PROFIL KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X DALAM MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PENERAPAN SIFAT-SIFAT EKSPONEN DAN LOGARITMA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL Lenny Prastiyowati1), Sardulo Gembong2), dan Darmadi3) 1 Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Email:
[email protected] 2 Pendidikan matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Email:
[email protected] 3 Pendidikan matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Email:
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan pemahaman dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penerapan sifat-sifat eksponen dan logaritma pada siswa SMA ditinjau dari kemampuan awal, yang meliputi memahami masalah, merencanakan penyelesaia masalah, melaksanakan penyelesaian masalah, dan memeriksa kembali. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Subyek penelitian adalah enam siswa kelas X SMA N 1 Kawedanan yaitu dua siswa dengan kemampuan awal tinggi, dua siswa dengan kemampuan awal sedang dan dua siswa dengan kemampuan awal rendah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes dan wawancara. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi metode. Data hasil penelitian dianalisis melalui reduksi data, penyajian data dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan profil kemampuan pemahaman siswa dengan kemampuan awal tinggi : memiliki kemampuan pemahaman dalam proses pemahaman menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, dan menjelaskan dengan baik namun hanya mampu menggunakan proses pemahaman membandingkan dengan cukup. Siswa dengan kemampuan awal sedang : memiliki kemampuan pemahaman dalam proses pemahaman menafsirkan, mengklasifikasikan dan merangkum dengan baik namun dalam kemampuan menggunakan proses pemahaman mencontohkan, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan dengan cukup. Siswa dengan kemampuan awal sedang : memiliki kemampuan pemahaman dalam proses pemahaman menafsirkan, mengklasifikasikan dan merangkum dengan baik namun kemampuan siswa dalam menggunakan proses pemahaman mencontohkan, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan adalah kurang. Kata Kunci: Profil, Pemahaman, Kemampuan Awal, Eksponen dan Logaritma 1. PENDAHULUAN
Pelajaran pelaksanaan
yang cukup besar dalam matematika
pendidikan
dalam diberikan
kehidupan
sehari-hari mulai dari perhitungan dasar hingga
perhitungan
kompleks
dan
kepada semua jenjang pendidikan mulai
abstrak. Adapun yang diharapkan dalam
dari pendidikan taman kanak-kanak
pembelajaran
sampai pendidikan di jenjang perguruan
kemampuan bernalar pada diri siswa
tinggi. Selain di bidang pendidikan
yang tercermin melalui mampu berpikir
matematika
memberikan
kontribusi
adalah
diperoleh
kritis, logis, sistematis, dan memiliki
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan
sifat objektif, jujur, disiplin dalam
simbol, tabel, diagram, atau media
memecahkan suatu permasalahan.
lain untuk memperjelas keadaan atau
Lerner dalam Mulyono (2012: 202) mengemukakan
bahwa
masalah.
matematika
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan
disamping sebagai bahasa simbolis juga
matematika dalam kehidupan, yaitu
merupakan
memiliki rasa ingin tahu, perhatian,
bahasa
universal
yang
memungkinkan manusia memikirkan,
dan
mencatat, dan mengkomunikasikan ide
matematika, serta sikap ulet dan
mengenai elemen dan kuantitas.
percaya
Tujuan pembelajaran matematika yang
tercantum
dalam
Kurikulum
minat
dalam
diri
dalam
mempelajari
pemecahan
masalah. Berdasarkan pengamatan pada saat
Tingkat Satuan Pendidikan (Peraturan
pelaksanaan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Lapangan
Tahun 2006) agar siswa memiliki
Kawedanan terlihat bahwa pemahaman
kemampuan yaitu:
tentang materi matematika kurang. Hal
1. Memahami
konsep
matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,
secara
luwes,
Praktik (PPL)
di
Pengalaman SMA
N
1
ini tampak pada kesulitan siswa dalam menjawab soal-soal matematika. Kesulitan siswa pada materi ajar
akurat,
matematika yang dialami siswa adalah
efisien, dan tepat dalam pemecahan
penyelesaian soal tentang eksponen dan
masalah.
logaritma khususnya pada penerapan
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan matematika
dalam
manipulasi membuat
sifat-sifat eksponen dan logaritma saat menyelesaian soal matematika. Hal ini dikarenakan
kurangnya
pemahaman
generalisasi, menyusun bukti, atau
siswa tentang sifat -sifat eksponen dan
menjelaskan gagasan dan pernyataan
logaritma
matematis.
kebingungan dalam menerapkan sifat
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami
merancang
metode
menyelesaikan
sehingga
mengalami
yang mana yang dapat diterapkan dalam
masalah,
menyelesaikan soal tentang eksponen
matematis,
dan logaritma. Hal ini berakibat pada
masalah
dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
hasil akhir yakni nilai kognitif siswa berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal.
