perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS LABA SEBAGAI PEMODERASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh: SYAHRIAR ABDULLAH NIM: S4308021
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS LABA SEBAGAI PEMODERASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh: SYAHRIAR ABDULLAH NIM: S4308021
Telah disetujui Pembimbing Pada tanggal: 25 November 2011 Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dra. Y. Anni Aryani M.Prof., Acc., Ph.D., Ak. NIP. 196509181992032002
Sri Suranta, SE., M.Si., Ak. NIP. 197203051997021001
Mengetahui: Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Dr. Bandi, M.Si, Ak. NIP. 196411201991031002 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS LABA SEBAGAI PEMODERASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh: SYAHRIAR ABDULLAH NIM: S4308021
Telah disetujui Tim penguji Pada tanggal: (tanggal setelah revisi disetujui)
Ketua
: Prof. Dr. Rahmawati
Sekretaris : Dr. Bandi, M.Si., Ak. Anggota
: Dra. Y. Anni Aryani M.Prof., Acc., Ph.D., Ak. : Sri Suranta, SE., M.Si., Ak.
Mengetahui: Direktur PPs UNS
Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. NIP. 195708201985031004
Dr. Bandi, M.Si, Ak. NIP. 196411201991031002
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama
: Syahriar Abdullah
NIM
: S4308021
Program Studi
: Magister Akuntansi
Konsentrasi
: Akuntansi Keuangan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas Laba sebagai Pemoderasi pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh atas tesis tersebut.
Surakarta, Juni 2011 Yang menyatakan,
Syahriar Abdullah
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan kepada: 1. YML Ayahanda Guru Prof. DR. H. S.S. Kadirun Yahya M.A. Msc. 2. Mama dan Bapak dan Dik Nina 3. Papa dan Mbak Uli dan Dik Tiara 4. Surau Haqqul Amin 5. Teman – teman jurusan Magister Akuntansi 6. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Ilmu amaliah, amal ilmiah
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kesusahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain (Q. S. Alam Nasyrah: 6-7). Menyempurnakan penghambaan keharibaan ALLAH SWT, serta persaudaraan sesama insan berkhaliq Manusia pada setiap gerak memiliki kebebasan mutlak, hingga kebebasan itu terbatasi kebebasan manusia lain. Dan pada setiap insan ada kebebasan manusiawi, sampai kebebasan itu terbatasi oleh kebebasan ALLAH ta‘ala. Kehidupan dan air nyaris tanpa beda ia muncul dan mengalir, menyapu kehidupan dan kematian tanpa ampun (Raudhah HAQQUL AMIN karangpandan, 20 Mei 2008).
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini sebagai tugas akhir untuk melengkapi syarat-syarat guna mencapai gelar Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, penulis berusaha semaksimal mungkin agar tesis ini bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca. Penulisan tesis ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak, oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah S.W.T. yang selalu ada di sisi penulis dalam suka maupun duka. 2. YML Ayahanda Guru Prof. DR. H. S.S. Kadirun Yahya M.A. Msc. yang selalu memberikan SyafaatNya dalam kelancaran tesis ini dan selalu memberikan inspirasi bagi kehidupan penulis. 3. Ibu Dra. Y. Anni Aryani M.Prof., Acc., Ph.D., Ak., selaku dosen pembimbing I tesis yang telah mengikhlaskan serta membagi waktu, ilmu, ide dan tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini 4. Bapak Sri Suranta, SE., M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing II tesis yang telah mengikhlaskan serta membagi waktu, ilmu, ide dan tenaganya untuk commit to user membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Dr. Bandi, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 7. Staff dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 8. Keluarga tercinta, Mama, Papa, Bapak, mbak Uli, dek Nina, dek Tiara, Opa2, Oma2, Pakde2, Bude2, Om2, Tante2, Mas2, Mbak2, Adik2 yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini. 9. Teman – teman vespa SOC yang selalu menemani penulis dibengkel. 10. Teman – teman fotografi BPC yang selalu menemani di waktu luang. 11. Teman – teman sepeda Downhill yang selalu memberikan penyegaran dalam fisik dan pikiran. 12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu. Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kritik, saran serta masukan senantiasa penulis harapkan untuk kemajuan bersama. Terima kasih. Surakarta,
Juni 2011
Penulis
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
HALAMAN MOTTO
vi
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
ABSTRAK
xv
ABSTRACT
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Permasalahan
9
C. Tujuan Penelitian
10
D. Manfaat Penelitian
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka
13 13
1. Agency theory
12 commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman 2. Good corporate governance
15
3. Komite audit
17
4. Kualitas laba
19
5. Nilai perusahaan
22
B. Review Lieratur dan Hipotesis 1. Karakteristik komite audit dan nilai perusahaan
23 23
2. Karakteristik komite audit, nilai perusahaan dan kualitas laba perusahaan
25
C. Kerangka Pikir Penelitian
30
BAB III METODE PENELITIAN
32
A. Jenis Penelitian
32
B. Populasi dan Sampel Penelitian
32
C. Data dan Pengumpulan Data
33
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
34
1. Variabel independen (variabel bebas)
34
2. Variabel dependen (variabel terikat)
35
3. Variabel moderasi
36
E. Metode Analisis Data
38
1. Uji asumsi klasik
38
2. Pengujian hipotesis
41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data commit to user
x
44 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman B. Analisis Data
45
1. Statistik deskriptif
45
2. Uji asumsi klasik
48
3. Pengujian hipotesis
53
C. Pembahasan
59
BAB V PENUTUP
64
A. Kesimpulan
64
B. Keterbatasan
64
C. Saran
65
DAFTAR PUSTAKA
67
LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel IV. 1
Sampel Penelitian
45
Tabel IV. 2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
46
Tabel IV. 3
Uji Normalitas Data Sebelum Outlier Data
48
Tabel IV. 4
Uji Normalitas Data Setelah Outlier Data
49
Tabel IV. 5
Rangkuman Hasil Uji Autokorelasi
50
Tabel IV. 6
Hasil Uji Heterokedastisitas
51
Tabel IV. 7
Hasil Uji Multikolinieritas
52
Tabel IV. 8
Nilai Korelasi Antar Variabel
53
Tabel IV. 9
Uji Signifikansi - F
54
Tabel IV. 10 Uji Koefisien Regresi Parsial
56
Tabel IV. 11 Uji Koefisien Determinasi
58
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar I.1
Kerangka Pikir Penelitian
commit to user
xiii
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Perusahaan Sampel
Lampiran 2
Pengujian Regresi Kualitas Laba
Lampiran 3
Pengujian Statistik Deskriptif
Lampiran 4
Pengujian Normalitas Sebelum Outlier
Lampiran 5
Pengujian Normalitas Setelah Outlier
Lampiran 6
Pengujian Autokorelasi
Lampiran 7
Pengujian Heterokedastisitas
Lampiran 8
Pengujian Multikolinearitas
Lampiran 9
Pengujian Hipotesis
Lampiran 10 Hasil Regresi Tanpa Variabel Moderasi
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait kemampuan kualitas laba dalam memoderasi pengaruh karakteristik komite audit yang terdiri dari independensi, kompentensi, ukuran dan frekuansi rapat terhadap nilai perusahaan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa: karakterisitik komite audit yang dinyatakan dengan kompetensi akuntansi dan atau keuangan komite audit, ukuran komite audit, dan frekuensi rapat komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian ini tidak berhasil membuktikan pengaruh karakteristik komite audit yang dinyatakan dengan independensi komite audit terhadap nilai perusahaan. Kualitas laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kualitas laba yang dinyatakan dengan manajemen laba mampu memoderasi pengaruh karakteristik komite audit yang terdiri dari kompetensi dalam akuntansi atau keuangan, ukuran komite audit, dan frekuensi rapat komite audit terhadap nilai perusahaan. Namun demikian, penelitian ini tidak mampu membuktikan kemampuan moderasi kualitas laba di dalam pengaruh karakteristik komite audit yang dinyatakan dengan independensi komite audit terhadap nilai perusahaan. Kata kunci Ketersediaan data
: karakteristik komite audit, independensi, kompetensi, ukuran, frekuensi, kualitas laba, nilai perusahaan : www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory, dan website resmi perusahaan yang menjadi sampel penelitian
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
The aims of this study is to obtain empirical evidence related to the ability of earnings quality in moderating the influence of the characteristics of an audit committee consisting of the independence, competence, size and frequency of meetings to firm value. This study uses a public company listed on the Indonesia Stock Exchange. The sample in this study is using purposive sampling method. Hypotheses test is using multiple regression analysis. The research find that: audit committee characteristics are proxied with the competence or financial accounting and audit committee, audit committee size, and frequency of meetings of audit committees affect the firm value. However, this study failed to prove the influence of audit committee characteristics are expressed with the independence of audit committees on company value. Earnings quality affects the firm value. Earnings quality that are stated with earnings management can moderates the influence of the characteristics of an audit committee consisting of competence and / or financial accounting, audit committee size, and frequency of audit committee meetings to firm value. However, the study does not able to prove the ability of moderation in earnings quality characteristics influence audit committee expressed with the independence of audit committees on firm value. Keywords
Data Availability
: characteristics of the audit committee, independence, competence, size, frequency, earnings management, firm value : www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory, and the sample company's official website.
commit to user
xvi
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Houston dan Brigham, 2005). Nilai sebuah perusahaan dapat tercermin dalam harga saham perusahaan di bursa saham, nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para professional sebagai manajer. Manajemen
perusahaan
harus
berusaha
memaksimumkan
kesejahteraan
pemegang saham (shareholder) melalui kewenangan yang diberikan dalam membuat kebijakan dalam perusahaan. Namun di lain pihak manajer sebagai pengelola perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda terutama dalam hal peningkatan prestasi individu dan kompensasi yang akan diterima (Jensen dan Meckling, 1976). Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan investor, maka akan menyebabkan jatuhnya harapan para investor tentang pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka tanamkan. Oleh karenanya dibutuhkan adanya suatu perlindungan terhadap berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang dapat menimbulkan commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masalah di antara pihak tersebut yang kemudian dinamakan sebagai agency problem (Jensen dan Meckling, 1976). Teori keagenan (agency theory) berusaha menjelaskan tentang penentuan kontrak yang paling efisien yang bisa membatasi konflik atau masalah keagenan (Jensen dan Meckling, 1976; Eisenhardt, 1989).
