e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
STRATEGI GURU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWAN A. S. Sintya Dewi, Gd Gunatama, Md Sri Indriani Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:{
[email protected], de
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan strategi guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan, dan (2) mendeskripsikan kendala-kendala yang dialami guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan. Objek penelitian ini adalah strategi guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data dianalisis dengan langkah sebagai berikut: reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang menonjol terkait dengan masalah yang diangkat, yakni: (1) dalam proses belajar mengajar guru menggunakan beberapa strategi mengajar, yaitu strategi pendekatan individual, strategi pembelajaran penemuan (discovery learning), dan pendekatan bervariasi. (2) kendala yang dialami dalam pembelajaran menulis naskah drama adalah menjauhkan rasa takut siswa untuk bertanya ,membangkitkan imajinasi siswa terhadap sesuatu yang akan dijadikan naskah drama. Kata Kunci: strategi guru, menulis naskah drama. Abstract The aims of this present study (1) to describe teacher strategy in teaching students eight grade of SMP Negeri 2 Sawan in writing script of drama, and (2) to describe problems that faced by the teacher in teaching students of the eight grade of SMP Negeri 2 Sawan in writing script of drama. This present study used qualitative descriptive design. The subject in this present study was teacher who teaching the eight grade students of SMP Negeri 2 Sawan. The object of this present study was teacher strategy in teaching of eight grade student of SMP Negeri 2 Sawan. The methode that used to collect the data were observation methode, interview methode, and documentation methode. This present study used descriptive qualitative analysis technique. The data were analyzed with several step, such as: data reduction, presentation of the data, and conclution. This study shows there were a few protruding problem related with the that rased, (1) in teaching process the teacher used several teaching learning strategy, that were individual approach strategy, discovery learning stratedy, and varied approaches. (2) the student still afraid to asking to the teacher when found some problem in writing script of drama, improving students imagination about something that will used script of drama. Keywords: strategy teacher, writing script of drama
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
PENDAHULUAN Pendidikan pada dasarnya diselenggarakan untuk menyiapkan individu-individu menjadi anggota masyarakat yang mandiri. Dalam pengertian ini, individu diharapkan mampu berpikir, menemukan, dan menciptakan sesuatu yang baru, melihat permasalahan dan menemukan cara pemecahan baru yang bernalar serta lebih dapat mempertanggungjawabkan. Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkat laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitarnya. Mengingat betapa pentingnya pendidikan, muncul ungkapan pendidikan seumur hidup, yang artinya pendidikan tidak mengenal batas usia. Kemandirian sebagai hasil pendidikan tersebut terbentuk melalui kemampuan berpikir kreatif dan mewujudkan kreativitas. Hasil dari proses belajar tidak hanya berupa pemahaman atas konsep-konsep, tetapi lebih penting adalah aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pembelajaran yang sesuai dengan pernyataan tersebut adalah pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Belajar bahasa dan sastra Indonesia tidak hanya menghasilkan individu yang paham konsep tetapi juga individu yang memiliki keterampilan berbahasa mampu diterapkan dalam kehidupannya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan penting dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswanya.Untuk mampu menyampaikan ilmu pengetahuan, guru dituntut mampu menjalin komunikasi dengan baik. Komunikasi yang baik merupakan komunikasi yang mempunyai persepsi pemahaman yang sama antara guru dan siswa. Komunikasi itu dapat dibangun melalui interaksi guru dan siswa.Dalam interaksi ini, guru berperan sebagai pengajar dan siswa yang belajar. Sebagai pengajar, tentunya guru menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan pembelajaran. Guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi
semua anak didik. Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah guru harus menguasai teknik-teknik penyajian, yang biasanya disebut dengan metode mengajar.Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar yang serasi dengan tujuan pembelajaran.Sehubungan dengan itu, Subana (2006:17) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pedoman bagi guru dan siswa untuk mencapai tujuan belajar.Lebih lanjut, Alwi Suparman (dalam Suryani, 2012:2) mengatakan bahwa strategi/model pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkosentrasi dalam waktu yang relatif lama.Daya serap peserta didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacammacam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat.Faktor inteligensi mempengaruhi daya serap peserta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Mengenai perbedaan daya serap peserta didik, guru harus memerlukan strategi pengajaran yang tepat.Salah satu strategi dalam belajar mengajar adalah memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru.Selain itu memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat (Djamarah dan Zain,2002:5).Ketiga hal ini, digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Maka dari itu, strategi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efesien. Materi yang berkenaan dengan keterampilan menulis siswa harus diajarkan dengan menggunakan strategi
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
mengajar yang tepat sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara bersama. Pembelajaran menulis diberikan kepada siswa tidak semata-mata agar siswa mampu menulis, melainkan agar siswa memiliki keterampilan dalam menulis.Oleh karena itu, strategi pembelajaran menulis di sekolah penting diberikan. Pembelajaran Bahasa Indonesia menekankan pada pemerolehan empat keterampilan berbahasa.Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek kemampuan berbahasa yang dikembangkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam menulis dituntut untuk menguasai kosakata, pengetahuan, dan pengalaman agar kita dapat menyampaikan gagasan dengan baik kepada pembaca.Dalam hal ini, dengan keterampilan menulis siswa mencatat berbagai hal seperti mencatat materi pelajaran, permasalahan yang muncul dalam pembelajaran, menyusun laporan, dan sebagainya.Berkaitan dengan hal menulis, Kartono (2009:17) menyatakan bahwa menulis merupakan sebuah aktivitas yang komplek, bukan hanya sekedar mengguratkan kalimat-kalimat, melainkan lebih daripada itu. Menulis adalah proses menuangkan pikiran dan menyampaikannya kepada khalayak. Ide yang sudah tertuang dalam tulisan, kelak memiliki kekuatan untuk menembus ruang dan waktu sehingga keberadaan ide atau gagasan tersebut akan abadi. Dengan demikian, ide yang kita miliki akan terekam selamanya dalam tulisan tanpa takut lupa atau kehilangan ide yang pernah kita miliki. Ini berarti dalam kegiatan menulis dibutuhkan keterampilan yang lebih mendalam daripada kegiatan lainnya. Sejalan dengan pendapat itu, Tarigan (1989:24) mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif. Dikatakan produktif karena menulis merupakan kegiatan yang aktif menghasilkan tulisan, sedangkan dikatakan ekspresif karena dengan menulis
seseorang dapat mengungkapkan gagasan, maksud, pikiran atau pesan yang dimilikinya kepada orang lain. Lebih lanjut, Sumarjo (dalam Komaidi, 2011: 5) mengemukakan menulis merupakan suatu proses yang melahirkan tulisan berisi gagasan. Ini berarti, dalam kegiatan menulis intens terjadi proses berpikir secara kritis dari seseorang untuk menghasilkan suatu tulisan Dalam keterampilan menulis dapat dicurahkan ke dalam dua bentuk, yakni menulis sastra dan menulis nonsatra.Salah satu contoh menulis sastra adalah menulis naskah drama.Drama adalah sebuah permainan yang penuh artistik, drama selalu mengikuti struktur alur yang tertata.Melalui struktur, orang dapat memahami keindahan drama.Keterampilan menulis naskah drama sangat penting dimiliki dan dapat dilakukan oleh siswa. Dengan menulis naskah drama siswa dapat melakukan kegiatan apresiasi sastra .Hal ini sejalan dengan pendapat Komaidi (2011: 187) yang menyatakan bahwa naskah drama sangat penting sebagai panduan dalam bermain drama. Terlebih lagi bagi siswa yang menyukai sastra. Dengan drama, siswa dapat menuju kedewasaannya melalui berbagai macam pengalaman hidup manusia dalam naskah drama Moody (dalam Waluyo, 2001:161).Oleh sebab itu, kegiatan menulis naskah drama sangat penting dalam mengaapresiasi sastra. Dalam permbelajaran menulis naskah drama, proses belajar mengajar tidak akan berhasil apabila guru dan siswa tidak bisa bekerja sama. Artinya, siswa sendiri harus mempunyai minat untuk menulis naskah drama, dan guru bisa secara kreatif menggunakan strategi khusus untuk menumbuhkan minat siswa untuk menulis naskah drama.Oleh karena itu, strategi guru dalam pembelajaran menulis naskah drama sangat penting dilaksanakan, demi menumbuhkan minat siswa dalam menulis naskah drama, sehingga aktivitas siswa menjadi lebih antusias dan semangat dalam mengikuti pelajaran menulis naskah drama. Dengan demikian, proses belajar mengajar menulis naskah drama akan menghasilkan naskah drama yang kreatif.
