th.XIV/23 Oktober 2016
Unika Soegijapranata
115 snap QR code
Mahasiswa GameTech Ukir 3 Prestasi Nasional
M
ahasiswa Game Technology Unika Soegijapranata yang bergabung dalam kelompok start-up Raxeon, yang bergerak di bidang pembuatan game digital, baru-baru ini mendapatkan tiga penghargaan sekaligus dari kompetisi nasional pengembangan game. Ketiga penghargaan tersebut diperoleh dari hasil karya game “Haname Belajar Aksara” dari lomba “Ki Hajar” di tingkat Nasional, game “Sahurak” dari kompetisi “Wireless Innovation Contest” yang diselenggarakan oleh Indosat Ooredo, dan game “Henricus Constant” dari kompetisi “Create Virtual Reality Application or Games for Samsung Gear VR Device” atau pembuatan game Virtual Reality untuk perangkat Samsung Gear VR. Raxeon yang terdiri dari Celvin Laviano, Andre Kurniawan, Baskara Arya Pranata, Immanuel Andru Deva Lukito dan Fauzi Ramadan merupakan mahasiswa semester lima dan sudah memulai mengembangkan start-up setahun yang lalu. Berbagai konten lokal yang bersifat pendidikan dilahirkan sembari kuliah di program Game Technology Unika
Soegijapranata. Menurut Celvin, mereka punya keinginan untuk setara dengan pengembang game lain yang telah mapan di Indonesia. Hal tersebut memicu semangat mereka untuk selalu konsisten dalam menghasilkan karya di industri game. Komitmen mereka, tetap berprestasi selama kuliah namun sekaligus juga mengembangkan usaha di industri game menjadi modal tim dalam setahun ini. Menurut Brenda Chandrawati, MT, program S-1 Game Technology yang dipimpinnya selalu memberi stimulasi untuk berwirausaha melalui mata kuliah pengantar bisnis, kewirausahaan TI, dan e-bisnis yang diselenggarakan setiap semester. Selain itu, juga kegiatan Game Development Camp (GDC) dan Game Festival yang diselenggarakan setiap tahun untuk mahasiswa dan umum. Harapannya, pertemuan-pertemuan dalam kuliah tersebut dapat menghasilkan inspirasi dan semangat dalam mengembangkan talenta mahasiswa di bidang bisnis teknologi informasi, termasuk game digital.
Kronik Edisi 115/Th.XIV
23 Oktober 2016
1
Indonesia yang tidak memiliki asuransi kesehatan. Jadi, kalau semisal orang memiliki uang sebesar Rp1.000.000,00 bagi yang kurang mampu hanya memakai 1,6% saja untuk kebutuhan kesehatan.
Kisah Inspiratif dr. Gamal
Sampah untuk Berobat
D
alam rangka merealisasikan program dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Unika Soegijapranata mengadakan program Gen-Ed (General Education) yang bertujuan untuk pengembangan karakter mahasiswa selama menempuh pendidikan di universitas dengan salah satu rangkaian acaranya mengadakan talkshow yang menghadirkan seorang tokoh inspiratif yaitu dr. Gamal Albinsaid (50 Most Impactful Social Innovator). “Dipilihnya dr. Gamal Albinsaid sesuai dengan motto yang dimiliki oleh Unika sendiri “Talenta Pro Patria et Humanitate” yang berarti bakat yang dimiliki diabdikan untuk Tanah Air dan Kemanusiaan. Harapannya kisah inspiratif dr. Gamal dapat menginspirasi mahasiswa atau lulusan Unika dalam menapaki kariernya kelak yang memiliki keberpihakan pada orang yang memiliki keterbatasan”. jelas Dr. A. Rika Pratiwi. Msi sebagai Ketua LP3 Unika Soegijapranata. Acara yang dilaksanakan pada hari Sabtu (15/10) bertempat di ruang teater gedung Thomas Aquinas, Unika Soegijapranata ini mengambil tema “Pemikiran dan Implementasi untuk Negara dan Bangsa”, dan dihadiri oleh kurang lebih 150 mahasiswa.
Selesaikan 2 problematika secara Bersamaan Gamal Albinsaid lahir dan tinggal di kota Malang. Ia menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kedokteran di sebuah perguruan tinggi di Malang. Dalam perjalanan hidupnya, ia mendirikan sebuah wirausaha yang berbasis sosial, yang didirikan pada tahun 2011 dan mulai mengalami eksplorasi pada tahun 2013. Dalam rentang 2,5 tahun, 41 penghargaan internasional telah diraih dr. Gamal dalam kaitannya dengan “Klinik Asuransi Sampah”, satu diantaranya adalah penghargaan dari Kerajaan Inggris yang diserahkan oleh Pangeran Charles. ”Klinik Asuransi Sampah merupakan suatu wirausaha sosial yang berusaha untuk menyelesaikan 2 problematika pada waktu yang bersamaan yaitu kesehatan dan lingkungan, “ tutur dr. Gamal. Adalah kisah nyata dari seorang anak pemulung yang menjadi salah satu motivasi bagi dr. Gamal untuk mendirikan “Klinik Asuransi Sampah”, Anak itu bernama Khairunissa, penghasilan ayahnya Rp10.000/hari. Suatu hari, Khairunissa sakit diare akan tetapi karena ayahnya tidak memiliki cukup uang, ia tidak bisa pergi berobat dan hari-harinya sambil menahan sakit ia menemani ayahnya memulung di gerobak sampah milik ayahnya. Hingga pada tanggal 5 Juli 2005, Khairunissa meninggal dunia tepat di gerobak sampah milik ayahnya. Hal lain berdasarkan data, ada 9 juta anak balita yang meninggal dikarenakan keterlambatan dalam pelayanan kesehatan. Klinik sampah ini juga dilatarbelakangi dari 60% dari penduduk
2
23 Oktober 2016
Selain klinik asuransi sampah, masih banyak lagi program yang telah dikembangkan dr. Gamal beserta temantemannya yang berbasis inovasi kesehatan misalnya asuransi untuk peternak, pinjaman tanpa bunga, sabuk bayi pintar, dan maternity center. “Ada 3 pesan yang dapat saya tarik dari setiap pengalaman hidup saya. Pertama, setiap masuk dan mendalami suatu bidang, kita harus bertanya pada diri kita sendiri apakah ini merupakan bidang yang kita sukai atau tidak. Karena kalau kita dapat menjalankan hobi menjadi pekerjaan sangatlah menyenangkan. Kedua, apabila mencoba sesuatu lalu gagal, biasanya orang tidak putus asa untuk mencoba namun bagi saya pada titik tertentu kita harus menyadari bahwa ini bukan bidang kita sehingga pastikan bidang itu kita sukai dan kuasai. Yang ketiga, buat apa kita sukses seorang diri, sedangkan orang di sekeliling kita tetap menderita misalnya saja perusahaan yang sukses akan tetapi karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut hidupmya menderita” papar dr. Gamal tentang 3 hal yang harus diperhatikan dalam meniti karir dan kesuksesan. (Calvin)
