Fenni leknis Fungsionul Aon Penelln 2011=
TEKNIK PEMELIHARAAN DOMBA FISTULA ROKHMAIN Penelitian Ternak. PO. BOX 221 Bogor 16002 Balm
RINGKASAN I ernak bertistula pada umumm_ a tidak dapat hertahan hidup lama . Rembesan cairan rumen sebagai akibat adama kebocoran ataupun sering lepasnya canula merupakan sebab a'tial kematian ternak . Oleh karena itu pemeliharaan dan pera%%atan ternak yang bersangkutan membutuhkan penga,.casan clan ketelitian _yang lebih jika dibandingkan dengan pemeliharaan clan pera%catan ternak biasa . Pada tulisan ini diuraikan hal-hal pokok yang perlu mendapat perhatian khusus agar ternak bertistula dapat dipertahankan untuk dapat hidup dalam kurun %kaktu Nang lebih lama .
PENDAHULUAN Ketersediaan pakan yang berkelanjutan . khususnya pakan hijauan untuk ternak ruminansia merupakan problem klasik yang belum terpecahkan . Hal ini disebabkan terjadinya pergeseran fungsi lahan yang pada awalnya disediakan untuk sektor pertanian menjadi bukan pertanian . seperti untuk perumahan clan industri . Sebagai konsekuensinya. ketersediaan lahan yang dapat digunakan sebagai sumber pengadaan pakan hijauan menjadi berkurang. Untuk mengatasi keadaan tersebut . baik para praktisi di bidang peternakan maupun para peneliti . khususnya para nutrisionis mencoba melakukan terobosan-terobosan untuk mendapatkan sumber pakan hijauan alternatif. Pengujian kualitas sumber pakan alternatif telah dan sedang dilakukan . Namun demikian . dalam perjalanan tersebut disadari bahwa pengujian bahan pakan secara langsung pada ternak/in-vivo/uji biologis cukup menyita waktu clan biaya yang cukup mahal . Atas dasar pemikiran tersebut . maka diciptakan teknik pengujian bahan pakan secara in-vitro maupun in-sacco . Kedua teknik tersebut diupayakan agar dapat mengikuti kondisi pengujian sebagai yang terjadi secara in-vivo . Pengujian secara in-vitro dilakukan dalam skala laboratorium tanpa melibatkan ternak sebagai media pengujian . namun kebutuhan cairan rumen ternak masih dibutuhkan. sebagaimana yang diuraikan Abdurachman (1997). Cairan rumen dapat diperoleh dari rumah potong hewan ataupun dari ternak hidup dengan pengambilan cairan rumen melalui oral ataupun melalui canula yang terdapat pada ternak berfistula . sedangkan pada pengujian kualitas bahan pakan dengan teknik in-sacco . masih mempergunakan ternak sebagai media pengujian . Perbedaan dengan teknik in-vivo adalah . pakan dengan teknik in-sacco. pengujian kualitas bahan teknik mempergunakan ternak yang telah dilengkapi dengan rumen canula . Oleh karena itu . keberadaan ternak bertistula menjadi cukup penting dalam dunia penelitian nutrisi .
140
Tenor Tekms f angsional \'on Peneliri ?002
Ternak yang telah dilengkapi dengan canula rumen ataupun usus harus. pada umumnya disebut sebagai ternak berfistula . Semua bangsa ternak ruminansia dapat dilengkapi dengan fistula. namun demikian ternak yang umum dipergunakan adalah sapi . kerbau . kambing ataupun domba. Teknik pembuatan fistula clan pemasangan fistula telah dilaporkan (Suwandi clan Pustaka. 2000). namun demikian bagaimana merawat ternak fistula agar dapat bertahan hiclup dalam kurun waktu yang lama perlu dipaparkan . Pada tulisan ini . titik perhatian akan difokuskan pada teknik pemeliharaan ternak fistula yang didasari atas pengalaman di kandang/lapang . TERNAK FISTULA DAN PERAWATANNYA Pembuatan lubang untuk pemasangan canula . baik pada bagian rumen maupun pada bagian usus memerlukan ketrampilan khusus serta pengalaman yang cukup (Suwandi clan Pustaka. 