Tennn Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian
2006
PEMANFAATAN BIOMASSA GULMA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI DI LAHAN RAWA PASANG SURUT NOORTASIAB Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, JI . Kebun Karet Loktabat Banjarbaru P .O Box 31, Kalimantan Selatan
RINGKASAN Keragarnan species gulma di lahan pasang surut cukup besar . Dari hasil survei diketahui beberapa species gulma dorninan yakni C . sphacelatus Rottb, E. acutangula (Purun), E . dulcis (Purun Tikus), E, congesta (Papurunan), E. retroflaxa (Bulu Babi), R. corynbosa L (Kerisan), P . repens (Puyangan/Bura-Bura), dan F. litiolaris yang berpotensi dan dapat menghasilkan biomassa berkisar 1,66 - 3,50 t/ha bahan kering dan memiliki kandungan unsur hara (NPK) serta dapat mensuplai sebagian dari unsur hara yang diperlukan oleh tanarnan . Hasil penelitian di rumah kaca rnenggunakan tanah sulfat masam, bahaa pengaruh dosis kompos gulma dari species E. acutangula, E. congesta, R . corynbosa, P. repens, dan F. littolaris dapat meningkatkan hasil padi sejalan dengan meningkatkya dosis kompos secara linier Y = 1,0978 + 0,00694X, dengan R2 = 0,93 * . Pemberian kompos gulma setara dosis 0, 30 dan 60 kg/ha hasil padi berbeda nyata dibanding dengan pemberian 150 kg/ha dari urea tetapi pemberian setara dosis 90, 120 dan 150 kg N/ha tidak berbeda nyata . Hasil padi tertinggi pemberian kompos gulma sebesar 2,15 t/ha sedang hasil padi pada pemberian 150 kg N/ha dari urea sebesar 2,32 t/ha gabah kering . Kata Kunci : Biomassa gulma, tanaman padi, lahan pasang surut PEN DAHULUAN Selama ini gulma menyebabkan kerugian bagi petani, tetapi gulma dapat memberikan keuntungan apabila gulma dikelola secara baik dan dapat dijadikan sebagai bahan organik in-situ, pembenah tanah dan sumber unsur hara . Pengalaman petani disawah pasang surut, yang telah memanfaatkan biomassa gulma sebagai sumber bahan organik yang dapat mensuplai unsur hara bagi tanaman padi sehingga petani tidak memberikan pupuk tambahan (ANWARHAN, 1989) . Permasalahan lain yang dihadapi petani yakni kelungkaan dan semakin mahal harga pupuk akibat subsidi pupuk yang telah 'dicabut, padahal usaha peningkatan produksi tidak terlepas dengan penggunaan pupuk . Tambahan bahan organik melalui pemberian pupuk kandang juga sernakin sulit dan mahal, sehingga diharapkan dapat terjadi secara in-situ dan eks-situ (HANDAYANTO, 1989) Keadaan ini mendorong perlunya alternatif lain yang dapat ditemukan menggantikan peranan pupuk buatan dan pupuk kandang . . Pemberian hahan organik yang dapat merupakan alternatif menggantikan pupuk buatan atau setidaktidaknya dapat sebagai suplemen terhadap
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
sebagian unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sehinggajumlah pupuk buatan yang diberikan dapat dikurangi . Konsep sistem olah tanah hara terpadu untuk mendukung usahatani padi di sawah pasang surut sangat tepat, yaitu bentuk usaha berkaitan dengan proses pemanfaatan surnber daya alam seperti gulma yang berlimpah, yang didasari oleh beberapa pertimbangan antara lain di lahan rawa gulma tumbuh cepat dan lebat, bahan organik memegang peranan penting dalam produksi padi, bahan organik merupakan sumber unsur hara bagi tanaman dan pelapukannya dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, Dengan menerapkan sistem olah tanah hara terpadu diharapkan kesuburan tanah dapat ditingkatkan, sehingga pertanian tangguh, berkelanjutan dan berorientasi agribisnis dapat diwujudkan . POTENSI BIOMASA GULMA Produksi biomassa dari suatu species gulma sangat tergantung dcngan dominasi tingkat pertumbuhan (subur gulmanya, tidaknya), dan tempat dimana species gulma tersebut tumbuh . Gulma yang tumbuh di lahan bera akan menghasilkan biomassa
371
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
lebih banyak dari pada gulma tersebut tumbuh di areal pertanaman . Melalui hasil survei dapat diketahui seberapa besar bahan kering (biomassa) dan potensi biomassa yang dapat dihasilkan terutama oleh species gulma yang dominan persatuan luas (Tabel 1) . Bennanfaatnya biomassa gulma sebagai bahan organik sumber unsur hara tentunya adalah sangat tergantung kepada kandungan unsur-unsur hara yang terdapat pada biomassa species gulmanya terutama unsur hara makro yang diperlukan oleh Tabel 1 .
