah-langkah instruksional pelajar bervariasi. Karena tingkat kognisi, afektif dan psikomotor untuk tiap-tiap tingkatan perkembangan berbeda. 5) Respon untuk kemenangan dan kekalahan bervariasi pada tiap-tiap individu. Sebab karakter tiap anak berbeda-beda. 6) Respon untuk memuji dan mengkritik, penghargaan, dan hukuman, bervariasi pada tiap-tiap individu, hal ini terkait kematangan pribadi anak. 7) Pengalaman yang terdahulu bervariasi pada tiap-tiap individu. Karena setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga apa
yang
dilakukan
tiap
individupun
berbeda-beda,
mempengaruhi kematangan dan pengalaman seseorang. commit to user
hal
ini
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
8) Variasi
pengalaman
dalam
kehidupan
keluarga
mempengaruhi
perbedaan seseorang. Keluarga adalah satu kesatuan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sehingga apa yang diturunkan kepada anak-anak setiap keluarga akan berbeda pula. 9) Besarnya perhatian dan kemampian berkonsentrasi bervariasi pada tiaptiap individu. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kematangan usia yang berpengaruh
pula
pada
perkembangan
tiap
individu.Tingkat
perkembangan bervariasi pada tiap-tiap individu, menghasilkan ketidaksamaan potensi untuk belajar dan berpenampilan. Sebab tiap individu tidak sama dalam kemampuan, secara alami anak selalu dan akan selalu mempunyai perbedaan antara satu dengan yang lainnya. 10) Tidak ada keseragaman dalam potensi jasmani tiap-tiap individu (bagian selama masa sebelum usia belasan dan masa awal belasan tahun). Kesamaan itu hanya terjadi secara umum, tetapi secara khusus tiap anak mempunyai perbedaan. 11) Kemampuan terhadap analisis, konseptual, dan pemecahan masalah bervariasi pada tiap-tiap individu. Hal ini sangat tergantung pada tingkat kematangan usia. Sampai dengan usia sekitar 6 tahun terlihat bahwa badan anak bagian atas berkembang lebih lambat daripada bagian bawah. Anggota-anggota badan relatif masih pendek, kepala dan perut relatif masih besar. Selama masa akhir anak-anak, tinggi bertumbuh sekitar 5 hingga 6% dan berat bertambah sekitar 10% setiap tahun. Pada usia 6 tahun tinggi rata-rata anak adalah 46 inci dengan berat 22,5 kg. commit to user Kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inci dan berat 40 hingga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
42,5 kg. Jadi pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang badannya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan panggul lebih besar (Desmita, 2009: 74). Pendapat lain mengatakan bahwa : 1) Pertumbuhan lamban, terutama mulai usia sekitar 8 tahun hingga akhir periode ini. Meskipun lamban tetapi tetap ada penambahan pertumbuhan secara bertahap dan ajeg, meskipun tidak senyata pertumbuhan yang tampak diusia pra sekolah. 2) Tubuhnya akan memanjang dengan penambahan tinggi badan rata-rata sekitar 5-7 cm dan berat badan sekitar 1,4-2,7 per tahun. 3) Perkembangan sesuai dengan prinsip cephalocaudal dan proximodistal, dimana otot-otot besar lebih berkembang dibanding otot kecil. 4) Perkembangan aspek fisiologis anak perempuan biasanya 1 tahun lebih awal daripada anak laki-laki dan perbedaan minat akan mulai tampak pada akhir periode ini (Ambarukmi Dwi Hatmisari, 2009: 37).
b. Perkembangan Motorik Anak Laki-Laki dan Perempuan pada Usia Sekolah Dasar Pada usia sekolah anak sudah mampu mengontrol dan mengordinasikan gerakan anggota tubuhnya seperti tangan dan kaki dengan baik. Otot-otot tangan dan kakinya sudah mulai kuat sehingga berbagai aktivitas fisik seperti menendang, melompat, melempar, menangkap dan berlari dapat dilakukan secara lebih akurat dan cepat. Sejak usia 6 tahun koordinasi antara mata dan tangan yang dibutuhkan anak membidik, menyepak, melempar dan menangkap juga commit to user berkembang. Pada usia 7 tahun tangan anak semain kuat. Usia 8 hingga 10 tahun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
tangan tangan dapat digunakan secara bebas, mudah dan tepat. Pada usia 10 hingga 12 tahun anak-anak mulai memperlihatkan keterampilan-keterampilan manipulatif menyerupai kemampuan-kemampuan orang dewasa. Sementara itu perkembangan motorik kasarnya pun terus berlanjut. Pada usia 10 tahun anak sudah mampu berlari sejauh 62 meter dalam waktu 5,5 detik, berlari dengan kecepatan 4,5 m/detik, melompat sejauh 1,3 meter, melempar bola sejauh 9 meter dan menangkap bola yang dilemparkan kearahnya dari jarak tertentu. Pada anak usia 11 tahun lompatannya sudah mencapai 1,5 meter dan pada usia 12 tahun kecepatan larinya mencapai 62 meter dalam waktu 4 detik, dua kali lebih cepat dibandingkan ketika ia masih berusia 6 tahun. Kekuatan otot, ukuran otot, koordinasi gerakan otot serta ketepatan waktu dimulainya proses perkembangan, merupakan faktor-faktor yang menentukan seberapa tinggi tingkat perkembangan motorik anak (Desmita, 2009: 79). Pendapat lain mengatakan bahwa anak-anak memilik perkembangan motorik sebagai berikut: 1) Kecenderungan untuk beraktivitas dengan tangan kanan sekitar 85% dan tangan kiri 15%. 2) Kemampuan atau kecepatan reaksinya rendah khususnya diawal periode ini, sebab mereka masih mengalami kesulitan untuk melakukan koordinasi mata-tangan dan mata kaki. Namun di akhir periode ini, kesulitan koordinasi sudah dapat mereka atasi dengan baik. 3) Baik anak perempuan maupun laki-laki penuh tenaga dan enerjik, tapi pada umumnya tidak memiliki daya tahan sehingga cepat lelah. Mereka sangat responsif dalam berlatih. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
4) Diakhir periode ini mekanisme persepsi visual sudah berkembang penuh. 5) Pada periode ini anak-anak biasanya masih berpenglihatan jarak jauh sehingga belum siap untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan kecermatan penglihatan. 6) Sebagian besar gerak dasar mampu mereka lakukan dengan baik diawal periode ini. 7) Berbagai bentuk keterampilan dasar yang diperlukan dalam permainan, dapat berkembang dengan baik. 8) Aktivitas yang membutuhkan kecermatan mata dan anggota badan, seperti passinjg bola (dalam bolavoli) atau memukul lambungan bola (dalam softball), berkembang sangat perlahan dan perlu berlatih berkalikali sebelum mereka dapat melakukannya dengan baik. Periode ini ditandai adanya masa transisi dari perbaikan kemampuan melakukan gerak dasar menuju kearah penguasaan berbagai keterampilan dasar yang diperlukan dalam permainan olahraga kecabangan (Ambarukmi Dwi Hatmisari, 2009: 38).
c. Perkembangan Kognitif anak Laki-Laki dan Perempuan pada Usia Sekolah Dasar Anak usia sekolah dasar sudah memiliki kemampuan untuk berpikir melalui urutan sebab akibat dan mulai mengenali banyaknya cara yang bisa ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Anak usia ini juga dapat to sebuah user kondisi atau situasi serta tahu mempertimbangkan secara logis commit hasil dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
beberapa aturan atau strategi berpikir. Hanya saja apa yang dipikirkan oleh anak masih terbatas pada hal-hal yang ada hubungannya dengan sesuatu yang konkret, suatu realitas secara fisik, benda-benda yang benar-benar nyata. Sebaliknya benda-benda atau peristiwa-peristiwa yang tidak ada hubungannya secara jelas dan konkret dengan realitas, masih sulit dipikirkan anak. Keterbatasan lain yang terjadi dalam kemampuan berpikir konkret anak ialah egosentris. Artinya anak belum mampu membedakan antara perbuatan-perbuatan dan objek-objek yang secara langsung dialami dengan perbuatan-perbuatan dan objek-objek yang hanya ada dalam pikirannya (Desmita, 2009: 104).
d. Perbandingan Karakteristik Siswa Laki-Laki dan Perempuan pada Usia Sekolah Dasar Anak usia 10-14 tahun memasuki masa puber. Meskipun datangnya masa puber setiap anak tidak selalu sama. Biasanya anak perempuan mulai memasuki masa pubertas lebih awal 2 tahun dibandingkan dengan anak laki-laki. Menurut sejumlah ahli perkembangan pada anak perempuan pubertas terjadi sekitar usia 10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada usia sekitar 12 tahun. Percepatan pertumbuhan yang terjadi selama masa puber ini hanya berlangsung sekitar 2 tahun, dan segera setelah masa tersebut berakhir maka anak tersebut mencapai kematangan seksual. Karena anak perempuan mengalami percepatan pertumbuhan fisik lebih awal 2 tahun dibandingkan dengan anak laki-laki, maka anak perempuan pada usia sekitar 10 atau 11 tahun lebih tinggi dan lebih kuat dibandingkan anak laki-laki pada usia yang sama. Tinggi rata-rata anak to user perempuan pada saat ia memulai commit percepatan pertumbuhan adalah 54 atau 55 inci
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
sedangkan tinggi rata-rata anak laki-laki adalah sekitar 59 atau 60 inci. Disamping tinggi badan, selama pubertas terjadi juga pertambahan berat badan yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak-anak perempuan. Pada anak lakilaki selain pertumbuhan kerangka, pertambahan berat badannya terutama disebabkan oleh semakin bertambah banyaknya susunan urat daging dan otot-otot. Inilah yang menyebabkan laki-laki bentuk tubuh yang khas terutama bentuk bahu yang melebar. Sedangkan pada anak perempuan pertambahan berat badannya lebih disebabkan bertambahnya jaringan lemak, terutama pada paha, pantat, lengan atas dan dada (Desmita. 2009:75). Perbandingan secara afeksi anak lakilaki dan perempuan pada anak usia sekolah dasar adalah diawal periode minat anak perempuan dan anak laki-laki sama, tetapi diakhir periode berangsur-angsur mereka memiliki perbedaan minat.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang menggunakan pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan gerak ada beberapa diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh (Priyo Budi Santoso, Nurrudin, 2009), tentang gaya mengajar dan kecocokan berteman terhadap peningkatan teknik dasar bermain bola voli.
C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh pendekatan belajar bermain dengan pendekatan belajar drill terhadap minat dan kemampuan penguasaan passing bola voli pada siswa sekolah dasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Pendekatan yang diterapkan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran tersebut. Pendekatan yang tepat akan memberikan stimulus yang baik untuk siswa dalam mengikuti dan menangkap apa yang disampaikan guru yang merupakan tujuan akhir optimal yang akan dicapai.Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran bermain dan drill. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai tujuan agar siswa dapat melakukan keterampilan passing atas dan passing bawah permainan bolavoli dengan baik. Selain untuk meningkatkan kemampuan passing bolavoli tujuan lain yang ingin dicapai adalah memberikan peningkatan minat pada siswa sekolah dasar mengenai permainan bolavoli. 2. Perbedaan minat dan kemampuan passing bola voli antara jenis kelamin lakilaki dan perempuan pada siswa sekolah dasar Siswa laki-laki dan perempuan memiliki laju pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Karena pada usia ini siswa mengalami perubahan-perubahan yang mulai Nampak yang menjadikan mereka lebih maskulin atau feminine. Dengan adanya perubahan pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda tersebut apakah akan menjadikan perbedaan pula dalam kemampuan mereka menangkap dan melakukan proses pembelajaran gerak. Hal ini lah yang akan dibahas pula dalam penelitian ini. Baik siswa laki-laki maupun perempuan dengan perkembangan yang mereka alami diharapkan
memberika
dampak
yang
positif
terhadap
minat
dan
kemampuannya terhadap belajar geraknya khususnya passing bola voli. Meskipun setiap jenis kelamin ataupun setiap individu memiliki kemampuan dan minat yang berbeda-beda.commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap minat dan kemampuan siswa pada permainan bolavoli Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran drill dan pendekatan pembelajaran bermain. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan minat dan kemampuan siswa pada passing bolavoli. Pendekatan pembelajaran ini diharapkan dapat diterapkan pada siswa laki-laki dan siswa perempuan usia sekolah dasar dengan perkembangannya masing-masing. Hasil akhir yang ingin dicapai dengan pendekatan pembelajaran yang diterapkan ini diharapkan seimbang antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.
