Seminar Nasional Peternokan don 1 eteriner 1998
TEKNOLOGI PASCA PANEN UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH HASIL TERNAK DALAM USAHA MERANGSANG PERTUMBUHAN AGROINDUSTRI Ar3tniAKAR, H . SETIYANro, 1't
Balai Penelilian Ternak , P.O . Box 221, Bogor 16002
ABSTRAK Pembangunan bidang pcternakan pada saat krisis ckononii scpcrti sekarang ini tetap nicnipunyai peranan yang pcnting bagi kclangsungan pcmbangunan secara kescluruhan, baik untuk mcningkatkan gizi masyarakat maupun unluk mcnipcrluas lapangan kcria di scktor pertanian. Peningkatan produksi ternak yang sudah baik hanis diikuti dcngan tcknologi pasca pancn hasil yang tcpat guna, hal ini pcrlu dilakukan untuk mcningkatkan nilai lambalt kontodili hasil ternak, maupun dalatn rangka incrangsang pertumbulian agroindustri, terulaina di dacrah pedesaan . Sampai saat ini produksi hasil ternak dirasakan penianftatannya belum optimal karcna adanya susut hasil, bcraganinva nititu produk, kurang berdayagunanya cara-cara pcnanganan dan pcngolahan, mempunyai siftt inudah nisak, scrta lcnialinya sisteni pcinasaran . Pasca pancn hasil ternak yang baik dan tepat akan inenghasilkan produk ataupun hasil olahan yang bcrtnutu baik pula . Sehubungan dcngan itu kegiatan pcnanganan pasca pancn ternak ltcndaknva dilakukan sedini mungkin inelalui teknologi tepat guna scjak di tingkat produscn, pcranlara dan tingkat pemasaran selanjutnya sampai konsumen secara teraralt dan berkesinambungan . Balai Penelitian Ternak, selaku lembaga formal yang berkaitan dcngan ntasalalt lersebut incntptntvai komitnien dalam meniecalikan permasalahan tersebut dcngan mclakukan pcnclitian yang terarah dan tcrpadu sehingga diharapkan penclitian tcknologi pcnanganan dan pcngolahan hasil ternak yang tclah dihasilkan dapat nicnuniang pcmbangunan pcternakan klutsusnya dan pcmbangunan pcrtaman pada unntmnya . Kata kunci : Hasil ternak, ttilai tambah, agroindustri PENDAHULUAN Peningkatan produksi hasil pcternakan yang sudah baik tclah mcndorong dan sckaligus nienipakan tantangan dalain pcnanganan dan pcngolahan hasilnya . sehingga produksi hasil ternak dapat dimanNatkan secara optimal guna mcningkatkan pendapalan pcternak, mcningkatkan gizi masyarakat, incmpcrluas lapangan keria, mcningkatkan ckspor dan mcngurangi impor scrta membcrikan dukungan yang kuat tcrhadap pcmbangunan . Di samping produk utania (daging. susu dan tclur), hasil ikutan clari Icrnak scpcrli bulu, kulit dan tulang juga nicnipunyai potensi yang besar dalam membcrikan nilai tambah dari scktor pcternakan . Sifat produksi hasil ternak yang muclah rusak dan konclisi lingkungan Indonesia dcngan temperatur dan kelembaban yang cukup tinggi An incmpercepat proscs kenisakan komoditi sehingga nicntcrlukan pcnanganan pasca pancn yang baik dan Icpal . Teknik-teknik pcnanganan dan pcngolahan hasil ternak yang dilakukan inclalui pcnclitian diharapkan dapat mengamankan hasil produksi tcrhadap pcnurunan nuilu agar clapat mcningkatkan nilai tambah 170
Seminar Nasionoll'eternokan dan I eteriner 1995
hasil ternak, baik dari segi bobot, bentuk fisik, ntpa dan giri tnaupun rasa, bcbas dari jasad renik
patogen serta residu bahan kimia, schingga dapat mcnienuhi pcrsyaratan pasar dalant dan luar negeri serta agroindustri pengolahan .
PERMASALAHAN Penibangunan petcrnakan sampai saat ini sudah mencapai tingkal perkembangan yang cukup
baik, di mana dalatn kunin Nvaktu 1969-1997 produksi daging, susil dan tclur setiap taluln tunibuh masing-masing 4,65%; 13,18% dan 14,45% . Dengan produksi terscbut scluruh kebtrtulian daging
dapat dicukupi dari dalam negeri, kecuali daging untuk inetnenulti kcbutultan hotel, rcstoran dan pasar swalayan yang masih impor dan juinlalinya relatif kecil yaitu
1,66'Yo, susu masih impor
terutanta untuk menicnuhi kebutulian pabrik yaitu sebesar 957 ribu toil dari konsumsi sebanyak 1 .247,7 ribu toil pada talnln 1997, sedangkan konsumsi tclur sudah dapat clipcltuld olch produksi
dalatn
negeri .
