Disusun oleh : Nama
: Eko Nur Rochmad
NIM
: 11.11.5204
Kelompok
: E / Teknologi Informatika
Jurusan
: Strata 1 / Teknologi Informatika (S1-TI ) Dosen Pembimbing : DR. Abidarin Rosyidi, MM
STIMIK AMIKOM Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Telp: (0274) 884201 - 207 Fax: (0274) 884208 Kodepos: 55283 E-Mail:
[email protected] 2011
i
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah Tugas Akhir Kuliah Pendidikan Pancasila dengan judul Dalam pembuatan makalah ini saya mendapat bimbingan, saran dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu, melalui makalah ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini 2. Ibunda dan ayahanda tercinta yang telah memberikan do’a biaya, bimbingan dan dorongan dalam meyelesaikan makalah ini 3. Resti susanti selaku teman special yang telah memberi masukan dalam membuat makalah ini 4. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak bisa saya sebut satu persatu terima kasih.
Penuli menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi keberhasilan penulis di masa mendatang. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta,
Februari 2011
Penulis
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………………….
i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..…………………..
ii
DAFTAR ISI ……………….………………………………………………………………………………..……
iii
ABSTRAK…………..……………………………………………….…………………..……………………
1
A.LATAR BELAKANG..................…………………………….……………….……………..……
2
B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………...…..……………………………
3
C. PENDEKATAN HISTORIS ……………………………….……………….….….………………….
4
a. Globalisasi ………………………………………….……………………………………………..
4
b. Pancasila ………………………………………………….………………………………………..
4
D. PEMBAHASAN ……………………………………………………….………………………………..
6
1. Aplikasi pancasila d era globalisasi …………………………………………………….
6
2. Penyebab Sebagian Masyarakat Cenderung Tidak Mengamalkan Pancasila dalam Kehidupannya ………………………………………………………… E. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………………………............
10 13
a. kesimpulan ……………………………………………………………………………………….
13
b. Saran ………………………………………………………………………………………..........
13
DAFTAR PUSTAKA ....……………………………………………………………………………….……....
14
iii
ABSTRAK Globalisasi yang tidak dapat dihindari telah membawa pengaruh yang luar biasa di berbagi bidang. Salah satunya terhadap pola hidup masyarakat Indonesia.Sebagian dari masyarakat Indonesia tengah meninggalkan nilai nilai Pancasila sebagai pedoman hidup atau pandangan hidupnya. Mereka condong berperilaku kebarat-baratan ,meninggalkan budaya sendiri. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya penanaman nilai nilai Pancasila secara praktik. Atau mungkin disebabkan karena terpegaruh budaya
luar sebagai dampak dari globalisasi .Semestinya
Pancasila yang memfilter masuknya budaya luar, disesuaikan dengan nilai nilai Pancasila , bukan Pancasila yag tersingkir karena globalisasi. Terbukti pengamalan nilai nilai Pancasila oleh sebagian masyarakat Indonesia pudar. Untuk itu indonesia harus berupaya keras mengembalikan jiwa Pancasila masyarakat dengan berbagai cara.Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah degradasi moral.Upaya yang dapat ditempuh berupa penanaman nilai nilai Pancasila secara praktik,kembali ke spirit Pancasila, atau upaya lain yang dapat mengembalikan jiwa Pancasila masyarakat indonesia.
iv
A. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini , globalisasi sudah menyerang ke seluruh aspek kehidupan masyarakat seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia.Hal ini memunculkan anggapan
sebagian
masyarakat
Indonesia
bahwa
Pancasila
sudah
ketinggalan zaman dan tidak relevan dengan keadaan yang serba canggih ini.Akibatnya, masyarakat ini cenderung tidak lagi menerapkan Pancasila dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.Buktinya mereka lebih bangga menerapkan budaya asing yang sebenarnya kurang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.Dapat kita lihat dari cara berpakaian ,cara bergaul ,cara bertutur kata dan sebagainya lebih mengarah ke budaya barat. Idealnya, sebagai masyarakat Indonesia yang secara historis diwarisi leluhur dengan budaya timur yang sarat dengan
sopan santun, lemah
lembut , penuh keramahan tidak perlu mengadopsi budaya asing yang jauh dari nilai-nilai itu. Seharusnya , kita tidak perlu khawatir
akan tergerus
perkembangan zaman dan ketinggalan dengan budaya lain karena Pancasila itu bersifat fleksibel dan universal . Dari uraian di atas,penulis menganggap bahwa Pancasila dianggap tidak cocok dengan perkembangan zaman oleh sebagian masyarakat. Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat kurang meresapi nilai nilai Pancasila secara mendalam sebagai pandangan hidupnya.
v
B. RUMUSAN MASALAH Beradasarkan latar belakang di atas timbul masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana aplikasi Pancasila di era globalisasi ? 2. Apa
yang menyebabkan sebagian masyarakat
mengamalkan
cenderung tidak
Pancasila dalam kehidupannya?
vi
C. PENDEKATAN HISTORIS a. Globalisasi Globlisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah ( dimensi ruang dan waktu ) . Menurut Edison A Jamli dalam buku Kewarganegaraannya, menyebut globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada satu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di dunia. Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu semakin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lainlain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
b. Pancasila
Sejarah pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan di kemudian hari kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944. Lalu, pemerintah Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 Maret 1945 (2605, tahun Showa 20) yang bertujuan untuk mempelajari hal-
vii
hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia Merdeka. Organisasi yang beranggotakan 74 orang (67 orang Indonesia, 7 orang Jepang) ini mengadakan sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia. Selama tiga hari itu tiga orang, yaitu, Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno, menyumbangkan pemikiran mereka bagi
dasar
negara
Indonesia.
Dalam pidato singkatnya hari pertama, Muhammad Yamin mengemukakan
5
asas
bagi
negara
Indonesia
Merdeka,
yaitu
kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Soepomo pada hari kedua juga mengusulkan 5 asas, yaitu persatuan, kekeluargaan, mufakat dan demokrasi, musyawarah, dan keadilan sosial. Pada hari ketiga, Soekarno mengusulkan juga 5 asas. Kelima
asas
itu,
kebangsaan
Indonesia,
internasionalisme
atau
perikemanusiaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa, yang pada akhir pidatonya Soekarno menambahkan bahwa kelima asas tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang disebut dengan Pancasila, diterima dengan baik oleh peserta sidang. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945 diketahui sebagai hari
lahirnya
pancasila.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara proklamasi kemerdekaan, datang berberapa utusan dari wilayah Indonesia Bagian Timur.
Berberapa
Sam
utusan
Ratulangi,
tersebut
adalah
wakil
sebagai
dari
berikut: Sulawesi
Tadjoedin Noor dan Ir. Pangeran Noor, wakil dari Kalimantan I
Ketut
Latu
Pudja, Harhary,
wakil wakil
dari
Nusa
Tenggara
dari
Maluku.
Mereka semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian
kalimat
dalam
rancangan
Pembukaan
UUD
viii
yang
juga
merupakan sila "Ketuhanan
pertama
dengan
Pancasila
kewajiban
sebelumnya,
menjalankan
yang berbunyi,
syariat
Islam
bagi
pemeluk-pemeluknya". Pada Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu mengusulkan mengubah tujuh kata tersebut menjadi "Ketuhanan
Yang
Maha
Esa".
Pengubahan
kalimat
ini
telah
dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta dengan 4 orang tokoh Islam, yaitu Kasman Singodimejo, Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui perubahan kalimat tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan akhirnya bersamaan dengan penetapan rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945 Pancasilapun ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.
D. PEMBAHASAN 1. Aplikasi Pancasila di Era Globalisasi Pancasila sebagai konsensus bangsa yang seharusnya menjadi kode etik dan aturan main dalam kehidupan sehari-hari, saat ini sudha mulai pudar, diabaikan dan ditinggalkan. Meskipun secara formalitas Pancasila diakui sebagai ideologi bangsa, tetapi dalam prakteknya sila-sila itu tidak lagi tergambar.Berikut ini adalah contoh pengamalan pengamalan yang sesuai Pancasila:
1. Butir Sila kesatu : ketuhanan yang maha esa 1.1. Bangsa indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya terhadap tuhan yang maha esa 1.2. Manusia indonesia percaya dan takwa terhadap tuhan yang maha esa, sesuai agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
ix
1.3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhapdap tuhan yang maha esa. 1.4. Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa. 1.5. Agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa adalah hal yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan tuhan yang maha esa yang diyakini dan dipercayainya. 1.6.
Mengembangkan
sikap
saling
menghormati
kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. 1.7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa kepada orang lain.
2. Butir sila kedua : kemanusiaan yang adil dan beradab 2.1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk tuhan oang maha esa. 2.2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya. 2.3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 2.4. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa-selira. 2.5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 2.6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
x
2.7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 2.8. Berani membela kebenaran dan keadilan 2.9. Bangsa indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. 2.10. Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3. Butir sila ketiga : persatuan indonesia 3.1. Mampu menempatkan persatuan , kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. 3.2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa, apabila diperlukan. 3.3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 3.4.
Mengembangkan
rasa
kebanggaan
berkebangsaan
dan
bertanah air indonesia 3.5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial . 3.6. Mengembangkan persatuan indonesia atas dasar bhineka tunggal ika. 3.7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Butir sila ke empat : kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. 4.1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia indonesia mempunyai kedudukan , hak dan kewajiban yang sama.
xi
4.2. Tidak boleh memaksakankehendak kepada orang lain. 4.3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 4.4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. 4.5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. 4.6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. 4.7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. 4.8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat, dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. 4.9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada tuhan yang maha esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia , nilai-nilai kebenaran dan keadilan, menguntamakan persatuan dam
kesatuan demi kepentingan
bersama. 4.10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan.
5. Butir sila ke lima : keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia 5.1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan. 5.2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. 5.3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
xii
5.4. Menghormati hak orang lain. 5.5. Suka memberikan pertolongan kepada orang agar dapat berdiri sendiri. 5.6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. 5.7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. 5.8.
Tidak
menggunakan
hak
milik
untuk
hal-hal
yang
bertentangan dengan atu merugikan kepentingan umum. 5.9. Suka bekerja keras. 5.10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermafaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. 5.11.
Suka
melakukan
kegiatan
dalam
rangka
mewujudkan
masyarakat
megabaikan
kemajuan yang merata dalam keadilan sosial.
Namun
sekarang
ini
,
sebagian
pengamalan nilai nilai Pacasila. Pola perilaku mereka seringkali menyimpang dari Pancasila .Hal ini mugkin disebabkan kurangnya peanaman
nilai
nilai
pancasila
secara
praktik,perkembangan
zaman,perkembangan tehknologi dan sebagainya.Contoh dari perilaku yang sangaat tidak bersesuaian dengan Pancasila misalnya kegiatan demonstrasi
yang
tidak
bertanggung
jawab,merusak
fasilitas
umum,mencontek,mium minuman keras,sexs bebas dan lain-lain. Selain itu pola perilaku masyarakat yang Indonesia yang kebaratbaratan
menujukkan
masyarakat.Maksud
dari
lunturnya nyawa
nyawa Pancasila
Pacasila yaitu
dalam
diri
nilai
atau
nilai
pegamalan butir butir Pancasila yang notabene merupakan pandangan
xiii
hidup
bangsa
Indonesia,jiwa
bangsa.Seharusnya menghancurkan masyarakatnya
hal
masa sudah
ini
jangan
depan tidak
bangsa,idiologi,atau sampai
bangsa, karuan
,
terjadi
karena
kepridadian karena
apabila
bagaimana
akan
perilaku
kelangsungan
negaranya ?. Seharusnya , justru di masa globalisasi ini Pancasila dijadikan sumber kekuatan untuk bersatu dan memfilter budaya luar yanng kurang relevan dengan nilai Pancasila kita .
2. Penyebab Sebagian Masyarakat Cenderung Tidak Mengamalkan Pancasila dalam Kehidupannya. Jika dibandingkan pemahaman masyarakat tentang Pancasila dengan lima belas tahun yang lalu, sudah sangat berbeda, saat ini sebagian masyarakat cenderung menganggap Pancasila hanya sebagai suatu simbol negara dan mulai melupakan nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Padahal Pancasila yang menjadi dasar negara dan sumber dari segala hukum dan perundang-undangan
adalah
nafas
bagi
eksistensi
bangsa
Indonesia.
Sejarah bangsa Indonesia mencatat bahwa segala upaya dan bentuk makar yang dilakukan untuk menggantikan Pancasila akan kandas dan berakhir fatal bagi para pelakunya. Pengkhianatan terhadap Pancasila bagi bangsa Indonesia sama halnya dengan membunuh eksistensi diri sendiri. Karena selain nilai-nilai Pancasila merupakan pegangan fundamental, sekaligus juga merupakan tujuan akhir dari pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya.
xiv
Sementara itu, lunturnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, akibat tidak satunya kata dan perbuatan para pemimpin bangsa, Pancasila hanya dijadikan slogan di bibir para pemimpin, tetapi berbagai tindak dan perilakunya justru jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila. Contoh yang tidak baik dari para pemimpin bangsa dalam pengamalan Pancasila telah menjalar pada lunturnya nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Kurangnya komitmen dan tanggung jawab para pemimpin bangsa melaksanakan nilai-nilai Pancasila tersebut, telah mendorong munculnya kekuatan baru yang tidak melihat Pancasila sebagai falsafah
dan
pegangan
hidup
bangsa
Indonesia.
Akibatnya,
terjadilah kekacauan dalam tatanan kehidupan berbangsa, di mana kelompok tertentu menganggap nilai-nilainya yang paling bagus. Sejarah negara kesatuan Republik Indonesia menunjukkan republik ini merupakan hasil interaksi di antara seluruh elemen bangsa yang sangat majemuk di seluruh wilayah Nusantara, dan telah melahirkan sebuah komitmen bersama berupa semangat kebangsaan. Lunturnya
nilai-nilai
Pancasila
pada
sebagian
masyarakat dapat berarti awal sebuah malapetaka bagi bangsa dan negara kita. Fenomena itu sudah bisa kita saksikan dengan mulai terjadinya
kemerosotan
moral,
mental
dan
etika
dalam
bermasyarakat dan berbangsa terutama pada generasi muda. Timbulnya
persepsi
yang
dangkal,
wawasan
yang
perbedaan pendapat yang berujung bermusuhan dan
xv
sempit, bukan
mencari solusi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, anti terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya cenderung mengundang tindak anarkhis.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
a. KESIMPULAN Sebagian masyarakat Indonesia kurang memahami nilai nilai Pancasila. Sehingga mereka jarang mengaplikasikan butir butir Pancasila dalam hidup bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara. Dengan alasan tersebut masyarakat mudah terbawa arus globalisasi dan cenderung mencontoh kebudayaan asing tanpa menggunakan Pancasila sebagai filter budaya yang masuk.Akibatnya , semakin banyak hal negatif yang menjamur di masyarakat Indonesia , sebagai pengaruh dari budaya asing
xvi
b. SARAN Setelah
mengetahui
rendahnya
pengamalan
butir
butir
Pancasila(lunturnya jiwa Pancasila) oleh sebagian masyarakat Indonesia di era globalisasi ini ,serta penyebab-penyebab khusus terjadinya kasus ini , sebaiknya Indonesia menggalakan pendidikan Pancasila lebih intensif serta penanaman moral Pancasila kepada generasi muda.Pendidikan Pancasila hendaknya bukan sebagai teori , akan tetapi praktiknya yang harus ditekankan.Kemudian kita kembali pada spirit Pancasila untuk menghadapi globalisasi dan perkembangan zaman , karena pada dasarnya Pancasila itu bersifat fleksibel.
DAFTAR PUSTAKA
(Social life. Pengamalan Butir Butir Pancasila. In google online. Tersedia : http://blog.kenz.or.id/2006/06/01/45-butir-pengamalan-pancasila.html. [22 Oktober 2011]) (Indonesia Jaya. Pancasila Nilai dan Sejarahnya . In google online. Tersedia : http://bendemataram.blogsome.com/2006/06/19/pancasila-nilai-dansejarahnya-bagi-manusia-modern/ [22 Oktober 2011])
xvii
(Koran Suroboyo . Prihatin Lunturnya Nilai Nilai Pancasila dalam Masyarakat. In google online. Tersedia : http://www.koransuroboyo.com/2011/06/prihatin-lunturnya-nilainilai.html [21 Oktober 2011]) (Program Sekolah Demokrasi . Degradasi Moral Anak Remaja.in google online. Tersedia : http://www.simpuldemokrasi.com/program-sekolah-demokrasi/sekolahdemokrasi/sekolah-demokasi-v/2307-degradasi-moral-anak-danremaja.html [21 Oktober 2011]) (Cucuran Pencari Keadilan . Pelaksanaan Pancasila dalam Berbagai Aspek
Kehidupan.in
goole
online.
Tersedia
:
http://arykamara.wordpress.com/2008/11/16/pelaksanaan-pancasiladalam-beberapa-aspek-kehidupan-dalam-era-reformasi/
[20
2011])
xviii
Oktober
xix