STUDI ANALISIS DEBIT RENDAH UNTUK PENGEMBANGAN SDA PADA DAS LAMASI WS POMPENGAN-LARONA PROVINSI SULAWESI SELATAN
TESIS
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
Oleh
ABDULLAH ABID NIM : 95003225 Program Magister Pengembangan Sumber Daya Air
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005
ABSTRAK STUDI ANALISIS DEBIT RENDAH UNTUK PENGEMBANGAN SDA PADA DAS LAMASI WS POMPENGAN-LARONA PROVINSI SULAWESI SELATAN Oleh : Abdullah Abid Nim : 95003225 Program Magister PSDA Institut Teknologi Bandung Daerah aliran sungai Lamasi merupakan salah satu bagian dari Wilayah Sungai PompenganLarona yang mempunyai potensi untuk dikembangkan guna peningkatan produksi pertanian yang dititikberatkan pada pemenuhan pangan yaitu ketersediaan air irigasi, domestik, perkotaan dan industri. Sungai Lamasi mulai dikembangkan sejak dibangunnya infrastruktur pengairan berupa Bendung Lamasi yang mulai berfungsi tahun 1981, dan saat ini mempunyai lahan fungsional seluas 7.859 Ha. Dalam analisis ketersediaan air dimana mendatang dengan menggunakan metode Markov , maka debit rendah dapat ditentukan yaitu ketersediaan air (Q80, Q90 dan Qmin), dimana Debit rata-rata tahunan untuk Q80 adalah 21,371 m3/detik, Q90 adalah 16,618 m3/detik dan Qmin adalah 13,995 m3ldetik. Dan hasil perhitungan neraca air sungai Lamasi pada tahun 2005 hingga 2010 dengan Q80 dapat terpenuhi kebutuhan air untuk irigasi, pemeliharaan sungai dan RKI. Pada tahun 2015 hingga 2020, dimana areal irigasi yang dikembangkan dari lahan potensial ke fungsional menjadi seluas 9.842 Ha, maka kebutuhan air akan meningkat sehingga terjadi kekurangan pada saat tertentu, untuk ketersediaan Q80 dan Q90 terjadi kekurangan pada bulan Agustus dan Oktober sedang untuk Qmin terjadi kekurangan pada bulan Mei, Juni, Agustus, Oktober dan Nopember. Tingkat kehandalan sungai Lamasi dengan menggunakan perhitungan metode Second Moment Analysis (Level-2) dalam memenuhi kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai, irigasi dan RKI semakin menurun, pada tahun 2005 tingkat kehandalan dengan Q80 sebesar 85 % dan terus menurun pada akhimya tahun 2025 mencapai 76 % sedang untuk tingkat kehandalannya 75 % pada tahun 2005 dan akhirnya menurun menjadi 61 % pada tahun 2025, hal ini disebabkan karena kebutuhan semakin bertambah sementara potensi air yang tersedia relatif tetap, sehingga perlu pembangunan waduk retensi yang dapat menyuplai air bila saat kekurangan. Kata kunci : Debit rendah, potensi, kebutuhan dan kehandalan
ABSTRACT A STUDY OF LOW DISCHARGE ANALYSIS FOR WATER RESOURCE DEVELOPMENT OF LAMASI WATERSHED IN POMPENGAN-LARONA RIVER BASIN SOUTH SULAWESI PROVINCE By Abdullah Abid Nim : 95003225 Departement of Civil Engineering Bandung Institute of Technology Lamasi watershed is part of Pompengan-Larona river basin that has a potency to increase the crops with its water availibility for the needs of irrigation, domestic, municipal and industry ( DMI). The developing of Lamasi river started when the infrastructure of irrigation (i.e. Lamasi Weir, which started to function in 1981, and has in functional area of 7.859 Ha) was built. In the analysis of water availibility, the low discharge of Q80, Q90 and Qmin can be determined by applying Markov Method. It shows that the annual average discharge of Q80 is 21,371 m3 /second, Q90 is 16,618 m3/second and Qm;n is 13,995 m3/second. From the analysis result of water balance, it shows that Lamasi river can meet the water needs for irrigation, maintenance flow and DMI in 2005 - 2010. In 2015 - 2020, the potential irrigation area will be developed into functional area, which is extended into 9.842 Ha. As the result, the water needs will be increasing and there will be a shortage in certain time. For Q80 and Q90, there will be a shortage in August and October, while for ()min the shortage will occur in May, June, August, October and November. From the analysis result of second moment analysis ( Level-2), it shows that the reability level of Lamasi river in meeting the water needs for the maintenance flow, irrigation and DMI is decreasing. In 2005, the reability level of Q80 is 85 %, and it will decrease into 76 % in 2025. The reability level of Qmin is 75 % in 2005 and it will be 61 % in 2025. The decrease is due to the increase of water needs in the condition of unchanged water availability. As the result, it is required a construction of retention reservoir that provides water in the time of shortage. Keywords : Low discharge, potency, demand and reability.