1
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BERDASAR PADA SEGMENTASI DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP JERUK LOKAL SERTA JERUK IMPOR
FANNYSYAH ROKHMAWATI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
2
3
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul analisis strategi pemasaran berdasar pada segmentasi dan preferensi konsumen terhadap jeruk lokal serta jeruk impor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2013
Fannysyah Rokhmawati NIM H34114039
Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
4
5
ABSTRAK FANNYSYAH ROKHMAWATI. Kasus analisis sterategi pemasaran berdasar pada segmentasi dan preferensi konsumen terhadap jeruk lokal serta jeruk impor. Dibimbing oleh AMZUL RIFIN. Buah jeruk merupakan salah satu produk hortikultura yang memiliki tingkat volume impor yang tinggi sehingga menyebabkan jeruk lokal sedikit terkalahkan. Preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal maupun impor memiliki perbedaan yaitu dengan menggunakan analisis Chi-square diketahui bahwa preferensi konsumen terhadap jeruk lokal adalah warna kuning kehijauan dengan rasa manis sedikit asam, ukuran buah yang sedang, aroma yang segar dan memiliki harga yang sedang. Jeruk impor, terdapat perbedaan preferensi pada atribut selain atribut warna, karena konsumen berpendapat sama mengenai warna oranye pada jeruk impor. Segmentasi pasar, berdasarkan hasil penelitian klaster memiliki karakteristik yang hampir sama dan menunjukkan bahwa konsumen jeruk lokal dan impor merupakan konsumen yang masih berusia muda sekitar 1925 tahun, berjenis kelamin perempuan dan laki-laki yang merupakan lulusan dari sekolah menengah atas maupun diploma dan masih berstatus sebagai mahasiswa, belum menikah serta dengan pendapatan yang berkisar diantara Rp 500.000- Rp 2.499.999. Jumlah anggota yang terdapat pada setiap keluarga termasuk jumlah anggota kecil dan sedang yang biasa membeli jeruk di Giant dan Ramayana. Pembelian dilakukan secara tidak menentu sebanyak 1-2 kg dalam satu kali pembelian. Kata Kunci : Buah Jeruk, Chi-square, Klaster, Preferensi Konsumen, Segmentasi Pasar FANNYSYAH ROKHMAWATI. Case analysis of marketing strategies based on segmentation and consumer preference towards local oranges and imports orange. Supervised by AMZUL RIFIN. Citrus fruit is one of the horticultural products that have a high level of import volume, causing local orange bit invincible. Consumer preferences for local and imported citrus fruit has the differences using Chi-square analysis note that the preference of consumers towards local oranges are greenish yellow color with a slight sour taste sweet, medium sized fruit, fresh aroma and has a moderate price. Citrus imports, there are differences in preferences on attributes other than color attribute, because the consumer thinks the same about the color orange on orange imports. Market segmentation, based on the results of the research cluster have similar characteristics and suggests that local and imported citrus consumers are consumers who are young around 19-25 years old, female and male who graduated from high school or diploma and still status as a student, not married and with revenues ranging between Rp 500,000 to Rp 2,499,999. Number of members present in each family, including a small number of members and are commonly bought in giant orange and ramayan. Purchases made uncertain of 1-2 kg in a single purchase. Keywords: Citrus Fruit, Chi-Square, Cluster Analysis, Consumer Preferences, Market Segmentation.
6
7
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BERDASAR PADA SEGMENTASI DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP JERUK LOKAL SERTA JERUK IMPOR
FANNYSYAH ROKHMAWATI
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
8
-= ~
' Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran berdasar pada Segmentasi dan Preferensi Konsumen terhadap J eruk Lokal serta J eruk Impor a : Fannysyah Rokhmawati 1 : H34114039
Disetujui Oleh,
Dr. Amml Ritin SP.MA
Pembimbing
Diketahui Oleh,
Tanggal
o9 DEC
2013
-= ~
' Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran berdasar pada Segmentasi dan Preferensi Konsumen terhadap J eruk Lokal serta J eruk Impor a : Fannysyah Rokhmawati 1 : H34114039
Disetujui Oleh,
Dr. Amml Ritin SP.MA
Pembimbing
Diketahui Oleh,
Tanggal
o9 DEC
2013
9
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran berdasar pada Segmentasi dan Preferensi Konsumen terhadap Jeruk Lokal serta Jeruk Impor Nama : Fannysyah Rokhmawati NIM : H34114039
Disetujui Oleh,
Dr. Amzul Rifin SP.MA Pembimbing
Diketahui Oleh,
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen
Tanggal :
10
11
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian kajian skripsi yang berjudul ”Analisis strategi pemasaran berdasar pada segmentasi dan preferensi konsumen terhadap jeruk lokal serta jeruk impor” dengan sebaik-baiknya. Kajian skripsi ini akan melihat secara khusus mengenai preferensi konsumen, penetapan segmentasi pasar potensial dan strategi pemasaran terhadap buah jeruk lokal dan impor akibat dari kebijakan pemerintah yang berubah-ubah. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Amzul Rifin SP.MA selaku dosen pembimbing dan Dr. Ir. Netti Tinaprillia. MM yang telah banyak memberi saran pada saat kolokium. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Ir. Burhanudin, MM dan Rahmat Yanuar, SP.M.Si selaku dosen penguji. Di samping itu, penulis sampaikan terimakasih kepada temanteman alih jenis AGB, supervisor pasar modern Istana Buah, Giant, Ramayana, Total Buah, All Fresh, Jogja serta semua yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayangnya. Penulis menyadari bahwa kajian mengenai penelitian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Semoga kajian skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Bogor, Oktober 2013 Fannysyah Rokhmawati
iv
v
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Buah Jeruk Preferensi Konsumen Terhadap Produk Agribisnis Segmentasi Pasar Produk Agribisnis Strategi PemasaranProduk Agribisnis KERANGKA TEORITIS Kerangka Pemikiran Teoritis Preferensi Konsumen Pemasaran Perilaku Pembelian Segmentasi Pasar Strategi Pemasaran Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengambilan Sampel Pengolahan Data Analisis Desktiptif Analisis Chi-Square (x2) Analisis Klaster KARAKTERISTIK PRODUK Karakteristik Jeruk Berdasarkan Atribut Buah Warna Buah Jeruk Rasa Buah Jeruk Ukuran Buah Jeruk Aroma Buah Jeruk KARAKTERISTIK RESPONDEN Karakteristik Responden Berdasarkan Demografi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan Karakteristik Responden Berdasarkan Status Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Pembelian
iv iv v 1 1 6 7 8 8 9 9 9 12 13 14 14 14 15 15 16 17 18 20 20 20 20 21 21 21 22 24 24 24 24 25 27 28 28 28 28 29 29 30 30 31 31
vi
Karakteristik Responden Berdasarkan Pertimbangan Pembelian Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian Karakteristik Responden Berdasarkan Banyaknya Pembelian SEGMENTASI PASAR DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP JERUK LOKAL DAN JERUK IMPOR Preferensi Konsumen Jeruk Lokal Jeruk Impor Jeruk Lokal dan Jeruk Impor Segmentasi Pasar Jeruk Lokal Klaster (Cluster) 1 Klaster (Cluster) 2 Klaster (Cluster) 3 Klaster (Cluster) 4 Jeruk Impor Klaster (Cluster) 1 Klaster (Cluster) 2 Klaster (Cluster) 3 Klaster (Cluster) 4 Perbandingan Klaster Jeruk Lokal dan Impor Implikasi Hasil Penelitianpada Strategi Pemasaran Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor Startegi Pemasaran Jeruk Lokal Stategi Pemasaran Jeruk Impor SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
32 32 33 34 34 34 36 37 38 39 39 40 41 42 43 43 44 45 46 47 49 49 50 53 53 53 54 56
iv
DAFTAR TABEL 1.Perkembangan Volume Impor Buah Indonesia Tahun 2007-2011. 2. Nilai Impor Buah Indonesia Tahun 2007-2011. 3.Negara Asal Buah Jeruk Impor Indonesia Tahun 2010 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Status 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Pembelian 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Pertimbangan Pembelian 13. Karakteristik Responden Terhadap Frekuensi Pembelian Buah Jeruk 14. Karakteristik Konsumen Berdasarkan pada Jumlah Pembelian Buah Jeruk 15. Hasil analisis chi-square terhadap atribut buah jeruk lokal 16. Preferensi Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal 17. Hasil Analisis Chi-square Atribut Buah Jeruk Impor 18. Preferensi Konsumen terhadap Buah Jeruk Impor 19. Perbandingan Preferensi Jeruk Lokal dan Jeruk Impor 20. Segmen Pasar Buah Jeruk Lokal 21. Segmen Pasar Buah Jeruk Impor 22. Perbandingan Klaster Jeruk Lokal dan Impor
2 3 3 28 28 29 29 30 30 31 31 32 32 33 34 35 36 37 38 43 47 48
DAFTAR GAMBAR 1. Sistem Pemasaran Sederhana 2. Komponen 4P dalam Bauran Pemasaran 3. Kerangka Pemikiran Operasional 4. Kategori Atribut Warna Buah Jeruk 5. Jeruk Ukuran Besar 6. Ukuran Jeruk Sedang 7. Ukuran Kecil Buah Jeruk
15 18 19 24 25 26 26
v
DAFTAR LAMPIRAN 1. Data Penelitian 57 2. Data Z_score Jeruk Lokal 61 3. Hasil Output pada Software SPSS 17.0 dan Proses Pembentukan Klaster pada Jeruk Lokal 64 4. Karakteristik Responden Klaster 1 pada Buah Jeruk Lokal 68 5. Karakteristik Responden Klaster 2 pada Jeruk Lokal 69 6. Karakteristik Responden Klaster 3 pada Jeruk Lokal 70 7. Karakteristik Responden Klaster 4 pada Jeruk Lokal 71 8. Data Z_Score pada Jeruk Impor 72 9. Hasil Output pada Software SPSS Jdan Proses Pembentukan Klaster 74 10. Karaktersitik Responden pada Klaster 1 Buah Jeruk Impor 78 11. Karakteristik Responden pada Klaster 2 Buah Jeruk Impor 79 12. Karakteristik Responden Klaster 3 pada Buah Jeruk Impor 80 13. Karakteristik Responden Klaster 4 Buah Jeruk Impor 81
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan termasuk kedalam produk pertanian hortikultura. Sebagian masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa buah-buahan belum termasuk makanan pokok yang harus selalu ada di meja makan. Hal tersebut disebabkan karena harga buah cenderung lebih mahal dibanding harga sayur maupun makanan pelengkap nasi lainnya, sehingga masih sering untuk dilupakan. Namun, saat ini persepsi tersebut telah sedikit demi sedikit berkurang khususnya bagi masyarakat yang sadar akan kesehatan. Masyarakat tersebut sadar bahwa dengan mengkonsumsi buah setiap hari dapat menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh setiap hari, karena asupan kelengkapan gizi yang disarankan dari menu makan empat sehat lima sempurna terpenuhi secara menyeluruh. Buah-buahan sebenarnya secara ilmu kedokteran merupakan sumber vitamin alami selain sayuran yang akan sangat baik dikonsumsi setiap hari bagi kesehatan tubuh terutama dalam memenuhi kebutuhan vitamin tubuh dibandingkan suplemen maupun obat-obatan lainnya yang mengandung vitamin kimiawi. Kesadaran masyarakat untuk memperbanyak konsumsi buah tersebut ternyata tidak terlalu membantu perkembangan perbuahan lokal di Indonesia. Masyarakat cenderung lebih menyukai untuk mengkonsumsi buah impor dibanding buah lokal. Hal tersebut terjadi karena beberapa masyarakat beranggapan bahwa buah impor memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan buah lokal. Selain itu tampilan luar yang memikat, rasa yang manis serta harga yang ditawarkan buah impor pun cenderung lebih murah dibanding buah lokal sehingga membuat konsumen lebih tertarik membeli buah impor dibanding buah lokal. Salah satu contohnya adalah buah jeruk. Buah jeruk sendiri merupakan buah yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Buah ini terkenal sebagai salah satu penghasil sumber vitamin C paling tinggi. Kandungan mineral yang terkandung dalam buah jeruk diantaranya adalah kalium, magnesium, natrium, kalsium, dan fosfor. Jeruk juga dapat menyembuhkan berbagai gangguan saluran pernapasan dan menurunkan kadar kolesterol darah (Bangun 2005). Buah jeruk merupakan salah satu produk hortikultura yang memiliki perkembangan volume impor yang tinggi. Penyebab membengkaknya volume impor dan membanjirnya produk impor khususnya buah jeruk dapat disebabkan oleh beberapa hal. Tuntutan atas kualitas, kontinuitas, dan konsistensi akan keberadaan buah jeruk di pasar, sampai saat ini lebih dimungkinkan dapat dipenuhi dengan produk buah jeruk impor. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu penyebab banyaknya buah impor khususnya jeruk di pasar domestik, sehingga menjadi mungkin bahwa kebanyakan konsumen lebih menyukai buah impor dikarenakan konsistensi dari keberadaannya yang selalu tersedia di pasar dan tidak tergantung pada musim seperti buah lokal. Selain itu, alasan lainnya mengenai penyebab tingginya volume impor buah khususnya jeruk dapat juga disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah pendapatan masyarakat, harga buah impor yang lebih murah, kurangnya pasokan jeruk lokal, peningkatan jumlah penduduk dan tidak adanya peraturan pembatasan impor yang disebabkan karena adanya praktek perdagangan bebas, salah satunya adalah Asean-China free trade area (ACFTA).
2
Jeruk menurut keterangan dari Tabel 1, memiliki nilai rata-rata pertumbuhan volume impor selama lima tahun dari tahun 2007-2011 sebesar 20 persen, yang setiap tahunnya volume impor tersebut terus mengalami peningkatan. Walaupun jeruk bukan merupakan produk buah yang memiliki tingkat rata-rata pertumbuhan volume impor terbesar, tetapi jeruk merupakan komoditas yang memiliki nilai volume impor terbesar pada tahun 2011 dibanding buah lainnya yaitu sebesar 231.542 ton. Pisang dan melon memiliki nilai rata-rata pertumbuhan volume impor terbesar dibanding komoditi buah yang lain yaitu 330 persen dan 119 persen. Namun, kedua komoditi buah tersebut nilai volume impor di tahun 2011 jauh lebih rendah di banding buah jeruk yaitu hanya sebesar 1.631 ton dan 348 ton. Berikut data tabel 1 mengenai perkembangan volume impor komoditas buah dari tahun 2007-2011. Tabel 1.Perkembangan Volume Impor Buah Indonesia Tahun 2007-2011. No
Komoditas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jeruk Apel Pir Anggur Durian Pisang Mangga Semangka Strawberi Melon
2007 119.740 146.655 94.558 29.136 23.149 25 1.088 921 639 111
Volume Impor (Ton) 2008 2009 2010 143.770 216.785 203.916 141.239 155.277 199.484 86.755 90.390 111.276 28.156 37.745 44.087 24.679 28.935 24.368 56 328 2.779 969 821 1.129 390 761 1.036 833 567 452 100 632 364
2011 231.542 214.245 133.592 59.162 27.149 1.631 989 832 564 348
Rata Pertumbuhan 20% 11% 10% 20% 5% 330% 0% 13% 1% 119%
Sumber : BPS, dan Pusat Data dan Informasi Kementrian Pertanian dioleh oleh Direktorat JenderalHortikultura Perkembangan nilai impor komoditas buah tahun 2007-2011 pun menunjukkan bahwa buah jeruk merupakan buah yang memiliki nilai impor terbesar pada tahun 2011 yaitu sebesar US$ 211.089.260, walaupun nilai rata-rata pertumbuhan sebesar 23 persen bukanlah nilai rata-rata pertumbuhan impor terbesar. Rata-rata pertumbuhan nilai impor terbesar tahun 2007-2011 terdapat pada buah pisang yaitu sebesar 201 persen, namun dengan nilai impor tahun 2011 sebesar US$ 849.998. Data mengenai nilai impor komoditi buah tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 2.
3
Tabel 2. Nilai Impor Buah Indonesia Tahun 2007-2011. No
Komoditas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jeruk Apel Anggur Pir Durian Strawberi Pisang Mangga Nanas Semangka
2007 98.207.157 113.347.097 51.042.098 68.618.549 28.681.993 996.444 39.222 725.379 297.695 422.805
2008 123.710.639 113.883.684 51.475.164 65.682.792 30.829.557 1.280.618 65.501 603.661 1.995.258 224.015
Nilai Impor (US$) 2009 2010 192.444.606 183.115.772 130.721.409 170.673.734 69.908.828 86.509.928 69.869.660 87.831.209 35.955.390 34.704.684 938.340 769.528 349.346 1.565.852 554.523 817.256 248.169 247.692 286.893 609.071
2011 211.089.260 189.336.608 121.217.600 106.753.329 38.192.411 1.072.230 849.998 808.043 461.567 446.045
Rata pertumbuhan 23% 14% 25% 12% 8% 6% 201% 5% 142% 17%
Sumber : BPS, dan Pusat Data dan Informasi Kementrian Pertanian diolah oleh Direktorat JenderalHortikultura Negara pengimpor buah jeruk ke Indonesia yang terbesar yaitu merupakan negara cina dengan volume impor sebesar 161.860.072 kg dan nilai Impor sebesar US$ 143.912.891. Negara Afrika Selatan merupakan salah satu negara yang menjadi pengimpor jeruk terendah ke Indonesia dengan volume impor hanya sebesar 3.005.739 kg dengan nilai impor sebesar US$ 2.207.573. Impor buah jeruk per negara asal tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3.Negara Asal Buah Jeruk Impor Indonesia Tahun 2010 NO 1 2 3 4 5
NEGARA ASAL Cina Argentina Australia United States South Africa
VOL (Kg) 161.860.072 11.860.861 5.529.631 4.996.625 3.005.739
NILAI (US $) 143.912.891 9.216.826 4.812.522 4.141.321 2.207.573
Sumber : BPS, dan Pusat Data dan Informasi kementrian Pertanian diolah oleh Direktorat Jenderal Hortikultura Keadaan mengenai buah jeruk impor yang lebih disukai (berdasarkan tabel 3) dibandingkan jeruk lokal, secara tidak langsung menjadi sedikit menyedihkan terutama bagi bangsa Indonesia, karena seperti yang diketahui bahwa Indonesia memiliki beberapa daerah sentra produksi jeruk sendiri yang sebenarnya telah tersebar diberbagai propinsi diantaranya adalah provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan (Ditbuah,2012). Kondisi tersebut telah mendorong pemerintah untuk segera campur tangan untuk dapat mencegah semakin terpuruknya buah jeruk lokal. Guna menghindari hal tersebut maka pemerintah Indonesia, mengeluarkan sebuah kebijakan yang berkaitan dengan pelarangan dan pembatasan terhadap impor produk-produk hortikultura baik berupa buah, sayur dan bunga segar. Namun, sebenarnya aturan mengenai pengetatan impor itu telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.60/2012 tentang Rekomendasi Impor Holtikultura dan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.60/2012 mengenai Ketentuan Impor Produk Hortikultura.
4
Salah satu cara dalam melakukan penerapan kebijakan larangan dan pembatas impor ini adalah pemerintah melakukan tindakan berupa pelarangan masuk produk impor yang bukan berasal dari Amerika Serikat, Kanada dan Australia melewati pelabuhan tanjung priok. Produk impor yang bukan berasal dari Amerika Serikat, Kanada dan Australia tersebut hanya diperbolehkan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya), Belawan (Medan), Soekarno-Hatta (Makassar), Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Free Trade Zone Batam, Bintan dan Karimun 1 . Pelarangan masuknya produk impor yang bukan berasal dari Amerika Serikat, Kanada dan Australia melalui Tanjung Priuk, secara tidak langsung akan mempengaruhi harga dari produk impor tersebut yang akanmenyebabkan produk impor tersebut menjadi lebih mahal karena disebabkan oleh meningkatnya biaya transportasi dari pelabuhan menuju center point tempat dimana para pedagang akhir mengambil produk impor tersebut. Kebijakan mengenai pelarangan dan pembatasan impor tersebut banyak menimbulkan berbagai tanggapan dari berbagai kalangan baik berupa tanggapan negatif maupun positif. Menurut Kepala badan Karantina Pertanian Kementrian Pertanian, Banun Harpin menyatakan bahwa prinsip impor produk hortikultura hanya untuk mengisi kebutuhan dalam negeri yang dirasa kurang atau ada permintaan namun produk tidak dapat dihasilkan di Indonesia2. Selain itu, produk yang diimpor diharuskan mempertimbangkan masa panen sayur dan buah lokal pada periode tertentu. Kebijakan pemerintah mengenai larangan dan pembatasan impor buah ini, diharapkan dapat meningkatkan jumlah konsumsi buah lokal pada masyarakat Indonesia.Selain itu juga, dengan adanya larangan dan pembatasan impor tersebut dapat sedikit menumbuhkan rasa kecintaan terhadap produk khususnya buah lokal, karena sejatinya buah lokal Indonesia memiliki kandungan vitamin yang lebih banyak dan tidak adanya zat adiktif dan pengawet. Kebijakan pemerintah mengenai pelarangan dan pembatasan impor ini semata-mata hanya untuk dapat meningkatkan daya saing buah lokal terhadap buah impor di mata konsumen. Hal tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku konsumen yang biasanya lebih memilih mengkonsumsi buah impor dapat beralih untuk mengkosumsi buah lokal. Kebijakan tersebut sementara akan dilaksanakan selama enam bulan dari Januari- Juni 2013 dengan skema pembatasan rekomendasi impor produk hortukultura (RIPH). Kebijakan mengenai larangan impor produk hortikultura, yang ditetapkan oleh pemerintah berlaku pada tigabelas produk hortikultura diantaranya adalah kentang, kubis, wortel, cabe, nanas, melon, pisang, mangga, pepaya, durian, krisan, anggrek dan beliconia. Produk hortikultura impor lainnya yang dikenai pembatasan jumlah impor diantaranya adalah beberapa jenis buah seperti anggur, jeruk dan apel. Hal tersebut telah mendorong kenaikan harga buah impor 50 -200 persen, dikarenakan sedikitnya persediaan. Salah satunya, seperti harga jeruk 1
Saepudin Zuhri. 2012. LARANGAN IMPOR: Mulai Nanti Malam Pukul 00:00, Buah Dan Sayur Dilarang Masuk Priok. Senin, 18 Juni 2012 | 19:28 WIB.http://www.sucofindo.co.id/beritaterkini/2096/larangan-impor:-mulai-nanti-malam-pukul-00:00,-buah-dan-sayur-dilarang-masukpriok.html [Diakses Tanggal 5 April 2013] 2 Kompas 2013.HKTI Dukung Larangan Buah Impor.Minggu, 27 Januari 2013 | 21:52 WIB www.kompas.com [Diakses Tanggal 5 April 2013].