Sclanjutnya
penterintah
ttntuk
tahun-1993-1997
Icbilt
mcningkatkan
sasaran
1 .661,2 ribu ton, susu
produksi hasil ternak, di mana untuk daging dari 13 .882 ribu toil men jadi
dari 785,8 ribu toil mcnjadi 1 .247,7 ribu ton dan telur dari 5t)3,8 ribu ton ntcl~jacf 725.4 ribu toil . Target konsumsi protein heNvani asal ternak dari 3 .63 g/k ipita/hari chharapkan dapat Icrcapai 4,55
g/ kapita/hari pada talutn 1997 di mana target ini diltarapkan dapat dipenuhi dari konsumsi daging 2,85 g, telur 1,15 g das dari susu 0,55 g (Ant N tnlctt!S . 1997)
Masalah penanganan pasca panen petcrnakan telah dilakukan scjak berhasiInya peningkatan produksi . Keberhasilan peningkatan produksi petcrnakan sampai saat ini masih sebagian kecil yang dapat dinikntati petani pciernak, hal ini (crliliat dari pemanftatan hasil produksi yang belunt optimal karena adanya pengetalntan
petani
susut hasil atau
akan
kehilangan
teknologi tepat guna
hasil,
rendalinya
mutu
seria masih Iemalinya
produk,
sistem
kurang
distribusi
dan
lembaga/hotel/rcstoran
dan
pemasaran. Pasar konsumen
konsumen
hasil
ternak
kcluarga .
Olch
karena
adalah itu
konsumen
hasil
industri .
produksi
ternak
harus
clalmt
mcnicnulti
preferensi/standar Inulu yang disyaralkan dan diinginkan sctiap golongan konsumen schingga diltarapkan
dapat
mengurangi
impor dan
nienunjang
ekspor
(Alst is :-al:,~lt,
1994a) .
Kliusus
konsumen keltiarga, tingkat konsunisinya masih dipenganlhi pendapatan . tingkat pendidikan dan kebiasaan. Proses produksi petcrnakan hampir setnuamya berada cli peclesaan yang jaraknya cukup jauh
dari
konsumen,
schingga
ntetnerlukan
sistem
transportasi
penyitnpanan yang tepat serta model keniasan yang scsuai
yang
dengan
cepnt
dengan
alat
sifat procluk (Anut;AKAR,
1995a) . Olch karena itu penclitian teknologi pasca pancn ternak sangat cliperltlk,ln dalatn rangka
nienekan tingginya kenisakan, tnaupun susut . Di samping itu penclitian teknologi pengaNvctan dan pengolahan sangat diperlukan uniuk meniperpanjang daya taltan produk ntauptm clal ;tnt rangka menganekaragainkan produk yang Icbilt bermanftat dan mcmberikan
nilai lambah . Penclitian
ntengenai inutu untuk mendukung standarisasi produk sangat diperlukan
sehlllgga diltarapkan
usalia agroindustri subsektor peternakan akan lcbili bcrkcnibang (Att(NAKAR, 1994b) . Penelitian
pasca panen
peternakan
yang
Mall
dilakukan sclania
fnia
taltan
tcrakhir
terutatna
untuk
memperbaiki mutu dan meningkatkan penianfaatan daging, susu dan Ielur. Untuk daging telall
dilakukan penclitian terhadap daging sapi, kambing/domba, ayam ras/buras, itik/entok, scdangkan susu yaitu susu sapi, kambing dan kerbau dan untuk tclur telah ditcliti telur ayam ras/buras serta itik .
Seminar Nosional Peternakon clan I eieriner 1998
HASIL-HASIL PENELITIAN Susu
Teknologi penanganan dan pengolahan susu baik yang tradisional maupun modern telah dapat meningkatkan pengembangan agroindustri baik di pedesaan maupun di pusat kola. Menunit ABIJBAKAR dan NoOR (1995), n)etode pasteurisasi HTST dan pcngemasan susu dengan plastik PE yang disimpan pada suhu 5-10"C dapat mempertahankan inutu susu, sedangkan penyin)panan susu pasteurisasi pada susu kamar dapat dilakukan apabila konsumsinya dalam waktu cepat. Metode pasteurisasi LTLT hanya baik untuk menipertahankan kandungan Icmak susu. Hasil penclitian CAIIYADI et al. (1995) mengatakan bahwa pasteurisasi pada susu kerbau dapat memperpanjang masa simpan dadih yang dihasilkan, dengan pasteurisasi yang baik pada suhu 71-72"C sclan)a 15 detik (HTST) dan mempunyai daya simpan 8 hari dengan pengoapan yang minin)um .
