KAJIAN INVESTASI BALAI BENIH PADI DI KABUPATEN BEKASI Ina Yuliana*) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi
[email protected] Suprianto**) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
[email protected] Dedi Djuliansyah***) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini adalah kasus pada Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bekasi, yakni dalam Perencanaan Pembangunan Balai Benih Padidengan tujuan untuk mengetahui kelayakan teknis, kelayakan finansial dan potensi pasar rencana pembangunan Balai Benih Padi di Kabupaten Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dilihat dari aspek teknis calon lokasi yang diperuntukan bagi pembangunan Balai Benih Padi yang terletak di Desa Karangharja Kecamatan Pebayuran merupakan lokasi yang paling layak dibandingkan dengan lokasi yang terletak di Desa Karangjaya Kecamatan Pebayuran dan Desa Sindangjaya Kecamatan Cabangbungin. Ditinjau dari aspek finansial rencana investasi Pemerintah Kabupaten Bekasi dalam Pembangunan Balai Benih Padi adalah layak. Dengan asumsi Discount Factor (DF) sebesar 48 persen, diperoleh Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 2.410.068, Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) sebesar 1,005 dan Internal Rate of Ratio ( IRR) sebesar 48,26 persenTotal investasi sebesar Rp.460.517.000, diprediksi mampu dikembalikan (Payback Periods) dalam waktu 2 tahun 5 bulan. Ditinjau dari aspek pasar, total produksi Balai Benih sebesar 98.000 kilogram per tahun, dapat mencukupi Market Share sebesar 3,86 persenterserap oleh Kebutuhan benih padi di Kabupaten Bekasi yang mencapai rata-rata ± 2.537.250 kilogram pertahun. Kata Kunci : Aspek Teknis, Aspek Finansial dan Aspek Pasar.
1) 2) 3)
Peneliti Pembimbing 1 Pembimbing 2
1
ABSTRACT This research is case on on duty plantation agricultural and kehutanan is Bekasi's Regency, namely deep Seed Hall development planning Paddy with to the effect to know technical feasibility, financial feasibility and strategical market potency Seed Hall development Bekasi's Regency Paddy. This observational result points out that was seen from prospective technical aspect location which at allotment for Seed Hall development Paddy that lies at Karangharja's Village Pebayuran's district constitute the most location reasonably been compared with location that lies at Karangjaya's Village Pebayuran's district and Sindangjaya's Village Cabangbungin's district. Sighted from strategical financial aspect Regency Commanding investment Bekasi in Seed Hall Development Paddy is reasonable. With assumption discount Factor (DF) as big as 48 percents, gotten Net Present Value (NPV) as big as Rp.2.410.068,Net Benefit Cost Ratio (NetB/C ) as big as 1,005 and Internal Rate of Return(IRR) as big as 48,26 percent. Full scale investment as big as Rp.460.517.000, predicted can be backed(Payback Periods) in the period of 2 years 5 months. Sighted from market aspect, full scale Seed Hall production as big as 98.000 kilograms per year, can suffice Market Share as big as 3,86 percent adsorbed by seed the need Bekasi's Regency paddies that reach average ±2.537.250 kilograms/year. Key word: Technical aspect, Financial aspect and Market Aspect. PENDAHULUAN Sejak
terbentuknya
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
upaya
pemenuhan kebutuhan pangan pokok khususnya beras menjadi salah satu unsur prioritas dari masa ke masa program pembangunan nasional.(Samsudin Abbas, 2000) menyatakan bahwa melalui upaya intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi dimasa awal tahun 1980-an produktivitas padi nasional yang semula kurang dari 2 ton gabah kering giling (GKG) per hektar per musim, bisa ditingkatkan hingga menjadi 4 sampai 5 ton GKG per hektar per musim. Produktivitas hasil padi yang dicapai saat ini rata-rata telah mencapai 4,7 ton per hektar, sedangkan potensinya dapat mencapai 6 ton per hektar sampai 7 ton per hektar. Belum optimalnya produktivitas padi di lahan sawah antara lain
2
disebabkan oleh rendahnya efisiensi pemupukan, belum efektifnya pengendalian hama penyakit, penggunaan benih kurang bermutu, varietas yang dipilih tidak adaptif, kekurangan hara K dan unsur mikro, sifat fisik tanah tidak optimal, dan pengendalian gulma kurang optimal (Makarim, 2000). Lambatnya inovasi teknologi, termasuk pengembangan varietas unggul baru dan perbanyakan benih, serta ketidakseimbangan hara dan degradasi bahan organik di tanah sawah diduga merupakan salah satu penyebab dari fenomena pelandaian produksi padi yang terjadi.