D. Pengajuan Hipotesis 1. Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran berrmain dan pendekatan drill terhadap peningkatan minat dan kemampuan passing bola voli pada siswa sekolah dasar. 2. Ada perbedaan hasil antara siswa laki-laki dan perempuan terhadap peningkatan minat dan kemampuan passing bola voli pada siswa sekolah dasar. 3. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap peningkatan minat dan kemampuan bermain bola voli pada siswa sekolah dasar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pringkuku 1 Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 16 kali pertemuan. Mulai bulan September sampai dengan November. Frekuensi 3 kali seminggu yaitu pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Waktu latihan 90 menit setiap pertemuan. Latihan dimulai pukul 15.30 s/d 17.00 WIB. Menurut Fox, Edward L., Bowers, Richard W. dkk. (1993: 23) menyatakan bahwa latihan cukup efektif bila dilakukan dengan program tiga kali seminggu selama 8 minggu. Pendapat lain bahwa penentuan latihan dengan frekuensi 3 kali seminggu sesuai dengan pendapat Brook, Georgr A. And Fahey, Thomas P. (1984: 405), bahwa dengan frekuensi 3 kali seminggu dapat meningkatkan kualitas keterampilan, alasannya dengan latihan 3 kali seminggu dapat memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beradaptasi terhadap beban aktifitas yang diterima.
B. Rancangan Penelitian Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk membandingkan dua perlakuan yang berbeda kepada subjek penelitian dengan menggunakan teknik desain faktorial. Menurut Sudjana (2002: 148) eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen.
2. Desain Penelitian Data dalam penelitian ini disusun suatu kerangka desain penelitian dengan rancangan faktorial 2 x 2 (Glass, Gene V., Kenneth D. Hopkins. 1984: 272-301). Tabel 3.1. Kerangka Desain Penelitian Variabel Manipulatif
Pendekatan Pembelajaran Bermain (A1)
Pendekatan Pembelajaran Drill (A2)
Jenis Kelamin Laki-Laki (B1)
a1b1
a2b1
Jenis Kelamin Perempuan (B2)
a1b2
a2b2
Variabel Atributif
Keterangan : a1b1 : Siswa laki-laki dilatih dengan pendekatan pembelajaran bermain a1b2 : Siswa perempuan dilatih dengan pendekatan pembelajaran bermain a2b1 : Siswa laki-laki dilatih dengan pendekatan pembelajaran drill a2b2 : Siswa perempuan dilatih dengan pendekatan drill commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
C. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel independen dan 2 variabel dependen yaitu : 1. Variabel Independen a. Variabel independen manipulatif yaitu pendekatan pembelajaran yang terdiri dari dua taraf yaitu: 1) Pendekatan pembelajaran bermain 2) Pendekatan pembelajaran drill b. Variabel independen atributif yaitu jenis kelamin yang terdiri dari dua jenis yaitu : 1) Laki-laki 2) Perempuan
2. Variabel Dependen Variabel dependen meliputi 2 variabel, yaitu : a. Peningkatan minat siswa melakukan permainan bola voli. b. Peningkatan kemampuan siswa melakukan passing bola voli.
D. Definisi Operasional Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
1. Pendekatan Pembelajaran Bermain Pendekatan bermain merupakan pendekatan suatu pembelajaran yang cara penyampaian materi pada siswa lebih menitikberatkan pada permainan yang menuntut siswa lebih aktif dan gembira.
2. Pendekatan Pembelajaran Drill Pendekatan drill atau latihan secara terus menerus merupakan pendekatan pembelajaran yang menitikberatkan pada latihan yang dilakukan secara terus menerus dan saling berkaitan.
3. Minat Terhadap Permainan Bolavoli Minat adalah perasaan dari dalam individu yang berupa keinginan atau kecenderungan hati untuk merasa tertarik pada suatu objek atau pilihan tertentu.
4. Kemampuan Melakukan Passing bolavoli Pada penelitian ini kemampuan adalah keterampilan siswa dalam melakukan salah satu teknik pada bola voli yaitu passing. Diharapkan siswa mampu melakukan passing dengan baik dan mampu menunjukkan hasil yang baik.
5. Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah membedakan laki-laki dan perempuan yang ditentukan secara biologis. Jenis kelamin seseorang
tidak dapat berubah, tidak dapat
dipertukarkan, berlaku sepanjang masa, berlaku dimana saja dan merupakan kodrat. (Sasongko Sundari, 2009: 7). Pada pertumbuhan anak usia 10–12 tahun terdapat perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan terutama pada panggul commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
dan bahu (Gallahue, 1998: 198). Anak perempuan memiliki panggul lebih besar dari pada anak laki-laki, sebaliknya anak laki-laki mempunyai bahu lebih besar dari pada anak perempuan.
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Arikunto Suharsimi, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar Negeri Pringkuku 1, Kabupaten Pacitan yang berjumlah 40 siswa.
2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. (Arikunto Suharsimi, 2006: 131). Jumlah populasi dalam penelitian ini di bawah seratus maka yang menjadi sampel penelitian seluruh populasi atau disebut dengan Penelitian populasi. Penelitian populasi adalah apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak. (Arikunto Suharsimi, 2010: 174) Ketentuan untuk menjadi sampel adalah : a. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan. b. Berminat untuk mengikuti latihan bola voli. c. Sehat jasmani dan rohani d. Bersedia menjadi sampel penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga metode yaitu : 1. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. (Arikunto Suharsimi, 2006: 150). Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan passing bola voli.
2. Angket atau Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. (Arikunto Suharsimi, 2006: 151) Angket digunakan untuk mengukur minat siswa dalam melakukan bola voli.
G. Instrumen Penelitian Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diinginkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Lembar tes kemampuan siswa dalam melakukan teknik passing bola voli. 2. Angket/kuesioner Berisi pertanyaan atau pernyataan mengenai minat siswa dalam mengikuti bola voli. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. (Arikunto Suharsimi, 2006: 168). Untuk menghitung validitas instrumen aktivitas belajar siswa dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut : rxy
N (N
XY ( X )( Y )
2
X ) ( X 2) N
Y2
( Y 2)
r hitung = Koefisien korelasi produk moment ∑X1
= Jumlah seluruh skor X
∑Y1
= Jumlah seluruh skor Y
n
= Jumlah responden
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
dipercaya juga (Arikunto Suharsimi, 2006: 178). Untuk uji reliabilitas intrumen tes penelitian dengan menggunakan Kuder dan Richardson 21 (KR – 21), dengan rumus : K r11= ------k–1
M(k - M 1 - ------kVt
Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M = Skor rata-rata Vt = Varian skor total
H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis varians (ANAVA) rancangan faktorial 2 x 2 pada α = 0,05. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah variansi pada tiap kelompok homogeny atau tidak. Langkah-langkah analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengujian Prasyarat Analisis Sebelum dilakukan analisis data dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas menggunakan Uji Liliefors dan uji Homogenitas Varians dengan commit to user untuk mengetahui apakah data menggunakan uji Bartlett. Uji normalitas bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
yang digunakan dalam penelitian berasal dari sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varian pada tiap kelompok homogen ataupun tidak. a. Uji Normalitas Uji normalitas data penelitian ini menggunakan metode Liliefors (Sudjana, 2002: 466). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pengamatan x1, x2, ……., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ……., zn dengan menggunakan rumus: zi = Keterangan : = Rata-rata = Nilai variabel s
= Simpangan baku
2) Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi). 3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ……., zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi), maka S(zi) = 4) Hitung selisih F(zi) - S(zi), kemudian ditentukan harga mutlaknya. 5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Harga terbesar ini merupakan Lhitung. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
b. Uji Homogenitas Uji
homogenitas
dilakukan
dengan
uji
Bartlett.
Langkah-langkah
pengujiannya sebagai berikut : 1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom kelompok sampel; dk (n-1); 1/dk; SDi2, dan (dk) log SDi2. 2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel, dengan rumus: SD2 =
................................................................................ (1)
B = Log SDi2 (n-1) 3) Menghitung χ2, dengan rumus: χ2 = (Ln) B – (n–1) Log SDi ................................................................. (2) dengan (Ln 10) = 2,3026 Hasilnya (χ2hitung) kemudian dibandingkan dengan χ2tabel, pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk (n-1). 4) Apabila χ2hitung< χ2tabel, maka Ho diterima. Artinya varians sampel bersifat homogen.Sebaliknya apabila χ2hitung> χ2tabel, maka Ho ditolak, artinya varians sampel bersifat tidak homogen.
2. Uji Hipotesis Langkah-langkah melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut: a. Anava Rancangan Faktorial 2x2 1) Metode A,B untuk Perhitungan Anava Dua Fakto
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Tabel 3.2. Ringkasan Anava 2x2 Sumber Variasi Rata-rata Perlakuan A B AB Kekeliruan
Dk 1
JK Ry
RJK R
Fo
a–1 b–1 (a-1)(b-1) ab (n-1)
Ay By ABy Ey
A B AB E
A/B B/E AB/E
Keterangan: A = Kelompok A B = Kelompok B AB = Interaksi antara kelompok A dengan kelompok B
2) Kriteria Pengujian Hipotesis Jika F ≥ F(1-α) (v1-v2), maka hipotesis nol ditolak. Jika F
b. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Anava Menurut Sudjana (2004: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji Newman-Keuls adalah sebagai berikut : 1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya, dan yang paling kecil sampai kepada yang terbesar. 2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJKe disertai dk-nya. 3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus: Sy = RJK (kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman anava. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
4) Tentukan taraf signifikansi α, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji Newman-Keuls, di ambil v = dk dari RJK (kekeliruan) dan p = 2,3...,k. Harga-harga yang di dapat dari badan daftar sebanyak (k-1) untuk v dan p supaya di catat. 5) Kalikan harga-harga yang didapat di titik (...) di atas masing-masing dengan Sy, dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan terkecil (RST). 6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari p-k selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p = (k-1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua rata-rata terkecil dengan RST untuk p = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p = (k-2), dan seterusnya. Dengan cara ini, semua akan ada ½ k (k-1) pasangan yang harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya masing-masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikansi di antara rata-rata perlakuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistic yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir minat dan kemampuan siswa dalam melakukan passing bolavoli berdasarkan jenis kelaminnya. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. A. Deskripsi Data 1. Variabel Dependen Minat Pengaruh pendekatan pembelajaran drill dan pendekatan pembelajaran bermain terhadap peningkatan minat siswa pada bola voli ditinjau dari jenis kelamin, dideskripsikan berdasarkan pencapaian hasil tes minat yang dilakukan pada saat tes awal dan tes akhir. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan data maka dilakukan tes awal sebelum perlakuan diberikan, setelah diberikan perlakuan selanjutnya dilakukan tes akhir untuk mengetahui pengaruh atau peningkatan yang diberikan oleh pendekatan pembelajaran drill dan pendekatan pembelajaran bermain terhadap peningkatan minat. Sesuai rancangan penelitian yang digunakan, yang diuraikan pada bab sebelumnya, menerangkan mengenai proses pelaksanaan penelitian. Sebelum penelitian
dilaksanakan
diadakan
pengambilan
sampel
dengan
cara
mengelompokkan siswa berdasarkan jenis kelaminnya. Sampel yang sudah dikelompokkan kemudian diberikan tes awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal minat siswa tersebut sebelum diberikan perlakuan berupa to user pendekatan pembelajaran drill dancommit pendekatan pembelajaran bermain.
