Spatial Social Network Analysis: Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dalam Mendukung Revitalisasi Peningkatan Pangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu Tesis Diajukan Guna Memenuhi Tugas Akhir untuk Memperoleh Gelar Master of Computer Science
Oleh: Bentar Priyopradono 972010025
Program Studi Magister Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Februari 2012
Surat Pernyataan Keaslian Tesis Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Bentar Priyopradono
NIM
: 972010025
Program Studi
: Magister Sistem Informasi
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis : Judul
: Spatial
Social
Pengembangan (PUAP)
Network Usaha
dalam
Analysis: Agribisnis
Mendukung
Program Perdesaan
Revitalisasi
Peningkatan Pangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu Pembimbing : 1. Prof. Ir. Danny Manongga., M.Sc., PhD. 2. Dr. Ir. Wiranto Herry Utomo, M.Kom. Belum pernah diajukan untuk diuji sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar akademik pada berbagai tingkatan di universitas manapun. Tidak ada bagian dalam Tesis ini yang pernah dipublikasikan oleh pihak lain, kecuali bagian yang digunakan sebagai referensi, berdasarkan kaidah penulisan ilmiah yang benar. Demikian Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah.
Salatiga, 06 Februari 2012
( Bentar Priyopradono )
Kata Pengantar Dalam ilmu-ilmu sosial, social network analysis telah menjadi alat metodologi yang kuat di samping statistik, konsep jaringan telah didefinisikan, diuji, dan diterapkan dalam tradisi penelitian di seluruh ilmu-ilmu sosial, mulai dari antropologi, sosiologi, administrasi bisnis dan sejarah (Nooy, 2005). SNA fokus pada struktur kelompok manusia (groups), komunitas, organisasi, markets, masyarakat, atau sistem yang ada dunia (world system). Dasar visualisasi jaringan sosial diletakkan oleh para peneliti yang menyebut diri mereka sociometrists. Penelitian yang dilakukan penulis dalam rangka menyelesaikan tugas akhir di Magister Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga untuk persyaratan memperoleh gelar Master of Computer Science (M.Cs.) ini
berjudul
”Spatial
Pengembangan
Usaha
Social
Network
Agribisnis
Analysis:
Perdesaan
(PUAP)
Program dalam
Mendukung Revitalisasi Peningkatan Pangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu”. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang membantu terselesaikannya tesis ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Ir. Danny Manongga., M.Sc., PhD. Sebagai Pembimbing 1(satu) yang telah dengan kerelaan hatinya membantu dalam proses pembuatan tesis ini dan senantiasa memberikan kemudahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
2.
Bapak Dr. Ir. Wiranto Herry Utomo, M.Kom. sebagai Pembimbing 2(dua) yang telah dengan kerelaan hatinya membantu dalam proses pembuatan tesis ini dan senantiasa memberikan kemudahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
3.
Bapak Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom selaku Ketua Program Studi Magister Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini.
4.
Bapak Andeka Rocky Tanaamah, S.E., M.Cs. selaku Dekan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dan senantiasa mendukung penulis dengan nasehatnasehat untuk kemajuan penulis secara pribadi.
5.
Bapak Ir. Munir, MM. Selaku Kepala Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kelautan (BP4K) Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.
6.
Bapak Ir. Alrullah, MM. Selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.
7.
Ibu Nurbaini. Z Selaku sekretaris Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kelautan (BP4K) Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.
8.
Seluruh Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Se-Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.
9.
Seluruh Staf BPP, Penyuluh Pendamping (PP), Penyuluh Pertanian(PP), Staf BP4K dan Penyelia Mitra Tani (PMT) SeKabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.
10. Segenap Staff Pengajar di MSI FTI UKSW : Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom. , Dra. Ade Iriani, M.M. , Prof. Ir. Daniel Herman Freddy Manongga, M.Sc., Ph.D., Irwan Sembiring, S.T., M.Kom., Kristoko Dwi Hartomo, S.Kom., M.Kom., Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom., Dr. Ir. Wiranto Herry Utomo, M.Kom., T. Ari Setiawan Prasida, ST., M.Cs., M. A. Ineke Pakereng, M.Kom., Indrastanti Ratna Widiasari, MT., Wiwin Sulistyo, ST., M.Kom., Kurniawan Teguh Martono, MT., Dr. Suharto, Yos Richard Beeh, ST., M.Cs., Frederik Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs., Marwata, SE. (Akt)., M.Si., Ph.D., Elisabeth Penti Kurniawati, SE., M.Ak., Theophilus Erman Wellem, ST., MS., dan Danny Zacharias, SH., MA. 11. Rekan-rekan MSI angkatan 6 FTI UKSW, Adriana P. Rahangiar, S.Kom., M.Cs., Febrian Wahyu Christanto, S.Kom., M.Cs., Roland Palar, S.Kom., M.Cs., Febri, S.Kom. dan Lista Nagara, S.Kom., yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Tesis ini, sukses untuk kita semua. 12. Kepada Keluarga Besarku Bapak Ramelan, S.Pi , Ibu Paryati dan adik-adiku Wastu Wirta Luti, A.Md., Wasis Pancoro dan Manggar, terimakasih atas waktu, dukungan dan semua yang telah di curahkan, semoga kita selalu diberikan limpahan rezki, kesehatan, dan sukses selalu untuk hari depannya. Penulis
menyadari
masih
banyak
kekurangan
dalam
penyelesaian tesis ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sumbang saran dan pikiran untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak. Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap bahwa penelitian yang telah dikembangkan dapat menjadi panduan bahkan acuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Maju terus teknologi informasi Indonesia.
Salatiga, 06 Februari 2012
( Bentar Priyopradono )
Daftar Isi Judul Tesis .........................................................................................................
i
Lembar Pengesahan ..........................................................................................
ii
Lembar Pernyataan Keaslian Tesis ...................................................................
iii
Kata Pengantar ..................................................................................................
iv
Daftar Isi ........................................................................................................... viii Daftar Tabel ......................................................................................................
x
Daftar Gambar ..................................................................................................
xii
Daftar Lampiran ................................................................................................ xiii Daftar Istilah ..................................................................................................... xiv Abstract .............................................................................................................
xv
1. Bab 1 Pendahuluan ...................................................................................
1
1.1.
Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
1.2.
Masalah Penelitian ............................................................................
3
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................
4
1.4.
Batasan Penelitian ............................................................................
5
1.5.
Sistematika Penulisan ......................................................................
5
2. Bab 2 Tinjauan Pustaka ...........................................................................
7
2.1.
Network (Definition) ........................................................................
7
2.2.
Social Network .................................................................................
9
2.3.
Social Network Analysis ..................................................................
10
2.3.1. Tujuan dan Manfaat Social Network Analysis .............................
12
2.3.2. Pengukuran dalam Social Network Analysis ...............................
13
2.3.2.1. Density dan Eigenvector ................................................
13
2.3.2.2. Centrality, Power, Degree .............................................
13
2.3.2.3. Ego-Network (EgoNet) ..................................................
17
2.4.
Spatial Social Network Analysis ......................................................
18
2.5.
Penelitian Terdahulu ........................................................................
18
2.5.1. Penelitian Lubell dan Fulton ........................................................
18
2.5.2. Penelitian Trauger ........................................................................
19
2.5.3. Penelitian Steven, Colin dan George ............................................
19
2.6.
Knowledge Management ..................................................................
20
2.6.1. Definisi Knowledge .....................................................................
20
2.6.2. Definisi Knowledge Management ................................................
24
2.6.3. Knowledge Sharing ......................................................................
25
2.6.4. Knowledge Building ....................................................................
26
2.7.
Program PUAP ................................................................................
26
2.7.1. Tujuan dan Sasaran PUAP ...........................................................
32
2.7.2. Pola dan Strategi PUAP ...............................................................
33
2.7.3. Ruang Lingkup Kegiatan PUAP ..................................................
33
3. Metode Penelitian ......................................................................................
35
3.1.
Objek Penelitian ...............................................................................
35
3.2.
Populasi dan Sampel ........................................................................
36
3.3.
Alat Pengumpulan Data ...................................................................
37
3.4.
Cara dan Prosedur Pengumpulan Data .............................................
39
3.5.
Alat Analisis ....................................................................................
40
3.6.
Teknik Analisi ..................................................................................
40
4. Analisi dan Pembahasan ...........................................................................
44
4.1.
Responden ........................................................................................
44
4.2.
Pemetaan Jaringan Sosial (Social Network) .....................................
45
4.3.
Peran Aktor yang Berpengaruh dalam Jaringan Sosial ....................
67
4.4.
Peran Media Komunikasi .................................................................
86
4.5.
Pelaksanaan Program PUAP ............................................................
90
5. Kesimpulan dan Saran .............................................................................
98
5.1. Kesimpulan.............................................................................................
98
5.2. Saran ...................................................................................................... 101 5.3. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 102 5.4. Rekomendasi Penelitian ........................................................................ 102 6. Daftar Pustaka ............................................................................................. 104 7. Lampiran ..................................................................................................... 107
Daftar Tabel Tabel 3.1 Daftar Polpulasi Target, Populasi Survei Dan Sampel Penelitian .......37 Tabel 4.1 Data Responden Pada Program Puap Berdasarkan Usia, Bidang, Status Dan Kelembagaan .............................................................................100 Tabel 4.2 Komposisi Data Responden Dilihat Dari Tingkat Kelembagaan Pada Program Puap ......................................................................................45 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Ego-Network Dari Seluruh Data Sampel ...............47 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Nodes Ego-Network Dari Seluruh Data Sampel .....47 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Ego-Network Dari Program Puap ...........................49 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Nodes Ego-Network Dari Program Puap ................49 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Out-Degree Dari Seluruh Data Sampel .................51 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan In-Degree Dari Seluruh Data Sampel .....................52 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Degree Dan Jumlah Total Type Node Dari Program Puap .....................................................................................................52 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Out-Degree Program PUAP .................................54 Tabel 4.11 Hasil Perhitungan In-Degree Program Puap ......................................54 Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Degree dan Jumlah Total Type Node Dari Program Puap .....................................................................................................55 Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Degree dan Jumlah Total Type Node ....................58 Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Out-Degree Program PUAP ..................................58 Tabel 4.15 Hasil Perhitungan In-Degree Program PUAP .....................................59 Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Degree dan Jumlah Total Type Node ...................64 Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Out-Degree Program PUAP .................................65 Tabel 4.18 Hasil Perhitungan In-Degree Program PUAP ....................................65 Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Degree Centrality .................................................68 Tabel 4.20 Hasil Perhitungan In-Degree Centrality .............................................69 Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Out-Degree Centrality ..........................................70 Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Degree Centrality Program PUAP .......................71 Tabel 4.23 Hasil Perhitungan In-Degree Centrality Program PUAP ....................72 Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Out-Degree Centrality Program PUAP .................73 Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Closeness Centrality .............................................75
Tabel 4.26 Hasil Perhitungan In-Closeness Centrality ........................................76 Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Out-Closeness Centrality ......................................77 Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Closeness Centrality Program PUAP ...................79 Tabel 4.29 Hasil Perhitungan In-Closeness Centrality Program PUAP ................79 Tabel 4.30 Hasil Perhitungan Out-Closeness Centrality Program PUAP .............80 Tabel 4.31 Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality ...............................82 Tabel 4.32 Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality ...............................83 Tabel 4.33 Hasil Perhitungan Betweenness Centrality Dari Program PUAP .......84 Tabel 4.34 Hasil Perhitungan 2-Mode Network Degree Media Komunikasi .......80 Tabel 4.35 Hasil Perhitungan 2-Mode Network Media Komunikasi ....................87 Tabel 4.36 Hasil Perhitungan 2-Mode Network Degree Media Komunikasi .......87 Tabel 4.37 Hasil Perhitungan 2-Mode Node Eigenvector Centrality Media Komunikas ...........................................................................................88 Tabel 4.38 Hasil Perhitungan 2-Mode Eigenvector Centrality Kategori Media Komunikas ...........................................................................................89 Tabel 4.39 Hasil Perhitungan 2-Mode Eigenvector Centrality Kategori Media Komunikas ...........................................................................................89 Tabel 4.40 Data Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat .............................128 Tabel 4.41 Data Aktor-aktor dengan Power, Pengaruh dan Dominasi Yang Memiliki Potensi ..................................................................................98
Daftar Gambar Gambar 2.1 Konsep Bentuk Jaringan ....................................................................8 Gambar 2.2 Konsep Perkembangan Data Menjadi Pengetahuan ........................21 Gambar 2.3 Konsep Penciptaan Pengetahuan (Knowledge) ................................22 Gambar 2.4 Alur Pembinaan Dan Pengendalaian PUAP ....................................28 Gambar 3.1 Kerangka Metodologi ......................................................................35 Gambar 4.1 Visualisasi Ego-Network Dari Seluruh Data Sampel .......................46 Gambar 4.2 Visualisasi Ego-Network Program Puap ..........................................48 Gambar 4.3 Visualisasi Network-Degree Dari Seluruh Data Sampel .................50 Gambar 4.4 Visualisasi Network-Degree Program PUAP ..................................53 Gambar 4.5 Peta Wilayah Administrasi Kabuaten Rejang Lebong .....................56 Gambar 4.6 Visualisasi 56 Node Dari Penyuluh Pendamping (PP) ....................57 Gambar 4.7 Visualisasi Node Penyuluh Pendamping Berdasarkan Wilayah Kerja ...........................................................................................................60 Gambar 4.8 Visualisasi Node (Penyuluh Pendamping) berdasarkan Wilayah Kerja Operasional Balai Penyuluh Pertanian (BPP) ..........................62 Gambar 4.9 Visualisasi Node (Penyuluh Pendamping) Berdasarkan Wilayah Kerja...................................................................................................66 Gambar 4.10 Visualisasi In-Degree Centrality Dari seluruh Data Sampel .........68 Gambar 4.11 Visualisasi Out-Degree Centrality Dari seluruh Data Sampel ......70 Gambar 4.12 Visualisasi In-Degree Centrality Program PUAP .........................71 Gambar 4.13 Visualisasi Out-Degree Centrality Program PUAP .......................73 Gambar 4.14 Visualisasi In-Closeness Centrality Dari Dari Seluruh Data Sampel ...........................................................................................................75 Gambar 4.15 Visualisasi Out-Closeness Centrality Dari Seluruh Data Sampel .77 Gambar 4.16 Visualisasi In-Closeness Centrality Dari Program PUAP .............78 Gambar 4.17 Visualisasi Out-Closeness Centrality Dari Program PUAP ..........80 Gambar 4.18 Visualisasi Betweenness Centrality Dari Seluruh Data Sampel ....82 Gambar 4.19 Visualisasi Betweenness Centrality Dari Program PUAP .............84 Gambar 4.20 Visualisasi 2- Mode Degree Network Media Komunikasi .............86 Gambar 4.21 Visualisasi 2- Mode Eigenvector Centrality Media Komunikasi ...88
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Data Responden Pada Program PUAP Berdasarkan Usia, Bidang, Status Dan Kelembagaannya ........................................................107 Lampiran 2 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan nodes Ego-Network Dari Seluruh Data Sampel ..........................................................................................109 Lampiran 3 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan nodes Ego-Network Dari Program PUAP ............................................................................................112 Lampiran 4 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan In-Degree dan Out-Degree Dari Seluruh Data Sampel .................................................................................113 Lampiran 5 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan In-Degree dan Out-Degree Program PUAP ............................................................................................115 Lampiran 6 Tabel 4.14 Hasil Perhitungan In-Degree dan Out-Degree Program PUAP ............................................................................................117 Lampiran 7 Tabel 4.20 Hasil Perhitungan In-Degree Centrality dan Out-Degree Centrality Dari Seluruh Data Sampel ...........................................119 Lampiran 8 Tabel 4.23 Hasil Perhitungan In-Degree Centrality dan Out-Degree Centrality Program PUAP ............................................................122 Lampiran 9 Tabel 4.26 Hasil Perhitungan In-Closeness dan Out-Closeness Centrality ......................................................................................124 Lampiran 10 Tabel 4.29 Hasil Perhitungan In-Closeness dan Out-Closeness Centrality Program PUAP ............................................................127 Lampiran 11 Tabel 4.32 Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality ......128 Lampiran 12 Tabel 4.34 Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality Dari Program PUAP .............................................................................131 Lampiran 13 Tabel 4.40 Data Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) di Kabupaten Rejang Lebong Pertahun 2008 s/d 2011 ................133 Lampiran 14 Pengantar Kuisioner ....................................................................136 Lampiran 15 Kuisioner Penyulu / PMT PUAP / Staf BPP PUAP ....................137 Lampiran 16 Kuisioner Penyuluh / Staf BP4K / Staf BPP Non-PUAP ............141
Daftar Istilah
SNA BP4K
BPP PP PMT Poktan Gapoktan PUAP BPTP BLM RL EgoNet PNPM Mandiri
: Social Network Analysis : Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan : Balai Penyuluh Pertanian : Penyuluh Pendamping : Penyela Mitra Tani : Kelompok Tani : Gabungan Kelompok Tani : Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian : Bantuan Langsung Masyarakat : Rejang Lebong : Ego-Network : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
Abstract Nowadays, the implementations of Rural Agribusiness Development Program (RADP) especially in Rejang Lebong, Bengkulu are develop. Starting with the Direct Community Assistance funds (in Indonesia means bantuan langsung masyarakat : BLM) to Gapoktan or in Indonesia means that Gabungan kelompok tani (Association of Farmer) which be used for financial capital reinforcement (1) cultivation of crops food, horticulture, livestock, and plantation. (2) The industrial non-farming include home industry of agriculture, small-scale marketing and other business-based agriculture, another analysis of the role from all stakeholders actor RADP becomes relevant steps, to found strategy for improving performance in RADP, with the aim of understanding the connectedness or Connectivity from the actors in the network. Besides, In order to develop a strategy, finding the right strategy and planning in the implementation of the program of work for the sustainability of the program RADP for the future. This study uses Social Network Analysis (SNA) and try to combine the spatial analysis to see how the position of an actor in a geographical / regions such as distance, location, proximity, neighborhood, and the area near extended analysis of their position in the social network. Keyword : Horticulture, Agriculture, Agribusiness, Social Network Analysis, Social Network, Spatial Analysis
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2011 jumlah penduduk miskin tercatat 29,89 juta jiwa 12,36 persen, dari jumlah tersebut sekitar 20,65 juta jiwa berada di pedesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian. Pada umumnya petani di pedesaan berada pada skala usaha mikro yang memiliki luas lahan lebih kecil dari 0,3 hektar. Kemiskinan di perdesaan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial . Oleh karena itu pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan perdesaan secara langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin. Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi tani yang masih lemah.Untuk itu penanggulangan kemiskinan merupakan bagian dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan kesepakatan Milenium.
global
untuk
Kementerian
mencapai
Pertanian
Tujuan
mulai
tahun
Pembangunan 2008
telah
melaksanakan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
dibawah
koordinasi
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) dan berada dalam kelompok program pemberdayaan masyarakat. Sejalan
dengan
perkembangan
pelaksanaan
program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di kabupaten Rejang Lebong (RL) dimulai tahun 2008 dengan penyaluran dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) kepada Gapoktan berupa penguatan permodalan yang digunakan untuk (1) Budidaya tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan. (2) Usaha non budidaya meliputi usaha industri rumah tangga pertanian, pemasaran skala kecil dan usaha lain berbasis pertanian, dengan pendekatan yang telah dilaksanakan diharapkan akan menghasilkan resultan penting, sekaligus sebagai indikator utama keberhasilan program PUAP seperti (1) pemberdayaan Gapoktan (2) bantuan modal kerja untuk usaha produktif, (3) agribisnis, (4) wilayah, (5) kelembagaan dan (6) pemberdayaan masyarakat secara partisipatif, dalam meningkatkan kinerja (program PUAP) telah banyak difasilitasi, seperti penyediaan tenaga Penyelia Mitra Tani (PMT), Penyuluh Pendamping (PP), pendampingan teknologi oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Melalui pendampingan, penajaman serta pemantapan arah pengembangan ekonomi masyarakat berbasis potensi sumberdaya pertanian setempat, membeikan fasilitasi modal usaha lewat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai lembaga ekonomi yang dikelola dan dimiliki petani. Gapoktan yang akan dijadikan sasaran pemberian modal usaha adalah Gapoktan yang memiliki usaha produksi dan pemasaran, dan unit usaha simpan pinjam.
2
Disisilain analisis peran aktor (social network analysis) dari seluruh stakeholder program PUAP menjadi langkah yang relevan, untuk menemukan strategi dalam peningkatan kinerja pelaksanaan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong (RL) dengan tujuan Pemahaman (memahami) keterhubungan atau konetivitas dari aktoraktor dalam jaringan (program PUAP), serta peran dari aktor dalam jaringan menjadi kebutuhan dalam rangka penyusunan strategi dan perencanaan kerja dari tahapan pelaksanaan program PUAP demi kesinambungan pelaksanaan program dimasa yang akan datang (menemukan strategi yang tepat).
1.2. Masalah Penelitian Permasalahan yang dihadapi pada tahap penyiapan dan penguatan PUAP, salah satunya adalah masih kurang optimalnya penyuluh pendamping atau
penyuluh pertanian yang ditugaskan
oleh Bupati/Walikota yang ditunjuk untuk mendampingi petani, kelompok tani dan Gapoktan dalam pelaksanaan PUAP dalam mendukung revitalisasi peningkatan pangan, oleh karena itu dalam rangka pemenuhan harapan tersebut, menarik untuk diteliti. Pemetaan jaringan (network) hubungan dalam pelaksanaa PUAP dapat dilakukan untuk memahami secara mendalam arus informasi, knowledge sharing dan knowledge building antara penyuluh pertanian, Mitra Tani dan Gapoktan binaan. Berdasarkan argumentasi di atas, penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan berikut :
3
1) Bagaimana
peta
social
netwok
dalam
pelaksanaan
pelaksanaan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong (RL) ?. 2) Aktor-aktor apa saja yang memiliki peran dan pengaruh penting dalam jaringan sosial (social network) pada pelaksanaan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong (RL) ?. 3) Media komunikasi yang digunakan dan memegang peranan penting dalam membangun knowledge sharing dan knowledge building pada jaringan sosial (social network) pelaksanaan progam PUAP di kabupaten Rejang Lebong (RL) ? 4) Unsur-unsur eksternal apa saja yang berpengaruh dalam keberlanjutan program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong (RL) ?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan, antara lain : 1) Mengetahui peta arus informasi (knowledge sharing) pada jejaring sosial (social network) dalam pelaksanaan program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong (RL) dengan Metode Social Network Analysis. 2) Mengetahui Aktor-aktor dan entitas yang memiliki peran dan pengaruh penting dalam jaringan sosial (social network) pada pelaksanaan program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong (RL).
3) Mengetahui media komunikasi yang digunakan dan memiliki peranan penting dalam alur informasi (knowledge sharing dan knowledge building) pada program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong (RL). 4) Mengetahui
Unsur-unsur
eksternal
apa
saja
yang
berpengaruh dalam keberlanjutan program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong (RL) ?
1.4. Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini diantaranya : 1) Penelitian yang dilakukan hanya untuk melihat peta spasial hubungan interaksi antar aktor-aktor dan arus informasi yang ada pada stakeholder program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong, serta untuk mengetahui media komunikasi yang digunakan dan memiliki peran penting sebagai bagian dalam membangun knowledge sharing dan knowledge building. 2) Stakeholder
yang
dimaksud
merupakan
aktor-aktor
pendukung dalam pelaksanaa program PUAP, yaitu pada tingkatan wilayah Kabupaten Rejang Lebong diantaranya Penyuluh Pertanian (PP), Penyelia Mitra Tani (PMT), Staf BPP, dan Staf BP4K.
1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian yang dilaksanakan dibagi dalam beberapa bab sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan : Berisikan Latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. Bab 2 Tinjauan Pustaka : Pada bagian ini berisi mengenai penelitian yang pernah dilakukan terkait topik yang diteliti; dan beberapa teori pendukung dari analisis jejaring sosial (Social Network Analysis). Bab 3 Metodologi Penelitian : membahas mengenai metode penelitian yang digunakan seperti : penjelasan mengenai obyek yang akan diteliti; populasi dan sampel penelitian; variabel penelitian; metode penelitian dan alat analisis; alat dan prosedur pengumpulan data; serta teknik analisis yang digunakan. Bab 4 Analisis dan Pembahasan : membahas tentang peta spasial hubungan dan arus informasi dalam membangun knowledge sharing serta knowledge building berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh. Dari pemetaan tersebut, dapat disusun sebuah strategi dalam
peningkatan
kinerja
dalam
pelaksanaan
Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Bab 5 Kesimpulan dan Saran : sebagai penutup dari tesis ini berupa kesimpulan mengenai hasil pembahasan, sebagai jawaban dari masalah yang diangkat. Selanjutnya, beberapa kesimpulan dari penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk memberikan masukan serta rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP).
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Dalam ilmu-ilmu sosial, social network analysis telah menjadi alat metodologi yang kuat di samping statistik, konsep jaringan telah didefinisikan, diuji, dan diterapkan dalam tradisi penelitian di seluruh ilmu-ilmu sosial, mulai dari antropologi, sosiologi, administrasi bisnis dan sejarah (Nooy, 2005). SNA fokus pada struktur kelompok manusia (groups), komunitas, organisasi, markets, masyarakat, atau sistem yang ada dunia (world system). Dasar visualisasi jaringan sosial diletakkan oleh para peneliti yang menyebut diri mereka sociometrists. JL Moreno mendirikan sebuah ilmu sosial yang disebut sociometry, yang mempelajari hubungan interpersonal, mereka berpendapat masyarakat bukan merupakan agregat dari individu dan karakteristik mereka, tetapi merupakan struktur hubungan interpersonal. Oleh karena itu, individu bukanlah unit sosial dasar. Masyarakat (social atoms) terdiri dari individu dan hubungan sosial, ekonomi, atau budaya dan dihubungkan ke dalam kelompok dan pada akhirnya terdiri dari kelompok-kelompok yang saling terkait yang di gambarkan dalam sociogram (struktur hubungan dalam suatu kelompok)
2.1 Network (Definition) Network atau jaringan menurut (Kadushin ,2004) merupakan sebuah kumpulan dari hubungan-hubungan, Secara formal, jaringan memiliki beberapa objek (yang disebut node) dan pemetaan atau
penjelasan
mengenai
hubungan-hubungan
antara
objek-objek
(nodes). Salah satu contoh sederhana dari jaringan (network) dapat ditemukan dan dilihat adalah pada eksistensi sebuah masyarakat, keberadaan masyarakat dapat dilihat sebagai suatu jaringan, hubungan-hubungan sosial antara individu satu dengan yang lainnya dan sangat kompleks (Agusyanto, 2010). Selain itu, dalam sebuah jaringan mengisyaratkan sebuah interaksi antar nodes atau actors. Pada dasarnya, interaksi atau hubungan yang terjadi dapat dikelompokkan menjadi hubungan yang simetris atau non-directional (dua terarah) dan hubungan yang directional (satu arah). Hal ini dapat dilihat pada contoh dua nodes atau aktor (A dan B).A dan B saling menyukai merupakan hubungan yang simetris / non-directional. Selanjutnya, jika A menyukai B maka dapat disebut sebagai hubungan yang directional. (Kadushin, 2004). Untuk dapat memahami pendekatan-pendekatan dalam analisis jaringan yang dipakai untuk mengkaji nodes atau aktor yang cukup berpengaruh dalam sebuah jaringan, terdapat 3 tipe atau jenis bentuk jaringan, yaitu :Star, line, circle (Hanneman & Riddle, 2005). Untuk lebih jelasnya, ketiga bentuk jaringan tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut :
Star
Circle Gambar 2.1 Konsep Bentuk Jaringan
Line
2.2 Social Network Menurut Daly & Haahr (2004), di dalam masyarakat dapat ditemukan adanya jaringan dan juga jaringan sosial. Jaringan sosial sendiri dapat diartikan sebagai fenomena dunia kecil yang berasal dari pengamatan bahwa masing-masing individu sering dihubungkan dengan rantai perkenalan yang pendek. Rantai-rantai hubungan yang terakumulasi membentuk sebuah jaringan sosial yang kompleks .Secara sederhana social network bisa digambarkan berdasarkan atas komponen-komponen yang membentuknya seperti (Agusyanto, 2010) : 1) Sekumpulan orang, objek atau kejadian; minimal berjumlah 3 satuan -
yang berperan sebagai terminal. Biasanya
direpresentasikan dengan titik-titik, yang dalam peristilahan disebut dengan aktor atau node. 2) Seperangkat ikatan yang menghubungkan satu titik ke titik lainnya dalam network. Ikatan ini biasanya direpresentasikan dengan garis, yang merupakan suatu saluran atau jalur. Ikatan tersebut meliputi ikatan yang nampak maupun ikatan yang tidak nampak. Biasanya ikatan yang terjadi dikenal dengan hubungan jaringan atau ties. 3) Arus, dalam diagram digambarkan dengan anak panah. Menggambarkan sesuatu yang mengalir dari satu titik ke titik lainnya, melalui saluran atau jalur yang menghubungkan masing-masing titik di dalam jaringan.
Prinsip-prinsip yang mendasari saling terkaitnya satu komponen dengan komponen lainnya, antara lain : 1) Ikatan-ikatan yang menghubungkan satu titik ke titik lainnya harus bersifat relatif permanen (ada unsur waktu/durasi). 2) Dengan
adanya
menyebabkan
rangkaian
sekumpulan
ikatan-ikatan
titik-titik
yang
tersebut ada
bisa
dikategorikan atau digolongkan sebagai satu-kesatuan yang berbeda dengan satu-kesatuan yang lainnya. 3) Terdapat pola tertentu, atau sesuatu yang mengalir dari satu titik ke titik lainnya. Saluran atau jalur yang harus dilalui tidak terjadi secara acak (random). 4) Ada
(hukum)
atau
aturan
yang
mengatur
saling
keterhubungan masing-masing titik di dalam jaringan - ada hak dan kewajiban yang mengatur masing-masing titik (anggota), hubungan titik yang satu terhadap titik lainnya maupun hubungan semua titik dengan titik-titik pusat dan seterusnya (Agusyanto, 2010).
