th.XIII/5 September 2015
89 89
Unika Soegijapranata
edisi elektronik
ata “ugahari” memiliki kesepadanan dengan kata “sederhana” dan “bersahaja”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “ugahari” diartikan: “sedang, pertengahan, sederhana”. Dalam bahasa Jawa kata yang sepadan dengan “ugahari, sederhana” adalah “sak madya”, yang juga bisa diartikan dengan “secukupnya”. Nuansa-nuansa inilah yang menjadi kerangka pola hidup “ugahari”. Kata “ugahari” yang memiliki padanan dengan kata sederhana, secukupnya, sak madya memiliki kandungan moral yang mendalam, yaitu sebagai sebuah sikap hidup. Sikap hidup itu adalah sebuah pilihan pribadi yang merdeka-otonom. Maka ugahari merupakan sebuah sikap yang dipilih bukan karena keterpaksaan. Sikap ugahari juga mengandung unsur asketis atau mati raga.
Sosok Pemimpin yang Sederhana Kardinal Jorge Mario Bergoglio (kini: Paus Fransiskus) membawa angin perubahan di Tubuh Gereja Katolik pada zaman modern ini. Dia dikenal sebagai pribadi yang sederhana, tetapi berpemikiran visioner dan progresif. Belum lama ini ia menunjukkan kepeduliaan pada orang miskin dan kelestarian lingkungan hidup dengan mengeluarkan ajaran resmi Paus berupa Ensiklik yang berjudul “Laudato Si, On Care for Our Common Home” (Terpujilah Engkau, Memelihara Rumah Kita Bersama). Ensiklik ini dikeluarkan di Vatikan pada 18 Juni 2015. Ensiklik merupakan sebuah surat Paus yang bersifat agung dan universal, biasanya teks resmi ditulis dalam bahasa Latin kemudian diterjemahkan ke pelbagai bahasa
Kronik Edisi 89/Th.XIII
5 September 2015
1
lain. Ensiklik dikirim kepada para patriark, uskup agung dan uskup di seluruh dunia, para imam, bahkan terbuka untuk seluruh umat Allah. Nama ensiklik “Laudato Si” (Praise be to you, my Lord) ini diambil dari seruan Santo Fransiskus dari Assisi berjudul “Terpujilah Engkau Tuhanku” dalam buku “Kidung Saudara Matahari atau Puja-pujian Mahkluk-makhluk ciptaan”. Menyitir penghayatan Santo Fransiskus dari Assisi, Paus Fransiskus mengajak kita semua untuk memandang ibu bumi ini sebagai “Saudari, rumah kita bersama”. Sebagai Saudari, kita mestinya berbagi kehidupan dan memuji keindahan ibu bumi ini yang lengannya terbuka lebar untuk memeluk kita semua. Hendaklah kita jangan lupa bahwa kita berasal dari tanah; badan jasmani kita dibentuk dari elemen-elemen bumi, kita menghirup udara bumi dan menikmati kehidupan dan kesegaran dari air yang dialirkan oleh ibu bumi ini. Paus Fransiskus mengingatkan kita akan perilaku manusia terhadap ibu bumi ini. Bumi pertiwi diperlakukan secara semena-mena, dieksploitasi, dan diporak-porandakan. Semuanya itu disebabkan oleh keserakahan, kerakusan, ketamakan, arogansi dan rendahnya penghormatan manusia terhadap ibu bumi ini. Dengan gaya hidupnya yang sederhana atau ugahari, Paus Fransiskus sering mendapat apresiasi dari dunia internasional sejak terpilih menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma. Sehari-hari ia mengendarai Renault 4 manual berwarna putih buatan tahun 1984, meski dia bisa menggunakan mobil yang disediakan khusus bagi para Paus, seperti pendahulunya, yakni mobil mewah anti peluru.
yaitu saat usia 13 tahun. Kala itu ia berani memutuskan untuk berpisah dengan orangtua dan saudara-saudarinya demi bisa belajar di Kolese Xaverius Muntilan, sebuah tempat dengan lingkungan dan kebiasaan yang sama sekali baru. Dalam buku “Semangat dan Perjuangan Mgr. Albertus Soegijapranata SJ” (Theodorus Sudimin dan Yohanes Gunawan, Kanisius, 2015), diuraikan bagaimana semangat keugaharian dan kemandirian Mgr. Soegija serta pemikirannya. Kita bisa membayangkan seorang Uskup makan soto, bukan makan makanan mewah ala masakan Barat atau menu makanan para ningrat waktu itu; berkeliling kota mengunjungi keluarga-keluarga dan umat tidak dengan mobil dinasnya, melainkan dengan alat transportasi tradisional dokar; saat masa perang ia mengutamakan rakyat (umat) kenyang lebih dahulu, baru kemudian para imam dan dirinya. Itulah pola hidup sederhana Mgr. Soegija, meskipun karena kedudukannya ia dapat hidup lebih mewah. Mgr. Soegija pun pernah menulis dalam Surat Gembalanya, “….dengan hidup jang serba sederhana, bersahadja dan beruga-hari, dengan bekerja jang keras….”. Hal ini menjadi pegangan hidup dan nasehat kepada umat Katolik. Mgr. Soegija mengkaitkan sikap sederhana, bersahaja, ugahari dengan bekerja keras dan kemandirian ekonomi. Mandiri dalam pengertian ini berarti dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada pihak lain termasuk tidak di bawah tekanan hutang piutang. Orang hidup secara ekonomi berdasarkan kemampuan riil yang dimiliki, bukan berdasarkan keinginan yang tak terjangkau.
Renault bekas yang sudah berumur lebih dari 30 tahun itu merupakan hadiah dari sahabatnya Renzo Zocca, seorang pendeta dari utara Italia. Selain itu, sejak terpilih menjadi Paus bulan Maret 2013, dia menolak tinggal di Apartemen Kepausan di Istana Apostolik yang mewah, tetapi lebih memilih tinggal di hotel Vatikan yang sederhana.
Persoalan pola hidup ugahari bukan hanya terjadi masa kini ketika industri modern menawarkan segala macam barang konsumsi untuk membangun sebuah gaya hidup, tetapi sudah terjadi pada masa hidup Mgr. Soegija. Suatu kali Mgr. Soegija pernah menyindir seorang ibu yang datang menghadapnya dengan mengenakan perhiasan emas gelang, kalung, cincin yang menurutnya berlebihan.
Ugahari Mandiri Soegija
Mgr. Soegija mengatakan, “Apa ibu tidak mempunyai almari?” Si ibu langsung menangkap apa yang dimaksudkan Mgr Soegija itu. Ia pun malu. Almari yang dimaksudkan ialah tempat untuk menyimpan perhiasan yang dipakai tersebut, sehingga tidak perlu semua perhiasan dipakai ke mana pun pergi.
Universitas Katolik Soegijapranata baru saja merayakan Dies Natalis ke-33, yang berpuncak tanggal 5 Agustus kemarin. Sosok Mgr. Albertus Soegijapranata (18961963) menjadi patron bagi civitas akademica Unika yang berlokasi di Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Dhuwur Semarang ini. Pola hidup sederhana-ugahari sudah dihayati Mgr. Soegija semenjak kecil. Ia dididik ibunya olah batin dengan laku prihatin, pantang, dan puasa (ngrowot/ hanya makan sayur, mutih/hanya makan nasi, dan puasa Ramadhan sebulan penuh). Kemandirian dalam menentukan hidup dan masa depannya juga sudah dilakukannya ketika masih remaja,
2
5 September 2015
Ugahari dan materi harta kekayaan tidak perlu diperlawankan. Ugahari merupakan sebuah sikap hidup seorang pribadi yang merdeka-otonom-mandiri. Walaupun seseorang memiliki harta yang melimpah ruah, ia pun bisa hidup dalam keugaharian. Artinya, orang itu kaya namun sekaligus bisa menjalani hidup ugahari dan berjiwa sosial, dan sebaliknya orang miskin bisa jadi belum tentu berpola hidup ugahari.