AUDISI MISS WORLD 2017
S
eperti tahun lalu, Unika Soegijapranata kembali terpilih menjadi tempat audisi Miss Indonesia. “Miss sendiri mempunyai arti 4 kriteria yaitu mener, impresive, smart, dan sosial. Karena setelah menjadi Miss Indonesia ia akan mewakili Indonesia dan menjadi pribadi yang di hormati. Maka dari itu mereka harus mempunyai 4 kriteria itu yang berasal dari dirinya sendiri, untuk kriteria fisik tentunya ada seperti tinggi badan, menarik, pintar serta kepribadian,” tutur Ira Limandinata selaku production assistant RCTI yang terlibat dalam audisi Miss Indonesia. Acara audisi yang dilaksanakan pada hari jumat (14/10), di gedung mikael lantai 4. diikuti bukan cuma oleh mahasiswa Unika melainkan juga oleh mahasiswa di luar Unika Soegijapranata. Miss Indonesia merupakan sebuah konteks kecantikan yang ada di Indonesia dengan MNC Group sebagai pihak penyelenggaraan melalui sebuah yayasan yang bernama “Yayasan Miss Indonesia” dengan dukungan penuh dari sebuah perusahaan kosmetik besar di Indonesia yaitu SARIAYU. Proses audisi diawali dengan perkenalan diri peserta dengan menggunakan bahasa Inggris mulai biodata hingga tentang keluarga. Setelah itu dua juri yang akan mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab peserta. “Saya sih memang tertarik dengan audisi ini, maka dari itu saya mencoba untuk mendaftarkan diri, dengan modal kepercayaan diri saya” kata salah satu peserta audisi. (Desi)
Kronik Edisi 115/Th.XIV
Ajakan Paperless untuk Perguruan Tinggi
SERTIJAB UKM SOEPRA RADIO
E
ra digital saat ini menuntut dosen untuk terus berinovasi dengan menghadirkan pembelajaran berbasis aplikasi maupun game yang disukai oleh mahasiswa. Mengingat saat ini mahasiswa sudah melek akan teknologi dan menyadari keberadaan teknologi saat ini memanglah dibutuhkan, maka dosen juga harus menyesuaikan kondisi tersebut. Dosen bisa memberikan pembelajaran tak hanya dengan pemberian materi di kelas saja, namun bisa dipindah maupun dialihkan dalam konten digital” tutur Dr. Augustina Sulastri, S.Psi, Psi, selaku Wakil Rektor I Unika Soegijapranata pada acara ‘Workshop on Digital Learning’ Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APTIK) yang digagas oleh Unika Soegijapranata bersama Unika Parahyangan bertempat di Hotel Noormans pada Senin lalu (3/10). Menurutnya, tenaga pendidik khususnya dosen perlu pencerahan mengenai kemelekan dunia teknologi dalam pembelajarannya di kelas agar lebih maksimal. Workshop yang diikuti oleh perwakilan dosen serta tenaga kependidikan dari berbagai perguruan tinggi APTIK ini menghadirkan narasumber yang mumpuni dalam menghadirkan inovasi pembelajaran berbasis teknologi meskipun basicnya bukan dari kalangan IT yakni Dr. Anuncius Gumawang Jati. “Generasi saat ini cenderung menyukai visual yang menarik dan menyenangkan, dan diprediksikan generasi 10 hingga 20 tahun yang akan datang juga akan mengalami fenomena seperti ini. Dosen menggunakan pembelajaran bisa dengan video dalam penyampaian materi yang berat, agar mahasiswa juga semakin tertarik dan antusias untuk mengikuti proses belajar,” jelasnya. Dalam acara workshop ini, para peserta diajak untuk paperless (tidak menggunakan kertas) ketika mengajar serta diajarkan bagaimana membentuk kelas virtual yang diminati oleh generasi saat ini. selain itu, Workshop yang diselenggarakan selama 2 hari ini juga dapat menjadi kerjasama antar perguruan tinggi di APTIK untuk saling belajar menggunakan teknologi untuk masuk dalam ranah dunia pendidikan di masing-masing institusi. (Wahyu)
T
onggak estafet kepemimpinan dari UKM Radio telah berpindah dari Michael Dharmanacakra (angkatan 2014) kepada Wahyu Aryono (angkatan 2015) sebagai penerima mandat untuk melanjutkan kepemimpinan UKM Radio di periode selanjutnya. Dengan demikian berlanjut pula, inovasi UKM Radio Soepra yang semakin berkembang dengan dirintisnya Soepra TV dalam waktu dekat. Dengan demikian, pendengar setia Radio Soepra tidak hanya bisa mendengarkan suara penyiar Soepra, namun juga bisa melihat bagaimana proses siaran yang ada dalam Cellbox (Ruang UKM Soepra). Kegiatan serah terima diselenggarakan di Ruang 5.2-5.3 Gedung Henricus Constant Sayap B ini diikuti oleh seluruh anggota Soepra Radio yang terdiri dari Angkatan 2014,2015 dan 2016 sebagai anggota baru pada hari Sabtu (1/10) Menurut Ketua Soepra yang baru, Wahyu Aryono yang akrab disapa Awang ini mengungkapkan bahwa melakukan proses transformasi memang membutuhkan usaha yang keras dan diibaratkan dengan mengendarai sepeda motor, “Mengapa kita harus memindahkan motor ke gigi 4 agar lebih cepat? Karena pada kondisi tersebut kondisi motor bisa melaju lebih cepat, begitu pula kita. Jika kita melakukan sesuatu bersama-sama dengan ikatan yang kuat maka kita bisa melaju lebih cepat menuju tujuan kita. Namun adakalanya kita harus berpindah gigi 1 ketika menghadapi tanjakan, kita juga harus bersatu ketika menghadapi suatu tanjakan permasalahan”tuturnya. Sementara itu, sebagai tanda penyerahan kepemimpinan, ketua Soepra periode 2014 Michael Dharmanacakra menyerahkan secar simbolis gembok beserta kuncinya yang memiliki filosofi tersendiri, “Gembok dan kunci ini memiliki arti tersendiri, yakni semoga yang hadir di tempat ini dapat solid dan tidak ada yang meninggalkan UKM Radio karena alasan apapun. Melalui UKM Soepra temanteman angkatan 2015 dan 2016 harus dapat berkembang menuju ke arah yang lebih baik dan kompak, terutama untuk mewujudkan Soepra TV” tandasnya. Acara yang berlangsung dengan sederhana ini terdiri dari berbagai rangkaian acara, diantaranya terdapat kesan dan pesan dari Angkatan 2014 (Wahyu)