Uji organoleptik dali sapi dan dali kerbau dengan bahan pcnggumpal ekslrak buah nanas dan buah pepaya telah dilakukan di mana hasilnya dali sapi lebih baik daripada dali kerbau, dan bal)an penggumpal dalam pen)buatan dali tidak men)pengand)i penerinman panelis (CELLY, 1995) . Penelitian prospek agribisnis dodol susu Mali dilakukan di dacrah Pengalengan Bandung oleh SETIYANT() et al. (1995) dimana pcmbuatan dodol susu dilakukan sccara tradisional olch ibu-ibu n)mah tangga dengan laba kotor rata-rata Rp 382 .650,-/bulan dengan skala produksi 573,3 kg dxn mempunyai nilai gizi, protein 4,79'X~, lemak 6,8I'Yo, air 26,05'X. dan abu 0.99'Yo . Usaha pembuatan susu karan)el sccara tradisional Mail dilakukan di dacrah Pengalengan Bandung yang mempunyai daya scrap susu segar sebagai bal)an baku 12 .650 liter/bulan dengan produksi susu karamcl 3 .795 kg dengan rendenien 29,5%, Adapun nilai gizi susu karamcl adalah kadar protein 6,38'%, kadar air 6,25%, kadar abu 2,14% dengan laba kolor Rp 977 .550,-/bulan (SE'nYANTO et al., 1994a) . Penelitian analisis usal)a pengolahan krupuk susu juga telah dilakukan SI::rIY ANT() et al. (1994b) di dacrah Pcngalcngan Bandung, di mana krupuk susu dapat dibuat dari susu afl(ir dengan nictodc tradisional . Hasil rata-rata produksi krupuk susu 58,3 kg/bulan sedangkan junfah susu yang digunakan rata-rata 1 .000 liter/bulan dengan rendenien 17,69%, Gizi dari krupuk susu adalal) protein 6,06%, Icmak 3,29'Yo, kadar air 10,64'Y, dan abu 3,55%, dengan Iaba kotor rata-rata Rp 103 .120,-/bulan . Evaluasi kualitas yoghurt tclah dilakukan di Kodya Bandung olch SI rtY .an'rti et ol. (1996) dengan hasil bal)wa mutu yoghurt di Kodya Bandung niendekati stanclar SII di mana kadar lemaknya 2,95'Yo, kadar protein 3,14'Yo, kadar air 88,55'y, . dengan organoleptik normal . Evaluasi inutu dadih di dacrah produsen yaitu Kabupaten Again dan Sotok tclah dilakukan di mana nilai gizi dadih, protein 6,99'Yo lemak 8,08%, kcasaman 130 .15"D, pH 4,99 dan kadar air 82,10 yang memberikan penghasilan rata-rata Rp 43 .155,-/bulan untuk Kabupaten Agan) dan Rp 106 .020,-/bulan untuk Kabupatcn Solok (CEi .i.)' et al. . 1994) . Identifik ;isi dan penibiakan kultur baktcri pengolahan dadih Mali dilakukan olch CEI,t,Y (1996), di mana jenis baktcri yang terclapal pada dadih adalali jenis baktcri gram positir: Lactobocilho brcvis_ Sireplococcus a,i~olactiae, Bacillus ecreus, ,ti'Irc"/~lococcio itheris . (Inn dari
172
Seminar Nosional Peternakan clan leteriner 1998
gram negatif adalah Escherichia Coli datt Klepsiella .sp . Bambu penibuat dadili fdak ditemukan adanya pertumbulian bakteri . Daging Penelitian transportasi ternak dari Sulawesi Selatan kc Jakarta tclah dilakukan CAI IYADI et al. (1994a) dengan inenggunakan kapal laut, di mana rataan penyusutan berat sclama transportasi adalah 22,0 kg/ckor dengan biaya transportasi pada tahun 1994 scbcsar Rp 79 .807,-/ekor dcngan intbalan ekonomik dari perdagangan sapi antar pulau dari Sulscl ke Jakarta inendapatkan keuntungan rata-rata Rp 139 .070,-/ekor sampai Rp 152 .025 .4 ckor. Penelitian penganih percikan air dingin (.Yprav chilling) untuk menurunkan susut bobot karkas sapi Brahman Cross selama penyinipanan pads sulm 5-6"C lelah dilakukan AmMAKAR dam PUI'U (1997), dengan hasil menunjukkan baliwa perlakuan .cprav chillN~iz setiap 3 dam 6 jam dapat memberikan penyusutan karkas yang terendah yaitu 0,72% dam 0,97'Y,, dibandingkan dcngan kontrol (0 jam) dam 12 jam masing-teasing 