Cinta: Sebuah Rumah untuk Hatimu by Ollie
Oke, saya beli buku ini karena saya kurang lebih tau penulisnya. Seorg blogger dan juga enterpreneur, mbak Ollie sang owner kutukutubuku.com Ya, saya bisa katakan, selain hal diatas saya juga lumayan suka cover dan tagline buku ini. Sebuah rumah untuk hatimu. Tapi, maaf saya harus objektif untuk berkata saya ga suka buku ini. Saya pikir Mbak Ollie akan lebih baik dalam hasil karya selanjutnya, setelah saya membaca Alpha Wife sebelumnya. Cerita tentang pernikahan Friya dan Garry. Garry yang seorang PNS dan istrinya bekerja di bank swasta yang sedang menanjak karirnya dan pastinya kerja di bank akan lebih gede ya gajinya dibanding PNS :) Garry akhirnya naik jabatan tapi dimutasikan ke Kupang. Friya pun akhirnya dengan berat hati mengikuti suaminya dan meninggalkan segala atribut pekerja urban Jakarta. Seperti yang kita pikirin, ga mudah mengubah kebiasaan. Biasa hang out ke mall, cafe, nonton konser, ngopi di Starbucks harus digantikan dengan arisan, senam, rapat dengan ibu-ibu dharma wanita. Bisa dibayangkan dong ya hasilnya gimana? Saya merasa buku ini ceritanya datar banget. Walau happy ending tapi kok kesannya hidup itu simpel banget yak? Ga ada klimaksnya. Pertengkaran terjadi terus pergi dari rumah dan kembali dengan penyesalan. Ga ada gregetnya gitu. Kok buku2nya Mbak Ollie saya liat justru menampilkan pihak wanita yang lebih dominan ya dlm hal finansial dan lain-lainnya. Berantem2nya selalu gitu di 2 buku terakhir, selalu pergi dari rumah dan kembali lagi. Apa ini jadi ciri khas? Yang membuat buku ini agak enak hanya tulisan yang hampir ga ada typo. Saya ga tau deh klo Mbak Ollie masih
Yang membuat buku ini agak enak hanya tulisan yang hampir ga ada typo. Saya ga tau deh klo Mbak Ollie masih nulis yang kayak gini apa saya masih tertarik akan beli dan baca bukunya? :)|Cinta: Sebuah rumah, sebuah cinta Saat membawa novel CINTA karya Mbak Ollie, saya tidak pernah membayangkan kalau lokasinya akan mengambil tempat di Kupang. Wooow! Itu yang saya ucapkan sambil menunggu giliran di bank. Saya memang sudah jatuh cinta dengan kota Kupang ketika menulis Tanah Air Beta--sebuah kota yang panas, sangat jarang penduduk, jauh dari hiruk-pikuk kesibukan seperti Jakarta. Friya dan Garry, pasangan muda yang belum mempunyai anak. Friya adalah seorang pegawai bank swasta, sedangkan Garry adalah seorang pegawai negeri. Demi cinta, Garry berjuang membahagiakan istrinya, yaitu dengan berusaha keras di kantor sampai akhirnya mimpinya terwujud--naik jabatan. Sayangnya, apa yang harus mereka hadapi tidak seindah mimpi, mereka harus pindah ke Kupang. Siapa yang bisa mengatakan bergaul dengan budaya serta orang-orang baru itu mudah? Saya pun tidak. Dalam hal ini, saya pernah mendengar cerita sahabat saya ketika pindah ke Palembang bersama suaminya. Mereka tinggal di kompleks perumahan khusus satu kantor, tetapi sahabat saya sering bertengkar dengan tetangga karena tidak nyaman. Bahkan, ia tidak suka dengan masakan Palembang, sehingga perlu membiasakan lidahnya makan pempek. Bisa dibayangkan waktu yang perlukan? Tentunya tidak dalam satu atau dua minggu. Tapi, inilah perjuangan seorang istri yang juga ingin membuat suaminya bahagia. Baik Friya ataupun Garry tidak ada yang salah. Friya merasa tidak betah, itu wajar. Garry marah karena Friya tidak mengikuti kemauannya, itu juga wajar. Pernikahan bukan masalah pada satu orang, bukan? Dan ketika keduanya duduk di depan penghulu mengadakan ijab kabul, pastinya sudah yakin, apa pun, bagaimana pun, dalam situasi seperti apa pun, mereka akan berjuang bersama. "Pernikahan ada jatuh bangunnya, Sef. Perlu membuka hati yang sangat lapang untuk saling menerima. Bukan hanya sekadar mengatakan, "I do"," Begitu teman saya bilang. Saya belum menikah, belum juga merencanakan dalam waktu dekat. Tetapi, pengalaman menulis tentang pernikahan mengajarkan saya banyak hal berarti. Tentang pengertian, tentang menerima, tentang memberi, tentang situasi baik dan genting, dan sebagainya. Kali ini, novel Cinta memberikan saya pelajaran bahwa, selalu ada 'rumah' yang membawa kita pulang. Rumah yang hangat dan selalu menjaga dari apa pun. Sebuah rumah, sebuah cinta.