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
Keterampilan menulis sastra, khususnya menulis naskah drama terdapat dalam standar kompetensi kelas VIII, yaitu mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama.Kompetensi dasar (KD) yang ingin dicapai adalah menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide.Berdasarkan observasi awal di SMP N 2 Sawan, guru membuat siswa belajar dengan efektif dan efisien yang terlihat dari hasil tulisan naskah drama yang sudah sesuai dengan syarat penulisan naskah drama sehingga nilai yang dicapai siswa sudah mencapai nilai KKM yaitu 7,8. Selain itu, di SMP N 2 Sawan, khususnya guru di kelas VIII adalah guru yang cukup berpengalaman, sehingga hasil belajar siswa sangat baik.Berdasarkan hal itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai strategi guru dalam pembelajaran naskah drama. Dipilihnya SMPN 2 Sawan sebagai tempat penelitian karena berbagai pertimbangan.Pertimbangan yang pertama sebagian guru juga sudah banyak yang tersertifikasi.Tentunya kondisi tersebut sudah memberikan cukup pengalaman mengajar yang tidak diragukan lagi, mengingat pengalaman beliau mengajar sudah lama dan memiliki daftar sertifikasi mengajar.Pertimbangan kedua, keberhasilan strategi guru mengajar menulis naskah drama.Pertimbangan terakhir, hasil tulisan siswa yang dilihat dari hasil belajar siswa sudah baik. Di SMP N 2 Sawan, peneliti memilih mengamati guru di kelas VIII. Peneliti memilih dua orang guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas unggulan dan guru yang mengajar di kelas kategori rendah. Pemilihan kedua guru tersebut mempunyai beberapa pertimbangan tertentu, yakni jadwal mengajar yang bersamaan dan atas saran guru yang diberikan untuk memilih kelas yang diizinkan untuk melakukan penelitian. Dengan kedua guru ini, jika dilihat dari strategi mengajar, peneliti ingin mengetahui kekreatifan dari kedua guru dalam mengajar. Pertimbangan lain peneliti ingin membedakan strategi guru yang mengajar di kelas unggulan dengan guru yang mengajar di kelas yang dikategorikan rendah sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik. Peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut guna menambah wawasan penelitian kelak menjadi pendidik, mengenai strategi mengajar yang baik, serta memberikan informasi terhadap pihak lain yang memerlukannya. Oleh karena itu, berdasarkan pertimbangan tersebut maka kelas VIIIA dan kelas VIII M dijadikan kelas untuk penelitian.. Penelitian mengenai startegi guru dalam mengajar pernah dilakukan oleh Sang Ayu Putu Ekawati (2013) yang berjudul “ Strategi Pembelajaran Menulis Proposal Kegiatan pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Tampaksiring”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ekawati menunjukan bahwa strategi yang digunakan guru sudah berhasil.Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa guru menggunakan strategi berpusat pada guru ketika guru sedang menjelaskan dengan menerapkan metode ceramah, strategi berpusat pada siswa terlihat pada saat terjadi interaksi dua arah antara guru dan siswa dan strategi berpusat pada materi.Penelitian sejenis kedua juga pernah dilakukan oleh I Gusti Putu Suastika, yang berjudul Strategi Guru dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banjar (2013). Hasil penelitian ini adalah pemahaman guru terhadap startegi pembelajaran menulis sudah baik.Startegi yang digunakan dalam pembelajaran menulis puisi adalah pendekatan individual, strategi pembelajaran penemuan, startegi pembelajaran terpadu, dan pendekatan bervariasi. Penelitian mengenai strategi pembelajaran juga pernah dilakukan oleh I Nyoman Bagus Sanjaya yang berjudul Pemanfaatan Pengalaman Pribadi Siswa untuk Meningkatkan Keterampilan menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII I SMP Negeri 4 Abiansemal (2014). Hasil penelitian ini kemampuan siswa menulis naskah drama di kelas VIII I SMP Negeri 4 Abiansemal meningkat setelah diterapkan pemanfaatan pengalaman pribadi sebagai sumber pembelajaran. Selain itu penelitian mengenai menulis naskah drama juga pernah dilakukan oleh Joko Priyatno yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