2000) . Hasil pembuatan lubang yang kurang sempurna menyebabkan ternak menjadi kurang nyaman . sebagai akibat kebocoran yang dapat terjadi di sekeliling canula . Keadaan yang demikian pada umumnya menjadi sumber mala petaka utama. karena kebersihan ternak akan terganggu (Gambar 1) clan clapat mengunclang ataupun tempat berkumpulnya lalat . Oleh karena itu tidak semua orang yang bergerak di bidang peternakan dapat melakukannya . Selanjutnya. apabila proses pembuatan clan pemasangan canula berjalan dengan sempurna. maka hal penting yang harus diperhatikan adalah perawatan ternak yang bersangkutan . Perawatan yang dimaksud . bukan hanya pemberian pakan yang cukup dalam artian jumlah clan kualitas yang memenuhi kebutuhan. tetapi juga perawatan kebersihan ternak yang bersangkutan . Pemberian pakan yang melebihi kemampuan daya tampung rumen akan menyebabkan terjadinya kebocoran disekitar canula . Rembesan cairan rumen disekitar canula akan menimbulkan bau spesifik yang sangat disenangi oleh serangga . khususnya lalat. Tanpa disadari . lalat akan bertelur clan menetas disekitar canula serta akan ditemukan larva/"bilatung" dalam jumlah yang cukup banyak . Keadaan yang demikian akan mengganggu kenyamanan ternak vang bercanula. Hal ini clapat diketahui dengan kegelisahan yang ditunjukkan oleh ternak dengan cara mengosokgosokan tubuh dari bagian yang bercanula ke dinding kandang. Apabila hal in] terjadi dalam kurun waktu yang ticlak terlalu lama . maka canula akan terlepas clan lubang rumen yang ambat laun akan membesar . Konsekuensi dari sering terlepasnya canula tersebut . adalah kondisi rumen akan berubah dari anaeroh menjadi aeroh. mikroorganisme rumen akan mati . pakan ticlak tercerna. nutrien ticlak tersedia untuk dipakai/diserap oleh ternak vang bersangkutan clan pada akhirnya ternak akan mati . Dari uraian di atas clan didasari dari pengalaman yang ada, maka patut diakui bahwa untuk mencapai keberhasilan pemeliharaan ternak. khususnya
,, nni /ed- nic /hnngsionul .\on Penelin =110=
terhadap ternak berfistula. tatalaksana pemeliharaan . terutama perawatan clan kebersihan perlu menclapat perhatian khusus (Sumantri . 1997) . Beberapa hal menclasar yang perlu diperhatikan dalam perawatan ternak fistula adalah sebagai berikut : Pakan clan pemberian pakan harus disesuaikan dengan kebutuhan ternak clan hinclari pemberian pakan yang berlebihan . khususnya untuk pakan yang bersifat amba/hu/In- . Frekuensi pemberian pakan sebaiknya minimal tiga kali dalam sehari . yakni pagi . siang clan sore menjelang malam . Hal ini dilakukan dengan pemikiran bahwa kapasitas tampung rumen yang terbatas clan sifat ternak _yang ingin mengkonsumsi pakan secara terus menerus apabila pakan tersedia secara bebas . Konsumsi pakan yang melebihi kapasitas rumen/berlebihan akan mendorong/mendesak canula . _-ang pada akhirnya tutup canula clan/atau bersama-sama canula akan terlepas .
Gambar I . Domba fistula dengan rembesan cairan rumen yang terlalu Bering (kurang perawatan)
lemn leknis fnngsional .kon Penelili 2002
Tutup canula sebaiknya dilengkapi dengan pen pengunci agar tidak mudah terlepas sebagai akibat adanva dorongan timbunan gas yang terbentuk dalam rumen ataupun sebagai akibat jumlah pakan dalam rumen yang berlebihan. Usahakan agar perawatan kuku clan bulu tetap terpelihara . Kuku yang terawat rapi akan memberi peluang pada ternak untuk dapat berdiri clan menopang tubuh dengan posisi yang benar clan baik. Demikian pula. bulu yang terawat rapi . khususnya didaerah pinggiran canula akan memudahkan perawatan clan kebersih-an di sekitar canula . Bulu ,an ,, tidak terawat akan menvulitkan kita untuk membersihkan rembesan cairan rumen yang mungkin dapat terjadi . Rembesan cairan rumen _vang terjadi dapat mengundang lalat untuk berkembang di daerah canula . Sejalan dengan usia ternak clan usia pemasangan canula . maka lubang canula akan bertambah besar sementara sifat elastisitas canula yang umumnya terbuat dari karet akan berkurang. Kondisi demikian akan menyebabkan makin sering terlepasnya canula rumen tersebut . Hal ini dapat diatasi dengan yang baru menggantikan canula lama dengan clan berukuran diameter yang lebih besar ataupun dengan menggantikan ring karet (yang lebih elastis) canula umumnya terletak di sisi dalam clan luar tubuh ternak . Upayakan agar ternak dimandikan seminggu sekali dengan sedikit