|Membaca kata pengantarnya itu seperti saya banget : ‘Mengapa ada istri yang terus mendampingi suami, namun ada juga yang memilih untuk tetap tinggal di kota asal? Apa pertimbangannya? Dan bagi istri yang memilih ikut suami, kira-kira apa tantangannya? Keunikan tinggal di kota baru dengan segala perbedaan dari kota asal tentu menarik pula untuk digali.' Cinta (Sebuah rumah untuk hatimu) bercerita tentang Friya (saya suka nama tokohnya), seorang wanita yang telah menikah. Wanita karier yang sangat menikmati kehidupan urban di Jakarta. Baginya Jakarta adalah segalanya, yang ketika bete dia bisa ngopi-ngopi cantik di starbucks atau menonton beragam festival setiap malamnya dan berburu barang2 mahal di mall. Hingga kemudian, sebuah kenyataan harus dihadapi Friya. Suaminya, Garry yang berstatus sebagai PNS dipindahkerjakan ke suatu daerah bernama Kupang. Kupang yang begitu asing bagi Friya, bahkan kalau dia diminta untuk menunjuk dengan jari di mana kota itu ada di peta Indonesia, Friya tak bisa menunjuknya dengan benar. Dan saat itu karier Friya sedang meleset ke atas. Dia sedang dipromosikan untuk menduduki posisi penting di perusahaannya. Di satu sisi Friya ingin terus mendukung dan mendampingi suaminya, di sisi lain Friya juga tak ingin kehilangan kehidupannya di Jakarta. Apa yang harus dilakukan Friya? Hihihi… takut spoiler, maka sinopsisnya cukup sampai di sini Selebihnya apa yang kita bahas? Bingung Ya sudahlah… tak ada bahasan2… kesimpulan saya setelah membaca novel ini adalah sama dengan kesimpulan
Ya sudahlah… tak ada bahasan2… kesimpulan saya setelah membaca novel ini adalah sama dengan kesimpulan saya setelah menjalani episode LDR pertama dengan suami bahwa Tempat terbaik bagi seorang istri adalah di sisi suaminya.|ceritanya simple, tentang seorang istri,freya,yang mengikuti suami yang ditugaskan di Kupang entah untuk berapa tahun lamanya. padahal Freya sendiri terbiasa hidup di Jakarta dan butuh penyesuaian besar untuk bisa betah di Kupang. saya sendiri gak bisa bayangin gimana rasanya hidup di Kupang dengan segala macam "ini Kupang, bukan Jakarta", pengin pindah kali ya, biar suami aja yang bolak-balik antara rumah - tempat kerja berapa kali sebulan. hehe.. calon istri durhaka nih.. tapi bener, yang bikin saya suka dengan novel ini sebenarnya bukan gaya penulisannya ato apa, saya lebih cenderung menyukai tipe novel fantasi. cuma ya itu, habis baca buku ini saya jadi mikir kalo misalnya saya ada di posisi Freya (karena kebetulan, kemungkinan saya untuk hidup di daerah nun jauh disana juga lumayan besar), mau gak ya saya ngikutin kemanapun suami ditugaskan? harus adaptasi dengan lingkungan baru, ikut acara kelompok ibu-ibu Darma Wanita yang banyak kali acaranya, mau gak ya? Tapi demi suami, apa sih yang enggak? saya sih ngikut aja kalo suami dipindah ke Makassar (iyalah..) ibu-ibu darma wanita yg suka bikin kuping panas? itu mah dimana-mana juga ada, ga cuma di darma wanita. disana ga ada hiburan? nanti kita impor hiburan dari Jakarta. apalagi coba? (sekarang sih ngomong gini,, coba nanti kalo kejadian beneran, gak tau deh :D ) "rumahku yang sebenarnya itu ada dalam hatimu.. dimanapun kamu berada, itulah rumahku.."