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
Berikut ini deskripsi data hasil penelitian secara ringkas tentang pengaruh pendekatan pembelajaran drill dan pendekatan pembelajaran bermain terhadap peningkatan minat ditinjau dari jenis kelamin. Tabel 4.1. Deskripsi Data Hasil Tes Peningkatan Minat Siswa pada Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran Drill, Pendekatan Pembelajaran Bermain, dan Jenis Kelamin
Pendekatan Pembelajaran
Perlakuan No Drill 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Mean SD Bermain
6.0 1.0 2.0 4.0 6.0 5.0 4.0 5.0 5.0 6.0 44 4.4 1.712
5.0 1.0 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 20 2 1.154
Jumlah Besar 62 Mean Besar 3.1 SD Besar 1.699 commit to user
21 1.05 0.860
Jumlah Mean SD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis Kelamin Jumlah Laki- Perempuan Laki 5.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 2.0 0.0 3.0 0.0 0.0 0.0 3.0 1.0 1.0 -1.0 3.0 0.0 1.0 0.0 18 1 19 1.8 0.1 1.686 0.567 1.126
Mean
0.95
64 3.2 1.433
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Dari perhitungan tabel 4.1 diatas, maka dapat dihasilkan analisis statistik deskriptif sebagai berikut: a. Nilai berdasarkan kelompok pendekatan pembelajaran, Ada dua kelompok pendekatan pembelajaran yaitu drill dan bermain. Jumlah peningkatan minat pada kelompok pendekatan pembelajaran drill yaitu sebesar 19 dengan ratarata sebesar 0.95, dan jumlah peningkatan minat pada kelompok pendekatan belajar bermain sebesar 64 dengan rata-rata 3.2. b. Nilai berdasarkan kelompok jenis kelamin. Ada dua kelompok pendekatan pembelajaran berdasarkan jenis kelaminnya. Jumlah peningkatan kelompok jenis kelamin laki-laki sebesar 62 dengan rata-rata sebesar 3.1. Jumlah peningkatan kelompok jenis kelamin perempuan memiliki peningkatan sebesar 21 dengan rata-rata sebesar 1.05. c. Nilai berdasarkan kelompok pendekatan pembelajaran drill dan bermain dan jenis kelamin. Jika dilihat dari pendekatan pembelajaran drill dan bermain dan jenis kelamin terdapat empat kelompok yang diantaranya kelompok pendekatan pembelajaran drill dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dan kelompok pendekatan pembelajaran bermain dengan jenis kelamin lakilaki dan perempuan. Dari tabel 4.1 diatas maka dapat dideskripsikan yaitu jumlah kelompok pendekatan pembelajaran drill dengan jenis kelamin lakilaki 18 dengan rata-rata 1.8, jumlah kelompok pendekatan pembelajaran drill dengan jenis kelamin perempuan 1 dengan rata-rata 0.1, jumlah kelompok pendekatan pembelajaran bermain dengan jenis kelamin laki-laki 44 dengan rata-rata 4.4, jumlah kelompok pendekatan pembelajaran bermain dengan jenis kelamin perempuan 20 dengan rata-rata 2. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Deskripsi hasil analisis data hasil tes minat passing bolavoli yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan sebagai berikut: Tabel 4.2. Deskripsi data hasil tes minat passing bolavoli secara menyeluruh berdasarkan penggunaan pendekatan pembelajaran dan jenis kelamin Perlakuan Drill
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
Bermain
Laki-laki
Perempuan
Statistik Jumlah Rerata SD Jumlah Rerata SD Jumlah Rerata SD Jumlah Rerata SD
Hasil Tes Awal 337 33.7 1.251 362 36.2 0.788 329 32.9 2.601 362 36.2 1.932
Hasil Tes Peningkatan Akhir 355 18 35.5 1.8 2.068 1.686 363 1 36.3 0.1 0.948 0.567 373 44 37.3 4.4 1.159 1.712 382 20 38.2 2 1.032 1.154
Gambaran menyeluruh dari nilai-nilai rata-rata minat passing bolavoli maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
400 350 300 250 200 150 100
Hasil Tes Awal
50
Hasil Tes Akhir
0
Laki-laki
SD
Rerata
Jumlah
SD
Rerata
Jumlah
SD
Rerata
Jumlah
SD
Rerata
Jumlah
Peningkatan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
MB A2
JK L B1
JK P B2
MD A1 Drill
Bermain
Gambar 4.1. Histogram nilai rata-rata hasil tes minat awal dan tes minat akhir passing bolavoli tiap kelompok berdasarkan penggunaan metode pembelajaran dan jenis kelamin. Keterangan: MD
= Kelompok pendekatan pembelajaran menggunakan drill
MB
= kelompok pendekatan pembelajaran menggunakan metode bermain
JK L
= Kelompok jenis kelamin laki-laki
JK P
= Kelompok jenis kelamin perempuan Masing-masing sel (kelompok perlakuan) memiliki peningkatan minat
mengikuti pembelajaran passing bolavoli yang berbeda. Nilai peningkatan minat masing-masing-masing sel (kelompok perlakuan) dapat dilihat pada tabel berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
Tabel 4.3. Nilai peningkatan minat passing bolavoli masing-masing sel (kelompok Perlakuan) No 1 2 3 4
Kelompok Perlakuan A1B1 (KP1) A1B2 (KP2) A2B1 (KP3) A2B2(KP4)
Nilai Peningkatan Minat 1.8 0.1 4.4 2
Nilai rata-rata peningkatan minat passing bolavoli yang dicapai tiap kelompok perlakukan disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Nilai Peningkatan Minat
A1B1 (KP1) A1B2 (KP2) A2B1 (KP3) A2B2(KP4) 1
2
3
4
Gambar 4.2. Histogram nilai Rata-rata peningkatan Minat passing Bolavoli pada tiap kelompok perlakuan Keterangan: KP1 = Kelompok pendekatan pembelajaran menggunakan drill pada jenis kelamin laki-laki. KP2 = Kelompok pendekatan pembelajaran menggunakan drill pada jenis kelamin perempuan. KP3 = Kelompok pendekatan pembelajaran menggunakan metode bermain pada jenis kelamin laki-laki. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
KP4 = Kelompok pendekatan pembelajaran menggunakan metode bermain pada jenis kelamin perempuan.
Pendekatan pembejaran menggunakan metode drill dan pendekatan bermain memberikan pengaruh terhadap peningkatan minat passing bolavoli yang berbeda. Jika antara kelompok siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan drill dan dengan pendekatan bermain, maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan pembelajaran dengan pendekatan bermain memiliki peningkatan minat passing bolavoli lebih tinggi dari pada kelompok pembelajaran dengan pendekatan metode bermain. Jika diantara kelompok siswa yang memiliki minat tinggi dan rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki minat tinggi memiliki peningkatan ketrampilan passing bolavoli lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki minat rendah. 2. Variabel Dependen Kemampuan Passing Bola Voli Pengaruh pendekatan pembelajaran drill dan pendekatan pembelajaran bermain terhadap peningkatan kemampuan siswa pada bola voli ditinjau dari jenis kelamin, dideskripsikan berdasarkan pencapaian hasil tes kemampuan yang dilakukan pada saat tes awal dan tes akhir. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan data maka dilakukan tes awal sebelum perlakuan diberikan, setelah diberikan perlakuan selanjutnya dilakukan tes akhir untuk mengetahui pengaruh atau peningkatan yang diberikan oleh pendekatan pembelajaran drill dan pendekatan pembelajaran bermain terhadap peningkatan kemampuan siswa pada bolavoli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
Sesuai rancangan penelitian yang digunakan, yang diuraikan pada bab sebelumnya, menerangkan mengenai proses pelaksanaan penelitian. Sebelum penelitian
dilaksanakan
diadakan
pengambilan
sampel
dengan
cara
mengelompokkan siswa berdasarkan jenis kelaminnya. Sampel yang sudah dikelompokkan kemudian diberikan tes awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal kemampuan siswa tersebut sebelum diberikan perlakuan berupa pendekatan pembelajaran drill dan pendekatan pembelajaran bermain. Berikut ini deskripsi data hasil penelitian secara ringkas tentang pengaruh pendekatan pembelajaran drill dan pendekatan pembelajaran bermain terhadap peningkatan kemampuan ditinjau dari jenis kelamin. Tabel 4.4. Deskripsi Data Hasil Tes Peningkatan Kemampuan Siswa pada Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran Drill, Pendekatan Pembelajaran Bermain, dan Jenis Kelamin
Pendekatan Pembelajaran
Perlakuan No Drill 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Mean SD
Jenis Kelamin Jumlah Laki- Perempuan Laki 35.0 35.0 30.0 20.0 25.0 45.0 30.0 35.0 30.0 35.0 45.0 30.0 40.0 30.0 35.0 30.0 40.4 20.0 35.0 25.0 345 305 650 34.5 30.5 5.986 7.619 6.802
commit to user
Mean
32.5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
Bermain
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Mean SD
20.0 10.0 5.0 10.0 10.0 15.0 5.0 10.0 15.0 10.0 110 11 4.594
15.0 5.0 5.0 15.0 5.0 5.0 10.0 5.0 5.0 10.0 80 8 4.216
Jumlah Besar Mean Besar SD Besar
455 22.75 5.29
385 19.25 5.917
190 9.5 4.405
Dari perhitungan tabel 4.1 diatas, maka dapat dihasilkan analisis statistik deskriptif sebagai berikut: a. Nilai berdasarkan kelompok pendekatan pembelajaran, Ada dua kelompok pendekatan pembelajaran yaitu drill dan bermain. Jumlah peningkatan kemampuan pada kelompok pendekatan pembelajaran drill yaitu sebesar 650 dengan rata-rata sebesar 32.5, dan jumlah peningkatan kemampuan pada kelompok pendekatan belajar bermain sebesar 190 dengan rata-rata 9.5. b. Nilai berdasarkan kelompok jenis kelamin. Ada dua kelompok pendekatan pembelajaran berdasarkan jenis kelaminnya. Jumlah peningkatan kelompok jenis kelamin laki-laki sebesar 455 dengan rata-rata sebesar 22.75. Jumlah peningkatan kelompok jenis kelamin perempuan memiliki peningkatan sebesar 385 dengan rata-rata sebesar 19.25. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
c. Nilai berdasarkan kelompok pendekatan pembelajaran drill dan bermain dan jenis kelamin. Jika dilihat dari pendekatan pembelajaran drill dan bermain dan jenis kelamin terdapat empat kelompok yang diantaranya kelompok pendekatan pembelajaran drill dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dan kelompok pendekatan pembelajaran bermain dengan jenis kelamin lakilaki dan perempuan. Dari tabel 4.4 diatas maka dapat dideskripsikan yaitu jumlah kelompok pendekatan pembelajaran drill dengan jenis kelamin lakilaki 345 dengan rata-rata 34.5, jumlah kelompok pendekatan pembelajaran drill dengan jenis kelamin perempuan 305 dengan rata-rata 30.5, jumlah kelompok pendekatan pembelajaran bermain dengan jenis kelamin laki-laki 110 dengan rata-rata 11, jumlah kelompok pendekatan pembelajaran bermain dengan jenis kelamin perempuan 80 dengan rata-rata 8. Deskripsi hasil analis data keseluruhan hasil tes kemampuan passing bolavoli yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan sebagai berikut: Tabel 4.5. Deskripsi data hasil tes kemampuan passing bolavoli tiap kelompok berdasarkan penggunaan pendekatan pembelajaran dan jenis kelamin Perlakuan Drill
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
Bermain
Laki-laki
Perempuan
Hasil Tes Awal Jumlah 1360 Rerata 136 SD 8.432 Jumlah 1250 Rerata 125 SD 5.270 Jumlah 1265 Rerata 126.5 SD 3.374 Jumlah 1305 Rerata 130.5 SD commit to user 6.433 Statistik
Hasil Tes Peningkatan Akhir 1705 345 170.5 34.5 7.619 5.986 1555 305 155.5 30.5 5.502 7.619 1375 110 137.5 11 5.892 4.594 1385 80 138.5 8 6.687 4.216
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
Gambaran menyeluruh dari nilai-nilai rata-rata keterampilan passing bolavoli maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut: 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
Hasil Tes Awal
Laki-laki MD A1
Perempuan Drill
MB A2
Laki-laki JK L B1
SD
Rerata
Jumlah
SD
Rerata
Jumlah
SD
Rerata
Jumlah
SD
Rerata
Jumlah
Hasil Tes Akhir Peningkatan
Perempuan
JK P B2 Bermain
Gambar 4.3. Histogram nilai rata-rata hasil tes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir keterampilan passing bolavoli tiap kelompok berdasarkan penggunaan metode pembelajaran dan jenis kelamin Keterangan: MD
= Kelompok pendekatan pembelajaran menggunakan drill
MB
= kelompok pendekatan pembelajaran menggunakan metode bermain
JK L
= Kelompok jenis kelamin laki-laki
JK P
= Kelompok jenis kelamin perempuan Masing-masing
sel
(kelompok
perlakuan)
memiliki
peningkatan
kemampuan mengikuti pembelajaran passing bolavoli yang berbeda. Nilai peningkatan kemampuan masing-masing-masing sel (kelompok perlakuan) dapat dilihat pada tabel berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
Tabel 4.6. Nilai peningkatan kemampuan passing bolavoli masing-masing sel (kelompok Perlakuan) No. 1 2 3 4
Nilai Peningkatan Kemampuan 34.5 11 30,5 8
Kelompok Perlakuan A1B1 (KP1) A1B2 (KP2) A2B1 (KP3) A2B2(KP4)
Nilai rata-rata peningkatan kemampuan passing bolavoli yang dicapai tiap kelompok perlakukan disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
35 30 25 20 15
10 5 0 A1B1 (KP1)
A1B2 (KP2)
A2B1 (KP3)
A2B2(KP4)
1
2
3
4
Gambar 4.4. Histogram nilai Rata-rata peningkatan Kemampuan passing Bolavoli pada tiap kelompok perlakuan Keterangan: KP1 = Kelompok pendekatan pembelajaran menggunakan drill pada jenis kelamin laki-laki. KP2 = Kelompok pendekatan pembelajaran menggunakan drill pada jenis kelamin perempuan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
KP3 = Kelompok pendekatan pembelajaran menggunakan metode bermain pada jenis kelamin laki-laki. KP4 = Kelompok pendekatan pembelajaran menggunakan metode bermain pada jenis kelamin perempuan. Pendekatan pembejaran menggunakan metode drill dan pendekatan bermain memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan passing bolavoli yang berbeda. Jika antara kelompok siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan drill dan dengan pendekatan bermain, maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan pembelajaran dengan pendekatan drill memiliki peningkatan kemampuan passing bolavoli lebih tinggi dari pada kelompok pembelajaran dengan pendekatan metode bermain. Jika diantara kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi memiliki peningkatan ketrampilan passing bolavoli lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan rendah.
