Surat Cinta untuk Mgr. Soegijapranata
Editor: Theodorus Sudimin
Perwajahan isi : Ernanto Henry
Penerbit : Universitas Katolik Soegijapranata Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Dhuwur Semarang 50234 Telp. 024-8505003, 8441555 (hunting) Fax. 024-8415429, 8445265 e-mail :
[email protected]
Hak Cipta © 2017 Universitas Katolik Soegijapranata Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Dhuwur Semarang 50234 Telp. 024-8505003, 8441555 (hunting) Fax. 024-8415429, 8445265 e-mail :
[email protected]
ISBN : 978-602-6865-38-0
PENGANTAR Syukur kepada Tuhan atas terbitnya buku ini yang merupakan realisasi salah satu program yang dicanangkan The Soegijapranata Institute (TSI), menerbitkan hasil penggalian dokumen-dokumen Mgr. Soegijapranata atau tulisan-tulisan kegiatan baik dalam bentuk buku maupun publikasi di berbagai majalah. Semangat dasarnya adalah mendokumentasikan hasil-hasil kerja TSI agar dapat dibaca oleh para penerus di masa-masa mendatang dan sekaligus menyebarluaskan pemikiran dan nilai-nilai hidup Mgr. A. Soegijapranata. Buku “Surat Cinta untuk Mgr. Soegijapranata” menambah produksi publikasi. Buku ini merupakan kumpulan surat yang dibuat oleh para peserta Soegijapranata Memorial Lecture (SML) ke-8 yang diselenggarakan pada tanggal 24-25 Januari 2017 di Panti Samadi Klaten. Surat-surat ini adalah hasil salah satu kegiatan dalam rangkaian SML yang merupakan tanggapan atas Surat Gembala (imajiner) Mgr. Albertus Soegijapranata yang ditujukan kepada peserta SML. Surat Gembala itu dipersiapkan oleh Rm. Yohanes Gunawan Pr, yang adalah anggota TSI dan Kepala Kampus Ministry Unika Soegijapranata. Beberapa surat dibacakan saat Perayaan Ekaristi penutupan SML. Atas terselenggaranya kegiatan SML ke-8 dan juga kelanjutannya penerbitan buku, TSI mengucapkan terima kasih kepada semua peserta SML yang meliputi semua pejabat struktural di lingkungan Universitas Katolik Soegijapranata dari kepala unit hingga Rektor. Saat SML masih
iii
berlangsung sudah diberitahukan kepada peserta bahwa surat-surat mereka akan diterbitkan dalam bentuk sebuah buku. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Br. Theo Riyanto, FIC yang tengah berlibur di tanah air bersedia mendampingi kegiatan SML. Kepada Pimpinan Universitas dan para anggota kerabat TSI diucapkan terima kasih juga atas kerjasamanya yang indah, terutama Rikarda Ratih Saptaastuti yang bukan hanya kesetiannya melayani TSI sebagai sekretaris tetapi membantu penyiapan proses penerbitan buku ini. Staf dan pegawai Panti Samadi Klaten sangat layak mendapatkan ucapan terima kasih atas pelayanannya selama kegiatan SML berlangsung. Kepada Rm Yohanes Gunawan Pr yang bersedia memerankan Mgr. Albertus Soegijapranata untuk membuat Surat Gembala juga disampaikan ucapan terima kasih. Saat naskah buku ini memasuki persiapan akhir untuk proses penerbitan, Rm Gunawan sudah berada di Roma untuk meneruskan studi. Selamat belajar dan semoga sukses Mo Gun ! Semoga penerbitan surat-surat para pejabat struktural untuk Mgr. Soegijapranata ini dapat menginspirasi para pembaca, khususnya dapat mendapatkan kekayaan perspektif pengenalan terhadap sosok Uskup Agung pertama Keuskupan Agung Semarang. Semarang, Agustus 2017 Editor Theodorus Sudimin
iv
DAFTAR ISI Kata pengantar Daftar isi
iii - iv v
Pendahuluan
1-7
Surat Gembala Mgr. A. Soegijapranata, SJ untuk Para Pejabat Struktural Universitas Katolik Soegijapranata
8 - 13
Kumpulan Surat Cinta kepada Mgr. A. Soegijapranata, SJ
v
14 - 134
vi
PENDAHULUAN
P
ergumulan membangun jati diri dan on going formation merupakan hal yang bersifat kodrati bagi setiap organisme hidup yang berakal budi. Dalam batas tertentu organisasi juga merupakan organisme hidup yang berakal budi, yaitu faktanya dapat berubah dan berkembang lebih besar dan maju. Satu dari sekian banyak unsur dalam organisasi adalah para pimpinan dalam semua level. Merekalah penggerak perjalanan dan berbagai aktivitas organisasi dalam upaya melaksanakan misi guna mencapai visinya. Soegijapranata Memorial Lecture (SML) merupakan upaya membangun jati diri dan on going formation para pimpinan dalam semua level di lingkungan Unika Soegijapranata yang diselenggarakan oleh The Soegijapranata Institute (TSI). SML adalah kegiatan internalisasi dan menyusun rencana implementasi nilai-nilai yang diwariskan oleh Mgr. Soegijapranata untuk para pimpinan. Jadi SML ini menjadi bagian dari rencana besar TSI dalam membangun jati diri dan budaya organisasi Unika Soegijapranata yang sungguh-sungguh berkarakter ke-Katolikan dan ke-Soegijapranatan. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah nilai-nilai apa atau yang mana dari Mgr. Soegijapranata yang diolah dalam SML? SML diselenggarakan berdasarkan pada nilai-nilai yang dirumuskan dalam Tema Karya.
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
1
Sejak beberapa tahun yang lalu, Universitas Katolik Soegijapranata menetapkan Tema Karya untuk setiap tahun akademik.1 Penetapan Tema Karya merupakan langkah awal tahunan dalam upaya membangun jati diri, identitas, dan budaya organisasi Universitas Katolik Soegijapranata. Jati diri, identitas, dan budaya organisasi tersebut merupakan perwujudan serta penghayatan segenap warga Universitas terhadap nilai-nilai Katolik dan hidup Mgr. Soegijapranata yang terwujud dalam artefak dan perilaku maupun sampai membangun habitus setiap warga serta berimplikasi kedalam seluruh kebijakan dan pengambilan keputusan penyelanggaraan universitas.
Soegijapranata sumber Tema Karya Tema Karya yang dirumuskan untuk setiap tahun akademik bersumber dari dokumen-dokumen yang ditulis dan diajarkan oleh Mgr. Soegijapranata2. Tema Karya tahun 2016/2017 adalah “Peduli, Aktif, dan Bermakna”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “peduli” berarti “mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan”. Sementara itu “aktif” berarti “berperan, bersungguh-sungguh, getol, berkobar, bergairah, antusias, dinamis, membara, beraksi, tangkas, tanggap”. “Bermakna” berarti “mempunyai (mengandung) arti penting (mendalam)”. Tiga kata Tema Karya itu sebetulnya merupakan rumusan simpulan atas hidup Mgr. Soegijapranata Sang Uskup dan Pahlawan Nasional. 1 Perjalanan Tema Karya Unika Soegijapranata dari waktu ke waktu adalah: 2010/2011 Kasih akan Tanah Airku, 2011/2012 Keberagaman adalah Kurnia, 2012/2013 Sekolah Hati Pijari Negeri, 2013/2014 Integritas untuk Kemanusiaan (Integrity for Humanity), 2014/2015 Membangun Kemanusiaan (Nurturing Humanity), 2015/2016 Ugahari Mandiri, dan 2016/2017 Peduli, Aktif, dan Bermakna. 2 Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi Pembekalan Terpadu Mahasiswa Baru (PTMB), Dies Natalis, Retret, Refleksi Karya (RK), Soegijapranata Memorial Lecture (SML), Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM), Student of the Year (SotY), Latihan-latihan Kepemimpinan Mahasiswa, Student Advanced Leadership Training (SALT), Career Formation (Pembekalan Pegawai Baru).
2
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Sepanjang hidupnya memperlihatkan sikap peduli Soegijapranata terhadap kemanusiaan yang berada dalam ikatan bangsa dan Negara Indonesia. Dia bertindak aktif ikut serta mengatasi persoalan masyarakat, bangsa dan Negara. Gelar Pahlawan Nasional yang diberikan oleh Negara kepadanya merupakan wujud dari pengakuan kepedulian dan keaktifan bahwa Soegijapranata bermakna bagi bangsa dan Negara Indonesia. Secara verbal Soegijapranata juga mengajak umat Katolik untuk melakukan hal yang sama. Dia menyatakan: “Marilah di dalam lingkungan tempat tinggal/pekerdjaan kita mendjadi orang jang berarti, orang jang turut menentukan, berdasarkan prinsip-prinsip kita; djangan hanja turut gelombang, amem…..mlempem.” ( Soegijapranata, 1960). Pernyataan mengajak kita untuk tidak boleh diam thenguk-thenguk, duduk berpangku tangan membiarkan orang lain mengurus kehidupan bangsa dan Negara. Berbuat itu bukan nanti atau besok melainkan sekarang: “Kalau kita tidak mempergunakan kesempatan jang ada, fihak lain akan mempergunakan kesempatan itu. Kalau kita tidak memberi inspirasi-inspirasi, fihak lain akan memberikannja. Kalau belum juga dimulai sekarang, kapan akan dimulai, sedang jang lain sudah lama dan selalu dan terus mulai” (Soegijapranata, 1960). Kondisi mendesak untuk berbuat sesuatu menjadi semakin bermakna apabila menyangkut hal yang penting dan strategis, menyangkut nasib dan masa depan. Nasehatnya kepada I.J. Kasimo menarik untuk disimak “.....djangan biarkan orang lain mengambil keputusan mengenai nasibmu, tanpa kamu terlibat di dalamnja...”(Panduan APP 2014).
Landasan iman: Allah yang peduli Gambaran Tuhan yang kita imani adalah Allah yang sangat peduli kepada manusia. Allah peduli karena mengasihi manusia. Dia menciptakan manusia dan ketika manusia jatuh ke dalam dosa Dia tidak membiarkan manusia berkubang dalam dalam dosa. Dia turun tangan membebaskan manusia dari dosanya yang pada dirinya tidak bisa melepaskan diri.
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
3
Ketika umat Israel masih berada di bawah perbudakan keji di Mesir dan sangat mengeluhkan penderitaannya Allah sangat memperdulikan mereka. “Dan TUHAN berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka” (Kel 3:7-9). Karya penebusan Allah atas manusia yang dilaksanakan Yesus Kristus PuteraNya yang diawali dengan peristiwa inkarnasi (Yoh 1:1-18, Luk 1:26-38) hingga Yesus naik ke surga (Mrk 16:19, Luk 24:50-53, Kis 1:6-11) dan penyertaanNya sampai akhir jaman (Mat 28:20). Selama mewartakan Kerajaan Allah Yesus terus berkarya memberikan perhatian kepada orang sakit dan berdosa. Pengajaran Yesus tentang sikap peduli dapat kita simak pada Lukas 10:25-37 yang dikenal dengan Orang Samaria yang baik hati (The Good Samaritan). Kepedulian kepada manusia semata-mata ditujukan kepada sesama manusia yang membutuhkan. Kepedulian atas kemanusiaan melampaui perbedaan agama, suku, warna kulit, kebangsaan, relasi personal, gender, dan sebagainya. Kasih dan kepedulian menuntut sikap rendah hati yang mau menempatkan diri dalam posisi setara dan mau solider dengan orang-orang yang dipedulikan. Dan bahkan lebih dari itu yaitu ada kesediaan orang untuk terlibat dalam pergumulan hidup orang-orang yang dipedulikan. Melalui peristiwa inkarnasi Allah hadir dalam wujud manusia Yesus yang mau terlibat dan solider dengan orang-orang berdosa. “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
4
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp 2:5-8).
Dinamika Penyelenggaraan SML SML dilaksanakan sejak tahun 2010, setahun setelah TSI berdiri. Pengalaman menyelenggarakan SML memberikan banyak pelajaran. Pelajaran itu antara lain berkembang dari yang semula melulu kegiatan ilmiah akademik menjadi kegiatan pengolahan yang formatnya semacam retret. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakapun berganti dari yang semula tempat-tempat umum multi fungsi beralih ke tempat retret sehingga lebih mendukung perubahan formatnya. Pelajaran yang lain lagi adalah Tema Karya yang diolah. SML yang diselenggarakan setiap bulan Juli (akhir tahun akademik) selalu mengolah Tema Karya tahun akademik yang sedang berjalan dan akan segera berakhir. Pergeseran yang dilakukan adalah SML diselenggarakan bulan Juli untuk membahas Tema Karya tahun akademik yang akan datang. Dengan demikian pergeseran tidak terletak pada waktu penyelenggaraan, melainkan pada Tema Karya yang diolah. Dengan mengolah Tema Karya untuk tahun akademik yang akan datang, SML tidak hanya menjadi ajang wacana akademik intelektual melainkan dapat diarahkan untuk menyusun rencana implementasi nilai-nilai Tema Karya. Berdasarkan pelajaran-pelajaran yang diambil dari 7 kali menyelenggarakan SML, TSI memahami SML VIII yang berlangsung tanggal 25–27 Januari 2017 di Rumah Retret Sangkal Putung Klaten ini merupakan transisi. SML VIII dengan Tema Karya 2016/2017 “Peduli, Aktif, dan Bermakna” diikuti sebanyak 89 orang peserta.
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
5
Tema Karya ini menjadi tantangan bagi warga Unika Soegijapranata yang juga memiliki banyak kewargaan: warga Indonesia dan dalam lingkup kecil warga RT, RW, warga institusi agama (sebagai aktivis atau umat biasa), warga profesi, hingga warga Negara Indonesia. Dalam aneka kewargaan itu sudahkah kita memiliki kepedulian dan mau bertindak; sudahkah kita bermakna bagi komunitas dan institusi-institusi dimana kita menjadi bagiannya. Warga Unika Soegijapranata yang saat ini sedang mendapatkan tugas tambahan dalam struktur organisasi, karena jabatannya harus memiliki sikap peduli dan bertindak demi orang-orang yang dilayani dan demi kemajuan institusi. Persoalan inilah yang akan direfleksikan dalam SML dalam upaya mengolah Tema Karya 2016/2017 Peduli, Aktif, dan Bermakna. Tujuan dari penyelenggaraan SML VIII ini adalah (1) Para peserta dapat memahami, merefleksi, dan memaknai “Peduli, Aktif, dan Bermakna” sebagaimana dianjurkan oleh Mgr. A. Soegijapranata; (2) Para peserta baik secara pribadi maupun dalam kebersamaan unit dapat membangun komitmen dan rencana aksi implementasi Tema Karya “Peduli, Aktif, dan Bermakna”.
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata SML VIII diawali dengan membaca dan memahami bersama Surat Gembala (imajiner) Mgr. Albertus Soegijapranata kepada para pejabat structural Unika Soegijapranata peserta SML. Surat Gembala itu bertolak dari Tema Karya dan suratnya berjudul “Peduli, Aktif, dan Bermakna bagi Tanah Air dan Kemanusiaan”. Selanjutnya peserta diajak melakukan renungan dan refleksi dan dalam salah satu sesi, para peserta diajak untuk membuat surat kepada Mgr. Soegijapranata sebagai tanggapan atas Surat Gembala yang telah diterima dan dipahami.
6
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
TSI memandang surat-surat itu sebagai sesuatu yang sangat bermakna sehingga merasa perlu untuk mendokumentasikannya dalam bentuk buku. Surat-surat berbentuk tulisan tangan dan kemudian diketik untuk disajikan dalam buku ini. Kami menyajikan surat-surat ini sebagaimana aslinya tanpa mengedit bahasa, istilah maupun kalimat-kalimatnya. Hal itu dilakukan karena surat merupakan ekspresi pribadi yang tentu sangat personal. Sesuai dengan pribadi pejabat structural yang menurut filsafat eksistensialisme bersifat unik, maka surat-surat itu sangat beragam. Beragam bahasa, yaitu Indonesia, Jawa, dan Inggris; beragam sebutannya ada Romo Kanjeng, Romo Monsinyur, Romo Soegija, dan sebagainya; beragam isinya; dan beragam gaya bentuk surat. Keberagaman itu justru menjadi kekayaan dan kekuatan surat-surat itu. Semoga buku ini bermakna bagi para penulis suratnya maupun siapa saja yang membacanya. April 2017 Theodorus Sudimin Ketua TSI
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
7
SURAT GEMBALA MGR. A. SOEGIJAPRANATA, S.J. UNTUK PARA PEJABAT STRUKTURAL UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA3 “Peduli, Aktif, dan Bermakna bagi Tanah Air dan Kemanusiaan”
Bapak-ibu dan saudara-saudariku yang terkasih, Kita pantas bersyukur karena lahir dan tumbuh besar di bumi pertiwi Indonesia, yang diproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Tuhan telah memilih Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Bapak Proklamator Indonesia. Melalui merekalah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Kita ketahui bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
3 Surat Gembala (imaginer) ini ditulis secara khusus dalam rangka kegiatan Soegijapranata Memorial Lecture (SML) VIII yang dilaksanakan di Rumah Retret Sangkalputung Klaten, Rabu-Jumat, 25-27 Januari 2017, yang menggambil tema “Peduli, Aktif, dan Bermakna”. Surat Gembala ini dibahasakan oleh Y. Gunawan, Pr.
8
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Sejak awal para pendiri bangsa kita sadar betul memilih dasar negara Pancasila. Mengapa? Bangsa kita adalah bangsa yang besar dan yang tersebar di ribuan pulau dari Sabang sampai Merauke. Tanah air kita adalah tanah air yang luas, subur, dan kaya akan aneka macam hasil bumi. Masyarakat kita adalah masyarakat yang beraneka ragam suku bangsa, agama, ras, dan golongan. Kendati berbeda bangsa, asal-usul dan ragamnya, berlainan bahasa dan adat istiadatnya, kemajuan dan cara hidupnya, semua merupakan satu keluarga besar. Satu keluarga besar, di mana anak-anak masa depan tidak lagi mendengar nyanyian berbau kekerasan, tidak menuliskan katakata bermandi darah, jangan lagi ada curiga, kebencian dan permusuhan. Segenap manusia, meskipun berbeda roman mukanya, warna kulitnya, dan perangai jiwanya, berasal dari Tuhan. Kita diciptakan untuk bersama-sama bahagia dalam Tuhan, seibu dan sebapa dalam permulaannya. Maka, kita pada hakekatnya bersama-sama merupakan keluarga yang amat besar, yang disebut umat manusia. Cinta kasihlah yang harus mengatur dan menjiwai seluruh hidup kita.
Bapak-ibu dan saudara-saudariku yang terkasih, Hendaknya kita jangan menyerahkan diri kepada keadaan tiada dengan syarat. Janganlah membiarkan keadaan dengan bersemboyan: apa boleh buat. Tempora mutantur, et nos autem cum illis. Zaman berubah dan kita pun berubah pula. Sejarah berjalan terus, zaman berubah dan kita pun berubah pula. Memang kita tak luput dari pengaruh zaman, tetapi jangan sampai kita tertindas oleh zaman. Bahkan kitalah yang harus mempengaruhi zaman. Kitalah yang harus mengubah zaman egoistis ini menjadi zaman altruistis yang penuh cintakasih dan kepedulian, yang semerbak harumnya, berkat rahmat kurnia Tuhan, berkat kehendak kita yang merdeka, yang bebas dari segala paksaan dan perkosaan zaman. Marilah di dalam lingkungan tempat tinggal atau pekerjaan, terlebih
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
9
di lembaga pendidikan Anda, berusahalah menjadi orang yang berarti, orang yang turut menentukan, berdasarkan prinsip-prinsip keimanan dan nasionalisme. Jangan hanya turut gelombang amem…..mlempem. Kita tidak boleh diam, thenguk-thenguk, duduk berpangku tangan membiarkan orang lain mengurus kehidupan bangsa dan negara. Berbuat itu bukan nanti atau besok melainkan sekarang. Iman harus diwujudkan dalam tindakan. Santo Yakobus menegaskan, “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak 2:17). Jangan menunda untuk terlibat, peduli, dan aktif dalam memikirkan dan menyumbangkan talenta untuk tanah air dan kemanusiaan. Kalau kita tidak mempergunakan kesempatan yang ada, pihak lain akan mempergunakan kesempatan itu. Kalau kita tidak memberi inspirasi-inspirasi, pihak lain akan memberikannya. Kalau belum juga dimulai sekarang, kapan akan dimulai, sedang yang lain sudah lama dan selalu dan terus mulai. Kondisi mendesak untuk berbuat sesuatu menjadi semakin bermakna apabila menyangkut hal yang penting dan strategis, menyangkut nasib dan masa depan bangsa kita. Saya berpesan: jangan biarkan orang lain mengambil keputusan mengenai nasibmu, tanpa kamu terlibat di dalamnya. “Jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa” (Yak 4:17).