5
impor yang sebelum adanya kebijakan tersebut harganya hanya Rp 8.000, namun setelah kebijakan pelarangan impor tersebut berjalan harga jeruk naik menjadi Rp 20.000 per kilogram3. Produk hortikultura berupa buah dan sayur yang dilarang masuk yaitu produk yang bukan berasal dari Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. Hal tersebut dikarenakan Indonesia telah mengakui sistem keamanan pangan akan produk buah dan sayur yang berasal dari ketiga negara tersebut. Tanggapan positif masyarakat mengenai kebijakan pemerintah tentang larangan dan pembatasan impor ini diharapkan dapat memicu dalam meningkatkan kualitas produk buah di dalam negeri. Sehingga masyarakat yang biasa mengkonsumsi buah impor dapat sedikit demi sedikit merubah kebiasaan untuk beralih serta lebih menyukai dalam mengkonsumsi lebih banyak buah lokal khususnya buah jeruk lokal. Namun, larangan dan pelarangan impor saja tidak akan cukup untuk dapat dengan mudah merubah kebiasaan konsumen yang lebih menyukai mengkonsumsi buah impor dibanding buah lokal. Harus ada tindakan nyata yang dari berbagai pihak dalam memberikan kepercayaan pada masyarakat sebagai kosumen buah, bahwa buah lokal lebih baik dibanding buah impor. Perubahan preferensi konsumen pun diperlukan, salah satunya dengan cara meningkatkan kualitas buah jeruk lokal sehingga dapat setara dengan buah impor, harga yang terjangkau seperti jeruk impor serta pemasaran dan promosi yang dapat membuat masyarakat lebih menyukai buah lokal, seperti dengan membuat slogan yang mudah diingat untuk selalu mencintai dan mengkonsumsi buah lokal, pameran dan festival buah dan promosi lain sebagainya yang dapat membuat masyarakat bisa lebih mencintai buah lokal dibanding buah impor. Adanya kebijakan mengenai larangan dan pembatasan impor ini pun bukan hanya menimbulkan tanggapan positif tetapi juga muncul tanggapan negative berupa penolakan terhadap kebijakan tersebut yang datang dan mengatasnamakan konsumen, tetapi nyatanya hanya digunakan untuk kepentingan bisnis semata karena datang dari para importir yang kehilangan keuntungannya. Kebijakan larangan dan pembatasan impor yang diterapkan pemerintah baru-baru ini hanya berkisar pada produk hortikultura yang bukan berasal dari Amerika Serikat, Kanada dan Australia. Pada Tabel 3 sebelumnya telah menjelaskan bahwa tahun 2010 negara pengimpor terbesar untuk buah jeruk ke Indonesia khususnya adalah Cina, sehingga dengan adanya kebijakan mengenai larangan dan pembatasan impor produk hortikultura maka, negara pengimpor buah jeruk terbesar bukan lagi Cina melainkan Australia dengan volume impor sebesar 5.529.631 kg dengan nilai US$ 4.812.522 dan Amerika serikat dengan volume impor sebesar 4.996.625 kg dan nilai impor US$ 4.141.321. Hal tersebut dikarenakan negara lain selain Amerika serikat, Australia dan Kanada dikenai peraturan mengenai larangan impor dan pembatasan produk hortikultura yang disebabkan sistem keamanan pangan yang belum diakui oleh pemerintah Indonesia. Selain itu dengan adanya kebijakan larangan dan pembatasan impor produk hortikultura, telah menurunkan jumlah volume impor buah tahun 2012 3
Citra Indonesia. 2013. 13 jenis komoditi pertanian dilarang impor, harag naik 300 persen. http://citraindonesia.com/harga-buah-dan-sayuran-naik-300-persen-awasi-penyelundupan/ [Dikases tanggal 27 mei 2013].
6
menjadi 826.597 ribu ton dari tahun sebelumnya yang dapat menghasilkan 1,18 juta ton buah. Kebijakan pelarangan buah impor tersebut, tampaknya tidak dapat bertahan lama disebabkan karena banyaknya tekanan yang datang terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut. Beberapa tekanan kuat yang menggoyangkan keyakinan pemerintah dalam mempertahankan kebijakan pelarangan impor buah datang dari pihak importir (pengusaha) dan pihak luar negeri (negara pengekspor) khusunya untuk buah jeruk. Hal tersebut dapat dilihat dari tindakan pemerintah Amerika Serikat yang tiba-tiba mengajukan langkah notifikasi dan keberatan kepada Organisasi Perdagangang Dunia (WTO) atas pembatasan impor produk hortikultura yang dilakukan Indonesia. Kebijakan pembatasan hortikultura itu dinilai cukup kompleks bagi mitra dagang Indonesia dan ditengarai akanmenyulitkan ekspor produk hortikultura4. Tindakan pemerintah yang kurang konsisten tersebut tentunya akan sangat membingungkan konsumen. Selain itu, kebijakan yang berubah-ubah dimungkinkan dapat menyebakan terjadinya perubahan pada pasar khususnya pada perilaku pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Hal tersebut dapat saja terjadi dengan ditandai oleh perubahan segmentasi pasar maupun preferensi konsumen terhadap jeruk lokal dan impor khususnya. Preferensi konsumen, secara garis besar dalam melakukan pembelian biasanya akan melihat dari berbagai aspek khususnya dari atribut-atribut yang ada pada buah itu sendiri. Pada buah jeruk misalnya, diperkirakan yang akan menjadi pertimbangan terhadap preferensi konsumen adalah harga, ukuran, rasa, tampilan dan aroma. Buah impor biasanya memiliki kualitas yang cenderung unggul dari semua atribut tersebut, sehingga tidak mengherankan preferensi konsumen lebih condong pada jeruk impor di banding jeruk lokal. Namun, setelah adanya perubahan-perubahan kebijakan mengenai produk hortikultura, yang awalnya menetapkan larangan dan pembatasan terhadap impor buah lalu melakukan pencabutan kembali terhadap kebijakan tersebut, maka secara tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya perubahan terdapat perilaku konsumen pada pembelian buah jeruk lokal maupun impor pada khususnya. Perumusan Masalah Kebijakan larangan dan pembatasan impor buah khususnya buah jeruk memunculkan dampak negative dan positif. Dampak negative dari kebijakan tersebut datang dari sisi konsumen buah impor yang mengeluhkan bahwa harga buah menjadi mahal. Harga buah impor menjadi lebih mahal dikarenakan pasokan dan persediaan buah impor yang terbatas, sehingga mengakibatkan harga buah jeruk meningkat sebesar 50-200 persen. Volume impor jeruk pun menurun menjadi 826.597 ribu ton setelah adanya kebijakan larangan dan pembatasan impor buah ini yang sebelumnya volume impor sebelum kebijakan tersebut dapat mencapai 1,18 juta ton buah jeruk yang sebagian besar berasal dari negara Cina yang memang merupakan negara pengimpor terbesar buah jeruk ke Indonesia. Cina bukan lagi merupakan pengimpor buah jeruk terbesar setelah adanya 4
Bustanul Arifin. Diplomasi Hortikultura Dimulai dari dalam Negeri.http://www.koperasi12.or.id/2013/02/04/diplomasi-hortukultura-dimulai-dari-dalamnegeri.html. revolusi orange. 2013. ipb press. Bogor.
7
kebijakan larangan dan pembatasan buah impor, karena sistem kemanan pangan Cina belum diakui oleh pemerintah Indonesia sehingga negara pengimpor yang bisa memasarkan jeruknya di Indonesia hanyalah negara Amerika Serikat, Kanada dan Australia. Disisi lain, dampak positif yang dapat diambil dari adanya kebijakan mengenai larangan dan pembatasan impor buah ini, masyarakat dapat lebih banyak mengkonsumsi buah jeruk lokal karena persediaan yang lebih banyak di pasar dibanding buah jeruk impor. Kebijakan mengenai pelarangan buah impor tersebut ternyata tidak dapat berlangsung lama dikarenakan pemerintah mendapatkan tekanan dari berbagai pihak luar yang cukup menggoyahkan keyakinan pemerintah dalam penetapan kebijakan yang mengharuskan melakukan pencabutan kembali kebijakan mengenai pelarangan dan pembatasan buah impor tersebut. Kebijakan pemerintah yang berubah-ubah dimungkinkan dapat menjadi penyebab terjadinya perubahan perilaku pembelian baik berupa terjadinya perbedaan maupun persamaan pada karakteristik antar konsumen buah jeruk lokal dan konsumen buah jeruk impor. Bogor merupakan salah satu kota terdekat dari Jakarta yang dapat dengan langsung merasakan dampak dari kebijakan pemerintah yang berubah-ubah tersebut. Konsumen yang berada di wilayah Bogor pun akan dapat merasakan dampak dari perubahan kebijakan tersebut, salah satunya adalah terjadinya perubahan-perubahan harga pada jeruk lokal maupun jeruk impor sebelum, pada saat kebijakan berlangsung dan setelah pencabutan kebijakan tersebut. Harga buah jeruk baik lokal maupun impor mengalami perubahan-perubahan yang awalnya murah menjadi lebih mahal dan sebaliknya. Hal tersebut dapat menjadi tolak ukur mengenai perilaku konsumen dalam menyikapi perubahan-perubahan pada kebijakan tersebut, khususnya mengenai jeruk yang akan dikonsumsi. Berdasarkan kondisi diatas, permasalahan yang timbul dan akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana preferensi konsumen terhadap lima atribut (warna, rasa, ukuran, aroma dan harga buah) pada jeruk impor dan jeruk lokal ? 2. Segmentasi pasar seperti apa yang akan terbentuk pada komoditas buah jeruk lokal dan buah impor tersebut? 3. Bagaimana bentuk strategi pemasaran yang tepat untuk dijalankan sesuai dengan segmen pasar yang terbentuk? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi lima atribut berupa atribut warna, rasa, ukuran, aroma dan harga yang menjadi preferensi konsumen dari komoditas buah jeruk impor maupun jeruk lokal. 2. Mengidentifikasi segmentasi pasar potensial terhadap hasil yang mungkin menunjukkan adanya perbedaan/ persamaan pada karakteristik konsumen buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. 3. Menganalisis strategi pemasaran yang tepat untuk dapat dijalankan, berdasar pada segmen pasar yang terbentuk.
8
Manfaat Penelitian 1.
2.
Manfaat dari penelitian ini adalah : Sebagai sumber informasi bagi produsen jeruk lokal dalam mengetahui preferensi konsumen mengenai atribut buah jeruk serta penentuan segmentasi pasar tentang konsumen buah jeruk lokal dan impor serta strategi pemasaran yang tepat khususnya terhadap komoditas buah jeruk lokal dan impor tersebut. Sebagai sumber keterangan dan informasi serta bahan acuan bagi penelitian lebih lanjut.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Produk yang diteliti dalam penelitian ini adalah buah jeruk yang difokuskan pada segmentasi pasar yang berdasarkan pada preferensi konsumen jeruk impor dan buah jeruk lokal. Objek penelitian adalah konsumen buah jeruk impor dan konsumen buah lokal di kota Bogor. Pengambilan sample hanya dilakukan di tempat-tempat tertentu yang dianggap pusat keramaian serta tempat penjualan buah jeruk impor maupun buah jeruk lokal khususnya di pasar-pasar modern yang berada di sekitar wilayah kota Bogor.
9
TINJAUAN PUSTAKA Buah Jeruk Jeruk atau bahasa latinnya adalah citrus Sp. merupakan tanaman asia yang dipercaya berasal dari Cina. Jeruk lokal yang ada di Indonesia terbagi dalam dua kelompok utama, yaitu jeruk keprok dan jeruk siem. Jeruk Siem sendiri merupakan salah satu jenis jeruk yang lebih cocok ditanam di dataran rendah, berbeda halnya dengan jeruk keprok yang merupakan jeruk yang ditanam di dataran tinggi dan memiliki rasa yang lebih asam serta warna kulit orange yang lebih tajam dengan kulit yang lebih tebal (Ditbuah,2012). Jeruk sebenarnya termasuk kedalam salah satu komoditas buah utama di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan jeruk memiliki berbagai keunggulan kompetitif dibandingkan buah lainnya. Keunggulan kompetititf dari buah jeruk tersebut terbagai ke dalam beberapa kriteria diantaranya adalah kriteria pasar, karena jeruk merupakan salah satu buah yang banyak digemari konsumen, selain karena rasa yang enak dan menyegarkan juga dikarenakan kemudahan dalam pembelian. Kriteria selanjutnya adalah kriteria ekonomi, dipasaran harga jeruk termasuk kedalam jenis buah yang memiliki harga cukup tinggi sehingga keuntungan dapat dengan mudah didapat. Kriteria agronomi termasuk kedalam kriteria dalam keunggulan kompetitif dari jeruk yang termasuk kedalam tanaman yang dapat dengan mudah tumbuh dan berproduksi dengan sebaran lingkungan yang cukup luas. Kriteria terakhir adalah kriteria penyediaan, pasokan jeruk yang dapat disediakan sepanjang tahun membuat jeruk menjadi buah yang dapat berproduksi sepanjang tahun (Admin, 2012). Preferensi Konsumen Terhadap Produk Agribisnis Penelitian mengenai preferensi konsumen terhadap produk buah jeruk sebenarnya dapat diketahui gambaran hasilnya dari beberapa penelitian terdahulu. Penelitian mengenai preferensi konsumen sendiri, dapat diketahui bahwa konsumen memiliki preferensi terhadap atribut buah jeruk lokal dan buah impor yaitu warna dan rasa. Hasil atribut pada buah jeruk lokal yang menjadi preferensi konsumen adalah yang menunjukkan warna kuning hijau dengan persentase 58,33 persen dan persentase 43,55 persen untuk rasa buah manis sedikit asam. Buah impor sendiri, yang menjadi preferensi konsumen adalah warna orange dengan persentase 100 persen serta rasa buah yang manis dengan persentase 93,75 persen. Hasil dari persentase tersebut menunjukkan bahwa buah impor memiliki kekuatan di banding buah lokal yaitu dari segi warna dan rasa yang seragam dibandingkan buah lokal, dan preferensi konsumen terhadap atribut dari jeruk lokal dan jeruk impor tersebut berdasar pada penelitian Riska, Mulya dan Padmaningrum (2012) dengan judul jurnal Analisis Preferensi Konsumen Pasar Tradisional Terhadap Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor Di Kabupaten Kudus, dengan menggunakan metode analisis Chi-Square. Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk mengidentifikasi atribut buah jeruk dan buah lokal yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten Kudus, serta mengidentifikasi atribut yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan membeli buah jeruk lokal dan buah impor di Kabupaten Kudus. Metode analisis Chi Square digunakan untuk dapat
10
mengetahui ada tidaknya perbedaan preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor di Kabupaten Kudus. Namun, penelitian ini pun menggunakan metode analisis lain yaitu dengan menggunakan metode analisis multi atribut fishbein untuk dapat mengetahui atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang paling dipertimbangkan. Hasil yang didapat dengan analisis fishbein ini adalah, bahwa atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian buah jeruk lokal maupun jeruk impor di kabupaten Kudus adalah rasa, warna, ukuran serta aroma buah. Preferensi konsumen berdasarkan atribut dari buah jeruk mandarin yang ada di Indonesia, mengacu pada penelitian Wei, Singgih, Woods dan Adar tahun 2003 dengan tema Jurnal penelitian berjudul How Important Is Appearance?Consumer Preference for Mandarins in Indonesia, meliputi rasa, tekstur, serta keseluruhan kualitas dari bagian buah tersebut. Hasil yang diperoleh dari 113 responden yang diambil di Kota Surabaya menunjukkan bahwa jeruk mandarin lokal sebenarnya berada pada nilai tertinggi untuk semua atribut dasar, sedangkan jeruk mandarin impor nilai tertinggi hanya diperoleh dari tampilan warna kulit buah. Jeruk mandarin lokal memiliki warna hijau kekuningan pada saat matang, sedangkan jeruk mandarin impor memiliki warna yang seragam pada saat matang yaitu warna orange. Namun, faktanya mengatakan bahwa jeruk mandarin impor menjadi pemimpin pasar dan dianggap sebagai produk premium yang dapat meningkatkan Prestise bagi konsumen yang membelinya. Selain itu, dengan tempat penjualan jeruk impor yang berada di pasar modern, secara tidak langsung kesan mewah yang melekat pada produk jeruk mandarin impor tersebut akan membuat jeruk impor terjual habis dengan mudah. Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk dapat mengevalusi mengenai atribut dari varietas jeruk mandarin lokal dan impor tanpa mengetahui identitas dari jeruk mandarin dan untuk dapat menentukan perbedaan jenis kelamin terhadap opini dari responden tersebut dengan menggunakan Chi-Square dan Friedman sebagai metode analisis. Hasil lain mengenai pola perilaku konsumen, dan segmentasi pasar yang berdasar penelitian Roqayah (2004), dengan judul Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Buah Jeruk dan Implikasinya pada Penetapan Segmen Pasar Potensial Buah Jeruk Lokal (Studi Kasus di Wilayah Jakarta Selatan). Pola perilaku konsumen dalam melakukan pembelian buah jeruk untuk semua kalangan mengikuti teori perilaku keputusan pembelian dengan pertimbangan terhadap ciri produk yang dianggap penting oleh responden, diantaranya adalah rasa, warna, harga, asal dan ukuran jeruk. Berdasarkan konsumen yang ditemui sebagai responden merupakan konsumen loyal terhadap buah jeruk yang biasa dikonsumsinya, sehingga jika terjadi kenaikan harga maka konsumen tetap membeli buah jeruk tersebut dan jika jenis buah jeruk tersebut tidak tersedia, maka konsumen akancenderung membatalkan pembelian. Namun, segmentasi pasar yang diperoleh adalah berupa konsumen buah jeruk yang mengalokasikan jumlah pengeluaran yang besar untuk membeli buah jeruk, dengan jumlah anggota keluarga banyak dan membeli buah jeruk di pasar tradisional. Selain itu, penelitian ini juga menujukkan bahwa responden lebih percaya pada buah impor dibanding buah lokal yang disebabkan karena atribut ideal dan actual yang dimiliki buah impor. Hasil tersebut diperoleh dengan menggunakan alat analisis regresi berganda dengan uji-F pada taraf nyata 95%, yang digunakan untuk menganalisis mengenai tahapan-tahapan proses pembelian buah jeruk. Selain itu,
11
metode analisis lainnya yang digunakan adalah dengan model sikap fishbein, guna mengetahui tingkat kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. Sebenarnya tujuan dari penelitian Roqayah (2004) tersebut adalah untuk dapat menganalisis tahap-tahap keputusan pembelian buah jeruk yang dilalui oleh konsumen di lokasi penelitian, mengimplikasi perilaku pembelian oleh konsumen di lokasi penelitian pada penetapan segmen pasar yang sesuai untuk pemasaran buah jeruk serta untuk dapat menganalisis tingkat kepercayaan konsumen di lokasi penelitian terhadap atribut-atribut yang dimiliki buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. Preferensi konsumen dan segmentasi pasar yang berdasarkan pada atribut maupun demografi dan tingkah laku, yang terjadi di pasar U.S memberikan hasil hampir sama namun dalam beberapa hal ada prefererensi dan segmentasi pasar yang didasari oleh isu perubahan perjanjian dari perbedaan perilaku konsumen U.S. Preferensi konsumen dari buah jeruk segar, berdasarkan penelitian Zhifeng Gao, Lisa O.House, Fred G. Gmitter Jr.,M. Filomena Valim, Anne Plotto, dan Elizabeth A. Baldwin tentang Consumer Preference for Fresh Citrus: Impact of Demographic and Behavioral Characteristics dengan alat analisis klaster menunjukkan bahwa selama dua puluh tahun terakhir, trend dari konsumsi buah segar dapat tergantikan dari awal mula mengkonsumsi jeruk segar menjadi mengkonsumsi produk jeruk olahan. Dibandingkan dengan jeruk, konsumen biasanya mengganti dari mandarin ke jeruk lokal. Berdasarkan hasil survey dari ketiga kota di U.S memiliki preferensi konsumen untuk produk jeruk segar, adalah terhadap kesegaran, rasa dan penampilan merupakan atribut terpenting dari jeruk segar tersebut. Persamaan preferensi dari konsumen berdasarkan variabel demografi dan perilaku memiliki dampak yang signifikan dalam penentuan preferensi. Hasil dari indikasi menghasilkan bahwa tidak ada prediksi dominan terbaik dari preferensi konsumen. Namun, pasar potensial yang spesifik dapat diketahui berdasarkan demografis. Tingkat kepentingan terhadap atribut buah jeruk segar dari ketiga kota yang diamati di U.S, memiliki persamaan yang beranggapan bahwa atribut kesegaran merupakan atribut terpenting. Hasil dampak dari demografi dan tingkah laku dari preferensi paling banyak di tunjukkan oleh konsumen yang telah menikah dan cenderung lebih menyukai atribut buah jeruk berdasarkan kesegaran, tampilan, ukuran dan harga. Segmentasi konsumen berdasarkan klaster yang mengacu pada atribute buah jeruk segar, keempat klaster yang terbentuk memiliki persamaan yang memilih kesegaran sebagai atribut terpenting. Preferensi konsumen untuk jeruk segar pada tiga kota di U.S, sangat mempertimbangkan atribut kesegaran, rasa dan tampilan. Variabel demografi, status, usia, dan jumlah anggota keluarga, dan frekuensi pembelian dan jumlah konsumsi memiliki dampak signifikan terhadap preferensi konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki anak yang berbeda usia menunjukkan menunjukkan perilaku yang berbeda terhadap indikasi atribut jeruk pada pasar potensial yang mengarah pada strategi spesifik pemasaran berdasarkan usia anak yang dimiliki. Penelitian lainnnya yang serupa didapat dari pasar U.S yang menekankan terhadap isu perbedaan pasar U.S dan Canada dalam Marketing Order and Market Segmentation: Matching Product Characteristics to Consumer Preference, oleh Gary F. Fairchild, menunjukkan bahwa terjadinya perubahan perjanjian
12
perdagangan untuk jeruk segar florida dan menghapus Canada dari target pemasaran domestic karena telah memasuki kategori pasar luar negeri. Perjanjian tersebut mengadopsi pada ukuran terkecil dari jeruk Sunkist untuk dapat memasuki pasar Canada sampai pengaturan mengenai ukuran terkecil telah di rubah dalam pasar domestic U.S. variasi ukuran standar minimum ini, telah termasuk pada preferensi untuk ukuran terkecil dari jeruk Sunkist pada konsumen di Canada. Menggunakan permintaan pasar untuk mengidentifikasi segmentasi pasar terhadap karaktersitik produk dan preferensi konsumen. Permintaan pasar adalah alat terkuat yang dapat mengetahui trend dari varietas agrikultur. Contoh dari situasi menggambarkan dampak yang mungkin terjadi jika terjadi sedikit perubahan untuk mengklasifikasikan pasar luar negeri kanada terhadap buah jeruk segar. Hubungan antara ukuran jeruk dan segmentasi pasar kanada dengan standar minimum kualitas produk yang potensial lebih baik terhadap karakteristik produk untuk preferensi konsumen. Segmentasi Pasar Produk Agribisnis Penentuan segmen pasar sendiri, dapat dilihat dari salah satu metode analisis yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode analisis klaster. Metode analsis klaster ini dapat terbentuk kedalam beberapa klaster, analisis klaster digunakan untuk menempatkan sekumpulan objek kedalam dua atau lebih grup berdasarkan kesamaan-kesamaan objek atas dasar berbagai karakteristik. Penelitian Mumpuni (2007), yang memuat judul skripsi mengenai Analisis Segmen Pasar dan Implikasinya Terhadap Strategi Promosi sampoerna Mild di Kota Bandung, menampilan empat klaster yang terbentuk guna melakukan penentuan segmen pasar hasil dari menganalisis 107 responden. Empat macam klaster yang terbentuk tersebut merupakan segmen pasar dari Sampoerna A Mild di Kota Bandung. Pada penelitian ini, setiap klaster terbentuk dengan dua belas variabel yang berdasarkan pada karakteristik konsumen khususnya segmentasi demografi. Selain itu, analisis deskriptif pun digunakan untuk dapat mengetahui kondisi umum perusahaan, karakteristik responden dan strategi promosi yang sesuai dengan segmen pasar yang terbentuk. Penelitian Mumpuni (2007) sendiri, sebenarnya memiliki tujuan untuk dapat mengidentifikasi kegiatan strategi promosi yang dijalankan PT.HM Sampoerna Regional Jawa Barat untuk produk sampoerna mild. Selain itu, strategi promosi yang akandijalankan perusahaan, diharapkan dapat disesuaikan dengan segmen pasar yang telah terbentuk, sehingga promosi yang dilakukan tersebut dapat terserap dan efektif. Produk Sampoerna A Mild, jika dilihat dari segmen pasar yang terbentuk, maka sebaiknya PT. HM Sampoerna Regional Jawa Barat untuk Area Bandung I dapat memprioritaskan kegiatan promosi pada Above The Line, yaitu merupakan media luar ruang khusus billboard untuk golongan konsumen yang berada pada klaster tiga dan empat. Media elektronik khususnya media televisi di fokuskan pada konsumen kluster satu dan empat, sedangkan media cetak bagi konsumen klaster empat dan konsumen pada klaster dua dengan menggunakan Below The Line yaitu event music.
13
Strategi PemasaranProduk Agribisnis Penelitian mengenai strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kaharudin (2006) yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran jambu Biji Organik di PT Sawangan Bumi Makmur, Parung, Bogor, menjelaskan bahwa strategi pemasaran yang tepat untuk dijalankan perusahaan yaitu dengan melakukan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil mengenai strategi yang dapat ditetapkan perusahaan tersebut diperoleh dengan menggunakan alat analisis berupa IFE dan EFE, yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut berada pada sel V dalam matriks IE yang memiliki posisi pertahankan dan pelihara. Alternatif strategi yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan melakukan kerjasama untuk dapat memasok jambu biji organik ke industri pengolahan jambu, sehingga dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar. Strategi lain yang dapat diterapkan yaitu dengan melakukan peningkatan kegiatan promosi keberbagai pusat perbelanjaan modern ataupun dapat juga melakukan perbaikan terhadap kemasan sehingga dapat lebih terlihat menarik dan diminati konsumen. Namun, secara keseluruhan strategi pemasaran yang paling tepat yaitu dengan melakukan kerjasama dengan pihak pengolahan untuk dapat mengolah jambu biji yang tidak laku terjual sehingga dapat menghasilkan nilai tambah yang dapat memberikan keuntungan pada perusahaan. Penelitian ini, responden yang diberikan wewenang dalam menilai mengenai kinerja perusahaan khususnya tentang kegiatan pemasaran yang terjadi di perusahaan yaitu pihak internal perusahaan yang terdiri dari lima orang yang sangat mengerti mengenai bauran pemasaran yang di jalankan oleh perusahaan.
14
KERANGKA TEORITIS Kerangka Pemikiran Teoritis Buah jeruk impor yang cenderung lebih populer dibanding buah jeruk lokal menyebabkan buah lokal sulit untuk dapat besaing dengan buah impor. Selain itu, dengan semakin banyaknya volume buah impor yang masuk menyebabkan harga buah jeruk impor lebih murah dibanding harga jeruk lokal. Pemerintah dalam menangani permasalahan tersebut, memberlakukanlah kebijakan mengenai pelarangan dan pembatasan impor terhadap produk hortikultura khususnya buahbuahan. Pemberlakukan kebijakan tersebut diharapkan dapat membuat masyarakat lebih mencintai produk buah lokal dibanding buah impor, hal lainnya yaitu guna dapat merubah preferensi serta perilaku pembelian kosumen untuk lebih mengutamakan membeli dan mengkonsumsi produk buah lokal di banding buah impor sehingga buah lokal dapat bersaing dengan buah impor. Namun, kebijakan pelarangan tersebut ternyata tidak dapat bertahan lama disebabkan karena banyaknya tekanan datang dari pihak luar yang menyebabkan pencabutan kebijakan pelarangan dan pembatasan impor tersebut. Kebijakan pemerintah yang berubah-ubah secara tidak langsung akan mempengaruhi terhadap perilaku pembelian pada konsumen. Karakteristik konsumen pada jeruk lokal dan jeruk impor pun dapat terjadi perubahan baik berupa terjadinya kesamaan maupun perbedaan pada karakteristik responden jeruk lokal maupun impor tersebut. Adanya fenomena tersebut, dapat dianalisis mengenai segmentasi pasar yang tepat terhadap buah lokal, sehingga dapat meningkatkan penjualan jeruk lokal. Hasil dari penelitian ini adalah terciptanya strategi pemasaran yang tepat sesuai segmen pasar pada buah jeruk lokal yang dilakukan dengan metode klaster serta didasari dengan preferensi konsumen buah jeruk impor dan buah jeruk lokal guna mengetahui persamaan maupun perbedaan dari konsumen buah jeruk lokal dan impor tersebut. Preferensi Konsumen Preferensi merupakan pilihan atau penilaian mengenai kesukaan dan ketidaksukaan terhadap suatu produk tertentu. Teori mengenai preferensi konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan teori cadinal vs ordinal, aplikasi matematis, teori modern preferensi konsumen dan pendekataan perilaku konsumen. Dalam teori modern, indeks utility adalah merepresentasikan preferensi ordinal konsumen.Para ahli membuat model maksimisasi utility dengan menggunakan peralatan matematis karena dianggap sangat cocok untuk digunakan, yang jelas hasilnya tidak memilih angka tertinggi melainkan memilih mana yang sangat sesuai dengan anggaran yang tersedia. Teori modern preferensi konsumen terbagi menjadi enam dalil mengenai preferensi. Enam dalil tersebut secara berurutan diantaranya terdiri dari preferensi adalah komplet yang berarti bahwa konsumen dapat membuat perbandingan untuk setiap kemungkinan pasangan kombinasi. Preferensi adalah refleksif, preferensi adalah transitif, preferensi adalah berkesinambungan, preferensi memperlihatkan “lebih banyak lebih disukai” dan preferensi berdasar pada kurva indifference yang memperlihatkan penurunan tingkat substitusi marginal (Tasman, 2011).
15
Menurut Kotler (2002), preferensi, keinginan dan tingkat penggunaan konsumen sering berkaitan dengan variable-variabel demografi seprti umur, jenis kelamin, siklus hidup, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama dan besar keluarga. Preferensi sendiri merupakan suatu pilihan suka atau tidak suka terhadap suatu produk barang atau jasa yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Oleh sebab itu, preferensi konsumen akan berhubungan erat dengan permasalahan dalam menetapkan suatu pilihan. Pemasaran Pemasaran menurut Kotler (2002), merupakan suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan pemasaran dalam pengertian secara manajerial adalah proses perencanaa dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Pengertian pasar sendiri secara tradisional, merupakan tempat fisik di mana para pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang. Namun, para ahli ekonomi menggambarkan pasar sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas sebuah produk atau kelompok produk tertentu. Gambar 1, menunjukkan sistem pemasaran sederhana berdasarkan manajemen pemasaran Kotler (2002). Komunikasi Industri (kumpulan penjual)
Barang/Jasa
Pasar (Kumpulan Pembeli)
Uang Informasi
Gambar 1. Sistem Pemasaran Sederhana Sumber : Manajemen Pemasaran, 2002 Perilaku Pembelian Konsumen, dalam melakukan proses pembelian suatu produk, pada dasarnya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian. Faktor utama yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian suatu produk oleh konsumen dalam suatu pasar konsumen diantaranya adalah : 1. Faktor Budaya, yang terdiri dari budaya, sub-budaya dan kelas sosial. Budaya merupakan determinan dasar keinginan dan perilaku sesorang. Subbudaya sendiri, terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Kelas Sosial adalah divisi atau pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarki dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku serupa dengan indikator berupa pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal.
16
2.
3.
4.
Faktor Sosial, dipengaruhi oleh kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan merupakan seseorang yang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Keluarga sendiri merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting, dikarenakan orang tua memiliki pengaruh yang besar dalam mempengaruhi perilaku pembelian. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang yang dapat menghasilkan status. Faktor Pribadi, berupa karakteristik pribadi yang terdiri dari usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, kedaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadiaan dan konsep diri pembeli. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang mengekpresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya, sehingga mencerminkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Kepribadian sendiri merupakan suatu karakteristik psikologi seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Faktor Psikologi, dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaraan, serta keyakinan dan pendirian. Motivasi merupakan suatu sikap terhadap kebutuhan yang dapat mendorong seseorang dalam bertindak ataupun melakukan sesuatu. Sedangkan persepsi merupakan proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Pembelajaran sendiri merupakan suatu perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Keyakinan merupakan gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal, sedangkan sikap adalah evalusi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan (Kotler, 2009). Segmentasi Pasar
Konsep inti pemasaran di mulai dengan menentukan segmentasi pasar. Segmentasi pasar merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ketepatan pemasaran perusahaan. Segmen pasar sendiri terdiri dari kelompok besar yang dapat diidentifikasi dalam sebuah pasar dengan keinginan, daya beli, lokasi geografis, perilaku pembelian, dan kebiasaan pembelian yang serupa. Segmentasi pasar, dapat dibentuk dengan beberapa cara, salah satunya dengan menggunakan identifikasi segmen preferensi yang terbentuk kedalam tiga pola. 1. Preferensi Homogen, menunjukkan suatu pasar dimana semua konsumen secara kasar memiliki preferensi yang sama, sehingga pasar tidak menunjukkan segmen alami. 2. Preferensi Tersebar, menunjukkan preferensi konsumen tersebar dan sangat beragam. 3. Preferensi Terkelompok, pasar menunjukkan kelompok preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami. Selain itu, terdapat pula variabel dari dasar segmentasi pasar konsumen. Variabel dari segmentasi pasar tersebut adalah :
17
1.
2.
3. 4.
Segmentasi Geografis, mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, negara bagian, wilayah, propinsi, kota atau lingkungan rumah tangga. Segmentasi Demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan,agama, ras, generasi, kewarganegaraan dan kelas sosial. a. Segmentasi pasar berdasarkan usia dapat memperoleh segmen pasar berupa segmen pasar anak-anak, segmen pasar remaja dan segmen pasar orang dewasa. b. Jenis kelamin, dapat diperoleh segmen pasar laki-laki dan segmen pasar perempuan. c. Ukuran keluarga, menciptakan segmen pasar keluarga kecil, menengah serta segmen pasar keluarga besar. d. Penghasilan, dapat memperoleh segmen pasar berpenghasilan rendah, sedang dan segmen pasar perpenghasilan tinggi. e. Pekerjaan, segmentasi pasar yang diperoleh berdasarkan kelompok pekerjaan, diantaranya segmen pasar petani, segmen pegawai swasta, segmen pasar pengusaha, segmen pasar pedagang dan lain sebagainya. f. Pendidikan, segmen yang dapat terbentuk dari variabel pendidikan yaitu segmentasi pasar masyarakat yang tidak berpendidikan, yang berpendidikan rendah, berpendidikan menengah dan tinggi. g. Agama, segmen pasar yang terbentuk berupa segmen pasar beragama islam, hindu, budha dan kristen serta katolik. h. Kelas sosial, menghasilkan segmen pasar yang berstatus sosial rendah, sedang dan tinggi. Segmentasi Psikografis, pembeli dikelompokkan menjadi kelompok berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian akan nilai. Segmentasi Perilaku, pembeli dibagi kedalam kelompok-kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap suatu produk (Kotler, 2002). Strategi Pemasaran
Kotler (2002) menyatakan strategi pemasaran merupakan pendekatan pemasaran luas yang akan digunakan untuk mencapai tujuan rencana pemasaran. Strategi yang terdapat dalam bidang pemasaran dikelompokkan dalam empat aspek yang lebih dikenal dengan marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari empat variabel utama atau biasa disebut “4P” yaitu meliputi aspek produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (Promotion). Bauran pemasaran sendiri merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan guna mencapai tujuan pemasaran secara terus-menerus pada pasar sasarannya.Variabel-variabel dalam komponen bauran pemasaran dapat dilihat Gambar 2.
18
Bauran Pemasaran
Produk - Keragaman produk - Kualitas - Design - Ciri - Nama merek - Kemasan - Ukuran - Pelayanan - Garansi - Imbalan
Harga - Daftar harga - Rabat/diskon - Potongan harga khusus - Periode pembayaran - Syarat kredit
Promosi - Promosi penjualan - Periklanan - Tenaga penjualan - Kehumasan - Pemasaran langsung
Distribusi - Saluran pemasaran - Cakupan pasar - Pengelompokkan - Lokasi - Persediaan - Transportasi
Gambar 2. Komponen 4P dalam Bauran Pemasaran Sumber : Manajemen Pemasaran, (Kotler 2002) Produk merupakan tawaran yang berwujud dari perusahaan kepada pasar yang dapat menempatkan perusahaan ke dalam suatu posisi persaingan yang menguntungkan dibanding pesaingnya. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk produk tertentu dan harus sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan sehingga pembeli tidak berpaling pada produk lain. Distribusi (tempat) merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.Promosi sendiri merupakan semua kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk ke pasar sasaran. Kerangka Pemikiran Operasional Kesadaran masyarakat akan manfaat yang dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah yang mengakibatkan perubahan pola konsumsi justru cenderung membuat masyarakat lebih menyukai buah impor dibanding buah lokal khususnya terhadap buah jeruk. Hal tersebut membuat volume dan nilai impor jeruk menjadi tinggi. Keadaan tersebut akan semakin memburuk terhadap keberlangsungan produk jeruk dikarenakan minat konsumen terhadap jeruk impor lebih besar dibanding jeruk lokal. Guna mengatasi keadaan yang tidak menguntungkan bagi jeruk lokal, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai pelarangan dan pembatasan produk hortikultura khususnya buah impor. Keberlangsungan kebijakan pemerintah mengenai pelarangan dan pembatasan impor tersebut ternyata tidak berlangsung lama. Hal tersebut ditandai dengan pencabutan terhadap kebijakan larangan impor buah setelah pemerintah mendapatkan tekanan berupa penolakan terhadap penetapan kebijakan tersebut oleh pihak Amerika Serikat melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Peristiwa tersebut dapat menjadi dasar untuk mengetahui mengenai persamaan maupun perbedaan pada karakteristik responden buah jeruk lokal dan impor. Analisis segmen pasar dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan analisis klaster yang berdasar pada penggolongan menurut karakteristik
19
segmentasi pasar berdasarkan pada demografis. Namun, sebelumnya analisis preferensi perlu dilakukan guna dapat melihat atribut seperti apa yang diinginkan dan disukai oleh konsumen terhadap produk buah jeruk yang dipasarkan tersebut. Gambar 3. menggambarkan bagaimana kerangka operasional dari penelitian ini secara lebih sederhana. Kesadaran masyarakat akan kesehatan meningkat, sehingga pola konsumsi berubah dan cenderung lebih menyukai buah impor.
Tingginya volume impor dan murahnya harga buah jeruk impor impor
Jeruk lokal yang belum dapat bersaing
1. 2. 3. 4.
Perubahan perilaku pembelian buah jeruk pada konsumen. Kecenderungan melakukan pembelian di pasar modern. Kebijakan pemerintah yang berubah-ubah Persamaan ataupun perbedaan karakteristik pada konsumen jeruk lokal dan impor
Analisis ChiSquare Preferensi konsumen terhadap atribut buah jeruk, yang terdiri dari: 1. Warna buah jeruk (Hijau, Hijau kekuning-kuningan, Kuning kehijauan, dan orange). 2. Rasa buah jeruk (Asam, Asam sedikit manis, manis sedikit asam dan Manis). 3. Ukuran buah jeruk (Kecil, Sedang dan Besar). 4. Aroma buah jeruk (Harum, Segar, Menyengat dan Manis). 5. Harga buah jeruk (Murah, Sedang dan Mahal).
Analisis Klaster Segmen pasar potensial buah jeruk lokal dan impor
Strategi Pemasaran yang tepat sesuai preferensi dan segmen pasar buah jeruk lokal dan impor
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional
20
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai preferensi terhadap lima atribut dari buah jeruk guna menemukan segmen pasar yang tepat bagi buah jeruk lokal khususnya serta strategi pemasaran yang sesuai. Selain itu, dikarenakan kebijakan pemerintah yang berubah-ubah dapat menjadi awal untuk dapat mengetahui persamaan maupun perbedaan yang dapat terjadi pada karakteristik konsumen buah jeruk lokal dan jeruk impor melalui hasil dari segmentasi pasar melalui analisis klaster yang akan dilakukan. Selain itu, buah jeruk merupakan salah satu buah yang banyak digemari oleh seluruh masyarakat dan merupakan salah satu produk hortikultura yang memiliki volume dan nilai impor terbesar dibanding produk hortikultura khususnya buah diantara yang lainnnya. Kuesioner akan dibagikan disekitar wilayah kota Bogor, lebih tepatnya sampel akan diambil di beberapa pusat perbelanjaan modern yang ada di Kota Bogor yang memang menjual buah jeruk lokal dan impor. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui preferensi, segmen pasar serta strategi pemasaran terhadap buah jeruk lokal dan impor di Kota Bogor. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013. Jenis dan Sumber Data Informasi serta data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat yang mengkonsumsi buah jeruk baik jeruk lokal maupun jeruk impor, yang akan dilakukan ditempat konsumen membeli buah jeruk impor maupun lokal yang berupa pasar modern yang ada di sekitar wilayah Kota Bogor. Konsumen jeruk yang akan diteliti yaitu berjumlah 100 orang. Hal tersebut dilakukan guna dapat mengetahui preferensi buah jeruk baik lokal maupun impor, segmentasi pasar yang terbentuk serta strategi pemasaran yang tepat khususnya bagi buah jeruk lokal. Data sekunder sendiri diperoleh dari buku-buku, Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian Dirjen Hortikultura, serta literature yang relevan dengan penelitian ini baik berupa skripsi, jurnal maupun artikel. Metode Pengambilan Sampel Metode penarikan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan Convenience Sampling, dimana responden merupakan masyarakat yang tinggal di kota bogor dan bersedia dijadikan sampel. Jumlah responden yang akan diambil yaitu sebanyak 100 orang, yang terdiri dari 50 konsumen buah jeruk lokal, dan 50 konsumenbuah jeruk impor. Lokasi pengambilan sampel akan dilakukan di tempat keramaian, berupa pusat perbelanjaan modern yang menjual buah jeruk lokal maupun jeruk impor, disekitar wilayah Kota Bogor yang respondennya merupakan responden yang menjadi konsumen buah jeruk baik itu konsumen buah jeruk impor maupun konsumen buah jeruk lokal.
21
Pengolahan Data Data yang telah diperoleh, selanjutnya dilakukan pengolahan dan dianalisis sehingga dapat memberikan gambaran, penjelasan serta jawaban mengenai permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Guna menganalisis data dalam penelitian ini, digunakan tiga alat analisis, yaitu Analisis Deskriptif, Analisis Chi Square dan Analisis Klaster. Selain itu, dalam pengolahan data baik dengan analisis Chi-Square maupun analisis Klaster, dalam memperoleh hasil dari analisis tersebut diperoleh dengan bantuan software SPSS 17.0. Analisis Desktiptif Analisis ini digunakan untuk mengetahui kondisi umum karakteristik responden, preferensi konsumen terhadap produk serta segmen pasar yang terbentuk. Analisis Chi-Square (x2) Chi-Square menurut Firdaus, et all.,(2011) digunakan, untuk memeriksa apakah dua variabel (X dan Y), yang berupa kategorik, berkorelasi signifikan di populasinya, berlandaskan data sampel yang dimiliki. Data sampel merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kustioner mengenai lima atribut yang menjadi preferensi konsumen pada produk jeruk lokal maupun jeruk impor. Secara umum, chi-squre digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di wilayah Kota Bogor. Atribut preferensi buah jeruk yang akan diteliti yaitu meliputi atribut warna buah yang terdiri dari warna hijau, hijau kekuning-kuningan, kuning kehijauan, dan orange. Atribut lain yaitu mengenai rasa buah terdiri dari rasa asam, asam sedikit manis, manis sedikit asam dan manis. Atribut mengenai ukuran buah sendiri akan terdiri dari ukuran buah kecil, sedang dan besar. Aroma buah yang merupakan atribut selanjutnya akan terdiri dari aroma yang harum, segar, menyengat dan manis. Atribut terakhir yang akan diteliti yaitu mengenai atribut tentang harga buah, harga buah yang murah, sedang dan mahal. Analisis ChiSquare digunakan dengan rumus berikut : X2 = ∑
[
]
Dimana : X2 = Nilai Chi-Square Fo = nilai yang menunjukkan banyaknya responden yang memilih kategori dalam atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor (nilai sel yang diamati). Fe = nilai yang menunjukkan banyaknya responden yang diharapkan dalam kategori atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor (nilai sel yang diharapkan). i….k = kategori atribut dalam atribut buah jeruk lokal dan buah jeruk impor.
22
Langkah-langkah dalam pengujian dengan mendistribusikan chi-kuadrat guna menentukan hipotesis nol (Ho) yang merupakan frekuensi pengamatan yang tidak semua sama dengan frekuansi teoritis. Signifikan dan derajat bebas ditetapkan setelahnya, untuk dapat menentukan nilai kritis dan menghitung nilai chi-square tersebut. Hasil yang diperoleh nantinya akan berdasarkan pada perhitungan ChiSquare dalam taraf kepercayaan 95%. Jika hasil yang diperoleh menunjukkan semua atribut berbeda nyata yang artinya hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima, sehingga x2 hitung lebih besar dari x2 tabel maka hal tersebut akan menunjukkan perbedaan preferensi pada atribut buah tersebut. Namun, jika terjadi kebalikan dari kejadian di atas maka artinya responden memiliki preferensi yang sama terhadap atribut buah jeruk tersebut. Analisis Klaster Analisis klaster menurut Suliyanto (2005), merupakan sebuah uji interdependensi, sehingga dalam analisis ini tidak ada variabel bebas maupun variabel tergantung. Analisis klaster adalah sebuah analisis yang melakukan pengorganisasian kumpulan pola ke dalam klaster (kelompok-kelompok) berdasarkan atas kesamaannya 5 . Pola dalam suatu klaster memiliki kesamaan ciri/sifat dari pola-pola dalam klaster yang lainnya. Klastering pun bermanfaat untuk melakukan pola-pola yang ada, mengelompokkan, membuat keputusan dan machine learning, termasuk data mining, document retrieva, segmentasi citra dan klasifikasi pola. Analisis klaster, pada dasarnya merupakan suatu teknik analisis yang tidak membutuhkan asumsi dan penyusunan hubungan model tertentu, sehingga analisis ini cocok untuk penelitian yang bersifat eksplorasi. Analisis klaster yang baik menurut Santoso (2010), secara logika harus mempunyai homogenitas (persamaan) dan heterogenitas (perbedaan). Artinya, sebuah klaster yang baik adalah klaster yang memiliki anggota-anggota yang semirip mungkin satu dengan yang lain, namun sangat tidak mirip dengan anggota-anggota klaster yang lain. Analisis klaster terbagi menjadi dua jenis, yaitu, k-means kluster dan Hierarchical kluster. K-means klaster terbagi kedalam tiga varian diantaranya squantial threshold, paraller threshold, dan optimizing partitioning. Metode squantial threshold, sebuah klaster pusat dipilih dan semua objek yang berada dalam ambang batas yang telah ditentukan dari pusat penggabungan. Metode paraller threshold dilakukan dengan menggabungkan setiap objek dalam ambang batas pada pusat yang terdekat.optimizing partitioning dalam hal objek dapat digabungkan belakangan ke dalam klaster-klaster untuk mengoptimalisasi semua kriteria, seperti jarak dalam klaster untuk sejumlah klaster. Artinya, sebuah objek dapat dimasukkan ke sebuah klaster, lalu dikeluarkan lagi karena ternyata lebih dekat dengan klaster lain. Analisis hierarki terbagi menjadi dua yaitu Agglomerative dan Divisive Agglomerative menerapkan objek dalam klasterklaster yang berbeda, lalu mengelompokkan objek secara bertahap ke dalam klaster-klaster yang lebih besar. Divisive merupakan kebalikan dari metode 5
.Anonim, Analisis Klaster http://lecturer.ukdw.ac.id/budsus/pdf/textwebmining/clustering.pdf [Diakses Tanggal 15 April 2013].
23
aglomeratif. Metode ini dimulai dengan menempatkan semua objek sebagai satu klaster (Simamora, 2005). Dalam penelitian ini, digunakan metode non hierarki atau biasa disebut metode k-mean yang sesuai dengan program SPSS 17.0. dalam metode ini, jumlah klaster ditentukan terlebih dahulu. Semua objek akan masuk ke dalam klaster berdasarkan kemiripan karakteristik. Pengelompokan dilakukan berdasarkan variabel karakteristik responden yaitu karakteristik menurut demografi (jenis kelamin, usia, pendapatan per bulan, pekerjaan, tingkat pendidikan), jumlah pembelian buah dalam satu kali pembelian, tempat pembelian serta jenis buah yang dibeli. Hasil dari metode klaster ini adalah akan didapatkannya pembagian responden dalam beberapa klaster. Selain itu, juga akan munculnya tampilan tafsiran setiap klaster pada program SPSS. Setelah itu, hasil akan menunjukkan adanya perbedaan variabel pada klaster yang terbentuk pada output ANOVA. Jika kolom tersebut merupakan klaster maka akan menunjukkan between cluster mean. Namun, jika menunjukkan besaran Within cluster mean, maka kolom tersebut adalah kolom error. Secara prinsip, akan adanya angka F dan jika angka F suatu variabel semakin besar, dan angka signifikannya dibawah 0,05 maka semakin besar pula perbedaan variabel tersebut terhadap klaster lain yang terbentuk.
24
KARAKTERISTIK PRODUK Karakteristik Jeruk Berdasarkan Atribut Buah Warna Buah Jeruk Penelitian mengenai preferensi dan segmentasi pasar ini, menekankan pada dua jenis komoditas produk jeruk yang biasa di jual dipasar modern diantaranya adalah jeruk lokal dan jeruk impor. Jeruk lokal merupakan jeruk yang dihasilkan dan dipasarkan di dalam negeri, sedangkan jeruk impor merupakan jeruk yang dihasilkan dari negara lain tetapi dipasarkan di negara yang melakukan impor. Atribut mengenai warna buah jeruk baik lokal maupun impor, dibedakan menjadi empat jenis warna yaitu warna hijau, hijau kekuningan, kuning kehijauan dan oranye. Pembagian warna jeruk tersebut berdasarkan pada pengamatan langsung di beberapa pasar modern yang ada di wilayah Kota Bogor, serta hasil analisis dari penelitian sebelumnya. Berikut empat jenis warna pada buah jeruk.
Gambar 4. Kategori Atribut Warna Buah Jeruk Rasa Buah Jeruk Konsumen buah jeruk baik jeruk lokal maupun jeruk impor, memiliki tingkat kesukaan yang berbeda terhadap rasa dari buah jeruk yang dikonsumsinya. Kategori atribut rasa pada buah jeruk yang termasuk ke dalam kriteria pengamatan tersebut merupakan hasil dari pengamatan sebelum penelitian dimulai pada
25
beberapa konsumen yang biasa mengkonsumi jeruk dan telah merasakan beberapa rasa yang berbeda pada buah jeruk yang dikonsumsinya. Selain itu, pengamatan pribadi yang dilakukan juga memberikan hasil yang sama. Penelitian terdahulu mengenai atribut rasa yang terdapat pada buah jeruk baik lokal maupun impor pun dikategorikan menjadi beberapa rasa yang berbeda. Hasil dari beberapa pengamatan sebelum penelitian dimulai, baik langsung maupun tidak langsung tersebut menghasilkan empat macam rasa yang paling dominan untuk seluruh buah jeruk lokal maupun impor. Macam-macam rasa pada atribut buah jeruk lokal dan impor, di golongkan menjadi empat macam rasa yang berbeda dan terbagi ke dalam rasa asam, asam sedkiti manis, manis sedikit asam dan manis. Ukuran Buah Jeruk Atribut ukuran buah jeruk yang menjadi salah satu dasar dari penilaian untuk preferensi konsumen, di dapatkan berdasarkan pengamatan langsung dan data sekunder. Bentuk buah jeruk yang bulat, tidak membuat buah jeruk memiliki ukuran yang sama untuk seluruh varietas buah. Penggolongan ukuran buah jeruk menjadi beberapa macam di lakukan karena ukuran jeruk yang beredar dipasaran memiliki ukuran yang berbeda. Ukuran buah jeruk dibedakan menjadi tiga macam ukuran yang dominan yaitu ukuran buah jeruk besar, kecil dan sedang. Berikut beberapa ukuran jeruk yang ada di pasaran. a. Ukuran jeruk besar Ukuran jeruk yang besar, merupakan salah satu ukuran buah jeruk yang dominan beredar dipasaran. Buah jeruk dapat dikatakan berukuran besar jika memiliki size kira-kira sebesar 9 cm lebih untuk setiap butir buahnya. Gambar di bawah ini dapat menunjukkan buah jeruk yang memiliki ukuran besar.
Gambar 5. Jeruk Ukuran Besar Buah jeruk berukuran besar yang biasa beredar di pasaran memiliki size sekitar 9 cm setiap butirnya, sehingga dalam setiap pembelian akan terdapat kurang lebih sebanyak 15 kilogram per satu dus. b. Ukuran jeruk sedang Buah jeruk sedang, salah satu ukuran buah jeruk yang dominan dipasarkan adalah ukuran sedang. Ukuran buah jeruk yang sedang, berkisar antara 6cm – 9cm
26
per butir buah jeruk 6 . Gambar dibawah ini, menunjukkan ukuran sedang buah jeruk.
Gambar 6. Ukuran Jeruk Sedang Buah Jeruk berukuran sedang baik jeruk impor maupun jeruk lokal, dalam setiap pembelian akan terdapat kurang lebih 10 kilogram dalam setiap dus dengan size setiap butir kira-kira 6-9 cm. c. Ukuran jeruk kecil Buah jeruk, sebagian varietas memiliki ukuran yang kecil. Ukuran buah jeruk kecil merupakan salah satu ukuran dominan buah jeruk yang dapat dijumpai dipasaran.Untuk ukuran buah jeruk yang kecil (mini) memiliki size sebesar kurang lebih 4cm- 6cm per buah.
Gambar 7. Ukuran Kecil Buah Jeruk Gambar 7 diatas menunjukkan ukuran kecil dari buah jeruk. Ukuran buah jeruk yang berkisar antara 4-6 cm tersebut, memiliki berat rata-rata delapan kilogram per keranjang.
6
Aneka macam Jeruk Impor di Pasar dalam negeri.http://kebunjerukkeprok.blogspot.com/2012/05/aneka-macam-jeruk-impor-dipasar dalam.html [Diakses Tanggal 12 September 2013].
27
Aroma Buah Jeruk Buah jeruk, merupakan salah satu buah yang terkenal karena memiliki aroma yang khas saat membuka kulit jeruk untuk mengkonsumsi daging buah. Aroma khas buah jeruk berbeda di bandingkan buah jenis lain. Karakteristik atribut berupa aroma pada buah jeruk ini, berdasarkan pada data sekunder terbagi ke dalam empat macam aroma dominan yang dimiliki oleh buah jeruk. Aroma buah jeruk tersebut dibedakan menjadi aroma buah jeruk yang harum, buah jeruk yang beraroma segar, aroma menyengat dan aroma manis.
28
KARAKTERISTIK RESPONDEN Karakteristik Responden Berdasarkan Demografi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia konsumen jeruk lokal maupun jeruk impor dapat dikatakan memiliki tingkat usia yang beragam. Segmentasi berdasarkan variabel usia digunakan untuk mengetahui usia konsumen dominan yang mengkonsumsi jeruk lokal dan jeruk impor. Variabel usia ini dibagi ke dalam empat kelompok responden, yaitu responden berumur kurang dari 19 tahun, usia diantara 19-25 tahun, 26-35 tahun dan usia lebih dari 35 tahun. Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun)
Jeruk Lokal
Jeruk Impor
< 19 19-25 26-35 >35 Jumlah
3 25 13 9 50
1 31 11 7 50
Total Responden 4 56 24 16 100
Persentase (%) 4,00 56,00 24,00 16,00 100
Karakteristik Responden berdasarkan usia, seperti yang terdapat pada Tabel 4, menunjukkan bahwa konsumen jeruk lokal dan jeruk impor merupakan konsumen yang berusia muda diantara 19-25 tahun, dengan jumlah responden sebanyak 56 orang (56 persen) untuk jeruk lokal sebanyak 25 orang dan jeruk impor sebanyak 31 orang. Hal tersebut menujukkan bahwa dalam pembelian jeruk lokal maupun jeruk impor di dominasi oleh usia produktif. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Segmentasi pasar berdasarkan jenis kelamin bertujuan untuk dapat melihat banyaknya konsumen dari buah jeruk lokal dan jeruk impor berjenis kelamin lakilaki ataukah perempuan di wilayah Kota Bogor. Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Jeruk Lokal 17 33 50
Jeruk Impor 18 32 50
Total Responden 35 65 100
Persentase (%) 35,00 65,00 100
Tabel 5, menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen buah jeruk lokal dan buah jeruk impor merupakan konsumen berjenis kelamin perempuan dengan jumlah sebanyak 65 orang (65 persen). Hal tersebut dapat terjadi karena perempuan biasanya lebih sering dan cenderung menyukai untuk melakukan kegiatan belanja dibandingkan laki-laki. Sehingga bukan hal yang aneh jika konsumen perempuan mendominasi terhadap konsumen produk jeruk lokal dan jeruk impor.
29
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Karakteristik responden berdasarkan pendidikan,bertujuan untuk dapat mengetahui segmentasi pasar terhadap konsumen jeruk impor dan jeruk lokal berdasarkan tingkat pendidikan dominan konsumen. Variabel tingkat pendidikan pada segmentasi dibagi menjadi enam variabel, diantaranya adalah konsumen lulusan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, diploma, sarjana serta pascasarjana. Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Diploma Sarjana Pascasarjana Jumlah
Jeruk Lokal 16 18 13 3 50
Jeruk Impor 10 16 22 2 50
Total Responden 26 34 35 5 100
Persentase (%) 26,00 34,00 35,00 5,00 100
Tabel 6, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang paling banyak dimiliki oleh konsumen buah jeruk lokal dan buah jeruk impor adalah konsumen lulusan diploma dan sarjana. Konsumen lulusan diploma berjumlah sebanyak 34 orang dan konsumen lulusan sarjana berjumlah 35 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden yang mengkonsumsi jeruk lokal dan jeruk impor merupakan konsumen yang memiliki pengetahun serta intelektualitas yang tinggi karena sebagian besar merupakan konsumen lulusan perguruan tinggi. Artinya bahwa konsumen yang biasa mengkonsumsi jeruk merupakan konsumen yang sadar akan kesehatan. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan pekerjaaan, dilakukan untuk dapat mengetahui pekerjaan yang dilakukan oleh responden terbanyak pada konsumen buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. Variabel pekerjaan diisi berdasarkan jenis pekerjaan konsumen diantaranya adalah pekerjaan sebagai mahasiswa/pelajar, PNS, pegawai swasta, wiraswasta, pensiunan, ibu rumah tangga maupun pekerjaan lainnya. Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Jenis Pekerjaan Mahasiswa/Pelajar PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Pensiunan Ibu Rumah Tangga Lainnya Jumlah
Jeruk Lokal 19 8 17 3 3 50
Jeruk Impor 15 5 21 6 3 50
Total Responden 34 13 38 3 9 3 100
Persentase (%) 34,00 13,00 38,00 3,00 9,00 3,00 100
30
Jenis pekerjaan yang paling banyak dimiliki oleh responden jeruk lokal dan jeruk impor adalah konsumen yang bekerja sebagai pegawai swasta dan mahasiswa. Sebanyak 38 orang responden bekerja sebagai pegawai swasta dan 34 orang lainnya sebagai mahasiswa/pelajar. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan Karakteristik responden berdasarkan pendapatan rata-rata per bulan dilakukan untuk dapat mengetahui konsumen terbanyak berdasarkan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh konsumen baik untuk jeruk lokal maupun untuk jeruk impor.Pendapatan rata-rata perbulan, dibagi atas enam variabel seperti yang tertulis pada tabel di bawah ini. Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan Pendapatan < Rp 500.000 Rp 500.000-Rp 1.499.999 Rp 1.500.000- Rp 2.499.999 Rp 2.500.000- Rp 3.499.999 Rp 3.500.000- Rp 4.499.999 >Rp 4.500.000 Jumlah
Jeruk Lokal 3 13 20 9 3 2 50
Jeruk Impor 4 17 17 9 1 2 50
Total Responden 7 30 37 18 4 4 100
Persentase (%) 7,00 30,00 37,00 18,00 4,00 4,00 100
Tingkat pendapatan rata-rata perbulan yang didapatkan oleh responden, adalah tingkat pendapatan perbulan yang berkisar antara Rp 500.000- Rp 2.499.999, dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 36 orang.Pendapatan tersebut dapat diperoleh dari pekerjaan yang dilakukan oleh responden maupun uang saku yang didapatkan dari responden hasil dari kiriman orang tua. Dengan mengetahui tingkat pendapatan konsumen maka dapat dilihat bahwa konsumen dengan pendapatan rata-rata, atau dapat dikatakan dengan masyarakat kalangan menengah yang menjadi konsumen terbanyak bagi produk buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Segmentasi pasar berdasarkan status dilakukan guna mengetahui konsumen dominan yang mengkonsumi baik jeruk lokal maupun jeruk impor, sehingga dapat diketahui apakah konsumen merupakan konsumen yang menikah atau konsumen yang belum menikah. Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Status Belum menikah Menikah Jumlah
Jeruk Lokal 35 15 50
Jeruk Impor 35 15 50
Total Responden 70 30 100
Persentase (%) 70,00 30,00 100
Tabel 9 menjelaskan bahwa konsumen buah jeruk lokal dan jeruk impor didominasi oleh konsumen yang belum menikah. Sebanyak 70 orang jumlah dari
31
konsumen jeruk lokal dan jeruk impor merupakan konsumen yang hidup sendiri ataupun masih dengan keluarga. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsumen belum memiliki tanggungan, dan hanya membeli sesuai keinginan sendiri. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Karakteristik responden berdasarkan jumlah anggota keluarga dilakukan untuk dapat mengetahui jumlah pembelian buah jeruk lokal maupun impor berdasarkan anggota keluarga terbanyak yang dimiliki oleh para responden. Banyaknya jumlah anggota keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu keluarga kecil yang berjumlah kurang dari lima orang, keluarga sedang yang beranggotakan 5-7 orang dan keluarga besar yang memiliki jumlah anggota lebih dari tujuh orang. Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Anggota Keluarga < 5 orang 5-7 orang >7 orang Jumlah
Jeruk Lokal
Jeruk Impor
Total Responden
Persentase (%)
28 17 5 50
30 18 2 50
58 35 7 100
58,00 36,00 7,00 100
Tabel 10. Menunjukkan bahwa konsumen dengan jumlah keluarga kecil yang menjadi segmen pasar bagi buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. Jumlah responden yang mengkonsumsi jeruk lokal dan jeruk impor sebanyak 58 orang. Banyaknya jumlah anggota keluarga akan sangat mempengaruhi dalam mengambil keputusan membeli buah dimana setiap anggota dalam keluarga memiliki selera yang berbeda-beda. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka akan semakin beragam pula selera dalam pembelian buah jeruk tersebut. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Pembelian Karakteristik responden berdasarkan tempat pembelian, dilakukan guna mengetahui di pasar modern yang ada di wilayah kota Bogor mana konsumen membeli buah jeruk lokal dan impor tersebut. Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Pembelian Tempat Pembelian Jogja Giant All Fresh Alfa midi Total Buah Ramayana Superindo Istana Buah Jumlah
Jeruk Lokal
Jeruk Impor
Total Responden
Persentase (%)
10 17 4 12 5 2
10 19 1 2 3 7 3 5
20 36 5 2 3 19 8 7
20,00 36,00 5,00 2,00 3,00 19,00 8,00 7,00
50
50
100
100
32
Tabel 11 menunjukkan bahwa konsumen melakukan pembelian jeruk lokal dan jeruk impor yang paling banyak yaitu di pasar modern giant, jogja dan ramayana. Pembelian di pasar modern giant dilakukan oleh 36 orang, di jogja sebanyak 20 orang dan 19 orang membeli jeruk di ramayana. Hal tersebut, dapat menunjukkan bahwa dari 100 responden yang melakukan pembelian di pasar modern, konsumen lebih banyak membeli jeruk lokal maupun impor di pasar modern giant, jogja dan ramayan. Karakteristik Responden Berdasarkan Pertimbangan Pembelian Karakteristik responden berdasarkan pertimbangan pembelian dilakukan guna mengetahui, pertimbangan yang mendasari konsumen melakukan pembelian di pasar modern tersebut. Tabel 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Pertimbangan Pembelian Jeruk Lokal 2 7 11 1 8 1 6 14 50
Pertimbangan Kebersihan Pilihan altrnatif Lokasi yang dekat Harga tidak ditawar Harga murah Prestise Ketersediaan Produk Kualitas Jumlah
Jeruk Impor 4 9 7 4 4 3 5 14 50
Total Responden 6 16 18 5 12 4 11 28 100
Persentase (%) 6,00 16,00 18,00 5,00 12,00 4,00 11,00 28,00 100
Tabel 12, menunjukkan bahwa konsumen membeli jeruk lokal maupun jeruk impor di pasar modern tersebut dengan pertimbangan kualitas. Hal tersebut terlihat dari banyaknya konsumen yang memilih kualitas sebagai pertimbangan dalam melakukan pembelian buah jeruk lokal maupun impor di pasar modern tersebut, yaitu sebanyak 28 orang responden. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian Segmentasi berdasarkan karakteristik frekuensi pembelian dapat menunjukkan seberapa sering konsumen melakukan pembelian terhadap buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. Frekuensi pembelian dibedakan menjadi lima variabel berdasarkan kebiasaan membeli yang dilakukan oleh konsumen. Tabel 13. Karakteristik Responden Terhadap Frekuensi Pembelian Buah Jeruk Frekuensi Pembelian Setiap Hari Seminggu Sekali Dua Minggu Sekali Sebulan sekali Tidak Tentu Jumlah
Jeruk Lokal
Jeruk Impor
2 12 6 8 22 50
1 9 5 10 25 50
Total Responden 3 21 11 18 47 100
Persentase (%) 3,00 21,00 11,00 18,00 47,00 100
33
Karakteristik responden, berdasarkan pada frekuensi pembelian yang ditunjukkan pada Tabel 13 diatas adalah bahwa pembelian secara tidak tentu yang dilakukan oleh konsumen memiliki nilai yang paling tinggi. Pembelian secara tidak menentu tersebut dilakukan oleh 47 orang konsumen buah jeruk. Karakteristik Responden Berdasarkan Banyaknya Pembelian Karakteristik berdasarkan banyaknya pembelian dianalisis guna memudahkan untuk dapat menunjukkan bahwa konsumen melakukan volume pembelian secara berbeda. Banyaknya pembelian dalam kilogram, dibagi menjadi empat variabel yaitu pembelian dengan jumlah kecil (<1 kg), jumlah sedang (1-2 kg), jumlah banyak (2-3 kg) dan jumlah sangat banyak (>3 kg). Tabel 14. Karakteristik Konsumen Berdasarkan pada Jumlah Pembelian Buah Jeruk Jumlah Pembeliaan < 1 kg 1-2 kg 2-3 kg >3 kg Jumlah
Jeruk Lokal 10 36 4 50
Jeruk Impor 14 27 7 2 50
Total Responden 24 63 11 2 100
Persentase (%) 24,00 63,00 11,00 2,00 100
Tabel 14 menjelaskan mengenai jumlah pembelian yang dilakukan oleh konsumen buah jeruk dalam satu kali pembelian. Konsumen terbanyak melakukan pembelian buah jeruk lokal maupun impor sebanyak 1-2 kg dalam satu kali pembelian. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah responden yang berjumlah 63 orang yang membeli 1-2 kg per satu kali pembelian.
34
SEGMENTASI PASAR DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP JERUK LOKAL DAN JERUK IMPOR Preferensi Konsumen Preferensi konsumen terhadap jeruk lokal dan jeruk impor diukur dengan menggunakan metode chi-square. Terdapat adanya perbedaan diantara preferensi jeruk impor dan jeruk lokal. Preferensi atau tingkat kesukaan pada konsumen akan berbeda baik terhadap produk antara jeruk lokal dan jeruk impor itu sendiri maupun terhadap atribut-atribut yang menempel pada buah jeruk lokal dan impor tersebut. Penelitian terdahulu mengenai preferensi konsumen pun menunjukkan bahwa preferensi konsumen terhadap produk maupun atribut yang menempel pada produk menunjukkan preferensi yang berbeda nyata. Artinya, setiap konsumen memiliki tingkat kesukaan yang berbeda terhadap produk dan atribut yang menempel pada jeruk yang di konsumsinya. Namun, keadaan tersebut lebih condong terjadi pada buah jeruk lokal. Terdapat sedikit perbedaan yang menunjukkan bahwa ternyata konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap atribut warna pada jeruk impor yaitu, warna oranye merupakan warna yang disukai konsumen untuk atribut warna yang melekat pada buah jeruk impor. Metode analisis chi-square sendiri digunakan untuk dapat mengukur apakah setiap atribut yang terdapat pada jeruk lokal maupun impor pada penelitian ini memiliki perbedaan atau tidak dengan pengukuran menggunakan taraf kepercayaan 95 persen. Berikut hasil dari perhitungan chi-square terhadap hasil dari atribut untuk preferensi pada jeruk lokal dan jeruk impor. Jeruk Lokal Jeruk lokal, diartikan sebagai jeruk yang diproduksi dan dipasarkan didalam negeri. Perhitungan pereferensi konsumen terhadap atribut buah jeruk lokal yang terdiri dari warna, rasa, ukuran, aroma dan harga dilakukan guna melihat apakah tingkat kesukaan konsumen terhadap jeruk lokal serta atributnya memiliki perbedaan atau persamaan. Analisi chi-square, dalam melakukan perhitungan tersebut dilakukan untuk dapat membuktikan secara matematis mengenai preferensi konsumen dari buah jeruk lokal yang membeli di pasar modern Kota Bogor. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 15 di bawah ini. Tabel 15. Hasil analisis chi-square terhadap atribut buah jeruk lokal Atribut buah jeruk lokal Warna Rasa Ukuran Aroma Harga
X2 hitung 43,760 39,760 38,720 23,680 42,880
df 3 3 1 2 2
X2 tabel 7,815 7,815 3,841 5,991 5,991
Keterangan Berbeda nyata Berbeda nyata Berbeda nyata Berbeda nyata Berbeda nyata
Tabel 15, menunjukkan bahwa semua atribut yang diamati dalam penelitian ini berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95 persen yang berarti bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, karena dari kelima atribut
35
yang diamati, X2 hitung lebih besar dari pada x2 tabel. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang ada pada buah jeruk lokal. Preferensi konsumen yang dominan terhadap produk jeruk lokal secara menyeluruh dengan melibatkan perangkat dari atribut yang melekat pada jeruk lokal, dapat dilihat dengan cara menghitung dari jumlah konsumen yang menjadi responden dalam memilih atribut seperti apa yang disukainya dari jeruk lokal yang dikonsumsi tersebut. Hasil penelitian dari preferensi konsumen yang dominan terhadap kriteria jenis jeruk lokal yang disukai konsumen tersebut, nantinya akan diperoleh jeruk lokal seperti apa yang disukai konsumen berdasarkan pada atribut buah jeruk tersebut. Atribut yang menjadi pertimbangan dari penelitian ini, untuk jeruk lokal dinilai dengan menggunakan lima atribut yang terdiri dari warna buah dengan kategori warna jeruk yang tampak hijau, hijau kekuningan, kuning kehijauan dan oranye. Atribut rasa pun termasuk kedalam atribut yang menjadi pertimbangan untuk preferensi konsumen yang terdiri dari rasa asam, asam sedikit manis, manis sedikit asam dan manis. Atribut lainnya adalah atribut ukuran (kecil, sedang dan besar), atribut aroma buah (harum, segar, menyengat, manis) dan atribut terakhir adalah atribut harga (murah, sedang dan mahal). Hasil dari preferensi konsumen terhadap kriteria ataupun ciri-ciri terhadap jeruk lokal dapat dilihat pada tabel 16. Tabel 16. Preferensi Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal Atribut Buah Jeruk Lokal Warna Buah
Rasa Buah
Ukuran Buah
Aroma Buah
Harga Buah
Kategori Atribut Buah Jeruk Lokal Hijau Hijau kekuningan Kuning kehijauan Oranye Asam Asam Sedikit Manis Manis Sedikit Asam Manis Kecil Sedang Besar Harum Segar Menyengat Manis Murah Sedang Mahal
Jumlah Konsumen 1 21 27 1 1 5 30 14 0 47 3 18 30 0 2 10 38 2
Persentase (%) 2,00 42,00 54,00 2,00 2,00 10,00 60,00 28,00 0 94,00 6,00 36,00 60,00 0 4,00 20,00 76,00 4,00
Preferensi Konsumen
Kuning Kehijauan Manis Sedikit Asam
Sedang
Segar
Sedang
Hasil dari tabel 16, dapat diketahui bahwa jeruk lokal yang disukai konsumen adalah jeruk lokal yang memiliki warna kuning kehijauan dengan rasa buah yang manis sedikit asam, ukuran buah yang sedang dan memiliki aroma buah yang segar. Selain itu, konsumen menyukai harga buah yang tidak terlalu
36
murah dan juga tidak terlalu mahal sehingga harga buah tersebut memiliki harga yang sedang dan dapat dijangkau oleh semua kalangan. Jeruk Impor Jeruk impor, merupakan jeruk yang diproduksi oleh negara lain, kemudian dipasarkan di dalam negeri. Atribut yang terdapat pada jeruk impor dan menjadi pertimbangan untuk dilakukan penelitian guna mengetahui preferensinya, yang terdiri dari atribut warna, rasa, ukuran, aroma dan harga.Chi-square merupakan alat analisis yang digunakan guna mengukur perbedaan dan persamaan dari hasil preferensi konsumen tersebut dan di tampilkan dengan hasil perhitungan matematis. Tabel 17. Hasil Analisis Chi-square Atribut Buah Jeruk Impor Atribut buah jeruk impor Warna Rasa Ukuran Aroma Harga
X2 hitung 19,480 21,640 29,520 23,120
df 2 2 3 1
X2 tabel 5,991 5,991 7,815 3,841
Keterangan Berbeda nyata Berbeda nyata Berbeda nyata Berbeda nyata
Tabel 17, menunjukkan bahwa semua atribut yang diamati dalam penelitian ini berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95 persen yang berarti bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, kecuali atribut warna buah jeruk impor. Keempat atribut lainnnya yang diamati yaitu rasa, ukuran, aroma dan harga buah memiliki x2 hitung lebih besar dibanding x2 tabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap keempat atribut yang ada pada buah jeruk impor kecuali atribut warna buah. Ini disebabkan karena semua responden memiliki preferensi yang sama terhadap atribut warna buah jeruk impor, yang memiliki warna yang seragam yaitu berwarna oranye.
