Tenui Teknis Nasional Tenaga Fnngsional Pertanian 2006
PENGAMATAN DAYA PROTEKSI AYAM POST VAKSINASI NEWCASTLE DISEASE DENGAN UJI TANTANG NANA SURYANA Balai Besar Penelitian Veteriner, Jl . R.E Martadinata No. 30 PO BOX 151 Bogor RINGKASAN Hasil vaksinasi ayam dalam satu kandang biasanya dapat diketahui dengan hasil pengujian titer antibodi yang dilakukan dengan uji hemaglutinasi inhibisi (HI) tetapi untuk mengetahui daya proteksinya harus dilakukan uji tantang dengan menggunakan virus Newcastle Disease (ND) lapang yang ganas (strain velogenik) . 4 kelompok ayam yang mempunyai titer antibodi berbeda yaitu sebanyak 10 ekor tiap kelompok . Kelompok pertama mempunyai rataan titer 3 - 4 (HI-log2 ), kedua mempunyai rataan titer 4 - 5 (HI-log2 ), ketiga mempunyai rataan titer > 5 ( HI-1092 ) dan keempat adalah kelompok kontrol yang tidak dilakukan vaksinasi dan mempunyai titer >1 (HI-1092 ) . Semua ayam diberi tanda sesuai dengan kelompoknya, sebanyak 5 ekor ayam yang tidak divaksinasi dengan titer antibodinya negatif atau nol ditetes mata dengan virus ganas (ND strain ITA 107 E1D 50 ) setelah 3 hari semua ayam disatukan dalam kandang yang sangat terisolir kemudian diamati selama 3 minggu pagi dan sore . Ayam yang mati dilakukan bedah bangkai untuk memastikan penyebab kematiannya kemudian dilakukan isolasi pada telur tertunas . Data yang diperoleh kemudian dihitung . Hasil proteksi dari masing-masing kelompok yaitu : kelompok pertama mempunyai proteksi 40%, kedua 60%, ketiga 100% dan keempat 0%. Dengan adanya data dan hasil proteksi ini maka hasil titer antibodi yang dilakukan dengan uji HI masih mempunyai korelasi terutama pada kelompok ketiga yang mempunyai titer antihodi > 5 dengan daya proteksi 100% Kata kunci : Vaksinasi, virus, newcastle disease, titer antibodi, daya proteksi, PENDAHULUAN Usaha pengembangan peternakan ayam di Indonesia selalu terganggu oleh wabah penyakit Tetelo (Newcastle disease, ND) yang dapat terjadi setiap saat sepanjang tahun . Penyakit ND menyerang ayam pada semua urnur dan dapat menimbulkan angka kematian tinggi yang dapat mencapai 90%100% pada kelompok ayam yang tidak mempunyai daya tahan terhadap penyakit tersebut . (RONOHARDJO,1995 ) . ND merupakan penyakit endemik di Indonesia, Virus ND Yang menyerang umumnya terdiri atas galur Velogenik atau ganas serta bersikulasi di lingkungan dan potensial menyebabkan wabah pada unggas yang dapat terjadi setiap saat (DARMINTO dan RONOHARJO, 1996) Sejak ditemukanya penyakit ND oleh Kraneveld 1926 sampai sekarang belum ada obatnya, tetapi penyakit ini dapat dihindari dengan jalan vaksinasi yang teratur dan kontinyu . Cara vaksinasi yang telah biasa diaplikasikan adalah : cara suntik, semprot,
282
tetes mata/hidung, atau air minum dengan program vaksinasi yang sudah baku dilakukan . Sistem vaksinasi ND yang telah berjalan selama ini menghendaki target imun 100% hasil vaksinasi dari seluruh populasi ayam yang terdapat pada suatu peternakan (DARMINTO, 1992) . Pelaksanaan program vaksinasi pada peternakan harus ditunjang dengan program pemantauan titer antibodi setelah vaksinasi untuk dapat memberi .jaminan tentang status imun pada kelompok ayam terhadap ND . Dalam pemantauan titer antibodi tersebut diperlukan adanya pemahaman tentang titer antibodi yang bersifat protektif atau mampu melindungi ayam dari serangan virus ND ganas . Pada kesempatan ini dikemukakan pengujian daya tahan hidup (proteksi) ayam setelah divaksinasi ND dengan uji tantang menggunakan virus ND ganas .