maka
perlunya
penerapan
komponen
teknologi
termasuk
pula
perbanyakan benihnya guna memenuhi kebutuhan benih secara optimal, baik mutu maupun kualitasnya. Berdasarkan Keputusan Mentri Pertanian Nomor 347 tahun 2003, Balai Benih Hortikultura dibawah koordinasi Pemerintah Provinsi sedangkan untuk Balai Benih Tanaman Pangan dibawah koordinasi Pemerintah Provinsi dan atau dikelola oleh Pemerintah Kabupaten atau Kota. Kabupaten Bekasi memiliki kepentingan yang sangat kuat atas keberadaan Balai Benih Tanaman Pangan khususnya
tanaman
padi
di
daerah.Seperti
diketahui
dalam
upaya
mempertahankan dan meningkatkan produksi pangan nasional yaitu beras, Kabupaten Bekasi memiliki peran yang cukup besar.Wilayah Kabupaten Bekasi merupakan salah satu kawasan andalan lumbung padi di jalur Pantai Utara Jawa Barat.Menurut data Bapeda Jawa Barat (2010), kontribusi wilayah Kabupaten Bekasi mencapai kurang lebih 20% terhadap produksi beras Provinsi Jawa Barat. Merujuk Keputusan Mentri Pertanian, Pemerintah Kabupaten Bekasi dimungkinkan untuk membangun dan memiliki serta mengelola Balai Benih Padi sendiri. Rencana Pembangunan Balai Benih di Kabupaten Bekasi termuat dalam Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah tahun 2012-2017, relevan dengan visi dan misi pembangunan Kabupaten Bekasi sebagaimana tercantum dalam RPJMD Kabupaten Bekasi Tahun 2012-2017. Perlu diketahui bahwa visi Kabupaten Bekasi adalah: “Terwujudnya Kabupaten Bekasi Yang Demokratis, Produkstif, Berdaya Saing dan Sejahtera Dalam Lingkungan Masyarakat Yang Agamis Melalui Penguatan Sektor Perindustrian, Perdagangan, Pertanian dan Pariwisata Tahun 2017”.
3
Visi pembangunan tersebut secara ekpilsit menyatakan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diharapkan menjadi salah satu pilar ekonomi daerah. Visi pembangunan tersebut diperkuat dengan salah satu misi pembangunan, butir kedua yaitu: “Meningkatkan daya saing daerah dalam bidang perindustrian, perdagangan, dan pertanian”. Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah rencana investasi pembangunan Balai Benih Padi di Kabupaten Bekasi tersebut layak ditinjau dari aspek teknis ? (2) Apakah rencana investasi pembangunan Balai Benih Padi di Kabupaten Bekasi tersebut layak ditinjau dari aspek finansial (financial benefit) ? (3) Bagaimana rencana investasi pembangunan Balai Benih Padi di Kabupaten Bekasi tersebut ditinjau dari aspek pasar? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kelayakan rencana investasi pembangunan Balai Benih Padi di Kabupaten Bekasi ditinjau dari aspek teknis, mengetahui kelayakan rencana investasi pembangunan Balai Benih Padi di Kabupaten Bekasi ditinjau dari aspek finansial (financial benefit), mengetahui rencana investasi pembangunan Balai Benih Padi di Kabupaten Bekasi ditinjau dari aspek pasar. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bekasi, yakni dalam Perencanaan Pembangunan Balai Benih Padi di Kabupaten Bekasi. Responden yang utama dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bekasi.Informasi yang diharapkan berkaitan dengan tatanan kebijakan. Sedangkan informasi yang bersifat teknis diperloleh dari Kepala Bidang (Kabid) Bina Program, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Benih Padi dan Staf Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bekasi Lainnya. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis penilaian dan pemberian skoring dengan pendekatan skla likert untuk aspek
4
