1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah Benua Australia dan Benua Asia, sedangkan samudera yang mengapit adalah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Letak geografis Indonesia sangat menentukan perubahan musim di Indonesia. Pergantian musim di Indonesia disebabkan oleh angin muson yang berhembus setiap setengah tahun dan berganti arah. Secara astronomis, Indonesia terletak diantara 60 LU - 110 LS dan 950 BT – 1410BT. Letak astronomis ini berpengaruh terhadap cuaca dan iklim di Indonesia. Indonesia merupakan daerah tropis merata sepanjang tahun dan mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Iklim tropis menyebabkan Indonesia mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Oleh karena itu, kondisi alam Indonesia sangat subur dan berpotensi untuk pengembangan pertanian. Pada tahun 2005-2007 sektor pertanian menempati urutan ketiga penyumbang bagi PDB di Indonesia. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2005-2009** (Miliar Rupiah) LAPANGAN USAHA Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto Tanpa Migas
Sumber Keterangan
2005
2006
2007
2008*
2009**
Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun)
364.169,3
433.223,4
541.931,5
716.065,3
858.252,0
25,26
309.014,1
366.520,8
440.609,6
540.605,3
591.531,7
17,73
760.361,3
919.539,3
1.068.653,9
1.380.713,1
1.480.905,4
18,40
26.693,8
30.354,8
34.723,8
40.846,1
46.823,1
15,09
195.110,6
251.132,3
304.996,8
419.642,4
554.982,2
30
431.620,2
501.542,4
592.304,1
691.494,7
750.605,0
14,9
180.584,9
231.523,5
264.263,3
312.190,2
352.407,2
18,85
230.522,7
269.121,4
305.213,5
368.129,7
404.116,4
15,13
276.204,2 2.774.281,1
336.258,9 3.339.216,8
398.196,7 3.950.893,2
481.669,9 4.951.356,7
573.818,7 5.613.441,7
20,06 19,34
2.458.234,3
2.967.040,3
3.534.406,5
4.427.193,3
5.146.512,1
20,33
: Badan Pusat Statistik, 2010 (diolah) : *angka sementara ** : angka sangat sementara
Tabel 1. menggambarkan bahwa PDB Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2005-2007 sektor industri pengolahan menempati urutan pertama disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sektor pertanian menempati posisi kedua pada tahun 2008-2009. Sektor yang menyumbangkan PDB terkecil adalah listrik, gas dan air bersih. Pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2005-2008 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun, pada tahun 2009 sektor pertanian mengalami penurunan pertumbuhan. Peningkatan PDB sektor pertanian terbesar terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 32,13 persen dari tahun sebelumnya, yaitu tahun 2007. Rata-rata pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2005-2009** menempati urutan kedua setelah sektor konstruksi. Rata-rata pertumbuhan sektor pertanian adalah 25,26 persen per tahun. Jawa Barat merupakan provinsi tersubur di Indonesia. Jawa Barat berjenis tanah andosol yang sangat subur untuk pertanian, didukung oleh curah hujan tinggi sehingga Jawa Barat memiliki ketersediaan air yang cukup untuk pengembangan pertanian. Komoditas pertanian Jawa Barat meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata agro. Kegiatan pertanian yang ada tidak terlepas dari budaya masyarakat Jawa Barat. Selain dikembangkan dengan cara tradisional, pengembangan budi daya agro di Jawa Barat juga mengadopsi teknologi masa kini untuk menghasilkan produk agro unggulan. Oleh karena itu, wisata agro menjadi suatu wahana untuk memperkenalkan Jawa Barat sebagai provinsi pertanian. Keragaman dan keunikan hasil pertanian yang dihasilkan oleh Jawa Barat serta kekayaan kultural yang sangat beragam mempunyai daya tarik yang kuat untuk dikembangkan sebagai wisata agro. Wisata agro merupakan salah satu alternatif pemasaran produk pertanian yang dapat meningkatkan daya saing pertanian. Peningkatan daya saing produk pertanian dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas produk sesuai dengan permintaan konsumen. Selain itu, peningkatan daya saing produk pertanian juga dapat dilakukan melalui pendekatan lainnya, yaitu dengan memberikan keunikan tersendiri terhadap produk pertanian yang dihasilkan. Salah satu caranya yaitu dengan menawarkan konsep baru di bidang pertanian seperti 2
wisata agro. Wisata agro merupakan konsep gabungan dari aktivitas pertanian dengan wisata alam yang memberikan pemandangan alam yang sejuk dan udara yang bersih. Pada umumnya kunjungan wisatawan ke objek wisata Jawa Barat pada tahun 2005-2007 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Wisatawan yang datang ke Provinsi Jawa Barat terdiri dari wisatawan mancanegata dan wisatawan domestik. Jumlah wisatawan mancanegara cenderung meningkat setiap tahunnya. Berbeda dengan wisatawan mancanegara, kunjungan wisatawan nusantara lebih berfluktuatif. Tabel 2. Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata Jawa Barat Tahun 2005-2007 Wisatawan Wisatawan Tahun Jumlah Mancanegara Nusantara 2005 207.935 16.890.316 17.098.251 2006
227.068
23.859.547
24.086.615
2007
338.950
23.782.302
24.121.252
Sumber : Dinas Pariwisata (2010)
Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa tahun 2005 merupakan tahun yang jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara paling sedikit dibanding tahuntahun lainnya. Tahun 2008 merupakan tahun dimana jumlah wisatawan nusantara paling banyak. Peningkatan pada tahun ini sebesar 41,26 persen dari tahun sebelumnya, tahun 2005. Jumlah wisatawan paling banyak adalah pada tahun 2007 yaitu sebesar 24.121.252 orang. Peningkatan jumlah wisatawan ke Jawa Barat setiap tahunnya harus dimanfaatkan untuk mengembangkan wisata agro. Salah satu kawasan wisata agro yang
potensial
untuk
dikembangkan
adalah
objek
wisata
Kawasan
Agroteknobisnis Sumedang (KAS). Kawasan Agrowisata ini terletak di Dusun Nangorak, Desa Margamekar, Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. KAS memiliki konsep memberdayakan masyarakat
3
pedesaan
dengan
mengembangkan
sistem
pertanian
agroeduteknobisnis dan berwawasan lingkungan.