Pusat Penelitian dan Pengentbangan Peternakan
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
MATERI DAN METODA Vaksin ND ( Newcastle Diseases ) Vaksin ND yang dipergunakan terdiri dari a.
b.
Galur RIVS2, adalah virus ND lentogenik tahan panas hasil seleksi Balitvet yang Sering digunakan dalam penelitian vaksin ND per-oral ( RONOHARDJO . e t al . . 1988 ; DARMINTO and DANIELS, 1992 ; SAROSA et al . 1993) . Sedangkan galur ITA adalah Virus ND Velogenik yang sudah dibunuh kemudian dibuat vaksin killed dengan adjuvant yang dibuat oleh Balitvet dengan cara pemberian melalui suntikan (DARMINTO 1995) .
Virus tantang ND Virus tantang yang dipergunakan untuk menginfeksi ayam adalah virus ND ITA termasuk virus ND lapang yang sangat ganas hasil isolasi Balitvet pada tahun 1971 termasuk kedalam strain Velogenik . Virus ini telah sering digunakan sebagai virus penantang dalam penelitian ND pada ayam (DARMINTO dan DANIELS, 1992 , et al, 1992 ; DARMINTO, RONOHARDJO 1995) Ayam percobaan . Dalam percobaan ini digunakan ayam broiler galur Shaver Starbro yang diperoleh secara komersial dari perusahaan penetasan ayam di daerah Bogor . Kandang Percobaan Kandang yang dipergunakan adalah kandang ayam yang terisolir dari kandang ayam yang lain, tertutup dengan ventilasi udara menggunakan Hepa filter . untuk kelengkapan baik bagi mereka yang memberi makan, teknisi atau peneliti diharuskan mengganti pakaian dan menggunakan sepatu . boot, topi penutup kepala, juga masker yang disediakan didalam kandang, didepan pintu masuk harus tersedia bak desinfektan untuk mendesinfeksi alas kaki .
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Langkah-langkah pemisahan ternak Seratus ekor ayam broiler umur sehari dibagi menjadi 4 kelompok masingmasing berjumlah 25 ekor dan dipelihara secara terpisah dalam kandang permanen dengan alas kulit padi (sekam) . Pemberian pakan dan minum diatur menurut kebutuhan sesuai dengan sistim peternakan ayam broiler pada umumnya . Pada umur ini, dari setiap kelompok dipilih secara acak 10 ekor anak ayam untuk diambil darahnya untuk keperluan uji serologi prevaksinasi . Pada umur 4 hari vaksinasi pertama dilaksanakan untuk kelompok pertama, kedua dan ketiga dengan cara tetes mata menggunakan vaksin RIVS2 dengan dosis 107 EID 50 (50% embryo infective dose) dengan Volume 0,03 ml per ekor . Untuk kelompok keempat tidak dilakukan vaksinasi, kelompok ini dipergunakan untuk ayam kontrol dan kelompok ayam yang diinfeksi dengan virus ND ITA ganas (hidup) . Pada umur 2 minggu dilakukan vaksinasi kedua . Untuk kelompok kedua dilakukan vaksinasi dengan cara yang sama pada vaksinasi pertama yaitu dengan cara tetes mata menggunakan vaksin RIVS2, kelompok ketiga dilakukan vaksinasi dengan cara suntikan pada urat daging menggunakan vaksin ND ITA killed dengan dosis 107 ELD50 (50% embryo lethal dose) dengan volume 0,3 ml per ekor . Sedangkan untuk kelompok ketiga dan keempat tidak dilakukan vaksinasi . Pemeriksaan serologi setelah vaksinasi dilaksanakan setiap minggu sampai dilakukan uji tantang yaitu pada umur 5 minggu . Dalam pemeriksaan serologik ini tiap kelompok dipilih secara acak sebanyak 10 ekor. Pengambilan darah dilakukan dari vena sayap dan serumnya diperiksa untuk mendeteksi adanya antibodi ND dengan uji hemaglutinasi inhibisi (HI) . Hemaglutinasi inhibisi Titer antibodi terhadap ND diukur dengan uji hemaglutinasi inhibisi (HI) menggunakan cara standar yang telah diuraikan oleh SHORTRIDGE et al . (1982) dan ALEXANDER (1988) dan direkomendasikan oleh OlE (1996) . Semua