teknis, kelayakan finansial dan market share untuk mengetahui potensi pasar.Analisis data yang dimaksud dijabarkan sebagai berikut : Penentuan skoring pada kriteria objektif (BukuKerja.com/2012/PanduanPenentu-Skoring-Kriteria) dengan rumus sebagai berikut: 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒
Interval (I) =𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
atau
Interval (I) =
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 −𝑆𝑘𝑜𝑟𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖
Keterangan : Range (R) =Skor Tertinggi − Skor Terendah Kategori (K) = 3 adalah banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria objektif. Kategori yaitu : Tidak Layak, Cukup Layak, Layak. Kriteria Nilai Jenjang = 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 + 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙. Perhitungan skoringdiklasifikasi dalam kriteria nilai jenjang diuraikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi Kriteria Nilai Jenjang Pada Kondisi Teknis Lahan untuk Balai Benih Padi No Nilai Jenjang 1. 14 – 23,3 2. 23,4 – 32,7 3. 32,8 – 42 Sumber : Data Primer Diolah 2014
Kategori Tidak Layak Cukup Layak Layak
Perhitungan Net peresent Value (NPV) menurut (Abdul Choliq, Rivai Wirasasmita, dan Sumarna Hasan, 1999), menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑡=𝑛
B𝑡 − C𝑡 atau 1+i t
NPV = 𝑡=0
𝑡=𝑛
NPV =
B𝑡 − C𝑡 DF 𝑡=0
Keterangan : B𝑡 = Manfaat (benefit) pada tahun ke-t. C𝑡 = Biaya (cost) pada tahun ke-t. DF = Discount Factor. i = Tingkat bunga yang berlaku. 𝑛 = Lamanya periode. Pengambilan Keputusan: Jika NPV > 0 maka usaha tersebut layak diusahakan. Jika NPV < 0 maka usaha tersebut tidak layak diusahakan. Benefit adalah besarnya penerimaan Balai Benih Padi, dihitung dari kuantitas benih yang dihasilkan dalam tahun yang bersangkutan dikalikan dengan harga benih tersebut. B𝑡 = Yt. Hy
5
Keterangan: Bt = Benefit. Y = Jumlah produk pada tahun t. Hy = Harga Satuan Produk rata-rata pada tahun t. Perhitungan Net Benefit Ratio (Net B/C) menurut (Abdul Choliq, Rivai Wirasasmita, dan Sumarna Hasan, 1999), menggunakan rumus sebagai berikut : 𝑁𝑒𝑡B/C =
t=n Bt −Ct t=1 (1+i)t
atau t=n Ct −Bt
Net B/C =
t=1 (1+i)t
t=n t=0 NPV t =n NPV t =0
Positif Negatif
Keterangan: Bt = Manfaat (Benefit) pada tahun ke-t. Ct = Biaya (Cost) pada tahun ke-t. i = Discount factor. t = Umur proyek. Kaidah Keputusan Net B/C ratio adalah : Jika Net B/C > 1 maka proyek layak untuk dilaksanakan. Jika Net B/C < 1 maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Perhitungan Ineternal Rate of Return (IRR) menurut (Abdul Choliq, Rivai Wirasasmita, dan Sumarna Hasan. 1999). Menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑁𝑃𝑉 + IRR = 𝑖1 + (𝑖 − 𝑖1 ) 𝑁𝑃𝑉 + − 𝑁𝑃𝑉 − 2 Keterangan: 𝑖1 = Discount Factor (tingkat Bunga) pertama dimana diperoleh NPV Positif. 𝑖2 = Discount Factor (tingkat Bunga) kedua dimana diperoleh NPV Negatif. Perhitungan Payback Periods menurut (Abdul Choliq, Rivai Wirasasmita, dan Sumarna Hasan. 1999). Menggunakan rumus sebagai berikut: Payback=
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑁𝑒𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 rata −rata tiap tahun
Menurut Sudiyono (2004), perhitungan Market Sharemenggunakan rumus sebagai berikut: Market Share=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐵𝑎𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑒𝑛𝑖 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢 𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟
x 100 %