Siswa kelas X saat ditanya tentang soal eksponen dan logaritma akan menyatakan bahwa penyelesaian tentang soal tersebut adalah “sulit”, mereka merasa soal tentang eksponen dan Siswa
masih
mengalami
kebingungan dalam menyelesaikan soal tentang eksponen dan logaritma. Pada soal nomor 6 tentang logaritma siswa kurang tepat dalam menerapkan sifatsifat
logaritma
dalam
pemecahan
masalah. Pada pekerjaan siswa terlihat belum bisa memahami apa yang akan dikerjakan. Pada soal
36
3.12
menjawab dengan
log 60 siswa
log 5.12 disini
logaritma sulit untuk dipahami dan dikerjakan. Hal ini merupakan adanya indikasi siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika ditemui saat menerapkan sifat -sifat eksponen dan logaritma dalam soal. Siswa merasa sulit
36
log 60
menjadi
log 60 sesuai dengan sifat logaritma log 36
sifat-sifat
dan
menerapkan sifat mana yang tepat dalam menyelesaikan
soal eksponen
dan logaritma. Pemahaman siswa dalam masalah
siswa mengalami kesalahan seharusnya siswa mengubah
memahami
matematika sangat berhubungan erat dalam
menyelesaikan
masalah
matematika. Dengan mengetahui profil kemampuan pemahaman siswanya, guru
c
log x a log x = c . Hal ini menunjukkan log a
akan mampu memilih metode yang sesuai sehingga dapat meningkatkan
kurangnya pemahaman siswa terhadap sifat-sifat mengalami
logaritma, sehingga siswa kebingungan
dalam
kemampuan pemahaman siswa terhadap suatu
masalah
untuk yang
menyelesaikan
berkaitan
dengan
logaritma. Oleh karena itu pentingnya pemahaman siswa tentang sifat – sifat logaritma
yang
membuat
kesulitan mengerjakan logaritma.
soal
siswa tentang
matematika
yang
diajarkan.
menentukan sifat yang mana yang dapat diterapkan
konsep
Sehingga perlu adanya identifikasi masalah agar dapat mengerti bagian mana
yang
kurang
dipahami
saat
mengerjakan eksponen dan logaritma, dan
sebagai
pertimbangan
untuk
melakukan perbaikan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul, “Profil Kemampuan Pemahaman
Siswa Kelas X dalam Menyelesaikan
bentuk ke bentuk lain. Menafsirkan
Masalah
berupa pengubahan kata – kata menjadi
yang
Berkaitan
dengan
Penerapan Sifat–sifat Eksponen dan
kata
–
kata
lain
(misalnya,
Logaritma Ditinjau dari Kemampuan
memparafrasekan), gambar jadi kata – kata, kata –kata jadi gambar, angka jadi
Awal”.
kata – kata, kata –kata jadi angka, dan
Pemahaman
Pemahaman
adalah
kemapuan
semacamnya. 2.
Mencontohkan
menangkap makna atau arti sesuatu hal
Proses
(Hafid, Ahiri, Haq, 2013: 34)
terjadi
Pemahaman meliputi perilaku
kognitif
manakala
mencontohkan
siswa
memberikan
contoh tentang konsep atau prinsip umum.
yang menunjukkan kemampuan peserta
Mencontohkan
didik dalam menangkap pengertian suatu
identifikasi ciri-ciri pokok dari konsep
konsep. Di antara taksonomi kawasan
atau prinsip umum dan menggunakan ciri-
kognitif jenjang pemahaman paling banyak
ciri tersebut untuk memilih atau membuat
digunakan baik pada jenjang perguruan
contoh.
tinggi
maupun
jenjang
pendidikan
3.
Proses kognitif mengklasifikasi kan terjadi ketika siswa mengetahui bahwa
pemahaman merupakan dasar yang sangat
menguasai
untuk
mempelajari
jenjang-jenjang
proses
Mengklasifikasikan
dibawahnya. Alasannya karena jenjang
menentukan
melibatkan
sesuatu (misalnya, suatu contoh) termasuk
dan
dalam kategori tertentu (misalnya, konsep
taksonomi
atau
prinsip).
Mengklasifikasikan
diatasnya seperti perencanaan, analisis,
melibatkan proses mendeteksi ciri – ciri
sintesis, dan evaluasi atau bentuk yang
atau pola – pola yang sesuai dengan
terintegrasi seperti pemecahan masalah.
contoh dan konsep atau prinsip tersebut. 4.
