TEKNIS BUDIDAYA 4.1. Pembibitan Generatif > vegetatif 4.1.1. Persyaratan Benih Buah bentuk normal, sehat dan masak di pohon warna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi persyaratan: a) Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur. b) Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya. c) Berumur 4–6 bulan.
4.1.2 Penyiapan Benih Buah dipotong membujur benih bagian tengah diambil 20-25. Bersihkan lendir buah direndam dengan fungisida. Benih dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang baik memiliki daya kecambah sedikitnya 80%. 4.1.3 Teknik Penyemaian Benih a. Medium pasir Lokasi bedengan persemaian dibersihkan Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 cm arah utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm dirapikan lapisan pasir 5-10 cm, tepi bedengan diberi dinding penahan dari kayu/batu bata. Bedengan diberi naungan ( daun alang-alang, kelapa/tebu) tinggi atap di sisi Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m. Benih dicelup ke dalam formalin 2,5% selama 10 menit dibenamkan (mata benih diletakkan di bagian bawah) ke dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam 2,5 x 5 cm. Benih disiram setiap hari selanjutnya dua kali sehari, disemprot insektisida jika perlu.
b. Medium karung goni Tanah+batu bata (1 lapis)+ kr goni rangkap + kr goni tipis (tutup) Kr goni dicelup fungisida Dithane M 45 0,2% Jarak 2 x 3 cm 1200 benih/ kr goni Ditutup kr goni tipis dan siram setiap hari
4.1.4. Pemeliharaan pembibitan Camp.tanah subur, pupuk kandang dan pasir ( 2:1:1) diayak masukkan ke polybag 20 x 30 cm sampai 1-2 cm dr tepi atas polybag. Satu kecambah kakao (4-5 hr akar lurus) dimasukkan ke dalam lubang sedalam telunjuk, lalu lubang ditutup dengan media. Polybag ditempatkan di lokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga sama sisi. Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung atau dibuat atap dari anyaman bambu Pembibitan disiram dua kali sehari kecuali jika hujan. Bibit dipupuk setiap 14 hari sampai berumur 3 bulan dengan ZA (2 gram/bibit) atau urea (1 gram/bibit) atau NPK (2 gram/bibit). Pupuk diberikan pada jarak 5 cm melingkari batang kecuali untuk urea yang diberikan dalam bentuk larutan. Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida setiap 8 hari.
4.1.5 Pemindahan Bibit Umur 3 bulan, bibit dalam polybag dipindahkan ke lapangan dan naungan dikurangi secara bertahap. Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan umur 4-5 bulan, tinggi 50-60 cm, daun 20-45 helai sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm dan sehat. Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah 1250 batang termasuk untuk penyulaman.
4.2. Pengolahan Media Tanam 4.2.1. Persiapan Lahan perkebunan kakao dapat berasal dari : hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu. 4.2.2. Pembukaan Lahan Cara penyiapan lahan : cara pembersihan selektif dan pembersihan total. Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan /dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai keadaan lapangan. 4.2.3. Pengapuran Tanah-tanah dengan pH < 5 diberi kapur berupa batu kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha.
4.2.4 Pemupukan Pemupukan sebelum bibit ditanam dapat dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan bibit kakao. Lubang-lubang tersebut perlu diberi pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300 gram/ lubang atau pupuk urea sebanyak 200 gram/lubang, pupuk TSP sebanyak 100 gram/lubang. Pupuk-pupuk tersebut diberikan 2 (dua) minggu sebelum penanaman bibit cokelat, kemudian lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah atas yang dicampur dengan pupuk kandang/ kompos.
4.3 Teknik Penanaman 4.3.1. Penentuan Pola Tanaman Tanaman kakao mutlak memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai tanaman lorong diantara tanaman-tanaman kakao. a) Pohon pelindung sementara. Pohon ini diperlukan untuk melindungi tanaman kakao muda (belum berproduksi) dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis pohon yang dapat ditanam adalah pisang (Musa paradisiaca), turi (Sesbania sp.), Flemingia congesta atau Clotaralia sp.
b) Pohon pelindung tetap Pohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman kakao dan berfungsi sebagai melindungi tanaman kakao yang sudah produktif dari kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok adalah Lamtoro (Leucena sp.), Sengon Jawa (Albizia stipula), Dadap (Erythrina sp.) dan Kelapa (Cocos nucifera) atau pinang ditanam dengan jarak tanam 6 x 3 m. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 3 X 3 m2 dengan kerapatan pohon 1.100 batang pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang.