1,45% dam 1,05'X,. Spi-av chilling juga dapat menurunkan persentase penyusutan daging yang dikentas kantung plastik hampa udara yang disimpan selama 1-5 minggii, dengan masing-masing perlakuan 0, 3, 6, dam 12 jam dengan penyusutan masing-masing 3,6%-,2, 52%-,2,46%; dam 2,70% . Mutu karkas doinba/kantbing di daeralt Majalengka dan Bandung menunjukkan rata-rata bobot karkas mtitunya rendah yaitu 7,23-7,58 kg dcngan persentase karkas 8,23-42,10% . Pemotongan kambing/doinba di dua dacrah tersebut bcluni ntemanflatkan RPH secara optimal sehingga sebagian besar pernotongan dilakukan di TPH yang bcrdekatan dengan pcmukintan sehingga menyebabkan tercentarnya lingkungan sekitar (SiTNARi,(nl dan SETIYANTY), 1997a) . Pada penelitian pembuatan dendeng kambing dan doniba, ternyala prefcrensi, mulu/nilai gizinya dapat memenuhi SII di ntana kadar airnya kurang dari 12% . kadar protein Icbili dari 25'Y, dan kadar lentaknya 3,22-6,12% yang kesentuanya tidak bcrbeda dcngan mulu dendeng sapi yang ntenienulti syarat SII (TRIYANTINI et al., 1997b). Fasilitas pendinginan di pasar maupun swalayan dapat nicningkatkan standar nultu daging yaitu standar mutu 1, hal ini teningkap pada pcnclitian mutu daging di Kodya Bandung dan DKI Jakarta . Mutu daging dilihat dari pH, warna dan bau khas daging beluni dapal nicnibcrikan penilaian inutu yang tepat, penilaian yang tepat terhadap tnutu daging adalah dcngan ntcnghitung juntlah bakteri walaupun nienierlukan waklu yang lania (St TNattuni dan SE f1YANTO, 1997b) . Pada penelitian peningkatan nuttu baso tenltama nilai gizinya ternyata dapat mcnggunakan tepung bungkil kedelai, di niana pada penggunaan tepung bungkil kedelai 30" dan 50"/ yang ditanlbali STTP dapat meningkatkan kadar protein baso dari 15.3% nicniadi 15,86%, dan 17,86% (SIINARLIM et al .,1995; SLNARLIM, 1995c) . Pelaplan daging pada sulm -5" C selama 4 jani, 15''C selama 24 jam dan 200 C selama 8 jam ternyata ntasilt dapat digunakan sebagai balian dasar pembuatan baso (SUNARLIM, 1995a ; SUNARLINI, 1997). Hasil pcnclitian juga menunjukkan bahwa penglntnaan garam dapur dan STTP 0,75% pada daging segar yang disimpan pada sulm kamar 12 jam akan mengltasilkan baso yang bertnutu tinggi (SLTNARLIRI, 1995b). Unluk memenuhi konsuntsi protein hewani asal ternak 4,5 g/kapita/hari, ternyata setelah diteliti di laboratorium, kila dapat mengkonsumsi baso sebanyak 3 bitir dengan menggunakan formula sendiri, atau dengan 4 bitir baso yang berasal dari restoran/pasar tradisonal atau 6,5-7 butir baso yang berasal dari pedagang baso keliling (SLnNARLIM, 1993, SUNARLIM, 1994a) . Menunit SUNARLIls1 (1994b), karakteristik mutu baso sapi yang baik adalah bulat, tanpa isi, ukuran sedang-inedium dengan diameter 2-5 cm, warna coklat abu dengan rasa khas daging, tekstur kompak dcngan kekerasan 15.29 kg/nun . letnak 173
Seminar Nasional Peternakan dan Yeteriner 1998
1 .36%, karbohidrat 10,35%, abu 2,52%, kekenyalan 10,03%,, kadar protein 12,68'Yo, kadar air 73,05% clan NaCI 2,07%w Pcnclitian kualitas standar karkas ayam broiler (elah dilakukan Amits:\KAtz el al. (1994) di Mcdan, Lampung clan Dcnpasar dengan mclodc USDA yaitu bcrdasarkan warna, bau, konformasi, tingkat perlemakan clan kentsakan serta diskolorasi . Hasil penelitian mcnun,jukkan balt\ya scbagian besar di ketiga lokasi grade mutu karkasnya adalah B masing-masing 62%,, 68%, clan 69'Y), dengan bobot karkas antara 800-1200 g clan tclah dapat mcmenulii permintaan hotel clan restoran