Kronik Edisi 115/Th.XIV
23 Oktober 2016
3
Tempel Harapan Di Bawah Bintang Buatan
K
egiatan Gathering SMU-BEMU Unika Soegijapranata periode 2016-2017 telah dilaksanakan pada hari Rabu (5/10) dan diikuti oleh 15 anggota SMU serta 16 dari 20 anggota BEMU Unika serta diisi dengan berbagai kegiatan yang menarik, antara lain perkenalan antar anggota, presentasi program, penulisan harapan sebagai proyeksi kegiatan dan hasil yang akan dicapai dalam masa kepengurusan yang akan datang. Acara yang diselenggarakan di ruang Henricus Constant Sayap B.1.3 ini, menurut ketua panitia Yusdwika Baskoro tidak hanya menjadi ajang mempererat komunikasi antar anggota namun juga saling mengenal satu dengan yang lain supaya kinerja organisasi dapat lancar dan berakhir pada terciptanya harapan dan tujuan yang ditetapkan
bersama. “SMU-BEMU pada dasarnya adalah rekan kerja pimpinan universitas yang akan berdinamika selama satu periode kedepan untuk menjalankan program-program yang sesuai dengan visi-misi universitas. Maka melalui gathering ini, seluruh anggota SMU maupun BEMU diharapkan bisa saling mengenal satu sama lain serta mempererat tali kekeluargaan dalam satu keluarga” jelas Yusdwika Setelah melakukan sharing, para peserta gathering diminta untuk menuliskan harapan mereka dalam secarik kertas dan kemudian dirangkai serta ditempel di bawah bintang buatan. Filosofi dari bintang buatan tersebut mempunyai arti bahwa semua harapan yang telah ditulis tidak hanya menjadi sekedar angan-angan saja, namun dapat bersinar serta dapat menjadi kenyataan. (Wahyu) hari Kamis (6/10).
FHK Undang Pembicara Perancis
I
ndonesia International Work Camp (IIWC) yang merupakan salah satu proyek Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah yang berfokus pada pengembangan kegiatan kerelawanan internasional (International Voluntary Services), beberapa waktu lalu hadir dalam perkuliahan tentang “Perlindungan Anak” Program Studi Ilmu Hukum Unika Soegijapranata dengan menghadirkan salah satu relawannya yang berasal dari Perancis sebagai pembicara yaitu Clemence De Villers di gedung Antonius 205, pada
4
23 Oktober 2016
Clemence menjelaskan, bahwa dalam hukum perkawinan di Indonesia, hamil di luar nikah jika tidak ditindak lanjuti dengan perkawinan maka anak yang kelak lahir adalah merupakan anak luar perkawinan dan anak ini mempunyai kedudukan hukum yang lemah dalam keluarga, khususnya dalam pengakuan negara. Sebaliknya, Clemence De Villers juga menjelaskan bahwa dalam hal anak luar nikah, di negara Perancis lebih mementingkan kedudukan anak sebagai warga negara yang wajib di lindungi dan diakui oleh pemerintah Perancis. Karena setiap anak wajib memperoleh hak perlindungan, pendidikan dan pengakuan sah oleh pemerintah. Sehingga anak yang terlahir di luar nikah pun dalam mengurus sertifikat akte kelahiran akan diperlakukan sama dengan pengurusan akte kelahiran anak yang sah dalam perkawinan. Dengan demikian terdapat perbedaan dalam status anak dalam hukum perkawinan di Indonesia dan Perancis. Dr. Rika Saraswati, SH., CN., M.Hum dosen Ilmu Hukum FHK Unika yang mendampingi perkuliahan tamu juga berharap dengan adanya perkuliahan tersebut, para mahasiswa bisa mendapatkan pengetahuan tentang status anak dalam perkawinan di Indonesia dan di Perancis. “Saya sangat senang dan lega bisa memberikan materi tentang perlindungan anak kepada para mahasiswa, semoga dapat menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman tentang perlindungan anak dalam perkawinan maupun diluar perkawinan serta langkah konkrit apa yang bisa dilakukan untuk mengantisipasinya” tutur Clemence. Clemence yang merupakan relawan dari Perancis sudah 4 bulan berada di Indonesia mengaku sangat senang karena bisa langsung terjun langsung ke masyarakat terutama mengenal kebudayaan, dan bahasa, disamping tugas yang harus diembannya dalam IIWC. (Andra)
Kronik Edisi 115/Th.XIV
Dampak Buruk Trauma Anak
T
rauma yang dirasakan anak bisa muncul sebagai akibat dari bencana alam dan pengalaman buruk yang mereka alami seperti misalnya kekerasan, kehilangan, atau perpisahan, dan eksploitasi. Dalam kondisi tersebut anak yang mengalami trauma memerlukan terapi karena jika tidak dilakukan terapi, trauma dapat berdampak buruk pada perkembangan otak anak, yang pada gilirannya akan meningkatkan ‘arousal’ atau kewaspadaan yang berlebihan, agresi, hiperaktifitas, impulsifitas, dan sulit berkonsentrasi. Semua itu akan berdampak buruk terhadap pencapaian keterampilan, prestasi akademik, integrasi sosial, pemecahan masalah dan kesehatan mental umumnya dan akan menjadi penghalang langkah seorang anak menuju masa depan yang baik. Untuk mensosialisasikan perihal terapi trauma anak maka UKM Centre for Trauma Recovery (CTR) Unika Soegijapranata mengadakan Workshop Terapi Anak yang disampaikan oleh Christa Vidya Rana Abimanyu, S.Psi., M.Psi, pada hari Senin (3/10) bertempat di ruang kelas 402 gedung Antonius. Dijelaskan oleh Abimanyu bahwa terapi trauma pada anak, penyampaiannya bisa dilakukan sesuai dengan dunia anak melalui yaitu cerita, sehingga anak-anak tidak merasa sedang melakukan terapi namun terkesan seperti sedang bermain. Dengan demikian anak-anak akan merasa lebih rileks dan gembira setelah melakukan terapi ini. Teknik terapi trauma anak bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan terapi menghirup bunga, dalam teknik terapi ini anak-anak diajak untuk membayangkan sedang memegang bunga di telapak tangannya. Kemudian anak-anak diminta untuk menarik napas dalam-dalam agar dapat menghirup wangi bunga yang dibayangkan sedang ada di telapak tangan mereka. Terapi menghirup bunga tersebut bertujuan untuk mengajak anak-anak bernapas dengan teratur. Pernapasan yang digunakan adalah pernapasan perut karena pernapasan inilah yang dinilai paling baik untuk
