PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Gracillaria sp.) di TAMBAK
YAYASAN DANA SEJAHTERA MANDIRI
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut (Gracillaria sp.) di Tambak copyright©2013 Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Yayasan Damandiri Oktober 2013
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit vi+18; 14.8 x 21 cm
ii
ISBN 978-979-3462-16-5
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ v 1. PENDAHULUAN........................................................................ 1 2. TAKSONOMI, DISTRIBUSI, DAN BIOLOGI .............................. 2 3. KEGIATAN BUDIDAYA............................................................... 8
3.1 Pemilihan lokasi................................................................ 8
3.2. Budidaya di Tambak......................................................... 10
A. Konstruksi Petak Tambak dan Saluran...................................... 10 B. Pemeliharaan Gracillaria sp....................................................... 12
1. Persiapan Penanaman.......................................................... 12
2. Pemanenan Rumput Laut..................................................... 17
3. Pengolahan Rumput Laut..................................................... 17
C. Analisa Kelayakan Usaha Budidaya Rumput Laut.................. 19 DAFTAR PUSTAKA
................................................................. 22
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
iii
iv
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
KATA PENGANTAR Dalam upaya pengentasan kemiskinan, utamanya di lahan-lahan yang selama ini tidak dimanfaatkan dengan baik karena kondisinya kurang memenuhi syarat, mulai terkuak bahwa dalam rangka ekonomi biru, apa pun yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi, dengan tangan-tangan kreatif, pasti mengandung manfaat yang mungkin saja belum diketahui. Tanah-tanah pertemuan sungai dan laut, yang umumnya mengganggur dan berair payau, dewasa ini dapat dijadikan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk menanam rumput laut, antara lain jenis Glacillaria sp. Setiap ton bibit yang ditanam dapat berkembang menghasilkan sekitar 6-10 ton, dan setiap ton rumput laut segar bisa menghasilkan sekitar 150 kg atau lebih rumput laut kering, Atas dasar kreativitas itulah, Yayasan Damandiri, bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Akademi Perikanan Sidoarjo, Universitas Pancasakti Tegal, dan beberapa pemerintah daerah tertentu di kawasan Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat, sedang mempersiapkan upaya menanam rumput laut jenis Glacillaria sp tersebut secara besar-besaran. Sekitar 1.000 ton bibit untuk sekitar 1000 ha lahan air payau telah disiapkan. Pimpinan Universitas Pancasakti Tegal dan Akademi Perikanan Sidoarjo pun telah menyatakan kesiapan mereka untuk memperbantukan dosen dan mahasiswa sebagai penuntun dan pengawas teknis budidaya rumput laut tersebut. Dalam waktu antara 2-3 bulan, mahasiswa dan dosen menyatakan siap untuk membantu mengolah rumput laut yang jumlahnya akan melimpah tersebut.
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
v
Tidak cukup dengan upaya di atas, Yayasan Damandiri bekerja sama dengan Akademi Perikanan Sidoarjo, dan Tim Teknis Rumput Laut UPS-Tegal dan Yayasan Damandiri menyusun buku yang dapat memberikan pengetahuan dasar bagi para peminat budidaya rumput laut, khususnya yang dilakukan di tambak-tambak, untuk mulai menggali salah satu potensi laut kita yang tidak terkira besarnya, yaitu buku “Pedoman Budidaya Rumput Laut di Tambak”. Seperti yang dipaparkan dalam buku pedoman ini, rumput laut dapat dibudidayakan secara monokultur, akan tetapi yang dianjurkan dan lebih menguntungkan adalah cara polikultur bersama dengan udang, bandeng, atau kepiting soka/kepiting bakau. Semoga buku ini memberikan manfaat yang nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang berada di sekitar pantai atau muara sungai. Kemudian, kepada masyarakat peminat budidaya rumput laut, khususnya para anggota POSDAYA, yang sungguhsungguh ingin memulai usaha ini, kami mengucapkan “Selamat Bekerja”.
