42 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 2 JULI 2015
SUA DARA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH IKIP PGRI MADIUN Novi Triana Habsari* Abstrak Pembelajaran sejarah hendaknya dapat dilaksanakan dengan kegiatan yang inovatif, kreatif, dan menarik sehingga mampu memotivasi peserta didik untuk lebih mencintai sejarah. Selama ini paradigma yang berkembang hanyalah terkesan menyudutkan sejarah, bagaimana tidak, sejarah di klaim merupakan mata pelajaran yang membosankan. Pendidik dalam menyampaikan materipun tidak jarang yang hanya ceramah tanpa dibubuhi fakta. Kurangnya upaya untuk menerapkan metode pengajaran dan juga kreativitas dalam menciptakan media pembelajaran pun semakin memperparah citra sejarah. Melihat berbagai permasalahan yang ada, penulis memberikan salah satu alternatif berupa media Sua Dara. Media ini merupakan visualisasi dari benda-benda cagar budaya yang ada di sekitar Madiun. Melalui pembuatan media ini diharapkan mahasiswa akan termotivasi dantertarik untuk mempelajari sejarah lebih luas lagi. Selain itu adanya medi Sua Dara ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada mahasiswa bahwa belajar sejarah itu menyenangkan terlebih kita menjadi tahu ternyata di sekitar tempat tinggal banyak terdapat benda cagar budaya. Sehingga dengan demikian kesan buruk mahasiswa ataupun peserta didik terhadap sejarah menjadi hilang dan tergantikan oleh image bahwapembelajaran sejarah itu menarik. Kata Kunci: Video, Benda Cagar Budaya, Media Pembelajaran Sejarah Pendahuluan
secara substansial memungkinkan untuk
Pendidikan merupakan usaha untuk mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dan
membentuk kepribadian peserta didik yang unggul,
berkarakter
dan
mampu
dilakukan oleh orang-orang yang telah
mengembangkan wawasan keilmuannya.
diserahi tanggung jawab dalam rangka
desain
mengelola lembaga pendidikan mulai dari
pembentukan
lingkungan
mendapatkan porsi yang maksimal.
tinggi.
sekolah
Adanya
sampai
perguruan
dalam
bingkai
kepribadian
perlu
tersebut
Oleh sebab itu, tidak heran jika
dimaksudkan agar sistematika kerjanya
banyak penyedia pendidikan terus mencoba
dalam mewujudkan output sumber daya
untuk melakukan pengkonstruksian dalam
manusia dapat menunjukkan pada kualitas
pusaran perubahan perilaku (behaviorisme),
dan harapan sesuai cita-cita bangsa. esensi
pemahaman
dari kualitas ini dapat diasumsikan bahwa
eksistensi
terjadinya
(humanistic), kebutuhan akan informasi
suatu
pengelolaan
pendidikan
upaya
pengubahan
konsep
(kognitivisme),
pengalaman dan
kondisi
seseorang
perilaku semestinya sebagai hasil dari
(sibernitik),
psikologis
proses belajar. keterkaitan dari esensi itu
seseorang (motivasi) (Ahmad Baedowi,
adalah bagaimana pendidikan itu sendiri
2012: 101). Apa yang tercantum dari
* Novi Triana Habsari adalah Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI MADIUN
SUA DARA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN ………| 43
konsep demikian itu dapat terealisasi
kehidupan masa depan peserta didik kita
apabila
(Soebijantoro dalam Agastya, 2011: 22).
terbangun
suatu
antara
penyedia
seimbang
relasi
yang
pendidikan
Dalam
hal
ini,
Dosen
yang
maupun pendidik itu sendiri. pendidikan
merupakan salah satu dari unsur pendidik
tidak akan bisa lepas dengan proses
dengan tanggung jawab besar terhadap
pembelajaran.
transformasi pengetahuan ketika proses
dua
komponen
tersebut
saling melakukan relasi untuk membentuk
pembelajaran
kepada
mahasiswa
konstruksi sumber daya manusia ke arah
berlangsung. Mengingat pada era sekarang
yang berkualitas.
ini,
keberadaan
inovasi-inovasi
Apabila berbicara mengenai masalah
pembelajaran baru baik berupa model,
tersebut, secara implisit maka keberhasilan
strategi, maupun media menjadi tuntutan
penyelenggaran
akan
dan kebutuhan utama bagi seorang dosen.
suatu
esensinya adalah apabila dosen mampu
lembaga terhadap pengelolaan pendidik
mengembangkan inovasi pembelajarannya
dalam proses pembelajaran. Artinya bahwa
tentu mahasiswa dapat membangun dengan
kemampuan pendidik dalam peranannya
mudah
mengelola
apabila seorang dosen tidak mampu untuk
tersinergi
pendidikan
dengan
proses
juga
kemampuan
pembelajaran
agar
materi
keberhasilan belajar yang sesuai dengan
mencoba
standar capaian pendidikan perlu didorong
pengembangan
secara
bahkan
berkala.
ketercapaian
tersebut
minimal dapat mengkonstruk kepribadian yang berkarakter humanistic. pendidik baik dari
tingkatan
guru,
berimprovisasi bahan
dalam
inovasi ajar
Sebaliknya
model, maka
upaya metode motivasi
mahasiswa akan rendah. Apabila itu terjadi maka akan dapat
instruktur
menjadi persoalan pada beberapa kajian
maupun dosen mempunyai peran penting
bidang ilmu pelajaran tertentu khususnya
dalam proses transformasi pembelajaran.
Sejarah.
transformasi itu dapat melalui penguasaan
pembelajaran mata kuliah bidang Sejarah di
strategi, materi, atau media. Apalagi bila
perguruan
dicermati bersama bahwa sekarang ini
menggunakan pendekatan konvensional.
pendidikan telah memasuki abad ke 21, dan
kondisi seperti ini menimbulkan anggapan
ditandai
perubahan-
mahasiswa secara sisi psikologis bahwa
perubahan yang bersifat multidimensional
pembelajaran sejarah kurang menarik atau
yang menuntut untuk memahami dan
membosankan.
menanggapi berbagai kecenderungan agar,
mahasiswa sulit memahami materi yang
sebagai pendidik dapat mempersiapkan diri
disampaikan. hal ini dapat muncul stigma
untuk
bahwa dosen belum memberikan sentuhan
dengan
tugas-tugas
tutor,
perkuliahan.
orientasi
pembimbingan
akan
pada
umumnya
tinggi
pengalaman
berkecenderungan
persoalan
ini
membuat
44 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 2 JULI 2015
inovasi terhadap pola pembelajarannya.