menenangkan tubuh. Teknik terapi lainnya adalah terapi membentuk benda, bertujuan untuk mengencangkan dan meregangkan otot tubuh anak-anak. Karena anak-anak dalam kondisi trauma cenderung dalam keadaan tegang dan siaga. Maka dari itu, anak-anak diminta untuk menggerakkan bagian tubuh sesuai dengan bentuk benda yang diminta agar tubuh terasa lebih rileks. Benda yang dibentuk merupakan benda yang umum dan menarik bagi anak-anak seperti membentuk bunga bersama teman-teman, bergerak seperti kapas yang beterbangan dan mengencangkan tubuh seperti tiang listrik. Sedangkan teknik terapi yang lain adalah terapi menghalau singa, bertujuan untuk mengajak anak-anak melepaskan emosi mereka dengan menggunakan cerita pengantar. Anak-anak diajak untuk berteriak sekencang mungkin untuk menghalau singa yang ingin masuk ke desa mereka. Sebenarnya masih banyak terapi sederhana yang mudah dilakukan tetapi cukup efektif membantu anak-anak lepas dari perasaan trauma mereka. Salah satunya menurut Abimanyu yaitu, terapi sentuhan. “Pada dasarnya, semua orang bisa melakukan terapi sentuhan ketika mereka mengetahui titik mana yang membuat seseorang menjadi lega,” ungkap Abimanyu. “Tetapi, terapi sentuhan ini juga harus memperhatikan nilai dan norma di titik mana seseorang merasa nyaman dan lega untuk disentuh. Bagian yang umumnya menjadi titik nyaman seseorang adalah pundak, tulang belakang dan kepala,” tambahnya. “Materi terapi anak ini merupakan terapi yang sederhana dan mudah untuk dipraktikkan oleh semua orang,” tandasnya. Mengenai rencana kegiatan serupa, Aisyah Gita selaku ketua panitia mengungkapkan bahwa CTR akan mengadakan seminar terapi dewasa dalam skala yang besar dan terbuka untuk umum sebagai lanjutan dari terapi anak. (Asti)
Kronik Edisi 115/Th.XIV
23 Oktober 2016
5
mengimplementasikan ilmunya ke dunia kerja maupun
menciptakan usaha sebagai wirausahawan di masyarakat.
Kunjungan Universitas Setia Budi
D
ewasa ini para Human Resources (HR) perusahaan banyak mengeluhkan mengenai mental anak zaman sekarang yang sulit untuk
lebih tekun dan ulet dalam kerja, sehingga mahasiswa disarankan untuk ikut berorganisasi dalam kampus karena organisasi melatih agar tidak mudah sensitif terhadap masalah dalam dunia kerja saat kelak mereka bekerja” tutur Dr. Kristiana Haryanti, Msi. Psi. selaku Kepala UPT Soegijapranata Student Career Center (SSCC) didampingi oleh Dr. Ridwan Sanjaya sebagai Wakil Rektor IV Unika Soegijapranata, saat menerima kunjungan Tim Universitas Setia Budi Solo yang dipimpin oleh Narimo, ST., MM sebagai Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, bertempat di Ruang Hijau Gedung Mikael lantai 3 pada hari Senin (3/10). Lebih jauh Dr. Kristiana dalam pemaparannya, menjelaskan bahwa SSCC dibentuk karena dilatarbelakangi oleh banyaknya lulusan Unika Soegijapranata yang sudah siap
idup sederhana dan mandiri, itulah ciri-ciri masyarakat desa. Mereka hidup dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dari alam, dan gotong royong adalah pengikat persaudaraan bagi mereka. Di desa tidak akan ditemui rasa individual yang tinggi, orang tergesa-gesa atau sibuk dengan pekerjaan mereka, dan polusi udara yang mencekik. Yang ada orang masih saling menyapa, udara yang sejuk, serta kondisi yang damai tenang. Itulah gambaran desa yang ditempati oleh para mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata sebagai tempat pengabdian tahun ini. Pengabdian Psikologi Satu (Abdiku) 2016 yang bertema “STARTED: Psychology Take a Part In Desa” diadakan pada hari Sabtu hingga Minggu (24-25/9) bertempat di Dusun Gempol, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Acara yang diadakan oleh BEMF Psikologi Unika ini merupakan kelanjutan dari PTMB Fakultas Psikologi sebagai acara pengakraban mahasiswa baru.
6
23 Oktober 2016
“Untuk membekali para mahasiswa supaya lebih siap menghadapi dunia kerja maka Unika Soegijapranata melalui UPT SSCC melakukan kegiatan-kegiatan antara lain: Job Fair, seminar atau workshop, campus hiring, dan informasi buku wisuda. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan menggandeng mitra perusahaan yang sudah bermitra dengan Unika selama kurang lebih 23 tahun,” tambahnya. “Selain itu, SSCC juga membantu instansi perusahaan dalam pemasangan iklan lowongan kerja melalui penayangan poster di website Unika. SSCC juga memberikan bantuan bagi perusahaan mitra untuk mengadakan proses seleksi seperti menyediakan ruangan untuk kebutuhan tes psikotest dan wawancara,”pungkasnya. (Calvin)
Acara Abdiku 2016 diawali dengan acara Pra Abdiku yang diadakan pada tanggal 16 dan 17 September di Auditorium Gedung Albertus. Dalam Pra Abdiku, dijelaskan tentang apakah pengabdian itu, kekeluargaan yang ada di Fakultas Psikologi, rasa ingin melayani serta seperti apa kegiatan pengabdian pada tahun-tahun yang lalu. Berbagai permainan dan materi juga semakin menyatukan dan mempersiap para mahasiswa baru dalam masa pengabdiannya saat hari Play tiba.
Abdiku 2016 Psikologi
H
Dr. Kristiana yang juga menjadi Wakil Ketua APIO ( Asosiasi Psikologi Industri Organisasi ) juga menambahkan “Bahwa dalam dunia kerja saat ini, masalah lain yang sedang marak adalah perusahaan yang menahan ijazah dari para karyawan baru fresh graduate dengan adanya penandatanganan kontrak kerja, sehingga apabila para pekerja tersebut tidak dapat memenuhi kontrak kerja, ijazah yang ditahan harus diganti dengan sejumlah biaya. Hal ini pun cukup dimaklumi karena perusahaan telah mengeluarkan biaya untuk proses rekrutmen misalnya untuk proses seleksi, wawancara, tes kesehatan yang mahal sehingga perusahaan membutuhkan jaminan dari para karyawan fresh graduate untuk serius bekerja untuk perusahaan dalam waktu yang lama,” jelasnya.
