STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANJAR
I Gusti Putu Suastika, Gde Artawan, Sang Ayu Putu Sriasih Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) pemahaman guru terhadap strategi pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banjar, (2) strategi guru dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banjar, (3) kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banjar. Untuk mencapai tujuan itu, penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru bahasa dan sastra Indonesia yang mengajar di kelas VII SMP Negeri 1 Banjar. Objek penelitian ini adalah strategi guru dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VII SMP Negeri 1 Banjar. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) pemahaman guru terhadap strategi pembelajaran menulis puisi sudah baik karena guru sudah memahami teori dan pelaksanaan strategi pembelajaran; (2) strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis puisi yaitu, pendekatan individual, strategi pembelajaran penemuan (discovery learning), strategi pembelajaran terpadu (unit learning), dan pendekatan bervariasi; (3) kendala yang dihadapi guru yaitu, membangkitkan imajinasi siswa tentang tema dalam penulisan puisi menjadi kendala yang serius.
Kata kunci: strategi pembelajaran, menulis puisi
Abstract This study aimed to describe ( 1 ) teachers' understanding of the learning strategies to write poetry in class VII student of SMP Negeri 1 Banjar , ( 2 ) strategies of teachers in teaching poetry writing class VII student of SMP Negeri 1 Banjar , ( 3 ) the constraints faced teachers in learning to write poetry in class VII student of SMP Negeri 1 Banjar . To achieve this goal , this study used a qualitative descriptive study design . The subjects were Indonesian language and literature teacher who taught in class VII SMP Negeri 1 Banjar . Object of this study is strategic in learning to write poetry teacher in class VII SMP Negeri 1 Banjar . Data were analyzed with descriptive qualitative analysis techniques . The results of this study were ( 1 ) teachers' understanding of the learning strategies to write poetry is good because teachers already understand the theory and implementation of instructional strategies , (2 ) strategies used by teachers in the teaching of writing poetry that is , individualized approach , learning strategy discovery ( discovery learning ) , integrated learning strategy ( learning units ) , and varied approaches , (3 ) the constraints faced by the teachers , namely , excite the imagination of students on the theme in the writing of poetry becomes a serious obstacle. Key Words: learning strategy, write poetry
PENDAHULUAN Pendidikan diselenggarakan
pada untuk
dasarnya menyiapkan
individu-individu menjadi anggota masyarakat yang mandiri. Dalam pengertian ini, individu-individu diharapkan
mampu berpikir, menemukan, dan menciptakan sesuatu yang baru, melihat permasalahan serta menemukan cara pemecahan baru yang bernalar dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar individu berada. Mengingat betapa pentingnya pendidikan, muncul ungkapan pendidikan seumur hidup, yang artinya pendidikan tidak mengenal batas usia. Kemandirian sebagai hasil pendidikan tersebut terbentuk melalui kemampuan berpikir nalar dan kemampuan berpikir kreatif yang mewujudkan kreativitas. Hasil dari proses belajar tidak hanya berupa pemahaman atas konsepkonsep, tetapi yang lebih penting adalah aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu yang senada dengan hal tersebut adalah pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Belajar bahasa dan sastra Indonesia tidak hanya menghasilkan individu yang paham konsep tetapi juga individu yang memiliki keterampilan berbahasa yang nantinya mampu diterapkan dalam kehidupannya. Mutu pendidikan atau kualitas pendidikan yang ditunjukkan oleh hasil belajar siswa tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor yang memengaruhinya, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam siswa yang meliputi kemampuan, perhatian, motivasi, sikap, retensi, dan kepribadian siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, yang meliputi strategi mengajar (Oemar, 2011:3). Di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar yang serasi dengan tujuan mengajar. Cara belajar-mengajar yang lebih baik ialah mempergunakan kegiatan murid-