4.3.2. Pembuatan Lubang Tanam Dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran: a) 40 x 40 x 40 cm untuk tanah bertekstur sedang b) 60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm untuk tanah bertekstur berat c) 30 x 30 x 30 cm untuk tanah bertekstur ringan Lubang dipupuk dengan Agrophos 300 gram/lubang atau campuran urea 200 gram/lubang dan SP36 100 gram/lubang. Tutup kembali lubang tanam.
4.3.3. Cara Penanaman a) Polybag disayat pada bagian sisi dan bawah, keluarkan bibit dan media dalam keadaan utuh. b) Lubangi lubang tanam yang telah ditutup lagi tersebut selebar diameter polybag. Letakkan bibit sehingga permukaan media sejajar dengan tanah. c) Masukkan kembali tanah galian dan padatkan tanah di sekeliling bibit. d) Topang batang bibit dengan dua potong kayu/bambu. e) Untuk mencegah gangguan hewan, tanaman kakao diberi pagar pengaman dari bambu
4.4 Pemeliharaan Tanaman 4.4.1 Penjarangan dan Penyulaman Penyulaman dilakukan sampai tanaman umur 10 tahun. 3.4.2 Penyiangan Pengendalian gulma membabat tanaman pengganggu 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500-600 liter air. Penyiangan yang paling aman mencabut tanaman pengganggu.
4.4.3. Pemangkasan Untuk menjaga/ pencegahan serangan hama atau penyakit, membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu produksi. a) Pemangkasan bentuk 1) Fase muda. Dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12 bulan dengan membuang cabang yang lemah dan mempertahankan 3-4 cabang yang letaknya merata ke segala arah untuk membentuk jorquette (percabangan) 2) Fase remaja. Dilakukan pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan membuang cabang primer sejauh 30-60 cm dari jorquette (percabangan)
b) Pemangkasan pemeliharaan. Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang menyebabkan tanaman terlalu rimbun. c) Pemangkasan produksi. Bertujuan untuk mendorong tanaman agar memiliki kemampuan berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun, dilakukan pada musim hujan
Pemupukan TBM Umur (bulan)
ZA (g/pohon)
TSP (g/pohon)
KCl Kieserit (g/pohon) (g/pohon)
2
50
-
-
-
6
75
50
30
25
12
100
-
-
-
18
150
100
70
50
24
200
-
-
-
Pemupukan TM Umur (tahun)
ZA (g/pohon)
Urea (g/pohon)
TSP (g/pohon)
KCl (g/pohon)
3
2 x 100
2 x 50
2 x 50
2 x 50
4
2 x 100
2 x 100
2 x 100
2 x 100
5
2 x 250
2 x 125
2 x 125
2 x 125
4.4.5. Penyiraman Penyiraman pohon cokelat dilakukan pada tanaman muda terutama tanaman yang tak diberi pohon pelindung. 4.4.6. Penyemprotan Pestisida Dilakukan dengan dua tahapan, pertama untuk pencegahan sebelum diketahui ada hama yang benar-benar menyerang. Kadar dan jenis pestisida disesuaikan. Tahap kedua adalah usaha pemberantasan hama, selain jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal untuk pemberantasan digunakan insektisida berbahan aktif seperti Dekametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan Fenitron (Karbation 50 EC). 4.4.7. Penyerbukan Buatan Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan persentase pembuahan dapat dilakukan dengan penyerbukan buatan. Bagian bunga yang mekar digosok dengan bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup. Penggosokan dilakukan dengan jari tangan.
4.4.8 Rehabilitasi Tanaman Dewasa Tanaman dewasa yang produktivitas mulai menurun tidak ditebang untuk diganti tanaman baru, tetapi direhabilitasi dengan cara : 1) okulasi tanaman dewasa dan 2) sambung samping tanaman dewasa. Cara yang kedua lebih unggul karena peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kecoklatan, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. dibuka setelah 3-4 minggu.
