STRATEGI KOMUNIKASI STASIUN TELEVISI LOKAL DALAM MENINGKATKAN EKSISTENSI.
(Studi Pada Cahaya Televisi (CTV) Banten). SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Ummul Fauziah Rahmah NIM: 108051000100
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
LEMBAR PERNYATAAN
Assalammualaikum, Wr Wb Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah penyusun skripsi dengan judul “Strategi Komunikasi Stasiun Televisi Lokal Dalam Meningkatkan Eksistensi. (Studi Pada Cahaya Televisi (CTV) Banten.” dengan ini menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini adalah benar-benar murni hasil karya asli peneliti, tanpa adanya duplikasi hasil karya orang lain. 2. Adapun apabila peneliti mengutip tulisan dan karya ilmiah orang lain, peneliti telah mencantumkannya dalam bentuk referensi, baik footnote ataupun daftar pustaka. 3. Apabila dikemudian hari terjadi hal-hal yang merugikan orang lain, atau terbukti peneliti menduplikasi karya orang lain, peneliti siap menerima konsekuensinya dan saksi akademis yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian lembar pernyataan ini dibuat, diharapkan dapat dipergunakan dengan semestinya. Terima Kasih. Wassalamualaikum, Wr Wb
Jakarta, 1 Februari 2013 Peneliti,
Ummul Fauziah Rahmah NIM:108051000100
ABSTRAK Ummul Fauziah Rahmah NIM: 1080051000100 Strategi Komunikasi Stasiun Televisi Lokal Dalam Meningkatkan Eksistensi. (Studi Pada Cahaya Televisi (CTV) Banten. Cahaya Televisi (CTV) Banten merupakan televisi lokal yaitu sebagai stasiun televisi dengan jangkauan terbatas di suatu daerah tertentu. Keberadaannya dimungkinkan berdasarkan amanat Undang-undang Penyiaran Nomor 32 tahun 2002 pada Bagian Keempat tentang Lembaga Penyiaran Publik, Pasal 14 ayat (3), yang menyatakan bahwa di daerah provinsi, kabupaten, atau kota dapat didirikan Lembaga Penyiran Publik lokal. Seiring dengan globalisasi yang menuntut kecepatan informasi, dibutuhkan kehadiran berbagai media informasi di tengah-tengah masyarakat. Berbagai informasi tentang daerah yang tidak terekspose oleh media nasional mendasari kehadiran media televisi lokal di berbagai daerah. Kehadiran televisi lokal menambah variasi atau pilihan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, hiburan, dan pendidikan. Sehingg perlu adanya perkembangan Cahaya Televisi Banten dalam menarik minat penonton masyarakat setempat. Berdasarkan pernyataan di atas maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah Bagaimana strategi Cahaya Televisi (CTV) Banten dalam meningkatkan eksistensi sebagai televisi lokal di daerah Banten? Bagaimana komunikasi eksternal dan internal yang dilakukan Cahaya Televisi (CTV) Banten dalam meningkatkan eksistensi sebagai televisi lokal di daerah Banten? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dengan menggambarkan dan menjelaskan keadaan yang sebenarnya kemudian menuangkannya ke dalam penulisan dalam bentuk kata-kata dan bukan angka atau statistik. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi Untuk memungkinkan organisasi atau perusahaan mencapai tujuan perlu adanya suatu strategi yang dirancang dalam jangka panjang. Tahapan-tahapan dalam strategi pada stasiun Cahaya Tv Banten dengan melakukan Perumusan Strategi, Implementasi Strategi dan Evaluasi Strategi. Adapun juga sesuai dengan Teori Performa Komunikatif (Fred David). Untuk menunjang perkembangan stasiun televisi lokal ini termasuk faktor dari internal maupun eksternal. Proses atau kegiatan yang dilakukan secara internal dapat dilihat on-air dari program-program acara yang memberikan informasi khususnya daerah Banten, menghibur, mengenai kesenian ataupun menampilkan budaya setempat. Sedangkan proses yang dilakukan Cahaya Tv Banten secara eksternal bagaimana CTV Banten ini mempromosikan kepada khalayak dan menjalin kerja sama kepada client atau perusahaan swasta lainnya.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahrirahmanirrahim Alhadulillahi rabbil „alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Sujud syukur dipanjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas segala kemurahan, cinta kasih dan sayang-Nya serta banyak memberikan rahmat dan karunia-Nya tak terhingga yang senantiasa diberikan kepada hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau hingga akhir zaman. Alhamdulillah, denga usaha dan tekad yang kuat akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Meskipun cukup banyak kendala-kendala, hambatan-hambatan dan rintangan yang penulis hadapi di tengah jalan, baik itu berupa malas, lalai dan sombong. Yang terkadang menjadi beban penulis dan penghambat proses, tapi itu semua penulis jadikan pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga. Namun atas izin allah SWT semua hambatan dan rintangan dapat diatasi dan diselesaikan. Terselesaikannya skripsi ini, sungguh suatu anugerah terindah yang punulis rasakan. Namun anugerah tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya proses dan dukungan, baik moriil maupun materil. Maka untuk itulah, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak terkait yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan usaha dan kerja keras akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “STRATEGI KOMUNIKASI STASIUN TELEVISI LOKAL DALAM MENINGKATKAN EKSISTENSI, (Studi Kasus Cahaya Televisi (CTV) Banten).”
ii
Skripsi ini diajukan guna melengkapi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam pendidikan Strata Satu Program Studi Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi baik moril, materiil maupun spiritual khususnya kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan, MA, Pembantu Dekan I Bidang Akademik Drs. Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan II Bidang Admistrasi Umum Drs. Mahmud Jalal, MA, serta Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan Studi Rizal, L.K,MA. 2. Drs Jumroni, M. Silaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Umi Musyarofah, MA selaku Sekretaris Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Dr. H. Sunandar Ibnu Nur, M. Ag selaku pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi guna mencapai hasil skripsi yang lebih baik. 4. Para Bapak/Ibu dosen Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan ilmu, pengajaran serta dedikasinya selam penulis mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan dari awal semester hingga saat ini. Semoga jasa-jasa beliau tidak akan terlupakan. 5. Seluruh staff karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iii
yang telah membantu penulis dalam menyediakan buku dan bahan penulisan skripsi. 6. Ibu Dina (General Menager), Pak Hendra (Produser News), Pak Mory (Asisten Produser News), Ibu Novi (divisi Marketing) dan seluruh crew CTV Banten yang namanya tidak bisa disebutin satu-persatu dan tidak mengurangi rasa hormat penulis,
yang telah meluangkan waktu dan
membantu kelengkapan data. Untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Orang tua ayahanda Drs. Dalizar Putra (Almarhum) dan ibunda Delmis tercinta yang terus “menyuruh dan mengingatkan” akan skripsi, tak pernah lelah menyusupkan Do‟anya di setiap tetesan air matanya untuk penulis dan yang terpenting dukungan moril, materil & spiritual disaat penulis mengalami kesulitan. 8. Saudara-saudara, etek, kakak & adik (adawiyah) yang tak bosen untuk selalu memberikan semangat dan juga dukungannya. 9. Teman-teman seperjuangan KPI Angkatan 2008 terutama khususnya KPI D yang selalu bersama-sama menemani dikala suka dan duka, berdiskusi dan berjuang bersama dalam menempuh pendidikan dibangku kuliah. 10. Dan berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis mendoakan dengan mengharap ridho Allah SWT, semoga segala doa, bantuan, bimbingan dan dukungan yang telah diberikan oleh semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan tanpa mengurang rasa hormat penulis, amal ibadah kalian dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.
iv
Semoga skripsi ini dapast memberikan kontribusi positif bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan maka dengan terbuka penulis menerima kritik dan saran yang dapt membangun.
Jakarta, 24 Januari 2013
Ummul Fauziah Rahmah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah .....................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................
7
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................
8
E. Metodologi Penelitian .......................................................... 10 1. Jenis Penelitian ................................................................ 10 2. Sumber Data .................................................................... 11 3. Subjek dan Objek Penelitian ........................................... 11 4. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................... 12 5. Tahapan Penelitian .......................................................... 12 a. Teknik Pengumpulan Data ........................................ 12 b. Teknik Pengolahan Data ........................................... 14 c. Teknik Analisis Data ................................................. 14 F. Sitematika Penulisan. ............................................................ 15 BAB II
LANDASAN TEORI A. Konseptualisasi Strategi ........................................................ 17 1. Pengertian Strategi .......................................................... 17 2. Tahapan-tahapan Strategi ................................................ 21 3. Manfaat Strategi .............................................................. 25 4. Ciri-ciri Strategi .............................................................. 25 B. Konseptualisasi Komunikasi ................................................. 27 C. Fungsi Strategi Komunikasi .................................................. 29 D. Komunikasi Massa ................................................................ 30 1. Pengertian Komunikasi Massa ........................................ 30 2. Fungsi Komunikasi Massa .............................................. 32
vi
E. Media Massa ......................................................................... 34 F. Televisi ................................................................................. 34 1. Pengertian Televisi .......................................................... 34 2. Sejarah Televisi. .............................................................. 35 3. Televisi Lokal.................................................................. 36 4. Karakter Televisi Lokal................................................... 37 G. Teori Performa Komunikasi .................................................. 38 H. Pengertian Eksistensi ............................................................ 42 BAB III
GAMBARAN UMUM CAHAYA TELEVISI
BANTEN
(CTV BANTEN) A. Sejarah Berdirinya. ................................................................ 43 1. Latar Belakang berdirinya CTV Banten ......................... 43 2. Tujuan Pendirian CTV Banten. ....................................... 45 B. Visi dan Misi CTV Banten .................................................... 46 C. Lokasi CTV Banten............................................................... 46 D. Jangkauan Siaran ................................................................... 47 E. Profil Pemirsa. ....................................................................... 47 F. Profil Owner Stasiun Tv Lokal Cahaya Televisi Bante ........ 47 G. Program-program Acara CTV Banten .................................. 48
BAB IV
ANALISIS DATA. A. Strategi Komunikasi Cahaya Televisi (CTV Banten) Dalam Meningkatkan Eksistensinya Sebagai Televisi Lokal. Penyiaran Yang Berbasiskan Stasiun Lokal .............. 60 1. Formulasi/Perumusan Strategi. ....................................... 60 2. Implementasi Strategi...................................................... 61 3. Evaluasi Strategi.............................................................. 70 B. Teori Performance ................................................................. 72 C. Dimensi-dimensi
Komunikasi
Dalam
Kehidupan
Organisasi: Komunikasi Internal dan Komunikasi Eksternal Yang Dilakukan Cahaya TV Banten Sebagai Peningkatan Kinerja. .................................................................................. 76
vii
D. Manfaat Strategi Komunikasi. ............................................. 77 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... 79 B. Saran. ..................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 82 LAMPIRAN
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. Revolusi informasi dan komunikasi zaman ini melahirkan peradaban baru yaitu kehidupan yang tidak dibatasi lagi oleh ruang dan waktu. Salah satu trend dalam masyarakat modern sekarang adalah bagaimana membangun dunia secara universal, merangkum dunia menjadi satu. Lewat dunia informasi dan komunikasi pula, segala persoalan-persoalan global dunia akan dibahas bersama, akan dipikirkan bersama yang semuanya bertujuan membangun kondisi-kondisi kehidupan yang menyenangkan. Salah seorang pakar komunikasi Abdul Muis, dalam tulisannya di majalah Analisis CSIS (1991) menyebutkan; kemajuan teknologi komunikasi dan informasi menghadirkan aneka ragam saluran (media) yang kian lama kian canggih dan memungkinkan segala macam kejadian. “Ciri dari perkembangan teknologi komunikasi adalah adanya media komunikasi modern yang bersifat massal, media komunikasi modern yang bersifat massal menurut Jalaluddin Rahkmat, yaitu komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.”1 “Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak, media elektronik maupun media internet), sebab awal 1
Jalaluddin Rahkmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003), cet Ke-3,
h. 189
1
2
perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of communication (media komunikasi massa).”2 “Media secara etimologi dilihat dari bahasa Latin yaitu, „medium’ yang berarti alat perantara. Sedangkan secara terminologi media adalah sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat komunikasi seperti; koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk perantara untuk mencapai tujuan tertentu. Media adalah alat atau sarana, sedangkan Massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas.”3 Salah satu contoh media massa adalah televisi, televisi adalah salah satu media hiburan dan informasi yang berkembang pesat di Indonesia dan di Dunia. Televisi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Televisi menjadi sarana masyarakat untuk mendapatkan informasi, pendidikan dan hiburan. Sejarah pertelevisian di Indonesia dimulai pada tahun 1962 ketika untuk pertama kalinya TVRI mengudara sejak saat itu sampai dengan tahun 1987, otomatis TVRI adalah satu-satunya saluran televisi di Indonesia. Pada tahun 1987, dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor:190A/KEP/Menpen/1987 tentang Siaran Saluran Terbatas, maka peluang munculnya stasiun TVswasta terbuka. Dimulai dari RCTI yang diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1989, SCTV pada tanggal 24 Agustus 1990, TPI atau sekarang dikenal dengan MNC TV pada tanggal 23 Januari1991, Anteve pada tanggal 7 Maret 1993, Indosiar 2
Nuruddin, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2007), Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet Ke-3, hal. 726. 3
3
pada tanggal 11 Januari 1995. Kemudian setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran berdiri stasiunTV7 atau yang sekarang bernama Trans 7 pada tanggal 22 Maret 2000, Metro TV pada tanggal25 November 2000, Trans TV pada tanggal 25 November 2001, Lativi atau yang sekarang TV One pada tanggal 17 Januari 2002, dan Global TV pada tanggal 5 Oktober 2002. Televisi Lokal adalah stasiun televisi dengan jangkauan terbatas di suatu daerah tertentu. Keberadaannya dimungkinkan berdasarkan amanat Undang-undang Penyiaran Nomor 32 tahun 2002 pada Bagian Keempat tentang Lembaga Penyiaran Publik, Pasal 14 ayat (3), yang menyatakan bahwa di daerah provinsi, kabupaten, atau kota dapat didirikan Lembaga Penyiran Publik Lokal.4 Seiring dengan globalisasi yang menuntut kecepatan informasi, dibutuhkan kehadiran berbagai media informasi di tengah-tengah masyarakat. Berbagai informasi tentang daerah yang tidak terekspose oleh media nasional mendasari kehadiran media televisi lokal di berbagai daerah. Kehadiran televisi lokal menambah variasi atau pilihan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, hiburan, dan pendidikan. Di kutip dari sebuah lembaga "Mengembangkan potensi daerah, menghormati pluralisme, toleransi & perdamaian" Asosiasi Televisi Lokal Idonesia atau ATVLI didirikan sebagai wadah berkumpulnya stasiun-stasiun televisi lokal di Indonesia guna memperjuangkan kepentingan para anggotanya dan kepentingan masyarakat lokal untuk mendapatkan informasi, serta kepentingan seluruh elemen bangsa sebagai bagian yang utuh dalam kerangka 4
http://id.shvoong.com/humanities/film-and-theater-studies/2281049-pengertiantelevisi-dan-sejarahnya/#ixzz1x6XfFzz8/diakses pada tgl 15-09-2012.
4
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip desentralisasi juga berlaku bagi media
penyiaran
televisi.
Spirit
otonomi
daerah
yang
bermartabat
membutuhkan media penyiaran televisi lokal. Media penyiaran televisi lokal adalah cermin bagi penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Media Penyiaran televisi lokal adalah pentas hidup dan permanen bagi tumbuh dan berkembangnya budaya lokal sebagai asset Nasional. Selaras
atas
amanah
Forum
Televisi
Lokal
Indonesia
yang
dideklarasikan di UNAIR Surabaya pada tanggal 18 Juni 2002 dan hasil Kongres Bali tentang Pendeklarasian Asosiasi Televisi Lokal Indonesia pada tanggal 26 Juli 2002; yang antara lain menegaskan bahwa "atas dasar semangat, keinginan bersama yang luhur, keyakinan yang kuat untuk mewujudkan spirit Otonomi Daerah yang Bermartabat di Indonesia bersama Media Televisi Lokal, serta kerinduan untuk memenuhi hak asasi manusia setiap orang Indonesia yang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala saluran yang tersedia sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 28 UUD 1945 ". Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran juga menjadi payung hukum bagi keberadaan televisi lokal, sebagai paradigma baru dan menunjang proses demokratisasi penyiaran.5 Beragam program acara yang disajikan televisi lokal mulai dari berita, musik dan hiburan, program kesenian dan kebudayaan, hingga potensi
5
http://www.atvli.com/ diakses tgl 28-08-2012.