B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum dilakukan perhitungan statistic dengan analisis varians (ANAVA), yang menggunakan SPSS 16, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data-data yang diperoleh. 1. Uji Normalitas Pengujian kenormalan distribusi populasi digunakan uji Chi-Kuadrat. Nilai awal yang digunakan untuk menguji normalitas distribusi populasi adalah nilai pre commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
test. Berdasarkan perhitungan uji normalitas kelas laki-laki diperoleh ²hitung = 3,382 dan ²tabel = 7,815 sedangakan kelas perempuan diperoleh ²hitung = 5,576 dan ²tabel = 7,815. Karena ²hitung < ²tabel maka dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi normal. a. Uji Homoginitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama (homogen). Ho :
1²
=
2²
Ha :
1²
≠
2²
Dari perhitungan diperoleh: Tabel 4.7. Uji Homogenitas
Kelompok Laki-laki ∑ = 2115 n = 20 = 70,50 2 s1 = 79,914 s1 = 8,939
Kelompok Perempuan ∑ = 2055 n = 20 = 68,50 2 s2 = 103,707 s2 = 10,184
F= = 0,7706 Ftabel = 1,85 Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel, berdasarkan perhitungan jelas bahwa Fhitung < Ftabel berarti Ho diterima. Sehingga disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
b. Uji Kesamaan Rata-rata Ho :
1
=
2
Ha :
1
≠
2
Dari perhitungan diperoleh: Tabel 4.8. Uji Kesamaan Rata-Rata Sumber variansi ∑ n Variansi (s2) Standar Deviasi (s)
s= thitung =
Kelompok Laki-laki 2115 20 70,50 79,914 8,939
Kelompok Perempuan 2055 20 68,50 103,707 10,184
= 9,582 = 0,8084
Dengan uji t diperoleh thitung = 0,8084 dan ttabel = 1,671. Kriteria penerimaan Ho apabila – ttabel < thitung < ttabel. Karena thitung berada pada daerah penerimaan Ho maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Berdasarkan analisis pra uji hipotesis diperoleh bahwa populasi berdistribusi normal, homogen dan memiliki nilai rata-rata awal yang sama. Hal ini mempunyai arti bahwa kelas sampel berangkat dari kondisi awal yang sama.
2. Uji Homogenitas Sebelum menguji hipotesis yang diajukan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Hal ini dilakukan untuk menentukan commit to user statistik yang digunakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
pengujian hipotesis. Untuk menguji kenormalan data digunakan uji Chi-Kuadrat. Data yang digunakan adalah hasil keterampilan siswa. Berdasarkan perhitungan uji normalitas pada kelas laki-laki diperoleh ²hitung = 4,770 dan ²tabel = 7,815 sedangkan pada kelas perempuan diperoleh ²hitung = 7,764 dan ²tabel = 7,815 Karena ²hitung < ²tabel maka dapat dikatakan bahwa data hasil belajar siswa berdistribusi normal. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai hasil evaluasi sampel mempunyai varians yang homogen. Ho :
1²
=
2²
Ha :
1²
≠
2²
Dari perhitungan diperoleh: Tabel 4.9. Uji Homogenitas Kelompok Laki-laki ∑ = 2232 n = 20 = 74,63 2 s1 = 70,102 s1 = 8,373
Kelompok Perempuan ∑ = 2120 n = 20 = 70,67 2 s2 = 84,437 s2 = 9,189
F= = 0,8302 Ftabel = 1,85 Karena Fhitung < Ftabel berarti Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel mempunyai varian yang sama. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data inter minat analisis varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai langkahlangkah uji rata-rata setelah anava. Berkenaan dengan hasil analisis varians dan uji rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Urutan pengujian disesuaikan dengan urutan hipotesis pada bab II. 1. Pengujian Hipotesis I Hasil analisis data yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut: Tabel 4.10. Ringkasan nilai rata-rata minat passing bolavoli berdasarkan jenis pembelajaran dan jenis kelamin Variabel Rerata Minat Hasil tes awal Hasil tes akhir Peningkatan
A1 B1 33.7 35.5 1.8
A2 B2 36.2 36.3 0.1
B1 32.9 37.3 4.4
B2 36.2 38.2 2
Keterangan: A1 = Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan metode drill A2 = Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain B1 = Kelompok siswa jenis kelamin laki-laki B2 = Kelompok siswa jenis kelamin perempuan a. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran drill dan pendekatan bermain terhadap peningkatan minat dan kemampuan passing bola voli pada siswa sekolah dasar. Hal ini dibuktikan dari nilai F hitung = 4.510 F tabel commit> to user= 4.11. Dengan demikian hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
nol (H0) diterima. Yang berarti bahwa pembelajaran dengan metode bermain memiliki peningkatan yang berbeda dengan pembelajaran metode drill dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata pembelajaran dengan metode bermain memiliki peningkatan yang lebih baik dari pada pembelajaran dengan metode drill, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 4,4 dan 2. b. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berjenis kelamin lakilaki memiliki peningkatan minat passing bolavoli yang berbeda dengan siswa perempuan. Hal ini dibuktikan dari nilai F
hitung
= 4.997 > F
tabel
= 4.11.
Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak. Yang berarti bahwa siswa lakilaki memiliki minat lebih tinggi yang berbeda dengan siswa perempuan yang memiliki minat rendah dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata siswa laki-laki memiliki peningkatan minat yang lebih baik dari pada siswa perempuan, dengan rata-rata peningkatan masingmasing yaitu 4,4 dan 2. c. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap peningkatan kemampuan passing bola voli pada siswa sekolah dasar sangat bermakna. Karena F F
tabel
hitung
= 6.900 >
= 4.11. Dengan demikian hipotesis nol ditolak. Terdapat interaksi
signifikan antara jenis pembelajaran passing bolavoli dengan jenis kelamin terhadap minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
2. Pengujian Hipotesis II Hasil analisis data yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut: Tabel 4.11. Ringkasan nilai rata-rata kemampuan passing bolavoli berdasarkan jenis pembelajaran dan jenis kelamin Variabel Rerata kemampuan Hasil tes awal Hasil tes akhir Peningkatan
A1 B1 136 170.5 34.5
A2 B2 125 155.5 30.5
B1 126.5 137.5 11
B2 130.5 138.5 8
Keterangan: A1 = Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan metode drill A2 = Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain B1 = Kelompok siswa jenis kelamin laki-laki B2 = Kelompok siswa jenis kelamin perempuan a. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran drill dan pendekatan bermain terhadap peningkatan kemampuan passing bola voli pada siswa sekolah dasar. Hal ini dibuktikan dari nilai F
hitung
= 4.510 > F
tabel
= 4.11. Dengan demikian hipotesis nol (H0)
diterima. Yang berarti bahwa pembelajaran dengan metode bermain memiliki peningkatan yang berbeda dengan pembelajaran metode drill dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata pembelajaran dengan metode drill memiliki peningkatan yang lebih baik dari pada pembelajaran dengan metode bermain, dengan rata-rata peningkatan masingmasing yaitu 34.5 dan 30.5. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
b. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berjenis kelamin lakilaki memiliki peningkatan kemampuan passing bolavoli yang berbeda dengan siswa perempuan. Hal ini dibuktikan dari nilai F
hitung
= 4.997 > F tabel = 4.11.
Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak. Yang berarti bahwa siswa lakilaki memiliki minat lebih tinggi yang berbeda dengan siswa perempuan yang memiliki minat rendah dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata siswa laki-laki memiliki peningkatan minat yang lebih baik dari pada siswa perempuan, dengan rata-rata peningkatan masingmasing yaitu 11 dan 8. c. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan jenis kelamin terhadap peningkatan kemampuan passing bola voli pada siswa sekolah dasar sangat bermakna. Karena F F
tabel
hitung
= 6.900 >
= 4.11. Dengan demikian hipotesis nol ditolak. Terdapat interaksi
signifikan antara jenis pembelajaran passing bolavoli dengan jenis kelamin terhadap kemampuan passing bolavoli.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini diberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dilakukan. Berdasarkan pengujian hipotesis telah dihasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu: 1. Ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara factor-faktor utama penelitian. Faktor utama yang diteliti meliputi: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
a. perbedaan jenis pendekatan pembelajaran passing bolavoli b. Perbedaan berdasarkan jenis kelamin 2. Ada interaksi yang bermakna antara factor-faktor utama dalam bentuk interaksi dua faktor Kelompok kesimpulan analisis dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Variabel Dependen Minat a. Perbedaan Pendekatan Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Drill dan Bermain terhadap Minat Siswa dalam Melakukan Bola Voli Pada Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok siswa yang mendapatkan pendekatan pembelajaran menggunakan metode drill dengan kelompok siswa yang mendapatkan pendekatan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain. Kelompok siswa dengan pendekatan bermain mempunyai peningkatan minat yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang mendapat pendekatan pembelajaran menggunakan metode drill. Passing bolavoli dengan metode bermain dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar. Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang pendidikan. Hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan bermain yang akan diberikan, harus disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
Model pembelajaran dengan pendekatan bermain erat kaitannya dengan perkembangan imajinasi perilaku yang sedang bermain, karena melalui daya imajinasi, maka permainan yang akan berlangsung akan jauh lebih meriah. Oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan, maka guru pendidikan jasmani, sebaiknya memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada siswanya majinasi tentang permainan yang akan dilakukannya. Pendekatan permainan adalah suatu proses penyampaian pengajaran dalam bentuk bermain tanpa mengabaikan materi inti. Permainan yang dimaksukan disini adalah permainan kecil yang materinya disesuaikan dengan standar kompetensi dalam kurikulum. Permainan kecil ini dapat digunakan untuk pembelajaran materi Atletik, senam dan cabang olahraga lainnya yang ada hubunganya dengan pendidikan jasmani. Unsur pendidikan yang di dapat adalah 1) unsur kognitif : melatih anak untuk dapat mencermati medan dengan cepat, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, memprediksi kegagalan, mengantisipasi permasalahan dengan cepat. 2) Afektif : melatih anak untuk bersikap sportif, fair play, bekerjasama, bersosialisasi 3) psikomotorik. Dengan melakukan kegiatan aktivitas jasmani sambil bermain ini anak akan memiliki kemampuan motorik yang tinggi.
