e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BUAH JERUK LOKAL DAN BUAH JERUK IMPOR DI KABUPATEN KUDUS Program Studi Agribisnis
Oleh :
ISNI YUNIAR RISKA H0808113
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
2
PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku Tim Pembimbing Skripsi Mahasiswa Program Studi Agribisnis:
Nama
: Isni Yuniar Riska
NIM
: H 0808113
Program Studi
: Agribisnis
Menyetujui Naskah Publikasi Ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan dan dipublikasikan dengan / tanpa*) mencantumkan nama tim pembimbing sebagai
Pembimbing Utama
Ir. Sugiharti Mulya H, MP. NIP. 19650626 199003 2 001
Co-Author
Pembimbing Pendamping
D. Padmaningrum, SP. MSi._ NIP: 19720915 1990702 2 001
*) Coret yang tidak perlu
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
3
ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PASAR TRADISIONAL TERHADAP BUAH JERUK LOKAL DAN BUAH JERUK IMPOR DI KABUPATEN KUDUS ISNI YUNIAR RISKA(1) Ir. SUGIHARTI MULYA H, MP (2) D. PADMANINGRUM, SP. MSi (3) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengkaji atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten Kudus, mengkaji atribut yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan membeli buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus. Lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja di Toko Buah Sumber, Pasar Kliwon, Pasar Bitingan, Hypermart, Ramayana Mall, Ada Swalayan di Kabupaten Kudus dengan responden sebanyak 96 orang. Metode Analisis data yang digunakan adalah Analisis Chi Square (x2) dan Analisis Multi Atribut Fishbein. Hasil penelitian menunjukkan responden yang membeli buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor didominasi oleh perempuan dengan mayoritas kisaran usia produktif yaitu antara 20 hingga 40 tahun (77,08%). Tingkat pendidikan mayoritas SLTA (39,58%). Pekerjaan mayoritas adalah pegawai swasta (29,17%). Tingkat pendapatan mayoritas adalah Rp 1.500.000,00 - Rp 2.499.000,00 (26,04%). Jumlah anggota keluarga mayoritas 4-5 orang (54,17%). Berdasarkan analisis Chi Square terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap semua atribut-atribut yang ada buah jeruk lokal dan buah jeruk impor, kecuali pada atribut warna buah jeruk impor. Buah jeruk lokal yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten Kudus adalah yang mempunyai rasa manis sedikit asam, warna buah kuning kehijauan, ukuran buah sedang (8-9 buah/kg), dan aroma buah segar. Sedangkan buah jeruk impor yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten Kudus adalah yang mempunyai rasa manis, warna buah oranye, ukuran sedang (8-9 buah.kg), dan aroma buah yang segar. Berdasarkan analisis Multiatribut Fishbein Atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor di Kabupaten Kudus berturut-turut adalah rasa buah, warna buah, ukuran buah, dan aroma buah. Kata Kunci: Buah Jeruk Lokal, Buah Jeruk Impor, Preferensi Konsumen, Analisis Chi Square, Analisis Multiatribut Fishbein.
Keterangan : (1) Mahasiswa Fakultas Pertanian UNS dengan NIM H0808113 (2) Dosen Pembimbing Utama (3) Dosen Pembimbing Pendamping
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
4
AN ANALYSIS ON CONSUMER’S PREFERENCE ON LOCAL AND IMPORTED ORANGE FRUITS IN KUDUS REGENCY Isni Yuniar Riska(1) Ir. Sugiharti Mulya H, MP(2) D. Padmaningrum, Sp. MSi(3) ABSTRACT This research aims to study the attribute of local and imported orange fruits the consumer prefers in Kudus Regency, to study the attribute most considered by the consumer in decision of buying local and imported orange fruits in Kudus Regency. The locations of research were selected intentionally including Sumber Fruit Store, Pasar Kliwon, Pasar Bitingan, Hypermart, Ramayana Mall, and Ada Department Store in Kudus Regency with 96 respondents. The method of analyzing data used was Chi Square (χ2) and Fishbein’s multi-attribute analyses. The result of research showed that the respondents buying local and imported orange fruits were predominantly female with productive age ranging from 20 to 40 years (77.08%). The majority education level was Senior High School (39.58%). The majority occupation was private employees (29.17%). The majority income level was IDR 1,500,000.00 – IDR 2,4999,000.00 (26.04%). The majority family members were 4-5 persons (54.17%). Considering the result of Chi Square analysis, there was a difference of consumer preference on all attributes existing in local and imported orange fruits, except on color attribute of imported orange fruit. The local orange fruit preferred by the consumers in Kudus Regency is the one with sweet to little sour taste, greenish color, medium size (8-9 pc/kg), and fresh aroma. Meanwhile the imported orange fruit preferred by the consumers in Kudus Regency was the one with sweet taste, orange color, medium (8-9 pc/kg), and fresh aroma. Considering the result of Fishbein’s multi-attribute analysis, the attributes the consumers considered in decision of buying either local or imported orange fruits in Kudus Regency were taste, color, size, and aroma, respectively. Keywords:
Local orange fruit, imported orange fruit, consumer preference, Chi Square analysis, Fishbein’s Multi-attribute Analysis.