(Suparman,2012: 134)
Merangkum Proses kognitif merangkum terjadi
(Anderson,
Krathwohl,
ketika
2001,
siswa
mengemukakan
suatu
terjemahan Agung Prihantoro, 2010: 106)
kalimat yang menpresentasikan informasi
menyebutkan proses –proses kognitif dalam
yang
kategori memahami meliputi menafsirkan,
sebuah tema. Merangkum melibatkan
mencontohkan,
mengklasifikasikan,
proses membuat ringkas suatu informasi,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan,
misalnya menetukan tema atau poin–poin
dan menjelaskan.
pokok dalam sebuah drama.
1.
Menafsirkan Menafsirkan terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi dari satu
5.
diterima
atau
mengabstrasikan
Menyimpulkan Proses
kognitif
menyimpulkan
menyertakan proses menemukan pola
dalam sejumlah contoh. Menyimpulkan
dikuasai oleh siswa sebagai persyaratan
terjadi
untuk mempelajari tugas yang baru.
ketika
mengabstrasikan
siswa sebuah
dapat
konsep
atau
Penyelesaian Masalah
prinsip yang menerangkan contoh–contoh tersebut
6.
dengan
ciri–ciri
Winarni dan Sri Harmini, 2012: 124) langkah–
setiap contohnya dan yang terpenting
langkah
dengan menarik hubungan diantara ciri–
pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
ciri tersebut.
a.
Membandingkan Proses
7.
mencermati
Menurut Polya (dalam Endang Setyo
yang
perlu
Pemahaman
diperhatikan
terhadap
masalah,
maksudnya mengerti masalah dan melihat
kognitif
membandingkan
yang dikehendaki. Pada tahap pemahaman
melibatkan proses mendeteksi persamaan
terhadap masalah diperlukan penafsiran
atau perbedaan dua atau lebih objek,
terhadap
peristiwa, ide, masalah, atau situasi seperti
mengartikan
menetukan bagaimana suatu peristiwa
memberikan contoh.
terkenal
(misalnya,
skandal
terbaru)
menyerupai
peristiwa
politik
b.
yang
masalah
dengan
masalah
Perencanaan
cara
tersebut
pemecahan
dan
masalah,
maksudnya melihat bagaimana macam
kurang terkenal (misalnya, skandal politik
soal
terdahulu).
ketidakjelasan dihubungkan dengan data
Menjelaskan
agar memperoleh ide membuat sesuatu
Proses
kognitif
dihubungkan
dan
bagaimana
menjelaskan
rencana pemecahan masalah. Untuk itu,
berlangsung ketika siswa dapat membuat
dalam menysun perencanaan pemecahan
dan menggunakan model sebab akibat
masalah, dibutuhkan suatu kreativitas
dalam sebuah sistem. Model ini dapat
mengklasifi kasikan, merangkum, dan me
diturunkan dari teori atau didasarkan dari
nyimpulkan dalam menyusun strategi
hasil penelitian atau pengalaman.
pemecahan masalah.
Kemampuan Awal
c.
Menurut Purwandari, Huriawati,
Melaksanakan perencanaan pemecahan masalah. Pada tahap ini perlu adanya
Andista (2012:85) kemampuan awal adalah
pendeteksian
berkaitan
tipe
sehingga
dan
penyelesaian yang benar dan tepat.
dengan
pengetahuan, kompetensi
berbagai
keterampilan, yang
dipersyaratkan
yang
berguna untuk mempelajari tugas baru. Hal ini
untuk
berarti
pengetahuan,
kemampuan
awal
keterampilan
adalah dan
kemampuan yang telah dipelajari dan
d.
masalah dapat
yang
muncul
membandingkan
Melihat kembali kelengkapan pemecahan masalah, maksudnya sebelum menjawab permasalahan, perlu mereview apakah penyelesaian dengan
masalah
melihat
sebab
sudah akibat
sesuai yang
ditimbulkan dari soal yang diketahui dengan jawaban akhir.
dari
Eksponen dan Logaritma
Logaritma suatu bilangan x dengan
hasil
observasi,
dokumentasi.
Teknik
wawancara
dan
analisis
data
bilangan pokok a ( ditulis alog x) adalah
menggunakan reduksi data (data reduction),
eksponen
paparan data (data display), dan kesimpulan
bilangan
menghasilkan
x
berpangkat
jika
a
yang
dipangkatkan
dan verifikasi (conclusion drawing/ verifying). Kriteria
dengan eksponen itu.
dalam
penelitian
kualitatif adalah data yang pasti. Data yang
Dirumuskan : a
data
pasti adalah data yang sebenarnya terjadi
log x = n artinya x = an
untuk a >
0 ; a ≠ 1 dan x > 0
sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang yang
a disebut bilangan pokok
mengandung makna dibalik yang terlihat dan
x disebut bilangan logaritma atau numerus
terucap tersebut.