2.3 Social Network Analysis (SNA) .Social Network Analysis (SNA) adalah satu alat untuk memetakan hubungan pengetahuan penting antara individu (Pryke, 2004). SNA merupakan pendekatan yang digunakan untuk penelitian social seperti melacak arus informasi vertikal dan lateral, mengidentifikasi sumber-sumber dan tujuan untuk mencari batasan atas resourses (Wellman, 1997), SNA dikembangkan untuk memahami
hubungan-hubungan
(ties/edge)
dari
aktor-aktor
(nodes/points) yang ada dalam sebuah sistem dengan 2 fokus, yaitu
aktor-aktor dan hubungan antar aktor dalam konteks sosial tertentu. Fokus tersebut membantu pemahaman terhadap bagaimana posisi aktor-aktor yang ada dapat mempengaruhi akses terhadap sumber daya yang ada misalnya barang, modal, dan informasi.Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi dikaitkan dengan struktur sosial yang akhirnya mengarah pada konsep modal sosial. Informasi merupakan satu resources atau sumber daya yang paling penting yang mengalir dalam sebuah jaringan sehingga SNA sering diimplementasikan untuk mengidentifikasi arus informasi. Secara teori dengan mengidentifikasi arus informasi bisa membantu meningkatkan strategi yang bisa memacu para aktor untuk berbagi informasi dari pada harus menciptakan strategi yang baru (Serrat, 2009). Pada waktu para aktor mengakses sumber daya yang ada, para aktor akan membentuk sebuah cluster, dimana aktor dengan posisi yang paling bagus akan mendapat informasi yang lebih dibandingkan dengan yang lain. Biasanya aktor yang memiliki akses terhadap berbagai sumber tergabung dalam berbagai cluster, dan hal ini biasanya akan memberi kekuatan / kekuasaan karena mereka bertindak sebagai perantara bagi mereka yang kontak dan aksesnya sedikit. Patut untuk diperhatikan adalah bahwa arus informasi yang terjadi tidak harus selalu sepadan, dalam artian bahwa hirarki terbentuk berdasarkan posisi aktor dalam jaringan tersebut. Jaringan tidak hanya memberikan akses terhadap sumber daya tetapi juga terhadap aktor lain yang bisa membantu memberikan nilai terhadap sumber daya tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa aktor bisa mengatur jaringan sosial untuk memaksimalkan keuntungan
mereka
dengan
mendekati
sumber
daya
dan
kesempatan-kesempatan yang ada.Investasi dalam hubungan sosial untuk
mengakses
menghasilkan
atau
penghasilan
memobilisasi ekonomi
sumberdaya dinamakan
untuk sebagai
pembangunan modal sosial. Konsep modal sosial sering dibahas dengan cara yang abstrak. SNA merupakan alat yang bisa digunakan untuk memahami hubungan sosial yang bisa mempengaruhi pembangunan lokal.
2.3.1 Tujuan dan Manfaat Social Network Analysis Tujuan penggunaan SNA yakni untuk memvisualisasikan hubungan antar aktor yang berbeda, yang berinteraksi dalam satu tempat / konteks tertentu. Selanjutnya dari hasil dari visualisasi tersebut, SNA dapat dimanfaatkan untuk (Serrat, 2009): 1) Mengidentifikasi individu, group dan unit yang memegang peranan utama. 2) Membedakan information breakdown, bottleneck, structural holes, dan juga individu, group dan unit yang terisolir. 3) Memanfaatkan
kesempatan
untuk
mempercepat
arus
pengetahuan yang ada, baik secara fungsional maupun organisasional. 4) Menguatkan efisiensi dan efektifitas dari channel komunikasi formal yang ada. 5) Meningkatkan dukungan sebaya /sejawat dalam sebuah hubungan dan network. 6) Meningkatkan inovasi dan pembelajaran bagi seluruh anggota organisasi.
7) Menemukan strategi baru guna diimplementasikan dalam pencapaian tujuan organisasi.
2.3.2 Pengukuran dalam Social Network Analysis 2.3.2.1 Density dan Eigenvector Density dan Eigenvector merupakan proporsi semua hubungan yang ada dalam sebuah network, dengan menggunakan pengukuran kepadatan ini dapat diperoleh informasi tentang jumlah hubungan yang dibuat atau hubungan yang diterima oleh masing-masing aktor dalam sebuah network. Dengan mengetahui nilai rata-rata (mean) dan jumlah hubungan (Sum) dari keterhubungan aktor-aktor dalam jaringan, dapat dilihat kekuatan hubungan yang mungkin terjadi dalam keseluruhan jaringan. Pendekatan eigenvector merupakan suatu upaya untuk menemukan aktor yang paling central dalam network secara menyeluruh. Eigenvalue menjelaskan lokasi dari masing-masing aktor pada masing-masing dimensi atau pola jarak global hubungan. Eigenvector sendiri adalah kumpulan dari eigenvalue. Eigenvector disini melihat aspek jarak (distance) secara global di antara aktor-aktor. (Hanneman dan Riddle, 2005).
2.3.2.2 Centrality, Power, Degree Pengukuran dalam SNA yang sering digunakan untuk melihat dan mengukur peranan atau pengaruh (power) dari aktor dalam sebuah jaringan sosial adalah centrality. Centrality merupakan salah satu alat konseptual yang paling penting dan banyak digunakan untuk menganalisis social networks, hampir semua studi empiris mencoba untuk mengidentifikasi aktor yang paling penting dalam
network, centrality merupakan pengukuran untuk menunjukkan seberapa penting sebuah aktor dalam sebuah network (Everett, 2005). Implikasi dari node / aktor yang menjadi pusat dalam sebuah jaringan adalah aktor tersebut memiliki kapabilitas yang lebih kuat dalam menghubungkan anggota-anggota network yang lainnya (Hanneman, 2005). Dengre
dalam
suatu
network
menggambarkan
simpul
keterkaitan actor/node, dalam degree terdapat dua jenis simpul keterkaitan yaitu in-degree (jumlah keterhubungan actor/node sebagai target) dan out-degree (jumlah keterhubungan actor/node sebagai sumber). Terdapat 5 tipe simpul keterhubungan antar actor/nodes dalam degree diantaranya simpul (1) „isolate‟ berarti actor/node tidak memiliki link/keterhubungan dengan actor/node lain, (2) simpul „transmitter‟ actor/nodes hanya memiliki link menuju keluar dan tak ada link yang menuju ke dalam, (3) simpul „receiver‟ actor/nodes hanya memiliki link menuju kedalam hanya menerima keterhubungan dari actor/node lain (4) simpul „carrier‟ actor/node yang memiliki link in-degree dan out-degree sama dengan 1(satu) dan (5) simpul „ordinary‟ adalah simpul normal dimana
ada
link
menuju
keluar
dan
kedalam
actor/node
(Wasserman,1994) Secara umum, untuk mengukur peran dan pengaruh dari aktor dalam sebuah jaringan dapat dilakukan dengan melihat 3 (tiga) terminologi pengukuran centrality, yaitu : Degree Centrality, Closeness Centrality, dan Betweeness Centrality (Hanneman, 2005). Menurut (Everett, 2005) social capital masuk dalam pengukuran centrality.
1) Degree Centrality merupakan derajat keberadaan dan posisi aktor dalam sebuah jaringan sosial. Derajat keberadaan aktor tersebut dapat dilihat 2 macam : -
In Degree: aktor dengan In Degree yang tinggi menunjukan peran dari seorang aktor tersebut sangat penting (prominent actor). Hal ini dikarenakan banyak aktor yang berusaha untuk berhubungan dengan mereka.
-
Out Degree: aktor yang memiliki out degree nya tinggi mengimplikasikan posisi seorang aktor dalam sebuah jaringan sosial sebagai Influential actor (aktor yang berpengaruh). Hal ini menunjukkan kemampuan seorang aktor yang mampu bertukar informasi dengan aktor yang lain dan aktor-aktor lainnya pun mengakui serta menerima pandangan-pandangannya.
2) Closeness Centrality merupakan ukuran seberapa jauh sebuah informasi bisa tersebar dari satu aktor ke aktor-aktor yang lain. Selain itu, Closeness Centrality juga dapat menunjukkan jarak antara satu aktor terhadap aktor yang lainnya dalam suatu network. Semakin tinggi nilai kedekatan dari aktor, menunjukkan semakin mudah bagi aktor tersebut untuk menyebarkan informasi dalam network. Demikian pula sebaliknya, jika nilai kedekatan rendah, maka jarak aktor dengan aktor lainnya cukup jauh, sehingga penyebaran informasi dari aktor informan cukup sulit ke aktor lainnya. Pendekatan closeness centrality di bagi dua yaitu incloseness centrality dan out-closeness centrality (Lee, 2010) :
-
In-Closeness Centrality: merupakan ukuran seberapa jauh sebuah informasi bisa tersebar dari satu aktor ke aktor-aktor yang lain, actor/node yang memiliki incloseness centrality tinggi adalah actor/nodes yang
kemungkinan lebih mudah untuk mempengaruhi actor/node lainnya dalam suatu network. In-closeness centrality didefinisikan sebagai indikator untuk mengukur momentum mempengaruh (actor/node) dalam suatu network. -
Out-Closeness
Centrality:
merupakan
ukuran
seberapa jauh sebuah informasi bisa tersebar dari satu aktor ke aktor-aktor yang lain, actor/node yang memiliki out-closeness centrality tinggi adalah actor/nodes yang kemungkinan lebih mudah untuk dipengaruhi oleh actor/nodes lainya. Out-closeness centrality dedefinisikan sebagai indikator untuk mengukur momentum dipengaruhi (actor/nodes) dalam suatu network. 3) Betweeness Centrality merupakan ukuran yang mencakup seberapa
jauh
sebuah
node/aktor
mampu
mengontrol/mengendalikan alur informasi di antara aktoraktor yang ada dalam network tersebut. Betweeness centrality yang tinggi dari seorang aktor menunjukkan aktor tersebut memiliki kapasitas yang besar dalam memfasilitasi interaksi antar aktor-aktor yang terhubung. Selain itu, Betweenness centrality : juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa-baikkah seorang aktor bisa memfasilitasi
komunikasi dengan aktor yang lainnya dalam suatu network. Dengan demikian seorang aktor dengan nilai betweeness yang tinggi, berarti aktor tersebut mampu menyampaikan informasi ke aktor-aktor yang tidak terhubung langsung dengannya, namun aktor-aktor yang lain tersebut saling terhubung satu sama lain. 4) Social Capital merupakan pengukuran pola hubungan kelompok (group) dalam suatu network. Social capital berpandangan kelompok (group) sebagai alam semesta sosial. namun, dalam teori organisasi, kelompok-kelompok misalnya,
tim,
departemen,
divisi,
organisasi
secara
keseluruhan biasanya tertanam dalam social network lebih besar (misalnya, organisasi secara keseluruhan, industri, ekonomi) . Ini berarti bahwa social capital menggambarkan hubungan keterkaitan antar kelompok (group) dalam suatu social network yang lebih luas.
2.3.2.3 Ego-Network Ego-Networks adalah sub-network yang berpusat pada node tertentu. untuk dapat menghasilkan ego-network kita menangkap semua hubungan antara node dan node lainya. Ego-Network menganalisis struktur keterkaitan / hubungan lokal masing-masing node dalam jaringan, sebuah ego-network terdiri dari simpul fokus dan set-node yang berdekatan dari simpul fokus dan dasar dari egonetwork mencangkup ukuran dan kepadatan masing-masing hubungan node dengan node lainya (Granovetter, 1978).
2.4 Spatial Social Network Analysis Spatial social network analysis mencoba melihat dan membahas
bagaimana
posisi
seorang
aktor
dalam
ruang
geografis/wilayah tertentu dapat dianalisis bersamaan dengan posisi mereka di jaringan sosial (social network). Spasial Sosial Network menjelaskan peran penting konsep spasial, seperti jarak, lokasi, kedekatan, lingkungan, dan wilayah berpengaruh dalam lingkungan masyarakat, perilaku sosial secara geografis merupakan konteks yang spesifik, dan bahwa ruang dan masyarakat saling dibentuk, maka membutuhkan penggabungan beberapa spatialities ke dalam analisis social network
(Leitner, 2008). Spatial social network
analysis mengidentifikasi lokasi aktor dalam jaringan sosial (social network), dengan cara memasukkan posisi simultan aktor dalam hubungan dan tempat dalam suatu jaringan, spatial social network memfasilitasi analisis perilaku sosial dalam konteks simultan dan terkait posisi jaringan dan lokasi relatif dalam ruang geografis (Leitner, 2008).
2.5 Penelitian Terdahulu 2.5.1 Penelitian Lubell dan Fulton Mark Lubell dan Allan Fulton (2007) melakukan penelitian tentang “Local Policy Networks and Agricultural Watershed Management”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya peranan penting dari jaringan kebijakan lokal dalam pelaksanaan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk pertanian, hasil penelitian terlihat bahwa jaringan lokal memfasilitasi penyebaran inovasi, perubahan pengembangan sosial kapital dan budaya, semua element
tersebut sangat penting untuk program pengelolaan DAS untuk memecahkan masalah kualitas air yang disebabkan oleh polusi nonpertanian. Temuan ini memiliki pengaruh penting bagi administrasi publik, kebijakan dan implementasi, semua tergantung pada pengembangan jaringan kerjasama yang menyeluruh dengan lembaga-lembaga publik.
2.5.2 Penelitian Trauger Penelitian yang dilakukan (Trauger, 2003), “Social Agency and Networked Spatial Relations in Sustainable Agriculture”, dalam penelitian ini mengangkat pertanian berkelanjutan yang dirumuskan oleh komunitas pertanian (lembaga sosial) di Pennsylvania untuk memanfaatkan sistem pangan konvensional dan mengembangkanya kedalam bentuk-bentuk baru dalam pengadaaan pangan dalam ekonomi lokal, dengan SNA ditemukan bahwa lembaga sosial yang di bentuk oleh komunitas petani (lembaga sosial) memiliki hubungan dan pengaruh besar dalam peningkatan pertanian berkelanjutan
tapi
lembaga
juga
bergantung
pada
faktor
kepemimpinan dalam mejalankan lembaga tersebut.
2.5.1 Penelitian Steven, Colin dan George Penelitian yang di lakukan Steven, Colin dan George tahun 2009, Spatializing Social Networks: Using Social Network Analysis to Investigate Geographies of Gang Rivalry, Territoriality, and Violence in Los Angeles, dalam penelitian ini mereka mengangkat dan mencoba mengkombinasikan social network analisis dengan metode spatial analysis, mereka melihat bahwa ilmu sosial terlihat
memiliki keterkaitan jelas dengan ilmu geografi, kompatibilitas dari teknik social network analysis dengan teori jaringan geografis telah ditantang, karena kurangnya nuansa geografis atau pertimbangan kekuatan spatialities dan hubungan sosial lainnya dalam social network. Mereka melihat dan menyadari akan kekurangan ini, dan mereka mencoba mengeksplorasi teknik kesetaraan struktural dalam social network sebagai sarana untuk menggabungkan informasi geografi dalam sosial network analysis, mengintegrasikan teori sosial geografi dan teknik spatial analysis. Secara khusus, mereka membahas bagaimana posisi seorang aktor dalam ruang geografis dapat dianalisis bersamaan dengan kedudukannya dalam social network. Dalam penelitiannya, mereka membandingkan hubungan dan persaingan antar geng kriminal jalanan di Los Angeles dengan keterkaitan lokasi geng secara geografis, untuk mengidentifikasi geng secara geografi dan posisi persaingan dalam jaringan, yang membantu dalam memahami konteks keseluruhan kekerasan geng.
2.6 Knowledge Management 2.6.1 Definisi Knowledge Knowledge semakin diakui sebagai keharusan strategis baru dalam organisasi, paradigma bahwa knowledge adalah kekuatan , aset
organisasi,
oleh
karena
itu,
kita
harus
mengelola,
menyimpannya, mempertahankan untuk meningkatkan keuntungan. Saat ini ada paradigma baru dari perspektif organisasi, knowledge harus dibagi dalam rangka untuk tumbuh. Telah terbukti bahwa organisasi yang berbagi knowledge antara manajemen dan staf, organisasi tumbuh lebih kuat dan menjadi lebih kompetitif, ini
adalah inti dari knowledge management (Filemon, 2008). Knowledge menurut Filemon (2008) Ketika informasi diproses lebih lanjut, ia memiliki potensi untuk menjadi pengetahuan (knowledge), informasi diproses lebih lanjut ketika seseorang menemukan pola hubungan yang ada antara data dan informasi, dan ketika seseorang mampu menyadari dan memahami pola dan implikasinya, maka koleksi data dan informasi menjadi pengetahuan (knowledge). Tapi knowledge tidak sekedar informasi yang tergantung konteks, tetapi memiliki kecenderungan untuk menciptakan konteks sendiri. Gambar 2.2 mengambarkan konseptual perkembangan data mejadi pengetahuan (kenowledge)
Gambar 2.2 Konsep Perkembangan Data Menjadi Pengetahuan
Secara umum, ada dua jenis knowledge (Filemon, 2008) : tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah informasi atau pengetahuan yang tersimpan dalam otak seseorang sedangkan, explicit knowledge adalah informasi atau pengetahuan terkandung dan tersimpan dalam dokumen atau bentuk lain selain otak manusia, sehingga explicit knowledge dapat disimpan atau tertanam dalam, produk, proses, jasa dan sistem. Kedua jenis
knowledge tersebut dapat diproduksi sebagai hasil dari interaksi atau inovasi, menyerap fungsi sehari-hari organisasi dan memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan, memungkinkan organisasi untuk menanggapi situasi baru dan tantangan yang muncul dimasa yang akan datang. Gambar 2.3 menggambarkan konseptual penciptaan pengetahuan (knowledge) sebagai berikut (Nonaka, 1996):
Gambar 2.3 Konsep Penciptaan Pengetahuan (knowledge)
Proses penciptaan pengetahuan didasarkan pada baris antara tacit dan explicit knowledge. Gambar 2.2 menunjukkan empat mode konversi pengetahuan diantaranya sosialisasi (dari individu tacit knowledge ke grup tacit knowledge), eksternalisasi (dari tacit knowledge ke explicit knowledge), kombinasi (dari explicit knowledge ke explicit knowledge), dan internalisasi (dari explicit knowledge ke tacit knowledge) berikut ini penjelasan mengenai mode konversi pengetahuan: 1) Sosialisasi (Socialization) adalah proses menciptakan tacit knowledge umum melalui pengalaman bersama, dalam sosialisasi interaksi dibangun di mana individu berbagi pengalaman pada waktu dan waktu yang sama, proses ini sering diartikulasikan keyakinan dan keterampilan yang
terkandung diciptakan dan dikembangkan. Dalam sosialisasi, tacit knowledge dari satu orang dibagi dan ditularkan ke orang lain dan menjadi bagian tacit knowledge dari orang lain. 2) Eksternalisasi
(Externalization)
adalah
proses
menerjemahkan/mengutarakan tacit knowledge ke explicit knowledge seperti konsep atau gambar, proses sering menggunakan kiasan, analogi, atau sketsa. Eksternalisasi sering dipicu oleh sebuah dialog/diskusi dimaksudkan untuk menciptakan konsep-konsep dari tacit knowledge. Contoh eksternalisasi adalah proses menciptakan konsep produk baru atau
mengembangkan
proses
produksi
baru
dengan
memproses tacit knowledge dalam otak ahli diartikulasikan dan dinyatakan sebagai konsep atau gambarkan, sehingga menjadi explicit knowledge yang dapat lebih dipelajari dan disempurnakan. 3) Kombinasi (combination) adalah proses merangkai explicit knowledge baru dan yang sudah ada menjadi pengetahuan yang sistemik, misalnya seorang peneliti dapat merakit array explicit knowledge sebelumnya sudah ada dalam rangka mempersiapkan satu set baru spesifikasi untuk sebuah prototipe produk baru, atau seorang insinyur dapat menggabungkan gambar dan spesifikasi desain untuk menghasilkan desain produk baru. 4) Internalisasi (Internalization) adalah proses mewujudkan explicit knowledge ke tacit knowledge, contoh "learning by doing", atau explicit knowledge yang tersedia sebagai teks,
suara, atau video memfasilitasi proses internalisasi yang digunakan untuk dipelajari dan menjadi bagian dari tacit knowledge orang lain.
2.6.2 Definisi Knowledge Management Tidak ada definisi knowledge management
yang diterima
secara universal. Tapi ada banyak definisi disodorkan oleh para ahli, knowledge management adalah konversi tacit knowledge ke explicit knowledge dan sharing dalam organisasi (Filemon, 2008), knowledge
management
merupakan
proses
yang
membantu
organisasi mengidentifikasi, memili, mengatur, menyebarkan dan mentransfer informasi penting dan keahlian yang merupakan bagian dari dalam organisasi dengan cara yang terstruktur dengan demikian di harapkan dapat menata pengetahuan agar dapat dengan mudah dapat digunakan atau dimanfaatkan secara efektif dan efisien, knowledge management terfokus pada identifikasi pengetahuan, memberikan penjelasan dengan sedemikian dapat dibagi dengan cara yang formal dan berharap dapat meningkatkan nilai penggunaan kembali pengetahuan tersebut. Literatur yang berkaitan dengan knowledge management memiliki sudut pandang yang berbeda, di zaman modern ini organisasi telah menyadari pentingnya strategi knowledge management oleh karena itu penciptaan manajemen dan knowledge sharing sangat penting di jadikan sebuah agenda (Coakers, 2010). Knowledge management dan knowledge sharing merupakan penciptaan dan transfer pengetahuan (McInerney, 2002).
2.6.3 Knowledge Sharing Knowledge Sharing muncul karena adanya upaya individu untuk mentransfer pengetahuan kepada orang lain dalam organisasi, keberhasilan dalam berbagi (sharing) tergantung pada kemampuan penerima dan kemampuan untuk belajar (Dixon, 2000), knowledge sharing didasarkan pada tiga faktor seperti karakteristik penerima (seperti daya serap, bahasa dan pengetahuan teknis), jenis tugas (rutin atau tidak rutin) dan jenis pengetahuan (tacit dan explicit). Daya serap memungkinkan penerima untuk memahami dan menggunakan pengetahuan yang di terima dimana kapasitan ini tergantung pada kecukupan pengetahuan penerima untuk memahami konteks dan latar belakang masalah (Dixon, 2000). Knowledge sharing merupakan suatu aktivitas yang banyak dibahasa dalam tingkatan dalam ilmu knowledge management, knowledge sharing merupakan
bagian
penting
dalam
knowledge
management.
Knowledge sharing dapat melibatkan individu, tim dan organisasi, tujuan dari knowledge sharing adalah untuk mentrasfer pengetahuan dari individu kepada tim atau kepasa organisasi (An Fengjie, 2004), gambaran proses knowledge sharing dapat merupakan sebuah bagian kontribusi dari pengetahuan dimana salah satunya mendapatkan pengetahuan, menambahkan pemehaman mereka sendiri dan mengolahnya menjadi pengetahuan. Penciptaan pengetahuan dapat dilakukan dengan melakukan konversi pengetahuan ini didasarkan pada konsep pengetahuan tacit dan eksplisit, dan bahwa implikasi pengetahuan dicapai, tidak hanya oleh konversi pengetahuan, tetapi juga melalui transfer pengetahuan dari tingkat individu sampai kelompok, tingkat organisasi dan antar organisasi (Small, 2006).
2.6.4 Knowledge Building Knowledge building adalah proses menciptakan ide-ide baru melalui modifikasi dan sintesis dari ide-ide yang ada, sederhananya, ide datang dari ide-ide lain, dan kadang-kadang berkolaborasi dan mengasilkan sesuatu yag baru. Knowledge building terjadi melalui usaha yang disengaja untuk meningkatkan ide, menghasilkan sebuah produk yang merupakan ide baru seperti penjelasan, desain, sejarah, interpretasi dari sebuah karya sastra, percobaan, atau teori (Bereiter, 2002).
2.7 Program
Pengembangan
Usaha
Agribisnis
Pedesaan
(PUAP) Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program terobosan Kementerian Pertanian. Program ini dimulai tahun 2008, sampai dengan akhir 2009 telah dilaksanakan di 20.426 desa / Gapoktan di 417 Kabupaten dan 33 Provinsi ( Deptan, 2009). Salah satu kegiatan pokok PUAP adalah penyaluran dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) kepada Gapoktan berupa penguatan permodalan yang digunakan untuk: 1) Budidaya
tanaman
pangan,
hortikultura,
peternakan,
perkebunan. 2) Usaha non budidaya meliputi usaha industri rumah tangga pertanian, pemasaran skala kecil dan usaha lain berbasis pertanian. Enam pendekatan utama Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) diharapkan akan menghasilkan resultan penting, sekaligus sebagai indikator utama keberhasilan PUAP., yaitu:
1) Pemberdayaan Gapoktan. 2) Bantuan modal kerja untuk usaha produktif. 3) Agribisnis. 4) Wilayah. 5) Kelembagaan. 6) Pemberdayaan masyarakat secara partisipatif.
Untuk meningkatkan kinerja, Gapoktan PUAP telah banyak difasilitasi, seperti penyediaan tenaga Penyelia Mitra Tani (PMT), penyuluh pendamping (PP), pendampingan teknologi oleh BPTP, pembinaan oleh provinsi dan kabupaten. GAPOKTAN PUAP adalah kelembagaan yang mengelola dana bantuan Kementerian Pertanian sebesar 100 juta rupiah untuk penguatan modal, agar anggota Gapoktan dapat mengembangkan usaha ekonomi produktif bidang agribisnis. Pola pengembangan PUAP ditempuh melalui fasilitasi / pendampingan, penajaman serta pemantapan arah pengembangan ekonomi masyarakat berbasis potensi sumberdaya pertanian setempat. Dalam menumbuhkan PUAP, strategi pengembangannya dengan membeikan fasilitasi modal usaha lewat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai lembaga ekonomi yang dikelola dan dimiliki petani. Gapoktan yang akan dijadikan sasaran pemberian modal usaha adalah Gapoktan yang memiliki usaha produksi dan pemasaran, dan unit usaha simpan pinjam. Gambar 2.4 menjelaskan alur pembinaan dan pengendalian program PUAP dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 2.4 Alur Pembinaan dan Pengendalaian PUAP
Alur pembinaan dan pengendalian PUAP di atas dapat di jelaskan berdasarkan aktor-aktor pendukung dalam pelaksanaannya antara lain. 1) Tim
PUAP
Pusat
diawasi
oleh
Kepala
Badan
Pengembangan SDM Pertanian dan dibantu oleh Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Pemberdayaan Masyarakat, dan Kepala Pusat Pembiayaan Pertanian sebagai Sekretaris. Anggota Tim Pelaksana PUAP Pusat terdiri dari Kepala Biro Perencanaan, seluruh Sekretaris Eselon I dan beberapa Pejabat Eselon II terkait. Tugas utama Tim Pelaksana PUAP adalah melaksanakan seluruh kegiatan PUAP mulai dari tahap
persiapan,
pelaksanaan,
evaluasi dan pelaporan.
pengendalian,monitoring,
2) Tim Pembina Propinsi dibentuk oleh Gubernur bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat Propinsi, yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Pelaksana. Tim Pengarah PUAP Propinsi adalah juga merupakan Tim Pengarah PNPM Mandiri Propinsi. Tim Pelaksana dipimpin oleh salah satu Kepala Dinas/Badan Lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk oleh Gubernur dengan Sekretaris adalah Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), sedangkan anggota berasal dari instansi terkait lainnya.Tugas utama dari tim pembina PUAP Propinsi adalah merumuskan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) pengembangan PUAP sesuai kondisi wilayah sebagai penjabaran dari kebijakan umum yang dirumuskan dalam Pedoman Umum oleh Tim PUAP Pusat, mengkoordinasikan usulan desa calon lokasi dan Gapoktan calon penerima BLM PUAP dari Kabupaten/Kota, mengkoordinasikan serta melaksanakan verifikasi atas dokumen administrasi Gapoktan PUAP. Tim pembina PUAP Propinsi mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP dengan PNPM Mandiri di tingkat Propinsi, melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan Kabupaten/Kota. 3) Tim Teknis Kabupaten Kota merupakan Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk membentuk Tim Teknis PUAP tingkat Kabupaten/Kota yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Pelaksana dengan harapan meningkatkan koordinasi antar instansi. Tim Pengarah PUAP Kabupaten/Kota adalah juga
merupakan
Tim
Pengarah
PNPM
Mandiri
Kabupaten/Kota. Tim Pelaksana diketuai oleh salah satu
Kepala Dinas/Badan Lingkup Pertanian. Susunan organisasi Tim Teknis Kabupaten/Kota terdiri dari Ketua, sekretaris dan anggota, dan salah satunya adalah Penyelia Mitra Tani (PMT). 4) Tim Teknis Kecamatan di bentuk oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk membentuk Tim Teknis tingkat Kecamatan dengan tujuan meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat Kecamatan. Tim Teknis Kecamatan diketuai Camat dibantu oleh Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai sekretaris, Kantor Cabang Dinas Pertanian (KCD) dan Kepala Desa lokasi PUAP sebagai anggota. Tugas utama dari Tim Teknis Kecamatan adalah melaksanakan identifikasi dan verifikasi desa calon lokasi dan Gapoktan calon penerima BLM PUAP, pembinaan dan pengawasan PUAP di tingkat Kecamatan. 5) Penyuluh
Pendamping
diberi
penugasan
oleh
Bupati/Walikota dengan tugas utama : -
Melakukan identifikasi potensi ekonomi desa yang berbasis usaha pertanian.
-
Memberikan
bimbingan
teknis
usaha
agribisnis
perdesaan termasuk pemasaran hasil usaha. -
Membantu memecahkan permasalahan usaha petani /kelompok tani, serta mendampingi Gapokan selama penyusunan dokumen PUAP dan proses penumbuhan kelembagaan.
-
Melaksanakan pelatihan usaha agribisnis dan usaha ekonomi produktif sesuai potensi desa.
-
Membantu memfasilitasi kemudahan akses terhadap sarana produksi, teknologi dan pasar.
-
Bersama PMT, memberikan bimbingan teknis dalam pemanfaatan dan pengelolaan dana BLM PUAP.
-
Membantu
Gapoktan
dalam
membuat
laporan
perkembangan PUAP. 6) Penyella Mitra Tani diberikan penempatan dan penugasan oleh Kemeterian Pertanian. Tugas utama PMT adalah : -
Melakukan supervisi dan advokasi proses penumbuhan kelembagaan
kepada
Gapoktan
melalui
Penyuluh
Pendamping. -
Melaksanakan pertemuan reguler dengan Penyuluh Pendamping dan Gapoktan.
-
Melakukan verifikasi awal terhadap RUB dan dokumen administrasi lainnya.
-
Melaksanakan pengawalan pemanfaatan dana BLM PUAP yang dikelola oleh Gapoktan.
-
Bersama dengan Penyuluh TOT, melakukan pelatihan Gapoktan dan Penyuluh Pendamping.
-
Bersama
dengan
Tim
melaksanakan
evaluasi
sebelumnya
dan
Teknis
Kabupaten/Kota
pelaksanaan
membuat
PUAP
laporan
tahun tentang
perkembangan pelaksanaan PUAP kepada Tim PUAP Pusat melalui Tim Pembina Propinsi dan Sekretariat PUAP Propinsi. -
Melaksanakan fungsi pendampingan bagi Gapoktan PUAP yang telah berhasil meningkatkan kinerja usaha
dan jumlah dana keswadayaan sehingga tumbuh menjadi lembaga ekonomi petani atau lembaga keuangan mikro.
2.7.1 Tujuan dan Sasaran PUAP Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) bertujuan untuk : 1) Mengurangi
kemiskinan
dan
pengangguran
melalui
penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah. 2) Meningkatkan
kemampuan
pelaku
usaha
agribisnis,
Pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani. 3) Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis. 4) Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan. Sasaran Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu sebagai berikut : 1) Berkembangnya usaha agribisnis di 10.000 desa miskin yang terjangkau sesuai dengan potensi pertanian desa. 2) Berkembangnya 10.000 Gapoktan/Poktan yang dimiliki dan dikelola oleh petani. 3) Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani/peternak (pemilik dan/atau penggarap) skala kecil, buruh tani. 4) Berkembangnya usaha agribisnis petani yang mempunyai siklus usaha harian, mingguan, maupun musiman.
2.7.2 Pola dan Strategi PUAP Pola dasar PUAP dirancang untuk meningkatkan keberhasilan penyaluran
dana
BLM
PUAP
kepada
Gapoktan
dalam
mengembangkan usaha produktif petani dalam mendukung 4 (empat) sukses Kementerian Pertanian yaitu: 1) Swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2) Diversifikasi pangan; 3) Nilai tambah, Daya saing dan Ekspor, dan 4) Peningkatan kesejahteraan petani. Untuk pencapaian tujuan tersebut diatas, komponen utama dari pola dasar pengembangan PUAP adalah 1) Keberadaan Gapoktan; 2) Keberadaan Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani sebagai pendamping; 3) Pelatihan bagi petani, pengurus Gapoktan,dll; dan 4) penyaluran dana BLM kepada petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani. Strategi dasar Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) adalah: 1) Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan PUAP. 2) Optimalisasi potensi agribisnis di desa miskin yang terjangkau. 3) fasilitasi modal usaha bagi petani kecil, buruh tani dan rumah tangga tani miskin. 4) Penguatan kelembagaan Gapoktan.