mahasiswa
dalam
pendalaman
Meskipun, tidak semua dosen di perguruan
selain
dapat
juga
tinggi tertentu berpola seperti demikian.
perfoma dosen terkait dengan capaian
dasarnya adalah masih terdapat beberapa
pembelajaran
dosen ketika pembelajaran sudah melalui
sebaliknya, bilamana paradigma tersebut
pendekatan IT berupa power point.
secara
Kondisi tersebut seperti yang terjadi
itu,
yang
bertahap
mengembangkan
mempengaruhi telah
bisa
materi.
disusun.
dirubah
beberapa
perangkat
dalam proses pembelajaran di Program
pembelajaran,
Studi pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun.
kegiatan perkuliahan berjalan lebih menarik
Sepengetahuan
dan bermakna.
penulis
proses
bukan
dengan
tidak
mungkin
pembelajaran di Prodi sejarah cenderung
Kondisi ruang kelas sebenarnya
menggunakan pendekatan konvensional.
mendukung Dosen untuk berinovasi dan
asumsinya adalah bahwa secara metode
memanfaatkannya dalam mengembangkan
yang digunakan dosen selama perkuliahan
bahan ajar yang atraktif. hal ini karena
berupa
dalam
ceramah
bervariasi.
dari
sisi
kelas
tersebut
tersedia
LCD,
penggunaan media bahwa dosen telah
proyektor dan seperangkat sound speaker
memanfaatkan power point sebagai cara
audio.
untuk menyampaikan materi. materi yang
pengembangan suatu aspek pembelajaran
disampaikan hanya berupa tampilan pokok
tidak hanya pada content media, tetapi juga
bahasan dari slide yang dibuat. hal ini akan
mengandung
berakibat
sejarah
bahwa melalui studi eksplorasi sebelumnya
menjadi membosankan dan tidak menarik
perkuliahan yang ada selama ini perihal
(Nur Ahyani, 2013: 13).
pemanfaatan sumber belajar di lingkungan
pada
pembelajaran
Argumentasi
lanjut,
aspek
pada
materi.
hakikatnya
mengingat
muncul
sekitar belum dimaksimalkan. Tentu perlu
berdasarkan pengamatan yang dilakukan
diketahui bahwa lingkungan daerah sekitar
bahwa beberapa mahasiswa saat mengikuti
mempunyai potensi untuk dimanfaatkan
model perkuliahan masih ada yang kurang
menjadi sumber belajar utamanya ilmu
fokus
sejarah.
terhadap
ini
Lebih
kegiatan
pembelajaran.
Perihal tersebut juga disinkronkan dengan
Apabila dicermati, beberapa daerah
beberapa informasi dari dosen pengampu
di Indonesia menyimpan nilai-nilai local
mengenai
wisdom yang cukup banyak. Bentuk potensi
media
atau
metode
yang
digunakan dalam kegiatan perkuliahan.
kearifan
lokal
ini
adalah
beragam
Apabila hal tersebut berlangsung
peninggalan sejarah. salah satunya adalah
terus-menerus, maka dapat berdampak
Kabupaten Madiun. Kabupaten Madiun
pada kondisi psikologis dan pemahaman
merupakan
kawasan
potensial
dengan
SUA DARA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN ………| 45
kronik sejarahnya, baik masa pra sejarah
khas dan membedakan dengan bangsa lain
hingga masa kemerdekaan.
(Dian Din Satuti Mulia, 2014 : 21).
Apabila
mendalam
Sikap pembentukan identitas begitu
bahwa masih terdapat banyak aktifitas lain
penting dan diperlukan saat ini guna
pada masa itu yang memainkan peran
memupuk kebanggaan seseorang. Tentu
penting dalam peristiwa sejarah Indonesia,
kebanggaan
dibuktikan dari banyaknya manusia di
keunikan atau karakter yang dimiliki setiap
wilayah
daerah, tak terkecuali Madiun. Hal ini
bangunan
digali
Madiun
lebih
khususnya
bersejarah.
cagar
mengenai budaya
merupakan salah satu bentuk peninggalan
secara
diperuntukkan
komunal
sebagai
terhadap
wujud
proses
pelestarian budaya masa lampau.
bersejarah dan menjadi bukti historis masa
Oleh
karena
itu,
untuk
dapat
lampau madiun yang perlu diketahui atau
mengaktualisasikan cagar budaya kepada
dipublikasikan. Beberapa potensi cagar
mahasiswa,
budaya kabupaten madiun, secara substansi
pengembangan media yang bertitikan pada
dapat dimanfaatkan menjadi bahan materi
pembelajaran kontekstual. pengembangan
dalam media pembelajaran sejarah di
yang dilakukan adalah dengan kemasan
perguruan tinggi. Bilamana merujuk pada
media Visualisasi Cagar Budaya di Madiun.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Video cagar Budaya menjadi alternatif
nomor 22 tahun 2006, terkait pelajaran
media pembelajaran kontekstual. Video
sejarah sebenarnya memiliki tujuan yang
tersebut merupakan visualisasi hasil cagar
jelas.
budaya peninggalan masa lampau sekitar Tujuan tersebut dapat diintisarikan
bahwa
agar
Mahasiswa
maka
perlu
dilakukan
Madiun.
memiliki
Media Pembelajaran Video
kemampuan memahami, mengapresiasi dan
Media
pembelajaran
dapat
sadar terhadap peninggalan sejarah sebagai
dikatakan mempunyai peran penting bagi
bukti peradaban bangsa Indonesia di masa
pendidik
lampau, sehingga rasa bangga dan cinta
mengkomunikasikan materi saat proses
tanah air dapat diimplimentasikan dalam
pembelajaran di kelas. Sifat dari media
berbagai bidang kehidupan baik nasional
adalah
maupun internasional. Orientasinya adalah
pelaksanaan pembelajaran,
lebih pada usaha akulturasi nilai budaya.
mengefektifkan dalam upaya penyampaian
hasil akulturasi budaya dapat membentuk
materi
identitas seseorang. Identitas merupakan
mengacu
ungkapan nilai budaya bangsa yang bersifat
penggunaan media bisa menjadi perantara
guna
sebagai
yang
alat
diajarkan.
pada
memaksimalkan
mempermudah
bantu
untuk
serta dapat Orientasi
paradigma komunikasi
ini
bahwa berkenaan
46 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 2 JULI 2015
dengan
pesan
pelajaran
yang
akan
disampaikan ke peserta didik. Analoginya
dapat dikomunikasikan kepada orang lain (peserta didik). Informasi ini diperoleh dari
adalah
media
merupakan penyambung relasi komunikasi pendidik dengan peserta didik.
beberapa buku, rekaman, internet, dan lainnya.