Bapak-ibu dan saudara-saudariku yang terkasih, Kita mengenal ungkapan “Ecclecia semper reformanda”. Gereja senantiasa memperbarui diri terus-menerus. Demikian pula setiap lembaga karya gerejawi perlu terus-menerus berefleksi dan memperbarui diri terus-menerus, terutama lembaga pendidikan Katolik. Kita perlu terus berbenah supaya semakin berbuah melimpah. Refleksi Karya menjadi salah satu sarana untuk memahami kehendak Tuhan (manages kersa Dalem Gusti), menggali, dan menyegarkan kembali semangat kekatolikan di dalam ranah pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat selama ini. Refleksi Karya merupakan bagian dari upaya membangun jati diri
10
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
dan identitas Universitas yang mengemban panggilan dan tanggung jawab atas nilai-nilai Kristiani, yakni cinta kasih, kejujuran, dan keadilan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “peduli” berarti mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan. Sedangkan kata “aktif” berarti berperan, bersungguh-sungguh, getol, berkobar, bergairah, antusias, dinamis, membara, beraksi, tangkas, tanggap. Sementara itu kata “bermakna” berarti mempunyai (mengandung) arti penting (mendalam). Peduli merupakan bentuk perhatian yang berawal dari hati dan menyangkut perasaan. Sikap peduli akan mendapatkan bentuk konkretnya apabila dapat diwujudkan dalam tindakan kita yang aktif di tengah masyarakat. Sikap peduli yang tidak diikuti dengan tindakan yang aktif hanya akan berhenti pada tataran batin dan aspek rasa, serta tidak memberikan makna dalam kehidupan bersama. Gambaran Tuhan yang kita imani adalah Allah yang sangat peduli kepada manusia. Allah peduli karena mengasihi manusia. Dia menciptakan manusia dan ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Dia tidak membiarkan manusia berkubang dalam dosa. Dia turun tangan membebaskan manusia dari dosanya yang pada dirinya tidak bisa melepaskan diri. Ketika umat Israel masih berada di bawah perbudakan keji di Mesir dan sangat mengeluhkan penderitaannya, Allah sangat memperdulikan mereka. “Dan TUHAN berfirman: ‘Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya” (Kel 3:7-8). Karya penebusan Allah atas manusia memuncak dan terlaksana dalam diri Yesus Kristus PuteraNya yang diawali dengan peristiwa
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
11
inkarnasi (bdk. Yoh 1:1-18, Luk 1:26-38), sampai Yesus naik ke surga (bdk. Mrk 16:19; Luk 24:50-53; Kis 1:6-11) dan penyertaanNya sampai akhir zaman (bdk. Mat 28:20). Melalui peristiwa inkarnasi Allah hadir dalam wujud manusia Yesus yang mau terlibat dan solider dengan orang-orang berdosa. Bapak-ibu dan saudara-saudariku yang terkasih, Videant Consules! Hendaknya para pemimpin waspada dan bijaksana; tepat bertindak pada waktunya; berani mengambil manfaat dari kenyataan yang ada, meskipun mungkin ada resikonya. Bijaksana berarti: ratio recta agendi, atau bertindak dengan perhitungan yang teliti. Hendaknya bijaksana jangan diartikan memperhitungkan dengan teliti untuk tidak bertindak! Dalam waktu yang sulit ini hendaknya kita jangan sampai untuk yang sekian kalinya ketinggalan pesawat terbang, ketinggalan kereta api, perahu, bis, dokar, bahkan becak. Tiap-tiap tindakan mengandung resiko. Bahkan berbaring untuk melepaskan lelahpun beresiko juga: ialah kalau si jantung mogok! Anda adalah para pemimpin. Pada saat ini Anda dipercaya untuk mengemban tanggung jawab jabatan (baca: pelayanan) struktural di lingkungan Universitas Katolik, baik sebagai rektor, wakil rektor, dekan, wakil atau sekretaris dekan, ketua program studi, kepala lembaga dan pusat studi, kepala biro dan UPT, ketua dan sekretaris BEM, maupun Senat mahasiswa universitas. Saya menegaskan: Sekarang (tidak besok atau lusa), kita harus sungguh-sungguh menjadi peduli dan aktif: pertama, GARAM – garamgaram yang menggarami, masuk, mencebur, dan meluluhkan diri. Garam yang hanya berdiam diri, thenguk-thenguk, dia melalaikan kewajibannya sebagai garam; Kedua, SEL – sel yang membiak, dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dsb. Sel yang hanya berdiam diri, thenguk-thenguk, dia melalaikan sifat yang diperolehnya sebagai sel. Bangsa kita saat ini masih mempunyai tantangan dan pekerjaan
12
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
rumah yang tidak mudah. Disadari bersama bahwa keprihatinan masih mewarnai masyarakat kita, baik konflik dengan isu agama, intoleransi, kemiskinan, ketidakadilan, korupsi, kerusakan lingkungan hidup, broken home, pengangguran, anak putus sekolah karena biaya pendidikan mahal, dsb. Lantas, sebagai seorang pemimpin di lembaga pendidikan Katolik, Anda ingin mencetak sosok negarawan macam apa untuk menghadapi aneka tantangan tersebut? Apa yang bisa Anda sumbangkan secara pribadi dan institusi untuk tanah air dan kemanusiaan saat ini? Semoga Tuhan memberkati Anda semua, kampus Anda, serta segala tindakan yang terus Anda upayakan bersama untuk peduli dan aktif membangun tanah air dan kemanusiaan, sehingga hidup semakin bermakna.
Wasssalam dengan Berkat, Semarang, 24 Januari 2017 + A. Soegijapranata, S.J.
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
13
SURAT-SURAT PESERTA SML KEPADA MGR. SOEGIJAPRANATA 14
Klaten, 26 Januari 2017 Kepada Mgr. Soegijapranata, Sebelum saya menjadi mahasiswa di kampus Unika Soegijapranata, saya hanya mengenal melalui film yang berjudul Soegija. Namun, setelah saya bergabung dalam kampus ini, saya beberapa kali membaca buku mengenai Mgr. Soegijapranata, berziarah ke TMP Giri Tunggal ataupun ke Soegijapranata Memorial di Thomas Aquinas. Saya merasakan adanya ikatan dan dampak yang tersalur ke dalam diri saya yang dimana membuat saya pribadi yang lebih baik dan dari sebelumnya jauh sebelum saya mengenal lebih dekat Mgr. Soegijapranata. Tanpa sadar saya ingin menjadi pribadi yang lebih bersyukur atas apapun yang sudah Tuhan berikan untuk saya sampai saat ini melalui surat gembala. Banyak sekali kalimat yang membuat saya tertegun dan bersemangat. Ada suatu kalimat “Marilah di dalam lingkungan tempat tinggal/pekerjaan berusahalah menjadi pribadi yang berarti, yang turut menentukan berdasarkan prinsip-prinsip keimanan dan nasionalisme. Jangan hanya turut gelombang amem...mlempem”. Dari kalimat tersebut yang saya rasakan adalah sejalan dengan prinsip hidup saya selama ini bahwa dimanapun kamu berada jadilah dampak yang positif dan jadilah berguna. Oleh karena itu, semua hal terjadi untuk sebuah alasan . Dapat mengenal Mgr. Soegijapranata secara lebih dekat bagi saya juga memiliki alasan, yaitu untuk membuat saya terus menerus ingin menjadi yang lebih baik melalui bersyukur dan peduli terhadap sekitar saya. Maka dari itu dari nilai-nilai yang saya peroleh dari Mgr. Soegijapranata pun akan selalu saya terapkan selama saya menjalankan aktivitas saya di Unika Soegijapranata dan untuk kehidupan saya selanjutnya. Terima kasih telah menjadi sosok yang sangat berarti.... bagi saya dan semua orang yang mengenal Mgr. Soegijapranata .... Berkah Dalem :) Novani Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
15
Katur Romo Soegija Romo Soegija, apa yang saya tulis bisa dimaknai sebagai “mengeluh”, mohon maaf Romo, sungguh keterbatasan yang ada pada diri saya adalah dengan “mengeluh”, atau “curhat”. Kadang bahkan sering hal ini saya lakukan, untuk mengurangi “beban hati dan pikiran” saya. Apakah sikap ini termasuk egois? Saya sering dihadapkan pada keinginan merampungkan pekerjaan segera tapi hal ini ditanggapi oleh orang lain sebagai upaya pencitraan. Padahal sungguh dari hati yang paling dalam tidak sedikitpun terbersit keinginan itu. Karena selesainya pekerjaan itu tidak ada hubungannya dengan “penilaian” apapun, tapi hanya kepuasan saya karena beban atau tugas/tanggungjawab itu sudah saya lakukan dengan “sebaik-baiknya”. Saya masih boleh bertanya Romo, apakah dalam kami berkarya sebagai sebuah komunitas, terutama untuk mengembangkan sikap dan cara pandang agar semakin ber-empati itu personal atau komunal? Karena seringkali “gayung tidak bersambut”. Tapi Romo, percayalah anakmu ini akan terus menyikapi itu semua sebagai “rejeki”, sebagai “tanda tresno” Gusti, agar saya lebih bersabar, lebih dewasa dalam bersikap, bertindak bahkan berpikir dan yang penting lebih bersyukur atas segala karunia ini. Sembah nuwun Romo, Berkah Dalem Gusti. Putro Tuhu Tresno
Endang Wahyati
16
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Klaten, nemlikur Januari Rongewu Pitulas
Nawala meniko kulo serat kagem Bopo Monsinyur Soegija Mugi saget dipun tampi lan Dipun waos kanthi reno ing penggalih
Sugeng siang Bopo Berkah Dalem Nuwun sewu Bopo kepareng nempil kamardikan sekedap mbok bilih kulo lancang nyerat titir meniko. Lha wong mboten nate kepanggih lan mboten tepang kok yo wantun-wantunipun kirim layang. Nuwun sewu nggih Mo... Sak derengipun nuwun pangapunten mbok bilih mangkih bosonipun campuran nggih Mo, dados mangkih ampun duko... “Satus persen katolik, satus persen Indonesia” Kulo remen sanget kaliyan ukoro meniko, ukoro ingkang saged ngobong manah kulo, ingkang saged ndadosaken kulo saestu katolik lan saestu Indonesia samsoyo manteb. Becik marang tumraping liyan mboten mirsani werninipun kulit, mboten mirsani mlarat nopo sugih, awon nopo sae... sedanten meniko rakyat Indonesia kang sami-sami mardhiko. Gemah ripah loh jinawi, nandur kayu thukul telo, mendhem watu dados emas. Tumindak becik niku mboten perlu ngagem syarat thethek bengek, mboten perlu kathah pertimbangan. Lak nggih mekaten to Mo? Nopo malih ajeng nyuwun balen nopo susuk. Saru nggih Mo?
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
17
Jan-jane kulo niku nembe galau je Mo... lha pripun jaman maju kados sak meniko niku anane mung do congkrah, alat komunikasi sing canggih niku ndadosaken bebrayan lan kekancan niku malah bubar kok Mo .. lucu to Mo? Panjenengan mesti bingung, lha wong jamane riyin dereng wonten hape dereng wonten BBMan, W.A.nan, Pesbukan haning malah langkung sae niku Mo, kahananipun malah langkung tentrem, adem lan ayem. Dinten niki kulo raos bingah Mo.. bingah lan semakin dikuatkan kalih rencang-rencang wonten bruder Theo ingkang sampun paring wejangan kang sae sanget, migunani dumateng kulo sak rencang. Bersyukur... kadosipun gampil ananging kedah perlu tiyang sanes ingkang saget nyengkuyung, mbombong supados semangat lan niat kulo niku samsoyo cespleng. Wonten ing damelan nopo ingkang kulo saget, talenta sing wonten kulo asah ngangge wungkal kesenian. Berkarya mboten nate mandeg, eksplorasi terus menerus mboten gampil gegeden sirah. Dialem pisan njuk kemaki. Nyambut damel niku mboten mung pados arto, ning wonten ingkang langkung wigati nggih meniko Berkarya Untuk Kemuliaan Tuhan. Bakat, minat lan kemampuan ingkang sampun diparingi Gusti niku ampun dipek piyambak. Tapi berikanlah untuk Gereja dan kemanusiaan, niku sampeyan piyambak lho sing ngendiko. Cekak aos, matur nuwun sanget sampun paring wekdal kagem kulo ingkang mboten ngertos nopo-nopo niki. Menawi wonten klenta klentunipun kulo nyuwun gunging samudro pangeksami
Sungkem kulo, Anggara
18
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Klaten, 26 Januari 2017
Katur Panjenengan Dalem Romo Mgr. Soegijapranata
Berkah Dalem Melalui surat ini pertama-tama kami sampaikan syukur dan terimakasih kami kepada Tuhan karena telah mengutus Romo untuk hadir di tengah upaya kami mencari jatidiri. Sebagai sebuah komunitas ilmiah melalui keteladanan Romo Soegija. Sungguh kami merasa bangga boleh ikut merasa “memiliki” Romo Soegija. Romo Soegija, yang sungguh kami hormati dan sayangi, meski saya belum pernah bertemu, bertatap mata tetapi melalui cerita, tulisan bahkan foto yang kami lihat, sungguh kami merasakan aura kesejukan, keteduhan, ngayomi dan ngayemi umat orang muda dan anak-anak. Kami sungguh sangat berterima kasih kepada Romo, kami bersyukur atas nilai-nilai kehidupan yang sudah Romo wariskan.Nilai keikhlasan, proaktif (tidak bersikap menunggu) peduli dan kasih sangat kami rasakan. Romo Soegijo yang baik. Ada satu pertanyaan yang ingin saya sampaikan “apakah sikap egois itu bisa diatasi dalam waktu pendek/singkat?” Kalau dalam komunitas kami bekerja ada satu kelompok karena “kecocokan” dari berbagai hal, tapi tidak merugikan orang lain juga bisa
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
19
disebut sebagai egois ? Pertanyaan berikutnya “apakah juga ada teman yang tidak pernah mau mendengarkan masukan kita” termasuk sikap egois yang harus kita “lawan”? Romo, kami kadang galau, kadang jengkel ada ketidak-adilan yang kami alami dalam berelasi di tempat kami berkarya tapi seringkali kami tidak dapat berbuat apa-apa. Saya hanya menganggap barangkali ini “rejeki” yang Tuhan berikan kepada saya dalam bentuk lain. Tapi jika itu dibandingkan dengan perjuangan Romo dan apa yang Romo alami, tak akan bisa diperbandingkan.
Nn
20
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Rm. Soegija, Berkah Dalem Terima kasih atas surat Romo untuk kami yang mengingatkan untuk peduli, aktif dan bermakna. Kami menyadari bahwa sebagai pribadi tidak boleh hanya berpangku tangan saja. Nasib bangsa ditengah-tengah tantangan kebangsaan saat ini harus diperjuangkan secara aktif dan bukan hanya menjadi penonton. Ikut menggarami dan memberi pengaruh yang baik harus dimulai dari lingkungan terkecil tanpa menunda waktu lagi. Terima kasih Romo yang juga mengingatkan kami untuk memperbarui terus menerus sehingga kami menjadi pribadi-pribadi yang haus dengan karyakarya gerejawi . Dengan begitu dapat menuntun langkah kami menjadi pribadi yang tangguh dan baik serta semakin percaya dengan hati nurani. Terimakasih Romo atas semua doa Romo untuk kami. Nn
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
21
Kepada Yth. Mgr. A. Soegijapranata, SJ Di Surga Mgr. Soegija... Terima kasih atas nilai-nilai yang sudah diberikan pada saat ini. Bersyukur atas semua yang sudah diberikan dan kesempatan yang sudah diberikan. Rasa syukur ini, saya wujudkan dengan selalu berbuat baik, selalu berbagi dan menjadi garam serta terang dimana pun saya ditempatkan. Peduli terhadap alam sekitar dan teman serta keluarga besar yang sudah dititipkan kepada kita. Peduli dan aktif menjadi bagian warga besar UNIKA SOEGIJAPRANATA sesuai dengan teladan Mgr. A. Soegijapranata lakukan pada saat penjajahan Belanda di Indonesia. Secara personal ingin selalu mengabdi lebih baik agar bisa menjadi BERKAT dan bukan menjadi batu sandungan buat kemajuan bersama. Mohon Berkat Mgr. A. Soegijapranata memberikan pemahaman yang baik buat kita dan segenap sivitas Unika Soegijapranata dengan lebih baik lagi. Tks.
Klaten, 26 Januari 2017 Nn
22
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Klaten, 26 Januari 2017
Kepada : Yth. Mgr. A. Soegijapranata, SJ Mgr. Soegijapranata, SJ saya sangat bersyukur hidup di Indonesia dengan bangsa yang besar dengan ribuan pulau dari Sabang sampai Merauke dan dengan tanah air yang luas subur dan kaya aneka macam hasil bumi juga dengan beragam suku bangsa, agama, ras dan golongan yang berbeda. Mgr. A. Soegijapranata, SJ saya bersyukur menjadi orang yang bermakna terutama karena kepercayaan/Tuhan mempercayakan kepada saya untuk mendidik mahasiswa/mahasiswi di Unika Soegijapranata. Dalam pekerjaan saya di Unika selalu berusaha untuk terlibat/peduli dan aktif dengan talenta yang saya miliki. Mgr. A. Soegijapranata, SJ Puji Tuhan saya juga bersyukur karena diperkenankan peduli terhadap sesama yang membutuhkan baik di lingkungan kerja, rumah maupun di mana pun yang saya hadapi (peduli dengan anak-anak, dengan biaya pendidikan, dengan mereka yang kelaparan dst) melalui keaktifan tersebut (dalam kepedulian tersebut) saya juga bersyukur sehingga hidup saya bisa bermakna baik di lingkungan kerja, dan dimanapun berada. Mgr. A. Soegijapranata, SJ sebagai karyawan yang diberi tanggung jawab pekerjaan saya juga berusaha untuk bisa menjadi garam di lingkungan kerja saya dan yang paling saya syukuri anak saya semata wayang diperkenankan untuk mengikuti jejakmu sebagai pelayan Tuhan melalui Yesuit. Matur nuwun Berkah Dalem Salam kasih, Veronika Kusdiartini
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
23
Kagem Mgr. A. Soegijapranata, SJ
Matur nuwun Romo, Surat gembalanya sungguh mencerahkan dan memberi semangat, bahwa pada saat-saat kesulitan datang dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab Romo mengingatkan untuk bersyukur bahwa aku masih diberi kesempatan untuk aktif dan mudah-mudahan dapat memberi makna khususnya melalui karya pendidikan. Saya masih harus belajar banyak untuk selalu melihat sisi positif dari semua situasi agar bisa memberikan daya dan energi sehingga mampu untuk terus maju karena keyakinan dapat memberi makna. Namun juga menjaga untuk tetap rendah hati tidak silau dan tinggi hati karena merasa sudah memberi makna. Biarlah orang lain yang merasakan makna, bukan diriku yang menilai kadar makna saya. Nyuwun doa Romo, matur nuwun Nn
24
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Klaten, 26 Januari 2017
Mgr. Soegijapranata yang terkasih, Memang sudah selayaknya kita bersyukur bahwa Indonesia dilahirkan sebagai bangsa yang majemuk dan hal ini seharusnya dapat menjadi ciri khas serta kekuatan yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Namun, saya merasa prihatin karena kemajemukan yang kita miliki malah digunakan sebagai alat pemecah belah persatuan bangsa ini. Doakanlah kami, supaya kami khususnya umat kristiani dapat menjadi pemersatu bangsa ini dan meneruskan perjuanganmu sebagai Soegijapranta muda. Menanggapi perubahan zaman yang terjadi dengan cepat, saya dan juga Gereja memang harus juga berubah secara positif. Kita semua hendaknya harus bisa berdiskresi mengenai manakah perubahan yang baik dan manakah yang tidak sesuai dengan nilai nilai kristiani . Kehadiran Unika Soegijapranata sebagai institusi pendidikan katolik juga harus dapat menanggapi perubahan ini. Saya sebagai salah satu bagian Unika Soegijapranata hendaknya dapat menjadi agent of change di tengah perubahan dan permasalahan yang ada di sekitar kita. Hendaknya semangat “magis” dapat kita terapkan dalam pekerjaan sehari-hari untuk membawa perubahan yang baik, menjadi berkat bagi sesama, terlebih demi semakin besarnya kemuliaan Tuhan. Monsinyur, terima kasih atas telah dan semangat yang Monsinyur berikan sehingga dapat menjadi inspirasi kita semua. Doakanlah kami semua di sini dan juga bangsa ini dalam menghadapi segala tantangan yang ada. Dari domba yang kau gembalakan Berkah Dalem . nn
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
25
Dear Monsignur Albertus Soegija, Perkenankanlah saya dengan rendah hati menuliskan surat pendek ini kepadamu. Dalam kebaikan Tuhan yang tidak terlukiskan, Monsignur, Tuhan memilihkan engkau sebagai Bapak patron civitas academika kami. Saya sebagai salah satu warga civitas mengucap banyak terima kasih kepada Monsignur karena keteladanan sebagai gembala utama yang tidak saja peduli pada kawanan domba katolik yang engkau rawat pada masa itu, melainkan juga domba-domba warga bangsa Indonesia yang kala itu sangat-sangat mendambakan bebas dari belengggu penjajahan. Ujaranmu yang amat sangat mengiang di telinga batin saya “jadilah 100% orang katolik dan 100% Indonesia” bermakna teramat sangat dalam bagi saya inzan katolik yang bekerja di institusi katolik, untuk pada jaman saya ini tetap bisa menjadi berguna bagi bangsa saya dengan cara yang saya bisa yakni “menjadi peduli, aktif dan bermakna” demi turut menjadi sarana keselamatan bagi bangsa yang saya cintai ini. Wasalam AS
26
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Sangkal Putung, 26 Januari 2017
Mgr. Soegijapranata ytk, Saya bersyukur dalam hidup saya berkesempatan bersinggungan dengan Romo Kanjeng meski dalam masa yang berbeda. Menjadi bagian dari suatu institusi pendidikan tinggi yang menyandang nama Romo Kanjeng sangat membuat saya bangga terlebih saat saya memperoleh kesempatan memberi warna di Universitas Katolik Soegijapranata sebagai salah seorang pemimpin di tingkat fakultas maupun universitas. Satu yang selalu saya pegang dari pesan Romo Kanjeng adalah “bakat pemberian Allah jangan hanya kau sembunyikan, persembahkanlah seluruhnya kepada nusa bangsa dan negara”. Satu pesan ini selalu mengingatkan saya bahwa menjadi seorang pemimpin adalah sebuah anugerah semata, bukan hanya karena kelebihan saya. Dengan demikian amanah dan kepercayaan yang diberikan harus dikembalikan dengan bentuk dedikasi, integrasi, sukacita dan cinta kasih. Tentu saja banyak godaan dan tantangan saat berada di posisi pimpinan. Godaan bermegah diri, berbuat yang menyamankan diri sendiri, menggunakan kekuatan yang dimiliki bukan untuk yang semestinya, bahkan lari saat menemui kesulitan yang besar. Namun pesan dan semangat Romo Kanjeng bahwa seorang pemimpin harus tidak sungkan untuk terlibat, peduli, aktif dan bersemangat untuk memberi. Itu selalu menyemangati dan mengarahkan saya. Menjadi seorang pemimpin berarti mengalami proses pembentukan karakter terus menerus. Saya pribadi jauh dari sempurna. Tapi perjumpaan saya dengan banyak orang membuat saya dikuatkan dari mereka yang memberikan dukungan ataupun dari mereka yang memberikan tantangan. Bagi saya semuanya adalah hal yang luar biasa yang perlu saya syukuri.