2.7.3 Ruang Lingkup Kegiatan PUAP Ruang lingkup kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) meliputi: 1) Identifikasi dan verifikasi Desa calon lokasi serta Gapoktan penerima Bantuan Langsung Masyarakat BLM PUAP.
2) Identifikasi, verifikasi dan penetapan Desa dan Gapoktan penerima BLM PUAP. 3) Pelatihan bagi fasilitator, penyuluh pendamping, pengurus Gapoktan. 4) Rekrutmen dan pelatihan bagi PMT. 5) Sosialisasi dan Koordinasi Kegiatan PUAP. 6) Pendampingan. 7) Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat. 8) Pembinaan dan Pengendalian. 9) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
Bab 3 Metode Penelitian
Untuk dapat menjawab permasalahan yang dihadapi dalam rangkaian
penelitian
yang
dilakukan,
diperlukan
penjelasan
mengenai objek yang hendak diteliti diantaranya (1) Populasi dan sampel penelitian, (2) Variabel penelitian, (3) Metode penelitian dan alat analisis,
alat dan (4) Prosedur pengumpulan data serta (5)
Teknik analisis yang digunakan.
Keseluruhan dari penjelasan
tersebut, secara sistematis dapat dilihat pada kerangka metodologi yang ditunjukan gambar 3.1 berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Metodologi
3.1. Objek Penelitian Dalam pemetaan Spasial Social Network Analysis Pada Program Pengembangan
Usaha
Agribisnis
Perdesaan
(PUAP)
dalam
Mendukung Revitalisasi Peningkatan Pangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, sebagai objek penelitian adalah stakeholder atau pihak-pihak yang terlibat dalam program PUAP. Berdasarkan tingkatan Platform kelembagaan dari program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong, maka pihak-pihak yang terlibat, terdiri dari : 1) Tingkat Kabupaten / Kota, Program
Pengembangan
Usaha
Agribisnis
Perdesaan
(PUAP), yang terdiri dari Instansi Pemerintah Daerah Tingkat kabupaten / kota diantaranya Badan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian,Perikanan,dan Kehutanan (BP4K). 2) Tingkat Wilayah Produksi Agrobisnis Kabupaten/kota, Diantaranya Balai Penyuluh Pertanian (BPP), Penyuluh Pertanian (PP), Penyelah Mitra Tani (PMT), Gapoktan yang terkait dalam kegiatan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP).
3.2. Populasi dan Sampel Populasi adalah universum, dimana universum itu dapat berupa orang,
benda
atau
wilayah
yang
ingin
diketahui
oleh
peneliti.Sedangkan sampel adalah sub-unit dari populasi yang dipilih sebagai elemen-elemen populasi atas dasar keterwakilannya. Populasi dibedakan menjadi dua kategori, yaitu : Populasi Target dan Populasi Survei. Populasi target merupakan seluruh “unit” populasi, sedangkan populasi survei adalah sub unit dari populasi target. Sub unit dari populasi survei selanjutnya menjadi sampel penelitian. ( Danim, 2004). Dalam penelitian ini, berdasarkan objek penelitian sebagai populasi target, maka penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan data sampel yang diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu.Akan
tetapi,
pengambilan
sampel yang dilakukan tetap melihat dari keterwakilan dari setiap elemen-elemen populasi.Daftar Populasi dan sampel dari penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut. Tabel 3.1 Daftar Populasi Target, Populasi Survei dan Sampel Penelitian Pupolasi Target
Populasi Survei
atau -
Pelaku
Badan Pelaksanaan
Sampel Penelitian -
Staf Program PUAP
Stakeholder dalam
Penyuluhan
Program
Pertanian,Perikanan,
Pengembangan
dan Kehutanan
Usaha
BP4K
-
Penyuluh Pertanian(PP)
Balai Penyuluh
-
Penyuluh Pertanian
Agribisnis
Pedresaan (PUAP)
-
BP4K -
Pertanian
Pertanian. -
Penyelia Mitra Tani
Staf Balai Penyuluh
Pendamping PUAP -
Penyelah Mitra Tani
(PMT)
3.3. Alat Pengumpulan Data Instrumen atau alat pengumpulan data disusun dengan maksud untuk memperoleh data yang sesuai dengan persoalan dan tujuan dari penelitian yang dilakukan. Instrumen penelitian dibedakan menjadi jadi dua kategori, sejalan dengan dua jenis penelitian, yakni : instrumen penelitian survei dan instrumen penelitian non-survei. (Danim, 2004).Oleh karena Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian survei, maka instrumen atau alat dalam pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan kuisioner dan wawancara. Kuisioner dan wawancara digunakan
dengan cara yang berbeda dan data yang diperoleh umumnya berbeda pula, meskipun respondennya dapat sama. Kuisioner yang di buat berisikan pertanyaan-pertanyaan yang berupa pertanyaan faktual dan pertanyaan informasional, serta bentuk pertanyaannya adalah setengah terbuah.Pertanyaan faktawi merupakan pertanyaan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang ada pada diri responden atau yang dipahami secara jelas oleh responden.Pertanyaan informasional merupakan pertanyaan tentang pengetahuan yang dimaksudkan untuk menggali pengetahian yang dimiliki oleh responden mengenai sesuatu hal atau gejala. Bentuk pertanyaan setengah terbuka atau setengah berstruktur merupakan bentuk pertanyaan yang ada pada kuisioner disertai dengan alternatif/kategori jawaban akan tetapi tidak tuntas, sehingga diberikan peluang bagi responden untuk memberikan kategori / alternatif jawaban-jawaban lainnya. Sedangkan wawancara yang dilakukan adalah dalam rangka untuk memperkuat data yang dikumpulkan.Hal ini dilakukan memungkinkan dari hasil kuisoner yang diperoleh dari responden perlu diverifikasi ulang agar lebih jelas yang dimaksudkan oleh responden dan mengeliminir persoalan redudansi data.Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, yang berupa pertanyaan untuk tujuan memperoleh data dan oponi dari responden. (Danim, 2004)
3.4. Cara dan Prosedur Pengumpulan Data Berdasarkan Sampel dan Alat atau Instrumen Penelitian, teknis untuk memperoleh data dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut, yakni : 1) Melakukan
observasi
awal
untuk
mengetahui
objek
penelitian yang relevan sebagai gambaran populasi. 2) Menentukan
dan
memilih
responden
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu 3) Menentukan data-data yang diperlukan diperoleh dari responden 4) Menyusun kuisioner dan pertanyaan-pertanyaan wawancara 5) Menyebarkan kuisioner kepada responden-responden yang telah dipilih 6) Melakukan wawancara berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun untuk meyakinkan jawaban dari responden.
Untuk memperoleh data, maka prosedur yang digunakan, dilakukan dengan pendekatan Full Network Method. Metode atau prosedur pengumpulan data ini merupakan satu dari empat metode yang dimungkinkan dalam Social Network Analysis (Hanemman & Riddle, 2005). Data dikumpulkan dengan cara mengumpulkan informasi-informasi
hubungan
antar
actors.
Pendekatan
ini
melakukan sensus hubungan dalam populasi actors. Full Network data memungkinkan untuk memperoleh diskripsi dan struktur sosial yang sangat kuat.
3.5. Alat Analisis Dalam pengolahan data dan proses analisis dalam kajian pemetaan jaringan sosial pada Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dalam Mendukung Revitalisasi Peningkatan Pangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi
NetMiner4 dan NodeXl.
Kedua aplikasi dikembangkan oleh Borgatti, S.P. pada tahun 2002 di Universitas Harvard sebagai Analytic Technologies.
3.6. Teknik Analisa Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis StatistikDeskriptif.Teknik
analsis
ini
merupakan
statistik
yang
menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data.(Jogiyanto, 2008).Deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini, yaitu bahwa kajian yang dilakukan hendak menerangkan fenomena yang yang tersipan dalam hasil analisa terhadap data-data yang digunakan dalam penelitian. Untuk dapat menjawab persoalan persoalan dalam penelitian ini, maka dilakukan analisis terhadap hubungan dan interaksi yang terjadi di antara aktor-aktor dalam jaringan sosial dan media komunikasi yang digunakan dan memegang peranan penting dalam jaringan. Teknik analisis yang dilakukan dijelaskan sebagai berikut :
3.6.1. Peran Aktor Dalam Jaringan Hubungan-hubungan antar aktor yang membangun jaringan sosial dalam Program Pengembangan
Usaha Agribisnis Perdesaan
(PUAP), dan dalam jaringan sosial tersebut akan ditemukan aktor-
i
aktor yang memiliki peran-peran tertentu dalam berbagai macam bentuk jaringan. Untuk melihat keterhubungan (connection) antar aktor dalam jaringan sosial dan peran dari aktor (Centrality and Power) yang ada dalam jaringan, digunakan pengukuran density of ties dan Freeman‟s Centrality Metrics, dengan melihat dari tiga perhitungan, yakni Degree Centrality, Closeness Centrality dan Betweenness Centrality. (Daly & Haahr, 2007). 3.6.1.1. Connection (Keterhubungan dalam Jaringan) 1) Density, pengukuran density ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang jumlah hubungan yang dibuat atau hubungan yang diterima oleh masing-masing aktor dalam sebuah network. Dengan mengetahui nilai rata-rata (mean) dari keterhubungan aktor-aktor dalam jaringan, dapat dilihat kekuatan hubungan yang mungkin terjadi dalam keseluruhan jaringan.
Sebuah network dikatakan memiliki hubungan
antar aktor yang cukup kuat jika memiliki jumlah hubungan dalam jaringan mendekati jumlah total hubungan yang mungkin terjadi dalam jaringan. Jumlah Total hubungan yang mungkin terjadi diperoleh dari perhitungan (k * k-1). 2) Eigenvector, pengukuran eigenvector merupakan suatu upaya untuk menemukan aktor yang paling sentral dalam jaringan secara menyeluruh. Eigenvlaue menjelaskan lokasi dari masing-masing aktor pada masing-masing dimensi / pola. Eigenvector sendiri adalah kumpulan dari eigenvalue. Eigenvector disini melihat aspek jarak (distance) secara di antara aktor-aktor.
3.6.1.2. Centrality dan Power 1) Degree Centrality, digunakan untuk mengukur peran dari seorang aktor dalam jaringan. Seorang node / actor dengan derajat centrality yang tinggi, merupakan node / actor yang memiliki kontak hubungan yang banyak dengan aktor yang lain. Aktor sentral (a central node) menduduki posisi struktural dalam sebuah jaringan yang bisa berperan sebagai channel untuk pertukaran informasi. Hal ini menunjukkan bahwa aktor tersebut cukup “populer atau terkenal” dalam jaringan. 2) Closeness
Centrality,
digunakan
untuk
mengukur
resiprokalitas dari jarak geodesic, yaitu jalur terpendek antara node dan juga actor lain yang terjangkau. Dengan jalur tersebut dapat menjadi ukuran seberapa jauh sebuah informasi dapat tersebar dari satu node / actor ke actor yang lainnya. Semakin tinggi nilai incloseness dari aktor, menunjukkan semakin mudah bagi aktor tersebut untuk menyebarkan informasi dalam network. Demikian pula sebaliknya, jika nilai in-closeness rendah, maka jarak aktor dengan aktor lainnya cukup jauh, sehingga penyebaran informasi dari aktor informan cukup sulit ke aktor lainnya. 3) Betweeness Centrality, digunakan untuk mengukur seberapa jauh
sebuah
node
/
actor
dapat
mengontrol
dan
mengendalikan alur informasi di antara aktor-aktor yang lain dan
seberapa-baikkah
sebuah
node
/
actor
dapat
memfasilitasi komunikasi dengan aktor-aktor yang lain. Betweeness Centrality sebuah node / actor yang tinggi
berarti aktor tersebut memiliki kapasitas yang besar dalam memfasilitasi interaksi antar aktor yang saling terhubung.
3.6.1.3. Ego-Network Ego-Networks adalah sub-network yang berpusat pada node tertentu. untuk dapat menghasilkan ego-network kita menangkap semua hubungan antara node dan node lainya. Ego-Network menganalisis struktur keterkaitan / hubungan lokal masing-masing node dalam jaringan, sebuah ego-network terdiri dari simpul fokus dan set-node yang berdekatan dari simpul fokus dan dasar dari egonetwork mencangkup ukuran dan kepadatan masing-masing hubungan node dengan node lainya (Granovetter, 1978).
BAB 4 Analisis dan Pembahasan
4.1
Responden Data sampel dari responden yang diambil berdasarkan
pertimbangan guna keterwakilan sampel terhadap populasi actor pada Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), diperoleh
informasi
terkait
dengan
komposisi
responden.
Berdasarkan penyebaran 95 kuisioner dan wawancara yang dipilih pada program PUAP di kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, diperoleh informasi komposisi responden dapat dilihat pada table 4.1 pada halaman lampiran. Seluruh data sampel responden yang menjadi objek penelitian ini, merupakan kombinasi dari
pelaksanaan
program
Pengembangan
Usaha
Agribisnis
Perdesaan (PUAP) di Kabupaten Rejang Lebong (baik staff, PMT dan maupun penyuluh) dan interaksi antar penyuluh/staff di luar program PUAP, seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.2, keseluruhan responden memiliki usia antara 28 tahun hingga 59 tahun, dari 95 responden yang memberikan informasi baik di tingkat kabupaten/kota terdiri dari 10 responden diantaranya 3 orang Penyelia Mitra Tani (PMT) yang melakukan kegiatan supervisi dan advokasi proses pertumbuhan kelembagaan Gapoktan, 7 orang staff Program dan pengembangan kelembagaan di BP4K. Sedangkan pada tingkat wilayah kerja kecamatan/desa responden merupakan staff dan penyulu pertanian di 10 BPP terdiri dari 61 Penyuluh Pertanian, 14 Staff BPP, dan 10 orang Kepala BPP.
Tabel 4.2 Komposisi Data Responden Dilihat Dari Tingkat Kelembagaa Pada Program PUAP No 1
Tingkatan Kabupaten/Kota
2
Wilayah Kerja Kecamatan/Desa
Total Responden
Lembaga Badan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian,Perikanan,dan Kehutanan (BP4K) Balai Penyuluh Pertanian (BPP)
Responden 10 responden, terdiri dari : a. 3 orang Penyelia Mitra Tani (PMT) b. 7 orang staff Bidang Program BP4K 88 responden, terdiri dari : a. 61 orang Penyuluh Pertanian dari 10 wilayah BPP b. 14 orang Staff dari 10 wilayah BPP c. 10 Orang Kepala BPP 95 Orang
Sumber: Data Kuisioner dan wawancara yang telah dilaksanakan.
4.2
Pemetaan Jaringan Sosial (Social Network) yang dibangun dan terbangun dari para aktor program PUAP Hasil pengolahan sampel data responden diperoleh hasil
visualisasi Social Network dan deskripsi statistik dari hubungan aktor-aktor yang terlibat dalam pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Bengkulu. Untuk dapat melihat secara mendalam dari visualisasi social network, berikut akan dibahas hubungan dan interaksi yang dibangun dan terbangun dari para aktor-aktor, yang dilihat dari beberapa analisa dalam Social Network Analysis.
4.2.1 Struktur keterkaitan atau hubungan masing-masing aktor dalam pelaksanaan program PUAP Ego-Network (egonet) digunakan untuk menganalisis struktur keterkaitan / hubungan lokal masing-masing node/actor
dalam
suatu jaringan sosial (social network), sebuah egonet terdiri dari simpul fokus dan set-node yang berdekatan dari simpul fokus, dan
dasar dari egonet mencangkup ukuran dan kepadatan masing-masing hubungan node dengan node lainya. 4.2.1.1 Ego-Network dari seluruh data sampel. Hasil dari visualisasi Ego-Network (EgoNet) dapat dilihat pada gambar 4.1 yang merupakan visualisasi egonet dari seluruh data sampel yang di peroleh yaitu dari total 95 responden.
Gambar 4.1 Visualisasi Ego-Network Dari Seluruh Data Sampel
Secara keseluruhan berdasaran visualisasi egonet dari total 95 responden diperoleh informasi bahwa hubungan yang terbagun antara actor/nodes dalam jaringan terdapat 3 nodes yang memiliki kepadatan hubungan tertinggi diantaranya (1) Bambang P.T, STP dengan 39 keterkaitan dengan nodes lainnya, (2) Busroni, A.md dengan 36 keterkaitan dan (3) Suswandi, SE dengan 26 keterkaitan dengan nodes lain, terlihat jelas bahwa ada tiga actor/nodes yang memiliki pengaruh besar dalam jaringan tersebut hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Ego-Network Dari Seluruh Data Sampel Value Size
Measures
Density 6.842 6.058 1 39
Mean Std. Dev. Min Max
0 1
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan nodes Ego-Network Dari Seluruh Data Sampel No
Nama
Sex
Age
Bidang
Status
Lembaga
Size
1 2 3 4 5
Bambang P T, STP Busroni, A.Md Suswandi, SE Dadang Rahmat Rindra Purnama, SP
L L L L L
33 31 37 51 55
PMT PMT PMT Staff Ka BPP
PUAP PUAP PUAP NON NON
39 36 26 16 16
0.08 0.114 0.095 0.1 0.092
6 7 8 9
Risa, S.PT Rusli, SP Arben. K Suharyanto, SP
P L L L
33 59 48 57
PP Staff PP Ka BPP
PUAP NON PUAP NON
15 14 12 12
0.21 0.088 0.273 0.242
10
Andi Siswanto, SP
L
49
Ka BPP
NON
PMT PMT PMT BP4K BPP Lubuk Ubar BPP Air Pikat BP4K BPP Pal VIII BPP Kesambe Lama BPP Pal VIII
Density
12
0.212
Keterangan: Hasil Perhitungan Ego-Network lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.4
4.2.1.2 Ego-Network Program PUAP. Hasil dari visualisasi EgoNetwork (EgoNet) program PUAP dapat dilihat pada gambar 4.2 merupakan visualisasi egonet dari sampel data program PUAP yang diperoleh dari total 59 responden.
Gambar 4.2 Visualisasi Ego-Network Program PUAP
Hasil visualisasi egonet dari total 59 responden pada program PUAP diperoleh informasi bahwa hubungan yang terbagun antara actor/nodes dalam jaringan terdapat 4 nodes yang memiliki nilai kepadatan hubungan tertinggi diantaranya (1) Bambang P.T, STP dengan 35 keterkaitan dengan nodes lainnya, (2) Busroni, A.md dengan 37 keterkaitan, (3) Suswandi, SE dengan 23 keterkaitan dengan node lainnya dan (4) Risa, S.PT dengan 14 keterkaitan dengan nodes lainya terlihat jelas bahwa ada 4 actor/nodes yang memiliki pengaruh besar dalam jaringan program PUAP. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Ego-Network Dari Program PUAP Value Size
Measures
Density 4.61 5.986 1 35
Mean Std. Dev. Min Max
0 1
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan nodes Ego-Network Dari Program PUAP No
Nama
Sex
Age
Bidang
Lembaga
Size
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bambang P T, STP Busroni, A.Md Suswandi, SE Risa, S.PT Umar Ibrahim, SST Ir. Iming Juniarto Arben. K Herlina, S.ST Suyamto Rigusman, S.ST
L L L P L L L P L L
33 31 37 33 30 46 48 34 51 28
PMT PMT PMT PP PP PP PP PP PP PP
PMT PMT PMT BPP Air Pikat BPP Air Pikat BPP Air Pikat BPP Pal VIII BPP Air Duku BPP Pal VIII BPP Air Pikat
35 27 23 14 8 7 7 7 5 5
Density 0.084 0.108 0.103 0.209 0.429 0.429 0.429 0.476 0.4 0.6
Keterangan: Hasil Perhitungan Ego-Network lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.6
4.2.2 Tingkat kepadatan hubungan antar aktor dengan aktor lainya dalam pelaksanaan program PUAP 4.2.2.1 Degree-Network dari seluruh data. Hasil dari visualisasi Degree dapat dilihat pada gambar 4.3 yang merupakan visualisasi degree-network dari seluruh data sampel yang di peroleh yaitu dari total 95 responden.
Gambar 4.3 Visualisasi Network-Degree Dari Seluruh Data Sampel
Dari hasil perhitungan degree-network diperoleh informasi bahwa hubungan yang terbagun antara actor/nodes dalam jaringan terdapat 379 konektivitas, actor/nodes yang memiliki nilai outdegree tertinggi diantaranya (1) Bambang P.T, S.TP dengan nilai 33, (2) Suswandi, SE dengan nilai 24, (3) Busroni, A.md dengan nilai 23, hasil perhitungan out-degree dapat dilihat pada tabel 4.7, hal ini menggambarkan bahwa ketiga actor/nodes merupakan yang paling
berpengaruh didalam jaringan karena mereka memiliki kemampuan untuk bertukar informasi, ketiga actor tersebut memiliki peranan penting dalam jaringan karena mereka merupakan pusat/penghubung untuk pertukaran informasi. Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Out-Degree Dari Seluruh Data Sampel No
Nama
Sex
Age
Bidang
Status
Lembaga
1
Bambang P T, STP
L
33
PMT
PUAP
PMT
OutDegree 33
2
Suswandi, SE
L
37
PMT
PUAP
PMT
24
Ordinary
3
Busroni, A.Md
L
31
PMT
PUAP
PMT
23
Ordinary
4
Dadang Rahmat
L
51
Staff
NON
BP4K
15
Ordinary
5
Risa, S.PT
P
33
PP
PUAP
BPP Air Pikat
13
Ordinary
6
Rusli, SP
L
59
Staff
NON
BP4K
12
Ordinary
7
Marsidi, SP
L
41
Staff
NON
BPP Pal VIII
12
Transmitter
8
Maryono, S.Hut
L
44
Staff
NON
BP4K
11
Transmitter
9
Yuswanto, SP
L
51
Staff
NON
BP4K
10
Transmitter
10
Priyono Ananto
L
52
Staff
NON
BPP Air Pikat
10
Transmitter
Node Type Ordinary
Keterangan: Hasil Perhitungan In-Degree dan Out-Degree lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.7
Hasil perhitungan degree-network, actor/node yang memiliki nilai in-degree tertinggi diantaranya (1) Busroni, A.md dengan nilai 25, (2) Bambang P.T, S.TP dengan nilai 20, (3) Suswandi, SE dengan nilai 14, (4) Rindra Purnama dengan nilai 14, (5) Andi Siswanto dengan nilai 12, hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.8, actor/nodes ini dapat disebut sebagai aktor-aktor yang fokus dari jaringan dan merupakan aktor penting (prominent actor), hal ini menggambarkan bahwa banyak actor/nodes yang berada dalam jaringan tersebut berusaha membuat hubungan dengan mereka.
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan In-Degree Dari Seluruh Data Sampel No
PMT
InDegree 25
Node Type Ordinary
PMT
20
Ordinary
PUAP
PMT
14
Ordinary
NON
14
Ordinary
NON
BPP Lubuk Ubar BPP Pal VIII
12
Receiver
PP
PUAP
BPP Pal VIII
11
Ordinary
PP
PUAP
10
Ordinary
50
PP
PUAP
10
Ordinary
L
30
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Air Pikat
9
Ordinary
L
57
Ka BPP
NON
BPP Kesambe Lama
8
Ordinary
Nama
Sex
Age
Bidang
Status
Lembaga
1
Busroni, A.Md
L
31
PMT
PUAP
2
Bambang P T, STP
L
33
PMT
PUAP
3
Suswandi, SE
L
37
PMT
4
Rindra P, SP
L
55
Ka BPP
5
Andi Siswanto, SP
L
49
Ka BPP
6
Arben. K
L
48
7
Jufrizal, A.md
L
43
8
Amran, SP
L
9
Umar I, SST Suharyanto, SP
10
Keterangan: Hasil Perhitungan In-Degree dan Out-Degree lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.7
Dari hasil perhitungan degree pada jaringan didapat informasi bahwa rata-rata nilai out-degree dan in-degree actor dalam jaringan ini sangat rendah, yaitu: 3,989, dilihat dari nilai Mean statistik outdegree and in-degree pada tabel 4.7, table 4.8 dan tabel 4.9. informasi ini menunjukkan bahwa masing masing actor/nodes ratarata hanya mengirim dan menerima informasi secara umum dari dan kepada 3 atau 4 actor/nodes, berdasarkan 95 actor yang ada dalam jaringan. Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Degree dan Jumlah Total Type Node Dari Seluruh Data Sampel Measures Sum Mean Std. Dev. Min Max # Of Isolate #Of Pendant Inclusiveness (%) Isolate 0 Network Density
Value In-Degree
Out-Degree 379 3.989 4.266 0 25
Transmiter
Receiver 18
379 3.989 5.127 0 33 0 7 100%
Carrier 6
Ordinary 4
67 0.042
4.2.2.2 Degree-Network dari program PUAP. Hasil dari visualisasi Degree-Network (Degree) dapat dilihat pada gambar 4.4 yang merupakan visualisasi degree-network dari data sampel program PUAP yang diperoleh dari total 59 responden.
Gambar 4.4 Visualisasi Network-Degree Program PUAP
Dari hasil perhitungan degree-network diperoleh informasi bahwa hubungan yang terbagun antara actor/nodes dalam jaringan terdapat 180 konektivitas, actor/nodes yang memiliki nilai outdegree tertinggi diantaranya (1) Bambang P.T, S.TP dengan nilai 32, (2) Busroni, A.md dengan nilai 23, (3) Suswandi, SE dengan nilai 22, hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.10, hal ini menggambarkan bahwa ketiga actor/nodes merupakan yang paling berpengaruh didalam jaringan karena mereka memiliki kemampuan untuk bertukar informasi, ketiga actor tersebut memiliki peranan penting dalam jaringan karena mereka merupakan pusat/penghubung untuk pertukaran informasi.
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Out-Degree Program PUAP
PMT
OutDegree 32
Node Type Ordinary
PMT
23
Ordinary
PMT
PMT
22
Ordinary
PP
BPP Air Pikat
13
Ordinary
34
PP
BPP Air Duku
5
Ordinary
L
51
PP
BPP Pal VIII
5
Ordinary
Umar Ibrahim, SST
L
30
PP
BPP Air Pikat
3
Ordinary
8
Ir. Iming Juniarto
L
46
PP
BPP Air Pikat
3
Ordinary
9
Novita Yuliani, SP
P
29
PP
BPP Air Duku
3
Ordinary
Hanif Suryanto, SST
L
34
PP
BPP Durian Mas
3
Ordinary
No
Nama
Sex
Age
Bidang
Lembaga
1
Bambang P T, STP
L
33
PMT
2
Busroni, A.Md
L
31
PMT
3
Suswandi, SE
L
37
4
Risa, S.PT
P
33
5
Herlina, S.ST
P
6
Suyamto
7
10
Keterangan: Hasil Perhitungan In-Degree dan Out-Degree lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.10
Hasil perhitungan degree-network, Actor/node yang memiliki nilai in-degree tertinggi diantaranya (1) Bambang P.T, S.TP dengan nilai 17, (2) Busroni, A.md dengan nilai 16, (3) Suswandi, SE dengan nilai 12, hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.11, actor/nodes ini dapat disebut sebagai aktor yang fokus dari jaringan dan
merupakan
aktor
penting
(prominent
actor),
hal
ini
menggambarkan bahwa banyak actor/nodes yang berada dalam jaringan tersebut berusaha membuat hubungan dengan mereka. Tabel 4.11 Hasil Perhitungan In-Degree Program PUAP No
Nama
Sex
Age
Bidang
Lembaga
1
Bambang P T, STP
L
33
PMT
PMT
InDegree 17
Node Type Ordinary
2
Busroni, A.Md
L
31
PMT
PMT
16
Ordinary
3
Suswandi, SE
L
37
PMT
PMT
12
Ordinary
4
Arben. K
L
48
PP
BPP Pal VIII
7
Ordinary
5
Umar Ibrahim, SST
L
30
PP
BPP Air Pikat
6
Ordinary
6
Herlina, S.ST
P
34
PP
BPP Air Duku
5
Ordinary
7
Ir. Iming Juniarto
L
46
PP
BPP Air Pikat
5
Ordinary
8
Jati prianto, SP
L
46
PP
BPP Durian Mas
5
Ordinary
9
Surono, A.md
L
50
PP
BPP Air Pikat
4
Ordinary
10
Yulius S, S.PKP
L
52
PP
BPP Bengko
4
Ordinary
Keterangan: Hasil Perhitungan In-Degree dan Out-Degree lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.11
Dari hasil perhitungan degree pada jaringan didapat informasi bahwa rata-rata nilai out-degree dan in-degree actor dalam jaringan ini sangat rendah, yaitu: 3,051, dilihat dari nilai Mean statistik outdegree and in-degree pada tabel 4.10, tabel 4.11 dan table 4.12. informasi ini menunjukkan bahwa masing masing actor/nodes ratarata hanya mengirim dan menerima informasi secara umum dari dan kepada 3 actor/nodes, berdasarkan 59 actor yang ada dalam jaringan. Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Degree dan Jumlah Total Type Node Dari Program PUAP Value In-Degree
Measures
Transmiter 0
Network Density
Out-Degree 180 3.051 3.138 0 17
Sum Mean Std. Dev. Min Max # Of Isolate #Of Pendant Inclusiveness (%) Isolate
Receiver 2
180 3.051 5.643 0 32 0 10 100%
Carrier 10
Ordinary 7
40 0.053
4.2.3 Pemetaan hubungan yang terbangun dari para aktor dalam pelaksaan program PUAP. 4.2.3.1 Pemetaan
Berdasarkan
Wilayah
Kerja
Penyuluh
Pendamping (PP). Kabupaten Rejang Lebong (RL) merupakan salah satu kabupaten di provinsi Bengkulu, terdiri dari 15 kecamatan dengan 10 wilayah operasional kerja Balai Penyuluh Pertanian (BPP), gambar 4.5 merupakan peta administrasi dari kabupaten Rejang Lebong.
Gambar 4.5 Peta Wilayah Administrasi Kabuaten Rejang Lebong
Dalam tahapan pemetaan ini difokuskan untuk melihat bagaimana posisi actor/nodes dalam ruang geografis (lokasi, kedekatan, lingkungan, wilayah)
bersamaan dengan keterkaitan
posisi mereka di social network, dan melihat dimensi spasial yang menunjukkan bagaimana bentuk keterhubungan yang terbangun oleh actor/nodes dalam pelaksanaan program PUAP berdasarkan wilayah kerja mereka, tahapan ini mencoba memberikan pemahaman tentang bagaimana pertukaran informasi dan interkasi antar actor/nodes dalam pelaksanaan program PUAP dengan menjelajahi dimensi
dalam lingkungan spasial wilayah operasional penyuluh pendamping (PP) dan bertujuan untuk mengetahui efisiensi, efektivitas, dan produktivitas peran actor/nodes dalam melaksanakan tugas-tugas mereka.
Gambar
4.6
visualisasi
Degree-Network
(Degree)
merupakan visualisasi dari data aktor-aktor yang berperan dalam program PUAP terdiri dari 59 aktor, namun di sini aktor yang berperan sebagai PMT di hilangkan jadi sampel menjadi 56 dengan tujuan melihat peran dan keterhubungan actor/node dengan actor/node yang lain yang berperan sebagai penyuluh pendamping (PP).
