SURVE TENTANG MASALAH YANG DIALAMI SISWA YANG NILAINYA DI BAWAH KKM (KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL) DI SMP NEGERI 2 BANGKINANG 1)
Sri Lestari 1), Dra. Hj. Elni Yakub, MS 2), Prof. DR. H. Zulfan Saam, MS 2) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling, Email:
[email protected] 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bimbingan Konseling FKIP Universitas Riau
ABSTRACT This study aims to describe the problems of social relationships, and physical health, early personal, leisure / leisure, relationships within the family, teaching education, economics and finance, religion, values, and moral values of students under KKM in SMP 2 Bangkinang. The population was all students in the class I have a problem that the value under the KKM in SMP Negeri 2 Bangkinang which totaled 349 students. The samples in this study were all members of the population to become members of the sample (sample total or saturated) that has problems for more details and a population-based sample of 50 siswa.Hasil in this study found that: 1) Problems experienced by students whose value is below KKM (Complete Minimal Criteria) aspects of social relationships are a problem on the issue of not able to act according to societal expectations. 2) Problems experienced by students whose value under KKM (Complete Minimal Criteria) aspects of physical and health problems are the easy feel fatigued or tired. 3) Problems experienced by students whose value under KKM (Complete Minimal Criteria) aspects of the problem of self contained on fear of making mistakes, hesitate in taking decisions. 4) Problems experienced by students whose value under KKM (Complete Minimal Criteria) aspects of the problem of free time / leisure are the lack of skills that can be used to fill spare time. 5) Problems experienced by students whose value under KKM (Complete Minimal Criteria) aspects of problems in family relationships are at the thought of how where do I repay parents. 6) Problems experienced by students whose value under KKM (Complete Minimal Criteria) aspects of the problem of education and pelajaranterdapat sure that is learned quickly forgotten. 7) Problems experienced by students whose value under KKM (Complete Minimal Criteria) economic and financial aspects of the problems found in the natural environment kele3starian troubling because the extent of contamination. 8) Problems experienced by students whose value under KKM (Complete Minimal Criteria) aspect of religious issues, values and morals are at haunted by guilt. Keywords: Problems KKM (Complete Minimal criteria) students A. PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
1
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003). Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Masalah belajar yang terjadi dikalangan murid sering kali terjadi dan menghambat kelancaran proses belajar siswa. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang mempengaruhi siswa. Faktor-faktor ini umumnya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala sesuatu yang ada pada diri siswa yangmenunjang pembelajaran, seperti inteligensi, bakat, kemampuan motorik pancaindra,dan skema berpikir. Faktor ekstern merupakan segala sesuatu yang berasal dari luardiri siswa yang mengkondisikannya dalam pembelajaran, seperti pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar-mengajar, strategi belajar-mengajar, fasilitas belajar dan dedikasi guru. Keberhasilannya mencapai suatu tahap hasil belajar memungkinkannya untuk belajar lebih lancar dalam mencapai tahap selanjutnya. Keadaan seperti di atas berpengaruh pula kepada kehidupan individu sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Individu dihadapkan pada situasi yang penuh dengan perubahan-perubahan yang serba kompleks itu. Seperti telah singgung diatas, perubahan dan perkembangan zamanmoderen menimbulkan berbagai masalah yang menyangkut dengan kompleksnya jenis-jenis dan syaratsyarat pekerjaan, jenis dan pola kehidupan, jenis dan kesempatan pendidikan, persaingan antar individu dan sebagainya. Dengan demikian individu dituntut untuk lebih mampu menghadapi masalah seperti masalah penyasuaian diri, masalah pemilihan pekerjaan, masalah perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah-masalah hubungan sosial, masalah keluarga, masalah keuangan, dan masalah-masalah pribadi. Profil belajar peserta didik lebih banyak dalam perilaku belajar menyimak kegiatan informasi Sehingga siswa tidak bersemangat atau tidak bergairah mengikuti bahan pelajaran. Akibatnya setiap dilakukan ujian atau ulangan hasilnya rendah dan tidak mencapai KKM. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas. Alasan-alasan yang dikemukakan siswa berkaitan dengan perolehan prestasinya yang belum memenuhi KKM mendukung pendapat Muhibbin Syah (2010:129) bahwan faktor-faktor nyang mempengaruhi masalah belajar yang dialami siswa di SMP Negeri 2 Bangkinang adalah: 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materimateri pelajaran
2
Beberapa permasalahan di atas merupakan beberapa hal penyebab rendahnya KKM yang dicapai siswa. Melihat dari permasalahan peserta didik di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Survey Tentang Masalah yang Dialami Siswa yang nilainya di Bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang”. Menurut Surya (2001:104) masalah adalah ketidak sesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihatnya sebagai tidak terpenuhinya sesuatu kebutuhan seseorang dan ada pula yang mengartikan sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan Prayitno memberikan batasan tentang masalah sebagai sesuatu yang (1) tidak disukai adanya, (2) menimbulkan kesulitan bagi diri dan orang lain, (3) dan adanya keinginan untuk menghilangkanya. Untuk merefleksikan pengertian masalah tersebut, dapat dilihat diri kita sendiri. Bila dalam diri ada sesuatu yang tidak dikehendaki, tidak disukai atau tidak berkenan pada diri sendiri, sehingga dapat menimbulkan bagi diri dan atau bagi orang lain. Jika ada maka dapat dikatakan dalam diri kita ada masalah. Masalah dapat dialami oleh siapapun, termasuk siswa SMP. Untuk itu perlu diupayakan penanggulanganya. Masalah yang dialami dapat bermacam-macam menurut corak dan ragamnya. Keragaman tersebut dapat pula dilihat dari intensitas dan kuantitasnya. Secara intensitas, masalah siswa dapat bergerak dari masalah yang bersifat temporer (masalah ringan), sampai pada tingkat yang sedang yang berupa neurosis, dan berat yang berupa psikosis. Pada kesempatan ini masalah yang dipaparkan lebih berorientasi pada kuantitasnya atau macamnya. Prayitno (1985) menyusun klasifikasi masalah yang dihadapi siswa menjadi enam klasifikasi: 1) Masalah perkembangan jasmani dan kesehatan. 2) Masalah keluarga dan rumah tangga. 3) Masalah-masalah psikologis. 4) Masalah-masalah social. 5) Masalah kasulitan dalam belajar. 6) Masalah motivasi dan pendidikan pada umumnya. Ahli lain, Stouffer (1968), mengadakan penelitian tentang tingkah laku bermasalah pada murid SD, dengan responden 481 guru SD di Amerika Serikat. Hasilnya menemukan 50 jenis masalah tingkah laku pada murid sekolah dasar. Kelimapuluh tingkah laku tersebut adalah: pencuri, kekejaman, aktivitas heteroseksual, sering bolos, tidak sopan, merusak barang sekolah, tidak berpendirian, suka bohong, tidak patuh, tertekan, membenci orang lain, mudah marah, suka mengasingkan diri, bicara/menulis cabul, sering murung menyontek, menyontek, egois, suka bertengkar, menguasai orang lain, tidak minat bekerja, lancang, mudah meremehkan orang, mudah dipengaruhi orang, penakut, sering ngompol, mastrubasi, malas, tidak ada perhatian, tidak rapi dikelas, suka cemberut, pengecut, suka mengeritik, mudah tersinggung, tidak hati-hati, pemalu, curiga, suka merokok, keras kepala, tidak praktis, mengucapkan kata-kata kotor, suka menarik perhatian orang, suka jorok, tegang, lamban, berpikir tidak karuan, suka mengadu, suka menyelidiki orang lain, suka mengganggu orang lain, pengkhayal, berbisik-bisik Kelima puluh masalah ini diklasifikasikan menjadi lima kelompok masalah, yaitu: 1) Masalah-masalah penyesuaian tingkah laku, misalnya pencurian, kekejaman, suka mengganggu. 2) Masalah-masalah emosional, misalnya depresi, mudah marah, cemberut, pengecut dan sebagainya. 3) Masalah-
3
masalah moral, misalnya mastrubasi, bicara porno, tidak sopan dan lain sebagainya. 4) Masalah belajar, misalnya bolos, menyontek, lamban dan sebagainya. 5) Masalah-masalah sosial kejiwaan, misalnya membenci orang, menekan orang lain dan sebagainya. Ahli lain menggolongkan masalah-masalah yang dialami siswa dalam enam kategori, yaitu: 1) Masalah-masalah emosional, yaitu gelisah, aktivitas berlebihan, tidak matang, empulsif, murung. 2) Kelemahan intelektual, misalnya tidak bisa memusatkan perhatian, kemampuan rendah, lemah ingatan, syaraf penerimaan tidak berfungsi dengan baik, kebiasaan buruk dalam belajar, hasil belajar rendah. 3) Kurang motivasi, seperti pendusta, bicara porno, sembrono, mencuri, nilai-nilai belum berkembang. 4) Sakit jasmani, seperti sakit kronis, kesehatan buruk. 5) Kesalahsuaian sosial, seperti tingkah laku anti sosial, agresif, konflik, keterasingan, tingkah laku kasar. Dari berbagai ahli tersebut, dapat kita buat klasifikasi masalah yang berkaitan dengan perkembangan murid: 1) Masalah yang berkaitan dengan perkembangan fisik dan kesehatan, diantaranya: kecacatan, gangguan otot gerak, penyakit yang diderita, status kesehatan, gangguan indera. 2) Masalah yang berhubungan dengan belajar diantaranya lamban belajar, lemah belajar, kurang motivasi belajar, prestasi belajar rendah. 3) Masalah-masalah emosional, diantaranya takut, mudah marah, depresi, khawatir, pengecut. 4) Masalah-masalah moral, diantaranya bicara porno, nyontek, berbohong, mencuri, penipu, lari dari tanggung jawab. 5) Masalah penyesuaian, diantaranya kejam, suka mengganggu, tidak mau bekerja sama. 6) Masalah-masalah sosial, diantaranya terisolir, tidak diterima dikelompoknya. 7) Masalah yang berkaian dengan keluarga dan rumah tangga. 8) Masalah kepribadian Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu: 1) Bagaimanakah gambaran masalah hubungan social siswa yang nilainya di bawah KKM?. 2) Bagaimanakah gambaran masalah jasmani dan kesehatan siswa yang nilainya di bawah KKM? 3) Bagaimanakah gambaran masalah dini pribadi siswa yang nilainya di bawah KKM? 4) Bagaimanakah gambaran masalah waktu luang /senggang siswa yang nilainya di bawah KKM? 5) Bagaimanakah gambaran masalah hubungan dalam keluarga siswa yang nilainya di bawah KKM? 6) Bagaimanakah gambaran masalah pendidikan pengajaran siswa yang nilainya di bawah KKM? 7) Bagaimanakah gambaran masalah ekonomi dan keuangan siswa yang nilainya di bawah KKM? 8) Bagaimanakah gambaran masalah agama, nilai-nilai, dan moral siswa yang nilainya di bawah KKM? Dari rumusan masalah dan latar belakang di atas maka dapat dibuat tujuan penelitian yaitu: 1) Untuk mengetahui gambaran masalah hubungan social siswa yang nilainya di bawah KKM. 2) Untuk mengetahui gambaran masalah jasmani dan kesehatan siswa yang nilainya di bawah KKM. 3) Untuk mengetahui gambaran masalah dini pribadi siswa yang nilainya di bawah KKM. 4) Untuk mengetahui gambaran masalah waktu luang /senggang siswa yang nilainya di bawah KKM. 5) Untuk mengetahui gambaran masalah hubungan dalam keluarga siswa yang nilainya di bawah KKM. 6) Untuk mengetahui gambaran masalah pendidikan pengajaran siswa yang nilainya di bawah KKM. 7) Untuk mengetahui gambaran masalah ekonomi dan keuangan siswa yang nilainya di bawah KKM. 8)
4