b. Perbedaan Minat Bermain Bolavoli antara Siswa Laki-Laki dan Perempuan pada Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok siswa laki-laki dan perempuan terhadap minat keterampilan passing bolavoli. Pada siswa laki-laki mempunyai minat lebih tinggi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
dibanding perempuan. Siswa laki-laki dengan minat lebih tinggi memiliki potensi yang lebih tinggi pula dibanding yang memiliki minat rendah. Secara fisik kondisi laki-laki dengan perempuan tidak sama, masing-masing siswa mempunyai karakter yang berbeda. Kondisi fisik laki-laki biasanya lebih kuat jika dibandingkan dengan kondisi fisik perempuan. Keadaan tersebut mempengaruhi sifat anak laki-laki dalam kehidupan sehari-hari. Sifat anak lakilaki yang biasanya cenderung memberikan perlindungan, aktif meniru pujaannya, minatnya tertuju pada hal-hal yang bersifat intelektual dan abstrak. Sifat anak perempuan cenderung menerima perlindungan, pasif, minatnya tertuju pada halhal yang bersifat emosional, konkrit, berusaha mengikuti dan menyenangkan orang lain.
Kondisi fisik yang berbeda itu akan menimbulkan pola pikir yang
berbeda pula. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perbandingan rata-rata peningkatan ketrampilan passing bolavoli antara siswa dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
c. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan Jenis Kelamin terhadap Peningkatan Minat Bermain Bola Voli pada Siswa Sekolah Dasar Dari tabel ringkasan hasil analisis variant dua faktor, Nampak bahwa faktor utama penelitian dalam bentuk dua factor menjukkan interaksi yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
Tabel 4.12. Pengaruh sederhana, pengaruh utama, dan interaksi factor A dan B terhadap passing bolavoli Faktor
A= Ketrampilan passing bolavoli Taraf
A1
A2
Rerata
A1 – A2
B1
1.8
4.4
3.1
-2.6
B2
0.1
2
1.4
-1.9
Rerata
1.9
6.4
2.25
-2.25
B1 – B2
1.7
2.4
1.7
B = Jenis kelamin
Interaksi antara dua factor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut: 20 15 10
B1 – B2 Rerata
5 0 Taraf
A1
A2
Rerata
A1 – A2
-5 A= Ketrampilan passing bolavoli -10
Gambar 4.5. Bentuk interaksi perubahan besarnya peningkatan minat passing bolavoli Keterangan: A1
= Pendekatan pembelajaran dengan metode drill
A2
= Pendekatan pembelajaran dengan metode bermain
B1
= Kelompok siswa laki-laki
B2
= Kelompok siswa perempuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai minat passing bolavoli adalah tidak sejajar dan bersilang. Garis perubahan peningkatan minat antara kelompok memiliki satu titik pertemuan atau persilangan. Antara minat passing bolavoli dan jenis kelamin memiliki titik persilangan. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantara keduanya. Gambar tersebut menunjukkan bahwa kelompok dengan jenis kelamin laki-laki berpengaruh terhadap minat passing bolavoli. Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata siswa dengan jenis kelamin perempuan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan metode bermain, memiliki peningkatan minat yang lebih baik dibandingkan siswa dengan jenis kelamin perempuan dan mendapatkan perlakuan pembelajaran drill. Begitu juga siswa dengan jenis kelamin laki-laki dengan pendekatan pembelajaran menggunakan metode bermain, memiliki peningkatan minat yang lebih baik dibandingkan siswa dengan jenis kelamin laki-laki dan mendapatkan perlakuan pembelajaran drill. Siswa yang memiliki kemampuan dan minat yang baik jika dilatih dengan metode bermain akan lebih baik. Keefektifan penggunaan minat passing bolavoli dipengaruhi oleh klasifikasi jenis kelamin siswa.
2. Variabel Dependen Kemampuan a. Perbedaan Pendekatan Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Drill dan Bermain terhadap Kemampuan Siswa dalam Melakukan Bola Voli pada Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan pengujian hipotesis yang kedua ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok siswa yang mendapatkan pendekatan commit to user yang mendapatkan pendekatan pembelajaran drill dengan kelompok siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
pembelajaran bermain. Kelompok siswa dengan pendekatan drill mempunyai peningkatan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang mendapat pendekatan pembelajaran bermain. Passing bolavoli dengan pendekatan pembelajaran drill dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar passing bola voli. Pendekatan drill adalah salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang pendidikan. Hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan drill yang akan diberikan, harus disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka. Model pembelajaran dengan pendekatan drill erat kaitannya dengan gerakan yang berulang-ulang yang akan membuat siswa lbh cepat memahami gerakan demi gerakan yang diberikan guru. Dengan pendekatan drill ini diharapkan siswa dapat melakukan teknik gerakan yang benar.
b. Perbedaan Kemampuan Bermain Bolavoli antara Siswa Laki-Laki dan Perempuan pada Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan pengujian hipotesis yang kedua ternyata ada perbedaan pengaruh antara kelompok siswa laki-laki dan perempuan terhadap kemampuan keterampilan passing bolavoli. Pada siswa laki-laki mempunyai kemampuan lebih baik dibanding perempuan. Secara fisik kondisi laki-laki dengan perempuan tidak sama, masing-masing siswa mempunyai karakter yang berbeda. Kondisi fisik laki-laki biasanya lebih kuat jika dibandingkan dengan kondisi fisik perempuan. Keadaan tersebut commit to user mempengaruhi sifat anak laki-laki dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi fisik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
yang berbeda ini berpengaruh terhadap kemampuan yang dilakukan siswa. Siswa laki-laki dengan kondisi fisik yang lebih baik dapat menunjukkan kemampuannya yang lebih baik pula. c. Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dengan Jenis Kelamin terhadap Peningkatan Kemampuan Bermain Bola Voli pada Siswa Sekolah Dasar Tabel ringkasan hasil analisis variant dua factor, Nampak bahwa faktor utama penelitian dalam bentuk dua factor menjukkan interaksi yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel di bawah ini: Tabel 4.13. Pengaruh sederhana, pengaruh utama, dan interaksi factor A dan B terhadap passing bolavoli Faktor B = Metode Taraf Pembelajaran B1 B2 Rerata B1 – B2
A= Ketrampilan passing bolavoli A1 A2 Rerata A1 – A2 34.5 30.5 32.5 4 11 8 9.5 3 22.75 19.25 26.62 23.5 22.5
Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut: 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Rerata B1 – B2 Taraf
A1
A2
Rerata
A1 – A2
A= Ketrampilan passing bolavoli
Gambar 4.6. Bentuk interaksi perubahan besarnya peningkatan keterampilan commit to user passing bolavoli
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
Keterangan: A1 = Pendekatan pembelajaran dengan metode drill A2 = Pendekatan pembelajaran dengan metode bermain B1 = Kelompok siswa laki-laki B2 = Kelompok siswa perempuan Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai ketrampilan passing bolavoli adalah tidak sejajar dan bersilang. Garis perubahan peningkatan keterampilan antara kelompok memiliki satu titik pertemuan atau persilangan. Antara jenis keterampilan passing bolavoli dan jenis kelamin memiliki titik persilangan. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantara keduanya. Gambar tersebut menunjukkan bahwa kelompok dengan jenis kelamin laki-laki berpengaruh terhadap hasil keterampilan passing bolavoli. Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata siswa dengan jenis kelamin perempuan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan metode bermain, memiliki peningkatan keterampilan yang lebih baik dibandingkan siswa dengan jenis kelamin perempuan dan mendapatkan perlakuan pembelajaran drill. Begitu juga siswa dengan jenis kelamin laki-laki dengan pendekatan pembelajaran menggunakan metode bermain, memiliki peningkatan keterampilan yang lebih baik dibandingkan siswa dengan jenis kelamin laki-laki dan mendapatkan perlakuan pembelajaran drill. Siswa yang memiliki kemampuan yang baik jika dilatih dengan metode bermain akan lebih baik. Keefektifan penggunaan keterampilan passing bolavoli dipengaruhi oleh klasifikasi jenis kelamin siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel Dependen Minat a. Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan belajar bermain dengan pendekatan belajar drill terhadap peningkatan minat bermain bola voli pada
siswa
sekolah
dasar.
Pengaruh
pendekatan
pembelajaran
menggunakan metode bermain lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran menggunakan metode drill. b. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan minat passing bola voli antara siswa dengan jenis kelamin laki-laki dengan siswa yang memiliki jenis kelamin perempuan. Peningkatan minat passing bola voli pada siswa dengan jenis kelamin laki-laki lebih baik dari pada siswa dengan jenis kelamin perempuan pada siswa sekolah dasar. c. Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan jenis kelamin terhadap minat passing bola voli. 2. Variabel Dependen Kemampuan a. Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan belajar bermain dengan pendekatan belajar drill terhadap peningkatan kemampuan bermain bola voli pada siswa sekolah dasar. Pengaruh pendekatan pembelajaran menggunakan metode drill lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran commit to user menggunakan metode bermain. 107
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
b. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan keterampilan passing bola voli antara siswa dengan jenis kelamin laki-laki dengan siswa yang memiliki jenis kelamin perempuan. Peningkatan keterampilan passing bola voli pada siswa yang memiliki jenis kelamin laki-laki lebih baik dari pada siswa yang memiliki jenis kelamin perempuan pada siswa sekolah dasar. c. Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan jenis kelamin terhadap ketrampilan passing bola voli.