Gambar 4.6 Visualisasi 56 Node dari Penyuluh Pendamping (PP)
Dari hasil perhitungan degree-network diperoleh informasi bahwa hubungan yang terbagun antara actor/nodes dalam jaringan terdapat 62 konektivitas, dari hasil perhitungan degree rata-rata nilai out-degree dan in-degree actor dalam jaringan ini sangat rendah, yaitu: 1,107, dilihat dari nilai Mean statistik out-degree and indegree pada tabel 4.13. informasi ini menunjukkan bahwa masing masing actor/nodes rata-rata hanya mengirim dan menerima informasi secara umum dari dan kepada 1 actor/nodes, berdasarkan 56 actor yang ada dalam jaringan.
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Degree dan Jumlah Total Type Node Value In-Degree
Measures
Out-Degree 62 1.107 1.097 0 5
Sum Mean Std. Dev. Min Max # Of Isolate #Of Pendant Inclusiveness (%) Isolate 12 Network Density
Transmiter
Receiver 11
62 1.107 1.759 0 12 12 19 78.571%
Carrier 11
Ordinary 11
15 0.02
Hasil perhitungan degree-network, actor/nodes yang memiliki nilai out-degree tertinggi dapat dilihat pada tabel 4.14, diantaranya (1) Risa, S.PT dengan nilai 12, (2) Herlina, S.ST dengan nilai 4, (3) Ir. Iming Juniarto, Ramelan, S.Pi dan Suyamto dengan nilai 3, hal ini menggambarkan bahwa aktor-aktor tersebut merupakan yang paling berpengaruh didalam jaringan karena mereka memiliki kemampuan untuk bertukar informasi, actors tersebut memiliki peranan penting dalam jaringan karena mereka merupakan pusat/penghubung untuk pertukaran informasi. Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Out-Degree Program PUAP No 1
Nama Risa, S.PT
Sex P
Age 33
Lembaga BPP Air Pikat
Out-Degree 12
Node Type Transmitter
2
Herlina, S.ST
3
Ir. Iming Juniarto
P
34
BPP Air Duku
4
Ordinary
L
46
BPP Air Pikat
3
4
Ordinary
Ramelan, S.Pi
L
53
BPP Lubuk Ubar
3
Ordinary
5
Suyamto
L
51
BPP Pal VIII
3
Ordinary
6
Umar Ibrahim, SST
L
30
BPP Air Pikat
2
Ordinary
7
Yulius Suhaimi, S.PKP
L
52
BPP Bengko
2
Ordinary
8
Novita Yuliani, SP
P
29
BPP Air Duku
2
Ordinary
9
Rigusman, S.ST
L
28
BPP Air Pikat
2
Ordinary
10
Mulyani, SPKP
P
49
BPP Air Pikat
2
Ordinary
Keterangan: Hasil Perhitungan In-Degree dan Out-Degree lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.14
Hasil perhitungan degree-network, Actor/node yang memiliki nilai in-degree tertinggi dapat dilihat pada tabel 4.15, diantaranya (1) Arben. K dengan nilai 5, (2) Umar Ibrahim, SST dengan nilai 4, (3) Ir. Iming Juniarto, Jati prianto, SP dan Mulyadi, S.PKP dengan nilai 3, actors ini dapat disebut sebagai aktor yang fokus dari jaringan dan merupakan aktor penting (prominent actor), hal ini menggambarkan bahwa banyak actor/nodes yang berada dalam jaringan tersebut berusaha membuat hubungan dengan mereka. Tabel 4.15 Hasil Perhitungan In-Degree Program PUAP No 1
Nama Arben. K
Sex L
2
Umar Ibrahim, SST
L
3
Ir. Iming Juniarto
4
Jati prianto, SP
5
Age 48
Lembaga BPP Pal VIII
In-Degree 5
Node Type Receiver
30
BPP Air Pikat
4
Ordinary
L
46
BPP Air Pikat
3
Ordinary
L
46
BPP Durian Mas
3
Ordinary
Mulyadi, S.PKP
L
49
BPP Pal VIII
3
Receiver
6
Herlina, S.ST
P
34
BPP Air Duku
2
Ordinary
7
Yulius Suhaimi, S.PKP
L
52
BPP Bengko
2
Ordinary
8
Novita Yuliani, SP
P
29
BPP Air Duku
2
Ordinary
9
Rigusman, S.ST
L
28
BPP Air Pikat
2
Ordinary
10
Eko Maryanto, SP
L
48
BPP Durian Mas
2
Ordinary
Keterangan: Hasil Perhitungan In-Degree dan Out-Degree lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.14
Posisi aktor-aktor dalam ruang geografis (lokasi, kedekatan, lingkungan, wilayah) beserta dengan keterkaitan posisi mereka di social network, dan melihat dimensi spasial yang menunjukkan bagaimana bentuk keterhubungan yang terbangun oleh aktor-aktor dalam pelaksanaan program PUAP berdasarkan wilayah kerja mereka dapat dilihat pada gambar 4.7 sebagai berikut.
Gambar 4.7 Visualisasi Node (Penyuluh Pendamping) berdasarkan Wilayah Kerja
Dari hasil visualisasi diatas dapat dilihat pemahaman tentang bagaimana pertukaran informasi dan interkasi antar actor/nodes dalam pelaksanaan program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong dengan menjelajahi dimensi dalam lingkungan spasial wilayah operasional penyuluh pendamping (PP) berdasarkan wilayah kecamatan (wilayah kerja penyuluh). dari visualisasi Gambar 4.7 dari visualisasi tersebut dapat dilihat terlihat kepadatan keterkaitan aktor dengan aktor
lainya berdasarkan wilayah kerja penyuluh
berdasarkan kecamatan sangat renda, ditunjukan dengan 12 node dengan type terisolasi (nodes berwarna biru) ini menunjukan bahwa jaringan yang tebangun antar aktor/node masih sangat besar di pengaruhi oleh peran PMT (Penyelia Mitra Tani).
4.2.3.2 Pemetaan
Berdasarkan
Wilayah
Operasional
Balai
Penyuluh Pertanian (BPP) dari Penyuluh Pendamping
(PP).
Tahapan ini melihat dimensi spasial yang menunjukkan bagaimana bentuk keterhubungan yang terbangun oleh actor/nodes dalam pelaksanaan program PUAP berdasarkan wilayah operasional Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dari penyuluh pendamping (PP), tahapan ini mencoba memberikan pemahaman tentang bagaimana pertukaran informasi dan interkasi antar actor/nodes dalam pelaksanaan program PUAP dengan menjelajahi dimensi dalam lingkungan spasial wilayah Operasional Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dari penyuluh lapangan (PP) dan bertujuan untuk mengetahui efisiensi, efektivitas, dan produktivitas peran aktor/nodes dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Gambar 4.8 merupakan visualisasi dari data aktor/nodes yang berperan dalam program PUAP terdiri dari 59 aktor, namun di sini aktor yang berperan sebagai PMT tetap di hilangkan menjadi 56 nodes dengan tujuan melihat peran dan keterhubungan aktor/node dengan aktor/node yang lain yang berperan sebagai penyuluh pendamping (PP).
Gambar 4.8 Visualisasi Node (Penyuluh Pendamping) berdasarkan Wilayah Kerja Operasional Balai Penyuluh Pertanian (BPP)
Dari hasil visualisasi diatas dapat dilihat pemahaman tentang bagaimana pertukaran informasi dan interkasi antar aktor/nodes dalam pelaksanaan program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong dengan menjelajahi dimensi dalam lingkungan spasial wilayah operasional Balai Penyuluh
Pertanian (BPP) dari penyuluh
pendamping (PP) berdasarkan wilayah kerja. dari visualisasi Gambar 4.8 dari visualisasi tersebut dapat dilihat terlihat kepadatan keterkaitan aktor dengan aktor
lainya berdasarkan wilayah
operasional BPP, ditunjukan dengan 4 BPP yang terisolasi (BPP Kesambe Lama, BPP Durian Mas, BPP Bengko dan BPP Tanjung Agung) ini menunjukan bahwa jaringan yang tebangun antar aktor/node antar wilayah operasional BPP masih rendah, sebagian besar keterhubungan antar actor/nodes terjadi di dalam wilayah
operasional BPP dimana penyulu pendamping (PP) bertugas, dari hasil visualisasi terlihat actor/nodes yang aktif sebagai penghubung antar wilayah BPP seperti (Ressi Afrianti, SP→BPP Mojorejo, Wilson Wijaya,SST→BPP PUT, Novita Yulianti,SP→BPP Air Duku, Herlina,S.ST→BPP Air Duku, Risa,S.PT→BPP Air Pikat dan Arben.K→BPP Pal VIII), hubungan antar actor/nodes antar wilayah operasional BPP masih sangat besar di pengaruhi oleh peran PMT (Penyelia Mitra Tani).
4.2.3.3 Pemetaan
Berdasarkan
Wilayah
Operasional
Balai
Penyuluh Pertanian (BPP). Tahapan pemetaan ini difokuskan untuk melihat bagaimana posisi actor/nodes dalam ruang geografis (lokasi, kedekatan, lingkungan, wilayah)
bersamaan dengan
keterkaitan posisi mereka di social network, dan melihat dimensi spasial yang menunjukkan bagaimana bentuk keterhubungan yang terbangun oleh actor/nodes dalam pelaksanaan program PUAP berdasarkan wilayah operasional BPP tempat mereka bertugas, tahapan ini mencoba memberikan pemahaman tentang bagaimana pertukaran informasi dan interkasi antar actor/nodes yang secara langsung berperan dalam pelaksanaan program PUAP dan mengkombinasikannya staff dan penyuluh pertanian Non-PUAP dengan menjelajahi dimensi dalam lingkungan spasial wilayah operasional BPP dan bertujuan untuk mengetahui efisiensi, efektivitas, melaksanakan
dan
produktivitas
tugas-tugas
peran
mereka.
actor/nodes
Gambar
4.9
dalam
merupakan
visualisasi dari data kombinasi dari aktor/nodes yang berperan maupun hanya sebatas pendukung (staff, penyuluh pertanian non-
PUAP) dalam pelaksanaan program PUAP yang terdiri dari 95 aktor, namun di sini aktor yang berperan sebagai PMT di hilangkan maka sampel menjadi 92 aktor/nodes dengan tujuan melihat peran dan keterhubungan aktor/node dalam lingkungan operasional Balai Penyuluh Pertanian (BPP). Hasil perhitungan degree-network dari keterhubungan yang dibangun 92 aktor/nodes diperoleh informasi bahwa hubungan yang terbagun
antara
actor/nodes
dalam
jaringan
terdapat
244
konektivitas, dari hasil perhitungan degree rata-rata nilai out-degree dan in-degree actor dalam jaringan ini sangat rendah, yaitu: 2,652 yang dilihat dari nilai Mean statistik out-degree and in-degree pada tabel 4.16, informasi ini menunjukkan bahwa masing-masing actor/nodes rata-rata hanya mengirim dan menerima informasi secara umum dari dan kepada 2 actor/nodes, berdasarkan 92 aktor/nodes yang ada dalam jaringan. Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Degree dan Jumlah Total Type Node Value In-Degree
Measures
Transmiter 3
Network Density
Out-Degree 244 2.652 2.95 0 14
Sum Mean Std. Dev. Min Max # Of Isolate #Of Pendant Inclusiveness (%) Isolate
Receiver 22
244 2.652 3.027 0 13 3 17 95.739%
Carrier 9
Ordinary 8
50 0.029
Hasil perhitungan degree-network, actor/nodes yang memiliki nilai out-degree tertinggi dapat dilihat pada tabel 4.17, diantaranya (1) Dadang Rahmat dengan nilai 13, (2) Rusli, SP, Risa, S.PT, Marsidi, SP dengan nilai 12, (3) Maryono, S.Hut dengan nilai 11,
hal ini menggambarkan bahwa aktor/nodes tersebut merupakan yang paling berpengaruh didalam jaringan karena mereka memiliki kemampuan untuk bertukar informasi, actors tersebut memiliki peranan penting dalam jaringan karena mereka merupakan pusat/penghubung untuk pertukaran informasi. Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Out-Degree Program PUAP No
Nama
Sex
Age
Lembaga
Out-Degree
Node Type
1
Dadang Rahmat
L
51
BP4K
13
Ordinary
2
Rusli, SP
L
59
BP4K
12
Ordinary
3
Risa, S.PT
P
33
BPP Air Pikat
12
Ordinary
4
Marsidi, SP
L
41
BPP Pal VIII
12
Transmitter
5
Maryono, S.Hut
L
44
BP4K
11
Transmitter
6
Yuswanto, SP
L
51
BP4K
10
Transmitter
7
Priyono Ananto
L
52
BPP Air Pikat
10
Transmitter
8
Maryazik
L
55
BP4K
8
Ordinary
9
Nasrullah, STP
L
41
BPP Kesambe Lama
7
Ordinary
10
Sunarto, S.PKP
L
54
BPP Pal VIII
7
Transmitter
Hasil perhitungan degree-network, actor/node yang memiliki nilai in-degree tertinggi dapat dilihat pada tabel 4.18, diantaranya (1) Rindra Purnama, SP dengan nilai 14, (2) Andi Siswanto, SP dengan nilai 12, (3) Jufrizal, A.md, Arben. K dan Amran, SP dengan nilai 9, aktor/nodes ini dapat disebut sebagai aktor yang fokus dari jaringan dan
merupakan
aktor
penting
(prominent
actor),
hal
ini
menggambarkan bahwa banyak actor/nodes yang berada dalam jaringan tersebut berusaha membuat hubungan dengan mereka. Tabel 4.18 Hasil Perhitungan In-Degree Program PUAP No 1
Nama Rindra Purnama, SP
Sex L
Age 55
Lembaga BPP Lubuk Ubar
In-Degree 14
Node Type Ordinary
2
Andi Siswanto, SP
L
49
BPP Pal VIII
12
Receiver
3
Jufrizal, A.md
L
43
BPP Kesambe Lama
9
Ordinary
4
Arben. K
L
48
BPP Pal VIII
9
Ordinary
5
Amran, SP
L
50
BPP Kesambe Lama
9
Ordinary
6
Suharyanto, SP
L
57
BPP Kesambe Lama
8
Ordinary
7
Soleman, SP
L
50
BPP Air Duku
8
Ordinary
8
Sugiman, SP
L
58
BPP Durian Mas
7
Ordinary
9
Umar Ibrahim, SST
L
30
BPP Air Pikat
7
Ordinary
Gatot Sugeng Pramono, SP
L
50
BPP Mojorejo
7
Ordinary
10
Dilihat dari Posisi 92 aktor/nodes dalam ruang geografis (lokasi, kedekatan, lingkungan, wilayah) beserta dengan keterkaitan posisi mereka di social network, dan melihat dimensi spasial yang menunjukkan bagaimana bentuk keterhubungan yang terbangun oleh aktor-aktor dalam pelaksanaan program PUAP berdasarkan wilayah operasional Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dapat dilihat pada gambar 4.9 sebagai berikut.
Gambar 4.9 Visualisasi Node (Penyuluh Pendamping) berdasarkan Wilayah Kerja
Dari hasil visualisasi diatas dapat dilihat pemahaman tentang bagaimana pertukaran informasi dan interkasi antar aktor/nodes dalam pelaksanaan program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong dengan menjelajahi dimensi dalam lingkungan spasial wilayah operasional Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dari 92 aktor/nodes. dari visualisasi Gambar 4.9 dari visualisasi tersebut dapat dilihat kepadatan keterkaitan aktor dengan aktor
lainya berdasarkan
wilayah operasional Balai Penyuluh Pertanian (BPP).
4.3
Peran Aktor yang Berpengaruh dalam Jaringan Sosial (Social Network) Pelaksanaan Program PUAP
4.3.1 Melihat
aktor-aktor
yang
memiliki
peran
dan
berpengaruh penting dalam pelaksanan program PUAP Degree centrality di gunakan untuk melihat, mengukur peranan dan mengidentifikasi aktor yang paling penting / berpengaruh (power) dari
actor/node pada network, actor yang
menjadi pusat dalam sebuah jaringan adalah actor tersebut memiliki kapabilitas yang lebih kuat dalam menghubungkan anggota-anggota dalam network yang lainnya, hasil visualisasi dapat dilihat pada sociogram in-degree centrality dan out-degree-centrality pada jaringan berikut ini.
4.4.1.1 Degree Centrality Dari Seluruh Data Sampel. Hasil dari visualisasi degree centrality dapat dilihat pada gambar 4.10 dan gambar 4.11 yang merupakan visualisasi dari seluruh data sampel yang di peroleh yaitu dari total 95 responden.
Gambar 4.10 Visualisasi In-Degree Centrality Dari seluruh Data Sampel Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Degree Centrality Measures
Value In-Degree Centrality
Mean Std. Dev. Min Max Network Degree Centrality Index (In) (Out)
Out-Degree Centrality 0.042 0.045 0 0.266
0.042 0.055 0 0.351 22.832 % 31.526 %
Table 4.19 menunjukan hasil perhitungan degree centrality dari total 95 responden, dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat kecenderungan apakah setiap actor/nodes memiliki kemampuan untuk mempengaruhi jaringan (network) secara umum, dapat dilihat dari nilai network degree centraliry index, in-degree dan out-degree.
Jika dilihat pada Tabel 4.19 nilai network degree centraliry index indegree: 22.832% dan network degree centraliry index out-degree: 31.526%, ini mengindikasikan bahwa sentralisasi jaringan (network centrality) secara keselurahan rendah, dibawah 50%. Hal ini menunjukkan
bahwa
actor/nodes
dalam
actor/nodes
cenderung
pengaruh/power
jaringan
tidak
kurang
dari
begitu
memiliki
masing-masing
bervariasi,
setiap
kemampuan
untuk
mempengaruhi jaringan secara umum. Tabel 4.20 Hasil Perhitungan In-Degree Centrality No
Nama
Sex
Age
Bidang
Status
Lembaga
1
Busroni, A.Md
L
31
PMT
PUAP
PMT
In-Degree Centrality 0.266
2
Bambang P T, STP
L
33
PMT
PUAP
PMT
0.2128
3
Suswandi, SE
L
37
PMT
PUAP
PMT
0.1489
4
Rindra Purnama, SP
L
55
Ka BPP
NON
BPP Lubuk Ubar
0.1489
5
Andi Siswanto, SP
L
49
Ka BPP
NON
BPP Pal VIII
0.1277
6
Arben. K
L
48
PP
PUAP
BPP Pal VIII
7
Jufrizal, A.md
L
43
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama
0.1064
8
Amran, SP
L
50
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama
0.1064
9
Umar Ibrahim, SST
L
30
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.0957
10
Suharyanto, SP
L
57
Ka BPP
NON
BPP Kesambe Lama
0.0851
0.117
Keterangan: Hasil Perhitungan Hasil Perhitungan In-Degree Centrality lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.20
Hasil perhitungan in-degree centrality pada tabel 4.20 terdapat Actor/node yang memiliki nilai in-degree centrality tertinggi diantaranya (1) Busroni, A.md dengan nilai 0.266, (2) Bambang P.T, S.TP dengan nilai 0.2128, dan (3) Suswandi, SE dengan nilai 0.1489 memiliki nilai yang sama dengan actor Rindra P, SP, dari ke empat actor dapat disebut sebagai aktor yang fokus dari jaringan dan merupakan aktor penting (prominent actor), hal ini menggambarkan
bahwa banyak actor/nodes yang berada dalam jaringan tersebut berusaha membuat hubungan dengan mereka.
Gambar 4.11 Visualisasi Out-Degree Centrality Dari seluruh Data Sampel Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Out-Degree Centrality No
Nama
Sex
Age
Bidang
Status
Lembaga
1
Bambang P T, STP
L
33
PMT
PUAP
PMT
Out-Degree Centrality 0.3511
2
Suswandi, SE
L
37
PMT
PUAP
PMT
0.2553
3
Busroni, A.Md
L
31
PMT
PUAP
PMT
0.2447
4
Dadang Rahmat
L
51
Staff
NON
BP4K
0.1596
5
Risa, S.PT
P
33
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.1383
6
Rusli, SP
L
59
Staff
NON
BP4K
0.1277
7
Marsidi, SP
L
41
Staff
NON
BPP Pal VIII
0.1277
8
Maryono, S.Hut
L
44
Staff
NON
BP4K
0.117
9
Yuswanto, SP
L
51
Staff
NON
BP4K
0.1064
10
Priyono Ananto
L
52
Staff
NON
BPP Air Pikat
0.1064
Keterangan: Hasil Perhitungan Hasil Perhitungan Out-Degree Centrality lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.20
Hasil perhitungan out-degree centrality pada tabel 4.21 terdapat Actor/node yang memiliki nilai out-degree centrality tertinggi diantaranya (1) Bambang P.T, S.TP dengan nilai 0.3511, (2)
Suswandi, SE dengan nilai 0.2553, dan (2) Busroni, A.md dengan nilai 0.2447, hal ini menggambarkan bahwa ketiga actor tersebut merupakan yang paling berpengaruh didalam jaringan karena mereka memiliki kemampuan untuk bertukar informasi dan ketiga actor tersebut memiliki peranan penting dalam jaringan karena mereka merupakan pusat/penghubung untuk pertukaran informasi. 4.4.1.2 Degree Centrality Dari Program PUAP. Hasil dari visualisasi degree centrality dapat dilihat pada gambar 4.12 dan gambar 4.13 yang merupakan visualisasi dari program PUAP dari total 59 responden.
Gambar 4.12 Visualisasi Out-Degree Centrality Program PUAP Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Degree Centrality Program PUAP Measures
Value In-Degree Centrality
Mean Std. Dev. Min Max Network Degree Centrality Index (In) (Out)
Out-Degree Centrality 0.053 0.054 0 0.293
0.053 0.097 0 0.552 24.894 % 51.664 %
Table 4.22 menunjukan hasil perhitungan degree centrality dari total 59 responden pada program PUAP, dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat kecenderungan apakah setiap actor/nodes memiliki kemampuan untuk mempengaruhi jaringan (network) secara umum, dapat dilihat dari nilai network degree centraliry index pada in-degree dan out-degree. Jika dilihat pada Tabel 4.20 nilai network degree centraliry index in-degree: 24.894% dan network
degree
centraliry
index
out-degree:
51.664%,
ini
mengindikasikan bahwa sentralisasi jaringan (network centrality) secara keselurahan cukup tinggi, diatas 50%. Hal ini menunjukkan bahwa „power‟ dari masing-masing actor/nodes dalam jaringan bervariasi, setiap actor/nodes cenderung memiliki kemampuan untuk mempengaruhi jaringan secara umum ini terlihat dari nilai out-degree centrality yang mencapai 51.664%. Tabel 4.23 Hasil Perhitungan In-Degree Centrality Program PUAP No
Nama
Sex
Age
Bidang
Lembaga
1
Bambang Pujo Tarmoko, STP
L
33
PMT
PMT
In-Degree Centrality 0.2931
2
Busroni, A.Md
L
31
PMT
PMT
0.2759
3
Suswandi, SE
L
37
PMT
PMT
0.2069
4
Arben. K
L
48
PP
BPP Pal VIII
0.1207
5
Umar Ibrahim, SST
L
30
PP
BPP Air Pikat
0.1034
6
Herlina, S.ST
P
34
PP
BPP Air Duku
0.0862
7
Ir. Iming Juniarto
L
46
PP
BPP Air Pikat
0.0862
8
Jati prianto, SP
L
46
PP
BPP Durian Mas
0.0862
9
Surono, A.md
L
50
PP
BPP Air Pikat
0.069
10
Yulius Suhaimi, S.PKP
L
52
PP
BPP Bengko
0.069
Keterangan: Hasil Perhitungan In-Degree Centrality Program PUAP lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.23
Hasil perhitungan in-degree centrality pada tabel 4.23 terdapat Actor/node yang memiliki nilai in-degree centrality tertinggi
diantaranya (1) Bambang P.T, S.TP dengan nilai 0.2931, (2) Busroni, A.md dengan nilai 0.2759, dan (3) Suswandi, SE dengan nilai 0.2069, actor dapat disebut sebagai aktor yang fokus dari jaringan dan merupakan aktor penting (prominent actor), hal ini menggambarkan bahwa banyak actor/nodes yang berada dalam jaringan tersebut berusaha membuat hubungan dengan mereka.
Gambar 4.13 Visualisasi Out-Degree Centrality Program PUAP
Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Out-Degree Centrality Program PUAP No
Nama
Sex
Age
Bidang
Lembaga
1
Bambang Pujo Tarmoko, STP
L
33
PMT
PMT
Out-Degree Centrality 0.5517
2
Busroni, A.Md
L
31
PMT
PMT
0.3966
3
Suswandi, SE
L
37
PMT
PMT
0.3793
4
Risa, S.PT
P
33
PP
BPP Air Pikat
0.2241
5
Herlina, S.ST
P
34
PP
BPP Air Duku
0.0862
6
Suyamto
L
51
PP
BPP Pal VIII
0.0862
7
Umar Ibrahim, SST
L
30
PP
BPP Air Pikat
0.0517
8
Ir. Iming Juniarto
L
46
PP
BPP Air Pikat
0.0517
9
Novita Yuliani, SP
P
29
PP
BPP Air Duku
0.0517
Hanif Suryanto, SST
L
34
PP
BPP Durian Mas
0.0517
10
Keterangan: Hasil Perhitungan Out-Degree Centrality Program PUAP lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.23
Hasil perhitungan out-degree centrality pada tabel 4.24 terdapat Actor/node yang memiliki nilai out-degree centrality tertinggi diantaranya (1) Bambang P.T, S.TP dengan nilai 0.5517, (2) Busroni, A.md dengan nilai 0.3966, dan
(3) Suswandi, SE
dengan nilai 0.3793, hal ini menggambarkan bahwa ketiga actor tersebut merupakan yang paling berpengaruh didalam jaringan karena mereka memiliki kemampuan untuk bertukar informasi dan ketiga actor tersebut memiliki peranan penting dalam jaringan karena mereka merupakan pusat/penghubung untuk pertukaran informasi.
4.3.2 Melihat kemamapuan aktor-aktor dalam mengakses informasi dalam pelaksanaan program PUAP Closeness centrality didasarkan pada total jarak antara satu titik dan semua simpul lainnya, di mana jarak yang lebih besar menghasilkan skor closeness centrality rendah. Semakin dekat simpul dengan simpul lainnya informasi lebih mudah dapat dicapai maka semakin tinggi sentralitasnya. 4.3.2.1 Closeness Centrality Dari Seluruh Data Sampel. Hasil dari visualisasi In-Closeness centrality dapat dilihat pada gambar 4.14 dan gambar 4.15 yang merupakan visualisasi dari seluruh data sampel yang di peroleh yaitu dari total 95 responden.
Gambar 4.14 Visualisasi In-Closeness Centrality Dari Dari Seluruh Data Sampel Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Closeness Centrality Measures Mean Std.Dev. Min Max
Value In-Closeness
Out-Closeness 0.225 0.144 0 0.487
0.229 0.079 0 0.438
Network Closeness Centrality Index (In) (Out)
34.479% 36.916%
Berdasarkan hasil perhitungan closeness centrality seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.25, diperoleh informasi bahwa nilai in-closeness paling tinggi adalah 0.487 dan nilai out-closeness paling tinggi adalah 0.438. Memiliki nilai closeness centrality index untuk in-closeness centrality (In) dengan nilai 34.479% dan outcloseness centrality (Out) dengan nilai 36.916%, dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dari jaringan dengan total 95 respoden memiliki nilai out-closeness centrality yang tinggi ini menunjukan
bahwa
informasi
yang
tersebar
(mempengaruhu/dipengaruhi) dari satu actor ke actor yang lain dalam jaringan tersebut lebih banyak dipengaruhi atau kecendrungan setiap actor dapat dengan mudah dipengaruhi. Tabel 4.26 Hasil Perhitungan In-Closeness Centrality No
InCloseness 0.4875
Nama
Sex
Age
Bidang
Status
Lembaga
1
Busroni, A.Md
L
31
PMT
PUAP
PMT
2
Herlina, S.ST
P
34
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.4119
3
Arben. K
L
48
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.4019
4
Bambang P T, STP
L
33
PMT
PUAP
PMT
0.3923
5
Umar Ibrahim, SST
L
30
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.3886
6
Yenni, SPKP
P
31
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.3814
7
Noven Vriananda, SPT
L
34
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.3814
8
Disran, SP
L
51
Staff
NON
BP4K
0.3796
9
Surono, A.md
L
50
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.3779
Harneli, SP
P
32
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.3779
10
Keterangan: Hasil Perhitungan In-Closeness Centrality lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.26
Hasil perhitungan nilai in-closeness centrality pada tabel 4.26, didapat informasi actor/node yang memiliki nilai in-closeness
tertinggi diantaranya (1) Busroni, A.Md dengan nilai 0.4875, (2) Herlina, S.ST nilai 0.4119 dan (3) Arben. K nilai 0.4019, dengan demikian, ketiga actor/nodes merupakan aktor yang memiliki kemudahan dalam menyebarkan informasi ke actor/node yang lain dalam
suatu
network
atau
memiliki
kemampuan
untuk
mempengaruhi actor/node lain dalam network.
Gambar 4.15 Visualisasi Out-Closeness Centrality Dari Dari Seluruh Data Sampel Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Out-Closeness Centrality Nama
Sex
Age
Bidang
Status
Lembaga
1
Bambang P T, STP
L
33
PMT
PUAP
PMT
OutCloseness 0.4381
2
Suswandi, SE
L
37
PMT
PUAP
PMT
0.4047
3
Dadang Rahmat
L
51
Staff
NON
BP4K
0.3943
4
Risa, S.PT
P
33
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.3411
5
Eko Sutarto
L
49
Staff
NON
BP4K
0.3271
6
Suyamto
L
51
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.3249
7
Busroni, A.Md
L
31
PMT
PUAP
PMT
0.3227
8
Marsidi, SP
L
41
Staff
NON
BPP Pal VIII
0.3151
9
Surono, A.md
L
50
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.3142
Priyono Ananto
L
52
Staff
NON
BPP Air Pikat
0.3048
No
10
Keterangan: Hasil Perhitungan Out-Closeness Centrality lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.24
Hasil perhitungan nilai out-closeness centrality pada tabel 4.27, didapat informasi actor/node yang memiliki nilai out-closeness tertinggi diantaranya (1) Bambang P.T, STP dengan nilai 0.4381, (2) Suswandi, SE dengan nilai 0.4047, dan (3) Dadang Rahmat dengan nilai 0.3943, dengan demikian, ketiga actor/nodes tersebut merupakan actor/node yang memiliki kemudahan untuk dipengaruhi actor/node lain, dalam penyebaran informasi dalam network.
4.3.2.2 Closeness Centrality Dari Program PUAP. Hasil dari visualisasi degree centrality dapat dilihat pada gambar 4.16 incloseness centrality dan gambar 4.17 out-closeness centrality, yang merupakan visualisasi dari program PUAP dari total 59 responden.
