Suplemen Psikografi di Indonesia Perilaku Konsumen\ RPKPS\ Jurusan manajemen\ 11-03 Di Indonesia, riset tentang psikografi antara lain dirintis oleh PT. Surindo Utama. Biro nset swasta mi telah melakukan pemetaan segmen gaya hidup perkotaan (urban life cyde) pada tahun 1988 dan 1995. Sampel penelitian sebanyak 4000 responden dan lima kota besar di Indonesia: Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Semarang. Berdasar pada analisis faktor, ditemukan 3 kelompok besar seperti terdeskripsikan berikut ini. 1. Pleasure - Achievement factor Menjelaskan tingkat/kualitas upaya atau kerja keras seseorang untuk mencapai sesuatu. Kata pleasure yang dapat berarti “bersenang-senang” digunakan untuk menunjukkan bahwa individu tersebut memberikan kontribusi yang minimal atau cenderung santai untuk memenuhi sesuatu. 2. Follower - Commander factor Faktor yang menggambarkan seberapa jauh peranan seseorang dalam kelompoknya. Fdlower digunakan untuk menggambarkan karakter yang cenderung mengikuti arus serta kurang memiliki keberanian mengambil resiko dalam pengambilan keputusan. Sebaliknya, commander, mencitrakan sikap seseorang pemimpin yang berani mengambil sikap, resiko dan mempengaruhi orang lain. 3. Low profile - High profile factor Faktor yang menggambarkan seberapa jauh seseorang mempunyai keinginan untuk mencari perhatian. Low profile menggambarkan suatu karakter yang cenderung tidak ingin menonjolkan diri dan kurang terbuka terhadap perubahan. Hal sebaliknya berlaku untuk high profile. PLEASURE SEEKER
ACHIEVEMENT HIGH PROFILE
Attention Seeker (17%)
Socialites (11%)
Anxious (6%)
Affluent (15%)
Pleasure Seeker (20%)
Pusher (6%)
Loners (10%)
Achievers (14%)
LOW PROFILE
Universitas Gadjah Mada
Berdasar pada faktor-faktor tersebut, Surindo Utama menemukan 8 segmen untuk perilaku gaya hidup masyarakat perkotaan Indonesia, Yaitu: 1. The Affluent (15%). Pekerja keras, memiliki rasa percaya din yang kuat, menyukai inovasi, proaktif dan berani mengambil resiko. Senang mencari perhatian dan menyukai kehidupan yang dinamis. Kelompok mi cenderung terbuka tehadap halhal baru dan memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain. 2. The Achieveis (14%). Sama-sama memiliki keterampilan memimpin seperti the affluent; hanya saja mereka cenderung tidak suka diperhatikan orang lain. Mereka mengkonsumsi barang-barang secara fungsional (bukan seseorang yang trend. Pengambilan keputusan berdasarkan hal-hal yang sifatnya rasional. Kendati demikian, mereka tidak terlalu mudah menerima gagasan-gagasan baru. 3. The Anxious (6%). Mempunyai sikap the follower tetapi ambisius. Mereka memiliki rasa percaya diii yang kuat dalam pengambilan keputusan dan senang menunjukkan prestasinya, tetapi tidak memiliki banyak keberanian. Biasanya mereka memeriukan saran dan dorongan dan orang lain. Mereka mudah dibujuk dengan hal-hal yang sifatnya rasional. 4. The Loners (10%). Senang menyendiri dan kurang berani tampil. Mereka cenderung individualistik dan kurang tertanik untuk berafiliasi dengan teman, tetangga, atau orang-orang di sekitarnya. 5. The Socialite (11%). Senang bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain. Mereka juga pengambil resiko yang berani beitindak meski dasar rasionalnya kurang begitu kuat. Mereka cenderung ingin menguasai orang lain dan senang menonjol, juga reaktif terhadap perubahanperubahan dan cenderung bersifat impulsif. 6. The Pusher (6%). Orang-orang yang tidak ingin diperhatikan tetapi ingin mendominasi segala sesuatu tanpa arah yang jelas. Mereka tidak memiliki objective yang jelas untuk meraih sesuatu tetapi senang mengontrol orang lain. Mereka juga tidak begitu mudah menerima hal-hal yang baru. 7. The Attention Seeker (17%). Orang-orang mi cenderung ingmn menarik perhatian. Mereka senang membeli barang-barang baru untuk menarik perhatian orang lain, impulsif dan seringkali irasional. Mereka cenderung mudah ibujuk secara emosional dan cenderung menjadi follower. 8. Pleasure Seeker (20%). Ingin mencapal sesuatu tanpa kerja tenlalu keras, cenderung indidualistik, kurang senang bersosialisasi, tetapi tekun mengikuti tren.