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
27
Jalan yang saya tempuh masih sangat panjang, semoga pesan-pesan Romo Kanjeng selalu menjadi pelita bagi saya dalam berkarya, baik sebagai pimpinan maupun sebagai bagian dari Universitas Katolik Soegijapranata (dosen). Semoga saya mampu menjadi insprirasi terutama bagi mereka jiwa-jiwa muda yang menempuh pendidikan tinggi di Unika. Terima kasih Romo Salam Inneke Hantoro
28
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Kagem Mgr. Soegijapranata
Berkah Dalem, Saya sudah menerima pesan gembala Romo, dan tentunya sudah saya baca serta saya coba mengerti semampu saya. Romo, lewat pesan yang telah Romo tuliskan ada beberapa hal yang menyentuh hati saya. Mulai dari hal bersyukur atas kemerdekaan yang saya peroleh secara pribadi maupun lingkungan gereja, masyarakat dan bangsa. Kemudian bagaimana kita harus berani berubah dan menjadi lebih menghayati hidup secara benar untuk membangun kesejatian hidup yang mengarah pada kasih dan kuasa-Mu yang diaktualkan pada sesama dan bangsa. Hal yang terakhir adalah tentang kesempatan yang telah Tuhan berikan kepada saya, supaya hidupku bisa menjadi lebih peduli dan bermakna bagi sesama. Tiga hal yang sudah saya sebutkan saya coba renungkan dan endapkan dalam hati serta saya cari jawabannya untuk dapat saya lakukan dalam lingkup keluarga, lingkungan masyarakat dan tempat saya bekerja. Pertama, berulangkali dalam beberapa kesempatan saya muncul perasaan syukur atas kemerdekaan yang saya peroleh dalam kehidupan saya. Kemerdekaan itu meliputi antara lain : memiliki negara yang mempunyai dasar Pancasila dan menjunjung tinggi kebhinekaan. Hidup dalam sebuah negara dan masyarakat yang menjunjung tinggi berperadaban dan berketuhanan dsb. Maka jika boleh saya coba sampaikan kepada romo bahwa nilai kemerdekaan ini akan saya manfaatkan dan terapkan dalam hidup saya,
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
29
terlebih dalam tugas tanggungjawab saya sebagai kepala keluarga dan karyawan di bidang kehumasan di Unika Soegijapranata, dengan : 1. Mendorong dan mendukung serta mendoakan supaya anak saya diteguhkan dalam panggilannya menjadi seorang romo 2. Menjadi warga yang aktif dalam kegiatan masyarakat dan gereja 3. Mendorong dan menciptakan kondisi kerja yang penuh tanggung jawab dan menjadi saluran kasih dan berkat Tuhan di Unika. Kedua, mencoba menghayati kesempatan yang ada sebagai peluang atas berkat yang Tuhan berikan kepada saya, dengan berani ikut andil dalam kegiatan yang memperkembangkan talenta saya sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh orang lain di lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerja. Ketiga, berani berubah diri dan siap untuk mengembangkan diri serta lebih terbuka terhadap segala hal positif yang akan membangun saya lewat cara Tuhan yang ajaib. Kembali romo, semua niat dan harapan saya, semoga Romo berkenan mendukung dalam doa, sehingga yang terjadi kemudian bukan kehendak saya melainkan kehendak Tuhan yang berkarya dalam diri saya. Saking, F. Yuwono Agustus Humas Unika
30
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Mgr. Alb. Soegijapranata, SJ yth.
Syukur saya panjatkan kepada Allah karena Mgr. Alb. Soegijapranata kembali melayangkan surat kepada kami domba-dombanya. Saya pribadi menerima dengan tulus dan meresapkan kata-kata kunci yang telah disampaikan dan saat ini melalui surat ini saya berusaha menyampaikan resapan kalbu saya. Pertama, Tempora mutantur et nos autem cum illis. Zaman selalu berubah dan kitapun berubah pula. Saya sudah mengabdi di Unika Soegijapranata selama 31 tahun lebih. Dari jangka waktu selama itu, saya pribadi melihat perubahan yang sangat besar dari Unika Soegijapranata. Dilihat secara fisik, Unika Soegijapranata saat itu bukanlah perguruan tinggi yang “menjanjikan”, namun usaha keras dari kami dan bersama dengan berkatmu, Unika Soegijapranata berkembang dengan pesat. Saya bersyukur untuk hal-hal itu, karena itu semua mencerminkan bahwa kami tidak hanya “thenguk-thenguk”. Kedua, Ecclesia semper reformanda, gereja senantiasa memperbarui diri terus menerus, kami, Unika Soegijapranata juga selalu memperbaharui secara terus menerus, mengikuti perkembangan teknologi, menyesuaikan diri dengan tuntutan aturan, serta mengubah cara pandang kami terhadap mahasiswa, dari cara pandang sebagai obyek, menjadi cara pandang yang melibatkan mereka sebagai subyek. Mereka adalah masa depan bangsa ini yang harus kami layani sebaik-baiknya. Hal itu membuahkan hasil yang baik. Kami bersyukur akan hal ini. Ketiga, videant consules!! Hendaknya para pemimpin berhati-hati dan bijaksana. Hal ini juga dilakukan oleh Unika Soegijapranata. Kami berusaha untuk berhati-hati untuk memilih dosen-dosen baru yang kami persiapkan untuk melayani mahasiswa. Kami berhati-hati dalam memilih para pemimpin, baik dari tingkatan paling rendah hingga
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
31
pimpinan puncak. Kami akui bahwa kami adalah manusia lemah, kami terkadang salah dalam memilih pemimpin, namun karena kami selalu mendekatkan diri kepada Allah, maka kami tidak pernah mendapat kesulitan yang amat sangat. Terakhir, kami berharap bahwa surat-surat Mgr. Soegijapranata, SJ masih dapat kami terima. Sehingga surat tersebut dapat menjadi bahan refleksi bagi kami, menyemangati kami dalam bekerja. Semoga!!!
Nyuwun Berkah. YB
32
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
SURAT KASIH DOMBA UNTUK RAMA KANJENG
“Terpanggil Manjing Ajur Ajer” Romo Kanjeng yang baik hati, Sebagai orang Katolik yang lahir di bumi pertiwi Indonesia, saya merasa bangga memiliki gembala sekaligus Uskup pribumi pertama. Romo Kanjeng Soegijapranata itulah utusan Tuhan yang hadir di saat yang tepat. Sosok Romo Kanjeng sungguh menjadi figur pemimpin umat yang mengayomi semua orang tanpa memandang agama. Pemikiran religius dan nasionalis Romo Kanjeng menjadi insprirasi dan teladan bagi kami saat ini dan sampai kapanpun untuk menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia. Untuk mengembangkan kepedulian dan partisipasi aktif Romo Kanjeng menjadi role model kami orang Katolik adalah bagian dari masyarakat dan warga negara Indonesia. Betul sekali kami harus peduli dan aktif melibatkan diri dari manjing ajur ajer dalam ombyaking masyarakat Indonesia. Akhir-akhir ini kami prihatin atas persoalan bangsa ini seperti korupsi yang menyeret keluarga …… saat saya berangkat ke rumah retret sangkal putung Klaten untuk SML VIII ini. Saya dan rombongan 1 mobil berhenti di pinggir jalan perempatan arah Kopeng untuk menunggu pak Joko Suwarno. Saya melihat ada baliho dari pinggir jalan yang mengkampanyekan arti korupsi. Dalam baliho itu ada tulisan yang edukatif dan inspriratif : kalau orangtua saya korupsi berarti saya anaknya koruptor…..malu dong! Anak Indonesia anti korupsi ”Baliho itu mengajukan ajakan stop korupsi dari GASAK (Gerakan Salatiga Anti Korupsi). Romo Kanjeng yang gemati dan peduli Doakanlah kami agar mampu menjadi pelita di keluarga, gereja dan
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
33
tempat karya meskipun tidak mudah semoga masyarakat tetap berserah diri dan membangun harapan sejati. Semoga kata-kata presiden Soekarno “jasmerah” (jangan sekali-sekali melupakan sejarah) terpatri dalam diri kami. Sejarah Gereja Katolik sejal awal mula selalu terlibat dan aktif pada situasi bangsa dan negara. Semoga kami tidak takut tidak malu tidak minder memberikan kesaksian sebagai orang Katolik di tengah masyarakat. Sabda Yesus memberikan kekuatan “jangan takut! Aku akan menyertai engkau sampai akhir zaman” (Mat 28:20) Berkah Dalem
Klaten, 26 Januari 2017 Y. Gunawan, Pr
34
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Yang terhormat Mgr. Soegijapranata, SJ Uskup KAS Berkah Dalem, Membaca surat gembala Mgr hati saya menjadi semakin tergerak dengan ungkapan Mgr. tentang kata “sekarang” dan “kita harus sungguhsungguh”. Dua kata tersebut menjadikan saya tidak boleh menunda pekerjaan dan dalam mengerjakan sesuatu haruslah sungguh-sungguh. Saya akan mencoba memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap orang tanpa membedakan status dan profesi di Unika. Namun saya sadar ketika kita akan berbuat baik pada seseorang kadang orang lain tidak bisa menerima. Hal ini harus disadari perbuatan baik juga mengandung resiko Tetapi dengan kutipan dari Yak. 4:17 yang tertulis dalam surat gembala yang berbunyi “jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa”. Kutipan ini semakin lebih menguatkan saya bahwa berbuat baik kepada sesama itu tidak boleh membedakan dan harus dilakukan kepada siapa saja dimana saja dan kapan saja. Mgr Soegija- anda memang seorang pemimpin agama katolik dan sekaligus pahlawan bangsa karena segala ucapan dan perbuatan serta sikap anda selalu mencerminkan sosok manusia yang diutus Tuhan untuk menyampaikan kabar gembira bagi semua orang tanpa terkecuali. Semoga apa yang telah diucapkan dan dituliskan dalam surat gembala, saya dapat melaksanakan seturut kehendak Mgr Soegija dan seturut kehendak Tuhan.
Klaten, 26 Januari 2017 Salam hormat, Dadut Setiadi Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
35
Surat domba yang diserahkan kepada gembalanya Mgr. Soegija....... rasa syukur kami ucapkan atas pencerahan yang telah diberikan. Pencerahan terkait adanya satu ikatan cinta kasih keluarga Unika Soegijapranata, dengan karakter yang beragam dari orang-orang di dalamnya sebagai cerminan keragaman budaya yang ada di Indonesia. Mgr... sebagai alah satu “domba” yang dipercaya sebagai “garam” dalam wujud kepercayaan memegang jabatan di Unika, memang kami merasakan bahwa sebaiknya kami dapat dan mampu menentukan arus/ arah kemajuan Unika Soegijapranata. Secara umum, memang dan dalam diri kami ada spirit untuk menjadi “pionir”. Pada waktu orang lain belum berpikir terhadap sesuatu, kadangkala kami melakukannya, walau kadang belum tampak langsung hasilnya. Satu contoh sebelum yang lain mendapat penelitian dari Dikti kami mencoba mengajukan dan lolos. Pada waktu Unika belum ada Asesor BAN PT kami mencoba melamar dan nembus. Spirit pionir ini berikutnya kami gunakan untuk memotivasi rekan-rekan yang berkepentingan untuk maju bersama. Mgr. Soegija memang kami sadar bahwa untuk mengelola rekan sejawat agar dapat maju bersama atau maju di depan sangat tidak mudah untuk itu seringkali kami memposisikan diri sebagai “pionir” yang melangkah di depan agar dapat mengetahui masalah. Hal yang masih harus kami benahi antara lain lebih memahami banyak karakter dan kemampuan dasar dari para karyawan yang kami kelola, yang kemungkinan besar beberapa diantaranya kemampuan dasarnya di bawah kemampuan kami. Kami harus lebih sabar dan telaten dalam mengelola mereka (bagi yang lebih rendah kemampuan dasar) selain itu adanya beberapa titik lemah kami (salah satunya kemampuan bahasa) tidak menghambat pemberian motivasi kepada rekan-rekan yang dapat maju secara lebih cepat minimal mengajak maju bersama (bagi yang sejajar kemampuan).
36
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Itu Mgr yang dapat kami sharingkan….... langkah ke depan yang dapat dan perlu kami lakukan adalah -
Melakukan identifikasi (lebih rinci yang positif yang ada dan melakukan pengembangannya
-
Melakukan identifikasi rinci hal yang negatif (masih kurang) dan melakukan perbaikan/pengurangan hal-hal yang negatif agar menjadi positif.
Begitu Mgr yang dapat kami sampaikan, yang dapat kami resapkan, sekali lagi terima kasih atas pencerahannya Salam hormat Klaten, 26 Januari 2017 Rejeki
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
37
Dear Mgr. Soegija....
Aku belum begitu mengenalmu meskipun sudah sekian puluh tahun bersama. Tapi aku mau berusaha menjadi seseorang yang peduli, aktif dan bermakna seperti halnya engkau. Aku bersyukur akan tugas yang harus aku tanggung, nggawangi 40 staff langsung dan sekian puluh tenaga outsorcing...... Berat ya...... karena siapa aku ini... bukan siapa-siapa. Aku bersyukur diberi kesempatan mengenal lebih banyak orang dengan lebih banyak masalah. Menjalani sebagai kepala, namun masih ada kepala lagi di atasku dengan berbagai ragam tipe kepemimpinan. Berarti Tuhan sayang sama aku ya…… karena aku berkesempatan menjadi lebih sabar, lebih kreatif, lebih bijak, lebih bisa mengelola hati dan jiwaku... Wow Tuhan luar biasa ya.. cara DIA “membentuk” aku sangat indah. Mgr. Soegija yang baik... Aku bersyukur karena “api’ selalu ada dalam jiwaku, yang selalu membakar jika ada sesuatu yang menurutku /menurut aturan itu salah. Tidak pernah diam, mungkin itu yang istilahnya. Selalu dan selalu membuat perbaikan di lingkunganku, menegur jika ada kesalahan dan bersama-sama memperbaikinya. Menegur…... susahnyaaaa.......tapi harus. Harus dengan cara yang benar dan tidak mempermalukan staff. Jika mereka menerima dan mau memperbaiki, wow............ luar biasa bangganya!!! Mgr. Soegija yang hebat, Jaman sekarang banyak orang yang bilang Ojo lali happy!! Saya juga ikut-ikutan, tapi ternyata hepi saja tidak cukup ya... semestinya : Ojo lali happy dan bermakna .... saya bikin status itu di FB loooh…………(Mgr.
38
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Soegija nggak tahu FB kan……) Beberapa menit lalu, saya sebar kues singkat via WA (Nah…Mgr pasti juga nggak tahu WA) ke 10 staff tentang : Apa arti Yuliana bagimu? Dan jawaban mereka membuatku menangis ..... Ekspresi mereka menunjuk ke satu hal, bahwa Bu Yuliana adalah pemimpin yang bijak, ngayomi tapi juga mendidik, memberi inspirasi, motivasi, sekaligus bisa menjadi ibu dan sahabat yang baik... Terima kasih Tuhan…….. karena KAU jadikan aku berarti dan bermakna bagi orang lain. Semoga perjuangan hidup ini dengan terus peduli, aktif dan bermakna, akan selalu aku lakukan
With love & pray Yoel
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
39
26 Januari 2017
Kepada Mgr. Soegijapranata Monsinyur saya suka semboyannya pro ecclesia et patria ini bagus untuk NKRI kita. Ini bagus untuk mendidik anak-anak muda di kampus supaya bela rasa dengan negara ini sehingga lebih mencintai dan bangga dengan negara ini
Widyanto
40
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Klaten 26 Januari 2017 Kepada yth. Romo Mgr. Soegijapranata, SJ Di tempat
Dengan hormat, Pertama saya ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas perhatian Romo kepada saya, sehingga Romo berkenan menuliskan surat pribadi kepada saya. Saya sebagai pribadi akan terus mengingat pesan Romo pada surat tersebut. Saya berusaha dengan tulus dan rendah hati untuk dapat mewujudkan dalam pelayanan saya di Unika Soegijapranata sehingga sikap yang terus bersyukur, peduli, aktif dan kemudian menjadi bermakna dapat saya wujud nyatakan dalam kehidupan dan pelayanan saya di tempat ini Sekali lagi saya mengucapkan banyak terimakasih atas perhatian Romo, terhadap saya Hormat saya Bayu Prestianto
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
41
Tanggapan atas surat gembala Mgr. A. Soegijapranata
Romo Mgr. Soegijapranata, gembala iman yang saya hormati, surat Romo tertanggal 24 Januari 2017 dengan judul “peduli, aktif dan bermakna” yang ditujukan bagi seluruh pejabat struktural di UNIKA Soegijapranata Semarang sungguh menggugah kesadaran dan sekaligus menantang pertanggungjawaban saya selaku salah satu pengelola fakultas, khususnya dikaitkan dengan tugas pelayanan kepada mahasiswa. Jabatan struktural seharusnya dipandang dan disadari sebagai kesempatan dan kemampuan untuk berbuat lebih banyak, berbuat lebih nyata...seperti garam yang asin. Kesempatan untuk berbuat lebih banyak untuk menyebarkan kasih dan kebaikan Tuhan melalui sapaan, perhatian dan kebijakan dan aturan. Mahasiswa sebagai generasi muda harapan bangsa harus mendapatkan pendidikan yang didasarkan pada hal-hal positif seperti kerjasama, saling menghargai, saling mengembangkan; bukan mengembangkan arogansi, egoisme, kekerasan dan hal-hal yang jauh dari kasih Tuhan.. Mahasiswa belajar dari kelakuan para pejabat struktural.... jika mereka belajar tentang kasih dan kebaikan maka mereka akan bertumbuh dewasa dengan semangat kasih pula ! Romo Mgr., mohon doa restunya agar saya mampu menanggapi surat gembala ini dalam perbuatan, dan bertekun dengan hal tersebut. Salam hormat Soedarini
42
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Balasan surat gembala
Mgr. Soegijapranata, saya sebagai bagian dari warga Unika yang kebetulan diberikan kepercayaan untuk menduduki posisi jabatan struktural dan juga bagian dari warga masyarakat berusaha untuk dapat menjadi manusia yang peduli, aktif dan bermakna. Dalam setiap tugas saya berusaha untuk mengerjakan segala sesuatu dengan baik, apalagi posisi sebagai pejabat struktural yang kadang berada pada posisi sulit ketika ada orangtua atau mahasiswa mengalami kesulitan keuangan. Mereka berada pada kondisi harus membayar tagihan pembayaran sementara kondisi keuangan keluarga belum memungkinkan, maka saya harus bisa bersikap dan bertindak untuk membantu mereka. Entah dengan memberikan informasi maupun pinjaman untuk melunasi pembayaran. Dalam lingkungan gereja atau masyarakat juga ketika ada pihak lain yang membutuhkan entah berupa pemikiran maupun tenaga saya usahakan untuk membantu mereka. Ada rasa dalam hati ini “susah menolak” jika dimintai bantuan meski terkadang kondisi badan tidak memungkinkan. Namun semua saya persembahkan kembali kepada Tuhan dan mohon kekuatan-Nya sehingga dapat menjalankan semuanya. Mohon bantuan dari Mgr. Soegija supaya saya dapat menjadi manusia yang bermakna Mgr. Soegijapranata, SJ yang saya hormati Sungguh sebuah kehormatan dan berkat yang tak ternilai bagi saya karena mendapatkan sapaan Mgr. melalui surat gembala bagi saya dan rekan-rekan sejawat di Unika. Terima kasih untuk kesediaan Mgr. mengingatkan kembali panggilan tugas dan perutusan saya di Unika, terutama untuk selalu memberikan kepenuhan hidup melalui ucapan dan bertindak syukur. Terima kasih untuk tulisan yang luar biasa untuk menegaskan kembali
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
43
hakekat berkarya di Unika, untuk menjadi pribadi yang peduli, aktif dan bermakna, terutama dalam memimpin unit program studi saat ini. Terimakasih untuk kiriman berkat melalui lahan para penyapu taman dan panti semedi pagi ini yang kembali membantu menjernihkan segala kotoran-kotoran yang melekat, secara tekun, telaten dan penuh takjim seperti mereka yang sedang menyapu taman ini saat ini. Terimakasih, Mgr. dan mohon berkatmu selalu untuk Unika. Salam takjim,
44
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Mgr. Soegi yang saya hormati dan cintai, Membaca surat Mgr. saya terharu dan agak sedih, kalau bahasa mahasiswa yang saya layani galau. Pertama karena ketika Mgr, mengatakan bahwa kita harus bersyukur karena memiliki negara Indonesia, saya sangat setuju tetapi di sisi lain ada kegalauan karena kondisi yang terjadi akhir-akhir ini di negara kita Mgr. Betapa mudah orang terprovokasi dan melakukan provokasi. Tidak mencari peluang–peluang kerja sama dari unsur-unsur yang berbeda yang seharusnya menjadi kekuatan negara kita, tetapi malah gampang melakukan perpecahan. Letih mencari perbedaan yang bisa dipakai sebagai pembeda atau pemecah belah daripada menemukan perbedaan untuk bisa saling melengkapi. Mgr. Soegi, Zaman memang berubah, itu adalah keniscayaan bahkan setiap detik ribuan, jutaan bahkan milyaran sel-sel dalam tubuh saya juga berubah, namun perubahan itu seringkali membawa sesuatu yang tidak saya harapkan meski sebagai suatu keniscayaan, saya berusaha untuk ikut terlibat didalamnya kadang terhanyut dalam perubahan namun kadang bertahan dalam pendirian ini yang kadang menjadi kelihatan aneh dan berbeda. Pada saat itu kadang muncul keinginan untuk menyerah ikut saja pada keadaan namun surat Mgr kembali menguatkan saya agar “ngeli ning ora keli” “hanyut tapi tidak larut” mudah-mudahan bisa mempertahankan prinsip itu menghadapi perubahan yang negatif Mgr. Soegi, Semangat untuk tetap mereformasi diri yang dituliskan Mgr menjadi kalimat penguat juga agar terus menerus bisa melakukan reformasi untuk bisa semakin bermakna bagi sesama dan semesta. Mampu “mikir liyan” ora mung karepku dhewe. Terimakasih Mgr. semoga dimampukan untuk itu nyuwun pangestu dan berkah njih BDS Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
45
Dear Mgr. Soegija
Sebagai bagian dari umat yang sudah menerima contoh dari surat darimu aku merasa sangat kecil dan tidak mampu untuk sebanyak itu menjalankan petunjukmu. Itu terlalu besar untukku Aku dan segenap jiwa ragaku belum mampu untuk seutuhnya “menjangkau” hakekatku sebagai manusia awam yang masih terikat dengan pertanyaan-pertanyaan manusiawi. Tentang kebutuhanku, tentang bekerjaku, pertanyaan istri dan anakku dll. Aku masih belum mampu untuk “selesai dengan diriku sendiri”. Aku hanya mampu menjalankan arahanmu secara paruh waktu menjalankan tugasku dalam keterbatasanku dan dalam peranku sebagai pendamping mahasiswa. Dear Monsignyur, mudah-mudahan engkaupun melihat dan paham, bahwa dalam keterbatasanku dan dalam ketidakmampuanku untuk “mengingkari diri” aku tetap mencoba untuk menjadi 100% pendamping mahasiswa dan 100% kepala keluarga, kau juga tahu usahaku untuk mendampingi mahasiswa secara penuh pada saat aku harus mendampingi mereka dan menjadi kepala keluarga pada saat aku di tengah keluargaku Semoga dalam keterbatasanku itu aku masih layak kau pandang sebagai bagian dari nilai-nilai yang sudah kau tawarkan. Dan tetap mendampingiku dalam bekerja baik di kampus maupun di rumah Berkah Dalem Haryo
46
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Romo Kanjeng yang baik, Syukur pada Allah boleh bersama terlibat dalam karya pendidikan yang Romo Kanjeng perjuangkan. Menjadikan manusia sebagai pribadi yang utuh dalam karya dan doa bagi bangsa juga gereja. Proses pendidikan ini, bukan saja untuk mahasiswa tetapi bagi diri saya sendiri. Pengalaman 16 tahun bergabung dalam karya pendidikan di Unika, mendidik saya dari belajar mengetahui hingga memahami. Mudah untuk melaksanakan aktifitas pengajaran tetapi sulit untuk melakukan aktifitas pendidikan. Pendidikan membutuhkan kerelaan hatiku untuk berjuang memahami, kerelaan untuk membagikan apa yang kupahami, mengembangkan apa yang kumiliki. Romo, tidak mudah untuk dapat selalu memahami, untuk selalu peduli selalu berusaha dengan banyak keterbatasan yang kumiliki dalam memperjuangkan pendidikan yang Romo perjuangkan. Di dalam doa, ada satu permohonan yang terus kudaraskan, untuk mempunyai kebaikan hati yang selalu terbuka pada banyak hal yang harus kuperjuangkan. Hal yang benar, harus diperjuangkan dengan cara yang benar agar bermakna bagi semua yang terlibat dalam karya pendidikan di Unika dan lebih banyak orang. Romo Kanjeng, doakanlah aku dari surga mulia
Klaten, 26 Januari 2017 nn
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
47
Kepada Yth. Mgr. A. Soegijapranata, SJ Dengan hormat, Terima kasih atas pesan gembala yang Mgr sampaikan kepada saya pribadi. Sebagai Pejabat struktural di lingkungan Unika Soegijapranata, kami bersama membuat rencana strategis dalam 4 tahun ke depan agar gerak langkah progdi kami lebih terarah.
48
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Yth. Mgr. A. Soegijapranata, SJ Saya bersyukur sekali mendapat kesempatan mengikuti SML kali ini. Saya merasakan mendapat pencerahan kembali sebagai seorang individu/ manusia yang merupakan karya besar Tuhan di dunia ini. Dimana Tuhan menciptakan manusia dengan segala bakat dan talenta yang luar biasa. Saya ingin mengembangkan bakat dan talenta itu dengan lebih peduli dan aktif di lingkungan dimana pun saya berada, baik di keluarga, masyarakat maupun di Unika Soegijapranata tempat saya bekerja. Saat ini saya dipercaya mengemban tugas dan tanggung jawab struktural di Unika MULAI SEKARANG saya akan sungguh-sungguh menjadi peduli dan aktif menjadi garam yang menggarami, menjadi sel yang membiak, menjadi lilin yang menerangi sekitarku. Saya akan meluangkan sejenak waktu itu mencatat satu kebaikan yang aku lakukan bagi orang lain setiap hari. Semoga Tuhan menuntun langkahku untuk makin peduli, aktif di manapun sehingga hidupku mejadi BERMAKNA. Amin
Salam hormat, Klaten, 26 Januari 2017 Agustinus Eko, SE
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
49
Yth. Mgr.Alb. Soegijapranata, SJ Memiliki kesempatan untuk mengenal Mgr, diawali dengan keterlibatan untuk mengumpulkan artefak berupa foto dan dokumen. Melihat foto-foto kegiatan Mgr, bersama anak-anak, bersama kaum muda, bersama rohaniwan, bersama para negarawan, membuat semakin bertumbuh rasa ingin tahu lebih dalam tentang sosok “Romo Kanjeng”.
50
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Klaten 26 Januari 2017
Untuk Mgr. Soegijapranata, Menangggapi surat gembala yang telah engkau berikan, saya bersyukur telah lahir di bumi pertiwi Indonesia yang kaya akan keragaman budaya serta memiliki penduduk yang ramah dan makmur. Sebagai ungkapan rasa syukur saya, saya akan mengabdikan diri saya di dalam badan eksekutif mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata dengan penuh tanggung jawab dan sungguh-sungguh. Saya akan membuat suatu perubahan yang lebih baik di dalam menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas. Saya akan senantiasa menggunakan peluang-peluang yang ada dan tidak pantang menyerah. Saya juga akan lebih peduli kepada orang lain dan menjauhi sikap egois untuk lebih aktif kepada lingkungan sekitar sehingga hidup dapat lebih bermakna. Kemudian lebih teliti terhadap ancaman dan tidak bertindak gegabah. Terus mengikuti perkembangan jaman, ambil yang positif dan buang yang negatif. Tertanda Tamara Budi A.
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
51
Kepada Yth. Mgr. Soegijapranata Terima kasih suratnya Betapa banyak tuntunan atau hal yang kau kehendaki dalam hidup bersama dengan sesama kami serasa tidak dapat menjalankan, tetapi dengan tuntunanmu aku yakin bisa. Nasihatmu akan aku coba lakukan Terimakasih nn
52
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Retret SML - Klaten 25-27 Januari 2017
Mgr. Soegijapranata Yth Betapa banyak peluang untuk menjadi garam seringkali saya lewatkan begitu saja, entah dengan sengaja maupun tidak, atas nama pertimbangan keluarnya energi maupun tidak, atas nama pertimbangan habisnya waktu maupun tidak, atas nama keseimbangan hidup maupun tidak. Namun yang saya rasakan, menjadi garam tak selalu mudah, terlebih ketika garam itu sendiri tak terlalu yakin bahwa dirinya cukup berasa asin untuk semua jenis situasi. Doakan saya Mgr. untuk selalu siap menggarami, selagi saya mampu, tentu dengan tetap memperhatikan keseimbangan hidup dan keseimbangan relasi dengan Tuhan, alam semesta maupun sesama. Matur nuwun,’ Berkah Dalem, Lita W
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
53
Kepada Mgr. Soegija
Puji Tuhan, Berkah Dalem Dengan rasa syukur, meski sangat terbatas dalam pengenalan akan monsignur saya merasakan semangat Mgr. Soegija tetap hadir di sekitar saya dan memberi semangat serta inspirasi bagi saya dalam mengembangkan diri Ada beberapa hal yang menginspirasi saya : -
Semangat nasionalisme
-
Semangat rendah hati
-
Semangat perhatian dan personal
-
Semangat berani berubah demi kebaikan
-
Semangat berani melawan demi kesejahteraan
Monsignyur hadirlah dalam hati saya, berilah saya semangat dan kesadaran akan situasi di sekitar saya dan akan sesama
Stevanus
54
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Kepada Mgr. Soegijapranata
Romo, Saya bersyukur karena Allah dengan penuh kasih memilih saya untuk menjadi dosen di Unika Soegijapranata ini. Dan saya bersyukur, saya menjadi putri Indonesia. Meskipun saya kaum minoritas di Indonesia, namun saya bersyukur atas semua kesempatan yang telah saya terima. Romo, Saya memiliki mimpi yang besar. Saya ingin sekali melihat saudarasaudara saya kenyang, tidak ada lagi kelaparan, tidak ada lagi malnutrisi. Namun saya hanya manusia biasa, bahkan saya manusia yang masih mentah, belum matang dari segi manapun. Namun saya sangat bersyukur karena mendapatkan surat gembala dari Romo terima kasih Romo. Romo, Saya berjanji untuk terus berusaha, terus bergerak, tidak thenguk-thenguk, dengan penuh kesadaran untuk bersyukur dan peduli untuk menjadi bermakna bagi saudara-saudara saya. Romo, Saya bersyukur saya ada di tengah-tengah bapak-ibu, teman-teman, pemimpin Unika Soegijapranata sendiri. Saya tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi sebagai kelompok saya yakin kami akan bermakna bagi tanah air dan kemanusiaan. Bimbinglah dan hadirlah di tengah kami Romo, doakan kami kepada Allah Bapa supaya kami dapat melanjutkan karya Romo di bumi Indonesia ini. Klaten, 26 Januari 2017 Domba gembalaanmu Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
55
Sangkal Putung, 26 Januari 2017
Yang saya kasihi, Gembala kami, Mgr. A. Soegijapranata, SJ. Terima kasih, matur nuwun atas penggembalaan monsinyur atas buah pikir, perasaan dan perbuatan kami sebagai bagian dari memimpin orang lain. Saya rasa dan saya pikir tidak mudah menjadi peduli, aktif dan bermakna. Tetapi, dalam lingkup yang kecil kami sanggup di kemudian hari ketika kapasitas memimpin bertambah, seiring dengan tantangan, kebijaksanaan, resiko, keberanian bertindak serta wawasan yang cukup, saya memprediksi lompatan perubahan yang cukup berarti yang mengubah kekurangan menjadi kelebihan. Mengubah yang negatif menjadi lebih positif. Apabila yang telah saya lakukan di dalam keseharian, pekerjaan, kesempatan belum menjadi garam atau sel yang aktif berdinamika, menggarami kehidupan mahasiswa, dosen atau karyawan saya tetap bersyukur. Rasa syukur menjadi penting bagi saya, syukur mengungkapkan keyakinan, keikhlasan, kepenuhan hati atas semua berkat dan karunia bagi sesama. Berdasarkan rasa terimakasih, rasa syukur itulah saya tetap yakin dan berupaya selalu meneguhkan diri sendiri agar tumbuh menjadi lebih peduli, aktif dan bermakna bagi semesta kehidupan. Terima kasih monsinyur atas saran-saran dan penggembalaannya pasti membawa berkat dan manfaat untuk saya, kami semua domba-domba milenia yang makin banyak aneka tantangannya. Semoga semua ini makin memperkuat keterhubungan kita semua demi kemuliaan Tuhan, Amin.
Terima kasih, matur nuwun Salah satu dombamu, DY
56
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Yth. Mgr. Soegijapranata
Dengan segala keterbatasan kami, perkenankan kami menyampaikan tanggapan dan surat gembala yang telah kami terima. Menyadari bahwa jaman berubah, bahkan perubahan tersebut dianggap sangatlah cepat. Kemajuan teknologi di segala bidang, terutama bidang komunikasi memberikan dampak yang besar pada perkembangan budaya dan nilai-nilai kehidupan. Kami menyadari bahwa kami menjadi bagian dari perubahan itu. Perubahan yang bisa menjadikan keadaan yang lebih baik atau bahkan menjadi sebaliknya sebagai personel yang dipercaya mengelola program studi, kami merasakan bahwa peduli, aktif dan bermakna menjadi
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
57
suatu kesatuan yang menjiwai institusi kami. Ketiga hal ini perlu untuk bersama-sama kami lakukan terus menerus, menjadi suatu kebiasaan yang selanjutnya akan dilakukan secara spontan dan dari hati. Harapan untuk sesuatu yang lebih baik, dalam hal ini institusi kami, baik dalam SDM nya, performa, serta keterpaduan antara sistem managerial dan pelayanan pendidikan, perlu untuk dimulai berawal dari diri kami masing-masing. Kami bersyukur bahwa rekan-rekan kerja kami secara umum memiliki kepedulian, keaktifan dan semangat untuk bekerja yang memberikan makna pada dunia pendidikan bidang arsitektur khususnya. Kami berharap semangat atau jiwa seperti ini selalu tertanam dan berkibar dalam hati dan pikiran kami. Suasana bekerja yang nyaman, adanya rasa kebersamaan antar kolega juga memberikan dampak positif dalam kinerja institusi kami. Monsinyur yang kami hormati, kami mohon dukungan doa dari monsinyur agar kami tetap selalu memiliki semangat untuk mengembangkan institusi pendidikan kami, dan kapasitas/kualitas individu yang bersemangatkan kasih untuk peduli, aktif dan bermakna bagi lingkungan di tempat kami bekerja serta tanah air.
Berkah Dalem, Nestri
58
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Bapak Mgr A. Soegijapranata, SJ yang terhormat,
Setelah membaca dan mencermati surat gembala yang ditujukan kepada para pejabat struktural Universitas Katolik Soegijapranata, saya sebagai salah seorang yang Romo maksudkan sangat terkesan dan tersentuh dengan surat tersebut.
Perkenankanlah saya menanggapi surat ini dalam konteks civitas akademika Unika Soegijapranata -
Pejabat Struktural, akan menjalankan amanah dengan semangat pelayanan , rendah hati, persaudaraan, suka cita dan penuh makna.
-
Dosen, menjadikan anak didik (mahasiswa) sebagai subyek, mendidik dengan kasih, peduli dan menjalankan tugasnya sebagai dosen dengan penuh asih, asah dan asuh.
-
Tenaga Kependidikan, dibutuhkan kreatifitas/tanpa meninggalkan peraturan yang ada, melayani dengan penuh loyalitas, sabar, peduli dan kesadaran yang tinggi.
-
Mahasiwa, merasa sebagai insan yang beruntung bisa mengenyam pendidikan tinggi, maka jalanilah kesempatan ini dengan baik, belajar dengan baik, dinamika kejujuran, peduli pada sesama, lingkungan dan sebagainya jangan hanya mengejar IP tinggi tetapi buatlah seimbang antara hard dan soft skill
Mahasiswa…….carilah dan kenalilah potensi yang ada pada dirimu
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
59
Rumah Retret Panti Semedi Klaten, 26 Januari 2017
Yth. Mgr. A. Soegijapranata, Perjumpaan awal saya dengan patron “Soegijapranata” adalah saat mahasiswa. Saat itu saya terlibat dalam kegiatan pendampingan masyarakat marjinal, yaitu keluarga-keluarga pemulung dan tukang becak. Kegiatan sosial tersebut diwadahi dalam satu lembaga yaitu Yayasan Sosial Soegijapranata Saat ini, merupakan jalan Tuhan bahwa saya dapat memberikan pelayanan di Universitas Katolik Soegijapranata . Semangat melayani dalam roh pelayanan (sosial) Soegijapranata tetap saya jaga hingga sekarang. Dengan motto “Talenta pro patria et humanitate” semakin menguatkan semangat pelayanan pada Tuhan, negara dan sesama melalui karya di Unika Soegijapranata. Dengan amanah sebagai pimpinan saya akan jaga semangat peduli, aktif dan bermakna dalam setiap karya di Unika Soegijapranata Lastri
60
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Tanggapan surat gembala imajiner
Katur : Mgr. Soegijapranata, SJ Waktu selama sekitar 1,5 jam untuk menulis surat balasan terhadap surat gembala tersebut, ternyata lebih banyak saya habiskan untuk membaca dan berusaha untuk memahami dengan sungguh-sungguh. Tidak mudah tentunya dengan semua kemampuan dan keterbatasan yang saya miliki, serta kekurangan-kekurangan yang ada. Namun saya berusaha untuk tetap bertanggungjawab terhadap tugas struktural yang saat ini dipercayakan kepada saya Saya lakukan hal-hal sederhana dalam tugas saya, namun saya lakukan dengan tulus dan sungguh-sungguh Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi Unika tidak hanya untuk kepentingan sekarang, namun juga jangka panjang Demikian dan terima kasih. Salam dan Berkah Dalem Gusti Eva
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
61
Romo Monsignur yang aku hormati……. Pertama-tama aku ingin berterima kasih kepada Romo Monsignur yang sudah mau menerima tugas untuk menjadi Uskup pribumi pertama bagi gereja Indonesia. Aku percaya penerimaan tugas dan penyerahan diri bagi gereja juga diinspirasi oleh teladan Bunda gereja. Hal yang sama pula yang terjadi pada ketika menerima tugas-tugas selama aku bekerja di Unika Soegijapranata ini. “aku ini hamba Tuhan” Dengan berpegang pada ucapan Bunda inilah aku menerima dan menjalani tugasku untuk mencerdaskan kaum muda, supaya mereka bisa menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk menyejahterakan manusia. Aku sungguh bersyukur Tuhan telah menuntun aku untuk belajar psikologi karena aku bisa melanjutkan tugas yang diterima Byche untuk mensejahterakan jiwa manusia (bukan hanya badannya) sehingga sekarang aku bisa mengucapkan kata Yesus “Datanglah kamu yang berbeban berat, supaya aku bisa meringankannya” dan “Aku datang untuk melayani ; bukan dilayani”. Dengan ilmu yang diberikan Tuhan kepadaku, aku bisa meringankan masalah atau beban hidup orang lain. Semangat itu pula yang mendasariku dalam melaksanakan tugas-tugasku di kampus. Aku berusaha membantu para mahasiswa yang mengalami kesulitan, hambatan atau masalah-masalah lain dalam mempelajari psikologi. Aku juga berusaha membantu mereka yang mengalami kesulitan administratif atau non akademis dengan kewenanganku sebagai struktural. Romo yang baik, Romo juga memberi pencerahan kepadaku betapa baiknya Tuhan, sehingga aku lebih bisa mensyukuri hidup yang dikaruniakan Tuhan kepadaku. Oleh karena itu aku tidak bisa menolak ketika Yesus memilihku untuk menjadi tukang ojek-Nya yang akan mengantar-Nya ke umat yang tidak bisa menerima ekaristi kudus di gereja.
62
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Sebagai penutup, sekali lagi aku ingin berterimakasih atas apa yang telah Romo Monsignur berikan bagi umat di Keuskupan Agung Semarang (dan bagiku) sehingga kami umat KAS bisa menjadi umat gereja yang nasionalis dan mencintai ciptaan Allah dalam bentuk Tanah air yang kami cintai Salam hormat dan kagumku
G. Hardjanta
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
63
Romo Kanjeng ingkang minulyo, Matur nuwun dene Romo sampun kerso rawuh wonten ing manah kawulo salebeting kawula makarya wonten ing Unika Soegijapranata. Sedaya ngendikan Romo ingkang kawula waos saking arsip-arsip ingkang saged kawulo kempalaken ndadosaken kawula mongkog lan kiyat wonten ing padamelan saha prasawungan. Romo, kanti midhangetaken ngendikan panjenengan kawula rumaos kedah langkung kathah sinau; dados langkung lembah manah, tanggel jawab, kebak syukur, tuwin pitados Gusti puniko tansah sae lan mboten nate nilar kawula Matur nuwun, Romo Putro tuhu Kawulo
64
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Kepada yang terhormat, Romo Mgr. Soegija
Terima kasih Romo Mgr atas surat gembala ini yang sangat menginspirasi. Sejak kecil dalam keluarga saya selalu dididik untuk selalu menjadi orang yang rendah hati, selalu mengucap syukur dalam segala hal suka dan duka serta mempunyai kepedulian dengan sesama yang membutuhkan melalui berbagi. Semoga dalam sisa hidup yang saya jalani, saya semakin dewasa dalam iman, pengharapan dan cinta kasih dengan tetap terus menjadi pribadi yang rendah hati dan menjadi berkat bagi orang lain. nn
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
65
Katur Mgr. Alb. Soegijapranata
Monsignur, Waktu berlalu, kejadian-kejadian dan manusia berlalu. Sejak Monsignur berkarya hingga saat ini, nyata aku ada di dalamnya, di Indonesia, di masyarakat, di Unika. Aku ada di dunia nyata dengan permasalahan yang nyata pula lalu aku bisa apa? Ini nyata; Kadang aku diam saja, kadang aku ikut bicara Dimana? Tentu di tempat yang aku bisa dan kurasa bisa Biasanya dalam hal-hal kecil tapi nyata Tapi tidak jarang pula aku sibuk sendiri, entah di dunia nyata, entah di dunia maya Lalu orang-orang di sekitarku “complain” bahkan aku juga. Berarti aku harus bisa menahan diri supaya bisa lebih peduli……kurasa begitu sih Dengan tugasku sebagai dosen, sudah kucoba untuk berbagi nilai dengan mahasiswa, sesama dosen, dan rekan-rekan kerja lainnya. Kucoba ikut serta tetapi tidak jarang pula aku apatis, tidak peduli, tidak mau terlibat. Sebenarnya banyak pengalaman, ketika aku terlibat aku merasakan kebahagiaan, kebermaknaan. Keterlibatanku diterima dan dihargai, serta membuat orang berseri, sebenarnya kalau aku mau aku bisa juga. Hanya godaan untuk santai dan seenak sendiri begitu besar dan aku tak kuasa melawannya. Akhirnya aku sendiri rugi, orang-orang disekitarku merasa tidak dihargai dan melihat kehadiranku tak berarti. Aku mau lebih baik lagi, mengubah diri, mulai dari hal-hal yang kecil……. saya perlu inspirasi. Monsignur, hadirlah di sini dan inspirasilah diriku. Berkah Dalem Gusti. RDW
66
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
AKU SELALU BERSYUKUR
Surat tanggapan atas surat gembala Mgr. A. Soegijapranata untuk para Pejabat Struktural Unika Soegijapranata
Mgr. Soegi yang baik... Surat gembala Mgr. tentang pentingnya para pejabat struktural Unika Soegijapranata untuk “peduli, aktif dan bermakna” bagi Tanah Air dan Kemanusiaan terasa sangat tepat dan menyentuh hati dan akal budi saya. Sejak diterima menjadi dosen Unika Soegijapranata per Juli 1994, saya bertekad menjadi dosen sepenuh hati yang peduli, aktif dan bermakna bagi kampus ini. Saya berusaha menjadi dosen sejati yang berperan sebagai pendidik sejati, menjadi periset dan penulis buku dan artikel yang produktif, dan melakukan aktivitas-aktivitas pengabdian pada masyarakat yang berarti. Dengan begitu, maka saya tidak hanya menjadikan diri saya bermanfaat, dihargai dan bermakna, tapi saya juga ikut mendidik generasi muda yang lebih baik dan mempromosikan dan membesarkan Unika ke arah yang lebih baik dan maju. Melalui karyakarya yang saya hasilkan, Unika akan dinilai dan dihargai masyarakat sebagai Universitas yang peduli, aktif dan bermakna bagi tanah air dan kemanusiaan. Tekad tersebut secara konsisten saya jalankan selama 23 tahun pengabdian saya di Unika. Meski saya juga sering mengalami kegagalan, merasa bodoh dan minder serta sering tidak percaya diri, namun saya terus belajar dari para kolega untuk bisa dan menjadi lebih baik. Membangun hubungan baik dengan kolega ternyata banyak memberikan saya pengetahuan-pengetahuan baru dan membuat saya menjadi lebih percaya diri, diterima dan merasa berarti. Berkat belajar yang terus menerus itulah, saya akhirnya dapat mewujudkan impian-impian awal
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
67
saya agar menjadi dosen sejati yang menjalankan profesi serta studi S2 dan S3 serta meraih guru besar. Saya pun sangat bersyukur bahwa via karya-karya dan kebijaksanaan-kebijaksanaan dari civitas Unika, kampus ini terus bertumbuh dan semakin bermakna buat bangsa dan negara. Mgr. Yang baik Buah dan tekad, kerja keras peduli dan untuk menerima kolega atau pimpinan kebermanfaatan yang diberikan, saya juga mulai dipercaya pimpin unit-unit di Unika Soegijapranata. Saya pernah menjadi Ketua Jurusan Akuntansi, Dekan FEB dan kepala LPPM. Dalam setiap memimpin terhadap unit-unit tersebut, saya selalu berusaha memberikan seluruh kemampuan saya dan memimpin dengan pendekatan cintakasih yang lebih mengandalkan kekeluargaan, kebersamaan dan komitmen bersama dengan kolega. Saya berusaha untuk selalu peduli pada organisasi dan aktif melakukan terobosan-terobosan baru agar unit-unit yang saya pimpin semakin maju dan bermakna bagi semua. Hasilnya sangat terasa. Karena itu, ajakan Mgr. Soegijapranata agar para pejabat struktural Unika Soegijapranata peduli, aktif dan bermakna bagi tanah air dan kemanusiaan sangat menyentuh saya. Saya setuju, sebagai dosen maupun sebagai pejabat struktural saya senantiasa berusaha melakukan hal-hal terbaik untuk memberikan manfaat dan makna bagi Unika, bangsa dan tanah air via pikiran, perkataan dan perbuatan dan karya-karya saya. Saya berdoa, semoga Allah yang maha pengasih dan penyayang untuk memberikan umur panjang dan kesehatan kepada saya agar saya bisa terus berkarya sebagai pendidik dan menjadi civitas yang bermakna bagi Unika, bangsa dan negara Berkah Dalem Andreas Lako
68
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Yth. Mgr. Soegijapranata
Terimakasih untuk inspirasi-inspirasi yang Mgr. berikan yang sampai saat ini menjadi panutan bagi kami. Sebagai seorang pemimpin kami harus bersikap dengan berlandaskan kasih. Hati yang penuh kasih memberikan kami harus memberikan teladan, memberi kepemimpinan, memberi kemajuan, memberi ketentraman kepada lembaga yang kami pimpin, kami sadar kami tidak bisa memberikan semuanya itu tanpa bantuan Tuhan, karena kami tahu dan percaya dengan bimbingan dan penyertaan-Nya kami bisa karena Tuhan selalu menginginkan yang terbaik buat umatnya dan kemajuan buat umatnya sehingga melalui kami kemajuan itu bisa terjadi. Untuk itu kami hanya bisa berterimakasih kepada Mgr. Melalui katakatanya kami tahu supaya Tuhan senantiasa terlibat dalam kemajuan dalam lembaga ini. Hati kami harus senantiasa bersyukur dan percaya akan keterlibatan Tuhan. Hati kami harus peduli dengan sekitar kami, hati kami harus senang dan tulus untuk memberi apapun bentuknya baik memberi semangat, inspirasi kasih dan lain-lain. Dan akhirnya kami ucapkan terima kasih telah hadir menjadi sosok teladan bagi universitas kami sehingga kami percaya hati Tuhan senantiasa ada tertuju bagi universitas kami karena banyak anak-anak Tuhan yang meneladani sosok Mgr. Soegijapranata. Terimakasih. Nn
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
69
Klaten, 26 Jan 2017 Yang terkasih Mgr. A. Soegijapranata, SJ Membaca surat gembala Mgr. A. Soegijapranata, SJ saya sangat bersyukur, melalui surat ini saya lebih mendalami bahwa cinta kasihlah yang harus mengatur hidup kita dalam menghadapi keberagaman. Mgr. Soegijapranata SJ yang terkasih Benar dengan apa yang telah dituliskan dalam surat gembala, bahwa sebagai pribadi kami akan bermakna bila berusaha menjadi orang yang berarti, orang yang turut menentukan semua keputusan terkait dengan institusi dimana kami berada. Tidak adhem ayem amem mlempem, segera menggunakan kesempatan yang ada untuk kemajuan masyarakat kecil di sekitar kita. Mgr. Soegijapranata SJ yang terkasih. Melalui suratmu menanamkan pada kami semangat untuk peduli dan aktif dalam setiap moment yang dihadapi dalam bidang pekerjaan dan masyarakat sekitar namun bukan pula tak memiliki perencanaan ke depan . Peduli, aktif dan memiliki visi ke depan agar kegiatan yang ada sudah memiliki perencanaan. Terimakasih Mgr. Soegijapranata SJ yang sudah menginspirasi hidup kami. Salam penuh kasih Berkah Dalem nn
70
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Yth. Mgr. A. Soegijapranata SJ
Membaca dan menyimak surat dari romo telah menyadarkan saya bahwa saya ditempatkan pada posisi pekerjaan saya bukan atas kemauan saya, namun atas kemauan rekan-rekan yang telah memilih saya untuk menjadi pemimpin, terlebih adalah kemauan Tuhan melalui tangan para teman yang telah memilih saya. Adalah suatu tugas dan tanggung jawab yang berat untuk dapat mendidik dan mengembangkan unit yang saya pimpin. Terlebih unit tersebut merupakan salah satu sumber dana yang sangat dibutuhkan untuk menjalankan aktifitas yang membesarkan saya. Saya juga semakin sadar bahwa diterimanya saya secara mudah sebagai dosen dan kesempatan yang sangat besar untuk melanjutkan studi hingga tuntas ternyata menempatkan saya pada posisi-posisi strategis untuk mengembangkan universitas. Keadaan saya saat ini, semua peristiwa dan kesempatan membuat saya merasa malu karena sudah merasa tidak didampingi oleh Tuhan. Permasalahan keluarga, kesehatan dan tuntutan pendidikan luar negeri yang sangat tinggi hingga sempat membuat saya terhenti. Syukurlah sentuhan Tuhan melalui sahabat dan orang-orang disekitar saya mampu membuat saya bersemangat dan mengambil hikmah dari setiap kejadian yang membuat saya patah arang. Kini dengan berbekal semangat rasa syukur atas segala kejadian dan anugerah baik itu yang bersifat positif atau negatif menjadikan saya lebih merasa ikhlas dalam menerima semuanya dan berusaha untuk selalu bersemangat dalam menghadapi tantangan dan rintangan yang ada. Situasi yang kurang menyenangkan atau tidak sesuai dengan harapan kemungkinan besar disebabkan belum ada ijin untuk mengerjakannya atau Tuhan memiliki rencana lain yang lebih indah untuk saya. Kiranya surat dari Romo dapat menjadikan saya menjadi lebih tegar dalam menjalani hidup dan lebih bersemangat lagi untuk mengupayakan pelayanan yang lebih baik untuk teman-teman di tempat kerja dan
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
71
mahasiswa yang saya layani. Keyakinan akan kehadiran Tuhan di setiap langkah saya akan membuat saya lebih berani untuk secara aktif berkarya di universitas yang telah membesarkan saya yang saya sangat cintai. Terima kasih atas berkat dan perhatian dari Romo dan Tuhan yang telah membukakan jalan untuk dapat mengembangkan diri di universitas ini Salam hormat, Kristiana
72
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Untuk Romo Mgr. Soegijapranata,
Darimu aku belajar untuk totalitas pada pekerjaan dan hidup Belajar memahami perbedaan, bukan untuk dipahami Belajar untuk selalu bersyukur atas semua hal Belajar untuk berbela rasa Belajar pada yang lemah Terima kasih telah menginspirasiku untuk lebih berbuat untuk orang lain dengan penuh iklas.... penuh strategis, penuh kepasrahan pada penyelenggaraan ilahi.... Nn
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
73
Semarang, 26-1-2017 Kepada Yth. Romo Mgr. A. Soegijapranata SJ Di Keuskupan Agung Semarang Dengan hormat, Dengan surat ini perkenankan saya menanggapi surat gembala Monsignur tanggal 24-1-2017 mengenai “peduli, aktif dan bermakna bagi tanah air dan kemanusiannya” Romo kanjeng , Yth Saya tidak mengenal secara fisik dengan Romo Kanjeng, tetapi melalui surat-surat, ajaran-ajaran, petuah-petuah saya menjadi mengenal Romo Kanjeng dan ingin semakin jauh mengenal Romo Kanjeng. Romo Kanjeng, Yth Surat gembala tertanggal 24-1-2017 sangat menyentuk perasaan saya, membangunkan kesadaran saya sebagai kepada LPSDM Unika Soegijapranata. LPSDM Unika Soegijapranata mempunyai tugas mengelola dan mengembangkan pegawai dan pegawai tersebut adalah manusia yang berhak mendapat perlakuan secara manusiawi dalam batas-batas ketentuan yang berlaku. Pegawai Unika Soegijapranata sebagai manusia harus melakukan banyak urusan, harus menghadapi banyak persoalan dan LPSDM seharusnya dapat memberikan pelayanan, membantu memecahkan kesulitan kebuntuan urusan kepegawaian, TETAPI sampai saat ini saya dan staff LPSDM belum banyak berbuat seperti itu. Artinya saya dan staff LPSDM belum menghidupi dan melaksanakan surat gembala tersebut yaitu Peduli, aktif dan bermakna. Oleh karenan itu saya bersama staff LPSDM
74
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
akan mulai berbenah dan berkomitmen dengan pertolongan rahmat Mu dan bimbingan Roh Kudus akan bersikap bertindak peduli, aktif dan bermakna bagi pegawai Unika Soegijapranata. Langkah-langkah yang akan kami tempuh untuk melaksanakan surat gembala tersebut yaitu : 1. Bersama dengan staff mempelajari memperluas wawasan tentang peduli, aktif dan bermakna 2. Bersama sama mengubah diri untuk berbuat baik 3. Membuat 1 standing baner di pintu masuk LPSDM sebagai pengingat dengan kata “ ayo...LPSDM PEDULI, AKTIF dan bermakna” Demikian Romo Kanjeng tanggapan saya, saya yakin apabila saya dapat memenuhi harapan Romo Kanjeng, maka Romo Kanjeng akan semakin tenteram di surga. Berkah Dalem Salam Val. Suroto
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
75
Surat domba untuk Mgr. A. Soegijapranata, SJ “Peduli, Aktif dan Bermakna bagi Tanah Air dan Kemanusiaan”
Mgr. yang saya hormati dan teladani, Saya lahir ketika bumi pertiwi ini telah merdeka : Sungguh beruntungnya saya menikmati keamanan dan kebebasan hadiah dari sang kuasa dan jerih lelah pejuang para pahlawan pendiri bangsa. Hak kemerdekaan ini diberikan kepada saya dengan cuma-cuma Mgr. yang saya hormati dan teladani, terimakasih atas kedamaian dan persatuan yang telah engkau perjuangkan di masa-masa sulit itu. Saya berhutang budi padamu dan pada seluruh pahlawan yang namanya kukenal maupun tidak kukenal. Saya berhutang juga kepada Sang Kuasa yang menyertai engkau dan para pahlawan saat itu. Saya percaya engkau, para pahlawan dan Sang Kuasa mencintai negeri ini dan penduduknya. Kemerdekaan ini adalah buktinya dan saya adalah salah satu dari jutaan orang yang menikmatinya Mgr. yang saya hormati dan teladani, dengan dorongan dan teladanmu saya akan dan sedang membayar hutang saya. Membayarnya pada generasi ini dan yang akan saya temui. Membayarnya dengan mencintai mereka dan mengusahakan keamanan, kedamaian, perhatian bagi mereka. Mgr. yang saya hormati dan teladani, Benar zaman ini terus berubah, cinta kasih, kepedulian, pengorbanan yang dulu engkau teladankan dan para pendahulu teladankan kini mulai sulit ditemui. Persaingan dan perselisihan yang melukai mereka yang disebut dengan “teman” menjadi hal yang lumrah dan mewarnai dengan kental lingkungan kerja menjadi no.1 dikejar-kejar sedemikian rupa hingga mengorbankan persatuan dan semangat iklas melayani menjadi hal yang dirasa aneh, keangkuhan untuk dilayani menjadi tujuan untuk
76
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
memperoleh kuasa. Zaman yang seperti ini terasa semakin kuat membuat cintakasih, kepedulian dan pengorbanan seolah terdiam. Mgr yang saya hormati dan teladani seperti engkau tahu bagaimana harus bertindak dan engkau bertindak, biarkan itu menjadi semangat bagi umatmu ini untuk tidak terdiam, karena aku takut jika engkau dan para pendahulu ada di sini saat ini, engkau dan para pendahulu menjadi sangat sedih. Mgr. yang sangat saya hormati dan teladani, Engkau kukenal sebagai pribadi yang penuh sifat peduli dan sikap aktif aku yakin hal itu ada padamu karena engkau menelandani sosok Tuhanmu. Mgr…… kita memiliki Tuhan yang sama, Tuhan yang telah mengajarimu untuk peduli dan aktif, Tuhan yang telah menyertai dan menguatkan dirimu untuk mempraktekannya. Adalah juga Tuhan yang kusembah. Ia telah menguatkanmu, memampukanmu dan menguatkan dan memampukan umat ini juga dengan penyertaan yang sama. Ia yang mengasihi manusia ketika masih berdoa, mengajar kami untuk mengasihi keluarga kami, teman kerja kami, lingkungan kami dan bangsa ini bukan ketika mereka telah sempurna tapi sekalipun mereka masih mendukakan hati kami karena kami pun sadar kami juga adalah orang berdosa dan tetap ia kasihi. Ketika kami menjadi dosen dan terlebih dipercayai posisi mengelola lingkungan kerja kami melalui jabatan struktural, terima kasih Mgr….. engkau mengingatkan kami bahwa ini semua karena adalah peluang dan kesempatan yang baik dan bukanlah suatu beban. Kiranya Tuhan memberkati pelayanan kita semua
Teriring salam, senyum dan doa Shandy
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
77
Kepada Yth. Mgr. Soegijapranata, SJ Di Surga
Dengan hormat, Surat gembala Mgr. Soegija sudah sangat menginspirasi saya sebagai dosen, saya harus menjadi garam yang bisa meluluhkan diri untuk mengembangkan Unika sebagai sel yang akan membiak sehingga Unika akan makin berkembang. Dengan peduli, aktif dan bermakna dan sepenuh hati dan sepenuh cinta maka saya dengan semua jajaran di Unika dari semua staff dan karyawan akan membuat semua staff, karyawan dan siswa akan menggambarkan zaman altruitis Demikian Mgr. yang bisa saya tulis terima kasih atas teladan Mgr. Soegijapranata. Salam Nn
78
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
BALASAN SURAT GEMBALA MGR. SOEGIJAPRANATA
Menanggapi surat gembala Romo, menurut saya pesan-pesan Romo tersebut sangat relevan dengan apa yang terjadi saat ini. Apakah saat ini orang mensyukuri kemerdekaan Indonesia? Apakah benar saat ini Indonesia sudah merdeka? Di saat perpecahan terjadi karena perbedaan? Bukankah dulu perbedaan menjadikan kita kaya? Mengapa sekarang terjadi yang sebaliknya? Kemerdekaan untuk memilih dan menjalankan agama serta kebiasaannya, kemerdekaan untuk melestarikan budaya dan adat leluhur, semakin dibatasi. Benar yang disampaikan Romo, kita diciptakan untuk bersama-sama bahagia dalam Tuhan, meskipun berbeda roman muka, warna kulit dan perangai jiwa. Cinta kasihlah yang harus mengatur dan menjiwai seluruh hidup kita. Dilandasi dengan cinta kasih yang tulus, maka kita akan peduli terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Kepedulian hendaknya juga diikuti dengan tindakan nyata. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Jangan sampai ajaran cinta kasih yang kita imani menjadi mati. Surat gembala dari Romo merupakan tantangan untuk saya, untuk kita semua. Apakah kita dapat bertindak nyata, mampu memberikan inspirasi serta mengarahkan kehidupan di dunia untuk misi membawa berita suka cita dan ajaran cinta kasih. Cinta kasih bagi sesama manusia, bagi lingkungan, bagi Tuhan, bagi tanah air dan kemanusiaan. Dengan demikian hidup akan menjadi lebih bermakna. Ivone
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
79
Mgr. Soegijapranata, Terima kasih atas surat gembala yang anda tulis pada tanggal 24 Januari 2017. Sungguh, surat gembala tersebut sangat indah dan bermakna mendalam. Salah satu bagian dari surat tersebut, pada bagian yang bicara tentang peduli, mengingatkan saya pada cerita yang berjudul the happy prince yang ditulis oleh Oscar Wilde. Cerita ini tentang sebuah patung pangeran yang dengan bantuan seekor burung layang-layang membantu rakyat yang miskin dan kelaparan dengan cara meminta burung layang-layang tersebut mengambil dan membawa permata-permata dan hiasanhiasan di tubuh (patung) tersebut kepada orang-orang yang miskin dan kelaparan. Pada akhir cerita, patung itu tidak lagi indah sehingga akhirnya dilebur sebagai rongsokan besi dan burung layang-layang itu mati kedinginan karena tidak sempat terbang di daerah yang beriklim lebih hangat. Cerita ini sangat fatalistik namun juga sangat altruistik. Sungguh luar biasa bahwa sebuah patung dan seekor burung layanglayang dapat begitu peduli pada orang lain. Saya tentu saja merasa tidak bisa kalau saya harus memberikan hidup saya sampai “mati” seperti patung dan burung layang-layang di atas. Tetapi tentu saja sebagai “manusia yang hidup” saya akan malu pada patung manusia yang tidak hidup dan burung layang-layang yang bukan manusia jika saya tidak bisa peduli pada orang lain di sekitar saya. Anda menuliskan pada surat gembala anda bahwa gambaran Tuhan yang kita imani adalah Allah yang sangat peduli kepada manusia. Allah sendirilah yang saya bayangkan berkarya pada ketulusan patung Happy Prince dan burung layang-layang untuk mampu berkorban untuk orang lain. Allah jugalah yang saya harapkan dapat menjadikan tangan saya untuk menyalurkan kasih Allah pada orang di sekitar saya. Ada sebuah judul lagu oleh Paolo Siani yang saya pernah tahu judul lagu
80
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
itu adalah “no one is born a hero”. Judul lagu tersebut selalu saya yakini sebagai sesuatu yang benar. Namun membaca surat gembala anda, saya tidak lagi meyakini kebenaran judul lagu tersebut. Surat gembala anda mengingatkan saya bahwa dengan bantuan Allah saya bisa menjadi “a hero”, sekecil apapun. Sebagai pribadi, saya akan berusaha untuk memulai dengan sesuatu yang kecil, dengan “senyum” seperti yang disarankan bruder Theo Riyanto. Saya sudah tersenyum pada orang-orang yang saya temui dalam lingkungan kerja, namun senyum saya mungkin lebih banyak karena formalitas bukan karena tulus untuk berbagi kegembiraan. Sebagai pemimpin, saya akan lebih cepat dan tanggap menjawab tantangan yang ada untuk mengembangkan fakultas tanpa melupakan rekan-rekan saya yang mendukung usaha menjawab tantangan tersebut. Berterimakasih untuk bantuan dan dukungan dari rekan kerja, apapun yang mereka lakukan; berterima kasih atas kritik dan koreksi rekan kerja, betapa pun menyakitkan itu; berterima kasih kepada mahasiswa atas kesabaran dan pengertian yang mereka berikan ketika saya menolak menemui dan berbicara dengan mereka karena alasan sibuk – saya akan berusaha lakukan (tidak hanya saya pikir akan saya lakukan) dengan pertolongan Allah yang mengasihi saya. Saya berharap saya dapat menginspirasi orang lain untuk selalu bersyukur. Akhirnya, semoga gereja yang senantiasa memperbaharui diri terus menerus dapat terus menjaga semangat saya untuk tetap dapat memperbaharui diri terus menerus. Ike-sastra
Klaten, 26 Januari 2017
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
81
Mgr. Soegija ytk. Setelah membaca surat gembala Mgr. Soegija untuk para pejabat struktural Unika Soegijapranata, maka semakin menguatkan diri saya bahwa kepercayaan yang diberikan kepada saya bukan semata-mata karena saya dapat menjalankan tugas struktural tersebut tetapi ada pesan di baliknya. Bagaimana saya dapat menyiapkan institusi yang saya kelola menjadi sebuah istitusi yang mampu menjadi kepercayaan masyarakat. Tentu saya tidak memilih menjadi “garam” yang berdiam diri. Saya mau menjadi garam yang betulbetul dapat menggarami. Menjadi bagian dari keluarga besar Unika Soegijapranata yang terdiri atas keragaman manusia. Sel-sel kebaikan yang saya terima perlu saya perbanyak jumlahnya supaya kebaikan yang ada menyebar seperti spora dimusim hujan. Banyak pesan yang saya terima dari Mgr. untuk menjadi peduli, aktif dan bermakna bagi keluarga besar Unika melalui tugas saya. Semoga saya mampu bekerja dengan hati, membuat orang-orang bahagia disekitar saya dan menyebarkan kebaikan bagi Unika, sesama dan Tuhan. Terima kasih Mgr. Soegija atas berkat dan doanya. Salam kasih. Nn
82
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Kepada , Mgr. Soegijapranata
Selama 2,5 tahun menimba ilmu di kampus Unika, saya berusaha dan berjanji untuk berkembang menjadi lebih baik. Tidak hanya berkembang secara akademik tetapi juga secara non akademik. Saya mencoba keluar dari zona nyaman saya dan memulai sesuatu yang belum pernah saya coba sebelumnya. Langkah awal saya untuk mengembangkan diri yaitu dengan bersedia menjadi anggota ormawa (organisasi mahasiswa) dimana pengetahuan saya bertambah luas. Dengan menjadi anggota ormawa, saya mendapat kesempatan untuk mengambil bagian untuk menjadikan kampus saya menjadi lebih baik. Dalam ormawa saya berusaha untuk belajar peduli dan bersyukur. Saya belajar bahwa di kehidupan tidak semua hal yang saya rencanakan akan terlaksana. Tidak semua hal memenuhi ekspektasi saya. Bahkan ada beberapa orang dan keadaan yang membuat saya tidak nyaman. Tetapi saya tetap bersyukur telah diberikan kesempatan untuk lebih bersabar dan menerima semua keadaan. Sebagai mahasiswa yang merupakan anggota ormawa, saya berusaha untuk membantu dan peduli dengan teman yang baik, sehingga kampus Unika menjadi tempat belajar yang nyaman, aman, dan tidak memandang perbedaan. Berkah Dalem, Maretta Edgina D
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
83
Kepada Yth. Romo Mgr. Soegijapranata
Matur sembah nuwun Romo telah memberikan pencerahan kepada kami melalui surat gembala walaupun bersifat imaginer. Melalui retret SML ini saya bersyukur disadarkan lagi mengenai keimanan kami, “iman kristiani” Engkau mencerahkan kami bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Bahwa bahagia dan bersyukur adalah urat nadi iman kami yang perlu diwujudkan dengan aksi yang peduli kepada sesama kami. Terima kasih Romo, lewat retret ini pula engkau mengingatkan kami akan fungsi kami sebagai pemimpin untuk selalu waspada dan bijaksana dalam kepedulian kami kepada orang lain terutama kepada yang kami pimpin. Semoga semangat peduli dan aktif dalam diri kami yang engkau cerahkan dan engkau bantu bangkitkan dalam diri kami akan selalu bersama langkah kami sehari-hari di Unika dan lingkungan kami. Semoga dengan keaktifan dan kepedulian kami, kami bisa lebih dan terus bermakna bagi sesama kami di lingkungan kerja kami dan sesama kami di rumah. Terima kasih Romo, berkah dalem. Berdi
84
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Untuk Mgr. A. Soegijapranata, SJ Menanggapi surat gembala yang telah diberikan, saya bersyukur telah lahir di bumi pertiwi Indonesia terlebih dapat bergabung dalam badan eksekutif mahasiswa Unika Soegijapranata khususnya sebagai divisi hubungan masyarakat. Sebagai ungkapan rasa syukur saya, saya akan menjalankan tugas saya sebagai divisi humas BEMU dengan sebaik-baiknya yaitu dengan menjadi perantara antara masyarakat di dalam Unika maupun luar Unika dengan BEMU dan menciptakan paradigma bahwa BEMUnika merupakan organisasi tertinggi namun tetap ramah, hangat dan mau bergabung dengan BEM fakultas dan organisasi struktural lainnya. Dan kendati warga UNIKA berbeda asal usul dan cara hidup, BEM Unika harus dapat menyatukannya sebagai satu keluarga besar, dimana tidak terdengar lagi kebencian dan permusuhan. Kemudian sebagai humas dalam BEMU saya berusaha menjadi orang yang berarti, orang turut menentukan berdasarkan prinsip-prinsip keimanan dan nasionalisme. saya tidak akan hanya diam saja ketika terjadi perselisihan paham antar BEMU dengan unit lain termasuk BEM fakultas maupun masalah dalam intern BEMU sendiri. Merespon kepedulian yang disampaikan, saya akan lebih menghiraukan , memperhatikan dan peka dengan suatu hal yang terjadi di sekitar saya dan aktif yang artinya saya bersungguh-sungguh dalam melaksanakan segala tanggung jawab yang saya emban supaya hidup yang saya jalani mempunyai arti penting yang mendalam bagi orang lain.