Notes: (1) Student of Agriculture Faculty of UNS with student number H0808113 (2) Primary Consultant (3) Secondary Consultant
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
I.
5
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Salah satu komoditas hortikultura buah-buahan yang mempunyai prospek yang menguntungkan jika dikembangkan adalah jeruk. Menurut hasil SUSENAS (2009), buah jeruk merupakan buah yang paling banyak dikonsumsi dibanding dengan jenis buah lain seperti buah pisang, pepaya, rambutan dan apel dilihat dari konsumsi rata-rata per kapita seminggu menurut jenis makanan dan golongan pengeluaran sebulan tahun 2009 seperti disajikan pada tabel dibawah ini Tabel 1. Konsumsi Rata-Rata Per Kapita Seminggu Menurut Jenis Buah-Buahan Dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan Tahun 2009 Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp) < 100.000 100.000-149.999 150.000-199.999 200.000-299.999 300.000-499.999 500.000-749.999 750.000-999.999 >1000.000 Rata-rata per kapita
Jeruk 0,008 0,023 0,050 0,096 0,163 0,214 0,263 0.119
Konsumsi Jenis Buah-Buahan (Kg) Pisang Pepaya Rambutan 0,030 0,001 0,042 0,010 0,011 0,048 0,018 0,019 0,056 0,027 0,029 0,067 0,042 0,038 0,076 0,050 0,040 0,084 0,082 0,035 0,096 0,082 0,028 0,069 0,046 0,034
Apel 0,000 0,002 0,004 0,012 0,029 0,053 0,101 0,025
Sumber: SUSENAS (BPS, 2009) Kebutuhan buah jeruk nasional pada tahun 2010 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, mencapai 3.483.095 ton atau sekitar 1,5 kali dari produksi nasional tahun 2005 (BPPP Deptan, 2007:1). Peningkatan kebutuhan terhadap jeruk ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi jeruk, khususnya jeruk lokal. Produksi yang semakin menurun dengan kebutuhan yang semakin meningkat mengindikasikan bahwa produk jeruk lokal belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi buah jeruk dalam negeri, sehingga masih diperlukan impor jeruk. Pada tahun 2009 impor buah jeruk segar mencapai 19.586 ton sedangkan pada tahun 2010 impor buah jeruk segar mencapai 31.344 ton (Statistik Perdagangan Luar Negeri (Import) BPS 2009, 2010 :43-44). Semakin banyaknya produk buah jeruk impor di pasar nasional, maka akan terjadi persaingan antara buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan dalam pembelian. Buah jeruk impor ini sudah 5 Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
6
banyak ditemui baik di pasar tradisional, toko-toko buah dan pasar swalayan di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia. Tidak terkecuali di Kabupaten Kudus yang merupakan daerah industri dan perdagangan dimana sektor perdagangan didukung dengan meningkatnya jumlah sarana dan prasarana perdagangan sehinga memungkinkan ketersediaan untuk produk-produk pertanian akan selalu tersedia seperti buah-buahan. Begitu juga untuk buah jeruk impor yang semakin menggeser buah jeruk lokal. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan per kapita di Kabupaten Kudus, kesadaran masyarakat akan kesehatan juga meningkat, sehingga konsumsi makanan yang bergizi seperti buah-buahan juga semakin meningkat. Hal tersebut didukung dengan data yang disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Pendapatan per Kapita Penduduk Kabupaten Kudus Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2009 No 1. 2. 3. 4. 5
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah Penduduk (jiwa) 736.239 742.040 747.488 752.921 759.249
Pendapatan per kapita 7.623.845 7.825.470 7.611.474 7.899.416 8.020.537
Sumber : Kudus dalam Angka 2011 Jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan pendapatan yang semakin meningkat akan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat khususnya di Kabupaten Kudus. Sehingga dapat diasumsikan kebutuhan makanan sehat dalam hal ini buah-buahan khusunya buah jeruk juga akan semakin meningkat. Oleh sebab itu diperlukan penelitian untuk mengetahui karakteristik dan perilaku serta preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus. B. Perumusan Masalah 1. Atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor apa saja yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten Kudus? 2. Atribut manakah yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan membeli buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus? C. Tujuan Penelitian 1. Mengkaji atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten Kudus
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
7