murid sendiri secara efektif dalam kelas, merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan sedemikian rupa secara kontinyu. Dalam standar isi terkandung materi pelajaran Bahasa Indonesia menyangkut empat keterampilan, yaitu keterampilam menyimak (listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan menulis (writing skills). Keterampilan menulis sangat penting diperhatikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di setiap sekolah. Keterampilan menulis merupakan sarana bagi siswa untuk dapat mengikuti proses pembelajaran berbagai mata pelajaran yang ada di masing-masing sekolah. Dalam hal ini, dengan keterampilan menulis, siswa mencatat berbagai hal seperti mencatat materi pelajaran, permasalahan yang muncul dalam pembelajaran, menyusun laporan, dan sebagainya. Hal itu sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Widyamartajaya (2005:7) bahwa dengan menulis, siswa bisa menyimpan informasi-informasi yang diperoleh, siswa juga mengekspresikan ideidenya dalam bentuk tulisan. Berdasarkan uraian tersebut, materi yang berkenaan dengan keterampilan menulis siswa harus diajarkan dengan menggunakan strategi atau metode mengajar yang tepat sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara bersama. Pembelajaran keterampilan menulis diberikan kepada siswa tidak semata-mata agar siswa bisa menulis melainkan agar siswa memiliki keterampilan dalam menulis. Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan menulis siswa di sekolah penting diberikan. Dalam Kurikulum 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SMP disebutkan bahwa menulis merupakan keterampilan yang harus dibelajarkan dan dikuasai oleh siswa. Hal tersebut ditunjukkan dalam Kompetensi Dasar (KD), yaitu menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam dan peristiwa yang pernah dialami. Dengan menulis, siswa dapat menuangkan ide, pikiran, dan perasaan ke dalam bahasa tulis. Penuangan ide, pikiran, dan perasaan ini dimaksudkan agar siswa mampu dan
terbiasa mengekspresikan apa yang ada di dalam pikirannya, sekaligus mengurangi beban pikiran yang menjadi gangguan psikologis bagi perkembangan. Keterampilan menulis itu merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak latihan. Untuk mendapatkan keterampilan menulis tidak cukup dengan mempelajari tatabahasa dan mempelajari pengetahuan tentang teori menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan setiap pengajaran bahasa di sekolah. Ada beberapa jenis keterampilan menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, salah satunya adalah keterampilan menulis puisi. Menurut Gunatama (2010:12) puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Menulis puisi merupakan kegiatan aktif dan produktif. Dikatakan aktif, karena dengan menulis puisi seseorang telah melakukan proses berpikir, sedangkan dikatakan produktif karena seseorang dalam menulis puisi akan menghasilkan sebuah tulisan yang dapat dinikmati oleh orang lain. Selain itu, menulis juga merupakan kegiatan yang mampu mengembangkan kreativitas. Hal yang harus diperhatikan agar siswa menghasilkan karya sastra (puisi) yang kreatif adalah (1) kemampuan berpikir kritis, (2) kepekaan emosi, (3) bakat (bakat ini dapat dilatih), dan (4) daya imajinasi yang mampu mengasosiasikan apa yang ditangkap indera (Roekhan, 1991:5-6). Kegiatan menulis puisi menurut Roekhan (1991:1) merupakan bagian dari penulisan kreatif sastra. Sebagai kegiatan kreatif, puisi dapat dikembangkan secara bertahap, kontinyu, terarah, dan terintegrasi. Proses kreatif tentunya diperlukan dalam menulis puisi. Proses kreatif itu dapat dilakukan dengan cara banyak berlatih, karena semakin sering seseorang berlatih menulis, maka ia semakin terampil, ide dan gagasannya pun semakin banyak. Semakin sering seorang siswa berlatih untuk menulis
puisi, maka kreativitasnya juga akan semakin terasah. Siswa dapat mengungkapkan ide atau pikirannya melalui proses kreatif tersebut dalam bentuk puisi. Berdasarkan uraian di atas, keterampilan menulis puisi siswa perlu ditingkatkan untuk mendapatkan suata karya sastra (puisi) yang ekspresif dan imajinatif. Dalam pembelajaran sastra di sekolah, siswa diajak untuk mengungkapkan ekspresi, keinginan, dan pengalamannya yang ditampilkan dalam bentuk karya sastra yaitu puisi. Puisi yang ditulis oleh siswa dapat bersifat imajinatif, intelektual, dan emosional yang telah diolah, disusun sehingga jelas, mudah ditangkap, dan menyentuh perasaan. Pembelajaran sastra (menulis puisi) dianggap tidak mendapat “tempat” dalam pembelajaran keterampilan menulis. Telah lama diupayakan agar pembelajaran sastra mendapat porsi yang seimbang dalam pembelajaran menulis puisi. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya ialah minimnya pengetahuan guru tentang strategi pembelajaran sastra. Sementara itu, tidak diragukan lagi bahwa pembelajaran sastra (menulis puisi) dapat memberi kontribusi dalam peningkatan kompetensi menulis puisi siswa. Dengan adanya asumsi demikian, guru seyogyanya perlu menyediakan strategi dan kegiatankegiatan yang dapat menjadi sarana dalam proses pembelajaran sastra (menulis puisi) yang dapat berimbas kepada peningkatan kemampuan menulis siswa. Salah satunya ialah guru dapat menggunakan aktivitas pembelajaran menulis puisi sebagai dasar kegiatan pembelajaran menulis sekaligus sebagai upaya dalam meningkatkan apresiasi siswa dalam bersastra. Menjadi jelaslah bahwa, supaya seorang guru dapat melaksanakan tugas profesionalnya, diperlukan wawasan yang mantap mengenai kemungkinan-kemungkinan strategi pengajaran sesuai dengan tujuantujuan pengajaran baik dalam arti efek pengajaran maupun dalam arti efek pengiring. Dalam proses belajar-mengajar, guru sering menggunakan berbagai macam
metode dan secara tidak sadar guru melakukan “strategi” untuk memerangi ketidaktahuan. Namun sebelum metode, sebuah pendekatan atau strategi nampaknya penting diketahui, hal ini untuk mengoptimalisasi kegiatan belajar di kelas, karena nampaknya guru sering lupa bahwa siswa amat terpengaruh oleh semua lingkungan yang ditinggali. Adalah resiko bagi seorang guru untuk mendekati semua siswa dan lingkungannya yang berpengaruh pada proses pelaksanaan pendidikan. Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan atau strategi secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik siswa. Guru perlu menyadari dan memaklumi bahwa siswa itu merupakan individu dengan segala perbedaannya, sehingga diperlukan beberapa pendekatan atau strategi dalam proses belajar-mengajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi siswa, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang aktif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dan siswa. Oleh karena itu, sebelum guru melakukan pengajaran diharapkan telah mengetahui pendekatan atau strategi yang diambil yang tepat untuk siswanya. Supaya proses belajar-mengajar bisa berjalan lancar. Pemilihan SMP Negeri 1 Banjar sebagai latar penelitian karena sekolah tersebut merupakan sekolah unggulan dan tergolong sekolah favorit di Kecamatan Banjar. Sebagai salah satu sekolah unggulan guru-guru yang ada di sekolah tersebut sudah memiliki kualitas secara intelektual. Dengan predikat yang disandang SMP Negeri 1 Banjar, sudah tentu mempunyai program yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, di antaranya perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran berbagai bidang studi termasuk bahasa Indonesia telah diupayakan semaksimal mungkin. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti saat melaksanakan PPL-
Awal, siswa yang ada di sekolah tersebut dapat dikatakan mempunyai kemampuan di atas kemampuan siswa sekolah-sekolah yang lain yang ada di Kecamatan Banjar dan sebagian besar guru-guru sudah menggunakan strategi-strategi tertentu pada saat mengajar di kelas. Berdasarkan permasalahan inilah, peneliti tertarik untuk mengadakan sebuah penelitian tentang strategi pembelajaran dalam menulis puisi, karena seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa strategi yang digunakan guru dapat menunjukkan tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis puisi. Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis puisi akan menentukan kualitas puisi yang dihasilkan oleh seorang siswa. Penelitian yang dilakukan peneliti berjudul “Strategi Guru dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banjar”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui pemahaman guru terhadap strategi pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banjar, (2) Mendeskripsikan strategi guru dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banjar, dan (3) Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banjar. METODE PENELITIAN Penelitian yang berjudul Strategi Guru dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banjar ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian yang berusaha menggambarkan sesuatu sebagaimana adanya dengan menggunakan kata-kata (Arikunto, 1998:3). Rancangan penelitian ini nantinya akan membantu peneliti untuk mendeskripsikan atau menjelaskan strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi di kelas VII SMP Negeri 1 Banjar. Subjek dalam penelitian ini adalah guru bahasa dan sastra Indonesia yang mengajar di kelas VII SMP Negeri 1 Banjar.