Universitas Gadjah Mada
Mereka tidak memiliki piinsip yang cukup kuat sehingga mudah digoyahkan. Meski demikian, mereka tidak menghendaki terjadinya perubahan-perubahan. Studi lain yang menggunakan pendekatan psikografis dilakukan oleh Susianto pada tahun 1993 dengan rumusan AlO. Peneliti dan Fakultas Psikdogi UI mi mendapatkan 6 kelompok gaya hidup berikut 1. Hura-hura. Kelompok yang menyukai kegiatan “hura-hura” dalam arti tidak terlalu serius menekuni atau terlibat pada sesuatu hal. Sebagian besar adalah pna yang senang pada “keramaian kota”. 2. Hedonis. Kelompok yang mengarahkan aktivitasnya untuk mencan kenikmatan hidup. Mereka main di luar rumah dan membeli barang-barang mahal untuk memenuhi kesenangannya. 3. Rumahan. Kelompok yang menghabiskan banyak waktunya di rumah dan tak banyak bergaul. Berorientasi pada keluarga dan cenderung perhitungan dalam menghabiskan uangnya. 4. Sportif. Kelompok yang senang berolah raga dan mencapai prestsi dalam dah raga. Biasanya mereka bukan pesdek dan terbuka terhadap situasi. 5. Kebanyakan. Kelompok yang paling umum ditemui (sampai 30%). Mereka agak berhati-hati dalam berpenlaku I mengambil keputusan, cenderung kompromis (tidak ingin bertentangan dengan kelompok yang lebih besar) dan kurang berani menjadi inisiator. 6. Orang untuk orang lain. Kelompok yang peka terhadap kebutuhan orang lain, dapat diandalkan, bersikap sosial, produktif (selalu melakukan kegiatan yang “bermanfaat”) dan mengutamakan kebersamaan dalam keluarga.
Universitas Gadjah Mada
Suplemen UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual dalam era demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; b. bahwa pembangunan perekonomian nasional pada era globalisasi harus dapat mendukung tumbuhnya dunia usaha sehingga mampu menghasilkan beraneka ragam barang danlatau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak dan sekaligus mendapatkan kepastian atas barang danlatau jasa yang diperoleh dan perdagangan tanpa mengaki batkan kerugian konsumen. c. bahwa semakin terbukanya pasar nasional sebagai akibat dan proses globalisasi ekonomi harus tetap menjamin pernigkatan kesejahteraan masyarakat serta kepastian atas mutu, jumlah, dan keamanan barang dan/atau jasa yang diperolehnya di pasar; d. bahwa untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen perlu meningkatkan kesadaran, pengetahuan, kepedulian, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi dirinya serta menumbuhkembangkan sikap pelaku usaha yang bertanggung jawab; e. bahwa ketentuan hukum yang melindungi kepentingan konsumen di Indonesia belum memadai; f.
bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas diperlukan perangkat peraturan perundangundangan untuk mewujudkan keseimbangan perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku usaha sehirigga tercipta perekonomian yang sehat;
g. bahwa untuk itu perlu dibentuk Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen;
Universitas Gadjah Mada
Mengingat: Pasal 5 Ayat(1), Pasal 21 Ayat(1), Pasal 27, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945; Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang mi yang dimaksud dengan: 1. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. 2. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. 3. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha haik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didinikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia,
baik
sendiri
maupun
bersama-sama
melalui
perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. 4. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen. 5. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen. 6. Promosi adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu barang dan/atau jasa untuk menarik minat beli konsumen terhadap barang dan/atau jasa yang akan dan sedang diperdagangkan. 7. Impor barang adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.
Universitas Gadjah Mada
8. Impor jasa adalah kegiatan penyediaan jasa asing untuk digunakan di dalam wilayah Republik Indonesia. 9. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat adalah lembaga nonPemerintah yang terdaftar dan diakui oleh Pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen. 10. Klausula Baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen danlatau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. 11. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah badan yang bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan konsumen. 12. Badan Perlindungan Konsumen Nasional adalah badan yang dibentuk untuk membantu upaya pengembangan perlindungan konsumen. 13. Menteri adalah menteri yang ruang Iingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang perdagangkan. BAB 2 ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 Perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangari, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. Pasal 3 Perlindungan konsumen bertujuan: a. meningkatkan
kesadaran,
kemampuan
dan
kemandirian
konsumen
untuk
melindungi diri; b. mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dan akses negatif pemakaian barang dan/atau jasa; c. meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memiih, menentukan, dan menuntut hakhaknya sebagai konsumen; d. menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;
Universitas Gadjah Mada
e. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggungjawab dalam berusaha; f.
meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang danlatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen. BAB 3 BAGIAN PERTAMA - HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 4
Hak Konsumen adalah: a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkosumsi barang dan/atau jasa; b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ atau jasa; d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/ atau jasa yang digunakan; e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa penlindungan konsumen secara patut; f.
hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; h. hak untuk mendapatkan konpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; i.
hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan Iainnya. Pasal 5
Kewajiban konsumen adalah: a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakalan atau pemanfaatan barang dan/ atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
Universitas Gadjah Mada
b. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danlatau jasa; c. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati; d. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut. BAB 3 BAGIAN KEDUA- HAK DAN KEWAJIBAN PELAKU USAHA Pasal 6 Hak pelaku usaha adalah: a. hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; b. hak untuk mendapat perlindungan hukum dan tindakan konsumen yang beritikad tidak balk; c. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen; d. hak untuk rehabilitasi nama balk apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; e. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan Iainnya.
Pasal 7 Kewajiban pelaku usaha adalah a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya; b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharan; c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif, d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/ atau jasa yang berlaku; e. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan.
Universitas Gadjah Mada
f.
memberi kompensasi, ganti rugi dan/ atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/ atau jasa yang diperdagangkan;
g. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang darlatau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. BAB 15 KETENTUAN PENUTUP Pasal 65 Undang-undang ini mulai berlaku setelah 1 (satu) tahun sejak diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Disahkan di J a k a r t a pada tanggal 20 April 1999 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 20 April 1999 MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA ttd AKBAR TANDJUNG LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1999 NOMOR 42
Universitas Gadjah Mada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Kuis
Dosen : Naila Zulfa, MA
Perilaku Konsumen
Lt. 2 Sayap Selatan 0274-548510-15 ext.132 Kuis I 1. Jelaskan mengenai aktivitas pembelian konsumen. Sebutkan tahap-tahap yang dilalui konsu men dalam proses tersebut. 2. Jelaskan mengapa terdapat sejumlah perbedaan dalam aktivitas pembelian konsumen tersebut antara satu konsumen dengan konsumen yang lain. Kuis II 1. Jelaskan yang dimaksud dengan segmentasi. Mengapa pemasar perlu melakukan segmentasi. 2. Sebutkan
alternatif
segmentasi
yang
tersedia
bagi
pemasar
untuk
membidik/menyasar kosumen. Kuis III 1. Jelaskan
yang
dimaksud
dengan
kepribadian
dan
bagaimana
pengaruh
kepribadian bagi perilaku konsumen. 2. Sebut dan jelaskan secara singkat teori kepribadian yang anda pahami 3. Jelaskan perbedaan antara actual self-concept dan ideal self-concept. Menurut anda mana yang lebih berperan dalam perilaku konsumen. Jelaskan
Universitas Gadjah Mada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Kasus
Perilaku Konsumen
Dosen : Naila Zulfa, MA Lt. 2 Sayap Selatan 0274-548510-15 ext.132
Perilaku Investor Fenomena Initial Public Offering (IPO) yang dilakukan oleh Bank Mandiri dan diekspose di berbagai media beberapa waktu terakhir cukup menarik untuk dicermati. Menjelanggopublicsecara resmi tanggal 29 Juli 2003, Call center Bank Mandiri menerima tidak kurang 4000 penelepon setiap hari yang umumnya mengindikasikan ketertarikan untuk membeli sahamnya. Pada tahap awal ini, saham Bank Mandiri dijual dengan harga Rp560-680 per lembar. Padahal, nilai buku tahun 2002 sudah Rp625. Banyak kalangan menduga harga saham bank tersebut bakal terus melejit di atas Rp800 per lembar dalam beberapa bulan mendatang. Kepada investor ritel, Bank Mandiri juga dmenawarkan diskon hingga 3%. Di luar kebiasaan, dan bahkan mungkin belum pernah terjadi sebelumnya, kalau ‘iming-iming’ atau gimmick yang ditawarkan Bank Mandiri bukan waran atau sejenisnya, melainkan berupa undian berhadiah lima buah mobil Mercedes Benz E-Class dan hadiah Visa Gold senilai Rp50 juta untuk setiap pembelian 10 lot (50.000 lembar) saham. Nah, sungguh menarik, bukan? Jadi, silakan beli, siapa tahu anda beruntung. Namun perlu disadari bahwa fenomena semacam itu bukan lah hal yang mengherankan di Indonesia. Sambutan terhadap janji-jani “kenikmatan surgawi” selalu melambungkan harapan masyarakat dalam berinvetasi dan/atau bahkan mungkin berspekulasi. Sikap spekualtif semacam itu memang masih dijumpai dan mungkin akan terus dijumpai di masyarakat. Mengadu untung dengan pola ‘iming-iming’ memang sangat menantang. Hanya saja, faktor fundamental tentang produk dan entitas bisnis yang menawarkan mesti jadi pertimbangan. Mungkin masih ingat diam beak bagaimana kasus iming-iming yang ditawarkan oleh PT. QSAR (Qumia Subur Alam Raya), Probest, dan berbagai undian hadiah menarik lewat SMS berakhir dengan kegundahgulana-an para pembeli karena janji yang diberikan tidak pernah terwujud.