Jakarta, Oktober 2013 Ketua Yayasan Damandiri,
Prof.Dr. Haryono Suyono
vi
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Gracillaria sp.) di TAMBAK 1. PENDAHULUAN Rumput laut merupakan salah satu komoditas ekspor yang sangat potensial untuk dikembangkan. Hingga kini, Indonesia masih merupakan salah satu negara eksportir penting di Asia. Hal ini dikarenakan rumput laut tumbuh dan tersebar hampir diseluruh perairan Indonesia. Rumput laut yang diekspor kebanyakan dalam bentuk bahan mentah yaitu berupa rumput laut kering. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan (2010) sebanyak 70 persen produksi bahan mentah rumput laut kering di ekspor ke China, Uni Eropa, dan Filipina. Pasar dalam negeri menyerap 30 persen bahan mentah rumput laut kering. Salah satu jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah genus Gracillaria. G. verrucosa adalah rumput laut yang paling populer dan banyak dibudidayakan, karena kemampuannya untuk beradaptasi terhadap berbagai kondisi ekologi, tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, dan kualitas gel yang lebih baik. Gracillaria merupakan bahan baku yang sangat penting untuk pembuatan agar-agar, dan untuk berbagai kegunaan dalam industri makanan dan beberapa produk farmasi. Budidaya Gracillaria dimulai pada tahun 1962 di barat daya Taiwan. Produksi di tambak terutama dipengaruhi oleh tiga faktor ekologi, yakni salinitas, cahaya, dan suhu. Produksi yang tinggi dicatat selama bulan-bulan yang ditandai dengan suhu yang lebih tinggi, sedangkan selama musim dingin pertumbuhannya lambat. Intensitas cahaya yang terlalu tinggi memberikan efek buruk pada pertumbuhan, oleh karenanya, kondisi cahaya perlu dikontrol dengan
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
1
mempertimbangkankan kedalaman air di kolam. Salinitas 20 sampai 24 ppt tampaknya optimal untuk pertumbuhan. Peningkatan salinitas selama musim panas dikendalikan dengan penambahan air tawar, sehingga lokasi pembudidayaan perlu berada di dekat sumber air tawar. Hingga saat ini hasil budidaya Gracillaria. di tambak belum dapat mencukupi tingginya permintaan pasar, terutama Gracillaria kering yang merupakan bahan baku utama industri agar-agar. Intensifikasi budidaya Gracillaria hingga saat ini terus digalakkan guna mencukupi kebutuhan industri. Faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya rumput laut antara lain pemilihan lokasi, penggunaan bibit, metode budidaya serta penanganan selama pemeliharaan. Pada budidaya rumput laut, ekologi perairan dan konstruksi tambak merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan rumput laut. Selain dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan pembudidayaan tambak, budidaya rumput laut di tambak juga dapat memperbaiki kualitas lingkungan tambak, yang akhir-akhir ini cendrung menurun.
2. TAKSONOMI, DISTRIBUSI, DAN BIOLOGI Gracillaria termasuk famili Gracillariaceae, Ordo Gigartinales, Divisi Rhodophyta. Ini adalah genus besar yang diwakili oleh lebih dari seratus spesies yang tersebar luas di perairan tropis dan subtropis di dunia. Thallus dari Gracillaria umumnya berdaging dan bervariasi dalam bentuk bercabang atau cabang-cabang yang gepeng dan silinder di bagian melintangnya. Jaringan utama bersifat pseudoparenchymatous. Gambaran umum rumput laut adalah macrobenthic (besar dan melekat), organisme autothrophic, membutuhkan cahaya untuk keberlangsungan hidupnya, sehingga rumput laut tidak dapat hidup pada kedalaman laut yang tidak terkena penetrasi cahaya. Ukuran, bentuk dan warna rumput laut bervariasi. Rumput laut dapat ditemukan di beberapa variasi habitat sepanjang pantai dan melekat
2
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
pada banyak jenis substrat seperti pasir, lumpur, batu, cangkang hewan laut, karang, kayu dan jenis rumput laut lainnya (Guanzon Jr., 2003). Utrecht (1952), mengklasifikasikan Gracillaria sebagai berikut: Divisi : Rhodophyta Kelas : Rhodophyceae Ordo : Gigartinales Famili : Gracillariaceae Genus : Gracillaria Jenis : Gracillaria verrucosa Lebih dari 17 spesies telah tercatat di Filipina, namun hanya G. eucheumoides (Gambar 1), G. arcuata (Gambar 2), G. coronopifolia (Gambar 3), G. salicornia (Gambar 4), G. verrucosa (Gambar 5) dan G. gigas (Gambar 6) yang didokumentasikan dengan baik. Hanya spesies G. verrucosa dan Gracillaria sp. 2 (Trono, et al., 1983) yang saat ini dikumpulkan dari stok alami dan dimanfaatkan dalam pembuatan agar lokal, meskipun spesies lainnya telah dilaporkan memiliki kualitas agar yang baik.