Objek atau sasaran dalam penelitian ini adalah strategi guru yang digunakan dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi di kelas VII SMP Negeri 1 Banjar. Data sangat penting peranannya dalam penelitian karena suatu penelitian salah satunya ditentukan oleh kelengkapan dan kualitas data yang berhasil dikumpulkan. Jenis data yang akan dicari dalam penelitian ini adalah strategi guru dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VII SMP Negeri 1 Banjar. Data tersebut akan dicari dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode observasi tanpa partisipan, karena dalam penelitian ini peneliti hanya mengamati dan mencatat kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung di kelas VII SMP Negeri 1 Banjar tanpa ikut terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar. Observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar-mengajar dimulai, yakni saat guru membuka pelajaran sampai menutup kegiatan belajarmengajar. Pada saat kegiatan belajarmengajar berlangsung peneliti mulai mengambil data yang berupa strategi yang digunakan guru dan instrumen yang digunakan pada saat pengambilan data adalah pedoman obsevasi, alat perekam (handycam), dan catatan lapangan. Metode selanjutnya adalah metode wawancara. Wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan melengkapi data hasil observasi yang sudah dilakukan dalam penelitian ini. Metode wawancara ini dilakukan kepada guru bahasa dan sastra Indonesia yang mengajar di kelas VII SMP Negeri 1 Banjar atas nama Ni Luh Nadi yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini agar data yang diperoleh lebih lengkap. Data yang dicari dengan menggunakan metode wawancara adalah data yang masih kurang lengkap pada saat melakukan observasi. Jenis wawancara yang akan dilakukan peneliti adalah wawancara berstruktur yaitu wawancara yang semua pertanyaan telah disiapkan terlebih dahulu. Instrumen yang akan digunakan dalam melakukan wawancara adalah pedoman wawancara, buku catatan, dan alat perekam suara (HP/handycam).
Metode dokumentasi atau dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Menurut Sugiyono (2007:329), dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen dalam penelitian ini meliputi silabus dan RPP yang digunakan guru dalam proses belajar-mengajar. Pedoman dokumentasi yang digunakan peneliti adalah rumusan silabus pembelajaran puisi dan rumusan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) penulisan puisi. Dalam penelitian ini, data yang dianalisis adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, yang berupa catatan lapangan dan rekaman. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara mendeskripsikan data yang diperoleh di lapangan melalui penjelasan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemahaman yang dimiliki guru terhadap strategi pembelajaran sudah luas. Pemahaman terhadap strategi pembelajaran tidak hanya tentang teorinya saja, melainkan guru juga memahami cara pelaksanaan strategi pembelajaran yang selama ini telah digunakan dalam belajarmengajar di kelas. Berdasarkan hasil wawancara, guru secara jelas dalam memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan dan memaparkan secara detail pengertian tentang strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran dikatakan sebagai kegiatan pembelajaran antara guru dan siswa di dalam kelas dengan menerapkan berbagai teknik-teknik di dalam proses belajarmengajar sehingga menjadi suasana kelas yang efektif. Hal itu sejalan dengan pendapat Sanjaya (2008:126), bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pada saat mengajar guru menggunakan berbagai strategi pendekatan, salah satunya pendekatan pengalaman. Dalam menggunakan satretgi
tersebut, guru berusaha membuka pengalaman siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Pengalaman yang dimaksudkan guru adalah pengalaman yang bersifat mendidik dan tidak menuju ke arah yang negatif. Sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2002:63) belajar dari pengalaman adalah lebih baik daripada sekadar bicara, dan tidak pernah berbuat sama sekali. Meskipun pengalam diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik (educative experience), karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik (miseducative experience). Pada saat mengajar terlihat bahwa guru pernah mengalami kesulitan atau hambatan dalam mengajar di kelas. Kesulitan atau hambatan tersebut merupakan tantangan bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kesulitan dalam mengajar yang dialami guru sangat bervariasi. Hal itu dikarenakan siswa di dalam kelas terdiri atas berbagai individu dengan karakter yang berbeda, sehingga suatu saat akan timbul juga berbagai permasalahan yang dihadapi guru. Dengan demikian, kesulitan atau hambatan lebih dominan desebabkan oleh faktor siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah dan Zain (2006:113), bahwa masalah-masalah dalam pembelajaran akan timbul tidak hanya dari guru yang mengajar, tetapi juga dari anak didik atau siswa. Kesulitan atau hambatan tersebut merupakan tantangan bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat yang diberikan, guru telah mempersiapkan dengan matang untuk mengatasi kesulitan ataupun hambatan yang dihadapi pada saat mengajar. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan cara mendekati siswa jika ada siswa yang ribut atau mengalami kesulitan belajar. Pada saat guru mendekati siswa, guru mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan materi yang dibahas dan kemudian guru mulai membimbing siswa untuk memahami materi. Hal tersebut dikatakan sebagai pendekatan individual terhadap siswa. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini.
Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas (Djamarah dan Zain, 2002:63). Dalam pembelajaran menulis puisi, guru menggunakan beberapa strategi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kemp (dalam Sanjaya, 2009:125) bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun strategi yang digunakan oleh guru yaitu, strategi pendekatan individual, strategi pembelajaran penemuan (discovery learning), strategi pembelajaran terpadu (unit learning), dan strategi pendekatan bervariasi. Salah satu kegiatan yang menunjukkan pendekatan individual yaitu di kelas ada sekelompok anak didik. Mereka duduk di kursi masing-masing. Mereka belajar dengan gaya yang berbeda-beda. Perilaku mereka juga bermacam-macam. Keberagaman siswa tersebut mampu memberikan pengetahuan bagaimana cara memberikan perhatian yang merata bagi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat (Djamarah dan Zain, 2002:63) perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pada saat mengajar guru secara tidak langsung menuntut siswa untuk menemukan hal-hal yang bisa dijadikan bahan dalam penulisan puisi. Kegiatan siswa menemukan sendiri ini termasuk ke dalam teknik penemuan (discover learning). Sejalan dengan pendapat Roestiyah (2001:20) yang mengatakan bahwa teknik penemuan adalah proses mental ketika
siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi. Berdasarkan pernyataan tersebut Rowntree (dalam Wina, 2006:128) menyatakan bahwa strategi discovery ini menunjukkan bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa. Karena sifatnya yang demikian, strategi ini juga sering disebut dengan strategi pembelajaran tidak langsung. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati hal-hal yang dekat dengan lingkungan mereka sehingga dalam penyusunan kata-kata dalam puisi tidak terlalu menyimpang dengan topik yang dibahas kemudian siswa menyimpulkan gagasan-gagasan yang telah ditemukan sehingga gagasan tersebut mampu memberikan ide untuk menulis puisi. Siswa membuat kesimpulan atas prinsip-prinsip umum berdasarkan pemahaman terhadap instansi tersebut (Oemar, 2011:131). Mengenalkan masalah atau topik yang akan dibahas secara langsung pada saat di kelas merupakan salah satu strategi. Dengan cara memperkenalkan topik tersebut, yaitu tentang menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam, selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi berkenaan dengan topik yang dibahas melalui pemahaman yang dimiliki masing-masing siswa. Mengorientasikan siswa kepada masalah/topik yang akan dipelajari dalam kelas, secara langsung atau melalui media pembelajaran yang relevan (Oemar, 2011:134). Hal tersebut merupakan salah satu strategi yang diterapkan guru pada saat mengajar. Dalam proses pembelajaran menulis puisi, guru memberikan pelajaran berangkat dari topik yang telah didapatkan oleh siswa dan kemudian topik tersebut dipecahkan oleh siswa dengan bimbingan guru sehingga suasana belajar di kelas menjadi terintegrasi dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Oemar
(2011:133) yang menyatakan bahwa pembelajaran terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah atau proyek, yang dipelajari/dipecahkan oleh siswa baik secara individual maupun secara kelompok dengan metode yang bervariasi dan dengan bimbingan guru guna mengembangkan pribadi siswa secara utuh dan terintegrasi. Perbedaan individual siswa memberikan wawasan kepada guru bahwa setrategi pembelajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan strategi ataupun pendekatan dalam belajar-mengajarnya. Dalam memberikan materi menulis puisi, guru tidak hanya menggunakan satu metode saja, guru juga mengkolaborasikan dari satu pendekatan dengan pendekatan yang lain pada saat mengajar, sehingga hal itu bisa dikatakan sebagai pendekatan yang variatif. Pendekatan bervariasi bertolak dari konsep bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka, kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran (Djamarah dan Zain, 2002:63). Selama ini puisi masih mendapat tempat terhormat dalam setiap budaya yang menjunjung tinggi karya sastra. Tidak hanya itu, puisi juga dijadikan pembelajaran di sekolah-sekolah. Akan tetapi, pengajaran puisi menjumpai banyak kendala. Tidak jarang guru bahasa Indonesia sendiri merasa kesulitan untuk mengajarkannya. Bagi seorang guru, suatu kendala pasti selalu ada dalam proses belajar-mengajar. Dalam penggunaan strategi pendekatan individual, strategi pembelajaran penemuan (discovery learning), strategi pembelajaran terpadu (unit learning), dan pendekatan bervariasi, kendala yang ditemukan guru terletak pada siswa. Hal itu sejalan dengan pendapat Djamarah dan Zain (2006:113), masalah-masalah dalam pembelajaran akan timbul tidak hanya dari guru yang
mengajar, tetapi juga dari anak didik atau siswa. Kendala lain juga dikarenakan dalam hal membangkitkan imajinasi siswa terhadap sesuatu yang akan dijadikan tema dalam penulisan puisi juga menjadi kendala yang serius, karena hal pertama yang harus dilakukan dalam penulisan puisi adalah menentukan tema puisi yang akan dibuat. Dalam menulis puisi, yang pertama-tama kita lakukan adalah menentukan tema (masalah). Tema adalah pokok persoalan yang mendasari puisi (Gunatama, 2010:277). Tidak hanya itu, siswa juga memiliki anggapan bahwa mereka tidak memiliki bakat untuk menulis puisi, sehingga orang yang tidak memiliki bakat tidak mampu menulis puisi. Hal itu sejalan dengan pendapat Wiyanto (dalam Gunatama, 2010:276) bahwa banyak orang yang menganggap bahwa menulis puisi itu sulit karena sesuatu yang harus disampaikan secara tidak langsung, di samping memiliki bakat dan keterampilan menulis puisi. Karena itu, kemampuan menulis puisi sering dianggap sebagai bakat sehingga orang yang tidak mempunyai bakat tidak dapat menulis puisi. Kurangnya keterampilan dalam pemilihan kata dalam penulisan puisi juga menjadi kendala yang cukup serius dalam pembelajaran menulis puisi sehingga dalam merangkai kalimat untuk dijadikan baris puisi mengalami kesulitan karena diksi sangat penting dalam penulisan puisi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gunatama, (2010:280), yaitu pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk menyampaikan gagasan dan ketepatan penggunaan kata itu di dalam puisinya. Pemilihan kata dalam puisi berhubungan erat dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Berdasarkan hal itu, Sayuti, (2008:143), menyatakan pemahaman terhadap penggunaan diksi menjadi salah satu pemandu pembaca menuju pemahaman makna puisi secara baik dan menyeluruh. Pemilihan kata dalam menulis puisi memerlukan wawasan pengetahuan yang luas, kepekaan batin, dan daya imajinasi. Peranan diksi dalam puisi sangat penting karena kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi. Begitu pentingnya pilihan kata
dalam puisi sehingga ada yang menyatakan bahwa diksi merupakan esensi penulisan puisi. Bahkan, ada pula menyebutnya sebagai dasar bangunan setiap puisi sehingga dikatakan pula bahwa diksi merupakan faktor penentu seberapa jauh seorang penyair mempunyai daya cipta yang asli (Sayuti, 2008:143). SIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, Pemahaman yang dimiliki guru terhadap strategi pembelajaran sudah luas. Pemahaman terhadap strategi pembelajaran tidak hanya tentang teori strategi pembelajaran, melainkan guru juga memahami cara pelaksanaan strategi pembelajaran yang selama ini telah digunakan dalam belajarmengajar di kelas. Kedua, Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banjar, yaitu strategi pendekatan individual, strategi pembelajaran penemuan (discovery learning), strategi pembelajaran terpadu (unit learning), dan strategi pendekatan bervariasi. Ketiga, Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banjar yaitu, dalam penggunaan strategi pendekatan individual, strategi pembelajaran penemuan (discovery learning), strategi pembelajaran terpadu (unit learning), dan pendekatan bervariasi, kendala yang ditemukan guru terletak pada siswa. Membangkitkan imajinasi tentang tema dalam penulisan puisi juga menjadi kendala yang serius. Tidak hanya itu, kurangnya keterampilan dalam pemilihan kata dalam penulisan puisi juga menjadi kendala dalam pembelajaran menulis puisi. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. (1) Bagi siswa, siswa hendaknya selalu aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi sehingga strategi yang diterapkan oleh guru dapat mencapai tujuan dan hasil yang maksimal. (2) Bagi guru, dalam pembelajaran menulis puisi guru