Makna
Selanjutnya, pendapat yang lain
media pembelajaran cukup beragam. Kata
dikemukakan
media
Daryanto,
merupakan
bentuk
jamak
dari
oleh
2011:
Criticos 4)
(dalam
bahwa
media
medium. Menurut Sri Anitah (2011: 2)
merupakan salah satu komponen dalam
media pembelajaran ialah setiap orang,
berkomunikasi, yakni sebagai pembawa
bahan, alat, atau peristiwa yang dapat
pesan dari komunikator menuju komunikan.
menciptakan kondisi yang memungkinkan
Maksud dari pendapat tersebut adalah
pembelajar dalam menerima pengetahuan,
media dianggap sebagai alat pembawa
keterampilan, maupun sikap.
komunikasi dan di dalam komunikasi
Konsep ini dapat dijabarkan bahwa
tersebut terdapat pesan yang positif untuk
media pembelajaran itu memiliki ruang
memberikan
wawasan
lingkup yang cukup luas. Media bisa juga
informasi.
Sebagaimana
berupa buku, diktat atau bahkan sampai
tersebut,
pemanfatan objek dilingkungan sekitar juga
komunikator yaitu sebagai orang yang
dapat dimasukkan ke dalam asumsi media
memiliki pengetahuan dan sebaliknya, siswa
pembelajaran. Hal ini beralasan bahwa
bersandar
segala hal yang sekiranya diprediksikan
penerima informasi.
pendidik
sebagai
bagi
penerima pengertian
berposisi
komunikan
sebagai
yaitu
akan mendukung dan dapat dimanfaatkan
Dari Pengkajian berbagai pengertian
untuk keberhasilan pembelajaran dapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa media
dipertimbangkan menjadi sumber/media
pembelajaran merupakan bahan, alat atau
belajar.
perantara yang digunakan pendidik untuk Pada dasarnya sebuah media dapat
penyaluran pesan yang dirancang untuk
dikatakan pula sebagai sarana untuk meraih
kepentingan pendidikan baik secara verbal
suatu tujuan pembelajaran tertentu. Tujuan
maupun nonverbal, dalam hal ini berupa isi
tersebut
materi pelajaran kepada peserta didik pada
apabila
adanya pemahaman
dispesifikkan
ketercapaian siswa
bahwa
keberhasilan
dalam
mencapai
saat
proses
berlangsung.
pembelajaran Tujuannya
adalah
sedang untuk
kompentensi dari indikator yang telah
merangsang serta mendorong pikiran dan
ditetapkan oleh pendidik. Hal tersebut
kemauan peserta didik dalam memahami
disebabkan
memang
berbagai informasi yang tidak mungkin
menuntut content berupa informasi yang
disampaikan secara langsung oleh pendidik.
bahwa
media
SUA DARA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN ………| 47
berkenaan dengan hal tersebut, pemilihan
bentuk media sesuai dengan obyek aslinya.
media merupakan hal yang penting bagi
Keaslian obyek di sini bisa jadi hasil
seorang
rekaman
pendidik.
ketepatan
dalam
benda-benda
yang
memiliki
menggunakan media dapat menjadikan
makna, misalnya candi, monumen, maupun
proses pembelajaran bermakna. oleh karena
situs-situs (dalam tema sejarah), atau objek
itu, bilamana pendidik belum menemukan
benda lainnya dilingkungan sekitar dengan
media
mempertimbangkan
yang
sesuai
maka
seharusnya
diupayakan
sebisamungkin
berkreativitas
dalam
untuk
mengembangkan
dikembangkan
cukup
untuk
pengembangan bahan media dan dijelaskan ketika pembelajaran.
sebuah media. jenis criteria media yang dapat
urgensi
Kesesuaian obyek yang ditampilkan
beragam
membuat isi lebih dapat tersampaikan, dan
meliputi konsep visual, audio, audio-visual,
memberi keleluasaan pemaknaan materi
dan lain-lain. salah satu bentuk media yang
secara mendalam. Kondisi seperti ini dan
dapat dikembangkan adalah video.
sesuai sasaran penelitian yang dituju yakni
Menurut Niam Wahzudik (2010)
mata
pelajaran
sejarah
memang
menerangkan bahwa media video dapat
membutuhkan kerja keras dalam upaya
digunakan untuk menerangkan program-
membangun penciptaan media agar dapat
program formal yang sistematis dan dipakai
menimbulkan
sebagai bagian integral dari suatu pelajaran
peserta didik.. Di dalam media video
sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan
umumnya didukung effect dan berbagai
lainnya.
background
Pada
dasarnya
media
video
merupakan kombinasi antara media yang
kesan
tampilan
menarik
serta
kepada
komponen
pendukungnya.
dapat didengar dan dilihat. Media tersebut
Sejalan dengan ini, penyajian media
menggabungkan antara gambar rekaman
video
yang ditayangkan, kemudian diselingi pula
VCD/DVD, kepraktisan menjadi salah satu
berbagai unsur suara yang mendukung
daya tarik piranti ini, karena di dalam
unsur gambar. Suara yang ada pada media
proses perekaman gambar, proses editing
difungsikan untuk penambah kemenarikan
sampai
tampilan dengan memadukan ke beberapa
praktis jika dibanding dengan teknologi
penyesuaian scene yang dibuat. Meskipun
sebelumnya, sehingga berkaitan dengan
gambar tersebut hanya diam namun tetap
adanya
menimbulkan
pengoperasian maka sangat dimungkinkan
kesan
dapat merangsang
menarik naluri
sehingga
untuk
banyak
dengan
dikemas
dalam
pemanfaatannya
kemudahan-kemudahan
bentuk
lebih
teknik
tetap
untuk dapat memproduksi secara personal
menikmati produk tampilan. Media ini
untuk berbagai keperluan termasuk dalam
dapat dikatakan akan menghasilkan suatu
48 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 2 JULI 2015
bidang pembelajaran (Panitia Sertifikasi
kepingan DVD untuk memudahkan guru dan
Guru Rayon XII Unnes, 2008: 5-37).
siswa dalam pemakaiannya. Di sisi lain,
Dari
berbagai
pendapat
yang
kualitas film yang lebih baik menjadi faktor
dikemukakan tersebut, dapat disimpulkan
penting dalam pemilihan jenis video dan
bahwa
lebih
diharapkan nantinya pemilihan ini dapat
diartikan sebagai media pengembangan
meningkatkan kualitas penyajian video
hasil dari perpaduan teknologi industri yang
dalam pembelajaran yang dilakukan.
pemaknaan media
video
mengkombinasikan antara gambar dan
Adapun Proses pembuatan video ini
suara dalam penyampaian materi serta
dapat dilakukan dengan berbagai cara.
simbol-simbol
disampaikan,
Namun terdapat beberapa hal penting
sehingga dengan memanfaatkan aplikasi
dalam pembuatan video yaitu penulisan
tertentu dan cenderung mengutamakan segi
script, perekaman, penyuntingan dan revisi.
pandangan disertai pendengaran, maka
Video yang diproduksi bisa digunakan
melalui adanya rekaman obyek aslinya akan
untuk berbagai tujuan, sehingga dengan
dapat merangsang peningkatan kinerja
demikian kemampuan unik video adalah
pemahaman
untuk menangkap sebuah gambar dan suara
yang
akan
akan
suatu
materi
yang
disajikan dan hasil akhir biasanya dikemas dalam bentuk VCD/DVD.