4.5. Hama dan Penyakit 4.5.1. Hama a) Penggerek cabang (Zeuzera coffeae) Bagian yang diserang adalah cabang berdiameter 3-5 cm. Gejala: cabang mati atau mudah patah. Pengendalian: membuang cabang yang terserang, kemudian dengan predator alami: jamur Beauveria bassiana.
b) Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis spp., Pseudodoniella typica, Amblypelta theobromae) Bagian yang diserang buah dan daun muda, kuncup bunga. Gejala: bercak kakao kehitaman berbentuk cekung berukuran 3-4 mm. Mekanis : membuang bagian yang terserang. Biologis : belalang sembah, kepik predator, semut hitam. Kimiawi : insektisida Baytroid 50EC, Lannate 25 WP, Sumithion 50 EC, Leboycid 50 EC, Orthene 75 SP.
c) Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella Mot.) Bagian yang diserang adalah buah kakao. Gejala: daging buah busuk. Pengendalian: membuang dan mengubur buah sisa panen dengan serempak, menutupi buah dengan kantung plastik dengan lubang di bagian bawah.
• • • • • • • • •
Glenea spp. Larva menggerek btg pd kambium Horizontal bentuk cincin Mekanis : Potong btg/cbg terserang 10 cm dibawah lubang gerek bakar Kimiawi : Injeksikan racun nafas ke dlm lbg gerekan Biologis : Semprotkan konidia jamur Beauveria bassiana ke dlm lbg gerek 1,18 x 107 konidia/ml air
d) Kutu putih (Planococcus citri.) Bagian yang diserang adalah tunas, bunga, calon buah. Gejala: timbul tunas tumbuh tidak normal (bengkok). Selain itu terlihat pertumbuhan bunga dan calon buah tidak normal. Pengendalian: gunakan insektisida berbahan aktif monokrotofas, fosfamidon, karbaril. e) Ulat kantong (Clania sp., Mahasena sp.) Bagian yang diserang adalah daun dan tunas. Gejala: tanaman gundul dan kematian pucuk. Pengendalian: dengan parasit Exoresta uadrimaculata, Tricholyga psychidarum . Selain itu gunakan insektisida racun perut, Dipterex dan Thuricide.
f) Kutu jengkal (Hyposidra talaca.) Bagian yang diserang adalah daun (muda dan tua). Gejala: habisnya helaian daun, tinggal tulang daun saja. Pengendalian: insektisida Ambush 2 EC, Sherpa 5 EC (0,15-0,2%).
• Hama tikus (Rattusrattus spp.)
4.5.2. Penyakit a) Busuk buah hitam Penyebab: Phytopthora palmivora . Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: bercak kakao di titik pertemuan tangkai buah dan buah atau ujung buah. Gejala pada serangan berat adalah buah diliputi miselium abu-abu keputihan. Pengendalian: 1) dengan cara buah yang sakit diambil, 2) kurangi kelembaban kebun dengan cara pemangkasan, 3) gunakan insektisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3% atau insektisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu.
b) Kanker batang Penyebab: Phytopthora palmivora. Gejala: bercak basah berwarna tua pada kulit batang atau cabang, keluarnya cairan dari batang atau cabang yang akan mengering dan mengeras. Pengendalian: buah sakit diambil, kurangi kelembaban kebun pemangkasan. Gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cupravit 0,3% atau Cobox 0,3%. atau ungisida bahan aktif Mankozeb: Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dengan interval 2 minggu. Bagian yang sakit dikerok dan diolesi dengan ter/ fungisida.
• Penyakit jamur upas • Corticium salmonicolor B. et Br • Upasium salmonicolor (B.et Br) Tjokr • Gejala : • Lihat gambar! • Penyebaran : • Basidiospora angin • Tan inang karet, kopi, teh, kina, dan Gejala awal, miselium tipis tan keras lain. Tephrosia candida • RH tinggi Pengendalian : • Potong cbg/rtg yg skt bakar/pendam • Bersihkan miselium olesi tridemorf, tembaga 10% (Copper sandoz, Cupravit) • Hilang sumber infeksi di dlm/ luar kebun
Gejala lanjut, miselium tebal, kayu membusuk
c) Busuk buah diplodia Penyebab: Botrydiplodia theobramae (jamur). Bagian yang diserang buah. Gejala: bercak kekakaoan pada buah, lalu buah menghitam menyeluruh . Pengendalian: cegah timbulnya luka, buah yang sakit dibuang. Kemudian gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Vitigran Blue, Trimiltox Forte, Cupravit OB pada konsentrasi 0,3%.
d) Vascular Steak Dieback (VSD) Penyebab: Oncobasidium theobromae (jamur). Bagian yang diserang adalah daun, ranting/cabang. Gejala: bintik-bintik kecil hijau pada daun terinfeksi dan terbentuk tiga bintik kekakaoan, kulit ranting/ cabang kasar, pucuk mati (dieback). Pengendalian: gunakan bibit bebas VSD, perhatikan anitasi tanaman, kurangi kelembaban, tingkatkan intensitas cahaya matahari dan perbaiki drainase dan pemupukan.