Gambar 1. Gracillaria eucheumoides
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
3
Gambar 2. Gracillaria arcuata
Gambar 3. Gracillaria coronopifolia
4
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
Gambar 4. Gracillaria salicornia
Gambar 5. Gracillaria “verrucosa”
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
5
Gambar 6. Gracillaria gigas
Genus Gracillaria ditandai dengan bergantinya tiga generasi somatik, yaitu tahap sporophyte, gametophyte, dan tahap carposporophyte. Tahap yang terakhir bersifat mikroskopis dan merupakan parasit pada gametophytes betina, sedangkan tahap gametophytic dan tetrasporophytic adalah tahap makroskopik yang digunakan sebagai bahan tanam dalam tambak. Tetrasporangia adalah jenis zonate. Potensi reproduksi dari Gracillaria melalui spora cukup tinggi, namun perbanyakan vegetatif dengan stek lah yang saat ini digunakan dalam tambak, karena kapasitas regeneratifnya yang sangat tinggi, dan kesederhanaan metode. Namun, “Pembibitan dihasilkan” bibit dari spora telah terbukti lebih unggul dalam budaya lapangan terbuka dari Gracillaria. Di alam, Gracillaria hidup dengan cara menempel pada substrat dasar perairan atau benda lainnya pada daerah pasang surut. Bahkan di daerah Sulawesi pada musim-musim tertentu rumput laut jenis ini karena hempasan gelombang banyak terdampar di pantai dalam jumlah yang sangat besar dan berakibat over produksi.
6
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
Gracillaria tersebar luas di sepanjang pantai daerah tropis, umumnya tumbuh di perairan yang mempunyai rataan terumbu karang, melekat pada substrat karang mati, kulit kerang atau batu gamping di daerah intertidal dan subtidal, tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia. Di Indonesia umumnya yang dibudidayakan di tambak adalah jenis Gracillaria verrucosa dan G. Gigas. Jenis ini berkembang di perairan Sulawesi Selatan (Jeneponto, Takalar, Sinjai, Bulukumba, Wajo, Paloppo, Bone, Maros); Pantai utara Pulau Jawa (Serang, Tangerang, Bekasi, Karawang, Brebes, Pemalang, Tuban dan Lamongan); Lombok Barat. Selain dipanen dari hasil budidaya, Gracillaria juga dipanen dari alam, hanya saja kualitas Gracillaria yang dipanen dari alam kurang bagus karena banyak bercampur dengan rumput laut jenis yang lain. Dari hasil fotosintesa rumput laut dihasilkan beberapa zat penting yang mempunyai nilai ekonomis. Rumput laut merah (Rhodophyceae) menghasilkan floridin starch, mannoglycerate dan floridosida, dan yang lebih spesifik lagi dikenal sebagai polisakarida berupa agar-agar dan karaginan. Rumput laut cokelat (Phaeophyceae) menghasilkan alginat. Rumput laut hijau (Chlorophyceae) menghasilkan kanji dan lemak. Perkembangbiakan rumput laut pada dasarnya ada dua macam, yaitu secara kawin (generatif) antara gamet jantan dengan gamet betina dan secara tidak kawin (vegetatif) dengan cara konjugatif dan spora.