2. Mengkaji atribut yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan membeli buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Peneliti 2. Bagi Pemasar Buah Jeruk 3. Bagi Pemerintah 4. Bagi Pembaca E. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Jumlah Penduduk dan Pendapatan Meningkat
Kesadaran Masyarakat akan Nilai Kesehatan meningkat
Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat
Peningkatan Konsumsi Buah-Buahan (Buah Jeruk Lokal dan Impor)
Penyediaan Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor dengan Atribut : - Rasa - Ukuran - Warna - Aroma
Preferensi Konsumen Analisis Chi Square Atribut yang Menjadi Preferensi Konsumen Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor Analisis Multiatribut Fishbein Atribut yang paling dipertimbangkan Konsumen Buah Jeruk Lokal dan Buah jeruk impor
Gambar 1. Kerangka Teori Pendekatan Masalah
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
8
F. Asumsi 1. Responden merupakan pengambil keputusan dalam pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor 2. Keputusan diambil responden secara rasional dengan mempertimbangkan berbagai kombinasi atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang diteliti. 3. Harga tidak menjadi kendala bagi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor G. Hipotesis 1. Diduga terdapat perbedaan perbedaan preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus 2. Diduga atribut yang menjadi preferensi atau kesukaan konsumen dalam membeli buah jeruk lokal di Kabupaten Kudus yaitu warna buah kuning kehijauan, rasa buah manis sedikit asam, ukuran sedang dan aroma buah segar, sedangkan buah jeruk impor yaitu warna buah oranye, rasa buah manis, ukuran sedang dan aroma buah segar. 3. Diduga atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang paling dipertimbangkan oleh konsumen berturut-turut adalah rasa buah, warna buah, ukuran buah, dan aroma buah. H. Pembatasan Masalah 1. Buah jeruk yang dijadikan obyek penelitian adalah buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. 2. Konsumen yang diteliti adalah konsumen akhir yang tidak bertujuan untuk menjual kembali. 3. Atribut buah jeruk lokal dan jeruk impor yang diteliti adalah, rasa buah, ukuran buah, warna buah, aroma buah.
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
II.
9
METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analistis. Menurut Surakhmad (1998:140), metode deskriptif adalah metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah aktual sedangkan analitis adalah data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survey. B. Metode Penentuan Lokasi 1. Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode penentuan daerah lokasi penelitian adalah secara sengaja (purposive). Kabupaten Kudus dipilih sebagai daerah lokasi penelitian karena menurut keterangan Kepala Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus ketersediaan buahbuahan impor yang sangat tinggi hampir mencapai 70 % dari total seluruh buah-buahan yang ada baik di pasar traditional maupun modern. 2. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan sampel lokasi penelitian adalah secara sengaja (purposive sampling). Pertimbangan penentuan lokasi antara lain ketersediaan buah jeruk lokal dan buah jeruk impor, jumlah pedagang buah, jarak lokasi dengan responden, dan jumlah pembeli. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka penelitian ini dilaksanakan di supermarket yaitu Hypermart Kudus, Ramayana Mall Kudus, Ada Swalayan, toko buah Sumber dan di pasar traditional yaitu Pasar Kliwon dan Pasar Bitingan. 3. Metode Penentuan Sampel Responden Menurut Djarwanto dan Pangestu (1996:158-159), penentuan jumlah sampel jika besar populasi tidak diketahui, dilakukan dengan penduga proporsi menggunakan sampel dengan keyakinan (1-α) dan besarnya error tidak melebihi suatu harga tertentu maka rumus (E) dapat digunakan untuk menentukan besarnya sampel yang harus diambil. 𝐸𝐸 = 1,96√
𝑝𝑝(1 − 𝑝𝑝) 𝑁𝑁
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
10
Dimana : E
: Error
P
: Proporsi populasi
N
: Jumlah sampel Karena besarnya populasi tidak diketahui maka P(1-P) juga tidak diketahui, tetapi
P selalu berada diantara 0 dan 1, maka besar populasi maksimal adalah: T (P) = P-P2 D f (P) = 1-2P 2P
=1
P
= 0,5 Harga maksimal f(P) adalah P(1-P)=0,25. Jadi besarnya sampel jika digunakan
probabilitas 95% dan kesalahan yang terjadi adalah 0,1 maka:
1,96 2
𝑁𝑁 = 0,25 � = 96,04
0,1
�
Responden yang diambil dalam penelitian sebanyak 96 responden kemudian dibagi 2 yaitu masing-masing 48 responden di Supermarket dan 48 Responden di Pasar Tradisional dan Toko Buah. Metode sampling yang digunakan dalam pengambilan responden di supermarket dengan metode Accidental Sampling. Jumlah responden yang diambil di Supermarket kemudian dibagi pada 3 Supermarket yang diteliti sehingga didapat 16 responden pada masing-masing supermarket. Penentuan jumlah responden pada masing-masing sampel di pasar tradisonal dan kios buah ditentukan secara proporsional karena jumlah pedagang buah yang tidak sama besar. Penentuan jumlah responden secara proporsional dapat dihitung dengan dengan menggunakan rumus Nk x 48 N Keterangan : Ni =
Ni
: jumlah responden tiap pasar
Nk
: jumlah pedagang buah tiap pasar
N
: total jumlah pedagang buah pada pasar sampel
48
: jumlah keseluruhan responden di pasar tradisional yang diamati
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
11
Perhitungan dari penerapan rumus di atas dapat digunakan untuk menentukan jumlah responden tiap pasar sehingga diperoleh hasil seperti tabel di bawah ini : Tabel 3. Tempat Pembelian Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor, dan Jumlah Responden di Pasar Tradisional Kabupaten Kudus No 1 2 3
Nama Pasar Pasar Kliwon Pasar Bitingan Kios Buah Sumber Total
Jumlah Pedagang Buah (orang) 72 88 10 170
Jumlah Responden (orang) 20 25 3 48
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder dari Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus 2012 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah responden di Pasar Kliwon sebanyak 20 orang, di Pasar Bitingan sebanyak 25 orang, di Kios Buah Sumber sebanyak 3 orang. C. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer 2. Data Sekunder D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi 2. Wawancara 3. Pencatatan E. Metode Analisis Data 1. Analisis Chi Square (x2) Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus, digunakan analisis Chi Square dengan rumus berikut: (𝑓𝑓𝑓𝑓 −𝑓𝑓𝑓𝑓 )2
𝑥𝑥 2 = ∑𝑘𝑘𝑖𝑖=1 �
Keterangan :
𝑓𝑓𝑓𝑓
�
x2= Chi Square fo= banyaknya responden yang memilih kategori dalam atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor fe= banyaknya responden yang diharapkan dalam kategori atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
12
i…k= kategori atribut dalam atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor 2. Analisis Multi Atribut Fishbein Untuk mengetahui atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang paling dipertimbangkan digunakan analisis multiatribut Fishbein dengan rumus sebagai berikut: n
Ao = ∑ bi.ei i =1
Keterangan : Ao
: Sikap konsumen terhadap buah jeruk lokal dan buah jeruk impor
bi
: Tingkat Keyakinan konsumen bahwa buah jeruk lokal dan buah jeruk impor memiliki atribut tertentu (atribut ke-i)
ei
: dimensi evaluatif konsumen terhadap variabel ke-i yang dimiliki buah jeruk lokal dan buah jeruk impor
n
: Jumlah atribut yang dimiliki buah jeruk lokal dan buah jeruk impor
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin No 1. 2.
Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki Jumlah
Jumlah Responden (orang) Buah Jeruk Lokal Buah Jeruk Impor 52 24 14 6 66 30
Total (orang) 76 20 96
Persentase (%) 79,17 20, 83 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang membeli buah jeruk baik jeruk lokal maupun jeruk impor adalah perempuan yaitu sebanyak 76 responden sedangkan responden laki-laki hanya 20 responden. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan pada umumnya berperan dalam pengambilan keputusan pembelian serta melakukan kegiatan pembelanjaan dalam pemenuhan kebutuhan dan konsumsi rumah tangga
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
13
2. Umur Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Kelompok Umur 1. 15-19 2. 20-24 3. 25-29 4. 30-34 5. 35-39 6. 40-44 7. 45-49 8. 50-54 9. 55-59 10. >60 Jumlah No
Jumlah Responden (orang) Buah Jeruk Lokal Buah Jeruk Impor 3 17 2 9 5 12 4 7 5 10 3 5 5 2 3 1 2 1 66 30
Total (orang) 3 19 14 16 12 13 10 5 3 1 96
Persentase (%) 3,125 19,79 14,58 16,67 12,50 13,54 10,42 5,21 3,125 1,04 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 5 menunjukkan bahwa responden yang membeli buah jeruk lokal didominasi oleh responden yang berumur 20 hingga 24 tahun sebanyak 17 responden sedangkan untuk buah jeruk impor justru didominasi oleh responden yang berumur diatas 25 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelian buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor didominasi oleh umur produktif. 3. Tingkat Pendidikan Tabel 6. Distribusi Menurut Tingkat Pendidikan No 1. 2. 3. 5. 6. 7.
Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA DIPLOMA S1 S2 Jumlah
Jumlah Responden (orang) Buah Jeruk Lokal Buah jeruk Impor 7 2 6 3 26 12 8 1 17 12 2 66 30
Total (orang) 9 9 38 9 29 2 96
Persentase (%) 9,375 9,375 39,58 9,375 30,212 2,083 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang membeli buah jeruk sebagian besar responden berpendidikan SLTA yaitu sebesar 38 responden. Sedangkan diurutan kedua didominasi oleh responden yang berpendidikan Sarjana (S1) sebanyak 29 responden. Ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Kudus konsumen buah jeruk sebagian besar
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
14
mempunyai tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Tingkat Pendidikan akan mempengaruhi dalam keputusan pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor 4. Pekerjaan Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan No
Jenis Pekerjaan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ibu Rumah Tangga Pegawai Swasta Wiraswasta Guru Swasta PNS Mahasiswa Jumlah
Jumlah Responden (orang) Buah Jeruk Lokal Buah Jeruk Impor 13 7 22 6 18 13 4 6 3 3 1 66 30
Total (orang) 20 28 31 4 9 4 96
Persentase(%) 20,83 29,17 32,29 4,17 9,37 4,17 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 7 menunjukkan bahwa jenis pekerjaan yang paling dominan membeli buah jeruk adalah responden yang bekerja sebagai wiraswasta dengan jumlah 31 responden kemudian responden yang bekerja sebagai pegawai swasta dengan jumlah 28 responden. Perbedaan jenis pekerjaan akan membedakan tingkat pendapatan, sehingga konsumsi pangan akan dibatasi oleh pendapatan dan harga pangan. Ini akan menentukan apa yang harus dikonsumsi seseorang dalam hal ini buah jeruk baik jeruk lokal maupun buah jeruk impor. 5. Pendapatan Rumah Tangga per Bulan Tabel 8. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendapatan Rumah Tangga per Bulan No
Pendapatan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Rp 500.000,00 - Rp 1.000.000,00 Rp 1.000.001,00 - Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.001,00 - Rp 3.000.000,00 Rp 3.000.001,00 - Rp 4.000.000,00 Rp 4.000.001,00 - Rp 5.000.000,00 ≥ Rp 5.000.001,00 Jumlah
Jumlah Responden (orang) Buah Jeruk Buah Jeruk Lokal Impor 29 15 10 13 3 3 6 3 6 3 5 66 30
Total (orang)
29 25 16 9 9 8 96
Persentase (%) 30,21 26,04 16,67 9,375 9,375 8,33 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 8 menunjukkan bahwa responden dengan pendapatan rumah tangga per bulan antara Rp. 500.000,00 hingga Rp. 3.000.000,00 per bulan cenderung membeli buah jeruk lokal, dan paling banyak pada kisaran pendapatan antara Rp. 500.000,00
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
15
hingga Rp. 1.000.000,00 dengan jumlah 29 responden atau sebanyak 30,21 persen. Sedangkan untuk responden yang memiliki pendapatan rumah tangga per bulan diatas Rp 4.000.000,00 cenderung membeli buah jeruk impor. Tingkat pendapatan yang diperoleh konsumen akan mempengaruhi jumlah dan jenis produk yang dikonsumsi seseorang. 6. Jumlah Anggota Keluarga Tabel 9. Distribusi Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga No 1. 2. 3. 4.
Jumlah Anggota Keluarga(orang) 2-3 4-5 6-7 >7 Jumlah
Jumlah Responden (orang) Buah Jeruk Lokal Buah Jeruk Impor 21 10 39 13 5 7 1 66 30
Total (orang) 31 52 12 1 96
Persentase (%) 32,29 54,17 12,50 1,04 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 9 menunjukkan bahwa responden terbanyak yang membeli buah jeruk baik jeruk lokal maupun buah jeruk impor memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4-5 orang dengan jumlah 52 responden. Banyaknya jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi dalam keputusan membeli buah dimana setiap anggota dalam keluarga memiliki selera yang berbeda-beda. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka akan semakin beragam pula selera dalam pembelian buah jeruk.
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
16
B. Perilaku Pembelian Konsumen a. Tempat dan Alasan Pembelian Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Tempat dan Alasan Pembelian di Kabupaten Kudus No.
Tempat dan Alasan Pembelian 1. Pasar Tradisional - Lebih Dekat - Lebih Murah - Banyak Pilihan - Bisa Ditawar - Produk Selalu ada Total Responden (%) 2. Supermarket - Lebih Dekat - Lebih Murah - Banyak Pilihan - Bisa Ditawar - Produk Selalu ada Total Responden (%) 3. Toko Buah - Lebih Dekat - Lebih Murah - Banyak Pilihan - Bisa Ditawar - Produk Selalu ada Total Responden (%) Jumlah Total Responden (%)
Jumlah Responden (orang) Buah Jeruk Lokal Buah Jeruk Impor 19 24 6 49 (51,04%)
15 20 6 41 (42,71%)
9 4 4 17 (17,71 %)
7 13 4 24 (25%)
20 8 2 30 (31,25%) 96 (100%)
19 9 3 31 (32,29%) 96 (100%)
Sumber: Analisis Data Primer, 2012 Tabel 10 menunjukan bahwa sebagian besar responden melakukan pembelian buah jeruk lokal di pasar tradisonal dengan jumlah responden sebanyak 49 orang dengan alasan terbanyak karena harga yang lebih murah. Selanjutnya responden terbesar kedua melakukan pembelian buah jeruk lokal di toko buah sebanyak 30 orang dengan alasan terbanyak karena jarak yang lebih dekat. Responden yang melakukan pembelian di supermarket dengan jumlah yang paling sedikit yaitu sebanyak 17 orang dengan alasan jarak yang lebih dekat. Tabel 10 menunjukkan bahwa tempat pembelian buah jeruk impor yang paling banyak dipilih responden adalah di pasar tradisional dengan jumlah responden sebanyak 41 orang dengan alasan terbanyak adalah karena harga yang lebih murah. Tempat
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
17
pembelian buah jeruk impor yang paling banyak dipilih konsumen setelah pasar tradisional adalah toko buah dengan jumlah responden sebanyak 31 orang dengan alasan lebih dekat. Supermarket merupakan tempat pembelian buah jeruk impor yang paling sedikit dengan jumlah responden sebanyak 24 orang dengan alasan banyak pilihan. b. Frekuensi Pembelian Tabel 11. Distribusi Responden Menurut Frekuensi Pembelian di Kabupaten Kudus No.