|Apa kau percaya jika hati selalu mengikuti ke mana cinta pergi? Bila kau di posisi itu, apakah kau rela melepaskan semua – pekerjaan mapan, bahkan kenyamanan hidup – demi selalu berada di sisinya? Tak ada yang menjanjikan semua akan berjalan baik-baik saja. Bisa jadi kemudian kau mengeluh, merutuk, bahkan menangis karena kerasnya hari-hari yang kau hadapi. Tapi kemudian dia menggenggam tanganmu – berusaha meyakinkanmu. Kau meragu, tetapi juga tak bisa menolak tawaran cintanya. Pelan-pelan kau melanjutkan langkah. Memantapkan hati berjalan ke arahnya yang bersiap-siap menyambutmu dengan pelukan. Kali ini, kau tak bisa membantah. Kau tahu, sejauh apapun kau pergi, hatimu selalu kembali padanya. Kepada cinta. ****** Afriya Maulana adalah seorang wanita cerdas dengan kehidupan yang begitu cemerlang. Karir yang berjalan mulus. Disempurnakan oleh hadirnya Garry Maulana – suami yang baik, tampan dan tentu saja sangat dicintainya. Dengan kehidupan yang nyaris sempurna menjadikan Friya benar-benar wanita yang terbiasa hidup dengan nyaman terlebih ia tinggal di kota besar Jakarta yang membuatnya semakin tak bisa memikirkan kemungkinan kehidupan yang lain yang mungkin saja akan ia jalani. Namun sesuai hakikatnya bahwa hidup tidaklah selalu berjalan mulus. Ujian mulai dihadapi Friya ketika mendapatkan kabar bahwa suaminya yang bekerja sebagai PNS mendapatkan promosi untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi di Departemen tempat ia bekerja. Promosi jabatan yang disertai dengan mutasi kepindahan suaminya ke sebuah kota yang di peta pun, Friya tak kan bisa menemukannya dengan ujung jarinya yaitu Kota Kupang NTT. Friya pun dilanda kebimbangan antara memilih mengikuti dan mendampingi suami ataukah melanjutkan karir yang memang tengah menanjak apalagi Friya memang tengah dipromosikan untuk naik jabatan karena kemampuannya dalam bekerja yang memang di atas rata-rata. Friya pun meminta masukan dari orang-orang terdekatnya. Dari mamanya dan sahabatnya – Rina. Dari mamanya, di luar perkiraan Friya, ternyata mamanya malah melarangnya mengikuti Garry ke Kota Kupang. Bukan tanpa alasan, tapi karena ternyata sahabat mama Friya mengalami nasib yang menyedihkan. Hampir sama dengan keadaan yang dihadapi Friya sekarang, sahabat mamanya itu ternyata memutuskan untuk berhenti
Dari mamanya, di luar perkiraan Friya, ternyata mamanya malah melarangnya mengikuti Garry ke Kota Kupang. Bukan tanpa alasan, tapi karena ternyata sahabat mama Friya mengalami nasib yang menyedihkan. Hampir sama dengan keadaan yang dihadapi Friya sekarang, sahabat mamanya itu ternyata memutuskan untuk berhenti bekerja dan mengikuti suami yang bekerja di perusahaan di luar negeri. Sesampainya di luar negeri, suaminya memutuskan untuk kuliah lagi sehingga sebagian besar uang yang dihasilkan suaminya dijadikan tabungan untuk biaya pendidikan. Sang istripun memutuskan bekerja dan akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaan milik orang Indonesia. Karena sang suami yang telah lulus kuliah dan karena rasa rindu kepada Tanah Air, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Karier istri yang tengah menanjak di luar negripun kembali harus terkorbankan oleh pengabdiannya pada keluarga. Di Tanah Air tenyata karir suaminya tidak berjalan mulus sehingga mengharuskan sang istri mencari pekerjaan baru dan mulai dari awal lagi. Ia yang biasa jadi pemimpin harus rela bekerja dari awal di bagian administrasi dengan gaji di bawah UMR. Tapi ia tak pernah mengeluh. Ketika sang suami berhasil mendapatkan pekerjaan yang layak, istrinya belum bisa bernafas lega karena timbulnya gosip yang menyakitkan. Gosip yang ternyata terbukti kebenarannya. Suaminya menikah lagi dengan wanita yang jauh lebih muda. Akhirnya perkawinan mereka porak poranda. Kini sahabat mama Friya tinggal bersama anakanaknya dengan gaji 'pegawai