yang
berorientasi
1
1.2 Perumusan Masalah KAS terbentuk dari hasil kerja sama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan pemerintah Jawa Barat, khususnya pemerintahan Kabupaten Sumedang. Kerja sama ini dilakukan dalam rangka implementasi ilmu pengetahuan untuk peningkatan daya saing Provinsi Jawa Barat. KAS diresmikan pada tanggal 8 April 2006. Pada tahun 2008 pengelolaan KAS diserahkan sepenuhnya kepada Pemkab Sumedang dan koordinatornya adalah Bapedda Kabupaten Sumedang. KAS resmi menjadi Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) pada tahun 2009 yang diharapkan dapat memberikan pemasukan terhadap penerimaan daerah. KAS merupakan proyek pembangunan yang berorientasi bisnis, sebagai pusat pengembangan teknologi, sebagai pusat pemasyaratan teknologi agribisnis, menerapkan teknologi mutakhir, mengembangkan produk lokal spesifik yang bernilai ekonomi tinggi, dilaksanakan secara terintegrasi, ramah lingkungan dan meminimalkan limbah (zero waste), mampu membiayai diri sendiri (self financing activities) dan memanfaatkan “network” agribisnis. Oleh karena itu, KAS kemudian berkembang menjadi kawasan wisata agro yang mengenalkan pertanian secara terpadu dengan menerapkan teknologi modern. Untuk sektor pertanian, kawasan ini memiliki kebun jagung hibrida, pabrik pengolahan jagung, kebun stroberry, screen house stroberry, screen house gold melon dan sebagian talas semir. Selain itu, di bidang peternakan dan perikanan KAS juga memiliki sapi dan domba serta kolam pemancingan ikan. Tempat peristirahatan juga tersedia di tempat ini. KAS memiliki luas lahan 95,345 dikembangkan
sekitar
20
ha,
sehingga
masih
ha, sedangkan yang baru banyak
peluang untuk
pengembangannya di masa mendatang. Kawasan ini memiliki manfaat yang besar bagi daerah Sumedang dan sekitarnya, khususnya di sektor pertanian dan peternakan. KAS diharapkan dapat 1
Panolih, Krisna P. 2003. Kabupaten Sumedang. http://www.kompas.com/kompascetak/0302/03/nasional/107956.htm. [13 Desember 2009]
4
dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia dan secara maksimal dapat menunjang keberhasilan bagi masyarakat yang membutuhkannya khususnya masyarakat petani dan peternak. Disamping itu, kawasan ini juga dijadikan sebagai pusat konsultasi andalan bagi petani sekitar seperti konsultasi mengenai teknologi pertanian, peternakan beserta pengembangannya dan konsultasi mengenai metode tepat guna untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memiliki keunggulan tersendiri. KAS adalah salah satu tempat wisata yang menjanjikan kedekatan pengunjung dengan alam. Pengunjung bisa melihat berbagai macam komoditas agro yang dikembangkan. Selain itu, pengunjung bisa bermain dan belajar mengenai hal yang berkaitan dengan agro dengan menggunakan teknologi yang modern. Namun, jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke tempat ini masih rendah, kurang dari satu persen dari keseluruhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sumedang (Tabel 3.). 600.000 477.732
500.000 400.000
433.520 371.108
490.353
446.201
384.024
300.000 200.000 100.000 12.916
12.681
12.621
0 2007
2008 Wisman
2009 Wisnus
Total
Gambar 1. Jumlah Pengunjung ke Objek Wisata Kabupaten Sumedang 20072009 Sumber : Disbudparpora Kabupaten Sumedang, 2010 (diolah)
Menurut data pada Gambar 1 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Sumedang cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Sebaliknya, jumlah kunjungan wisatawan domestik mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah wisatawan mancanegara ke Kabupaten Sumedang paling kecil terjadi pada tahun 2009. Pada tahun 2008 jumlah 5
wisatawan nusantara yang datang ke Kabupaten Sumedang meningkat sebesar 16,82 persen dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan Jumlah wisatawan yang datang ke Sumedang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tabel 3. Jumlah Wisatawan ke Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) Tahun 2007-2008 Tahun
Bulan (orang)
Jumlah
Jan
Feb
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
2007
778
878
847
1000
623
638
1047
610
948
650
545
1615
10179
2008
-
-
658
267
409
1041
501
678
804
1020
-
-
5378
Sumber : Kawasan Agroteknobisnis Sumedang, 2009 (diolah) Keterangan : Data hanya tersedia sampai tahun 2008
Berdasarkan data pada Tabel 3, jumlah wisatawan ke KAS menurun dari tahun 2007 – 2008. Pada tahun 2008 ada beberapa bulan yang sama sekali tidak ada wisatawan yang berkunjung ke KAS. Padahal pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisatawan ke Sumedang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. KAS menetapkan target 1000 orang wisatawan setiap bulannya,tapi realisasinya hanya beberapa bulan saja yang bisa mencapai target tersebut, yaitu bulan April, Juli, dan Desember pada tahun 2007 serta bulan Juni dan Oktober pada tahun 2008. Bulan-bulan tersebut bertepatan dengan liburan sekolah dan libur Idul Fitri. Sedikitnya jumlah wisatawan yang berkunjung menyebabkan KAS sampai saat ini belum bisa memberikan pemasukan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumedang. Jumlah kunjungan wisatawan yang sedikit disebabkan oleh kurangnya promosi yang dilakukan oleh KAS sehingga banyak wisatawan yang belum mengetahui keberadaan KAS. Selain itu, pengemasan kegiatan wisata agro yang ditawarkan masih belum bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke KAS, dengan kata lain strategi yang dipakai oleh KAS untuk menarik perhatian pengunjung masih belum optimal. Lemahnya
aspek
manajemen
KAS
terutama
dalam
fungsi
pengorganisasian merupakan salah satu kendala bagi KAS. Keterbatasan sumberdaya pengelola dan peralihan pengelolaan KAS dari BPPT ke Pemkab Sumedang memberikan pengaruh besar terhadap kebijakan dan manajemen usaha yang dilakukan. Pada dasarnya KAS memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan usaha. Namun, hal tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan. 6
Kurangnya pemanfaatan potensi yang dimiliki saat ini dikarenakan KAS menghadapi kendala baik dari sisi internal maupun eksternal yang memberikan pengaruh terhadap kelangsungan usaha. Pada lingkungan eksternal, pengetahuan masyarakat tentang keberadaan KAS masih kurang. Oleh karena itu, KAS membutuhkan strategi
yang tepat
agar mampu bersaing dan
mampu
mengembangkan usahanya sehingga mampu memberikan pemasukan yang besar terhadap pendapatan daerah yang akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sumedang. Dari penjabaran di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu : 1. Faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi KAS? 2. Bagaimana strategi pengembangan yang dapat diterapkan oleh KAS? 3. Strategi apa yang menjadi prioritas dalam pengembangan KAS? 1.3 Tujuan Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi
faktor
internal
dan
eksternal
berupa
kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman bagi KAS. 2. Merumuskan strategi pengembangan yang dapat diterapkan oleh KAS. 3. Menganalisis strategi yang bisa menjadi prioritas dalam pengembangan KAS. 1.4 Manfaat Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Untuk penulis Penelitian ini akan melatih dan menambah kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi dengan pihak perusahaan maupun masyarakat serta meningkatkan peran mahasiswa dalam memberikan masukan kepada sebuah perusahaan tentang strategi pengembangan bisnisnya.
7
2. Untuk Pemerintah daerah Penelitian ini akan memberikan informasi dan memberikan alternatif perumusan strategi pengembangan wisata agro sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Pemkab Sumedang khususnya BAPEDDA Sumedang untuk mengembangkan KAS agar dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dan perekonomian mayarakat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. 3. Untuk Peneliti Kegiatan penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan
bahan
referesi mengenai studi strategi pengembangan usaha serta sebagai rujukan bagi peneliti selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah merumuskan strategi yang tepat untuk pengembangan KAS dari segi internal dan eksternalnya. Fokus kajian hanya pada objek wisata agro KAS. Analisis kajian melibatkan kepala UPTB KAS sebagai pihak yang mengelola KAS, Bappeda kabupaten Sumedang, dan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sumedang.
8