SUMMARY UJI KADAR FORMALIN PADA BUAH APEL DAN JERUK IMPOR DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO TAHUN 2013 FILMA AYU LESTARI TONTOIYO NIM: 811 409 103 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Filma Ayu Lestari Tontoiyo. 2013. Uji Kadar Formalin Pada Buah Apel Dan Jeruk Impor Di Pasar Modern Kota Gorontalo Tahun 2013. Skripsi, Jurusan Kesahatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan. Pembimbing I Dian saraswati, S.Pd, M.Kes, dan Sirajuddien Bialangi, SKM, M.Kes Pembimbing II Keamanan pangan ditentukan oleh ada tidaknya komponen yang berbahaya baik secara fisik, kimia maupun mikrobiologi. Jika ditinjau aman dari cemaran kimia maka salah satunya adalah penggunaan bahan pengawet kimia seperti formalin. Buah merupakan hasil alam yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Buah tidak dapat bertahan lama dan bisa cepat membusuk. Berbagai cara dilakukan orang untuk menjaga buah agar dapat bertahan lama, salah satunya yakni dengan penggunaan formalin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kadar formalin pada buah apel dan jeruk impor yang di terdapat di pasar modern Kota Gorontalo. Desain penelitian yang digunakan adalah deskrptif dengan metode penelitian secara kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dengan Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan/kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Sampel dalam penelitian ini adalah buah apel dan jeruk impor yang terdapat pada pasar modern di Kota Gorontalo. Dengan kriteria pasar modern tersebut terdapat buah Apel dan jeruk impor. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan metode Titrimetri kemudian disajikan dalam table distribusi hasil frekuensi dan dipresentase yaitu kadar formalin. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa buah apel dan jeruk impor yang terdapat di pasar modern Kota Gorontalo belum aman untuk dikonsumsi atau dapat merusak kesehatan yang mengkonsumsinya, hal tersebut disebabkan karena buah-buahan impor tersebut positif mengandung cemaran kimia berupa formalin dan bahkan telah melebihi batasan yaitu diatas 60 mg/kg. Saran Bagi masyarakat, dengan melihat hasil penelitian diharapkan bagi masyarakat untuk lebih mencintai produk lokal atau dalam negeri dibandingkan produk impor atau luar negeri. Dan Bagi instansi terkait seperti (Balai Pengawasan Obat dan Makanan)
BPOM dan Dinas Kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat tentang bahaya dari formalin yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat Kata Kunci : Formalin, Buah Apel dan Jeruk Impor, Pasar Modern Pasar
PENDAHULUAN Seiring dengan tuntutan pasar yang menghendaki
bahan
berkualitas
pangan
serta
keamanannya
(food
yang
terjamin
impor
di
Indonesia akhir-akhir ini jumlahnya cenderung Menurut
semakin Setyabudi,
meningkat. Winarti
dan
maka
Risfaheri (2008:2), diantara Negara-
pengadaan prasarana dan sarana yang
negara pengimpor buah-buahan, impor
baik semakin dibutuhkan. Keamanan
dari
pangan ditentukan oleh ada tidaknya
pertama dengan nilai impor Januari-
komponen yang berbahaya baik secara
September 2006 mencapai 134,6 juta
fisik, kimia maupun mikrobiologi. Jika
Dolar AS atau meningkat 73,8 juta
di tinjau aman dari cemaran kimia
Dolar AS. Ditemukannya kontaminan
maka salah satunya adalah penggunaan
pada produk pangan termasuk buah-
bahan
buahan
pengawet
safety),
buah-buah
kimia.
Menurut
Cina
menduduki
membuat
peringkat
konsumen
(Sitiopan, 2012), bahan pengawet
mempertanyakan
tingkat
secara kimiawi dapat berasal dari zat-
produk
tersebut.
zat kimia berbahaya yang tidak boleh
ketentuan Internasional yang telah
digunakan
diatur oleh organisasi kesehatan dunia
seperti insektisida
sebagai formalin,
pangan
boraks, bahan
dan
WHO,
secara
alamiah
Menurut
buah
tambahan
mengeluarkan zat berupa formalin
makanan yang dibatasi penggunaanya
dengan ambang batas pada angka 60
seperti asam benzoat, askorbat, laktat
miligram per kilogram barang. Hal itu
sitrat, dan bahan tambahan pangan
juga dipedomani oleh Kementrian
lainnya sesuai dengan SNI 01-0222-
Pertanian
1995.
serta
bahan
pangan
keamanan
yang
dituangkan
dalam
Peraturan Menteri Pertanian Nomor.88
jeruk impor. Tahap penilaian yang
/Permenten/PP.340/12/2011.