Universitas Gadjah Mada
Perbedaan antara investasi dan spekulasi memang Iah sangat tipis, dan karena itu Iah yang menjadikan banyak penawaran produk dengan ‘iming-iming cukup menggiurkan. a. Bagaimana mungkin pemahaman terhadap kultur dan tata nilai (values) dapat dmembantu menjelaskan keunikan perilaku pembelian suatu produk di Indonesia seperti yang diungkap dalam kasus tersebut? b. Bagaimana kelompok referensi berperan dalam proses pembelian produk-produk yang bernuansa ‘spekulatif’ seperti yang diungkap dalam kasus tersebut?
Universitas Gadjah Mada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kasus
Perilaku Konsumen
Dosen : Naila Zulfa, MA Lt. 2 Sayap Selatan 0274-548510-15 ext.132
PETUNJUK Jawablah soal-soal di bawah dengan singkat dan jelas. 1. •
Dalam melakukan kegiatan pembelian atau konsumsi, konsumen melalui
proses keputusan pembelian konsumen. Gambarkan dan jelaskan proses keputusan pembelian konsumen tersebut. •
Jumlah waktu dan upaya yang diberikan seorang konsumen pada setiap
kegiatan dalam proses terbut tidak selalu sama pada setiap pembelian produk atau jasa. Mengapa? Jelaskan. 2. •
Mengapa segmentasi berdasar proses perilaku, kegiatan pembelian dan
karakteristik latar belakang konsumen menjadi Iebih efektif jika dibandingkan dengan hanya menggunakan satu jenis dasar segmentasi? Jelaskan. •
Jelaskan bagaimana pengetahuan mengenai perilaku konsumen dapat
digunakan untuk mengembangkan empat komponen dalam bauran pemasaran. 3. •
Budaya memiliki sejumlah komponen yang perlu dipahami oleh pemasar.
Jelaskan mengapa pemasar perlu memahami komponen budaya sebuah komunitas atau niasyarakat. •
Sebut dan jelaskan dua alternatif yang dihadapi pemasar dalam segmentasi
pasar internasional. Jelaskan pula kelebihan dan kelemahan masing-masing •
Jelaskan bagaimana dan mengapa pemasar seharusnya mempelajari sejumlah
perspektif budaya seperti bahasa, kebiasaan, warna, waktu dan tempat. 4. •
Jelaskan bagaimana karakteristik rumah tangga dapat memberikan pengaruh
yang tangible maupun pengaruh yang intangible pada perilaku konsumen. •
Variable geografis seringkali berhubungan erat dengan sejumlah karkaterisktik
demografis dan membentuk geodemografis Jelaskan yang dimaksud dengan geodemografis. Jelaskan pula pengaruhnya bagi perilaku konsumen dan pemasar.
Universitas Gadjah Mada
5. •
Jelaskan
perbedaan
antara
actual
se/f-conceptdan
idea/self-concept.
Bagaimana pengaruh konsep din konsumen tersebut dalam perilaku pembelian konsumen? Jelaskan. 6. •
Terdapat sejumlah alasan mengapa konsumen menyandarkan din pada
kelompok referensi pada proses keputusan pembeliannya. Sebut dan jelaskan alasan tersebut. •
Berdasarkan dimensi keanggotaan, affinitas dan struktur kelompok, terdapat
empat jenis pengaruh kelompok referensi. Jelaskan dan berikan contoh masingmasing. 7. • •
Jelaskan mekanisme teori means-end chain dan laddering beserta contoh. Uraikan argumen yang menyatakan bahwa ikian yang diluncurkan oleh
pemasar tidak menciptakan kebutuhan tetapi mencerminkan kebutuhan konsumen.
----Selamat mengerjakan---
Universitas Gadjah Mada