Kronik Edisi 89/Th.XIII
Membiasakan Hidup Hemat Dalam Surat Gembala tertanggal 24 November 1957, Mgr. Soegija menanggapi kebiasaan umat yang suka berhutang atau meminjam uang hanya untuk kebutuhan yang tidak penting dan mendesak. Dikatakan dalam Surat Gembala tersebut demikian: “Dengan pendapatan itu hendaknya anggaran belanja diselenggarakan dengan cermat dan seksama, sehingga dipenuhilah kepentingan hidup sehari-hari yang amat perlu, ialah segala sesuatu yang mengenai makanan, pakaian, dan perumahan.” Sebagai sang gembala, Mgr. Soegija juga menasihati umat untuk melestarikan kearifan lokal masyarakat yakni habitus gemar menabung untuk jangka panjang. Diungkapkan Mgr. Soegija demikian: “Jikalau keperluan hidup yang amat penting dan kurang penting seperti penghiburan, sedap-sedapan, kesukaan, yang seimbang dengan penghasilan dan kedudukan keluarga, untuk memelihara dan memperkembangkan hidupnya secara manusia sepatutnya, itu telah terjamin, maka sisa dari penghasilan hendaknya disimpan atau ditabung sebagai uang cadangan bagi biaya yang waktu pembayarannya tak tertentu berlangsungnya atau yang tak tersangka adanya dan mendadak datangnya”. Dalam Surat Gembala yang sama, Mgr. Soegija mengingatkan keluarga-keluarga untuk berhati-hati dan waspada terhadap beberapa penyakit ekonomi atau keuangan rumah tangga. Disebutkan ada lima penyakit ekonomi keluarga, yaitu: pertama, keinginan yang merajalela akan hidup serba megah dan mewah dengan semata-mata melalaikan batas-batas penghasilan dan kekuatan keuangan keluarga. Kedua, kelobaan, yang tak pernah puas dalam usaha menambah miliknya. Ketiga, solek, sombong dan congkak hati, yang tak mau mawas diri pada kawan-kawannya. Keempat, persaingan dalam berbagai segi: kendaraan, pakaian, perhiasan, hidangan, sumbang-menyumbang dalam pesta, hiburan dan bepergian. Dan kelima, gila akan barang-barang yang bersifat asing atau luar negeri.
ember untuk menampungnya. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubuk mungilnya untuk disimpan di sana. Kucuran uang terus mengalir, sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. “Masih kurang”, katanya. Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. “Belum cukup”, tambahnya lagi. Dia membiarkan mata air itu terus mengalir, hingga akhirnya petani itu mati tertimbun. Ya, dia akhirnya mati tertimbun bersama ketamakannya, karena dia tak pernah bisa berkata, “Cukup”. Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia adalah “cukup”. Kapankah kita bisa berkata cukup? Tak jarang ada pegawai yang merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha selalu merasa pendapatan perusahaannya masih di bawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak pun menganggap orangtuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang, kurang, dan kurang. Kapankah kita bisa berkata, “cukup”? Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya. Cukup adalah persoalan pilihan sikap dan disposisi batin. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa bersyukur. Bersyukur adalah tanda bahwa orang itu beriman. Tak perlu kita takut berkata cukup! Mengucapkan kata “cukup” bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. Marilah kita belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita saat ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia dan penuh syukur. Semoga seluruh civitas akademica Unika bisa hidup dengan semangat ugahari mandiri. Tuhan memberkati. #
Yohanes Gunawan, Pr Kepala Campus Ministry dan Anggota The Soegijapranata Institute
Refleksi Diri: Beranikah Berkata “Cukup”? Mengakhiri tulisan ini, berikut dibagikan kisah inspiratif tentang seorang petani yang dianugerahi Tuhan berkelimpahan harta kekayaan dari mata air di ladangnya. Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib di ladangnya. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya, seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti, bila si petani mengucapkan kata “cukup”. Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan matanya. Diambilnya beberapa
Kronik Edisi 89/Th.XIII
5 September 2015
3
Liputan wisudawan terbaik periode September 2015
atalia, nama panggilannya, merupakan wisudawan terbaik Magister Sains Psikologi Unika Soegijapranata Semarang. Alumni S1 Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana ini sebelumnya tidak terpikir untuk melanjutkan S2 apalagi mendapatkan nilai IPK terbaik yaitu 3,69. “Setelah saya lulus S1 Psikologi tahun 2011, saya sudah menikmati dunia kerja di bidang HRD, pendidikan dan NGO. Tetapi di tahun 2013, saya memiliki kerinduan untuk kembali melanjutkan studi karena merasa perlu memperdalam lagi tentang Psikologi Perkembangan umumnya dan fenomena Sandwich Generation (SanGen) khususnya. Panggilan itu pun terus muncul dan menarik saya lebih dalam sehingga pada akhirnya saya memilih untuk melanjutkan studi di Unika Soegijapranata…” Ungkapnya. Mahasiswa yang memiliki motto hidup “Ex Fido Fortis” atau kepercayaan melahirkan kekuatan, akhirnya memutuskan untuk mengambil S2 di Unika Soegijapranata Semarang. Hal itu dikarenakan kualitas pendidikan di Unika Soegijapranata yang baik dan menyediakan program Magister Sains yang jadwalnya memungkinkan Natalia untuk tetap bekerja sembari melanjutkan studi S2. Perjuangannya dalam melanjutkan studi, ternyata mengalami kesulitan karena harus membagi waktu untuk kuliah, bekerja dan berorganisasi. Bahkan ia sempat kehilangan harapan di tengah pengerjaan thesisnya, tetapi Natalia selalu berusaha mengingat lagi apa yang menjadi alasan semula dalam menyelesaikan perkuliahannya. “Saya sangat bersyukur sekali memiliki 2 dosen pembimbing yang luar biasa dan terbaik yang telah membantu saya. Tanpa
4
5 September 2015
mereka, mungkin saya masih asyik diskusi dengan diri sendiri mengenai thesis saya...” Ucapnya sembari tertawa. Selain itu, Natalia juga terinspirasi dari salah satu quote yang kemudian menjadi life goals dalam kehidupannya yang berbunyi : “Work for a cause, not for applause. Live life to express, not to impress.” Menurutnya, ketika memiliki niat awal untuk melakukan yang terbaik, maka hal baik lainnya pun akan mengikuti. Bertekad menyelesaikan studi S2 dan melakukan penelitian yang menjadi minat Natalia adalah niat awalnya. Itulah yang mengantarnya mendapatkan Best Thesis Award dengan judul “Dinamika Konflik Intrapersonal Sandwich Generation” dan menjadi wisudawan terbaik. Dia bersyukur atas hadiah yang didapat untuk perjuangannya selama ini. Ia pun tak lupa memberikan tips untuk menjadi wisudawan terbaik, yaitu : Mulailah dengan niat yang baik Menyelaraskan kebutuhan dan kemampuan Ibarat hendak berpergian, hendaknya rencanakan dan tetapkan tujuan dari akhir perkuliahan yang akan dicapai. Tentunya tetap rendah hati, seperti di 1 Korintus 4:7 yang berbunyi : “Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri seolah–olah engkau tidak menerimanya.” (GS)
Kronik Edisi 89/Th.XIII
ari Program Magister Hukum, predikat wisudawan terbaik diperoleh seorang Suster bernama lengkap Murniati Br Sitepu. Dengan IPK 3,79 telah membawa Suster Mariana begitu sapaannya menjadi wisudawan terbaik untuk periode September ini. Meski terlahir dari keluarga yang sederhana di sebuah desa Suka, kabupaten Karo Sumatera Utara ini tidak membuatnya patah samangat untuk melanjutkan studinya. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 1990, Suster Murniati masuk biara Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) Medan. Kemudian pada tahun 1994 melanjutkan studi S1 Hukum di Yogyakarta dan tahun 2013 beliau melanjutkan S2 Hukum konsentrasi Hukum Kesehatan di Unika Soegijapranata Semarang. Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini menceritakan beberapa pengalaman yang tidak dapat beliau lupakan selama kuliah di Unika Soegijapranata Semarang ini yaitu pengalaman dalam memotivasi dan membantu salah satu teman dalam perkuliahannya untuk dapat menyelesaikan studi S2 akan tetapi pada akhirnya teman tersebut tetap tidak menyelesaikan studinya. Kemudian pengalaman kedua wanita yang memiliki hobi membaca,
merenung, dan traveling ini adalah pengalaman kunjungan ke Thailand bersama teman seangkatan dan dosen Unika. Tesis dengan judul “Tinjauan Yuridis Tentang Hubungan Hukum Antara Yayasan Dengan Direktur Menurut Hospital By Laws Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan” berisi hubungan hukum antara yayasan dan direktur menurut regulasi pemerintah dan menurut Hospital By Laws. Dengan tesis ini diharapkan dapat diaplikasikan secara Praktis bagi masyarakat Indonesia khususnya bagi para pemilik dan pemimpin pelayanan kesehatan.
kesehatan yang menurun, sehingga membuat proses penyelesaian tesis menjadi tersendat-sendat. Selain sibuk kuliah, wanita kelahiran 27 Mei ini juga aktif dalam organisasi JPIC (Justice, Peace, Integrity and Creation) Fransiskan Indonesia, yang adalah sebuah organisasi dengan tujuan mengupayakan cara hidup dan karya yang menjawab tantangan zaman, kepedulian dan pembelaan bagi yang miskin dan tertindas. Kegiatankegiatan JPIC-OFM Indonesia meliputi 5 bidang yaitu bidang Animasi, Litbang, Sosial Karitatif, Ekologi dan Advokasi.