Gambar 4.16 Visualisasi In-Closeness Centrality Dari Program PUAP
Berdasarkan hasil perhitungan closeness centrality seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.28, diperoleh informasi bahwa nilai in-closeness paling tinggi adalah 0.473 dan nilai out-closeness paling tinggi adalah 0.644. Memiliki nilai closeness centrality index untuk in-closeness centrality (In) dengan nilai 32.91% dan out-
closeness centrality (Out) dengan nilai 47.85%, dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dari jaringan dengan total 59 respoden memiliki nilai out-closeness centrality yang tinggi ini menunjukan
bahwa
informasi
yang
tersebar
(mempengaruhu/dipengaruhi) dari satu actor ke actor yang lain dalam jaringan tersebut lebih banyak dipengaruhi atau kecendrungan setiap actor dapat dengan mudah dipengaruhi. Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Closeness Centrality Program PUAP Value In-Closeness
Measures
Out-Closeness 0.297 0.073 0 0.473
Mean Std.Dev. Min Max Network Closeness Centrality Index (In) (Out)
0.301 0.153 0 0.644 32.91% 47.85%
Tabel 4.29 Hasil Perhitungan In-Closeness Centrality Program PUAP Nama
Sex
Age
Bidang
Lembaga
1
Busroni, A.Md
L
31
PMT
PMT
InCloseness 0.4729
2
Bambang Pujo Tarmoko, STP
L
33
PMT
PMT
0.4013
3
Herlina, S.ST
P
34
PP
BPP Air Duku
0.4013
4
Arben. K
L
48
PP
BPP Pal VIII
0.3783
5
Umar Ibrahim, SST
L
30
PP
BPP Air Pikat
0.3713
6
Surono, A.md
L
50
PP
BPP Air Pikat
0.3644
7
Noven Vriananda, SPT
L
34
PP
BPP Lubuk Ubar
0.3631
8
Yenni, SPKP
P
31
PP
BPP Lubuk Ubar
0.36
9
Harneli, SP
P
32
PP
BPP Lubuk Ubar
Ir. Iming Juniarto
L
46
PP
BPP Air Pikat
No
10
0.36 0.3547
Keterangan: Hasil Perhitungan In-Closeness Centrality Program PUAP lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.29
Hasil perhitungan nilai in-closeness centrality pada tabel 4.29, didapat informasi actor/node yang memiliki nilai in-closeness
tertinggi diantaranya (1) Busroni, A.Md dengan nilai 0.4729, (2) Bambang P.T, STP memiliki nilai sama dengan Herlina, S.ST yaitu 0.4013 dan (3) Arben. K dengan nilai 0.3783, dapat disimpulkan keempat actor/nodes merupakan actor yang memiliki kemudahan dalam menyebarkan informasi ke actor/node yang lain dalam suatu network
atau
memiliki
kemampuan
untuk
mempengaruhi
(kecendrungan dapat mempengaruhi) actor/node lain dalam network.
Gambar 4.17 Visualisasi Out-Closeness Centrality Dari Program PUAP Tabel 4.30 Hasil Perhitungan Out-Closeness Centrality Program PUAP Nama
Sex
Age
Bidang
Lembaga
1
Bambang Pujo Tarmoko, STP
L
33
PMT
PMT
OutCloseness 0.6437
2
Suswandi, SE
L
37
PMT
PMT
0.5752
3
Risa, S.PT
P
33
PP
BPP Air Pikat
0.4828
4
Suyamto
L
51
PP
BPP Pal VIII
0.4702
5
Busroni, A.Md
L
31
PMT
PMT
0.4621
6
Surono, A.md
L
50
PP
BPP Air Pikat
0.4544
7
Hanif Suryanto, SST
L
34
PP
BPP Durian Mas
0.4096
8
Susi Herawati
P
38
PP
0.4096
9
Herlina, S.ST
P
34
PP
BPP Tanjung Agung BPP Air Duku
No
0.4005
10
Novita Yuliani, SP
P
29
PP
BPP Air Duku
0.3947
Keterangan: Hasil Perhitungan Out-Closeness Centrality Program PUAP lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.29
Hasil perhitungan nilai out-closeness centrality pada tabel 4.30, didapat informasi actor/node yang memiliki nilai out-closeness tertinggi diantaranya (1) Bambang P.T, STP dengan nilai 0.4381, (2) Suswandi, SE dengan nilai 0.4047, dan (3) Risa, S.PT dengan nilai 0.4828, dengan demikian, ketiga actor/nodes tersebut merupakan actor/node yang memiliki kemudahan untuk dipengaruhi actor/node lain (kecendrungan dapat dipengaruhi), dalam penyebaran informasi dalam network. 4.3.3 Melihat peranan aktor yang menghubungkan aktor dengan aktor lain dalam pelaksanaan program PUAP Pendekatan betweenness berpandangan bahwa seseorang (actor/node) yang lebih sentral/lebih penting jika ia sebagai; (1) Perantara/transmisi informasi dalam suatu jaringan, (2) Seberapa banyak arus informasi yang terganggu atau harus membuat jalan memutar lagi jika seseorang berhenti menyampaikan informasi atau menghilang dari jaringan, (3) Sampai sejauh mana mungkin seseorang mengontrol arus informasi karena kedudukannya dalam jaringan. Actor/nodes yang meiliki nilai betweenness tinggi/sentral dalam jaringan tergantung pada sejauh mana actor/node tersebut diperlukan sebagai link/penghubung dalam rantai jaringan yang memfasilitasi penyebaran informasi dalam jaringan.
4.3.3.1 Betweenness Centrality Dari Seluruh Data Sampel. Hasil dari visualisasi betweenness centrality dapat dilihat pada gambar 4.18 yang merupakan visualisasi dari seluruh data sampel yang di peroleh yaitu dari total 95 responden.
Gambar 4.18 Visualisasi Betweenness Centrality Dari Seluruh Data Sampel
Dari visualisasi jaringan diatas didapat hasil perhitungan betweenness centrality yang memiliki nilai berkisar 0 - 0.34, seperti yang ditunjukkan pada nilai betweeness, di Tabel 4.31
Tabel 4.31 Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality Measures Mean Std.Dev. Min Max Network Node Betweenness Centrality Index
Value 0.015 0.049 0 0.34 32.836%
Tabel 4.32 Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality No
Nama
Sex
Age
Bidang
Status
Lembaga
Betweenness
1
Busroni, A.Md
L
31
PMT
PUAP
PMT
0.34
2
Bambang P T, STP
L
33
PMT
PUAP
PMT
0.3078
3
Suswandi, SE
L
37
PMT
PUAP
PMT
0.1373
4
Herlina, S.ST
P
34
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.0829
5
Risa, S.PT
P
33
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.0771
6
Rindra Purnama, SP
L
55
Ka BPP
NON
BPP Lubuk Ubar
0.0537
7
Suyamto
L
51
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.0434
8
Surono, A.md
L
50
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.0355
9
Soleman, SP
L
50
Ka BPP
NON
BPP Air Duku
0.0321
10
Arben. K
L
48
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.0248
Keterangan: Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.32
Sentralisasi network (Network Centralization Index) yang rendah, yakni sebesar 32.836%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa secara struktural, tidak terdapat kemampuan/power yang besar dalam jaringan ini. Actor/nodes seperti Busroni, A.Md, Bambang P.T, STP dan Suswandi, SE terlihat memiliki kekuatan secara struktural untuk menjadi fasilitator komunikasi dalam jaringan program PUAP. Ketiga aktor tersebut juga secara struktural dianggap „berbeda‟ dari populasi yang ada. Mereka juga bisa dianggap sebagai „dealmakers‟ (yang membuat sesuatu bisa terlaksana/terjadi). Namun fungsi ketiga actor/nodes tersebut sebagai PMT yang melakukan pengawasan, pengawalan dan pembinaan
dalam
pelaksanaan
program
PUAP
dengan
kemampuan/power yang besar dalam jaringan ini dianggap normal, disisi lain ada actor/node dengan nilai betweeness cukup tinggi seperti Herlina, S.ST, Risa, S.PT, Herlina, S.ST dan Rindra Purnama, SP, mereka secara struktural dapat untuk menjadi fasilitator komunikasi dalam jaringan program PUAP.
4.3.3.2 Betweenness Centrality Dari Program PUAP. Hasil dari visualisasi betweenness centrality dapat dilihat pada gambar 4.19 yang merupakan visualisasi dari program PUAP dari total 59 responden.
Gambar 4.19 Visualisasi Betweenness Centrality Dari Program PUAP
Jaringan pada program PUAP memiliki nilai betweenness centrality berkisar 0 - 0.422, seperti yang ditunjukkan pada nilai betweeness, di Tabel 4.33 Tabel 4.33 Hasil Perhitungan Betweenness Centrality Dari Program PUAP Measures Mean Std.Dev. Min Max Network Node Betweenness Centrality Index
Value 0.025 0.08 0 0.422 40.405%
Tabel 4.34 Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality Dari Program PUAP No
Nama
Sex
Bidang
Lembaga
1
Busroni, A.Md
L
Age 31
PMT
PMT
Betweenness 0.4221
2
Bambang Pujo Tarmoko, STP
L
33
PMT
PMT
0.4155
3
Suswandi, SE
L
37
PMT
PMT
0.2057
4
Risa, S.PT
P
33
PP
BPP Air Pikat
0.0812
5
Herlina, S.ST
P
34
PP
BPP Air Duku
0.0604
6
Suyamto
L
51
PP
BPP Pal VIII
0.0522
7
Surono, A.md
L
50
PP
BPP Air Pikat
0.0384
8
Arben. K
L
48
PP
BPP Pal VIII
0.0305
9
Suwoto
L
45
PP
0.0168
Putudadi Triatmajasari
L
52
PP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Mojorejo
10
0.0166
Keterangan: Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality lengkap dapat dilihat pada lampiran Tabel 4.34
Sentralisasi network (Network Centralization Index) yang rendah, yakni sebesar 40.405%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa secara struktural, tidak terdapat kemampuan/power yang besar dalam jaringan ini. Actor/nodes seperti Busroni, A.Md, Bambang P.T, STP dan Suswandi, SE terlihat memiliki kekuatan secara struktural untuk menjadi fasilitator komunikasi dalam jaringan program PUAP. Ketiga aktor tersebut juga secara struktural dianggap „berbeda‟ dari populasi yang ada. Mereka juga bisa dianggap sebagai „dealmakers‟ (yang membuat sesuatu bisa terlaksana/terjadi). Namun fungsi ketiga actor/nodes tersebut sebagai PMT yang melakukan pengawasan, pengawalan dan pembinaan
dalam
pelaksanaan
program
PUAP
dengan
kemampuan/power yang besar dalam jaringan ini dianggap normal, disisi lain ada actor/node dengan nilai betweeness cukup tinggi seperti Risa, S.PT, Herlina, S.ST dan Suyamto, mereka secara struktural dapat untuk menjadi fasilitator komunikasi dalam jaringan program PUAP.
4.4
Peran Media Komunikasi Dalam Mendukung Knowledge Sharing dan Knowledge Building Pada Pelaksanaan Program PUAP Peranan, pengaruh dan keterhubungan actor/nodes dalam
sebuah
jaringan
(social
network)
memungkinkan
terjadinya
knowledge sharing karena adanya upaya individu (node/actor) untuk mentransfer data, informasi dan pengetahuan (knowledge) mereka kepada orang lain dalam organisasi (Dixon, 2000), untuk mendukung
proses
tersebut
membutuhkan
peranan
media
komunikasi yang efektif. Pada bagian ini hendak dipaparkan gambaran media komunikasi yang digunakan dalam jaringan, dengan menggunakan 2-mode degree network yang didapat dari wawancara dan kuisioner dengan total 95 responden, Gambar 4.20 hasil visualisasi peranan dan penggunaan media komunikasi.
Gambar 4.20 Visualisasi 2- Mode Degree Network Media Komunikasi
Hasil visualisasi 2-mode degree network sebagai representasi dari penggunaan media komunikasi dalam mendukung knowledge sharing
yang paling sering digunakan dalam penyampaian dan
penerimaan informasi adalah penggunaan HP (handphone-audio), seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.36, nilai degree paling tinggi dari pengukuran 2-mode degree yaitu 80, dapat dikatakan bahwa media komunikasi yang paling sentral dalam jaringan (social network) dalam melakukan knowledge sharing adalah penggunaan hp(handphone-audio).
Selanjutnya
media
komunikasi
yang
menempati posisi kedua adalah pemanfaatan sms (short message service), dengan nilai degree (48) dan media yang jarang digunakan adalah penggunaan social media dan chat. Tabel 4.35 Hasil Perhitungan 2-Mode Network Media Komunikasi Measures Mean Std.Dev. Min Max
Value 23.875 27.41 0 80
Tabel 4.36 Hasil Perhitungan 2-Mode Network Degree Media Komunikasi No
Media
1
HP
Degree 80
2
SMS
48
3
Rapat
39
4
Diskusi
18
5
Workshop
5
6
E-Mail
1
7
Chat
0
8
Social Media
0
Gambar 4.21 Visualisasi 2- Mode Eigenvector Centrality Media Komunikasi
Gambar 4.21 Hasil visualisasi 2- Mode Eigenvector Centrality seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.37, nilai Eigenvector paling tinggi dari pengukuran 2- Mode Eigenvector Centrality penggunaan hp(handphone-audio) yaitu 0.7684, dapat dikatakan bahwa media komunikasi yang paling sentral dalam jaringan (social network) dalam
mendukung
hp(handphone-audio),
knowledge
sharing
selanjutnya
media
adalah
penggunaan
komunikasi
yang
menempati posisi kedua adalah pemanfaatan sms (short message service), dengan nilai Eigenvector 0.5001 dan media yang jarang digunakan adalah penggunaan social media dan chat.
Tabel 4.37 Hasil Perhitungan 2-Mode Node Eigenvector Centrality Media Komunikas Measures Mean Std.Dev. Min Max
Value 0.096 0.036 0.003 0.158
Tabel 4.38 Hasil Perhitungan 2-Mode Eigenvector Centrality Kategori Media Komunikas Measures Mean Std.Dev. Min Max
Value 0.096 0.27 0 0.768
Tabel 4.39 Hasil Perhitungan 2-Mode Eigenvector Centrality Kategori Media Komunikas Eigenvector Centrality
No
Media
1
HP
0.7684
2
SMS
0.5001
3
Rapat
0.3751
4
Diskusi
0.1325
5
Workshop
0.0334
6
E-Mail
0.0134
7
Chat
0
8
Social Media
0
Dari masing-masing penilaian hasil analisis, baik dari nilai degree dan eigenvector, penggunaan media komunikasi yaitu hp (handphone-audio) bisa dikategorikan sebagai media utama yang digunakan secara menyeluruh dalam network dalam mendukung knowledge sharing, sementara saluran yang memiliki nilai paling kecil adalah media social media dan chat yang mengindikasikan bahwa media tersebut jarang digunakan oleh actor/nodes dalam menyampaikan ataupun menerima informasi. Berdasarkan hasil analisa dapat dilihat bahwa komunikasi yang terbangun, terkait dengan knowledge sharing dalam jaringan, sebagian besar melalui media telekomunikasi seperti handphone dan sms sedangkan rapat, seminar, workshop ataupun diskusi memiliki intensitas yang rendah (kurang), dengan demikian knowledge sharing yang terbangun antar actor/nodes cukup efektif dalam
memilih media komunikasi, namun dilihat dari kompleksitas permasalahan dalam program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong maka media komunikasi seperti rapat, seminar, workshop dan diskusi
masih
sangat
diperlukan
untuk
dapat
menjawab
permasalahan komplek yang dihadapi dalam kesinambungan pelaksanaan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong.
4.5
Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan di Kabupaten Rejang Lebong Dengan sejalannya perkembangan program Pengembangan
Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kabupaten Rejang Lebong yang telah dimulai tahun 2008 dengan penyaluran dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) kepada Gapoktan berupa penguatan permodalan yang digunakan untuk mendukung (1) Budidaya tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, (2) Usaha non budidaya meliputi usaha industri rumah tangga pertanian, pemasaran skala kecil dan usaha lain berbasis pertanian. Untuk meningkatkan kinerja dari program PUAP terutama Gapoktan PUAP telah banyak difasilitasi, seperti penyediaan tenaga Penyelia
Mitra
Tani
(PMT),
penyuluh
pendamping
(PP),
pendampingan teknologi oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), pembinaan oleh provinsi dan kabupaten. Gapoktan PUAP merupakan kelembagaan yang mengelola dana bantuan Kementerian Pertanian sebesar 100 juta rupiah untuk penguatan modal, agar anggota Gapoktan dapat mengembangkan usaha ekonomi produktif bidang agribisnis, tabel 4.40 dapat dilihat pada lampiran, merupakan data penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang telah di
salurkan pemerintah kepada Gapoktan dan kelompok tani (Poktan) di Kabupaten Rejang Lebong.
4.5.1 Permasalahan Dalam Pelaksanaan Program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong. Hasil dari identifikasi berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara yang telah dilaksanakan dengan responden staff BP4K, staff BPP, penyuluh pendamping (PP) dan Penyelia Mitra Tani (PMT) dengan total 95 responden, mengenai pandangan mereka tentang faktor pendukung atau penghambat yang mempengaruhi keberlanjutan pelaksanaan program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong yang telah berjalan dari tahun 2008 dan tantangan dimasa mendatang didapatkan bebrapa faktor yang menjadi penghambat keberhasilan pelaksanaan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong (RL) yang dapat menjadi acuan atau cerminan dari pelaksanaan program PUAP secara nasional. Faktor penghambat keberhasilan pelaksanaan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong dalam pelaksanaan dan keberlanjutan program PUAP dimasa akan datang diantaranya: 1) Teknis awal penyaluran BLM PUAP ke Gapoktan dan kelompok tani (Poktan) tidak tepat sasaran baik pemilihan kelompok penerima bantuan kurang selektif, penyaluran BLM ke Gapoktan penerima dana rata-rata kelompok tani yang baru dibentuk (dibentuk karena ada bantuan). 2) Tidak tertibnya administrasi, manajemen Gapoktan dan kelompok tani (Poktan) dalam mengelola keuangan menyebabkan Gapoktan tidak mampu mengkoordinasi
anggotanya
dan
anggota/kelompok
didukung tani
kurangnya
(Poktan)
kepercayaan
terhadap
pengurus
Gapoktan. 3) Tingkat kesunguhan anggota untuk mengembalikan kredit (kredit macet) masih rendah dan didukung dengan pengurus Gapoktan tidak tegas melakukan penagihan kepada anggotanya dan rendahnya kesadaran kelompok petani (Poktan) untuk mengembalikan pinjaman. 4) BLM PUAP yang telah disalurkan kepada kelompok tani (Poktan)
digunakan
untuk
kebutuhan
konsumtif,
pemahaman anggota akan penyaluran BLM yang dianggap dana hiba dan tidak ada kewajiban untuk mengembalikan, hal ini merupakan penghambat untuk perkembangan dana PUAP di Gapoktan. 5) Ketidak
mampuan
Gapoktan
mengembangkan
dan
meningkatkan BLM PUAP yang telah diberikan. 6) Dukungan Penyuluh pendamping (PP) yang dirasa kurang memberikan arahan, terobosan dan penerapan inovasi teknologi dalam pengembangan usaha kelompok tani (Poktan), disebabkan oleh kurangnya pelatihan, pembinaan dan memperkenalkan kepada penyuluh pendamping (PP) akan perkembangan inovasi teknologi baru. 7) Kurangnya pengawasan, pembinaan baik dari tingkat kabupaten maupun provinsi secara kontinu, menyebabkan beberapa pengurus Gapoktan maupun anggota tidak memahami pelaksanaan, tujuan dan sasaran program
PUAP,
serta
didukung
rendahnya
SDM
pengurus
Gapoktan. 8) Kurangnya peranan Penyelia Mitra Tani (PMT) dalam melakukan pengawasan, pengawalan dan pembinaan Gapoktan dan kelompok tani (Poktan) dalam meningkatkan kinerja usaha dan jumlah dana keswadayaan sehingga tumbuh menjadi lembaga ekonomi petani atau lembaga keuangan mikro. PMT hanya berperan dalam membuat laporan perkembangan pelaksanaan PUAP. 9) Faktor politis dan sosial budaya masyarakat dilihat dari tidak independen dan trasparan dalam pengambilan keputusan peyaluran bantuan BLM PUAP (karena ada intervensi/tekanan kecenderungan
dari dalam
aparat
pemerintahan)
penyaluran
karena
dana
lebih
memprioritaskan anggota keluarga.
4.5.2 Strategi
Peningkatan
Kinerja
Program
PUAP
di
Kabupaten Rejang Lebong Sejalan
dengan
perkembangan
pelaksanaan
program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dikabupaten Rejang Lebong (RL) dimulai tahun 2008 dengan penyaluran dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) kepada Gapoktan berupa penguatan permodalan yang digunakan untuk (1) Budidaya tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan. (2) Usaha non budidaya meliputi usaha industri rumah tangga pertanian, pemasaran skala kecil dan usaha lain berbasis pertanian, dengan pendekatan yang telah dilaksanakan diharapkan akan menghasilkan resultan
penting, sekaligus sebagai indikator utama keberhasilan program PUAP seperti (1) pemberdayaan Gapoktan (2) bantuan modal kerja untuk usaha produktif, (3) agribisnis, (4) wilayah, (5) kelembagaan dan
(6)
pemberdayaan
masyarakat
secara
partisipatif.dalam
meningkatkan kinerja telah banyak difasilitasi, seperti penyediaan tenaga Penyelia Mitra Tani (PMT), penyuluh pendamping (PP), pendampingan teknologi oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), pembinaan oleh provinsi dan kabupaten. pengembangan program penajaman
PUAP serta
ditempuh
melalui
pemantapan
arah
fasilitasi
pendampingan,
pengembangan
ekonomi
masyarakat berbasis potensi sumberdaya pertanian setempat, dengan strategi membeikan fasilitasi modal usaha lewat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai lembaga ekonomi yang dikelola dan dimiliki petani. Gapoktan yang akan dijadikan sasaran pemberian modal usaha adalah Gapoktan yang memiliki usaha produksi dan pemasaran, dan unit usaha simpan pinjam. Disisilain analisis peran aktor dari seluruh stakeholder Program PUAP menjadi langkah yang relevan. Untuk menemukan strategi dalam peningkatan kinerja pelaksanaan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong (RL) perlu Pemahaman (memahami) keterhubungan atau konetivitas dari aktor-aktor dalam jaringan (pelaksanaan program PUAP), serta peran dari aktor dalam jaringan menjadi kebutuhan dalam rangka penyusunan strategi dan perencanaan kerja dari tahapan program PUAP demi kesinambungan pelaksanaan program dimasa yang akan datang (menemukan strategi yang tepat). Berangkat dari Pemikiran jaringan (network thinking), yang menjadi penyumbang terhadap pandangan dan kontribusi terkait
kekuatan sosial (social power), bahwa seorang aktor yang memiliki „power,‟ maka aktor tersebut memiliki „dominasi‟ bagi aktor yang lainnya. Power/kekuatan seorang aktor merupakan ketergantungan dari aktor-aktor lain yang berhubungan dengannya, demikian juga sebaliknya. Peran dan Kontribusi dari seorang aktor dalam program PUAP, seperti Busroni, A.Md (PMT), Bambang P.T (PMT), STP, dan Suswandi, SE (PMT) perlu titingkatkan dan dikembangkan dikarenakan peranan ketiga aktor tersebut sebagai Penyella Mitra Tani (PMT) berperan melakukan supervisi dan advokasi proses penumbuhan kelembagaan kepada Gapoktan melalui Penyuluh Pendamping(PP) serta melakukan pendampingan bagi Gapoktan PUAP yang telah berhasil meningkatkan kinerja usaha dan jumlah dana keswadayaan sehingga tumbuh menjadi lembaga ekonomi petani atau lembaga keuangan mikro dapat menjadi rasionalisasi bahwa jaringan sosial yang terbentuk memiliki kekuatan sosial dan interaksi yang ada merupakan modal social (social capital) yang baik. Perlu dilihat peran kontribusi aktor-aktor yang lain yang muncul (memiliki potensi power/memberikan pengaruh) dari analisis jaringan (social Network Analisys) seperti Rindra Purnama, SP (Kepala BPP Lubuk Ubar), Andi Siswanto, SP (Kepala BPP Pal VIII), Arben. K (Penyuluh Pendamping Pal VIII) yang kedepatnya berlu ditingkatkan koordinasi dan pengarunya untuk meningkatkan pelaksanaa Program PUAP ditingkat kelembagaan terutama di tingkat wilayah kerja Balai Penyuluh Pertanian (BPP), tabel 4.41 menjelaskan aktor-aktor yang memiliki peran dan kontribusi (social power) pada program PUAP dikabupaten Rejang Lebong (RL).
Tabel 4.41 Data Aktor-aktor dengan Power, Pengaruh dan Dominasi Yang Memiliki Potensi
5 6
Total 95 Responden (Kombunasi) Power Busroni, A.Md (PMT) Bambang P.T, STP (PMT) Suswandi, SE (PMT) Rindra Purnama, SP (Ka BPP Lubuk Ubar) / (Potensi) Andi Siswanto, SP (Ka BPP Pal VIII) / (Potensi) Amran, SP (PP BPP Kesambe Lama) / (Potensi)
7
Arben. K (PP BPP Pal VIII) / (Potensi)
No 1 2 3 4
Total 59 Responden (PUAP) Power Bambang P.T, STP (PMT) Busroni, A.Md (PMT) Suswandi, SE (PMT) Arben.K (PP BPP Pal VIII) / (Potensi) Umar Ibrahim, SST (PP BPP Air Pikat) Herlina, S.ST (PP BPP Air Duku) / (Potensi) Risa,ST (PP BPP Air Pikat) / (Potensi)
Sebagai aktor yang memiliki potensi serta cukup berpengaruh dalam network, akibat dari kemampuan dan kemauannya untuk bertukar informasi, berdasarkan tabel 4.41 mereka memiliki kekuatan secara struktural untuk menjadi fasilitator komunikasi. Dengan demikian, mereka adalah aktor dominan dan aktor penting dalam pengembangan program PUAP. Dengan asumsi bahwa entitas informasi merupakan suatu peluang (opportunity) guna peningkatan kinerja, maka dalam kerangka
peningkatan
pelaksanaan
program
PUAP
seperti
pemberdayaan Gapoktan, bantuan modal kerja untuk usaha produktif dan pemberdayaan masyarakat secara partisipatif, perlu difasilitasi terkait dengan memperoleh informasi-informasi penting yang dibutuhkan untuk peningkatan kinerjanya seperti peluang pemasaran hasil produksi pertanian (peluang pasar) dan penerapan inovasi teknologi dalam pengembangan usaha dari kelompok tani (perlu ditingkatkannya pelatihan, pembinaan dan pendampingan). Selain itu, hubungan antar aktor-aktor yang terjadi dalam jaringan pelaksanaan program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong (RL) memiliki kecenderungan merupakan hubungan yang lemah (weak ties), meskipun mayoritas informasi atau peluang yang
mengalir pada individu sebagai anggota masyarakat adalah melalui weak ties, namun kondisi yang demikian juga perlu memperhatikan media komunikasi yang digunakan dalam interaksi oleh para aktor. Saluran Media komunikasi yang digunakan, perlu juga harus menjadi pertimbangan, terutama yang memiliki kekayaan informasi terkait dengan kapasitas data yang dimiliki oleh saluran informasi. Sebagian besar dari media komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan program PUAP belum cukup efektif karena media sentral yang digunakan belum secara efektif dapat mendukung begitu
kompleknya
permasalahan
yang
di
hadapi
dalam
kesinambungan pelaksanaan program PUAP dimasa akan datang.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan untuk menjawab persoalan penelitan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal seperti: 1)
Hubungan antar aktor-aktor yang terjadi dalam jaringan pelaksanaan program PUAP di Kabupaten Rejang Lebong (RL) memiliki kecenderungan merupakan hubungan yang lemah (weak ties)
2)
Aktor-aktor yang memiliki peran, pengaruh dan kontribusi dalam pelaksanaan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong (RL), seperti Busroni, A.Md (PMT), Bambang P.T (PMT), STP, dan Suswandi, SE (PMT) perlu titingkatkan dan dikembangkan dikarenakan peranan ketiga aktor tersebut sebagai Penyelia Mitra Tani (PMT) diharapkan berperan penting dalam melakukan supervisi dan advokasi proses penumbuhan kelembagaan kepada Gapoktan beserta (bekerja sama) Penyuluh Pendamping(PP) serta melakukan pendampingan bagi Gapoktan PUAP yang telah berhasil
meningkatkan
kinerja
usaha
dan
jumlah
dana
keswadayaan sehingga tumbuh menjadi lembaga ekonomi petani atau lembaga keuangan mikro dapat menjadi rasionalisasi bahwa jaringan sosial yang terbentuk memiliki kekuatan sosial dan interaksi yang ada merupakan modal sosial (social capital) yang baik. 3)
Perlu dilihat kembali peran dan kontribusi aktor-aktor yang lain yang muncul (yang memiliki potensi power/pengaruh) dari analisis jaringan (social Network Analisys) seperti Rindra
Purnama, SP (Ka BPP Lubuk Ubar) , Andi Siswanto, SP (Ka BPP Pal VIII), Amran, SP (PP BPP Kesambe Lama) / (Potensi), Arben. K (PP BPP Pal VIII) / (Potensi), Umar Ibrahim, SST (PP BPP Air Pikat), Herlina, S.ST (PP BPP Air Duku) dan Risa,ST (PP BPP Air Pikat) / (Potensi) yang kedepatnya berlu ditingkatkan koordinasi, peran dan pengarunya (social power) untuk meningkatkan pelaksanaa Program PUAP ditingkat kelembagaan terutama di tingkat wilayah kerja Balai Penyuluh Pertanian (BPP). 4)
Peranan media komunikasi yang paling sering digunakan dalam mendukung knowledge sharing yang paling sering digunakan dalam penyampaian dan penerimaan informasi sebagian besar melalui media telekomunikasi seperti pengunaan handphone (HP) dan short message services (SMS) sedangkan rapat, seminar, workshop ataupun diskusi memiliki intensitas yang rendah (kurang), dengan demikian knowledge sharing yang terbangun antar actor/nodes cukup efektif dalam memilih media komunikasi, namun dilihat dari kompleksitas permasalahan dalam program PUAP di kabupaten Rejang Lebong maka media komunikasi seperti rapat, seminar, workshop dan diskusi masih sangat diperlukan untuk dapat menjawab permasalahan komplek yang dihadapi dalam kesinambungan pelaksanaan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong.
5)
Berdasarkan
hasil
pemetaan
yang
dilakukan
dengan
menggunakan Social Network Analysis (SNA), dapat disusun sebuah strategi dalam jaringan social (social network) program PUAP, dilihat secara keseluruhan pengaruh dan peran aktor-aktor dalam
jaringan
yang
cenderung
lemah,
serta
peranan/pemanfaatan media komunikasi yang digunakan dapat disusun beberapa strategi, antara lain :
-
Perlu
meningkatkan
intensitas
dan
frekuensi
interaksi/hubungan dari seluruh stakeholder dalam jaringan pengembangan pelaksanaan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong (RL). -
Lemahnya hubungan (weak ties) antar aktor dalam jaringan (social network) program PUAP, maka perlu di optimalisasi peran, pengaruh dan kontribusi dari aktor-aktor sentral maupun aktor-aktor yang memiliki pengaruh potensial yang muncul dalam jaringan.
-
Dilihat dari kompleksitas permasalahan dalam program PUAP
di
kabupaten
Rejang
Lebong
maka
media
komunikasi seperti rapat, seminar, workshop dan diskusi masih sangat diperlukan dan ditingkatkan untuk dapat menjawab permasalahan komplek yang dihadapi dalam kesinambungan pelaksanaan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong (RL).
5.2 Saran Dalam rangka menindaklanjuti hasil kajian yang telah dilaksanakan, beberapa hal perlu dilakukan sebagai saran bagi pemangku kepentingan dalam pelaksanaan dan kesinambungan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong (RL) di masa akan datang, antara lain: 1)
Masih lemahnya hubungan dalam jaringan sosial (social network) pelaksanaan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong (RL), sejalan dengan pemetaan dan analisis (social network
analysis)
diperlukan
peningkatan
pengawasan,
pembinaan, koordinasi antara Penyelia Mitra Tani (PMT), Penyuluh Pendamping (PP), pengurus Gapoktan, kelompok tani (Poktan) dan dukungan pemeritah baik ditingkat kabupaten
maupun provinsi secara kontinu, dengan memberikan arahan, pelatihan, pembinaan, terobosan dan penerapan inovasi teknologi (perkembangan inovasi teknologi baru) dalam pengembangan usaha kelompok tani (Poktan). 2)
Perlu
peningkatan
komunikasi
dalam
dan
dikembangkannya
mendukung
knowledge
suatu
media
sharing
antar
stakeholder dalam jaringan sosial (social network) program PUAP,
hal
ini
dimaksudkan
agar
memperkuat
hubungan/koordinasi dalam jaringan antar aktor-aktor yang cenderung lemah, dilihat dari kompleksitas permasalahan dalam program PUAP di kabupaten Rejang Lebong maka media komunikasi seperti rapat, seminar, workshop dan diskusi masih sangat diperlukan dan ditingkatkan untuk dapat menjawab permasalahan komplek yang dihadapi dalam kesinambungan pelaksanaan program PUAP di kabupaten Rejang Lebong (RL) di masa akan datang.
5.3 Keterbatasan Penelitian Dalam pelaksanaan/melakukan penelitian pemetaan jaringan social (social network) pada pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan di kabupaten Rejang Lebong (RL), masih didapat banyak keterbatasan, seperti berikut ini: 1)
Pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan masih menggunakan sampel, meskipun proses sampling yang dilakukan diupayakan agar tetap dapat mewakili populasi dari obyek amatan.
2)
Pemilihan penggunaan media komunikasi sebagai variabel amatan dalam penelitian, merupakan sebagaian kecil dari kompleksitas permasalahan yang ada dalam hubungan antar aktor dalam jaringan pelaksanaan program PUAP.
5.4 Rekomendasi Penelitian Keterbatasan penelitian yang telah dipaparkan dan dijelaskan sebelumnya, maka rekomendasi bagi penelitian selanjutnya yang sejenis dapat mempertimbangkan hal sebagai berikut ini: 1) Penelitian yang dilaksanakan harus dapat melihat secara luas populasi dari obyek penelitian, yakni seluruh stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan program PUAP seperti memperluas wilayah cangkupan operasional dalam pelaksanaa PUAP baik dari tingkat wilayah kerja Balai Penyuluh Pertanian (BPP) baik ditingkat
kecamatan
sampai
tingkat
desa-desa,
hal
ini
dimaksudkan agar hasil dari penelitian dapat lebih mendalam untuk melihat persoalan yang ada dalam hubungan/interaksi dalam jaringan social (social network). Meskipun diyakini pemilihan populasi dalam penelitian sejenis, akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. 2) Pengkajian terhadap hubungan antar aktor-aktor perlu dilakukan dengan mengukur parameter dan isu-isu tertentu dalam kurun waktu tertentu seperti memperhatikan pengaruh politik, ekonomi dan sosial budaya masyarakat setempat (social capital), perlu dilakukan agar diperoleh informasi hubungan antar aktor-aktor dalam jaringan sosial (social network) yang lebih mendalam.
Daftar Pustaka
Agusyanto, Ruddy, 2010. Fenomena Dunia Mengecil - Rahasia Jaringan Sosial. Institute Antropologi Indonesia. An Fengjie, Qiao Fei and Chen Xin, 2004, Knowledge Sharing and Web-Based Knowledge-Sharing Platform. IEEE International Conference on E-Commerce Technology for Dynamic EBusiness (CEC-East'04), 278-281. Bereiter, C. 2002, Education and mind in the knowledge age. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates. Carrington,PJ,. Scott,J and Wasserman,S., 2005, Models and Methods in Social Network Analysis, United States of America,Cambridge University Press, New York. Chen,W, 2009. Social Network Analysis Supporting Collaborative Knowledge Building. International Workshop on Social Informatics. Coakers, A, Granados, 2010, Knowledge Management, Strategy, and Technology: a Global Snapshot. Daly & Haahr, 2007. Social Network Analysis for Routing in Disconnected Delay-Tolerant, MANETs ACM 978-1-59593684-/07/0009. Dixon, N. D, 2000, Common Knowledge: How Companies Thrive by Sharing What They Know. Boston, MA: Harvard Business School Press. Doytsher, Yerach. Galon, Ben. Kanza, Yaron., 2012, Querying Socio-spatial Networks on the World-Wide Web. International
World Wide Web Conference Committee (IW3C2), ACM 978-1-4503-1229-5/12/04, Lyon, France. Everett,Martin G and Borgatti,Stephen P, Extending Centrality (p57) Filemon A. and Uriarte, JR, 2008, Introduction to Knowledge Management, ASEAN Foundation, Jakarta, Indonesia. Hanneman, Robert A. and Mark Riddle. 2005. Introduction to social network methods. California,
Riverside
Riverside, CA:
(published
in
University of
digital
form
at
http://faculty.ucr.edu/~hanneman/ ) J. L. Moreno, 1960, The Sociometry Reader, Glencoe, III: The Free Press, p. 35. Kadushin, Charles, 2004. Introduction to Social Network Theory. Lee, Pei-Chun, Ning, Hsin and Shang Wua, Su,Feng-, 2010, Quantitative mapping of patented technology,The case of electrical conducting polymer nanocomposite, Technological Forecasting & Social Change 77, 466–478. Leitner, H., E. Sheppard, and K. M. Sziarto. 2008. The spatialities of contentious politics. Transactions of the Institute of British Geographers 33 (2): 157–72. Liao, K, and Xiong. H, 2011, Study on Knowledge Sharing of Community of Practice Based on Social Network Perspective. Scientific Research. Lubell, M and Fulton, A, 2007, Local Policy Networks and Agricultural Watershed Management. JPART 18:673–696. M. Granovetter, 1978, Introduced the concept of threshold as the percentage of previous adopters in a person’s ego-network in
“Threshold models of collective behavior”. American Journal of Sociology 83, 1420-43. McInerney, Clare. 2002, Knowledge management and the dynamic nature of knowledge. Journal of the American Society for Information. Nooy, DE, Wouther, Mrvar, Andrej, and Batagelj, Vladimir, 2005, Exploratory Network Analysis with Pajek, Cambridge University Press. Pryke, S, 2004, Analysing exploring
construction
project
coalitions:
the application of social network analysis. In
Construction Management and Economics, Vol. 22, No. 8, London: Routledge. Small, C. T., & Sage, A. P. 2005/2006, Knowledge management and knowledge sharing: a review. Information Knowledge Systems Management, 5, 153-169. Trauger, A, 2009, Social agency and networked spatial relations in sustainable agriculture. Royal Geographical Society.117–128. Tsvetovat. Maksim and Kouznetsov, Alexander, 2011, Social Network Analysis For Startups, O‟Reilly Media, Inc., 1005 Gravenstein Highway North, Sebastopol, CA 95472 , United States of America. Wasserman, S, and Faust, K., 1994. Social Network Analysis: Methods and Applications. Cambridge University Press. Wellman, B, 1997, An electronic group is virtually a social network. In S. Kiesler (Ed.), Culture of the Internet, Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum.
Lampiran
1.
Lampiran 1 Tabel 4.1 Data Responden pada program PUAP berdasarkan Usia, Bidang, Status dan Kelembagaannya. Tabel 4.1
Data Responden pada program PUAP berdasarkan Usia, Bidang, Status dan Kelembagaan. No
Nama
Sex
Age
Bidang
Status
Lembaga
1
Dadang Rahmat
L
51
Staff
NON
BP4K
2
Disran, SP
L
51
Staff
NON
BP4K
3
Eko Sutarto
L
49
Staff
NON
BP4K
4
Maryazik
L
55
Staff
NON
BP4K
5
Maryono, S.Hut
L
44
Staff
NON
BP4K
6
Rusli, SP
L
59
Staff
NON
BP4K
7
Yuswanto, SP
L
51
Staff
NON
BP4K
8
Soleman, SP
L
50
Ka BPP
NON
BPP Air Duku
9
Zainal Abidinsyah, SP
L
49
PP
NON
BPP Air Duku
10
Herlina, S.ST
P
34
PP
PUAP
BPP Air Duku
11
Lisda Liasuri, SP
P
42
PP
PUAP
BPP Air Duku
12
Novita Yuliani, SP
P
29
PP
PUAP
BPP Air Duku
13
Nurhidayati, SP
P
46
PP
PUAP
BPP Air Duku
14
Olivia Parvata, SP
P
29
PP
PUAP
BPP Air Duku
15
Riskon Trunajaya
L
36
PP
PUAP
BPP Air Duku
16
Darlis Susanti
P
34
Staff
NON
BPP Air Duku
17
Bujang Sastra, SP
L
50
Ka BPP
NON
BPP Air Pikat
18
Ayi Koswara, SPKP
L
48
PP
PUAP
BPP Air Pikat
19
Ir. Iming Juniarto
L
46
PP
PUAP
BPP Air Pikat
20
Mulyani, SPKP
P
49
PP
PUAP
BPP Air Pikat
21
Rigusman, S.ST
L
28
PP
PUAP
BPP Air Pikat
22
Risa, S.PT
P
33
PP
PUAP
BPP Air Pikat
23
Surono, A.md
L
50
PP
PUAP
BPP Air Pikat
24
Umar Ibrahim, SST
L
30
PP
PUAP
BPP Air Pikat
25
Jondedi Hidayat, SP
L
44
Staff
NON
BPP Air Pikat
26
Marsidi, SP
L
41
Staff
NON
BPP Air Pikat
27
Priyono Ananto
L
52
Staff
NON
BPP Air Pikat
28
Syafruddin, SP
L
50
Ka BPP
NON
BPP Bengko
29
Mamat Sutamat, SP
L
48
PP
PUAP
BPP Bengko
30
Musyadat
L
42
PP
PUAP
BPP Bengko
31
Sardi, A.Md
L
59
PP
PUAP
BPP Bengko
32
Yulius Suhaimi, S.PKP
L
52
PP
PUAP
BPP Bengko
33
Giato, SP
L
52
Staff
NON
BPP Bengko
34
M. Agus Margono, SP
L
50
Staff
NON
BPP Bengko
35
Sugiman, SP
L
58
Ka BPP
NON
BPP Durian Mas
36
Bambang Irawan, SP
L
36
PP
PUAP
BPP Durian Mas
37
Eko Maryanto, SP
L
48
PP
PUAP
BPP Durian Mas
38
Hanif Suryanto, SST
L
34
PP
PUAP
BPP Durian Mas
39
Jati Mulya, SP
L
48
PP
PUAP
BPP Durian Mas
40
Jati prianto, SP
L
46
PP
PUAP
BPP Durian Mas
41
Khanif Suryanto, SST
L
37
PP
PUAP
BPP Durian Mas
42
Ngadinah, A.md
P
48
PP
PUAP
BPP Durian Mas
43
Suparmin, A.Md
L
52
PP
PUAP
BPP Durian Mas
44
Suharyanto, SP
L
57
Ka BPP
NON
BPP Kesambe Lama
45
Beni Hidayat
L
38
PP
NON
BPP Kesambe Lama
46
Dasman T, SPKP
L
50
PP
NON
BPP Kesambe Lama
47
Else Damayanti. L, A.md
P
28
PP
NON
BPP Kesambe Lama
48
Nasrullah, STP
L
41
PP
NON
BPP Kesambe Lama
49
A. Roni Ansyori, SP
L
51
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama
50
Amran, SP
L
50
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama
51
Dwi Mariani A., A.md
P
35
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama
52
Jufrizal, A.md
L
43
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama
53
Bahtiar, SP
L
52
Staff
NON
BPP Kesambe Lama
54
Missaurina. H, SP
P
48
Staff
NON
BPP Kesambe Lama
55
P
28
Staff
NON
BPP Kesambe Lama
56
Riska Dewi Anggarini, A.md Rindra Purnama, SP
L
55
Ka BPP
NON
BPP Lubuk Ubar
57
Harneli, SP
P
32
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
58
Jamaris. Z, A.md
L
45
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
59
Jumhari
L
46
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
60
Lenni Maryanti, SP
P
30
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
61
Noven Vriananda, SPT
L
34
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
62
Ramelan, S.Pi
L
53
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
63
Suroto
L
52
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
64
Yenni, SPKP
P
31
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
65
Achmad Syafriansyah
L
39
Staff
NON
BPP Lubuk Ubar
66
EttyYulia, SP
P
58
Staff
NON
BPP Lubuk Ubar
67
Pastinhar, S.PKP
L
51
Staff
NON
BPP Lubuk Ubar
68
Suryadi, S.PKP
L
59
Staff
NON
BPP Lubuk Ubar
69
Gatot Sugeng Pramono, SP
L
50
Ka BPP
NON
BPP Mojorejo
70
Budi Wijaya, SP
L
56
PP
PUAP
BPP Mojorejo
71
Putudadi Triatmajasari
L
52
PP
PUAP
BPP Mojorejo
72
Ressi Afrianti, SP
P
36
PP
PUAP
BPP Mojorejo
73
Siharman
L
41
PP
PUAP
BPP Mojorejo
74
Sri Endang. A, SP
P
43
PP
PUAP
BPP Mojorejo
75
Suharti, SP
P
48
Ka BPP
NON
BPP Padang Ulak Tanding
76
Didi Darmadi, SST
L
36
PP
PUAP
BPP Padang Ulak Tanding
77
Suwoto
L
45
PP
PUAP
BPP Padang Ulak Tanding
78
Wilson Wijaya, SST
L
32
PP
PUAP
BPP Padang Ulak Tanding
79
Andi Siswanto, SP
L
49
Ka BPP
NON
BPP Pal VIII
80
Arben. K
L
48
PP
PUAP
BPP Pal VIII
81
Fitria Effendi
L
38
PP
PUAP
BPP Pal VIII
82
M. Ansyary
L
32
PP
PUAP
BPP Pal VIII
83
Mulyadi, S.PKP
L
49
PP
PUAP
BPP Pal VIII
84
Sarpintono, SP
L
43
PP
PUAP
BPP Pal VIII
85
Sudirman. H, SPKP
L
50
PP
PUAP
BPP Pal VIII
86
Suwadi, SP
L
36
PP
PUAP
BPP Pal VIII
87
Suyamto
L
51
PP
PUAP
BPP Pal VIII
88
Zamzami
L
50
PP
PUAP
BPP Pal VIII
89
Sunarto, S.PKP
L
54
Staff
NON
BPP Pal VIII
90
Suryana, SP
L
43
Ka BPP
NON
BPP Tanjung Agung
91
Didik Arisupeno, SST
L
45
PP
PUAP
BPP Tanjung Agung
92
Susi Herawati
P
38
PP
PUAP
BPP Tanjung Agung
93
L
33
PMT
PUAP
PMT
94
Bambang Pujo Tarmoko, STP Busroni, A.Md
L
31
PMT
PUAP
PMT
95
Suswandi, SE
L
37
PMT
PUAP
PMT
Total Responden
95 Orang
Sumber: Data kuisioner dan wawancara yang telah dilaksanakan.
2.
Lampiran 2 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan nodes Ego-Network Dari Seluruh Data Sampel Tabel 4.4 Hasil Perhitungan nodes Ego-Network Dari Seluruh Data Sampel
No
Nama
Sex
Age
Bidang
Status
Lembaga
Size
1 2 3 4 5
L L L L L
33 31 37 51 55
PMT PMT PMT Staff Ka BPP
PUAP PUAP PUAP NON NON
0.08 0.114 0.095 0.1 0.092
P L L L
33 59 48 57
PP Staff PP Ka BPP
PUAP NON PUAP NON
15 14 12 12
0.21 0.088 0.273 0.242
10 11 12 13
Andi Siswanto, SP Marsidi, SP Umar Ibrahim, SST Amran, SP
L L L L
49 41 30 50
Ka BPP Staff PP PP
NON NON PUAP PUAP
12 12 11 11
0.212 0.167 0.382 0.345
14
Jufrizal, A.md
L
43
PP
PUAP
11
0.327
15 16 17
Maryono, S.Hut Ir. Iming Juniarto Priyono Ananto
L L L
44 46 52
Staff PP Staff
NON PUAP NON
PMT PMT PMT BP4K BPP Lubuk Ubar BPP Air Pikat BP4K BPP Pal VIII BPP Kesambe Lama BPP Pal VIII BPP Pal VIII BPP Air Pikat BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BP4K BPP Air Pikat BPP Air Pikat
39 36 26 16 16
6 7 8 9
Bambang P T, STP Busroni, A.Md Suswandi, SE Dadang Rahmat Rindra Purnama, SP Risa, S.PT Rusli, SP Arben. K Suharyanto, SP
11 10 10
0.036 0.378 0.222
Density
18
L
50
Ka BPP
NON
BPP Mojorejo
10
0.133
19 20 21 22
Gatot Sugeng Pramono, SP Maryazik Yuswanto, SP Herlina, S.ST Nasrullah, STP
L L P L
55 51 34 41
Staff Staff PP PP
NON NON PUAP NON
10 10 9 9
0.044 0 0.417 0.333
23
Ramelan, S.Pi
L
53
PP
PUAP
9
0.222
24 25 26 27 28 29
Soleman, SP M. Ansyary Mulyadi, S.PKP Suyamto Nurhidayati, SP Sugiman, SP
L L L L P L
50 32 49 51 46 58
Ka BPP PP PP PP PP Ka BPP
NON PUAP PUAP PUAP PUAP NON
9 8 8 8 8 8
0.056 0.429 0.357 0.321 0.214 0.071
30 31 32
Rigusman, S.ST Sunarto, S.PKP Missaurina. H, SP
L L P
28 54 48
PP Staff Staff
PUAP NON NON
7 7 7
0.429 0.429 0.381
33 34 35 36
Surono, A.md Disran, SP Bujang Sastra, SP A. Roni Ansyori, SP Suwadi, SP Suharti, SP
L L L L
50 51 50 51
PP Staff Ka BPP PP
PUAP NON NON PUAP
7 7 7 7
0.333 0.286 0.238 0.238
L P
36 48
PP Ka BPP
PUAP NON
7 7
0.19 0.095
L L
38 44
PP Staff
PUAP NON
6 6
0.6 0.533
41
Fitria Effendi Jondedi Hidayat, SP Jati prianto, SP
BP4K BP4K BPP Air Duku BPP Kesambe Lama BPP Lubuk Ubar BPP Air Duku BPP Pal VIII BPP Pal VIII BPP Pal VIII BPP Air Duku BPP Durian Mas BPP Air Pikat BPP Pal VIII BPP Kesambe Lama BPP Air Pikat BP4K BPP Air Pikat BPP Kesambe Lama BPP Pal VIII BPP Padang Ulak Tanding BPP Pal VIII BPP Air Pikat
L
46
PP
PUAP
6
0.467
42 43
Novita Yuliani, SP Eko Maryanto, SP
P L
29 48
PP PP
PUAP PUAP
6 6
0.4 0.4
44 45
Sudirman. H, SPKP Putudadi Triatmajasari Sardi, A.Md Khanif Suryanto, SST Riska Dewi Anggarini, A.md Beni Hidayat
L L
50 52
PP PP
PUAP PUAP
BPP Durian Mas BPP Air Duku BPP Durian Mas BPP Pal VIII BPP Mojorejo
5 5
0.6 0.5
L L
59 37
PP PP
PUAP PUAP
5 5
0.4 0.4
P
28
Staff
NON
5
0.4
L
38
PP
NON
5
0.4
Budi Wijaya, SP Wilson Wijaya, SST Suwoto
L L
56 32
PP PP
PUAP PUAP
5 5
0.4 0.4
L
45
PP
PUAP
5
0.4
Else Damayanti. L, A.md Syafruddin, SP Dwi Mariani A., A.md Hanif Suryanto,
P
28
PP
NON
5
0.3
L P
50 35
Ka BPP PP
NON PUAP
5 4
0.2 1
L
34
PP
PUAP
BPP Bengko BPP Durian Mas BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Mojorejo BPP Padang Ulak Tanding BPP Padang Ulak Tanding BPP Kesambe Lama BPP Bengko BPP Kesambe Lama BPP Durian
4
0.833
37 38 39 40
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
57
SST Yulius Suhaimi, S.PKP Lenni Maryanti, SP
L
52
PP
PUAP
P
30
PP
PUAP
L
34
PP
PUAP
60
Noven Vriananda, SPT Suroto
L
52
PP
PUAP
61
Susi Herawati
P
38
PP
PUAP
62
L
45
PP
PUAP
L L
48 36
PP PP
PUAP PUAP
65
Didik Arisupeno, SST Mamat Sutamat, SP Bambang Irawan, SP Jati Mulya, SP
L
48
PP
PUAP
66
Suparmin, A.Md
L
52
PP
PUAP
67
Didi Darmadi, SST
L
36
PP
PUAP
68
Dasman Tanjung, SPKP Yenni, SPKP
L
50
PP
NON
P
31
PP
PUAP
L
48
PP
PUAP
71 72
Ayi Koswara, SPKP Sri Endang. A, SP Suryana, SP
P L
43 43
PP Ka BPP
PUAP NON
73 74 75 76
Eko Sutarto Olivia Parvata, SP Mulyani, SPKP Harneli, SP
L P P P
49 29 49 32
Staff PP PP PP
NON PUAP PUAP PUAP
77 78 79 80 81
P P L L L
42 36 41 50 50
PP PP PP PP Staff
PUAP PUAP PUAP PUAP NON
82 83
Lisda Liasuri, SP Ressi Afrianti, SP Siharman Zamzami M. Agus Margono, SP Giato, SP Bahtiar, SP
L L
52 52
Staff Staff
NON NON
84
Jamaris. Z, A.md
L
45
PP
PUAP
85
Jumhari
L
46
PP
PUAP
86
Pastinhar, S.PKP
L
51
Staff
NON
87 88
L L
36 49
PP PP
PUAP NON
89
Riskon Trunajaya Zainal Abidinsyah, SP Ngadinah, A.md
P
48
PP
PUAP
90
Suryadi, S.PKP
L
59
Staff
NON
91
Sarpintono, SP
L
43
PP
PUAP
58 59
63 64
69 70
Mas BPP Bengko
4
0.667
BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Tanjung Agung BPP Tanjung Agung BPP Bengko BPP Durian Mas BPP Durian Mas BPP Durian Mas BPP Padang Ulak Tanding BPP Kesambe Lama BPP Lubuk Ubar BPP Air Pikat
4
0.667
4
0.667
4
0.667
4
0.667
4
0.667
4 4
0.5 0.5
4
0.5
4
0.5
4
0.5
4
0.333
4
0.333
4
0.167
BPP Mojorejo BPP Tanjung Agung BP4K BPP Air Duku BPP Air Pikat BPP Lubuk Ubar BPP Air Duku BPP Mojorejo BPP Mojorejo BPP Pal VIII BPP Bengko
4 4
0.167 0.167
3 3 3 3
1 0.667 0.667 0.667
3 3 3 3 2
0.333 0.333 0 0 1
BPP Bengko BPP Kesambe Lama BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Air Duku BPP Air Duku
2 2
1 1
2
1
2
1
2
1
2 2
0 0
BPP Durian Mas BPP Lubuk Ubar BPP Pal VIII
2
0
2
0
2
0
92 93 94 95
3.
Darlis Susanti Musyadat Achmad Syafriansyah EttyYulia, SP
P L L
34 42 39
Staff PP Staff
NON PUAP NON
P
58
Staff
NON
BPP Air Duku BPP Bengko BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar
1 1 1
-
1
-
Lampiran 3 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan nodes Ego-Network Dari Program PUAP Tabel 4.6 Hasil Perhitungan nodes Ego-Network Dari Program PUAP
No
Nama
Sex
Age
Bidang
Lembaga
Size
1
L
33
PMT
PMT
35
0.084
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Bambang Pujo Tarmoko, STP Busroni, A.Md Suswandi, SE Risa, S.PT Umar Ibrahim, SST Ir. Iming Juniarto Arben. K Herlina, S.ST Suyamto Rigusman, S.ST Jati prianto, SP M. Ansyary Bambang Irawan, SP Suparmin, A.Md Ramelan, S.Pi Wilson Wijaya, SST
Density
L L P L L L P L L L L L L L L
31 37 33 30 46 48 34 51 28 46 32 36 52 53 32
PMT PMT PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP
27 23 14 8 7 7 7 5 5 5 5 4 4 4 4
0.108 0.103 0.209 0.429 0.429 0.429 0.476 0.4 0.6 0.6 0.6 0.5 0.5 0.5 0.5
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Novita Yuliani, SP Yulius Suhaimi, S.PKP Khanif Suryanto, SST Eko Maryanto, SP Mulyadi, S.PKP Nurhidayati, SP Surono, A.md Hanif Suryanto, SST Putudadi Triatmajasari Budi Wijaya, SP Mulyani, SPKP Jati Mulya, SP Lenni Maryanti, SP Didi Darmadi, SST
P L L L L P L L L L P L P L
29 52 37 48 49 46 50 34 52 56 49 48 30 36
PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
0.667 0.667 0.667 0.667 0.667 0.833 0.833 0.833 0.333 0.333 0.667 0.667 0.667 0.667
31
Suwoto
L
45
PP
3
0.667
32
Mamat Sutamat, SP
L
48
PP
PMT PMT BPP Air Pikat BPP Air Pikat BPP Air Pikat BPP Pal VIII BPP Air Duku BPP Pal VIII BPP Air Pikat BPP Durian Mas BPP Pal VIII BPP Durian Mas BPP Durian Mas BPP Lubuk Ubar BPP Padang Ulak Tanding BPP Air Duku BPP Bengko BPP Durian Mas BPP Durian Mas BPP Pal VIII BPP Air Duku BPP Air Pikat BPP Durian Mas BPP Mojorejo BPP Mojorejo BPP Air Pikat BPP Durian Mas BPP Lubuk Ubar BPP Padang Ulak Tanding BPP Padang Ulak Tanding BPP Bengko
3
1
33
Dwi Mariani A., A.md
P
35
PP
BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Lubuk Ubar BPP Tanjung Agung BPP Tanjung Agung BPP Mojorejo BPP Mojorejo BPP Mojorejo BPP Air Duku BPP Air Duku BPP Air Pikat BPP Bengko BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Pal VIII BPP Pal VIII BPP Pal VIII BPP Air Duku BPP Bengko BPP Durian Mas BPP Kesambe Lama BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Pal VIII BPP Pal VIII
3
1
34
Jufrizal, A.md
L
43
PP
3
1
35
Amran, SP
L
50
PP
3
1
36 37
Noven Vriananda, SPT Susi Herawati
L P
34 38
PP PP
3 3
1 1
38
Didik Arisupeno, SST
L
45
PP
3
1
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
Ressi Afrianti, SP Siharman Sri Endang. A, SP Olivia Parvata, SP Lisda Liasuri, SP Ayi Koswara, SPKP Sardi, A.Md Yenni, SPKP Harneli, SP Suroto Suwadi, SP Fitria Effendi Sudirman. H, SPKP Riskon Trunajaya Musyadat Ngadinah, A.md A. Roni Ansyori, SP
P L P P P L L P P L L L L L L P L
36 41 43 29 42 48 59 31 32 52 36 38 50 36 42 48 51
PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
56 57 58 59
Jamaris. Z, A.md Jumhari Sarpintono, SP Zamzami
L L L L
45 46 43 50
PP PP PP PP
1 1 1 1
-
4.
Lampiran 4 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan In-Degree dan OutDegree Dari Seluruh Data Sampel Tabel 4.7 Hasil Perhitungan In-Degree dan Out-Degree Dari Seluruh Data Sampel
No
Nama
Bidang
Status
Lembaga
In
Out
Type
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Busroni, A.Md Bambang P T, STP Suswandi, SE Rindra Purnama, SP Andi Siswanto, SP Arben. K Jufrizal, A.md Amran, SP Umar Ibrahim, SST Suharyanto, SP Ir. Iming Juniarto
PMT PMT PMT Ka BPP Ka BPP PP PP PP PP Ka BPP PP
PUAP PUAP PUAP NON NON PUAP PUAP PUAP PUAP NON PUAP
PMT PMT PMT BPP Lubuk Ubar BPP Pal VIII BPP Pal VIII BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Air Pikat BPP Kesambe Lama BPP Air Pikat
25 20 14 14 12 11 10 10 9 8 8
23 33 24 6 0 2 3 2 3 5 4
Ord Ord Ord Ord Rev Ord Ord Ord Ord Ord Ord
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Soleman, SP Nurhidayati, SP Mulyadi, S.PKP Sugiman, SP Ramelan, S.Pi Gatot S P, SP Surono, A.md A. Roni Ansyori, SP Disran, SP Herlina, S.ST Jati prianto, SP Eko Maryanto, SP M. Ansyary Suwadi, SP Suharti, SP Suyamto Rigusman, S.ST Bujang Sastra, SP Suwoto Budi Wijaya, SP Novita Yuliani, SP Fitria Effendi Mamat Sutamat, SP Yulius Suhaimi, S.PKP Sardi, A.Md Putudadi T Yenni, SPKP Noven V, SPT Ayi Koswara, SPKP Suryana, SP Hanif Suryanto, SST Khanif Suryanto, SST Lenni Maryanti, SP Wilson Wijaya, SST Syafruddin, SP Suparmin, A.Md Didi Darmadi, SST Didik Arisupeno, SST Harneli, SP Suroto Zamzami Risa, S.PT Rusli, SP Maryazik Susi Herawati Bambang I, SP Jati Mulya, SP Sudirman. H, SPKP
Ka BPP PP PP Ka BPP PP Ka BPP PP PP Staff PP PP PP PP PP Ka BPP PP PP Ka BPP PP PP PP PP PP PP
NON PUAP PUAP NON PUAP NON PUAP PUAP NON PUAP PUAP PUAP PUAP PUAP NON PUAP PUAP NON PUAP PUAP PUAP PUAP PUAP PUAP
BPP Air Duku BPP Air Duku BPP Pal VIII BPP Durian Mas BPP Lubuk Ubar BPP Mojorejo BPP Air Pikat BPP Kesambe Lama BP4K BPP Air Duku BPP Durian Mas BPP Durian Mas BPP Pal VIII BPP Pal VIII BPP PUT BPP Pal VIII BPP Air Pikat BPP Air Pikat BPP PUT BPP Mojorejo BPP Air Duku BPP Pal VIII BPP Bengko BPP Bengko
8 8 8 7 7 7 7 7 7 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 4 4 4 4
2 1 0 3 3 3 2 1 0 6 3 3 3 2 1 5 2 2 2 1 4 3 2 2
Ord Ord Rev Ord Ord Ord Ord Ord Rev Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord
PP PP PP PP PP Ka BPP PP PP
PUAP PUAP PUAP PUAP PUAP NON PUAP PUAP
BPP Bengko BPP Mojorejo BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Air Pikat BPP Tanjung Agung BPP Durian Mas BPP Durian Mas
4 4 4 4 4 4 3 3
2 2 1 1 0 0 3 3
Ord Ord Ord Ord Rev Rev Ord Ord
PP PP Ka BPP PP PP PP
PUAP PUAP NON PUAP PUAP PUAP
BPP Lubuk Ubar BPP PUT BPP Bengko BPP Durian Mas BPP PUT BPP Tanjung Agung
3 3 3 3 3 3
3 3 2 2 2 2
Ord Ord Ord Ord Ord Ord
PP PP PP PP Staff Staff PP PP PP PP
PUAP PUAP PUAP PUAP NON NON PUAP PUAP PUAP PUAP
BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Pal VIII BPP Air Pikat BP4K BP4K BPP Tanjung Agung BPP Durian Mas BPP Durian Mas BPP Pal VIII
3 3 3 2 2 2 2 2 2 2
1 1 0 13 12 8 4 3 3 3
Ord Ord Rev Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
5.
