Profil Kabupaten Kampar
PEREKONOMIAN
BAB 4
4.1.
KONDISI PEREKONOMIAN 2008
4.1.1. PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari pendapatan nasional atau dalam kontek daerah dapat kita lihat dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Kampar atas dasar harga berlaku tahun 2007 yaitu sebesar Rp 9.147,02 milyar dan meningkat di tahun 2008 menjadi Rp 11.331,80 milyar. Tabel 4.1 : PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tanpa Migas Kabupaten Kampar Tahun 2007-2008 (Milyar Rupiah) LAPANGAN USAHA 1. Pertanian
2007
2008
5.443,86
6.719,26
296,39
371,91
1.643,45
1.961,05
9,21
10,10
5. Bangunan
379,84
554,06
6. Perdangangan
599,79
780,89
7. Pengangkutan
230,50
297,31
93,25
119,21
450,73
517,11
9.147,02
11.331,80
2. Pertambangan 3. Industri 4. Listrik
8. Bank dan Keuangan 9. Jasa PDRB Sumber : BPS Kabupaten Kampar
4-1
Profil Kabupaten Kampar
Struktur ekonomi Kabupaten Kampar dipegang oleh tiga sektor kunci yaitu sektor pertanian, industri dan perdagangan. Pada tahun 2007 sumbangan sektor pertanian sebesar 59,51 %, sektor industri sebesar 17,97 % dan sektor perdagangan sebesar 6,56 %. Pada tahun 2008 sumbangan sektor pertanian menjadi 59,30 %, sektor industri sebesar 17,31 % dan sektor perdagangan sebesar 6,89 %. Tabel 4.2 : Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Kampar Tahun 2007-2008 (%) LAPANGAN USAHA 1. Pertanian
2007
2008 59,51
59,30
3,24
3,28
17,97
17,31
4. Listrik
0,10
0,10
5. Bangunan
4,15
4,89
6. Perdangangan
6,56
6,89
7. Pengangkutan
2,52
2,62
8. Bank dan Keuangan
1,02
1,05
9. Jasa
4,93
4,56
100,00
100,00
2. Pertambangan 3. Industri
PDRB Sumber : BPS Kabupaten Kampar
Berdasarkan besarnya kontribusi masing-masing sektor kunci tersebut menunjukkan bahwa siklus proses produksi dalam perekonomian Kabupaten Kampar telah dapat meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian. Hal ini terlihat dari besarnya kontribusi sektor pertanian yang didukung dengan terus berkembangnya sektor industri pengolahan untuk mengolah hasil-hasil pertanian di daerah ini. Berkembangnya sektor industri telah mendorong berkembangnya sektor perdagangan. Hal ini berarti hasil produksi pertanian masyarakat tidak langsung dijual ke pasar tetapi diolah terlebih dahulu melalui proses industri kemudian baru dijual ke pasar. Sehingga dapat meningkatkan nilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. 4-2
Profil Kabupaten Kampar
4.1.2. PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan bahwa dari tahun 2007 sampai tahun 2008 telah terjadi peningkatan pendapatan yaitu dari Rp. 3.773,57 milyar meningkat menjadi Rp. 4.074,42 milyar. Tabel 4.3 : PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tanpa Migas Kabupaten Kampar Tahun 2007-2008 (Milyar Rupiah) LAPANGAN USAHA 1. Pertanian
2007
2008
2.238,22
2.383,95
2. Pertambangan
174,29
198,02
3. Industri
312,55
345,37
4,03
4,40
5. Bangunan
165,08
181,90
6. Perdangangan
404,62
446,54
7. Pengangkutan
129,47
139,16
46,23
51,97
299,08
323,12
3.773,57
4.074,42
4. Listrik
8. Bank dan Keuangan 9. Jasa PDRB Sumber : BPS Kabupaten Kampar
Meningkatnya PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Kampar tahun 2008 dibandingkan tahun 2007 telah mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar tumbuh sebesar 7,97%. Pertumbuhan sektor tertinggi disumbangkan oleh sektor pertambangan sebesar 13,62% dan diikuti oleh sektor bank dan lembaga keuangan lainnya sebesar 12,42% sedangkan pertumbuhan sektor terendah disumbangkan oleh sektor pertanian sebesar 6,51%.