Dalam proses pembuatan tesis, ia juga mengalami beberapa hal baik suka maupun duka. Hal yang suka yang rasakannya adalah mendapat dukungan dan pengertian dari pembimbing selama proses pembuatan tesis sehingga membantu dalam penyelesaian tesis. Sedangkan dukanya adalah harus merasakan opname di rumah sakit karena
Sejak tahun 1998 sampai sekarang ini ia telah bekerja di Rumah Sakit Santa Elisabert Medan dan bekerja juga di Rumah Sakit PT.Harapan Abadi Kencana Batam. Sedangkan untuk rencana ke depan setelah lulus ialah menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama di perkuliahan dalam dunia kerja yakni dalam pelayanan karya kesehatan. (Molly)
Kronik Edisi 89/Th.XIII
5 September 2015
5
Mahasiswa DKV) di fakultasnya, tidak membuat tugas tugasnya dilupakan. Walaupun dalam pembuatan harus sampai tidak pulang ke rumah untuk melembur tugas. “pernah 5 hari tidak pulang rumah buat tugas, sampai motor udah kayak lemari pakaian” tuturnya sambil melihatkan motor maticnya.
atarina Bena Astuti yang biasa disapa Bena, menjadi salah satu wisudawan terbaik di fakultas Arsitektur dan Desain. Wanita yang lahir di Semarang pada 19 September 1993 ini menuturkan ia tidak menyangka akan menjadi wisudawan terbaik di fakultasnya namun ia berpendapat bahwa prestasi ini diperoleh bukan faktor keberuntungan. Dalam meraih prestasinya ini, ia menerapkan sistem standar tersendiri dalam membuat tugas maupun karya. “punya standar sendiri, jadi kalau buat tugas harus sampai memuaskan, jadi selalu membuat yang terbaik untuk karya” tuturnya. Bena yang semasa menjadi mahasiswa selalu aktif dalam kegiatan organisasi seperti KM-DKV (Keluarga
Bena yang mengambil jurusan DKV ini sempat mempunyai profesi komikus selama menjadi mahasiswa. “Dulu sempat jadi komikus dan ilustrator, tapi sekarang udah gak aktif buat lagi”. Sekarang ia memilih membuka usaha sendiri. Usaha yang bernama Bena Bena handmade yang mempunyai produk boneka dan berbagai macam rajutan ia kembangkan saat ia menjadi mahasiswa. “sekarang udah ada temen yang bantu, dulu masih sendiri buatnya” tutur wanita pemilik akun Instagram benabenahandmade. Bena yang mempunyai pesan untuk mahasiswa lainnya agar memberikan yang terbaik dalam menjalani kuliah. “Kuliah harus semangat, berikan yang yang terbaik, maka hasil yang baik akan mengikuti”. (dhian)
ahrian yang biasa disapa Bondan ini merupakan wisudawan terbaik dari Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil dengan IPK 3,5. Pria kelahiran Koba, 10 Juni 1992 selain berkuliah juga aktif di beberapa organisasi seperti Pengurus BEMF Teknik Sipil periode 2010-2011 sebagai Tim HUMAS, Ketua BEMF Teknik Sipil Periode 2011-2012, Pengurus BEMU priode 2012-2013 sebagai Divisi Pemberdayaan SDM, Ketua Panitia LKTL priode 2012-2013 dan Anggota Resimen Mahasiswa.
6
5 September 2015
Kronik Edisi 89/Th.XIII
Kuliah yang kurang lebih selama 5 tahun ini memberikan banyak pengalaman, ilmu baru yang berkaitan dengan program studi Teknik Sipil, juga mendapat banyak teman baru yang memotivasinya untuk terus berjuang menyelesaikan studi. Selama mengikuti organisasi anak pasangan dari Ardewi dan Zubaida, pernah meraih beberapa prestasi yaitu Juara I futsal Fakultas Teknik Unika Soegijapranata dan Juara 1 basket 3 on 3 Fakultas Teknik Unika Soegijapranata. Penggemar olahraga, travelling dan menonton film ini, memilih “Kajian Feeder BRT Koridor II (SisemutTerboyo) Wilayah Tembalang dan Sekaran” sebagai judul Tugas Akhirnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi penggunaan layanan angkutan Feeder BRT Koridor II (Sisemut-Terboyo) Wilayah Tembalang dan Sekaran. Alumni dari SMA Nasima Semarang ini bercerita suka duka yang dialaminya
i Indonesia system keamanan dengan menggunakan kode kunci itu sudah biasa, tetapi lain bagi lulusan wisudawan terbaik Teknik Elektro dengan IPK 3,78 yang bernama Avolga Arven Yuriancesa. IIa membuat sebuah alat inovasi canggih dengan sistem keamanan menggunakan kode kunci yang berbasis gadget. Sesuai dengan idenya tersebut, Avolga memberi judul skripsi “Sistem Keamanan Serba Guna dengan Kode Kunci yang dapat Diubah Berbasis Gadget Android”. Pada skripsinya tersebut dijelaskan bahwa kalau kita menggunakan input password dengan menekan seperti brankas, akan mudah dilihat oleh orang lain dan bisa katahuan, tetapi lain yang dibuat oleh Avolga. Dia membuat input password menggunakan android, jadi seperti wireless, otomatis kode kuncinya kita bawa terus, karena dengan HP. Dalam pembuatannya Avolga membuat aplikasi yang bernama “Yuki” yang artinya Your Union Karetabel Keying Instrument. Jadi, manfaat dalam pembuatan aplikasi ini untuk melengkapi sistem keamanan yang sudah ada. Avolga yang hobi bermain music, cosplay dan dance, pernah mengikuti berbagai macam
selama mengerjakan TA. Pada saat pengerjaan Tugas Akhir ia beserta rekannya mengalami kendala dimana mereka harus mengganti konsep Tugas Akhir dari perencanaan gedung menjadi penelitian transportasi. Hal ini terjadi karena mereka mendapat kabar untuk Program Studi Teknik Sipil tidak diperbolehkan lagi mengambil tugas akhir perencanaan. Dengan adanya kabar tersebut mereka mengambil keputusan untuk mengulang Tugas Akhir dari awal, sehingga banyak waktu yang terbuang. Selain hal ini selama proses pengerjaan Tugas Akhir mereka sedikit mengalami kendala dalam membagi waktu dan mencocokkan waktu dengan rekan satu tim dikarenakan ia dan rekannya sama-sama bekerja. Sedangkan hal yang menyenangkan adalah ketika pengerjaan Tugas Akhir berhasil diselesaikan. Meski demikian Bondan berharap dengan apa yang ditelitinya dapat diaplikasikan di masyarakat
perlombaan dan mendapatkan prestasi. Prestasi yang pernah diraih Avolga adalah Juara I National Essay Competition di UGM, juara II Electrical Innovation Award tahun 2012 dan 2013 di Undip, menjadi finalis dalam bidang Biometric dan Automasi di ITS Surabaya, dan juara II lomba Kreatifitas Mikro di Universitas Negeri Malang.