Olivia Parvata, SP Dwi M A., A.md Jamaris. Z, A.md Siharman Sri Endang. A, SP Lisda Liasuri, SP Dadang Rahmat Nasrullah, STP Jondedi Hidayat, SP Eko Sutarto Mulyani, SPKP Ngadinah, A.md Ressi Afrianti, SP Sarpintono, SP Riskon Trunajaya Musyadat M. A M, SP Bahtiar, SP Marsidi, SP Maryono, S.Hut Yuswanto, SP Priyono Ananto Missaurina. H, SP Sunarto, S.PKP Else D. L, A.md Riska D A, A.md Beni Hidayat Dasman T, SPKP Zainal A, SP Giato, SP Jumhari Pastinhar, S.PKP Suryadi, S.PKP Darlis Susanti Achmad S EttyYulia, SP
PP PP PP PP PP PP Staff PP Staff Staff PP PP PP PP PP PP Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff PP Staff PP PP PP Staff PP Staff Staff Staff Staff Staff
PUAP PUAP PUAP PUAP PUAP PUAP NON NON NON NON PUAP PUAP PUAP PUAP PUAP PUAP NON NON NON NON NON NON NON NON NON NON NON NON NON NON PUAP NON NON NON NON NON
BPP Air Duku BPP Kesambe Lama BPP Lubuk Ubar BPP Mojorejo BPP Mojorejo BPP Air Duku BP4K BPP Kesambe Lama BPP Air Pikat BP4K BPP Air Pikat BPP Durian Mas BPP Mojorejo BPP Pal VIII BPP Air Duku BPP Bengko BPP Bengko BPP Kesambe Lama BPP Pal VIII BP4K BP4K BPP Air Pikat BPP Kesambe Lama BPP Pal VIII BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Air Duku BPP Bengko BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Air Duku BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar
2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 2 2 2 1 15 8 6 3 2 2 2 2 1 1 1 1 12 11 10 10 7 7 5 5 5 4 2 2 2 2 2 1 1 1
Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Ord Car Car Car Car Tran Tran Tran Tran Tran Tran Tran Tran Tran Tran Tran Tran Tran Tran Tran Tran Tran Tran
Lampiran 5 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan In-Degree dan OutDegree Program PUAP Tabel 4.10 Hasil Perhitungan In-Degree dan Out-Degree Program PUAP
No
Nama
Sex L
2
Bambang Pujo Tarmoko, STP Busroni, A.Md
3
Suswandi, SE
4
Arben. K
1
Age
PMT
InDegree 17
OutDegree 32
PMT
PMT
16
23
Ordinary
PMT
PMT
12
22
Ordinary
PP
BPP Pal VIII
7
1
Ordinary
Bidang
Lembaga
33
PMT
L
31
L
37
L
48
Node Type Ordinary
L
30
PP
BPP Air Pikat
6
3
Ordinary
6
Umar Ibrahim, SST Herlina, S.ST
P
34
PP
BPP Air Duku
5
5
Ordinary
7
Ir. Iming Juniarto
L
46
PP
BPP Air Pikat
5
3
Ordinary
8
Jati prianto, SP
L
46
PP
BPP Durian Mas
5
2
Ordinary
9
Surono, A.md
L
50
PP
BPP Air Pikat
4
2
Ordinary
L
52
PP
BPP Bengko
4
2
Ordinary
11
Yulius Suhaimi, S.PKP Eko Maryanto, SP
L
48
PP
BPP Durian Mas
4
2
Ordinary
12
Nurhidayati, SP
P
46
PP
BPP Air Duku
4
0
Receiver
13
Mulyadi, S.PKP
L
49
PP
BPP Pal VIII
4
0
Receiver
14
P
29
PP
BPP Air Duku
3
3
Ordinary
L
34
PP
BPP Durian Mas
3
3
Ordinary
16
Novita Yuliani, SP Hanif Suryanto, SST M. Ansyary
L
32
PP
BPP Pal VIII
3
3
Ordinary
17
Rigusman, S.ST
L
28
PP
BPP Air Pikat
3
2
Ordinary
18
Mamat Sutamat, SP Suparmin, A.Md
L
48
PP
BPP Bengko
3
2
Ordinary
L
52
PP
BPP Durian Mas
3
2
Ordinary
P
30
PP
2
Ordinary
L
32
PP
3
2
Ordinary
L
45
PP
3
2
Ordinary
23
Jufrizal, A.md
L
43
PP
3
1
Ordinary
24
Budi Wijaya, SP
L
56
PP
BPP Lubuk Ubar BPP Padang Ulak Tanding BPP Padang Ulak Tanding BPP Kesambe Lama BPP Mojorejo
3
22
Lenni Maryanti, SP Wilson Wijaya, SST Suwoto
3
1
Ordinary
25
Didi Darmadi, SST Didik Arisupeno, SST Noven Vriananda, SPT Suyamto
L
36
PP
3
1
Ordinary
L
45
PP
3
1
Ordinary
L
34
PP
3
0
Receiver
L
51
PP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Tanjung Agung BPP Lubuk Ubar BPP Pal VIII
2
5
Ordinary
L
36
PP
BPP Durian Mas
2
3
Ordinary
L
37
PP
BPP Durian Mas
2
3
Ordinary
31
Bambang Irawan, SP Khanif Suryanto, SST Ramelan, S.Pi
L
53
PP
2
3
Ordinary
32
Susi Herawati
P
38
PP
2
3
Ordinary
33
Jati Mulya, SP
L
48
PP
BPP Lubuk Ubar BPP Tanjung Agung BPP Durian Mas
2
2
Ordinary
34
Amran, SP
L
50
PP
2
2
Ordinary
35
L
52
PP
2
2
Ordinary
36
Putudadi Triatmajasari Olivia Parvata, SP
BPP Kesambe Lama BPP Mojorejo
P
29
PP
BPP Air Duku
2
1
Ordinary
37
Suwadi, SP
L
36
PP
BPP Pal VIII
2
1
Ordinary
38
Lisda Liasuri, SP
P
42
PP
BPP Air Duku
2
0
Receiver
39
Ayi Koswara, SPKP Yenni, SPKP
L
48
PP
BPP Air Pikat
2
0
Receiver
P
31
PP
BPP Lubuk
2
0
Receiver
5
10
15
19 20 21
26 27 28 29 30
40
Ubar 41
Harneli, SP
P
32
PP
2
0
Receiver
2
0
Receiver
PP
BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Air Pikat
42
Suroto
L
52
PP
43
Risa, S.PT
P
33
44
Mulyani, SPKP
P
49
1
13
Ordinary
PP
BPP Air Pikat
1
2
Ordinary
45
Sardi, A.Md
L
46
P
47
Dwi Mariani A., A.md Siharman
59
PP
BPP Bengko
1
2
Ordinary
35
PP
1
2
Ordinary
L
41
PP
BPP Kesambe Lama BPP Mojorejo
1
2
Ordinary
48 49
Fitria Effendi
L
38
PP
BPP Pal VIII
1
2
Ordinary
Musyadat
L
42
PP
BPP Bengko
1
1
Carrier
50
Ngadinah, A.md
P
48
PP
BPP Durian Mas
1
1
Carrier
51
L
51
PP
1
Carrier
L
45
PP
1
1
Carrier
53
Ressi Afrianti, SP
P
36
PP
BPP Kesambe Lama BPP Lubuk Ubar BPP Mojorejo
1
52
A. Roni Ansyori, SP Jamaris. Z, A.md
1
1
Carrier
54
Sri Endang. A, SP
P
43
PP
BPP Mojorejo
1
1
Carrier
55
Sarpintono, SP
L
43
PP
BPP Pal VIII
1
1
Carrier
56
Riskon Trunajaya
L
36
PP
BPP Air Duku
1
0
Receiver
57
Zamzami
L
50
PP
BPP Pal VIII
1
0
Receiver
58
Sudirman. H, SPKP Jumhari
L
50
PP
BPP Pal VIII
0
2
Transmitter
L
46
PP
BPP Lubuk Ubar
0
1
Transmitter
59
6.
Lampiran 6 Tabel 4.14 Hasil Perhitungan In-Degree dan OutDegree Program PUAP Tabel 4.14 Hasil Perhitungan In-Degree dan Out-Degree Program PUAP BPP Pal VIII
InDegree 5
OutDegree 0
30
BPP Air Pikat
4
2
Ordinary
46
BPP Air Pikat
3
3
Ordinary
L
46
BPP Durian Mas
3
1
Ordinary
Mulyadi, S.PKP
L
49
BPP Pal VIII
3
0
Receiver
6
Herlina, S.ST
P
34
BPP Air Duku
2
4
Ordinary
7
L
52
BPP Bengko
2
2
Ordinary
8
Yulius Suhaimi, S.PKP Novita Yuliani, SP
P
29
BPP Air Duku
2
2
Ordinary
9
Rigusman, S.ST
L
28
BPP Air Pikat
2
2
Ordinary
10
Eko Maryanto, SP
L
48
BPP Durian Mas
2
1
Ordinary
11
Suwoto
L
45
BPP Padang Ulak Tanding
2
1
Ordinary
12
Lenni Maryanti, SP
P
30
BPP Lubuk Ubar
2
1
Ordinary
13
Budi Wijaya, SP
L
56
BPP Mojorejo
2
0
Receiver
No
Nama
Sex
Age
1
Arben. K
L
48
2
Umar Ibrahim, SST
L
3
Ir. Iming Juniarto
L
4
Jati prianto, SP
5
Lembaga
Node Type Receiver
14
Surono, A.md
L
50
BPP Air Pikat
2
0
Receiver
15
Ayi Koswara, SPKP
L
48
BPP Air Pikat
2
0
Receiver
16
Nurhidayati, SP
P
46
BPP Air Duku
2
0
Receiver
17
Jufrizal, A.md
L
43
BPP Kesambe Lama
2
0
Receiver
18
Ramelan, S.Pi
L
53
BPP Lubuk Ubar
1
3
Ordinary
19
Suyamto
L
51
BPP Pal VIII
1
3
Ordinary
20
Mulyani, SPKP
P
49
BPP Air Pikat
1
2
Ordinary
21
Bambang Irawan, SP
L
36
BPP Durian Mas
1
2
Ordinary
22
M. Ansyary
L
32
BPP Pal VIII
1
2
Ordinary
23
Sardi, A.Md
L
59
BPP Bengko
1
1
Carrier
24
Suparmin, A.Md
L
52
BPP Durian Mas
1
1
Carrier
25
L
52
BPP Mojorejo
1
1
Carrier
26
Putudadi Triatmajasari Amran, SP
L
50
BPP Kesambe Lama
1
1
Carrier
27
Mamat Sutamat, SP
L
48
BPP Bengko
1
1
Carrier
28
Jati Mulya, SP
L
48
BPP Durian Mas
1
1
Carrier
29
Ressi Afrianti, SP
P
36
BPP Mojorejo
1
1
Carrier
30
Didi Darmadi, SST
L
36
BPP Padang Ulak Tanding
1
1
Carrier
31
Hanif Suryanto, SST
L
34
BPP Durian Mas
1
1
Carrier
32
Wilson Wijaya, SST
L
32
BPP Padang Ulak Tanding
1
1
Carrier
33
Olivia Parvata, SP
P
29
BPP Air Duku
1
1
Carrier
34
Suroto
L
52
BPP Lubuk Ubar
1
0
Receiver
35
Didik Arisupeno, SST
L
45
BPP Tanjung Agung
1
0
Receiver
36
Sri Endang. A, SP
P
43
BPP Mojorejo
1
0
Receiver
37
L
34
BPP Lubuk Ubar
1
0
Receiver
38
Noven Vriananda, SPT Risa, S.PT
P
33
BPP Air Pikat
0
12
Transmitter
39
Khanif Suryanto, SST
L
37
BPP Durian Mas
0
2
Transmitter
40
P
35
BPP Kesambe Lama
0
2
Transmitter
41
Dwi Mariani A., A.md Sudirman. H, SPKP
L
50
BPP Pal VIII
0
1
Transmitter
42
Siharman
L
41
BPP Mojorejo
0
1
Transmitter
43
Susi Herawati
P
38
BPP Tanjung Agung
0
1
Transmitter
44
Fitria Effendi
L
38
BPP Pal VIII
0
1
Transmitter
45
A. Roni Ansyori, SP
L
51
BPP Kesambe Lama
0
0
Isolate
46
Zamzami
L
50
BPP Pal VIII
0
0
Isolate
47
Ngadinah, A.md
P
48
BPP Durian Mas
0
0
Isolate
48
Jumhari
L
46
BPP Lubuk Ubar
0
0
Isolate
49
Jamaris. Z, A.md
L
45
BPP Lubuk Ubar
0
0
Isolate
50
Sarpintono, SP
L
43
BPP Pal VIII
0
0
Isolate
51
Musyadat
L
42
BPP Bengko
0
0
Isolate
52
Lisda Liasuri, SP
P
42
BPP Air Duku
0
0
Isolate
53
Suwadi, SP
L
36
BPP Pal VIII
0
0
Isolate
54
Riskon Trunajaya
L
36
BPP Air Duku
0
0
Isolate
55
Harneli, SP
P
32
BPP Lubuk Ubar
0
0
Isolate
56
Yenni, SPKP
P
31
BPP Lubuk Ubar
0
0
Isolate
7.
Lampiran 7 Tabel 4.20 Hasil Perhitungan In-Degree Centrality dan Out-Degree Centrality Dari Seluruh Data Sampel Tabel 4.20
Hasil Perhitungan In-Degree Centrality dan Out-Degree Centrality Dari Seluruh Data Sampel Bidang
Status
Lembaga
31
PMT
PUAP
PMT
0.266
OutDegree Centrality 0.2447
33
PMT
PUAP
PMT
0.2128
0.3511
L
37
PMT
PUAP
PMT
0.1489
0.2553
L
55
NON
BPP Lubuk Ubar
0.1489
0.0638
L
49
NON
BPP Pal VIII
0.1277
0
L
48
Ka BPP Ka BPP PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.117
0.0213
L
43
PP
PUAP
0.1064
0.0319
Amran, SP
L
50
PP
PUAP
0.1064
0.0213
Umar Ibrahim, SST Suharyanto, SP Ir. Iming Juniarto Soleman, SP
L
30
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Air Pikat
0.0957
0.0319
L
57
NON
0.0532
46
PUAP
BPP Kesambe Lama BPP Air Pikat
0.0851
L
Ka BPP PP
0.0851
0.0426
L
50
NON
BPP Air Duku
0.0851
0.0213
P
46
PUAP
BPP Air Duku
0.0851
0.0106
L
49
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.0851
0
15
Nurhidayati, SP Mulyadi, S.PKP Sugiman, SP
Ka BPP PP
L
58
NON
BPP Durian Mas
0.0745
0.0319
16
Ramelan, S.Pi
L
53
Ka BPP PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.0745
0.0319
17
Gatot Sugeng Pramono, SP Surono, A.md
L
50
NON
BPP Mojorejo
0.0745
0.0319
L
50
Ka BPP PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.0745
0.0213
L
51
PP
PUAP
0.0106
L
51
Staff
NON
BPP Kesambe Lama BP4K
0.0745
20
A. Roni Ansyori, SP Disran, SP
0.0745
0
21
Herlina, S.ST
P
34
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.0638
0.0638
22
Jati prianto, SP
L
46
PP
PUAP
BPP Durian Mas
0.0638
0.0319
23
L
48
PP
PUAP
BPP Durian Mas
0.0638
0.0319
24
Eko Maryanto, SP M. Ansyary
L
32
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.0638
0.0319
25
Suwadi, SP
L
36
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.0638
0.0213
26
Suharti, SP
P
48
NON
0.0106
Suyamto
L
51
PUAP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Pal VIII
0.0638
27
Ka BPP PP
0.0532
0.0532
28
Rigusman, S.ST
L
28
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.0532
0.0213
No
Nama
Sex
1
Busroni, A.Md
L
2
Bambang Pujo Tarmoko, STP Suswandi, SE
L
6
Rindra Purnama, SP Andi Siswanto, SP Arben. K
7
Jufrizal, A.md
8 9
3 4 5
10 11 12 13 14
18 19
Age
In-Degree Centrality
NON
BPP Air Pikat
0.0532
0.0213
45
Ka BPP PP
PUAP
0.0532
0.0213
L
56
PP
PUAP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Mojorejo
0.0532
0.0106
P
29
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.0426
0.0426
L
38
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.0426
0.0319
L
48
PP
PUAP
BPP Bengko
0.0426
0.0213
L
52
PP
PUAP
BPP Bengko
0.0426
0.0213
L
59
PP
PUAP
BPP Bengko
0.0426
0.0213
L
52
PP
PUAP
BPP Mojorejo
0.0426
0.0213
P
31
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.0426
0.0106
L
34
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.0426
0.0106
L
48
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.0426
0
L
43
NON
0
L
34
PUAP
BPP Tanjung Agung BPP Durian Mas
0.0426
Hanif Suryanto, SST Khanif Suryanto, SST Lenni Maryanti, SP Wilson Wijaya, SST Syafruddin, SP
Ka BPP PP
0.0319
0.0319
L
37
PP
PUAP
BPP Durian Mas
0.0319
0.0319
P
30
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.0319
0.0319
L
32
PP
PUAP
0.0319
0.0319
L
50
NON
0.0319
0.0213
L
52
PUAP
BPP Durian Mas
0.0319
0.0213
L
36
PP
PUAP
0.0319
0.0213
L
45
PP
PUAP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Tanjung Agung
0.0319
0.0213
50
Suparmin, A.Md Didi Darmadi, SST Didik Arisupeno, SST Harneli, SP
Ka BPP PP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Bengko
P
32
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.0319
0.0106
51
Suroto
L
52
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.0319
0.0106
52
Zamzami
L
50
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.0319
0
53
Risa, S.PT
P
33
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.0213
0.1383
54
Rusli, SP
L
59
Staff
NON
BP4K
0.0213
0.1277
55
Maryazik
L
55
Staff
NON
BP4K
0.0213
0.0851
56
Susi Herawati
P
38
PP
PUAP
0.0213
0.0426
57
Bambang Irawan, SP Jati Mulya, SP
L
36
PP
PUAP
BPP Tanjung Agung BPP Durian Mas
0.0213
0.0319
L
48
PP
PUAP
BPP Durian Mas
0.0213
0.0319
Sudirman. H, SPKP Olivia Parvata, SP
L
50
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.0213
0.0319
P
29
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.0213
0.0213
29 30 31 32 33 34 35
36 37 38 39
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
58 59 60
Bujang Sastra, SP Suwoto
L
50
L
Budi Wijaya, SP Novita Yuliani, SP Fitria Effendi Mamat Sutamat, SP Yulius Suhaimi, S.PKP Sardi, A.Md Putudadi Triatmajasari Yenni, SPKP Noven Vriananda, SPT Ayi Koswara, SPKP Suryana, SP
0.0213
0.0213
PUAP
BPP Kesambe Lama BPP Lubuk Ubar
0.0213
0.0213
PP
PUAP
BPP Mojorejo
0.0213
0.0213
PP
PUAP
BPP Mojorejo
0.0213
0.0213
42
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.0213
0.0106
L
51
Staff
NON
BP4K
0.0106
0.1596
L
41
PP
NON
0.0106
0.0851
Jondedi Hidayat, SP Eko Sutarto
L
44
Staff
NON
BPP Kesambe Lama BPP Air Pikat
0.0106
0.0638
L
49
Staff
NON
BP4K
0.0106
0.0319
Mulyani, SPKP Ngadinah, A.md Ressi Afrianti, SP Sarpintono, SP
P
49
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.0106
0.0213
P
48
PP
PUAP
BPP Durian Mas
0.0106
0.0213
P
36
PP
PUAP
BPP Mojorejo
0.0106
0.0213
L
43
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.0106
0.0213
Riskon Trunajaya Musyadat
L
36
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.0106
0.0106
L
42
PP
PUAP
BPP Bengko
0.0106
0.0106
L
50
Staff
NON
BPP Bengko
0.0106
0.0106
77
M. Agus Margono, SP Bahtiar, SP
L
52
Staff
NON
0.0106
0.0106
78
Marsidi, SP
L
41
Staff
NON
BPP Kesambe Lama BPP Pal VIII
0
0.1277
79
Maryono, S.Hut Yuswanto, SP
L
44
Staff
NON
BP4K
0
0.117
L
51
Staff
NON
BP4K
0
0.1064
Priyono Ananto Missaurina. H, SP Sunarto, S.PKP Else Damayanti. L, A.md Riska Dewi Anggarini, A.md Beni Hidayat
L
52
Staff
NON
BPP Air Pikat
0
0.1064
P
48
Staff
NON
0
0.0745
L
54
Staff
NON
BPP Kesambe Lama BPP Pal VIII
0
0.0745
P
28
PP
NON
BPP Kesambe Lama
0
0.0532
P
28
Staff
NON
BPP Kesambe Lama
0
0.0532
L
38
PP
NON
0
0.0532
L
50
PP
NON
0
0.0426
L
49
PP
NON
BPP Air Duku
0
0.0213
89
Dasman Tanjung, SPKP Zainal Abidinsyah, SP Giato, SP
BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama
L
52
Staff
NON
BPP Bengko
0
0.0213
90
Jumhari
L
46
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0
0.0213
91
Pastinhar, S.PKP
L
51
Staff
NON
BPP Lubuk Ubar
0
0.0213
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
80 81 82 83 84
85
86 87
88
Dwi Mariani A., A.md Jamaris. Z, A.md Siharman
P
35
PP
PUAP
L
45
PP
L
41
Sri Endang. A, SP Lisda Liasuri, SP Dadang Rahmat Nasrullah, STP
P
43
P
92 93 94 95
8.
Suryadi, S.PKP Darlis Susanti
L
59
Staff
NON
BPP Lubuk Ubar
0
0.0213
P
34
Staff
NON
BPP Air Duku
0
0.0106
Achmad Syafriansyah EttyYulia, SP
L
39
Staff
NON
BPP Lubuk Ubar
0
0.0106
P
58
Staff
NON
BPP Lubuk Ubar
0
0.0106
Lampiran 8 Tabel 4.23 Hasil Perhitungan In-Degree Centrality dan Out-Degree Centrality Program PUAP Tabel 4.23 Hasil Perhitungan In-Degree Centrality dan Out-Degree Centrality Program PUAP
PMT
In-Degree Centrality 0.2931
Out-Degree Centrality 0.5517
PMT
PMT
0.2759
0.3966
PMT
PMT
0.2069
0.3793
48
PP
BPP Pal VIII
0.1207
0.0172
30
PP
BPP Air Pikat
0.1034
0.0517
P
34
PP
BPP Air Duku
0.0862
0.0862
L
46
PP
BPP Air Pikat
0.0862
0.0517
Jati prianto, SP
L
46
PP
BPP Durian Mas
0.0862
0.0345
Surono, A.md
L
50
PP
BPP Air Pikat
0.069
0.0345
L
52
PP
BPP Bengko
0.069
0.0345
L
48
PP
BPP Durian Mas
0.069
0.0345
12
Yulius Suhaimi, S.PKP Eko Maryanto, SP Nurhidayati, SP
P
46
PP
BPP Air Duku
0.069
0
13
Mulyadi, S.PKP
L
49
PP
BPP Pal VIII
0.069
0
14
P
29
PP
BPP Air Duku
0.0517
0.0517
L
34
PP
BPP Durian Mas
0.0517
0.0517
16
Novita Yuliani, SP Hanif Suryanto, SST M. Ansyary
L
32
PP
BPP Pal VIII
0.0517
0.0517
17
Rigusman, S.ST
L
28
PP
BPP Air Pikat
0.0517
0.0345
18
Mamat Sutamat, SP Suparmin, A.Md
L
48
PP
BPP Bengko
0.0517
0.0345
L
52
PP
BPP Durian Mas
0.0517
0.0345
P
30
PP
BPP Lubuk Ubar
0.0517
0.0345
L
32
PP
0.0345
L
45
PP
0.0517
0.0345
23
Jufrizal, A.md
L
43
PP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Padang Ulak Tanding BPP Kesambe Lama
0.0517
22
Lenni Maryanti, SP Wilson Wijaya, SST Suwoto
0.0517
0.0172
24
Budi Wijaya, SP
L
56
PP
BPP Mojorejo
0.0517
0.0172
No
Nama
Sex
Age
Bidang
Lembaga
L
33
PMT
2
Bambang Pujo Tarmoko, STP Busroni, A.Md
L
31
3
Suswandi, SE
L
37
4
Arben. K
L
5
L
6
Umar Ibrahim, SST Herlina, S.ST
7
Ir. Iming Juniarto
8 9
1
10 11
15
19 20 21
Didi Darmadi, SST Didik Arisupeno, SST Noven Vriananda, SPT Suyamto
L
36
PP
0.0517
0.0172
PP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Tanjung Agung
L
45
0.0517
0.0172
L
34
PP
BPP Lubuk Ubar
0.0517
0
31
Bambang Irawan, SP Khanif Suryanto, SST Ramelan, S.Pi
L
51
PP
BPP Pal VIII
0.0345
0.0862
L
36
PP
BPP Durian Mas
0.0345
0.0517
L
37
PP
BPP Durian Mas
0.0345
0.0517
32
Susi Herawati
L
53
PP
BPP Lubuk Ubar
0.0345
0.0517
P
38
PP
BPP Tanjung Agung
0.0345
33
0.0517
Jati Mulya, SP
L
48
PP
BPP Durian Mas
0.0345
0.0345
34
Amran, SP
L
50
PP
BPP Kesambe Lama
0.0345
0.0345
35
L
52
PP
BPP Mojorejo
0.0345
0.0345
P
29
PP
BPP Air Duku
0.0345
0.0172
37
Putudadi Triatmajasari Olivia Parvata, SP Suwadi, SP
L
36
PP
BPP Pal VIII
0.0345
0.0172
38
Lisda Liasuri, SP
P
42
PP
BPP Air Duku
0.0345
0
39
L
48
PP
BPP Air Pikat
0.0345
0
40
Ayi Koswara, SPKP Yenni, SPKP
P
31
PP
BPP Lubuk Ubar
0.0345
0
41
Harneli, SP
P
32
PP
BPP Lubuk Ubar
0.0345
0
42
Suroto
L
52
PP
BPP Lubuk Ubar
0.0345
0
43
Risa, S.PT
P
33
PP
BPP Air Pikat
0.0172
0.2241
44
Mulyani, SPKP
P
49
PP
BPP Air Pikat
0.0172
0.0345
45
Sardi, A.Md
L
59
PP
BPP Bengko
0.0172
0.0345
46
P
35
PP
BPP Kesambe Lama
0.0172
0.0345
47
Dwi Mariani A., A.md Siharman
L
41
PP
BPP Mojorejo
0.0172
0.0345
48
Fitria Effendi
L
38
PP
BPP Pal VIII
0.0172
0.0345
49
Musyadat
L
42
PP
BPP Bengko
0.0172
0.0172
50
Ngadinah, A.md
P
48
PP
BPP Durian Mas
0.0172
0.0172
51
A. Roni Ansyori, SP Jamaris. Z, A.md
L
51
PP
BPP Kesambe Lama
0.0172
0.0172
L
45
PP
BPP Lubuk Ubar
0.0172
0.0172
P
36
PP
BPP Mojorejo
0.0172
0.0172
P
43
PP
BPP Mojorejo
0.0172
0.0172
55
Ressi Afrianti, SP Sri Endang. A, SP Sarpintono, SP
L
43
PP
BPP Pal VIII
0.0172
0.0172
56
Riskon Trunajaya
L
36
PP
BPP Air Duku
0.0172
0
57
Zamzami
L
50
PP
BPP Pal VIII
0.0172
0
58
Sudirman. H, SPKP Jumhari
L
50
PP
BPP Pal VIII
0
0.0345
L
46
PP
BPP Lubuk Ubar
0
0.0172
25 26 27 28 29 30
36
52 53 54
59
9.