37
Tabel 18. Preferensi Konsumen terhadap Buah Jeruk Impor Atribut Buah Jeruk Impor Warna Buah
Rasa Buah
Ukuran Buah
Aroma Buah
Harga Buah
Kategori Atribut Buah Jeruk Impor Hijau Hijau kekuningan Kuning kehijauan Oranye Asam Asam Sedikit Manis Manis Sedikit Asam Manis Kecil Sedang Besar Harum Segar Menyengat Manis Murah Sedang Mahal
Jumlah Konsumen 0 0 0 50 0 2 23 25 7 32 11 17 26 2 5 8 42 0
Persentase (%) 0 0 0 100 0 4,00 46,00 50,00 14,00 64,00 22,00 34,00 52,00 4,00 10,00 16,00 84,00 0
Preferensi Konsumen Oranye
Manis
Sedang
Segar
Sedang
Tabel18, menunjukkan bahwa jeruk impor yang konsumen sukai merupakan buah jeruk impor yang memiliki warna oranye dengan rasa buah yang manis serta memiliki ukuran buah yang sedang. Aroma buah sendiri, konsumen lebih menyukai aroma buah jeruk impor yang terasa segar dan harga yang tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal, sehingga dapat dikatakan bahwa buah jeruk impor yang disukai oleh konsumen adalah buah jeruk impor yang memiliki harga sedang. Jeruk Lokal dan Jeruk Impor Preferensi yang ditunjukkan dari dari masing-masing produk baik jeruk lokal maupun jeruk impor diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan preferensi. Bagi jeruk lokal semua atribut menujukkan perbedaan preferensi bagi setiap konsumen, tetapi berbeda halnya dengan preferensi dari atribut warna pada jeruk impor yang menunjukkan bahwa seluruh responden yang merupakan konsumen jeruk impor memiliki tingkat kesukaan terhadap warna oranye pada jeruk impor.
38
Tabel 19. Perbandingan Preferensi Jeruk Lokal dan Jeruk Impor Atribut Buah Jeruk Warna Buah
Rasa Buah
Ukuran Buah Aroma Buah
Harga Buah
Kategori Atribut Buah Jeruk Hijau Hijau kekuningan Kuning kehijauan Oranye Asam Asam Sedikit Manis Manis Sedikit Asam Manis Kecil Sedang Besar Harum Segar Menyengat Manis Murah Sedang Mahal
Persentase (%) Jeruk Lokal 2,00 42,00 54,00 2,00 2,00 10,00 60,00 28,00 0 94,00 6,00 36,00 60,00 0 4,00 20,00 76,00 4,00
Preferensi Persentase Konsumen (%) Jeruk Jeruk Lokal Impor 0 0 Kuning 0 Kehijauan 100 0 Manis 4,00 Sedikit 46,00 Asam 50,00 14,00 64,00 Sedang 22,00 34,00 52,00 Segar 4,00 10,00 16,00 Sedang 84,00 0
Preferensi Konsumen Jeruk Impor Oranye
Manis
Sedang
Segar
Sedang
Hasil perbandingan preferensi diatas, yang dilakukan menunjukkan bahwa jeruk impor lebih unggul dibandingkan jeruk lokal dari segi warna dan harga. Hal tersebut terjadi karena semua konsumen memiliki tingkat kesukaan yang sama terhadap jeruk impor yang berwarna oranye. Selain itu, konsumen pun menganggap bahwa harga jeruk impor lebih murah dibandingkan jeruk lokal. Namun, selain atribut warna dan harga, jeruk lokal lebih unggul dan memiliki nilai preferensi yang lebih tinggi dari jeruk impor. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar yang terbentuk pada penelitian ini diperoleh melalui analisis klaster (Cluster Analysis) dengan metode non-hierarki. Untuk itu, beberapa klaster yang akan dibentuk ditentukan terlebih dahulu. Klaster yang akan dibentuk dalam hal ini sebanyak empat buah. Penentuan keempat klaster tersebut berdasarkan perbedaan dari sumber pendapatan yang diterima serta berdasarkan status maupun usiasetiap individu dari responden tersebut. Pembagian klaster menjadi empat jenis yaitu berdasarkan pada anak sekolahan yang memiliki uang saku yang berasal dari orang tua, usia muda atau fresh graduated yang mulai bekerja dan telah mendapatkan penghasilan sendiri, orang dewasa yang telah berkeluarga dan sumber pendapatan dari hasil pendapatan kolektif dari semua keluarga dan terakhir berdasarkan pada usia lanjut yang pendapatnya dari anak maupun dihasilkan sendiri. Setiap klaster yang terbentuk memiliki kesamaan karakteristik antara satu objek pengamatan dengan yang lainnya. Berdasarkan analisis ANOVA pada jeruk lokal, ternyata memberikan hasil yang tidak signifikan untuk beberapa variabel diantaranya adalah variabel pertimbangan (nilai sig = 0,107), frekuensi (nilai sig = 0,021) dan jumlah
39
pembelian per kg (nilai sig = 0,158). Ketiga varibel tersebut, dikarenakan memiliki nilai yang tidak signifikan sehingga tidak dimasukkan ke dalam pembentukan karakteristik pada klaster yang terbentuk. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa variabel pertimbangan pembelian, frekuensi dan jumlah pembelian per kg pada jeruk lokal menunjukkan tidak adanya perbedaan yang berarti diantara klaster 1,2,3 dan 4, karena tidak dapat digunakan untuk membedakan membedakan antar klaster yang terbentuk. Analisis ANOVA pada jeruk impor, beberapa variabel memberikan hasil yang tidak signifikan, diantaranya adalah variabel jenis kelamin (nilai sig=0,504), variabel tingkat pendidikan (nilai sig=0,008), variabel jumlah anggota keluarga (nilai sig=0, 006), dan variabel pertimbangan (nilai sig=0,462), sehingga variabelvariabel tersebut tidak dimasukkan ke dalam pembentukan karakteristik klaster yang terbentuk. Variabel jenis kelamin, tingkat pendidikan dan variabel pertimbangan, pada jeruk impor memiliki persamaan menurut pandangan responden sehingga, atribut-atribut tersebut tidak digunakan untuk membedakan antar klaster yang dibentuk. Jeruk Lokal Klaster (Cluster) 1 Jumlah responden yang masuk ke dalam klster satu pada buah jeruk lokal adalah sebanyak 17 orang, dengan karakteristik sebagai berikut : 1) Usia konsumen pada klaster satu untuk jeruk lokal adalah konsumen yang berusia antara 19-25 tahun sebanyak 11 orang (64,70 persen), dibawah 19 tahun sebanyak tiga orang (17,65 persen), dan berusia antara 26-35 tahun sebanyak tiga orang (17,65 persen). 2) Jenis kelamin yang dalam klaster ini yang mengkonsumsi jeruk lokal paling banyak adalah yang berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 16 orang (94,12 persen) dan satu orang (5,88 persen) berjenis kelamin laki-laki. 3) Pendidikan terakhir yang dijalankan oleh responden yang mengkonsumsi jeruk lokal yaitu sebanyak delapan orang (47,06 persen) yang telah lulus SMA, lima orang (29,41 persen) telah lulus D3, dan empat orang (23,53 persen) telah lulus S1. 4) Jenis pekerjaan responden yang mengkonsumsi jeruk lokal yaitu sebanyak 11 orang (64,71 persen) sebagai mahasiswa, lima orang (29,41 orang) berprofesi sebagai pegawai swasta dan satu orang (5,88 persen) sebagai PNS. 5) Pendapatan rata-rata responden yang mengkonsumsi buah jeruk lokal dalam klaster ini sebanyak tujuh orang (41,18 persen) antara Rp 500.000-Rp 1.499.999, lima orang (29,41 persen) Rp 1.500.000- Rp 2.499.999, tiga orang (17,65 persen) Rp 2.500.000- Rp 3.499.999, dan dua orang ( 11,76 persen) kurang dari 500.000. 6) Responden jeruk lokal dalam klaster ini sebanyak 16 orang (94,12 persen) merupakan responden yang belum menikah, dan sisanya sebanyak satu orang (5,88 persen) merupakan responden yang telah menikah. 7) Konsumen jeruk lokal pada klaster ini, sebanyak 11 orang (64,71 persen) merupakan responden yang memiliki jumlah anggota keluarga kecil yaitu kurang dari lima orang, sisanya enam orang (35,29 persen) merupakan
40
responden yang memiliki jumlah anggota keluarga sedang yaitu berjumlah 5-7 orang dalam satu rumah yang sama. 8) Pasar modern yang dijadikan tempat pembelian jeruk lokal oleh 17 orang responden pada klaster ini, sebanyak 10 orang (58,82 persen) membeli di giant, tiga orang (17,66 persen) membeli di jojga, dua orang (11,76 persen) membeli di all fresh dan dua orang (11,76 persen) lainnya membeli di ramayana, yang keseluruhan pasar modern tersebut berada di wilayah kota Bogor. Ciri-ciri umum yang terlihat pada klaster ini adalah bahwa usia responden tergolong usia muda yang berkisar 19-25 tahun, berjenis kelamin perempuan,telah menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas), memiliki pekerjaan yang mayoritas sebagai mahasiswa dan belum menikah dengan rata-rata pendapatan berkisar antara Rp 500.000- Rp 1.499.999. Jumlah anggota keluarga yang tinggal satu rumah termasuk kedalam anggota keluarga kecil yang kurang dari lima orang dan biasa membeli buah jeruk lokal di pasar modern khususnya giant yang berada di wilayah kota Bogor. Klaster (Cluster) 2 Jumlah responden yang termasuk ke dalam klaster dua yaitu berjumlah 15 orang, dengan karakteristik sebagai berikut : 1) Usia responden yang tersebar pada klaster ini yaitu sebanyak 11 orang (73,33 persen) yang berkisar antara 19-25 tahun, dan responden berumur 2635 tahun sebanyak empat orang (26,67 persen). 2) Jenis kelamin responden yang mengkonsumsi jeruk lokal sebanyak 10 orang (66,67 persen) didominasi oleh laki-laki dan lima orang (33,33 persen) lainnya berjenis kelamin perempuan. 3) Pendidikan terakhir dari 15 responden pada klaster ini, sebanyak sembilan orang (60 persen) merupakan lulusan D3, lima orang (33,33 persen) memiliki pendidikan terkhir sebagai sarjana dan satu orang (6,67 persen) sisanya adalah lulusan SMA. 4) Pekerjaan konsumen yang mengkonsumsi jeruk lokal sebanyak delapan orang (53,33 persen) merupakan pelajar/mahasiswa, enam orang (40 persen) sebagai pegawai swasta dan satu orang (6,67 persen) lainnya merupakan seorang wiraswasta. 5) Pendapatan rata-rata perbulan bagi 15 responden yang berada pada klaster ini, enam orang (40 persen) memiliki pendapatan sekitar Rp 1.500.000-Rp 2.499.999, empat orang (26,66 persen) lainnya sekitar Rp 500.000-Rp 1.499.999, tiga orang (20 persen) diantaranya memiliki pendapatan sebesar Rp 2.500.000-Rp 3.499.999, satu orang (6,67 persen) lainnya sekitar Rp 3.500.000-Rp 4.499.999 per bulan dan satu orang (6,67 persen) sisanya memiliki pendapatan rata-rata perbulan kurang dari Rp 500.000. 6) Responden yang termasuk ke dalam klaster ini, secara keseluruhan yang berjumlah 15 orang (100 persen) merupakan responden yang belum menikah. 7) Jumlah anggota keluarga untuk konsumen yang mengkonsumsi jeruk lokal sebanyak tujuh orang (46,67 persen) merupakan keluarga sedang yang berjumlah 5-7 orang anggota keluarga, lima orang (33,33 persen) keluarga besar yang berjumlah lebih dari tujuh orang anggota keluarga dan tiga orang
41
(20 persen) beranggotakan keluarga kecil yang berjumlah kurang dari lima orang yang tinggal dalam satu rumah. 8) Tempat pembelian (pasar modern) buah jeruk lokal pada klaster ini, paling banyak lima orang (33,34 persen) membeli di ramayana, untuk tiga orang (20 persen) biasa membeli di giant, tiga orang (20 persen) lainnya membeli di superindo, dua orang (13,33 persen) membeli di jogja, dan dua orang (13,33 persen) sisanya membeli di all fresh. Ciri-ciri umum yang terlihat pada klaster dua, memiliki karakteristik konsumen yang mengkonsumsi jeruk lokal berusia sekitar 19-25 tahun, yang tergolong usia muda yang didominasi oleh laki-laki, dengan pendidikan terakhir D3 yang masih berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa. Pendapatan rata-rata perbulan konsumen pada klaster ini yaitu sekitar Rp 1.500.000-Rp 2.499.999, yang secara keseluruhan merupakan responden yang belum menikah, dengan jumlah anggota keluarga termasuk ke dalam keluarga sedang yang memiliki 5-7 orang anggota keluarga setiap satu rumah. Pasar modern yang merupakan tempat pembelian buah jeruk lokal yang diminati pada klaster dua yaitu di ramayana yang berada di seluruh wilayah kota Bogor. Klaster (Cluster) 3 Responden yang merupakan konsumen jeruk lokal dan masuk ke dalam klaster tiga ini yaitu berjumlah sembilan orang, dengan karakteristik sebagai berikut: 1) Usia konsumen yang termasuk pada klaster tiga didominasi oleh konsumen yang berumur lebih dari 35 tahun dengan jumlah konsumen sebanyak lima orang (55,56 persen), sedangkan tiga orang (33,33 persen) lainnya berumur diantara 26-35 tahun, dan sisanya berkisar 19-25 tahun sebanyak satu orang (11,11 persen). 2) Jenis kelamin responden jeruk lokal pada klaster tiga paling banyak merupakan seorang perempuan dengan jumlah lima orang (55,56 persen) dan empat orang (44,44 persen) sisanya merupakan laki-laki. 3) Jenjang pendidikan terakhir dari konsumen buah jeruk lokal yang menjadi responden serta termasuk ke dalam klaster ini sebanyak enam orang (66,67 persen) merupakan lulusan dari SMA, dua orang (22,22 persen) lulusan D3, dan satu orang (11,11 persen) sisanya merupakan lulusan S1. 4) Jenis pekerjaan responden pada klaster ini sebanyak tiga orang (33,33 persen) bekerja sebagai PNS, tiga orang (33,33 persen) lainnnya sebagai ibu rumah tangga, dua orang (22,22 persen) bekerja sebagai pegawai swasta, dan satu orang (11,11 persen) merupakan wiraswasta. 5) Pendapatan rata-rata perbulan untuk lima orang (55,56 persen) responden terbanyak pada klaster ini berkisar antara Rp 1.500.000- Rp 2.499.999, dua orang (22,22 persen) memiliki pendapatan antara Rp 2.500.000-Rp 3.499.999, dan dua orang (22,22 persen) lainnya sebesar Rp 500.000-Rp 1.499.999. 6) Responden yang termasuk pada klaser ini sebagain besar, sebanyak delapan orang (88,89 persen) merupakan responden yang telah menikah, dan satu orang (11,11 persen) sisanya belum menikah. 7) Konsumen jeruk lokal yang termasuk pada klaster ini didominasi oleh keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga kurang dari lima orang
42
sebanyak 7 orang (77,78 persen) responden, dua orang (22,22 persen) memiliki jumlah keluarga sedang yaitu memiliki 5-7 orang anggota keluarga. 8) Tempat pembelian bagi lima orang (55,56 persen) responden memilih membeli jeruk lokal di pasar modern ramayana, dua orang (22,22 persen) membeli di superindo, dan dua orang (22,22 persen) lainnya membeli di istana buah. Ciri-ciri umum dari anggota pada klaster ini merupakan konsumen berusia lebih dari 35 tahun, dengan jenis kelamin perempuan yang memiliki jenjang pendidikan terakhir adalah lulusan sekolah menengah atas (SMA). Pekerjaan konsumen jeruk lokal pada klaster tiga didominasi oleh PNS dengan pendapatan rata-rata perbulan berkisar antara Rp 1.500.000- Rp 2.499.999. Konsumen didominasi oleh responden yang telah menikah, yang memiliki keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga kurang dari lima orang dan membeli jeruk lokal di pasar modern ramayana. Klaster (Cluster) 4 Jumlah konsumen yang termasuk ke dalam klaster empat yaitu sebanyak sembilan orang, dengan karakteristik sebagai berikut : 1) Responden yang terdapat pada klaster ini sebanyak empat orang (44,44 persen) telah berusia lebih dari 35 tahun, sedangkan usia muda berkisar antara 26-35 tahun sebanyak tiga orang (33,33 persen), dan dua orang (22,22 persen) lainnya berusia 19-25 tahun. 2) Tujuh orang (77,78 persen) dari responden jeruk lokal merupakan seorang perempuan, dan dua orang (22,22 persen) lainnya adalah laki-laki. 3) Pendidikan terakhir responden sebanyak tiga orang (33,33 persen) adalah lulusan sarjana dan tiga orang (33,33 persen) lainnya lulusan pascasarjana, lulusan diploma pada klaster ini ada sebanyak dua orang (22,22 persen), sedangkan satu orang (11,11 persen) sisanya merupakan lulusan sekolah menengah atas. 4) Pekerjaan yang paling banyak dimiliki oleh konsumen jeruk lokal sebanyak empat orang (44,44 persen) merupakan seorang pegawai swasta, empat orang (44,44 persen) lainnya memiliki profesi sebagai PNS, dan satu orang (11,11 persen) sebagai wiraswasta. 5) Pendapatan dari empat orang (44,44 persen) responden terbanyak berkisar antara Rp 1.500.000-Rp 2.499.999, dua orang (22,22 persen) memiliki pendapatan sebesar Rp 3.500.000-Rp 4.499.999, pendapatan perbulan lebih dari Rp 4.500.000 dimiliki oleh dua orang (22,22 persen) responden, dan satu orang (11,11 persen) lainnya sebesar Rp 2.500.000-Rp 3.499.999. 6) Sebanyak enam orang (66,67 persen) responden adalah konsumen yang telah menikah, dan tiga orang (33,33 persen) lainnya belum menikah. 7) Responden yang memiliki anggota keluarga kurang dari 5 orang sebanyak tujuh orang (77,78 persen), sedangkan dua orang (22,22 persen) reponden lainnya memiliki jumlah anggota keluarga antara 5-7 orang. 8) Pembelian di pasar modern jogja dilakukan oleh lima orang (55,56 persen) responden, dan empat orang (44,44 persen) lainnya melakukan pembelian buah jeruk lokal di giant. Konsumen jeruk lokal yang ada pada klaster empat ini memiliki ciri yang membedakan dari klaster lain adalah responden merupakan konsumen yang telah
43
berusia berusia lebih dari 35 tahun, seorang perempuan dengan pendidikan terakhir sebagai lulusan sarjana dan pascasarjana. Pekerjaan yang dimiliki oleh konsumen jeruk lokal merupakan seorang pegawai swasta dan PNS, dengan tingkat pendapatan rata-rata perbulan sebesar Rp 1.500.000-Rp 2.499.999. Responden termasuk konsumen yang telah menikah, serta memiliki anggota keluarga kurang dari 5 orang yang biasa melakukan pembelian jeruk lokal di pasar modern jogja. Tabel 20. Segmen Pasar Buah Jeruk Lokal Karakteristik konsumen Usia Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan ratarata perbulan Status Pernikahan Jumlah Keluarga Tempat pembelian Jumlah Responden
Klaster 1
Klaster 2
19-25 tahun Perempuan Lulusan SMA Mahasiswa/ pelajar Rp 500.000Rp 1.499.999 Belum menikah < 5 orang Giant 17 orang
19-25 tahun Laki-laki Lulusan D3 Mahasiswa/ pelajar Rp 1.500.000Rp 2.499.999 Belum menikah 5-7 orang Ramayana 15 orang
Klaster 3
Klaster 4
>35 tahun >35 tahun Perempuan Perempuan Lulusan SMA Lulusan S1;S2 Ibu Rumah Pegawai Tangga ; PNS Swasta; PNS Rp 1.500.000- Rp 1.500.000Rp 2.499.999 Rp 2.499.999 Menikah Menikah < 5 orang < 5 orang Ramayana Jogja 9 orang 9 orang
Jeruk Impor Klaster (Cluster) 1 Responden yang termasuk ke dalam klaster satu ini yang biasa mengkonsumsi jeruk impor yaitu berjumlah 15 orang, dengan karakteristik sebagai berikut: 1) Tingkat usia yang tersebar pada klaster ini, untuk responden yang mengkonsumsi jeruk impor yang berusia 26-35 tahun sebanyak 10 orang (66,67 persen), responden yang berumur lebih dari 35 tahun tiga orang (20 persen), dan dua orang (13,33 persen) berusia 19-25 tahun. 2) Pekerjaan responden didominasi oleh pegawai swasta sebanyak 8 orang (53,34 persen), tiga orang (20 persen) sebagai PNS, dua orang (13,33 persen) sebagai Ibu rumah tangga dan dua orang (13,33 persen) lainnya memiliki pekerjaan selain pegawai swasta, mahasiswa, PNS ataupun ibu rumah tangga. 3) Pendapatan rata-rata responden jeruk impor sebanyak delapan orang (53,33 persen)berkisar antara Rp 1.500.000-Rp 2.499.999, tiga orang (20 persen) lainnya sebesar Rp 2.500.000-Rp 3.499.999,dua orang (13,33 persen) memiliki pendapatan rata-rata sebesar Rp 500.000-Rp 1.499.999, satu orang (6,67 persen) berkisar antaraRp 3.500.000-Rp 4.499.999, dan satu orang (6,67 persen) lebih dari Rp 4.500.000,. 4) Konsumen buah jeruk impor mayoritas merupakan konsumen yang telah menikah yaitu sebanyak 11 orang (73,33) dan belum menikah sebanyak empat orang (26,67 persen). 5) Tempat pembelian berupa pasar modern yang biasa di kunjungi oleh konsumen jeruk impor sebanyak empat orang (26,67 persen) yaitu
44
melakukan pembelian di giant, tiga orang (20 persen) membeli buah jeruk impor di Ramayana, duaorang (13,33 persen) di alfamidi, duaorang (13,33 persen) lainnya membeli di jogja, duaorang (13,33 persen) membeli di superindo, satuorang (6,67 persen) di istana buah, dan satu orang (6,67 persen) di all fresh. 6) Frekuensi pembelian bagi enam orang (40 persen) responden jeruk impor dilakukan secara tidak menentu, empatorang (26,66 persen) melakukan pembelian sebulan sekali, tiga orang (20 persen) seminggu sekali, satu orang (6,67 persen) melakukan pembelian dua minggu sekali, dan satu orang (6,67 persen) lainnya melakukan pembelian buah jeruk impor setiap hari. 7) Jumlah pembelian yang dilakukan oleh tujuh orang (46,67 persen) kurang dari 1 kg, tujuh orang (46,67 persen) lainnya membeli sebanyak 1-2 kg, dansatu orang (6,66 persen) membeli jeruk impor sebanyak 2-3 kg. Ciri-ciri umum responden yang menjadi konsumen jeruk impor kebanyakan berusia diantara 26-35 tahun, yang bekerja sebagai pegawai swasta dan memiliki pendapatan rata-rata perbulan berkisar antara Rp 1.500.000-Rp 2.499.999, responden tersebut mayoritas telah menikah, dan kebanyakan melakukan pembelian di giant, responden jeruk impor melakukan pembelian secara tidak menentu, dan responden diantarannya membeli kurang dari 1 kg buah jeruk impor. Klaster (Cluster) 2 Jumlah responden yang termasuk pada klaster dua untuk buah jeruk impor yaitu sebanyak 23 orang, dengan karakteristik sebagai berikut; 1) Usia konsumen didominasi oleh kalangan muda yang berusia 19-25 tahun yaitu sebanyak 21 orang (91,30 persen), sedangkan untuk usia yang kurang dari 19 tahun sebanyak satu orang (4,35 persen), dan yang berusia 26-35 tahun pun hanya satu orang (4,35 persen). 2) Pekerjaan responden buah jeruk impor didominasi oleh 12 orang (52,17 persen) mahasiswa,sembilan orang (39,13 persen) pegawai swasta, satu orang (4,35 persen) sebagai PNS, dan satu orang (4,35 persen) bekerja selain sebagai mahasiswa, PNS, Pegawai swasta, pensiunan, wiraswasta atau pun ibu rumah tangga. 3) Pendapatan rata-rata perbulan didominasi oleh responden yang memiliki pendapatan sekitar Rp 500.000-Rp 1.499.999 perbulan sebanyak 10 orang (43,48 persen), Delapan orang (34,78 persen) diantaranya memiliki pendapatan rata-rata sekitar Rp 1.500.000-Rp 2.499.999,empat orang (17,39 persen) lainnya memiliki pendapatan kurang dari Rp 500.000, dan satu orang (4,35 persen) sisanya memilki pendapatan sekitar Rp 2.500.000-Rp 3.499.999. 4) Seluruh responden bagi konsumen buah jeruk impor yaitu merupakan responden yang belum menikah sebanyak 23 orang (100 persen). 5) Responden pada klaster ini, melakukan pembelian jeruk impor di pasar modern yang berada di sekitar wilayah kota Bogor. Tempat yang paling banyak dijadikan tempat pembelian oleh konsumen sebanyak 11 orang (47,83 persen) adalah pasar modern giant. Tujuh orang (30,43 persen) responden lainnya memilih jogja sebagai tempat pembelian jeruk impor, sedangkan untuk tiga (13,04 persen) orang responden lebih memilih
45
membeli di Ramayana berbeda hal nya dengan salah satu orang (4,35 persen) konsumen yang lebih suka membeli di total buah dan satu orang (4,35 persen) lainnnya membeli jeruk impor di superindo. 6) Frekuensi pembelian secara tidak menentu terhadap jeruk impor pada klaster ini banyak dilakukan oleh 18 orang (78,26 persen), empat orang (17,39 persen) lainnya melakukan pembelian buah jeruk sebulan sekali, dansatu orang (4,35 persen) lainnya melakukan pembelian buah jeruk impor dua minggu sekali. 7) Jumlah jeruk impor yang dibeli oleh 16 orang (69,57 persen) responden, yang merupakan jumlah responden terbanyak pada klaster ini adalah sebanyak 1-2 Kg, sedangkan jumlah pembelian jeruk impor sebanyak kurang dari 1 kg dilakukan oleh enam orang (26,09 persen) responden, dan satu orang (4,35 persen) melakukan pembelian sebanyak 2-3 kg. Ciri-ciri konsumen yang berada pada klaster dua adalah konsumen kalangan muda yang memiliki usia sekitar 19-25 tahun, dengan dominasi pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa. Pendapatan rata-rata perbulan responden diperkirakan berkisar antara Rp 500.000-Rp 1.499.999 perbulan dan keseluruhan responden merupakan responden yang belum menikah. Konsumen yang termasuk pada klaster ini, melakukan pembelian jeruk impor di pasar modern giant yang berada di seluruh wilayah kota Bogor. Tingkat frekuansi pembelian dilakukan secara tidak menentu dengan jumlah jeruk impor yang dibeli sebanyak 1-2 kg. Klaster (Cluster) 3 Responden yang termasuk pada klaster ini dan merupakan konsumen buah jeruk impor adalah sebanyak delapan orang, dengan kriteria adalah sebagai berikut : 1) Konsumen jeruk impor pada klaster tiga ini seluruhnya merupakan responden yang tergolong usia muda antara 19-25 tahun yaitu sebanyak delapan orang (100 persen). 2) Jenis pekerjaan yang paling banyak dimiliki oleh responden pada klaster ini adalah pegawai swasta sebanyak empat orang (50 persen) , tiga orang (37,5 persen) sebagai mahasiswa, dan satu orang (12,5 persen) sisanya berprofesi sebagai PNS. 3) Lima orang (62,5 persen) konsumen terbanyak pada klaster ini memiliki tingkat pendapatan rata-rata perbulan sebanyak Rp 500.000-Rp 1.499.999, dua orang (25 persen) memiliki pendapatan sebesar Rp2.500.000-Rp 3.499.999, dan satu orang (12,5 persen) lainnnya memiliki pendapatan sekitar Rp1.500.000-Rp 2.499.999. 4) Seluruh responden yang termasuk pada klaster ini sebanyak delapan orang (100 persen) merupakan konsumen yang belum menikah. 5) Tempat pembelian paling banyak dilakukan oleh empat orang (50 persen) yaitu membeli di pasar modern giant, dua orang (25 persen) melakukan pembelian buah jeruk impor di total buah, satu orang (12,5 persen) membeli di jogja dan satu orang (12,5 persen) lagi membeli di ramayan. 6) Frekuensi pembelian buah jeruk impor yang dilakukan oleh lima orang (62,5 persen) dilakukan setiap seminggu sekali, dua orang (25 persen) membeli jeruk setiap satu bulan sekali dan satu orang (12,5 persen) lainnya membeli jeruk secara tidak menentu.