4-3
Profil Kabupaten Kampar
Tabel 4.4 : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kampar Tahun 2007-2008 (%) LAPANGAN USAHA 1. Pertanian
2007
2008 6,71
6,51
2. Pertambangan
13,93
13,62
3. Industri
10,48
10,50
4. Listrik
8,94
9,18
5. Bangunan
9,82
10,19
6. Perdangangan
9,42
10,36
7. Pengangkutan
8,64
7,48
11,72
12,42
7,79
8,04
7,97
7,97
8. Bank dan Keuangan 9. Jasa PDRB Sumber : BPS Kabupaten Kampar
4.1.3. INVESTASI Dalam upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas dan berkelanjutan, perekonomian daerah perlu didukung dengan investasi di sektor-sektor produktif dan jasa. Nilai investasi di Kabupaten Kampar pada tahun 2007 sebesar Rp. 5.410,67 milyar, terdiri dari investasi pemerintah sebesar Rp. 1.446,16 milyar dan masyarakat sebesar Rp. 3.964,51 milyar. Nilai investasi pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 6.139,90 milyar dengan investasi pemerintah sebesar Rp. 1.547,41 milyar dan investasi masyarakat sebesar Rp. 4.592,49 milyar. Investasi swasta dirasakan semakin penting mengingat kapasitas fiskal pemerintah yang terbatas sehingga sulit untuk selalu dijadikan sebagai sumber utama pertumbuhan. Dampak pengganda yang diciptakan dari peningkatan investasi adalah meningkatnya pemanfaatan sumberdaya secara optimal dalam kegiatan produksi, berkembangnya kegiatan perdagangan antardaerah, dan terciptanya nilai tambah yang lebih besar.
4-4
Profil Kabupaten Kampar
Tabel
4.5 : Jumlah Investasi Kabupaten Kampar Tahun 2007-2008 (Milyar Rupiah) LAPANGAN USAHA
1. Pertanian
2007
2008 3.534,95
3.718,42
70,99
164,86
2.554,98
2.325,22
- Peternakan
84,04
109,28
- Kehutanan
775,71
1.056,29
- Perikanan
49,23
62,77
2. Pertambangan
141,07
189,45
3. Industri
752,70
947,68
4,42
7,48
5. Bangunan
190,53
338,93
6. Perdangangan
345,95
471,50
7. Pengangkutan
156,76
172,32
59,96
99,56
224,33
194,56
JUMLAH
5.410,67
6.139,90
PEMKAB KAMPAR
1.446,16
1.547,41
MASYARAKAT
3.964,51
4.592,49
- Tanaman Pangan - Perkebunan
4. Listrik
8. Bank dan Keuangan 9. Jasa
Sumber : Bappeda Kabupaten Kampar, 2008
Pemerintah Daerah mempunyai tanggung jawab dalam memberikan stimulan bagi pengembangan sektor riil melalui peningkatan investasi. Peningkatan investasi tidak hanya akan meningkatkan permintaan agregat, tetapi juga meningkatkan penawaran agregat melalui meningkatnya cadangan modal dan kapasitas produksi yang akan menyerap tenaga kerja. Pemerintah Kabupaten Kampar terus merangsang tumbuhnya investasi swasta melalui langkah-langkah kreatif dan inovatif serta menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan melakukan reformasi birokrasi, membenahi perijinan, dan menghapuskan berbagai hambatan struktural. 4-5
Profil Kabupaten Kampar
4.1.4. KEUANGAN DAERAH Dalam era otonomi, daerah memiliki hak untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan, memungut pajak dan retribusi daerah, dan mengelola kekayaan daerah. Selain itu, daerah mempunyai kewajiban untuk menyediakan layanan publik dan membangun daerah. Sehingga pemerintah daerah dituntut untuk mampu mengelola APBD secara efisien, efektif, relevan, ekonomis dan tanpa kebocoran sebagai instrumen untuk menggerakkan perekonomian daerah, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini juga didukung oleh berkembangnya dunia perbankan seperti Bank Riau, BNI, BRI dan BPR Sari Madu. Tabel 4.6 : Target dan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Kampar Tahun 2008 (Rupiah) Jenis 1. Pendapatan -