5
ekonomi lokal memungkinkan masyarakat untuk dapat memilih program acara yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Program acara bernuansa lokal menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik minat masyarakat menonton televisi lokal. Salah satunya televisi lokal yaitu, Cahaya Televisi (CTV) Banten Lokal dan merupakan televisi pertama di wilayah Banten. Cahaya Televisi (CTV) Banten mempunyai visi kedepan yaitu menjadi salah satu pusat kebudayaan dan ekonomi yang kuat, visi CTV Banten dapat mewujudkan fungsi lembaga penyiaran sebagai media informasi, media penidikan, media hiburan dan perekat sosial yang dapat dilihat dari adanya keberagamana program siaran yang disesuaikan dengan segmentasi masyarakat di daerah Banten. Cahaya
Televisi
Banten
adalah
Lembaga
Penyiaran
Swasta
penyelenggara jasa penyiaran yang berbasiskan stasiun lokal di Banten yang sah, yang cakap, yang layak dan patut serta memenuhi kriteria dan persyaratan yang diharuskan oleh Undang-undang No 32 Tahun 2002. Target pemirsa Tv lokal adalah masyarakat lokal di mana stasiun Tv lokal tersebut bersiaran. Peran ideal stasiun Tv lokal adalah untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal. Dengan target pemirsa dan peran tersebut, maka potensi pasar Tv lokal sangat terbatas, jika dibandingkan dengan stasiun-stasiun Tv Nasional yang telah lebih dulu bersiaran. Tetapi fenomena menjamurnya stasiun-stasiun Tv lokal itu kini mulai luntur, bahkan beberapa stasiun Tv lokal satu persatu mulai ada yang rontok dan gulung tikar. Hal ini sama seperti yang dialami oleh penggunaan interkom dan radio amatir
6
pada era tahun 1980-an yang muncul bak jamur di musim hujan, tapi perlahan hilang yang disebabkan karena berbagai faktor. Artinya ada faktor-faktor yang mempengaruhi stasiun-stasiun Tv lokal tidak mampu untuk bersaing dengan stasiun-stasiun Tv Nasional ataupun tv lainnya dan kemudian perlahan-lahan gulung tikar karena mengalami kerugian. Faktor-faktor tersebut bisa saja berupa kue iklan yang memang sebagian besar hanya terserap oleh stasiunstasiun Tv Nasional, pemodalan yang tidak mencukupi untuk investasi dan operasional, potensi pasar yang kecil, program siaran yang kurang menarik, dan lain-lain.6 Maka berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian yang bertempat di stasiun televisi lokal yang berjudul “Strategi Komunikasi Stasiun Televisi Lokal Dalam Meningkatkan Eksistensi: (Studi Pada Cahaya Televisi (CTV) Banten)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah. 1. Pembatasan Masalah. Kehadiran televisi lokal menambah variasi atau pilihan bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan informasi, hiburan, dan pendidikan. Dalam penulisan ini, peneliti mencoba untuk membatasi permasalahan, agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dan pelebaran dalam pembahasannya nanti. Maka peneliti membatasinya hanya pada Strategi Komunikasi televisi Cahaya Televisi (CTV) Banten
dalam
meningkatkan eksistensi televisi lokal yang mampu memberikan tayangan informasi dan juga kebudayaan lokal setempat. 6
file:///E:/eksistensi-tv-lokal-di-antara-dominasi-tv-nasional.htm/diakses tgl15-09-2012
7
2. Perumusan Masalah. Dari batasan masalah tersebut peneliti memberikan rumusan masalahnya yaitu: a) Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Cahaya Televisi (CTV) Banten dalam meningkatkan eksistensinya sebagai televisi lokal di daerah Banten? b) Bagaimana komunikasi eksternal dan internal yang dilakukan Cahaya Televisi (CTV) Banten dalam meningkatkan eksistensinya sebagai televisi lokal di daerah Banten?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. 1. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam peneltian ini yaitu: a. Untuk mengetahui strategi komunikasi baik secara internal maupun eksternal, yang diterapkan Cahaya Televisi (CTV) Banten dalam upaya meningkatkan eksistensinya khusus sebagai televisi lokal. b. Untuk menjelaskan kontribusi yang dilakukan stasiun televisi Cahaya Televisi (CTV) Banten sebagai penyiaran lokal, sebagai upaya meningkatkan eksistensi di mata masyarakat setempat/lokal. c. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan CTV Banten dalam upaya meningkatkan eksistensinya khusus sebagai televisi lokal.
8
2. Manfaat Penelitian. a. Akademis. Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah dan diharapkan dapat memperkaya di bidang kajian Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam penemuan kaidah ataupun mengenai cara strategi komunikasi yang di terapkan oleh televisi lokal yaitu salah satunya
stasiun Cahaya
Televisi (CTV) Banten. b. Praktis. Menambah wawasan keilmuan penulis disamping itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan titik tolak untuk penelitian yang lebih mendalam, baik di lokasi yang sama maupun dilokasi lain. Dengan demikian, secara berangsur-angsur perbendaharaan informasi yang sistematik tentang strategi komunikasi dapat dijadikan bahan untuk merumuskan teori dan model penelitian di bidang itu. Dan bisa dijadikan pedoman atau
referensi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka Tri Drama Perguruan Tinggi.
D. Tinjauan Pustaka. Sebelum mengadakan suatu penelitian untuk penyusunan skripsi ini, maka langkah awal penulis tempuh adalah dengan mengadakan tinjauan pustaka terlebih dahulu melalui beberapa hasil penelitian yang membahas tentang strategi komunikasi. Agar terhindar dari kesamaan penelitian dengan
9
skripsi-skripsi sebelumnya yang dilihat di perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai berikut: 1. Strategi Komunikasi Direktorat Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri dalam Citra Islam Indonesia di Dunia Internasional, skripsi ini tentang menerangkan langkah-langkah yang dilakukan diplomasi publik dalam membangun citra islam di dunia internasional. 2. Strategi Komunikasi Marketing Radio Dakta 107 fm Dalam Meningkatkan Eksistensi di kalangan Pendengar. Arini Rosdaian 2011 KPI. Tentang meningkatkan eksistensinya terhadap para pendengar. 3. Strategi BMT al-Kautsar Dakta Dlam Mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah di Bekasi oleh Herva Octaviana Jurusan Management. Skripsi ini fokus terhadap apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT). 4. Strategi Komunikasi Dalam Membangun Citra Positif Perusahaan (studi kasus di PT Aneka Tambang Emas UBPE Pongkor tbk) siti sofiyah efriyanti Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah. Skripsi ini membahas mengenai bagaimana strategi penyebaran informasi yang digunakan tambang emas UBPE Pongkor. 5. Strategi
Komunikasi
Ikatan
Musara
Gayo
dalam
Meningkatkan
Kesejahteraan Anggotanya di Jakarta oleh Hadi Sutrisno Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Skripsi ini lebih kepada meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
10
6. Strategi komunikasi badan narkotika provinsi DKI Jakarta dalam mensosialisasikan kesadaran anti narkoba mahasiswa Badru Tamam Al wahdi Komunikasi Penyiaran Islam. Namun adanya kesamaan dan juga perbedaan dari skripsi terdahulu. Kesamaannya yaitu, membahas Strategi Komunikasi sedangkan perbedaannya yaitu, terletak pada subjeknya yaitu; televisi Lokal CTV Banten. Setelah melihat dari beberapa skripsi di perpustakaan, maka penulis membuat judul tentang Strategi Komunikasi Stasiun Televisi Lokal Dalam Meningkatkan Eksistensi. Studi Kasus Cahaya Televisi (CTV) Banten.
E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan prilaku yang dapat diamati. Kark dan Miller memberikan pengertian penelitian kualitatif sebagai tradisi penelitian yang tergantung pada pengamatan sesuai dengan orang-orang disekitar objek penelitian dalam bahasa dan peristilahan sendiri.7 “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengeksplorasikan dan mengklasifikasikan suatu fenomena atau
7
Lexy J.Meloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), edisi revisi cet. Ke-26, hal 3
11
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.”8 Berdasarkan
beberapa
definis
diatas,
penelitian
melakukan
penelitian dengan menguraikan fakta-fakta yang didapat dan berdasarkan hasil dari penelitian dilapangan, kemudian diolah, dikaji dan dianalisis agar dapat menghasilkan suatu kesimpulan. 2. Sumber Data. Adapaun sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu, Data Primer diproleh melalui prose penelitian langsung dari partisipan atau sasaran penelitian, yaitu langsung dari informan bagian penanggung jawab/ setiap divisi masing-masing dan crew di CTV Banten. Data Sekunder adalah data yang diproleh dari catatan-catatan atau dokumen yang terkait dengan penelitian dari lembaga yang diteliti ataupun referensi dan buku-buku dari perpustakaan. 3. Subjek dan Objek Penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah stasiun televisi Cahaya Televisi (CTV) Banten sedangkan yang menjadi objek adalah strategi komunikasi CTV Banten dalam meningkatkan eksistensi sebagai televisi lokal.
8
Prof. Dr. Syamsir Salam, MS dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press,2006), hal 13
12
4. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di stasiun televisi Cahaya Televisi (CTV) Banten, Jalan Wana Mulya no.17 karang mulya, Karang Tengah – Kota Tangerang 15157 Banten Indonesia. Adapun waktu penelitiannya yaitu bulan Juli-Februari. 5. Tahapan Penelitian. a. Teknik Pengumpulan Data. Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu: 1) Observasi. Observasi menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya berjudul prosedur penelitian komuniksi yaitu, pengamatan dan pencacatan yang sistematik terhadap gejala-gejala yang diteliti. Pengamatan langsung dengan menggunkan seluruh panca indera (melihat, mendengar dan merasakan) dan pencatatan secara sistematis gejala-gejala yang terjadi dilapangan penelitian9 dan juga observasi
ini
berupa
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
pengawasan, peninjauan, penyelidik dan riset. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi secara langsung dengan mengamati langsung mengenai strategi yang dilakukan Cahaya Televisi (CTV) Banten dan program-program yang disiarkan untuk menarik perhatian khalayak khususnya di daerah setempat.
9
Indriati Yuliastiani, Ragam Penelitian Kualitatif: Penelitian Lapangan, (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), hal 16
13
2) Wawancara. Wawancara adalah salah satu untuk mengumpulkan (memproleh) informasi langsung tentang beberapa jenis data10yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang ingin digali. Prosesnya dapat dilakukan secara langsung dengan bertatap muka (face to face) dengan narasumber. Wawancara dalam pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan responden atau beberapa pihak pada stasiun Cahaya Televisi (CTV) Banten diantaranya adalah General Manager, Divisi Marketing, Crew, Penanggung Jawab Pemograman, dan Produser yang masingmasing mempunyai peran dan tanggung jawab yang berhubungan langsung dengan penyusunan program acara pada stasiun televisi Cahaya Televisi (CTV) Banten untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan laporan penelitian. Pada penelitian ini menggunakan wawancara untuk pengumpulan data. Wawancara ini dilakukan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, baik yang telah digariskan maupun yang nantinya muncul secara spontan dan dilakukan kepada sumber atau pihak yang telah ditentukan. 3) Dokumentasi. Dokumentasi tersebut berupa tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku, naskah, teks matesri, dokumen ataupun arsip-arsip, yang terkait dengan pembahasan penelitian ini. Dari dokumentasi tersebut, nantinya penulis gunakan untuk mengumpulkan data
10
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Jogjakarta: Andi Offset, 1983), hal 49
14
dengan mempelajari bahan tertulis sehingga dapat membantu penulis dalam mencari informasi yang terkait dengan permasalahan penelitian. b. Teknik Pengolahan Data. Setelah data-data diperoleh, maka selanjutnya yang akan dilakukan adalah mengolah data-data yang dikumpulkan. Pengolahan data tersebut agar dapat diketahui bahwa data-data yang disediakan sudah lengkap dan dinyatakan baik sehingga mudah dalam melakukan analisis data. c. Teknik Analisis Data. Dalam hal teknik analisis data ini yakni menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber dengan hasil yang diproleh dari dari pengamatan
penelitian
di
lapangan.
Penulis
akan
melakukan
penyederhanaan data dan mengolah data dengan cara mengorganisir informasi yang didapat selama observasi, kemudian membuat serta mencatat keseluruhan informasi data yang diperoleh dan membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteks. “Analisis data adalah proses penyusunan data agar bisa ditafsirkan dan memberikan makna. Model analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa sasaran penelitian ini adalah kegiatan analisis data yang meliputi kegiatan reduksi data, reduksi yaitu menganalisis sesuatu secara keseluruhan kepada bagian-bagiannya atau menjelaskan tahap
15 akhir dari proses perkembangan sebelumnya yang lebih sederhana.”11 Dan yang terakhir berdasarkan dan merujuk pada buku paduan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi).
F. Sistematika Penulisan. Penulisan skripsi ini bersifat sistematis, maka penulis membaginya menjadi lima bab yang pada tiap-tiap babnya terdiri dari sub-sub bab. Adapaun sistematikanya adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian; (jenis penelitian, sumber data, subjek dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian). Berikutnya tahapan penelitian yaitu teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisis data.
BAB II
LANDASAN TEORI Pertama konseptualisasi strategi; (pengertian strategi, tahapantahapan strategi, manfaat strategi dan ciri-ciri strategi). Kedua konseptualisasi komunikasi. Ketiga fungsi strategi komunikasi. Keempat komunikasi massa; (pengertian komunikasi massa dan fungsi komunikasi massa). Kelima media massa. Keenam televisi; (pengertian televisi, sejarah televisi, televisi lokal dan karakter
11
A.Pius. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), cet ke-1
16
televisi lokal). Ketujuh teori performa komunikasi. Kedelapan pengertian eksistensi. BAB III
GAMBARAN UMUM CAHAYA TELEVISI BANTEN (CTV) BANTEN. Bab ini memuat tentang Sejarah Berdirinya Cahaya Televisi (CTV) Banten yang terdiri dari latar belakang berdirinya CTV Banten & tujuan pendirian Cahaya Televisi Banten, Visi dan Misi CTV Banten, lokasi CTV Banten, jangkauan siaran, profil pemirsa dan program-program acara CTV Banten.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA Strategi komunikasi Cahaya Televisi (CTV) Banten dalam meningkatkan eksistensinya sebagai televisi lokal, penyiaran yang berbasiskan
stasiun
lokal;
(formulasi/perumusan
strategi,
implementasi strategi dan evaluasi strategi). Teori performance. Dimensi-dimensi
komunikasi
dalam
kehidupan
organisasi;
komunikasi internal dan komunikasi eksternal yang dilakukan CTV Banten sebagai peningkatan kinerja dan manfaat strategi komunikasi. BAB V
PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran-saran berkaitan dengan strategi komunikasi stasiun televisi lokal yaitu Cahaya Televisi (CTV) Banten dalam meningkatkan eksistensi di daerah Banten.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konseptualisasi Strategi 1. Pengertian Strategi. “Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Strategos” (stratus yakni militer atau memimpin) yang berarti “Generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang, konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang.”1 “Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi komunikasi perlu disusun secara luwes, sehingga taktik operasional komunikasi dapat segera disesuaikan dengan faktor-faktor yang berpengaruh.”2 “Sedangkan Management) dapat
dalam
buku
Management
didefinisikan sebagai
seni
Strategi
(Strategic
dan ilmu untuk
memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.”3
1
Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Management, Back to Basic Approach, (Jakarta: PT.Grafindo Utama, 2003) hal. 19 2 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya), 2004 Cet Ke-6, hal 28 & 33. 3 Fred David, Strategic Management, (Jakarta: Salemba Empat), 2004 Buku satu Edisi 10, hal 5.
17
18 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “strategi” adalah a. Taktik tipuan dalam pertempuran atau peperangan. b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan. c. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran. Sedangkan
strategi
dalam
pengertian
terminologi
menurut
pendapat oleh beberapa pakar komunikasi, untuk mengetahui lebih jelas pengertian strategi, penulis mengedapankan pengertian strategi, antara lain: a. Faulkner dan Johnson sebagaimana dikutip Triton PB menjelaskan bahwa; Strategi memperhatikan dengan sungguh-sungguh arah jangka panjang dan cakupan organisasi. Strategi
juga
secara kritis
memperhatikan dengan sungguh-sungguh posisi organisasi itu sendiri dengan memperhatikan lingkungan dan secara khusus memperhatikan pesaingnya.