1. 2. 3. 4. 5.
Frekuensi Pembelian Setiap hari Seminggu sekali Dua minggu sekali Sebulan sekali Tidak tentu - 2-3 bulan sekali - 6 bulan sekali - Saat ada acara Jumlah
Jeruk Lokal Jumlah Responden (orang) 16 29 20 19 4 8 96
Persentase (%) 0 16,67 30,21 20,83 32,29 100
Jeruk Impor Jumlah Responden Persen(orang) tase (%) 0 6 6,25 14 14,58 31 32,29 11 8 26 96
46,88 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 11 menunjukkan bahwa frekuensi responden dalam pembelian buah jeruk dalam sebulan adalah tidak tentu dengan jumlah responden sebanyak 31 orang. Waktu pembelian yang tidak tentu itu biasanya dilakukan 2-3 bulan sekali. Frekuensi pembelian buah jeruk lokal yang sering dilakukan responden selanjutnya adalah dua minggu sekali dalam sebulan sebanyak 29 responden. Frekuensi pembelian buah jeruk impor yang dilakukan responden adalah tidak tentu dengan jumlah responden sebanyak 45 orang. c. Jumlah Pembelian Tabel 12. Jumlah Pembelian Buah Jeruk Lokal di Kabupaten Kudus No.
1. 2. 3.
Jumlah Pembelian <1 1-2 >2 Jumlah
Jeruk Lokal Jumlah Responden Persentase (orang) (%) 6 6,25 88 91,67 2 2,08 96 100
Jeruk Impor Jumlah Responden Presentase (orang) (%) 7 7,29 86 89,58 3 3,13 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden membeli buah jeruk lokal dengan pembelian 1 hingga 2 kg sebanyak 88 responden. Jumlah pembelian untuk buah jeruk baik itu lokal maupun impor hampir sama yaitu pada kisaran 1-2 kg dalam satu kali
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
18
pembelian. Sebagian besar responden membeli buah jeruk impor dengan pembelian 1 hingga 2 kg sebanyak 86 responden. d. Alokasi Pengeluaran Buah-buahan dalam Sebulan Tabel 13. Distribusi Responden Menurut Pengeluaran untuk Konsumsi Buah-buahan dalam Sebulan No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pengeluaran (Rp) 30.000 50.000 80.000 100.000 150.000 Jumlah
Jumlah Responden 15 58 1 19 3 96
Presentase (%) 15,62 60,42 1,04 19,79 3,13 100
Sumber: Analisis Data Primer, 2012 Tabel 13 menunjukkan bahwa alokasi pengeluaran untuk konsumsi buah-buahan dalam sebulan rata-rata adalah sebesar Rp. 50.000,00 dengan jumlah responden 58 orang dengan presentase 60,42 persen. C. Preferensi Konsumen Terhadap Atribut - Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor Tabel 14. Hasil Analisis Chi Square Atribut Buah Jeruk Lokal Atribut Buah Jeruk Lokal Warna Buah Rasa Buah Ukuran Buah Aroma Buah
χ2 hitung
df
χ2 tabel
Keterangan
29,250 17,158 113,812 35,042
2 2 2 1
5,991 5,991 5,991 3,841
Berbeda nyata Berbeda nyata Berbeda nyata Berbeda nyata
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 14 menunjukkan bahwa semua atribut yang diamati dalam penelitian ini berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95% yang berarti bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, karena dari keempat atribut yang diamati, χ2 hitung lebih besar daripada χ2 tabel. Ini berarti terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap atributatribut yang ada pada buah jeruk lokal. Tabel 15. Hasil Analisis Chi Square Atribut Buah Jeruk Impor Atribut Buah Jeruk Impor Warna Buah Rasa Buah Ukuran Buah Aroma Buah
χ2 hitung
df
χ2 tabel
Keterangan
73,500 109,562 7,042
1 2 1
3,841 5,991 3,841
Berbeda nyata Berbeda nyata Berbeda nyata
Sumber : Analisis Data Primer, 2012
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
19
Tabel 15 menunjukkan bahwa semua atribut yang diamati dalam penelitian ini berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95% yang berarti bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, kecuali atribut warna buah. Ketiga atribut yang diamati yaitu rasa buah,ukuran buah, dan aroma buah memiliki χ2 hitung lebih besar daripada χ2 tabel. Ini berarti terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap ketiga atribut yang ada pada buah jeruk impor kecuali atribut warna buah. Hal ini disebabkan buah jeruk impor memiliki warna yang seragam yaitu oranye sehingga semua responden memiliki preferensi yang sama terhadap atribut warna buah jeruk impor. D. Preferensi Konsumen Terhadap Kategori Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor Tabel 16. Preferensi Konsumen terhadap Buah jeruk Lokal di Kabupaten Kudus Atribut Buah Jeruk Lokal
Kategori Atribut Buah Jeruk Lokal
Jumlah Konsumen
Persentase (%)
Warna Buah
Hijau Hijau Kekuningan Kuning Kehijauan Oranye Asam Asam sedikit manis Manis sedikit asam Manis Sangat kecil Kecil Sedang Besar Harum Segar Menyengat Manis
14 26 56 0 0 14 42 40 0 3 81 12 0 77 0 19
14, 58 27,08 58,33 0 0 14,58 43,75 41,67 0 3,125 84,375 12,5 0 80,21 0 19,79
Rasa Buah
Ukuran Buah
Aroma Buah
Preferensi Konsumen Kuning Hijau
Manis Sedikit Asam Sedang
Segar
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 16 dapat diketahui bahwa buah jeruk lokal yang menjadi kesukaan konsumen di Kabupaten Kudus adalah buah jeruk yang memiliki warna buah kuning hijau, rasa buah yang manis sedikit asam, ukuran buah yang sedang, dan aroma buah yang segar.