Pendapatan Asli Daerah
-
Dana Perimbangan
-
Lain-Lain Penerimaan Yang Sah
2. Belanja
Target
Realisasi
1.211.840.825.198,05
1.409.253.532.506,48
92.742.870.030,05
102.683.463.213,21
1.118.737.955.168,00
1.306.507.069.293,27
-
-
1.621.261.596.362,83
1.498.661.299.567,51
1.066.726.355.619,20
1.008.721.920.043,21
549.711.240.743,63
486.115.749.511,30
-
Belanja Operasi
-
Belanja Modal
-
Belanja Bagi Hasil
3.824.000.000,00
3.823.630.013,00
-
Belanja Tak Terduga
1.000.000.000,00
-
(409.780.771.164,78)
(89.407.767.061,03)
409.757.821.165,80
386.372.655.276,87
(22.949.998,98)
296.964.888.215,84
3. Surplus/Defisit 4. Pembiayaan 5. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Sumber : Bagian Keuangan Setda Kabupaten Kampar, 2008
Dalam APBD Kabupaten Kampar tahun 2008 terjadi defisit sebesar Rp. 89.407.767.061,03. Namun demikian, defisit yang terjadi tersebut telah diupayakan seminimal mungkin. Hal ini dapat dilihat dari target defisit pada tahun 2008 yang mencapai Rp. 409.757.821.165,80. Defisit yang terjadi ditutupi dari pembiayaan yang mencapai sebesar Rp. 386.372.655.276,87.
4-6
Profil Kabupaten Kampar
4.2.
SEKTOR PERTANIAN Strategi pengembangan pertanian Kabupaten Kampar dilakukan secara
holistik dengan mempertimbangkan seluruh sub sektor pertanian baik kehutanan, perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura serta perikanan dan peternakan. Pengembangan pertanian di Kabupaten Kampar pada dasarnya berbasis pada perkebunan kelapa sawit dan karet yang diusahakan melalui perusahaan perkebunan negara, perusahaan swasta, dan perkebunan rakyat. Untuk meningkatkan pendapatan petani dari sektor pertanian, diperlukan kebijakan
utama
dalam
pengembangan
subsektor
perkebunan
maupun
subsektor-subsektor lainnya sebagai penunjang. Disamping itu, dikembangkan juga kebijakan pendukung meliputi aspek pengembangan infrastruktur, pengembangan ekonomi regional, dan pengembangan ekonomi kerakyatan. Berdasarkan Masterplan Pembangunan Pertanian Kabupaten Kampar dengan mempertimbangkan kesesuaian agroekosistem dan kondisi sosial ekonomi, maka pengembangan pertanian dilihat berdasarkan aspek pewilayahan menunjukkan bahwa hampir semua kecamatan di Kabupaten Kampar berpotensi untuk pengembangan komoditas buah-buahan dengan pilihan jenis buahbuahan tertentu sedangkan komoditas palawija merupakan unggulan bagi sebagian besar kecamatan kecuali Kecamatan XIII Koto Kampar dan Bangkinang Barat. Komoditas peternakan menjadi unggulan untuk 14 kecamatan yang meliputi Kecamatan XIII Koto Kampar, Bangkinang Seberang, Siak Hulu, Kampar, Tapung, Tambang, Bangkinang Barat, Kampar Kiri Hulu, Kampar Kiri Hilir, Tapung Hulu, Tapung Hilir, Bangkinang, Salo dan Perhentian Raja dengan pilihan ternak meliputi sapi potong, kerbau, kambing, ayam ras pedaging dan petelur, ayam buras, dan itik. Sementara itu pewilayahan perikanan yang didasarkan pada sektor perairan menunjukkan bahwa perikanan menjadi unggulan pada 7 kecamatan yaitu Kecamatan Kampar Kiri, XIII Koto Kampar, Siak Hulu, Kampar, Bangkinang Barat, Kampar Kiri Hilir, dan Bangkinang.