Tertanda Meilia Surya W
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
85
Mgr. Soegijapranata Saya sungguh terinspirasi dengan surat gembala Mgr. Ada banyak hal atau pengalaman pribadi yang saya alami dan yang bisa saya hubungkan dengan surat gembala Mgr. Pertama, saya selalu merasa bahwa Tuhan selalu menolong saya terutama di saat-saat yang saya sangat membutuhkan uluran tangan. Saya bersyukur bahwa di saat saya jatuh Tuhan selalu hadir melalui tangan orang lain atau melalui keajaiban yang saya terima. Sekarang sudah waktunya pula bagi saya untuk berbagi syukur dan anugerah yang dilimpahkan Tuhan untuk orang lain, untuk keluarga saya, kolega saya dan bahkan untuk orang-orang yang tidak saya kenal sekalipun. Mgr. mengatakan bahwa “cinta kasihlah yang harus mengatur dan menjiwai seluruh hidup kita”. Oleh karenanya cinta kasihlah yang seharusnya menjiwai seluruh tindakan saya terhadap orang-orang di sekitar saya. Kedua, cinta kasih tidak akan berarti jika tidak didampingi oleh kepedulian dan empati terhadap sesama. Selama ini saya merasa bahwa saya kurang begitu peduli dengan keprihatinan dan musibah / kemalangan yang dialami orang lain. Semoga surat gembala ini lebih menyadarkan saya untuk mempertajam rasa kepedulian dan empati terhadap sesama, terutama mereka yang sedang membutuhkan uluran tangan dan perhatian. Foto Mgr dengan anak-anak kecil menyentuh saya karena dalam foto itu saya melihat dan bisa merasakan sentuhan cinta kasih romo terhadap semua umat dari berbagai golongan. Anak-anak muda adalah masa depan gereja, karena itu mereka wajib untuk kita bimbing dan arahkan sesuai dengan cinta kasih kristiani. Mgr. Soegijapranata Berkatilah semua langkah kami agar kami menjadi insan katolik yang akan selalu menjadi terang dan garam dunia dimana pun kita berada. Semoga berkat Mgr dan Roh Kudus selalu menyertai kami semua. Nn
86
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Monsigneur yang saya kasihi, Menjadi peduli, aktif dan bermakna bagi tanah air dan kemanusiaan merupakan hal yang tidak mudah dilakukan karena yang harus dilakukan oleh seseorang agar menjadi peduli, aktif dan bermakna adalah mampu mengalahkan rasa egois, keserakahan, merasa benar dan merasa paling pandai. Tanpa mengalahkan rasa dan sifat-sifat tadi maka peduli, aktif dan bermakna tidak akan terwujud. Jika pun dilakukan maka tindakannya tidak tulus. Hanya sekedar mencari “pencitraan”. Apabila dapat mengalahkan rasa dan sifat tersebut maka peduli, aktif dan bermakna dilakukan secara tulus maka kepedulian, keaktifan akan terjadi dari berlintas batas. Lintas ras, agama, umur, warna kulit, sosial ekonomi, pendidikan dan sebagainya Monsigneur yang saya kasihi, Saya percaya bahwa kita harus menggunakan kesempatan yang ada, tetapi janganlah kesempatan itu digunakan hanya untuk memperkaya, memenuhi kepentingan diri sendiri, kepentingan untuk memenuhi keserakahan manusia atau diri sendiri, Banyak orang yang masih menggunakan kesempatan untuk hal-hal tersebut. Tentunya hal itu tidak sesuai dengan prinsip-prinisip keimanan dan nasionalisme yang monsigneur sampaikan. Kita harus selalu menumbuhkan keimanan dan nasionalisme di setiap sanubari manusia Indonesia terlepas latar belakang agama, etnis, budaya, sosial-budaya, pendidikan dan sebagainya demi kemajuan bangsa dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Membangun keimanan dan nasionalisme juga akan semakin memperteguh keimanan kristiani kita di antara saudara-saudara kita yang berbeda latar belakang dengan tujuan yang lebih mulia membangun Indonesia menjadi lebih maju dan bermartabat. Monsigneur yang terkasih, Berani mengambil kesempatan artinya berani mengambil atau membuat keputusan, tentunya telah mempertimbangkan risiko, keuntungan dan
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
87
kerugian. Dengan mengetahui risiko, keuntungan dan kerugian maka akan membuat kita lebih bijaksana karena keputusan yang dibuat harus bermakna bagi orang lain dan juga institusi tempat bekerja. Dengan demikian, melalui kepedulian, aktif dan bermakna yang ditumbuhkan melalui keimanan dan nasionalisme maka seseorang baik secara pribadi maupun bersama-sama dapat menyumbangkan tenaga, pikiran, waktu dan karyanya demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan rakyat Indonesia. Semoga Tuhan senantiasa memberkati Monsigneur dan kita semua seluruh umat manusia di Indonesia dan dibelahan dunia manapun juga Berkah Dalem, Klaten, 26-2017 NN
88
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Klaten, 26 Januari 2017
Ytk. Mgr. Soegijapranata Matur nuwun Monsinyur, saya sudah menerima suratnya. Saya menerima surat pada hari pertama kegiatan SML Unika Soegijapranata kemarin. Judul surat “Peduli, Aktif, dan Bermakna bagi Tanah Air dan Kemanusiaan” itu saya coba mengerti dan renungkan. Dalam permenungan awal saya spontan saya bertanya pada diri saya “sudahkah saya peduli, sudahkah saya aktif, dan sudahkah saya menjadi orang yang bermakna bagi orang-orang disekitar saya”. Sepertinya akan nampak baik kalau saya sudah bisa menjawab, tapi kok rasanya masih malu nggih. Dalam surat itu, saya ingin matur, sharing dan menuliskan apa yang saya alami, sehingga ada rasa malu itu. Tidak akan sampai mengaku dosa Monsinyur. Ngaku dosanya nanti saja pada saatnya. Kalau ngaku dosa nanti malah malu beneran kalau dibaca orang. Hehehe........ Begitu Monsinyur Dari yang saya renungkan, dibantu dengan penjelasan materi, baik dari Br. Theo maupun sharing kelompok (guyon-serius) ada pesan dan makna yang saya tangkap untuk memulai peduli, aktif dan menjadi bermakna, harus dimulai dari rasa syukur. Saya merasa belum sepenuhnya bersyukur Monsinyur, kadang bersyukur kadang tidak. Sehingga menjadikan saya kadang peduli, kadang tidak, kadang aktif, kadang tidak, amem mlempem, thengak thenguk, teklak tekluk, untuk menjadi bermakna pun saya tidak berani menyatakan itu. Nanti malah dibilang narsis Monsinyur. Terkait dengan hal itu, saya hanya mencoba melakukan apa yang bisa saya lakukan saja. Pada bagian akhir surat Monsinyur untuk selalu memperbaharui diri, menjadi waspada dan bijaksana itu yang saya baru saja merasa gagal Monsinyur. Ini yang sedang saya upayakan untuk belajar lagi dan
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
89
memperbaiki diri lebih baik lagi. Sebagai penutup, sekali lagi matur nuwun Monsinyur. Meskipun saya lahir setelah Monsinyur “pindah” ke rumah Bapa di Surga saya masih boleh belajar dari pesan-pesan Monsinyur dan tentunya saya juga meyakini Monsinyur mendoakan saya dan menyemangati kami dari rumah surga di sana. Matur nuwun Monsinyur. Berkah Dalem PD
90
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
SURAT UNTUK MGR. ALB. SOEGIJAPRANATA Klaten, 25 Jan 2017
Yth. Mgr. Soegija yang terhormat, Membaca pesan Monsinyur dalam Surat Gembala bagi kami pejabat struktural di Unika Soegijapranata, membuat kami menjadi sadar. Sadar bahwa nama Monsinyur yang kami pakai jadi nama Unika ternyata mempunyai konsekuensi. Monsinyur Soegija yang baik, Peduli, Aktif dan Bermakna bagi Unika sesuai arahan Monsinyur membuat kami harus berpikir kembali apa yang bisa kami lakukan untuk realisasinya itu. Peduli, berarti mengindahkan-memperhatikan-menghiraukan : • Para mahasiswa kami, tidak hanya menyalahkan saja. • Para tenaga administrasi kami, agar selalu sehat sejahtera • Para dosen kami, agar bisa mengajar, meneliti dan mengabdi dengan suka cita, bukan rutin belaka dan diarahkan semangat bermakna. Aktif, berarti berperan dan bergairah, antusias dan dinamis, tangkas dan tanggap di dalam menerima segala tugas dan tanggung jawab • • • •
Kepanitiaan PMB Kepanitiaan UTS-UAS Kepanitiaan reakreditasi Maupun berbagai tugas lainnya
Bermakna, berarti mengandung arti penting – mendalam dalam materi kuliah kami sehingga para mahasiswa jadi lebih baik dan pandai, semakin
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
91
berarti dan jadi teladan mahasiswa. Demikian juga bagi masyarakat, bermakna dalam penelitian dan pengabdian masyarakat kami. Monsinyur Soegija yang kami teladani dan cintai, masih banyak kekurangan-kekurangan kami dalam meneladan Monsinyur, kami masih amem mlempen, kami masih rutin-rutin saja, kami kurang membara dan tanggap, kami masih kurang berarti mendalam dan banyak kekurangan lainnya. Terimakasih atas Surat Gembala yang mencambuk kami untuk lebih peduli, aktif dan bermakna ini. Kami mohon bimbingan dan doa Monsinyur, berkat Tuhan dengan perantaraan Monsinyur. Semoga Unika Soegijapranata sungguh-sungguh bisa semakin peduli, aktif dan bermakna bagi para mahasiswa kami, para dosen dan tenaga admin maupun bagi masyarakat Semarang, Jawa Tengah, Indonesia dan seluruh dunia. Mohon berkat dan perlindungan Monsinyur Soegija selalu.
Salam dan hormat Saya Sentot Suciarto
92
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Kepada Mgr. Soegijapranata
Membaca surat gembala dari Romo Mgr. Soegijapranata SJ, saya ingin menjawab satu pertanyaan terakhir dari Romo yaitu 1) apa yang bisa anda sumbangkan secara pribadi dan institusi untuk tanah air dan kemanusiaan saat ini?
Dalam konteks kondisi saat ini, dibutuhkan seseorang yang peduli, aktif dan sekaligus pro aktif untuk mengatasi berbagai hal dalam kehidupan yang kita hadapi. Unika sebagai institusi Katolik bisa berperan aktif, pro aktif dan peduli terhadap problem masyarakat dan bangsa melalui kegiatan Tri Dharma yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian. Sikap aktif, proaktif dan peduli harus diwujudkan dalam tindakan konkrit di masyarakat; juga harus disertai kepekaan dan tanggap dalam melihat problem yang ada. Seringkali kita tidak peka dengan dan tidak tanggap dalam hal tersebut karena terjebak dalam “kacamata” kita sendiri. Dan kita juga tidak hanya sekedar empati tetapi juga reality, disisi lain pro aktif juga dibutuhkan untuk mengantisipasi problem yang akan datang.
Sebagaimana Allah sangat peduli terhadap umatnya, maka kita juga harus peduli terhadap sesama kita. Dalam kedudukan struktural yang diemban saat ini, saya mempunyai kesempatan yang besar untuk berempati, peduli, tanggap, reality dan proaktif terhadap persoalanpersoalan masyarakat, dengan antara lain memfokuskan kegiatankegiatan tri dharma pada pemberdayaan masyarakat yang kurang beruntung, membantu memecahkan problem-problem lingkungan, bahkan sampai pada pembentukan karakter/character building untuk
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
93
mahasiswa sebagai generansi muda yang peduli dan tanggap. Sebagai orang yang diberi tanggungjawab dalam posisi struktural, kita tidak dalam posisi “bos” tapi harus menjadi “pelayan”, harus punya semangat melayani, sebagaimana Yesus juga melayani dan berkorban untuk umatNya. Jika kita bisa berbuat sesuatu untuk sesama dengan tulus, hidup akan jadi bermakna nn
94
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Kepada Yth. Romo Soegijapranata Di rumah Tuhan
Romo yang terkasih, Saat menulis surat ini saya dan sebagian rakyat Indonesia sedang prihatin. Bangsa Indonesia yang dulu sudah merdeka, sekarang sedang terancam disintegrasi. Sebagian anak bangsa ini merasa benar dan paling benar sehingga membully orang lain yang berbeda suku, agama dan aliran. Ada gerakan-gerakan yang meresahkan kami. Ada kelompokkelompok yang merasa punya hak untuk melarang orang lain beribadah atau mengekspresikan diri hanya karena berbeda dengan mereka. Kini kami jadi tak merdeka lagi Romo... Universitas kami mempunyai ciri tertentu yang rawan menjadi korban bullying dengan segala bentuknya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pendaftar calon mahasiswa turun drastis. Dan segala gerakan kami tentu dimonitor. Maka mau tidak mau kami harus kembali membenahi diri kami, baik secara pribadi maupun sebagai institusi, agar kami jadi lebih baik lagi tanpa merendahkan pihak lain. Kami harus semakin bersatu padu membangun universitas kami. Kami justru bersyukur, karena kondisi tersebut kami disadarkan untuk berbenah diri. Secara pribadi saya sadar untuk lebih berhati-hati dalam bersikap terhadap orang lain (rekan kerja, mahasiswa, orang tua mahasiswa dst) agar tidak menimbulkan masalah. Segala keputusan saya pertimbangkan dengan matang dan didiskusikan dahulu dengan tim terkait. Saya juga berusaha memberikan layanan terbaik sesuai dengan tugas saya, memperhatikan teman-teman dan mahasiswa yang menjadi tanggung jawab saya. Romo yang terkasih
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
95
Dengan melakukan hal-hal tersebut diatas saya berharap universitas kami dapat tetap eksis di alam Indonesia ini, meski banyak kendala dan tekanan kami alami. Meski kami hanya kecil tetapi semoga menjadi oase kebaikan di masyarakat. Nilai-nilai luhur yang Romo wariskan semoga semakin menjiwai tiap gerak langkah kami, sehingga dapat dirasakan oleh siapapun yang berelasi dengan kami dan institusi kami. Dengan demikian kami bisa memberi garam bagi masyarakat Semarang dan Indonesia dengan segala kiprah kami. Demikian surat kami Romo, mohon doa agar kami dapat mewujudkan cita-citamu menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia. Terima kasih Romo.Berkah Dalem
Semarang, 26 Januari 2017 Hormat saya, Psikologi Sri Sumijati
96
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Romo Kanjeng Soegija yang baik, Romo, saya mau bertanya bagaimana mewujudkan “kepedulian” di tempat kerja? Konon “kepedulian” adalah sebuah perhatian, sebuah keberpihakan dan juga sebuah tindakan yang proaktif. Konon pula dengan atau melalui “kepedulian”, maka tindakan dan hidup kita akan bermakna. Karena itu, khususnya sebagai tindakan proaktif, kepedulian itu adalah tindakantindakan di luar sistem atau diluar hak dan kewajiban. Tapi Romo, bukankah “tempat kerja” adalah sebuah tempat yang di tata secara sistematik berdasarkan hak dan kewajiban. Suatu tindakan di tempat kerja akan menemukan maknanya apabila didasarkan pada batas-batas hak dan kewajiban atau dalam batas-batas wewenang dan bahkan kompetensi. Tampaknya tindakan proaktif tak akan menambah makna baru atau bahkan tak akan relevan dalam sebuah sistem karena setiap tindakan harus dilakukan dalam batas-batas wewenang, yaitu dalam batas-batas hak dan kewajiban? Bagaimana Romo? Pusing toh?
Mgr. Soegijapranata yang sangat saya kasihi, Pada siang ini, di Panti Semedi Klaten, saya bersyukur karena dapat membuka hati untuk mengenal lebih jauh pribadi Mgr. Soegijapranata yang sangat mengesankan bagi saya. Saya sangat berterimakasih karena Mgr. Soegijapranata berkenan menyapa saya melalui surat gembala dengan pesan penuh kasih dan bijaksana, serta memberi makna mendalam dan semangat luar biasa dalam menjalani kehidupan dengan kebaikan. Saya menyadari, dalam perjalanan hidup ini, sampai hari ini, telah banyak berkat Tuhan yang saya terima, banyak kesempatan yang saya peroleh. Mgr. Soegijapranata mengingatkan bahwa sebagai ungkapan syukur
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
97
yang telah diterima adalah dengan berperan aktif, peduli, mau memahami orang lain, berperan dan menjadi bermakna Mgr. Soegijapranata, semua pesan tersebut akan saya nyatakan dalam kehidupan di keluarga, masyarakat dan kampus. Terima kasih Mgr. Soegijapranata
Berkah Dalem
98
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Semarang, 26 Januari 2017
Kepada Yth. Mgr. Soegijapranata
Mgr. Soegijapranata terima kasih atas teladan yang kau berikan pada kami. Engkau tidak pernah merasa lelah berjuang baik untuk negara maupun berjuang untuk kemanusiaan. Engkau tidak pernah berdiam diri melihat kesengsaraan dan ketertindasan orang lain. Monsinyur, engkau telah mengajariku untuk berani berbuat, berani bertindak benar, peduli dan membuat hidupku menjadi bermakna. Semoga aku dapat menjadi sungguh-sungguh aktif dan bermakna. Dapat menjadi garam dan pelita yang mampu menerangi lingkungan dimana aku bekerja dan melayani keluargaku dengan ikhlas dan penuh cinta. Semoga aku dapat semakin peduli dan bermakna di Unika, dapat semakin menghargai teman-temanku serta orang-orang yang aku layani.
Salam Clara
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
99
Dear Mgr. A. Soegijapranata,
Saya bersyukur..... Lahir dan tumbuh di bumi pertiwi Indonesia Lahir dan tumbuh di bumi pertiwi di alam kemerdekaan Lahir dan tumbuh di bumi pertiwi yang luas, subur dan kaya Lahir dan tumbuh di dalam masyarakat yang beraneka ragam
Saya bersyukur .... Tuhan telah memilih Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Bapak Bangsa Pancasila, hasil renungan Bung Karno sebagai dasar negara Mengharapkan anak-anak masa depan bersatu padu dalam keharmonisan Mengukir sejarah bangsa, melahirkan zaman yang penuh cinta kasih
Saya bersyukur.... Menjadi bagian dari lembaga pendidikan Berusaha menjadi orang yang berarti Menjadi orang yang menentukan Berusaha memberi inspirasi-inspirasi
100
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Tapi... Zaman bertentangan, media sosial menjadi media untuk bersosialisasi Membuat perpecahan Anak-anak masa depan menuliskan kata-kata bermandikan darah Meniadakan cinta kasih
Dear Mgr. Soegijapranata, Bantu saya menjadi waspada dan bijaksana Menginspirasi dalam berkarya Peduli dan aktif terhadap sesama Dan menjadi garam, sekaligus sel untuk tanah air dan kemanusiaan.
Klaten, 26 Januari 2017 Panti Semedi Sangkal Putung Ratih Dian Saraswati
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
101
Yth. Mgr. A. Soegiapranata, SJ
Berkah Dalem.. Romo perkenankanlah atas dibukanya jalan kemerdekaan bagi kami umat di Indonesia. Engkau telah mengingatkan kepada kami bahwa cinta kasihlah yang harus mengatur dan menjiwai seluruh hidup kita. Kami setiap tahun di tempat kami bekerja selalu mengadakan Refleksi Karya yang merupakan bagian dari upaya membangun jati diri yang mengemban panggilan dan tanggung jawab atas nilai-nilai kristiani yaitu cintakasih, kejujuran dan keadilan untuk mewujudkan sikap peduli, aktif dan bermakna. Kami wujudkan dalam bentuk bekerja dengan sungguhsungguh, memberi pelayanan yang baik, menghargai orang lain, memberikan sumbangan pikiran dan tindakan untuk pengembangan Unika. Semoga apa yang sudah diajarkan Mgr. Soegijapranata dapat kami imani dalam tindakan sehari-hari.