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
20
Tabel 17. Preferensi Konsumen terhadap Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus Atribut Buah Jeruk Impor
Kategori Atribut Buah Jeruk Impor
Jumlah Konsumen
Persentase (%)
Warna Buah
Hijau Hijau Kekuningan Kuning Kehijauan Oranye Asam Asam sedikit manis Manis sedikit asam Manis Sangat kecil Kecil Sedang Besar Harum Segar Menyengat Manis
0 0 0 96 0 0 6 90 0 3 80 13 0 61 0 35
0 0 0 100 0 0 6,25 93,75 0 3,125 83,33 13,54 0 63,54 0 36,46
Rasa Buah
Ukuran Buah
Aroma Buah
Preferensi Konsumen Oranye
Manis
Sedang
Segar
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 17 menunjukkan buah jeruk impor yang menjadi kesukaan konsumen di Kabupaten Kudus adalah buah jeruk yang memiliki warna buah jeruk oranye, rasa buah manis, ukuran buah sedang dan aroma buah yang segar. Buah jeruk lokal dan buah jeruk impor memang memiliki warna buah yang berbeda dimana buah jeruk lokal memiliki warna yang cenderung kehijauan dan kurang seragam dibanding dengan buah jeruk impor yang memiliki warna seragam yaitu oranye. E. Kepercayaan dan Evaluasi Konsumen Terhadap Atribut-Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor Tabel 18. Kepercayaan Konsumen (bi) terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor Atribut Warna Buah Rasa Buah Ukuran Buah Aroma Buah
Buah Jeruk Lokal bi Kategori Sangat baik 4,55 Sangat baik 4,80 Baik 4,23 Netral 3,40
Buah Jeruk Impor bi Kategori 4,56 Sangat baik 4,85 3,82 3,52
Sangat baik Baik Baik
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 18 menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen terhadap atribut buah jeruk lokal yang tertinggi pada atribut rasa buah dengan kategori sangat baik artinya konsumen sangat
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
21
meyakini atribut rasa buah jeruk lokal. Nilai terendah pada aroma buah dengan kategori netral. Pada buah jeruk impor juga menunjukkan hal yang sama dimana rasa buah merupakan atribut yang paling diyakini dengan kategori sangat baik, sedangkan aroma buah merupakan atribut yang diyakini dengan kategori baik. Tabel 19. Evaluasi Konsumen (ei) terhadap Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor Atribut Warna Buah Rasa Buah Ukuran Buah Aroma Buah
Buah Jeruk Lokal
Buah Jeruk Impor
ei 4,29
ei 4,31 4,96
4,98 3,88 3,23
Kategori Penting Sangat Penting Penting Netral
3,91 3,32
Kategori Penting Sangat Penting Penting Netral
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 19 menunjukkan bahwa evaluasi konsumen terhadap atribut buah jeruk lokal yang paling penting adalah rasa buah. Atribut buah jeruk lokal yang memiliki nilai terendah pada aroma buah dengan kategori netral. Pada buah jeruk impor juga menunjukkan hal yang sama dengan buah jeruk lokal, yaitu atribut yang sangat penting adalah rasa buah dan aroma buah merupakan atribut yang netral. Berdasarkan dari tingkat kepercayaan (bi) dan evaluasi tingkat kepentingan maka akan diperoleh nilai sikap (Ao) terhadap buah jeruk lokal dan buah jeruk impor dengan cara mengalikan angka tingkat kepercayaan (bi) dengan tingkat kepentingan (ei). Nilai sikap (Ao) ini menunjukkan penilaian konsumen terhadap atribut yang melekat pada buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yaitu warna buah . Adapun sikap konsumen terhadap buah jeruk dan buah jeruk Impor dapat dilihat pada Tabel 20 sebagai berikut: Tabel 20. Sikap Konsumen terhadap Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus Atribut Buah Jeruk Warna Buah Rasa Buah Ukuran Buah Aroma Buah
Buah Jeruk Lokal Buah Jeruk Impor Sikap ( Ao) Peringkat Sikap ( Ao) Peringkat 19,5195 II 19,6536 II 23,9040 I 24,056 I 16,4124 III 14,9362 III 10,9820 IV 11,6864 IV
Sumber : Analisis Data Primer, 2012 Tabel 20
menunjukan bahwa nilai sikap
konsumen terhadap
atribut
yang
dipertimbangkan dalam keputusan pembelian buah jeruk lokal berturut-turut dari yang
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
22