4-7
Profil Kabupaten Kampar
4-8
Profil Kabupaten Kampar
4.2.1. TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Potensi lahan tanaman pangan di Kabupaten Kampar hampir tersebar diseluruh wilayah ini. Berbagai jenis tanah yang terdapat pada lahan-lahan di Kabupaten Kampar pada umumnya cocok untuk pengembangan usaha tanaman pangan. Pada tahun 2008 luas panen tanaman pangan untuk padi sawah, padi ladang, palawija dan sayur-sayuran seluas 19.897 Ha dengan total produksi 102.581,86 ton. Tanaman palawija yang dikembangkan seperti jagung, ubi kayu ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Jenis sayuran yang dikembangkan seperti kacang panjang, terong, pitulo, ketimun, kangkung, bayam dan lain-lain. Luas panen buah-buahan sebanyak 2.152.287 batang dengan total produksi sebanyak 7.515,17 ton. Buah-buahan yang dikembangkan seperti mangga, durian, nenas, pisang, rambutan, dan lain-lain. Tabel 4.7 : Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Kampar Tahun 2008 NO 1 2 3 4 5
Keterangan Padi Sawah Padi Ladang Palawija Sayur-sayuran Buah-buahan (Batang)
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
6.005 5.686 5.141 3.065 2.152.287
28.607,94 15.694,49 30.918,63 27.360,80 7.515,17
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kampar, 2008
Pengembangan tanaman pangan dan hortikultura dalam jangka panjang di Kabupaten Kampar mempunyai sasaran untuk proteksi lahan usahatani padi, palawija, dan hortikultura, pengembangan dan penerapan teknologi untuk peningkatan produksi dan produktivitas, peningkatan kualitas SDM pertanian, pengembangan dan pemantapan kelembagaan dan infrastruktur pendukung pertanian. Dalam jangka menengah regulasi kebijakan untuk mempertahankan lahan tanaman pangan dan hortikultura merupakan prioritas utama agar lahanlahan pertanian tersebut tidak berubah fungsi ke penggunaan lain.
4-9
Profil Kabupaten Kampar
4.2.2. PERKEBUNAN Perkebunan saat ini merupakan kelompok usaha komoditi yang dianggap memberikan keuntungan lebih tinggi bagi para petani dibandingkan dengan usaha pengembangan tanaman pangan. Usaha perkebunan yang banyak dikembangkan di Kabupaten Kampar yaitu perkebunan kelapa sawit, karet, gambir, kelapa, kemiri, kopi, pinang dan kakao. Tabel 4.8 : Luas Tanaman dan Produksi Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Kampar Tahun 2008 Komoditi Perkebunan Kelapa Sawit
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
316.728
1.248.139
99.224
57.510
Kelapa
2.758
1.503
Gambir
4.748
1.333
308
59
423.766
1.308.544
Karet
Kemiri, Kopi, Pinang, Kakao TOTAL Sumber :Dinas Perkebunan
Diantara berbagai komoditi perkebunan yang terdapat di Kabupaten Kampar, komoditi perkebunan kelapa sawit merupakan komoditi yang menjadi primadona untuk dikembangkan. Sehingga luas lahan kelapa sawit setiap tahunnya terus meningkat dan sampai dengan tahun 2008 luasnya mencapai 316.728 Ha dengan jumlah produksi sebanyak 1.248.139 ton. Selain perkebunan kelapa sawit, di Kabupaten Kampar juga banyak diusahakan perkebunan karet yang luasnya mencapai 99.224 Ha dengan produksi mencapai 57.510 ton pada tahun 2008. Perkebunan gambir di Kabupaten Kampar banyak terdapat di Kecamatan XIII Koto Kampar, dimana luasnya pada tahun 2008 mencapai 4.748 Ha dengan jumlah produksi 1.503 ton dan telah menjadi komoditas ekspor ke beberapa negara seperti India dan Jepang.