dikarenakan dengan adanya angkutan feeder dapat memudahkan masyarakat menggunakan jasa angkutan umum BRT. Saat ini banyak masyarakat tidak berminat menggunakan angkutan umum BRT disebabkan akses untuk menuju tempat pemberhentian belum maksimal, layanan yang ada masih terbatas, serta fasilitas angkutan yang belum maksimal. Harapannya, angkutan feeder dengan fasilitas, service yang baik dan tarif yang murah masyarakat mau menggunakan angkutan umum sehingga kemacetan yang terjadi di Indonesia khususnya di Semarang yang menjadi PR kita semua bisa berkurang. Setelah lulus dari Unika ini Bondan berencana untuk menambah ilmu teknik sipil khususnya ilmu ynag berkaitan dengan lapangan dan saat ini Bondan bekerja di PT. M3S menyelesaikan proyek pembangunan gedung mall dan hotel. (Molly)
Dalam mencapai sebuah prestasi, kita harus lakukan dengan optimis dan tekun, begitu juga dengan mengerjakan skripsi, “Tinggal jalanin aja dengan optimis, kalau kita optomis kita pasti bisa” kata pria kelahiran Semarang 19 Oktober 1993. Avolga juga mengikuti beberapa organisasi yang ada di Unika, dia bergabung GLORY (SALT) dan cotrainer ATGW, disamping itu, dia punya
aktifitas lain juga yaitu membuat project yang diberikan oleh dosen dengan alatalat dan teori, lalu menerapkan alat tersebut dalam praktek sehingga dapat digunakan untuk penemuan baru yang bisa untuk dilombakan. Disamping optimis, Avolga juga memberikan solusi untuk dapat berprestasi yaitu tidak selalu menunda pekerjaan dan harus diselesaikan tepat waktu, Toh kalau semua mahasiswa bisa disiplin dan berhasil, pastinya akan membawa nama universitas, kata Avolga saat di temui oleh Kronik. (andra)
Kronik Edisi 89/Th.XIII
5 September 2015
7
Melisa Soediono tidak percaya mendapatkan pemberitahuan bahwa ia menjadi salah satu wisudawan terbaik dengan IPK 3,27. “Puji Tuhan diberi lebih karena selama saya studi, saya tidak pernah membayangkan menjadi wisudawan terbaik. Bagi saya, hal ini merupakan bonus yang harus saya syukuri…” ungkapnya. Awalnya alumni SMA Kebon Dalem Semarang ini juga tidak memiliki keinginan untuk kuliah, apalagi mengambil jurusan hukum yang bukan cita–citanya. Melisa, panggilan akrabnya, mengaku bahwa masuk jurusan hukum atas dasar dorongan dari orang tuanya terutama dari ayahnya. Setelah masuk Fakultas Hukum dan Komunikasi, ternyata ia tidak menyesal dan merasa nyaman dalam berproses Awalnya alumni SMA Kebon Dalem Semarang ini juga tidak memiliki keinginan untuk kuliah, apalagi mengambil jurusan hukum yang bukan cita–citanya. “Tahun 2012 saya mulai bergabung di BEM Fakultas dan MAHUPA (Mahasiswa Hukum dan Komunikasi Pencinta Alam), disitulah hidup saya mengalami banyak perubahan. Banyak hal yang saya dapat, baik pengalaman, ilmu dan relasi serta lebih peka dengan lingkungan sekitar. Melalui organisasi pun, saya terbantu untuk keluar dari zona nyaman…” Baginya, Unika Soegijapranata merupakan rumah kedua karena sebagian besar waktunya dihabiskan di Unika. Melisa mengatakan bahwa ia merasa nyaman dengan kampus ini karena rekan–rekannya, para dosen dan staff selalu memberikan kesan kekeluargaan. Ia pun bangga atas kemajuan kampus Unika khususnya Fakultas Hukum dan Komunikasi. Baginya, pelayanan di kampus sudah sesuai dengan harapannya, yaitu “Unika Sepenuh Hati.” Motto hidupnya yaitu, “Semakin tinggi sebuah pohon, semakin kencang pula anginnya.” Secara pribadi, perjuangannya selama menyelesaikan studinya seperti pohon yang menjulang tinggi dan bertahan menghadapi kencangnya angin kehidupan yang menghadang.(GS)
elanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Unika Soegijapranata memang pilihan saya, namun memilih studi di Manajemen S1-S2 bukanlah pilihan saya”. Ujar laki-laki yang akrab disapa Felix. Awalnya, dia lebih memilih jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV), karena dirasa mampu menyalurkan hoby dan minatnya dibidang fotografi. “Pada waktu itu orangtua tidak menyetujui pilihan saya, karena mereka memiliki suatu pemikiran dan pandangan berbeda dengan saya. Tapi hal tersebut lantas tidak membuat saya berputus asa dan merasa tertekan. Justru semakin lama saya merasa studi Manajemen adalah pilihan yang tepat, karena meskipun sulit tapi mampu saya lalui dan dapat lulus dengan cepat” ujar Felix.
8
5 September 2015
Kronik Edisi 89/Th.XIII
Proses perkuliahan yang padat cukup menyita waktu, namun tidak menyurutkan semangat Felix untuk melakukan kegiatan sosial, meskipun dia dikejar banyak materi mata kuliah, Felix tetap menyediakan waktunya untuk aktif kegiatan organisasi di gereja. Suatu proses menyulitkan yang harus ditempuh selama kurang lebih 4,5 tahun, memberi banyak warna bagi kehidupan Felix, dari situlah dia belajar bagaimana suatu proses yang menyakitkan dapat membentuknya menjadi seperti sekarang ini. Putra pasangan Agus Setiawan dan Inawati Salamon ini pernah menyandang sebagai sepuluh terbaik dalam lomba karya tulis tentang Soegijapranata pada saat terselenggaranya acara PTMB 2012. “Bagiku prestasi tersebut bukan hal yang sepele, dan saya sangat bangga pada hal itu, karenanya pengalaman tersebut sangat mengesan bagi saya.” Papar Felix. Untuk itulah tidak mengherankan bila penulisan skripsinya sangat menarik. Dengan tema CSR (Corporate Social Responsibility), Felix menghasilkan judul skripsi “ Efisiensi Pasar pada Peristiwa Inklusi Saham Kedalam dan Eksklusi Saham Dari Indeks SRI-KEHATI Periode 2009-2014”.” Di dalam skripsi tersebut saya ingin melihat bagaimana informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan baik kepada lingkungan ataupun sosial, dilihat dari daftar indeks SRI-KEHATI yang telah dinilai oleh masyarakat” tutur Felix. Latar belakang pemilihan tema skripsi ini, karena ketertarikan Felix mengenai kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, dan bagaimana motif atau suatu tujuan dari perusahaan, apakah hanya mengedepankan
keuntungan semata, ataukah juga peduli terhadap kesejahteraan masyarakat. Selama menjalani pembuatan skripsi, banyak kendala yang menghalangi, salah satunya adalah proses pemilihan judul, karena bergonta-ganti judul skripsi dan sempat harus janjian dengan dosen pembimbing jam 03.00 WIB, demi mengejar terselesaikannya proses skripsi dengan cepat. “ Saya kagum dengan dosen Unika, dengan sepenuh hati bersedia membimbing anak didiknya, dan rela memberikan waktu di jam yang tidak semestinya” tuturnya. “Jangan pernah menunda pekerjaan, kalau bisa dikerjakan langsung ya dikerjakan langsung. Andalkan Tuhan dalam setiap keputusan dan pekerjaan yang dilakukan. Tambahan lagi, selalu ingat bahwa hasil tidak akan pernah mendustai proses yang dilalui.” Itulah prinsip dan kiat-kiat sukses yang menjadi pegangan Felix selama ini, hingga mampu menghantarkannya menjadi wisudawan terbaik periode Agustus 2015, dengan meraih IPK tertinggi 3,93. Bagi Felix, setiap orang mampu dan bisa, apalagi bila mengambil studi manajemen, tapi yang lebih penting adalah kemauan untuk menjadi yang lebih daripada yang lain, mampu untuk berbeda dari yang lain secara positif. Semua itu yang kini membawa Felix pada kesuksesan, sehingga mampu menempuh S2nya sambil bekerja. (Telis)