283
Tenni Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
serum yang akan diuji diinaktilkan pada suhu 56°C selama 30 menit . Serum-serum tersebut kemudian diencerkan secara seri berkelipatan dua dengan larutan phosphate buffered saline (PBS) pH 7,2 dalam lempeng mikrotiter, yang setiap lubangnya berisi enceran sebanyak 0,025 ml . Setelah itu, sebanyak 0,025 ml larutan antigen ND yang mengandung 4 HAU (hemaglutination unit) ditamhahkan pada setiap enceran serum, kemudian lempeng mikrotiter tadi digoyang dengan alat penggoyang elektrik selama 30 detik . Selanjutnya, lempeng mikrotiter dibiarkan selama 30 menit dalam suhu ruangan untuk memberi kesempatan terjadinya reaksi antara antigen ND dan antibodi yang terdapat dalam serum . Setelah itu, pada setiap enceran ditamhahkan 0,05 ml suspensi hutir-butir darah merah ayam yang berkonsentrasi 0,5% dan lempeng mikrotiter kemudian digoyang dengan alat penggoyang elektrik selama 30 detik . Setelah dihiarkan beberapa saat, hasilnya kemudian dibaca . Pada setiap pengujian selalu disertai dengan kontrol serum positif, serum negatip, suspensi butir-butir darah merah ayam dan titrasi antigen balik (back titration) . Hasil pengujian dapat dibaca jika kontrol suspensi butir-butir darah merah telah mengendap berupa satu titik di dasar lubang lempeng mikrotiter . Titer HI dinyatakan sebagai pengenceran serum tertinggi yang masih memperlihatkan aktivitas hemaglutinasiinhibisi sempurna. Titer HI kemudian dinyatakan dalam bilangan log2 . Uji tantang Uji tantang dilakukan setelah ayam berymur 5 minggu atau 3 minggu setelah vaksinasi kedua . Dari setiap kelompok dipilih 10 ekor ayam setelah itu diberi tanda yang berbeda dari tiap kelompok . Ayamayam tadi kemudian ditantang dengan virus ND ganas galur Ita dengan sistem kontak . Lima ekor ayam diambil dari kelompok empat yaitu ayam-ayam yang tidak dilakukan vaksinasi atau ayam bebas antibodi ND dan diberi tanda yang herbeda dengan kelompok lainnya, kelima ayam tersebut kemudian diinfeksi secara buatan dengan virus N D velogenik galur Ita secara
284
tetes mata dengan dosis 10' ELD 5O untuk setiap ekor ayam . Tiga hari setelah infeksi semua ayam telah memperlihatkan gejala klinis sakit ND . Pada saat inilah semua ayam yang akan diuji tantang dicampur dalam satu kandang isolator, sehingga terjadi penularan virus ND ganas dari ayam-ayarn yang diinfeksi secara buatan ke ayam-ayam yang diuji tantang . Selama uji tantang, pakan dan air minum diberikan secara ad libitum . Pengarnatan dilakukan dua kali pada pagi dan sore hari selama 3 minggu . Jumlah ayarn sakit dan mati dicatat . Ayam-ayam yang mati dilakukan bedah bangkai kemudian diambil otaknya untuk isolasi virus ND guna peneguhan diagnosis ND, selanjutnya data yang diperoleh dihitung dan diperbandingkan untuk menentukan daya proteksi setiap kelompok . HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan serologik disajikan pada Tabel 1 . Pada umur satu hari atau minggu ke 0, semua kelompok anak ayam memiliki rata-rata titer antibodi yang tidak berbeda nyata diantara kelompok . Antibodi yang terdeteksi pada umur satu hari dan bertiter sekitar 4 (log2) ini dapat dipastikan merupakan maternal antibodi yang diturunkan dari induknya . Vaksinasi pertama yang dilakukan pada umur 4 hari tampaknya tidak mempengaruhi respon antibodi, sebab pada umur 2 minggu ketika vaksinasi kedua dilaksanakan semua kelompok memiliki titer antihodi rendah dan tidak berbeda nyata antar perlakuan . Tidak adanya respon antibodi setelah vaksinasi pertama ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya maternal antibodi yang menetralkan virus vaksin sehingga fase reflikasi sekunder virus vaksin tersebut tidak dapat terlaksana dalam tubuh ayam, dengan demikian stimulasi untuk produksi antibodi tidak terjadi . Tabel 1 . Hasil pemeriksaan serologik dengan uji HI terhadap ND . Kelompok Pertarna Kedua
Rata-rata titer HI (Iog2) (minggu) 0 1 2 3 3,9 2,2 1,6 2,2 4,1 2,0 1,8 2,2
pada umur 4 32 3,8
5 3 .8 4,6
Pusat Penelitian dan Pengeinbangan Peternakan
Temu Teknis A'asional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Ketiga keempat
3,8 3,9
1,8 2,2
1,6 1,8
3,4 1,2
4,2 1,2
5,8 0,6
Kelompok pertama (divaksin satu kali dengan vaksin RIVS2 melalui tetes mata) . Kelompok kedua (divaksin dua kali tetes RIVS2 melalui dengan vaksin mata) .Kelompok ketiga (divaksin dua kali pertama dengan vaksin RIVS2 melalui tetes mata, kemudian dengan vaksin ND Ita kill daging . suntikan pada urat melalui Kelompok keempat adalalah kelompok kontrol yang tidak divaksinasi kedua yang Setelah vaksinasi dilakukan pada kelompok kedua dan ketiga produksi antibodi mulai meningkat cukup tinggi, walaupun pada kelompok pertama (satu kali vaksinasi) masih ada peningkatan tetapi tidak cukup tinggi . Sedangkan pada kelompok kontrol (tidak divaksin) titer antibodinya menurun hampir mendekati 0 (log2) yaitu 0,6 (log2) . Pada umur 5 minggu dirnana uji tantang akan dilaksanakan, titer antibodi semakin meningkat yaitu ; pada kelompok 3,8 pertama rata-rata titer antihodin y a (log2), kelompok kedua 4,6 (log2) dan kelompok ketiga 5,8 (log2) . Hasil penantangan dapat dilihat pada tabel 2 . Lima ekor ayarn yang diinfeksi secara buatan dengan virus ND galur Ita semuanya mati pada hari kelima setelah dicampurkan dengan semua kelompok . Dari ayam yang mati kemudian diambil otaknya untuk dilakukan isolasi virus ND, juga pada dari otaknya kelompok lain yang mati berhasil diisolasi virus ND . pertama yang Pada kelompok memiliki rata-rata titer antibodi 3,8 (HI log2) mati sebanyak 6 ekor, kelompok kedua dengan rata-rata titer antibodi 4,6 (H1 log2) mati sebanyak 4 ekor. Sedangkan pada kelompok ketiga yang mempunyai rata-rata titer antibodi 5,8 (HI log2) tidak ada yang hidup tanpa dapat tetap mati, memperlihatkan sakit ND . Dalam uji tantang ini semua ayam pada kelompok keempat (tidak divaksinasi) mati dengan rata-rata titer antibodi sebelum ditantang sehesar 0,6 (H1 log2) .
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Tabel 2 .