Naskah Drama Melalu Media Lagu dengan Menggunakan Pendekatan Kooperatif Model “ Numbered Heads Together” Siswa SMPN 2 Tengaran (2010). Hasil penelitian ini kemampuan siswa dalam menulis naskah drama menggunakan media lagu dan pendekatan Kooperatif model “Numbered Heads Together” mengalami peningkatan. Perubahan terlihat siswa lebih serius atau bersemangat dalam melaksanakan kegiatan menulis dan mengikuti pembelajaran sangat baik. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, serta siswa menjadi senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan menulis naskah drama menggunakan media lagu dan pendekatan kooperatif model Numbered Heads Together siswa juga termotivasi untuk mempraktikkan menulis naskah drama. Keempat penelitian di atas belum ada yang meneliti strategi mengajar guru pada pembelajaran menulis naskah drama. Dengan penelitian yang akan dilakukan, dapat memperkaya khazanah pengetahuan mengenai strategi mengajar guru. Berdasarkan hal di atas, peneliti nantinya akan mendeskripsikan strategi mengajar guru dalam pembelajaran menulis naskah drama di kelas VIII SMP N 2 Sawan. Peneliti juga ingin mengetahui hambatanhambatan yang dihadapi oleh guru ketika mengadakan strategi mengajar. Oleh sebab itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi guru Bahasa Indonesia sehingga proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien guna mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah strategi guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan? (2)Apa saja kendala-kendala yang dialami guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan strategi guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII SMPN 2 Sawan,dan (2) Mendeskripsikan kendala-kendala yang dialami guru dalam pembelajaran menulis
naskah drama siswa kelas VIII SMPN 2 Sawan. METODE PENELITIAN Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian deskriptif kualitatif. Data-data dalam penelitian deskriptif kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, hasil observasi, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, rancangan penelitian dipilih untuk menggambarkan secara keseluruhan mengenai strategi guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIII SMP N 2 Sawan. Subjek penelitian adalah hal-hal yang diamati pada saat observasi. Sementara itu, objek penelitian ini adalah strategi guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan. Objek dalam penelitian ini secara khusus berkaitan dengan rumusan masalah yaitu strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis naskah drama, dan kendalakendala yang dihadapi guru dalam penerapan strategi yang dipilih pada pembelajaran menulis naskah drama di kelas VIII SMPN 2 Sawan. Dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk menjawab semua permasalahan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi metode wawancara, dan metode dokumentasi. Metode observasi digunakan untuk memeroleh data mengenai strategi yang digunaka guru ketika pembelajaran menulis naskah drama. Pada metode observasi ini, peneliti dibantu dengan lembar observasi yang sudah disiapkan. Sementara itu, pada metode wawancara, peneliti mewawancarai kedua guru Bahasa Indonesia di kelas VIII SMP N 2 Sawan untuk memeroleh informasi atau data yang lebih akurat mengenai strategi guru dalam pembelajaran menulis naskah drama. Dalam penelitian ini, metode wawancara digunakan untuk memeroleh data mengenai kendala-kendala yang dialami guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
2 Sawan. Sedangkan metode dokumentasi digunakan untuk mengumpul data mengenai silabus dan RPP. Setelah melakukan pengumpulan data, metode selanjutnya adalah analisis data. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif adalah suatu teknik menganalisis data dengan cara menginterpretasikan data yang diperoleh dengan kata-kata. Analisis data dalam penelitian ini mencakup reduksi data, penyajian data, dan verifikasi dan penarikan simpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang sudah dilakukan. Pada hasil penelitian diuraikan (1) strategi guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII SMPN 2 Sawan, dan (2) kendalakendala yang dialami guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII SMPN 2 Sawan. Setelah hasil yang diperoleh dalam penelitian dipaparkan, selanjutnya akan disampaikan pembahasan hasil tersebut. Hasil penelitian tentang strategi guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan diperoleh sesuai dengan data hasil observasi dan wawancara. Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia, yakni I Wayan Rangkep, S.Pd yang mengajar di kelas VIIIA dan Drs. Made Suhendrawangsa B yang mengajar di kelas VIIIM. A. Strategi Guru dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan Strategi pembelajaran mempunyai berbagai pendekatan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, dalam proses belajar-mengajar di kelas guru menggunakan berbagai strategi yang berupa pendekatan-pendekatan dalam mengajar. Dengan menggunakan berbagai pendekatan guru lebih professional dalam mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal strategi dan pendekatan tersebut. Strategi guru memiliki