olah raga setiap hari . Penempatan ternak fistula agar disesuaikan dengan sifat ternak . Ternak yang agresif sebaiknva ditempatkan pada kandang individu dengan ruang gerak yang terbatas . Sedangkan ternak _vang bersifat tenang ditempatkan pada kandang yang lebih luas. agar ternak tersebut dapat berolah raga. Perlakukan ternak tersebut dengan kasih savang . Hal ini cukup penting agar ternak yang bersangkutan tidak mengalami cekamam sebagai akibat terlalu seringnva didekati untuk dipergunakan sebagai media penelitian . Dalam keaclaan ternak dipergunakan untuk diambil cairan rumennya ataupun untuk dikegiatan in-sacco. maka harus dilakukan dengan sangat hatihati agar ternak tidak mengalami cekaman . Apabila akan melakukan pengambilan cairan rumen. maka harus diperhatikan agar tidak semua is[ rumen (cairan clan bolus) dikeluarkan . Pengambilan cairan rumen harus dilakukan dengan cepat agar kondisi agen kondisi anerob (bebas udara) namun tetap dapat dipertahankan . Hal ini penting agar mikroorganisme dalam rumen vang cliketahui bersitat anaerob tidak mati . Demikian pula cairan rumen yang diperoleh harus diperlakukan sesuai dengan tujuannva (Gunawan clan Purnama . 2001 : Abdurachman clan Askar 2001) . Setelah cairan rumen diambil . tutuplah lubang canula dengan baik clan sebaiknva ternak langsung diberi pakan yang berkualitas . Hal ini penting agar populasi mikroorganisme dalam rumen dapat berkembang dengan balk sampai
lemn lednis fangsional Aon Penelin ?002
mencapai jumlah/populasi normal serta dapat menjalankan aktivitasnya secara normal (Suwandi . 1997) . Pada saat kegiatan in-sacco berlangsung. penempatan kantong nilon dalam rumen sebaiknya dilakukan secara hati-hati . Demikian pula jumlah kantong nilon yang dimasukkan kedalam rumen/usus tidak melebihi kapasitas yang telah ditentukan . Tali pengikat kantong rumen sebaiknya cukup panjang. sehingga perputaran kantong dalam rumen dapat terjadi secara bebas clan dapat mengikuti pola gerak pakan dalam rumen . Hal ini dilakukan agar proses perombakan bahan yang diuji (dalam kantong) dapat berlangsung secara sempurna . Jumlah kantong nilon yang dapat dimasukkan dalam rumen domba/kambing pada umumnya sejumlah enam kantong nilon. Sementara untuk ternak sapi dapat dilakukan dalam jumlah yang lebih banyak . Sebagaimana pada saat pengambilan cairan rumen . maka setelah kantong nilon dikeluarkan sesuai waktu pengamatan. lubang canula ditutup dengan rapi clan upayakan agar rembesan cairan rumen ataupun kotoran disekitar canula dibersihkan . Bila diperlukan. untuk mencegah lalat agar tidak hinggap clan berkembangbiak didaerah canula . beri semprotan gusanex secukupnya disekitar canula .
KESIMPULAN Dari pengalaman clan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan clan perawatan ternak yang berfistula membutuhkan ketrampilan clan perhatian lebih jika dibandingkan dengan pemeliharaan clan perawatan ternak biasa .
DAFTAR PUSTAKA Abdurachman . 1997. Analisis daya cerna beberapa jenis hijauan pada ternak dengan teknik in-vitro . Pros . Lokakarya Fungsional Non Peneliti . Puslitbang Peternakan. pp 148-1 5 2 . Abdurachman . A . clan S . Askar. 2001 . Teknik penyimpanan cairan rumen untuk analisis amonia. Pros . Temu Teknis Fungsional Non Peneliti . Puslitbang Peternakan. pp .] 26-129 . Gunawan clan R.D . Purnama . 2001 . Tekni k Pengambilan cairan rumen pada domba. Pros. Temu Teknis Fungsional Non Peneliti . Puslitbang Peternakan . Pp . 84-88 . Sumantri . M . 1997. Pencukuran bulu domba secara berkala . Pros . Lokakarya Fungsional Non Peneliti . Puslitbang Peternakan .. pp. 25-30 . Suwandi . 1997. Peranan mikroba rumen pada ternak ruminansia . Pros. Lokakarya Fungsional Non Peneliti. Puslitbang Peternakan . pp. 193198.
144
fens leknic f ung.vwiul \on Penelin 100=
Suwandi dan I K . Pustaka . ?000 "Teknik Pemasangan fistula rumen pada domba. Pros. Temu Teknis Fungsinal Non Peneliti . Puslitbang Peternakan pp. 193-198 .