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
7
Gambar 7. Diagram Daur Hidup Gracillaria verrucosa
Gracillaria verrucosa dicirikan dengan bentuk thallus silindris, licin, berwarna kuning-coklat atau kuning-hijau. Percabangan berselang-seling tidak beraturan, kadang berulang-ulang memusat pada bagian pangkal. Cabang-cabang lateral memanjang menyerupai rumput, dengan panjang sekitar 25 cm dan diameter thallus sekitar 0,5-15 mm.
3. KEGIATAN BUDIDAYA 3.1.
PEMILIHAN LOKASI
Keberhasilan budidaya Gracillaria ditentukan oleh kondisi tambak serta perairannya yang sesuai dengan persyaratan untuk budidaya, sehingga diperlukan kecermatan dalam menentukan lokasi melalui survei baik dari segi teknis, lingkungan maupun sosial. Penentuan lokasi yang salah akan menyebabkan kegagalan
8
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
budidaya. Persyaratan lokasi untuk budidaya Gracillaria sp. antara lain adalah sebagai berikut: a. Lokasi tambak masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut agar memudahkan pergantian air tambak. Saluran keluar masuk air harus cukup lancar, dan tergantung pada kondisi geografinya, pada umumnya berjarak antara 300-1000 meter dari pantai. b. Dasar tambak berupa pasir bercampur sedikit lumpur. c. Memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air yang berbeda. d. Pergantian air tambak mudah dilakukan. e. Salinitas air berkisar antara 15-30 permil. f. Suhu air berkisar antara 20-280C. g. pH air berkisar antara 6-9 h. Kedalaman air tambak dapat diatur, minimal 0,50-1,0 meter. i. Kondisi air tidak terlalu keruh sehingga cahaya matahari dapat langsung menembus sampai ke dasar tambak. j. Bebas polusi, baik dari limbah industri maupun rumah tangga. k. Dekat dari sumber air tawar. l. Akses menuju lokasi mudah dilalui alat transportasi seperti sepeda motor. Selain aspek teknis dan lingkungan, aspek sosial juga menjadi faktor yang berpengaruh dalam penentuan lokasi, yakni tingkat kesiapan dan respon masyarakat dalam menerima teknologi. Dukungan dan minat masyarakat terhadap usaha tersebut sangat menentukan keberhasilan agribisnis rumput laut.
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
9
3.2. BUDIDAYA DI TAMBAK A. Konstruksi Petak Tambak dan Saluran Untuk tambak yang baru selesai dibangun, yang harus diperhatikan terlebih dahulu sebelum operasionalnya dimulai adalah pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya kebocoran di pematang dan pintu air, dan kemampuan tanggul menahan volume air maksimal. Faktor ekologi dan konstruksi tambak sangat mempengaruhi pertumbuhan rumput laut di tambak terpadu. Beberapa syarat budidaya rumput laut Gracillaria sp. secara terpadu (polikultur) dengan udang atau bandeng adalah: - Lokasi tambak dekat dengan pantai; - Tersedianya sumber air tawar untuk menurunkan salinitas; - Areal terlindung dari angin; - Perbedaan pasang surut yang cukup sehingga memudahkan pergantian air tambak; - Dasar perairan terdiri dari pasir dan lumpur; - Pergantian air laut dilakukan 30%, setiap tiga hari atau seminggu dua kali. Dalam melakukan usaha budidaya ikan, masalah konstruksi petakan tambak harus disesuaikan dengan teknologi yang akan diterapkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan perbaikan konstruksi tambak budidaya rumput laut terpadu/polikultur dengan udang/bandeng antara lain adalah: 1. Bentuk Tambak Budidaya a. Berbentuk persegi panjang dengan luas petakan sekitar 1 ha; b. Pada setiap pematang tambak dibuat gundukan tanah
10
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
memanjang, dan membentuk sekat-sekat yang berfungsi untuk mencegah mengumpulnya rumput laut pada salah satu bagian tambak; c. Dasar tambak tanah berlumpur dan sedikit berpasir; d. Setiap petak memiliki dua buah pintu air untuk pemasukan dan pembuangan; e. Kedalaman air antara 50-100 cm; f. Kontur tanah melandai 5-10 cm. 2. Pematang Pematang/tanggul utama merupakan bangunan keliling tambak yang berguna untuk menahan air, serta melindungi unit tambak dari bahaya banjir, erosi dan air pasang. Oleh karena itu, pematang/tanggul harus dibangun benar-benar kuat, bebas dari kebocoran, dan aman dari kemungkinan longsor. 3. Pintu Air Dalam petakan tambak, pintu air merupakan pengendali dan pengatur air dalam operasional budidaya. Dalam budidaya rumput laut di tambak, jumlah pintu air disesuaikan dengan tingkat teknologi yang diterapkan, biasanya terdiri dari pintu air pemasukan dan pembuangan. 4. Saluran Air Di dalam petakan tambak dipasang saluran air yang berfungsi untuk memasukan air setiap saat secara mudah, baik untuk mengalirkan air dari laut maupun air tawar dari sungai/irigasi.