B. Implikasi Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang lebih luar jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut: 1. Secara umum dapat dikatakan bahwa metode pendekatan pembelajaran dan jenis kelamin merupakan variable-variabel yang mempunyai peningkatan keterampilan passing bola voli. 2. Pendekatan
pembelajaran
menggunakan
metode
bermain
merupakan
pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan lebih sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan jenis kelamin siswa, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih optimal terhadap peningkatan keterampilan passing bola voli. 3. Pendekatan pembelajaran menggunakan metode bermain ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran metode drill dalam meningkatkan ketrampilan passing bola voli. Kebaikan pendekatan ini dapat digunakan sebagai solusi bagi pengajar dan pelatih dalam upaya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
meningkatkan ketrampilan passing bola voli. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ada perbedaan peningkatan ketrampilan yang sangat signifikan antara siswa jenis kelamin laki-laki dengan perempuan. Hal ini mengisyaratkan kepada pengajar dan pelatih, upaya peningkatan ketrampilan passing bola voli hendaknya memperhatikan faktor pendekatan pembelajaran.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada pengajar dan pelatih diberikan saran sebagai berikut: 1. Pendekatan pembelajaran dengan metode bermain memiliki pengaruh yang lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran metode drill, sehingga pengajar dan pelatih dapat memilih pendekatan pembelajaran metode bermain dalam upaya meningkatkan kemampuan hasil passing bola voli. 2. Pengajar disarankan agar mengembangkan pendekatan pembelajaran bermain dan dapat memvariasikan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang lain. Karena tiap pendekatan pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Abror Abdul Rochman. 1989. Pendidikan Bagi Anak berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ambarukmi, Dwi Hatmisari, 2009. Pelatihan Olahraga Anak Usia Dini: Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. ______________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bompa, Tudor O. 1983. Theory and Methodology of Training. Kendal/Hant: IOWA of University. Brooks, George A., and Fahey, Thomas P. 1984. Exercise Phycologis Human Bioenergenetics and Its Aplications. New York: Jhon Willey and Sons. Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda Karya. Drowatzky, John N. 1981. Motor Learning Principle and Practice. Mineapolis: Burgers Publishing Co. E. Suryatna. 2006. Dasar-Dasar Pendidikan Rekreasi. Jakarta: Depdiknas. Fox, Edward L., Bowers, Richard W., and Foss, Merle L. 1993. The Physiologycal Basis for Exersice and Sport. USA. WCB.Brown & Benchmark Publisher. Galahue, David I. 1997. Understanding Motor Development Infant Children Adolescent, Indianapolis: Benchmark Press, Inc. Glass, Gene V., and Kenneth D Hopkins. 1984. Statistical Methods in Education and Physicologi. Second Edition. New Jersey:Printies Hall Inc. Kartono Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung : Mandar Maju. Kosasih Engkos, 1983. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika Presindo. Lutan Rusli dkk. 2002. Supervisi Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas. Lutan Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Dirjen Dikti. commit to user
110
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
Mappiare Andie. 1982.Psikologi Remaja. Surabaya: Mandar Maju. Molenda. R. 1989. Instructional Media and The New Technologies Of Instruction. New York: Mac Millan Publishing Company. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mu‟fiah, 1992. Pendidikan kesehatan sekolah. Semarang: IKIP Semarang Mujiono Dimyati.1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Munib Achmad. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press Natawidjaya Rochman. 1979. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Jasaku. Priyo Budi Santoso Nurrudin.2009.Pengaruh Gaya Mengajar dan Kecocokan Berteman Terhadap Peningkatan Keterampilan Teknik Dasar Bermain Bolavoli,(Tesis).UNS Sagala, S. 2003. Gagasan-Gagasan Tentang Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Surabaya: Unesa University press. Santoso Totok. 1998. Layanan Bimbingan Belajar di Sekolah, (Skripsi). FIK UNNES Semarang 2004. Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada Snelbeeker, Glenn E. 1974. Learning Theory, Instructional Theory and Phsycoeducational Desaign, New York. McGraw Hill Book. Company Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito. Sugandi Achmad. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Press. Sugiyanto, Sudjarwo. 1993. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud. Sugiyanto. 2007. Teori Kepelatihan Dasar. Jakarta: Lembaga Akreditasi Nasional Keolahragaan. Suharno. 1993. Metodologi Pelatihan. Pusat Pendidikan dan Kepelatihan: Jakarta. Suherman Adang. 2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Sukadiyanto. 2010. Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: commit to user UNY.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
Tim Penyusun. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. ______________. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Verducci. Frank. M. 1980. Measurement Concepts In Physical Education.St Louis: The C. V. Mosby Company. W.S. Winkel. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo. ______________. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo. Yunus M. 1992. Olahraga Pilihan Bola Voli. Yogyakarta: Depdikbud.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
112
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
Lampiran 1.
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN No 1
Kegiatan
September 1 2 3 4
Persiapan a. Perijinan b. Survey c. Penyusunan Program Latihan d. Persiapan Perlengkapan e. Pembekalan Pelatih f. Pendataan Siswa
2. Pelaksanaan Penelitian a. Pengelompokan Sampel b. Pengambilan Data Awal c. Pelatihan d. Pengambilan Data Akhir 3. Pengolahan Data a. Klasifikasi Data b. Pengolahan Data
commit to user
Bulan Oktober 1 2 3 4
November 1 2 3 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
Lampiran 2.
PROGRAM PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN DRILL
Sekolah
: Sekolah Dasar
Mata Pelajaran
: Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan
Pokok Bahasan
: Bola Voli
Sub Pokok Bahasan
: Passing Bawah Bola Voli
Waktu
: 9 x 90 menit
Standar Kompetensi
: Mempraktikkan berbagai gerak dasar dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
I.
Standar Kompetensi Mempraktikklan penerapan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama, sportifitas dan kejujuran.
II.
Tujuan Pembelajaran -
Mengenalkan siswa pada teknik permainan bola besar khususnya bola voli.
-
Siswa dapat melakukan passing bawah sendiri maupun berpasangan.
-
Siswa dapat melakukan teknik passing bawah dengan menyeberangkan bola melalui net.
-
Siswa dapat menggunakan passing bawah dalam permainan bola voli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
III.
Langkah-langkah pembelajaran
Minggu Ke
Hari Sabtu
I
Materi
Kegiatan Pembelajaran
Tes awal keterampilan dan minat siswa pada bola voli
Selasa
1. Pendahuluan (15 menit)
Kamis
Informasi materi.
Sabtu
Penjelasan materi yang akan diberikan selama pembelajaran pada pertemuan ini. Streching Siswa melakukan peregangan dimulai dari gerakan kepala hingga kaki. Jogging Siswa lari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak tiga kali dengan variasi gerak ke depan, mundur dan menyamping. Calesthenics Siswa melakukan senam kalestenis untuk menunjang gerakan dan latihan penguatan otot lengan dan kaki.
2. Latihan Inti (60 menit) Siswa melakukan lempar tangkap bola dengan formasi Lempar tangkap
berbanjar berhadapan. Ayunan
bola voli
lengan dari bawah seperti saat melakukan gerakan passing commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
bawah. Masing-masing 5 kali dengan jarak 2, 3 dan 4 meter. Melambungkan bola voli
Siswa melambungkan bola voli dan membiarkan bola jatuh pada lengan yang dirapatkan dan diluruskan.
Passing bawah sendiri
Melakukan passing bawah sendiri di tempat. 3. Penutup (15 menit) Jogging Siswa melakukan jogging sebanyak dua kali setelah pembelajarn inti selesai dilanjutkan dengan stretching. Evaluasi dan arahan Mendengarkan koreksi dan arahan untuk pertemuan berikutnya.
II
Selasa
1. Pendahuluan (15 menit)
Kamis
Informasi materi.
Sabtu
Penjelasan materi yang akan diberikan selama pembelajaran pada pertemuan ini. Streching Siswa melakukan peregangan dimulai dari gerakan kepala hingga kaki. Jogging Siswa lari mengelilingi lapangan commit to user bola voli sebanyak tiga kali
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
dengan variasi gerak ke depan, mundur dan menyamping. Calesthenics Siswa melakukan senam kalestenis untuk menunjang gerakan dan latihan penguatan otot lengan dan kaki. 2. Latihan Inti (60 menit) Melakukan passing bawah dengan sikap duduk di lantai dan bola dilambungkan oleh teman. Melakukan passing bawah dari sikap duduk di bangku dan bola dilambungkan oleh teman. Passing bawah berpasangan
Melakukan passing bawah berpasangan tanpa melewati net. 3. Penutup (15 menit) Jogging Siswa melakukan jogging sebanyak dua kali setelah pembelajarn inti selesai dilanjutkan dengan stretching. Evaluasi dan arahan Mendengarkan koreksi dan arahan untuk pertemuan berikutnya.
III
Selasa
1. Pendahuluan (15 menit)
Kamis
Informasi materi.
Sabtu
Penjelasan materi yang akan diberikan selama pembelajaran commit to user pada pertemuan ini.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
Streching Siswa melakukan peregangan dimulai dari gerakan kepala hingga kaki. Jogging Siswa lari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak tiga kali dengan variasi gerak ke depan, mundur dan menyamping. Calesthenics Siswa melakukan senam kalestenis untuk menunjang gerakan dan latihan penguatan otot lengan dan kaki. 2. Latihan Inti (60 menit) Siswa melakukan passing bawah berpasangan dengan menyeberangi net. Bola dilambungkan teman diseberang net. Passing bawah
Melakukan passing bawah
berpasangan
berpasangan melalui net. Bola
melewati net
tidak dilambungkan teman melainkan passing langsung. 3. Penutup (15 menit) Jogging Siswa melakukan jogging sebanyak dua kali setelah pembelajarn inti selesai
dilanjutkan dengan stretching. commit to user Evaluasi dan arahan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
Mendengarkan koreksi dan arahan untuk pertemuan berikutny
IV.
V.
Media Pembelajaran -
Lapangan/tempat terbuka
-
Net
-
Bola voli
-
Peluit
-
Cone
Sumber Pembelajaran Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
Lampiran 3.
PROGRAM PEMBELAJARAN PASSING ATAS BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARN DRILL
Sekolah
: Sekolah Dasar
Mata Pelajaran
: Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan
Pokok Bahasan
: Bola Voli
Sub Pokok Bahasan
: Passing Atas Bola Voli
Waktu
: 8 x 90 menit
Standar Kompetensi
: Mempraktikkan berbagai gerak dasar dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
I.
Standar Kompetensi Mempraktikklan penerapan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama, sportifitas dan kejujuran.
II.
Tujuan Pembelajaran -
Mengenalkan siswa pada teknik permainan bola besar khususnya bola voli.
-
Siswa dapat melakukan passing atas sendiri maupun berpasangan.
-
Siswa dapat melakukan teknik passing atas dengan menyeberangkan bola melalui net.
-
Siswa dapat menggunakan passing atas dalam sebuah permainan bola voli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
III. Minggu Ke IV
Langkah-langkah pembelajaran Hari Sabtu Selasa Kamis Sabtu
Materi
Kegiatan Pembelajaran
Tes awal keterampilan dan minat siswa pada bola voli 1. Pendahuluan (15 menit) Informasi materi. Penjelasan materi yang akan diberikan selama pembelajaran pada pertemuan ini. Streching Siswa melakukan peregangan dimulai dari gerakan kepala hingga kaki. Jogging Siswa lari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak tiga kali dengan variasi gerak ke depan, mundur dan menyamping. Calesthenics Siswa melakukan senam kalestenis untuk menunjang gerakan dan latihan penguatan otot lengan dan kaki. 2. Latihan Inti (60 menit) Siswa melakukan lempar tangkap bola dengan formasi Lempar tangkap berbanjar berhadapan. Ayunan bola voli lengan dari atas seperti saat melakukan gerakan passing atas. Masing-masing 5 kali dengan jarak 2, 3 dan 4 meter. Melambungkan Melambungkan bola dan bola voli menangkap bola kembali dengan sikap jari-jari tangan membentuk sikap passing atas. Tahap pertama dilakukan di trmpat, tahap kedua sambil jalan dan tahap ketiga diawali tepuk tangan sebelum menangkap bola. Lakukan Passing atas sendiri sambil jalan. Melakukan passing atas sendiri di tempat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
V
Selasa Kamis Sabtu
Melakukan passing atas sambil duduk dan bola diumpan terlebih dahulu oleh teman dari atas bagku. Melakukan passing atas sambil duduk dan bola diumpan terlebih dahulu oleh teman dari atas meja. 3. Penutup (15 menit) Jogging Siswa melakukan jogging sebanyak dua kali setelah pembelajarn inti selesai dilanjutkan dengan stretching. Evaluasi dan arahan Mendengarkan koreksi dan arahan untuk pertemuan berikutnya 1. Pendahuluan (15 menit) Informasi materi. Penjelasan materi yang akan diberikan selama pembelajaran pada pertemuan ini. Streching Siswa melakukan peregangan dimulai dari gerakan kepala hingga kaki. Jogging Siswa lari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak tiga kali dengan variasi gerak ke depan, mundur dan menyamping. Calesthenics Siswa melakukan senam kalestenis untuk menunjang gerakan dan latihan penguatan otot lengan dan kaki. 2. Latihan Inti (60 menit) Melakukan passing atas berpasangan dan berhadapan Passing atas dengan dua kali sentuhan. berpasangan Melakukan passing atas secara berpasangan dan berhadapan dengan satu kali sentuhan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
Melakukan passing atas secara berkelompok yang terdiri dari tiga atau empat orang dengan membentuk lingkaran.