di daerali tersebut . Sebagian besar kentsakan karkas adalah adanya memar-mcmar dikulit yang discbabkan pcrlaktian saat ayam masilt hidup clan kurang baiknya pen, nganan saat pcmotongan . Pendinginan karkas ayam broiler menggimakan es batu maupun campuran es batu clan air selania 40 jam, tcrnyata ntutu karkas dapat dipcrtahankan tctap baik, tanpa adanya tanda-tanda kcbusukan awal. Pada pcngu . ian organolcptik terhadap karkas ayam tersebut, tcrnyata yang paling disukai adalah karkas ayam yang dikcnias plastik PP atau PE clan disimpan dengan cs batu (AitITBAKAR el al., 1995a). Peniberian pakan dengan kandungan encrgi nictabolis 2 .000 kkal/kg dalatn ranstim entog jantan tcrnyata dapat mcnghasilkan daging dengan inutu fisik clan preferensi yang liampir saina dengan ayam potong, kccuali aromanya masilt kurang disukai (Ttz Y ANTINI et al ., 1994) . Pada studi komparatif prcfcrcnsi, mutu clan nilai gizi bcbcrapa jcnis claging unggas, dipcrolch hasil baliwa mutu fisik, gizi clan prcfcrcnsi daging ayam ras, buras, itik clan entog tcrnyata cukup baik, sehingga daging itik clan entog bcrpotcnsi untuk diunggulkan scbagai unggas alternatif pengltasil daging untuk menunjang diversiftkasi sumber protein hewani (Tltn' ANTlt`'I et al., 1997a) . Untuk mengetalmi perbedaan ayam broiler yang dipotong secara normal atau tidak, telalt ditcliti pemotongan sebelum clan atau sesudah rigor mortis . Hasilnya menunjukkan baliwa ayam yang dipotong sesudah rigor 30-60 mcnit, warna karkasnya merali gclap, ada pcnimbunan darah pada pcrscndian tulang, sayap clan palia serta pada bagian tunggir, daging ccpat busuk, scdangkan ayam yang dipotong scbclum rigor/normal, Nyarna karkas kuning tcrang, ticlak ada pcnimbunan darah, daging tcrlihat scgar (Amlt3AKAR clan WAtMID1, 1994) . Hasil penclitian pcrsilangan ayam buras bangkok clan ayan ras Aksas dengan pcniberian pakan konicrsil, menibcrikan perscntase karkas, jeroan clan polongan karkas yang lcbih tinggi dibandingkan hasil pcrsilangan ayam Scntul x Aksas, Kedu x Aksas, clan Pelting x Aksas (AmIBAKAR el al., 1999) . Permintaan karkas broiler di Kodya Bogor dipenganihi olch pendapatan, jutnlah anggota kcluarga clan tingkat pcndidikan . Tingkat konsumsi daging penduduk Kodya Bogor tclah inclcbihi target norma gizi 4,5 g/kapita/liari yaitti 11,34 g/kapita/hari (AttutsAKAR, 1995b). Dari hasil pcincriksaan residu antibiotika terhadap karkas broiler di Kodyx Bogor, tcrnyata dari 50 ekor scbagai sampcl ada 24% mengandung residu antibiotika clan scbagian besar sampcl berasal dari pasar traclisional (ABUBAKAR, 1995c) . Tclur Invcntarisasi nuttu telur konsumsi tclah dilakukan Am!tiAKAR crl al. (1997) di Sukabumi, Tangcrang d~tn Bogor clcngan sampcl telur ayam ras clan buras . Bcrclas,trkan grodc mutu bobot telur, 36,40%, telur ayam ras mcmpunyni ukuran bobot 52 .3-63,6 g . pada telur ayam buras memptinyai ukuran scdang 42,9-52,2 g. Berdasarkan HU, gradc telur ayam ras tcrinasuk grade AA=82,73%, A=10,78%,, B=4,62%~, C=0,4%, clan afl:ir 1,47", grade mutu telur buras, AA=70,55'Yo , A=23,83%, B=0,95%, clan afkir=4,67 %,. Mcnunit Amm\K :Vz clan NATAANIHAYA (1996) sistem penteliharaan ayam buras secara intensif sangat dian_jurkan. karena sclain dapat meningkatkan produktivitas juga dapat meningkatkan grade mutu telur. 174
SerrunarNasionalpeternakan dan I'eteriner 1998
Penelitian pemcliliaraan itik dengan . sistem intensif atau ekstcnsif, ternyala tidak terdapat perbedaan ktlalitas telurnya baik kualitas isi telur maupun Wgian luar dengan masa simpan teltir pada suhu kamar antara 1-2 minggu, schingga unluk mcmpcrmudah tatalaksana clan effisiensi penggttnaan lahan maka penielillaraan itik secara intensif sangat dianjurkan (Amm :~KAR et al., 1995b) . KESIMPULAN Penelitian teknologi pasca panen ternak telah dilakukan di laboratorium dan lapang. Penelitian di laboratorium sebagian besar dalam rangka teknologi rekayasa pasca panen tcnitatna untuk meningkatkan nilai tambah hasil ternak, sedangkan penelitian lapang dilakukan untuk mengumpulkan informasi sekaligus mengadakan evaluasi teknologi pasca panen yang telah ada, dalam rangka memperbaiki serta membina teknologinya . Hasil penelitian pasca pmen yang telah diperoleh dapat diaplikasikan di lapangan, oleh karena sebagian besar penelitian yang telah dilakukan telah mempertimbangkan aspek-aspck yang berkembang di lapangan . Penelitian pasca panen di masa yang akan datang tetap dibutultkan, di samping untuk memberikan nilai tambah, meningkatkan penghasilan peternak, metnperluas lapangan kcrja, meningkatkan ekspor serta mengurangi impor, sekaligus dalam rangka meningkatkan gizi masyarakat serta memberikan dukungan yang ktiat terhadap pembangunan subsektor peternakan pada khususnya clan pembangunan di bidang pertanian pada unutnutva. DAFTAR PUSTAKA ABuBAKAR . 1994a. Teknologi penyimpanan dan pengemasan hasil ternak (Dukungan terhadap Agroindustri Komoditi Ternak). Prosiding Pertenntan Ilmiah Hasil Penelitian peternakan Lahan Kering . Batu Malang 26-27 Oktober. Sub BPT Grati . ABuBAKAR . 1994b. Teknologi pengolahan susu suatu tantan,-an dalam pengembam an agroindustri sapi perah. Majalah Ilinialt IJNSEM Sain 'feks. Edisi Khusus Seminar Peran peternakan dalam Pem embangan Desa Tertinggal . Juni . Universitas . Semarang. ABuBAKAR dan WAHYUDI. 1994 . Pengartili pemotongan sebelum dan sesudah n,_onnortis terhadap penampakan karkas ayam broiler. Prosiding Seminar Nasional SaiIIS c1an Teknologi peternakan . Balitnak Ciawi 25-26 Januari . Cisania Bogor. dxn N. CAHYADi. 1994 . Standarisasi karkas broiler (studi kasus di Medan, Lampung dan Denpasar). Prosiding Pertenntan Nasional Pen,-olalian dan Komunikasi Hasil Penelitian . Semarang 8-9 Febmari. Sub BPT Klepu. Semarang .
ABUBAKAR, CELLY H.S .,
ABuBAKAR . 1995a. Penentuan shelf life produk olahan hasil ternak . Pertenntan Ilmiah Ilasil Penelitian peternakan . Sub BPT Gowa . Ujung Pandang, 30 Januari. Sulawesi Selatan ABuBAKAR. 1995b. Analisis pennintaan clan preferensi konsumen terhadap karkas broiler (suatu pendekatan agroindustri peternakan) . Majalah Ilmiali Media Undip Edisi. ,tuli . Universitas Diponegoro, Semarang . ABuBAKAR . 1995c. Detection of antibiotics residue in broiler carcass. Bulletin peternakan . Edisi Khusus Seminar ISTAP. Fakultas peternakan Universitas Gactiali Mada, Yogyakarta ABuBAKAR dan M.L . NOOR . 1995 . Penganth metode pasteurisasi dan penghmasan terhadap mutu susu selanta penyimpanan. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi peternakan . Pengolahan dan Komunikasi Hasil Penelitian . Bogor, 25-26 Januari. Balitnak Ciaxvi Bogor 17 5
SeminorNasional Peternakan dan I'etenner 199,E
ABUBAK .AR, CELLY H_S ., TRIYANTINI, N .CAIYADI, dall H. SETIYANFO . 1995a. Pengarull stillli dan jenis kemasan plastik terhadap mutu karkas ayam selanla penvinipanlul . Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Ciawi 7-9 November. Pusat Penelitian dan Pengenlhanaan Petenlakan, Bogor .
ABuBAKAR, A.R . SETLOKO, dan N. CAHYADi . 1995b. Pengarull sistenl penleliharaan intcnsif atau ekstensif dan lama penyinlpanan terhadap kualitas telur itik (stuutu peluang agribisnis konloditi itik). Majalall Pengembangan Ilinu-Ilmu Petenlakan dan Perikanan, MFDIA Fapet TJNDIP . l:disi Kllusus Seminar Nasional Agribisnis Petenlakan dan Perikanan pada Pelita VI . IJNI )IP Scinarano. ABuBAKAR dan A.G . NATAAMIJAYA. 1996 . Grad e mutu telur avmn buras. Prosiding Seminar Nasional Penulggasan . Univ Mullanunadiyah Making . 4 Mci. Malang . penurunan stisut ABuBAKAR dan I.G . PUTU . 1997 . Pengarul l percikan air dingin (Shrav CItilling) terhadap . berat karkas sapi Brahman Cross sclanla llcuyinllruuul pada suluu ruan!_an 5-6"C . Prosiding Seminar Nasional Petemakan dan Veteriner. I8-19 November . Pusat Penelitian dan I'em,,emhamsan Petenlakan Bogor
ABUBAKAR, TRIYANTINI, CELLY II .S ., dan R. Sumxm,im . 1997 . lnventarisasi mutu telur konsunlsi . Prosiding Seminar Nasional Petenlakan dan Veteriner. I8-19 Novenlhcr. 1'usat Penelitian dan Pengenlbang,an Petenlakan, Bogor.
ABuDAKAR, R . DiLARSANA, dan A.G . NATAALvIIIAYA. 199F Berat, persentasc serta potongan karkas tuyam llasil persilangan (ptjantan buras dengan betina Aksas) lmda pemberian jenis pakan vang berbeda. Prosiding Seminar Nasional dalam ranoka Dies Natalis kc 28 I- apet I1(TM, 8 November . Fapet UGM Yogyakarta .
ANONIMOUS. 1997 . Buku Statistik Pete rmakan . Dircktorat Jenderal Petenlakan . Dcpartemen Pertanian Jakarta . CAHYADI, N., CELLY II .S ., I-1 . SETYANTC>, dan TIIaIPAIIANC . 1994 . Iicsarnva penvusutan berat bahan serta imbalan ckonomik kegiatan transportusi temak potono dari Sulsel kc Jakarta. Prosidiuw, Seminar Nasional Sain dan Teknologi Petenlakan . 1'ciwolahun dan Kolnlmikasi llasil Pcnchliun . Balitnak Ciawi Bogor 25-26 Januari . .
CAHYADI, N., CELLY H.S ., T. PANCCAliFAN, dan I.P . GI;ui;: . 1995 . Menlpclpanlan l davu simpan dadill dengan cara pasteurisasi pada susu kerbau vang digun~ukan . Prosiding Sciilinar Nasional Petemakan dan Veteriner . Ciawi 7-8 November . Pusat Penelitian dan I'em,embangan Petenlakan, Bogor. CELLY, H.S ., 11 . SETIYANro, TRIYANTINI, dan R. SIJNARLINI . 1994 . Evaluasi nnltu dad111 dl dacrall produsen . Prosiding Seminar Nasional Sain dan TeknoloL' i Petenlakan . Pem_olallan dan Konlunikasi Flasil Penelitian . Balitnak Ciaxvi Bogor 25-26 human.