eorang mahasiswi FEB jurusan Akuntansi berhasil mendapat gelar cumlaude dengan memperoleh IP tertinggi yaitu 3, 71. Ya, mahasiswi bernama lengkap Melisa Dwi Yanti ini, mempunyai hobi yaitu menonton film, baca buku, dan jalanjalan. Meski berprestasi, gadis yang akrab di sapa Melisa ini mempunyai pengalaman pahit semasa kuliahnya, “waktu itu saya mengerjakan suatu tugas kelompok, namun ada satu teman saya yang tidak suka dengan hasil kerja kami, dan sempat ada perbedaan argument dengan dia, setelah itu waktu hari pengumpulan hasil kerja kami malah dibuang, alhasil nilai yang kami dapatkan jelek” kata gadis kelahiran Pekalongan, 6 Maret 1994 dengan tertawa. Namun Melisa selalu optimis dan tidak akan pernah menyerah dalam menyelesaikan studinya di Unika Soegijapranata, tentunya dengan dukungan teman, dosen, terutama orang tua. Melisa mengerjakan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Ukuran Pemisahan Leverage Kualitas Auditor External Komposisi Aktiva Lancar dan Regulasi Penerapan Corporate, terhadap Kualitas Corporate Governance”. Skripsi tersebut berisikan tentang tata kelola perusahaan dalam kepemilikan saham. Dalam mengerjakan skripsi ini, Melisa pernah mengalami kesulitan, sehingga Melisa hampir menyerah karena telat mengumpulkan, dan jadwal bertemu dengan dosen kadangkala tidak cocok. Selain itu, dalam membuat penelitian di perusahaan Melisa ditolak oleh 5 perusahaan, dan akhirnya dalam membuat penelitian, Melisa menggunakan jurnal. Manfaat skripsi ini untuk mengetahui faktor-faktor dalam mengelola perusahaan, guna dapat meningkatkan kualitas perusahaan tersebut. “Unika memang banyak menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang berkualitas, selain kental akan semangat integritasnya juga banyak teman yang sejalan dalam berpikir”, ungkap Melisa yang mempunyai motto Tuhan tidak pernah terlambat dan selalu tepat. (andra) Kronik Edisi 89/Th.XIII
5 September 2015
9
idak pernah terbayangkan oleh Kezia Yemima Aprilia sebelumnya, mahasiswi Fakultas Arsitektur dan Desain yang lahir di Semarang, 18 April 1994 ini berhasil menyandang gelar wisudawan terbaik Progdi Arsitektur yang menerima gelar sarjananya pada 5 September 2015. Anak dari Ir. Ayub Listriadi S., M.Sc ini menyelesaikan studi selama 4 tahun dengan tugas akhir yang berjudul “SPA dan Kebugaran Jasmani di Kawasan Obyek Rekreasi Umbul Sidomukti”. Ketertarikannya di bidang desain bangunan yang berhubungan dengan alam juga membawa Kezia lulus dengan IPK 3,61 serta menorehkan prestasi sebagai Best of SPA 1, 2, 4 dan 5. Walaupun sempat memandang teman-teman seangkatannya yang lebih jago, berkat usaha keras dan semangat membawa Kezia lebih unggul di angkatannya. Kezia juga merupakan salah satu penerima Beasiswa Djarum 2013/2014, hal tersebut sangat membuka wawasannya kepada dunia luar, disana Kezia banyak belajar bersosialisasi, leadership dan berorganisasi dan punya kenalan teman arsitek dari universitas lain. Sehingga ketika bekerja Kezia sudah tidak canggung terhadap suasana baru. Buktinya tidak perlu menunggu lama, sebelum disahkan sebagai sarjana, Kezia sudah mengaplikasikan ilmunya di sebuah kantor konsultan arsitek di Jalan Suyudono 100 Semarang. Selama masa kuliah banyak sekali ilmu yang diperolehnya, materi-materi yang didapat dari dosen menurutnya sangat menarik dan merupakan hal baru dan inovatif. Kesan tersendiri bagi Kezia ketika kuliah di Unika, kebersamaan dengan temanteman dalam membuat maket sampai dini hari serta mendapat keceriaan dan keakraban melalui organisasi yang diikutinya menjadikan kenangan manis bagi Kezia. Ketika bekerja banyak hal yang dipelajarinya salah satunya adalah tanggung jawab dan semangat tidak putus asa. Dalam dunia kerja tidak ada lagi yang namanya moody atau malas dan menunda pekerjaan, semuanya profesional. Semua ini dipelajari Kezia melalui pendidikan softskill yang didapatnya diluar akademik kuliah. “Ora et Labora” - Semangat dan jangan lupa berdoa menjadi pesan bagi para mahasiswa yang masih menempuh studi di Unika Soegijapranata, karena tanpa berdoa dan bersyukur semua yang dilakukan adalah sia-sia, jangan capek mengembangkan softskill. God Bless ! (jow)
10
5 September 2015
Kronik Edisi 89/Th.XIII
rogram studi Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyumbangkan nama Izmi Irwina Savira untuk dimasukkan dalam daftar wisudawan terbaik pada wisuda periode 2 tahun 2015. Kesetiannya untuk mengambil kesempatan yang ada sejak semester pertama membuatnya berhasil menutup formatio dengan IPK 3,69. “Sejak semester pertama saya memang selalu berusaha tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Saya yakin jika saya berani mengambil kesempatan-kesempatan itu, saya bisa mengembangkan diri,” tuturnya. Prinsip ini membuatnya berani untuk menjadi komting (baca: komandan tingkat) di hampir semua mata kuliah yang ada. Meskipun ternyata status tersebut membawa risiko dan konsekuensi tersendiri. “Saya sempet juga berkonflik dengan teman karena ada perbedaan antara tanggung jawab sebagai sebagai komting dengan harapan beberapa teman,” tuturnya, “Harusnya begini, tapi temen-temen mintanya begitu. Yaaa saya mau tidak mau ya harus berpegang pada aturan yang ada, tidak bisa ngikutin keinginan temen saya itu.” Untungnya semua itu dapat teratasi. Terutama berkat nasihat ibunya, “Pokoknya ibu saya bilang, ‘selama apa yang kamu lakukan benar dan ada di jalan Tuhan, jangan
pernah ragu melakukannya’. Nasihat ibu saya itu saya jadikan pedoman dalam hidup saya juga,” tutur perempuan berparas cantik yang juga punya hobi modelling ini.
Bersyukur Dalam wawancara dengan Kronik pemilik nama panggilan Vira ini juga mengisahkan betapa bersyukurnya ia bisa kuliah di Unika Soegijapranata, “Bagi saya, bisa kuliah di Unika bener-bener sebuah berkah. Unika itu penolong banget, penyelamat banget. Bahkan, bisa kuliah saja saya sudah benar-benar bersyukur. Meskipun waktu itu saya juga sudah diterima di UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) kan waktu itu aku SMA-nya di Jogja.” Alumna SMA 1 Semin, Gunungkidul, D.I Yogyakarta ini juga bersyukur karena rejeki dari Tuhan tak berhenti mengalir. “Saya ini anak kedua dari tiga bersaudara. Ibu saya single parent karena ayah saya sudah meninggal. Jadi bisa kuliah itu rasanya bersyukur banget. Apalagi bisa dapat beasiswa,” tutur penerima beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademis) dari Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) ini. Itulah mengapa kesempatan untuk berkembang tidak pernah ia sia-siakan. Dan kepada Unika Soegijapranata ia berharap agar kualitas pendidikannya semakin ditingkatkan. Khusus untuk Prodi Perpajakan, ia berharap semoga mahasiswanya semakin banyak. (teodomina)
Kronik Edisi 89/Th.XIII
5 September 2015
11
PICASSO yang mengundang peserta dari fakultas psikologi di Pulau Jawa dan Bali,” imbuhnya.