paling tinggi sampai yang terendah adalah rasa buah, warna buah, ukuran buah dan aroma buah. Hasil nilai ini juga sama pada buah jeruk impor dengan selisih nilai yang tidak jauh berbeda pula. Hal ini sudah sesuai dengan hipotesis awal bahwa urutan atribut yang dipertimbangkan konsumen berturut-turut adalah rasa, warna, ukuran dan aroma buah. F. Implikasi Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan responden yang membeli buah jeruk lokal lebih banyak daripada buah jeruk impor. Hal ini menunjukkan bahwa buah jeruk lokal masih banyak diminati oleh masyarakat dibanding buah jeruk impor. Namun, kelemahan yang dimiliki buah jeruk lokal adalah ketersediaan buah jeruk lokal tidak kontinyu dan rendahnya teknologi pasca panen seperti sistem penyimpanan belum memadai Hasil analisis menggunakan Chi Square pada atribut buah jeruk lokal dan buah impor yaitu warna dan rasa diketahui bahwa preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal adalah warna kuning hijau dengan presentase 58,33 persen dan rasa buah manis sedikit asam dengan presentase 43,55 persen. Sedangkan untuk buah jeruk impor yang menjadi preferensi konsumen adalah warna oranye dengan presentase 100 persen dan rasa buah manis sebesar 93,75 persen. Presentase tersebut menunjukkan bahwa buah jeruk lokal memiliki kelemahan dibanding buah jeruk impor yaitu buah yang tidak seragam baik dari warna dan rasa, bahkan tidak jarang ukuran juga ditemukan tidak seragam di pasaran. Menurut Pantas F (1997:8), di mata konsumen mutu produk tidak hanya menyangkut bentuk rasa, tekstur, tetapi juga menyangkut bentuk pengepakan, penyajian, kemudahan penanganan di rumah (disimpan dan disajikan), dan kesesuaian dengan kebiasaan makan. Oleh sebab itu, perlu upaya untuk meningkatkan mutu dan ketersediaan buah jeruk lokal dalam negeri. Langkah selanjutnya adalah dengan pembatasan impor melalui melalui Peraturan Mentei No. 88/Permentan/PP.340/12/2011 tentang pengawasan keamanan pangan terhadap pemasukan dan pengeluaran pangan segar asal tumbuhan. Peraturan lain adalah Permendag No.30 Tahun 2012 yaitu mewajibkan para importir produk hortikultura untuk memperhatikan aspek keamanan pangan, ketersediaan produk dalam negeri, dan penetapan sasaran produksi dan konsumsi produk hortikultura. Kemudian langkah yang harus ditempuh yaitu dengan menggiatkan program “Gemar Buah Lokal Indonesia” secara nasional.
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
IV.
23
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap semua atribut-atribut yang ada buah jeruk lokal dan buah jeruk impor, kecuali pada atribut warna buah jeruk impor. 2. Buah jeruk lokal yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten Kudus adalah buah jeruk yang mempunyai rasa manis sedikit asam, warna buah kuning kehijauan, ukuran buah sedang (8-9 buah/kg), dan aroma buah yang segar. Sedangkan buah jeruk impor yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten Kudus adalah buah jeruk yang mempunyai rasa manis, warna buah oranye, ukuran sedang (8-9 buah.kg), dan aroma buah yang segar. 3. Atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor di Kabupaten Kudus berturut-turut adalah rasa buah, warna buah, ukuran buah, adan aroma buah. B. Saran 1. Bagi pemasar buah jeruk lokal sebaiknya melakukan tindakan pasca panen seperti penyimpanan, pengepakan, pelabelan, dan pendistribusian yang lebih baik sehingga mutu dan ketersediaan buah jeruk lokal terjamin serta melakukan strategi pemasaran yang jitu agar tidak kalah bersaing dengan buah jeruk impor. 2. Bagi pemerintah, hendaknya mendorong lembaga riset pertanian untuk menghasilkan produk buah jeruk yang berkualitas, serta mengendalikan volume maupun jenis buah yang diimpor melalui peraturan dan kebijakan, dan melakukan sosialisasi tentang keunggulan buah lokal.
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012
e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
DAFTAR PUSTAKA
BPPP Deptan. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk Bagian kedua. Agro Inovasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. BPS Indonesia. 2009. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia: IMPOR. Jilid I. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Djarwanto dan Pangestu. 1996. Statistik Induktif. Edisi 4. BPFE. Yogyakarta. Surakhmad, W. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Penerbit Tarsito. Bandung. SUSENAS. 2009. Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia. Buku 1. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012