Namun demikian, adanya
kontrak yang efisien belum cukup untuk mengatasi masalah keagenan. Konsep corporate governance timbul karena adanya keterbatasan dari teori keagenan dalam mengatasi masalah keagenan dan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari teori keagenan (Ariyoto et al., 2000 dalam Nurkhin, 2009). Forum
for
Corporate
Governance
in
Indonesia
(FCGI,
2001)
mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan dan para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka dengan tujuan corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi pihak-pihak pemegang kepentingan. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) sungguh membawa manfaat besar bagi perusahaan. Menurut FCGI (2001) terdapat empat prinsip dasar pengelolaan perusahaan yang baik. Keempat prinsip dalam GCG tersebut adalah: keadilan (fairness), transparansi (transparancy), dapat dipertanggungjawabkan (accountability), dan pertanggungjawaban (responsibility). Dalam rangka pelaksanaan good corporate governance, Badan Pengelola dan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mengeluarkan peraturan tanggal 1 Juli 2001 yang mengatur tentang pembentukan dewan komisaris independen dan commit to user
2
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
komite audit. Peraturan mewajibkan perusahaan tercatat memiliki komite audit. Komite audit harus beranggotakan minimal tiga orang independen, salah satunya memiliki keahlian dalam bidang akuntansi. Salah seorang anggota komite audit harus berasal dari komisaris independen yang merangkap sebagai ketua komite audit. Tugas komite berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena komite audit diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam pelaksanaan tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen. Peran komite audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan. Investor sebagai pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara langsung kualitas sistem informasi perusahaan (Qin, 2006) sehingga persepsi mengenai kinerja komite audit akan mempengaruhi penilaian investor terhadap kualitas laba perusahaan dan nilai perusahaan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji pengaruh keberadaan komite audit baik terhadap kualitas laba maupun terhadap nilai perusahaan. Klien (2002) dan Suaryana (2005) berhasil membuktikan bahwa keberadaan komite audit dalam tata kelola perusahaan berpengaruh terhadap kualitas laba dalam laporan keuangan. Penelitian Klien (2002) dan Suaryana (2005) menjelaskan bahwa keberadaan komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit internal) dapat mengurangi sifat opportunistic
manajemen
yang
melakukan
manajemen
laba
(earnings
management) dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan commit to user
3
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengawasan pada audit eksternal. Hasil penelitian keduanya konsisten dengan peran komite audit dalam Peraturan Bapepam tanggal 1 Juli 2001 tentang Pembentukan Dewan Komisaris dan Komite Audit bahwa komite audit meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan melalui pengawasan atas proses pelaporan termasuk sistem pengendalian internal dan penggunaan prinsip akuntansi berterima umum, dan mengawasi proses audit secara keseluruhan. Dalam perkembanganya, penelitian selanjutnya diarahkan untuk meneliti pengaruh karakteristik komite audit terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan, terutama penelitian di luar negeri. Penelitian yang dimaksud diantaranya adalah DeZoort dan Salterio (2001); Carcello dan Neal (2000); Anderson et al. (2003); Krishnamurthy et al. (2003); Qin (2006); Chan dan Li (2008); Baxter dan Cotter (2009). Karakteristik komite audit yang diuji oleh penelitian-penelitian tersebut meliputi independensi, komposisi, ukuran, keahlian anggota di bidang akuntansi dan keuangan, dan aktivitas yang dinyatakan dengan frekuensi rapat komite audit. DeZoort dan Salterio (2001); Bryan et al. (2004); Baxter dan Cotter (2009) menguji independensi dan keahlian anggota komite audit di bidang akuntansi dan keuangan terhadap kualitas laba. Hasil penelitian tersebut adalah semakin banyak pengalaman komisaris independen dan semakin banyak pengetahuan audit berhubungan
dengan
pelaporan
keuangan
akan
menyebabkan
kuatnya
pengawasan yang dilakukan dalam proses penyusunan laporan keuangan sehingga menghasilkan laporan keuangan dan laba yang berkualitas. Komite yang beranggotakan komisaris independen dan salah satu memiliki latar belakang commit to user
4
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keuangan dan akuntansi cenderung untuk lebih sering bertemu dengan auditor internal, mempunyai akses pribadi dengan auditor internal dan mereview proposal internal audit dan hasil dari internal audit. Keberadaan komite audit independen dan memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan keuangan menurut Teoh dan Wong (1993) adalah sinyal persepsi kredibilitas dan kualitas laba perusahaan yang lebih baik. Laba yang kredibel dan berkualitas baik akan direspon lebih kuat. Raghunandan et al. (2001); Krishnamurthy et al. (2003); Anderson et al. (2003) menggunakan dua karakteristik komite audit terdiri dari komposisi dan ukuran komite audit yang dihubungkan dengan kualitas pelaporan keuangan. Komposisi komite audit dinyatakan sebagai anggota komite audit dari dewan direksi atas keseluruhan total anggota komite audit perusahaan, sementara ukuran komite audit adalah jumlah total anggota komite audit. Ketiga penelitian tersebut konsisten menyatakan bahwa semakin tinggi proporsi anggota komite audit yang sekaligus anggota dewan direksi semakin tinggi pengawasan yang dilakukan sehingga semakin tinggi pula kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Namun demikian untuk ukuran komite audit, terdapat hasil yang tidak konsisten. Raghunandan et al. (2001) dan Krishnamurthy et al. (2003) menyatakan bahwa ukuran komite audit berhubungan positif dengan kualitas pelaporan keuangan, sementara itu Anderson et al. (2003) membuktikan sebaliknya bahwa semakin besar ukuran komite audit, semakin rendah kualitas pelaporan keuangan, karena ukuran komite audit yang besar menunjukkan ketidakefektifan peran dan fungsi komite audit dalam melakukan pengawasan proses penyusunan laporan keuangan. commit to user
5
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan dan laba perusahaan, karakteristik komite audit juga berpengaruh pada nilai perusahaan (Siallagan dan Machfoedz, 2006; Chan dan Li, 2008). Keberadaan dan aktivitas komite audit dalam melakukan pengawasan baik terhadap operasional maupun proses penyusunan laporan keuangan merupakan tanda bagi investor bahwa perusahaan mempunyai tata kelola yang baik sehingga merespon secara baik pula melalui peningkatan harga pasar saham perusahaan. Harga pasar yang meningkat merupakan indikasi adanya peningkatan return bagi pemegang saham sehingga meningkat pula kemakmuran pemegang saham (Houston dan Brigham, 2005). Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian Krishnamurthy et al. (2003); Chan dan Li (2008); Baxter dan Cotter (2009); Sharma et al. (2009); Siallagan dan Machfoedz (2006). Krishnamurthy et al. (2003) menggunakan variabel independen ukuran komite audit dan variabel dependen kualitas laba. Chan dan Li (2008) menggunakan variabel independen komite audit dan variabel dependen nilai perusahaan. Baxter dan Cotter (2009) menggunakan variabel independen independensi dan kompetensi komite audit dan variabel dependen kualitas laba. Sementara itu Siallagan dan Machfoedz (2006) menggunakan variabel independen kualitas laba dan variabel dependen nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan variabel kualitas laba sebagai variabel pemoderasi pengaruh antara karakteristik komite audit yang diproksikan dengan independensi, kompetensi, ukuran, dan frekuensi pertemuan komite audit (Sharma et al., 2009) terhadap nilai perusahaan. commit to user
6
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berikut ini merupakan perbedaan dari penelitian terdahulu: 1. Tahun dan periode penelitian Krishnamurthy et al. (2003); Chan dan Li (2008); Baxter dan Cotter (2009); Siallagan dan Machfoedz (2006); Sharma et al. (2009) menggunakan tahun penelitian sebelum tahun 2007, sementara penelitian ini menggunakan tahun penelitian 2008 dan tahun 2009 yang diharapkan dapat memperoleh gambaran kondisi perusahaan yang terkini. Selain itu, Krishnamurthy et al. (2003); Chan dan Li (2008); Baxter dan Cotter (2009); Siallagan dan Machfoedz (2006) ; dan Sharma et al. (2009) menggunakan periode penelitian satu tahun, sementara penelitian ini menggunakan periode penelitian dua tahun dengan harapan dapat diperoleh jumlah sampel dan observasi penelitian yang lebih banyak. 2. Sampel penelitian Krishnamurthy et al. (2003); Chan dan Li (2008); Baxter dan Cotter (2009); dan Sharma et al. (2009) menggunakan sampel penelitian pada negara-negara yang yang dalam penerapan GCG-nya telah mapan, sementara penelitian ini menggunakan sampel penelitian di Indonesia dengan harapan dapat diperoleh bukti empiris penerapan GCG, kualitas laba, dan nilai perusahaan di negara yang realtif belum mapan dalam penerapan GCG-nya. 3. Krishnamurthy et al. (2003); Chan dan Li (2008); Baxter dan Cotter (2009); Siallagan dan Machfoedz (2006); dan Sharma et al. (2009) hanya menguji pengaruh variabel independen terhadap dependen, sementara penelitian ini menggunakan variabel pemoderasi berupa kualitas laba atas pengaruh antara commit to user
7
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karakteristik komite audit yang diproksikan dengan independensi, kompetensi, ukuran, dan frekuensi pertemuan komite audit terhadap nilai perusahaan. Variabel kualitas laba digunakan sebagai pemoderasi didasarkan pada alasan bahwa kualitas laba dapat memperkuat hubungan di antara karakteristik komite audit dan nilai perusahaan. Karakteristik komite audit yang terdiri dari independensi, kompetensi, ukuran, frekuensi rapat komite audit menunjukkan usaha perusahaan dalam melakukan proses monitoring perusahaan sehingga akan mendapat respon yang positif oleh investor, oleh karena respon yang positif tersebut, maka akan mampu meningkatkan harga saham perusahaan dan pada akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan (Chan dan Li, 2008). Laba yang berkualitas tinggi mengindikasikan bahwa informasi laba terhindarkan dari kemungkinan informasi yang menyesatkan bagi pemegang saham atau investor (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Dengan laba yang berkualitas tersebut, investor akan mampu menggunakan informasi yang baik dalam pengambilan keputusan investasi, sehingga laba yang berkualitas tersebut akan dapat mempengaruhi harga pasar saham perusahaan. Dengan harga pasar saham yang meningkat tersebut akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian kualitas laba dapat memperkuat atau bahkan memperlemah hubungan karakteristik komite audit terhadap nilai perusahaan. Berbagai hasil penelitian keberadaan dan karakteristik komite audit terhadap nilai perusahaan dan kualitas laba yang tidak seragam tersebut di atas, serta sepengetahuan penulis bahwa masih relatif jarang penelitian di Indonesia yang menguji keberadaan karakterisik komite audit dan nilai perusahaan commit to user
8
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendasari penulis untuk melakukan penelitian terkait pengaruh karakteristik komite audit terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan dengan objek penelitian perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kerangka good corporate governance dengan judul penelitian “Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas Laba Sebagai Pemoderasi pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
B. Permasalahan Keberadaan
komite audit dengan karakteristiknya dalam sebuah
perusahaan diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam pelaksanaan tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen sehingga laba yang dilaporkan berkualitas hingga mendapat respon yang kuat oleh investor dan meningkatkan nilai perusahaan. Bukti empiris terkait pengaruh komite audit terhadap kualitas laba telah diperoleh DeZoort dan Salterio (2001); Carcello dan Neal (2000); Anderson et al. (2003); Krishnamurthy et al. (2003); Qin (2006); Baxter dan Cotter (2009). Namun demikian, bukti tersebut tidak konsisten. DeZoort dan Salterio (2001); Krishnamurthy et al. (2003); Qin (2006); Chan dan Li (2008); Baxter dan Cotter (2009) menyakini bahwa komite audit dan karakteristiknya meningkatkan kualitas laba, sebaliknya, Carcello dan Neal (2000) dan Anderson et al. (2003) membuktikan bahwa komite audit dan karakteristiknya menurunkan kualitas laba. Selain berhubungan dengan kualitas laba, Siallagan dan Machfoedz (2006) menyakini bahwa keberadaan dan karakteristik komite audit berpengaruh juga commit to user
9
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terhadap nilai perusahaan yang diindikasikan oleh adanya peningkatan harga pasar saham perusahaan. Sepengetahuan penulis, penelitian di Indonesia yang menguji pengaruh karakteristik komite audit terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan masih jarang dilakukan oleh karenanya bukti empiris terkait hal ini menjadi penting untuk diperoleh agar dapat menjadi tambahan informasi bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomisnya. Hasil penelitian yang tidak konsisten dan masih relatif jarang penelitian yang mengaitkan karakteristik komite audit dengan kualitas laba dan nilai perusahaan di Indonesia mendasari perumusan masalah yang dapat dinyatakan dengan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. 1. Apakah karakteristik komite audit yang terdiri dari independensi, kompetensi, ukuran dan frekuensi rapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah kualitas laba dapat memoderasi pengaruh karakteristik komite audit yang terdiri dari independensi, kompetensi, ukuran dan frekuensi rapat terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk tujuan yang dapat dinyatakan seperti berikut ini. 1. Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh karakteristik komite audit yang terdiri dari independensi, kompentensi, ukuran dan frekuansi rapat terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. commit to user
10
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Untuk memperoleh bukti empiris terkait kemampuan kualitas laba dalam memoderasi
pengaruh
karakteristik
komite
audit
yang
terdiri
dari
independensi, kompentensi, ukuran dan frekuansi rapat terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memperoleh hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak seperti berikut ini. 1. Bagi investor Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomis atau investasi dalam pasar modal terkait informasi pengaruh karakteristik komite audit, kualitas laba terhadap nilai perusahaan investee sehingga investor dapat mengoptimalisasikan keuntungan atas investasi melalui optimalisasi nilai perusahaan. 2. Bagi manajemen Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengelolaan perusahaan yang baik terutama terkait karakteristik komite audit yang dibentuk dengan maksud untuk dapat menyusun laporan keuangan yang berkualitas sehingga laba yang dilaporkan juga berkualitas sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan yang tergambar dari peningkatan harga pasar saham perusahaan. 3. Bagi penelitian berikutnya commit to user
11
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar acuan untuk melakukan penelitian-penelitian lanjutan terutama penelitian yang terkait dengan pengaruh karakteristik komite audit dan kualitas laba terhadap nilai perusahaan.