No .
tanaman . Dari hasil analisis kandungan unsur hara makro terhadap beberapa species gulma, dapat diketahui seberapa besar kandungan hara N, P dan K serta Corganiknya (Tabel 2) . Dengan demikian biomassa gulma jika dimanfaatkan sebagai bahan organik yang diberikan ke dalam tanah setidak-tidaknya dapat membenahi beberapa sifat kimia tanah, dapat meningkatkan bahan organik tanah dan dapat mensuplai sebagian kebutuhan unsur hara bagi tanaman terutama hara N, P dan K .
Potensi bahan kering yang dihasilkan oleh beberapa species gulma yang tumbuh dominan di lahan pasang surut, di Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan Produksi Bahan Kering (t/ha) Lahan Sulfat Masam Lahan Bergambut dibera Diusahakan dibera Diusahakan
Species gulma dominan Cvperus sphacelatus Rottb Eleocharis acutangida Eleocharis retrofaza Fimbristylis graffithii B Leersia hexandra Panicum repens L Rhvnchospora corymbosa L
0,89 1,50 0,60 0,05 0,11 0,12 0,23
0,85 0,85 0,46 0,51 0,10 0,05 0,22 Total biomasa gulma (t/ha) 3,50 3,04 Keterangan : Dihitung berdasarkan Sumber : SIMATUPANG el al ., (2001) dan (2002) 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Biomassa
species
gulma
E.
0,20 0,58 0,35 0,05 0,19 0,67 2,04 INDRAYATI
dan
0,26 0,25 0,25 0,35 0,02 0,53 1,66 SIMATUPANG,
memanfaatkan biomassa gulma sebagai bahan organik dan pembenah tanah, petani tidak lagi memberikan pupuk tambahan terutama jika padi lokal yang ditanam, dan hasil padi yang didapat relatif stabil yakni berkisar 1,5-2,5 t/ha (ANWARHAN, 1989).
acutangula, E. relroflara, R . corvnbosa L, P. repens, dan F. littolaris setelah
dikomposkan dapat memberikan sumbangan unsur hara terutama hara N yang cukup bermanfaat bagi tanaman . Pengalaman petani d i sawah pasang surut dengan cara
Tabel 2 . Kandungan unsur hara N, P, K dan C-organik pada beberapa species gulma yang tumbuh di lahan sulfat masam, Kabupaten Barito Kuala Kalsel Species gulma 1 . Cyperus sphacelanrs Rottb 2. Eleocharis acutangula (Purun) 3 . Eleocharis dulcis (Purun Tikus) 4 . Eleocharis congesta (Papurunan) 5 . Eleocharis ren'oflaxa (Bulu Babi) 6 . Rhynchosphora con'mbosa L (Kerisan) 7 . Panicum repens (Puyangan/Bura-Bura) 8. Fvnrbristil,s littolaris (Babawangan) Kompos gulma (Sp 2, 5, 6, 7, 8 + PK)
C-Organik 30,17 30,78 39,00 32,29 30,34 55,32 43,99 27,06 29,40
Kandungan hara (%) N P 0,39 0,09 0,28 0,09 0,34 0,09 0,39 0,41 0,41 0,45 0,84 1,22 0,56 0,21 2,35 0,32 2,13 0,20
K 1,49 0,91 0,91 1,04 0,97 1,22 0,80 0,89 0,64
Keterangan : PK = pupuk kandang kotoran sapi 115 bagian Sumber : SIMATUPANG et al., (2002)
372
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Tenni Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
PEMBUATAN KOMPOS GULMA
Kompos yang digunakan bersumber dari biomasa gulma, diperoleh dari kawasan sawah pasang surut . Gulma dipanen dengan cara memotong gulma pada bagian yang berada di atas permukaan tanah, dicencang dan diayak kemudian halus-halus dikeringkan . Jenis gulma yang digunakan adalah Eleocharis acutangala (Roxb .) Schult (purun), Eleocharis congesta D . Don Tikus Kipas), Ryncosphora (Purun corymbosa (L .) Britt . (Kerisan), Panicum repens L (Puyangan), dan Fymbristilis littolaris Gaudich (Babawangan). Alasan mengapa species gulma tersebut digunakan adalah karena species gulma ini mudah didapat dan paling dominan berada pada surut sulfat masam lahan pasang et al, 2001) . Proses (SIMATUPANG menggunakan dilakukan pengomposan metoda perhandingan 4 : I , yaitu 80% bahan utama herupa bahan kering (biomasa) gulma dan 20% bahan pencampur dari pupuk kandang kotoran sapi . Masing-masing