Proses pembuatan media video
Ada beberapa jenis video yang dapat digunakan
sebagai
dan dapat diputar kembali.
multimedia
penting adalah pembuatan naskah. Naskah
dapat dimanfaatkan untuk mengkonsep
sangat berperan dalam proses pembuatan
sebuah media pembelajaran yang menarik.
video, sebab dapat menjadi panduan dalam
Apabila jenis video sesuai dengan desain
pembuatan
yang menurut penilaian orang menarik dan
didukung dari sumber daya manusia serta
sinkron
zaman,
alat yang memadai dapat menentukan
bukan tidak mungkin dapat menimbulkan
kualitas video. Di samping itu dukungan
minat untuk menontonnya. Adapun jenis
dari berbagai pihak juga dapat menentukan
video
keberhasilan
proses
feeds,Videotape, Video Disc, Digital Video,
pembelajaran.
Hal
Hyper Video (Munir, 2012: 290-291). Dari
bantuan dari berbagai pihak tentu akan
berbagai macam jenis video yang telah
mendapatkan
diterangkan
gunanya
dengan
tersebut
aplikasi
pembelajaran ini hal yang utama dan
perkembangan
adalah
diatas,
live
maka
video
dalam
video
pembelajaran,
pembuatan ini
dengan
beberapa
dapat
menjadi
masukan bahan
pengembangan video ini akan menggunakan
menyempurnakan
media
jenis digital video. Alasannya adalah video
berbasis
sehingga
yang dibuat akan disimpan ke dalam
video,
selain
video adanya yang dalam
pembelajaran diharapkan
SUA DARA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN ………| 49
menghasilkan kualitas video yang baik,
r). Membantu mengurangi kecemasan siswa
menarik dan interaktif.
dalam kesulitan belajar, s). Meminimalkan
Perlu dicermati pula, di dalam
ketegangan siswa pada topik pembelajaran
penerapan pada saat pembelajaran, pilihan
menakutkan, t). Dapat membuat gambar
media
visual yang mengesankan
video
ini
paling
tidak
akan
memberikan sedikitnya 20 hasil potensial ke siswa selama proses pembelajaran
Kajian Pustaka 1. Definisi Benda Cagar Budaya
berlangsung. Kedua puluh hasil yang dapat dimanfaatkan
keuntungan
budaya bisa disebut juga sumber daya
menggunakan media video tersebut antara
budaya. Seorang arkeolog Edi Sedyawati
lain: a). Mengambil perhatian siswa, b).
menelaah kajian tentang munculnya
Membuat fokus dan konsentrasi siswa, c).
istilah
Membangkitkan minat dalam di kelas, d).
mengacu kepada suatu penggunaan,
Menciptakan perasaan bersantai atau energi
atau pemanfaatan tertentu dari sesuatu
siswa untuk proses latihan belajar, e).
untuk pencapaian tujuan yang dapat
memberikan
f).
diukur dari segi produktivitas. Jika kata
Meningkatkan sikap dan reaksi siswa
itu disertai dengan keterangan sifat
terhadap antusiasme dalam mempelajari isi
“budaya”, maka artinya adalah bahwa
materi
Dapat
yang digunakan atau dimanfaatkan itu
membangun koneksi baik dengan siswa lain
adalah hal-hal yang bersifat budaya atau
dan tutor, h). Meningkatkan ketajaman
lebih tepatnya hasil-hasil dari suatu
memori siswa pada materi pembelajaran, i).
kebudayaan (2007: 169).
dan
dari
Pada dasarnya benda cagar
pada
imajinasi
pembelajaran,
siswa,
g).
Meningkatkan pemahaman,
“sumber
daya”
itu
sendiri
Artikulasi kebudayaan ini pada
j). Meningkatkan kreativitas, k).
dasarnya adalah suatu karya atau buah
Merangsang munculnya ide, l). Mendorong
budi dari sekelompok manusia, dan
pembelajaran
hasil
yang
lebih
mendalam
karya
tersebut
sekaligus
(bermakna), m). Memberikan kesempatan
merupakan sistem nilai yang dihayati
bagi siswa untuk menciptakan kebebasan
oleh kelompok manusia besangkutan (I
berekspresi,
sebagai
Wayan Sudarma dalam Jnana Budaya,
kendaraan dalam kolaborasi antara guru
18 (2), 2013: 225). Saduran tersebut
dan siswa sebagai model pembelajaran
dapat dimaknai sebagai sebuah nilai,
langsung, o). Menginspirasi dan memotivasi
hasil budaya yang dicetuskan dan dibuat
siswa, p). Membuat belajar menyenangkan,
baik
q). Dapat mengatur suasana hati siswa
kelompok akan mengandung unsur
untuk belajar menyenangkan dan terfokus,
simbolisasi
n).
Berfungsi
oleh
perorangan komunal
atau
secara
masyarakat
50 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 2 JULI 2015
tertentu dalam segala perilaku dan
kebudayaan
(Peraturan
Walikota
aktivitas kehidupannya.