erjuangan Nathania Dwi Listyani sejak tahun 2011 di gedung Antonius membuahkan IPK 3,92. Pemilik nama panggilan Nia ini memang memiliki minat di bidang psikologi. Dengan belajar psikologi, ia merasa dapat semakin memahami dirinya. “Di Fakultas Psikologi, saya bisa belajar tentang diri sendiri dan orang lain lewat ilmu tersebut. Selain itu, saya juga mendapat pengalaman berorganisasi, pengalaman terlibat mengurus kegiatankegiatan, besar dan kecil,” tuturnya. Nia mengaku senang bisa belajar di Fakultas Psikologi karena mata kuliahnya menyenangkan. Selain itu, ia juga mendapat teman-teman baru yang ia harap bisa menjadi teman sampai waktu yang lama. Mahasiswi yang berdomisili di Cirebon ini membeberkan bahwa hal yang baginya tidak menyenangkan adalah jauh dari orang tua, “Dukanya, karena jauh dari orangtua, terkadang rasanya homesick, tidak langsung bisa menyesuaikan diri,” ungkapnya ketika diwawancara Kronik. Meskipun demikian, ia bersyukur bisa merasakan itu semua. Sebab dengan begitu ia memiliki kesempatan menantang dirinya sendiri. Misalnya dengan mengikuti organisasi dan kepanitiaan. “UKM Paraga adalah organisasi pertama saya. Di situ saya mencoba-coba belajar menulis dan terlibat dalam acara yang terkait jurnalistik. Selain itu saya juga menjadi panitia lomba
12
5 September 2015
Tantangan terbesar justru didapati perempuan yang lahir di Palembang tanggal 23 Desember 1992 ini. Ia mengisahkan, “Skripsi benar-benar menjadi tantangan yang luar biasa selama kuliah. Di awal, terjadi kesalahan dalam pemberian dosen pembimbing. Judul yang saya masukkan, salah diketik sehingga yang seharusnya ‘berbau’ psikologi sosial, malah mendapat dosen psikologi industri.”
Lakukan yang Terbaik Sub judul di atas merupakan prinsip hidup yang selama ini dipegang Nia. Pencapaian mahasiswi yang memiliki hobi membaca buku dan nonton ini hingga mendapat predikat wisudawan terbaik nampaknya berasal dari prinsip hidup yang ia miliki tersebut. Sebab ia mengaku bahwa dengan berpegang pada prinsip itu, ia berusaha mengerjakan setiap tugas sebaik mungkin. “Setiap tugas, baik besar atau kecil, ujian kecil-kecilan atau ujian akhir, semuanya harus dikerjakan dengan semangat yang sama, dilakukan sebaik yang saya bisa. Jangan menyepelekan tugas, suka tidak suka, tugas dan ujian adalah tanggung jawab yang harus dilakukan,” ungkap mahasiswi angkatan 2011 ini. Mengenai kampus ungu yang selama setidaknya empat tahun ia tinggali ini, ia merasa Unika bergerak progresif. “Semakin banyak fakultas atau program studi baru di sini, berarti Unika mau semakin berkembang,” sebutnya. Nia berharap agar jangan hanya kuantitas saja yang bertambah, tetapi juga kualitas tetap dijaga. Kemudian ia menutup wawancara dengan mengatakan, ”Semoga (Unika) makin maju, makin berkembang, makin di kenal.” (teodomina)
Kronik Edisi 89/Th.XIII
ejak kecil saya menyukai makanan dan saya bercitacita untuk membuka usaha yang berkaitan dengan pangan” tutur Stefanny Widjaya, wisudawan terbaik periode Agustus 2015. Karena alasan itulah gadis ini mengambil studi teknologi pangan di Unika Seogijapranata. Kenapa memilih unika, dan bukan universitas lain, gadis ini menuturkan unika adalah pilihan tepat untuknya, dan dia yakin unika paling sesuai, karena fakultas teknologi pangan unika terbilang bagus dan bermutu. Segudang prestasi berhasil diraih oleh gadis yang akrab disapa Fany ini. Dalam lomba karya tulis inovatif mahasiswa provinsi Jawa Tengah tahun 2003, Fany berhasil meraih juara pertama. Tidak berhenti sampai disitu, sepak terjangnya membuahkan hasil, sehingga dia berhasil lolos sebagai perwakilan mahasiswa untuk mengikuti LIMUN (London International Model United Nation). “Bagi saya event tersebut benar-benar menantang karena saya harus mempelajari sesuatu yang benar-benar baru bahkan belum pernah terpikirkan sebelumnya (saya harus belajar tentang PBB). Hal lain yang membuat LIMUN menjadi berkesan adalah karena melalui event ini saya juga mewujudkan mimpi saya, yaitu mengunjungi Stamford Bridge
(Stadion Sepakbola Chelsea FC)” tutur gadis yang telah berhasil mewujudkan salah satu impiannya ini.
Dalam menjalani study, Fany banyak belajar dari kegiatan kuliah sampai dengan kegiatan organisasi kampus, sehingga tentu saja hal itu tidak akan lepas dari banyak kendala yang muncul seiring dengan kegiatan yang dijalani tersebut. Dengan adanya berbagai kendala, kita semua belajar untuk lebih dewasa dan lebih siap menghadapi tantangan. Ketika ditanya bagaimana cara mengatasi berbagai kendala, Fanny mengaku lebih kepada berusaha untuk memotivasi dirinya, memiliki target dan impian yang harus dicapai, dan ketika menghadapi persoalan tetap berfikir bahwa semua masalah adalah proses yang harus dilalui untuk mencapai cita-cita. “Setiap masalah bukan sesuatu untuk dihindari tetapi harus dihadapi dan diselesaikan agar tidak menghantui terus-menerus”, tambahnya.
“Pengaruh Dosis Kromanin Deamina terhadap Karakteristik Fisiologi Pasca Panen dan Perubahan Kualitas Daging Ayam Broiler selama Penyimpanan Beku dan Penggorengan”, demikianlah judul yang dibuatnya. Proses skripsi yang menarik, karena terkait dengan tema tersebut menuntut Fany memelihara 100 ekor ayam broiler selama 30 hari. “Jujur saja saya merasa kalau penelitian saya lebih mengarah ke ilmu peternakan tetapi bagi saya ini merupakan hal baru sehingga cukup menantang. Meskipun ada beberapa kendala yang cukup fatal selama penelitian tetapi dengan usaha keras dan bimbingan dosen akhirnya selesai juga dengan baik” ungkapnya.
Gadis peraih IPK 3,81 ini mengaku tidak pernah memiliki tujuan untuk menjadi wisudawan terbaik. Baginya wisudawan terbaik hanyalah bonus, karena yang terpenting adalah lulus dan mendapatkan ilmu yang nantinya akan berguna bagi karirnya. “Mungkin saya bisa menjadi wisudawan terbaik karena 2 faktor, yang pertama adalah faktor yang seringkali orang katakan sebagai faktor “luck” tetapi bagi saya ini adalah “blessing” karena saya dikatakan sebagai wisudawan terbaik karena saya memiliki IPK yang tertinggi, seandainya saya mengikuti wisuda pada periode yang lain mungkin saja teman saya memiliki IPK yang lebih tinggi dan bukan saya wisudawan terbaiknya, inilah yang membuat saya merasa menjadi wisudawan terbaik kali ini adalah karena rahmat Tuhan. Sedangkan faktor yang kedua adalah karena bidang pangan memang merupakan passion saya. Dan saya adalah tipikal orang yang tidak suka menghafal tetapi memahami sehingga tidak perlu belajar keras untuk mendapat nilai bagus, cukup dengan memahami maka saya akan lebih mudah mengingat” ungkapnya lagi. Misi kedepannya adalah Fany memiliki cita-cita bekerja untuk FAO atau bisa bekerja di perusahaan multinasional. (Telis)
Kronik Edisi 89/Th.XIII
5 September 2015
Pemilik motto hidup “Never give up on what your heart believes, don’t let anything else interfere”, yang tidak pernah menyerah dan terus berusaha mewujudkan mimpi-mimpinya, tidak hanya meraih banyak prestasi. Selama perkuliahan Fany disibukkan dengan menjadi asisten dosen beberapa mata kuliah dan mata pratikum (Praktikum Mikrobiologi Pangan, Praktikum Teknologi Pengolahan Susu, Aplikom I dan II). Selain itu, juga pernah diminta sebagai narasumber untuk acara Radio Fokus.