commit to user
12
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Agency theory Menurut Wolfensohn (1999) ada dua teori utama yang terkait dengan corporate governance yaitu stewardship theory dan agency theory. Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain (Belkoui, 2005). Dengan kata lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada khususnya. Sementara itu, agency memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agents bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham sebagaimana diasumsikan dalam stewardship model. Bertentangan dengan stewardship theory, agency theory memandang bahwa manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada khususnya (Wolfensohn, 1999). Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (manajemen) dan principal (pemilik usaha). Dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak commit to user
13
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan sesuatu jasa atas nama prinsipal dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976). Pihak prinsipal juga dapat membatasi divergensi tingkat kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak kepada agen dan bersedia mengeluarkan biaya pengawasan (monitoring cost) untuk mencegah moral hazard agen. Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya (Haris, 2004). Dalam perkembangan selanjutnya, agency theory mendapat respon lebih luas karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada (Belkoui, 2005). Berbagai pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada agency theory dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku (Wolfensohn, 1999). Upaya ini menimbulkan apa yang disebut sebagai agency costs, yang menurut teori ini harus dikeluarkan sedemikian rupa sehingga biaya untuk mengurangi kerugian yang timbul karena ketidakpatuhan setara dengan peningkatan biaya enforcement-nya. commit to user
14
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Good corporate governance Shleifer dan Vishny (1997: 737) mendefinisikan corporate governance sebagai: “…deals with the ways in which suppliers of finance to corporations assure themselves of getting a return on their investment.” Sebagai salah satu lembaga yang mempunyai inisiatif mempromosikan konsep corporate governance Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) (2004) mempunyai definisi yaitu: “is the system by which business corporations are directed and controlled. The corporate governance structure specifies the distribution of right and responsibilities among different participants in the corporation, such as, the board, managers, shareholders and other stakeholders, and spells out the rules and procedures for making decicions on corporate affairs. By doing this, it also provides the structure through which the company objectives are set, and the means of attaining those objectives and monitoring performance”. Isu corporate governance muncul karena terjadi pemisahan antara kepemilikan dengan pengendalian perusahaan, atau seringkali dikenal dengan istilah masalah keagenan. Permasalahan keagenan dalam hubungannya antara pemilik modal dengan manajer adalah bagaimana sulitnya pemilik dalam memastikan bahwa dana yang ditanam tidak diambil alih atau diinvestasikan pada proyek yang menguntungkan sehingga tidak mendatangkan return. Corporate governance diperlukan untuk mengurangi permasalahan keagenan antara pemilik dan manajer (Wolfensohn, 1999). Beberapa konsep tentang corporate governance antara lain yang dikemukakan oleh Shleifer dan Vishny (1997) yang menyatakan corporate governance berkaitan dengan cara atau mekanisme untuk meyakinkan para pemilik modal dalam memperoleh return yang sesuai dengan investasi yang telah commit to user
15
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ditanam. Razman dan Iskandar (2003) menyatakan bahwa corporate governance merujuk pada kerangka aturan dan peraturan yang memungkinkan stakeholders untuk membuat perusahaan memaksimalkan nilai dan untuk memperoleh return. Selain itu corporate governance merupakan alat untuk menjamin direksi dan manajer (atau insider) agar bertindak yang terbaik untuk kepentingan investor luar (kreditur atau shareholder) (Prowse, 1999). Menurut Forum CGI terdapat empat prinsip dasar pengelolaan perusahaan yang baik. Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut ini. a. Keadilan (fairness) Prinsip ini terdiri dari: (a) perlindungan bagi seluruh hak pemegang saham, (b) perlakuan yang sama bagi para pemegang saham. b. Transparansi (transparancy) Prinsip ini meliputi: (a) pengungkapan informasi yang bersifat penting, (b) informasi harus disiapkan, diaudit dan diungkapkan sejalan dengan pembukuan yang berkualitas, (c) penyebaran informasi harus bersifat adil, tepat waktu dan efisien. c. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability) Prinsip ini meliputi pengertian bahwa: (a) anggota dewan direksi harus bertindak mewakili kepentingan perusahaan dan para pemegang saham, (b) penilaian yang bersifat independen terlepas dari manajemen, (c) adanya akses terhadap informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu.
commit to user
16
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Pertanggungjawaban (responsibility) Prinsip ini terdiri dari: (a) menjamin dihormatinya segala hak pihak-pihak yang berkepentingan, (b) para pihak yang berkepentingan harus mempunyai kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hakhak mereka, (c) dibukanya mekanisme pengembangan prestasi bagi keikutsertaan pihak yang berkepentingan, (d) jika diperlukan, para pihak yang berkepentingan harus mempunyai akses terhadap informasi yang relevan. 3. Komite audit Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance), BEI mewajibkan perusahaaan tercatat wajib memiliki komisaris independen dan komite audit. Keanggotaan komite audit sekurangkurangnya 3 anggota, seorang diantaranya komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite, sedangkan pihak lain adalah pihak ekstern yang independen dan sekurang-kurangnya salah seorang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan. Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan (Bradbury et al., 2004). Tugas komite audit meliputi menelaah kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan. Di dalam pelaksanaan tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal dan auditor internal (Bradbury et al., 2004). Adanya komunikasi commit to user
17
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
formal antara komite audit, auditor internal, dan auditor eksternal akan menjamin proses audit internal dan eksternal dilakukan dengan baik. Proses audit internal dan eksternal yang baik akan meningkatkan akurasi laporan keuangan dan kemudian meningkatkan kepercayaan terhadap laporan keuangan (Anderson et al., 2003). Komite audit juga bertugas sebagai pihak penengah apabila terjadi selisih pendapat antara menajemen dan auditor mengenai interpretasi dan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Dye, 1991; Antle dan Nalebuff, 1991) untuk mencapai keseimbangan akhir, sehingga laporan lebih akurat (Klien, 2002). Komite audit yang beranggotakan pihak independen dan memiliki pengetahuan dalam bidang keuangan dan akuntansi cenderung mendukung pendapat auditor (Carcello dan Neal, 2000). Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit internal) dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba (earnings management) dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal. Kalbers dan Fogarty (1993) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi keberhasilan komite audit dalam menjalankan tugasnya yaitu: 1) kewenangan formal dan tertulis, 2) kerjasama manajemen dan 3) kualitas/kompetensi anggota komite audit (Effendi, 2005). Selain itu, Effendi juga menambahkan masalah komunikasi dengan komisaris, direksi, auditor internal dan eksternal serta pihak lain sebagai aspek yang penting dalam keberhasilan kerja komite audit. commit to user
18
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan kewenangan, independensi, kompetensi dan komunikasi melalui pertemuan yang rutin dengan pihak-pihak terkait, diharapkan fungsi dan peran dari komite audit lebih bisa berjalan dengan efektif sehingga dapat mengidentifikasi kemungkinan adanya praktek manajemen laba yang oportunistik. Raghunandan et al. (2007) menggunakan karakteristik komite audit dalam penelitian yang menguji pengaruh karakteristik komite audit terhadap kualitas laba yang terbagi menjadi independensi anggota komite audit, keahlian di bidang akuntansi dan keuangan dari anggota komite audit, dan frekuensi rapat anggota komite audit. Karakteristik komite audit juga digunakan dalam penelitian Sharma et al. (2009), hanya saja karakteristik komite audit yang digunakan meliputi ukuran komite audit, keahlian anggota komite audit di bidang akuntansi dan keuangan, dan independensi komite audit. Penelitian ini menggunakan empat karakteristik komite audit yang terdiri dari ukuran komite audit, independensi anggota komite audit, keahlian anggota komite audit di bidang akuntansi dan keuangan, dan frekuensi rapat komite audit sebagaimana digunakan oleh Raghunandan et al. (2003) dan Sharma et al. (2009). 4. Kualitas laba Laporan
keuangan
menjadi
alat
utama
bagi
perusahaan
untuk
menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Penyampaian informasi melalui laporan keuangan tersebut perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pihakpihak eksternal maupun internal yang kurang memiliki wewenang untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan dari sumber langsung perusahaan. commit to user
19
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Seperti dinyatakan dalam kerangka konseptual Financial Accounting Standards Board (FASB, 1997) bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk keputusan bisnis. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang secara formal
wajib
dipublikasikan
sebagai
sarana
pertanggungjawaban
pihak
manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan ini diakui oleh investor, kreditur, supplier, organisasi buruh, bursa efek dan para analis keuangan sebagai sumber informasi penting mengenai keberadaan sumber daya ekonomi perusahaan yang diharapkan berguna untuk pengambilan keputusan. Informasi ini juga diharapkan menjadi pedoman untuk pemegang saham dan investor potensial untuk menentukan kepentingan investasi mereka terhadap saham emiten. Salah satu informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan adalah informasi mengenai laba perusahaan. Informasi laba sebagaimana dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Consepts (SFAC, 1997) Nomor 2 merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihakpihak yang menggunakannya karena memiliki nilai prediktif (FASB, 1997). Menurut PSAK Nomor 1 informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan commit to user
20
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sumber daya (IAI, 2004). Bagi pemilik saham dan atau investor, laba berarti peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima, melalui pembagian dividen. Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu yang pada umumnya menjadi perhatian pihakpihak tertentu terutama dalam menaksir kinerja atas pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka, serta dapat dipergunakan untuk memperkirakan prospeknya di masa depan. Laba yang dipublikasikan mendapat respon yang bervariasi, yang menunjukkan adanya reaksi pasar terhadap informasi laba (Cho dan Jung, 1991). Reaksi yang diberikan tergantung dari kualitas laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan kata lain, laba yang dilaporkan memiliki kekuatan respon (power of response). Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari tingginya Earning Respon Coefisien (ERC), menunjukkan laba yang dilaporkan berkualitas. Demikian sebaliknya, lemahnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari rendahnya ERC, menunjukkan laba yang dilaporkan kurang atau tidak berkualitas. Laba yang memiliki kemampuan untuk memberikan respon (power of response) kepada pasar menunjukkan kualitas laba, yang diukur dengan ERC. Selain ERC, kualitas laba juga dapat dproksikan dengan manajemen laba. Rahmawati dan Triatmoko (2007) menguji pengaruh investment opportunity set dan mekanisme corporate governance terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan. Kualitas laba diukur dengan discretionary accrual dengan menggunakan Modified Jones Model dengan alasan bahwa model ini dianggap lebih baik diantara model commit to user
21
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lain untuk mengukur manajemen laba (Dechow et al., 1995). Sesuai dengan Rahmawati dan Triatmoko (2007), penelitian ini menggunakan discretionary accrual sebagai proksi kualitas laba. 5. Nilai perusahaan Manajer perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan akan berdampak terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan umum dari suatu perusahaan adalah untuk mengembangkan usahanya dan memberikan kemakmuran yang maksimal kepada para pemegang sahamnya serta mengoptimalkan nilai perusahaan. Dalam
mengoptimalkan
nilai
perusahaan
dapat
dicapai
melalui
pelaksanaan fungsi manajemen keuangan. Jika dilihat dari fungsinya, manajer keuangan haruslah memaksimumkan profit perusahaan. Namun menurut Houston dan Brigham (2005) tujuan yang harus dicapai oleh manajer keuangan bukanlah mengoptimalkan profit melainkan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui maksimasi nilai perusahaan. Jika kemakmuran pemegang saham terjamin maka sudah pasti nilai dari perusahaan tersebut meningkat. Kemakmuran para pemegang saham perusahaan akan meningkat jika harga saham yang dimiliki perusahaan juga meningkat. Dengan kata lain, jika harga pasar saham meningkat ini berarti nilai perusahaan juga meningkat (Houston dan Brigham, 2005). commit to user
22
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nilai perusahaan pada umumnya dapat diukur dari beberapa aspek yang salah satunya adalah dengan nilai pasar saham yang nilainya dihitung dengan menggunakan Price Book Value (PBV) (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Rasio PBV merupakan perbandingan antara nilai saham menurut pasar dengan nilai buku ekuitas perusahaan. Nilai buku dihitung sebagai hasil bagi antara ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar.