Strategi
memperhatikan
secara
sungguh-sungguh
pengadaan keunggulan kompetitif, yang secara ideal berkelajutan sepanjang waktu, tidak dengan manuver teknis, tetapi dengan menggunakan perspektif jangka secara keseluruh.4 b. Dalam ilmu komunikasi, Onong Uchjana Efendi mengatakan strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberikan arah saja
4
Triton PB, Manajemen Stretegis, (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007), h. 15
19
melainkan
harus
mampu
menunjukan
bagaimana
taktik
operasionalnya.5 c. Menurut William F. Glueck bahwa strategi adalah rencana yang dipersatukan,
komperhensif,
terintergrasi
yang menghubungkan
keunggulan strategi perusahaan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan dirancang untuk
meyakinkan bahwa sasaran
perusahaan akan dicapai dengan pelaksanaan tepat oleh organisasi itu.6 Definisi lain juga diutarakan oleh Din Syamsudin, menurut beliau strategi mengandung arti diantaranya: a. Rencana dan cara seksama untuk mencapai tujuan. b. Seni dalam menyiasati pelaksanaan rencana atau program untuk mencapai tujuan. c. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi dan peran penting dalam keberhasilan.7 Sedangkan kebijakasanaan
Syarif
Usman
menggerakkan
dan
mendefinisikan
strategi
sebagai
membimbing
seluruh
potensi
(kekuatan, daya dan kemampuan) bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan. Dalam rangka menyusun suatu strategi, diperlukan suatu pemikiran yang lugas dan rasional dengan memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi strategi tersebut. Beliau mengatakan bahwa dalam penyusunan strategi ada 5 faktor yang diperlukan yaitu:
5
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi,Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), cet Ke-1, H. 32 6 William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 1987), edisi Ke-2, h. 24 7 Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos, 2000), h. 127
20
1. Tujuan, baik tujuan jangka panjang (tujuan akhir atau tujuan jangka pendek/tujuan sementara). 2. Ilmu medan (situasi dan kondisi). 3. Kekuatan-kekuatan. 4. Kebijaksanaan pemimpin. 5. Pemimpin.8 Dalam strategi mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijikan, program
dan
kegiatan
yang
nyata
dengan
mengantisipasi
perkembangannya. Kurangnya penerapan dalam strategi yang telah direncanakan gagal. Akan tetapi penetapan strategi dengan baik dapat mengkokohkan strategi menjadi lebih efektif. “Perspektif mengenai apa yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi, dan juga dari perspektif mengenai apa yang pada akhirnya dilakukan oleh sebuah pengorganisasi, apakah tindakannya sejak semula memang sudah demikian direncanakan atau tidak. Dari perspektif yang pertama, strategi adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya. Kata „program‟ dalam definisi ini menyiratkan adanya peran yang aktif, yang disadari dan yang rasional, yang dimainkan oleh manajer dalam merumuskan strategi perusahaan/organisasi. Dan perspektif yang kedua, strategi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Dalam definisi ini, setiap organisasi mempunyai suatu strategi walaupun 8
Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam, (Jakarta: Firma Djakarta, tt), cet Ke-1, h. 6
21
tidak harus selalu efektif, sekalipun strategi tiu tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Artinya, setiap organisasi mempunyai hubungan dengan lingkungannya yang dapat diamati dan dijelaskan.”9 Karena strategi adalah sebagai suatu alat untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, strategi memiliki beberapa sifat yaitu: a. Menyatu (unified), yaitu menyatu seluruh bagian-bagian dalam perusahaan. b. Menyeluruh (comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek dalam perusahaan. c. Integral (integrated), yaitu strategi akan cocok/ sesuai dari seluruh tinggkatan.10 2. Tahapan-tahapan Strategi. Untuk melaksanakan strategi maka dibutuhkan tahapan-tahapan di dalamnya. Secara garis besar strategi melalui tiga tahapan yaitu: a. Perumusan Strategi. Langkah yang pertama yang dilakukan adalah merumuskan strategi yang akan dilakukan. Sudah termasuk didalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan. 9
James A.F.Stoner, Manajemen, (Jakarta: Elangga, 1990), edisi kedua revisi, cet Ke-2,
hal 139 10
Agustinus Sri Wahyuni, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Strategik, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), cet Ke-I, h. 16.
22
b. Implementasi kegiatan. Setelah kita memilih dan merumuskan strategi yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tsersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dari seluruh unit, tingkat dan anggota organisasi. Tanpa adanya komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang sangat jauh dari kenyataan.
Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan
pengorganisasian sumber daya yang ditampakkan melalui struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi. c. Evaluasi. Tahap akhir dari strategi adalah evaluasi implementasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat dipelukan untuk memastikan sasaran yang telah dicapai. Ada tiga macam mendasar untuk mengevaluasi strategi: 1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang
23
diantaranya strategi tidak efektif atau hasil implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai. 2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang akan diharapkan dengan kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi induvidual dan menyimak kemajuan yang dibuat ke arah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi harus dapat diukur dengan mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi. 3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa strategi yang ada ditinggalkan atau harus merumuskan kembali strategi yang baru. Tindakan korektif diperuntukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.11 Jadi sebuah perusahaan perlu memformulasikan strategi untuk mengambil dari keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Untuk alasan ini, identifikasi, monitor dan evaluasi peluang dan ancaman eksternal adalah penting untuk keberhasilan. Strategi yang disusun, dikosentrasikan dan dikonsepsikan dengan baik, dapat membuahkan pelaksanaan yang disebut dengan strategi. Oleh
11
Fred David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 30
24
karena itu, untuk mencapai strategi yang sesuai harus memperhatikan halhal sebagai berikut: 1) Strenght (kekuatan). Memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan biasanya menyangkut manusia, dana serta beberapa piranti yang dimilikinya. 2) Weakness (kelemahan). Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam perusahaan, yang dimaksud adalah keterbatasan atau kekurangan sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius
bagi
penampilan
Memperhitungkan
kinerja
organisasi
kelemahan-kelemahan
yang memuaskan.
yang
dimiliki
dan
menyangkut aspek-aspek sebagaimana kekuatan. 3) Opportunity (peluang). Yakni berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi perusahaaan serta, melihat seberapa besar peluang yang mungkin tersedia di luar, sehingga peluang yang sangat kecilpun dapat dicapai. 4) Threast (ancaman). Yakni faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Memperhitungkan kemungkinan ancaman, baik dari luar maupun dari dalam. Ancaman ini perlu diketahui oleh organisasi secara baik. Dengan mengetahui ancaman, organisasi diharapkan dapat mengambil langkah-langkah
awal
agar
ancaman
tersebut
tidak
menjadi
kenyataan.12 12
Rafi‟udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h.77
25
3. Manfaat Strategi Strategis memungkinkan suatu organisasi untuk proaktif dalam membentuk masa depannya; memungkinkan perusahaan/organisasi untuk memulai dan memengaruhi (bukan hanya merespon terhadap) aktivitasdengan demikian memiliki control terhadap nasibnya. Secara historis manfaat utama strategis telah membantu organisasi memformulasikan
strategi
yang
lebih
baik
dengan
menggunkan
pendekatan yang lebih sistematik, logis dan rasional untuk pilihan strategi. Hal ini secara jelas menjadi manfaat utama dari manajemen strategis, tetapi penelitian mengindikasikan bahwa proses, bukan keputusan atau dokumen, adalah kontribusi manajemen strategis yang lebih penting. Pada suatu strategi di dalamnya tentu adanya komunikasi karena, komunikasi adalah kunci untuk kesuksesan manajemen strategis.13 4. Ciri-Ciri Strategi. a. Wawasan
waktu(time
dipergunakan
untuk
horizon).
Pada
menggambarkan
umunya, kegiatan
kata yang
strategi meliputi
cakrawala waktu yang jauh di depan, yaitu waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan juga waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya. b. Damapak (impact). Walaupun hasil akhirnya dengan mengikuti suatu strategi tertentu tidak langsung terlihat untuk jangka waktu yang lama, dampak akhirnya akan sangat berarti.
13
Ibid, h 20
26
c. Pemusatan upaya (concertration of effort). Sebuah strategi yang efektif biasanya mengaharuskan pemusatan kegiatan upaya atau perhatian terhadap rentang sasaran yang sempit. Dengan memfokuskan perhatian pada kegiatan yang diplih ini, secara implisit kita mengurangi sumber daya yang tersedia untuk kegiaan lainnya. d. Pola keputusan (pattern of decisions). Walaupun sebagai perusahaan hanya perlu mengambil sejumlah kecil keputusan utama untuk menerapkan strategi pilihannya, kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sedertan keputusan tentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-keputusan tersebut harus saling menunjang, artinya mereka mengikuti suatu pola yang konsisten. e. Peresapan (pervasiveness). Sebuah strategi mencakup suatu spektrum kegiaatan yang luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan operasi harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam kegiatan-kegiatan ini mengahruskan semua tingkatan perusahaan bertindak, secara naluri, dengan cara-cara yang akan memperkuat strategi. Kelima ciri ini jelas menunjukkan bahwa strategi perusahaan merupakan inti tempat semua kegiatan utama lainnya berputar. Strategi bersifat janglan panjang dan luas cakupannya. Ia meresapi
dan
mengendalikan semua tindakan penting organisasi. Dan ia merupakan faktor penting, penentu keberhasilan atau kegiatan sebuah organisasi dikemudian hari. 14
14
Jame A.F.Stoner, Manajemen,(Jakarta: Erlangga,1990), edisi Ke-2, h. 140
27
B. Konseptualisasi Komunikasi. Pengertian komunikasi. Kata atau istilah “komunikasi” merupakan terjemahan dari bahasa inggris
communication
yang
dikembangkan
di
Amerika
Serikat.
Communication berasal dari kata latin communicatio yang juga nersumber dari kata communis yang berarti sama, maksudnya sama makna. Pengertian komunikasi secara etimologi, isitilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Arti communis di sini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.15 Dalam pergaulan hidup manusia di mana masing-masing induvidu satu sama lain beraneka ragam itu terjadi interaksi. Saling mempengaruhi demi kepentingan dan keuntungan pribadi masing-masing. Terjadilah saling mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bentuk percakapan. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan anatarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. “Dalam „bahasa‟ komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message). Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communication) sedangkan
orang
yang
meneriman
pernyataan
diberi
komunikan
(communicate). Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi 15
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya), 2004 Cet Ke-6, hal 3
28
terdiri dari dua aspek. Pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang (symbol). Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa.”16 Menurut para ahli mendefinisikan komunikasi:17 1. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1994:6) yaitu “a process by which a source transmits a message to a receiver through some channel.” Komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransimisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran. 2. Hoveland (1948:371), Janis & Kelley (1953) yaitu “the process by whic an induvidual (the communicator) transmits stimult (usually verbal syimbol) to modify, the behavior og orther induvidu.” Komunikasi adalah melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalm bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya. 3. Carl I. Hovland mengatakan bahwa komunikasi; proses dimana seseorang (komunikator menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambanglambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang-orang lain (komunikan).18 4. Arni Muhammad, komunikasi ialah suatu proses dimana induvidu dalam hubungannya dengan induvidu lainnya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat guna memberikan informasi.19
16
Onong Uchjana, Ilmu, Toeri, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 2003), hal 27 17 Marheini Fajar, ILMU KOMUNIKASI (Teori & Praktek), (Jakarta: Graha Ilmu, 2009), hal 31 18 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Press), 2007, hal 19 19 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet. Ke-4, h.3
29
Mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya The Structure and Function of Communication in Society yaitu, mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell di atas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: 1. Komunikator (communicator, source, sender). 2. Pesan (message). 3. Media (channel). 4. Komunikan (communcant, receiver, recipient). 5. Efek (effect, influence).20
C. Fungsi Strategi Komunikasi. Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam proses komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Lebih-lebih dalam kegiatan komunikasi massa, tanpa strategi yang semakin modern yang kini banyak dipergunakan di negaranegara yang sedang berkembang karena mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Dengan demikian, strategi komunikasi baik secara makro (planed multimedia strategy) yang mempunyai fungsi pada:
20
Onong Uchjana Effendy, Remaja Rosdakarya, 2007), h. 10
Ilmu Komunikasi ( Teori dan Praktek), (Bandung: PT.
30
1. Menyebarkan pesan komunikasi yang bersifat informatif persuasif dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. 2. Menjembatani
“culture
gap”
akibat
kemudahan
diperoleh
dan
dioperasionalkan media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.21
D. Komunikasi Massa. 1. Pengertian Komunikasi Massa. Komunikasi massa muncul pertama kali pada akhir tahun 1930-an memiliki banyak pengertian. Meminjam istilah yakni menurut Defleur dan Dennis McQuail (1985) bahwa komunikasi massa adalah proses di mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat memengaruhi khalayal-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.22 Menurut Ardianto dan Erdinaya (2004:3) komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi-
21
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 28 22 Riswandi, Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009), cet 1, h 103
31
keduanya dikenal sebagai media elektronik sedangkan surat kabar dan majalah keduanya disebut sebagai media cetak, serta media film.23 Sedangkan definisi menurut Pool (dalam Wiryanto, 2000: 3) bahwa komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran menggunkan media massa seperti, surat kabar, majalah, radio, televisi atau film.24 Dari pengertian di atas, peneliti memahami bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa dimana komunikatornya bersifat melembaga, pesannya bersifat umum dan komunikannya anonim dan heterogen. Teori komunikasi digunakan untuk menjelaskan bahwa televisi adalah bagian dari komunikasi massa. “Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Perlu diketahui massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan prilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjukan kepada khalayak, audien, penonton, atau pembaca.”25
23
Ardianto, Elvinaro & Erdinaya, Liluati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Sembiosa Rekatam Media, h.3 24 Wiriyanto, Teori Komunikasi Massa,(Jakarta: PT Grasindo), h. 3. 25 Nurdin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), cet.1, h 11-12
32
Sedangkan menurut Joseph, menampilkan definisinya mengenai komunikasi massa dengan lebih tegas yakni sebagai berikut:26 a. Komunikasi massa adalah komunikasi massa yang ditujukan kepada massa, khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefiniskan. b. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkn oleh pemancarpemancar yang audio dan visual. c.
massa akan lebih mudah dan lebih egois bila didefinisikan menurut bentuknya; televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita.
2. Fungsi Komunikasi Massa. a. Surveillance (pengawasan). Menunjukan pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik diluar maupun didalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut Handling of News. b. Correlation (penghuubung). Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian. Untuk sebagai fungsi diidentifikasikan sebagai fungsi editorial atau propaganda. c. Transmission. Menunjukan fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai dan normanorma sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lain atau dari 26
John Vivian, Teori Komunikasi Massa; Edisi ke Delapan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 56
33
anggota-anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan. d. Entertaiment. Menunjukan pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksud untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efekefek tertentu.27 e. To Persuade (meyakinkan). Menurut Da Vito (1996), fungsi meyakinkan atau persuasi ini berbentuk: mengukuhkan atau memperkuat sikap, nilai dan kepercayaan seseorang, mengubah sikap, kepercayaan dan nilai seseorang, menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu dan memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.28 Dari berbagai fungsi komunikasi massa yang telah ditemukan di atas menunjukan betap besar peran media massa dalam menompang kehidupan masyarakat serta membangun dan menambah wawasan baru serta menjadikan media sebagau suatu media pembelajran dan juga sebagai media untuk mendapatkan informasi tidak terbatas ruang dan waktu.
27
Morrison, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 2010), cet.1, h. 8-9 Ardianto, Elvinaro dan Lukita, Komunikasi Massa; Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Media, 2007), cet.1, h. 15 28
34
E. Media Massa. Media massa adalah meia komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakese oleh masyarakat secara massal pula.29 Media secara etimologi dilihat dari bahasa Latin yaitu, „medium’ yang berarti alat perantara. Sedangkan secara terminologi media adalah sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat komunikasi seperti; koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk perantara untuk mencapai tujuan tertentu. Media adalah alat atau sarana, sedangkan Massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepaa masyarakat luas.30 Media massa lokal adalah media massa yang isi kandungan beritanya mengacu dan menyesuaikan diri pada kebutuhan dan kepentingan masyarakat setempat dimana media massa tersebut dikelola. Keberadaan media massa lokal ini sangat penting dalam kehidupan masyarakat setempat karena dapat mempengaruhi irama kehidupan sosial dan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat terutama sebagai sumber pesan yang bermanfaat untuk menghadapi lingkungan luas (adaptive function).31
F. Televisi. 1. Pengertian televisi. “Media televisi pada hakekatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang 29
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), h 72 30 Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet Ke-3, hal. 726. 31 Baca Zakbah 1997.
35
dipancarkan secara cepat, berurutan, dan diiringi unsur radio. Televisi juga dapat diartikan sebagai media yang dapat mendominasi komunikasi massa karena sifatanya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak.”32 Televisi terdiri dari “tele” yang berarti jauh dari bahasa Yunani dan “visio” (vision) yang berarti penglihatan. Segi “jauhnya” diusahakan oleh prinsip radio dan segi “penglihatanya” oleh gambar.33 Dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan. Televisi memiliki daya tarik menampilkan gambar hidup yang dapat memberikan kesan mendalam pada pemirsa. Menurut Effendy (1989: 361), television atau televisi merupakan komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat maupun secara elektro megnetik tanpa kawat.
2. Sejarah Televisi Sejarah pertelevisian di Indonesia dimulai pada tahun 1962 ketika untuk pertama kalinya TVRI mengudara sejak saat itu sampai dengan tahun 1987, otomatis TVRI adalah satu-satunya saluran televisi di Indonesia. Pada tahun 1987, dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Penerangan RI Nomor:190A/KEP/Menpen/1987 tentang Siaran Saluran Terbatas, maka peluang munculnya stasiun tv swasta terbuka.
32
Riswandi, Dasar-dasar Penyiaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 2. Onong Uchjana, Ilmu, Toeri, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 2003), h. 174 33
36
Dimulai dari RCTI yang diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1989, SCTV pada tanggal 24 Agustus 1990, TPI atau sekarang dikenal dengan MNC TV pada tanggal 23 Januari1991, Anteve pada tanggal 7 Maret 1993, Indosiar pada tanggal 11 Januari 1995. Kemudian setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran berdiri stasiunTV7 atau yang sekarang bernama Trans 7 pada tanggal 22 Maret 2000, Metro TV pada tanggal25 November 2000, Trans TV pada tanggal 25 November 2001, Lativi atau yang sekarang TV One pada tanggal 17 Januari 2002, dan Global TV pada tanggal 5Oktober 2002. Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat teknologi, dan padat sumber dayamanusia. Selain memberikan manfaat ekonomi bagi para pemasang iklan, televisi juga memberikan manfaat lainnya mulai dari pendidikan, sosial, budaya, sampai dengan politik. 3. Televisi Lokal. Sesuai dengan UU No.32 Tahun 2002 tentang penyiaran, televisi lokal adalah televisi yang bersiaran dengan wilayah jangkauan siaran terbatas atau dibatasi (pada suatu wilayah tertentu). Secara garis besar misi dari tv lokal adalah menyiarkan semua hal terkait kearifan lokal dan hal ini merupakan salah satu solusi yang diharapkan masyarakat dalam rangka menyeimbangkan arus informasi dari pusat ke daerah. Kehadiran televisi lokal di Indonesia secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama yaitu, pada masa orde baru hingga
37
reformasi (1995-1998), dimana beberapa stasiun tv lokal telah muncul, namun hanya untuk memenuhi kebutuhan komunitas tertentu. Pada fase kedua yakni, pesca reformasi (1998) hingga tahun (2001), selain televisi lokal yang sebelumnya telah hadir, juga muncul beberapa televisi lokal baru khususnya wilayah Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Dan fase ketiga tahun 2001-2006. Ini adalah fase “booming” bagi televisi lokal di Indonesia, karena pada masa ini, spirit otonomi daerah semakin kuat dan banyak pengusaha atau pemodal didaerah mulai berkiprah di bisnis televisi lokal.34
4. Karakter Televisi lokal. Dalam buku This
Businness Of Television (Blumenthal-
Goodenough, 1998:16-18) televisi lokal memiliki karakter sebagai berikut: a. Stasiun televisi lokal awalnya dimiliki oleh pengusaha lokal yang sukses. Mereka ingin memiliki stasiun televisi karena stasiun tv merupakan aset media yang sangat berharga. b. Stasiun televisi lokal biasanya tergabung dalam sebuah grup media yang bisa terdiri dari radio atau surat kabar. c. Stasiun televisi lokal berafiliasi dengan stasiun televisi lokal lain atau dengan jaringan berdasarkan kebutuhan. Televisi lokal membutuhkan program untuk mengisi jadwal mereka yang dapat dipenuhi oleh jaringan tanpa ada persyaratan untuk membayar secara tunai.
34
ATVLI. Com diakses tgl 28-08-2012.
38
G. Teori Performa Komunikasi. Menurut Pacanowsky dan O‟Donnell Trujillo (1982) performa komunikasi
(communication
performance)
adalah
metafora
yang
menggambarkan proses simbolik dari pemahaman akan prilaku manusia dalam sebuah organisasi. Performa organisasi sering kali memiliki unsur teatrikal, di mana baik supervisor maupun karyawan memilih untuk mengambil peranan atau bagian tertentu dalam organisasi mereka.35 1. Performa ritual. Semua performa komunikasi yang terjadi secara teratur dan berulang disebut performa ritual (ritual performance). Ritual terdiri dari atas empat jenis personal,tugas, sosial dan organisasi. Ritual personal (personal ritual) mencakup semua hal yang anda lakukan secara rutin, ditempat kerja. Misalnya, banyak anggota organisasi secara teratur mengecek esan suara atau email mereka ketika mereka bekerja tiap hari. Ritual tugas (task ritual) adalah perilaku rutin yang dikaitkan dengan pekerjaan seseorang. Ritual tugas membantu menyelesaikan pekerjaan. Misalnya, ritual tugas sesorang karyawan di Departemen Kendaran Bermotor termasuk mengeluarkan ujian mata dan tertulis, mengambil foto dari calon pengemudi, melasnakan ujian mengemudi, memverifikasi asuransi mobil dan menerima pembayaran. Ritual Sosial (social ritual) adalah rutinitas verbal dan nonverbal yang biasanya mempertimbangkan interaksi dengan orang lain. Misalnya, beberapa anggota organisasi berkumpul bersama untuk menghabiskan 35
Richard West & Lynn. H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,(Jakarta: Salemba Humanika, 2008), h. 325
39 waktu bersama di bar paa hari jum‟at untuk merayakan akhir pekan. Ritual sosial juga dapat mencakup perilaku nonverbal di dalam organisasi, di dalam organisasi termasuk jumat kasual dan penghargaan karyawan terbaik bulan ini. Yang terakhir, yaitu ritual organisasi (organizational ritual) adalah kegiatan perusahaan yang sering dilakukan seperti rapat devisi, rapat fakultas dan bahkan piknik perusahaan seperti yang diikuti oleh Fran Callahan. 2. Performa Sosial. Performa sosial (social performance) merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan untuk mendorong kerja sama diantara anggota organisasi. Pepatah mengatakan “hal kecil memulai hal yang besar” berhubungan langsung dengan performa ini baik dengan senyum atau sapaan „selamt pagi‟, menciptakan suatu rasa kekeluargaan sering kali merupakan bagian dari budaya organisasi. Akan tetapi, sering kali sangat sulit untuk bersikap sopan. Ketika suasana sedang tegang, sungguh merupakan hal yang sulit dan terkadang menjadi tidak tulus untuk tersenyum dan mengucapkan „selamat pagi‟ pada
orang
lain.
Kebanyakan
organisasi
menginginkan
untuk
mempertahankan prilaku yang profesional, bahka dimasa sulit, dan performa sosial membantu tercapainya hal ini. 3. Performa Politis. Ketika budaya organisasi mengomunikasikan performa politis (political performance), budaya ini sedang menjalankan kekuasaan atau kontrol. Mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dan kontrol
40
merupakan ciri dari kehidupan korporat di Amerika Serikat. Walaupun demikian, karena kebanyak organisasi bersifat hierarki, harus ada seseorang dengan kekuasaan untuk mencapai segala sesuatu dan memiliki cukup control untuk mempertahankan dasar-dasar yang ada. Ketika anggota organisasi terlibat dalam performa politis, mereka mengomunikasin keinginan untuk memengaruhi orang lain. Hal ini bukanlah selalu merupakan hal yang buruk. Misalnya, pengalaman sekelompok perawat di Rumah Sakit Spiring Valley. Selam bertahuntahun, para perawat cukup puas dengan status kelas dua mereka bila dibandingkan dengan
para dokter. Baru-baru ini, para perawat
memutuskan untuk menyuarakan perlakuan ini. Mereka berbicara pada para dokter, kepada staff medis lainnya dan kepada pasien. Dalam hal ini, mereka sedang menjalankan lebih banyak kekuasaan terhadap pekerjaan mereka. Performa politis budaya mereka berpusat pada pengakuan akan kompetensi mereka sebagai tenaga medis profesional dan untuk komitmen mereka terhadap misi dari rumah sakit tersebut. Tujuan mereka adalah untuk dilegitimasi di rumah sakit oleh para dokter, rekan kerja dan para pasien. Performa mereka, tak diragukan lagi sangat penting dalam membanungan budaya organisasi yang berbeda. 4. Performa Enkulturasi. Performa enkulturasi (enculturation performance) merujuk pada bagaimana anggota mendapatkan pengetahuan dan keahlian untuk dapat menjadi anggota organisasi yang mampu berkontribusi. Performaperforma ini dapat berupa sesuatu yang peran maupun hati-hati dan
41
performa ini mendemonstrasikan kompetisi seseorang anggota dalam sebuah organisasi. Misalnya, beberapa performance akan dilakukan untuk mengenkulturasi Fran ke dalam posisinya yang baru. Ia akan mengamati dan mendengarkan kolega-koleganya menampilkan pemikiran dan perasaan mereka terhadap beberapa isu; diantaranya jam kerja, diskon karyawan dan newsletter perusahaan, Fran akan memulai untuk mengetahui budaya organisasi tersebut. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, performa ini dapat saling tumpah tindih. Sangat mungkin karenanya, unutk menganggap performa sosial sebagai performa ritual. Misalnya, memberikan salam „selamat pagi‟ kepada seseorang rekan sekerja atau membuatkan kopi untuk seseorang lain di hari berikutnya. Dalam contoh ini, tindakan kesopanan dianggap personal (dan bahkan tugas ritual). Oleh karenanya, performa tersebut dapat menjadi sosial maupun ritual. Selain itu, performa dapat muncul dari keputusan yang dibuat secara sadar untuk melakukan apa yang dipikirkan atau dirasakan mengenai suatu isu, seperti dalam contoh kita mengenal para perawat Rumah Sakit Spiring Valley. Atau performa ini dapat menjadi lebih intuitif, seperti, di dalam contoh kita mengenai Fran Callahan. Jelaslah bahwa Pancanowsky dan O‟Donnell Trujillo yakin bahwa performa komunikatif sangat penting bagi budaya suatu organisasi.36
36
Ibid, h. 327-329 .
42
H. Pengertian Eksistensi. Eksistensi Apa sih eksistensi itu? perlu ga sih? Eksistensi bisa kita kenal juga dengan satu kata yaitu keberadaan. dimana keberadaan yang di maksud adalah adanya pengaruh atas ada atau tidak adanya kita. eksistensi ini perlu “diberikan” orang lain kepada kita, karena dengan adanya respon dari orang di sekeliling kita ini membuktikan bahwa keberadaan (atau sesuai dengan judul : eksistensi) kita diakui. Tentu akan terasa sangat tidak nyaman ketika kita ada namun tidak satupun orang menganggap kita ada, oleh karena itu pembuktian akan keberadaan kita dapat dinilai dari berapa orang yang menanyakan kita atau setidaknya merasa sangat membutuhkan kita jika kita tidak ada. Masalah keperluan akan nilai eksistensi ini sangat penting, karena ini merupakan pembuktian akan hasil kerja kita (performa) kita di dalam suatu lingkungan. Perkuliahan misalnya, dosen akan lebih mengenal dan mengetahui keberadaan kita setelah dosen tahu performa kita baik (dengan nilai
yang
bagus,
aktif,
dan
komunikatif)
dan
cenderung
sedikit
memperhatikan orang-orang yang pasif. Dalam suatu keorganisasian eksistensi hanya perlu dilakukan dengan sebuah apresiasi terhadap kerja seseorang. apresiasi yang sangat sederhana, yaitu ucapan terima kasih. Hanya itu, hanya sebuah ucapan terima kasih yang mampu membuat seseorang yang merasakan keberadaannya, merasakan eksistensinya. Namun kadang, ketika semua sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing kita lupa akan masalah kecil ini. ucapan terima kasih.37 37
Google, wordpress.com/2010/07/29/eksistensi/diakses tgl 20-12-2012.
BAB III GAMBARAN UMUM CAHAYA TELEVISI (CTV) BANTEN.
A. Sejarah Berdirinya Stasiun Cahaya Televisi (CTV) Banten. 1. Latar belakang berdirinya Stasiun Cahaya Televisi (CTV) Banten. Tanggal
17
Oktober
2000, Presiden
Abdurahman Wahid
mengesahkan UU No. 23 Tahun 2000 tentang Propinsi Banten. Satu bulan setelah pengesahan itu, pada tanggal 18 Nopember 2000 dilakukan peresmian Propinsi Banten dan pelantikan Pejabat Gubernur H. Hakamudin Djamal untuk menjalankan pemerintah propinsi sementara waktu itu sebelum terpilihnya Gubernur Banten definitif. Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2001 jumlah penduduk Propinsi Banten 780.217 yang sebagian besar bekerja pada sektor pertanian. Adapun daerah yang sudah berorientasi pada kegiatan industri adalah ibukota Kabupaten dan Kota Tangerang serta Cilegon. Selain itu di Kabupaten Tangerang penduduknya paling banyak bekerja di sektor perdagangan, hotel resatorant, angjutan, bank dan jasa lainnya. Sebagai propinsi yang usianya terglong muda, Banten terus membangun di berbagai sektor. Selain letaknya yang strategis berbatasan langsung dengan Ibukota Jakarta, Banten juga memiliki potensi sebagai daerah tujuan wisata, industri, pertanian serta hunian keluarga. Menyadari akan potensi di berbagai sektor tersebut, maka dibutuhkan suatu panduan informasi dari dan untuk masyarakat Banten
43
44
maupun masyarakat luar secara global. Selain itu dibutuhkan juga saran yang dapat menjembatani hubungan antara masyarakat Banten dengan pemerintah daerah setempat. Dalam konteks tersebut, industri televisi diyakini sebagai media yang menampilkan informasi, berita, dan hiburan secara audio visual. Industri televisi juga mendapat agent of change yang berperan penting di era informatika serta globalisasi saat ini. Di latar belakangi kebutuhan tersebut, hadirlah Cahaya Televisi Indonesia yaitu Cahaya Televisi (CTV) Banten. Cahaya Televisi (CTV) Banten lahir pad tanggal 1 Januari 2004 adalah stasiun televisi pertama di Provinsi Banten, Indonesia. Beropersi pada channel 26 UHF, meliputi wilayah siar Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Cilegon, dengan kekuatan sinyal mencapai 10 Kilowatt. Cahaya Televisi Banten memiliki motto Pendidikan bagi keluarga. Hot hits internasional. Cahaya Televisi (CTV) Banten siaran 18 jam setiap hari. Mulai pukul 06.00 WIB sampai dengan 00.00 WIB. Ada beberapa program musik, diantaranya hot hits pop asli, hot hits intenasional dan programprogram olahraga CTV SPORT. Cahaya Televisi (CTV) Banten adalah televisi swasta pertama di Provinsi ini, dengan populasi penduduk mencapai 8 juta jiwa. Timbul pertanyaan apakah Cahaya Televisi Banten bisa sukses tentu saja jawabnya bisa karena Cahaya Televisi Banten mempunyai program-program yang sangat bagus dan sangat disenangi oleh pemirsa.
45
Cahaya Televisi (CTV) Banten menyajikan program-program acara News, Musik, Infomercial, Kesehatan, Religi, Features, Hiburan, Kuliner, Anak-Anak dengan sajian acara yang informative, menghibur serta mendidik. Cahaya Televisi (CTV) Banten telah memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki pengalaman di bidang media dan penyiaran. Pemancar, stasiun dan kantor operasional yang menyatu sebagai sebuah kesungguhan untuk menjadi media informasi dan hiburan bagi keluarga, yang membawa pencerahan dan kemajuan.