Passing atas berkelompok
VI
3. Penutup (15 menit) Jogging Siswa melakukan jogging sebanyak dua kali setelah pembelajarn inti selesai dilanjutkan dengan stretching. Evaluasi dan arahan Mendengarkan koreksi dan arahan untuk pertemuan berikutnya 1. Pendahuluan (15 menit) Informasi materi. Penjelasan materi yang akan diberikan selama pembelajaran pada pertemuan ini. Streching Siswa melakukan peregangan dimulai dari gerakan kepala hingga kaki. Jogging Siswa lari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak tiga kali dengan variasi gerak ke depan, mundur dan menyamping. Calesthenics Siswa melakukan senam kalestenis untuk menunjang gerakan dan latihan penguatan otot lengan dan kaki.
Selasa Kamis
Passing atas berpasangan melewati net
2. Latihan Inti (60 menit) Melakukan passing atas melalui net atau tali yang dipasang melintang. Bermain pada lapangan kecil menggunakan passing atas dengan jumlah pemain 3 orang dalam setiap timnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
3. Penutup (15 menit) Jogging Siswa melakukan jogging sebanyak dua kali setelah pembelajarn inti selesai dilanjutkan dengan stretching. Evaluasi dan arahan Mendengarkan koreksi dan arahan untuk pertemuan berikutnya Sabtu
IV.
Tes akhir kemampuan dan minat siswa pada bola voli
Media pembelajaran Lapangan/tempat terbuka Net Bola voli Peluit Cone
V.
Sumber pembelajaran. Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
Lampiran 4.
PROGRAM PEMBELAJARAN PASSING BAWAH DAN PASSING ATAS BOLA VOLI DENGAN METODE BERMAIN SELAMA 16 KALI PERTEMUAN
Pelajaran 1 (pertemuan 1, 2) 1. Pendahuluan ( 15 Menit ) Informasi materi Penjelasan materi yang akan diberikan pada pertemuan ini. Streching Melakukan peregangan berupa gerakan kepala hingga kaki serta penguatan otot yang menunjang gerakan. Jogging Lari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak 3 kali dengan variasi gerakan ke depan, mundur dan menyamping dan dilanjutkan senam kalestenis. 2. Latihan inti (60 Menit ) Nama permainan
: Kucing dan Tikus
Tujuan permainan
: Mengenalkan teknik dasar passing bawah bola voli yang akan kita berikan pada siswa.
Cara bermain
: Menggunakan lapangan bola voli yang sebenarnya dibagi menjadi dua bagian. Masing-masing kelompok yang terdiri dari 10 orang tersebut melakukan gerakan berupa lempar tangkap bola dengan formasi 9 orang membentuk lingkaran besar dan satu orang berada di tengah lingkaran. Lempar tangkap dimulai lemparan dari bawah kemudian dilanjutkan lemparan dari atas kepala. Siswa yang membentuk lingkaran melakukan lempar tangkap bola tidak boleh tertangkap oleh siswa commit to user yang berada di tengah. Siswa yang berada di tengah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
berusaha merebut bola yang dilempar oleh temantemannya. Jika bola tertangkap oleh siswa yang berada di tengah maka siswa yang melempar bola tersebut menggantikan posisi siswa yang berada di tengah untuk berjaga. Ket : S
: Siswa yang membentuk lingkaran
X
: Siswa yang berada di tengah lingkaran : Arah lemparan bola
3. Penutup (15 Menit) Jogging Lari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak 2 kali dan dilanjutkan streching. Evaluasi dan arahan Siswa mendengarkan koreksi dan arahan untuk materi pertemuan selanjutnya.
Pelajaran 2 (Pertemuan 3,4) 1. Pendahuluan (15 Menit) Informasi materi Siswa dikumpulkan untuk mendengarkan penjelasan materi yang akan diberikan pada pertemuan ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127
Streching Siswa melakukan peregangan yang meliputi gerakan kepala hingga kaki untuk menunjang gerakan-gerakan selanjutnya. Jogging Siswa berlari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak 2 kali dengan variasi gerakan ke depan. Mundur dan menyamping.
2. Latihan inti (60 Menit) Tujuan permainan
: Mengenalkan teknik dasar passing bawah bola voli yang akan kita berikan pada siswa.
Nama permainan
: Kucing dan Tikus 2
Cara bermain
: Menggunakan lapangan bola voli yang sebenarnya dibagi menjadi dua bagian. Masing-masing bagian didisi oleh 5 orang. Masing-masing kelompok yang terdiri dari 5 orang tersebut melakukan gerakan berupa lempar
tangkap
bola
dengan
formasi
4
orang
membentuk lingkaran besar dan satu orang berada di tengah lingkaran. Siswa yang membentuk lingkaran melakukan lempar tangkap bola tetapi bola tidak boleh tertangkap oleh siswa yang berada di tengah lempar tangkap dimulai dari lemparan dari bawah dan dilanjutkan lemparan dari atas. Siswa yang telah melempar bola harus berlari ke arah lemparan bola. Siswa yang berada di tengah berusaha merebut bola yang
dilempar
oleh
teman-temannya.
Jika
bola
tertangkap oleh siswa yang berada di tengah maka siswa yang melempar bola tersebut menggantikan posisi siswa yang berada di tengah untuk berjaga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 128
Ket : S
: Siswa yang membentuk lingkaran
X
: Siswa yang berada di tengah lingkaran : Arah lemparan bola : Arah lari siswa setelah melakukan lemparan bola
3. Penutup (15 Menit) Jogging Siswa berlari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak 2 kali. Evaluasi dan arahan Siswa dikumpulkan untuk mendengarkan koreksi serta mendengarkan arahan untuk materi selanjutnya.
Pelajaran 3 (pertemuan ke 5,6,dan 7) 1. Pendahuluan (15 Menit) Informasi materi Siswa berkumpul untuk mendengarkan penjelasan materi yang akan diberikan pada pertemuan ini. Streching Siswa melakukan peregangan yang meliputi gerakan kepala hingga kaki untuk menunjang gerakan-gerakan. Jogging Siswa berlari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak 3 kali dengan variasi gerakan ke depan, mundur dan menyamping dan dilanjutkan commit to user dengan gerakan kalestenis.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 129
2. Latihan inti (60 Menit) Tujuan permainan
: Siswa dapat melakukan teknik passing bawah bola voli
Nama permainan
: Lingkaran Besar Cara bermain
:
Siswa
(S)
membentuk lingkaran besar. Salah satu siswa berada ditengah lingkaran (P). P berperan sebagai pengumpan pada teman yang lain. Siswa (S) harus siap menerima umpan dari (P) dan mengembalikan bola dengan cara passing bawah. Setelah passing (S) bergesr ke kanan. Ket : S
: Siswa
P
: Pengumpan : arah lemparan bola : arah pergeseran siswa setelah melakukan passing S S
S
S
P
S
S
S S
S
S
3. Penutup (15 Menit) Jogging Siswa berlari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak 2 kali dilanjutkan streching. Evaluasi dan arahan. Siswa dikumpulkan untuk mendengarkan koreksi dan arahan untuk pertemuan selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 130
Pelajaran 4 (pertemuan ke 8,9,10) 1. Pendahuluan ( 15 Menit ) Informasi materi Siswa berkumpul untuk mendengarkan penjelasan materi yang akan diberikan pada pertemuan ini. Streching Siswa melakukan peregangan yang meliputi gerakan kepala hingga kaki untuk menunjang gerakan-gerakan. jogging siswa berlari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak 3 kali dengan variasi gerakan ke depan, mundur dan menyamping dan dilanjutkan dengan gerakan kalestenis. 2. Latihan inti (60 Menit) Tujuan permainan : siswa dapat melakukan teknik passing atas bola voli Nama permainan : Lingkaran Besar 2 Cara bermain : Siswa (S) membentuk lingkaran besar. Salah satu siswa berada ditengah lingkaran (P). P berperan sebagai pengumpan pada teman yang lain. Siswa (S) harus siap menerima umpan dari (P) dan mengembalikan bola dengan cara passing atas. Setelah passsing (S) bergeser ke kanan. Ket : S
: Siswa
P
: Pengumpan : arah lemparan bola : Arah pergeseran siswa setelah melakukan passing. S S
S
S
P
S
commit to user S
S S
S
S
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 131
3. Penutup (15 Menit) Jogging Siswa berlari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak 2 kali dan dilanjutkan dengan streching. Evaluasi dan arahan Siswa dikumpulkan untuk mendengarkan koreksi dan mendengarkan arahan untuk pertemuan selanjutnya.
Pelajaran 5 (pertemuan ke 11, 12,dan 13) 1. Pendahuluan (15 Menit) Informasi materi Siswa berkumpul untuk mendengarkan penjelasan materi yang akan diberikan pada pertemuan ini. Streching Siswa melakukan peregangan yang meliputi gerakan kepala hingga kaki untuk menunjang gerakan-gerakan. Jogging Siswa berlari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak 3 kali dengan variasi gerakan ke depan, mundur dan menyamping dan dilanjutkan gerakan kalestenis. 2. Latihan inti ( 60 Menit ) Tujuan permainan
: Siswa dapat melakukan teknik passing bawah bola voli
Nama permainan
: 5 vs 5
Cara bermain
: Permainan menggunakan satu lapangan penuh yang digunakan dua tim. Masing-masing tim berisi 5 orang. Tiap tim harus melakukan passing bawah sebanyak tiga kali dan untuk menyeberangkan bola melalui net ke pihak
lawan.S5
membantu
siswa
boleh lain
berpindah
tempat
dalam
menerima
menyeberangkan bola ke lapangan lawan. commit to user
untuk dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 132
Ket : S1 : Siswa 1 S2 : Siswa 2 S3 : Siswa 3 S4 : Siswa 4 S5 : Siswa 5 3. Penutup (15 Menit) Jogging Siswa berlari mengelilingi lapangan bola voli sebayak 2 kali dan dilanjutkan dengan streching. Evaluasi dan arahan Siswa dikumpulkan untuk mendengarkan koreksi dan arahan untuk pertemuan selanjutnya.
Pelajaran 6 (pertemuan ke 14, 15,dan 16) 1. Pendahuluan (15 Menit) Informasi materi siswa berkumpul untuk mendengarkan penjelasan materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini. Streching Siswa melakukan peregangan yang meliputi gerakan kepala hingga kaki untuk menunjang gerakan yang dibutuhkan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 133
Jogging Siswa berlari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak 3 kali dengan variasi gerakan ke depan, mundur dan menyamping. Dilanjutkan dengan gerakan kalestenis. 2. Latihan inti (60 Menit) Tujuan permainan
: Siswa dapat melakukan teknik passing bawah bola voli
Nama permainan
: 5 vs 5
Cara bermain
: Permainan menggunakan satu lapangan penuh yang digunakan dua tim. Masing-masing tim berisi 5 orang. Tiap tim harus melakukan passing bawah sebanyak tiga kali dan untuk menyeberangkan bola melalui net ke pihak
lawan.S0
membantu
boleh
siswa
lain
berpindah
tempat
dalam
menerima
menyeberangkan bola ke lapangan lawan.