dilakukan
berdasarkan
laboratorium
yang
hasil
uji
dilakukan
di
Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi BARISTAND
1. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan
(Balai
Riset
dan
Standarisasi Industri) Surabaya
adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif
adalah
penelitian
yang dilakukan dengan
tujuan
utama
suatu
untuk
metode
2. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Hasil
membuat
Subjek dalam penelitian ini adalah
gambaran atau deskrpsi tentang suatu
pasar modern yang menjual buah
keadaan
objektif.
apel dan jeruk impor. Jumlah
(Notoatmodjo, 2005:138), sedangkan
sampel yang digunakan dalam
metode penelitian dengan kuantitatif.
penelitian ini sebanyak 7 sampel
Yang
dalam
buah, yang terdiri dari 4 sampel
penelitian adalah semua jenis buah
buah apel impor dan 3 sampel buah
apel dan jeruk impor yang berada di
jeruk
pasar modern di Kota Gorontalo.
pengujian
Teknik pengambilan sampel
dilihat pada tabel berikut :
secara
menjadi
populasi
yang
digunakan pada penelitian ini yaitu Purposive
Sampling
yaitu
pengambilan sampel yang didasarkan pada
suatu
pertimbangan/kriteria
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Sampel dalam penelitian ini adalah buah apel dan jeruk impor yang terdapat pada pasar modern di Kota Gorontalo. Dengan kriteria sampel pasar modern terdapat buah Apel dan
impor.
Adapun
hasil
laboratorium
dapat
Tabel 4.1 Hasil pengujian kadar formalin pada buah apel dan jeruk impor di pasar modern Kota Gorontalo Tahun 2013 N o
Nomor Analisa
1
Konversi ( Satuan Berat mg/kg)
Standar Toleransi (60 mg/kg)
Kode
Hasil Uji (%)
P. 1375
Apel Kode A1
0,05
500 mg/kg
Melebihi Batas
2
P. 1376
Apel Kode B1
0,1
1000 mg/kg
Melebihi Batas
3
P. 1377
Apel Kode C1
0,08
800 mg/kg
Melebihi Batas
4
P. 1378
Apel Kode D1
0,1
1000 mg/kg
Melebihi Batas
5
P. 1379
Jeruk Kode B2
0,06
600 mg/kg
Melebihi Batas
6
P. 1380
Jeruk Kode C2
0,05
500 mg/kg
Melebihi Batas
7
P. 1381
Jeruk Kode D2
0,05
500 mg/kg
Melebihi Batas
Sumber : Laboraturium Pengujian dan Kalibrasi, BARISTAN Surabaya,2013
Keterangan : Kode huruf (A,B,C,D) pada sampel menunjukan pasar modern sebagai tempat pengambilan sampel, sedangkan kode angka menunjukan jenis buah yakni angka 1 untuk buah apel, dan angka 2 untuk buah jeruk. Sampel A1 jenis buah apel Fuji (Guang Yuang Super) Sampel B1 jenis buah Apel Fuji (Guang Yuang Super) Sampel B2 jenis buah Jeruk mandarin (Super Honey Ponkan) Sampel C1 jenis buah Apel Fuji (Sun Moon) Sampel C2 jenis buah Jeruk Mandarin (Yuu Ji). Sampel D1 jenis buah Apel Washington (USA-Red Delicious) Sampel D2 jenis buah Jeruk mandarin (Super Honey Ponkan) Dari table 4.1 dapat dilihat bahwa dari seluruh sampel mengand ung formalin dengan kadar yang
pada sampel apel yang berkode B1 dan
bervariatif. Kadar formalin pada buah
apel yang berkode D1 yakni sebanyak
apel dan jeruk impor tertinggi yaitu
0,1 % atau jika di konversi dalam
satuan berat 1.000 mg/kg. Sedangkan
satu pasar modern hanya menjual buah
kadar formalin pada buah apel dan
apel impor. Jenis buah yang diteliti
jeruk impor yang terendah yaitu pada
yaitu Apel Fuji (Guang Yuang Super),
sampel apel kode A1 dan pada sampel
Apel Fuji (Sun Moon) dan Apel
jeruk kode C2 dan D2 yakni sebanyak
Washington
0,05% atau jika di konversi dalam
sedangkan untuk buah jeruk terdiri
satuan berat 5.00 mg/kg.
dari jeruk mandarin (Super Honey
(USA-Red
Delicious)
Ponkan) dan Jeruk Mandarin (Yuu Ji). Setelah terkumpul sampel tersebut
4.2 Pembahasan Sampel berupa buah apel dan
diberi kode yaitu untuk sampel buah
jeruk impor di ambil dari pasar modern
Apel dengan kode A1, B1, C1 dan D1
di Kota Gorontalo. Peneliti melakukan
sedangkan sampel buah Jeruk dengan
kunjungan
Kode B2, C2, dan D2 kemudian semua
sekaligus
pengumpulan
sampel berupa buah apel dan jeruk
sampel
impor ke semua pasar modern yang
Laboratorium BARISTAND Surabaya
dilakukan pada tanggal 7 Mei Tahun
untuk
2013. Pasar modern yang berada di
formalin.
