Teamwork dan Collaboration. It’s easier said than done! oleh: Iin Indrawati Widyaiswara Madya PPSDM
Menurut kamus, kata teamwork berarti: the activity of working well together as a team. Sedangkan kata team sendiri berarti: (1) a group of people who play a particular game or sport against another group of people; (2) a group of people who work together at a particular job; (3) two or more animal that are used together to pull a cart, etc. (Oxford Dictionary, 2005) Collaboration memiliki arti: (1) the act of working with another person or group of people to create or produce something; (2) a piece of work produced by two or more people or groups of people working together; (3) the act of helping the enemy during a war when they have taken control of your country (Oxford Dictionary, 2005). Istilah collaboration dalam konteks pekerjaan adalah usaha gabungan antara dua orang dua orang atau lebih, bebas dari agenda tersembunyi, untuk menghasilkan output dalam rangka mencapai tujuan atau prioritas bersama. Dengan kolaborasi, diharapkan output yang dihasilkan lebih besar daripada jika usaha itu dilakukan secara sendiri-sendiri. Kolaborasi lebih dari sekadar teamwork. Collaboration berarti bersama-sama bekerja secara agresif. Teamwork yang baik mampu berkolaborasi lebih dari sekedar bekerja dengan satu sama yang lain. Pada hubungan kolaborasi, terdapat kesempatan untuk bekerja sama yang lebih banyak, terjadi penyebarluasan perintah, terdapat pemahaman dan
solidaritas pada setiap orang yang terlibat,
serta terjadi komunikasi yang intensif.
Berdasarkan pengertian teamwork dan collaboration di atas, maka terdapat tiga unsur dari kedua kata tersebut, yaitu kerja, kebersamaan, dan hasil. Jadi, baik istilah teamwork maupun collaboration mengarah pada suatu hal yaitu hasil. Teamwork dan collaboration sengaja diciptakan untuk pencapaian hasil yang lebih baik. Kamus Kompetensi Kementerian Keuangan menguraikan tingkat kemahiran dan indikator perilaku teamwork dan collaboration sbb: Tingkat Kemahiran
Indikator Perilaku
Deskripsi 1.
Berpartisipasi dalam tim.
• berpartisipasi
sebagai
anggota
tim
yang
baik,
melakukan tugas/bagiannya, mendukung keputusan tim; • memberikan usulan-usulan bagi kepentingan tim. • mendengarkan dan menghargai masukan dari orang lain; • bekerja sama secara efektif dalam interaksi formal dan informal.
2.
Menumbuhkan suasana partisipatif bagi orang lain.
• membantu orang lain dalam menyelesaikan tugastugas mereka untuk mendukung sasaran tim; • berbagi informasi yang relevan atau bermanfaat pada anggota tim; • mendorong dan memberdayakan orang lain, yang
membuat mereka merasa dibutuhkan. 3.
Berperan dalam
• memberikan prioritas yang lebih tinggi kepada tujuan
peningkatan efektivitas tim.
tim dibanding tujuan pribadi; • melihat
kelemahan
tim
dan
mengantisipasi
kemungkinan hambatan; mencari solusi yang tepat.
Pada kenyataannya, ketika kita bekerja dalam suatu tim, maka akan muncul beberapa kemungkinan, antara lain: Keseluruhan anggota tim bekerja dan berkolaborasi Ini adalah kondisi yang paling diharapkan, yang paling ideal. Biasanya hal ini akan terjadi untuk tim yang sudah solid, yang sudah sering bekerja sama sehingga seluruh anggota team berperilaku lebih kurang seperti yang ada di dalam kamus kompetensi. Ada anggota tim yang ingin menjadi freerider Apabila di dalam tim ada anggota yang malas dan biasa bersandar kepada orang lain, besar kemungkinan ia akan menjadi freerider. Sekali dua kali hal ini tidak akan menimbulkan masalah, tetapi lama-kelamaan orang seperti ini akan membuat jengkel anggota tim lainnya yang bekerja keras untuk mencapai hasil yang direncanakan. Bisa juga freerider ini bukan orang yang malas, tetapi tidak punya kemampuan. Kalau alasan ini yang mengemuka, maka menjadi kewajiban seluruh anggota tim untuk ‘mengajarinya’. Ada anggota tim yang dijadikan freerider Mungkin ada beberapa anggota tim yang dianggap tidak bisa melaksanakan tugas/tidak mampu atau kalau diberi pekerjaan malah merepotkan saja sehingga lebih baik kalau orang ini dijadikan freerider saja, toh yang penting namanya sudah masuk ke dalam tim. Kita harus hati-hati dengan hal ini karena tidak semua orang senang dijadikan freerider. Ada anggota tim yang mendapatkan pekerjaan yang under atau over capacity Kadang dalam satu tim, kita tidak mengetahui persis kapasitas atau kemampuan anggota tim. Akibatnya, ada beberapa anggota tim akan mendapatkan tugas yang tidak sesuai dengan kapasitasnya. Yang mendapatkan pekerjaan di bawah kapasitas akan merasa diremehkan, sedangkan yang mendapatkan pekerjaan di atas kapasitasnya akan merasa terbebani. Ketua tim bekerja sendiri