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Aspek Teknis Kelayakan Teknis Investasi Balai Benih Padi Kabupaten Bekasi mengacu pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor 347/Kpts/OT.210/6/2003 yaitu diuraikan
6
melalui pendekatan analisis kondisi fisik lahan, kondisi sistem pengairan, kondisi agroklimat, kondisi prasarana dan sarana transportasi, serta prasrana dan sarana komunikasi. Kapasitas Ruang Lahan yang diperlukan untuk pembangunan Balai Benih Padi di Kabupaten Bekasi sekurang-kurangnya 100.454 m2, terdiri dari kebutuhan lahan untuk perkantoran 20 m2, gudang peralatan 20 m2, gudang padi 124 m2, dan untuk lantai jemur (lamporan) 240 m2, rumah kaca 30 m2, mini laboratorium 20 m2 Sedangkan penyediaan lahan untuk produksi dan demplot sekurang-kurangnya mencapai 10 hektar atau setara dengan 100.000 m2. Tiga alternatif lahan yang diperuntukkan bagi pembangunan balai benih tersebut, yakni lahan yang berlokasi di Desa Karangharja dan Karangjaya Kecamatan Pebayuran, dan lahan yang terletak di Desa Sidangjaya Kecamatan Cabangbungin. Letak dan luas masing-masing lahan dapat dilihat Tabel 2. Tabel2. Luas Lahan dan Alternatif Lokasi No Kecamatan Desa 1 Pebayuran 1. Karangharja 2. Karangjaya 2 Cabangbungin 3. Sindangjaya
Luas (m2) ± 114.000 ± 112.000 ±114.000
Kapasitas Ruang Memadai Memadai Memadai
Sumber : Bekasi Dalam Angka Tahun 2012 Diolah
Sistem Pengairan Kabupaten Bekasi selain memiliki sumber air tanah juga memiliki potensi sumber pengairan dari aliran sungai. Kondisi lingkungan pengairanlokasi yang diperuntukkan bagi pembangunan Balai Benih Padi dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3.Kondisi Pengairan di Lokasi Kajian Lahan Balai Benih Padi No Kecamatan Desa Sistem Pengairan Kategori 1 Pebayuran 1. Karangharja Irigasi Teknis Memadai 2. Karangjaya Irigasi Teknis Memadai 2 Cabangbungin 3. Sindangjaya Irigasi Set Teknis Kurang memadai Sumber : Bekasi Dalam Angka Tahun 2012 Diolah
Kesuburan LahanBalai Benih Padi memerlukan lahan produksi yang sekaligus berfungsi sebagai lahan percontohan.Oleh sebab itu Balai Benih Padi selayaknya didukung dengan sumberdaya lahan yang memiliki tingkat kesuburan memadai.Lahan
yang
subur
ditunjukkan
7
dengan
produktivitas
yang
tinggi.Produktivitas calon lahan pembangunan Balai Benih Padi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4.Produktivitas Calon Lahan Untuk Pembangunan Balai Benih Padi No Kecamatan Desa Kw/ hektar/musim Kategori 1 Rata-rata Kab.Bekasi ± 62,50 Subur 2 Pebayuran Karangharja ± 62,98 Subur Karangjaya ± 62,98 Subur 3 Cabangbungin Sindangjaya ± 62,87 Subur Sumber : Bekasi Dalam Angka Tahun 2012 Diolah
Daya Dukung Lingkungan Menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Lokasi yang dicanangkan untuk Balai Benih Padi adalah lahan yang lingkungannya berupa areal persawahan.proporsi luas lahan sawah di dua kecamatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Lahan Sawah dan Bukan Sawah di Lokasi Kajian Lahan Balai Benih No 1 2 3
Kecamatan Pebayuran Cabangbungin Kab Bekasi
Sawah Ha 6.827 3.313 54.425
% 7,09 6,67 42,72
Lahan Bukan Sawah Ha % 2.807 92,11 1.657 93,33 72.963 57,28
Jumlah Ha % 9.634 100 4.970 100 127.388 100
Kategori Memadai Memadai Memadai
Sumber : Bekasi Dalam Angka Tahun 2012Diolah.
Tingkat kepekaan lahan terhadap erosi di Kabupaten Bekasi pada umumnya adalah baik atau stabil. Apabila dibuat klasifikasi tingkat kepekaan tanah terhadap erosi dapat dibagi menjadi tiga kategori dan dapat dilihat pada Tabel 6 Tabel 6. Klasifikasi Tingkat Kepekaan Tanah Terhadap Erosi No 1. 2. 3.