Pada hari pertama Abdiku, para peserta diajak untuk berkenalan dengan warga desa dan mulai menempati rumah-rumah warga. Mereka berdinamika bersama para penghuni rumah dengan membantu memasak, bersih-bersih, berkebun, dan lain-lain. Setelah itu ada sesi outbond dan pada malam hari ada acara api unggun serta penerbangan lampion. Pada hari kedua, diisi dengan pengabdian desa di mana para peserta bersama warga desa kerja bakti di desa mereka tinggali. Ada yang membantu meratakan jalan, bersih-bersih desa, dan lain-lain. Setelah saling bergotong royong, dari pihak panitia dan peserta memberikan kenang-kenangan kepada warga desa sebagai bentuk terima kasih karena telah memperbolehkan untuk tinggal dan belajar di dusun Gempol tersebut. “Banyak pelajaran yang didapat dari kegiatan Abdiku kali ini, karena mengajarkan kemandirian, peduli, dan mau melayani kepada siapapun itu,” jelas salah satu peserta .(Danes)
Kronik Edisi 115/Th.XIV
J
Syukur dan Harapan Orangtua Mahasiswa Baru FHK
umat 30/09 Fakultas Hukum dan Komunikasi mengundang Para Orangtua Mahasiswa. Karena cuaca yang tidak bersahabat dan masih hujan lebat, hanya 54 orangtua sekalian yang berkenan hadir. Sebagai pembicara: Dekan, Wakil Dekan, Ketua Proram Studi Ilmu Hukum (PSIH), Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi (PSIK), Ketua International Office (IO), dan Duta FHK. Dekan FHK menyampaikan visi-misi fakultas, menunjukkan 2 prodi yang ada, dan memperkenalkan staf edukasi. Wakil Dekan memaparkan keuangan yang pembayaranpembayarannya di BII dengan menggunakaan virtual account, hard skill dan soft skill. Para Ketua Prodi menjelaskan kurikulum, laporan akademik yang dicetak maupun online di sintak.unika.ac.id, prospek kelulusan, dan program kegiatan mahasiswa. Ekawati M. Dukut selaku Ketua International Office menyayangkan kurangnya keterlibatan mahasiswa FHK pada pertukaran mahasiswa ke luar negeri. “Terakhir, ada 1 mahasiswa FHK yang mau belajar di Korea pada tahun 2012. Padahal kegiatan ini sangat penting, terutama untuk membentuk kemandirian plus mahasiswa. Silakan klik io.unika.ac.id informasi-informasi ACUCA, IELTS, EMSD, Planet Europe, dan bahkan Beasiswa Unggulan dari Kemendikbud pasti dapat diperoleh” tandasnya.
Emanuelle Nathasha dan Eunike Veronica mengajak para orangtua untuk mendorong mahasiswa ambil bagian pada Kegiatan SMU, SMF, BEMU, BEMF, maupun Himpunan Mahasiswa Program Studi. “Minat mahasiswa pada olahraga, olahgerak, olahsuara, olahbicara pun ada wadahnya, yaitu Unit-unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Kami mempunyai banyak prestasi olahraga di tingkat propinsi dan/atau nasional. Silakan hubungi kami” kata Eunike. Acara dilanjut dengan tanya jawab dan ramah tamah. Bapak dan Ibu Iwan yang beralamat di Mrican Semarang sangat bangga anaknya dapat diterima kuliah di PSIH. “Andreas sangat banyak kegiatannya, pagi kuliah, siang kuliah lagi. Dia sejak sekolah di SMA YSKI sangat suka pada basket. Semoga dia dapat meramaikan UKM Basket” harapnya. Bapak dan Ibu Heri yang penduduk Pandean Lamper, mensyukuri anaknya dapat melanjutkan studi di PSIK. “Peminatan Broadcasting pada SMA Terang Bangsa mendorong Adven memilih Ilmu Komunikasi. Olahgerak yang rancak (dance) yang sering diikuti pun tentu dapat disalurkan dengan baik. Harapan kami, semoga gerakannya akan dapat menjadi lebih halus” ungkap Bu heri. (bus)
Kunjungan 30 Mahasiswa Universitas San Carlos Philipina
U
nika Soegijapranata Semarang dan University of San Carlos Cebu City, Philippines telah menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) pada tahun 2015 lalu. MOU yang sudah ditandatangani oleh kedua universitas ini sudah mulai diimplementasikan oleh kedua belah pihak dalam beberapa kegiatan, yakni program lecture exchange yang pada bulan Februari lalu telah terlaksana, yaitu dua dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unika, Dr. Octavianus Digdo Hartomo, M.Si., Akt dan Dr. Dwihayu Agustini selama beberapa bulan telah menjadi visiting professor di School of Business and Economics
University of San Carlos dan selanjutnya akan dilakukan pula kunjungan balasan dua dosen dari San Carlos untuk menjadi visiting professor di FEB Unika pada bulan November 2016 mendatang. Sedangkan implementasi kegiatan lainnya yang barubaru ini juga telah dilaksanakan adalah kegiatan Cultural Immersion program yang diikuti oleh tiga puluh mahasiswa dari University of San Carlos Cebu City yang berkunjung ke FEB Unika, khususnya Program Studi Akuntansi. Kegiatan Cultural Immersion program ini dilaksanakan
Kronik Edisi 115/Th.XIV
23 Oktober 2016
7
selama 8 hari, yaitu tanggal 23 September – 1 Oktober 2016 dan mencakup kegiatan akademik, kegiatan kemahasiswaan, pemahaman budaya Indonesia serta kegiatan ekskursi wisata. Kegiatan akademik meliputi mengikuti perkuliahan di FEB Unika untuk beberapa mata kuliah seperti Akuntansi Pemerintahan, Perpajakan, Akuntansi Syariah dan Kewirausahaan serta praktikum Enterprise Resource Planning. Selain itu ditunjang juga dengan kunjungan ke beberapa perusahaan, yaitu ke Bank Jateng Shariah untuk melihat penerapan akuntansi Syariah, kunjungan ke PT Jamu Borobudur untuk melihat program aplikasi komputer akuntansi SAP serta kunjungan ke beberapa UKM binaan Unika Soegijapranara yang ada di Ungaran, Ambarawa dan Bandungan. Selain belajar dikelas, dan melakukan kunjungan. Para mahasiswa dari Filipina juga melakukan culture exchange.