Kota Gorontalo sebanyak 7 pasar modern,
namun
pada
dikemas
dilakukan
dan
dikirim
pengujian
ke
kadar
Berdasarkan data hasil pengujian
waktu
Laboratorium menunjukan bahwa dari
melakukan penelitian, hanya terdapat 4
seluruh sampel yang di uji semua
pasar modern yang menjual buah apel
mengandung formalin dengan kadar
dan jeruk impor. Dari ke empat pasar
yang bervariasi. Untuk sampel buah
modern tersebut terkumpul 7 sampel
Apel
dengan berat masing-masing 1 kg yang
tertinggi yaitu pada sampel apel B1
terdiri dari Apel sebanyak 4 sampel
dan D1 dengan jumlah 0,1% atau jika
dan jeruk 3 sampel. Dari empat pasar
di konversi ke satuan berat menjadi
modern tersebut terdapat tiga pasar
1000 mg/kg. Sedangkan untuk sampel
modern yang masing-masing menjual
Apel C1 sebanyak 0,08% atau jika di
buah apel dan jeruk impor sedangkan
konversi ke satuan berat menjadi 800
kadar
kandungan
formalin
mg/kg sedangkan yang terendah yaitu
hasil
penelitiannya
Apel A1 dengan kadar formalin 0,05%
kontaminan
atau jika di konversi ke satuan berat
lengkeng
menjadi 500 mg/kg. Untuk sampel
122,11 mg/kg sedangkan pada buah
buah Jeruk kadar kandungan formalin
jenis lainnya berkisar antara 0,102-3,0
tertinggi yang pada sampel Jeruk B2
mg/kg.
dengan jumlah 0,06% atau jika di
mendapatkan hasil kadar formalin
konversi ke satuan berat menjadi 600
pada buah dengan kadar sebanyak 800
mg/kg. Sedangkan untuk sampel Jeruk
mg/kg.
formalin Bangkok
Beberapa
ditemukan pada yaitu
buah sebesar
penelitian
juga
dengan kandungan formalin terendah
Dari hasil pengujian sampel buah
yaitu jeruk C2 dan jeruk D2 yaitu
apel dan jeruk impor yang di jual pada
masing-masing 0,05% atau jika di
pasar modern di Kota Gorontalo
konversi ke satuan berat menjadi 500
positif mengandung formalin dan telah
mg/kg.
melebihi batasan normal atau batasan Berdasarkan
diatas
toleransi artinya menunjukkan bahwa
menunjukan bahwa hasil pengujian
buah apel dan jeruk impor yang
pada seluruh
terdapat
jeruk
data
sampel buah apel dan
impor
positif
mengandung
di
pasar
modern
Kota
Gorontalo mengandung cemaran kimia
formalin dan sudah melebihi batas
berupa formalin.
normal atau batas toleransi yaitu diatas
Formalin
cenderung
rentan
60 mg/kg. Berdasarkan ketentuan yang
terkandung pada buah-buah impor
ditetapkan
Health
seperti apel dan jeruk. Mengingat
menyatakan
proses pengiriman dari negara asal
oleh
Organization
World
(WHO)
bahwa kadar batasan toleransi atau
menuju
batasan normal Formalin pada buah
waktu yang cukup lama sehingga
yaitu
Hasil
begitu buah tiba di tanah air kondisi
penelitian Setyabudi dkk yang berjudul
buah sudah tak lagi segar. Setelah tiba
Study kasus kontaminan pada buah-
ditanah air masih melewati proses
buahan impor Tahun 2008, dengan
penyimpanan
dibawah
60
mg/kg.
Indonesia
dan
membutuhkan
pengiriman
ke
daerah-daerah, kemudian diakhiri di
ataupun kadar kelayakan. Sehingganya
tempat penjualan seperti pasar modern
buah dapat bertahan lama.
yang keseluruhan waktu mulai buah di
Salah satu pemberian formalin
petik dari pohonnya hingga sampai ke
pada buah-buahan yakni dengan cara
konsumen mengalami proses yang
di celupkan ke dalam air. Hasil
sangat
pembuangan air yang mengandung
panjang.