beberapa jenis yang mungkin bisa diterapkan oleh guru dalam pada saat proses pembelajaran di kelas. Dalam hal ini, tentunya strategi guru yang digunakan oleh guru sesuai dengan kondisi kelas dan materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil observasi, dalam proses belajar-mengajar di kelas guru menggunakan beberapa strategi pembelajaran, yaitu strategi pendekatan individual, strategi pembelajaran penemuan (discovery learning), dan pendekatan bervariasi. Dalam sebuah pembelajaran yang baik, guru berperan sebagai pembimbing. Guru berperan sebagai pembimbing maka guru harus berusaha menghidupkan suasana di kelas dan memberikan motivasi agar terjadi suatu proses interaksi yang kondusif. Kemudian, guru sebagai fasilitator berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui strategi yang diterapkan dan digunakan. Dalam proses pembelajaran menulis naskah drama, guru memberikan pelajaran berangkat tema yang ditentukan oleh siswa dan kemudian dari tema tersebut siswa dapat membuat naskah drama dengan bimbingan guru sehingga suasana belajar di kelas menjadi terintegrasi dengan baik. Pada saat mengajar, guru juga mengenalkan masalah atau tema yang akan dibahas secara langsung pada saat di kelas. Selanjutnya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali tema berdasarkan pengalaman yang pernah dilakukan, berkenaan dengan tema yang akan dibahas dalam membuat kerangka naskah drama. Berdasarkan tema yang sudah dimiliki siswa, siswa dituntut oleh guru untuk mengolah tema tersebut dan menuangkan idenya ke dalam kerangka naskah drama sesuai kaidahnya, dari kerangka tersebut siswa bisa mengembangkannya menjadi naskah drama. Pahami dulu konfliknya dan kaidahnya baru siswa bisa membuat naskah drama. Di dalam kelas, guru memberikan pelajaran berangkat dari tema yang telah didapatkan oleh siswa dan kemudian tema tersebut dipecahkan oleh siswa dengan bimbingan guru sehingga suasana belajar di kelas menjadi terintegrasi dengan baik.
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa adalah bagaimana cara guru melakukan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter pembelajaran. Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan. Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran. Strategi yang digunakan guru mengajar di kelas VIII A diawali dengan melakukan obserasi di kelas VIIIA , kondisi ruangan kelas yang tenang ketika guru mulai memasuki ruangan kelas. Setelah siswa memberikan salam kepada guru dan guru melakukan absensi kepada siswa, guru memulai kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengantarkan pemahaman siswa melalui kegiatan tanya jawab. Pada saat itu, terdapat delapan kelompok yang akan diberikan tugas oleh guru untuk menullis naskah drama. Dalam hal ini, guru menggunakan strategi penemuan (discovery learning) akan tetapi dikombinasikan dengan metode diskusi. Artinya, dalam diskusi tersebut siswa diharapkan mampu menemukan tema yang akan diangkat naskah drama. Oleh karena itu, strategi penemuan (discovery learning) digunakan guru agar siswa dapat bertukar pikiran dengan teman sekelompoknya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Roestiyah (2008: 20) yang mengatakan bahwa strategi penemuan adalah proses mental ketika siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Perbedaan individual siswa memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pembelajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan strategi ataupun
pendekatan dalam belajar mengajar. Dalam memberikan materi menulis naskah drama, guru tidak hanya menggunakan satu metode, guru juga mengkolaborasikan dari satu pendekatan dengan pendekatan yang lain saat mengajar sehingga hal itu bisa dikatakan sebagai pendekatan yang variatif. Rencana itu, kiranya perlu pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat digunakan untuk kepentingan pengajaran (Djamarah dan Zain, 2002: 63). Dalam proses pembelajaran menulis naskah drama, guru memberikan pelajaran berangkat tema yang ditentukan oleh siswa dan kemudian dari tema tersebut siswa dapat membuat naskah drama dengan bimbingan guru sehingga suasana belajar di kelas menjadi terintegrasi dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Oemar (2011:133) yang menyatakan bahwa pembelajaran terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah/proyek, yang dipelajari/dipecahkan oleh siswa baik secara individual maupun secara kelompok dengan metode yang bervariasi dan dengan bimbingan guru guna mengembangkan pribadi siswa secara utuh dan terintegrasi. Guru secara tidak langsung menuntut siswa untuk mengingat atau menemukan hal-hal yang bisa dijadikan bahan dalam penulisan naskah drama. Kegiatan siswa menemukan sendiri ini termasuk ke dalam strategi penemuan (discovery learning). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Roestiyah (2008: 20) yang mengatakan bahwa strategi penemuan adalah proses mental ketika siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Dalam strategi ini, siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Berdasarkan pernyataan tersebut, Rowntree (dalam Wina, 2006:128) menyatakan bahwa strategi penemuan (discovery learning) ini menunjukkan bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa. Karena sifatnya yang demikian, strategi ini juga sering disebut strategi pembelajaran tidak langsung.
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
Strategi guru yang mengajar di kelas VIII M, yaitu guru menjelaskan materi menggunakan metode ceramah. Metode ceramah tersebut digunakan guru ketika bertujuan menyampaikan informasi tentang materi yang akan diajarkan kepada siswa. Guru menjelaskan dibantu dengan dibantu alat media LCD. Di samping pendekatan individual yang dilakukan oleh guru, guru juga secara tidak langsung menuntut siswa untuk berimajinasi mengenai hal-hal yang bisa dijadikah topik dalam penulisan kerangka naskah drama, dari kerangka tersebut siswa dapat membuat naskah. Dalam pembelajaran menulis naskah drama, guru menggunakan beberapa strategi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kemp (dalam Sanjaya, 2006:125) bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. B. Kendala-kendala yang Dihadapi Guru dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan Berdasarkan rencana awal penelitian yang telah dibahas pada bab tiga, terkait kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan akan diperoleh dengan melakukan wawancara. Wawancara dilakukan ketika jam istirahat berlangsung dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIII A yaitu, I Wayan Rangkep, S.Pd dan guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIII M, yaitu Drs. Made Suhendrawangsa B, adapun hasil wawancara yang diperoleh sebagai berikut. Kendala yang dihadapi guru pada pembelajaran menulis naskah drama, yaitu perlunya keterampilan secara khusus untuk menunjang kegiatan pembelajaran, seperti yang disampaikan bawasanya guru tersebut masih sangat minim dan terbatas terkait dengan keterampilan yang
dimilikinya. memotivasi siswa agar mau mengembangkan bakatnya dengan penuh inisiatif. Selain itu, kendala yang cukup sulit juga adalah terkait dengan mendorong siswa untuk terampil menulis. Hal tersebut merupakan kesulitan yang sangat serius dialami guru ketika menerapkan atau menggunakan metode latihan pada saat pembelajaran menulis naskah drama yang bertujuan mengembangkan kreativitas menulis siswa. Kendala yang dihadapi guru ketika menggunakan strategi penemuan (discovery learning) dalam bentuk diskusi adalah membangkitkan imajinasi siswa terhadap sesuatu yang akan dijadikan tema dalam menulis naskah drama dan mengarahkan secara cepat, tepat kepada siswa untuk menemukan ide yang akan ditulis dalam bentuk naskah drama. Membuat siswa untuk kembali bersemangat mengikuti pelajaran sangat sulit apabila mereka sedang mengantuk, tetapi guru yang mengajar sudah sebisa mungkin membuat siswa untuk semangat mengikuti pembelajaran agar siswa tidak bosan, jenuh dan mengantuk. selain itu kurangnya buku paket maupun LKS yang dimiliki siswa dalam kegiatan pembelajaran. guru kekurangan waktu untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran menulis naskah drama, khususnya dalam menugaskan siswa untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan teman tentang menulis naskah drama. Kendala yang dihadapi guru ketika pembelajaran menulis drama adalah membangkitkan motivasi siswa untuk bertanya dan memberikan pertanyaan agar siswa mampu mengoreksi serta kritis dalam pertanyaan, Kendala yang dialami menerapkan metode tanya jawab ternyata sejalan dengan pendapat Djamarah dan Zain (2006:96) menyatakan bahwa tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa. Kendala lain juga dikarenakan dalam hal membangkitkan imanjinasi siswa terhadap sesuatu yang akan dijadikan tema dalam menulis naskah drama menjadi kendala serius, Karena hal pertama yang harus dilakukan dalam penulisan naskah
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
drama adalah menentukan topik yang akan dijadikan naskah drama. Menurut Waluyo, (2001:24) menyatakan tema berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang berhubungan pula dengan nada dasar dari drama dan sudut pandang yang dikemukakan oleh pengarang.