4 - 10
Profil Kabupaten Kampar
4.2.3. PETERNAKAN Pembangunan peternakan di Kabupaten Kampar ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan konsumsi pangan asal ternak yang cukup, mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau, meningkatkan ketersediaan pangan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH), meningkatkan profesionalisme aparatur dan petani, meningkatkan skala usaha tani ternak dan pendapatan peternak, meningkatkan lapangan kerja, meningkatkan peran kelembagaan peternak,
pengusaha
dan
lembaga
terkait
lainnya,
serta
optimalisasi
pemanfaatan SDA secara lestari untuk mendukung ketersediaan pangan ternak. Tabel 4.9 : Jumlah Ternak Yang Dipotong dan Produksi Menurut Jenis Ternak Tahun 2008 Jenis Ternak
Jumlah (Ekor)
Produksi Daging (Kg)
1. Sapi
1.957
220.204
2. Kerbau
8.929
1.339.312
10.191
124.839
1.650.913
1.337.239
820.440
984.528
6. Ayam Petelur
10.806
24.313
7. Itik
19.796
19.796
8. Itik Manila
17.127
17.127
2.540.159
4.067.358
3. Kambing Domba 4. Ayam Buras 5. Ayam Pedaging
Jumlah Sumber
: Dinas Peternakan Kabupaten Kampar, 2008
Berdasarkan tujuan tersebut pada tahun 2008, Kabupaten Kampar telah mampu menyediakan ternak besar maupun ternak kecil yang dipotong sebanyak 2.540.159 ekor dengan produksi daging sebanyak 4.067.358 Kg. Pemerintah daerah terus mendorong pengembangan kualitas manajemen, kemandirian, volume dan kontiunitas usaha, sistem agribisnis mulai dari agribisnis hulu, On Farm (budidaya), pengolahan, pemasaran dan sub-sistem penunjang peternakan.
4 - 11
Profil Kabupaten Kampar
4.2.4.
PERIKANAN Produksi perikanan Kabupaten Kampar pada tahun 2008 mencapai
20,105.89 ton dengan nilai produksi sebesar Rp 283.803,46 juta. Usaha perikanan yang banyak dikembangkan di Kabupaten Kampar yaitu perikanan air tawar dengan produksi 803,30 ton, perikanan budidaya kolam dan keramba dengan produksi masing-masing sebanyak 12.325,31 ton dan 6.972,28 ton. Jumlah Produksi tersebut telah melebihi kebutuhan konsumsi masyarakat Kabupaten Kampar. Jenis ikan yang banyak dikembangkan dan dikonsumsi masyarakat adalah jenis ikan patin jambal (Pangasius djambal), patin sutchi (Pangasius sutchi), baung (Mystus spp), jelawat (Leptobarbus hoevani), nila (Tilapia sp), mas (Cyprinis carpio) dan lele (Clarias sp). Tabel 4.10 : Produksi, Nilai Produksi dan Rumah Tangga Perikanan Nelayan Menurut Sektor Perairan di Kabupaten Kampar Tahun 2008 Keterangan Air Tawar Kolam Keramba Pembenihan
Produksi (Ton)
Nilai Produksi (Juta Rupiah)
Rumah Tangga Perikanan Nelayan
803,30
12.932,80
831
12.325,31
147.903,72
6.648
6.972,28
111.556,32
3.254
-
11.410,62
-
Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Kampar, 2008
Pangsa pasar produksi perikanan Kabupaten Kampar bukan saja untuk memenuhi kebutuhan lokal Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau , tetapi juga telah dipasarkan ke beberapa daerah provinsi tetangga seperti Sumatera Barat, Jambi dan daerah lainnya. Bahkan saat ini telah menembus pangsa pasar di beberapa negera tetangga seperti Malaysia. Untuk itu, pengembangan perikanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat diarahkan pada segi kualitas, pilihan jenis yang disukai, dan menjaga kontinuitas produksi.
4 - 12
Profil Kabupaten Kampar
4.2.5.
KEHUTANAN Pengembangan kehutanan di Kabupaten Kampar diarahkan pada
pemeliharaan fungsi hutan sebagai pengendali sistem hidrologi khususnya pengendali banjir dan sumber air untuk mensuplai aliran sungai pada musim kemarau, sebagai pembangkit tenaga listrik, pengendali iklim setempat sebagai penyerap CO 2 dan memproduksi O 2 , penyimpan biodiversitas flora dan fauna. Di Kabupaten Kampar luas hutan lindung mencapai 29.906,04 Ha, hutan produksi seluas 340.100,84 Ha dan hutan konservasi seluas 103.136,29 Ha. Mengingat pentingnya fungsi hutan tersebut maka keberadaan dan kualitas hutan di Kabupaten Kampar harus dilindungi. Tabel 4.11 : Luas Hutan Berdasarkan Fungsinya di Kabupaten Kampar Tahun 2008 No 1
2
Fungsi a b c d a
b
3
a b c d
Hutan Lindung (HL) HL Batang Ulak I HL Batang Ulak II HL Bukit Suligi HL Sungai Kepanasan
Luas (Ha) 29.906,04 12.612,63 10.893,29 5.798,16 601,96
Hutan Produksi Hutan Produksi tetap (HP) - HP Rangau Tamaluku - HP Tanjung Pauh Hutan Produksi Terbatas (HPT) - HPT Batang Lipai Siabu - HPT Batu Gajah - HPT Bukit Permanisan - HPT Minas - HPT Muara Mahat - HPT Sei. Pialan - HPT Tesso Nilo
340.100,84 36.749,42 30.512,49 6.236,93 303.351,42 118.015,51 30.608,95 15.715,86 37.046,21 9.199,91 5.418,98 87.346,00
Hutan konservasi Cagar Alam Bukit Bungkuk Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling Taman Hutan Raya Sutan Syarif Qasim II Taman Wisata Alam Buluh Cina
103.136,29 12.820,35 86.048,36 3.347,21 884,37
Total
473.143,17
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Kampar, 2008
4 - 13
Profil Kabupaten Kampar
4.3.
SEKTOR PERTAMBANGAN Potensi pertambangan di Kabupaten Kampar terdiri dari potensi
pertambangan non migas dan pertambangan migas. Pada tahun 2008, produksi tambang non migas berupa sirtu sebanyak 741.745 ribu M3, pasir sebanyak 61.680 ribu M3, batu bara sebanyak 156.496 ribu ton, kaolin sebanyak 247.114 ribu M3, batu gamping sebanyak 30.486 ribu ton, timah putih sebanyak 1.043 ribu ton, timah hitam sebanyak 849 ribu ton, mangan sebanyak 236.858 ribu ton, bitumen sebanyak 236.858 ton dan pasir kuarsa sebanyak 162.298 ribu M3. Sedangkan produksi pertambangan migas sebanyak 15.004.449,00 barel yang diproduksi oleh BOB. BSP sebanyak 506.622 barel, C & T Siak sebanyak 327.766,00 barel dan produksi CPI sebanyak 14.170.061,00 barel. Tabel 4.12 : Produksi Tambang Migas dan Non Migas di Kabupaten Kampar Tahun 2008 No 1
Barang Galian MIGAS (Barel) BOB. BSP
506.622,00
C & T SIAK
327.766,00
CPI 2
14.170.061,00
NON MIGAS Sirtu (Ribuan M3)
741.745
Pasir (Ribuan M3)
61.680
Batu Bara (Ribuan Ton)
156.496
Koalin (Ribuan M3)
247.114
Batu Gamping (Ribuan Ton) Timah Putih (Ribuan Ton) Timah Hitam (Ribuan Ton)
Sumber
Produksi
30.486 1.043 849
Mangan (Ribuan Ton)
236.858
Bintumen (Ribuan Ton)
236.858
Pasir Kuarsa (Ribuan M3)
162.298
: Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kampar, 2008
4 - 14
Profil Kabupaten Kampar
Pertambangan migas merupakan penyumbang terbesar terhadap alokasi anggaran pembangunan Kabupaten Kampar. Pada tahun 2008, penerimaan dari Dana Bagi Hasil (DBH) migas Kabupaten Kampar sebesar Rp. 61.769.694.408 yang berasal dari minyak bumi sebesar Rp. 25.499.319.522 dan gas alam sebesar Rp. 36.270.694.408.