baru' yang terbatas. Kehilangan semua kesempatan-kesempatan terbaik dalam hidupnya hanya karena keputusan awal: ikut pindah dan mengabdi kepada suami. Dari Rina ia hanya mendapat masukan: "Trust. Your. Heart. Listen to your heart. And You'll be just fine..." Semakin bingunglah Friya. Kata-kata Rina terus terngiang di telinganya hingga akhirnya, Friya – seorang wanita yang memiliki segalanya di dalam karir, akhirnya memilih untuk melepaskan karirnya bahkan ketika atasannya menawarkan akan menaikkan gajinya tiga kali lipat, tak kunjung membuat Friya mengurungkan niatnya untuk tetap memilih resign dan mendampingi suaminya ke kota yang betul-betul sangat asing baginya. Tentu hanya satu alasan kenapa ia bisa mengambil keputusan sebesar itu. Apalagi kalau bukan karena ia memang benar-benar mencintai suaminya? Dan kehidupan baru Friya dan Garry pun dimulai di kota Kupang. Kehidupan yang bagi Friya adalah kehidupan yang sulit namun ia selalu berusaha kuat demi suami tercinta. Tak urung pertengkaran pun sering terjadi tapi karena salah satu dari mereka selalu saja ada yang mau mengalah maka semua masalahpun selalu bisa terselesaikan dengan baik. Namun Friya hanyalah wanita biasa. Ia kuat namun terkadang bisa sangat rapuh terlebih ketika ia merasa sudah melakukan semua yang ia bisa tapi justru orang disekitarnya malah menilai sebaliknya. Friyapun memutuskan meninggalkan suaminya dan kembali ke Jakarta. Berhasilkah Friya mengatasi masalah yang sedang ia hadapi? Akankah Friya kembali pada Garry dan maukah Garry menerimanya kembali setelah Friya meninggalkannya begitu saja hanya dengan meninggalkan selembar surat? Just read it if u want to know it.. :) ****** Cinta - Sebuah rumah untuk hatimu a novel by Ollie adalah novel yang saya beli beberapa waktu lalu. Tepatnya sih, dibelikan, hehehe.. Awal pertama memutuskan untuk menjatuhkan pilihan pada novel ini karena gambar covernya yang eye catching. Dengan nuansa hijau terasa sejuk di mata. Ditambah dengan judulnya yang memiliki daya tarik (untuk saya), terlebih ketika saya membaca serangkaian kalimat di cover belakang novel ini (seperti yang saya kutip di atas), cukup membuat saya memilih novel ini untuk dibawa pulang. Ide cerita dari novel ini yang benar-benar membuat saya ingin menandaskan ceritanya. Entah kenapa saya merasa masalah ini 'pas' dengan masalah saya. Hihihi.. masalah yang mana ya?? Hmmm.. cuma terasa ngena aja lalu ingin mengetahui kisahnya. Lika-likunya. Happy ending kah (berharap agar setiap cerita selalu berakhir dengan ending yang happy.. :D)? Alasan berikutnya memutuskan untuk memiliki novel ini karena ianya merupakan terbitan GagasMedia. Entah kenapa seperti ada sebuah 'jaminan mutu' untuk tiap buku yang diterbitkannya. Dan untuk novel yang satu ini, maybe I just can give three stars. Hampir tak ada kejutan untuk jalan ceritanya. Tapi ide cerita dan gaya menulis dari penulisnya yang saya suka. Suka dengan kemesraan rumah tangga yang digambarkan di dalam novel ini. Terasa tak berlebihan tapi tidak mengurangi keindahannya. :D Sebagai penutup, saya ingin mengutip sebuah paragraf dari novel ini yang dimata saya tampak bold (walaupun sebenarnya ianya tidak dicetak bold sama sekali).
Sebagai penutup, saya ingin mengutip sebuah paragraf dari novel ini yang dimata saya tampak bold (walaupun sebenarnya ianya tidak dicetak bold sama sekali). "Keduanya saling membuang pandang hingga tiba di rumah. Sama-sama berusaha saling mendiamkan. Berharap masing-masing mengerti apa yang diinginkan oleh pasangan. Padahal diam hanyalah menambah kerumitan komunikasi di antara keduanya. Ibarat salah paham yang tak terselesaikan kemudian dimaklumkan sebagai kompromi. Menumpuk dan menunggu ledakan hebat setelah tak tertahankan. Entah kapan."