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
11
5. Penanaman Mangrove/Bakau Penanaman mangrove/bakau di sekeliling pematang/tanggul akan sangat bermanfaat untuk memperkokoh tanggul, dan meningkatkan kualitas air serta dapat menjadi habitat bagi kultivar seperti kepiting soka/kepiting bakau. B. Pemeliharaan Gracillaria sp. Dalam pelaksanaannya, budidaya rumput laut Gracillaria sp. di tambak dapat dilakukan secara monokultur maupun polikultur (terpadu). Namun demikian, dari dua cara tersebut, budidaya polikultur ternyata lebih menguntungkan, karena dapat meningkatkan baik efesiensi penggunaan lahan maupun pendapatan pembudidaya ikan secara berkesinambungan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan rumput laut Gracillaria sp. di tambak secara polikultur dengan udang dan atau bandeng yaitu: 1. Persiapan Penanaman a. Persiapan Lahan Sebelum benih/bibit ditebar ke dalam petakan tambak, dilakukan kegiatan persiapan lahan terlebih dahulu yaitu membersihkan dasar petakan tambak dari hewan-hewan predator. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam rangka persiapan lahan petakan tambak (setelah panen dan sebelum penanaman). - Pengangkatan dasar tambak atau lumpur ke atas pematang dan setelah kering dimasukkan kembali ke dalam tambak; - Saluran air yang ditumbuhi lumut maupun ditutupi tanah dasar tambak dibersihkan untuk menjaga sirkulasi air agar tetap lancar;
12
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
- Pemilihan lokasi sebaiknya dengan kondisi pH dan salinitas air yang mendukung pertumbuhan, sehingga memperoleh hasil usaha budidaya yang optimal. b. Penyediaan Bibit Rumput Laut dan Benih Ikan Bandeng/ Udang Penyediaan bibit rumput laut awalnya dilakukan dengan koordinasi dan bantuan dari pembudidaya yang mengembangkan bibit jenis rumput laut pilihan, yang telah teruji dan memenuhi persyaratan mutu, baik untuk pasar lokal maupun pasar ekspor. Pemilihan bibit dalam budidaya rumput laut merupakan hal yang sangat penting. Hal hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: - Bibit yang berupa stek dipilih dari tanaman yang segar, dapat diambil dari alam, tanaman budidaya, atau hasil kultur jaringan. perbanyakan bibit dapat dilakukan melalui pemotongan (Vegetatif) setelah bibit berumur 2 - 4 minggu. - Bibit unggul mempunyai ciri-ciri bercabang banyak, berujung runcing dan rimbun, berwarna cerah yaitu coklat cerah atau hijau cerah. - Pengangkutan bibit harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat, dimana bibit harus tetap dalam keadaan basah. Yang harus diperhatikan dalam membawa bibit rumput laut agar tidak terjadi kematian selama dalam perjalanan adalah: - Bibit harus tetap dalam kemasan basah/lembab selama dalam perjalanan; - Tidak terkena air tawar atau hujan; - Tidak terkena minyak atau kotoran-kotoran lain; - Jauh dari sumber panas seperti mesin kendaraan.