Luas Tanah (Ha) ± 17.220,19 ± 3.127,02 184,79
Proporsi (%) 83,87 15,23 0,9
Kategori Stabil Cukup Stabil Kurang Stabil
Sumber : Bekasi Dalam Angka Tahun 2012 Diolah
Kondisi agroklimatlokasi untuk produksi benih padi, harus memenuhi persyaratan iklim tertentu sehingga mendukung kelancaran serta dapat menjamin kualitas benih. Persyaratan ikim diantaranya: suhu, terpaan cahaya matahari, kelembaban udara, kecepatan angin dan lain-lain. Kondisi agroklimat ideal untuk tanaman padi dan kondisi real Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada Tabel 7.
8
Tabel 7.Kondisi Agroklimat Ideal Tanaman Padi dan Kondisi RealKab. Bekasi No
Unsur Iklim
1.
Suhu Udara
2.
Kelembaban
3.
Lama Penyinaran Curah Hujan
4. 5.
Ketinggian Tempat
Kondisi Ideal Tanaman Padi Dataran rendah: 22-27 oC Dataran tinggi : 19-23 oC Cuaca panas dan tinggi dengan musim hujan 4 bulan 8 Jam
Kondisi Riel Kab. Bekasi 28 oC- 40oC
Keterangan
Cukup tinggi 40% - 66%. 10 Jam
Sesuai
200 mm/ bulan 1500-2000 mm/tahun dataran rendah:0 - 650 m dpl dataran tinggi : 650-1500 m dpl
6-370 mm/bulan 1502,85 mm/tahun 0-25 m dpl 26-100m dpl > 100 m dpl
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sumber : Bekasi Dalam Angka Tahun 2012 Diolah
Kondisi prasarana dan sarana transportasilokasi Balai Benih Padi harus mudah dijangkau oleh stakeholder, terutama petani. Jarak dan waktu tempuh untuk mencapai lokasi Balai Benih Padi dapat dilhat pada Tabel 8. Tabel8. Jarak, Waktu Tempuh dan Sarana Angkutan Untuk Mencapai Lokasi Lokasi dan Jarak Tempuh
Satuan
1. Jarak Lokasi dari : Kantor Bupati Kantor Camat setempat Kantor Kep Desa setempat 2. Waktu Tempuh dari Kantor Bupati Kantor Camat setempat Kantor Kep Desa setempat 3. Alat Angkut
Km Km Km Menit Menit Menit Menit
Lokasi Lahan Pebayuran Cabangbungin Karangharja Karangjaya Sindangjaya 42 17 1
37 7 1,5
63 2,5 1
60 30 2 Roda 4
45 15 3 Roda 2
75 4 2 Jalan Kaki
Sumber : Bekasi Dalam Angka Tahun 2012 Diolah
Dukungan sumberdaya manusia yang maksimal berada di Kecamatan Pebayuran dan Kecamatan Cabangbungin, sebagian besar beratapencaharian pada sektor pertanian sebagai buruh tani. Dukungan sumberdaya manusia dapat dilihat pada jumlah kelompok tani di Kabupaten Bekasi yang tersaji pada Tabel 9. Tabel 9. Kelompok Tani di Kabupaten Bekasi Tahun 2012. No
Kecamatan
Jumlah Kelompok Tani
Jumlah Anggota Kelompok Tani
1. Pebayuran 140 2. Cabangbungin 111 Sumber : BP4K dan KP Kabupaten Bekasi
5.459 4.070
9
Gapoktan 14 8
Luas Lahan (ha) 6.123,615 3.951,750
Aspek teknis lahan untuk Balai Benih Padi berdasarkan tiga lokasi yang direncanakan yaitu di Desa Karangharja, Desa Karangjaya Kecamatan Pebayuran dan Desa Sindangjaya Kecamatan Cabangbungin di klasifikasi dalam bentuk kriteria nilai jenjang dan kategorinya, dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10.Klasifikasi Nilai Jenjang dan Kategori Aspek Teknis Lahan untuk Padi No Desa 1. Karangharja 2. Karangjaya 3. Sindangjaya Sumber : Data Primer Diolah, 2014.