CELLY, .H .S . 1995 . ilji organoleplik dali sapi dan duli kerbau dengan bahan llcn ggumpal ckstrak buall nenas dan getall buall pepaya . Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknolo`_i Peternakan . Penoolallan dan Komunikasi Hasil I'enelitiun . Bogor . 25-26 Januari . Balitnak Bogor. CELLY, H.S . 1996 . Identitikasi dan pembiakan kultur bakteri pen__olall dadih. I,aporan Penelitian APBN 1995/1996 Balitnak Ciawi Bogor (belum diptiblikasikan) . SETIYANTO, H., CELLY I-I .S ., N. CA{YAI>i, dan ABIIBAKAR. 1994a. Susu karamel sebagat produk agroindustri dalanl upaya ineningkatkan pendapatan pctenlak . Ma jalah Ihniall l1NSl?M-Sain Teks . Edisi Kllusus Juni . Seminar Pcran Petenlakan dalain Penlbanounan Desa Terting ual . I Jriv Semanow, Semarang . SETIYANTO, H., CELLY H.S ., N. CAHYAL.)I, dan ABUI3AKAR . 1994h. Analisa usalla heigolallan krupuk susu di Pengalengan Bandung. Prosiding Seminar Nasional Sain dan Tcknolot i Peternakan . Pengolahan dun Komunikasi I Iasil Penelitian . lalitnak Ciawi Bogor 25-26 Januari
176
SeminarNasionolPeter-nab-an don I-eteriner 1998 SETIYANTO, H., CELLY H.S ., ABuBAKAR, dan N. CAHYADL 1995 . Prospek agribisnis dodol susu (suatu anallsls usalm) . Majalah Ilmiah MEDIA UNDIP. Edisi Kllusus Seminar Nasional Agribisnis Petemakan dan Perikanan Pelita VI . Undip Semarang. SETIYANTO, H., CELLY H.S ., ABuBAKAR, dan N. CAFIYADI . 1996 . Evaluasi kualitas yoghurt di Kodya Bandung. Seminar Nasional Kiat Usaha Petemakan . Fapet Ilnsoed, 2 Maret Purvvokerto . SuNARLim, R. 1993 . Peranan baso sebagai somber gizi masyarakat . Risalah Widyakana Pan-an dan Gizi V. LIPI Jakarta 20-22 April. SuNARLim, R. 1994a. Studi tentang gizi baso sapi di Kodya Bogor. 1994 . Prosiding Seminar Nasional Sain dan Teknologi Petenlakan. Pengolahan dan Komunikasi Hasil Penelitian . Balitnak Ciuwi Bogor 25-26 Januari SuNARLim, R. 1994b. Kriteria dan karakteristik mutu baso . Prosiding Pertemuan Nasional Pengolahan dan Komunikasi Hasil Penelitian Petemakan . Semarang 8-9 Februari . Sub BPT Klepu Semarang SuNARLim, R. 1995a. Penganlh sulm dan lama pelaynian daging terhadap mutu baso sapi . Prosiding Seminar Nasional Sain dan Petemakan Pengolahan dan Komunlkasl Hasil Penclitian . Bogor, 25-26 Januari . Balitnak Bogor. SuNARLIM, R. 1995b. Effect of using salt and STTP on meat ball quality. Bulletin Fakultas Petemakan. Edisi Kllusus Seminar ISTAP. Fapet UGN Yogyakarta SuNARLim, R. 1995c. Perbaikan mutu baso dengan penanlballan STZ'P. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Veteriner untuk Meningkatkan Kesehatan Hewan dan Pcngamanan Bahan Pangan Asal Temak. Balitvet, 22-24 Maret Bogor. SuNARLim, R., H. SETIYANTO, dan SUGIARTo . 1995 . Penamballan telning bungkil kedelai dan STTP dalam rangka peningkatan gizi dan inutu baso . Prosiding Seminar Nasional Petemakan dan Vcteriner. Ciawi 7-8 November. Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan, Bogor. SuNARLim, R. 1997 . Penganih pemberian STTP dan garam dapur pada daging segar dan daging layu terhadap mutu fisik baso dan penerinlaannya . Prosiding Seminar Nasional l'ctemakan dan Veteriner. 18-19 November. Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan, Bogor. SuNARLim, R . dan H. SETIYANTO. 1997 . Evaluasi mutu karkas domba /kambing dan RPH di Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Petemakan dan Veteriner. 18-19 November. Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan, Bogor. TRIYANTINI, I.A .K . BINTANG, T. ANTAWIJAYA, dall SUGIARTO . 1994 . Preferensi dan mulu fsik daging enlok yang mendapat pakan dengan tinokat energi metabolis berbeda . Prosiding Pertenluan Ilmiall Hasill Penelitian Petenlakan Lahan Kering . Batu-Malang 26-27 Oktober. Sub BPT Grati. TRIYANTINI, ABuBAKAR, I.A .K . BINTANG, dan T. ANTAWIJAYA . 1997a. Studi komparatif prelerensi, mutu dan gizi beberapa jenis ungoas. Jtu7tal Rnttt Tentak dan I'eleriner 2 (3) . 157-163 . TRIYANTINI, R. SuNARLim, H. SETIYANTO, dan B. SETIADt. 1997b. Mutu dan Preferensi Dendeng Kambing dan Domba sebagai Upaya Diversifkasi Pangan . Laporan Penclitian Al'BN 1996/97 Balitnak Ciawi Bogor (belum dipublikasikan).