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
13
Cara Pengepakan Bibit: - Diperlukan kantong plastik yang lebar sesuai dengan potonganpotongan bibit rumput laut yang akan dibawa; - Bibit rumput laut disusun ke dalam kantong plastik tanpa dipadatkan agar bibit tidak rusak, kemudian bagian atas kantong plastik diikat dengan tali; - Bagian atasnya dilubangi dengan jarum; - Masukkan kantong plastik ke dalam kotak karton; Setelah sampai tujuan, bibit harus dibuka dan direndam dalam air tambak supaya bibit dari perairan asalnya cepat beradaptasi ke perairan yang baru tempat budidaya. Setelah dilakukan perendaman selama 1 – 2 hari, barulah dilakukan pemilihan bibit. Secara umum bibit yang baik dapat dilihat agak gelap dan tidak pucat. Untuk memperbanyak bibit selanjutnya, dapat dilakukan pemotongan (cara vegetative) setelah bibit tersebut berumur 2 – 4 minggu. Untuk benih bandeng dan udang disarankan diambil dari hatchery yang baik (bersertifikat) agar mendapatkan hasil yang baik. c. Penanaman Bibit Penanaman bibit rumput laut di tambak dilakukan dengan menggunakan metode broadcast, yaitu bibit ditebar di seluruh bagian tambak. Keuntungan dari penebaran dengan cara ini adalah biayanya yang rendah, baik untuk penanaman maupun pengelolaannya. Waktu penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari agar rumput laut tidak kering. Pada penanaman pertama, agar kualitasnya terjaga, rumput laut harus diambil dari nursery (gudang bibit). Untuk
14
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
penanaman selanjutnya, bibit rumput laut dapat diambil dari sebagian kecil hasil panen. Apabila kondisi salinitas dan alam mendukung, rumput laut akan tumbuh optimal, dan menghasilkan spora yang merupakan cikal bakal bibit rumput laut. Periode penanaman perdana dilakukan setiap bulan selama 2,5-3 bulan. Apabila sudah terlihat bongkahan-bongkahan, maka dilakukan penyebaran ulang dengan cara mengangkat bongkahan dan merobek–robek sambil disebarkan. Pada awal penanaman, rata–rata penebaran bibit rumput laut untuk 1 ha adalah sekitar 1–1,5 ton. Seandainya pertumbuhan rumput laut telah mencapai di atas 3%, maka dapat dilakukan penyulaman sampai menjadi 2 ton/ha. Setelah 7–10 hari kemudian, klekap-klekap mulai tumbuh, dan benih bandeng ukuran glondongan/oslahan dapat segera ditebar dengan padat penebaran 5.000 ekor/ha. Seminggu kemudian baru ditebar benih udang ukuran tokolan dengan padat penebaran 5.000 ekor/ha. Penanaman rumput laut sebaiknya dilaksanakan sebelum musim kemarau, sehingga salinitas air dapat dipertahankan pada level yang dikehendaki. Salinitas di atas 30 permil mengganggu perkembangan pertumbuhan rumput laut, karena rumput laut tidak akan mengembang (nglumpruk) sehingga perlu dipisah-pisahkan agar tidak bergerombol. d. Pemeliharaan Pengawasan dilakukan setiap hari, terutama terhadap kualitas air dan suhu air tambak. Penggantian air tambak dilakukan dua kali seminggu. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan membersihkan tanaman yang tertimbun lumpur.