46
7)
Volume pembelian yang dilakukan oleh empat orang (50 persen) dari respoden yang termasuk pada klaster ini yaitu sebanyak 1-2 kg dalam satu kali pembelian, dua orang (25 persen) biasa membeli sebanyak lebih dari 3 kg, satu orang (12,5 persen) membeli jeruk dalam satu kali pembelian sebanyak 2-3 kg, dan satu orang (12,5 persen) lainnya sebanyak kurang dari 1 kg. Responden yang merupakan konsumen buah jeruk impor pada klaster ini memiliki ciri-ciri yang menunjukkan bahwa konsumen buah jeruk impor pada klaster tiga ini seluruhnya merupakan responden yang tergolong usia muda antara 19-25 tahun, dengan jenis pekerjaan yang paling banyak dimiliki oleh responden adalah pegawai swasta yang memiliki tingkat pendapatan rata-rata perbulan sebanyak Rp 500.000-Rp 1.499.999. Seluruh responden yang termasuk pada klaster ini merupakan konsumen yang belum menikah, dan biasa melakukan pembeliandi pasar modern giant dengan frekuensi pembelian buah jeruk impor yang dilakukan setiap seminggu sekali sebanyak 1-2 kg dalam satu kali pembelian. Klaster (Cluster) 4 Klaster empat memiliki jumlah anggota sebanyak empat orang responden, yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Seluruh konsumen jeruk impor sebanyak empat orang (100 persen) adalah konsumen yang telah berusia lebih dari 35 tahun. 2) Empat orang (100 persen) responden seluruhnya yang berada dalam klaster ini merupakan seorang ibu rumah tangga. 3) Pendapatan yang dimiliki oleh tiga orang (75 persen) responden yang berada pada klaster ini berkisar antara Rp 2.500.000- Rp 3.499.999, dan satu orang (25 persen) lainnya memiliki pendapatan rata-rata perbulan sebesar lebih dari Rp 4.500.000. 4) Seluruh responden yang berada pada klaster ini sebanyak empat orang (100 persen) merupakan konsumen yang telah menikah. 5) Tempat pembelian yang biasa dikunjungi oleh ke empat orang (100 persen) responden adalah dengan membeli buah impor di istana buah. 6) Frekuensi pembelian sebanyak tiga orang (75 persen) konsumen membeli jeruk impor setiap dua minggu sekali dan satu orang (25 persen) lainnya membeli jeruk setiap satu minggu sekali. 7) Banyaknya volume pembelian yang dilakukan oleh empat orang (100 persen) konsumen dalam satu kali pembelian yaitu sebanyak 2-3 kg. Ciri-ciri dari konsumen jeruk impor yang berada pada klaster empat adalah konsumen yang berusia lebih dari 35 tahun dan merupakan seorang ibu rumah tangga, dengan pendapatan rata-rata perbulan berkisar antara Rp 2.500.000- Rp 3.499.999. Konsumen jeruk impor yang terdapat pada klaster empat ini merupakan konsumen yang telah menikah yang biasa membeli di istana buahsetiap dua minggu sekali dengan volume pembelian sebanyak 2-3 kg.
47
Tabel 21. Segmen Pasar Buah Jeruk Impor Karakteristik konsumen Usia Pekerjaan
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
26-35 tahun Pegawai swasta
19-25 tahun Mahasiswa
19-25 tahun Pegawai swasta
Pendapatan ratarata perbulan Status Pernikahan Tempat pembelian Frekuensi pembelian
Rp 1.500.000Rp 2.499.999 Menikah Giant
Rp 500.000Rp 1.499.999 Belum menikah Giant
Rp 500.000Rp 1.499.999 Belum menikah Giant
>35 tahun Ibu rumah tangga Rp 2.500.000Rp 3.499.999 Menikah Istana Buah
Tidak Tentu
Tidak Tentu
Seminggu sekali
Dua minggu sekali
Jumlah Pembelian Jumlah Responden
< 1 kg
1-2 kg
1-2 kg
2-3 kg
15 orang
23 orang
8 orang
4 orang
Perbandingan Klaster Jeruk Lokal dan Impor Hasil perbandingan antar klaster yang terjadi antara buah jeruk lokal dan buah jeruk impor ternyata didapatkan persamaan segmen pasar yang terdapat pada klaster 2 dan klaster 4 terutama terlihat dari segi usia, pekerjaan dan status. Berbeda halnya dengan klaster 1 dan klaster 3, dimana klaster tersebut memiliki banyak perbedaan yang berdasarkan karakteristik responden baik berdasarkan usia,pekerjaan maupun satus pernikahan. Karakteristik responden berdasarkan usia, jika dilihat pada tabel, konsumen yang potensial merupakan konsumen berusia 15-25 tahun dan usia < 35 tahun. Tingkat pendapatan yang dapat dialokasikan untuk melakukan pembelian jeruk dengan harga sedang yaitu konsumen yang memiliki pendapatan Rp 500.000-Rp 2.500.000. Namun, secara keseluruhan, bagi jeruk lokal, klaster dengan jumlah responden terbanyak dapat dilihat pada klaster 1 sebanyak 17 orang, dan pada jeruk impor yaitu terdapat pada klaster 2 dengan jumlah responden sebanyak 23 orang.
48
Tabel 22. Perbandingan Klaster Jeruk Lokal dan Impor Klaster
1(Satu)
2 (Dua)
3 (Tiga)
4 (Empat)
Karakteristik Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Status Jmlh Keluarga Tempat Pembelian Pertimbangan Frekuensi Jmlh Kg Jmlh Responden Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Status Jmlh Keluarga Tempat Pembelian Pertimbangan Frekuensi Jmlh Kg Jmlh Responden Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Status Jmlh Keluarga Tempat Pembelian Pertimbangan Frekuensi Jmlh Kg Jmlh Responden Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Status Jmlh Keluarga Tempat Pembelian Pertimbangan Frekuensi Jmlh Kg Jmlh Responden
Jeruk Lokal
19-25 tahun Perempuan Lulusan SMA Mahasiswa/pelajar Rp 500.000-Rp 1.499.999 Belum menikah < 5 orang Giant 17 Orang 19-25 tahun Laki-laki Lulusan D3 Mahasiswa/pelajar Rp 1.500.000-Rp 2.499.999 Belum menikah 5-7 orang Ramayana 15 Orang >35 tahun Perempuan Lulusan SMA Ibu Rumah Tangga ; PNS Rp 1.500.000-Rp 2.499.999 Menikah < 5 orang Ramayana 9 Orang >35 tahun Perempuan Lulusan S1;S2 Pegawai Swasta; PNS Rp 1.500.000-Rp 2.499.999 Menikah < 5 orang Jogja 9 Orang
Jeruk Impor 26-35 tahun Pegawai swasta Rp 1.500.000- Rp2.499.999 Menikah Giant Tidak Tentu < 1 kg 15 Orang 19-25 tahun Mahasiswa Rp 500.000-Rp 1.499.999 Belum menikah Giant Tidak Tentu 1-2 kg 23 Orang 19-25 tahun Pegawai swasta Rp 500.000-Rp 1.499.999 Belum menikah Giant Seminggu sekali 1-2 kg 8 Orang >35 tahun Ibu rumah tangga Rp 2.500.000- Rp 3.499.999 Menikah Istana Buah Dua minggu sekali 2-3 kg 4 Orang
49
Implikasi Hasil Penelitianpada Strategi Pemasaran Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor Penelitian terdahulu mengenai preferensi konsumen yang berdasar pada penelitian Wei, Singgih, Woods dan Adar yang melihat atribut dari buah jeruk mana yang paling tertinggi ternyata memang didapat pada semua atribut dasar buah jeruk lokal. Buah jeruk impor sendiri, nilai tertinggi hanya diperoleh dari warna kulit jeruk yang berwarna oranye. Selain itu, buah jeruk impor lebih digemari karena dianggap sebagai buah premium, yang jika membeli buah jeruk impor tersebut status seseorang akan meningkat dikarenakan membeli produk premium. Guna menumbuhkan kesan premium terhadap buah jeruk lokal, maka buah jeruk lokal tersebut haruslah diperlakukan secara istimewa dengan cara dipasarkan di pasar modern yang dilengkapi dengan pengemasan yang menarik serta kualitas buah yang dapat bersaing dengan buah jeruk impor. Strategi pemasaran yang berdasar pada preferensi dan segmentasi, dapat menjadi salah satu pertimbangan guna memperoleh bentuk stategi pemasaran yang dapat meningkatkan minat konsumen untuk dapat mengkonsumsi buah, khususnya buah jeruk lokal. Startegi Pemasaran Jeruk Lokal Hasil dari penelitian menunjukkan hasil dari preferensi konsumen dengan menggunakan analisis Chi-square diketahui bahwa preferensi konsumen terhadap jeruk lokal adalah warna kuning kehijauan dengan rasa manis sedikit asam, ukuran buah yang sedang, aroma yang segar dan memiliki harga yang sedang. Hal tersebut sama dengan hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Riska, Mulya dan Padiningrum yang meneliti mengenai preferensi konsumen terhadap jeruk lokal dan jeruk impor. Penelitian tersebut pun menunjukkan bahwa preferensi konsumen jeruk lokal memiliki rasa yang manis sedikit asam, warna yang kuning kehijauan, ukuran buah yang sedang dan aroma buah yang segar. Segmentasi pasar berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk jeruk lokal berdasar pada perhitungan dengan bantunan alat analisis berupa analisis klaster didapatkan bahwa konsumen yang potensial terdapat pada klaster satu dan klaster dua. Hal tersebut dikarenakan jumlah konsumen terbanyak terdapat pada kedua klaster tersebut dengan jumlah konsumen sebanyak 17 dan 15 orang, untuk klaster satu dan klaster dua. Dari kedua klaster tersebut dapat dilihat bahwa konsumen jeruk lokal merupakan konsumen yang memiliki usia muda sekitar 19-25 tahun, perempuan dan laki-laki yang merupakan lulusan dari sekolah menengah atas maupun diploma dan masih berstatus sebagai mahasiswa, belum menikah serta dengan pendapatan yang berkisar diantara Rp 500.000- Rp 2.499.999. Jumlah anggota yang terdapat pada setiap keluarga termasuk jumlah anggota kecil dan sedang yang biasa membeli jeruk di giant dan ramayan.Sehingga jika berdasarkan pada keterangan hasil dari preferensi dan segmentasi terhadap buah jeruk lokal, maka strategi pemasaran yang dapat diterapkan berdasar pada 4P yaitu terdiri dari,
50
a.
Produk (Product)
Produk yang dipasarkan haruslah buah jeruk lokal yang memiliki warna kuning kehijauan, dengan rasa manis sedikit asam, berukuran sedang, dan memiliki aroma segar yang berdasar pada hasil preferensi konsumen. b.
Harga (Price)
Buah jeruk yang dipasarkan yaitu buah jeruk memiliki harga yang sedang dan dapat terjangkau oleh konsumen dengan pendapatan Rp 500.000- Rp 2.499.999, dapat denganmelakukan penetapan harga murah/butir, maupun denganpenetapkan diskon atau potongan harga yang disukai oleh mahasiswa/pelajar, dikarenakan sebagian konsumennya merupakan mahasiswa/pelajar. c.
Promosi (Promotion)
Kegiatan promosi yang dapat dilakukan guna meningkatkan konsumsi terhadapat buah khususnya buah jeruk lokal, diantaranya dapat dilakukan dengan memberikan pengemasan yang menarik pada buah jeruk, memberikan sampel untuk dapat dicoba konsumen sehingga bisa tertarik bila kualitas buah yang ditawarkan merupakan kualitas terbaik. d.
Distribusi (Place)
Strategi pemasaran dari segi distribusi (place) yang dilakukan untuk meningkatkan konsumsi buah jeruk lokal khususnya terhadap konsumen sebenarnya telah diterapkan ditandai dengan penelitian yang dilakukan di pasar modern yang berada di wilayah Kota Bogor. Hal tersebut menandakan bahwa buah lokal telah sangat tepat untuk dijual di pasar modern, sehingga konsumen dapat dengan mudah untuk dirubah pemikiran bahwa dengan membeli buah lokal akan membuat prestise meningkat. Stategi Pemasaran Jeruk Impor Preferensi pada jeruk impor, konsumen berpendapat sama mengenai warna oranye pada jeruk impor. Ukuran jeruk impor yang sedang, rasa yang manis, aroma yang segar dan harga yang sedang atau dapat diartikan bahwa harga jeruk impor tersebut dapat terjangkau untuk dibeli oleh kalangan manapun merupakan preferensi konsumen terhadap buah jeruk impor. Hasil preferensi pada jeruk impor pun, terjadi hal yang sama yaitu berupa kesamaan hasil penelitian, yang menghasilkan preferensi konsumen terhadap jeruk impor berupa warna yang oranye, rasa yang manis, ukuran sedang dan aroma yang segar, berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Riska, Mulya dan Padiningrum. Jeruk impor sendiri, dari hasil penelitian berdasarkan analisis klaster, menunjukkan bahwa segmen pasar untuk jeruk impor merupakan konsumen dengan usia muda berkisar antara 19-25 tahun, yang masih berstatus sebagai mahasiswa, memiliki pendapatan rata-rata perburan sekiat Rp 500.000- Rp
51
1.499.999 dan belum menikah. Konsumen biasa melakukan pembelian di pasar modern giant yang ada di sekitar wilayah kota Bogor dengan pembelian secara tidak menentu sebanyak 1-2 kg dalam satu kali pembelian buah jeruk impor. Strategi pemasaran yang dapat diterapkan dengan menggunakan 4P jika berdasar pada hasil yang diperoleh berdasarkan pada preferensi dan segmentasi terhadap konsumen diatas, diantaranya adalah, a. Produk (Product) Hasil dari preperensi yang telah dilakukan, diperoleh ciri-ciri buah jeruk impor yang disukai oleh konsumen, adalah buah jeruk impor yang memiliki warna oranye, dengan ukuran sedang, rasa yang manis, serta memiliki aroma yang segar. b. Harga (Price) Penelitian yang diperoleh untuk segmentasi pasar pada jeruk impor, menghasilkan ciri-ciri konsumen yang potensial untuk membeli buah jeruk impor. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsumen jeruk impor adalah konsumen berusia muda dengan umur 19-25 tahun dengan pendapatan sekira Rp 500.000-Rp 1.499.999, sehingga jika jeruk impor ingin tetap diminati, maka harga yang seharusnya diterapkan adalah harga jeruk yang dapat dijangkau oleh konsumen yang memiliki pendapatan perbulan yang berkisar antara Rp 500.000-Rp 1.499.999. Penawaran harga pun dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan harga persatuan butir buah jeruk yang diperkiranakan lebih murah jika langsung membeli dalam kilogram. Stategi pemasaran lain yang mungkin dapat dilakukan berkaitan dengan konsumen yang masih berusia muda yaitu dengan menerapkan diskon di awal maupun akhir bulan dimana konsumen muda yang merupakan mahasiswa maupun pegawai swasta biasanya mendapatkan gaji ataupun uang saku dari orang tuanya tersebut. c. Promosi (Promotion) Strategi promosi yang dapat diterapkan untuk menarik minat konsumen agar tetap mengkonsumsi jeruk impor, salah satunya dengan memberikan pengemasarn yang menarik, tampilan buah jeruk yang menggoda ataupun dapat dengan membuat papan harga yang murah sehingga konsumen yang berusia muda sesuai dengan hasil penelitian segmentasi dapat tertarik untuk membeli jeruk impor tersebut. d. Distribusi (Place) Stategi pemasaran dalam segi distribusi (Place), sebenarnya telah sangat tepat ditandai dengan adanya jeruk impor yang selalu ada dan dijual hampir disemua pasar modern khusunya yang berada di wilayah Kota Bogor. Hal lain yang membuktikan bahwa jeruk impor memiliki strategi pemasaran yang sangat tepat berkaitan dengan tempat penjulan adalah telah tertanamnya asumsi di benak konsumen bahwa dengan melakukan pembelian buah impor di pasar modern akan secara langsung meningkatakan prestice dari konsumen tersebut. Selain itu,
52
tingkat persedian buah jeruk yang selalu ada pun membuat jeruk impor lebih mudah untuk didapatakan kapan saja dan dimana saja khususnya di seluruh pasar modern yang ada di wilayah Kota Bogor. Secara lebih singkat dapat dijelaskan bhawa stategi pemasaran yang dapat diterapkan berdasarkan pada segmentasi pasar yang terbentuk untuk tempatpembelian pada pusat perbelanjaan modern yang ada di wilayah kota Bogor, terdapatnya persamaan karaktersitik antara konsumen buah jeruk lokal dan konsumen buah jeruk impor. Pasar sasaran yang potensialberdasarkan hasil penelitian adalah konsumen yang berusia muda, dengan jenis pekerjaan sebagai mahasiswa maupun pegawai swasta. Pemasaran jeruk akan lebih menguntungkan jika dipasarkan di pusat perbelanjaan modern Giant, dengan tingkat harga yang tidak terlalu murah ataupun tidak terlalu mahal, artinya harga yang ditawarkan haruslah dapat terjangkau oleh kosumen dengan tingkat pendapatan rata-rata perbulan sebesar Rp 500.000- Rp 2.499.999. Dikarenakan karakteristik yang sama pada konsumen buah jeruk impor dan jeruk lokal. Namun, terdapat kelemahan jika konsumen jeruk lokal dan impor memiliki karakteristik yang sama, karena hal tersebut dapat dikatakan bahwa konsumen jeruk lokal dan impor merupakan konsumen yang sama. Jika salah satu baik itu jeruk lokal maupun jeruk impor mengalami perubahan dari segi harga baik dikarenakan kebijakan ataupun karena hal lainnya, ataupun terjadi perubahan terhadap atribut lain yang terdapat pada atribut pertimbangan preferensi konsumen maka, konsumen dapat saja dengan mudah beralih untuk mengkonsumsi pada jenis jeruk lain maupun jenis buah yang lain yang sesuai dengan prefernsi dari kosumen tersebut. Konsumen yang menjadi segmen dari jeruk lokal dan impor jika berdasar pada hasil penelitian segmentasi pasar yang telah dilakukan merupakan ciri konsumen yang tidak royal terhadap produk buah jeruk khususnya.
53
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pada hasil preferensi konsumen, didapatkan perbedaan pada preferensi konsumen jeruk lokal terhadap semua atribut-atribut yang ada pada buah jeruk lokal. Namun pada buah jeruk impor, preferensi konsumen, pada atribut warna memiliki persamaan preferensi yaitu berwarna oranye, sedangkan untuk atributatribut lainnya memiliki preferensi yang berbeda. Segmentasi pasar sendiri, diperoleh hasil bahwa konsumen buah jeruk lokal dan buah jeruk impor memiliki ciri-ciri karakteristik konsumen yang hampir sama. Hal tersebut berdasarkan hasil analisis klaster yang telah digunakan. Sehingga strategi pemasaran yang dapat diterapkan adalah dengan mempertimbangkan bahwa konsumen yang potensial merupakan konsumen kalangan muda dengan tingkat pendapatan rata-rata perbulan sebesar Rp 500.000- Rp 2.499.999. Saran 1.