Skor Maksimal 41 39 37
Kategori Layak Layak Layak
Analisis Aspek Finansial Analisis kelayakan finansial adalah analisis untuk melihat layak tidaknya suatu proyek berdasarkan besarnya korbanan biaya (cost) dibandingkan dengan potensi pendapatan (benefit) yang akan diperoleh dari proyek tersebut. menghitung analisis finansial digunakan beberapa asumsi yang dijadikan panduan analisis diantaranya: (a) Perhitungan analisis finansial dalam bahasan ini dinyatakan dalam satuan mata uang rupiah (Rp).(b) Umur proyek 10 tahun dan terjadi dua kali investasi untuk pengadaan alsintan yang umur produktifnya diperkirakan hanya 5 tahun, (c) Pendapatan (benefit) dari pengelolaan proyek tahun ke nol dianggap tidak ada (nol rupiah) Pendapatan diasumsikan diperoleh baru pada tahun yang pertama, (d) Produktivitas lahan sawah 6.200 kg Gabah Kering Giling (GKG) konsumsi per hektar per musim, dijadikan benih hanya menjadi 4.900 kg per hektar per musim. sebanyak 1300 kg menjadi gabah konsumsi,
(e)
Discount
factor
untuk
menghitung (present
value)
48
persenPenetapan nilai tersebut merujuk pada rata-rata tingkat perolehan proyek tidak kurang dari 4 persen per bulan,.(f) Seiring dengan berjalannya waktu, harga penjualan benih dan padi konsumsi mengalami kenaikan sebesar rata-rata 1 persen sehingga meningkatkan penerimaan hasil penjualan benih dan padi konsumsi dari tahun ke tahun sebesar rata-rata 1 persen. dari tahun ke tahun (g) Biaya pemeliharaan fasilitas naik rata-rata sebesar 1 persen per tahun. Estimasi manfaat finansial adalah manfaat ditinjau dari aspek keuangan yang diperoleh dari aktivitas proyek. Estimasi manfaat finansial tahun pertama dari pengelolaan balai benih dapat dilihat pada Tabel 11.
10
Tabel 11. Prediksi Biaya Usaha Penangkaran Benih Padi Sawah 10 Hektar Pertahun dua Musim Tanam. No
Penerimaan Hasil Panen
A. 1. 2. B. 1. 2.
Total Penerimaan Benih Gabah Konsumsi Total Biaya Benih kelas BD Pupuk Urea NPK Ponska Pestisida Curater 3G Tenaga Kerja
3. 4.
5.
Pengolahan lahan dengan Traktor Perbaikan pematang Persemaian Persiapan Tanam Tanam Pemupukan Penyiangan Rouguing Panen dan Perontokan Pengeringan Gabah (Rp/Kg) Pembersihan Calon Benih Biaya Proses benih Pendaftaran awal Labor dan Pelabelan (Rp/Kg) Packing (Rp/Kg) Sewa Lahan
Satuan
Quantity
Harga Satuan (Rp)
3.000 2.800 22.500
47.500.000 41.650.000 5.850.000 35.060.000 2.375.000 1.140.000 300.000 840.000 4.050.000
Nilai (Rp) Dua musim 10 Ha 950.000.000 833.000.000 117.000.000 701.200.000 47.500.000 22.800.000 6.000.000 16.800.000 81.000.000 373.000.000 9.000.000
Kg Kg
4.900 1.300
8.500 4.500
Kg Kg Kg Kg Kg
250
9.500
100 300 180
Nilai (Rp) Hektar/musim
HOK
10
45.000
18.650.000 450.000
HOK
20
45.000
900.000
18.000.000
HOK HOK HOK HOK HOK HOK (%)
20 50 60 30 70 40 0.10
45.000 45.000 40.000 45.000 40.000 45.000 47.500.000
900.000 2.250.000 2.400.000 1.350.000 2.800.000 1.800.000 4.750.000
18.000.000 45.000.000 48.000.000 27.000.000 56.000.000 36.000.000 95.000.000
Kg
100
56.000
560.000
11.200.000
Kg
100
4.900
490.000
9.800.000
1.720.000
34.400.000
Paket Kg
1 200
250.000 4.900
250.000 980.000
5.000.000 19.600.000
Rp/Kg (% hasil)
100 0,15
4.900 47.500.000
490.000 7.125.000
9.800.000 142.500.000
12.440.000
248.800.000
6.
Laba usaha penangkaran Sumber : Data Primer Diolah 2014
Estimasi Korbanan (Cost)diklasifikasi kedalam dua kategori, yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi direalisasikan pada tahun ke (0) tersaji pada Tabel12.