13
enjadi wisudawan terbaik program studi sastra inggris memang pernah diimpikan oleh Tan Nia Putri Evanthe yang akrab disapa Putri. Ternyata modal aktif mengikuti organisasi dan mencari nilai akademik yang baik mewujudkan mimpinya. Anak kelahiran 27 September 1993 dari pasangan Tanto Satrio dan Indra Soetiati ini mengangkat judul skripsi, “Supersition Among Indonesian Chinese Family ini Semarang” dan berhasil menyelesaikan pendidikan tingginya tepat waktu dengan IPK 3,51. Sebenarnya banyak tantangan yang dialaminya selama menyusun skripsi, karena topik yang diambil termasuk judul baru dan belum pernah ditulis sebelumnya. Sempat muncul keraguan dalam menyusun topik ini apalagi judul yang ditulis mengenai supersition yang berkaitan dengan kepercayaan (budaya) sehingga mengharuskan Putri mencari subjek keluarga yang benar-benar memiliki budaya Tionghoa yang kental. Namun dukungan dari dosen pembimbingnya mampu membawa Putri menyelesaikan skripsinya bulan Juli lalu dan mendapat nilai A. Ternyata dibalik kerja keras Putri terdapat orangorang yang mendukung dan menjadi penolong bagi Putri. Selama studi, kegiatan sebagai aktivis Student Get Student (SGS) membawa dampak yang besar. Dulunya Putri adalah orang yang pasif dan hanya suka kegiatan
14
5 September 2015
olahraga, namun ketika bergabung di tim SGS pada tahun 2013 silam malah menjadi turning point bagi Putri untuk mengalami transformasi hidup. Di sini Putri menemukan kesukaannya terhadap komunikasi, keberanian untuk berbicara dengan banyak orang, rasa percaya diri, ketangguhan dalam menghadapi situasi dunia kerja yang keras dan juga mendapat keluarga kedua yang akrab dan saling membantu. Banyak hal yang Putri dapatkan selama kuliah, pengalaman bergabung dalam organisasi (BEMF dan Senat), mahasiswa penerima beasiswa PPA (2013), dan sampai menjadi finalis SOTY mewakili Fakultas Bahasa dan Seni menjadi kesan tersendiri bagi Putri. Ini semua dijadikan kenangan berharga selama berkuliah di di Unika Soegijapranata. Sukses selalu untuk kita semua. (jow)
Kronik Edisi 89/Th.XIII
eopilus Kevin Wikarta, Pria yang lahir pada 4 Maret 1993 ini meraih wisudawan terbaik di fakultas Ilmu komputer Unika Soegijapranata. Kevin, sapaan pria ini, meraih IPK 3.72 yang terbilang cukup tinggi di angkatannya. “Ya saya senang, bisa menjadi yang terbaik dari sisi nilai IPK. Namun saya yakin banyak yang mempunyai kemampuan tidak kalah hebatnya meskipun IPK tidak sebaik saya”, tutur Kevin. Ia menceritakan rahasia meraih prestasi ini adalah motivasi, menurutnya hanya belajar tidak hanya cukup bagi mahasiswa, namun motivasi untuk menggapai cita-cita juga sangat dibutuhkan. Menurutnya dalam setiap diri mahasiswa harus ada motivasi untuk dapat meraih prestasi. Dalam proses pembuatan Tugas akhir, ia diminta untuk membuat sebuah program. Walau sering mendapatkan banyak revisi pada proses Laporan, ia tetap menganggap itu sebagai bagian suka dan duka dalam membuat tugas akhir. “ sekitar 7-8 kali revisi pada pembuatan laporan”, tuturnya Menurutnya , pengalaman yang ia sangat berkesan saat masa masa kuliah yang ia alami adalah pada saat workshop. Pada workshopnya ia harus mengerjakan project IT di luar perkuliahan. Sehingga ia harus mencari pada perusahan untuk mendapatkan project tersebut. Pesannya untuk para mahasiwa,”jangan menyerah, dan ikuti kata-kata dan pesan dosen” tutur pria yang hobi bermain game dan basket ini. (dhian)
Kronik Edisi 89/Th.XIII
5 September 2015
15
Liputan
S
osok yang bernama lengkap Christa Vidia Rana Abimanyu, S.Psi., M.Psi, atau yang sering disapa Abimanyu, merupakan salah satu wisudawan terbaik dari Magister Profesi Psikologi dalam Wisuda periode II Unika Soegijapranata tahun 2015. Ketika ditanya tentang kesibukannya saat ini, pria yang ramah dan penuh senyum ini menceritakan tentang kegiatan penanganan bencana sosial di suatu daerah, yang dilakukannya bersama dengan beberapa LSM dan dinas pemerintah terkait. Abimanyu yang lahir dan tinggal di Cawang Magelang, memang sudah cukup lama berkecimpung dalam kegiatankegiatan sosial yang sesuai dengan bidang ilmu yang digelutinya yaitu Psikologi. Saat ditanya kenapa dulu lebih memilih kuliah di Psikologi Unika Soegijapranata, Pria yang alumni S-1 Psikologi Unika ini menjelaskan, bahwa menurutnya keinginan kuliah di Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata memang sudah tumbuh sejak SMA. Disamping itu berdasar informasi sepupunya yang kuliah di Unika, Fakultas Psikologi Unika termasuk bagus dan berkualitas, sehingga lebih memantapkan keinginannya untuk kuliah di Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata hingga jenjang Master, dan itu terbukti dengan prestasi wisudawan terbaik yang berhasil diraihnya. Abimanyu yang saat ini sudah berkarya sebagai dosen Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata, saat ditanya pesan dan kesannya untuk para mahasiswa yang masih studi di Unika, menyatakan bahwa para mahasiswa hendaknya bisa meluangkan waktu untuk terlibat dalam kegiatan kampus baik tingkat fakultas maupun Universitas, karena dengan mengikuti kegiatan tersebut tentu akan memberikan dampak yang positif tatkala para mahasiswa sudah menyelesaikan studi dan terjun di dunia kerja. (ags.hms)
16
5 September 2015
Keberagaman Keyakinan, Fakta Perjalanan Umat
U
lama dan tokoh nasional Ahmad Syafi’I Ma’arif (Buya Maarif) dari Maarif Institute menyatakan konsep keberagaman keyakinan merupakan bagian dari Sunnah Allah (kehendak Tuhan) yang tidak akan berubah sampai akhir jaman. Keberagaman keyakinan merupakan fakta dari perjalanan sejarah umat manusia, atau istilah yang dipakai Eugen Griesman sebagai “bagian urutan alam atau peristiwa” seperti halnya urutan-urutan musim panas, lalu gugur, dingin, semi dan seterusnya. Sehingga mengingkari keberagamaan merupakan pengingkaran dari kehidupan. Hal tersebut disampaikan Buya Maarif saat tampil sebagai pembicara kunci pertemuan regional ASEACCU (Association of Southeast and East Asia Catholic Colleges and Universities) ke-23 atau Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Asean dan Asia Timur ke-23 yang digelar di Unika 27-29 Agustus 2015. Buya tampil bersama Yenny Wahid dan sejumlah tokoh nasional lain yang ditampilkan pada pertemuan ASEACCU ini. “Tanpa keberagaman maka hidup menjadi kering dan membosankan termasuk keberagaman dalam agama dan kepercayaan pada Tuhan. Sehingga keberagaman harusnya “dirayakan” atau disyukuri sebagai perwujudan hidup yang penuh warna dan bermakna” ujar Buya Maarif.
Kronik Edisi 89/Th.XIII
sambungan hal. 16
Keberagaman Keyakinan, .......