Sehingga
buah
diberikan formalin. Menurut
formalin tersebut dapat berdampak Himawan
dan
bagi
lingkungan tanah,
sekitar
baik
air
Aminah (2009:40) Proses pemberian
maupun
sehingga
terjadi
formalin pada buah-buahan dilakukan
permasalahan
lingkungan
atau
oleh pelaku ditingkat distributor dan
pencemaran lingkungan terhadap tanah
pengecer. Mereka melakukanya agar
dan perairan.
buah tersebut tidak mudah rusak dan
Menurut Wijaya (2011:68), di
busuk. Proses ini sebenarnya sanagat
dalam formalin terkandung sekitar
mudah dan praktis. Formalin yang
37% formaldehid dalam air, dan
sudah
biasanya
dibeli
sebelumnya,
dituang
ditambahkan
methanol
kedalam wadah seperti ember yang
hingga 15% jika digunakan sebagai
telah berisi air. Kemudian, campuran
pengawet.
air dan formalin ini dituang kedalam
Formalin memiliki senyawa CH2
penyemprot ke kulit buah-buahan yang
OH, yang reaktif dan mudah mengikat
telah ditata sedemikian rupa. Dapat
air. Bila zat ini sudah bercampur
juga
dengan
dilakukan
dengan
cara
air,
barulah
Formalin
dia
disebut
sangat
mudah
mencelupkan buah-buahan ke dalam
formalin.
larutan ini. Untuk proses pemberian
mengikat protein. Karena itu, ketika
formalin pada bagian daging dilakukan
disiramkan ke makanan berprotein
dengan cara yang berbeda lagi, yaitu
seperti buah, formalin akan meresap
dengan cara di suntik. Ketika mereka
hingga kebagian dalamnya, sehingga
memberikan formalin di buah tersebut
menyebabkan protein mati. Makanan
pelaku tidak memperhatikan takaran
yang sudah dicampuri formalin tidak
akan terserang bakteri pembusuk yang
pangan yang mengandung formalin
menghasilkan senyawa asam. Itulah
dapat mengakibatkan luka krosif pada
sebabnya buah atau makanan lainnya
selaput lendir saluran pencernaan yang
menjadi lebih awet.
disertai mual, muntah, rasa perih yang
Jika masuk ke tubuh manusia,
hebat.
Pengaruh
sistemik
berupa
formalin juga akan menyerang protein
depresi susunan syaraf pusat, koma,
yang terdapat dalam tubuh, seperti
kejang, dan terdapatnya sel darah
pada lambung. Terlebih bila formalin
merah pada urine. Selain itu juga dapat
tersebut masuk ke tubuh dengan dosis
terjadi kerusakan hati, jantung, otak,
yang tinggi. Jika digunakan sebagai
limpa, pankreas, system syaraf dan
pengawet makanan dalam dosis yang
ginjal. Oleh karena itu, Direktorat
rendah, efek formalin tidak seketika
Surveilan dan Penyuluhan Pertanian
dirasakan. Tapi bisa menyebabkan
Keamanan Pangan, Badan POM dalam
tubuh manusia terinfeksi kanker akibat
brosurnya
zat karsinogen yang ada di dalamnya.
menggunakan
Kandungan bahan kimia yang dicampurkan pada buah impor sangat berbahaya
bagi
berpesan
“Jangan
formalin”
karena
formalin salah satu bahan pengawet yang dilarang dalam pangan.
yang
mengkonsumsinya karena konsumsi pada
jangka
panjang
akan
menimbulkan mutasi genetik, kanker, dan
keracunan
pada
3. PENUTUP 3.1 Simpilan
alat-alat
Berdasarkan
hasil
dan
reproduksi manusia. Bila masuk ke
pembahasan menunjukkan bahwa
tubuh ibu yang mengandung dan
buah apel dan jeruk impor yang
menyusui, zat ini akan mempengaruhi
terdapat di pasar modern Kota
perkembangan perilaku pada bayi,
Gorontalo
gangguan hormonal, dan cacat lahir.
dikonsumsi atau dapat merusak
Berdasarkan
hasil
penelitian
Setyabudi tahun 2008 bahwa bahan
tidak
aman
untuk
kesehatan yang mengkonsumsinya, hal
disebabkan
karena
buah-
buahan
impor
mengandung
tersebut
cemaran
kimia
berupa formalin dan bahkan telah melebihi batasan
batasan toleran.