2.
3.
Preferensi konsumen yang berbeda pada konsumen jeruk lokal membuktikan bahwa jeruk lokal belum memiliki ciri yang sama, sehingga konsumen masih terbagi-bagi kedalam preferensi (tingkat kesukaan) yang berbeda terhadap jeruk lokal tersebut. Jeruk impor, bagi preferensi konsumen memiliki tingkat persamaan pada warna buah yang berwarna oranye. sehingga jika dimungkinkan untuk dapat meningkatkan atributatribut yang ada pada buah jeruk untuk dapat menjadikan buah jeruk lokal menjadi lebih baik dibanding buah jeruk impor. Kebijakan pemerintah yang ditetapkan, sebaiknya diperhitungkan secara matang, sehingga kebijakan tidak gampang untuk berubah walaupun pemerintah mendapat tekanan dari pihak luar. Pemerintah pun diharapkan dapat mempertahankan penetapan kebijakan yang dianggap baik dan dipercaya dapat meningkatkan kualitas perbuahan lokal di Indonesia. Bagi produsen, alangkah baiknya untuk mempertimbangkan dulu bagaimana preferensi konsumen serta segmentasi pasar yang sesuai sebelum melakukan pemasaran, sehingga didapatkan keuntungan yang akan menguntungkan bagi semua pihak.
54
DAFTAR PUSTAKA Admin.Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Buah 2012.Profil Komoditas Jeruk.Profil_Jeruk.pdf.http://www.deptan.go.id/ditbuah/detail1.php?id=294[ Diakses tanggal 11 April 2013]. Bangun. 2005. Sehat dan Bugar pada Usia Lanjut dengan Jus buah dan Sayuran. Depok (ID) : Agromedia Pustaka. [BPS]. Badan Pusat Statistik, Pusat data dan Informasi Kementerian Pertanian serta Direktorat Jendral Holtikultura. 2011. http://hortikultura.deptan.go.id/?q=node/395. [Diakses Tanggal 1 April 2012] [Ditbuah].Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Buah.2012.Pesona Jeruk Tropis Indonesia.Pesona Jeruk Berwarna Kuning.pdf.http://www.deptan.go.id/ditbuah/detail1.php?id=295 [Diakses tanggal 11 April 2013]. FairchildGary F. Marketing Order and Market Segmentation : Matching Product Characteristics to Consumer Preference. Jurnal of Food Distribution Reserch.Florida Agriculture Experiment Station Journal Series No.R00107.Florida : University Florida. Firdaus M, Harmini, A Farid M. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID) : IPB Press. Gao Zhifeng, House Lisa O.,Jr Fred G.Gmitter, Valim M.Filomena, Plotto Anne, Baldwin Elizabeth A. Consumer Preference for Fresh Citrus : Impacts of Demographic and Behavior Characteristics. 2011. International Food and Agribisnis Management Review Volume 14, Issue I, 2011. IFAMA. [IPB].Institut Pertanian Bogor.2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bogor (ID) : IPB Press [IPB].Institut Pertanian Bogor. 2013. Revolusi Oranye. Bogor (ID) : IPB Press. Kaharudin Sylvia R. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Jambu Biji Organik di PT Sawangan Bumi Makmur, Parung Bogor.[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian bogor Kotler P. 2002.Manajemen Pemasaran Edisi Millenium.Jakarta (ID): PT. Prenhallindo. Kotler P, Keller K.L. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta (ID) : Erlangga. Mumpuni, M.P. 2007. Analisis Segmen Pasar dan Implikasinya Terhadap Strategi Promosi Sampoerna A Mild Di Kota Bandung. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Riska I, Mulya S, Padmaningrum D. 2012.Analisis Preferensi Konsumen Pasar Tradisional Terhadap Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus. [e-Jurnal]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret Surakarta. http://agribisnis.fp.uns.ac.id [Diakses Tanggal 12 April 2013] Roqayah S. 2004. Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Buah Jeruk dan Implikasinya pada Penetapan Segmen Pasar Potensial Buah Jeruk Lokal.[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. www.respositoryipb.com [Diakses Tanggal 11 April 2012]. Santoso, S. 2010. Statistik Multivariat. Jakarta (ID): PT Elex Media Komputindo. Simamora,B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
55
Suliyanto.2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Tasman A. DR. SE.M.Sc. Teori Preferensi Konsumen. http://www.docstoc.com/docs/104734473/TEORI-PREFERENSIKONSUMEN [Diakses Tanggal 18 April 2013]. Wei S, Singgih S, Woods E.J, Adar D. 2003. How Important is Appearance?Consumer Preference for Mandarin in Indonesia. Internasional Journal of Consumer Studies 27,5 November 2003. Australia (AUS): University of Queensland. Blackwell Publishing.Ltd.
56
LAMPIRAN
57
Lampiran 1. Data Penelitian Data hasil penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut : responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Jenis jeruk 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1
Usia 25 23 18 22 27 24 23 21 22 23 23 23 22 23 22 24 29 24 23 21 23 23 26 22 25 30 28
jenis kel 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1
lama didik 16 15 13 16 16 15 15 15 15 15 15 15 15 16 16 16 15 15 16 15 15 16 16 15 16 15 15
pekerjaan 3 4 1 7 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 3 2 3 3 2 4
pendapatan 3 5 2 3 4 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 2 2 2 4 4 4 3 5 4
status 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
keluarga 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 3 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2
tempat 1 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 1 5 2 2 2 6 6 3 5 2 2 1 1 5 1 7
pertimbangan 4 6 2 7 3 7 5 3 1 8 3 5 2 3 8 5 3 5 2 3 8 8 5 2 4 3 8
frekuensi 2 2 5 5 5 2 5 3 4 5 2 5 5 4 5 2 4 5 5 5 5 2 5 2 2 4 2
KG 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 4 2 4 2 2 2 2 3
58
responden 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Jenis jeruk 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2
usia 48 35 38 39 20 25 33 33 28 21 19 27 38 31 18 20 26 23 23 32 23 22 24 23 19 23 27 23 26 23 22 23
jenis kel 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1
lama didik 18 18 12 12 12 18 16 16 12 12 12 16 16 16 12 12 16 16 15 15 15 15 16 15 12 15 18 15 15 16 15 15
pekerjaan 2 2 2 2 1 3 2 3 3 1 1 3 3 6 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 3 3 3 1
pendapatan 5 4 3 4 2 4 3 6 3 4 1 3 6 2 2 3 4 2 2 3 2 2 5 3 2 3 3 3 3 1 3 2
status 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
keluarga 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 3 3 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 3 1
tempat 1 2 7 6 2 2 7 2 2 2 6 6 2 6 2 6 7 6 1 1 2 2 2 3 2 2 1 6 6 1 6 6
pertimbangan 8 7 5 3 8 2 7 3 1 7 3 2 1 2 3 7 8 8 5 7 8 8 5 8 8 7 8 5 2 7 7 3
frekuensi 2 3 4 2 5 2 4 2 5 5 2 5 2 2 5 5 5 4 5 2 5 4 5 5 5 3 3 3 4 5 5 5
KG 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2
59
responden 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
Jenis jeruk 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1
usia 26 26 22 22 22 23 23 37 23 23 23 21 25 39 24 38 30 27 22 24 38 26 43 36 39 30 46 30 46 52 23 27
jenis kel 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
lama didik 15 16 12 15 16 16 12 12 16 12 12 12 15 12 12 12 16 16 12 15 16 16 16 16 12 16 12 16 12 16 16 15
pekerjaan 3 3 3 3 1 2 1 3 2 3 1 1 7 3 3 6 3 3 3 3 3 3 3 6 2 6 6 6 6 6 3 6
pendapatan 2 3 3 2 2 2 1 3 1 3 1 3 2 2 3 3 3 2 1 3 3 3 6 6 3 4 4 4 4 4 4 3
status 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2
keluarga 1 1 1 1 3 1 1 2 2 2 3 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2
tempat 6 6 2 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 6 7 7 1 2 2 2 2 2 8 8 8 8 3 8 8 7 8
pertimbangan 8 5 7 1 4 8 8 3 8 2 5 3 8 3 8 8 2 5 4 1 2 8 2 8 8 3 1 8 8 8 3 8
frekuensi 3 4 3 5 5 2 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 4 5 2 5 4 2 1 5 3 5 3 3 5 4
KG 2 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 3 2 3 1 1 3 1 3 3 2 1
60
responden 92 93 94 95 96 97 98 99 100
Jenis jeruk 2 2 2 1 1 2 1 2 2
usia 22 23 23 24 18 18 35 39 38
jenis kel 2 2 2 1 2 2 2 1 2
lama didik 16 15 15 15 12 12 18 12 16
pekerjaan 7 3 3 3 3 3 2 3 3
pendapatan 3 3 2 2 1 3 4 2 3
status 1 1 1 1 1 1 2 2 2
keluarga 1 2 1 2 1 2 2 1 2
tempat 4 2 6 3 2 6 2 6 2
pertimbangan 4 2 6 3 2 6 2 6 2
frekuensi 5 5 4 3 4 4 5 4 2
KG 1 2 2 1 3 2 2 1 2
61
Lampiran 2. Data Z_score Jeruk Lokal Karena data memiliki satuan yang berbeda, maka harus di lakukan transformasi (standarisasi) data sebelum bisa dianalisis. Dengan demikian perlu dilakukan transformasi yang relevan ke dalam bentuk z score. Berikut adalah data setelah dilakukan standardisasi dengan bantuan software SPSS 17.0 pada responden jeruk lokal. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Resp. 1 2 3 5 6 10 11 12 14 17 19 23 24 27 28 30 31 32
Zscore_ usia
Zscore_ jenis kel
Zscore_ lama didik
Zscore_ pekerjaan
Zscore_ pendapatan
Zscore_ status
Zscore_ keluarga
Zscore_ tempat
Zscore_ pertimbangan
Zscore_ Frekuensi
Zscore_KG
-0.27996 -0.56274 -126.971 0.00283 -0.42135 -0.56274 -0.56274 -0.56274 -0.56274 0.28561 -0.56274 -0.13857 -0.70414 0.14422 297.208 155.815 169.954 -0.98692
0.71053 -137.926 0.71053 0.71053 0.71053 -137.926 -137.926 0.71053 0.71053 -137.926 0.71053 0.71053 0.71053 -137.926 0.71053 -137.926 -137.926 0.71053
0.81373 0.27124 -0.81373 0.81373 0.27124 0.27124 0.27124 0.27124 0.81373 0.27124 0.81373 0.81373 0.27124 0.27124 189.871 -135.622 -135.622 -135.622
0.49931 123.360 -0.96925 0.49931 -0.96925 -0.96925 -0.96925 -0.96925 -0.96925 123.360 -0.96925 -0.23497 0.49931 123.360 -0.23497 -0.23497 -0.23497 -0.96925
-0.03502 171.607 -0.91057 0.84053 -0.91057 -0.91057 -0.03502 -0.03502 -0.03502 0.84053 -0.91057 0.84053 0.84053 0.84053 171.607 -0.03502 0.84053 -0.91057
-0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 151.217 151.217 151.217 -0.64807
-0.79831 -0.79831 -0.79831 -0.79831 -0.79831 0.68005 -0.79831 215.841 0.68005 -0.79831 0.68005 -0.79831 -0.79831 0.68005 -0.79831 0.68005 -0.79831 -0.79831
-108.282 -0.66312 -0.24342 -0.66312 -0.66312 -0.66312 -0.66312 -108.282 -0.66312 101.566 -0.24342 -108.282 -108.282 143.536 -108.282 143.536 101.566 -0.66312
-0.43510 0.38585 -125.605 -0.84558 0.79632 120.679 -0.84558 -0.02463 -0.84558 -0.84558 -125.605 -0.02463 -125.605 120.679 120.679 -0.02463 -0.84558 120.679
-126.856 -126.856 0.94405 0.94405 -126.856 0.94405 -126.856 0.94405 0.20651 0.20651 0.94405 0.94405 -126.856 -126.856 -126.856 0.20651 -126.856 0.94405
-169.037 0.23050 0.23050 0.23050 0.23050 0.23050 0.23050 0.23050 0.23050 0.23050 0.23050 0.23050 0.23050 215.138 0.23050 0.23050 0.23050 0.23050
62
No. 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Resp. 36 38 40 41 42 43 44 45 46 47 48 50 51 53 54 55 58 60 61 62 67 70 73 74
Zscore_ usia
Zscore_ jenis kel
Zscore_ lama didik
Zscore_ pekerjaan
Zscore_ pendapatan
Zscore_ status
Zscore_ keluarga
Zscore_ tempat
Zscore_ pertimbangan
Zscore_ Frekuensi
Zscore_KG
0.14422 -112.832 155.815 0.56840 -126.971 -0.98692 -0.13857 -0.56274 -0.56274 0.70979 -0.56274 -0.42135 -0.56274 -0.56274 0.00283 -0.56274 -0.70414 -0.13857 -0.13857 -0.70414 141.676 -0.56274 169.954 -0.42135
0.71053 0.71053 -137.926 0.71053 0.71053 0.71053 -137.926 0.71053 0.71053 0.71053 0.71053 -137.926 -137.926 0.71053 0.71053 -137.926 0.71053 -137.926 -137.926 0.71053 0.71053 -137.926 -137.926 0.71053
-135.622 -135.622 0.81373 0.81373 -135.622 -135.622 0.81373 0.81373 0.27124 0.27124 0.27124 0.81373 0.27124 0.27124 189.871 0.27124 0.27124 0.27124 0.81373 -135.622 -135.622 -135.622 -135.622 -135.622
0.49931 -0.96925 0.49931 270.216 -0.96925 -0.96925 -0.96925 -0.96925 -0.96925 -0.23497 -0.96925 0.49931 -0.96925 -0.96925 -0.23497 -0.96925 0.49931 0.49931 0.49931 0.49931 0.49931 -0.96925 0.49931 0.49931
-0.03502 -178.612 259.162 -0.91057 -0.91057 -0.03502 0.84053 -0.91057 -0.91057 -0.03502 -0.91057 171.607 -0.03502 -0.03502 -0.03502 -0.03502 -0.03502 -0.91057 -0.03502 -0.03502 -0.03502 -178.612 -0.91057 -0.03502
151.217 -0.64807 151.217 151.217 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 151.217 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 151.217 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 151.217 -0.64807 151.217 151.217
-0.79831 0.68005 -0.79831 -0.79831 0.68005 -0.79831 215.841 215.841 0.68005 -0.79831 0.68005 -0.79831 0.68005 0.68005 -0.79831 0.68005 215.841 -0.79831 -0.79831 -0.79831 0.68005 215.841 -0.79831 -0.79831
-0.66312 101.566 -0.66312 101.566 -0.66312 101.566 143.536 101.566 -108.282 -108.282 -0.66312 -0.66312 -0.24342 -0.66312 -108.282 101.566 101.566 101.566 101.566 -0.66312 -108.282 -108.282 101.566 101.566
-166.653 -0.84558 -166.653 -125.605 -0.84558 0.79632 120.679 120.679 -0.02463 0.79632 120.679 -0.02463 120.679 0.79632 120.679 -0.02463 0.79632 120.679 -0.02463 0.79632 -0.84558 -0.02463 -0.84558 120.679
0.94405 -126.856 -126.856 -126.856 0.94405 0.94405 0.94405 0.20651 0.94405 -126.856 0.94405 0.94405 0.94405 -0.53103 -0.53103 -0.53103 0.94405 -0.53103 0.20651 -0.53103 -200.610 0.94405 0.94405 0.94405
0.23050 -169.037 215.138 0.23050 0.23050 0.23050 -169.037 0.23050 0.23050 0.23050 0.23050 -169.037 0.23050 -169.037 0.23050 0.23050 0.23050 0.23050 -169.037 215.138 0.23050 0.23050 -169.037 0.23050
63
No. 43 44 45 46 47 48 49 50
Resp. 75 82 84 90 91 95 96 98
Zscore_ usia
Zscore_ jenis kel
Zscore_ lama didik
Zscore_ pekerjaan
Zscore_ pendapatan
Zscore_ status
Zscore_ keluarga
Zscore_ tempat
Zscore_ pertimbangan
Zscore_ Frekuensi
Zscore_KG
155.815 226.512 169.954 -0.56274 0.00283 -0.42135 -126.971 113.397
0.71053 0.71053 0.71053 0.71053 0.71053 -137.926 0.71053 0.71053
-135.622 0.81373 -135.622 0.81373 0.27124 0.27124 -135.622 189.871
270.216 0.49931 -0.23497 0.49931 270.216 0.49931 0.49931 -0.23497
-0.03502 259.162 -0.03502 0.84053 -0.03502 -0.91057 -178.612 0.84053
151.217 -0.64807 151.217 -0.64807 151.217 -0.64807 -0.64807 151.217
-0.79831 -0.79831 -0.79831 0.68005 0.68005 0.68005 -0.79831 0.68005
143.536 -0.66312 185.506 143.536 185.506 -0.24342 -0.66312 -0.66312
120.679 -125.605 120.679 -0.84558 120.679 -0.84558 -125.605 -125.605
0.94405 0.20651 -200.610 0.94405 0.20651 -0.53103 0.20651 0.94405
0.23050 0.23050 -169.037 0.23050 -169.037 -169.037 215.138 0.23050
64
Lampiran 3.Hasil Output pada Software SPSS 17.0 dan ProsesPembentukan Klaster pada Jeruk Lokal Hasil Output SPSS 17.0 akan menampilkan satu persatu dilengkapi dengan pembahasannya. Quick Cluster Initial Cluster Centers Cluster 1 Zscore(usia)
2
3
4
-1.26971
-.13857
1.55815
2.97208
.71053
-1.37926
.71053
.71053
-1.35622
.81373
-1.35622
1.89871
.49931
-.96925
2.70216
-.23497
-1.78612
.84053
-.03502
1.71607
Zscore(status)
-.64807
-.64807
1.51217
1.51217
Zscore(keluarga)
-.79831
2.15841
-.79831
-.79831
Zscore(tempat)
-.66312
1.43536
1.43536
-1.08282
-1.25605
1.20679
1.20679
1.20679
.20651
.94405
.94405
-1.26856
2.15138
-1.69037
.23050
.23050
Zscore(gender) Zscore(pendidikan) Zscore(pekerjaan) Zscore(pendapatan)
Zscore(pertimbangan) Zscore(frekuansi) Zscore(kg)
Output ini adalah tampilan pertama (inisial) proses clustering data sebelum dilakukan iterasi. Oleh karena nilai akan diperoleh hasil dari clustering sesuai iterasi, maka output ini tidak akan dibahas. Iteration Historya Change in Cluster Centers Iteration
1
2
3
4
1
2.875
2.852
2.678
2.953
2
.201
.228
.000
.000
3
.000
.000
.000
.000
a. Convergence achieved due to no or small change in cluster centers. The maximum absolute coordinate change for any center is ,000. The current iteration is 3. The minimum distance between initial centers is 5,940.
Tampilan ini adalah proses iterasi yang mencoba mengubah cluster yang ada sebelumnya sehingga lebih tepat dalam pengelompokanya. Setelah terjadi tiga tahapan iterasi, didapat hasil final cluster sebagai berikut.
65
Cluster Membership Case
Case
Resp.
Number
Cluster
Distance
Resp.
Number
Cluster
Distance
1
1
4
3.041
33
54
4
2.567
2
2
4
3.104
34
55
2
1.669
3
3
1
1.636
35
58
2
2.341
4
5
1
2.343
36
60
2
2.565
5
6
1
2.207
37
61
2
2.620
6
10
2
1.983
38
62
1
2.785
7
11
1
2.741
39
67
4
3.144
8
12
2
2.650
40
70
2
3.363
9
14
1
1.718
41
73
3
2.699
10
17
3
2.993
42
74
3
2.540
11
19
1
2.018
43
75
3
2.678
12
23
1
2.145
44
82
4
2.951
13
24
1
2.605
45
84
3
3.216
14
27
2
3.751
46
90
2
2.698
15
28
4
2.953
47
91
3
3.183
16
30
3
2.389
48
95
2
2.541
17
31
3
2.759
49
96
1
2.928
18
32
1
2.207
50
98
4
2.816
19
36
1
3.086
20
38
1
3.627
21
40
4
3.475
22
41
3
3.278
23
42
1
1.880
24
43
1
2.438
25
44
2
2.834
26
45
2
2.518
27
46
1
1.652
28
47
4
1.957
29
48
1
2.181
30
50
2
3.305
31
51
2
1.619
32
53
2
2.509
66
Tampilan di atas adalah proses pengelompokkan responden ke dalam klaster-klaster yang memiliki kesamaan karakteristik antara satu dengan yang lainnya. Final Cluster Centers Cluster 1 Zscore(usia)
2
3
4
-.67919
-.42135
.96116
1.02400
.58760
-.68266
-.21827
.24613
Zscore(pendidikan)
-.33507
.34358
-.75346
.81373
Zscore(pekerjaan)
-.49413
-.23497
1.07042
.25455
Zscore(pendapatan)
-.44704
-.09339
-.03502
1.03509
Zscore(status)
-.52100
-.64807
1.27215
.79209
Zscore(keluarga)
-.27654
.87716
-.46979
-.46979
Zscore(tempat)
-.49030
.31617
1.29546
-.89628
Zscore(pertimbangan)
-.36267
.46794
.11220
-.20706
Zscore(frekuansi)
.24989
.30485
-.12128
-.85882
Zscore(kg)
.34350
-.28173
-.40979
.23050
Zscore(gender)
Sedangkan tampilan di atas adalah hasil akhir proses clustering dengan analisis sebagai berikut. Angka Negatif berarti data di bawah rata-rata total Angka Positif berarti data di atas rata-rata total Hasil output tersebut adalah hasil setelah dilakukan standarisasi. Sehingga menyebabkan sangat sulit untuk menarik suatu kesimpulan dengan tampilan tersebut.agar kesimpulan dapat diambil dengan tepat, maka dilakukan analisis terhadap karakteristik per klaster yang telah terbentuk yang ditunjukkan pada tampilan selanjutnya. Distances between Final Cluster Centers Cluster
1
2
1
3 2.327
2
2.327
3
3.675
3.438
4
3.207
3.481
4 3.675
3.207
3.438
3.481 3.252
3.252
Hasil output di atas menunjukkan jarak atau seberapa jauh kesamaan antara klaster yang satu dengan yang lainnya.
67
ANOVA Cluster Mean Square
Error Df
Mean Square
Df
F
Sig.
Zscore(usia)
9.419
3
.451
46
20.887
.000
Zscore(gender)
4.611
3
.764
46
6.032
.001
Zscore(pendidikan)
4.916
3
.745
46
6.602
.001
Zscore(pekerjaan)
5.291
3
.720
46
7.348
.000
Zscore(pendapatan)
4.394
3
.779
46
5.643
.002
10.375
3
.389
46
26.703
.000
Zscore(keluarga)
5.605
3
.700
46
8.010
.000
Zscore(tempat)
9.307
3
.458
46
20.309
.000
Zscore(pertimbangan)
2.007
3
.934
46
2.148
.107
Zscore(frekuansi)
3.075
3
.865
46
3.557
.021
Zscore(status)
Zscore(kg) 1.729 3 .952 46 1.815 .158 The F tests should be used only for descriptive purposes because the clusters have been chosen to maximize the differences among cases in different clusters. The observed significance levels are not corrected for this and thus cannot be interpreted as tests of the hypothesis that the cluster means are equal.
Output diatas menyatakan tingkat signifikan per masing-masing variabel yang membentuk klaster. Variabel tersebut dinyatakan signifikan jika nilai sig. < 0,05, karena taraf nyata yang umumnya dipakai sebesar 0,05. Pada output tersebut, dapat terlihat bahwa variabel pertimbangan pembelian, frekuensi pembelian dan jumlah pembelian tidak signifikan. Hal tersebut berarti bahwa variabel pertimbangan pembelian, frekuensi pembelian dan jumlah pembeliantidak perlu di bahas dalam proses pembentukan klaster. Number of Cases in each Cluster Cluster
Valid Missing
1
17.000
2
15.000
3
9.000
4
9.000 50.000 .000
Output diatas menunjukkan jumlah setiap anggota klaster yang terbentuk. Dari output diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 17 responden termasuk ke dalam klaster 1, sebanyak 15 orang termasuk ke dalam klaster 2, sebanyak 9 responden termasuk ke dalam klaster 3 dan yang masuk ke dalam klaster 4 sebanyak 9 responden.
68
Lampiran 4. Karakteristik Responden Klaster 1 pada Buah Jeruk Lokal
Pengelompokkan responden pada klaster 1 diperlihatkan sebagai berikut.
Resp. 3 5 6 11 14 19 23 24 32 36 38 42 43 46 48 62 96
Jenis jeruk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
usia 18 27 24 23 23 23 26 22 20 28 19 18 20 23 23 22 18
jenis kel 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
lama didik 13 16 15 15 16 16 16 15 12 12 12 12 12 15 15 12 12
pekerjaan pendapatan 1 2 3 4 1 2 1 3 1 3 1 2 2 4 3 4 1 2 3 3 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2 3 3 3 1
status 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
keluarga 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1
tempat 3 2 2 2 2 3 1 1 2 2 6 2 6 1 2 2 2
pertimbangan frekuensi KG 2 5 2 3 5 2 7 2 2 3 2 2 3 4 2 2 5 2 5 5 2 2 2 2 8 5 2 1 5 2 3 2 1 3 5 2 7 5 2 5 5 2 8 5 2 7 3 3 2 4 3
69
Lampiran 5. Karakteristik Responden Klaster 2 pada Jeruk Lokal Pengelompokkan responden pada klaster 2 ditunjukkan sebagai berikut. Resp. 10 12 27 44 45 50 51 53 55 58 60 61 70 90 95
Jenis jeruk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
usia 23 23 28 26 23 24 23 23 23 22 26 26 23 23 24
jenis kel 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1
lama didik 15 15 15 16 16 16 15 15 15 15 15 16 12 16 15
pekerjaan 1 1 4 1 1 3 1 1 1 3 3 3 1 3 3
pendapatan 2 3 4 4 2 5 3 3 3 3 2 3 1 4 2
status 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
keluarga 2 3 2 3 3 1 2 2 2 3 1 1 3 2 2
tempat 2 1 7 7 6 2 3 2 6 6 6 6 1 7 3
pertimbangan 8 5 8 8 8 5 8 7 5 7 8 5 5 3 3
frekuensi 5 5 2 5 4 5 5 3 3 5 3 4 5 5 3
KG 2 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1
70
Lampiran 6. Karakteristik Responden Klaster 3 pada Jeruk Lokal Pengelompokkan responden berdasarkan klaster 3, dapat dilihat sebagai berikut.
Resp. 1 2 28 40 47 54 67 82 98
Jenis jeruk 1 1 1 1 1 1 1 1 1
usia 25 23 48 38 32 27 37 43 35
jenis kel 2 1 2 1 2 2 2 2 2
lama didik 16 15 18 16 15 18 12 16 18
pekerjaan pendapatan 3 3 4 5 2 5 3 6 2 3 2 3 3 3 3 6 2 4
status 1 1 2 2 2 2 2 1 2
keluarga 1 1 1 1 1 1 2 1 2
tempat 1 2 1 2 1 1 1 2 2
pertimbangan frekuensi KG 4 2 1 6 2 2 8 2 2 1 2 3 7 2 2 8 3 2 3 1 2 2 4 2 2 5 2
71
Lampiran 7. Karakteristik Responden Klaster 4 pada Jeruk Lokal Pengelompokkan responden berdasarkan klaster 3, dapat dilihat sebagai berikut.
Resp. 17 30 31 41 73 74 75 84 91
Jenis jeruk 1 1 1 1 1 1 1 1 1
usia 29 38 39 31 39 24 38 39 27
jenis kel 1 1 1 2 1 2 2 2 2
lama didik 15 12 12 16 12 12 12 12 15
pekerjaan pendapatan 4 4 2 3 2 4 6 2 3 2 3 3 6 3 2 3 6 3
status 1 2 2 2 2 2 2 2 2
keluarga 1 2 1 1 1 1 1 1 2
tempat 6 7 6 6 6 6 7 8 8
pertimbangan frekuensi KG 3 4 2 5 4 2 3 2 2 2 2 2 3 5 1 8 5 2 8 5 2 8 1 1 8 4 1
72
Lampiran 8. Data Z_Score pada Jeruk Impor Karena data memiliki satuan yang berbeda, maka harus di lakukan transformasi (standarisasi) data sebelum bisa dianalisis. Dengan demikian perlu dilakukan transformasi yang relevan ke dalam bentuk z score. Berikut adalah data setelah dilakukan standardisasi dengan bantuan software SPSS 17.0 pada responden jeruk impor. Resp. 4 7 8 9 13 15 16 18 20 21 22 25 26 29 33 34 35 37 39 49 52 56
Zscore_usia
Zscore_ jenis kel
Zscore_ lama didik
Zscore_ pekerjaan
Zscore_ Pendapatan
Zscore_ status
Zscore_ keluarga
Zscore_tempat
Zscore_ pertimbangan
Zscore_ frekuensi
Zscore_ KG
-0.64749 -0.51315 -0.78182 -0.64749 -0.64749 -0.64749 -0.37882 -0.37882 -0.78182 -0.51315 -0.51315 -0.24449 0.42718 109.884 -0.24449 0.83018 0.83018 -0.78182 0.02418 -0.64749 -105.048 -0.11015
0.74246 0.74246 0.74246 0.74246 -131.993 -131.993 -131.993 -131.993 0.74246 0.74246 0.74246 -131.993 0.74246 0.74246 -131.993 0.74246 -131.993 0.74246 -131.993 0.74246 0.74246 -131.993
0.63869 0.02457 0.02457 0.02457 0.02457 0.63869 0.63869 0.02457 0.02457 0.02457 0.63869 0.63869 0.02457 186.695 186.695 0.63869 0.63869 -181.782 0.63869 0.02457 -181.782 0.02457
222.420 0.05425 -103.073 -103.073 -103.073 -103.073 -103.073 -103.073 -103.073 -103.073 0.05425 0.05425 -0.48824 -0.48824 0.05425 -0.48824 0.05425 -103.073 0.05425 -103.073 -103.073 0.05425
0.14142 0.14142 -0.74246 -0.74246 0.14142 -0.74246 -0.74246 -0.74246 -0.74246 -0.74246 102.530 0.14142 190.919 102.530 102.530 0.14142 279.307 102.530 0.14142 -0.74246 -0.74246 0.14142
-0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 151.217 151.217 -0.64807 151.217 151.217 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807
-0.76241 -0.76241 0.97034 0.97034 -0.76241 0.97034 0.97034 0.97034 -0.76241 0.97034 -0.76241 -0.76241 -0.76241 0.97034 -0.76241 -0.76241 -0.76241 0.97034 -0.76241 -0.76241 -0.76241 -0.76241
0.18766 -0.62825 -0.62825 -0.62825 0.59562 -0.62825 -0.62825 100.357 0.59562 -0.62825 -0.62825 0.59562 -103.621 -0.62825 -0.62825 141.153 -0.62825 -0.62825 100.357 -0.62825 -0.62825 100.357
0.82282 0.04657 -0.72967 -150.592 -111.779 121.094 0.04657 0.04657 -0.72967 121.094 121.094 -0.34155 -0.72967 0.82282 -111.779 0.82282 -0.72967 0.82282 -111.779 121.094 121.094 -111.779
0.82457 0.82457 -0.79223 0.01617 0.82457 0.82457 -160.063 0.82457 0.82457 0.82457 -160.063 -160.063 0.01617 -0.79223 -160.063 0.01617 -160.063 0.82457 0.82457 0.01617 0.82457 0.01617
-122.569 0.07824 0.07824 0.07824 0.07824 0.07824 0.07824 -122.569 268.608 0.07824 268.608 0.07824 0.07824 0.07824 138.216 138.216 0.07824 0.07824 0.07824 0.07824 0.07824 -122.569
73
Resp. 57 59 63 64 65 66 68 69 71 72 76 77 78 79 80 81 83 85 86 87 88 89 92 93 94 97 99 100
Zscore_usia
Zscore_ jenis kel
Zscore_ lama didik
Zscore_ pekerjaan
Zscore_ Pendapatan
Zscore_ status
Zscore_ keluarga
Zscore_tempat
Zscore_ pertimbangan
Zscore_ frekuensi
Zscore_ KG
-0.51315 -0.51315 -0.64749 -0.64749 -0.51315 -0.51315 -0.51315 -0.51315 -0.78182 -0.24449 0.42718 0.02418 -0.64749 -0.37882 150.184 -0.11015 123.318 0.42718 257.651 0.42718 257.651 338.251 -0.64749 -0.51315 -0.51315 -118.482 163.618 150.184
0.74246 -131.993 0.74246 0.74246 0.74246 0.74246 -131.993 -131.993 -131.993 -131.993 -131.993 -131.993 -131.993 0.74246 0.74246 0.74246 0.74246 0.74246 0.74246 0.74246 0.74246 0.74246 0.74246 0.74246 0.74246 0.74246 -131.993 0.74246
0.63869 0.02457 0.02457 0.63869 0.63869 -181.782 0.63869 -181.782 -181.782 0.02457 0.63869 0.63869 -181.782 0.02457 0.63869 0.63869 0.63869 0.63869 -181.782 0.63869 -181.782 0.63869 0.63869 0.02457 0.02457 -181.782 -181.782 0.63869
0.05425 -103.073 0.05425 -103.073 -0.48824 -103.073 -0.48824 0.05425 -103.073 222.420 0.05425 0.05425 0.05425 0.05425 0.05425 0.05425 168.172 168.172 168.172 168.172 168.172 168.172 222.420 0.05425 0.05425 0.05425 0.05425 0.05425
-162.635 -0.74246 -0.74246 -0.74246 -0.74246 -162.635 -162.635 0.14142 0.14142 -0.74246 0.14142 -0.74246 -162.635 0.14142 0.14142 0.14142 279.307 102.530 102.530 102.530 102.530 102.530 0.14142 0.14142 -0.74246 0.14142 -0.74246 0.14142
-0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 151.217 151.217 -0.64807 -0.64807 151.217 -0.64807 151.217 151.217 151.217 151.217 151.217 151.217 -0.64807 -0.64807 -0.64807 -0.64807 151.217 151.217
-0.76241 -0.76241 -0.76241 270.310 -0.76241 -0.76241 0.97034 0.97034 -0.76241 0.97034 -0.76241 -0.76241 0.97034 0.97034 0.97034 270.310 -0.76241 -0.76241 -0.76241 -0.76241 -0.76241 0.97034 -0.76241 0.97034 -0.76241 0.97034 -0.76241 0.97034
-103.621 100.357 141.153 -103.621 -103.621 -103.621 -103.621 -103.621 -103.621 -103.621 141.153 -103.621 -0.62825 -0.62825 -0.62825 -0.62825 181.949 181.949 181.949 -0.22030 181.949 181.949 0.18766 -0.62825 100.357 100.357 100.357 -0.62825
0.82282 -0.72967 -150.592 -0.34155 121.094 121.094 121.094 -111.779 -0.72967 121.094 -111.779 0.04657 -0.34155 -150.592 -111.779 121.094 121.094 -0.72967 -150.592 121.094 121.094 121.094 -0.34155 -111.779 0.43470 0.43470 0.43470 -111.779
0.82457 0.82457 0.82457 0.82457 -160.063 0.01617 0.82457 0.82457 0.82457 0.82457 -240.903 0.82457 0.01617 0.82457 -160.063 0.82457 -160.063 0.82457 -0.79223 0.82457 -0.79223 -0.79223 0.82457 0.82457 0.01617 0.01617 0.01617 -160.063
-122.569 0.07824 0.07824 -122.569 -122.569 -122.569 0.07824 0.07824 0.07824 0.07824 0.07824 -122.569 -122.569 -122.569 0.07824 138.216 138.216 -122.569 138.216 -122.569 138.216 138.216 -122.569 0.07824 0.07824 0.07824 -122.569 0.07824
74
Lampiran 9.Hasil Output pada Software SPSS Jdan Proses Pembentukan Klaster Hasil output yang diperoleh berdasarkan SPSS akan ditampilkan satu persatu serta dilengkapi dengan pembahasannya. Quick Cluster Initial Cluster Centers Cluster 1
2
3
4
Zscore(usia)
.42718
-.64749
-.51315
2.57651
Zscore(gender)
.74246
.74246
.74246
.74246
Zscore(pendidikan)
.63869
.63869
.63869
-1.81782
Zscore(pekerjaan)
1.68172
-1.03073
.05425
1.68172
Zscore(pendapatan)
1.02530
-.74246
1.02530
1.02530
Zscore(status)
1.51217
-.64807
-.64807
1.51217
Zscore(keluarga)
-.76241
2.70310
-.76241
-.76241
Zscore(tempat)
-.22030
-1.03621
-.62825
1.81949
Zscore(pertimbangan)
1.21094
-.34155
1.21094
-1.50592
.82457
.82457
-1.60063
-.79223
-1.22569
-1.22569
2.68608
1.38216
Zscore(frekuensi) Zscore(kg)
Tampilan output diatas merupakan tampilan pertama (inisial) dalam proses clustering data sebelum dilakukan iterasi. Sehingga, nantinya diperoleh hasil clustering sesudah iterasi, maka output diatas tidak akan dibahas. Iteration Historya Change in Cluster Centers Iteration
1
2
3
4
1
2.518
2.858
2.505
2.473
2
.553
.231
.397
.917
3
.000
.000
.000
.000
a. Convergence achieved due to no or small change in cluster centers. The maximum absolute coordinate change for any center is ,000. The current iteration is 3. The minimum distance between initial centers is 5,436.
Tampilan ini adalah iterasi yang mencoba mengubah-ubah cluster yang ada sebelumnya sehingga lebih tepat dan akurat dalam mengelompokkanya. Jika telah terjadi tiga tahapan iterasi, didapat hasil final cluster sebagai berikut.
75
Cluster Membership Case
Resp.
Number
Case Cluster
Distance
Resp.
Number
Cluster
Distance
1
4
1
3.286
33
76
1
3.101
2
7
2
1.826
34
77
1
2.695
3
8
2
2.027
35
78
2
2.615
4
9
2
2.046
36
79
2
2.270
5
13
2
2.555
37
80
1
2.809
6
15
2
2.219
38
81
2
3.393
7
16
3
2.414
39
83
4
2.397
8
18
2
2.337
40
85
1
2.723
9
20
3
3.163
41
86
4
2.470
10
21
2
1.761
42
87
1
2.643
11
22
3
2.799
43
88
4
1.553
12
25
3
1.989
44
89
4
2.186
13
26
1
2.516
45
92
1
3.102
14
29
1
2.982
46
93
2
1.771
15
33
3
2.855
47
94
3
2.032
16
34
1
2.874
48
97
2
2.544
17
35
1
3.273
49
99
1
3.457
18
37
2
2.543
50
100
1
2.809
19
39
1
2.718
20
49
3
2.011
21
52
2
2.561
22
56
1
2.655
23
57
2
2.655
24
59
2
2.534
25
63
2
2.903
26
64
2
2.919
27
65
3
2.642
28
66
2
3.029
29
68
2
2.475
30
69
2
2.497
31
71
2
2.662
32
72
2
3.354
76
Tampilan tabel diatas merupakan proses pengelompokkan responden ke dalam klaster-klaster yang memiliki kesamaan karakteristik antara satu dengan yang lainnya. Final Cluster Centers Cluster 1
2
3
4
.51673
-.59492
-.47957
2.44217
-.08250
-.06456
-.03094
.74246
Zscore(pendidikan)
.47493
-.40266
.56193
-.58956
Zscore(pekerjaan)
.45207
-.44107
-.42043
1.68172
Zscore(pendapatan)
.49497
-.51188
-.19003
1.46725
Zscore(status)
.93611
-.64807
-.64807
1.51217
-.41586
.51832
-.54582
-.32922
.21486
-.39767
-.16930
1.81949
Zscore(pertimbangan)
-.26392
-.00405
.24064
.53173
Zscore(frekuensi)
-.19940
.61368
-.89328
-.99433
Zscore(kg)
-.44333
-.20523
.73020
1.38216
Zscore(usia) Zscore(gender)
Zscore(keluarga) Zscore(tempat)
Sedangkan tampilan di atas adalah hasil akhir proses clustering dengan analisis sebagai berikut. Angka negatif berarti data di bawah rata-rata total. Angka positif berarti data di atas rata-rata total. Hasil output diatas menunjukkan bahwa hasil setelah dilakukan standarisasi. Selain itu, sangat sulit untuk menarik suatu kesimpulan dengan tampilan tersebut.agar kesimpulan dapat diambil dengan tepat, maka dilakukan analisis terhadap karakteristik per klaster yang telah terbentuk dan ditunjukkan pada output selanjutnya. Distances between Final Cluster Centers Cluster
1
2
1
3 2.891
2
2.891
3
2.650
2.332
4
3.936
5.833
4 2.650
3.936
2.332
5.833 5.178
5.178
Hasil output di atas menunjukkan jarak atau seberapa jauh kesamaan antar klaster yang satu dengan klaster yang lainnya.
77
ANOVA Cluster Mean Square Zscore(usia)
Error Df
Mean Square
df
F
Sig.
12.614
3
.243
46
52.005
.000
.804
3
1.013
46
.793
.504
Zscore(pendidikan)
3.676
3
.825
46
4.454
.008
Zscore(pekerjaan)
6.756
3
.625
46
10.815
.000
Zscore(pendapatan)
6.201
3
.661
46
9.383
.000
11.770
3
.298
46
39.553
.000
Zscore(keluarga)
3.863
3
.813
46
4.750
.006
Zscore(tempat)
5.934
3
.678
46
8.749
.000
.880
3
1.008
46
.873
.462
Zscore(frekuensi)
6.532
3
.639
46
10.219
.000
Zscore(kg)
5.275
3
.721
46
7.313
.000
Zscore(gender)
Zscore(status)
Zscore(pertimbangan)
The F tests should be used only for descriptive purposes because the clusters have been chosen to maximize the differences among cases in different clusters. The observed significance levels are not corrected for this and thus cannot be interpreted as tests of the hypothesis that the cluster means are equal.
Output di atas menyatakan tingkat signifikan per masing-masing variabel yang membentuk suatu klaster. Variabel tersebut dinyatakan signifikan jika nilai sig < 0,05. Hal tersebut dikarenakan taraf nyata yang dipakai sebesar 0,05. Pada output tersebut, terlihat bahwa terdapat empat variabel yang tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa keempat variebel tersebut, diantaranya dalah variabel jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pertimbangan pembelian pada buah jeruk impor tidak perlu dibahas dalam pembentukan klaster. Number of Cases in each Cluster Cluster
Valid Missing
1
15.000
2
23.000
3
8.000
4
4.000 50.000 .000
Hasil output diatas menunjukkan bahwa dari 50 responden jeruk impor, yang menetapkan jumlah anggota bagi setiap klasternya. Output diatas tersebut diketahui bahwa sebanyak 15 orang termasuk ke dalam klaster 1, klaster 2 memiliki jumlah responden terbanyak yaitu berjumlah 23 orang, 8 responden termasuk kepada klaster 3, dan sebanyak 4 responden termasuk pada klaster 4.
78
Lampiran 10. Karaktersitik Responden pada Klaster 1 Buah Jeruk Impor Resp. 4 26 29 34 35 39 56 76 77 80 85 87 92 99 100
Jenis jeruk 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
usia 22 30 35 33 33 27 26 30 27 38 30 30 22 39 38
jenis kel 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2
lama didik 16 15 18 16 16 16 15 16 16 16 16 16 16 12 16
pekerjaan pendapatan 7 3 2 5 2 4 2 3 3 6 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 6 4 6 4 7 3 3 2 3 3
status 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2
keluarga 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2
tempat 4 1 2 7 2 6 6 7 1 2 8 3 4 6 2
pertimbangan frekuensi KG 7 5 1 3 4 2 7 3 2 7 4 3 3 2 2 2 5 2 2 4 1 2 1 2 5 5 1 2 2 2 3 5 1 8 5 1 4 5 1 6 4 1 2 2 2
79
Lampiran 11. Karakteristik Responden pada Klaster 2 Buah Jeruk Impor Resp. 7 8 9 13 15 18 21 37 52 57 59 63 64 66 68 69 71 72 78 79 81 93 97
Jenis jeruk 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
usia 23 21 22 22 22 24 23 21 19 23 23 22 22 23 23 23 21 25 22 24 26 23 18
jenis kel 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2
lama didik 15 15 15 15 16 15 15 12 12 16 15 15 16 12 16 12 12 15 12 15 16 15 12
pekerjaan pendapatan 3 3 1 2 1 2 1 3 1 2 1 2 1 2 1 4 1 2 3 1 1 2 3 2 1 2 1 1 2 1 3 3 1 3 7 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3
status 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
keluarga 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 3 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2
tempat 2 2 2 5 2 6 2 2 2 1 6 7 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 6
pertimbangan frekuensi KG 5 5 2 3 3 2 1 4 2 2 5 2 8 5 2 5 5 1 8 5 2 7 5 2 8 5 2 7 5 1 3 5 2 1 5 2 4 5 1 8 4 1 8 5 2 2 5 2 3 5 2 8 5 2 4 4 1 1 5 1 8 5 3 2 5 2 6 4 2
80
Lampiran 12. Karakteristik Responden Klaster 3 pada Buah Jeruk Impor Resp. 16 20 22 25 33 49 65 94
Jenis jeruk 2 2 2 2 2 2 2 2
usia 24 21 23 25 25 22 23 23
jenis kel 1 2 2 1 1 2 2 2
lama didik 16 15 16 16 18 15 16 15
pekerjaan pendapatan 1 2 1 2 3 4 3 3 3 4 1 2 2 2 3 2
status 1 1 1 1 1 1 1 1
keluarga 2 1 1 1 1 1 1 1
tempat 2 5 2 5 2 2 1 6
pertimbangan frekuensi KG 5 2 2 3 5 4 8 2 4 4 2 2 2 2 3 8 4 2 8 2 1 6 4 2
81
Lampiran 13. Karakteristik Responden Klaster 4 Buah Jeruk Impor Resp. 83 86 88 89
Jenis jeruk 2 2 2 2
usia 36 46 46 52
jenis kel 2 2 2 2
lama didik 16 12 12 16
pekerjaan pendapatan 6 6 6 4 6 4 6 4
status 2 2 2 2
keluarga 1 1 1 2
tempat 8 8 8 8
pertimbangan frekuensi KG 8 2 3 1 3 3 8 3 3 8 3 3
82
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di kota Purwakarta pada tanggal 15 Juni 1990, dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Asep Rahman dan Ibu Uum Tanisah. Penulis pertama kali mengikuti pendidikan di taman kanak-kanak TK Tunas Karya dan lulus pada tahun 1996. Pendidikan sekolah dasar dapat diselesaikan penulis pada tahun 2002 di SDN Cibungur 1. Penulis melanjutkan kembali pendidikan di MTs Negeri Purwakarta dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2008 penulis dapat menyelesaikan pendidikannya di MAN Purwakarta dan pada tahun yang sama pula penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Keahlian Manajemen Agribisnis Program Diploma Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.Penulis memperoleh gelar Ahli Madya pada tahun 2011 dengan predikat sangat memuaskan pada wisuda tanggal 20 Juli 2011. Penulis kemudian meneruskan kuliah untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Program Alih Jenis Pendidikan MayorProgram Studi Agribisnis IPB tahun 2011. Selama menempuh pendidikan perguruan tinggi, penulis aktif diberbagai organisasi dan kepanitiaan.Salah satunya penulis pernah menjabat sebagai anggota dan bendahara di DKM Al-Ghifari bagian Tim Ekonomi.Selain itu, penulis pernah menjadi panitia dibagian logistik pada acara seminar IPB Broadcastic Month yang merupakan acara rutin dari Badan Eksekutif Mahasiswa Diploma IPB (BEM-J IPB) dept. Kominfo. Penulis juga mempunyai pengalaman magang disuatu perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis pada perusahaan PT. Benar Flora Utama (Benara) di Karawang-Jawa Barat selama satu bulan, dan Praktik Kerja Lapang selama tiga bulan pada Rumah Sutera Alam di Ciapus-Bogor yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang persuteraan alam.Saat ini penulis telah bekerja di Percetakan IPB sebagai Staff Administrasi Produksi.