Kegiatan culture exchange ini dibuka dengan mengunjungi tempat wisata budaya yang ada di Semarang, setelah itu para mahasiswa dari Filipina juga mempresentasikan tentang budaya, makanan khas, festival keagamaan serta kebiasaan-kebiasaan orang Filipina yang mirip dengan Indonesia, kepada mahasiswa FEB. Adapun kegiatan kemahasiswaan yang diikuti adalah mencakup diskusi antar lembaga kemahasiwaan dan sharing mengenai aktivitas pelanaran dan seni di masingmasing Universitas. Untuk program pengenalan budaya meliputi belajar karawitan dan gamelan, belajar tarian Jawa di kampus Unika serta belajar membatik alam di Gemawang Kabupaten Semarang. Untuk selanjutnya, para mahasiswa FEB Unika juga akan pergi berkunjung ke Universitas of San Carlos, Cebu untuk melakukan student exchange pada bulan Februari 2017 mendatang. (Sita)
KKU Unika Latih Mahasiswa Dampingi UMKM
S
ebelum mengikuti kegiatan KKU (Kuliah Kerja Usaha) yang akan dilaksanakan pada tanggal 3 – 5 Oktober 2016, seluruh mahasiswa yang ikutserta dalam kegiatan KKU tersebut mengikuti pembekalan pra KKU. Pembekalan tersebut bertujuan untuk memberikan bekal sekaligus informasi penting untuk mahasiswa, supaya mereka paham tentang bagaimana dan apa yang harus mereka lakukan pada saat mereka melakukan pendampingan terhadap Mitra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Kegiatan KKU periode satu semester gasal tahun akademik 2016/2017 ini wajib diikuti oleh para mahasiswa semester enam sampai dengan semester akhir. Kegiatan KKU ini dilepas oleh Prof. Dr. Andreas Lako, selaku kepala LPPM Unika Soegijapranata dengan didampingi oleh Rudy Elyadi,SE.,MM selaku penanggung jawab pelaksana kegiatan KKU, pada hari Senin (3/10) bertempat di lapangan futsal Albertus Unika Soegijapranata. Rudy Elyadi mengatakan bahwa ada syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti kegiatan KKU. Syaratnya adalah IPK minimal 2,00 dan mahasiswa tersebut harus sudah menyelesaikan 100 SKS. Kemudian, untuk jumlah pesertanya pada tahun ini terdapat sebanyak 242 mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKU tersebut, yang terdiri dari 68 mahasiswa jurusan akuntansi, 23 mahasiswa jurusan teknik arsitektur, 47 mahasiswa jurusan desain komunikasi dan visual, 33 mahasiswa jurusan manajemen, dan 10 mahasiswa jurusan lainnya yaitu jurusan teknik
8
23 Oktober 2016
informatika, sistem informasi, teknik sipil, teknik elektro, hukum, ilmu komunikasi, psikologi, teknik pangan, dan bahasa. Kemudian, terdapat enam tempat atau wilayah yang digunakan untuk kegiatan KKU tersebut, yaitu Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati, Kelurahan Kemijen Kecamatan Semarang Timur, Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara, Kelurahan Gisikdrono Kecamatan Semarang Barat, Paroki Sambiroto dan Yayasan Kuncup Melati Semarang.Kecamatan Gunung Pati (Kelurahan Kandri), Kelurahan Kemijen, Paroki Sambiroto, Kelurahan Tanjung Mas, Kelurahan Gisikdrono, dan yang terakhir adalah Yayasan Pendidikan Kuncup Melati. Selama kegiatan KKU berlangsung, banyak hal yang akan dilakukan oleh mahasiswa terutama memberikan pendampingan kepada mitra UMKM. UMKM pada wilayah tersebut mayoritas berfokus kepada usaha rumah tangga dan jasa. Tujuan dari kegiatan KKU tersebut merupakan pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi penelitian, pengajaran dan pengabdian masyarakat. Para mahasiswa akan belajar sambil membantu mitra UMKM untuk mengembangkan sebuah usaha, membuat usaha tersebut menjadi lebih maju dan teratur, serta menciptakan sebuah inovasi baru yang membuat usaha tersebut menjadi lebih baik dan menarik. Selain itu, mahasiswa juga dapat belajar bersama para UMKM tentang bagaimana cara mengatur usahanya selama ini. (vania)
Kronik Edisi 115/Th.XIV
Career Formation Dosen Unika dan UKWK
C
areer Formation Dosen Unika Soegijapranata dan Unika Widyakarya (UKWK) telah dilaksanakan di Malang, tepatnya di Unika Widyakarya selama tiga hari yaitu hari Jumat – Sabtu, tanggal 23 – 25 September 2016.
kenal sebelumnya, sehingga kerja sama bisa dilakukan lebih baik. Memang ada harapan ini menjadi embrio yang mungkin tidak hanya dilaksanakan oleh 2 perguruan tinggi saja tetapi bisa lebih dari 2 perguruan tinggi di lingkungan APTIK.”
Kerjasama Kegiatan Career Formation Dosen antar dua universitas ini baru pertama kali diadakan, dan merupakan realisasi dari kesepakatan antar dua pimpinan universitas yaitu Prof. Dr. Ir. Y Budi Widianarko, M.Sc dari SCU dengan Rm. Albertus Magnus Herwanta Triwahyu Noegraha, Ocarm, MA. dari UKWK. Kesepakatan sebenarnya juga tidak hanya dalam kegiatan Career Formation saja tetapi sebelumnya UKWK juga berniat untuk ikut dalam kegiatan Live In SCU pada bulan April 2016 lalu, namun karena materi kegiatan yang berbeda dan jumlah peserta yang sudah terlalu banyak maka baru kegiaatan Career Formation Dosen yang dapat dilaksanakan.
Sedangkan Rektor UKWK Rm. Albertus, juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini cukup memberikan inspirasi dan motivasi untuk pengembangan, sehingga ketika ada tawaran ini mereka menyambut baik gagasan ini.