Sebagian besar kebutuhan bahan tambang galian seperti pasir dan sirtu untuk pembangunan infrastruktur perumahan, jalan dan jembatan, pelabuhan dan lain sebagainya di Provinsi Riau di supplay dari Kabupaten Kampar. Hal ini menjadikan pertambangan galian di Kabupaten Kampar memiliki peranan yang strategis dalam penyediaan bahan baku infrastruktur di Provinsi Riau. Demi kelangsungan dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, pemerintah daerah terus berupaya melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap setiap kegiatan pertambangan. 4 - 15
Profil Kabupaten Kampar
4.4.
SEKTOR INDUSTRI Di Kabupaten Kampar sektor
industri
berkembang
mulai
dari
industri kecil hingga industri besar. Berkembangnya sektor industri di daerah
ini
meningkatnya
telah nilai
mendorong tambah
dari Industri Keripik Nenas
barang dan jasa yang dihasilkan. Sampai dengan tahun 2009 terdapat sebanyak 122 perusahaan industri yang terdiri dari industri logam, mesin dan kimia sebanyak 55 unit usaha, aneka industri sebanyak 25 unit
usaha,
dan
industri
hasil
pertanian dan kehutanan sebanyak 42 unit usaha dengan total tenaga kerja yang terserap sebanyak 338 orang. Nilai investasi seluruhnya pada tahun 2009 mencapai Rp. 1.857.525.000 dengan nilai produksi yang dihasilkan yaitu sebesar Rp. 12.465.150.000. Tabel 4.13 : Jumlah Perusahaan Industri Menurut Kelompok Industri Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi di Kabupaten Kampar Tahun 2009. Kelompok Industri
Unit Usaha
Tenaga Kerja
Investasi (Rp. 000)
Produksi (Rp. 000)
1. Industri Logam, Mesin dan Kimia (ILUK)
55
144
157.000
785.000
2. Aneka Industri (AI)
25
70
275.500
4.555.150
3. Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK)
42
124
1.425.025
7.125.000
Jumlah
122
338
1.857.525
12.465.150
2008
118
329
1.784.254
11.500.430
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kampar, 2009
4 - 16
Profil Kabupaten Kampar
Produk unggulan industri kecil dan menengah Kabupaten Kampar terdiri dari : 1. Kerupuk Ubi, Dodol Nangka/Pulut dan Raginang Ubi; Terdapat di Kecamatan Bangkinang Seberang dengan kapasitas produksi kerupuk ubi 120 kg/tahun, dodol nangka/pulut 140 Kg/tahun dan Raginang ubi 500 Kg/tahun. 2. Salai Ikan dan Kerupuk Patin; Industri Salai Ikan Patin terdapat di Desa Tanjung Belit Lingkungan III dan Desa Penyesawan Air Tiris Kecamatan Kampar dengan kapasitas produksi 15.000 Kg/tahun dan Kerupuk Patin terdapat di Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar dengan kapasitas produksi 600 Kg/tahun 3. Madu Lebah dan Kue Bolu Kering; Usaha madu lebah terdapat di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Desa Kuok Kecamatan Bangkinang Barat
dengan
kapasitas produksi sebanyak
6.000 Kg/tahun. Bolu kering terdapat di Desa Kuok Kecamatan Bangkinang Barat dengan kapasitas produksi 3000 Kg/tahun. 4. Keripik Nangka dan Nenas; Terdapat di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang dengan kapasitas produksi keripik nangka 2.000 Kg/tahun dan keripik nenas 2.000 Kg/tahun. 5. Minuman Lidah Buaya; Industri minuman ini terdapat di Desa Kubang Raya Kecamatan Siak Hulu dengan kapasitas produksi 150 karton/tahun 6. Tudung Saji; Terdapat di Desa Petapahan Kecamatan Tapung dengan kapasitas produksi 440 kodi/tahun. 7. Pandai Besi; Terdapat di Desa Teratak Rumbio Kecamatan Rumbio Jaya dengan kapasitas produksi 18.500 kodi/tahun.
4 - 17
Profil Kabupaten Kampar
4.5.