Klaten, 26 Januari 2017 NN
102
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Yang terkasih. Menghayati surat gembala yang Mgr. sampaikan mengingatkan kembali akan makna hidup seutuhnya. Memaknai setiap hal yang terjadi dalam pribadi saya. Menjadi seorang pribadi yang berbahagia haruslah bermakna pula bagi sesama, baik bagi keluarga, saudara, teman maupun orang-orang di sekitar saya. Seperti motto hidup yang selalu saya pegang bahwa orang yang berbahagia tidak selalu mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya, namun ia selalu menjadikan yang terbaik atas apa yang ia peroleh. Maka sebagai bagian dari keluarga Unika saya pun juga akan menjadi yang terbaik atas apa yang ada pada diri saya terutama untuk lebih peduli, aktif dan bermakna Klaten, 26 Januari 2017
Yang berbahagia
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
103
Kagem Mgr. Soegijapranata, SJ
Berkah Dalem. Matur nuwun Mgr. atas surat gembala Rasa syukur yang sudah lama ditamankan oleh Bapak dan Ibu kami selaras dengan rasa syukur yang Mgr. gaungkan. Rasa berterima kasih selalu melekat di bibir kami atas semua yang telah kami terima. Dengan rasa syukur dan terimakasi itu, membuat kami lebih peduli, lebih berempati dan lebih berpasrah diri pada Tuhan atas segala berkat yang telah kami terima. Rasa syukur dan berterimakasih lebih mendorong kami untuk menyerahkan diri kepada keadaan tiada dengan syarat. Rasa syukur dan berterima kasih membuat kami lebih untuk dapat berbuat baik dan lebih baik lagi dengan talenta yang kami miliki. Rasa syukur dan berterimakasih, membuat kami harus sanggup dan bisa memperbaharui diri secara terus menerus dengan tetap mengimani bahwa Allah Bapa di Surga adalah Bapa yang sangat mengasihi anakanakNya. Rasa syukur dan berterima kasih membuat kami lebih bisa menjadi lebih bijaksana, lebih peduli, lebih aktif dan bermakna “be Good do Good”
Klaten, 26 Januari 2017 Nn
104
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Panti Semedi Klaten, 26 Januari 2017 Kagem Romo Kanjeng yang terkasih, Romo matur nuwun sanget serat saking Romo, lanjut ngagem bhs. Indonesia nggih Romo...hi..hi..hi.. Terimakasih untuk suratnya Romo, semakin memantapkan hati bagi kami peserta SML yang kebetulan pada waktu ini sedang mengemban tugas pelayanan di unit/fak/progdi. Romo yang terkasih, dengan zaman yang sudah berubah tentu kami berusaha untuk mengikuti perubahannya demi kebaikan Unika Soegijapranata namun tetap dengan mempertahankan nilai-nilai yang sudah Romo berikan, tanamkan pada kami. Romo dari surat gembala yang dikirimkan kepada saya memacu saya untuk menjadi pribadi yang selalu mau berubah menuju kebaikan, bahwa orang harus selalu bergerak untuk menuju kebaikan dari hari ke hari. Menjadi pribadi yang proaktif di keluarga, lingkungan kerja. Romo, pada zaman yang egoistis ini mampukan kami untuk menjadi pribadi yang penuh cinta kasih, peduli dalam lingkup yang lebih kecil terlebih dahulu untuk kemudian ke lingkup yang lebih besar, bisa menjadi garam yang tetap asin sehingga bermanfaat. Romo, ke depan saya akan lebih mendengarkan, memperhatikan orang lain tidak hanya mau diperhatikan dan didengarkan saja. Romo kanjeng, thanks a lot for everything that you gave for me although we never met – GBU in heaven. Best regards From your grand daughter nn
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
105
Dear yang tercinta Mgr. Soegijapranata
Aku tidak pernah mengenalmu secara fisik, namun entah mengapa selama kurang lebih 23 tahun, engkau menjadi sosok harian yang sangat akrab di telingaku dan didiriku. Hal ini wajar karena aku bekerja di institusi yang dengan sadar memilihmu sebagai patron Hari ini tidak seperti biasanya, aku merasakan kehadiran sosokmu dengan semua nilai-nilai yang kau bawa secara sadar, surprise, dan merasa bangga. Hari ini berbeda dengan waktu-waktu sebelumnya, ada kesadaran yang muncul, bahwa aku tidak berada di Unika yang menyandang namamu secara kebetulan. Ada kesadaran bahwa aku di tempat di lembaga ini oleh Tuhan Alam Semesta untuk peduli, aktif dan bermakna dengan ala-mu. Diriku merasa perjalanan hidup selama 23 tahun di lembaga ini menempa pribadiku menjadi pribadi yang memahami nilai-nilai yang kau bawa dalam proses kehidupanku... Ada 3 makna hidup yang kutemukan dalam refleksiku tentang engkau : 1. Cinta - Aku merasa pemahamanku tentang cinta menjadi penuh karena keberadaanku di lembaga yang menyandang namamu ini diriku yang sepenuhnya “cinta” menemukan tempatnya. Sekarang saya sadar mahasiswa adalah subjek ekspresi cintaku yang membuatmu terus merasa hidup dan bermakna. 2. Sederhana Engkau benar : mengingatkanku tentang nilai ini untuk berefleksi bahwa pribadi yang sederhana, spontan, tulus dan tanpa pamrih adalah keinginan jiwa dan batinku yang paling dalam, ketika berulang kali sadar telah terjadi dalam cobaan duniawi.
106
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
3.Menjadi Garam Meskipun aku merasa ungkapan ini tidak mudah diwujudkan, tapi saya bersyukur telah menjadi bagian lembaga yang menyandang namamu ini. Kerangka nilaimu ini ternyata telah melingkupi diri fisikku untuk berubah dan perubahan tersebut meskipun kecil mempengaruhi kosmis di sekelilingku Mgr. Terima kasih telah menjadi salah satu patron yang membentuk diriku. Hanya cinta yang bisa kukirimkan padamu. Cinta yang kukirimkan lewat pelayananku pada mahasiswa. Engkau dan mahasiswa adalah the furthest ex-tension of God yang harus kucintai dengan sadar.
Salam cinta Oely Sidabalok Klaten, 26 Januari 2017
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
107
Katur : Romo Kanjeng Mgr. Alb. Soegijapranata, SJ Salam Damai Kristus Melalui surat ini perkenankanlah saya bersyukur menghaturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga atas segala tutur kata dan tindakan Mgr. yang banyak menginspirasi dan teladan bagi kami dan secara pribadi sangat berguna bagi kami dan kehidupan saya dalam berkarya. Adapun hal-hal yang menjadi tuntunan dalam kehidupan saya antara lain : 1. Bahwa dalam kehidupan kami selalu dihadapkan pada keberagaman dalam lingkup pekerjaan yang harus kami hadapi dan kami rangkul untuk menjadi kekuatan dalam menjalankan tugas saya sebagai dosen maupun pimpinan (perbedaan bukan menjadi penghalang) 2. Dalam karya kami, engkau telah memberikan teladan janganlah membiarkan keadaan dengan semboyan : apa boleh buat. Tempora mutantur et nos autem cumillis; dalam menghadapi perkembangan jaman yang pesat ini, kami harus ikut ambil bagian dengan melakukan dan bertindak harus penuh cinta kasih serta peduli dan tanggap tidak amem mlempem (kami harus peduli). 3. Kami menyadari bahwa segala keputusan yang kami ambil saat menjadi pemimpin selalu ada resikonya tetapi melalui sabda Allah ketika umat Israel masih berada di bawah perbudakan keji di Mesir Engkau telah berfirman : “Aku telah memperhatikan dengan sungguh-sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya (Kel. 3: 7-8) Terimakasih atas segala teladanmu yang menjadikan kami percaya bahwa Fakultas Hukum Komunikasi dan Unika akan menjadi lebih dan terus bermakna bagi masyarakat dan gereja.
Nuwun YBS
108
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Kepada Yth. Mgr. Soegijapranata Di tempat AMDG Mgr yang kami hormati Akhir-akhir ini situasi di negeri kita sedang dalam keadaan yang tidak menyenangkan dan memprihatinkan ancaman intoleransi, disintegrasi bangsa sudah melanda di bumi pertiwi Indonesia dari Sabang sampai Merauke, sebagaimana Mgr katakan bahwa : sejak awal para pendiri negara ini sudah memiliki dasar negara Pancasila, masyarakat kita adalah masyarakat yang “berbineka tunggal ika”, masyarakat yang beraneka ragam suku bangsa, agama, ras dan golongan, berbeda bahasa dan adat istiadatnya. Bersatu yaitu satu Nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Namun keprihatinan kami tentang persatuan dan kesatuan ini muncul tantangan yang perlu membutuhkan kepedulian kita bersama terutama dari media sosial yang ada sehingga jika kami memperhatikan tulisan yang ada di media sosial kata-kata yang tidak enak/kata-kata yang menimbulkan perselisihan kesatuan bangsa muncul misal kata-kata kafir, kata-kata sesat dan lain-lain. Mgr. Soegijapranata yang kami hormati, Hendaknya kita sebagai umat yang sudah mendapat ajaran dari Mgr tidak tinggal diam. Kita terus peduli, tanggap terhadap situasi saat ini menyesuaikan perkembangan zaman. Hendaknya kita harus dapat mempengaruhi zaman dengan penuh kasih. Apakah kita perlu melawan kata-kata kafir, sesat yang didapat dalam sosial media harus kita lawan dengan menggunakan sosial media dengan kata-kata yang lebih bermakna dari hukum cinta kasih dari Tuhan
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
109
Yesus?? Mgr…….. Pikiran saya seperti di atas setuju saya menerapkan kalau balas dendam, kiranya juga tidak tepat jika hal tersebut saya lakukan. Mgr……. Saya ragu-ragu, saya membaca kembali surat Mgr dan dalam surat Mgr. mengutip St. Yakobus , “Jika iman tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya telah mati”. Tindakan apa yang harus dilakukan? Kiranya di lingkungan tempat tinggal kita, di tempat kerja kita, kesempatan / peluang yang ada harus kita gunakan. Di lingkungan tempat kerja kita harus dapat memberikan teladan kepada umat di sekitar kita. Mgr………. sebagai umat kita tidak boleh acuh tak acuh tidak boleh bersikap masa bodoh karena itu kita harus aktif, peduli jangan menundanunda untuk terlibat dalam memikirkan dan mengembangkan situasi akhir-akhir ini di negeri kita yang menyangkut masa depan bangsa Indonesia. Mgr. Soegijapranata yang terhormat, Kiranya kami sadar bahwa sebagai pimpinan kita harus bertindak dan mengambil segala risiko dan bertindak dengan perhitungan yang matang, karena itu sebagai pimpinan, kepribadian, martabat dan teladan yang dapat kami berikan sesama kami dalam pelayanan. Kita harus dapat memberi garam “larut tapi tidak hanyut”. Mgr……. kami mohon doa restu agar tugas-tugas yang dipercayakan kepada kami selalu diberkati oleh Allah yang maha kuasa. Terimakasih.
Hormat kami, Petrus Soerjowinoto
110
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Kepada Mgr. A. Soegijapranata, SJ Uskup Semarang
Sejak umur 7 tahun, Bapak Uskup waktu masih jadi Romo Paroki di Bintaran sering datang ke rumah ibu di Nyutran. Kadang-kadang membawa “gogik atau gaplek atau bahan makanan lain. Ibu bilang pada anak-anak “Romo sebagai gembala yang peduli dombanya” Apakah peduli harus seperti ini? Ibu mengajak anak bersyukur karena mendapatkan berkat dan berkah dari Monsinyur. Setelah saya duduk di bangku SLTA Stella Duce dengan bea siswa penuh, saya baru sadar apa artinya “Bersyukur yaitu peduli, simpati, empati dan birahi pada orang lain – mengapa harus ditambah birahi ? Mengapa harus ditambah ”birahi” dalam arti simpati yang meluap-luap pada orang lain, aktif berbagi dan memberi. Ibu juga membantu menjahitkan pakaian-pakaian pastor yang robek. Waktu bapak masih sugeng sering mengajak anak-anak (10 orang) ke kampung dan sawah-sawah. Bapak cerita tentang petani dan orang-orang miskin di kampung itu. Bapak berdialog dan anak-anak didhawuhi ikut. Bapak sedang membangun kepekaan perasaan orang lain. Pada saat diskusi, 3 kakak saya yang sudah SLTA selalu menentang pendapat orang kampung. Bapak bilang dan diskusi; kamu harus mengosongkan diri dulu dan dengar apa yang dikatakan mereka. Nah setelah itu kami jawab dengan rasa empati, simpati dan penuh syukur. Saya mohon Monsinyur membantu Bapak, ibu yang sudah Kau panggil
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
111
Sungguh sangat berguna apa yang telah Kau berikan pada keluarga. Monsinyur, sekarang anakmu sedang sangat sedih dalam posisi yang terjepit, kalau dua pihak mau menyelesaikan dengan cara peduli dan bersyukur, akan menjadi solusi yang baik, tetapi kan ada maksud yang ingin menekan yang lain akan sangat berat baik bagi Universitas maupun progdi.
Maturnuwun Monsinyur, Berkah Dalaem, mohon diberi petunjuk Anakmu
Agnes Widanti S
112
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Surat kepada Eyang Mgr. A. Soegijapranata, SJ
Klaten, 26 Januari 2017
Yth. Eyang Mgr. A. Soegijapranata, SJ Perkenankanlah saya menyebut eyang karena Mgr. A. Soegijapranata, SJ adalah teman embah Tjokroatmodjo, eyang kakung. Eyang Mgr. A. Soegijapranata, SJ Saya sangat kagum dengan pemikiran-pemikiran besar Eyang. Saya percaya Eyang sangat cerdas dalam mendampingi umat pada waktu Eyang jadi Uskup, bahkan pemikiran-pemikiran Eyang masih sangat relevan sampai saat ini. Saat ini saya bekerja di Universitas Katolik yang menggunakan nama Eyang, dan kami berusaha mendalami pemikiran-pemikiran Eyang dan melaksanakan. Saya sangat tertarik dengan kalimat dari surat Eyang bahwa “kita diciptakan untuk bersama-sama bahagia dalam Tuhan, seibu dan sebapa dalam permuliaannya” Saya dan teman-teman sering lupa bahwa Tuhan menciptakan kami “baik adanya”. Kami sering mentertawakan orang lain yang kami anggap: bodoh, jelek, atau tidak sempurna. Kami lupa bahwa mereka diciptakan Tuhan sempurna adanya karena Tuhan Sang Maha sempurna. Kami sering lupa. Bahwa kami keluarga besar yang seharusnya saling memanusiakan dengan saling mengasihi, tetapi yang terjadi justru selalu mengulangi kata-kata kasar, saling menyakiti, saling curiga, walaupun tidak semua seperti itu. Eyang Mgr. A. Soegijapranata, SJ
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
113
Saya senang tidak egois dan menjadi altruis, tapi kok tidak mudah, untungnya Unika Soegijapranata selalu membantu dengan berbagai kegiatan untuk mengingatkan setiap karyawannya : 1) memahami kehendak Tuhan; 2) menyegarkan kembali semangat kekatolikan; 3) dan memfasilitasi pelaksanaan nilai-nilai yang dipegang Eyang yaitu terlibat peduli, aktif dan bermakna.
Eyang Mgr. A. Soegijapranata, SJ Saya ingin melaksanakan ajaran-ajaran tersebut bersama teman-teman Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang. Sebagai Dekan, saya harus memulai dan mengajak teman-teman, Eyang tahu itu tidak mudah, tapi saya percaya bahwa dengan berkat Tuhan dan doa yang tidak terputus dari seluruh anggota keluarga Unika Soegijapranata ajaran-ajaran Eyang akan tertanam di hati kami . Saya bersyukur banyak teman-teman yang punya semangat untuk hidup lebih baik dan banyak mahasiswa yang masih peduli dengan nilai-nilai Kristiani. Tapi saya juga melihat ada teman kerja dan mahasiswa karena kelemahan mereka , tidak mampu untuk menangkap dan melaksanakan nilai-nilai Kristiani yang Eyang ajarkan. Untuk itu doakan dan tunjukkan kepada kami bagaimana cara kami membantu mereka. Saya tunggu jawaban Eyang di surat berikutnya. Terimakasih. Salam, Cicih – Psikologi
114
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Romo Kanjeng Yth.
Terimakasih atas surat gembalanya Surat ini merupakan “teguran/pepeling “ buat saya untuk refleksi diri ”apakah saya sudah berbuat sesuatu yang bermakna bagi Unika??” Sejak 2008 hingga saat ini saya menduduki jabatan struktural di Dekanat. Banyak hal yang saya alami dan tangani, bersama tim bahkan konflik pun pernah saya alami karena saya coba tegakkan aturan. Beberapa hal sudah membuahkan hasil yang terukur (jumlah mahasiswa naik, jumlah penelitian dan pengabdian naik, peringkat akreditasi progdi naik). Namun masih ada pertanyaan besar bagi saya: “Apakah rekan-rekan satu fakultas secara personel nyaman (merasakan dampak positif) dengan apa yang saya lakukan??” Pertanyaan ini muncul karena selalu saja ada keluhan dari beberapa rekan kerja. Jika yang saya terima adalah kritik, Puji Tuhan berarti ada koreksi. Romo......., surat gembala ini menyadarkan saya: mungkin keluhan muncul karena saya kurang menyapa secara personal (kurang ungkapan kasih), saya terlalu rasional, kurang sabar dalam mendengarkan. Terima kasih Romo, saya sudah diingatkan dengan surat gembala ini. Berkah Dalem Gusti...
Matur sembah nuwun... Hesti
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
115
Klaten, 26 Januari 2017
Kepada yang terhormat dan terkasih Mgr. A. Soegijapranata, SJ Dengan hormat, Membaca dan merenungkan isi Surat Gembala Mgr. tertanggal 24 Januari 2017, saya tersentuh oleh ungkapan bernada ajakan Mgr. “..... mengubah zaman egoistis ini menjadi zaman altruistik yang penuh cinta kasih dan kepedulian,........, berkat rahmat kurnia Tuhan, berkat kehendak kita yang merdeka,.....” Bagi saya, sebagai manusia yang lemah, sifat egois dan altruis selalu berayun-ayun bak pendulum di hati, pikiran dan bathin saya. Dalam banyak kesempatan dorongan untuk berlaku egoistis cenderung lebih kuat daripada berlaku altruistis. Sikap egoistis lebih sering menang dari altruistis. Orientasi yang lebih kuat pada sikap-sikap altruis bukan hanya berguna bagi pribadi saya, tetapi memiliki rentang “akibat” yang luas mulai dari komunitas tempat kita berkarya hingga ke cakupan yang lebih luas yaitu bangsa bahkan dunia. Sikap altruis akan menghasilkan kebiasaan dan pola perilaku bermakna kita dalam sebuah komunitas Pola perilaku ini pada gilirannya akan membentuk budaya altruis dari bangsa. Menyadari pentingnya sikap altruistik dalam mewujudkan sebuah masyarakat yang damai sejahtera, maka selaku orang yang dipercaya untuk memimpin Unika Soegijapranata saya bukan hanya berkewajiban tetapi telah terpanggil untuk senantiasa memilihnya sebagai opsi terbaik
116
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
dari semua pilihan yang tersedia dalam pengelolaan pribadi, kelompok dan lembaga Unika Soegijapranata. Tentu saja pilihan ini tidak dapat begitu saja terwujud. Tetapi saya yakin bahwa pertama-tama kita harus memiliki kehendak yang kuat untuk mengubah sikap menuju perilaku altruistik. Kehendak yang kuat itu lantas kita pasrahkan sepenuhnya kepada Tuhan untuk diwujudkan. Hanya dengan berkat rahmat kurnia-Nya sajalah semua kehendak baik kita dapat mewujud dalam kenyataan hidup. Oleh karenanya saya sudah dan akan selalu menyampaikan dalam doadoa pribadi saya kehendak baik untuk bersikap dan bertindak altruis – melepaskan belenggu egoisme dalam setiap perjumpaan dengan manusia lain; terutama saudara-saudari saya para dosen, mahasiswa dan karyawan Unika Soegijapranata
Berkah Dalem
Y. Budi Widianarko
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
117
Kepada Yth Mgr. Soegijapranata Salam hormat, Romo Mgr. Soegijapranata, dalam ajaran Katolik diajarkan bahwa hendaknya kita menjadi garam dunia, menyatu dengan masyarakat nyata dalam panggilan pada masing-masing orang untuk berperan sesuai talenta yang diberikan Tuhan. Dari keteladanan Mgr. Soegijapranata tersebut yang menegaskan semangat kepedulian pada bangsa dan negara dan untuk kemanusiaan dengan motto 100% Katolik 100% Indonesia, engkau mengajarkan agar umat Katolik tidak terkungkung dalam kelompoknya yang seiman saja, tetapi bagi masyarakat yang lebih luas, seperti foto Mgr. Soegijapranata bersama presiden RI Soekarno dan IJ Kasimo tokoh politik umat Katolik, dimasa itu menunjukkan eksistensi representasi umat Katolik untuk negara. Engkau sebagai pahlawan bangsa menjadi teladan umat Katolik Indonesia. Yth. Mgr. Soegijapranata, kami sebagai bagian kecil umat Katolik yang bekerja di bidang pendidikan di kampus Unika Soegijapranata berupaya meneladani sikap Mgr. Soegijapranata yang peduli, aktif dan bermakna dalam lingkungan kami di Fakultas Arsitektur dan Desain. Kami telah bekerja lebih dari 25 tahun untuk membimbing dan mengajar mahasiswa sampai tingkat sarjana dengan empati, peduli dan profesional dengan telah menghasilkan alumni di berbagai instansi pemerintah, konsultan arsitek, kontraktor dan lain-lain mampu hidup mandiri dan sukses. Dengan tetap menjaga etika profesi di tempat kerjanya. Saat ini di hari-hari kami mengajar mahasiswa, kami berusaha memberikan yang terbaik pada mahasiswa, dengan empati, peduli dan cinta agar menggugah mahasiswa agar aktif belajar menekuni materi kuliah hingga menghasilkan nilai yang terbaik untuk bekal masa depannya dengan
118
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
membawa semangat peduli dan aktif untuk melakukan yang terbaik di profesinya. Utamanya sebagai arsitek yang bermakna di lingkungannya. Sekian surat kami. Yth Mgr. Soegijapranata teladanmu selalu di hati.
Klaten, 26 Januari 2017 Antonius Ardianto FAD
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
119
Katur Romo Kanjeng Mgr. Alb. Soegijapranata, SJ Ing Swargo
Pax in christi
Mgr. Alb. Soegijapranata adalah -
Patron/teladan bagi kami,
-
Tidak pernah tinggal diam (amem mlempem) buat bangsa yang dicintai
-
Iman Katolik selalu aktif, peduli, karena iman tanpa perbuatan itu mati.
Aktif untuk berbuat sesuatu menjadi bermakna Kiprah dalam masyarakat – terlibat dalam kehidupan bermasyarakat menjadi pengurus RT -- memberikan ide dan inspiransi. Gereja : Terlibat aktif dalam kegiatan kegerejaan – latihan kor Organisasi gereja: Dewan Paroki dll...
Kampus / institusi -
120
Menciptakan budaya akademik yang ngayomi dan inspriratif
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
-
Memberikan pelayanan yang bermakna – peka terhadap situasi – yang tidak merugikan /mempersulit mahasiswa
-
Sebagai tempat pemecah permasalahan mahasiswa /dosen /stakeholder
yang dihadapi para
Matur nuwun Romo Kanjeng
With love
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
121
Serat Mugi Katur ing Ngarsanipun Rama Kandjeng Mgr. Albertus Soegijapranata.