2. Tujuan Pendirian Cahaya Televisi (CTV) Banten. Maksud pendirian Cahaya Televisi (CTV) Banten memberikan pilihan alternative tayangan-tayangan program untuk keluarga di tengah maraknya program-program yang tidak memberi wacana pendidikan kehidupan keluarga seutuhnya dengan tujuan agar stasiun Cahaya Televisi (CTV) Banten ikut mengambil bagian untuk membangun keluarga Banten khususnya dan Indonesia pada umumnya untuk menjadi keluarga yang bahagia lahir dan bathin, sehingga mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara.
46
B. Visi dan Misi Cahaya Televisi Banten. 1. Visi. Cahaya Bagi Keluarga. Berpartisipasi memberikan informasi positif yang mendukung pemerintah dalm menanamkan pikiran positif terutama bagi generasi muda serta mendukung pembangunan di provinsi Banten.
2. MISI. a. Cahaya Televisi Banten menjadi sahabat bagi keluarga yang menyajikan tayangan bermutu dan mengandung nilai-nilai positif serta menambah wawasan. b. Cahaya Televisi
Banten mengangkat kebersamaan di
tengah
keanekaragaman budaya dan mendukung pembangunan daerah serta mendidik generasi muda untuk kemajuan bangsa.
C. Lokasi Cahaya Televisi Banten. Faktor lokasi menjadi sangat penting dalam menjalankan kegiatan usaha. Berdasarkan kepentingan tersebut Cahaya Televisi (CTV) Banten sebagai lembaga penyiaran yang menyelenggarakan kegiatan usaha penyiaran telah menetapkan lokasi strategis dan tidak mengganggu kepentingan umum yaitu di jalanWana Mulya 7 Ciledug Karang Tengah/Mulya Banten sebagai studio dan kantor penyiarannya. Dalam menjalankan usahanya di bidang penyiaran televisi swasta berbasis lokal di Banten dan sekitarnya. Maka PT Cahaya Televisi Indonesia
47
(CTV Banten) telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Nomor 1039/PK/XII/2004.
D. Jangkauan Siaran. Siaran Cahaya Televisi (CTV) Banten menjangkau area yang sedang bertumbuh pesat dan pembangunan & perekonomian. Meliputi Provinsi Banten yang terdiri dari Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Jakarta, Bogor, Depok serta Bekasi.
E. Profil Pemirsa. Pria dan wanita. 1. Pra sekolah hingga dewasa. 2. Menikah dan belum menikah. 3. Profesional dengan daya beli menengah ke atas. 4. Menginginkan informasi dan hiburan yang bisa memberi pengaruh positif terhadap kehidupan berkeluarga.
F. Profil Owner Stasiun Tv Lokal Cahaya Televisi Banten. Nama lengkap
: Bpk. Bambang Santoso
Jabatan dalam perusahaan
: Direktur Utama
Tempat/tanggal lahir
: Yogyakarta/ 09 Juli 1963
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Kristen
Pendidikan
: S1
48
G. Program-program Acara Tv Banten.
NEWS Hallo Banten
Hallo Jakarta
Hallo Tangerang
Program berita yang memberitakan mengenai kejadian kejadian yang terjadi di Provinsi Banten & sekitarnya.
Program berita yang memberitakan mengenai kejadian kejadian yang terjadi di Ibu Kota Jakarta & sekitarnya.
Program berita yang Memberitakan mengenai kejadian-kejadian yang terjadi di Tangerang & sekitarnya.
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Senin - sabtu pkl 06.00 WIB
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Senin - jumat, pkl 21.30 WIB
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Senin - jumat, pkl 18.25 WIB
Fokus Dunia
Dunia Kita
Hallo Kampus
“Hallo KampusNews”, program ini mengajak para mahasiswa/I untuk dapat langsung berkreatifitas dalam meliput content berita, maupun dalam membawakan Diharapkan dengan adanya acara ini mahasiswa dapat lebih berfikir secara Kreatif,
Durasi 25 Menit\ Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Sabtu, pkl 19.25 WIB
Program tayangan yang menampilkan info lengkap mancanegara. Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur
49
Edukatif, dan Informatif.
Tayang Sabtu - minggu, pkl 09.30 WIB
Format Program Live dan taping Genre Program News Durasi 30 Menit On Air Schedule Daily ( Mon – Fri ) 17.00 – 17.30 WIB Target Audience Remaja & Umum Setting Studio
MUSIC Hot Hits Ten
Program musik live yang menampilkan 10 tangga lagu terfavorit pilihan pemirsa. Penonton dapat meminta lagu juga mengirimkan salam dengan cara sms : HHT (spasi) nama Band/penyanyi (spasi) salam kirim ke 6288. Durasi 60 Menit Segmentasi Penonton Remaja Tayang Senin - jumat, pkl 17.00 WIB
Hot Hits Pagi
Hot Hits Siang
Program musik yang menampilkan video klip lagu-lagu dari bandIndonesia.
Program musik yang menampilkan video klip lagu-lagu dari band Indonesia.
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Remaja Tayang Senin - kamis, pkl 05.30 WIB
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Remaja
50
Hot Hits Sore
Hot Hits Malam
Program musik yang menampilkan video klip lagu-lagu dari band Indonesia.
Program musik yang menampilkan video klip lagu-lagu dari band Indonesia.
Durasi 55 Menit, 2 segmen Segmentasi Penonton Remaja Tayang Sabtu, pkl 17.00 WIB Sabtu, pkl 18.00 WIB
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Remaja Tayang Kamis, pkl 22.30 WIB Minggu, pkl 18.25 WIB
Nyanyian Anak Bangsa
Acara musik yang mengkhususkan diri pada musik indie. Untuk info terbaru seputar lagu indie Anda bisa
Hot Hits Atensi
Acara music yang menampilkan video klip music dengan mengadaptasi acara music yang biasa ada diradio maka acara ini dikemas sama seperti acara music yg sering ada diradio. Format Acara - Video Klip - Voice over (dubber) sebagai penyiar - Penonton dapat meminta lagu juga mengirimkan salam dengan cara sms : - HHA(spasi)nama Band/penyanyi(spasi)sala m kirim ke 6288 Durasi 30 Menit ( 2 segment) , +/- 6 video klip Segmentasi Penonton Remaja Tayang Minggu, pkl 19.25 WIB
51
mengunjungi www.nabmusik.tv. Segmentasi Penonton Remaja Tayang Senin - jumat,pkl 07.00 WIB Sabtu - minggu, pkl 19.50 WIB Senin - minggu, pkl 24.00 WIB
KESEHATAN Solusi Sehat
Jendela Sehat
Program tayangan kesehatan yang membahas berbagai macam pengobatan.
Program tayangan kesehatan yang membahas berbagai macam pengobatan
Durasi 60 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Senin - kamis, pkl 20.35 WIB Senin - rabu, pkl 22.00 WIB Sabtu - minggu, pkl 20.35 WIB Jumat - minggu, pkl 22.00 WIB
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Sabtu, pkl 17.30 WIB Sabtu, pkl 23.30 WIB Minggu, pkl 09.00 WIB Minggu, pkl 18.00 WIB
52
INFOCOMERCIAL Gogo Mall
Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Senin - jumat, pkl 09.00 WIB Sabtu - minggu, pkl 10.00 WIB Senin - minggu, pkl 11.00 WIB Senin - minggu, pkl 13.00 WIB Senin - sabtu, pkl 16.00 WIB Minggu, pkl 17.00 WIB Senin - jumat, pkl 19.50 WIB
Jaco
Durasi 60 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Senin - minggu, pkl 12.00 WIB
FEATURE Hijau Indonesiaku
Indonesia Indah
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Kamis, pkl 17.30 WIB Sabtu, pkl 23.00 WIB
Program tayangan yang Menampilkan Keanekaragaman Indonesia. Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Jumat, pkl 17.30 WIB Minggu, pkl 23.30 WIB
Kemilau Maha Karya
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Senin, pkl 17.30 WIB
53
Mutiara Khatulistiwa
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Selasa, pkl 17.30 WIB Minggu, pkl 23.00 WIB
Gallery
Program acara yang berisi referensi tempat makan , wisata dan hiburan di seputar Banten. Tayang Sabtu pkl 17.00 WIB
REALIGI Majelis Dhuha Nasional
Program Islami yang menghadirkan Ustad Yusuf Mansyur sebagai penceramah. Durasi 25 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Senin - jumat, pkl 19.25 WIB
Mutiara Hikmah
Cahaya Kasih
Program Islami yang menghadirkan ceramah tentang Islam.
Program religi yang menghadirkan ceramah tentang Kristen.
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Senin - minggu, pkl 05.00 WIB
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Minggu, pkl 07.00 WIB
54
Gentra Kahuripan.
Sentuhan Hati.
Gospel.
Program religi Gentra Kahuripan.
Program religi yang berisi motivasi Kristen.
Program yang menampilkan lagu-lagu rohani Kristen.
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Minggu, pkl 16.00 WIB
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Sabtu, pkl 07.00 WIB
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Sabtu - minggu, pkl 05.3WIB
HIBURAN Bakekok.
Box Office America
Hollywood Highlights
Program tayangan drama komedi keluarga yang menampilkan para komedian yang sangat kocak. Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Sabtu, Pkl 18.25 WIB
Program tayangan yang menampilkan trailer film-film Hollywood serta di balik pembuatannya. Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Sabtu, pkl 21.30 WIB Hollywood Highlights
Program tayangan yang menyorot tentang gaya hidup artis-artis Hollywood. Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Minggu, pkl 21.30 WIB
55
Good Morning Shanghai
The Patriotic Khnights
Sinema Asia Good Morning Film seri The Patriotic Shanghai Knights Segmentasi Remaja Tayang Senin - Jumat 18:00 WIB Tayang Senin - Jumat, pkl 23:00 WIB
ANAK-ANAK. Evergreen House
Happy Holy Kids
Program tayangan anak Program tayangan yang yang banyak menampilkan menampilkan cerita anak cerita keseharian anak-anak. dalam bentuk dongeng. Durasi 30 Menit
Durasi 30 Menit
Segmentasi Penonton Anak-anak
Segmentasi Penonton Anak-anak
Tayang Minggu, pkl 06.00 WIB
Tayang Senin - minggu, pkl 06.30 WIB
GG-Bond
Program tayangan anakanak GG-Bond Durasi 30 menit Tayang Jumat 05:30 WIB
56
KULINER. Wow Kuliner
Durasi 30 Menit Segmentasi Penonton Semua Umur Tayang Sabtu, pkl 09.00 WIB
BAB IV ANALISIS DATA Hasil Penelitian Di Cahaya Televisi (CTV Banten).
Televisi lokal diperbolehkan siaran dengan daya jangkau siaran yang dibatasi hanya untuk daerah yang menjadi home-base-nya. Namun tentu saja teknologi transmisi gelombang yang tidak bisa dibatasi territorial administrative itu membuat beberapa stasiun televisi memiliki daya jangkau lintas batas. Keinginan dari pemillik televisi lokal bermaksud untuk memberikan wadah bagi masyarakat setempat khususnya, agar mereka ikut berpartisipasi dan juga mendapatkan suatu informasi yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan dan minat masing-masing penonton. Tentu saja bukan hanya melihat media televisi lokal sebagai potensi, aset, kemungkinan atau peluang dalam mengadu peruntungan. Perbedaan dengan televisi pusat Jakarta dengan televisi lokal yaitu dapat terlihat dari keseragaman selera, budaya masyarakat, setidaknya lewat bahasa maupun life-style modernitas. Stasiun berskala Nasional yang ada di Jakarta cenderung untuk berbisnis tetapi stasiun televisi lokal masih beroperasi dengan dukungan dana utama dari para “pemegang sahamnya”. Hal ini sangat terkait dengan potensi ekonomi lokal masing-masing televisi. Televisi lokal yang sah menurut legalitas formal yang tercantum dalam Undang-undang dan logika moral kebudayaan yang beragam, televisi lokal mempunyai power yang tinggi. Semakin maraknya industri pertelevisian di Indonesia membuat pihak stasiun televisi saling bersaing untuk menghasilkan siaran dan program-program
57
58
yang diminati oleh masyarakat. Pada perusahaan Cahaya Televisi Indonesia (CTV Banten) adalah Lebaga Penyiaran Swasta penyelenggra jasa penyiaran televisi yang berbasiskan stasiun lokal di Banten yang sah, yang cakap, layak dan patut sesuai UU. Adapun tidak kalah saingnya dengan televisi swasta yang berskala Nasional lainnya ataupun tv lainnya. Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang bagaimana dalam menjalankan programnya dan siaran yang baik tetap mematuhi ketentuan yang ada dan peraturan dalam UU ini dapat memberikan perlindungan secara hukum bagi eksistensi TV lokal yang muncul, namun tetap mensyaratkan adanya wilayah jangkauan siaran yang terbatas pada lokasi televisi lokal tersebut. Untuk menampilkan sesuatu ataupun perubahan disesuaikan dengan adanya tuntutan strategi yang berjalan dengan baik. Strategi mengarah pada tujuan, tanpa tujuan sulit untuk membayangkan sebuah organisasi, perusahaan ataupun induvidu akan berhasil tanpa tujuan yang jelas.. Menurut Triton PB dalam strategi mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijikan,
program
dan
kegiatan
yang
nyata
dengan
mengantisipasi
perkembangannya. Kurangnya penerapan dalam strategi yang telah direncanakan gagal. Akan tetapi penetapan strategi dengan baik dapat mengkokohkan strategi menjadi lebih efektif. “sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy yaitu strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi komunikasi perlu
59
disusun secara luwes, sehingga taktik operasional komunikasi dapat segera disesuaikan dengan faktor-faktor yang berpengaruh.”1 Jadi, Strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran dengan memperthatikan keunggulan kompetitif dan sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari induvidu dan organisasi.2 Strategi dalam segala hal dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah diciptakan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakkan atau perbuatan itu tidak terlepas dari strategi. Strategi marketing communication yang tepat dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian akibat kegiatan promosi yang tidak efektif dan efisien. 3 Strategi itu adalah sebuah gagasan, rencana atau ide yang harus dijalankan untuk memenuh target kemenangan dan strategi itu juga sebagai penentuan untuk mencapai suatu tujuan. Bagaimana CTV Banten memiliki kebijakan bagi setiap penanggungjawab divisi lainnya4 Strategi tersebut hendaknya merupakan strategi yang berorientasi pada tujuan, yaitu dengan menyamakan persepsi antara tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh karayawan yang bekerja pada perushaan tersebut.
1
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya), 2004 Cet Ke-6, hal 28 & 33. 2 Triton PB, Manajemen Strategis,(Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007) h. 17 3 John E.Kennedy & R. Dermawan Soemanagara, Marketting Communication, (Jakarta: PT Buana Ilmu Populer, 2009), cet-3, h. 1 4 Wawancara dengan Ibu Noviana Rachmawanti Sastroatmodjo dan Pak Hendra, Selasa, 23 Oktober 2012.
60
Setiap perusahaan yang ada sekarang ini pastilah mempunyai target kesuksesan tersendiri di setiap perusahaan maupun organisasi. Kesuksesan merupakan hasil dari upaya yang telah dilakukan oleh seorang atau sekelompok dalam
melakukan
kegiatan.
Untuk
mendapatkan
kesuksesan
pastilah
membutuhkan strategi yang baik. Adapaun yang menjadi strategi daripada stasiun Cahaya Televisi (CTV Banten) yaitu:
A. Strategi
Komunikasi
Meningkatkan
Cahaya
Eksistensinya
Televisi Sebagai
(CTV Televisi
Banten) Lokal.
Dalam Penyiaran
Yang Berbasiskan Stasiun Lokal. 1. FORMULASI/PERUMUSAN STRATEGI. Inti pokok dari tahap ini adalah menghubungkan organisasi dengan lingkungannya dan menciptakan strategi yang paling cocok untuk mencapai misi suatu organisasi. Tahap pertama yang dilakukan adalah merumuskan strategi yang akan dilakukan. Dalam merumuskan strategi Cahaya Televisi (CTV) Banten mengawali dengan membuat program kerja berjangka satu tahun dengan semua pihak divisi mulai dari; manajemen, financial acounting, HRD, kepala produksi, IT, dll. Rapat tersebut membahas mengenai tata keuangan selama satu tahun untuk meningkatkan dana operasional Cahaya Televisi (CTV) Banten, target pemasaran, sponsorship, perencanaan program kerja, rapat program kerja merumuskannya untuk satu tahun
61
kedepan. Termasuk didalamnya adalah pengembangan tujuan yang dimiliki Cahaya Televisi (CTV) Banten.5 Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah kedepan dengan tujuan, artinya peran perancanaan amatlah penting dan memiliki andil besar. Seperti dengan adanya siaran program News dan program Kesehatan yaitu Solusi Sehat, yang menjadi ciri khas daripada Cahaya Televisi (CTV) Banten itu sendiri. Jadi perumusan strategi itu, bagaimana Cahaya Televisi (CTV) Banten melakukan tindakan apa yang diambil atau cara strategi untuk menentukan keunggulan jangka panjang dan meningkatkan eksistensinya sebagai televisi lokal dengan membangun kemadirian lokal, yaitu penguatan fungsi lokalitas tersebut adalah acara-acara yang disuguhkan dapat menjadi primadona lokal.
2. IMPLEMENTASI STRATEGI. Implementasi sering kali disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis. Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan menajer untuk menetapkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan. Strategi yang telah diformulasikan tetapi tidak diimplementasikan tidak memiliki arti apa pun. Tahapan penerapan merupakan suatu proses yang paling penting dan vital bagi keberhasilan suatu organisasi. Tanpa adanya sebuah penerapan yang efektif, penerapan hanya akan menjadi impian jauh dari kenyataan. Pada tahap ini dibutuhkan suatu aktifitas yang luas dan membutuhkan komitmen serta
5
Wawancara dengan Ibu Dina, 26-01-2013.
62
kerja sama dari seluruh crew dalam meningkatkan keberhasilan yang sempurna, dan dalam pencapaian keberhasil itu kita harus mengetahui apa dan siapa saja yang menjadi inti dari keberhasilan untuk meningkatkan eksistensi Cahaya Televsi (CTV Banten) sebagai televisi lokal. a. Kegiatan On-Air Efek terpenting dari penguatan fungsi lokalitas tersebut adalah acara-acara yang disuguhkan hal ini bagian untuk mengembangkan potensi media telivisi lokal terhadap masyarakat setempat. Sebagaimana visi dan misi Cahaya Televisi (CTV Banten) yaitu memberikan cahaya bagi keluarga dan juga misinya menjadi sahabat bagi keluarga yang menyajikan tayangan bermutu dan mengandung nilai-nilai positif serta menambah wawasan dan membuat & menayangkan program-program siaran sebagai barometer tercepat dan terakurat melalui program-program berita yang terjadi di sekitar Banten khusunya dan daerah lain padanan. 1) Kompetensi Tv lokal dalam Produksi Program-program acara. Program merupakan sesuatu yang riil yang dapat dilihat langsung dengan pemirsa sehingga program menjadi jembatan nyata antara stasiun televisi dengan khalayak pemirsanya. Para praktisi penyiaran televisi berlomba menayangkan program menarik. Demikian pula dengan Cahaya Televisi (CTV Banten) yang merupakan televisi lokal pertama yang hadir di daerah Banten. Jangkauan siarannya sampai saat ini sudah menjangkau meliputi Propinsi Banten yang terdiri dari Kota Tangerang, Kabupaten
63
Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang dan Jakarta, Bogor, Depok serta Bekasi. Cahaya Televisi Banten (CTV) sejak awal berdirinya sudah menetapkan segmentasi penonton, yaitu masyarakat Banten dan sekitarnya dengan ciri khasnya. Segmentasi tersebut tentunya mempunyai prospek pertumbuhan untuk 10 tahun mendatang dari sisi program-programnya. Hal ini menjadi acuan bagi Cahaya Televisi (CTV Banten) untuk terus dapat mempertahankan penetrasi penonton sesuai dengan segment masyarakat dan budaya Banten. Itu sebabnya format siaran CTV Banten yang khas dan sarat dengan program tradisional Banten. Unsur yang dikandung dalam komposisi siaran yang dikemas oleh Cahaya Televisi (CTV) Banten mempunyai unsur; hiburan, informasi, pendidikan, iklan dan layanan masyarakat yang jelas terlihat dari deskripsi program setiap mata acara dalam jadwal yang juga telah dibuat oleh Cahaya Televisi (CTV Banten) setiap bulannya, yang tetap disesuaikan dengan segmentasi dan kesenangan penontonnya. Materi pada jadwal siaran itu sendiri sudah disesuaikan dengan waktu yang tepat sesuai dengan Pedoman Prilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang dikeluarkan Komisi Penyiaran Indonesia. Cahaya Televisi (CTV) Banten mempunyai program yang berbeda dilihat dari program acara yang khas Banten, yang sudah menjadi salah satu keunggulan Cahaya Televisi (CTV) Banten. Karena sebagian sumber materi acara diproduksi sendiri. Begitu pula dengan
64
sumber acara yang sebagian besar berasal dari lokal, yaitu 80% lokal dan 20% berasal dari asing. Komposisi acara dikemas dengan baik tanpa meninggalkan sisi kedaerahan Banten, karena selain Cahaya Televisi (CTV) Banten sebagai media informasi bagi masyarkat Banten dan sekitarnya, CTV Banten juga dikelola dan dijalankan sumber daya manusia lokal sehingga pola cara dengan mudah disesuaikan dengan kebiasaan dan kesenangan penonton yang menjadi segmentasinya, yaitu dekat dengan suasana lokal masyarakat Banten dan sekitarnya. Program siarannya dibuat dalam rangka merebut audiens di Banten. Tanggapan masyarakat terhadap hadirnya Cahaya Televisi (CTV Banten) adalah masyarakat menerima stasiun televisi ini karena menurut mereka CTV ini dapat menggambarkan keinginan masyarakat lokal, mengangkat budaya dari masyarakat serta masyarakat menjadi mengetahui informasi maupun peristiwa yang terjadi di setempat. Sejak mengudara tahun 2004 hingga saat ini posisi Cahaya Televisi (CTV Banten) semakin kuat, indikasi ini tampak dari Primadona televisi lokal pada umumnya adalah program bermuatan lokal. Mulai dari berita, musik dan hiburan, program kesenian dan kebudayaan, hingga potensi ekonomi lokal. 2) Pola Siar. Cahaya Televisi (CTV Banten) yang telah memulai siarannya sejak 2004, penyiaran televisi yang berbasiskan stasiun lokal ini berusaha untuk memberikan suatu program yang layak. Terlihat dari
65
pola siarnya yaitu, membagi dua alur bagian siar seperti misalnya untuk waktu pagi dari mulai jam 00.05 s/d 07.00 menayangkan program siaran bernuansa rohani. Lalu berikutnya mengenai lintas program berita dan dari jam 07.00 pagi sampai 17.00 sore menayangkan acara infomercial yaitu, Home Shoping dan Gogomall dan selanjutnya acara musik. Dan selanjutnya untuk waktu malam sampai batas 00.00 mengenai program yang menyajikan program-program cahaya bagi keluarga yang menghibur, mendidik dan memberikan wawasan. Misalnya tayangan kesehatan yaitu program acara solusi sehat atau pengobatan-pengobatan alternatif lainnya yang menjadi client dari CTV Banten. Tayangan ini sangat di sukai oleh masyarakat setempat. Karena bagi mereka sangat membutuhkan informasi mengenai kesehatan. Program-program Yang Menjadi Unggulan. a) Program News. 1. Hallo Banten. 2. Hallo Tangerang. 3. Hallo Kampus. Produksi program berita (news) merupakan salah satu produk unggulan stasiun televisi CTV Banten. Program berita yang berbasiskan pada peristiwa lokal suatu kelebihannya, isi berita yang ditayangkan hampir 90% memuat kejadian setempat. Selebihnya menjadi porsi berita nasional dan internasional.
66
b) Program Kesehatan. 1. Solusi sehat. 2. Jendela sehat. Yaitu program yang menayangkan mengenai pengobatan alternatif dan juga informasi tentang solusi kesehatan. Program acara ini termasuk bagian yang diminati oleh masyarakat setempat. Karena bagi mereka sangat membantu perihal tentang kesehatan. c) Program Musik. 1. Hot hits Indonesia. 2. Hot hits pop Indonesia. 3. Hot hits pop Asia. 4. Hot hits Internasional. Program acara musik ini termasuk dari bagian tayangan hiburan. Format siaran ini sama seperti halnya di radio. Ada request dari para pemirsa lewat poling sms atau by telepon untuk memutarkan beberapa lagu. Tapi perbedaan tersebut manampilkan video clip musik. b. Dana Operasional Stasiun Cahaya Televisi Banten Peraturan dengan disahkannya Undang-undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002 pasal 20 ayat (1), tentang penyiaran oleh Pemerintah dan DPR ini dapat memberikan perlindungan secara hukum bagi eksistensi TV lokal yang muncul membuat keberadaan televisi lokal semakin mantap, namun tetap mensyaratkan adanya wilayah jangkauan siaran yang terbatas pada lokasi televisi lokal tersebut. Mengenai UUD di atas bersifat independen
67
dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas serta untuk melayani konsumen. Cahaya Televisi (CTV Banten) telah melakukan dan mengikuti aturan yang dijelaskan di atas. Namun tentunya setiap stasiun televisi perlu adanya kontribusi yang ditunjang melalui dana operasional yang tidak sedikit untuk tetap terus melakukan program-program siaran baik secara on-air dan off air. Dan hal ini tidak mungkin dapat dipenuhi secara keseluruhan oleh pemilik atau pengelola stasiun televisi Cahaya Telvisi (CTV Banten). Oleh karena itu, dibutuhkan mitra kerja yang mampu memberikan pemasukan bagi stasiun CTV Banten televisi dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya operasional siarannya. Sehingga keberadaan sebuah stasiun televisi komunitas tidak akan dapat terlepas dari kepentingan komersial. DAFTAR HARGA IKLAN Jenis Iklan.
Durasi.
TVC.
15"
Prime Time.
Regular Time.
ROS.
Rp 600.000
Rp
450.000,-
Rp
300.000,-
30"
Rp 1.000.000,-
Rp
750.000,-
Rp
500.000,-
45"
Rp 1.500.000,-
Rp 1.000.000,-
Rp
750.000,-
60"
Rp 1.750.000,-
Rp 1.250.000,-
Rp 1.000.000,-
30'
Rp 12.000.000,-
Rp 9.000.000,-
Rp 6.000.000,-
60'
Rp 22.000.000,-
Rp 16.500.000,-
Rp 10.000.000,-
2'
Rp 2.500.000,-
Rp 2.000.000,-
Rp 1.500.000,
3'
Rp 3.000.000,-
Rp 2.500.000,-
Rp 2.000.000,-
5'
Rp 3.500.000,-
Rp 3.000.000,-
Rp 2.500.000,-
10'
Rp 4.000.000,-
Rp 3.500.000,-
Rp 3.000.000,-
Running Text.
10"
Rp
300.000,-
Rp
225.000,-
Rp
150.000,-
Super Imposes
10"
Rp
400.000,-
Rp
300.000,-
Rp
200.000,-
Blocking Time.
Filler
68
Slide Tanpa Add Lips
10"
Rp
375.000,-
Rp
250.000,-
Rp
200.000,-
15"
Rp
425.000,-
Rp
300.000,-
Rp
250.000,-
Slide Dengan Add Lips.
10"
Rp
425.000,-
Rp
300.000,-
Rp
250.000,-
15"
Rp
500.000,-
Rp
400.000,-
Rp
350.000,-
Slide Dengan Moving.
10"
Rp
375.000,-
Rp
300.000,-
Rp
225.000,-
15"
Rp
500.000,-
Rp
425.000,-
Rp
350.000,-
Note : Prime Time : Jam 18.00 - 22.00 wib Regular Time : jam 08.00 - 12,00 wib, 16.00 - 18.00 wib, 22.00 - 24.00 wib ROS : Jam tayang di tentukan oleh station TV. Harga Tersebut tidak termasuk biaya produksi materi iklan. Harga Tersebut belum termasuk PPN sebesar 10%. Pembayaran minimal 3 hari sebelum tayang harus lunas.
c. Video streaming dan Cahaya Televisi Network. Video streaming adalah tayangan langsung yang di broadcast kepada banyak orang (viewers) dalam waktu bersamaan dengan kejadian yang aslinya, melalui media data komunikasi (network) baik yang terhubung dengan cable atau wireless. Ini merupakan salah satu bagian daripada meningkatkan eksistensi cahaya televisi banten kepada masyarakat. Agar masyarakat luas dapat mengakses baik itu secara live dan atau rekaman yang disiarkan secara terus-menerus secara streaming dapat dilihat di situs CTV Banten yaitu WWW.cahayabanten.tv CTV Network adalah merupakan jaringan Tv Lokal dari beberapa daerah di Indonesia. Sesuai dengan undang-undang penyiaran, melakukan siaran secara berjaring yaitu sistem stasiun jaringan, dimaksudkan agar
69
lebih mempermudah kerjasama dibidang program, sumber daya manusia dan marketing. Dengan melakukan sistem siaran berjaring diharapkan dapat memberikan nilai lebih dan melengkapi kekurangan dari masing-masing daerah. CTV akan mengudara melalui satelite dan akan direlay diseluruh stasiun CTV yang termasuk dalam jaringan dan stasiun-stasiun tv lainnya yang akan bergabung bersama CTV Network. Dengan demikian siaran CTV Network memiliki jangkauan siaran yang sangat luas melalui teresterial dan dapat merangkul kurang lebih sepuluh juta masyarakat pemakai parabora yang mnerima free to air satelite, serta tak tertinggal pemirsa yang berlangganan tv kabel. d. Kegiatan Off-Air. Program off-air adalah kegiatan yang dilakukan diluar ruang siaran (out door) untuk menarik para penonton masyarakat lokal sekaligus mempromosikan media televisi ini. Interaksi eksternal ini dengan mengadakan seminar-seminar, event-event dan penyuluhan kesehatan atau bakti sosial. Tidak hanya itu saja untuk kegiatan off-air Cahaya Televisi (CTV Banten) yaitu, melakukan kegiatan yang akan dimulai dari lingkungan kampus karena ada tayangan Newsnya (Hallo Kampus): program ini mengajak para mahasiswa/I untuk dapat langsung berkreatifitas dalam meliput content berita, maupun dalam membawakannya. Diharapkan dengan adanya acara ini mahasiswa dapat lebih berfikir secara Kreatif, Edukatif, dan Informatif.
70
Melaksanakan konsep-konsep baru yang telah disepakati oleh bagian terpenting: bagian penanggung jawab/divisi/departement dll, yaitu program mengenai wisata yang akan dilaksanakan. Dalam implementasi kegiatan off-air ini diperlukan adanya teamwork yang solid guna mempromosikan program-programnya dengan kerja sama dengan kuliner di daerah setempat. Tentunya wilayah Banten, sebagai propinsi yang memiliki potensi sebagai daerah wisata, industri dan jasa lainnya.
3. EVALUASI STRATEGI. Tahap terakhir dari strategi adalah evaluasi dari pelaksanaan strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi untuk tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang telah dinyatakan telah tercapai.6 Pengevaluasian yang dilakukan Cahaya Televisi (CTV Banten) adalah untuk memecahkan masalah, mencari letak kekurangan dan mencoba cari jalan keluaran dengan cara berdiskusi dengan masing-masing divisi. General Manager GM melakukan peninjauan kembali tugas apa saja yang menjadi kendala dari setiap para crew atau setiap masing-masing bagian yang sudah menjadi tanggungjawab. Misalnya bagian Newsnya apakah sudah memberikan tayangan informasi yang baik yaitu tidak menampilkan sebuah kekerasan, isu sara, yang berdarah-darah dll.
6
Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 3
71
Karena program berita news merupakan tayangan yang menjadi unggulan di CTV Banten. Sehingga perlu adanya rapat-rapat harian, untuk melihat hasil implementasi di lapangan. Pembahasn hasil dari rapat tersebut salah satunya mengenai bagaimana mendisain isu-isu berita tersebut. General Manager mengadakan rapat meeting dengan para client CTV Banten sebagai awal dari kebijakan dari kerja samanya. Sehingga perlu adanya pembicaraan untuk meminimalkan timbulnya dampak kerugian antar masingmasing. Terkadang tidak hanya rapat dengan para client, tapi juga rapat general yaitu rapat dari semua bagian departemant atau kepala divisi masingmasing. Berikutnya, setiap sebulan sekali devisi marketing CTV Banten melakukan evaluasi. Seperti, menghitung kembali jumlah iklan yang sudah masuk disetiap bulannya apakah sudah mencapai target atau belum. Jika memang ada kekurangan maka seluruh devisi marketing tersebut akan mengadakan rapat meeting untuk melakukan perbaikan disetiap tahapannya yang dirasakan kurang. Maka dari semua penyusunan atau tahapan dalam melakukan strategi berkenaan dengan penetapan prosedur-prosedur formal atau informal, yang dimulai dengan penetapan tujuan CTV Banten dan dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan (langkah) sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan. Secara aktif melibatkan manajer dan para anggota pada setiap tingkatan organisasi. Baik untuk meningkatkan kinerja maupun meningkatkan eksistensi Cahaya Televisi (CTV Banten) sebagai televisi lokal. Setalah melakukan serangkaian kegiatan, mulai dari perumusan, penerapannya dan berikutnya melakukan tahap terakhir yaitu evaluasi.
72
Tujuannya adalah agar kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya yang mana terdapat berbagai kekurangan, bisa diperbaiki lagi di kegiatan yang akan datang. Para jajaran divisi perusahaan tersebut melakukan evaluasi strategi dilihat dari segi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Yang tergambar melalui analisis SWOT sebagai berikut:
B. Teori Performa Komunikatif. Performa (performance) adalah metafora yang menggambarkan proses dari pemahaman akan prilaku manusia dalam sebuah organisasi. Begitu pula dengan Cahaya Televisi Banten, membutuhkan performa komunikasi yang baik untuk bisa lebih meningkatkan eksistensinya sebagai televisi lokal dan masyarakat Banten. 1. Performa Ritual (Ritual Performance). Semua performa komunikasi yang terjadi secara teratur dan berulang disebut performa ritual (ritual performance). a. Ritual Personal (personal ritual). Ritual personal adalah rutinitas yang dilakukan ditempat kerja setiap harinya. Yaitu mencakup semua hal yang dilakukan oleh para anggota di masing-masing divisi secara rutin, guna untuk
memperlancar
kegiatan kerja setiap harinya. b. Ritual Tugas (task ritual). Ritual tugas adalah suatu aktivitas rutin yang dikaitkan dengan pekerjaan seseorang. Di Cahaya Televisi (CTV) Banten aktivitas ini biasanya dilakukan hampir disetiap masing-masing divisi atau setiap
73
masing-masing
crew
bertanggungjawab
untuk
menyelesaikan
tugasnya. Misalnya divisi news; pak mory sebagai asisten produser sekaligus korlip (koordinator liputan). Yang bertugas mengatur daripada reporter dilapangan, mengedit berita yang didapat dilapangan oleh para reporter dan juga mendisaign isu berita agar menjadi menarik. melakukan rekap laporan reporter sebelum masuk kemeja siaran. Dan divisi marketing atau general manager, yang bertugas untuk mencari dan meyakinkan sponsor agar bisa diajak kerjasama. Biasanya divisi ini akan meyakinkan klien agar menaruh iklannya atau mempromosikan Cahaya TV Banten. c. Ritual Sosial (social ritual). Ritual sosial (social ritual) adalah sebuah rutinitas atau aktivitas yang melibatkan hubungan dengan orang lain ditempat kerja. Biasanya di Cahaya TV Banten rutinitas seperti ini dilakukan oleh semua crew disana bertujuan untuk menambah tali persaudaraan antar crew dan agar memahami karakter satu sama lainnya sehingga dalam hal kerjasama dalam pekerjaan pun dapat berjalan dengan baik. Misalnya saja, disaat jam istirahat para crew di Cahaya TV Banten melakukan makan siang bersama. Biasanya makan siang itu digunakan untuk berbincang-bincang tentang pekerjaan yang tadi sudah dilakukan selam seharian. Pembicaraan santai itu dapat membuat rasa lelah yang tadi melanda dapat hilang begitu aja, bahkan
74
seringkali karena mengobrol santai saat makan siang itu dapat menambah ide-ide baru untuk pekerjaan. Dengan ritual sosial ini, mencipatakan hubungan interaksiinteraksi sosial sesama crew ataupun anggota divisi lainnya. Maka terjalinnya komunikasi yang baik, karena dengan komunikasi yang efektif itulah mengurangi timbulnya miss komunikasi. Yang akan memperlambat kenerja antar crew lainnya. d. Ritual Organisasi (organizational ritual). Ritual organisasi adalah suatu kegiatan atau rutinitas yang berkaitan dengan organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Suatu aktivitas tersebut guna meningkatkan eksistensi Cahaya Televisi (CTV Banten). Menurut Rogers organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan di mana operasi dan interaksi di antara bagian yang satu dengan yang lainnya dan manusia yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti.7 Ketaraturan dari sebuah sistem berdasarkan struktur Cahaya TV Banten terhadap para crew atau sumber daya manusia berupaya menghasilkan suatu kesatuan antar divisi lainnya untuk saling bekerja sama. Sehingga menyelesaikan tujuan secara efektif. Misalnya hasil dari rapat yang setiap minggu, bulan dan tahun yang dilakukan secara general yaitu mulai dari general manager, HRD, 7
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), h.114
75
divisi marketing, kepala produksi dan bagian lainnya, yang diimplementasikan terkait oleh seluruh crew CTV Banten. Biasanya akan ada evaluasi atau pengkajian ulang jika terjadi kesalahan dalam pengerjaannya. Membuktikan bahwa tingkat kerja sama dalam oganisasi atau perusahaan sangat penting.
2. Performa Sosial (social performance). Performa sosial adalah perpanjangan sikap santun dan kesopan untuk mendorong kerja sama diantara anggota organisasi. Pepatah mengatakan “hal kecil memulai hal yang besar” berhubungan langsung dengan performa ini. Baik dengan senyuman atau sapaan „selamat pagi‟, menciptakan suatu rasa kekeluargaan sering kali merupakan bagian dari budaya organisasi. Akan tetapi, sering kali sangat sulit untuk bersikap sopan. Ketika suasan sedang tegang, sungguh merupakan hal yang sulit dan terkadang menjadi tidak tulus untuk tersenyum mengucapkan „selamat pagi‟ pada orang lain. Kebanyakan organisasi menginginkan untuk mempertahankan prilaku yang profesional bahkan di masa sulit dan performa sosial membantu tercapainya hal ini.
76
C. Dimensi-dimensi komunikasi Dalam Kehidupan Organisasi: Komunikasi Internal dan Komunikasi Eksternal Yang Dilakukan Cahaya TV Banten Sebagai Peningkatan Kinerja. 1. Komunikasi Internal. Pertukaran gagasan diantara manager dan juga karyawan dalam suatu perusahaan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara harizontal dan vertikal menyebabkan pekerjaan berlangsung. Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah atau sebaliknya. Yaitu, dari pimpinan Cahaya Televisi (CTV) Banten kepada bawahannya ataupun sebaliknya. Komunikasi secara timbal balik ini, pimpinan atau GM (General Manager) Cahaya Televisi (CTV) Banten perlu mengetahui laporan, tanggapan, saran para karyawan Cahaya Televisi (CTV) Banten, sehinga suatu keputusan atau kebijakan dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi horizontal adalah komunikasi mendatar yaitu, antara karyawan sesama karyawan di Cahaya Televisi (CTV) Banten. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan hanya pada waktu mereka sedang bekerja saja, melainkan pada jam istirahat. Organisai sebagai kerangka (framework) menunjukan adanya pembagian tugas antara orang-orang di dalam Cahaya Televisi (CTV Banten). Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan dicapai, manager mengadakan peraturan sedemikian rupa. Membuat bagian-bagian menurut jenis pekerjaannya dan mengangkat
77
seorang sebagai penanggung jawab. Dengan demikian pimpinan cukup berkomunikasi dengan penangung jawab.
2. Komunikasi Eksternal. Komunikasi eksternal yang dilakukan Cahaya Televisi (CTV) Banten biasa dengan khalayak di luar oranisasi. Yaitu, dalam mempromosikan dan juga menjalin hubungan kerjasama dengan client dan juga calon client mensosialisasikan visi misi Cahaya Televisi (CTV) Banten, baik itu dari perusahaan atau organisasi formal dan informal. Kalau dari organisasi formal yaitu Cahaya Televisi (CTV) Banten bekerjasama dengan BKKN, PEMDA, dan PUSTEKOM. Sedangkan dari informal seperti, ANTARA, Pareraf, HomeShoping, Djarum dan klinsik kesehatan: klinik TCM (Pusat Pengobatan Cina.
D. Manfaat Strategi Komunikasi. Strategis memungkinkan suatu organisasi untuk proaktif dalam membentuk masa depannya. Hal ini menjadi manfaat utama dari setiap bagian divisi untuk melakukan planning, terutama divisi marketing. 1. Adanya aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan Cahaya TV Banten untuk mencegah munculnya masalah dimasa yang akan datang. 2. Keterlibatan antara devisi dalam pembuatan strategi akan lebih meningkatkan kinerja kerja mereka dan dapat meningkatkan kualitas Cahaya Televisi Banten.
78
3. Keterlibatan asntar divisi dalam pembuatan strategi akan lebih meningkatkan kinerja kerja mereka dan dapat meningkatkan kualitas Cahaya Televisi Banten itu sendiri. 4. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju. 5. Membuat suatu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. Kehadiran televisi lokal menambah variasi dan juga minat masyarakat untuk menonton, terutama mengenai hal yang mencakup suatu wilayah banten. Memang televisi Nasional swasta mampu mencakup hingga dari Sabang sampai Merauke, akan tetapi tidak sampai memberikan informasi dan mengkroscek lebih dalam mengenai pelosok-pelosok daerah pedalaman. Itu termasuk salah satu kekurangan tv nasional. Maka dari itulah televisi lokal yang mampu meberikan informasi dan menjadi tolak ukur terhadap perkembangan suatu daerah sebagai spirit Otonomi Daerah. Menyajikan sebuah media televisi lokal sebagai penghubung masyarakat yang berpotensi mulai dari industri, wisata, seni dan kebudayaan, dll. Disetiap organisasi dan perusahaan sangat penting melakukan sebuah perencanaan jangka panjang untuk meningkatkan suatu kualitas daripada organisasi ataupun perusahaan. Oleh karena itu seperti apa strategi yang hendak dijalankan sangat mempengaruhi kemampuan dari kenerja crew maupun penanggung jawab divisi lainnya di stasiun tv lokal/Cahaya Televisi Banten untuk meningkatkan eksistensinya di daerah Banten. Strategi yang dilakukan Cahaya Televisi (CTV) Banten untuk meningkatkan eksistensinya sebagai televisi lokal: a) Melakukan perumusan strategi yaitu Cahaya Televisi (CTV) Banten membuat rancangan rapat kerja satu tahun pada sebuah rapat general yang
79
80
membahas mengenai
tata keungan/ financial, target pemasaran,
sponsorshi, dan juga program kerja. b) Mempersiapkan dan melakukan suatu program baik itu secara on-air dan off-air. Diperlukan suatu kenerja kerja yang baik dari seluruh crew untuk menghasilkan apa yang menjadi tujuan tv lokal ini. c) Menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan mulai dari pihak instansi-instansi pemerintah seperti BKKBN, PEMDA, Pustekom dll. Hingga sampai perusahaan informal lainnya.
Dimensi Komunikasi. Komunikasi internal dan eksternal yang dilakukan Cahaya Televisi (CTV) Banten memberikan suatu dampak dan mempengaruhi segala suatu yang berkenaan dengan eksistensi daripada stasiun televisi lokal. Pengharapan besar dari pengelola televisi lokal terhadap para karyawan atau crew untuk menghasilkan program-program acara yang bagus. Maka dari itu tentu perlu adanya perhatian dari atasan atau general manager untuk mengarahkan, mengawasi, memantau dan memperhatikan supaya tidak terjadi miss komunikasi atau kesalahan dalam penyampaian pesan, ide dan juga gagasan.
B. Saran. 1. Cahaya Televisi Banten merupakan tv lokal pertama di daerah Banten akan tetapi bahwasanya bahasa sebagai strategi pemasaran identitas lokal tidak tertampilkan. Maka hendaknya perlu ada pemanfaatan bahasa
81
sebagai strategi penguatan identitas sesungguhnya merupakan hal yang sangat penting. Fungsi bahasa dalam televisi salah satunya adalah sebagai alat promosi. 2. Pada perusahaan Cahaya Televisi Indonesia (CTV Banten) adalah Lembaga Penyiaran Swasta penyelenggra jasa penyiaran televisi yang berbasiskan stasiun lokal di Banten yang sah, yang cakap, layak dan patut sesuai UU. Adapun tidak kalah saingnya dengan televisi swasta yang berskala Nasional lainnya ataupun tv lainnya. Tetap terus memberikan informasi dan program acara yang dengan lebih kreatif dan inovatif, skaligus mencermin wilayah daerah Banten tsb. 3. Perlu adanya pengembangan terutama pada sumber daya manusia yang memadai yang cukup terampil dalam bidangnya. Yang menjadikan pilar penting dalam pelaksanaan kemajuan stasiun televisi lokal (Cahaya Televisi Banten).
DAFTAR PUSTAKA
A.Pius. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry,Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), cet ke-1 Agustinus Sri Wahyuni, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Strategik, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), cet Ke-I Ardianto, Elvinaro & Erdinaya, Liluati Komala dan Lukita, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Bandung: Sembiosa Rekatama Media,2007) cet 1 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet. Ke4 Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group) Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet Ke-3 Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos, 2000) Fred David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002) _________, Strategic Management, (Jakarta: Salemba Empat), 2004 Buku satu Edisi 10 Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Management, Back to Basic Approach, (Jakarta: PT.Grafindo Utama, 2003) Indriati Yuliastiani, Ragam Penelitian Kualitatif: Penelitian Lapangan, (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003), cet Ke-3 John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara, Marketting Communication, (Jakarta: PT Buana Ilmu Populer, 2009), cet-3 John Vivian, Teori Komunikasi Massa; Edisi ke Delapan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008) James A.F.Stoner, Manajemen, (Jakarta: Elangga, 1990), edisi kedua revisi, cet Ke-2 Lexy J.Meloeng, Metode Penellitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), edisi revisi cet. Ke-26,
82
83
Marheini Fajar, ILMU KOMUNIKASI (Teori & Praktek), (Jakarta: Graha Ilmu, 2009) Morrison, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 2010), cet.1 Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), cet.1 ________, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2007) Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), cet Ke-1 __________________, Dinamika Rosdakarya), 2004 Cet Ke-6
Komunikasi,
(Bandung:
PT.Remaja
Syamsir Salam, MS dan Jaenal Arifin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press,2006) Richard West & Lynn. H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,(Jakarta: Salemba Humanika, 2008) Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 1997) Riswandi, Dasar-dasar Penyiaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009) _______, Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009), cet 1 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Press), 2007 Sutrisno Hadi,Metodologi Research, (Jogjakarta: Andi Offset, 1983) Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam, (Jakarta: Firma Djakarta, tt), cet Ke-1 Triton PB, Manajemen Strategis,(Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007) William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 1987), edisi Ke-2 Wiriyanto, Teori Komunikasi Massa,(Jakarta: PT Grasindo)
84
Dari Internet: Google,wordpress.com http://id.shvoong.com/humanities/film-and-theater-studies/2281049-pengertiantelevisi-dan-sejarahnya/#ixzz1x6XfFzz8 http://www.atvli.com/ file:///E:/eksistensi-tv-lokal-di-antara-dominasi-tv-nasional.htm
Gedung Stasiun Cahaya Tv Banten
Ibu Dina: GM (General Manager) Cahaya Tv Banten
Ruang Studio. Saat Syuting Life Acara Solusi Sehat
Ruang Studio: Tempat Acara Musik & News
Ruang Control Room & MCR (Master Control Room)
Ruang Control Room & MCR (Master Control Room)
Ruang untuk buat Video Streaming
\
l' I l
HASIL WAWANCARA.
09-0r-2013 NAMA : BAPAK HENDRA NAPITUPULU JABATAN : PRODUSERNEWS LOKASI : STASIUNCAHAYA TELEVISI BANTEN
1.
2.
Mengapa diberi nama Cahaya TV Banten? -
Karena belum ada televis lokal di daerahBanten.
-
Karena pemilik modal berharapdapatmernberikanpencerahandi daeraBanten.
Apa arti strategi menurut anda? Strategi menurut saya adalah suatu penentuan langkah untr-rkmencapai suahr tuluan.
3.
Apakah setiap organisasi membutuhkan strategi komunihasi, Ialu bagaimana strategi komunikasi dalam CTV Banten untuk meningkatkan eksistensi sebagai televisi lokal? Tentu setiap orgnisasi pasti mempunyai strategi. Disini setiap clivisi mernpunyai kebijakan dalam suatu strategi masing-masing.Tapi implementasi strategi semua yang dilakukan berdasarkan untuk di Cahaya Televisi (CTV Banten). Salah satunya, saya di bagian News memiliki strategi yang merupakan daripada penolrrpang strategi lainnya.