11
Tabel 12. Estimasi Besarnya Biaya Investasi Pembangunan Balai Benih Padi No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Satuan m2 1 set m2 m2 m2 %
Komponen Bangunan Kantor Balai Benih Padi Interior Kantor Gudang Peralatan Gudang Padi Lantai Jemur PPN Jumlah Investasi Bangunan Sumber : Data Primer Diolah 2014
Volume 20 20 124 120 0.10
Harga Satuan 2.750.000
Jumlah 55.000.000 17.220.000 30.000.000 186.000.000 60.000.000 34.882.000 383.042.000
1.500.000 1.500.000 500.000 348.220.000
Biaya operasional adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk operasional Balai Benih Padi.Komponen biaya operasional dirinci dalam Tabel 13. Tabel 13. Estimasi Komponen Biaya Operasional Balai Benih Padi Tahun Pertama Komponen Biaya Operasional Tahun Pertama 1 Pemeliharaan Bangunan 2 Rek Listrik/Air 3 Gaji Pengelola Balai Benih Jumlah Sumber: Data Primer Diolah 2014 No
Volume
Harga Satauan
12 12 12
500.000 150,000 2.250,000
Jumlah (Rp) 6.000.000 1,800,000 27.000,000 34.800.000
Estimasi Benefityang didapat dari Balai Benih Padi adalah seluruh penerimaan dari hasil penjualan produksi benih padi sebesar Rp.833.000.000, penjualan gabah konsumsi Rp. 117.000.000 dan total penerimaan Rp.950.000.000. Estimasi analisis finansialselama sepuluh tahun tersaji pada Tabel 14. Tabel 14 Estimasi Analisis Finansial Proyek Pembangunan Balai Benih Padi Tahun
Benefit
Cost
Net Benefit
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
0 950.000.000 959.500.000 969.095.000 978.785.950 988.573.810 998.459.548 1.008.444.143 1.018.528.585 1.028.713.870 1.039.001.009
460.517.000 736.000.000 736.060.000 736.120.600 736.181.806 813.718.624 736.306.060 736.369.121 736.432.812 736.497.140 736.562.112
(460.517.000) 214.000.000 223.440.000 232.974.400 242.604.144 174.855.185 262.153.487 272.075.022 282.095.772 292.216.730 302.438.897
Df (48%) 1,000 0,676 0,457 0,308 0,208 0,141 0,095 0,064 0,043 0,029 0,020
NPV (460.517.000) 144.594.595 102.008.766 71.865.931 50.565.156 24.624.643 24.945.106 17.492.693 12.254.705 8.577.281 5.998.194 2.410.068
Df (49%) 1,000 0,671 0,450 0,302 0,203 0,136 0,091 0,061 0,041 0,028 0,019
NPV (460.517.000) 143.624.161 100.644.115 70.428.655 49.221.307 23.809.330 23.957.309 16.687.251 11.611.984 8.072.883 5.607.573 (6.852.432)
Sumber : Data Primer Diolah 2014
Berdasarkan data Tabel14.Benefit pada tahun pertama sebesar Rp.950.000.000. Cost pada tahun ke nol sebesar Rp.460.517.000 dan terjadi penambahan cost pada tahun ke lima untuk pembaharuan alsintan sebesar Rp.813.718.624 Net Present Valuedi
12
akhir proyek dengan DF 48 persen adalah Rp.2.410.068. dengan NPV positif sebesar Rp.462.927.068 dan NPV negatif sebesar Rp.-460.517.000. Pada DF 49 persenNet Present Valuedi akhir proyek adalah sebesar Rp.-6.852.432 dengan NPV positif sebesar Rp.453.664.568, dan NPV negatif sebesar Rp.-460.517.000.Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) sebesar Rp.1,005. Internal Rate ofReturn (IRR)IRR sebesar 48,26 persen. Payback Periods investasi untuk Pembangunan Balai Benih Padi akan kembali dalam waktu 2 tahun 5 bulan Analisis Aspek Pasar Analisis aspek Pasarmenurut ketentuan Keputusan Mentri Pertanian Nomor 347 tahun 2003 jangkauan wilayah layanan Balai Benih meliputi wilayah Provinsi. Namun untuk analisis (supply dan demand) kajian ini hanya dilakukan untuk Kabupaten Bekasi. Jumlah produksi Balai Benih Padi 98.000 kilogram per tahun,dapat mencukupi Market Share sebesar 3,86 persenterserap oleh Kebutuhan benih padi di Kabupaten Bekasi yang mencapai rata-rata ± 2.537.250 kilogram per tahun. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Berdasarkan pertimbangan teknis kesesuaian lahan dengan rencana tata ruang,