Direktur Wahid Institute Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny Wahid) pada forum yang sama berdasarkan hasil penelitian lembaga yang dipimpinnya menyatakan sikap intoleransi antar umat beragama mulai berubah menjadi radikalisme hingga terorisme. Ketiga hal tersebut (intoleransi,radikalisme, dan terorisme) bisa dideteksi dan hasilnya menunjukkan dari 64 % intoleransi bisa menjadi radikalisme (sebesar 21 %) dan terorisme (15%). “Semuanya beraswal dari sikap-sikap intoleransi yang akhirnya menjurus ke tindakan-tindakan radikal dan terorisme. Sehingga inklusivitas dalam kehidupan sosial dan agama sangat perlu untuk dibangun. Dengan cara
ini akan mampu mencegah intoleransi antar umat beragama” ujar Yenny Wahid. Rektor Unika Soegijapranata Semarang Prof Dr Ir Y Budi Widianarko MSc menyatakan konferensi ASEACCU diikuti sedikitnya 82 peserta inti dari 9 negara yaitu Filipina, Jepang, Korsel, Indonesia, Australia,Thailand, Taiwan, dan Kamboja. Ini belum termasuk pengamat, peninjau dan penggembira yang jumlahnya mencapai ratusan. Acara diisi konferensi dan students camp. Untuk students camp diikuti diisi service learning (semacam pengabdian masyarakat) di Kecamatan Kaloran Temanggung dan di Kota Semarang) setelah itu mereka membuat laporan dan disajikan dalam konferensi umum yang dihadiri mahasiswa beserta para pimpinan perguruan tinggi berbagai Negara tersebut.(Sgi) sumber : krjogja.com
Jawa Tengah Representasi Keberagaman
J
awa Tengah mampu menjadi representasi atas keberagaman dan kehidupan multikultur. Kehidupan antar umat beragama yang dinilai kondusif juga corak masyarakatnya yang beragam diharapkan mampu menjadi cermin bagi dunia terkait keberagaman. ”Selama ini jika kita melihat harmoni seolah-olah selalu arahnya ke luar negeri. Padahal di tempat kita sendiri terdapat keberagaman yang dapat hidup dengan selaras. Hal ini harus selalu kita promosikan supaya dilihat dunia,” ujar Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Prof Dr Budi Widianarko, ketika menyambut delegasi Association of Southeast and East Catholic Colleges and Universities (ASEACCU) Annual Conference and Student Camp, di Masjid Agung Jawa Tengah, Sabtu (29/8). Hadir dalam kesempatan itu antara lain Executive Secretary ASEACCU Michael Calmano, Vice Chancellor of Jamia Milia Islamia University India Muhammad Kashif, The Former Education and Culture Attache Indonesian Embassy in China Chairun Anwar, GIFT University Gujranwala Pakistan Muhammad Kashif, Rektor Universitas Dian Nuswantoro Prof Eddy Nursasongko, juga mahasiswa dari berbagai negara.
Wadah Dialog Segenap peserta yang hadir dalam kunjungannya ke MAJT melakukan safari ke berbagai sudut masjid yang dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam, dan Romawi itu.
Setelah berfoto bersama di bawah pilar-pilar masjid yang diresmikan pada 2006 itu, mereka melihat koleksi Alquran raksasa berukuran 145×95 cm yang ditulis tangan oleh Khyatudin, dari Pondok Pesantren Al-Asyariyyah, Wonosobo. Beberapa perempuan Katolik menghargai masjid dengan mengenakan kerudung ketika kunjungan itu. Tahun ini, Unika Soegijapranata menjadi tuan rumah kegiatan 23 tahun asosiasi yang beranggotakan 48 perguruan tinggi dari delapan negara tersebut. Kegiatan bertema ”Catholic Higher Education and Religious Inclusiveness” ini bertujuan mempromosikan Pendidikan Tinggi Katolik dan memberikan dukungan bagi gereja lokal di negara-negara anggota. Selain itu, ASEACCU dibentuk sebagai wadah dialog pendidikan di tingkat internasional di luar pendidikan tinggi yang berada di Asia Tenggara dan Asia Timur. Prof Budi mengatakan Semarang adalah pusat keunggulan Jawa Tengah karena di sini berbagai etnis dapat membaur tanpa membeda-bedakan. ”Orang luar negeri ingin belajar bagaimana umat berbeda agama di sini bisa hidup berdampingan,” katanya. Ketua pengurus MAJT, Noor Achmad, berharap tamu dari luar negeri itu dapat membawa kesan baik atas kunjungannya ke Semarang. ”Kami membuka diri bagi siapa pun yang ingin belajar tentang keberagaman di MAJT,” katanya. (sumber : suaramerdeka.com)
Kronik Edisi 89/Th.XIII
5 September 2015
17
email:
[email protected]
www.unika.ac.id KEGIATAN
JALUR PRESTASI TAHAP 2 TAHAP 3
TAHAP 1
PENDAFTARAN DAN 1 September PENGEMBALIAN 23 Oktober 2015 FORMULIR PENGUMUMAN 6 November 2015 REGISTRASI 9 November 11 Desember 2015
KEGIATAN
TES 7 Mei 2016 PENGUMUMAN 13 Mei 2016 REGISTRASI 13 - 31 Mei 2016
TAHAP 4
26 Oktober 21 Desember 2015
4 Januari 12 Februari 2016
15 Februari 1 April 2016
15 Januari 2016
26 Februari 2016
15 April 2016
18 Januari 26 Februari 2016
29 Februari 31 Maret 2016
18 April - 20 Mei 2016
JALUR REGULER GELOMBANG 2 GELOMBANG 3
GELOMBANG 1
PENDAFTARAN DAN 4 April - 6 Mei 2016 PENGEMBALIAN FORMULIR
informasi : telp: 024-8500223 024-8441555 ext. 1428, 1429
GELOMBANG 4
9 Mei - 3 Juni 2016
6 Juni - 1 Juli 2016
4 Juli - 5 Agust 2016
4 Juni 2016
2 Juli 2016
10 Juni 2016
8 Juli 2016
10 Juni - 8 Juli 2016
11 Juli - 5 Agust 2016
Info selanjutnya hubungi sekretariat UPT. PRM
Unit
Nama
PERPUSTAKAAN
CHRISTIANA SUNDARI
Tanggal 01-Sep
Unit
Nama
ARSITEKTUR
STEFANUS HARDIYARSO
02-Sep
PERPUSTAKAAN
ST. A. TEGUH MULYANTO
16-Sep
TEKNIK SIPIL
G. AGUNG TRIANDI
02-Sep
MANAJEMEN
RUSTINA UNTARI
16-Sep
MANAJEMEN
BERNADETA IRMAWATI
03-Sep
MANAJEMEN
YOHANES WISNU DJATI SASMITO
16-Sep
BAU - DRIVER
KRIDO WAHONO
03-Sep
BKRM
FRANCISCUS JUWONO AGUS S, SH
17-Sep
YAYASAN SANJOYO
Y. SOEDIYONO
04-Sep
PSIKOLOGI
LUCIA TRISNI WIDHIANINGTANTI
17-Sep
HUKUM
VALENTINUS SUROTO
04-Sep
PSIKOLOGI
Y. SUDIANTARA
18-Sep
PSIKOLOGI
SRI SUMIJATI
04-Sep
TEKNIK
MARIA WAHYUNI
18-Sep
AKUNTANSI
PAULINA RINI HASTUTI
04-Sep
PSIKOLOGI
SISWANTO
19-Sep
MANAJEMEN
BERTA BEKTI RETNAWATI, SE., M.SI
06-Sep
PERPUSTAKAAN
RIKARDA RATIH SAPTAASTUTI
19-Sep
AKUNTANSI
HUDI PRAWOTO
08-Sep
TEK.PANGAN
ENDAH PUSPITASARI
20-Sep
BAU
E. HESTI SISWAHARTININGSIH
08-Sep
MANAJEMEN
J. WIJANTO HADIPURO
21-Sep
TEK.PANGAN
H. SUPRIYANA
08-Sep
SASTRA
CECILIA TITIEK MURNIATI
22-Sep
YAYASAN SANJOYO
MUH KHUDORI
10-Sep
ARSITEKTUR
KRIS SEPTIYANI WIJAYANTI
22-Sep
BAU - TEKNISI
CATUR WIDYANTO PUTRO
11-Sep
PSIKOLOGI
VD. ENDIONO GANDI SUSILO
23-Sep
PASCA
YC. KASNO
12-Sep
BAU
KANIPAN
27-Sep
SASTRA
HENY HARTONO
13-Sep
ARSITEKTUR
MARIA DAMIANA NESTRI KISWARI
27-Sep
SSCC
INDAH SULISTYOWATI
13-Sep
ILMU KOMPUTER
SHINTA ESTRI WAHYUNINGRUM
27-Sep
ARSITEKTUR
P HARIYONO
15-Sep
HUKUM
AGNES WIDANTI SOEBIJANTO
26-Sep
Tanggal
SIDANG REDAKSI wakil rektor 1 unika, humas unika REDAKTUR PELAKSANA humas unika REPORTER teo, molli, boly, telis, andra jojo, tika, dhian LAYOUT e nanto KANTOR REDAKSI Humas Unika Gedung Mikael Lt. 3 Telp. 024 - 8441 555, 850 5003 ext. 1433 email :
[email protected]
®
18
5 September 2015
Kronik Edisi 89/Th.XIII