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
15
e. Pengelolaan Air Pengelolaan air tambak diutamakan dengan menggunakan sistem gravitasi atau pasang surut air laut. Kualitas air harus baik, kuantitasnya cukup, dan tidak tercemar dengan persayaratan: 1. Suhu air: 20 – 28 °C 2. Salinitas optimum: 15 – 30 permil 3. Ph: 6 – 9 4. Oksigen terlarut: 3 – 8 ppm 5. Kejernihan: air tidak terlalu keruh dan tembus sinar matahari 6. Polusi : jauh dari limbah industry f. Pemberantasan Hama/Penyakit Untuk pencegahan, pada saluran masuk pintu air dipasang saringan, agar hama predator seperti ikan-ikan liar tidak masuk ke dalam tambak pemeliharaan. Pemberantasan penyakit WHITE SPOT pada rumput laut dilakukan dengan mengganti air tambak seminggu dua kali. Apabila dalam seminggu air tambak tidak diganti, maka pada thallus (batang) rumput alut akan timbul bercak yang akan menghambat pertumbuhan rumput laut, bahkan dapat menyebabkan kematian. Kualitas air yang sangat mempengaruhi pertumbuhan rumput laut adalah salinitas, sedangkan faktor ancaman lainnya adalah ikan samadar yang menjadi hama dalam budidaya rumput laut.
16
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
2. Pemanenan Rumput Laut Pemanenan rumput laut dilakukan setelah waktu penanaman mencapai 2,5 - 3 bulan, dilakukan dengan memasukkan rumput laut ke dalam karung, berjalan maju sambil menyisakan rumput laut sebagai bibit untuk musim tanam periode berikutnya. Biasanya bagian pangkal dan ujung thalus dipisahkan untuk dijadikan bibit kembali. Proses berikutnya adalah pengeringan/penjemuran rumput laut dengan menggunakan waring sebagai alas selama 2-3 hari (tergantung terik matahari). Rumput laut dikatakan sudah kering apabila telah berwarna kehitaman, kaku, dan butiran-butiran garam sudah menempel di permukaannya. Setelah kering, rumput laut dibersihkan dari kotoran, sepeti tanah dan kerang, baru kemudian dilakukan pengemasan. Penyusutan rumput laut dari basah ke kering setelah penjemuran adalah 10 :1,5 artinya 1 ton panen basah akan menjadi 1,5 kwintal rumput laut kering. 3. Pengolahan Rumput Laut Selain dapat di jual dalam bentuk kering, rumput laut dapat dimanfaatkan sendiri sebagai bahan baku berbagai produk olahan yang dapat meningkatkan nilai jual serta pendapatan masyarakat pesisir, antara lain: sirup rumput laut, dodol/jenang rumput laut, manisan rumput laut, bahan campuran pada cocktail, serta sebagai bahan baku dalam pembuatan sabun, lotion, dan sampo.
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
17
C. ANALISA KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Untuk 1 Ha Area Budidaya (1 Tahun) *Panen Rumput Laut 4 Kali Dan Bandeng 2 Kali (1 Tahun)
Biaya Investasi (tetap) atau TFC 1. Sewa Tambak / ha / th 2. Pintu Keluar Masuk Air 3. Waring untuk Panen Rumput Laut (2 rol) 4. Obat Penjernihan Air (Saponin)
Rp. 2.000.000,Rp. 500.000,Rp. 1.000.000,Rp. 300.000,-
Jumlah
Rp. 3.800.000,-
Biaya Operasional (tidak tetap) atau TVC 1. Persiapan dan perbaikan konstruksi Tanggul 2. Bibit Bandeng 3. Bibit Rumput Laut 4. Biaya Tenaga Kerja 5. Biaya Panen
Rp. 1.000.000,Rp. 700.000,Rp. 2.000.000,Rp. 3.000.000,Rp. 9.000.000,-
Jumlah
Rp. 15.700.000,-
Total biaya (TFC + TVC) atau TC
Rp. 19.500.000,-
Hasil / Pendapatan (TR) 1. Bandeng 715 kg @ Rp. 15.000 2. Rumput laut 3.600kg @ Rp 6.000
Rp. 10.725.000,Rp. 21.600.000,-
Jumlah
Rp. 32.325.000,-
Keuntungan : (TR – TC) Rp 32.325.000 – 19.500.000
Rp. 12.825.000,Rp. 1.500.000,-
18
(Tahun pertama) Rp. 14.325.000,-
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
Catatan Untuk Beberapa Asumsi: TAHUN PERTAMA 1. Tambak dihitung sewa 2. Panen Rumput Laut 1 tahun 4 kali 3. Panen ikan bandeng 1 tahun 2 kali 4. Waring yang dipergunakan untuk panen rumput laut sebanyak 2 rol @ Rp. 500.000,5. Saponin untuk penjernihan air selama 1 tahun diperkirakan Rp. 300.000,6. Bibit Ikan Bandeng (oslahan) 5.000 ekor per semester 1 tahun 2 kali tabur sebanyak 10.000 ekor@ Rp. 70,-= Rp.700.000, Dari 10.000 ekor diasumsi yang dapat bertahan hidup sampai panen sebanyak 50 %, sehingga sejumlah( 5.000 ekor : 7 ekor) X 1 Kg X Rp. Rp.15.000,-= Rp. Rp.10.725.000,7. Bibit rumput laut 1.000 kg (1ton) @ Rp.2.000,- = Rp. 2.000.000,- sudah termasuk ongkos kerja Bibit hanya diperlukan 1 kali, selanjutnya dari hasil panen disisihkan/ ditinggalkan untuk sebagai bibit. 8. Tenaga kerja petahun perorang 12 bulan X Rp. 250.000,- = Rp. 3.000.000,9. Biaya tenaga panen dihitung dari rumput laut kering (1 kg rumput laut kering = Rp. 2.500,-) 1 ha X 6.000 Kg X 15 % (rendemen) X 4 kali panen X Rp.2.500,-= Rp.9.000.000,Biaya Tidak Tetap untuk penanaman berikutnya (kedua sampai keempat) bibit rumput laut Rp. 0,Sehingga keuntungan ditambah perhitungan pengembalian biaya bibit rumput laut = RP.1.500.000,TAHUN BERIKUTNYA: Biaya Tetap: 1. Biaya hanya sewa tambak 2. Biaya obat penjernihan Air/ saponin Biaya Tidak Tetap: Hanya biaya Bibit Rumput Laut yang tidak perlu diperhitungkan
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
19
CONTOH Kondisi Budidaya Rumput Laut di Desa Randusanga Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes
20
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
Gambar 1. Area Tambak Budidaya Rumput Laut
Gambar 3. Penjemuran Rumput Laut
Gambar 5. Proses Packing
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak
Gambar 2. Pemanenan Rumput Laut
Gambar 4. Membersihkan Kotoran pada Rumput Laut Kering
Gambar 6. Pengiriman Rumput Laut
21
DAFTAR PUSTAKA Abbott, I.A. 1985 Gracillaria from the Philippines: List and distribution of the species. In: I.A. Abbott and J.N. Norris (eds.). Taxonomy of Economic Seaweeds. With reference to some Pacific and Carribean species. pp. 89–90. California Sea Grant Publication. Chen, T.P. 1976 Aquaculture practices in Taiwan. Fishing News Book Limited. Garden Walk, Farnham Surrey, England. Chiang, Y.M. 1982 Cultivation of Gracillaria (Rhodophyta, Gigartinales) in Taiwan. Proc. Intl. Seaweed Symposium 10:569–574. Shang, Y.C. 1976 Economic aspects of Gracillaria culture in Taiwan. Aquaculture 8: 1–7. Smith, I. 1987 The economics of small-scale seaweed production in the South China Sea Region. FAO Fish. Circular No. 806. Trono, G.C., Jr. and E.T. 1976 Ganzon-Fortes. Report on the training course on Gracillaria algae. SCS/GEN/81/29. South China Sea Fisheries Development and Coordinating Programme. Manila, Philippines. Trono, G.C., Jr. 1986 Seaweed culture in the Asia-Pacific Region. RAPA Publication 1987/8. Regional Office for Asia and Pacific (RAPA) FAO of the U.N. Bangkok, Thailand. Trono, G.C., Jr. and E.T. 1988 Ganzon-Fortes. Philippine seaweeds. 330 pp. National Bookstore, Inc., Metro Manila, Philippines.
22
Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut Gracillaria di tambak