Lampiran 9 Tabel 4.26 Hasil Perhitungan In-Closeness dan Out-Closeness Centrality
Tabel 4.26
Hasil Perhitungan In-Closeness dan Out-Closeness Centrality InCloseness 0.4875
OutCloseness 0.3227
BPP Air Duku
0.4119
0.2843
BPP Pal VIII
0.4019
0.2253
PUAP
PMT
0.3923
0.4381
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.3886
0.2263
31
PP
PUAP
0.3814
0.1743
L
34
PP
PUAP
0.3814
0.1743
L
51
Staff
NON
BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BP4K
0.3796
0
L
50
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.3779
0.3142
Harneli, SP
P
32
PP
PUAP
0.3779
0.1743
11
Ir. Iming Juniarto
L
46
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar BPP Air Pikat
0.3694
0.2376
12
M. Ansyary
L
32
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.3694
0.2253
13
Nurhidayati, SP
P
46
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.3613
0.1603
14
Ramelan, S.Pi
L
53
PP
PUAP
0.3521
0.1762
15
Mulyadi, S.PKP
L
49
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar BPP Pal VIII
0.3482
0
16
Amran, SP
L
50
PP
PUAP
0.3476
0.2263
17
Jufrizal, A.md
L
43
PP
PUAP
0.3447
0.2274
18
L
51
PP
PUAP
0.3433
0.2232
19
A. Roni Ansyori, SP Jamaris. Z, A.md
L
45
PP
PUAP
0.3376
0.2253
20
Suyamto
L
51
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Lubuk Ubar BPP Pal VIII
0.3363
0.3249
21
Rigusman, S.ST
L
28
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.3363
0.1743
22
P
30
PP
PUAP
0.2263
L
32
PP
PUAP
0.3295
0.2638
L
52
PP
PUAP
0.3295
0.1749
25
Fitria Effendi
L
38
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar BPP Padang Ulak Tanding BPP Lubuk Ubar BPP Pal VIII
0.3309
24
Lenni Maryanti, SP Wilson Wijaya, SST Suroto
0.3282
0.2263
26
Andi Siswanto, SP Risa, S.PT
L
49
NON
BPP Pal VIII
0.3279
0
P
33
Ka BPP PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.3269
0.3411
Novita Yuliani, SP Dwi Mariani A., A.md Sarpintono, SP
P
29
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.3243
0.2793
P
35
PP
PUAP
0.3243
0.1749
L
43
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama BPP Pal VIII
0.3218
0.2253
Olivia Parvata, SP Suswandi, SE
P
29
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.3193
0.2058
L
37
PMT
PUAP
PMT
0.3144
0.4047
Rindra Purnama, SP
L
55
Ka BPP
NON
BPP Lubuk Ubar
0.3121
0.2296
No
Nama
Sex
1
Busroni, A.Md
L
2
Herlina, S.ST
P
3
Arben. K
4
Bidang
Status
Lembaga
31
PMT
PUAP
PMT
34
PP
PUAP
L
48
PP
PUAP
Bambang Pujo Tarmoko, STP Umar Ibrahim, SST Yenni, SPKP
L
33
PMT
L
30
P
8
Noven Vriananda, SPT Disran, SP
9
Surono, A.md
10
5 6 7
23
27 28 29 30 31 32 33
Age
L
48
PP
PUAP
35
Eko Maryanto, SP Jati prianto, SP
BPP Durian Mas BPP Durian Mas BPP Pal VIII
0.3029
0.2776
L
46
PP
PUAP
0.3029
0.2638
36
Suwadi, SP
L
36
PP
PUAP
37
Khanif Suryanto, SST Yulius Suhaimi, S.PKP Didi Darmadi, SST Hanif Suryanto, SST Mamat Sutamat, SP Budi Wijaya, SP
L
37
PP
PUAP
0.3007
0.2624
BPP Durian Mas BPP Bengko
0.2985
0.2638
L
52
PP
PUAP
0.2974
0.2015
L
36
PP
PUAP
0.2974
0.1941
0.2953
0.2894
PUAP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Durian Mas BPP Bengko
L
34
PP
PUAP
L
48
PP
0.2953
0.276
L
56
L
52
44
Putudadi Triatmajasari Lisda Liasuri, SP
PP
PUAP
BPP Mojorejo
0.2953
0.2729
PP
PUAP
BPP Mojorejo
0.2932
0.2745
P
45
Suparmin, A.Md
L
42
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.2932
0.1613
52
PP
PUAP
0.2921
0.2638
L
45
PP
PUAP
0.2921
0.2624
P
38
PP
PUAP
0.2911
0.2912
L
36
PP
PUAP
0.2821
0.2776
49
Bambang Irawan, SP Jati Mulya, SP
L
48
PP
PUAP
0.2793
0.2776
50
Soleman, SP
L
50
NON
0.2793
0.2058
51
Ngadinah, A.md
P
48
Ka BPP PP
BPP Durian Mas BPP Tanjung Agung BPP Tanjung Agung BPP Durian Mas BPP Durian Mas BPP Air Duku
46
Didik Arisupeno, SST Susi Herawati
0.2774
0.276
52
Musyadat
L
42
PP
PUAP
BPP Durian Mas BPP Bengko
0.2774
0.2729
53
Suwoto
L
45
PP
PUAP
0.2737
0.2624
54
L
44
Staff
NON
0.2658
0.2567
55
Jondedi Hidayat, SP Suharyanto, SP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Air Pikat
L
57
NON
0.2296
Suharti, SP
P
48
0.2649
0.1933
57
Ayi Koswara, SPKP Mulyani, SPKP
L
48
PUAP
BPP Kesambe Lama BPP Padang Ulak Tanding BPP Air Pikat
0.2649
56
Ka BPP Ka BPP PP
0.2585
0
P
49
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.2489
0.1973
P
43
PP
PUAP
BPP Mojorejo
0.2467
0.2713
P
36
PP
PUAP
BPP Mojorejo
0.2445
0.2263
61
Sri Endang. A, SP Ressi Afrianti, SP Zamzami
L
50
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.2428
0
62
Sugiman, SP
L
58
NON
0.2122
L
36
PUAP
0.2381
0.1619
64
Riskon Trunajaya Siharman
BPP Durian Mas BPP Air Duku
0.2409
63
Ka BPP PP
L
41
PP
PUAP
BPP Mojorejo
0.2374
0.2624
65
Eko Sutarto
L
49
Staff
NON
BP4K
0.2361
0.3271
66
Suryana, SP
L
43
Ka BPP
NON
BPP Tanjung Agung
0.236
0
34
38 39 40 41 42 43
47 48
58 59 60
PUAP
NON
67
Sardi, A.Md
L
59
PP
PUAP
BPP Bengko
0.234
0.276
68
Gatot Sugeng Pramono, SP Bujang Sastra, SP Syafruddin, SP
L
50
NON
BPP Mojorejo
0.2112
0.2638
L
50
NON
BPP Air Pikat
0.0579
0.2008
L
50
NON
BPP Bengko
0.034
0.2093
L
50
NON
BPP Bengko
0.0266
0.2041
72
M. Agus Margono, SP Rusli, SP
Ka BPP Ka BPP Ka BPP Staff
L
59
Staff
NON
BP4K
0.0213
0.2878
73
Maryazik
L
55
Staff
NON
BP4K
0.0213
0.2571
74
L
50
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.0213
0.2309
75
Sudirman. H, SPKP Dadang Rahmat
L
51
Staff
NON
BP4K
0.0106
0.3943
76
Nasrullah, STP
L
41
PP
NON
0.0106
0.2388
77
Bahtiar, SP
L
52
Staff
NON
0.0106
0.1782
78
Marsidi, SP
L
41
Staff
NON
BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Pal VIII
0
0.3151
79
Priyono Ananto
L
52
Staff
NON
BPP Air Pikat
0
0.3048
80
Yuswanto, SP
L
51
Staff
NON
BP4K
0
0.2929
81
Giato, SP
L
52
Staff
NON
BPP Bengko
0
0.2911
82
Maryono, S.Hut
L
44
Staff
NON
BP4K
0
0.2823
83
Beni Hidayat
L
38
PP
NON
0
0.2733
84
P
28
PP
NON
0
0.2435
P
48
Staff
NON
0
0.24
86
Else Damayanti. L, A.md Missaurina. H, SP Sunarto, S.PKP
L
54
Staff
NON
BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Pal VIII
0
0.2377
87
Jumhari
L
46
PP
PUAP
0
0.2299
88
Pastinhar, S.PKP
L
51
Staff
NON
0
0.2299
89
Suryadi, S.PKP
L
59
Staff
NON
0
0.2111
90
L
49
PP
NON
0
0.2
L
50
PP
NON
0.1883
P
28
Staff
NON
0
0.1815
L
39
Staff
NON
0
0.1782
P
58
Staff
NON
0
0.1782
95
Darlis Susanti
P
34
Staff
NON
BPP Kesambe Lama BPP Kesambe Lama BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Air Duku
0
94
Zainal Abidinsyah, SP Dasman Tanjung, SPKP Riska Dewi Anggarini, A.md Achmad Syafriansyah EttyYulia, SP
BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Lubuk Ubar BPP Air Duku
0
0.164
69 70 71
85
91 92 93
10. Lampiran 10 Tabel 4.29 Hasil Perhitungan In-Closeness dan Out-Closeness Centrality Program PUAP Tabel 4.29 Hasil Perhitungan In-Closeness dan Out-Closeness Centrality Program PUAP No
PMT
InCloseness 0.4729
OutCloseness 0.4621
PMT
0.4013
0.6437
PP
BPP Air Duku
0.4013
0.4005
PP
BPP Pal VIII
0.3783
0.3144
30
PP
BPP Air Pikat
0.3713
0.3199
L
50
PP
BPP Air Pikat
0.3644
0.4544
L
34
PP
BPP Lubuk Ubar
0.3631
0
P
31
PP
BPP Lubuk Ubar
0.36
0
Nama
Sex
1
Busroni, A.Md
L
2
L
3
Bambang Pujo Tarmoko, STP Herlina, S.ST
4
Arben. K
5
Age
Bidang
Lembaga
31
PMT
33
PMT
P
34
L
48
Umar Ibrahim, SST
L
6
Surono, A.md
7 8
Noven Vriananda, SPT Yenni, SPKP
9
Harneli, SP
P
32
PP
BPP Lubuk Ubar
0.36
0
10
Ir. Iming Juniarto
L
46
PP
BPP Air Pikat
0.3547
0.3297
11
M. Ansyary
L
32
PP
BPP Pal VIII
0.3547
0.3181
12
Nurhidayati, SP
P
46
PP
BPP Air Duku
0.3508
0
13
Wilson Wijaya, SST
L
32
PP
0.3366
0.3653
14
Mulyadi, S.PKP
L
49
PP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Pal VIII
0.326
0
15
Suswandi, SE
L
37
PMT
PMT
0.3204
0.5752
16
Rigusman, S.ST
L
28
PP
BPP Air Pikat
0.3178
0.2425
17
Suroto
L
52
PP
BPP Lubuk Ubar
0.316
0
18
Suyamto
L
51
PP
BPP Pal VIII
0.3128
0.4702
19
Novita Yuliani, SP
P
29
PP
BPP Air Duku
0.3128
0.3947
20
Lenni Maryanti, SP
P
30
PP
BPP Lubuk Ubar
0.3128
0.3162
21
Jufrizal, A.md
L
43
PP
BPP Kesambe Lama
0.3103
0.3144
22
Olivia Parvata, SP
P
29
PP
BPP Air Duku
0.3103
0.2846
23
Ramelan, S.Pi
L
53
PP
BPP Lubuk Ubar
0.3103
0.2436
24
Amran, SP
L
50
PP
BPP Kesambe Lama
0.3079
0.3162
25
Risa, S.PT
P
33
PP
BPP Air Pikat
0.3056
0.4828
26
P
35
PP
BPP Kesambe Lama
0.3056
0.2414
27
Dwi Mariani A., A.md Fitria Effendi
L
38
PP
BPP Pal VIII
0.3032
0.3162
28
A. Roni Ansyori, SP
L
51
PP
BPP Kesambe Lama
0.3032
0.3144
29
Jamaris. Z, A.md
L
45
PP
BPP Lubuk Ubar
0.3032
0.3144
30
Sarpintono, SP
L
43
PP
BPP Pal VIII
0.3032
0.3144
31
Lisda Liasuri, SP
P
42
PP
BPP Air Duku
0.3022
0
32
Jati prianto, SP
L
46
PP
BPP Durian Mas
0.3009
0.3653
33
L
52
PP
BPP Bengko
0.3009
0.2846
34
Yulius Suhaimi, S.PKP Mamat Sutamat, SP
L
48
PP
BPP Bengko
0.2987
0.3947
35
Eko Maryanto, SP
L
48
PP
BPP Durian Mas
0.2987
0.3918
36
Didi Darmadi, SST
L
36
PP
BPP Padang Ulak
0.2987
0.2663
Tanding 37
Hanif Suryanto, SST
L
34
PP
BPP Durian Mas
0.2964
0.4096
38
Suparmin, A.Md
L
52
PP
BPP Durian Mas
0.2964
0.3678
39
Didik Arisupeno, SST Susi Herawati
L
45
PP
BPP Tanjung Agung
0.2964
0.3629
P
38
PP
BPP Tanjung Agung
0.2943
0.4096
L
37
PP
BPP Durian Mas
0.2943
0.3703
42
Khanif Suryanto, SST Suwadi, SP
L
36
PP
BPP Pal VIII
0.2943
0.3629
43
Budi Wijaya, SP
L
56
PP
BPP Mojorejo
0.2797
0.389
44
Bambang Irawan, SP Jati Mulya, SP
L
36
PP
BPP Durian Mas
0.2759
0.3947
L
48
PP
BPP Durian Mas
0.2759
0.3918
L
52
PP
BPP Mojorejo
0.2759
0.3918
47
Putudadi Triatmajasari Musyadat
L
42
PP
BPP Bengko
0.2721
0.389
48
Ngadinah, A.md
P
48
PP
BPP Durian Mas
0.2721
0.389
49
Suwoto
L
45
PP
0.2631
0.3653
50
Riskon Trunajaya
L
36
PP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Air Duku
0.2393
0
51
Ayi Koswara, SPKP
L
48
PP
BPP Air Pikat
0.2393
0
52
Zamzami
L
50
PP
BPP Pal VIII
0.2393
0
53
Siharman
L
41
PP
BPP Mojorejo
0.2323
0.3678
54
Mulyani, SPKP
P
49
PP
BPP Air Pikat
0.2296
0.2787
55
Ressi Afrianti, SP
P
36
PP
BPP Mojorejo
0.2283
0.2846
56
Sri Endang. A, SP
P
43
PP
BPP Mojorejo
0.227
0.3678
57
Sardi, A.Md
L
59
PP
BPP Bengko
0.2219
0.3947
58
Sudirman. H, SPKP
L
50
PP
BPP Pal VIII
0
0.3238
59
Jumhari
L
46
PP
BPP Lubuk Ubar
0
0.3219
40 41
45 46
11. Lampiran 11 Tabel 4.32 Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality Tabel 4.32
Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality No 1
Nama Busroni, A.Md
Sex L
2
L
3
Bambang Pujo Tarmoko, STP Suswandi, SE
4
Herlina, S.ST
5 6
Age 31
Bidang PMT
Status PUAP
Lembaga PMT
Betweenness 0.34
33
PMT
PUAP
PMT
0.3078
L
37
PMT
PUAP
PMT
0.1373
P
34
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.0829
Risa, S.PT
P
33
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.0771
Rindra Purnama, SP
L
55
NON
BPP Lubuk Ubar
0.0537
7
Suyamto
L
51
Ka BPP PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.0434
8
Surono, A.md
L
50
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.0355
9
Soleman, SP
L
50
Ka
NON
BPP Air Duku
0.0321
BPP 10
Arben. K
L
48
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.0248
11
Ir. Iming Juniarto
L
46
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.0218
12
Jufrizal, A.md
L
43
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama
0.0205
13
Sardi, A.Md
L
59
PP
PUAP
BPP Bengko
0.0193
14
Suwoto
L
45
PP
PUAP
0.0169
15
Suharyanto, SP
L
57
NON
16
Wilson Wijaya, SST
L
32
Ka BPP PP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Kesambe Lama
0.0144
17
Suwadi, SP
L
36
PP
PUAP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Pal VIII
18
Umar Ibrahim, SST
L
30
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.0117
19
L
52
PP
PUAP
BPP Bengko
0.0094
L
50
BPP Mojorejo
0.0089
P
43
Ka BPP PP
NON
21
Yulius Suhaimi, S.PKP Gatot Sugeng Pramono, SP Sri Endang. A, SP
PUAP
BPP Mojorejo
0.0083
22
Eko Maryanto, SP
L
48
PP
PUAP
BPP Durian Mas
23
Mamat Sutamat, SP
L
48
PP
PUAP
BPP Bengko
0.0077
24
L
52
PP
PUAP
BPP Mojorejo
0.0076
25
Putudadi Triatmajasari Amran, SP
L
50
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama
0.0066
26
Novita Yuliani, SP
P
29
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.0063
27
Jati prianto, SP
L
46
PP
PUAP
BPP Durian Mas
0.0061
28
Rigusman, S.ST
L
28
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0.0059
29
Ressi Afrianti, SP
P
36
PP
PUAP
BPP Mojorejo
0.0052
30
Lenni Maryanti, SP
P
30
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.0049
31
Susi Herawati
P
38
PP
PUAP
BPP Tanjung Agung
0.0047
32
Didik Arisupeno, SST Nurhidayati, SP
L
45
PP
PUAP
BPP Tanjung Agung
0.0047
P
46
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.0041
L
37
PP
PUAP
BPP Durian Mas
0.0041
35
Khanif Suryanto, SST Sugiman, SP
L
58
NON
BPP Durian Mas
0.004
36
Budi Wijaya, SP
L
56
Ka BPP PP
PUAP
BPP Mojorejo
0.0039
37
Didi Darmadi, SST
L
36
PP
PUAP
0.0038
38
Maryazik
L
55
Staff
NON
BPP Padang Ulak Tanding BP4K
39
Ramelan, S.Pi
L
53
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.0035
40
Yenni, SPKP
P
31
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.0034
41
Dadang Rahmat
L
51
Staff
NON
BP4K
0.0027
42
Olivia Parvata, SP
P
29
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.0027
43
A. Roni Ansyori, SP
L
51
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama
0.0027
44
Jati Mulya, SP
L
48
PP
PUAP
BPP Durian Mas
0.0026
45
M. Ansyary
L
32
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.0025
46
Rusli, SP
L
59
Staff
NON
BP4K
0.0022
47
Fitria Effendi
L
38
PP
PUAP
BPP Pal VIII
48
Noven Vriananda,
L
34
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
20
33 34
PUAP
0.0158
0.0128
0.008
0.0037
0.002 0.0019
SPT 49
Ngadinah, A.md
P
48
PP
PUAP
BPP Durian Mas
0.0018
50
Harneli, SP
P
32
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.0018
51
Suharti, SP
P
48
NON
Bujang Sastra, SP
L
50
NON
BPP Padang Ulak Tanding BPP Air Pikat
0.0018
52 53
Lisda Liasuri, SP
P
42
Ka BPP Ka BPP PP
PUAP
BPP Air Duku
0.0016
54
Jondedi Hidayat, SP
L
44
Staff
NON
BPP Air Pikat
0.0015
55
Nasrullah, STP
L
41
PP
NON
BPP Kesambe Lama
0.0014
56
Siharman
L
41
PP
PUAP
BPP Mojorejo
0.0014
57
Suparmin, A.Md
L
52
PP
PUAP
BPP Durian Mas
0.001
58
Suroto
L
52
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.001
59
Sarpintono, SP
L
43
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.001
60
Sudirman. H, SPKP
L
50
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0.001
61
Syafruddin, SP
L
50
NON
BPP Bengko
0.0008
62
Bambang Irawan, SP
L
36
Ka BPP PP
PUAP
BPP Durian Mas
0.0007
63
Riskon Trunajaya
L
36
PP
PUAP
BPP Air Duku
0.0006
64
Jamaris. Z, A.md
L
45
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0.0006
65
Hanif Suryanto, SST
L
34
PP
PUAP
BPP Durian Mas
0.0005
66
Maryono, S.Hut
L
44
Staff
NON
BP4K
0
67
Eko Sutarto
L
49
Staff
NON
BP4K
0
68
Disran, SP
L
51
Staff
NON
BP4K
0
69
Yuswanto, SP
L
51
Staff
NON
BP4K
0
70
Darlis Susanti
P
34
Staff
NON
BPP Air Duku
0
71
L
49
PP
NON
BPP Air Duku
0
72
Zainal Abidinsyah, SP Ayi Koswara, SPKP
L
48
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0
73
Mulyani, SPKP
P
49
PP
PUAP
BPP Air Pikat
0
74
Priyono Ananto
L
52
Staff
NON
BPP Air Pikat
0
75
Musyadat
L
42
PP
PUAP
BPP Bengko
0
76
M. Agus Margono, SP Giato, SP
L
50
Staff
NON
BPP Bengko
0
L
52
Staff
NON
BPP Bengko
0
P
28
PP
NON
BPP Kesambe Lama
0
P
28
Staff
NON
BPP Kesambe Lama
0
P
35
PP
PUAP
BPP Kesambe Lama
0
81
Else Damayanti. L, A.md Riska Dewi Anggarini, A.md Dwi Mariani A., A.md Beni Hidayat
L
38
PP
NON
BPP Kesambe Lama
0
82
Missaurina. H, SP
P
48
Staff
NON
BPP Kesambe Lama
0
83
Dasman Tanjung, SPKP Bahtiar, SP
L
50
PP
NON
BPP Kesambe Lama
0
L
52
Staff
NON
BPP Kesambe Lama
0
L
39
Staff
NON
BPP Lubuk Ubar
0
86
Achmad Syafriansyah Jumhari
L
46
PP
PUAP
BPP Lubuk Ubar
0
87
Pastinhar, S.PKP
L
51
Staff
NON
BPP Lubuk Ubar
0
77 78 79 80
84 85
0.0017
88
EttyYulia, SP
P
58
Staff
NON
BPP Lubuk Ubar
0
89
Suryadi, S.PKP
L
59
Staff
NON
BPP Lubuk Ubar
0
90
Marsidi, SP
L
41
Staff
NON
BPP Pal VIII
0
91
Andi Siswanto, SP
L
49
NON
BPP Pal VIII
0
92
Mulyadi, S.PKP
L
49
Ka BPP PP
PUAP
BPP Pal VIII
0
93
Zamzami
L
50
PP
PUAP
BPP Pal VIII
0
94
Sunarto, S.PKP
L
54
Staff
NON
BPP Pal VIII
0
95
Suryana, SP
L
43
Ka BPP
NON
BPP Tanjung Agung
0
12. Lampiran 12 Tabel 4.34 Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality Dari Program PUAP Tabel 4.34 Hasil Perhitungan Node-Betweenness Centrality Dari Program PUAP No 1
Nama Busroni, A.Md
Sex L
Bidang PMT
Lembaga PMT
L
3
Bambang Pujo Tarmoko, STP Suswandi, SE
33
PMT
PMT
0.4155
4
Risa, S.PT
L
37
PMT
PMT
0.2057
P
33
PP
BPP Air Pikat
5
0.0812
Herlina, S.ST
P
34
PP
BPP Air Duku
0.0604
6
Suyamto
L
51
PP
BPP Pal VIII
0.0522
7
Surono, A.md
L
50
PP
BPP Air Pikat
0.0384
8
Arben. K
L
48
PP
BPP Pal VIII
0.0305
9
Suwoto
L
45
PP
0.0168
10
Putudadi Triatmajasari
L
52
PP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Mojorejo
11
Umar Ibrahim, SST
L
30
PP
BPP Air Pikat
0.0166
12
Ir. Iming Juniarto
L
46
PP
BPP Air Pikat
0.0154
13
Yulius Suhaimi, S.PKP
L
52
PP
BPP Bengko
0.0144
14
Wilson Wijaya, SST
L
32
PP
0.0107
15
Lenni Maryanti, SP
P
30
PP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Lubuk Ubar
16
Rigusman, S.ST
L
28
PP
BPP Air Pikat
0.0087
17
Jufrizal, A.md
L
43
PP
BPP Kesambe Lama
0.0082
18
Amran, SP
L
50
PP
BPP Kesambe Lama
0.0082
19
Mamat Sutamat, SP
L
48
PP
BPP Bengko
0.0082
20
Sardi, A.Md
L
59
PP
BPP Bengko
0.0082
21
Sri Endang. A, SP
P
43
PP
BPP Mojorejo
0.0036
22
Suparmin, A.Md
L
52
PP
BPP Durian Mas
0.0021
23
M. Ansyary
L
32
PP
BPP Pal VIII
0.0019
24
Eko Maryanto, SP
L
48
PP
BPP Durian Mas
0.0019
25
Didi Darmadi, SST
L
36
PP
0.0018
26
Jati Mulya, SP
L
48
PP
BPP Padang Ulak Tanding BPP Durian Mas
2
Age 31
Betweenness 0.4221
0.0166
0.0089
0.0018
27
Budi Wijaya, SP
L
56
PP
BPP Mojorejo
0.0016
28
Jati prianto, SP
L
46
PP
BPP Durian Mas
0.0016
29
Bambang Irawan, SP
L
36
PP
BPP Durian Mas
0.0015
30
Khanif Suryanto, SST
L
37
PP
BPP Durian Mas
0.0014
31
Siharman
L
41
PP
BPP Mojorejo
0.0013
32
Hanif Suryanto, SST
L
34
PP
BPP Durian Mas
0.0013
33
Ressi Afrianti, SP
P
36
PP
BPP Mojorejo
0.0011
34
Ramelan, S.Pi
L
53
PP
BPP Lubuk Ubar
0.0004
35
Novita Yuliani, SP
P
29
PP
BPP Air Duku
0.0003
36
Mulyani, SPKP
P
49
PP
BPP Air Pikat
0.0001
37
Susi Herawati
P
38
PP
BPP Tanjung Agung
0
38
Didik Arisupeno, SST
L
45
PP
BPP Tanjung Agung
0
39
Suwadi, SP
L
36
PP
BPP Pal VIII
0
40
Fitria Effendi
L
38
PP
BPP Pal VIII
0
41
Sarpintono, SP
L
43
PP
BPP Pal VIII
0
42
Mulyadi, S.PKP
L
49
PP
BPP Pal VIII
0
43
Sudirman. H, SPKP
L
50
PP
BPP Pal VIII
0
44
Zamzami
L
50
PP
BPP Pal VIII
0
45
Yenni, SPKP
P
31
PP
BPP Lubuk Ubar
0
46
Harneli, SP
P
32
PP
BPP Lubuk Ubar
0
47
Noven Vriananda, SPT
L
34
PP
BPP Lubuk Ubar
0
48
Jamaris. Z, A.md
L
45
PP
BPP Lubuk Ubar
0
49
Jumhari
L
46
PP
BPP Lubuk Ubar
0
50
Suroto
L
52
PP
BPP Lubuk Ubar
0
51
Dwi Mariani A., A.md
P
35
PP
BPP Kesambe Lama
0
52
A. Roni Ansyori, SP
L
51
PP
BPP Kesambe Lama
0
53
Ngadinah, A.md
P
48
PP
BPP Durian Mas
0
54
Musyadat
L
42
PP
BPP Bengko
0
55
Ayi Koswara, SPKP
L
48
PP
BPP Air Pikat
0
56
Olivia Parvata, SP
P
29
PP
BPP Air Duku
0
57
Riskon Trunajaya
L
36
PP
BPP Air Duku
0
58
Lisda Liasuri, SP
P
42
PP
BPP Air Duku
0
59
Nurhidayati, SP
P
46
PP
BPP Air Duku
0
13. Lampiran 13 Tabel 4.40 Data Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) di Kabupaten Rejang Lebong Pertahun 2008 s/d 2011 Tabel 4.40 Data Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) di Kabupaten Rejang Lebong Pertahun 2008 s/d 2011 Th BLM 2008
No
Gapoktan
Desa
Kecamatan
1
Mulya
Purwodadi
Bermani Ulu
2
Mandiri
Sentral Baru
Bermani Ulu
3
Gambir Jaya
Sukarami
Bermani Ulu
4
Maju Bersama
Tebat Tenong Dalam
Bermani Ulu
5
Prima Usaha
Air Bening
Bermani Ulu Raya
6
Bina Usaha
Pal VII
Bermani Ulu Raya
7
Menunggal Sejahtera
Samberejo Transad
Bermani Ulu Raya
8
Pase Bareja
Tebat Tenong Luar
Bermani Ulu Raya
9
Maju Bersama
Kepala Curup
Binduriang
10
Mawar
Simpang Beliti
Binduriang
11
Maju Bersama
Ribo Recap
Curup Selatan
12
Panca Usaha
Air Bang
Curup Tengah
13
Bunga Tanjung
Derati
Kota Padang
14
Sentosa Jaya
Durian Mas
Kota Padang
15
Maju Jaya
Kota Padang
Kota Padang
16
Tunas Muda
Taba Anyar
Kota Padang
17
Linggar Jati
Air Kati
P.U. Tanding
18
Pajajaran
Belumai I
P.U. Tanding
19
Karya Tani
Belumai II
P.U. Tanding
20
Usaha Bersama
Kasie Kasubun
P.U. Tanding
21
Tani Mandiri
Tanjung Sanai I
P.U. Tanding
22
Tani Jaya
Air Duku
Selupu Rejang
23
Tri Mulya
APK. Kali Bandung
Selupu Rejang
24
Rejo Mulyo
Sambirejo
Selupu Rejang
25
Sido Lestari
Sumber Bening
Selupu Rejang
26
Nusa Indah
Balai Buntar
Sindang Beliti Ilir
27
Mekar Bingin
Lubuk Belimbing Baru
Sindang Beliti Ilir
28
Harapan Sejahtera
Lubuk Belimbing II
Sindang Beliti Ilir
29
Harapan Jaya
Air Rusa
Sindang Dataran
30
Surya Tani
Empat Suka Menanti
Sindang Dataran
31
Harapan Makmur
Sinar Gunung
Sindang Dataran
32
Rukun Bersama
Beringin Tiga
Sindang Kelingi
33
Maju Bersama
Mojorejo
Sindang Kelingi
34
Jaya Makmur
Sindang Jaya
Sindang Kelingi
35
Bangun Jaya
Tanjung Aur
Sindang Kelingi
2009
2010
2011
1
Madu Sari
Air Apo
Binduriang
2
Harapan Maju
Taba Padang
Binduriang
3
Kenanga Jaya
Dusun Baru
Kota Padang
4
Karya Jaya
Tanjung Gelang
Kota Padang
5
Sumber Tani
UPT. Lubuk Mumpo
Kota Padang
6
Sumber Karya
Muara Telita
Padang Ulak Tanding
7
Mukti Makmur
Taba Tinggi
Padang Ulak Tanding
8
Bakti Persada
Taktoi
Padang Ulak Tanding
9
Mbangun Tani
Air Meles Atas
Selupu Rejang
10
Kejalo
Cawang Lama
Selupu Rejang
11
Tri Mulyo
Sumber Urip
Selupu Rejang
12
Maju Lancar
Periang
Sindang Beliti Ilir
13
Karya Indah
Suka Karya
Sindang Beliti Ilir
14
Tanjung Harapan
Suka Merindu
Sindang Beliti Ilir
15
Makmur
Jabi
Sindang Beliti Ulu
16
Tanjung Agung Indah
Tanjung Agung
Sindang Beliti Ulu
17
Jaya Bersama
Tanjung Heran
Sindang Beliti Ulu
18
Tri Mulyo
Air Dingin
Sindang Kelingi
19
Catur Karya
Kayu Manis
Sindang Kelingi
20
Jati Mulya
Sindang Jati
Sindang Kelingi
1
Panca Manunggal
Air Pikat
Bermani Ulu
2
Harapan Jaya
Baru Manis
Bermani Ulu
3
Tiga Serangkai
Selamat Sudiarjo
Bermani Ulu
4
Sepakat
Babakan Baru
Bermani Ulu Raya
5
Sumber Makmur
Pal 100
Bermani Ulu Raya
6
Damai Sejahtera
Air Rambai
Curup Kota
7
Serumpun
Air Lanang
Curup Selatan
8
Citra Tani
Air Merah
Curup Tengah
9
Tani Lestari
Duku Ilir
Curup Timur
10
Usaha bersama
Dusun Curup
Curup Utara
11
Iktaput
Pasar P. U. Tanding
P. U. Tanding
12
Lembak Raya
Ujan Panas
P. U. Tanding
13
Mekar Sari
Kampung Baru
Selupu Rejang
14
Bunga Tanjung
Lubuk Tunjung
Sindang Beliti Ilir
15
Kute Batu
Karang Pinang
Sindang Beliti Ulu
16
Serba Guna
Bengko
Sindang Dataran
17
Tri Tunggal
Talang Belitar
Sindang Dataran
18
Bina Sentosa
Belitar Sebrang
Sindang Kelingi
1
Citra Tani
Air Mundu
Bermani Ulu
2
Joyo Langgeng
Tebat Pulau
Bermani Ulu
3
Maju Bersama
Kampung Melayu
Bermani Ulu
4
Teladan Lestari
Desa Teladan
Curup Selatan
5
Tani Rukun
Lubuk Ubar
Curup Selatan
6
Karya Mandiri
Suka Marga
Curup Selatan
Total
7
Mitra Tani
Watas Marga
Curup Selatan
8
Aneka Usaha
Banyumas
Curup Tengah
9
Cahya Bukit Basah
Dusun Sawah
Curup Utara
10
Sepakat
Kota Pagu
Curup Utara
11
Sedasen
Lubuk Kembang
Curup Utara
12
Harapan Jaya
Karang Baru
Padang Ulak Tanding
13
Tani Wisata
Karang Jaya
Selupu Rejang
14
Sumber Rezeki
Lubuk Belimbing I
Sindang Beliti Ilir
15
Kute Giri
Lawang Agung
Sindang Beliti Ulu
16
Binjay Manis
Pengambang
Sindang Beliti Ulu
17
Belitar Garden
Belitar Muka
Sindang Kelingi
90
Gapoktan
14. Lampiran 14 Pengantar Kuisioner
15. Lampiran 15 Kuisioner Penyulu / PMT PUAP / Staf BPP PUAP
16. Lampiran 16 Kuisioner Penyuluh / Staf BP4K / Staf BPP NonPUAP