kapasitas ruang, sistem pengairan, kesuburan lahan, daya dukung lingkungan, kepekaan terhadap erosi, kondisi agroklimat, prasarana dan sarana transportasi, lokasi yang diperuntukkan bagi pembangunan Balai Benih Padi di Desa Karangharja
Kecamatan
Pebayuran
merupakan
lokasi
paling
layak
dibandingkan dengan dua lokasi lainnya yang terletak di Desa Karangjaya Kecamatan Pebayuran dan lokasi yang terletak di Desa Sindangjaya Kecamatan Cabangbungin. 2) Ditinjau dari aspek finansial rencana investasi Pemerintah Kabupaten Bekasi
membangun Balai Benih Padi adalah layak. Dengan asumsi investasi sebesar Rp.460.517.000,Discount Factor (DF) sebesar 48 persen, diprediksi akan memperoleh Net Present Value (NPV) sebesar Rp 2.410.068, Net Benefit Cost
13
Ratio (Net B/C) sebesar 1,005, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 48,26 persen, dan Payback periode 2 tahun 5 bulan. 3) Potensi pasar Benih padi masih cukup terbuka. Kebutuhan benih di Kabupaten
Bekasi mencapai rata-rata ± 2.537.250 kg per tahun. Sementara Kapasitas Produksi Balai Benih hanya 98.000 kg per tahun sehingga dibandingkan dengan kebutuhan Kabupaten Bekasi dapat mencukupi market share 3,86 persen. Maka ditinjau dari aspek potensi serapan pasar, pembangunan Balai Benih Padi di Kabupaten Bekasi adalah layak. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah diuraikan tersebut di atas, maka penelitian ini menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1) Rencana pembangunan Balai Benih Padi adalah layak ditinjau dari aspek aspek teknis, aspek finansial dan aspek pasar, maka eksekusi pelaksanaannya dapat dilakukan segera mungkin. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Bekasi dapat segera menganggarkan pembiayaannya melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). 2) Dari tiga alternatif lokasi yang diperuntukkan bagi pembangunan Balai Benih Padi, lokasi yang terletak di Desa Karangjaya Kecamatan Pebayuran merupakan lokasi yang paling layak dibandingkan dengan dua lokasi lainnya. 3) Untuk lebih menjamin serapan produksinya, sosialisasi produk Balai Benih Padi kepada petani dapat dilakukan melalui perangkat internal organik penyuluh pertanian setempat. Orientasi pemasaran produk benih hendaknya tidak terfokus pada pasar wilayah Kabupaten Bekasi, namun dapat dilakukan ekspansi ke wilayah kabupaten di sekitarnya, seperti Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang yang keduanya merupakan sentra produksi padi di Provinsi Jawa Barat. DAFTAR PUSTAKA Abdul Choliq, Rivai Wirasasmita dan Sumarna Hasan. 1999. Evaluasi Proyek. CV Pionir Jaya, Bandung. Badan Pengawas Daerah Jawa Barat. 2010. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat2007.
14
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bekasi. 2012. BP4K dan KP Kabupaten Bekasi. Kabupaten Bekasi. Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bekasi. 2012. Laporan Tahunan Pembangunan Pertanian Tahun 2012. Kabupaten Bekasi. Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bekasi.2012.Rekap SP Lahan Tahun 2012 Sekretariat Dinas. Kabupaten Bekasi. Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bekasi. 2012. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bekasi 2012. Kabupaten Bekasi. Http://www.BukuKerja.com/2012/10/Panduan-Penentuan-Skoring-Kriteria?m=1 Keputusan Mentri Pertanian Nomor 347 Tahun 2003.Http:// www.Keputusan Mentri Pertanian Nomor 347 Tahun 2003. Makarim, A. Nugraha dan U.G Kartasasmita.2000. Teknologi Produksi Padi Sawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Samsudin Abbas. 2000. Revolusi Hijau Dengan Swasembada Beras dan Jagung.Badan Pengendali Bimas Direktorat jendaral Tanaman Pangan Dan Hortikultura Departemen Pertanian. Jakarta. Sudiyono. 2004. Pemasaran Pertanian.Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. .
15