B. Review Lieratur dan Hipotesis 1. Karakteristik komite audit dan nilai perusahaan Keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Komite audit merupakan komponen baru dalam sistem pengendalian perusahaan. Selain itu komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam menangani masalah pengendalian. Keberadaan komite audit diprediksikan berhubungan dengan ketepatwaktuan publikasi laporan karena keberadaan para direktur luar tersebut dapat memperbaiki komite audit dengan pengalaman dan keahlian yang mereka miliki. Perusahaan bisa memanfaatkan pengalaman direktur luar ini untuk meningkatkan proses pelaporan keuangannya. Lebih lanjut, para direktur luar dalam komite audit ini bisa membantu memperkuat sistem pengendalian internal (sebagai salah satu peran komite audit yaitu mendiskusikan efektivitas pengendalian internal perusahaan dengan auditor internal). Dengan meningkatnya proses pelaporan keuangan perusahaan dan menguatnya sistem pengendalian commit to user
23
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
internal, maka rentang waktu untuk mengeluarkan laporan keuangan auditan lebih pendek. Black et al. (2003) berargumen bahwa pertama, perusahaan yang dikelola dengan lebih baik akan dapat lebih menguntungkan sehingga dapat dividen yang lebih tinggi. Kedua, disebabkan oleh karena investor luar dapat menilai earnings atau dividen yang sama dengan lebih tinggi untuk perusahaan yang menerapkan corporate governance yang lebih baik, sehingga perusahaan dengan corporate governance yang baik lebih menguntungkan atau membayar dividen yang lebih tinggi. Dharmapala dan Khanna (2008) menyatakan bahwa komite audit sebagai salah satu mekanisme corporate governance pada perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan adanya komite audit yang melakukan pengawasan terhadap perusahaan meningkatkan apresiasi pelaku pasar sehingga meningkatkan respon pasar terhadap saham perusahaan dan meningkatkan harga pasar saham yang sekaligus meningkatkan nilai perusahaan. Choi et al. (2007) dan Black et al. (2008) secara konsisten menyatakan sebelumnya bahwa corporate governance yang diterapkan dengan mekanisme yang baik berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui peningkatan nilai pengembalian investasi bagi investor. Atas dasar paparan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dinyatakan seperti berikut ini. H1 H2
= Komite audit independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. = Kompetensi anggota komite audit commit to user berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 24
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H3 H4
= Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. = Frekuensi rapat komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2. Karakteristik komite audit, nilai perusahaan dan kualitas laba perusahaan Dalam menjalankan tugas pengawasan terhadap proses penyusunan laporan keuangan, komite audit diharuskan mempunyai kewenangan formal dan tertulis, kerjasama manajemen, dan kualitas/kompetensi anggota komite audit (Kalbers dan Fogarty, 1993). Dengan kewenangan, independensi, kompetensi dan komunikasi melalui pertemuan yang rutin dengan pihak-pihak terkait, diharapkan fungsi dan peran dari komite audit lebih bisa berjalan dengan efektif sehingga dapat mengidentifikasi kemungkinan adanya praktek manajemen laba yang oportunistik dalam laporan keuangan (Effendi, 2005). Komite audit perusahaan diyakini berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan (Cho dan Jung, 1991). Bukti empiris terkait pengaruh keberadaan komite audit perusahaan terhadap kualitas laporan keuangan dinyatakan oleh Klien (2002). Lebih lanjut bukti empiris ini menjelaskan bahwa keberadaan komite audit bertugas sebagai penengah dua pihak untuk menimbang dan sebagai penghubung pandangan yang berbeda antara manjamen dan auditor sehingga laporan keuangan perusahaan lebih akurat. Selanjutnya bukti empiris penelitian berikutnya adalah terkait karakteristik dan aktivitas komite audit perusahaan. Secara umum karakateristik komite audit terdiri dari ukuran komite audit, independensi, keahlian komite audit dalam akuntansi dan keuangan, dan frekuensi rapat dalam satu periode akuntansi. commit to user
25
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ukuran komite audit dapat dinyatakan dengan jumlah anggota komite audit. Menurut Peraturan BAPEPAM nomor IX.1.5. jumlah anggota komite audit sekurang-kurangnya adalah tiga orang yang merupakan perwakilan dari pemegang saham, manajemen dan pihak independen. Jumlah anggota komite audit dapat menggambarkan efektifitas komite audit dalam menjalankan tugas pengawasan dalam penyusunan laporan keuangan (Krishnamurthy et al., 2003). Bukti empiris menunjukkan bahwa semakin besar ukuran komite audit semakin besar friksi yang terjadi dalam komite audit sehingga mempengaruhi pengawasan terhadap penyusunan laporan keuangan yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas laporan keuangan (Krishnamurthy et al., 2003). McMullen dan Raghunandan (1996) menghubungkan kualitas laporan keuangan dengan independensi komite audit. Independensi komite audit dinyatakan dengan proporsi anggota komite audit dari pihak eksternal yang bebas dari kepentingan pemilik perusahaan maupun manajemen perusahaan. Semakin tinggi proporsi anggota komite audit independen terhadap total anggota komite audit, semakin tercapai tujuan pengawasan komite audit dalam proses penyusunan laporan keuangan sehingga berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan (Bryan et al., 2004). Sementara itu, Qin (2006) menggunakan keahlian akuntansi dan keuangan komite audit dan menghubungkannya dengan kualitas laba. Perusahaan yang mempunyai anggota komite audit berlatarbelakang akuntansi atau keuangan lebih mungkin memiliki kualitas laba yang tinggi karena dalam melakukan
tugas
dan
perannya,
anggota
komite
audit
menggunakan
kompetensinya, sehingga pengawasan yang dilakukan akan dapat berjalan secara commit to user
26
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
baik dan laporan keuangan yang dihasilkan juga menjadi berkualitas. Sharma et al. (2009) menyatakan bahwa frekuensi rapat anggota rapat komite audit menunjukkan respon komite audit terhadap permasalahan perusahaan dalam proses penyusunan laporan keuangan. Respon komite audit dengan frekuensi rapat anggota komite audit yang tinggi memungkinkan tiap permasalahan dalam perusahaan semakin cepat terpecahkan sehingga memungkinkan perusahaan mempunyai laporan keuangan yang berkualitas dan laba dalam laporan keuangan juga berkualitas. Penelitian Xie et al. (2003) menguji efektivitas komite audit dalam mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa komite audit yang berasal dari luar mampu melindungi kepentingan pemegang saham dari tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa keberadaan komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas laba dan juga nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q. Hal ini memberi bukti bahwa keberadaan komite audit dapat meningkatkan efektifitas kinerja perusahaan. Chan dan Li (2008) menguji pengaruh karakteristik komite audit terhadap nilai perusahaan dengan bukti empiris bahwa keberadaan direksi independen dan komite audit meningkatkan nilai perusahaan. Sementara itu, Baxter dan Cotter (2009) memperoleh bukti empiris bahwa pembentukan komite audit manajemen dapat mengurangi kualitas laba tapi tidak kesalahan estimasi akrual. Selain itu, Baxter dan Cotter (2009) juga menemukan bukti empiris bahwa terdapat commit to user
27
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hubungan di antara keahlian akuntansi anggota komite audit dan kualitas laba. Sementara itu, karakteristik komite audit lain yang diteliti tidak signifikan berhubungan dengan kualitas laba. Qin (2006) menguji pengaruh keahlian keuangan komite audit terhadap kualitas laba dengan bukti empiris bahwa perusahaan dengan komite audit yang mempunyai kemampuan akuntansi lebih mungkin memiliki kualitas laba yang tinggi. Selain itu, ukuran komite audit dengan keahlian akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas laba. Krishnamurthy et al. (2003) yang menguji secara empiris hubungan antara komposisi dan ukuran komite audit terhadap kualitas pelaporan keuangan memperoleh bukti empiris bahwa setelah komposisi dewan, ukuran komitmen manajemen, kepemilikan institusional, persentase anggota komite audit memiliki keahlian di bidang akuntansi atau manajemen keuangan secara positif terkait dengan kualitas pelaporan keuangan dan berhubungan dengan nilai perusahaan. Siallagan dan Machfoedz (2006) menguji pengaruh kualitas laba terhadap nilai perusahaan dengan bukti empiris bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan laba yang berkualitas, maka investor akan dapat terhindar dari informasi yang menyesatkan sehingga dapat lebih baik dalam pengambilan keputusan dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Beberapa
teknik
manajemen
laba
(earnings
management)
dapat
mempengaruhi laba yang dilaporkan oleh manajemen. Praktik manajemen laba akan mengakibatkan kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. Earnings dapat commit to user
28
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikatakan berkualitas tinggi apabila earnings yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users) untuk membuat keputusan yang terbaik, dan dapat digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi harga dan return saham (Bernard dan Stober, 1998). Chan et al (2001) menguji apakah return saham yang akan datang akan merefleksikan informasi mengenai kualitas laba saat ini. Kualitas laba diukur dengan akrual. Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan akrual yang tinggi menunjukkan laba perusahaan berkualitas rendah, demikian juga sebaliknya. Sementara itu, Sloan (1996) menguji sifat kandungan informasi komponen akrual dan komponen aliran kas, apakah informasi tersebut terefleksi dalam harga saham. Ditemukan bukti bahwa kinerja laba yang teratribut pada komponen akrual menggambarkan tingkat persistensi yang rendah dari pada kinerja laba yang teratribut dalam komponen aliran kas. Earnings yang dilaporkan lebih besar dari aliran kas operasi (akrual tinggi), akan mengalami penurunan dalam kinerja earnings pada periode berikutnya. Sementara itu, harga saham yang jatuh merupakan impliksi dari current accrual untuk earnings periode yang akan datang, serta mempermudah prediksi terhadap pola return untuk perusahaan dengan tingkat akrual yang tinggi. Binter dan Dolan (1996) melakukan penelitian antara manajemen laba sebagai proksi kualitas laba dan nilai perusahaan dengan menggunakan variabel leverage dan firm size. Ditemukan bukti bahwa baik dengan menggunakan laba bersih atau ordinary income yang digunakan sebagai sasaran manajemen laba, leverage merupakan determinan negatif yang signifikan secara statistik.