Hasil penantangan dari kelompok kesatu, kedua, ketiga, dan keempat
Jurnlah er HI ayam Kelompok pra antan g (Iog2) di yang a ntang 3,8 10 Kesatu Kedua ^ 4,6 10 Ketiga `5,8 10 Keempat 0 6 10 Ayam 0 6 5 penantang Ti
Jumlah ayam hidup
Daya pro eksi %
4/10 6/10 10/10 0/10
40 60 100 0
0/10
0
Dari data hasil uji tantang yang dilakukan ternyata : Pada kelompok ketiga mempunyai rataan titer antibodi 5,8 (Hl log2) yaitu lebih tinggi dari 5 (HI-log2) mempunyai daya proteksi 100% . Kelompok kedua dengan titer > 4 (HI-log2) dengan rataan titer 4,6 (H1-log2) mempunyai daya proteksi 60%, pada kelompok kesatu dengan titer > 3 (HI-log2) rataan titer 3,8 (HI-log2) mempunyai daya proteksi 40%. Sedangkan pada kelompok keempat atau ayam kontrol tanpa divaksinasi mempunyai titer < 1(HIlog2) dengan rataan 0,6 (HI-log2) daya proteksinya 0% atau tidak mempunyai daya proteksi . ALLAN et all . (1978) dan RONOHARDJO et al. (1989) telah memberikan gambaran mengenai hubungan antara titer HI dengan daya proteksi . Untuk ayam ras yang mempunyai titer 4 (HI-log2) atau lebih bila ditantang dengan virus ND ganas umumnya tidak terjadi kematian (ALLAN et al., 1978), namun untuk situasi di Indonesia yang dipelajari oleh RONOHARDJO et al. (1989) titer protektif untuk ND adalah 5 (HI-log2) . KESIMPULAN Dari basil percobaan ini akhirnya dapat disimpulkan bahwa, titer antibodi protektif terhadap virus ND ganas adalah > 5 (HI-log2), sedangkan kelompok ayam yang mempunyai titer antibodi kurang dari 5 (HIlog2) hanya mempunyai daya proteksi 60%, juga pada kelompok yang mempunyai titer antibodi dibawah 4 (HI-log2) hanya mempunyai daya proteksi 40% .
285
Tenn, Teknis Nasional Tenaga Fnngsional Pertanian 2006
UCAPAN TERIMA KASH Penulis mengucapakan terima kasih kepada Drh . Tatty Safriati MSc . dan Dr . Lies parede MSc . (sebagai Ketua Kelti Virologi) yang telah memberikan saran, dan fasiIitas sehingga dapat arahan melaksanakan dan menyelesaikan penulisan makalah ini . DAFTAR PUSTAKA ALLAN . W . H ., J .H .LANSCASTER AND B . TOTH . 1978 . Newcastle Disease Vaccines .Their Production and Use . FAO of the United Nations, Rome . DARMINTO AND P .W . DANIELS . 1992 . Laboratory trials of heat adapted V4 vaccinestrains of Newcastle disease virus in a simple feed delivery system for vaccination of village chickens. In Newcastle Disease in Village Chicken (P .B . Spradbrow . ed .) . ACIAR Proceeding No . 39 : 75-78 . OIE .
1996 . Manual of Standards for Diagnostic Test and Vaccines . Third ed . Off-ice International des Epizooties, Paris, France
field trials in kampong chickens in Indonesia . In Proceedings of the sixth Congrees of FAVA (Eds .D .Sastradipradja and S .H . Sigit) .pp .309-313 . RONOHARDJO, P ., DARMINTO, M . ISA DIRDJA DAN N . SLRYANA . 1989 . Vaksinasiperoral terhadap penyakit tetelo pada ayam kampong dengan vaksin (RIVS)V4 di Kabupaten Bogor, Indonesia . Penyakit Hewan 21(37) :40-47 . RONOHARDJO, P . 1995 . Pengendalian Newcastle Disease pada ayarn buras (Makalah dipresentasikan pada pertemuan teknis PPS se DKI Jakarta 4januari 1995) . SAROSA A ., P . RONOHARDJO, L . PAREDE DAN DARMINTO . 1992 . Daya Hidup virus vaksin Newcastle disease peroral pada beberapa jenis pakan . Penyakit Hewan, 43A : 15-19 . SHORTRIDGE, K .F ., W .H . ALLAN AND D .J . ALEXANDER, 1982 . Newcastle disease : laboratory diagnosis and vaccine evaluation . Hongkong University Press, Hongkong . pp .53 .
RONOHARDJO, P ., DARMINTO, M .ABUBAKAR AND N . SURYANA . 1988b . Study on Newcastle disease vaccination in laboratory and
286
Pu.rai Peneluian dan Pengembangan Peternakan