Adapun tujuan diadakannya kegiatan ini adalah mengenalkan kepada para peserta tentang karir sebagai dosen untuk mencapai puncak. Hal lain kegiatan ini juga merupakan orientasi pegawai baru terhadap institusinya, sehingga selain dikenalkan karir dosen, dikenalkan pula internalisasi nilai-nilai atau core value dari universitas masing-masing yaitu SCU dengan nilainilai Soegijapranata, sedangkan UKWK dengan nilai-nilai Thomas Aquinas. Kemudian juga keterkaitannya dengan jati diri masing-masing universitas, misalnya : logo, hymne dan mars, termasuk sejarah universitas. Untuk hal umum dari 2 perguruan tinggi ini adalah ex corde ecclesiae yaitu bagaimana perguruan tinggi katolik dalam gereja serta posisinya seperti apa, terutama untuk masa yang akan datang. Termasuk orang-orang yang menggerakkannya yaitu para dosen tersebut.
Sambutan Rektor Dalam sambutannya Prof. Budi menjelaskan “Bahwa selama ini kerja sama perguruan tinggi itu dilakukan dan dilaksanakan oleh para top pimpinan. Semestinya jangan dimulai dari top pimpinan tetapi mulailah dari dosen baru ini. Dosen baru ini sudah saling mengenal sejak Career Formation ini, kemudian mereka sudah terjalin komunikasi individu, ke depan apabila para dosen muda tersebut menduduki kursi pimpinan, mereka sudah
Dalam sambutan penutupnya Rm. Albertus mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan bisa berjalan terus di masa yang akan datang, jadi tidak hanya berhenti sekali saja dilaksanakan tetapi berkelanjutan secara periodik di masa yang akan datang. Termasuk nilai-nilai yang mendasari dari masing perguruan tinggi akan digali, dikembangkan dan dihidupi oleh seluruh warganya. Pihak yayasan UKWK juga hadir sampai acara selesai sehingga dari situ diharapkan dapat mengetahui apa saja yang dilakukan untuk membekali para dosen. Dan hal tersebut juga berarti ada kebutuhan dan keseriusan dari pihak UKWK terhadap kegiatan ini. Pada tahap akhir, masing-masing peserta membuat action plan untuk mencapai karir yang tertinggi dan baru dinyatakan lulus jika sudah membuat dan menyerahkan action plan tersebut. Dan waktu yang diberikan kepada peserta untuk membuat action plan adalah satu bulan. Career Formation Dosen ini diikuti oleh 14 peserta dari SCU, dan sebanyak 24 peserta dari UKWK. Adapun yang dari SCU ke 14 orang tersebut adalah dosen yang diterima mulai bulan Agustus 2015 hingga Agustus 2016 atau satu tahun, sedang untuk yang dari UKWK yaitu untuk dosen yang belum punya jabatan dan bukan dosen baru. Saat ditanya tentang rencana kegiatan serupa di periode mendatang, Kepala LPSDM SCU Valentinus Suroto, SH., M.Hum juga menyampaikan tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di tempat yang bergantian, karena jika harus ke Malang lagi, jaraknya terlalu jauh. Disamping itu hal baik yang bisa dicontoh adalah totalitas pelayanan pada tamu seperti yang dilakukan tim UKWK di malang pada acara Career Formation Dosen yang lalu. (Fyas)
Kronik Edisi 115/Th.XIV
23 Oktober 2016
9
BELAJAR MEMILIH EKSEKUTIF DARI KPU
L
ima belas Februari tahun depan, pesta demokrasi bakal digelar kembali, terutama memilih para eksekutif di Daerah Tingkat (Dati) I dan II Indonesia. Khusus Provinsi Jawa Tengah, Pesta akan dilaksanakan pada 7 Dati II di, yaitu: Kabupaten Cilacap, Kabupaten Brebes, Kabupaten Batang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, dan Kota Salatiga. Oleh karena itu pada Kamis 29/9 seluruh peserta matakuliah Sistem Politik Indonesia (71 mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi) bertandang Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Tengah untuk mengetahui tahap pelaksanaan Pilkada 2017.
Padahal saat melakukan pacaran, yang bersangkutan akan bersinggungan dengan orang lain. Jadi pacaran merupakan kepentingan publik. Sehubungan dengan kepentingan publik itulah, para mahasiswa dihimbau untuk ambil bagian pada pelaksanaan Pilkada 2017. Walaupun hari pelaksanaan Pilkada dijadikan hari libur nasional, para mahasiswa diminta untuk tidak meliburkan diri dari Pilkada tersebut. Seraya membandingkan pelaksanaan Pilkada di desa (= kota kecil), para mahasiswa juga perlu hadir dengan berpakaian bersih dan sopan untuk memilih pasangan eksekutif yang sudah dikenal (siapa mereka, rekam jejak mereka, dan visi misi mereka).
Periode 2013-2018 KPU Provinsi Jawa Tengah dikelola oleh Drs. Joko Purnomo, Wahyu Setiawan, SSos., MSi., Diana Ariyanti, SP., Ikhwanuddin, SAg., dan M Hakim Junaidi, SAg., MAg. Pada kesempatan itu, para mahasiswa diterima oleh Wahyu Setiawan, SSos., MSi dan Ikhwanuddin, SAg.
Ikhwanuddin menunjukkan keberadaan ketujuh dati II yang akan melaksanakan Pilkada 2017. Komposisi jumlah legislatif dan minimal kursi yang mengusung pasangan calon eksekutif: Kabupaten Cilacap 50 dan 10, Kabupaten Brebes 50 dan 10, Kabupaten Batang 45 dan 9, Kabupaten Banjarnegara 45 dan 9, Kabupaten Jepara 45 dan 9, Kabupaten Pati 50 dan 10, dan Kota Salatiga 25 dan 5. Dijelaskan juga Metode Kampanye yang meliputi: Debat Publik, Penyebaran bahan kampanye, Pemasangan Alat Peraga Kampanye, Iklan Kampanye di media massa, Pertemuan terbatas, Pertemuan tatap muka dan dialog, dan Kegiatan lain.
“Sebelum bertandang ke KPU, para mahasiswa telah dikenalkan pada konstelasi politik yang ada, dan diberi tugas kelompok untuk menggali data ke-7 Kabupaten dan Kota yang akan mengadakan Pilkada 2017. Oleh karena itu informasi KPU akan dibandingkan dan dianalisa dengan data yang diperoleh mahasiswa” demikian Andreas Pandiangan mengantar acara. Pada brainstrooming, Wahyu Setiawan menanyakan apakah pacaran itu kegiatan pribadi atau publik. Sebagian besar mahasiswa menjawabnya sebagai kegiatan pribadi.