hendaknya terus mampu mengembangkan strategi yang digunakan dalam pembelajaran menulis puisi dan mampu memberikan apresiasi kepada siswa sehingga siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. (3) Bagi peneliti lain, peneliti lain diharapkan melakukan penelitian sejenis dengan cakupan yang lebih luas, sehingga jangkauan wawasan penelitian ini semakin luas dan mantap. DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Antologi Puisi Indonesia Periode Awal. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2004. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Djamarah, Syaiful Bahri dan Awan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djoko Pradopo, Rachmat. 1993. Pengkajian Puisi. Analisis Strata Norma dan Analisis Struktural dan Semiotik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. ---------------------. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gama Media. Eka Prasastini, Ni Putu Sri. 2012. Strategi Guru dalam Pengajaran Puisi Berdasarkan KTSP pada Siswa Kelas VIII SMP Se-kecamatan Gianyar. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan PBSI. FBS Undiksha. Gunatama, Gede. 2010. Buku Ajar Puisi (Teori, Apresiasi, Pemaknaan, dan Pembelajaran). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Akasara. Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2009. Strategi Pembelajaran bahasa. Bandung: Sekolah Pascasarjana UI dengan PT Remaja Rosdakarya. Jabrohim. 1994. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Juliantini, Kadek Hendri. 2011. Strategi Guru dalam Pengajaran Aspek Kebahasaan pada Keterampilan Menulis Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Singaraja. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan PBSI. FBS Undiksha. Kuwat. 2010. Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik Beriur Kata. Terdapat dalam (http://kuwat.wordpress.com/pe mbelajaran/pembelajaranmenulis-puisi-dengan-teknikberiur-kata/) diakses pada tanggal 5 November 2012. Lestari, Ketut Yuli. 2011. Strategi Guru dalam Pengajaran Analisis Struktur Batin Puisi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sawan. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan PBSI. FBS Undiksha. Roekhan. 1991. Menulis Kreatif. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh (YA3) Malang. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Rohani, Ahmad HM. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Saryono, Djoko. 2006. Pergumulan Estetika Sastra di Indonesia. Malang: Pustaka Kayutangan. Sayuti, Suminto A. 2008. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media. Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Gramedia. Suandi, I Nengah. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Bahasa.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sujanto. 1988. Keterampilan Berbahasa – Membaca – Menulis – Berbicara Untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: FKIP Uncen Jayapura. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Uno, Hamzah B. 2012. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif). Jakarta: Bumi Aksara. Wendra, I Wayan. 2010. Buku Ajar Penulisan Karya Ilmiah. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Widyamartajaya. 2005. Terdapat pada http://dalilskripsi.com/content/vi ew/43/13 diakses pada tanggal 5 November 2012. Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta: PT Grasindo