Ket : S1 : Siswa 1 S2 : Siswa 2 S3 : Siswa 3 S4 : Siswa 4 S5 : Siswa 5
commit to user
untuk dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134
3. Penutup (15 Menit) Jogging Siswa berlari mengelilingi lapangan bola voli sebanyak 2 kali dan dilanjutkan dengan streching. Evaluasi dan arahan Siswa dikumpulkan untuk mendengarkan koreksi dan arahan untuk pertemuan selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
Lampiran 5. Rekapitulasi Nilai Tes Awal Keterampilan Passing Bolavoli dengan Pendekatan Pembelajaran Drill No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Krisna Firman Saputra Irvan Yuni Prasetya Dwi Riza Setyawan Fegi Ardi Pratama Fikri Septa Rohwina Muhammad Nurjianto Reihan Putra Ahmad Syaiful Andi Dwi Setyono Arya Wiratama Putri Margatesya Dwi Amisasi Frisca Cindy Anggraini Gina Oktavia Misya Anggraini Selly Agustina Tiara Lelly Widhia Vidhia Variska Yunika Prestiyana Anita Sari Angga Dwi F Ashrul Naufal Herry Febrianto Kesit Priyo Kuncoro Kukuh Prasetya Krisna Aji Putra Hermansyah Panji Asmoro Ardhika Zaki Fajar Subekti Cysar Dista Anggraeni Devina Vadya Novia Esi Sulfia Feby Sukma Dewanti Intan Dwi Yulianti Istyaul Karimah Keysha Diva Saharani Tri Lestari Videa Aulia Putri Yunita Putri Aristiana
Passing Atas 140 140 120 150 140 120 120 140 120 140 120 120 120 130 120 130 120 130 140 120 120 120 120 120 120 140 130 140 130 120 120 120 130 120 130 130 140 130 140 commit to user 120
Passing Bawah 140 150 140 150 140 140 120 140 140 140 120 140 120 120 120 120 130 130 130 120 130 120 130 130 130 120 130 120 130 130 130 130 140 140 130 130 140 130 140 120
Nilai 140 145 130 150 140 130 120 140 130 140 120 130 120 125 120 125 125 130 135 120 125 120 125 125 125 130 130 130 130 125 125 125 135 130 130 130 140 130 140 120
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
Lampiran 6. Rekapitulasi Nilai Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli dengan Pendekatan Pembelajaran Drill No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Krisna Firman Saputra Irvan Yuni Prasetya Dwi Riza Setyawan Fegi Ardi Pratama Fikri Septa Rohwina Muhammad Nurjianto Reihan Putra Ahmad Syaiful Andi Dwi Setyono Arya Wiratama Putri Margatesya Dwi Amisasi Frisca Cindy Anggraini Gina Oktavia Misya Anggraini Selly Agustina Tiara Lelly Widhia Vidhia Variska Yunika Prestiyana Anita Sari Angga Dwi F Ashrul Naufal Herry Febrianto Kesit Priyo Kuncoro Kukuh Prasetya Krisna Aji Putra Hermansyah Panji Asmoro Ardhika Zaki Fajar Subekti Cysar Dista Anggraeni Devina Vadya Novia Esi Sulfia Feby Sukma Dewanti Intan Dwi Yulianti Istyaul Karimah Keysha Diva Saharani Tri Lestari Videa Aulia Putri Yunita Putri Aristiana
Passing Atas 170 160 150 180 170 170 160 170 160 170 150 150 160 160 150 150 150 160 160 130 140 130 120 130 140 150 130 150 150 130 140 130 130 140 140 130 140 140 140 commit to user 130
Passing Bawah 180 180 160 180 170 180 160 180 180 180 160 150 170 160 160 160 160 160 150 160 150 130 140 140 130 140 140 130 140 140 140 130 150 150 130 140 160 130 150 130
Nilai 175 170 155 180 170 175 160 175 170 175 155 150 165 160 155 155 155 160 155 145 145 130 130 135 135 145 135 140 145 135 140 130 140 145 135 135 150 135 145 130
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
Lampiran 7. Rekapitulasi Data Hasil Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Klasifikasi Kemampuan antara Siswa Laki-laki dan Perempuan Beserta Pembagian Sampel ke Sel-sel Secara Acak No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Krisna Firman Saputra Irvan Yuni Prasetya Dwi Riza Setyawan Fegi Ardi Pratama Fikri Septa Rohwina Muhammad Nurjianto Reihan Putra Ahmad Syaiful Andi Dwi Setyono Arya Wiratama Putri Margatesya Dwi Amisasi Frisca Cindy Anggraini Gina Oktavia Misya Anggraini Selly Agustina Tiara Lelly Widhia Vidhia Variska Yunika Prestiyana Anita Sari Angga Dwi F Ashrul Naufal Herry Febrianto Kesit Priyo Kuncoro Kukuh Prasetya Krisna Aji Putra Hermansyah Panji Asmoro Ardhika Zaki Fajar Subekti Cysar Dista Anggraeni Devina Vadya Novia Esi Sulfia Feby Sukma Dewanti Intan Dwi Yulianti Istyaul Karimah Keysha Diva Saharani Tri Lestari Videa Aulia Putri Yunita Putri Aristiana
Tes Awal Tes Akhir Jenis Keterampilan Keterampilan kelamin Passing Passing 140 175 Laki-laki 140 170 Laki-laki 130 155 Laki-laki 150 180 Laki-laki 140 170 Laki-laki 130 175 Laki-laki 120 160 Laki-laki 140 175 Laki-laki 130 170 Laki-laki 140 175 Laki-laki 120 155 Perempuan 130 150 Perempuan 120 165 Perempuan 125 160 Perempuan 120 155 Perempuan 125 155 Perempuan 125 155 Perempuan 130 160 Perempuan 135 155 Perempuan 120 145 Perempuan 125 145 Laki-laki 120 130 Laki-laki 125 130 Laki-laki 125 135 Laki-laki 125 135 Laki-laki 130 145 Laki-laki 130 135 Laki-laki 130 140 Laki-laki 130 145 Laki-laki 125 135 Laki-laki 125 140 Perempuan 125 130 Perempuan 135 140 Perempuan 130 145 Perempuan 130 135 Perempuan 130 135 Perempuan 140 150 Perempuan commit to user 130 135 Perempuan 140 145 Perempuan 120 130 Perempuan
Sel
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
Lampiran 8. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Kelompok 1 (Kelompok Pendekatan Pembelajaran Drill)
No
Nama
Sel
Keterampilan Passing Gain Tes Awal Tes Akhir Score 140 175 35.0 140 170 30.0
1 2
Krisna Firman Saputra Irvan Yuni Prasetya
3
Dwi Riza Setyawan
130
155
25.0
4 5
Fegi Ardi Pratama Fikri Septa Rohwina
150 140
180 170
30.0 30.0
6
Muhammad Nurjianto
130
175
45.0
7 8
Reihan Putra Ahmad Syaiful
120 140
160 175
40.0 35.0
9 10
Andi Dwi Setyono Arya Wiratama Jumlah
130 140
170 175
40.0 35.0
1360
1705
345
136 8.43274 120
170.5 7.61942 155
34.5 5.986095 35.0
A1B1
Mean 1
SD Putri Margatesya
2 3
Dwi Amisasi Frisca Cindy Anggraini
130 120
150 165
20.0 45.0
4
Gina Oktavia
125
160
35.0
5 6
Misya Anggraini Selly Agustina
120 125
155 155
35.0 30.0
7
Tiara Lelly Widhia
125
155
30.0
8 9
Vidhia Variska Yunika Prestiyana
130 135
160 155
30.0 20.0
10
Anita Sari
120
145
25.0
Jumlah
1250
1555
305
Mean
125
155.5
30.5
5.270463
5.502525
7.61942
SD
A1B2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
Lampiran 9. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Kelompok 2 (Kelompok Pendekatan Pembelajaran Bermain)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Angga Dwi F Ashrul Naufal Herry Febrianto Kesit Priyo Kuncoro Kukuh Prasetya Krisna Aji Putra Hermansyah Panji Asmoro Ardhika Zaki Fajar Subekti Jumlah Mean SD Cysar Dista Anggraeni Devina Vadya Novia Esi Sulfia Feby Sukma Dewanti Intan Dwi Yulianti Istyaul Karimah Keysha Diva Saharani Tri Lestari Videa Aulia Putri Yunita Putri Aristiana Jumlah Mean SD
Sel
A2B1
A2B2
Keterampilan Passing Gain Tes Awal Tes Akhir Score 125 145 20.0 120 130 10.0 125 130 5.0 125 135 10.0 125 135 10.0 130 145 15.0 130 135 5.0 130 140 10.0 130 145 15.0 125 135 10.0 1265 1375 110 126.5 137.5 11 3.374743 5.892557 4.594683 125 140 15.0 125 130 5.0 135 140 5.0 130 145 15.0 130 135 5.0 130 135 5.0 140 150 10.0 130 135 5.0 140 145 5.0 120 130 10.0 1305 1385 80 130.5 138.5 8 6.43342 6.687468 4.21637
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
Lampiran 10. Rekapitulasi Data Minat Tes Awal dan Tes Akhir Klasifikasi Minat Antara Siswa Laki-laki dan Perempuan Beserta Pembagian Sampel Ke Sel-Sel Secara Acak No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Krisna Firman Saputra Irvan Yuni Prasetya Dwi Riza Setyawan Fegi Ardi Pratama Fikri Septa Rohwina Muhammad Nurjianto Reihan Putra Ahmad Syaiful Andi Dwi Setyono Arya Wiratama Putri Margatesya Dwi Amisasi Frisca Cindy Anggraini Gina Oktavia Misya Anggraini Selly Agustina Tiara Lelly Widhia Vidhia Variska Yunika Prestiyana Anita Sari Angga Dwi F Ashrul Naufal Herry Febrianto Kesit Priyo Kuncoro Kukuh Prasetya Krisna Aji Putra Hermansyah Panji Asmoro Ardhika Zaki Fajar Subekti Cysar Dista Anggraeni Devina Vadya Novia Esi Sulfia Feby Sukma Dewanti Intan Dwi Yulianti Istyaul Karimah Keysha Diva Saharani Tri Lestari Videa Aulia Putri Yunita Putri Aristiana
Minat Tes Awal 34 36 33 34 34 34 32 32 35 33 36 38 36 36 37 36 36 36 36 35 31 38 36 34 30 30 33 33 33 31 32 38 34 38 37 36 37 36 36to user commit 38
Minat Tes Akhir 39 36 33 36 37 34 35 33 38 34 36 38 37 36 37 36 37 35 36 35 37 39 38 38 36 35 37 38 38 37 37 39 36 39 39 38 39 38 38 39
Jenis kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Sel
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
Lampiran 11. Rekapitulasi Data Minat Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli (Kelompok Pendekatan Pembelajaran Drill) Minat No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Krisna Firman Saputra Irvan Yuni Prasetya Dwi Riza Setyawan Fegi Ardi Pratama Fikri Septa Rohwina Muhammad Nurjianto Reihan Putra Ahmad Syaiful Andi Dwi Setyono Arya Wiratama Jumlah Mean SD Putri Margatesya Dwi Amisasi Frisca Cindy Anggraini Gina Oktavia Misya Anggraini Selly Agustina Tiara Lelly Widhia Vidhia Variska Yunika Prestiyana Anita Sari Jumlah Mean SD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sel
A1B1
A1B2
Tes Awal 34 36 33 34 34 34 32 32 35 33 337 33.7 1.25166556 36 38 36 36 37 36 36 36 36 35 362 36.2 0.788811
commit to user
Tes Akhir 39 36 33 36 37 34 35 33 38 34 355 35.5 2.068279 36 38 37 36 37 36 37 35 36 35 363 36.3 0.948683
Gain Score 5.0 0.0 0.0 2.0 3.0 0.0 3.0 1.0 3.0 1.0 18 1.8 1.686548 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0 1.0 -1.0 0.0 0.0 1 0.1 0.567646
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
Lampiran 12. Rekapitulasi Data Minat Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli (Kelompok Pendekatan Pembelajaran Bermain) Minat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Angga Dwi F Ashrul Naufal Herry Febrianto Kesit Priyo Kuncoro Kukuh Prasetya Krisna Aji Putra Hermansyah Panji Asmoro Ardhika Zaki Fajar Subekti Jumlah Mean SD Cysar Dista Anggraeni Devina Vadya Novia Esi Sulfia Feby Sukma Dewanti Intan Dwi Yulianti Istyaul Karimah Keysha Diva Saharani Tri Lestari Videa Aulia Putri Yunita Putri Aristiana Jumlah Mean SD
Sel
A2B1
A2B2
Tes Awal
Tes Akhir
31 38 36 34 30 30 33 33 33 31 329 32.9 2.601282 32 38 34 38 37 36 37 36 36 38 362 36.2 1.932184
37 39 38 38 36 35 37 38 38 37 373 37.3 1.159502 37 39 36 39 39 38 39 38 38 39 382 38.2 1.032796
commit to user
Gain Score 6.0 1.0 2.0 4.0 6.0 5.0 4.0 5.0 5.0 6.0 44 4.4 1.712698 5.0 1.0 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 20 2 1.154701
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
Lampiran 13.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
Lampiran 14.
commit to user