e) Bercak daun, mati ranting dan busuk buah Penyebab: Colletorichum sp. (jamur). Bagian yang diserang adalah daun, ranting, buah. Gejala: bercak nekrotik pada daun, daun gugur, pucuk mati, buah muda keriput kering (busuk kering). Pengendalian: peningkatan sanitasi, memotong ranting dan buah yang terserang, pemupukan berimbang dan perbaikan drainase. Gunakan fungisida sistemik Karbendazim 0,5% dengan interval 10 hari.
• Cherelle wilt • Penykt Fisiologis (7090%) dr pentil yg tumbuh • > 2,5 bln terbebas • Saingan nutrisi, dan luka mekanis tusukan Helopeltis spp. • Pengendalian : • Pemupukan tepat • Tdk pangkasan berat • Tdk buka penaung drastis pacu pertunasan intensif
f) Busuk buah monilia Penyebab: Monilia roreri (jamur). Bagian yang diserang buah muda. Gejala: benjolan dan warna belang pada buah berukuran 8-10 cm, penumpukan lendir di dalam rongga buah, dinding buah mengeras. Pengendalian: menurunkan kelembaban udara dan tanah, membuang buah rusak. Kemudian gunakan fungisida dengan bahan aktif Cu: Cobox 0,3%, Cupravit 0,3 % selama 3-4 minggu.
g) Penyakit akar Penyebab: Rosellinia arcuata R bumnodes, Rigidoporus liginosus, Ganoderma pseudoerrum, Fomes lamaoensis (jamur). Gejala: daun menguning dan layu, pada leher akar/pangkal batang terdapat miselium. Pengendalian: pembuatan parit isolasi di sekitar tanaman terserang, pemusnahan tanaman sakit. Kemudian oleskan fungisida pada permukaan akar yang lapisan miseliumnya telah dibuang. Fungisida dengan bahan aktif PNCB: Fomac 2, Ingro Pasta, Shell Collar Protectant, Calixin Cp.
4.6. Panen Kakao masak perubahan warna buah: a) Warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur buah menjadi kuning. b) Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.
4.6.2. Cara Panen Digunakan pisau tajam, bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan kakao hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut agar tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya. Pemetikan berada di bawah pengawasan mandor yang mengawasi 20 orang per hari. Seorang pemetik dapat memetik kakao sebanyak 1.500 buah per hari. Buah matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di areal tersebut dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah, dipanen dengan sistem 7/14.
4.6.3.Periode Panen Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh lagi di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya. 4.6.4.Prakiraan Produksi Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.
4.7 Pascapanen 4.7.1 Pengumpulan Buah yang telah dipanen dikumpulkan dan dikelompokkan menurut kelas kematangan. Pemecahan kulit dengan menggunakan kayu bulat yang keras. 4.7.2 Penyortiran/pengelompokkan Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan berdasarkan mutunya: a) Mutu A: 100 gram biji terdapat 90100 butir biji b) Mutu B: 100 gram biji terdapat 100110 butir biji c) Mutu C: 100 gram biji terdapat 110120 butir biji.
4.7.3 Penyimpanan Biji kakao basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam kotak kayu tebal yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi lubang-lubang kecil dengan cara sebagai berikut: a) Tumpukkan biji di dalam kotak dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 75 cm. b) Tutup dengan karung goni atau daun pisang. c) Aduk-aduk biji secara periodik (1 x 24 jam) agar suhu naik sampai 50° C.
4.7.4 Pengemasan dan Pengangkutan Biji-biji kakao yang kering dimasukan dalam karung goni (60 kilogram) disimpan dalam gudang yang bersih, kering dan berfentilasi yang baik (<= 6 bln) diperiksa 3 bln sekali jamur atau hama biji kakao. Segera bisa dijual dan diangkut menggunakan truk dan sebagainya. 4.7.5 Penanganan Lain Setelah diperam, biji dicuci agar mengkilap (biji kakao jenis Bulk tidak dicuci) setelah itu dikeringkan sampai kadar airnya 6-7%. Pengeringan bisa dengan sinar matahari atau alat pengering.
Tugas : Apa yang menjadi masalah pada budidaya dan produksi kakao di Indonesia? Upaya apa yang dapat ditempuh Indonesia untuk mampu meningkatkan ekspor kakao?