buah khususnya buah apel dan jeruk impor. 2. Bagi instansi terkait
normal
atau
Bagi instansi terkait seperti
Adapun
hasil
BPOM
dan
Dinas
cemaran formalin tertinggi yaitu
Kesehatan
pada buah apel impor di pasar
memberikan
modern yang berkode B1 dan D1
lebih
dengan jumlah kadar formalin
masyarakat tentang bahaya
0,1% atau jika dikonfersi menjadi
dari formalin yang dapat
1000 Mg/Kg. Sedangkan yang
membahayakan
paling rendah pada apel impor di
masyarakat.
pasar modern yang berkode A1
3. Bagi Mahasiswa
dan buah jeruk di pasar modern
Diharapkan
yang berkode C2 dan D2 dengan
penelitian
jumlah kadar formalin 0,05% atau
mengenai
jika
karena
dikonversi
menjadi
500
Mg/Kg.
agar
dapat
penyuluhan
lanjut
kepada
kesehatan
agar
ada
lebih
lanjut
penelitian
ini,
mengingat
penelitian ini hanya sebatas pada pasar modern saja, pasar
3.2 Saran Berdasarkan
kesimpulan
tradisional
dan
pedagang kaki lima juga
diatas maka ada beberapa hal yang
perlu
dapat
kandungan formalin pada
disarankan
oleh
peneliti
diteliti
tentang
antara lain sebagai berikut:
buah dan dapat diperluas
1. Bagi masyarakat
jenis cemaran lainya serta
Dengan
melihat
hasil
bukan hanya buah apel dan
penelitian diharapkan bagi
jeruk saja tetapi buah-buah
masyarakat
lainnya juga seperti anggur,
untuk
lebih
berhati-hati dalam membeli
pear, lengkeng, manggis,
Chandra, Budiman. 2007. Pengantar
durian dll.
Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC
4. DAFTAR PUSTAKA Aminah, Siti dan Himawan, Candra. 2009.
Dirjen
Impor
Dalam
2009.
deptan.go.id/index.php.
Keracunan
diakses-pada-
Makanan.Jakarta : EGC
23/05/2013 Ashari, Sumeru. 2002. Pengantar Biologi
Ekspor
2012.http://hortikulutra.
Salamadani MB,
dan
Tahun
Kehidupan. Bandung :
Arisman,
Kementrian
Pertanian. 2013. Nilai
Bahan-bahan
Berbahaya
Hortikulurta,
pukul
9:59Wita.
Reproduksi
Tanaman. Jakarta: PT Rineka Cipta
Effendi,
Supli.
2012.
Teknologi
pengolahan
dan
pengawetan makanan. Buckle,
K.A.1985.Ilmu Jakarta:
Pangan.
Bandung : Alfabeta
Universitas Evitadewi, P.W. 2006.Cara Praktis
Indonesia
Bertanam BPOM
RI.2008.Formalin.Jakarta Badan
Jeruk.
:
Semarang:CV.Aneka
Pengawasan
Ilmu,Anggota IKAPI
Obat dan Makanan RI Keputusan Menteri Pertanian RI, 2011. Cahyadi,
Wisnu.
2009.
Tambahan
Bahan Makanan.
Jakarta : Bumi Aksara
Standar
Pemeriksaan
formaldehyde
pada
buah. Kepmentan RI No.88
/Permenten/PP.340/12/
Study
Kasus
2011
Kontaminan
Pada
Buah-Buah Impor.html, Kurniawari, Ika. 2008. Zat Aditif Makanan. Jakarta : CV
diakses
pada
25
November 2008
Sinar Cemerlang Abadi Mulia,
Ricki.
2005.
Kesehatan
Sumoprastowo,
CDA,
2007.Memilih
Lingkungan. Yogyakarta
:
Graha
Menyimpan Mayur,
Ilmu
R.M. Dan Sayur-
Buah-Buahan,
Dan Bahan Makanan. Notoatmodjo,
Soekidjo.
2005.
Metodologi
Penelitian
Kesehatan.
Jakarta
:
Medan: Bumi Aksara Sunarjono, Hendro. 2006. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Jakarta:
Rineka Cipta
Penebar
swadaya Sartono. 2001. Racun dan Keracunan. Jakarta : Widya Medika Setyabudi,
Winarti
dan
Risfaheri.
UU RI no. 18 tahun 2012.UndangUndang Pangan 2012. Jakarta: Sinar Grafika
2008. Perlunya Standar Mutu Buah Impor : Studi
Kasus
Kontaminan Buah-Buahan
Pada Impor.
(Online) http://.jurnal.com/09/20 08/Perlunya Mutu
Buah
Standar Impor:
Wijaya, Desi. 2011. Waspada Zat Adatif dalam Makanan. Jogjakarta: Buku Biru