Atas dasar paparan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dinyatakan seperti berikut ini.
commit to user
29
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H5
H6
H7
H8
= Kualitas laba dapat memoderasi pengaruh komite audit independen terhadap nilai perusahaan dengan kualitas laba sebagai pemoderasi. = Kualitas laba dapat memoderasi pengaruh kompetensi anggota komite audit terhadap nilai perusahaan dengan kualitas laba sebagai pemoderasi. = Kualitas laba dapat memoderasi pengaruh ukuran komite audit terhadap nilai perusahaan dengan kualitas laba sebagai pemoderasi. = Kualitas laba dapat memoderasi pengaruh frekuensi rapat komite audit terhadap nilai perusahaan dengan kualitas laba sebagai pemoderasi.
C. Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan gambar seperti berikut ini. Variabel Independen
Variabel Moderasi
Variabel Dependen
Kualitas Laba
Karakteristik Komite Audit Komite Audit Independen Kompetensi Anggota Komite Audit
Nilai Perusahaan
Ukuran Komite Audit Frekuensi Rapat Komite Audit Gambar I. 1 Kerangka Pikir Penelitian commit to user
30
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris terkait karakteristik komite audit dan kualitas laba terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peran komite audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan. Komite audit memberikan kontribusi dalam kualitas pelaporan keuangan. Komite audit meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan
melalui
pengawasan
atas
proses
pelaporan
termasuk
sistem
pengendalian internal dan penggunaan prinsip akuntansi berterima umum, serta mengawasi proses audit secara keseluruhan.
commit to user
31
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi empiris dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik komite audit terhadap nilai perusahaan dengan kualitas laba sebagai pemoderasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan data cross section, karena penelitian ini memfokuskan pada suatu periode penelitian pada tahun 2008 sampai dengan 2009 serta pengumpulan data dilakukan hanya satu kali.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan kelompok orang, kejadian atau peristiwa yang menjadi perhatian para peneliti untuk diteliti (Sekaran, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harapan dapat diperoleh jumlah sampel dan observasi yang representatif dan dapat dilakukan pengujian dan hasil penelitian untuk masingmasing sektor industri di BEI. 2. Sampel penelitian Sampel adalah bagian atau anggota dari populasi (Sekaran, 2003). Sampel merupakan beberapa anggota yang diambil dari populasi. Sampel yang diteliti pada tahun 2008 yang menyediakan data yang dibutuhkan dalam penghitungan, commit to user
32
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengukuran dan penilaian variabel. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan
menggunakan
metode
purposive
sampling.
Metode
pengambilan anggota sampel ini menggunakan dasar beberapa kriteria sebagai berikut ini. a. Perusahaan yang go public per tanggal 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2009 di Bursa Efek Indonesia. b. Perusahaan yang tidak termasuk dalam kelompok industri perbankan. c. Perusahaan non perbankan yang menerbitkan laporan tahunan selama tahun 2008 dan 2009. d. Perusahaan non perbankan yang menyajikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dalam laporan tahunan untuk tahun 2008 dan 2009.
C. Data dan Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari pihak lain (Sekaran, 2003). Alasan menggunakan data sekunder dengan pertimbangan bahwa data ini mudah untuk diperoleh dan memiliki waktu yang lebih luas serta validitas dan reliabilitas datanya telah dinyatakan oleh pihak yang mempublikasi. Adapun data tersebut terdiri dari: 1. Data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2009. 2. Laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2008 dan 2009. commit to user
33
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya Penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diuji secara sistematis, yaitu seperti berikut ini. 1. Variabel independen (variabel bebas) Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik komite audit yang terdiri dari berikut ini. a. Independensi komite audit (INDP) Proporsi komite audit independen merupakan perbandingan antara jumlah anggota komite audit independen dengan jumlah total anggota komite audit dalam sebuah perusahaan (Baxter dan Cotter, 2009). Variabel ini dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan rumus seperti berikut ini. INDP =
Anggota komite audit independen X 100% Jumlah anggota komite audit
(1)
b. Kompetensi anggota komite audit (COMP) Kompetensi anggota komite audit dalam penelitian ini dinyatakan dalam hal latar belakang pendidikan anggota komite audit. Anggota komite audit yang mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi mempunyai kompetensi yang lebih tinggi dibanding dengan anggota komite audit independen yang berlatar
belakang
non
akuntansi.
Variabel
ini
diukur
berdasarkan
perbandingan antara jumlah anggota komite audit independen yang berlatar belakang pendidikan akuntansi dan jumlah total anggota komite audit dalam sebuah perusahaan (Bryan et al., 2004). Untuk menentukan variabel ini digunakan formula seperti berikut ini. commit to user
34
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Anggota komite audit independen dari akuntansi COMP =
Jumlah anggota komite audit
X 100%
(2)
c. Frekuensi rapat komite audit (MEET) Variabel ini merupakan jumlah frekuensi rapat anggota komite audit yang dilakukan dalam satu periode akuntansi (Sharma et al., 2009). Variabel ini dinyatakan dengan jumlah frekuensi rapat komite audit yang terjadi dalam sebuah perusahaan. d. Ukuran komite audit (SIZE) Ukuran komite audit merupakan jumlah anggota komite audit dalam sebuah perusahaan (Krishnamurthy et al., 2003). Variabel ini diukur dengan jumlah anggota komite audit dalam sebuah perusahaan. 2. Variabel dependen (variabel terikat) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan apresiasi investor atas prospek perusahaan pada masa yang akan datang maupun pada waktu sekarang yang tercermin dari harga saham perusahaan di pasar saham. Nilai perusahaan ini dapat dipengaruhi oleh struktur modal perusahaan yang merupakan nilai buku perusahaan tersebut. Nilai perusahaan diukur dengan Price Book Value (PBV). Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Wahyudi dan Pawestri, 2006; Rachmawati dan Triatmoko, 2007). PBV =
Harga pasar per lembar saham Nilai buku per lembar saham commit to user
35
(3)
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Variabel moderasi Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah kualitas laba yang diukur dengan earnings management (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Manajemen laba atau earnings management dapat didefinisikan sebagai pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari Standar Akuntansi Keuangan yang ada dan secara alamiah dapat memaksimumkan utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan. Earnings management sebagai proksi kualitas laba digunakan sebagai variable moderasi dengan alasan bahwa laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika laba seperti ini digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Earnings management dalam penelitian ini diproksikan dengan Discretionary Accrual dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi (Dechow et al., 1995). Untuk menentukan earnings management digunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
TAccit
= NIit - CFOit
(1)
Keterangan : TAccit
= Total Accrual perusahaan i pada periode t,
NIit
= Laba bersih (net income) perusahaan i pada periode t, dan
CFOit
= Aliran kas dari aktivitas operasi (cash flow from operation) perusahaan i pada periode t. commit to user
36
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TAccit/Ait-1
= β1(1/TAit-1)+β2((ΔREVit-ΔRECit)/TAit-1)+β3(PPEit/TAit-1)+ε1
(2)
Keterangan : TAccit
= Total akrual periode t,
TAit-1
= Log total aset periode t-1,
ΔREVit
= Pendapatan perusahaan
i
periode
t
dikurangi pendapatan
periode t-1, ΔRECit
= Piutang perusahaan i periode t dikurangi piutang periode t-1,
PPEit
= Gross property plant equipment perusahaan i periode t,
β1, β2, β3
= Estimasi non-discretionary accrual, dan
ε1
= error term.
NDAit
= β1(1/TAit-1)+β2((ΔREVit-ΔRECit)/TAit-1)+β3(PPEit /TAit-1)
(3)
Keterangan: NDAit
= Non-discretionary Accrual perusahaan i periode t,
TAit-1
= Log total aset periode t-1,
ΔREVit
= Pendapatan perusahaan
i
periode
t
dikurangi pendapatan
periode t-1,
DAit
ΔRECit
= Piutang perusahaan i periode t dikurangi piutang periode t-1,
PPEit
= Gross property plant equipment perusahaan i periode t,
β1, β2, β3
= Estimasi non-discretionary accrual, dan
= TAccit - NDAit Keterangan :
(4) commit to user
37
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAit
=
Discretionary Accrual perusahaan i periode t,
TAccit
=
Total akrual periode t, dan
NDAit
=
Non-discretionary Accrual perusahaan i periode t.
Variabel moderasi dalam penelitian ini merupakan interaksi di antara karakteristik komite audit dengan kualitas laba yang dapat dirinci seperti berikut: INDP*DA
= Interaksi independensi komite audit dengan kualitas laba,
COMP*DA
= Interaksi kompetensi komite audit dengan kualitas laba,
SIZE*DA
= Interaksi ukuran komite audit dengan kualitas laba, dan
MEET*DA
= Interaksi frekuensi rapat komite audit dengan kualitas laba.