Untuk mengetahui gambaran masalah agama, nilai-nilai, dan moral siswa yang nilainya di bawah KKM. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1) Temuan penelitian ini dapat menyelesaikan masalah yang dialami yang nilainya di bawah KKM di SMP Negeri 2 Bangkinang. 2) Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menyelesaikan masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM. 3) Temuan penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa saling membantu satu sama lain. 4) Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan atau pertimbangan bagi guru dalam menghadapi anak di kelas. Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan untuk menghindari terjadinya salah penafsiran terhadap istilah, maka perlu diberikan defenisi operasional dari variabel penelitian: 1) Masalah adalah ketidak sesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihatnya sebagai tidak terpenuhinya sesuatu kebuutuhan seseorang dan ada pula yang mengartikan sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan (Surya, dkk, 2001: 10.4). 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah yang dihadapi siswa yang nilainya di bawah KKM dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Faktor yang berasal dari diri siswa (internal), Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). 3) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa permata pelajaran. Siswa yang belum mencapai nilai KKM dikatakan belum tuntas (Widyaiswara PPPPTK Matematika Yogyakarta, 2008:2). B. PROSEDUR PENELITIAN Sebagai acuan dan masalah pokok dalam penelitian ini ada beberapa asumsi yang digunakan antara lain: 1) Masing-masing siswa berpotensi memiliki masalah dalam belajar. 2) Masalah yang dialami oleh siswa dapat diukur dan diidentifikasi. 3) Setiap manusia mempunyai masalah dalam kehidupannya. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas I yang memiliki masalah yang nilainya di bawah KKM di SMP Negeri 2 Bangkinang yang berjumlah 349 orang siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah semua anggota populasi menjadi menjadi anggota sampel (Sampel Total atau Jenuh) yang mempunyai masalah belajar untuk lebih jelasnya berdasarkan populasi dan sampel yaitu sebanyak 50 siswa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel I di bawah ini. Jenis penelitian adalah bersifat deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran mengenai masalah belajar yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM di SMP Negeri 2 Bangkinang Untuk menjaring data tentang masalah yang dialami oleh siswa yang nilainya di bawah KKM pada kelas VII SMPN 2 Bangkinang, alat yang digunakan adalah angket.
5
Tabel. 2. Kisi-Kisi Item tentang masalah yang dialami Siswa yang nilainya di bawah KKM di SMP Negeri 2 Bangkinang Indikator Item Jumlah Masalah hubungan sosial 1-8 8 Masalah jasmani dan kesehatan 9-16 8 Masalah diri pribadi 17-29 12 Masalah waktu luang 30-37 8 Masalah hubungan dalam keluarga 38-49 12 Masalah pendidikan dan pengajaran 50-61 12 Masalah ekonomi dan keuangan 62-73 12 Masalah agama, nilai-nilai, dan moral 74-80 8 Jumlah 80 80 Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, maka untuk menentukan tingkat ketepatan permasalahan dalam penelitian ini digunakan analisa persentase, yaitu penghitungan rata-rata persentase berdasarkan instrumen yang ditentukan dengan rumus (Anas Sudijono, 2004:43): P=F/Nx 100% Keterangan: f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) P = Angka persentase 100% = Bilangan Tetap Untuk menentukan rentang sekor kategori tinggi, sedang, rendah dengan rumus (Phopan dan Sirotnit 1973:27). X ideal – (Z x S ideal) s/d X ideal + (Z x S ideal) C. HASIL DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa untuk mengetahui Tentang Masalah yang dialami Siswa yang nilainya di Bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang ditentukan dengan item-item yang termuat dalam masing-masing indikator penelitian dengan teknik persentase. Setelah diperiksa seluruh jawaban responden, diperoleh data sebagi berikut: 1. Gambaran Tentang Masalah yang Dialami Siswa yang nilainya di Bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang ditinjau Aspek Masalah hubungan sosial No 1 2 3
Kategori Rentang Skor Tinggi 6 s/d 8 Sedang 3 s/d 5 Rendah 0 s/d 2 Jumlah Sumber: Data Olahan Penelitian, Tahun 2013
Frekuensi 1 20 29 50
Persentase (%) 2% 40% 58% 100%
Berdasarkan tabel 4. di atas diketahui bahwa gambaran masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalah hubungan sosial ternyata lebih dari separuh berada pada kategori rendah,
6
akan tetapi mereka masih mengalami masalah belajar dalam katagori sedang masih kurang dari separuh mereka. 2. Gambaran tentang Masalah yang Dialami Siswa yang nilainya di Bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang Ditinjau Aspek Masalah jasmani dan kesehatan No 1 2 3
Kategori Rentang Skor Tinggi 6 s/d 8 Sedang 3 s/d 5 Rendah 0 s/d 2 Jumlah Sumber: Data Olahan Penelitian, Tahun 2013
Frekuensi 4 22 24 50
Persentase (%) 8% 62% 30% 100%
Berdasarkan tabel 6. di atas diketahui bahwa gambaran masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalah hubungan sosial ternyata lebih dari separuh berada pada kategori rendah. 3. Gambaran Tentang Masalah yang Dialami Siswa yang nilainya di Bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang Ditinjau Aspek Masalah diri pribadi No 1 2 3
Kategori Rentang Skor Tinggi 9 s/d 12 Sedang 4 s/d 8 Rendah 0 s/d 3 Jumlah Sumber: Data Olahan Penelitian, Tahun 2013
Frekuensi 4 33 13 50
Persentase (%) 8% 66% 26% 100%
Berdasarkan tabel 8. di atas diketahui bahwa gambaran masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalah diri pribadi ternyata lebih dari separuh berada pada kategori sedang. 4. Gambaran Tentang Masalah yang Dialami Siswa yang nilainya di Bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang Ditinjau Aspek Masalah waktu luang/ senggang No Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase (%) 1 Tinggi 6 s/d 8 2% 1 2 Sedang 3 s/d 5 58% 29 3 Rendah 0 s/d 2 40% 20 Jumlah 50 100% Sumber: Data Olahan Penelitian, Tahun 2013 Berdasarkan tabel 10. di atas diketahui bahwa gambaran masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalah waktu luang/senggang ternyata lebih dari separuh berada pada kategori sedang. 7
5. Gambaran Tentang Masalah yang Dialami Siswa yang nilainya di Bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang Ditinjau Aspek Masalah hubungan dalam keluarga No 1 2 3
Kategori Rentang Skor Tinggi 9 s/d 12 Sedang 4 s/d 8 Rendah 0 s/d 3 Jumlah Sumber: Data Olahan Penelitian, Tahun 2013
Frekuensi 0 30 20 50
Persentase (%) 0% 60% 40% 100%
Berdasarkan tabel 12. di atas diketahui bahwa gambaran masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalah hubungan dalam keluarga ternyata lebih dari separuh berada pada kategori sedang. 6. Gambaran Tentang Masalah yang Dialami Siswa yang nilainya di Bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang Ditinjau Aspek Masalah pendidikan dan pelajaran No Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase (%) 1 Tinggi 9 s/d 12 6% 3 2 Sedang 4 s/d 8 50% 25 3 Rendah 0 s/d 3 44% 22 Jumlah 50 100% Sumber: Data Olahan Penelitian, Tahun 2013 Berdasarkan tabel 14. di atas diketahui bahwa gambaran masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalah pendidikan dan pelajaran ternyata separuh berada pada kategori sedang. 7. Gambaran Tentang Masalah yang Dialami Siswa yang nilainya di Bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang Ditinjau Aspek Masalah ekonomi dan keuangan No Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase (%) 1 Tinggi 9 s/d 12 16% 8 2 Sedang 4 s/d 8 74% 37 3 Rendah 0 s/d 3 10% 5 Jumlah 50 100% Sumber: Data Olahan Penelitian, Tahun 2013 Berdasarkan tabel IV. 3. di atas diketahui bahwa gambaran masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalah ekonomi dan keuangan ternyata lebih dari separuh berada pada kategori sedang.
8
8. Gambaran Tentang Masalah yang Dialami Siswa yang nilainya di Bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang Ditinjau Aspek Masalah agama, nilai-nilai dan moral No 1 2 3
Kategori Rentang Skor Tinggi 6 s/d 8 Sedang 3 s/d 5 Rendah 0 s/d 2 Jumlah Sumber: Data Olahan Penelitian, Tahun 2013
Frekuensi 1 10 39 50
Persentase (%) 2% 20% 78s% 100%
Berdasarkan tabel IV. 3. di atas diketahui bahwa gambaran masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalah agama, nilai-nilai dan moral ternyata lebih dari separuh berada pada kategori sedang. 9. Gambaran Tentang Masalah yang Dialami Siswa yang nilainya di Bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang Untuk mengetahui gambaran persentase masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini: No Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase (%) 1 Tinggi 54 s/d 80 0% 0 2 Sedang 27 s/d 53 68% 34 3 Rendah 0 s/d 26 32% 16 Jumlah 50 100% Sumber: Data Olahan Penelitian, Tahun 2013 Berdasarkan tabel 20. di atas diketahui bahwa gambaran masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ternyata lebih dari separuh berada pada kategori sedang. Dari hasil pengolahan data di atas, dapat dilakukan pembahasan: 1) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang ditinjau aspek masalah hubungan sosial dalam kategori tinggi sebesar 2%, sedang 40 % dan kategori rendah sebesar 58%. Hasil ini didapat karena masalah yang dihadapi siswa yang menonjol adalah masalah tidak mampu berperan sesuai harapan masyarakat dan meragukan kemampuan diri sendiri untuk dapat bergaul dengan orang yang lebih berpengalaman. 2) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang ditinjau aspek Masalah jasmani dan kesehatan dalam kategori tinggi sebesar 8%, sedang 62 % dan kategori rendah sebesar 30%. Hasil ini didapat karena masalah yang dihadapi siswa yang menonjol adalah masalah mudah merasa letih atau capek dan terganggu dengan bau badan yang tidak sedap. 3) Masalah yang dialami siswa 9
yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang ditinjau aspek Masalah diri pribadi dalam kategori tinggi sebesar 8%, sedang 66 % dan kategori rendah sebesar 26%. Hasil ini didapat karena masalah yang dihadapi siswa yang menonjol adalah masalah takut berbuat salah, ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan tidak menyadari kelebihan diri dan hanya sebagian kecil yang tidak mengalami masalah diri pribadi, yaitu mudah merasa putus asa. 4) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang ditinjau aspek Masalah waktu luang/ senggang dalam kategori tinggi sebesar 2%, sedang 58 % dan kategori rendah sebesar 40%. Hasil ini didapat karena masalah yang dihadapi siswa yang menonjol adalah masalah menggunakan waktu luang, kurangnya memiliki keterampilan kesadaran diri yang dapat digunakan untuk mengisi waktu luang. 5) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang ditinjau aspek hubungan dalam keluarga dalam kategori tinggi sebesar 0%, sedang 60 % dan kategori rendah sebesar 40%. Hasil ini didapat karena masalah yang dihadapi siswa yang menonjol adalah masalah tidak berani mengemukakan kepada orang tua tentang kelemahan dan kekurangan mereka, dan memikirkan bagaimana membalas jasa orang tua. 6) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang ditinjau aspek pendidikan dan pelajaran dalam kategori tinggi sebesar 6%, sedang 50 % dan kategori rendah sebesar 44%. Hasil ini didapat karena masalah yang dihadapi siswa yang menonjol adalah masalah yang dipelajari cepat sekali terlupakan dan baru dapat belajar sungguhsungguh bila saat menghadapi ulangan/Ujian. 7) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang ditinjau aspek Masalah ekonomi dan keuangan dalam kategori tinggi sebesar 16%, sedang 74 % dan kategori rendah sebesar 10%. Hasil ini didapat karena masalah yang dihadapi siswa yang menonjol adalah masalah ingin mengetahui apakah saya mempunyai kemampuan bekerja di lain bidang serta merisaukan kelestarian lingkungan alam, karena luasnya pencemaran. 8) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang ditinjau aspek Masalah agama, nilai-nilai dan moral dalam kategori tinggi sebesar 2%, sedang 20 % dan kategori rendah sebesar 78%. Hasil ini didapat karena masalah yang dihadapi siswa yang menonjol adalah masalah dihantui perasaan berdosa dan tidak mengetahui nilai-nilai hidup yang harus saya perjuangkan. 9) Secara umum, masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP Negeri 2 Bangkinang dalam kategori tinggi sebesar 0%, sedang 68 % dan kategori rendah sebesar 32%. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ternyata permasalahan tertinggi adalah masalah ekonomi, keuangan dan terendah adalah masalah agama, nilai-nilai dan moral. Temuan hasil pembahasan di atas mengindikasikan bahwa permasalahan belajar siswa bermacam-macam. Masalah yang dialami oleh siswa tidak timbul begitu saja, tetapi ada berbagai faktor yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut. Bila guru mampu mengidentifikasi penyebab timbulnya masalah yang
10
dialami siswa, maka ia akan mampu memberikan penanganan atau pencegahan sedini mungkin. Secara mudah, bila dikaitkan dengan penguasaan tugas perkembangan, maka masalah akan timbul bila tugas-tugas perkembangan yang seharusnya dicapai tidak tercapai. Keadaan ini dapat dilihat dari perilaku murit sehari-hari dari aktivitasnya disekolah saat ia mengikuti pelajaran dan saat ia sedang bermain. Sesuai pendapat Prayitno bahwa masalah dibatasi sebagai sesuatu yang (1) tidak disukai adanya, (2) menimbulkan kesulitan bagi diri dan orang lain, (3) dan adanya keinginan untuk menghilangkanya. Untuk merefleksikan pengertian masalah tersebut, dapat dilihat diri kita sendiri. Bila dalam diri ada sesuatu yang tidak dikehendaki, tidak disukai atau tidak berkenan pada diri sendiri, sehingga dapat menimbulkan bagi diri dan atau bagi orang lain. Jika ada maka dapat dikatakan dalam diri kita ada masalah. Masalah dapat dialami oleh siapapun, termasuk siswa sekolah dasar. Untuk itu perlu diupayakan penanggulanganya. Lebih lanjut menurut Prayitno (1985) masalah yang dialami dapat bermacam-macam menurut corak dan ragamnya. Keragaman tersebut dapat pula dilihat dari intensitas dan kuantitasnya. Secara intensitas, masalah siswa sekolah dasar dapat bergerak dari masalah yang bersifat temporer (masalah ringan), sampai pada tingkat yang sedang yang berupa neurosis, dan berat yang berupa psikosis. Pada kesempatan ini masalah yang dipaparkan lebih berorientasi pada kuantitasnya atau macamnya. Masalah yang dihadapi siswa dikelompokkan menjadi enam kelompok: 1) Masalah perkembangan jasmani dan kesehatan. 2) Masalah keluarga dan rumah tangga. 3) Masalah-masalah psikologis. 4) Masalahmasalah sosial. 5) Masalah kasulitan dalam belajar. 6) Masalah motivasi dan pendidikan pada umumnya. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan para ahli di atas, ternyata sesuai dengan temuan hasil penelitian yang didapatkan. Dimana pada sekolah SMP N 2 Bangkinang juga memiliki siswa dengan berbagai permasalahan, khsusunya masalah dalam proses belajar. Masalah belajar paling menonjol ternyata adalah masalah ekonomi dan keuangan, dan hanya sebagian kecil saja siswa yang memiliki masalah agama, nilai-nilai dan moral. D. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalah hubungan sosial ternyata terdapat pada masalah tidak mampu berperan sesui harapan masyarakat. 2) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan minimal) aspek masalah jasmani kesehatan terdapat pada mudah merasa letih atau capek. 3) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalah diri pribadi terdapat takut berbuat salah , ragu ragu dalam mengambil keputusan. 4) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalah waktu luang/senggang terdapat padakurang memiliki keterampilan yang dapat digunakan mengisi waktu luang.5) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek
11
masalah hubungan dalam keluarga terdapat pada memikirkan bagai mana caranya membalas jasa orang tua.6) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalahpendidikan dan pelajaran terdapat pada yakin bahwa yang di pelajari cepat sekali terlupakan. 7) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalah ekonomi dan keuangan terdapat pada merisaukan kelestarian lingkunganalam karena luasnya pencemaran. 8) Masalah yang dialami siswa yang nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) aspek masalah agama, nilai-nilai dan moral terdapat pada di hantui perasaan berdosa. Direkomendasikan: 1) Kepada guru disarankan agar lebih memberikan perhatian lebih pada anak usia sekolah karena pada saat ini emosi sedang berada pada masa labil yang sangat membutuhkan bimbingan yang dapat berpengaruh terhadap belajarnya. 2) Kepada orang tua disarankan agar mengarahkan belajar anak di rumahke arah yang baik sesuai dengan tingkat penerimaan anak dan kebutuhan anak. 3) Kepada siswa agar tetap bersemangat didalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, walaupun dengan keadaan keuangan yang kurang dan siswa agar dapat mencari solusi tentang keuangan dengan melakukan penghematan atau menabung. Dan guru sebagai tenaga pendidik harus selalu memberi pengarahan atau motivasi kepada setiap siswa, dan memberikan kompensasi setiap siswa yang kurang mampu, baik dalam bidang kebutuhan belajar maupun dalam budang rekreasi. 4) Kepada Kepala Sekolah agar memahami masalah siswa yang nilainya di bawah KKM dengan cara membuat aturan atau melakukan inovasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa. 5) Kepada peneliti selanjutnya, untuk meneliti lebih mendalam mengenai masalah yang dialami siswa di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). E. UCAPAN TERIMA KASIH Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang peneliti miliki, maka dengan tangan terbuka dan hati yang lapang peneliti menerima kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Dalam penulisan skripsi ini juga tidak luput dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Dr. M. Nur Mustafa, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta Pembantu-Pembantu Dekan. Bapak Drs. H. Sardi Yusuf, Kons, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling. Ibu Dra. Hj. Elni Yakub, MS sebagai pembimbing I yang telah banyak berperan dalam perkuliahan di Program Studi Program Studi Bimbingan dan Konseling. Bapak Prof. DR. H. Zulfan Saam, MS, Selaku Pembimbing II yang telah memberikan motivasi dan bimbingan dengan penuh pengertian dan kesabaran hingga selesainya skripsi ini. Seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah membekali ilmu kepada peneliti. Rekan-rekan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.
12
Terakhir atas segala jasa dan budi baik dari semua pihak yang tersebut di atas peneliti mengucapkan terima kasih. Semoga segala bantuan yang diberikan menjadi amal baik dan mendapatkan balasan dari-NYA. DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. (1996). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo Persada Departemen Sosial Kotamadya Pekanbaru. (2013). Bantuan Pendidikan Kepada Anak Kurang Mampu dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun Kantor Departemen Sosial Kotamadya Pekanbaru M. Ali. M . Asrori, M. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima. Muhibbin Syah. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja rosda karya. Popham dan Sirotnik (Arlizon Arlizon. 1995. Kontribusi Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar. Pekanbaru. Lembaga Penelitian UNRI) Prayitno. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Suharsimi Arikunto. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Surya, dkk. (2001). Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta: Universitas Terbuka Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no 20 Tahun 2003
13