Inge (salah satu peserta) mengatakan: “Saya akan menyadarkan para famili untuk datang ke TPS sebelum pukul 13.00 WIB. Mereka harus memilih dengan baik, betul, dan benar”. (bus)
Sepenggal Sejarah Bangsa Yang Terlupakan
G
enerasi muda adalah generasi penerus bangsa yang juga pemegang nasib bangsa ini di masa yang akan datang, maka generasi mudalah pemegang tongkat estafet semua cita-cita bangsa dan negara ini di masa depan. Namun dalam prosesnya tidak semulus yang dibayangkan apalagi jika berbicara tentang sejarah bangsa Indonesia di era peralihan pemerintahan Orde Lama ke Orde Baru. Untuk merekonstruksi sejarah bangsa menurut istilah yang dipakai oleh Ita Fatia Nadia isteri Hersri Setiawan yang merupakan salah satu tokoh yang diceritakan dalam film “Pulau Buru Tanah Air Beta” dan disutradarai oleh Rahung Nasution, bersama dengan Ketua Program
10
23 Oktober 2016
Kronik Edisi 115/Th.XIV
Studi Magister Lingkungan Perkotaan (PMLP) Unika Soegijapranata, P. Donny Danardono, SH., Mag. Hum maka diadakanlah acara pemutaran dan diskusi film pada hari Selasa (27/9) di ruang teater, gedung Thomas Aquinas Lantai 3 Unika Soegijapranata. Film “Pulau Buru Tanah Air Beta” ini bercerita tentang tahanan politik atau eks tapol 1965 yang berada di Pulau Buru, Maluku. Film ini mengisahkan dua tahanan politik yang pernah dibuang ke sana, yaitu Hersri Setiawan dan Tedjabayu Sudjojono, yang kembali ke pulau tempat masa-masa tergelap kehidupan mereka. Hersri Setiawan adalah sastrawan yang pada saat itu karyanya tidak diakui oleh pemerintah karena menentang kebijakan pemerintah orde baru. Di film ini, kita juga disuguhkan puisi-puisi karya Hersri Setiawan. Selama jadi tahanan politik, Hersri tak berniat ingin kabur, baginya Pulau Burulah pengharapan. “Harapan saya adalah bertahan lebih lama supaya bisa pulang” katanya dalam film tersebut. Dalam film tersebut diceritakan juga interaksi antara warga lokal, pendatang dan juga para tahanan politik. Para transmigran menyebut bahwa mereka mengenal
KADERISASI OMK CAMPUS MINISTRY
para tahanan politik dan menyebut mereka warga yang baik. Hersri bersama temannya juga seorang eks tahanan politik Tedja Bayu mengunjungi sebuah bangunan gedung kesenian yang dibangun oleh para tahanan-tahanan politik pada masa itu. Satu-satunya monumen yang tersisa adalah sebuah monumen kecil di Desa Savanajaya. Di situlah tertera nama-nama yang tidak mereka kenal. “Padahal yang bikin gedung kesenian adalah para tahanan seperti kami,” ungkap Tedjabayu sembari memandang monumen kecil tersebut. Film ditutup adegan Hersri Setiawan menyambangi makam rekan sesama tahanan politik seperjuangannya bernama Heru yang dimakamkan ke Pulau Buru. Suasana haru langsung membekap di sana – ketika doa dipanjatkan. Sisi lain, Ketua Program Studi Magister Lingkungan Perkotaan (PMLP) Unika Soegijapranata, P. Donny Danardono juga melihat bahwa dalam film dokumenter ini para aktornya tampil natural seperti halnya judul lagu The Beatles “Act Naturally”. Selain itu, di film ini kita bisa juga melihat pulau Buru yang menyimpan rekaman peristiwa yang pernah terjadi di sana, sehingga kita bisa belajar sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Dengan didampingi para pengurus yang lama beserta Rama Gunawan dan Sr Elsa, para pengurus yang baru berdinamika dan berproses selama tiga hari dua malam. Mereka mengolah tema “Menjadi Pribadi yang Peduli dan Aktif”. Dalam sesinya, Sr Elsa mengajak para pengurus yang baru untuk mempunyai semangat sense of belonging terhadap Unika dan Campus Ministry. “Semangat sense of belonging ini penting karena menjadi kunci untuk bisa peduli dan aktif dalam sebuah organisasi”, tegas Sr Elsa, CM. Sementara itu Rama Gunawan mengingatkan tentang makna pelayanan dan kepemimpinan di kampus Unika. Yesus menjadi inspirasi dan teladan dalam pelayanan dan kepemimpinan.
D
ua belas orang digembleng dan dipersiapkan untuk menjadi pengurus Orang Muda Katolik (OMK) Campus Ministry periode 2016-2017. Kaderisasi pengurus ini dilaksanakan di Wisma Yohanes, Gunungpati, Jumat-Minggu (23-25/9). “Yesus memilih dua belas orang menjadi rasul-Nya. Mereka diutus untuk membantu karya pelayanan-Nya mewartakan kabar gembira. Demikian juga dari sekian banyak mahasiswa Unika Soegijapranata, dipilihlah dua belas orang menjadi pengurus OMK Campus Ministry yang baru. Terimakasih atas kesediaan teman-teman terlibat dalam pelayanan di Campus Ministry”, tutur Rama Yohanes Gunawan Pr, kepala Campus Ministry, dalam homili misa penutupan kaderisasi.
“Ada tiga gambaran Kepemimpinan Yesus yaitu Pelayan (Servant), Gembala (Shepherd), dan Pengurus (Steward). Seorang pelayan siap untuk melayani dengan tulus tanpa imbalan. Seorang gembala harus mengenal rekan kerja dan peduli pada pergulatan hidup bersama. Seorang pengurus harus bisa bertanggungjawab dan dipercaya”, tutur Rama Gunawan. Para pengurus yang baru juga diajak untuk mencari ayat Kitab Suci yang bisa dijadikan pegangan hidup dan mencari symbol diri. Untuk mempererat persaudaraan dan kekompakan di antara pengurus dilaksanakan kegiatan outbound di areal persawahan dan sungai. Di antara dua belas orang tersebut terpilihlah Vionelda Prima Nahak sebagai koordinator OMK periode 20162017 dan Cicilia Ratih sebagai wakil koordinator. Periode sebelumnya Koordinator OMK dipegang oleh Kanisius Paskalis Soro dan Jessica Astrina Budhiyani sebagai wakilnya. #CM
Kronik Edisi 115/Th.XIV
23 Oktober 2016
11
SIDANG REDAKSI wakil rektor 4 unika, humas unika REDAKTUR PELAKSANA humas unika REPORTER wahyu, calvin, sita, danes, vania, asti, andra, desi LAYOUT e®nanto KANTOR REDAKSI Humas Unika Gedung Mikael Lt. 3 Telp. 024 - 8441 555, 850 5003 ext. 1433 email :
[email protected]
12
23 Oktober 2016
Kronik Edisi 115/Th.XIV