Rama Kandjeng Mgr. Albertus Soegijapranata ingkang minulya. Rama Kandjeng, nuwun sewu, langkung rumiyin keparenga kula matur, bilih kula dereng nate pepanggihan sacara wadhag kaliyan paduka nalika paduka ngasta pangoning umat ing kukuban Kauskupan Agung Semarang. Nalika samanten, wanci paduka ngasta Uskup Agung Semarang, kula taksih alit. Kadadosan ingkang paling kula emut inggih punika rikala tahun 1963, perisipun tanggal 22 Juli 1963. Sanandyan namung capet-capet, kula mireng ombyaking pawartos saking tangga tepalih ingkang ngrasuk agami Katolik bilih Rama Kandjeng seda, katimbalan ing Gusti, wonten negari Walanda. Wekdal punika kula dereng ngrasuk agami Katolik, dereng nampi Sakramen Baptis senadyan saben dinten Minggu kula ndherek misa ing Gereja St. Petrus lan Paulus Klepu, Sleman, Ngayogyakarta. Kula ndherek misa amargi kula tumut paklik (bapak cilik) kula ingkang dados misdinar. Nah, wiwit tahun 1963 punika kula mireng sesebutan Rama Kandjeng. Ananging bayangan kula wekdal punika, sesebutan ‘kandjeng’ gegayutan kaliayan ‘kindjeng’ pramila kula ugi nyebut ‘Rama Kindjeng’, nuwun sewu lho Rama, punika sesebutan ingkang ‘kurang ajar’. Rama Kandjeng, salajengipun kula badhe matur bilih kawigatosan kula dhumateng paduka sangsaya ageng nalika kula medal saking PEDC (Polytechnic Education Development Center) ing Bandung lan nglamar dados dosen ing salah satunggaling pawiyatan luhur ing kitha Semarang ingkang migunakaken asma paduka minangka tetenger, Universitas Katolik Soegijapranata. Alasan utami ingkang dados panyurung kenging punika kula medal saking PEDC lan nglamar wonten ing Universitas Katolik Soegijapranata inggih lantaran asma paduka. Kejawi punika, Universitas Katolik Soegijapranata inggih namung satunggalsatunggaling universitas ‘Katolik’ ing Semarang. Ing pangangkah,
122
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
idhep-idhep kula saged tumut ngrembakaaken pawiyatan luhur punika, sanadyan namung sakuku ireng. Saestu Rama, punika alasan utami kula ngalamar dados dosen ing Universitas Katolik Soegijapranata ing wekdal samanten. Nah, sasampunipun kula ketampi dados dosen ing Universitas Katolik Soegijapranata, ing wulan Januari tahun 1986, kula kapapanaken wonten ing Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi. Ing wekdal punika kula kapasrahan tugas minangka Pembantu Dekan II, nggentosi posisinipun salah satunggaling rencang dosen ingkang kaangkat dados bendahara universitas, kamangka kula taksih tiyang enggal. Inggih wiwit ing tahun 1986 punika kula saya mangertosi kadospundi caranipun ngatur administrasi fakultas. Ananging Rama, kula rumaos dereng ‘sreg’ kaliyan kawontenan gesang lan makarya wonten ing pawiyatan luhur; Universitas katolik Soegijapranata punika, lan kula mboten mangertos punapa sebabipun. Pramila, wonten ing salah satunggaling pepanggihan ageng universitas ing Bandungan tahun 1987, kula ngedalaken uneg-uneg ingkang asesirah ‘antara harapan dan kenyataan’ ingkang underanipun wonten ‘ketidak-puasan’. Uneg-uneg punika mboten mandheg Rama, kalajeng-lajeng ngantos sauntawis wekdal dumugi ing kedadosan munculipun salah satunggaling serat ingkang asesirah ‘suara hati fakultas ekonomi’. Serat punika kula anggit sesarengan kaliyan salah satunggaling rencang dosen Fakultas Ekonomi, underanipun prekawis ugi wangsul wonten ing babagan ‘ketidak-puasan’. Jawaban dhumateng uneg-uneg punika dereng kula panggihaken, lan saya dangu, sacara pribadi kula rumaos nglokro Rama. Pungkasanipun kula nate gadhah pamikiran, sumangga kersa Dalem Gusti, mbok manawi Mgr. Soegijapranata dereng ‘lila’ manawi asmanipun katempelaken kangge namining pawiyatan luhur punika. Uneg-uneg punika mboten nate kawedal dhumateng sinten kemawon Rama, namung dados ‘ganjelan’ wonten ing pamikir kula ingkang cupet. Ing tahun 1987 kula katugasken sinau ing Universitas Gadjah Mada. Kajawi kangge pados ilmu ingkang langkung inggil, ing
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
123
pangangkah kula ugi kepengin sinau kados pundi gesang minangka murid ing salah satunggaling universitas ingkang sampun kuncara ing saindhenging Nuswantara. Kathah ingkang kula gatosaken wonten ing Universitas Gadjah Mada, Rama. Ing babagan kelmon (kailmuan), Universitas Gadjah Mada langkung sae lan majeng katimbang universitas ingkang saderengipun kula angge minangka papan pasinaon. Ing babagan pangaturan universitas, ing pungkasanipun kula ugi dereng manggihaken jawaban ingkang pas kangge ngudhali uneg-uneg ingkang ngganjel wonten pamikiran kula sawau. Rama Kandjeng, kula mboten emut wekdal ingkang persis, sasampunipun kula lulus saking pasinaon kula ing Universitas Gadjah Mada, ing Universitas Katolik Soegijapranata kabikak salah satunggaling ‘lembaga’ ingkang kajibah angrembakaken pendidikan ing pawiyatan luhur. Kula mboten emut punapa naminipun, Rama. Manawi mboten klentu, lembaga sawau naminipun Lembaga Pengembanagn Pendidikan (LPP) ingkang kapandhegani dening Bp. Theodorus Sudimin; nanging, ingkang baku Rama, ing tahun 1992 ‘lembaga’ punika nate ngawontenaken seminar ingkang angrembag ‘semangat Mgr. Albertus Soegijapranatan’. Salah satunggaling tokoh ingkang maringi sesorah inggih punika Dr. Anhar Gonggong, sejarawan unggul ing Nusantara. Sanadyan kula mboten patos nggatosaken punapa ingkang badhe kapapar, kula tumut seminar punika. Ing pungkasaning seminar kula nembe kabikak pamikir kula manawi paduka punika tokoh nasional ingkang mboten baen-baen, sesarengan kaliyan pangoning umat Katolik ing Kauskupan Agung Semarang. Rama Kandjeng, ing tahun 1996 kula kaparingan tugas kangge sinau malih wonten Filipina, wonten ing De La Salle University (DLSU) Manila. Pengalaman kula sinau lan gesang wonten DLSU punika saya mbikak wawasan pamikir kula. DLSU salah satunggaling universitas terkenal ing Filipina, sangat angagungaken semangat Lasallian (Lasallian Values). Sadaya program (akademik lan non-akademik) kalandhasan semangat Lasallian punika. Nah, kenging punapa Universitas Katolik
124
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Soegijapranata mboten angrembakakaken semangat Mgr. Albertus Soegijapranata? Lah, wiwit wekdal samanten kawigatosan kula dhumateng paduka, Rama Kandjeng, saya kandel lan saya lebet. Ing tahun 2006 kula nate ngundang rencang-rencang kangge nggagas landhasan pendidikan ‘Soegijapranatan’, nanging mboten saged langgeng, alias macet wonten margi. Wonten ing tahun 2009 utawi 2010 (kula mboten emut persisipun) nembe wonten trontong-trontong ingkang mbok manawi saged dados oboring pawiyatan luhur punika nalika Rektor Universitas Katolik (Prof. Dr. Budi Widianarko) mbikak salah satunggaling lembaga ingkang anami ‘The Soegijapranata Insitute (TSI)’ . TSI punika dipun pandhegani dening tokoh-tokoh Universitas Katolik Soegijapranata: Bp. AMS Darmawan, Bp. Rudyanto Soesilo, Bp. Theodorus Sudimin, Ibu Ratih Saptaastuti, Rm. M. Kristiyanto, lan Bp. Ign. Dadut Setiadi. Kula mongkog sanget awit kabikakipun TSI punika, ing pangangkah mbok manawi dados jawaban dhumateng uneg-uneg kula ingkang tansah ngganjel kala wau. Rama Kandjeng, ing tahun 2014 kula kageret dening pak Rudyanto Soesilo dados anggotaning TSI ngantos wekdal punika. Saestu Rama, sesarengan kaliyan rencang-rencang ing TSI, sangsaya dangu patepangan kula kula kaliyan paduka sangsaya lebet. Pranyata kathah piwucal lan pitutur ingkang sanget nengsemaken kangge kula pribadi, kangge Universitas Katolik Soegijapranata, lan kangge masyarakat sarta bangsa Indonesia. Rama Kandjeng, taksih kathah piwulang lan pitutur paduka ingkang kedah kula sinaoni, langkung-langkung kangge angandelaken lan anglebetaken pitepangan kula dhateng paduka. Pramila Rama, kula sarencang nyuwun idi lan pangestu paduka amrih kula sarencang ing TSI saged necep, ngresepi, ngobaraken, lan mujudaken piwucal lan pitutur paduka. Kajawi punika Rama, keparenga paduka paring pitedah kados pundi anggen kula sasarengan rencang-rencang ing TSI nerjemahaken punapa ingkang dados inspirasi paduka ing wekdal samanten kajumjumbuhaken kaliyan kawontenan ing wekdal punika.
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
125
Kathah babagan lan kawontenan ingkang sampun benten Rama, pramila pitedah paduka tansah kula sarencang antu-antu amrih mboten geseh lan mlenceng kaliyan punapa ingkang paduka kersaaken. Cekap samanten rumiyin atur kula, Rama. Ing wekdal sanes, serat salajengipun badhe kula aturaken malih.
Sungkem lan Berkah Dalem Gusti. Saking kula ingkang sekeng,
Thomas Budi Santoso.
126
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
S.P 26 Januari 2017
Dear Mgr. Soegijapranata, Thank you for your pastoral letter to all of us You invite us to realize how our lovely country Indonesia. Is form apart union kinds of grim realities intolerance, racism, injustice, violence, pourty. You are to act “here and now” you wait us to be involved, to do things in order addsm tuse heart-breaking realities. You encarage is to be earing individuals & by doing so many or our life & the lives of others more meaningful. I pray to God, and please you pray for me -
Allow me to be a man with listening when there is a fight of ignorance
-
Allow me to be a man of enthusiasm when there is a fear of failure
-
Allow me to be a man of hope, when fuel is a cloud of pessimism
-
Allow me to be a man of love when jealousy heated poison our life
-
Allow me to be a man of action when there is a sense of “nothing we can do”
Dear Mgr. Soegijapranata Pray for us, pray for Unika Soegijapranata, let every one of us be a man, a woman, academic staff, lecturer, student who and committed to share kindness to others
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
127
Let every individual give their very best for the people around them for this lovely country, and above all for humanity. Thank you Mgr God Bless Unika God Bless Indonesia
128
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
Katur Rama Agung Mgr. Albertus Soegijapranata Berkah Dalem, Mohon saya dijinkan untuk menyapa Mgr. Soegija dengan Rama Agung. Panggilan yang biasa digunakan oleh Bung Karno untuk menyapa Monsinyur (Harsasusanta, 1988). Jadi saya sekaligus mohon ijin kepada Bung Karno untuk menggunakan panggilan ini. Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih karena saya menjadi bagian dari Universitas Katolik Soegijapranata sehingga saya dapat mengenal dan menggali nilai-nilai hidup Rama Agung. Apabila tidak menjadi bagian dari Universitas ini, mungkin saya tidak mengenal atau kalau mengenal mungkin tidak semendalam saat ini. Sebagai umat Katolik rasanya sangat terbatas informasi yang saya dapat tentang sosok Rama Agung. Termasuk kesempatan ini, ketika kami menyelenggarakan SML ke 8, Rama Agung kersa maringi ular-ular lewat Surat Gembala untuk mengingatkan kepada kami semua guna membangun sikap peduli kepada sesama dan lingkungan serta mau bertindak yang dapat memberikan makna atau arti bagi sesama itu. Surat Gembala ini menjadi sangat penting saat banyak orang menonjolkan sifat egoistisnya. Dan Rama Agung menganjurkan untuk beralih dari sikap egoistis menjadi sikap altruistis. Rama Agung yang saya hormati………. Dalam kesempatan yang sangat baik ini saya mau sharing sedikit tentang proses pengenalan saya pada Rama Agung. Saya memang Sarjana Teologi lulusan Kentungan, tapi saya tidak mengenal Romo Agung dari proses kuliah. Rm Dr. J. Weitjens SJ yang mengajar Sejarah Gereja juga tidak pernah menyinggung sejarah Gereja Keuskupan Agung Semarang khususnya pribadi Rama Agung dan yang masih saya ingat dari dosen ini adalah cerita tentang sosok Kyai Sadrach. Dia sangat fasih dan
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
129
menikmati apabila menceritakan Kyai Sadrach. Mata kuliah sejarah saja tidak menyinggung Rama Agung, apalagi matakuliah lain yang relative rumit. Ketika Mgr. J. Sunarko SJ (akhir 1989 adalah Rektor Seminar Tinggi St. Paulus Kentungan Yogyakarta) menawarkan tiga universitas untuk saya pilih sebagai tempat bekerja, saya menjatuhkan pilihan pada Unika Soegijapranata hanya karena pertimbangan praktis dan tanpa mengerti, apalagi mempertimbangkan sosok pribadi Soegijapranata yang dijadikan nama Universitas Katolik di Semarang. Rama Kandjeng ingkang tansah kinurmatan………. Ketika sudah menjadi bagian dari Unika Soegijapranatapun tetap tidak mendapatkan pengetahuan tentang Rama Agung. Baru saat dipercaya untuk mengurus penyelenggaraan perkuliahan Mata Kuliah Umum (2000 – 2004) pada Lembaga Pengembangan Mata Kuliah Umum (LPMKU) naluri saya sebagai orang Katolik muncul. Gereja Katolik memiliki tradisi menggunakan nama pelindung dari para orang kudus untuk nama baptis pribadi atau nama lembaga Katolik. Tradisi menggunakan nama pelindung itu diikuti dengan tradisi membangun spiritualitas berdasarkan semangat pelindungnya. Membangun spiritualitas pada dasarnya merupakan upaya terus menerus untuk menggali dan menghayati semangat dasar dan nilai-nilai hidup pelindungnya. Jadi umat Katolik harus menghayati spiritualitas santo atau santa yang digunakan menjadi nama baptisnya. Demikian juga lembaga Katolik yang menggunakan nama orang kudus atau tokoh harus menghayati semangat dasar nama patronnya. Rama Agung memang bukan orang kudus dalam pengertian santo. Tapi tokoh bangsa dan Gereja yang menurut umat Katolik khususnya pendiri Unika, Rama Agung layak untuk diabadikan namanya bagi sebuh Universitas Katolik. Karena itu semangat dan nilai-nilai yang dihidupi Rama Agung pantas untuk diteladani. Naluri membangun spiritualitas itu muncul didorong oleh adanya kesenjangan antara ideliasme dan kenyataan yang terjadi. Idealismenya
130
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
adalah bahwa setiap lembaga Katolik perlu membangun spiritualitas dari semangat dan nilai-nilai pelindungnya hingga mampu menjadi karakter dan budaya organisasi. Artinya, Universitas ini harus membangun karakter dan budaya yang bernafaskan semangat dan nilai-nilai yang digali dari Rama Agung Mgr. Albertus Soegijapranata SJ. Karakter dan budaya itu harus terwujud pada seluruh mahasiswa dan pegawai Universitas hingga menjadi habitus. Pertanyaan nakal yang sering saya lontarkan adalah apa bedanya mahasiswa dan alumni Unika Soegijapranata dibandingkan dengan mahasiswa dan alumni universitas lain apabila tidak mewarisi dan menghayati nilainilai hidup Rama Agung Soegijapranata. Pertanyaan yang sama dapat diajukan kepada para pegawai (dosen dan tenaga kependidikan) Unika Soegijapranata. Apabila Universitas secara kelembagaan juga tidak mewarisi dan menghayati nilai-nilai hidup Rama Agung, apa bedanya Unika Soegijapranata dengan universitas-2 dan Unika-2 yang lain. Kalau kita semua yang saya sebut itu tidak mewarisi dan menghayati nilai-nilai hidup Rama Agung, kita dapat dikatakan sebagai orang (maaf) kurang ajar dan durhaka, karena hanya mau menggunakan nama tapi tidak bertanggung jawab menghidupi semangatnya. Hanya ingin numpang atau nunut nama besar Rama Agung. Saya punya pendapat senakal ini, bagaimana pendapat Rama Kandjeng ? Rama Agung…..saya tidak senang mengkultuskan pribadi tertentu termasuk Rama Agung, tetapi menggali dan menghidupi kembali semangat dan nilai-nilai Rama Agung merupakan tanggung jawab moral kami. Rama Agung yang saya hormati, Kenyataannya adalah bahwa membangun spiritualitas itu belum pernah dilakukan oleh Unika Soegijapranata, sekurang-kurangnya selama 7 tahun saya menjadi bagian Universitas ini. Sementara para pendiri Universitas ketika memilih nama Mgr. Albertus Soegijaranata SJ menjadi nama Universitas mendasarkan pada alasan karena merupakan “seorang pahlawan nasional, salah satu putra bangsa terbaik yang pentas menjadi teladan orang Katolik Indonesia”. Pertanyaannya adalah bagimana bisa meneladani hidupnya apabila tidak mengenal semangat perjuangan dan
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
131
nilai-nilai yang dihidupi ? Orang-orang yang menjadi anggota institusi yang bernaung di bawah nama Soegijapranata harus menyadari yang ikut bertanggung jawab untuk meneladani semangat hidup Rama Agung. Rama Agung yang saya kagumi, Kesadaran membangun spiritualitas itu saya rintis melalui perkuliahan Pendidikan Religiositas. Dan juga saya himbau kepada pengampu Matakuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Hal ini karena dianggap yang paling dekat relevansinya dan berada di bawah kendali saya sebagai Kepala LMPKU. Tapi persoalannya adalah bahan dan pengetahuan tentang Rama Agung tidak dimiliki. Untuk merealisasikan gagasan itu, saya mendapatkan dukungan dari Dr. Br. Martin Handoko FIC yang saat itu menjabat Rektor. Dari Rektor saya mendapatkan buku karya Sr. Henricia Moeryantini, CB (1975) Mgr. Albertus Soegijapranata SJ, Ende: Nusa Indah dan Rm. J. Harsasusanta, Pr (1988) Saat-saat Terakhir Bersama Mgr. Albertus Soegijapranata SJ. Dan kemudian ketika dalam rangka Dies Nataalis ke 20 menyelenggarakan seminar kebangsaan dengan inspirasi Mgr. Albertus Soegijapranata, saya mendapatkan sumbangan buku dari Penerbit Grasindo karya Anhar Gonggong (1993), Mgr. Albertus Soegijapranata SJ, Antara Gereja dan Negara, Jakarta: Grasindo sebanyak 200 eksemplar. Buku itu memperkaya kami untuk memahami lebih dalam siapa Rama Agung. Dengan bekal itu saya bersama dengan beberapa teman menyunting yang menghasilkan sebuah manuskrip bahan belajar mahasiswa. Proses belajar mahasiswa dapat berjalan meskipun masih jauh dari ideal. Kegelisahan langkanya usaha menggali semangat dan nilai-nilai hidup Rama Kandjeng terus kami perbincangkan dengan teman-teman, yaitu Pak Rudyanto Soesilo pengarang lagu dan penulis lirik Hymne dan Mars Unika Soegijapranata yang menurut saya sangat tepat dan menyentuh hal yang hakiki dari pribadi Rama Agung. Pembicaraan juga saya lakukan dengan Pak Djoko Suwarno yang saat itu menjabat Kepala LPPM untuk menjajaki kemungkinan membuka Pusat Studi yang memfokuskan pada
132
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
penggalian dan implementasi semangat dan nilai-nilai hidup Rama Agung Mgr. Albertus Soegijapranata SJ. Rama Agung junjungan kami, Angin segar dan pembangkit semangat muncul saat Prof. Dr. Budi Widianarko terpilih menjadi rektor periode 2009 – 2013. Dalam pidato pelantikannya sebagai rektor, Prof Budi Widianarko melontarkan gagasannya untuk mendirikan semacam pusat studi Soegijapranata Institute. Beberapa waku berikutnya muncul beberapa orang yang langsung ingin bergabung dengan unit baru. Dalam pembicaraan awal dari para pioner disepakati nama unit menjadi The Soegijapranata Institute (TSI). Unit baru itu sempat dimasukkan di LPPM sebagai sebuah pusat studi. Tapi para pioneer TSI keberatan dengan penempatan itu karena dikhawatirkan terjadinya reduksi makna TSI hanya menjadi pusat kajian ilmiah. Sementara idealisme yang tersimpan di balik keberatan itu adalah TSI ingin mengembangkan tugasnya untuk lebih dari sekedar kajian ilmiah tapi akan melakukan penggalian, sosialisasi dan internalisasi nilainilai yang pada suatu saat akan membentuk budaya organisasi Unika Soegijapranata dan secara eksternal melakukan publikasi bagi warga masyarakat dan bangsa Indonesia. Rama Agung Soegija, TSI terus memperbaiki eksistensi dan kiprahnya sebagai tulang punggung dalam menghidupi nilai-nilai Rama Agung. Sejak tahun 2015 TSI memberanikan diri untuk mengubah visinya menjadi “Menjadi penjaga nilai-nilai hidup Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ”. Sementara itu untuk mewujudkan visi tersebut dirumuskan misi sebagai berikut: (1) Melakukan kajian dokumen Soegijapranata dan mempublikasikannya, (2)Menggali, mengumpulkan, membuat dan mempublikasikan artefak, (3) Melaksanakan dan atau mendukung kegiatan internalisasi nilai, (4) Menjadi kekuatan untuk meningkatkan kualitas iman umat Katolik dan ikut serta membangun ke-Indonesia-an.
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata
133
Untuk melaksanakan misi itu TSI membagi tugas-tugasnya menjadi 4 bidang, yaitu (1) Kajian dokumen dan publikasi, (2) Artefak, (3) Internalisasi nilai, (4) Misioner Semoga Rama Agung berkenan dengan apa yang sedang dan akan kami lalukan berdasarkan kerangka kerja itu. Dan apabila berkenan semoga Rama Agung berkenan mendampingi kami Unika khususnya relawan anggota kerabat TSI. Rama Agung ingkah tansah kinasih, Saya bahagia karena idealisme awal yang menjadi kekuatan para relawan anggota TSI dan kerjasama dengan pimpinan Universitas dan unit-unit, mulai memperlihatkan hasilnya. Suasana, rasa, dan warna Soegijapranata sudah mulai tampak di kampus. Kegiatan-kegiatan internalisasi dan implementasi nilai-nilai hidup Rama Agung seperti Soegijapranata Memorial Lecture (ML), Refleksi Karya (RK), misa di makam Rama Agung semakin diminati. Eksistensi TSI semakin dikenal. Kami warga kerabat TSI sangat sadar bahwa apa yang bisa dicapai sampai saat ini masih sangat jauh dari harapan dan pikiran TSI sendiri. Monggo Rama Agung kersaa rawuh wonten kampus Unika lan mirsani kawontenan kampus. Rama Agung kersaa paring pitedah dhateng warga kampus, kersaa maringi bimbingan dhateng kawula sedaya supados Unika dados univeritas ingkang hebat lan gadhah identitas ingkang cetha Katolik lan Soegijapranata. Rama Agung Soegija, Makaten crita kawula mugi-mugi kersa midhangetaken lan nyuwun sewu agak panjang. Matur nuwun, Berkah Dalem.
Klaten, 26 Januari 2017 Theodorus Sudimin
134
Surat-surat kepada Mgr. Soegijapranata