Terdapat kemungkinan ada ketua tim yang bekerja sendiri. Hal ini mungkin terjadi karena berdasarkan pengalamannya, orang-orang yang berada di dalam tim bekerja tidak sesuai dengan harapannya. Bisa juga karena ia ingin mendapatkan ketenaran nama sendiri, atau ia tidak percaya kepada anggota tim. Kalau seorang ketua tim tidak percaya kepada kemampuan anggota timnya, bukan teamwork lagi namanya tapi berubah menjadi standalone-work. Tidaklah mudah untuk mewujudkan kerjasama tim dan kolaborasi dalam suatu kegiatan/organisasi. Menurut pendapat penulis, terdapat beberapa hambatan untuk bekerja sama dalam tim yang solid. Hambatan tersebut antara lain adalah: Komposisi tim yang kurang baik Agar kinerja tim efektif, sebuah tim setidaknya memerlukan lima jenis keterampilan yang berbeda, (1) yaitu keterampilan teknis, (2) keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan, (3) keterampilan mendengarkan dan memberikan umpan balik, (4) keterampilan menyelesaikan pertikaian, dan (5) keterampilan interpersonal secara umum. Kalau kelima keterampilan tersebut tidak ada dalam sebuah tim, kinerja tim tidak akan maksimal. Visi dan cara pandang anggota tim yang berbeda Ada kalanya visi dan cara pandang anggota tim terhadap suatu masalah tidak sama. Tentu saja tidak mudah untuk menyamakan visi dan cara pandang anggota tim, apalagi kalau di dalam tim tersebut bergabung orang-orang yang pintar dan agak berbeda latar belakang maupun kedalaman keilmuannya. Hubungan antar anggota tim tidak atau belum harmonis. Untuk suatu organisasi yang hubungan antar pegawainya kurang atau belum harmonis, atau pernah ada konflik sebelumnya, kerja tim memerlukan usaha yang keras. Demikan juga dengan organisasi yang pegawai-pegawainya masih baru, chemistry kerja timnya pasti belum terbentuk.
Ketua tim tidak percaya kepada kemampuan anggota tim Dalam suatu kerja sama tim, bisa saja terjadi ketua tim memang membagi pekerjaan kepada semua anggota, tetapi sebenarnya ia tidak percaya kepada kemampuan satu atau beberapa orang anggota timnya, sehingga pekerjaan si anggota tim ini diambilalih olehnya. Kalau ketua tim tidak percaya kepada atau menganggap remeh anggota tim, maka ia tidak akan mendengarkan pendapat anggota tim. Hasil kerja anggota tim dikumpulkan tapi tidak dimasukkan ke dalam hasil kerja tim. Hal ini tentu saja akan mengecewakan anggota tim yang sudah bersusah payah mengerjakan tugasnya. Ketidakjelasan peran masing-masing anggota tim Kadang-kadang dalam satu kerjasama tim, ketua tim tidak menjelaskan dengan baik peran dari tiap-tiap anggota. Apakah para anggota tim itu sebagai kontributor materi kerja sama tim, pengolah, atau penanggungjawab juga. Tidak fokus terhadap tujuan teamwork Seringkali dalam mengerjakan suatu pekerjaan tim, para anggota tim juga mempunyai pekerjaan-pekerjaan lain yang harus diselesaikan. Deadline dari masing-masing pekerjaan anggota tim tersebut berbeda-beda, akibatnya kerja tim menjadi terbengkalai karena anggota tim tidak fokus terhadap tujuan kerja tim. Ada anggota tim yang ingin menonjol sendiri/lebih suka bekerja sendirian Kerja tim yang paling baik bisa dilihat dalam permainan sepak bola. Di dalam klub sepak bola ada pemain depan, pemain belakang, pemain tengah, kiper, dan striker. Semua ada tugasnya sendiri-sendiri. Ketika ada pemain belakang yang ingin menggolkan bola sendiri dan tidak mengopernya kepada pemain yang lain, golnya tidak akan terjadi, bahkan mungkin ia akan kebobolan karena barisan belakangnya kosong. Untuk orang yang seperti ini mungkin sebaiknya tidak diberi pekerjaan yang melibatkan kerja sama dengan orang lain dalam satu tim.
Dari beberapa hambatan untuk kerja sama tim yang disebutkan sebelumnya, menurut pendapat penulis yang paling penting untuk diperhatikan adalah hubungan antar anggota tim yang kurang harmonis atau pernah ada konflik sebelumnya. Hambatan apapun yang menghadang, kalau hubungan antaranggota timnya baik, bisa dikomunikasikan dan diselesaikan serta tidak akan menimbulkan ketersinggungan antar anggota tim.
DAFTAR PUSTAKA Wehmeier, S. 2005. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Oxford : Oxford University Press. ________, … , Kamus Kompetensi Kementerian Keuangan Modul DBK Pelaksana, PPSDM 2012 Robbins, S. P. 2008. The Truth about Managing People. Jakarta: Esensi. Walgito, B. 2007. Psikologi Kelompok. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Magin, Michael 2004. Making TEAMS Work 24 Poin Penting Seputar Kesuksesan dalam Kerja sama. Jakarta. PT Bhuana Ilmu Populer. Jakarta. McGraw-Hill Companies. New York. Kuncoro Jede. 2007. From Competing to Collaborating. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta http://www.tnol.co.id/tips-trik/12684-12-cara-membangun-team-work.html http://alchemy.co.id/pr-agency/how-to-create-a-solid-teamwork/ http://hrconcern.blogspot.com/2012/05/penyebab-lemahnya-teamwork.html http://inginsukses.blogdetik.com/2011/02/27/teamwork-and-leadership/