dengan x > 0, n disebut hasil logaritma
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menganalisis pemahaman siswa dalam
atau eksponen dari basis
menerapkan
rumus
untuk
memecahkan
masalah matematika. Peneliti mengambil jenis
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada
penelitian tindakan partisipan. Alasan peneliti
siswa kelas XI SMA negeri 1 Kawedanan
mengambil jenis penelitian ini karena peneliti
semester genap tahun ajaran 2014/2015 yang beralamatkan di Desa Genengan Kecamatan
Kawedanan,
Kabupaten
Magetan Kode Pos 63382. Sesuai dengan
bertindak partisipan mulai dari awal sampai akhir penelitian. Peneliti melihat nilai UH siswa, kemudian peneliti berdiskusi dengan guru
mata
pelajaran
matematika
untuk
menentukan 6 siswa sebagai subyek penelitian.
jadwal penelitian dari IKIP PGRI Madiun
Dari 6 siswa tersebut dikelompokkan menjadi
maka penelitian ini dilaksanakan secara
3 kriteria yaitu kriteria kemampuan awal
formal mulai bulan Maret 2015 sampai
tinggi, kriteria kemampuan awal sedang, dan
dengan Juli 2015
kriteria kemampuan awal rendah. Masing-
Penulis
menggunakan
pendekatan
masing kriteria terdiri dari 2 siswa yaitu, 2
kualitatif karena penelitian ini berlandaskan
siswa dengan kemampuan awal tinggi, 2 siswa
filsafat
dengan kemampuan awal sedang, dan 2 siswa
postpositivisme
yaitu
kebenaran
didasarkan pada esensi (sesuai dengan hakekat
dengan kemampuan awal rendah.
obyek. Pembagian sampel data dilakukan secara snowball
purposive
(sesuai
(meringkas
keahlian)
obyek).
dan
Teknik
3. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
pengumpulan dengan triangulasi (gabungan).
Hasil temuan analisis tes tulis dan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
wawancara dapat dilihat pada tabel 1 sebagai
triangulasi metode yaitu dengan menggunakan
berikut.
a. Subyek kategori tinggi yaitu B1a Tabel 1. Pengkodean Karakteristik Profil
dengan
Kemampuan Pemahaman Siswa Kelas X
pemahaman pada proses kognitif
dalam Menyelesaikan Masalah yang
mencontohkan dengan diskriptor
Berkaitan dengan Penerapan Sifat-sifat
siswa memberikan contoh tentang
Eksponen dan Logaritma Ditinjau dari
konsep atau prinsip umum. Subyek
Kemampuan Awal.
mampu
indikator
baik
mencontohkan
dalam
dengan
masalah eksponen dan logaritma dari sifat yang digunakan untuk menyelesaikan masalah b. Subyek kategori sedang yaitu B1b dengan
indikator
cukup
dalam
pemahaman pada proses kognitif Keterangan: 1.
mencontohkan dengan diskriptor
Subyek I dan 2 adalah subyek kategori
siswa memberikan contoh tentang
tinggi. 2.
Subyek 3 dan 4 adalah subyek kategori
cukup
sedang. 3.
konsep atau prinsip umum. Subyek mampu
Subyek 5 dan 6 adalah subyek kategori
mencontohkan
rendah.
eksponen dan logaritma dari sifat
Berdasarkan hasil analisis tes tulis dan
yang
wawancara tabel 1 di atas, peneliti dapat menjelaskan analisis sebagai berikut.
dengan
dalam
digunakan
masalah
untuk
menyelesaikan masalah c. Subyek kategori rendah yaitu B1c
1. Subyek kategori tinggi, sedang dan
dengan indikator kurang dalam
rendah memiliki kesamaan kode yaitu
pemahaman pada proses kognitif
A1a dengan indikator
mencontohkan dengan diskriptor
pemahaman
kognitif
siswa memberikan contoh tentang
menafsirkan dengan diskriptor siswa
konsep atau prinsip umum. Subyek
mampu mengubah informasi dari satu
kurang
bentuk ke bentuk lain. Subyek mampu
mencontohkan
menyatakan ditanyakan
pada
baik dalam
proses
mampu dengan
dalam masalah
yang
diketahui
dan
eksponen dan logaritma dari sifat
untuk
menjawab
soal
yang
tentang eksponen dan logaritma. 2. Pada kolom 2 dapat dilihat secara umum beragam:
digunakan
untuk
menyelesaikan masalah 3. Subyek kategori tinggi, sedang dan rendah memiliki kesamaan kode yaitu
C1a dengan indikator baik dalam
menyimpulkan dengan diskriptor
pemahaman
proses
pada
proses
kognitif
kognitif
mengklasifikasikan dengan diskriptor
menyetakan
siswa
pola
mengkatagorikan
bentuk
menyimpulkan
proses
dalam
menemukan
sejumlah
contoh.