E. Metode Analisis Data 1. Uji asumsi klasik Pengujian model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah menghindari kemungkinan penyimpangan asumsi klasik. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah: uji normalitas data, autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. a. Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005). Untuk menguji normalitas, peneliti akan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika nilai ρ value > 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal, jika ρ value < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, commit to user
38
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peneliti menggunakan asumsi central limit theorem yang menyatakan bahwa untuk sampel besar (n > 30) akan mendekati suatu distribusi normal (Gujarati, 2003). b. Uji multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model, peneliti akan melihat Tolerence dan Variance Infaltion Factors (VIF) dengan alat bantu program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerence < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Bila ternyata dalam model terdapat multikolinieritas, peneliti akan mengatasi hal tersebut dengan transformasi variabel. Transformasi variabel merupakan salah satu cara mengurangi hubungan linier di antara variabel independen. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference atau delta (Ghozali, 2005).
commit to user
39
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data cross section (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2005). Untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi, peneliti akan menggunakan uji Durbin-Watson dengan alat bantu SPSS. Kemudian nilai Durbin-Watson hitung (d) yang diperoleh dari hasil pengujian akan dibandingkan dengan nilai dalam tabel Durbin-Watson, yaitu batas lebih tinggi (upper bond atau du) dan batas lebih rendah (lower bond atau dl). Kriteria pengujian autokorelasi adalah du < d < 4-du. d. Uji heteroskedastisitas Uji heterokedaktisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda commit to user
40
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung siatuasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, atau besar) (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam model, peneliti akan menggunakan uji Glejser dengan bantuan program SPSS. Apabila koefisien parameter beta > 0.05 maka tidak ada masalah heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Jika ternyata dalam model terdapat heteroskedastisitas, maka cara memperbaiki dapat dilakukan dengan cara: 1) Melakukan transformasi dalam bentuk model regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model tersebut. 2) Melakukan transformasi logaritma. 2. Pengujian hipotesis Sesuai dengan kerangka pemikiran dan pengajuan hipotesis di atas maka hipotesis akan diuji dengan persamaan regresi seperti berikut ini. FV = β0 + β1INDP + β2COMP + β3SIZE+ β4MEET + β4DA + β5INDP*DA + β6COMP*DA + β7SIZE*DA + β8MEET*DA + ε1. Keterangan: FV
= Firm value,
β0, β1, β2... β8
= Konstanta,
INDP
= Independen komite audit, commit to user
41
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
COMP
= Kompotensi anggota komite audit,
SIZE
= Ukuran komite audit,
MEET
= Frekuensi rapat anggota komite audit independen,
DA
= Kualitas laba,
INDP*DA
= Interaksi independensi komite audit dengan kualitas laba,
COMP*DA
= interaksi kompetensi komite audit dengan kualitas laba,
SIZE*DA
= interaksi ukutan komite audit dengan kualitas laba,
MEET*DA
= interaksi frekuensi rapat komite audit dengan kualitas laba, dan
ε1
= Error term.
a) Pengujian koefisien regresi simultan (signifikansi-F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan model regresi yang digunakan dalam penelitian. Kriteria pengujiannya adalah: apabila nilai signifikansi lebih besar dari nilai alpha 0,05 berarti bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak layak untuk digunakan dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alpha 0,05 maka model regresi layak untuk dilakukan. b) Pengujian signifikansi parameter individual (signifikansi-t) Uji digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen dan apabila nilai signifikansi kurang dari nilai commit to user
42
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
alpha 0,05 berarti variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. c) Pengujian ketepatan perkiraan (uji R2) Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R2. d) Pengujian variabel moderasi Pengujian variabel pemoderasi dalam penelitian ini menggunakan uji interaksi. Menurut Ghozali (2007), uji interaksi atau sering disebut Moderated Regresion Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen). Variabel moderasi dalam penelitian ini merupakan interaksi antara karakteristik komite audit yang terdiri dari indepedensi, ukuran, kompetensi, dan frekuensi rapat dengan kualitas audit. Untuk pengambilan kesimpulan terkait variabel moderasi ini menggunakan nilai p-value (sig.) pada masing-masing variabel interaksi dimaksud. Apabila p-value < tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas laba dapat memoderasi pengaruh karakteristik komite audit terhadap nilai perusahaan, dan sebaliknya.
commit to user
43
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengumpulan Data Dalam rangka analisis dan uji hipotesis dilakukan pengumpulan data berupa daftar perusahaan yang terdaftar di BEI, laporan tahunan perusahaan, dan laporan keuangan perusahaan. Data tersebut digunakan dalam melakukan analisis dan pengujian hipotesis dalam penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data berupa www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory, dan website resmi perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Metode pengambilan anggota sampel ini menggunakan dasar beberapa kriteria sebagai berikut ini. 1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per tanggal 31 Desember 2008 sampai dengan 31 Desember 2009, setelah diobservasi terdapat 390 perusahaan yang terdaftar. 2. Perusahaan terdaftar yang laporan tahunan selama tahun 2008 dan 2009 yang tidak dapat diakses oleh peneliti sejumlah 141 perusahaan, sehingga jumlah perusahaan tersisa 249. 3. Perusahaan yang tidak mencantumkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian 157, sehingga jumlah sampel yang tersisa adalah 92 perusahaan. 4. Perusahaan yang termasuk kategori industri perbankan adalah sejumlah 10 perusahaan, sehingga jumlah sampel akhir penelitian adalah 82 perusahaan commit to user
44
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan oleh karena menggunakan dua periode 2008 dan 2009, maka jumlah observasi dalam penelitian adalah sejumlah 164. Proses pemilihan sampel dapat dirangkum dalam tabel, yaitu pada tabel IV.1 berikut ini. Tabel IV.1 Sampel Penelitian No
Kriteria
1
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2
Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan, tetapi tidak dapat
Jumlah 390 (141)
diakses. 3
Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan yang tidak
(157)
mencantumkan informasi dan data yang dibutuhkan. 4
Perusahaan yang termasuk dalam kategori industri perbankan
5
Total perusahaan yang dijadikan simpel penelitian
6
Jumlah observasi (2 x 82)
(10) 82 164
Sumber: Indonesian Capital Market Directory
B. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini meliputi dua tahapan yaitu uji kualitas data dan uji hipotesis dengan menggunakan model regresi berganda. 1. Statistik deskriptif Analisis deskriptif memberikan gambaran umum mengenai data dan penyebaran data yang digunakan dalam penelitian ini. Penggambaran data yang dimaksud meliputi nilai rata-rata (mean), nilai tertinggi (maximum), nilai terendah (minimum) serta nilai standar deviasi yang menggambarkan penyebaran data penelitian ini. Berikut ini disajikancommit tabel deskripsi to user data penelitian.
45
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel IV.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
INDP
164
.33
1.00
.7149
.15262
COMP
164
.25
1.00
.5346
.20324
SIZE
164
2.00
7.00
3.1768
.68226
MEET
164
1.00
54.00
7.3354
9.27975
DA
164
-.79
.26
.0000
.11055
INDPxDA
164
-.53
.20
.0002
.07786
COMPxDA
164
-.53
.25
.0009
.06678
SIZExDA
164
-2.37
1.23
-.0009
.35970
MEETxDA
164
-6.73
4.61
-.0021
1.03544
FV
164
.07
87.93
2.2426
8.16882
Valid N (listwise)
164
Sumber: Hasil pengolahan data Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai variabel independensi komite audit terendah adalah 33% nilai tertinggi adalah 100% dan nilai rata-ratanya adalah 71%. Dengan standar deviasi untuk variabel independensi komite audit adalah 15% maka distribusi data berkisar antara 56% sampai dengan 86%. Deskripsi statistik ini menggambarkan bahwa perusahaan di Indonesia telah memenuhi regulasi Bapepam yang mengatur bahwa sekurang-kurang satu dari tiga anggota komite audit (33%) adalah pihak independen. Dengan adanya anggota komite audit dari pihak independen ini diharapkan mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh komite audit dapat berjalan secara baik. Nilai variabel kompetensi komite audit yang terendah adalah 25%, nilai tertinggi adalah 100% dan nilai rata-rata adalah 53%. Dengan standar deviasi 20%, maka distribusi data kompetensi audit berkisar di antara 33% sampai dengan commit to user 73%. Deskripsi ini juga menggambarkan bahwa sampel penelitian telah mematuhi
46
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
regulasi yang mengharuskan satu dari tiga anggota komote audit mempunyai latar belakang akuntansi dan atau keuangan. Sementara itu, jumlah anggota komite audit yang terendah adalah 2 orang, nilai tertinggi adalah 7 orang dan nilai ratarata adalah 3 orang. Deskripsi ini menggambarkan bahwa terkait jumlah anggota komite audit, perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia telah memenuhi regulasi Bapepam yang mengharuskan perusahaan untuk membentuk komite audit dengan anggota sekurang-kurangnya 3 orang. Nilai terendah variabel frekuensi pertemuan komite audit adalah 1 kali, nilai tertinggi 54 kali, dan nilai rata-rata 7 kali dalam satu periode/ tahun. Deskripsi ini mengindikasikan bahwa dalam melakukan pengawasan komite audit perusahaan mengadakan pertemuan atau rapat komite audit. Regulasi yang ada tidak mengatur secara eksplisit jumlah frekuensi rapat komite audit. Dengan adanya rapat anggota komite audit yang disajikan dalam annual repot, komite audit telah melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam pengawasan perusahaan. Nilai variabel kualitas laba yang terendah adalah - 0,79; yang tertinggi adalah 0,26 dan nilai rata-rata 0 dengan standar deviasi 0,11055 maka distribusi data berkisar antara -0,11055 sampai dengan 0,11055. Deskripsi ini menggambarkan bahwa kualitas laba yang diproksikan dengan earning management perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan earning management dalam laporan keuangan perusahaan. Nilai perusahaan yang terendah adalah 0,07; nilai tertinggi adalah 87,93 dan nilai rata-rata 2,2426 dengan standar deviasi 8,16882 maka distribusi data berkisar antara -5,92622 sampai dengan 10,4114. Dengan deskripsi ini dapat commit to user
47
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dinyatakan bahwa nilai pasar saham perusahaan dua kali lipat lebih besar dari nilai buku perusahaan. 2. Uji asumsi klasik Model regresi dalam penelitian dapat digunakan untuk estimasi dengan signifikan dan representatif jika data yang digunakan mempunyai kualitas tidak menyimpang dari asumsi dasar klasik regresi berupa: normalitas, autokorelasi, heterokedastisitas, dan multikolinearitas. a. Uji normalitas data Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah data terdistribusi secara normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan menggunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov dengan nilai residu atas persamaan model regresi yang digunakan dalam penelitian. Hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel IV. 3 berikut ini. Tabel IV. 3 Uji Normalitas Data Sebelum Outlier Data Unstandardized Residual N Normal Parameters
164 a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
8.09084296
Absolute
.351
Positive
.351
Negative
-.316
Kolmogorov-Smirnov Z
4.497
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
a. Test distribution is Normal. Sumber: hasil pengolahan data commit to user
48
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil uji normalitas di atas menunjukkan bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi tidak normal dengan dibuktikan oleh nilai asymp. sig. yang lebih kecil dari tingkat signifikasi penelitian 5%. Oleh karena data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan proses outlier dengan mengeluarkan data yang bernilai ekstrem dari data penelitian. Proses outlier dilakukan dengan menggunakan dasar Z-score atas data dalam penelitian. Dengan mengeluarkan nilai ekstrem dalam data penelitian berdasar Z-score diharapkan dapat diperoleh data penelitian terdistribusi normal sehingga proses regresi dapat dilakukan. Setelah melakukan proses outlier diperoleh data penelitian yang berdistribusi normal sejumlah 102 data yang berarti terdapat 62 data ekstrem yang dikeluarkan dari data penelitian ini. Hasil uji normalitas setelah proses outlier dapat disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel IV.4 Uji Normalitas Data Setelah Outlier data Unstandardized Residual N Normal Parameters
102 a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.48360981
Absolute
.109
Positive
.109
Negative
-.066
Kolmogorov-Smirnov Z
1.104
Asymp. Sig. (2-tailed)
.175
a. Test distribution is Normal. Sumber: hasil pengolahan data commit to user
49
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel di atas menunjukkan bahwa data penelitian telah terdistribusi normal yang dibuktikan dengan menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,104 dan nilai asymp sig. sebesar 0,175 yang lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%. b. Uji autokorelasi Autokorelasi menunjuk pada hubungan yang terjadi antara anggotaanggota dari serangkaian observasi yang terletak berderetan secara series dalam bentuk waktu (untuk time series) atau hubungan antara tempat yang berdekatan (cross sectional). Uji autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson (D-W) dan tabel yang digunakan adalah berdasarkan jumlah variabel bebas dan jumlah sampel. Dalam penelitian ini variabel bebas terdiri dari 9 variabel dengan jumlah sampel 102 pengamatan, maka nilai tabel dL adalah 1,608 dan dU sebesar 1,862. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson (D-W) test memperoleh nilai DW sebesar 1,964. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut ini. Tabel IV.5 Rangkuman Hasil Uji Autokorelasi D-W du < D-W < 4-du
Variabel INDP COMP SIZE MEET DA 1,964 1,862 < 1,964 < 2,138 NP INDP*DA COMP*DA SIZE*DA MEET*DA Sumber: hasil pengolahan data commit to user
50
Keterangan
Tidak ada autokorelasi positif maupun negatif
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji autokorelasi memperoleh nilai D-W sebesar 1,964 berada di antara Du sampai dengan 4-Du (1,862 < 1,964 < 2,138), maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada gangguan autokorelasi positif maupun negatif dalam model regresi. c. Uji heterokedastisitas Heterokedastisitas merupakan keadaan yang menggambarkan seluruh faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama untuk seluruh pengamatan atas variabel independen. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya Heterokedastisitas dalam model regresi adalah metode Glejser, yaitu dengan meregresikan nilai dari seluruh variabel independen dengan nilai mutlak (absolute) dari nilai residual sehingga dihasilkan probability value. Kriteria pengujiannya adalah probability value > 0,05. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel IV. 6 Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel (Constant)
t-Statistik Sig.
Kriteria
Keterangan
1.335 .185 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
INDP
.951 .344 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
COMP
.610 .543 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
SIZE
-.367 .715 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
MEET
1.673 .098 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
DA
-.526 .600 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
INDP*DA
.160 .873 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
COMP*DA
-.994 .323 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
SIZE*DA
-.007 .994 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
MEET*DA .266 .791 p-value > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas a. Dependent Variable: ABS_RES_1 Sumber: hasil pengolahan data commit to user
51
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel di atas menunjukkan bahwa probabilitas (sig) dalam tiap model regresi yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari 0,05 atau 5% sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam semua model regresi penelitian ini. d. Uji multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linier di antara variabel-variabel independen dengan model regresi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation factor (VIF) dengan kriteria, jika tolerance value < 0,10 dan VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas dan jika tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian multikolinieritas dapat disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel IV. 7 Hasil Uji Multikolinieritas Variable Tolerance VIF Keterangan INDP .660 1.514 Tidak terjadi multikolinieritas COMP .618 1.619 Tidak terjadi multikolinieritas SIZE .765 1.307 Tidak terjadi multikolinieritas MEET .680 1.471 Tidak terjadi multikolinieritas DA .456 2.195 Tidak terjadi multikolinieritas INDP*DA .022 44.698 Terjadi multikolinieritas COMP*DA .068 14.700 Terjadi multikolinieritas SIZE*DA .058 17.098 Terjadi multikolinieritas MEET*DA .021 48.003 Terjadi multikolinieritas Sumber: hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk interaksi lebih kecil dari 0,10 yaitu masing 0,022, 0,068, 0,058, dan 0,021 dan nilai value inflating factor lebih besar dari 10. Dengan hasil ini dapat dinyatakan bahwa commit to user untuk keempat variabel tersebut terdapat gejala multikolinieritas. Namun 52
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
demikian menurut Ghozali (2005) untuk regresi dengan variabel moderasi dimungkinkan terjadi gejala multikolinieritas oleh karena variabel moderasi merupakan interaksi antara dua variabel yang digunakan dalam model regresi. Multikolinieritas yang terjadi masih dalam batas toleransi karena nilai korelasi variabel bersangkutan tidak lebih besar dari 80% (Ghozali, 2005). Berikut disajikan
nilai korelasi di antara variabel independen dengan variabel
dependen dalam penelitian. Tabel IV. 8 Nilai Korelasi Antar Variabel Model
MEETxDA COMP SIZE MEET INDP INDPxDA SIZExDA COMPxDA DA
1 Correlations MEETxDA
1.000
-.142 -.045
COMP
-.142
1.000
SIZE
-.045
.080
.080 1.000
.095
.374
-.293
-.398 -.110
-.422 -.555
.183
-.074
.036
.174 -.010
-.345
.026
-.057
.309
.081 -.166
.335
.127
-.061
-.165 -.027
.335 1.000
.008
.005
-.068 -.004
MEET
.183
-.422 -.345 1.000
INDP
.095
-.555
INDPxDA
.374
-.074 -.057
SIZExDA
-.293
COMPxDA
-.398
DA
-.110
.026
.127
.008
1.000
-.039
-.571 -.676
1.000
.120 -.564
.036
.309
-.061
.005
-.039
.174
.081
-.165 -.068
-.571
.120
-.010 -.166
-.027 -.004
-.676
-.564
1.000
.003
.003 1.000
a. Dependent Variable: FV Sumber: hasil pengolahan data
Sementara itu, untuk variabel yang bukan interaksi, nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai value inflating factor lebih kecil dari 10. Dengan hasil pengujian ini, maka untuk variabel yang bukan interaksi dapat dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas atau homokedastisitas. 3. Pengujian hipotesis Tujuan penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris terkait pengaruh karakteristik komite audit (independensi, kompetensi, ukuran, dan frekuensi commit to user pertemuan) terhadap nilai perusahaan dengan kualitas laba sebagai pemoderasi.
53
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk tujuan penelitian tersebut, maka dalam melakukan analisis data penelitian dengan menggunakan model regresi berganda. Pengujian hipotesis terdiri dari uji signifikansi-F, uji signifikansi-t dan uji koefisien determinasi yang dipaparkan seperti di bawah ini. a. Uji signifikansi-f Uji signifikansi-f dilakukan guna menentukan good of fittest atau uji kelayakan model regresi untuk digunakan dalam melakukan analisis hipotesis dalam penelitian. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah probability value (sig), apabila probability value dalam hasil pengujian lebih kecil dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa model layak (fit) untuk digunakan sebagai model regresi dalam penelitian, karena variabel INDP, COMP, SIZE, MEET, DA, INDP*DA, COMP*DA, SIZE*DA, dan MEET*DA secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan sebaliknya jika probability value lebih besar dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa model tidak layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Berikut disajikan hasil uji signifikansi-F dalam penelitian ini. Tabel IV. 9 Uji Signifikansi –F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 61.662 9 6.851 26.684 .000* Residual 23.622 92 .257 Total 85.284 101 a. Predictors: (Constant), MEETxDA, COMP, SIZE, MEET, INDP, INDPxDA, SIZExDA, COMPxDA, DA. b. Dependent Variable: FV. to user Sumber: hasil pengolahan data, *)commit Signifikan pada a = 5%
54
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel di atas menunjukkan bahwa probability value dari model regresi yang digunakan dalam penelitian lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 5% sebesar 0,000. Hasil ini mengindikasikan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan sebagai model regresi pengujian hipotesis. b. Uji koefisien regresi parsial ( uji signifikansi-t) Uji signifikansi-t dimaksudkan untuk pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian sebagaimana dinyatakan dalam hipotesis penelitian ini. Selain untuk menguji pengaruh tersebut, uji ini juga dapat digunakan untuk mengetahui tanda koefisien regresi masing-masing variabel independen sehingga dapat ditentukan arah pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan kesimpulan atas hasil pengujian adalah probability value (sig)-t, apabila probability value (sig)-t lebih kecil dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat diterima atau didukung oleh data penelitian. Berikut ini disajikan hasil uji signifikansi-t dalam penelitian ini.
commit to user
55
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel IV. 10 Uji Koefisien Regresi Parsial Tanpa Moderasi Dengan Moderasi Variabel Koefisien t-statistik Sig. Koefisien t-statistik Sig. (Constant) -.325 -.891 .375 .028 .083 .934 INDP 1.030 2.513 .014** 1.287 3.423 .001* COMP 1.680 4.225 .000* 1.907 5.178 .000* SIZE .371 4.817 .000* .301 4.090 .000* MEET .019 2.706 .008* .016 2.462 .016** DA -.434 -8.525 .000* -.582 -8.563 .000* INDP*DA -5.624 -1.070 .287 COMP*DA -4.045 -.926 .357 SIZE*DA -1.514 -2.262 .026** MEET*DA -10.327 -2.612 .011** *signifikan pada sig.= 1%;** signifikan pada sig= 5%. Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil pengujian dengan model regresi tanpa moderasi seperti tersaji di atas menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang dibuktikan dengan nilai sig. yang lebih kecil dari nilai signifikansi 5%. Sementara itu, hasil pengujian menggunakan model regresi berganda dengan variabel moderasi mengindikasikan bahwa variabel independensi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 1%. Dengan hasil ini dapat dinyatakan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa variabel kompetensi mempunyai nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 1%, sehingga dapat dinyatakan bahwa kompetensi anggota komite audit di bidang akuntansi dan atau keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasar pada hasil pengujian ini, maka hipotesis kedua penelitian ini diterima. commitdalam to user
56
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Variabel ukuran komite audit yang dinyatakan dengan jumlah anggota komite audit mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 1%. Hasil ini mengindikasikan bahwa ukuran komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada level signifikansi 1%. Berdasar hasil ini dapat dinyatakan bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Sementara itu, untuk variabel frekuensi rapat komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan dibuktikan nilai signifikansi 0,016 yang lebih kecil dari 5%, sehingga dapat dinyatakan bahwa frekuensi rapat komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan hipotesis keempat diterima. Untuk variabel interaksi di antara independensi komite audit dan manajemen laba mempunyai nilai signifikan sebesar 0,287 yang lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%, oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa kualitas laba atau manajemen laba tidak terbukti memoderasi pengaruh indepensi terhadap nilai perusahaan sehingga hipotesis kelima ditolak. Untuk variabel interkasi antara kompetensi akuntansi/ keuangan anggota komite audit dan manajemen laba mempunyai nilai signifikansi 0,357 yang lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%. Hasil ini mengindikasikan bahwa manajemen laba tidak terbukti dapat memoderasi pengaruh kompetensi anggota komite audit terhadap nilai perusahaan dan oleh karena itu hipotesis keenam ditolak. Sementara itu, variabel interaksi di antara ukuran komite audit dan manajemen laba mempunyai nilai signifikan sebesar 0,026 yang lebih kecil dari 5%. Hasil ini mengindikasikan bahwa manajemen laba dapat memoderasi commit to user
57
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengaruh ukuran komite audit terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis ketujuh diterima. Selanjutnya untuk variabel interaksi di antara frekuensi rapat komite audit dan manajemen laba terbukti bahwa manajemen laba mampu menjadi pemoderasi pengaruh frekuensi rapat komite audit terhadap nilai perusahaan. Hasil ini terbukti dengan nilai signifikansi sebesar 0,011 yang lebih kecil dari 5%, sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis kedelapan diterima. c. Uji koefisien determinasi Koefisien determinasi menyatakan persentase total variasi dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model. Untuk model regresi dengan satu variabel independen koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai R square (R2) dan untuk model regresi dengan menggunakan dua atau lebih variabel independen koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai adjusted R square (adj R2). Penelitian ini menggunakan nilai adj R2. Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi atas model regresi dengan dan tanpa variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel IV. 11 Uji Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 tanpa moderasi .804 a .647 .629 .55987 a 2 dengan moderasi .850 .723 .696 .50671 a. Predictors: (Constant), MEETxDA, COMP, SIZE, MEET, INDP, INDPxDA, SIZExDA, COMPxDA, DA b. Dependent Variable: FV commit to user Sumber: Hasil Pengolahan Data 58
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa nilai Adjusted R2 dalam model regresi tanpa moderasi adalah sebesar 0.629 yang menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini yang terdiri dari karakteristik komite audit mampu menjelaskan variabilitas variabel nilai perusahaan sebesar 62,9%. Sementara itu, sisanya sebesar 37,1% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Sementara itu, nilai Adjusted R2 dalam model dengan variabel moderasi adalah sebesar 0,696 yang menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini yang terdiri dari karakteristik komite audit, kualitas laba dan interaksi di antara karakteristik komite audit dengan kualitas laba mampu menjelaskan variabilitas variabel nilai perusahaan sebesar 69,6%. Sementara itu, sisanya sebesar 30,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Dengan dua hasil pengujian koefisien determinasi tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa model regresi dengan variabel moderasi lebih mampu menjelaskan variasi nilai perusahaan dibanding dengan model regresi tanpa variabel moderasi.
C. Pembahasan Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa karakteristik komite audit yang dinyatakan dengan independensi, kompetensi anggota komite audit dalam bidang akuntansi/ keuangan, ukuran komite audit, dan frekuensi rapat komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Komite audit independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan anggota komite audit dari pihak independen atau pihak yang terbebas dari kepentingan manajemen maupun commit to user
59
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemegang saham, maka proses pengawasan atas pelaksanaan sistem pengendalian perusahaan dan proses penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan lebih baik sehingga dapat mempengaruhi pandangan dan penilaian investor saham. Investor akan memperoleh keyakinan yang lebih tinggi atas kinerja perusahaan di waktu yang akan datang sehingga dapat meningkatkan harga saham perusahaan dan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan Sialagan dan Machfoed (2006). Kompetensi anggota komite audit dalam bidang akuntansi dan atau keuangan
berpengaruh
positif
terhadap
nilai
perusahaan.
Hasil
ini
mengindikasikan bahwa peningkatan proporsi anggota komite audit yang mempunyai kompetensi akuntansi atau keuangan akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan kompetensi akuntansi atau keuangan yang dimiliki oleh anggota komite audit, maka pengawasan yang dilakukan oleh komite audit terhadap perusahaan dapat berjalan secara baik terutama dalam pengawasan pelaporan keuangan. Dengan demikian akan dapat mengurangi asimetri informasi dan cost of capital atau masalah keagenan terkait pelaporan keuangan (Krishnamurthy et al., 2003). Berkurangnya kemungkinan masalah keagenan tersebut akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan pula nilai perusahaan (Qin, 2005). Karakteristik komite audit yang dinyatakan dengan ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Jumlah anggota komite audit yang lebih banyak memungkinkan terjadinya keragaman pikiran dalam komite audit dalam pengawasan yang dilakukan terhadap perusahaan sehingga akan commit to user
60
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menciptakan pengawasan yang lebih efektif (Krishnamurthy et al., 2003). Dengan pengawasan yang lebih baik, maka akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan sekaligus meningkatkan pula nilai perusahaan. Hasil yang sama juga dapat dibuktikan untuk karakteristik komite audit yang dinyatakan dengan frekuensi rapat komite audit. Jumlah rapat komite audit yang tinggi mengindikasikan bahwa komite audit mempunyai ketekunan yang tinggi dalam melakukan tugas pengawasan
terhadap
perusahaan
sehingga
dapat
meningkatkan
kinerja
perusahaan yang pada akhirnya juga akan meningkatkan nilai perusahaan (Raghunandan et al., 2007). Tugas komite audit dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan dapat dilakukan dengan mekanisme pertemuan atau rapat anggota komite audit. Semakin tinggi frekuensi rapat yang dilakukan oleh komite audit mengindikasikan tingkat ketekunan anggota komita audit. Dengan demikian semakin besar kemungkinan perusahaan untuk dapat meminimalisasi kesalahan dan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen terhadap perusahaan dan akan meningkatkan kinerja perusahaan maupun nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa frekuensi rapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Frekuensi rapat merupakan indikasi tingkat ketekunan anggota komite audit dalam melaksanakan tugasnya, sehingga semakin tinggi frekuensi mengindikasikan semakin responsif terhadap permasalahan yang dihadapi perusahaan dan akan berpengaruh terhadap kinerja dan nilai perusahaan (Sharma et al., 2009). Variabel interaksi di antara independensi dan manajemen laba tidak bepengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa kualitas commit to user
61
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
laba tidak berhasil memoderasi pengaruh independensi komite audit terhadap nilai perusahaan. Ketika perusahaan telah mempunyai anggota komite audit sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan-undangan, maka investor telah menyakini bahwa kinerja perusahaan dan laporan keuangan perusahaan telah dilakukan secara baik, sehingga investor akan cenderung kurang memperhatikan kualitas laba perusahaan (Chan dan Li, 2008). Dengan demikian tanpa melihat kualitas labapun nilai perusahaan telah terbukti terpengaruh oleh anggota komite audit perusahaan. Variabel interaksi di antara kompetensi akuntansi/keuangan komite audit dan manajemen laba terhadap nilai perusahaan terbukti tidak signifikan. Hasil penelitian
ini tidak berhasil membuktikan kemampuan kualitas laba dalam
memoderasi pengaruh kompetensi komite audit terhadap nilai perusahaan. Dengan adanya anggota komite audit yang mempunyai keahlian di bidang akuntansi dan atau keuangan akan dapat meminimalisasi dalam terciptanya kesalahan atau kecurangan dalam pelaporan keuangan. Dengan demikian investor telah menyakini kinerja masa depan perusahaan dan kualitas laporan keuangan akan menjadi baik dengan anggota komite audit yang mempunyai kompetensi akuntansi/ keuangan. Dengan kondisi tersebut, maka investor relaif kurang memperhatikan kualitas laba dalam laporan keuangan perusahaan karena adanya anggota komite audit yang mempunyai kompetensi akuntansi/keuangan (Baxter dan Cotter, 2009). Variabel interaksi di antara ukuran komite audit dengan kualitas laba. Hasil dalam penelitian ini membuktikan bahwa kualitas laba mampu memoderasi commit to user
62
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengaruh ukuran komite audit terhadap nilai perusahaan. Dengan jumlah anggota komite audit yang lebih besar, maka akan dapat tercipta pemikiran yang lebih beragam sehingga lebih banyak mempunyai alternatif pilihan dalam melakukan pengawasan terhadap masalah perusahaan terutama terkait dengan pelaporan keuangan. Dengan berbagai alternatif tersebut, akan lebih besar kemungkinan untuk dapat menyusun laporan keuangan yang lebih berkualitas terbebas dari perilaku oportunistis oleh manajemen dan dengan demikian akan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Krishnamurthy et al., 2003). Variabel moderasi keempat adalah interaksi di antara frekuensi rapat komite audit dengan manajemen laba. Hasil penelitian membuktikan bahwa manajemen laba mampu memoderasi pengaruh frekuensi rapat komite audit terhadap nilai perusahaan. Jumlah frekuensi rapat komite audit perusahaan dalam satu periode pelaporan keuangan menggambarkan tingkat ketekunan komite audit dalam menjalankan fungsi dan tugas komite audit dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan. Dengan tingkat ketekunan yang tinggi akan dapat merespon dengan cepat setiap permasalahan yang muncul dalam pelaporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan akan dapat mempunyai kualitas yang lebih baik dengan terhindarkan dari perilaku oportunis dari manajemen perusahaan. Dengan laporan keuangan perusahaan yang berkualitas tersebut memungkinkan terjadinya peningkatan nilai perusahaan (Raghunandan dan Rama, 2007).
commit to user
63
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil pegujian data penelitian mendasari pengambilan simpulan penelitian. Adapun simpulan penelitian yang dimaksud adalah seperti berikut ini. 1. Karakterisitik komite audit yang dinyatakan dengan independensi, kompetensi akuntansi/keuangan komite audit, ukuran komite audit, dan frekuensi rapat komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Penelitian ini mampu membuktikan bahwa kualitas laba mampu memoderasi pengaruh ukuran komite audit dan frekuensi rapat komite audit terhadap nilai perusahaan. Namun demikian, penelitian ini tidak mampu membuktikan kemampuan kualitas laba dalam memoderasi atas pengaruh independensi komite audit dan kompetensi akuntansi/ keuangan komite audit terhadap nilai perusahaan.
B. Keterbatasan Penelitian ini dilakukan dengan berbagai keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Adapun keterbatasan penelitian yang dimaksud adalah seperti berikut ini. 1. Penelitian ini tidak memisahkan sampel penelitian berdasar kelompok tertentu sehingga pengaruh perbedaan karakteristik kelompok perusahaan tidak diuji dalam penelitian ini.
commit to user
64
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian dua tahun sehingga jumlah sampel yang digunakan hanya sejumlah 164 observasi. 3. Penelitian ini hanya menggunakan mekanisme GCG berupa komite audit perusahaan. 4. Penelitian ini hanya menggunakan satu proksi untuk nilai perusahaan yaitu price to book value ratio, sehingga hasil penelitian ini terbatas pada nilai yang menggunakan proksi tersebut.
C. Saran Berdasar pada hasil dan keterbatasan penelitian tersebut di atas, maka saran atau rekomendasi yang dapat diajukan adalah seperti berikut ini. 1. Penelitian berikutnya dapat memisahkan sampel penelitian ke dalam kelompok industri tertentu sehingga dapat mengurangi hasil penelitian yang bias karena perbedaan karakteristik industri perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Selain itu, dengan memisahkan sampel ke dalam kelompok akan dapat diuji dan diperoleh bukti penelitian yang dapat diperbandingkan pada masing-masing industri. 2. Penelitian berikutnya dapat menambah atau memperpanjang periode penelitian sehingga dapat diperoleh jumlah sampel atau observasi yang lebih banyak dan dapat diperoleh pula hasil penelitian yang lebih mendalam atau menyeluruh. 3. Penelitian berikutnya dapat menggunakan mekanisme GCG yang lain seperti dewan komisaris, kepemilikan manajerial dalam pengujian sehingga dapat commit to user
65
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diperoleh hasil yang lebih komprehensif terkait GCG, Kualitas laba, dan nilai perusahaan. 4. Penelitian berikutnya dapat menggunakan proksi nilai perusahaan selain price to book value ratio, seperti Tobin’Q sehingga akan dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih bervariasi dengan proksi nilai perusahaan yang berbedabeda.
commit to user
66