pada saat pembelajaran menulis naskah drama, sehingga kendala tersebut dapat diatasi Ketiga, peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis dengan cakupan yang lebih luas sehingga jangkauan wawasan penelitian ini semakin luas.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, Strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sawan, yaitu strategi pendekatan individual, strategi pembelajaran penemuan (discovery learning), dan pendekatan bervariasi Kedua, kendala-kendala yang dialami guru dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan pada saat menerapkan strategi pendekatan individual, strategi pembelajaran penemuan (discovery learning), dan pendekatan bervariasi yaitu membangkitkan imajinasi dan motivasi siswa terhadap sesuatu yang akan dijadikan ide atau tema dalam penulisan naskah drama yang menjadi kendala serius, karena hal pertama yang harus dilakukan dalam penulisan naskah drama adalah menentukan tema naskah drama yang akan dibuat. Terkait dengan simpulan di atas, ada saran yang ingin peneliti kemukakan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Pertama, Siswa hendaknya selalu aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama sehingga strategi yang diterapkan guru dapat mencapai tujuan dan hasil yang maksimal Kedua, Guru bahasa Indonesia hendaknya terus mampu mengembangkan strategi yang digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama dan mampu memberikan apresiasi kepada siswa sehingga siswa tidak merasa jenuhatau bosan mengikuti pembelajaran menulis naskah drama. Guru bahasa Indonesia harus mampu memberikan solusi terhadap kendala-kendala yang dihadapi
DAFTAR PUSTAKA Ayu, Gusti Widiastini. 2013. “Strategi Guru dalam Pembelajaran Menulis Puisi dengan Pendekatan SAVI pada Siswa Kelas VIIIE di SMP Negeri 2 Blahbatuh”. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi BelajarMengajar (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Ekawati, Sang Ayu Putu. 2013. Strategi Pembelajaran Menulis Proposal Kegiatan pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Tampaksiring. Skripsi (tidak diterbitkan).Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Komaidi, Didik. 2011. Panduan Lengkap Menulis Kreatif Teori dan Praktek.Yogyakarta: BPFE. Kartono.2009. Menulis Tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis. Yogyakarta: Kanisius. Oemar, Hamalik. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Priyatno, Joko. 2010.Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama Melalui Media Lagu dengan Menggunakan Pendekatan Kooperatif Model “ NumberedHeads Together” Siswa Kelas VIII SMPN 2 Tengaran. Skripsi (tidakditerbitkan).Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, I Nyoman Bagus.2014. Pemanfaatan Pengalaman Pribadi Siswa untuk Meningkatkan Keterampilan menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII I SMPNegeri 4
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
Abiansemal.Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: UniversitasPendidikan Ganesha. Subana, M dan Sunarti.2006. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&B). Bandung: Alfabet. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet. Sugono.2009. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departement Pendidikan Nasional. Suryani, Nunuk dan Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta:Ombak. Tarigan, Hendry Guntur. 1989. Menulis. Bandung: Angkasa. Waluyo, Herman J. 2001. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: PT Hanindita Graha Widya.