matematika yang ditafsirkan sesuai
Subyek
dengan yang dipelajari. Subyek mampu
menyimpulkan
menentukan
menggunakan sifat-sifat logaritma
yang
diketahui
dan
ditanyakan untuk menjawab masalah eksponen dan logaritma.
cukup
mampu dalam
dalam menyelesaikan masalah. c. Subyek kategori rendah yaitu E1c
4. Subyek kategori tinggi, sedang dan
dengan indikator kurang dalam
rendah memiliki kesamaan kode yaitu
pemahaman pada proses kognitif
D1a dengan indikator baik dalam
menyimpulkan dengan diskriptor
pemahaman
proses
pada
proses
kognitif
kognitif
menyimpulkan
merangkum dengan diskriptor siswa
menyetakan
meringkas suatu informasi. Subyek
pola
mampu meringkas informasi secara
Subyek
tertulis yakni diketahui dan ditanya dari
menyimpulkan
permasalahan.
menggunakan sifat-sifat logaritma
5. Pada kolom 5 dapat dilihat secara umum beragam:
dalam
menemukan
sejumlah
contoh.
kurang
mampu dalam
dalam menyelesaikan masalah. 6. Pada kolom 6 dapat dilihat secara
a. Subyek kategori tinggi yaitu E1a dengan
proses
indikator
baik
dalam
umum beragam: a. Subyek kategori tinggi yaitu F1a
pemahaman pada proses kognitif
dengan indikator
menyimpulkan dengan diskriptor
pemahaman pada proses kognitif
proses
membandingkan dengan diskriptor
kognitif
menyetakan pola
proses
dalam
Subyek dalam
menyimpulkan menemukan
sejumlah
mampu
menyimpulkan
menggunakan
logaritma
dalam
contoh.
sifat-sifat
menyelesaikan
masalah.
mencari
korespondensi
indikator
cukup
dalam
pemahaman pada proses kognitif
hubungan
satu-satu
antara
elemen-elemen dan pola-pola suatu objek, peristiwa atau ide lain. Subyek
cukup
membandingan
b. Subyek kategori sedang yaitu E1b dengan
siswa
baik dalam
mampu antara
dalam beberapa
penyelesaian yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
b. Subyek kategori sedang yaitu F1b
yang berkaitan dengan eksponen
dengan indikator cukup baik dalam pemahaman pada proses kognitif
dan logaritma. b. Subyek kategori sedang yaitu G1b
membandingkan dengan diskriptor
dengan
siswa
pemahaman pada proses kognitif
mencari
korespondensi
hubungan
satu-satu
antara
indikator
menjelaskan
cukup
dengan
diskriptor
elemen-elemen dan pola-pola suatu
membuat
objek, peristiwa atau ide lain.
Subyek
Subyek
dalam
melaksanakan rencana yang dibuat
beberapa
dengan menjelaskan penyelesaian
penyelesaian yang dapat digunakan
masalah yang berkaitan dengan
untuk memecahkan masalah.
eksponen dan logaritma.
cukup
membandingan
mampu antara
c. Subyek kategori rendah yaitu F1c
c.
model
dalam
sebab
cukup
akibat. mampu
Subyek kategori rendah yaitu G1c
dengan indikator kurang dalam
dengan indikator kurang dalam
pemahaman pada proses kognitif
pemahaman pada proses kognitif
membandingkan dengan diskriptor
menjelaskan
siswa
Membuat
mencari
korespondensi
hubungan
satu-satu
antara
Subyek
dengan
model
diskriptor
sebab
kurang
akibat. mampu
elemen-elemen dan pola-pola suatu
melaksanakan rencana yang dibuat
objek, peristiwa atau ide lain.
dengan menjelaskan penyelesaian
Subyek
masalah yang berkaitan dengan
kurang
membandingan
mampu antara
dalam
beberapa
eksponen dan logaritma.
penyelesaian yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
PEMBAHASAN
7. Pada kolom 7 dapat dilihat secara umum beragam:
Tinggi
a. Subyek kategori tinggi yaitu G1a dengan
1. Subyek dengan Kemampuan Awal
dalam
dengan kemampuan awal tinggi. Subjek
pemahaman pada proses kognitif
1 dan 2 diperoleh berdasarkan nilai UH
menjelaskan
yang paling tinggi yaitu dengan skor
membuat
indikator
baik
Subjek 1 dan 2 adalah subjek
dengan
model
Subyek
mampu
rencana
yang
diskriptor
sebab
akibat.
melaksanakan dibuat
nilai 91 dan 90. Pada bab ini akan diuraikan
pembahasan
tentang
dengan
pemahaman dan penyebab kesalahan
menjelaskan penyelesaian masalah
pemahaman subjek 1 dan 2 dalam
menyelesaikan eksponen dan logaritma. Adapun
uraian
pemahaman
dan
Namun
subyek
dengan
kemampuan awal tinggi hanya mampu
penyebab kesalahan pemahaman yang
menggunakan
dilakukan subjek 1 dan 2 dalam
membandingkan dengan cukup. Subyek
menyelesaikan
kategori tinggi pada proses pemahaman
soal
eksponen
dan
logaritma sebagai berikut. Subyek
proses
pemahaman
membandingkan hanya membandingkan
dengan
kemampuan
dua sifat eksponen dan logaritma saja
awal tinggi dalam memahami suatu
dalam
masalah mampu menggunakan proses
tersebut, padahal dalam pengerjaan pada
pemahaman
menafsirkan,
tes uraian subyek mampu menggunakan
mengklasifikasikan,
tiga sifat eksponen dan logaritma dalam
menyimpulkan,
penyelesaian masalah. Subyek hanya
menjelaskan
membandingkan dua sifat saja dalam
mencontohkan, merangkum, membandingkan
dan
menyelesaikan
permasalahan
dengan baik. Subyek mampu membaca
penyelesaian
soal
mampu
pertanyaan yang disampaikan penannya
memahami secara baik pertanyaan yang
kurang di pahami oleh subyek. Sesuai
dimaksud. Antara lain subyek mampu
dengan pendapat yang diungkapkan
menentukan
Sugiyono (2014) terkait masalah belajar
dengan
baik
apa
dan
yang
diketahui,
masalah
menentukan apa yang ditanyakan, dan
matematika
subyek mampu melaksanakan proses
memberi arti sendiri. Beberapa siswa
pengerjaan dengan sistematis sehingga
bingung dengan makna kata-kata yang
mampu menentukan jawaban
digunakan.
akhir
yang
dikarenakan
disebut
siswa
denga benar. Kemampuan pemahaman
Berdasarkan uraian di atas, maka
subyek yang baik di dukung dengan
diperoleh kesimpulan bahwa subjek 1
kemampuan awal yang tinggi sehingga
dan 2 dengan kemampuan awal tinggi
mempermudah subyek untuk melakukan
dalam
pemahaman
mampu
terhadap
berkaitan
dengan
logaritma.
Sesuai
soal
eksponen dengan
yang dan
pendapat
memahami
menggunakan
pemahaman mencontohkan,
(Rosita dkk, 2014) yakni kemampuan
merangkum,
awal matematis subyek berpengaruh
membandingkan
terhadap kerja kemampuan pemahaman
dengan baik.
matematis mereka
suatu
masalah proses
menafsirkan, mengklasifikasikan, menyimpulkan, dan
menjelaskan
2. Subyek dengan Kemampuan Awal Sedang Subjek 3 dan 4 adalah subjek dengan
kemampuan
awal
berkaitan
dengan
logaritma.
Sesuai
eksponen dengan
dan
pendapat
(Rosita dkk, 2014) yakni kemampuan
sedang.
awal matematis subyek berpengaruh
Subjek 3 dan 4 diperoleh berdasarkan
terhadap kerja kemampuan pemahaman
nilai UH yang paling tinggi yaitu
matematis mereka
dengan skor nilai 88 dan 79. Pada bab
Namun
subyek
ini akan diuraikan pembahasan tentang
kemampuan
pemahaman dan penyebab kesalahan
menggunakan
pemahaman subjek 3 dan 4 dalam
mencontohkan,
menyelesaikan eksponen dan logaritma.
membandingkan
Adapun
dengan cukup.
uraian
pemahaman
dan
awal
dengan
sedang,
proses
mampu
pemahaman menyimpulkan,
dan
menjelaskan
Subyek kemampuan
penyebab kesalahan pemahaman yang
awal sedang pada proses pemahaman
dilakukan subjek 3 dan 4 dalam
mencontohkan,
menyelesaikan
membandingkan dan menjelaskan hanya
soal
eksponen
dan
logaritma sebagai berikut. Subyek
menyimpulkan,
mampu mencontohkan, menyimpulkan,
dengan
kemampuan
membandingkan dengan
masalah mampu menggunakan proses
logaritma saja dalam menyelesaikan
pemahaman
menafsirkan,
permasalahan tersebut. Subyek masih
merangkum
bingung menggunakan sifat yang mana
dengan baik,. Subyek mampu membaca
yang dapat digunakan untuk dapat
soal
menjawab
dengan
dan
baik
dan
mampu
sifat
menjelaskan
awal sedang dalam memahami suatu
mengklasifikasikan
dua
dan
eksponen
permasalahan
dan
tersebut.
memahami secara baik pertanyaan yang
Subyek bingung dikarenakan kurangnya
dimaksud. Antara lain subyek mampu
kemampuan
menentukan
terhadap
apa
yang
diketahui,
pemahaman
sifat-sifat
subyek
eksponen
dan
menentukan apa yang ditanyakan, dan
logaritma. Hal ini karena kurangnya
subyek mampu melaksanakan proses
pengalaman siswa dalam mengerjakan
pengerjaan
sistematis.
soal yang berkaitan dengan eksponen
Kemampuan pemahaman subyek yang
dan logaritma , subyek kurang banyak
baik di dukung dengan kemampuan
berlatih dengan berbagai variasi soal
awal yang sedang sehingga cukup
dengan bentuk yang lebih kompleks
mempermudah subyek untuk melakukan
sehingga
pemahaman
menyelesaiakan soal bentuk tersebut.
dengan
terhadap
soal
yang
subyek
bingung
dalam
Sesuai
dengan
yang
penyebab kesalahan pemahaman yang
diungkapkan Sugiyono (2014) terkait
dilakukan subjek 5 dan 6 dalam
masalah belajar matematika yaitu sikap
menyelesaikan
konformis. Karena subyek sering dilatih
logaritma sebagai berikut.
untuk
pendapat
mengikuti
instruksi,
jarang
soal
Subyek
eksponen
dengan
dan
kemampuan
didukung oleh pembenaran konseptual,
awal rendah dalam memahami suatu
subyek
masalah mampu menggunakan proses
tidak
alternatife
terbiasa
memiliki
penyelesaian
soal
yang
pemahaman
menafsirkan,
berbeda dengan contoh yang telah
mengklasifikasikan
dipelajari.
dengan baik,. Subyek mampu membaca
Berdasarkan uraian di atas, maka
soal
dengan
dan
baik
merangkum
dan
mampu
diperoleh kesimpulan bahwa subjek 3
memahami secara baik pertanyaan yang
dan 4 dengan kemampuan awal sedang
dimaksud. Antara lain subyek mampu
dalam
menentukan
memahami
mampu
suatu
menggunakan
pemahaman mengklasifikasikan dengan
dan
baik,
namun
menggunakan
proses
mencontohkan, membandingkan
masalah
diketahui,
menentukan apa yang ditanyakan, dan
menafsirkan,
subyek mampu melaksanakan proses
merangkum juga
pengerjaan
dengan
sistematis.
mampu
Kemampuan awal subyek yang rendah
pemahaman
sehingga hanya dapat melakukan proses
menjelaskan
dengan cukup.
pemahaman
menafsirkan,
mengklasifikasi dan merangkum saja dengan baik. Sesuai dengan pendapat
3. Subyek dengan Kemampuan Awal
(Rosita dkk, 2014) yakni kemampuan awal matematis subyek berpengaruh
Rendah Subjek 5 dan 6 adalah subjek dengan
yang
proses
menyimpulkan, dan
apa
kemampuan
awal
rendah.
Subjek 5 dan 6 diperoleh berdasarkan
terhadap kerja kemampuan pemahaman matematis mereka. Namun
subyek
nilai UH yang paling rendah yaitu
kemampuan
dengan skor nilai 75 dan 75. Pada bab
menggunakan
ini akan diuraikan pembahasan tentang
mencontohkan,
pemahaman dan penyebab kesalahan
membandingkan
pemahaman subjek 5 dan 6 dalam
dengan kurang.
menyelesaikan eksponen dan logaritma.
awal rendah pada proses pemahaman
Adapun
mencontohkan,
uraian
pemahaman
dan
awal
dengan
rendah,
proses
mampu
pemahaman menyimpulkan,
dan
menjelaskan
Subyek kemampuan
menyimpulkan,
membandingkan dan menjelaskan hanya
dengan baik, dan mampu menggunakan
mampu mencontohkan, menyimpulkan,
proses
membandingkan
menyimpulkan, membandingkan dan
dengan
satu
dan sifat
menjelaskan eksponen
dan
pemahaman
mencontohkan,
menjelaskan dengan kurang.
logaritma saja dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Subyek kurang memahami materi secara tuntas, subyek
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
tidak memiliki konsep yang kuat terkait
pembahasan
eksponen dan logaritma terutama pada
diambil
penerapan
dan
kemampuan pemahaman siswa kelas X
logaritma dalam penyelesaian masalah.
dalam menyelesaikan masalah yang
Hal
tidak
berkaitan dengan penerapan sifat-sifat
pelajaran
eksponen dan logaritma adalah sebagai
ini
sifat-sifat
eksponen
dikarenakan
konsentrasi
pada
berlangsung
dan
subyek saat
ada
pula
yang
tertinggal tidak mengikuti pelajaran
yang
suatu
diperoleh
kesimpulan
dapat profil
berikut. 1. Kemampuan
pemahaman
siswa
karena ada kegiatan lain sehingga belum
kemampuan awal tinggi dalam
menguasai
menyelesaikan
materi.
Sesuai
dengan
masalah
yang
pendapat yang diungkapkan Sugiyono
berkaitan dengan penerapan sifat-
(2014) yaitu subyek berpikir tidak
sifat
lengkap atau tidak jelas. Terkadang
memiliki kemampuan pemahaman
subyek
dalam
hanya
memperhatikan
ekponen
dan
proses
pemahaman
penjelasan guru secara parsial sebagai
menafsirkan,
akibat
mengklasifikasikan,
dari
kebosanan,
kelelahan,
gangguan (ada banyak kesibukan di
menyimpulkan,
kelas),
atau
Selanjutya
logaritma
mencontohkan, merangkum,
membandingkan,
nada
monoton
guru.
dan menjelaskan dengan baik.
subyek
hanya
dapat
Karena kemampuan awal siswa tinggi
mengingat sebagian penjelasan.
sehingga
berpengaruh
Berdasarkan uraian di atas, maka
terhadap kemampuan pemahaman
diperoleh kesimpulan bahwa subjek 5
siswa menjadi baik. Namun karena
dan 6 dengan kemampuan awal rendah
siswa bingung dengan makna kata-
dalam
kata yang digunakan, sehingga
memahami
mampu
suatu
menggunakan
pemahaman mengklasifikasikan
masalah proses
menafsirkan, dan
merangkum
siswa
harus
sendiri tersebut.
dalam
memberikan
arti
memaknai
arti
2. Kemampuan
pemahaman
siswa
Karena kemampuan awal siswa
kemampuan awal sedang dalam
rendah maka berpengaruh pula
menyelesaikan
pada
masalah
yang
kerja
kemampuan
berkaitan dengan penerapan sifat-
pemahaman siswa, sehingga hanya
sifat
kemampuan
ekponen
dan
logaritma
menafsirkan,
memiliki kemampuan pemahaman
mengklasifikasi dan merangkum
dalam
yang
proses
menafsirkan, dan
pemahaman
mengklasifikasikan
merangkum
dengan
baik.
Siswa
kurang
memahami materi secara tuntas,
baik.
tidak memiliki konsep yang kuat.
Karena kemampuan awal siswa
Hal ini dikarenakan siswa tidak
sedang
berpengaruh
konsentrasi pada saat pelajaran
terhadap kemampuan pemahaman
berlangsung dan ada pula yang
siswa menjadi baik pada beberapa
tertinggal
proses pemahaman saja. Namun
pelajaran karena ada kegiatan lain
kurangnya
siswa
sehingga belum menguasai materi.
yang
Siswa hanya
sehingga
dalam
pengalaman
mengerjakan
soal
tidak
dapat
mengingat
penjelasan.
Sehingga
berkaitan dengan eksponen dan
sebagian
logaritma berakibat siswa
kemampuan
terbiasa
memiliki
tidak
alternatife
mengikuti
siswa
dalam
menggunakan proses pemahaman
penyelesaian soal yang berbeda
mencontohkan,
sehingga
membandingkan dan menjelaskan
siswa
mampu
menggunakan proses pemahaman mencontohkan,
menyimpulkan,
adalah kurang.
menyimpulkan,
membandingkan dan menjelaskan
5. DAFTAR PUSTAKA
dengan cukup.
Abdurrahman, M. 2010. Pendidikan Bagi
3. Kemampuan
pemahaman
siswa
kemampuan awal rendah dalam
Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
yang
Anderson dan Krathwohl. 2001. Kerangka
berkaitan dengan penerapan sifat-
Landasan Untuk Pembelajaran,
sifat
Pengajaran, dan Asesmen.
menyelesaikan
masalah
ekponen
dan
logaritma
memiliki kemampuan pemahaman
Terjemahan oleh Agung
dalam
Prihantoro. (2010) Yogyakarta:
proses
menafsirkan, dan
pemahaman
mengklasifikasikan
merangkum
dengan
baik.
Pustaka Pelajar.
Fajar, A. 2009. Portofolio dalam Pelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Hafid, A., Ahiri, J dan Haq, P. 2013. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta. Suparman, A 2012. Desain Intruksional Modern: Paduan Para Pengajar dan Inavator Pendidikan. Jakarta: Erlangga. Winarni, E. S., dan Harmini, S. 2012. Matematika untuk PGSD. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Yusro, A. C., Huriawati, F., & Purwandari, P.
(2015).
EFEKTIFITAS
INQUIRY TERBIMBING DAN INQUIRY
BEBAS
TERMODIFIKASI EKSPERIMEN HASIL
MELALUI TERHADAP
BELAJAR
FISIKA
DITINJAU
DARI
KEMAMPUAN
AWAL,
KREATIFITAS, KEMAMPUAN
BERPIKIR
ABSTRAK SISWA KELAS X SMA
NEGERI
6
KOTA
MADIUN TAHUN AJARAN 2010/2011. Jurnal Pendidikan, 18(1).