4.
Apakah ada faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan eksistensi CTV Banten sebagai televisi lokal? Faktor pendukung; faktor pendukung yang jelas bagi kami yaitu masyarakat. Faktor penghambat; menurut saya tidak ada, akan tetapi lebih kepada perbaikan itu saja.
5.
Apa yang menjadi tujuan CTV Banten? Tujuannya yaitu kembali
pada visi
CTV
Banten, yaitu
cahaya bagi keluarga,
memberikan hiburan, informasi dan pendidikan kepada keluarga masyarakat Banten.
'l
l"t
l'
l'
6.
Untuk
mencapai tujuan-tujuan
tersebut apakah ada strategi khusus yang
dijalankan CTV Banten? Tentu ada strategi yaitu membuat konsep-konsep yang selalu berubah. Awal-awal kami pada konsep musik lalu memberikan strategi berikutnya yaitu konsep tentang kesehatan yaitu, program solusi kesehatan, memberikan pengobatan alternatif kesehatan bagi masyarakat Banten. 1
Apa yang menjadi ciri khas CTV Banten? Yang menjadi ciri khasnyaadalah tayangangyang menampilkan program kesehatandan juga informasi-informasinyasepertiNews, dankebudayaansetempat.
8. Apa yang membuat CTV Banten berbeda dengan televisi lokal lainnya? CTV Banten ini, kami tidak terlalu pusing untr-rkmemikirkan yang berbedadari televisi lainnya. Akan tetapi bagaimana dapat memberikan yang terbaik bagi keluarga masyarakatBanten dan kami berharapdapatmenyajikan kualitas program-programnya.
9. Apa keunggulan CTV Banten dengan TV Lokal lainnya? Yang menjadi keunggulannyayaitu tv pertama di Banten yang merupakanpoint penting bagi kami dan kami sangatwelcome bagi masyarakat,lalu adanyaprogram wayang, ini termasuk yang diminati masyarakat setempat.
10. Bagaimana meningkatkan eksistensicrvB
terhadap masl'arakat setempat?
Mendekatkan kepada msyarakat. Terutaman di bidang News dengan mengangkat informasi ke plosok daerah, yang dimulai dari bidang rendah seperti Rt, Rw, Kecamatan, Kelurahan. Bahwa ditempat tersebut ada sesuatu yang pantas diberitakan oleh CTV Banten dan itulah yang menjadi kekuatan kami.
1 1 . Apa target dari CTV Banten! Dan sudahkah mencapai target tersebut? Kalau menurut saya sudah mencapai target CTV Banten, hal tersebut dilahat dari padatnya tayangannya,iklan dll mulai beroperasijam 05.00-00.00.
?! ]i*r
12.Bagaimana CTV Banten menyajikan tayangan bermutu dan mengandungnitainilai positif sertamenambahwawasanbagi masyarakatsetempat? Menampilkankonsepbaru lagi, misalnyatentangwisata/lruliner.Konsep tersebutakan dirampungkan,digodok dan dimatengkanmasih didaerahBanten,tetapi mencobauntuk keluar daerahkeseluruhIndonesiaakan tetapi tetap fokus di Daerah Banten . Lalu, programpendidikandari Pustekom.
13. Apa harapan kedepannya crvB
yang merupakan televisi lokal pertama se-
JABODETABEK? Sesuai dengan Undang-undangNo32 Tahun 2002 Cahaya Televisi Banten adalah LembagaPenyiaranSwastapenyelenggarajasapenyiaranyang berbasiskanstasiunlokal di Banten yang sah, yang cakap, yang layak dan patut serta memenuhikriteria dan persyaratanyang diharuskan,maka kami akan melakukandengansemaksimalmungkin dengankualitas dan kuantitastayanganyang bersifat mendidik, informatif dan hiburan sesuaidenganvisinyayaitu, untuk cahayabagikeluarga.Khususnyadi Banten.
PRODUSERNEWS
#
Print ''3o
;r l.
Subject: FW: pertanyaan seputarctvbanten
r
From:
NovianaRachmawentiSastroatm odjo (novi@tvtrg a,tv)
To:
[email protected],
Date:
Tuesday,October23,201210;59AM
Frorn: Novia na Rachmawanti Sastroatmodjo lmailto:novi@tvtiga,tvl Sent: 23 OktoberZ0L210:42 To:'
[email protected]' Subject: RE:pertanyaan seputarctvbanten
From: NovianaRachmawantiSastroatmocljo Imailto:
[email protected]] Sent: 22 Oktober 20.12L4:3L Tc:'urnmul-fr@i,e hoo.com' Subject: peftanyaanseputarctvbanten
L. Mengapd a i b e rin a maC T V Banten ? P T ' c a h a ya T e l e vi si In d o n ej i a d e nganpanggilan diudar acr vBantenadalahsebuahs tas i un t e l e v i slio ka ya l n gb e ra d ad i d a e r ahBanten,nam a cr VBanten agarpemir samengetahui b a h w acrv a d a l a hrV l o ka l n ya B anten, dandengannam acahayaber har ap dapatn r e^j adi cahayainformasibagipemirsanya. 2. ApaArtistrategimenurutanda? stratdgiadalahsebuahgagasan rencana , atau ideyangharusdijarankan untukmemenuhi targetkemenangan 3 Apakahsetiaporganisasi mernbutuhkan strategikomunikasi? Y as e t i a po rg a n i sa si me mb u tu h kan str ategikomunikasi untukmencapaitujuan dan terciptanya visi misiawalterbentuknya organisasi itu sendiri 4'
Bagaimana strategikomunikasi dalamcrvBantenuntrrkmeningkatkan eksistensi
f/l la
11/19l2t\12 I 1:35AM
http://us.mg5.mail.yahoo.com/neo/launch?. I s e b ag ate i l e vi sil o ka l? St r a te gko i mu n i ka si C l 'V B a nten secar aInter nal kam imemilikisystember komuni k as i antar divisi,untukStrategikomunikasi eksternalkainirnemilikibanyaksti,ategi salahsatunya m e l al upi ro g ra m.p ro g ra yamn gdisiar kan CTVBanten adalahbentukkom unikasdiengan p e r n i rsa ka mi 5 ' Ap a ka hfa kto rp e n d u ku ng dan pengham bat dalammeningkatkan eksistens i CTVBanten sebagaitelevisi lokal? P e n d u ku n: g K a rn ame mi l i ki system dalamper usahaan, sehingga m emper m udah b erko mu n i ka si K a rn ame mi l i kime d i as ebagaialatbantuber komunikasi denganpem ir s a, sehinggaeksistensi dapatterjaga P e n g h a ,.n b a t: -
Ji kaa d a d i vi sia ta up e r or angan tir lakmengikuti system, sehingga m emper s ul i t k omu n i ka si d a na d a mi scomur r ication inter nal T i d a kse mu ap l 'o g ra m dapatdim anfaatkan untukdapatber komunikasi de ngan p emi rsa 6 , s ud a hd i j a w a bd i n o 5 7 . s ud a hd i j a w a bd i n o 5
8 . A p aya n gme n j a d i tu j u aC n TVBanten ? M e n j a dTi Vl o ka lya n gb e rg u n abagim asyar akat Bantendalampem ber ian Infor m asdan i . 1 u gdaa p a ime n j a d i kalna p a n garpeker r jaan bagim asyar akat Banten 9 ' U n tu kme n ca p atu i j u a n " tujuan ter sebut apakalradastr ategikhususyangdijal ank an CTVBanten? Salahsatunyadehgancaramerrgadakan kegiatan-kegiatan off air untukmendekatkan k e p a d ap e n ri rsa , 10.Apayangmenjadiciri khasCTVBanten ? K a m in te mi l i kip ro g ra nbr e ri tayangmater inya sangatkentaldenganBanten,kejadi an s e p u t aB r a n te nse , hingga ma sy ar akat bantensangatar r tusias dalamm enantipr ogr am tersebut 1 1 . A p aya n gme mb u acrV t B a ntenber bedadengantelevisilokallainnya? Jelasmasing-masing TVmempLtnyai perbedaan, begitupuladenganCTVBanten berbeda d e n g a nT Vl o ka tl a i n n ya , t 2 . Ap ake u n g g u l aCnT V B a n ten denganTVlokallainnya? K a m ime mi l i kip ro g ra mb e ri tayangm ater inya sangatkentaldenganBanten,kejad i an nf!
11/18/2012 I l:35 Al
i\!sF
Fr
tt@;//us.mg5.mail.yahoo.com/neo/launch?.rand=9lcqs
seputar Banten, sehingga masyarakat banten sangatantusias dalammenanti program tersebut :a
1-3'Bagaimana meningkatkan eksistensi CTVBterhadapmasyarakat setempat? salahsatunyadengancaramengadakan kegiatan-kegiatan offair untukmendekatkan kepadapemirsa
1 4 ' B a g a i ma ncrV a B a n te nmenyajikan tayangan ber m utudan m engandung nilai - ni l ai positifsertamenambahwawasanbagimasyarakat setempat? membuatprogramyangmelibatkanmasyarakat langsung, contohnya I-IALLO KAMpus, m e l i ba tkapne l a j a ma r h a si swa unttr kber sama- sama m ember ikan infomenar ikc l an wawasankepadapemirsa
15'ApaharapankedepancrvB yangmerupakan televisilokalpertamase-JABoDETABEK Lebihrneningkatkan lagiprogram-p rogramyangada,rebihmendekatkan lagidengan p e m i rsame l a l upi ro g ra m-p rogr on amair maupunoffair agar m enjadicahayaunt uk p e m i rsa
Regards,
Nclvianaliac hnrau,anti
ffiKW?"&etwwrk Jl.WanaMulya,No.7 Kiirana
'l'engah,
Ciledug-'l.'angerang, []anten
T. A21,-73457252 /3 F. A21-73457251 M . 0 8 t 2 - 8 6 0l8e 3 6 h.nrail : novi(liltvtiga.tv
.Lrrm il ; novisarstroatn:odjo@gmail. com
of,
1l/1812012 l1:35AIi
2:r
I
KEMENTERIANAGAMA UNIVERSITASISLAM NEGERI (UIN) SYARIFHIDAYATULLAH IAKARTA
FAKULTAS ILMU DAI(WAH DAN ILMU KOMUNIKASI |1.Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412Indonesia
Telepon/Fax: (02\ 7A3/721t / 74703580 Website : www.fdkuinjakarta.ac.id
Nomor:Un.01lF5/KM.0l 3lQry nU2 L a m p : 1 ( s a tu )b u n d e l Hal : BimbinganSkripsi
E-mail :
[email protected]
Jakarta, 18 Jwi2012
KepadaYth. Dr. Sunandar,M.Ag. DosenFakultasIlmu DakwahdanIlmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullahJakarta Assalamu'alaikum Wr. ltrrb. Bersamaini kami sampaikansebuahout line skripsi yang diajukanoleh mahasiswa FakultasIlmu Dakwahdan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakartasebagai berikut. Nama Nomor Pokok Jurusan/Semester Judul Skripsi
Ummul FatziahRahmah 1 08051000100 KomunikasidanPenyiaranIslam (KPI) / VIII Strategi Komunikasi Stasiun Televisi CTV Banten dalam MeningkatkanEksistensisebagaiTelevisi Lokal di Daerah TangerangBanten.
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam penyusunandan penyelesaianskripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama. Atas perhatian dan kesediaannyakami sampaikanterima kasih. lf/assalamu' alaikum Wr. Wb.
idin Saputra, Tembusan: 1. Dekan 2. Ketua JurusanKomunikasi dan penyiaran lslam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
qrt
l" I
It
lF/
I
"1
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
I
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Telepon/Fax : (027)7432728/ 7 4703580 lVebsite: u,n.r'.frlkuinjakarta.ac.id, E-mail: dakn'
[email protected]
^ ,,o
N o m o r : U n . 0 1 /F 5 /K M.0 3 l L fY A D 0I2 Larnp. : Hal
Jakarta,( Juni2012
: PermohonanPenelitian/Wawancara
Kepada Yth. HRD CTV Banten
,4ssalamu'alaikum Wr. Wb. Dengan hormat kami sampaikanbahwa mahasiswaFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu I(omunikasi UIN Svarif HidavatullahJakartadi bawah ini : Nama : Ummul FauziahR NIN{ :108051000100 JurusarVSemester : Komunikasidan PenyiaranIslam (KPI) / VIii berrnaksudmelaksanakanpenelitiamwawancaraberjudul Strategi Kontunikasi C:TV Banten dalam Meningkatkan Eksistensi:;ebagai Televisi Lokal di Daerah Banten. Penelitian/w'awancara tersebutdalamrangliapersiapanpenulisanskripsi. Sehubungandenganitu kami memohcnkepadaBapaktiburSdl.kilanl'a berkenan menerimamahasiswakarni tersebutdalamirenelitian/wawancara dimaksud. Atas perhatiandan perkenannyakami mengucapkanterima kasih. l,Va ssalantu'alaikum LVr.Wb.
ubhan,MV I 1 01 9 9 3 0I3 Ter-nbusan : 1. Pernbantu DekanBidang Akademik 2. KetuaJurusanKomunikasidan PenyiaranIslam(KPI) FakultasIhnu Dakwahdan Ilmu Kornunikasi
l
ff
F
i
-
ilIIilH
-
I SURAT KETERANGAN Nornor : 00SSK-HRDiCTlili20l3 Yangbertanda tangan dibawah ini hlama rDinaKusuma Jabatan
: General Manager
Nama lnstansi I Perusahaan
: PTCahaya Televisi lndonesia
Alamat Instansi I Perusahaan : Jl.WanaMulyaNo.7 Karang Tengah MulyaKarang - Tangerang Ciledug 15157 Telepon / Fadrnile
: 021-7M5 7252-53 I 021-VU\ 725'[- 3981
(UlN)$yaritHidayatullah Sesuai dengen suratKennnterian Agama Jakarta Nonnr
:tln.0tlF$KM.01.g271g2012
Tanggal
:06Juni2012
Dengan inimenyatakan penelitianlwawancara berssdia menerima unfukrnelakeanakan beijudulStrategi Komunikasi CTVBanten dalamMeningkatkan EksistensisebagaiTelevisi Banten, LokaldiDaerah Nama
:UmmulFauziah
NIM
:108051000100
Jurusan / Semester
: Komunikasi lelam{KPl)/ Vllt danPenyiaran
,
EriA.LMX,AWimeKr@@ffiI{
PT CAHAYATELEVIS,'INDONESIA
,.t+
tF'/
Cahaya Televisi Banten Pi. C"fr"ta Televisi lndonesia
f-4frfJ i"EN
rffi;;-] t-'--,.*;-l [-*.-*-l
[----*I-l t-^**"-
@
BahasaIndonesia
tr=;f
Kota Tangerang, KabupatenTangerang,
I
snran
E;;;I
Serang,KabupatenLebak,I(ota Serangdan Kota
I
--l
F"t""*.** t*."
Banten Stasiun Frekuensi Televisi Banten TV 22UHF
Kabupaten/I(ota Serang(JangkauanSiaranSerang& Jabodetabek ) Tangerang
26 UHF Tangerang CaritaTV 32 UHF UntirtaTV 14VHF Selanq Carlita TV 52 UHF Pandeglane Hanyaterdapatdi GerejaChrist CCNC TangerangSelatan CathedralGading CahayaT\
Serpong
Ktv
28 UHF
Serans ( sebelumnya beradadi wilayah Tangerang, namun sqak 2012, stasiunpemancarnya dipindahkanke Kota Serangsesuaidengan ketentuanyang berlaku. Meski begitu, siarannya dapatditangkap di wilayah Jabodetabek)
TV3
34 UHF
Tangeranq
b/
e*-!'t STAT|O*|
: CTV-BANTEII
ZOll OAIE : IaDESEMBER EFFtCrrvE
13J7rl0 l]$7;]S l1:45ffi tF'{PfSe.rU" fl}ft"$eH'S&{.{U.X?
{h{$r[srAt f]$i,ssfis6t {d.l r$h fl*tfiSt' $0r&{ fu I
l*rlS:#fr
tss*f ?{[S#?S*l?tf t* tr rr-}l;lt! MA5$Sii [ &1&F!-[& {h ml'
*ls * n$ f$J,-"* Yi*"T:*-* 1{r$}:3* t4*?*il t5:18$fi
1$:X?;lS
**" se$s*t f?.: iffiFfa$-s& lnrHRiAt Sfi. Str{S&t i'l }l
I I
'S 1 ;