Surabaya Nomor 59 Tahun 2007). Di
Adanya simbol-simbol ini bisa
tambah lagi memang sisa-sisa bangunan
dimaknai menjadi dua, dalam artian
tersebut juga telah menyimpan memori
pertama sebagai ungkapan dari dalam
kolektif masyarakat sekalipun wujud
diri
ingatan itu masih samar-samar.
sesorang
kepada
untuk
orang
penghormatan berjasa
Dari beberapa pendapat di
atau
atas, maka konsep cagar budaya dapat
dogmatis dan kedua sebagai alat untuk
disederhanakan yaitu bangunan dari
membantu keberlangsungan aktivitas
hasil karya manusia, minimal telah
perjalanan hidup sehari-hari. Perlakuan
mempunyai masa kurang lebih 50 (lima
tersebut
yang
puluh tahun) yang terdapat di wilayah
bersangkutan, terus dilakukan dan lama
tertentu, dan diupayakan untuk tetap
kelamaan menjadi nilai yang berharga,
dilestarikan
sehingga muncul rasa penghayatan luar
sebagai wujud penghormatan kepada
biasa pada individu (komunal) tersebut.
budaya masa lampau yang memiliki nilai
Berpijak pada pemikiran ini pula, tentu
luhur dan mempunyai hubungan dengan
hasil kebudayaan perlu ada sebuah
kebudayaan
perencanaan yang terukur baik dari segi
manusia masa lalu, serta makna penting
kegunaan,
bagi
(memberikan
yang
penghidupan)
oleh
kelompok
pengelolaan
dan
maupun
dalam
sejarah
dikembangkan
perkembangan
meskipun
masih
pemanfaatan untuk dijadikan suatu
menyimpan memori bagi masyarakat
pengembangan
sekitar sehingga dengan demikian dapat
dalam
masyarakat
secara luas, tak terkecuali untuk bidang-
difungsikan
bidang pendidikan.
pengetahuan di era modern saat ini.
Selanjutnya,
benda
cagar
untuk
keperluan
ilmu
Wujud pemanfaatan dalam studi ilmu
budaya diperjelas bahwa bangunan
pengetahuan
cagar budaya merupakan bangunan
pendidikan paling tidak inspirasi ketika
buatan manusia berupa kesatuan atau
dibutuhkan untuk membuat sumber
kelompok, atau bagian-bagiannya atau
belajar.
sisa-sisanya yang berumur sekurang-
khususnya
di
bidang
2. Jenis Benda Cagar Budaya
kurangnya 50 tahun, atau mewakili
Terkait dengan karakteristik
masa gaya yang khas dan mewakili masa
dari pengertian cagar budaya, maka
gaya sekurang-kurangnya 50 tahun,
akan terkategorisasi dengan mengacu
serta dianggap mempunyai nilai penting
pada jenis-jenisnya. Di lihat dari konteks
bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan
SUA DARA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN ………| 51
jenis, maka benda cagar budaya terbagi
benda-benda
atas dua kategori, yaitu:
seperti tembikar, keramik dan lain-
1) Benda buatan manusia, bergerak
lain (Been Rafanany, 2013: 102).
atau tidak bergerak berupa kesatuan kelompok,
atau
2) Benda yang dianggap mempunyai
bagian-bagianya
atau sisa-sisanya yang berumur sekurang-kurangnya
lima
peninggalannya
nilai penting bagi paleontropologi. 3) Situs (tapak) yang mempunyai arti
puluh
penting bagi sejarah dan diduga
tahun dengan memiliki nilai penting
mengandung benda-benda seperti
bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan
termuat dalam ayat a dan b.
kebudayaan. 2) Benda
4) Tanaman
alam
mempunyai sejarah,
yang
nilai
ilmu
dianggap
penting
pengetahuan,
atau
bangunan
yang
terdapat diatas situs tersebut dan
bagi
memiliki
dan
kepentingan langsung bagi benda-
kebudayaan.
atau
dapat
memiliki
benda yang termuat dalam ayat a
Dari pengkategorian di atas,
dan b. Apabila keberadaannya di air
kemudian mengalami perluasan lagi
sebagai suatu misal, bisa diketahui
terhadap penjabaran ini agar dapat
dari
menggali
patirtaan, blumbang-blumbang yang
dan
mendapat
informasi
temuan-temuan
tentang benda cagar budaya, maka
disucikan
sesuai
mengalirkan amerta atau air suci
yang
dipaparkan
oleh
Uka
yang
seperti dipandang
Tjandrasasmita (dalam Renol Hasan,
(Tjahjono Widarmanto, 2013: 12).
2012: 35-36) menerangkan bahwa jenis
Berdasarkan
pengertian
di
atas
benda cagar budaya adalah:
maka, dapat disimpulkan bahwa jenis benda
1) Benda begerak atau tidak bergerak
cagar
budaya
secara
global
dapat
yang dibuat oleh manusia atau yang
dikategorikan sebagai berikut Pertama,
merupakan bagian alam. Di dalam
benda bergerak yakni, benda yang dapat
kategori ini adalah kelompok benda
dipindah misalnya relief atau artefak yang
dan sisa-sisanya yang pokoknya
memiliki nilai pengetahuan, kebudayaan,
berumur 50 tahun atau memiliki
dan kesejarahan dalam perkembangan ilmu
langgam
dapat
tanpa mengurangi substansi dari benda
sekurang-
tersebut, Kedua, benda tidak bergerak
kurangnya 50 (lima puluh) tahun
seperti bangunan kuno, benteng, atau
serta dianggap mempunyai nilai bagi
peninggalan sejarah lain yang tidak dapat
sejarah, arkeologi dan seni rupa.
dipindahkan, Ketiga, situs yang merupakan
Termasuk runtuhan bangunan serta
kesatuan dari lingkungan benda cagar
mewakili
yang
khas
langgam
dan
52 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 2 JULI 2015
budaya tidak bergerak sehingga perlu
pada peninggalan warisan budaya yang
pelestarian
dimiliki bangsa Indonesia.
lebih
lanjut,
Keempat,
lingkungan cagar budaya itu sendiri, benda alam,
dan
wilayah
keberadaan
cagar
budaya.
Hal ini sesuai pernyataan I Gde Widja (1989: 60) yang menjelaskan bahwa benda cagar budaya yang tersedia saat ini
Pada dasarnya lingkungan biasanya
dapat
dimanfaatkan
media
bantu
untuk
menyertai dari situs yang meliputi bagian
pengajaran
dari lahan di yang dalamnya dianggap atau
mendukung
diperkirakan
benda-benda
strategi serta penerapan metode mengajar.
cagar budaya, dan Kelima benda buatan
Apabila dicermati lagi, berlandaskan dari
manusia dan/atau alam, berupa kesatuan
keberadaan peninggalan sejarah khususnya
atau kelompok, atau bagian dan sisanya,
di lingkungan sekitar, maka benda-benda
situs, serta kawasan yang memiliki nilai
tersebut bisa dijadikan sebuah alternatif
urgensi
untuk
mengandung
bagi
perkembangan
ilmu
dan
sebagai
alat
usaha-usaha
pemanfaatan
sumber
sekarang
agama yang telah dan/atau masih dirawat
purbakala ini mudah rusak karena alam dan
sampai saat ini.
faktor usia (Radar Ponorogo, 2014: 31).
3. Fungsi Benda Cagar Budaya
Kerusakan ini disebabkan oleh faktor alam
semua
Meskipun
belajar
pengetahuan, pendidikan, sejarah, budaya,
Hakikatnya
ini.
pelaksanaan
Peninggalan
peninggalan
misalnya gempa bumi, banjir, gunung
sejarah apabila dilihat dari sisi nilai guna
meletus dan kerusakan oleh faktor kimia
pada masa kini, memang dapat difungsikan
seperti adanya pengaruh oksidasi serta
untuk
dan
kerusakan yang disebabkan oleh faktor
pemahaman sejarah masa lampau dalam
bioligik yaitu disebabkan oleh perlakuan
konteks kekinian. Benda cagar budaya
benda-benda
misalnya merupakan salah satu hasil karya
binatang dan manusia (Masyudio, 2012:
manusia masa lampau. Secara periodisasi,
167). Namun demikian, sisa-sisa tersebut
benda masa lampau dari masa pra sejarah,
masih terbentuk sesuai kondisi aslinya dan
masa klasik, masa kolonial sampai masa
bisa dikemas untuk pengembangan materi
kemerdekaan dapat diambil nilai fungsinya
ajar.
sebagai bahan kajian dalam sejarah suatu
budaya, perlu diintegrasikan dengan cara
bangsa. Bukan hanya itu saja, benda cagar
mengkreasikan dalam bentuk media yang
budaya juga dapat dimanfaatkan pada
menarik. Hasil media tersebut tentu untuk
bidang tertentu terutama dalam konteks
proses pembelajaran peserta didik agar
pendidikan
untuk
lebih efektif. Di sisi lain, peninggalan masa
mengakulturasi rasa cinta peserta didik
lalu yang mempunyai nilai guna ilmu
memberikan
dengan
pengetahuan
tujuan
hidup
seperti
Pengangkatan tema
tanaman,
benda cagar
SUA DARA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN ………| 53
pengetahuan dapat teralkulturasi kepada
kepribadian bangsa di bidang kebudayaan
peserta didik. Harapannya adalah dapat
dan
menginventariskan
karakter
sebagai obyek wisata yang mungkin dapat
peserta didik berupa penanaman kecintaan
menambah pendapatan masyarakat daerah
terhadap warisan budaya sejarah bangsanya
sekitarnya.
nilai-nilai
sendiri.
nasional,
Keputusan Selain
(dalam
ketahanan
itu,
Renol
Uka Hasan,
Tjandrasasmita 2012:
untuk
dan
Ketujuh
menampilkan
pengenalan pada cagar budaya melalui
40)
kandungan nilai historisnya, maka peserta
menerangkan fungsi cagar budaya adalah
didik dengan mudah dalam memahani serta
Pertama, sebagai bukti-bukti sejarah dan
dapat
budaya yang dapat menjadi alat atau media
pembelajaran. Di samping itu, mendorong
yang mencerminkan cipta, rasa dan karya
kesadaran sejarah melalui cerita atau kronik
leluhur bangsa, yang kepribadiannya dapat
peristiwa sejarah dari keberadaan benda
dijadikan suri tauladan bangsa, kini dan
cagar budaya yang memang cukup penting
mendatang dalam rangka pembinaan dan
sehingga, pemahaman akan perjuangan
mengembangkan
dalam hal kebangsaan bisa teraktualisasi.
kebudayaan
nasional
memberikan
belandaskan pancasila, Kedua, alat atau
makna
dalam
Metode Penelitian
media yang memberian inspirasi, aspirasi,
Model penelitian ini adalah Research
dan akselerasi dalam pembangunan bangsa
and
baik material maupun spiritual, sehingga
menggunakan langkah-langkah dari Borg
tercapai keharmoniasan diantara keduanya,
and Gall. Sugiyono (2013: 297) mengatakan
Ketiga, obyek ilmu pengetahuan
bahwa metode pengembangan merupakan
dibidang sejarah dan kepurbakalaan pada
model penelitian yang digunakan untuk
khususnya dan ilmu pengetahuan lain pada
menghasilkan produk tertentu, dan menguji
umunya, Keempat, alat pendidikan visual
keefektifan produk yang dihasilkan. Pada
kesejarahan
dan
kepurbakalaan
serta
dasarnya penelitian ini berdasarkan analisis
kebudayaan
bagi
peserta
untuk
kebutuhan dan menguji keefektivitasannya
didik
Development
dapat
(R&D),
berfungsi
dengan
memahami budaya bangsa sepanjang masa,
agar
Kelima, alat atau media untuk memupuk
kebermanfaatanya.
saling pengertian di kalangan masyaakat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dan bangsa serta umat manusia melalui
deskriptif, evaluatif, dan eksperimental (I
nilai-nilai sosial budaya yang terkandung
Gde Rasagama, 2011: 4). Tahap deskriptif
dalam peninggalan sejarah dan purbakala
digunakan
sebagai warisan budaya dari masa lampau,
menjelaskan temuan awal penelitan di
Keenam, sebagai media untuk memupuk
lapangan, berupa kondisi pembelajaran
untuk
sesuai
Selanjutnya,
nilai metode
mengungkap
dan
54 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 2 JULI 2015
serta cagar budaya kabupaten Madiun. Metode
evaluatif
mengevaluasi dengan
uji
digunakan
produk coba.
2. Tahap Pengembangan Model
untuk
a. Desain produk
pengembangan
Metode
Tahap awal desain produk,
eksperimen
yang
pertama
dilakukan
adalah
digunakan untuk mengukur keampuhan
mengumpulkan
data-data
produk pengembangan. Di dalam penelitian
Potensi
budaya
ini merupakan model pengembangan Borg
Madiun. Data berupa informasi dari
&
kajian hasil pustaka dan wawancara ke
Gall
termodifikasi
dan
langkah-
cagar
Kabupaten
langkahnya terbatas hingga langkah ke
informan
tujuh.
Selanjutnya,
1. Studi Pendahuluan
memetakan bentuk peninggalan cagar
Langkah dilakukan
pertama
adalah
informasi
awal
kebutuhan.
melalui
dengan
beberapa
dosen
penelitian.
menghimpun
serta
terkumpul,
kemudian
disusun
analisis
menggunakan software Movie Makker
kebutuhan
versi 2.6, sehingga akan menghasilkan
wawancara dan
lapangan
budaya Kabupaten Madiun. Setelah data
pengumpulan
Analisis
dilakukan
yang
di
tentang
ke
video. Pada hakikatnya isi video ialah
mahasiswa
dengan
mengimport
hasil
shooting
Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP
cagar budaya, sekaligus memberi narasi
PGRI Madiun. Selain itu, studi pustaka
teksnya. Skema dibawah ini, dapat
dilakukan dengan tujuan menghimpun
memperjelas desain yang direncanakan:
landasan teoritik sebagai bahan untuk dasar pengembangan media. Selanjutnya, studi lapangan juga diperlukan untuk menganalisa konsep pengembangan yang akan diterapkan. Studi
lapangan
akan
didapatkan
deskripsi keadaan obyek yang dijadikan sampel
penelitian
pengamatan.