species gulma yang digunakan untuk bahan kompos ditimbang berat keringnya sehingga diketahui berat total bahan kering gulma . Berat bahan kering gulma yang digunakan adalah 20 kg dan pupuk kandang sapi 5,0 kg sehingga total bahan 25 kg . Seluruh bahan kering gulma dicampur merata hersamasama pupuk kundang sapi yang tclah diayuk, kernudian dihusuhi dengun air sampai kelembahan sekitar 30% . Selanjutnya bahan untuk difermentasikan kompos dengan cara kompos menghasilkan meletakkan seluruh bahan di atas tanah . Untuk menghindari terpaan sinar matahari langsung dan curahan air hu,jan, maka bahan kompos selama proses fermentasi ditutupi dengan bahan yang tidak tembus air . Proses fermentasi dilakukan selama 6 minggu dengan dijaga kelembaban bahan yaitu diberi air agar kelembahan tetap 30% serta agar merata di aduk-aduk bahan kelembabannya . Setelah proses fermentasi selesai apahila bahan kompos berwarna coklat hitam dan tidak mengeluarkan bau . diberikan Selanjutnya kompos guhna dengan cara mencampur dengan tanah .
Pusat Penelitian dan Pengenibangan Peternakan
PROSPEK PEMANFAATAN BIOMASSA GULMA
Pemanfaatan biomassa gulma sebagai bahan organik telah dilakukan oleh petani telah cukup lama dan produktivitas tanah dapat dipertahankan dengan basil padi yang relatif stabil . Percobaan pemanfaatan biomassa gulma sebagai sumber N menggunakan lima species gulma dominan, yaitu E. acutangula, E. retroflaxa, P . repens L, R. corynbosa L, dan F. littolaris di rumah kaca pada media tanah sulfat masam, memberikan pengaruh baik terhadap tanaman padi . Kompos gulma diberikan dua minggu sehelum tanam padi untuk proses inkubasi . Cara pemberian kompos gulma dilakukan dengan cara mengaduk kompos gulma sesuai dosis dengan tanah sampai merata . Sesuai basil analisis kandungan N di dalam kompos gulma, yakni 2,13%, maka dosis kompos gulma setara dengan dosis 0 ; 30 ; 60; 90 ; 120 dan 150 kg N/ha adalah 0; 1 .410; 2 .820 ; 4.230 ; 5 .640 dan 7 .050 kg kompos/ha atau 0 ; 4,23 ; 8,45 ; 12,69 ; 16,92 dan 21,15 g kompos/pot . Pupuk P dan K bersumher dari SP36 dan KCI diberikan sebagai pupuk dasar pada saat tanam . Pupuk SP36 sebelum diberikan terlebih dahulu ditumbuk halus kemudian ditimbang sesuai dosis, Dosis pupuk P dan K ditetapkan berdasarkan kandungan P-tersedia dan K dapat tukar tanah duri basil analisis tanah pada waktu awal . Dari basil analisis tanah awal dimana P-tersedia sebesar 18,75 ppm P dan K dapat tukar sebesar 1,74 me/100 g, maka dosis P dan K dapat ditetapkan sebesar 54 kg P205/ha dan 30 kg K 2 0/ha . Kemudian untuk menghindari adanya pengaruh pupuk P dan K terhadap tanaman padi, maka pemberian pupuk dihitung berdasarkan kandungan P dan K pada kompos gulma . Jumlah P dan K pada kompos gulma diperhitungkan sebagai dosis pupuk P dan K, dan sisa P dan K diperoleh dari pupuk SP36 dan KCI . Tanaman padi meinperlihatkan respon yang ditandai dengan peningkatan nyata komponen basil dan basil lebih tinggi . Pemberian kompos gulma dosis rendah setara dosis 0-60 kg N/ha masih belum dapat mensuplai unsur hara N yang cukup bagi pertumbuhan tanaman padi sehingga basil
373
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
padi yang didapat rendah, tetapi pemberian kompos gulma setara dengan dosis 90 kg N/ha telah dapat mensuplai hara N yang relatif memadai sehingga hasil padi yang didapat relatiftinggi dan tidak berbeda nyata dibanding dengan hasil padi yang didapat pada pemberian 150 kg N/ha bersumber dari pupuk urea (Tabel 3) . Pemberian kompos gulma meningkatkan hasil padi sejalan dengan meningkatnya dosis . Pemberian kompos gulma setara dengan dosis 30 kg N/ha dapat menaikkan hasil padi sebesar 0,47 t/ha (49,16%) dan dosis 60 kg N/ha sebesar 0,60 t/ha (62,45%) lebih tinggi dari perlakuan kontrol tetapi tidak berbeda nyata . Kenaikan hasil padi yang signifikan diperoleh pada pemberian setara dosis 90, 120 dan 150 kg N/ha, masing-masing 0,84 t/ha (86,82%), 0,85 t/ha (88,63%), dan 1,18 t/ha (123,08%) lebih tinggi dari perlakuan tanpa kompos gulma . Hasil padi tertinggi dicapai pada pemberian pupuk urea dosis 150 kg N/ha yaitu 2,34 t/ha gabah kering (SIMATUPANG el al., 2002). Peningkatan dosis kompos gulma berpengaruh balk terhadap hasil padi dan ditandai dengan peningkatan hasil padi . Kenaikan hasil padi bersifat linier mengikuti persamaan garis lurus berikut : Y = 1,0978 + 0,00694X, dengan R'- = 0,93 * sampai dosis kompos gulma setara dengan 150 kg N/ha.
'~
~,'1,7M
I0`~"N
n a
Dw is L
i
Gambar I . Pengaruh pemberian kompos gulma terhadap hasil padi IR66 Keuntungan yang diperoleh dari biomassa gulma sebagai penggunaan kompos adalah pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil padi, yakni dapat
3 74
memperbaiki dan meningkatkan hasil padi . Kompos gulma dapat mensuplai unsur hara bagi tanaman, hal ini terbukti melalui hasil padi yang didapat meskipun tidak sebanding dengan hasil padi yang didapat pada perlakuan pemberian pupuk buatan . Peningkatan hasil padi nyata sejalan dengan meningkatnya dosis kompos gulma . Pada pemberian kompos gulma dosis 1 .410, 2 .820, 4 .230, dan 5 .640 kg/ha diperoleh kenaikan hasil masing-masing sebesar 8,19%, 22,18%, 21,84%, dan 31,40% dibanding dengan tanpa pemberian kompos gul ma. Ditinjau dari kandungan hara kompos gulma (1,96% N, 0,60% P dan 0,64% K), maka sesuai dengan dosis kompos gulma yang diberikan dapat digambarkan bahwa total unsur hara N, P dan K yang dimasukkan ke dalam tanah pada masingmasing level dosis sangat bervariasi, pada pemberian 6000 kg/ha sumbangan unsur hara sebesar 117,6 kg N, 40,8 kg P dan 38,4 kg K . Sesuai dengan dosis kompos gulma yang diberikan maka ada unsur hara yang kurang dan yang berlebih sehingga memungkinkan terciptanya ketidak seimbangan hara di dalam tanah jika dibandingkan dengan dosis pupuk N, P dan K yang diberikan . Ketidak seimbangan tersebut terlihat pada pemberian kompos gulma, dimana pada dosis 4500 kg/ha status unsur hara N kurang sedangkan unsur hara P dan K berlebih dan pada dosis 6000 kg/ha unsur hara N, P dan K statusnya telah melebihi dosis anjuran pupuk (Simatupang dan Indrayati, 2003) . Selain itu, faktorfaktor lain juga turut mempengaruhi pertumbuhan tanaman sehingga hasil padi yang didapat lebih rendah . Dari beberapa hasil penelitian yang telah kemukakan, gulma yang merupakan tumbuhan pengganggu dan kehadirannya tidak dikehendaki karena dapat menurunkan hasil tanaman, menambah biaya produksi sehingga merugikan, maka jika biomassa gulma yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai bahan organik (kompos) sumber unsur hara (NPK) bagi tanaman dan pembenah tanah akan memberikan keuntungan, yakni dapat mengurangi penggunaan pupuk buatan . Selain itu pemberian kompos gulma dapat memperbaiki sifat kimia dan meninggatkan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Tenni Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
residu dengan meningkatnya unsur hara P dan K yang dapat dimanfaatkan oleh pertanaman berikutnya . Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas : potensi kompos guhna mempunyai kandungan unsur hara (NPK), pengaruhnya menjadi lebih balk terhadap sifat kimia tanah, dan sifat fisik tanah serta terhadap budidaya tanaman . Tabel 3 .
Walaupun belum didukung dengan analisis ekonomi maka pemanfaatan biomassa gulma sebagai bahan organik sumber unsur-unsur hara yang diaplikasi pada lahan rawa pasang surut sulfat masam merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dan memberikan prosfek balk dimasa akan datang .
Pengaruh kompos gulma sebagai sumber N terhadap komponen hasil dan hasil padi IR66 pada percobaan rumah kaca di Balittra Banjarbaru, Tahun 2001
Perlakuan JIh anakan proJIh gabah isi Gabah hampa Berat 1000 Hasll duktif btg/rpn) (btr/mli) (kg N/ha) (btr/mli) Butir (g) (t/ha) 9,50 a 55 .60 a 51,25 b 19,79 0 0,96 a 67,85 ab 36 .90 a 20,68 30 1 1,50 b 1,43 ab 60 11,50 b 68,77 ab 36,30 a 20,62 1,56 abc 79,15 h 35,30 a 90 12,25 b 20,66 1,79 bed 78,05 b 30,40 a 20,70 120 12,25 b 1,81 bed 150a.' 12,63 b 79,55 b 29,70 a 20,71 2,15 cd 150b 13,25 b 72,29 b 32,00 a 20,71 _ 2,32 d C .V (%) 10,9 14,2 12,5 4,3 22,7 Keterangan : Angka di dalam Iajur diikuti dengan huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT Dosis P dan K adalah 54 kg P,0 5/ha dan 30 kg K2 0/ha *) 150 b = dosis 150 kg N/ha yauig diperoleh dari pupuk Urea ++) Hasil padi dihitung dengan asumsi jumlah populasi 127 .5000 tanaman/ha Sumber :
SIMATUPANG
et al ., (2002)
KESIM PULAN I.
2.
3.
Species gulma dominan di lahan sawah pasang surut berpotensi menghasilkan biomassa sebesar 3,04-3,50 t/ha di lahan pasang surut sull
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
H. 1989 . bercocok tanam padi pasang surut dan rawa . Dalam Ismunadji ., M . Syam ., dan Yuswandi (Eds .) . Padi Buku 2 . Badan Litbang Pertanian, Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor . Hlm . 551-577 .
ANWARHAN,
1998 . Pengelolaan kesuburan tanah secara biologi untuk menuju sistem pertanian sustainabel . Dalam Habitat Vol . 10(104) :1-8 . Faperta Unibraw Malang .
HANDAYANTO, E .
R . S . SIMATUPANG . 2002 . Identifikasi species gulma padi sawah di lahan bergambut Kalimantan Selatan . Dalam Pros . Seminar Nasional Agronomi dan Pameran Pertanian 2002 . Agronomi Indonesia Perhimpunan (PERAGI), Bogor . TgI . 29-30 Oktober 2002 . l-Ilm .346-353 .
INDRAYATI, L ., DAN
R . S ., L . INDRAYATI ., DAN NURITA . 2001 . Dominasi species gulma di sawah pasang surut lahan sulfat masam Kalimantan Selatan . Dalam Konferensi Nasional XV Himpunan llmu Gulma Indonesia, HIGI, Surakarta . Hlm .112118 .
SIMATUPANG .
3 75
Tenni Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
SIMATUPANG, R . S ., H . S . RAIHAN ., H . M . RASMADI ., DAN T .H . SIAGIAN . 2002 .
Pengaruh kompos gulma sebagai sumber hara N terhadap pertumbuhan dan hasil padi di tanah sulfat masam . Dalam Agroscientiae . Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Unlam, Banjarbaru . No. 2, Vol . 9-Agustus 2002 . Him . 106-117 .
376
SIMATUPANG, R .S .,
DAN
L . INDRAYATI . 2003 .
Pengaruh pemberian kompos gulma sebagai sumber hara NPK terhadap tanaman padi di lahan sulfat masam. Dalam Buletinl Agronomi Vol . XXXI No . 2 Edisi Agustus 2003 . Penerbit Operagi dan Jurusan Budidaya Pertanian Fak . Pertanian IPB, Bogor . Him . 42-46 .
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan