e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
TEKNIK RANGSANG KATA DAN RANGSANG ALAM SERTA PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI Putu Adi Prabawa1, Gede Gunatama3, Made Sri Indriani3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Email: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) teknik guru dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Sukasada tahun ajaran 2016/2017, (2) hubungan antara teknik rangsang kata dan rangsang alam, (3) kendala-kendala yang dihadapi guru saat pembelajaran menulis puisi. Untuk mencapai tujuan itu, peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII SMP Negeri 2 Sukasada yang bernama Made Edy Arudi S.Pd, M,Si. Objek penelitian ini adalah teknik guru dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Sukasada tahun ajaran 2016/2017. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) teknik rangsang kata dan rangsang alam adalah teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis puisi. Teknik tersebut adalah teknik sederhana dan unik. Dikatakan sederhana karena memanfaatkan dua hal, yakni kata dan alam. Pada teknik rangsang kata, suatu kata akan menjadi pemicu agar siswa mudah menemukan kata-kata yang baik dalam menulis puisi. Kemudian, pada teknik rangsang alam siswa akan diajak keluar kelas untuk melihat pemandangan sekitar sekolah. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan imajinasi siswa dalam menulis puisi dengan cara yang nyaman dan menyenangkan. (2) Teknik rangsang kata dan rangsang alam memiliki hubungan. Hal tersebut dikarenakan temuan kata-kata berdasarkan alam sekitar sekolah akan dikaitkan kembali pada kata yang ditemukan sebelumnya di dalam lagu. (3) Kendala yang dihadapi guru saat pembelajaran menulis puisi adalah siswa yang tidak menyukai pembelajaran puisi. Mereka beranggapan bahwa, pembelajaran puisi itu sangat sulit. kesulitan tersebut menyebabkan pandangan siswa menjadi apriori terhadap puisi. Kata kunci: teknik pembelajaran, menulis, puisi
ABSTRACT Singer study aims to review describe (1) the technique Learning to write poetry teacher hearts in grade VII D SMP Negeri 2 Sukasada Academic Year 2016/2017, (2) Relationship between stimulation techniques excitatory said and nature, (3) the teacher constraints When faced Learning to write poetry. To achieve the goals of that review, study design using qualitative descriptive study. The research subject is the teacher Indonesian singer that Teaching in Class VII SMP Negeri 2 Sukasada that name Made Edy Arudi S.Pd, M, Si. Object Research is singer hearts teacher technique Learning to write poems Grade VII SMP Negeri 2 Sukasada Academic Year 2016/2017. The data were analyzed tin eith a qualitative descriptive analysis techniques. Results the singer is (1) Stimulation technique And Stimulate
1
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 word natural is Technique Used hearts teachers learning to write poetry. The technique is simple and unique techniques. Because simple prayer is said to take advantage of HAL, which are words and nature. the technique Rangsang word, a word will become a trigger to make students easy to find the words that Good hearts write poetry. Then at natural stimulation techniques, students will be invited to review Exit Class Seeing Sights Around the school. The activity aims to develop the imagination Students review hearts write poetry with way convenient and fun. (2) Mechanical stimulation of natural stimuli have said and relations. That is because the findings of words based on the natural neighborhood schools will be linked back on said that found earlier in the hearts of songs. (3) Constraints facing education teachers currently writing poetry is a student who does not like learning poems. They assume that, learning poetry itu very difficult. The difficulties led to the view students against being apriori poetry. Keywords: learning techniques, writing, poetry
PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Kemudian, pendidikan tersebut diselenggarakan untuk menyiapkan insan-insan yang dapat menjadi masyarakat berwawasan. Demi tercapainya tujuan pendidikan maka setiap komponen pendidikan harus berjalan secara beriringan. Pada dasarnya, terdapat dua komponen pendidikan, yaitu pendidik dan peserta didik. Dua komponen tersebut berperan penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Kehadiran pendidik dalam hal ini seorang guru, mutlak diperlukan di dalamnya. Jika hanya ada siswa, tetapi tidak ada guru kegiatan belajarmengajar tidak dapat berlangsung. Seorang guru harus mampu berhubungan baik dengan siswa. Hal ini dikarenakan guru merupakan teladan bagi siswa. Menjadi guru tidak hanya sekadar tampil di kelas, di depan sejumlah siswa, dan kemudian memberikan pelajaran apa adanya, tanpa melakukan langkah-langkah yang strategis. Guru yang demikian dapat memicu kendala-kendala atau masalah pada proses belajar mengajar. Masalah klasik yang terjadi antara guru dan siswa, yakni setelah
menyampaikan materi pelajaran, tidak sedikit guru yang kurang memerhatikan siswanya, apa sudah mengerti atau belum mengenai materi pelajaran yang disampaikan. Dengan perilaku demikian, guru tersebut dapat dikatakan tidak profesional. Kemudian, dengan proses belajar yang monoton maka akan membuat siswa menjadi bosan dengan pelajaran. Seorang guru yang profesional hendaknya dapat mengondisikan kelas atau siswanya agar suasana lebih kondusif saat kegiatan belajar mengajar. Wendra (2015) mengatakan bahwa belajar yang kondusif dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Menciptakan situasi kondusif, baik situasi fisik maupun psikologis adalah tugas guru. Lingkungan psikologis, ternyata sangat penting karena siswa akan dapat belajar maksimal, jika kondisi psikologisnya nyaman. Siswa akan termotivasi jika secara psikologis yakin dapat menguasai apa yang sedang dipelajari. Permasalahan tersebut seharusnya mendapat perhatian serius agar proses belajar mengajar berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kemudian, kualitas pendidikan siswa tentu tidak lepas dari faktor-faktor yang memengaruhinya. Faktor yang memengaruhi kualitas tersebut, yakni
2
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 faktor internal dan faktor eksternal. Oemar (2011) mengatakan bahwa faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam siswa yang meliputi kemampuan, perhatian, motivasi, sikap, retensi, dan kepribadian siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, yang meliputi strategi mengajar. Strategi belajar tentu mutlak harus dikuasai oleh guru untuk dapat menjalankan suatu teknik pembelajaran. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Wendra (2015) mengatakan bahwa betapapun baik dan rapinya sistem dan program pendidikan dirancang, namun yang akan menentukan hasilnya, dalam arti tercapainya tujuan dengan mutu yang diinginkan sangat ditentukan oleh para pelaksananya (guru). Dalam proses belajar mengajar guru harus mempunyai teknik yang jitu agar siswa dapat memahami materi secara efektif dan sesuai pada tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia, terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh seorang siswa. Keempat keterampilan itu adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan tersebut yang juga memiliki peran penting bagi kehidupan sehari-hari. Dengan menulis maka seseorang dapat menuangkan segala hal yang terdapat dalam pikirannya yakni berupa ide, imajinasi, dan gagasan. Berkaitan dengan hal tersebut, Tarigan (1994) mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif. Dikatakan produktif karena seorang yang menulis itu menghasilkan sebuah hasil dari proses berpikir. Kemudian, dikatakan ekspresif karena kegiatan menulis dapat menyampaikan ekspresi
seseorang. Berikutnya, Kartono (2009) menyatakan bahwa menulis merupakan sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya sekadar menyusun kalimat-kalimat, melainkan lebih daripada itu. Menulis adalah proses menuangkan pikiran dan menyampaikan gagasan kepada khalayak. Dengan keterampilan menulis, siswa dapat menuangkan hasil berpikirnya dari semua jenis pelajaran. Mengingat pentingnya keterampilan menulis berarti pembelajaran menulis sangat penting untuk diajarkan. Salah satu pembelajaran yang menyampaikan isi pikiran dan ekspresi lewat tulisan adalah pembelajaran menulis puisi. Menurut Gunatama (2010) puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Dengan pembelajaran tersebut siswa dapat berpikir kreatif untuk mengarang atau menciptakan puisi. Pembelajaran puisi sering mendapat tanggapan yang apriori oleh siswa. Hal tersebut dikarenakan oleh dua faktor, yakni faktor guru dan siswa itu sendiri. Mengajarkan menulis puisi adalah hal yang tidak mudah, guru harus memiliki teknik yang baik untuk bisa menimbulkan motivasi siswa untuk mau menulis puisi. Terkait dengan keterampilan menulis, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat standar kompetensi (SK) yang mengharuskan siswa untuk menguasai keterampilan menulis. Salah satunya adalah menulis sastra, yakni puisi. Pembelajaran menulis puisi ditunjukkan dalam silabus pembelajaran untuk SMP kelas VII
3
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar sebagai berikut. SK : Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi. KD : 1. Menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam. 2. Menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami Berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tersebut maka tujuan yang ingin dicapai, yaitu sebagai berikut. 1. Siswa mampu menulis larik-larik puisi yang berisi keindahan alam. 2. Siswa mampu menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat dengan irama yang menarik. 3. Siswa mampu menulis larik-larik puisi tentang peristiwa yang pernah dialami. 4. Siswa mampu menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik. Taslim (dalam Tjahjono Widijanto, 2007) mengemukakan bahwa sudah menjadi rahasia umum bahwa pembelajaran menulis sastra termasuk puisi di kalangan pelajar masih kurang disukai, kurang digemari, apalagi dicintai. Rendahnya minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi disebabkan karena berbagai hal. Salah satunya faktor penyajian pembelajaran yang kurang menarik dan tidak menggunakan strategi atau teknik yang sesuai dengan keadaan siswa. Pembelajaran puisi selama ini menggunakan metode ceramah, yakni siswa diberi ceramah tentang puisi. Metode ceramah tersebut menuntut konsentrasi yang terus menerus dan akan dapat membatasi partisipasi siswa sehingga siswa akan merasa jenuh dan bosan. Setelah itu, siswa diberi tugas untuk membuat puisi, minggu berikutnya tugas itu dikumpulkan. Dengan
metode seperti itu, siswa merasa tertekan sehingga siswa sulit dalam menemukan ide, akhirnya siswa merasa kesulitan dalam menulis puisi. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang teknik pembelajaran menulis puisi. Keterampilan seorang guru saat mengajar sangat memengaruhi tingkat keberhasilan siswa. Guru yang memiliki strategi yang baik dalam mengajarkan menulis puisi tentu kualitas puisi yang dihasilkan siswa akan baik pula. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjudul “Teknik Guru dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 2 Sukasada Tahun Ajaran 2016/2017” SMP Negeri 2 Sukasada merupakan sekolah yang berada di ujung Selatan Kabupaten Buleleng, terletak di perbatasan antara kabupaten Buleleng dan kabupaten Tabanan. Jarak tempuh dari kota Singaraja menuju sekolah kurang lebih 50 Km. Walaupun terletak di daerah pedesaan, namun sekolah ini telah banyak meraih prestasi, khususnya lomba cipta puisi. Prestasi yang diraih itu, salah satunya adalah mendapat juara pertama dalam lomba FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) tingkat Provinsi Bali, cabang cipta puisi. Juara pertama telah diraih sebanyak empat kali. Berkat prestasi tersebut, secara otomatis sekolah ditunjuk untuk mewakili Bali dalam FLS2N tingkat nasional. Prestasi terbaik siswa dalam lomba cipta puisi ini adalah juara II tingkat nasional tahun 2014. Untuk mencetak dan mempertahankan prestasi sangat sulit, berkenaan dengan hal tersebut guru bahasa Indonesia di sekolah ini dituntut untuk selalu melaksanakan inovasi pembelajaran, khususnya dalam bidang pembelajaran puisi agar 4
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 pemertahanan prestasi di sekolah ini dapat dilakukan secara berkelanjutan. Prestasi yang membanggakan tentu tidak diraih dengan cara yang mudah. Tentu memerlukan pelatihan, pengajaran, strategi, dan metode yang baik untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Guru Bahasa Indonesia SMP N 2 Sukasada Made Edy Arudi adalah guru yang dapat dikatakan berhasil dalam pengajaran puisi. Berkat teknik yang dijalankan olehnya, para siswa menjadi senang dan termotivasi untuk belajar puisi terutama cipta puisi. Beliau juga mengatakan setiap strategi pembelajaran tidak selalu berjalan mulus, pasti akan ada saja kendala-kendala yang dihadapi, tetapi berkat inovasi yang beliau gunakan teknik pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Teknik yang digunakan oleh beliau adalah teknik rangsang kata, dan rangsang alam. Teknik tersebut terdapat pada buku yang digunakan oleh beliau sebagai pedoman mengajar. Buku tersebut berjudul “Pengajaran Sastra yang Menyenangkan”, karya Tjahjono Widijanto. Sesuai dengan namanya, teknik tersebut berupaya memanfaatkan kata-kata tertentu untuk memancing imaji siswa. Pemilihan kata yang dipergunakan sebagai perangsang disesuaikan dengan tujuan pengajaran dengan memerhatikan aspek kekinian dan konteks sosial budaya. Kemudian, berfokus juga pada pengalaman empiris siswa terhadap apa yang pernah dialami. Guru dapan mencari bahan kata yang dapat memancing siswa pada peristiwa tertentu, misalnya peristiwa cinta, kematian, sekolah, hujan, kebakaran, kematian, dan lain sebagainya. Aspek-aspek visual berupa alam dan kata diperlakukan sebagai sebuah
stimulus yang dapat membawa sekaligus menghadirkan imaji visual dan imaji pendengaran. Berikutnya siswa akan dapat meresponsnya menjadi sebuah produk teks puisi. Berangkat dari keberhasilan SMP N 2 Sukasada pada pembelajaran puisi, peneliti akan mengkaji dan mendeskripsikan lebih dalam mengenai strategi yang digunakan pada pembelajaran menulis puisi. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Rancangan deskriptif kualitatif digunakan untuk melaporkan ataupun mendeskripsikan mengenai fakta-fakta yang terjadi. Arikunto (1998) menyatakan bahwa dalam penelitian deskriptif kualitatif, peneliti berusaha menggambarkan sesuatu sebagaimana adanya dengan menggunakan kata-kata. Dalam penelitian ini, rancangan penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan teknik guru dalam pembelajaran menulis puisi pada kelas VII D SMP Negeri 2 Sukasada. Selain itu, peneliti juga akan mendeskripsikan hubungan teknik yang dipakai guru serta kendalakendala yang dihadapi guru saat pembelajaran menulis puisi. Dalam hal ini peneliti menggunakan tiga metode pengumpulan data. Pertama, metode observasi, metode wawancara, yang ketiga adalah metode dokumentasi. Metode observasi yang peneliti gunakan adalah metode observasi nonpartisipan. Sugiyono (2007) mengatakan bahwa, “Dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen”. Pada penelitian ini, peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan subjek yang akan diobservasi. Penggunaan metode ini bertujuan 5
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 untuk memeroleh data mengenai teknik guru dalam pembelajaran menulis puisi. Kemudian, Suandi (2008) mengatakan bahwa, “Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal atau semacam percakapan yang bertujuan memeroleh informasi”. Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Jenis wawancara tersebut digunakan agar responden dapat menjawab secara bebas tanpa perlu terbebani. Berikutnya, Dokumentasi merupakan kegiatan untuk menyimpan ataupun mengabadikan suatu peristiwa. Sugiyono (2007) menyatakan bahwa dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karyakarya monumental dari seseorang. Pada penelitian ini, dokumentasi dilakukan agar peneliti mendapatkan data yang akurat mengenai teknik guru yang dilakukan saat kegiatan belajar mengajar. Dokumentasi yang dilakukan peneliti berbentuk buku penunjang, tulisan-tulisan, dan fotofoto terkait kegiatan pembelajaran menulis puisi. Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data (Sugiyono, 2007). Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Cara kerja teknik tersebut adalah dengan menganalisis data kemudian mendeskripsikan data tersebut dengan interprestasi berupa kata-kata. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis Miles dan Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2007) yang terdiri atas tiga tahapan yaitu, (1) pereduksian data/seleksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan simpulan. Rereduksi data berarti berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu (Sugiyono 2007). Dalam hal ini, yang direduksi adalah data yang telah terkumpul. Data penting seperti pokok-pokok yang diperlukan dalam penelitian harus dipilih dan dikelompokkan, kemudian data yang kurang penting akan disisihkan, sampai pada akhirnya dipertimbangkan kembali bila diperlukan. Reduksi data dimulai saat pengumpulan data di lapangan sampai analisis setelah semua data terkumpul. Berikutnya adalah penyajian data, pada tahapan ini setelah semua data dikelompokkan sesuai dengan rumusan masalah, kemudian pengolahan data akan dilakukan untuk menjawab semua permasalahan dari penelitian. Berkaitan dengan teknik guru dalam pembelajaran menulis puisi, hubungan antara teknik rangsang kata dan rangsang alam, dan kendala-kendala yang dihadapi guru akan peneliti sajikan dengan teks naratif. Terakhir adalah penarikan kesimpulan, hal ini merupakan kegiatan akhir dari menganalisis data. Kegiatan ini sangat penting karena melalui penyimpulan, dapat diketahui hasil dari penelitian ini serta keakuratannya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi diperoleh hasil penelitian sebagai berikut, yaitu: (1) teknik guru dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Sukasada tahun ajaran 2016/2017, (2) hubungan antara teknik rangsang kata dan rangsang alam, dan (3) kendalakenadala yang dihadapi guru saat 6
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 pembelajaran menulis puisi. Masingmasing akan dipaparkan secara lebih rinci dengan penjelasan sebagai berikut. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII D yang bernama Made Edy Arudi. Penguasaan terhadap teknik yang dipakai dalam pembelajaran menulis puisi sudah baik. Tidak hanya penguasaan dari segi teori saja, melaikan pengaplikasiannya pun sudah dapat dikatakan baik. Pada saat diwawancarai, guru menjelaskan dengan baik mengenai pemahamannya terhadap teknik bembelajaran dan pelaksanaanya di kelas. Berikut adalah salah satu pertanyaan yang diajukan kepada guru, bagaimanakah teknik rangsang kata dan rangsang alam tersebut dan seperti apa tahap pelaksanaannya.? Guru menjawab dengan jelas bahwa, teknik rangsang kata dan rangsang alam adalah teknik sederhana dan cukup unik. Dikatakan sederhana karena, hanya memanfaatkan dua hal, yakni kata dan alam. Kata-kata akan digunakan sebagai pemicu agar sebuah ide mudah dituangkan siswa ketikan menciptakan puisi. Dalam teknik ini saya gunakan lagu-lagu ciptaan Ebiet G. AD, karena dalam lagunnya terdapat banyak lirik yang puitis. Kemudian teknik kedua adalah teknik rangsang alam. Teknik ini saya aplikasikan di luar kelas. Mengingat letak sekolah yang berada di pegunungan dan dekat dengan alam, jadi saya mengaplikasikan teknik rangsang ala mini dengan mengajak siswa belajar menemukan ide untuk menulis puisi dari hal apa yang ada di alam. Kedua teknik tersebut saya gabungkan dengan tujuan keberhasilan siswa untuk menciptakan puisi.
Kemudian, berdasarkan observasi dan wawancara peneliti menemukan bahwa, teknik rangsang kata dan rangsang alam memiliki hubungan. Salah satu hal yang menunjukkan hubungan tersebut adalah. Pada teknik rangsang kata, guru memperdengarkan lagu ciptaan Ebiet G. AD kepada siswa. Siswa dituntut untuk mencatat kata-kata puitis yang ada dalam lagu tersebut. Dalam hal ini, siswa menjadi tertarik dan nyaman saat belajar. Situasi nyaman tercipta karena siswa merasa terbantu dengan teknik tersebut serta, siswa tidak perlu berpikir keras untuk mencari kata-kata yang bagus untuk menulis puisi. Kemudian, kata-kata yang ditemukan dalam lagu akan dijadikan tumpuan untuk penulisan berikutnya. Setelah siswa mendapatkan beberapa bait puisi, kegiatan pembelajaran akan dilanjutkan di luar kelas. Teknik yang akan dilakukan adalah teknik rangsang alam. Pada tahap pembelajaran tersebut, siswa dituntut untuk menemukan kata-kata berdasarkan alam sekitar sekolah dengan mengaitkan kembali pada kata yang ditemukan sebelumnya di dalam lagu. Berikutnya, berdasarkan hasil wawancara ditemukan tiga kendala yang dihadapi guru saat pembelajaran menulis puisi yang meliputi. Kendala pertama adalah berasal dari siswa, tidak semua siswa menyukai pembelajaran menulis puisi melaikan hanya beberapa orang yang antusian dalam pembelajaran ini. Siswa yang tidak menyukai pembelajaran puisi beranggapan bahwa, pembelajaran puisi itu sulit. Dengan merasa kesulitan maka siswa tersebut perpandangan apriori terhadap puisi itu sendiri. Kendala kedua disebabkan oleh faktor internal atau individu siswa yang berbeda-beda. Faktor internal 7
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 tersebut adalah kemampuan maupun kepribadian siswa yang berbedabeda. Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan teknik rangsang kata dan rangsang alam, ada siswa yang mengobrol pada saat pembelajaran berkelompok. Kemudian, pada saat pembelajaran di luar kelas, siswa seakan memanfaatkan waktu tersebut untuk bermain-main.
dicapai.Dalam pembelajaran menulis puisi, guru menggunakan sebuah teknik gabungan yaitu, teknik rangsang kata dan rangsang alam. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, teknik pembelajaran tersebut dikatakan memiliki hubungan yang saling memengaruhi. Salah satu kegiatan yang menunjukkan hubungan tersebut adalah pada teknik rangsang kata, guru memperdengarkan lagu ciptaan Ebiet G. AD kepada siswa. Siswa dituntut untuk mencatat kata-kata puitis yang ada dalam lagu tersebut. Dalam hal ini, siswa menjadi tertarik dan nyaman saat belajar. Situasi nyaman tercipta karena siswa merasa terbantu dengan teknik tersebut serta, siswa tidak perlu berpikir keras untuk mencari kata-kata yang bagus untuk menulis puisi. Kemudian, kata-kata yang ditemukan dalam lagu akan dijadikan tumpuan untuk penulisan berikutnya. Setelah siswa mendapatkan beberapa bait puisi, kegiatan pembelajaran akan dilanjutkan di luar kelas. Teknik yang akan dilakukan adalah teknik rangsang alam. Pada tahap pembelajaran tersebut, siswa dituntut untuk menemukan kata-kata berdasarkan alam sekitar sekolah dengan mengaitkan kembali pada kata yang ditemukan sebelumnya di dalam lagu. Dengan demikian, siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran, hal tersebut dikarenakan berkat teknik ini imajinasi siswa menjadi mudah untuk tumbuh. Selain itu unsur-unsur puisi yang diciptakan siswa menjadi berkualitas dan lengkap, baik itu unsur fisik maupun batinnya Selanjutnya, Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Sukasada yang bernama Made Edy Arudi menyatakan bahwa, setiap kegiatan
Pembahasan Teknik rangsang kata dan rangsang alam adalah teknik sederhana dan unik. Dikatakan sederhana karena hanya memanfaatkan dua hal, yakni kata dan alam. Pada teknik rangsang kata, suatu kata akan menjadi pemicu agar siswa mudah menemukan kata-kata yang baik dalam menulis puisi. Kemudian, pada teknik rangsang alam guru mengajak siswa untuk belajar diluar kelas dengan tujuan memanfaatkan alam sekitar sekolah untuk menemukan inspirasi untuk menulis puisi. Berkaitan dengan teknik tersebut, Menurut Endraswara (dalam Widijanto,2007), penciptaan atau penulisan kreatif sastra dapat diawali dari proses (1) penginderaan, (2) perenungan atau pengendapan, dan (3) memainkan kata. Pada proses pertama dilakukan kegiatan pada pengamatan objek. Kemudian, pada proses perenungan dilakukan kegiatan pemerkayaan dengan asosiasi dan imajinasi dan proses terakhir adalah kegiatan pemilihan kata. Kemudian, Gerlach dan Ely (dalam Hamzah, 2012) dikatakan bahwa teknik pembelajaran sering disamakan artinya dengan metode pembelajaran. Teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin 8
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 pembelajaran pasti menemui kendala yang harus dihadapi. Seperti halnya pada teknik yang beliau gunakan pada pembelajaran menulis puisi juga tidak lepas dari kendala-kendala. Dalam hal ini, guru dituntut harus mampu menghadapi kendala yang dihadapi tersebut demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Terkait dengan hal itu, kualitas pendidikan dipengaruhi oleh dua faktor. Oemar (2011) mengatakan bahwa faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam siswa yang meliputi kemampuan, perhatian, motivasi, sikap, retensi, dan kepribadian siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, yang meliputi strategi mengajar. Strategi belajar tentu mutlak harus dikuasai oleh guru untuk dapat menjalankan suatu teknik pembelajaran. Dalam pembelajaran menulis puisi di SMP Negeri 2 Sukada guru menggunakan teknik rangsang dan kata rangsang alam untuk pembelajaran menulis puisi. Guru telah menjelaskan bahwa setelah menggunakan teknik tersebut, hasil yang dicapai sangat memuaskan. Dikatakan memuaskan, karena berkat teknik tersebut SMP N 2 Sukasada telah meraih beberapa prestasi yang membanggakan.
melihat pemandangan sekitar sekolah. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan imajinasi siswa dalam menulis puisi dengan cara yang nyaman dan menyenangkan. Kemudian, Teknik rangsang kata dan rangsang alam memiliki hubungan. Salah satu hal yang menunjukkan hubungan tersebut adalah. Pada teknik rangsang kata, guru memperdengarkan lagu ciptaan Ebiet G. AD kepada siswa. Siswa dituntut untuk mencatat kata-kata puitis yang ada dalam lagu tersebut. Dalam hal ini, siswa menjadi tertarik dan nyaman saat belajar. Situasi nyaman tercipta karena siswa merasa terbantu dengan teknik tersebut serta, siswa tidak perlu berpikir keras untuk mencari kata-kata yang bagus untuk menulis puisi. Kemudian, kata-kata yang ditemukan dalam lagu akan dijadikan tumpuan untuk penulisan berikutnya. Setelah siswa mendapatkan beberapa bait puisi, kegiatan pembelajaran akan dilanjutkan di luar kelas. Teknik yang akan dilakukan adalah teknik rangsang alam. Pada tahap pembelajaran tersebut, siswa dituntut untuk menemukan kata-kata berdasarkan alam sekitar sekolah dengan mengaitkan kembali pada kata yang ditemukan sebelumnya di dalam lagu. Berikutnya, terdapat tiga kendala dalam pembelajaran menulis puisi dengan teknik rangsang kata dan rangsang alam. Kendala pertama adalah tidak semua siswa menyukai pembelajaran menulis puisi melaikan hanya beberapa orang yang antusias dalam pembelajaran ini. Siswa yang tidak menyukai pembelajaran puisi beranggapan bahwa, pembelajaran puisi itu sulit. Dengan merasa kesulitan maka siswa tersebut perpandangan apriori terhadap puisi itu sendiri. Selain itu, siwa masih sulit
SIMPULAN DAN SARAN Teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis puisi adalah teknik rangsang kata dan rangsang alam. Teknik tersebut adalah teknik sederhana dan unik. Dikatakan sederhana karena memanfaatkan dua hal, yakni kata dan alam. Pada teknik rangsang kata, suatu kata akan menjadi pemicu agar siswa mudah menemukan kata-kata yang baik dalam menulis puisi. Kemudian pada teknik rangsang alam, siswa akan diajak keluar kelas untuk 9
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 untuk menemukan maupun menuangkan ide yang akan menjadi bahan untuk menulis puisi. Kendala kedua disebabkan individu siswa yang berbeda-beda. Faktor internal tersebut adalah kemampuan ataupun kepribadian siswa yang berbedabeda. Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan teknik rangsang kata dan rangsang alam, ada saja siwa yang asik mengobrol pada saat pembelajaran berkelompok. Kemudian pada saat pembelajaran di luar kelas, siswa seakan memanfaatkan waktu tersebut untuk bermain-main. Kendala ketiga pada penggunaan teknik rangsang kata dan rangsang alam ini adalah, terbatasnya alokasi waktu yang tersedia. Kendala tersebut menyebabkan pelaksanaan teknik pembelajaran kurang maksimal. Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, ada tiga saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini. Pertama, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para guru Bahasa Indonesia sebagai batu pijakan untuk mengembangkan maupun mengaplikasikan teknik guru dalam pembelajaran menulis puisi. Kedua, saran untuk sekolah yaitu hasil penelitian ini dapat direkomendasikan untuk dibaca oleh guru-guru Bahasa Indonesia agar dapat melakukan pembelajaran menulis menulis puisi dengan baik. Ketiga, saran untuk Mahasiswa sebagai calon sarjana dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan untuk referensi untuk pengembangan penelitian, khususnya mengenai teknik pembelajaran menulis puisi.
Gunatama, Gede. 2010. Buku Ajar Puisi (Teori, Apresiasi, Pemaknaan, dan Pembelajaran). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Akasara. Hamzah B. Uno. 2012. Model Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Kartono. 2009. Menulis Tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis. Yogyakarta: Kanisus. Suandi, I Nengah. 2008. Buku Ajar Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur . 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wendra, I Wayan. 2015. Bahan Ajar Profesi Kependidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Widijanto, Tjahyono. 2007. Pengajaran Sastra yang Menyenangkan. Bandung: Pribumi Mekar.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan atau Praktek. Jakarta: PT. Reineka Cipta.
10
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
11