SEKTOR PERDAGANGAN Geliat ekonomi di Kabupaten Kampar
dapat
dilihat
dari
terus
meningkatnya
perkembangan kegiatan perdagangan. Berkembangnya kegiatan perdagangan juga didukung dengan sarana dan prasarana infrastruktur pasar, baik yang disediakan oleh pemerintah daerah maupun yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Jumlah pasar yang terdapat di Kabupaten Kampar yaitu sebanyak 75 pasar, yang terdiri dari Pasar Pemda sebanyak 3 pasar, dan pasar desa sebanyak 72 pasar. Pasar-pasar yang terdapat di Kabupaten Kampar sejalan dengan perkembangan peningkatan kegiatan perdagangan masyarakat oleh pemerintah daerah terus dilakukan pengembangan dan perluasan pasar, dimana jumlah pasar yang telah dilakukan pengembangan/ perluasan yaitu sebanyak 59 pasar. Berikut
adalah luas pasar non permanen berdasarkan kecamatan : Tabel 4.14 : Luas Pasar Non Permanen Menurut Kecamatan di Kabupaten Kampar Tahun 2009. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NAMA PASAR Pasar Suka Makmur Pasar Gunung Bungsu Pasar Minggu Pasar Mojopahit Pasar Kota Baru Pasar Suka Maju Pasar Air Terbit Pasar Pandau Permai Pasar Buluh Nipis Pasar Terantang Pasar Padang Sawah
KECAMATAN Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Tapung Tapung Hilir Tapung Hilir Tapung Hilir Tapung Hilir Siak Hulu Siak Hulu Siak Hulu Kampar Kiri
TOTAL
LUAS (Ha) 1 1 0.5 1 0.75 0.5 1 1 1 1 1 9.75
Sumber : Dinas Perindag dan Pasar Kabupaten Kampar, 2009
4 - 18
Profil Kabupaten Kampar
Selain dilakukan pengembangan terhadap pasar-pasar yang ada yang masih
bersifat
non
permanen,
pemerintah
daerah
juga
melakukan
rehabilitasi/renovasi terhadap pasar-pasar desa.
Tabel 4.15 : Luas Rehabilitasi/Renovasi Pasar di Kabupaten Kampar Tahun 2009 Nama Pasar
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Luas Pasar (Ha)
Pasar Air Tiris
Kampar
Air Tiris
4,0
Pasar Rumbio
Kampar
Rumbio
0,9
Pasar Kampar
Kampar Timur
Kampar
1,5
Pasar Petapahan
Tapung
Petapahan
1,0
Pasar Teratak Buluh
Siak Hulu
Teratak
1,5
Sumber : Dinas Perindag dan Pasar Kabupaten Kampar, 2009
4.6.
SEKTOR BANGUNAN Pembangunan berbagai sarana dan prasarana infrastruktur di Kabupaten
Kampar terus mengalami peningkatan. Dinamika pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur fisik baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat di Kabupaten Kampar sangat dipengaruhi oleh tingkat harga-harga disektor bangunan yang tercermin dalam Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK). IKK merupakan angka indeks yang menggambarkan perbandingan tingkat kemahalan harga bangunan/ konstruksi (TKK) suatu kabupaten/ kota
atau
kabupaten/kota
provinsi
terhadap
atau
provinsi
lainnya.
4 - 19
Profil Kabupaten Kampar
Tabel 4.16 : Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2008 Kabupaten/Kota
IKK 2008
Kuantan Singingi
199,90
Indragiri Hulu
206,95
Indragiri Hilir
215,08
Pelalawan
198,81
Siak
210,45
Kampar
199,53
Rokan Hulu
199,99
Bengkalis
215,08
Rokan Hilir
209,51
Pekanbaru
198,89
Dumai
212,00
Riau
204,02
Sumber : BPS Provinsi Riau, 2008
Tingkat kemahalan kontruksi merupakan cerminan dari suatu nilai bangunan/konstruksi atau biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau provinsi. IKK Kabupaten Kampar sebesar 199,53 pada tahun 2008 masih relative rendah bila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Riau, misalnya IKK Kota Dumai mencapai 212, Bengkalis sebesar 215, Siak sebesar 210 dan Rokan Hilir sebesar 209. Hal ini menunjukkan bahwa berbagai harga kebutuhan barang bangunan di Kabupaten Kampar masih relatif terjangkau.
4 - 20