dengan
Proses
ini
proses akan
Shooting lokasi potensi cagar budaya Madiun Studi pustaka: dokumen (buku sejarah kabupaten Madiun, jurnal dan hasil penelitian)
Menyu sun materi Uji Coba Editing Media video Vicaya Deskri psi sistem Media Perbaikan atis pembelajaran Media denga dimasukan nPengembangan Pembelajar Gambar 3.2. Skema Proses (Burning) kemovie an bentuk CD/VCD maker Produk Video versi a. Validasi Desain Produk 2.6
Bahan yang dikum pulkan untuk menyu sun video
memperoleh informasi mengenai media
Validasi
desain ini
bermaksud
yang pernah dilakukan oleh Dosen
untuk mengetahui sejauhmana media
terkait pemanfaatan sumber belajar
yang dikembangkan dalam penelitan ini
lingkungan
telah
sekitar
dan
sekaligus
siap
uji
coba
di
lapangan.
merencanakan materi sebagai bahan
Pemilihan ahli ditunjuk berdasarkan
pengembangan.
kemampuan dalam bidang keilmuannya.
SUA DARA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN ………| 55
Adapun ahli yang dibutuhkan yaitu ahli
model non-independent (Paired Sample t
media dan saran materi serta dari rekan
Test).
sejawat. Di dalam hal ini Validator ahli
Sehubungan dengan persyaratan
media adalah Dr. Muhammad Hanif,
statistik itu datanya harus berdistribusi
M.M., M.Pd, saran materi adalah Drs.
normal dan homogen, lalu untuk menguji
Abraham
Hery
normalitas maka menggunakan jenis uji
Priswanto, S.S. dan Dra. T.M. Rita Istari
one sample kolmogorov-smirnov dan uji
(Peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta)
homogenitas memakai oneway anova
dan beberapa rekan dosen.
serta pengolahan data menggunakan
Nurcahyo,
M.Hum,
b. Revisi Desain
bantuan analisis statistik program SPSS
Revisi desain dan penyempurnaan
versi 16. Berdasarkan maksud uji ini
produk dilaksanakan sesuai dengan
untuk melihat sejauh mana tingkat
masukan dan saran dari ahli media, ahli
keberhasilan
materi maupun rekan dosen.
terhadap dampak pengiring yang diukur
c. Ujicoba Produk dengan materi peninggalan sejarah di daerah masing-masing sehingga produk dan
siap
digunakan
sebagai
alternatif media pembelajaran IPS e) Teknik Analisis Data Pada tahap ini peneliti melakukan analisis
penilaian
untuk
membandingkan
dapat
diajukan adalah : Tidak ada perbedaan sikap mahasiswa sebelum dan sesudah diberi media video cagar budaya : Ada perbedaan sikap mahasiwa sebelum dan sesudah diberi media video cagar budaya Taraf signifikansi 0,05 dengan keputusan uji:
keberhasilan
Diterima jika signifikansinya > 0,05 Ditolak jika signifikansinya < 0,05
penerapan media video berbasis benda cagar budaya melalui hasil pre-test dan post-test.
Artinya,
perbandingan media
siswa
media,
bagaimana sebelum
pengembangan
diberi
diberi
dan
sesudah
namun
tanpa
menghadirkan kelas kontrol. Teknik uji yang
dipakai
perbedaan
pengembangan
tentang tes prestasi, jadi hipotesis yang
Dari produk video pembelajaran
layak
produk
untuk
nilai
mendapatkan
tersebut
dengan
menggunakan statistik parametrik. Jenis statistiknya adalah uji t menggunakan
3. Tahap Evaluasi Setelah
dilakukan
pengujian
terhadap produk yang dikembangkan, (dari berbagai tahap uji terbatas sampai uji skala luas), masih dimungkinkan adanya
revisi
produk
(secara
keseluruhan). Pada akhirnya diperoleh produk final yaitu media Vicaya untuk
56 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 2 JULI 2015
Mahasiswa
IKIP
PGRI
Keberhasilan
efektivitas
Madiun.
produk
pengetahuan di era modern saat ini. Wujud
ini
pemanfaatan dalam studi ilmu pengetahuan
adalah bilaman terdapat perbedaan hasil
khususnya di bidang pendidikan paling
antara sebelum (before) dan sesudah
tidak inspirasi ketika dibutuhkan untuk
(after) ditreatmenkan.
membuat sumber belajar.
Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang
Madiun selama ini hanya di kenal sebagai
Kurangnya
Pendidikan Sejarah IKIP PGRI MADIUN
informasi tentang situs ataupun benda cagar
bahwa Paradigma yang berkembang selama
budaya di Madiun menjadikan kota ini sepi
ini adalah sejarah itu membosankan dan
untuk kategori pariwisata budaya, padahal
terlalu banyak ceramah tanpa diimbangi
potensi Madiun sangat besar. Berdasarkan
dengan
hal tersebut juga lah peneliti terinspirasi
dikatakan sejarah cenderung dianak tirikan.
untuk
kota
transit
membuat
saja.
dilakukan pada mahasiswa Program Studi
sebuah
fakta
riil
nya,
sehingga
bisa
media
Adanya media pembelajaran yang
pembelajaran sejarah yang bersumber dari
menarik diharapkan mampu memberikan
cagar budaya yang ada di sekitar Madiun.
paradigma baru pada mahasiswa khususnya
Beberapa cagar budaya yang ada di Madiun
mahasiswa
diantaranya, Makam Kuno Taman, Masjid
Sejarah IKIP PGRI MADIUN agar lebih
Kuncen, Prasasti Klegen Serut, Prasasti
mencintai dan termotifasi belajar sejarah.
Sendang Kamal, Candi Wonorejo, dan masih banyak yang lain. hasil
Program
Studi
Pendidikan
Salah satu alternatif media yang telah digunakan adalah Sua Dara yang
Cagar budaya yaitu bangunan dari
merupakan singkatan dari Visualisasi Benda
karya
Cagar Budaya sebagai alternatif media
manusia,
minimal
telah
mempunyai masa kurang lebih 50 (lima
pembelajaran
puluh tahun) yang terdapat di wilayah
peneliti melibatkan tiga orang mahasiswa
tertentu, dan diupayakan untuk tetap
untuk mengunjungi cagar budaya yang ada
dilestarikan maupun dikembangkan sebagai
di
wujud penghormatan kepada budaya masa
mendokumentasikannya dalam kamera dan
lampau yang memiliki nilai luhur dan
video, lalu penulis mengedit gambar dan
mempunyai hubungan dengan kebudayaan
memberi suara atau proses dubbing serta
dalam perkembangan manusia masa lalu,
musik agar tampilan video lebih menarik.
serta makna penting bagi sejarah meskipun
Jika proses tersebut telah dilakukan maka
masih menyimpan memori bagi masyarakat
yang terakhir adalah menyimpan file pada
sekitar sehingga dengan demikian dapat
compact disk dan menggandakannya untuk
difungsikan
kepentingan pengajaran.
untuk
keperluan
ilmu
sekitar
sejarah.
Madiun.
Pada
awalnya
Setelah
itu
SUA DARA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN ………| 57
Hasil yang dicapai adalah, dengan menggunakan
media
ini
dalam
menerangkan atau menjelaskan materi di kelas, mahasiswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti perkuliahan. Selain itu dapat meningkatkan pola berpikir kritis mahasiswa. belajar
mengajar
yang
dilakukan di kelas hendaknya mampu menarik minat peserta didik. Proses belajar mengajar dikatakan berhasil jika peserta didik mampu menyerap segala informasi sesuai materi yang diberikan, selain itu faktor pendidik juga memegang peranan penting dalam keberhasilan pembelajaran di kelas. Pendidik harus mempunyai metode pengajaran serta mampu berkreasi dan berinovasi
dalam
membuat
media
pembelajaran sehingga peserta didik dalam hal ini adalah mahasiswa program studi pendidikan Sejarah tidak lagi merasa bosan mempelajari materi yang diberikan oleh pendidik atau dosen. Melalui Sua Dara ini ternyata mampu menarik minat mahasiswa untuk belajar sejarah khususnya sejarah lokal sekitar tempat tinggalnya. Saran 1. Diharapkan para pendidik dalam hal ini dosen
agar
kreativitas
lebih
dalam
meningkatkan
membuat
media
pembelajaran 2. Diharapkan para pendidik dalam hal ini dosen lebih inovatif dalam menggunakan metode
pembelajaran
materi yang diajarkan Daftar Pustaka Ahmad Baedowi. 2012. Calak Edu: Esai-Esai Pendidikan 2008-2012 Jilid 1. Jakarta: Pustaka Alvabet. Anderson, Ronald. H. 1987. Pemilihan Dan Pengembangan Media Video Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Pers.
Simpulan Proses
mahasiswa tidak lagi bosan dengan
sehingga
Berk, Ronald A. 2009 Multimedia Teaching With Video Clips: Tv, Movies, Youtube, And Mtvu In The College Classroom. International Journal Of Technology In Teaching And Learning, 5 (1), 2009: 121, (Online), www.ronberk.com (diakses 2 Maret 2014, pukul 12.30). Borg, Walter & Gall, Meredith Damien. 2007. Educational Research. New York: Longman. Daryanto. 2011. Media Bandung: Satu Nusa.
Pembelajaran.
Deni Darmawan. 2012. Inovasi Pendidikan Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia Dan Pembelajaran Online. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dian Din Astute Mulia. 2014. Pengembangan Mutual Differentiation Model Melalaui Dongeng Sebagai Strategi Pembentukan Identitas Nasional Menghadapi Tantangan Multikulturalisme Sejak Usia Dini. Call For Papers Lolos Seleksi Kongres Pendidikan, Pengajaran Dan Kebudayaan II. Yogyakarta: 21. (Abstr.). Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. 2012. Laporan Kegiatan Inventarisasi Cagar Budaya Di Kota Malang 2012. Kerjasama Antara Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan dan Dinas
58 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 2 JULI 2015
Kebudayaan Malang.
dan
Pariwisata
Kota
Dan Kebudayaan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 7 Mei 2013.
Edi Sedyawati. 2007. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada.
Panitia Sertifikasi Guru Rayon XII. 2008. Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2008: Seni Budaya. Universitas Negeri Semarang.
Ermawan Susanto. 2010. Media Audio Visual Akuatik Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Paedagogia: Jurnal Penelitian Pendidikan. Nomor 1 Tahun 13 Februari 2010: 1-21. I
Gde Rasagama. 2011. Memahami Implementasi Educational Research And Development. Makalah disampaikan dalam Kegiatan Pelatihan Metodologi Penelitian Untuk Dosen Unit Pelayanan Mata Kuliah Umum dan Unit Lainnya. Politeknik Negeri Bandung: 16 Agustus 2011.
I Gde Widja. 1986. Strategi Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud. I Wayan Sudarma. 2013. Fungsi Dan Makna Upacara Dewa Meseraman Di Pura Panti Timrah Desa Paksabali Klungkung Bali. Jnana Budaya: Media Informasi Sejarah, Sosial dan Budaya. Nomor 02 Tahun Volume 18 Agustus 2013: 225-240. Munir. 2012. Multimedia: Konsep Dan Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta. Niam Wahzudik. 2010. Naskah Video: Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas Iv Sd Semester I Pokok Bahasan Mengenal Tokoh-Tokoh Wayang Sub Pokok Mengenal Sifat Raden Arjuna. Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan: Universitas Negeri Semarang. Nur Ahyani. 2013. Kemampuan Berfikir Kritis Dalam Pembelajaran Sejarah. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Membangun Strategi Pembangunan Di Bidang Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. 2006. Jakarta. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surabaya No 5 Tahun 2005 Tentang Pelestarian Bangunan Dan/Atau Lingkungan Cagar Budaya. 2007. Surabaya. Renol Hasan. 2012. Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Sebagai Sumber Belajar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. (Unpublished). Smaldino, Sharon E., Lowther, Deborah L., Russell, James D. Instructional Technology And Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar Ed. 9, Cet. 1. 2008. Terjemahan Oleh Arif Rahman. 2011 Jakarta: Kencana Prenadaa Group. Sobana Hardjasaputra. 2006. Situs Dan Benda Cagar Budaya Di Purwakarta Serta Upaya Pelestariannya. Makalah disampaikan dalam Seminar Perlindungan Situs Dan Benda Cagar Budaya Dalam Menjunjung Eksistensi Jatidiri Budaya Purwakarta, Tim Ekspedisi Purwacinta Badan Pariwisata Kabupaten Purwakarta, Purwakarta, 21 September 2006. Soebijantoro. 2011. Peran Pendidikan Sejarah Dalam Pengembangan Pembelajaran Multikultur Di LPTK.
SUA DARA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN ………| 59
Agastya. No.1 Tahun 1 Januari 2011: 17-26. Sri Anitah. 2011. Media Pembelajaran. Surakarta: LPP UNS. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Alfabeta.
dan
R&D.
Bandung: