STRATEGI TELEVISI LOKAL DALAM MENGHADAPI SISTEM TELEVISI BERJARINGAN (STUDI KASUS PADA CAHAYA TELEVISI BANTEN)
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Jenjang Strata Satu (S1) Program Studi Broadcasting
Disusun Oleh : Nama : Verawati NIM : 44105010186
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Verawati
Nim
: 44105010186
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Strategi Televisi Lokal Dalam Menghadapi Sistem Televisi Berjaringan (Studi kasus pada Cahaya Televisi Banten)
Jakarta, 01 September 2009
Mengetahui, Pembimbing
Heri Budianto,S.Sos, M.Si
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI Nama
: Verawati
Nim
: 44105010186
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Strategi Televisi Lokal Dalam Menghadapi Sistem Televisi Berjaringan (Studi kasus pada Cahaya Televisi Banten)
Jakarta, September 2009
1.
Ketua Sidang Feni Fasta, SE. M.Si
2.
(.................................)
Penguji Ahli Afdal Makkuraga Putra, S.Sos, MM, Msi
3.
Pembimbing Heri Budianto,S.Sos, M.Si
(.................................)
(................................)
ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Verawati
Nim
: 44105010186
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Strategi Televisi Lokal Dalam Menghadapi Sistem Televisi Berjaringan (Studi kasus pada Cahaya Televisi Banten) Jakarta, September 2009
1.
Ketua Sidang Feni Fasta, SE. M.Si
2.
(.................................)
Penguji Ahli Afdal Makkuraga Putra, S.Sos, MM, Msi
3.
Pembimbing Heri Budianto,S.Sos, M.Si
(.................................)
(................................)
iii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama
: Verawati
Nim
: 44105010186
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Strategi Televisi Lokal Dalam Menghadapi Sistem Televisi Berjaringan (Studi kasus pada Cahaya Televisi Banten)
Jakarta, September 2009 Disetujui dan Diterima Oleh, Pembimbing
(Heri Budianto,S.Sos, M.Si) Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi Broadcasting
Dra. Diah Wardhania, M.Si
(Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comn)
iv
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
Nama
: VERAWATI
Nim
: 44105010186
Judul Skripsi
: Strategi Televisi Lokal Dalam Menghadapi Sistem Televisi Berjaringan (Studi Kasus Pada Cahaya Televisi Indonesia Banten)
Bibliografi
: 5 Bab + 83 halaman + 25 referensi (tahun 1996 – 2007)
ABSTRAKSI
Media televisi telah menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga menarik banyak investor menanamkan modalnya di industri televisi. Di Indonesia sendiri sudah menghadirkan stasiun penyiaran publik, stasiun penyiaran komunitas, stasiun penyiaran swasta, stasiun penyiaran berlangganan, kemudian di tahun 2002 lahir stasiun televisi lokal dan disusul dengan peraturan televisi berjaringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi televisi lokal dalam menghadapi sistem televise berjaringan (studi kasus pada Cahaya Televisi Indonesia Banten). Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teori Planning, Organizing, Actuating dan Controling dan Analisis SWOT Sifat penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu dengan menggali informasi melalui wawancara mendalam (indept interview) terhadap strategi televisi local dalam menghadapi sistem televise berjaringan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Cahaya Televisi Banten siap untuk menghadapi sisitem televise berjaringan dan saat ini Cahaya Televisi Banten sudah mempunyai anak – anak berjaringan televise berjaringan.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penelitian tugas akhir yang dilaksanakan di kampus Universitas Mercu Buana Meruya Jakarta Barat sebagai persyaratan kelulusan sidang sarjana jurusan Broadcasting. Universita Mercu Buana dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, dan semangat serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada : 1. Bpk. Heri Budianto,S.sos,M.Si selaku pembimbing, terima kasih untuk bimbingan Skripsinya yang sangat berguna bagi penulis. 2. Semua dosen fakultas ilmu Komunikasi khususnya jurusan Broadcasting, terima kasih atas bimbingan dan pengajarannya. 3. Bapak Ramli M.A dan Ibu Suriyati paulutu tercinta terima kasih untuk segala doa dan dukungannya yang tiada henti untuk ku, Uni Fitri, Mas Ari, Ata, Mas Senno, Satria, Uni Dewi,Mas Deden dan Adik ku Friezka Azahra, terima kasih untuk dukungan dan bantuanya, canda tawa yang selalu di hadirkan di kala ka ve sibuk menyelesaikan tugas akhir ini. Bangga menjadi anggota keluarga dari kalian semua. 4. Cha terima kasih atas segala dukungan, cinta serta kasih sayang yang tiada henti sehingga penulis dapat selalu termotivasi untuk secepatnya menyelesaikan skripsi ini. 5. Untuk Irfan Fauzie yang sudah mau meluangkan waktunya menemani penulis dalam perjuangan menyelesaikan skripsi ini. 6. Untuk Bubblez sahabat ku ( Angie Purwandari, Tyas Sayekti, Marlina Herawati, Meiranti Puji Rahmadhani, Zulfa Safira, Rani Sulistyaningrum,
vi
Ade Apriyanto) terima kasih atas cinta dan rasa kebersamannya selama ini. Aku akan selalu merindukan kalian. 7. Teman angkatan 05, (Eka, Chiko, Evi Susiyanti, Intan, Ramanto Dwi Hadi, Rahmat Sapto Purnomo, dll) terima kasih atas kebersamannya selama kuliah. 8. Semua pihak yang tidak tersebutkan namanya satu persatu.
Skripsi ini telah penulis susun dengan sebaik-baiknya, namun bilamana ada kekurangan di dalam penyusunan skripsi ini, penulis mohon kritik dan saran, karena setiap manusia tidak ada sempurna, kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Semoga skripsi ini akan memberikan manfaat kepada semua pihak yang akan memberikan manfaat kepada semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 01 September 2009
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI .........................................
i
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI ..........................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ..................................
iii
ABSTRAKSI ...................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ..........................................................................................
BAB I
BAB II
xi
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ..............................................................
8
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................
8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................
8
1.4.1 Manfaat Akademis .....................................................
9
1.4.2 Manfaat Praktis ..........................................................
9
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa ................................................................
10
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa ...................................
10
2.1.2 Karakteristik Komunikasi massa ................................
11
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa .........................................
13
2.2 Televisi Sebagai Media Massa ..............................................
17
2.2.1 Pengertian Televisi .....................................................
17
2.2.2 Karakteristik Televisi .................................................
18
2.2.3 Kekuatan dan Kelemahan Televisi .............................
19
2.3 Televisi Berjaringan ...............................................................
20
2.3.1 Pengertian Televisi Berjaringan .................................
20
2.3.2 Sistem Televisi Berjaringan ........................................
22
viii
2.4 Sistem Siaran .......................................................................
23
2.4.1 Stasiun Komersial ......................................................
24
2.4.2 Produksi program Lokal .............................................
25
2.5 Strategi Televisi Lokal Dalam Menghadapi Sistem Televisi
BAB III
BAB IV
Berjaringan ...........................................................................
25
2.5.1 Definisi Strategi ...........................................................
25
2.5.2 Televisi Lokal ..............................................................
26
2.6 Manajemen Media Penyiaranan ............................................
27
2.6.1 Definisi Manajemen .....................................................
27
2.6.2 Fungsi Manajemen ......................................................
29
2.7 Pengertian Analisis SWOT ...................................................
35
2.7.1 Analisis Strategi SWOT ...............................................
36
2.7.2 Matrik SWOT .............................................................
36
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian .....................................................................
38
3.2 Metode Penelitian ................................................................
39
3.3 Prosedur Pengumpulan Data ................................................
40
3.3.1 Data Primer .................................................................
40
3.3.2 Data Sekunder ............................................................
40
3.4 Definisi Konsep ...................................................................
43
3.4.1 Strategi .......................................................................
41
3.4.2 Televisi Lokal .............................................................
42
3.4.3 Manajemen .................................................................
42
3.4.4 Televisi Berjaringan ...................................................
43
3.4.5 Fokus Penelitian .........................................................
43
3.5 Key Informan .......................................................................
45
3.6 Analisis Data ........................................................................
47
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum CTV Banten ............................................
ix
49
4.1.1 Gambaran Umum Rencana Kerja 5 Tahun Kedepan
51
4.1.2 Visi Dan Misi .............................................................
52
4.1.3 Format Program Dan Sumber Siaran
BAB V
PT. CTV Banten .........................................................
53
4.1.4 Siaran Iklan PT. CTV Banten .....................................
54
4.1.5 Data Direksi CTV Banten ...........................................
55
4.2 Hasil Penelitian .....................................................................
55
4.2.1 Planning ......................................................................
57
4.2.2 Organizing ...................................................................
65
4.2.3 Actuating .....................................................................
67
4.2.4 Controling ....................................................................
69
4.3 Analisis SWOT ....................................................................
73
4.4 Pembahasan ..........................................................................
75
PENUTUP 5.1 Kesimpulan ..........................................................................
77
5.2 Saran .................................................................................... 878 5.2.1 Saran Akademis ...........................................................
80
5.2.2 Saran Praktis ................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
BAGAN ORGANISASI PENYIARAN KECIL ...............................................
33
BAGAN ORGANISASI PENYIARAN BESAR .............................................
33
CONTOH MATRIK SWOT .............................................................................
37
FORMAT, PROGRAM DAN SUMBER SIARAN PT. CAHAYA TELEVISI INDONESIA BANTEN ........................................
53
SIARAN IKLAN PT, CAHAYA TELEVISI INDONESIA .............................
54
xi
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya
melakukan interaksi dengan orang lain yang kemudian membentuk menjadi suatu komunikasi kelompok kecil maupun besar untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Setiap interaksi akan menghasilkan sebuah informasi bagi para pelaku komunikasi karena informasi dapat memberikan manfaat / pengetahuan yang baru. Menurut William I. Gorgen fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, memperoleh kebahagian, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan angota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT / RW, desa, kota dan Negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. 1
1
Deddy Mulyana, Ilmu Komunukasi, Suatu Pengantar, Rosda Bandung 2004
1
2
Membicarakan fungsi – fungsi komunikasi massa, ada satu hal yang perlu disepakati terlebih dahulu. Ketika kita membicarak funsi komunikasi massa yang harus ada dalam benak kita adalah kita sedang membicarakan fungsi media massa. Mengapa ? karena komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan media massa sebagai elemen terpenting dalam komunikasi massa sebab, tidak ada komunikasi massa tanpa media massa. Dan media yang akan di bahas adalah media massa Televisi. 2 Sejarah media penyiaran dunia dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi dan sejarah media penyiaran sebagai suatu industri. Sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi berawal dari ditemukannya radio oleh para ahli teknik di Eropa dan Ameriak. Sejarah media penyiaran sebagai suatu industri penyiaran dunia, baik sebagai penemuan teknologi maupun industri nyaris hampir sama dengan mempelajari sejarah penyiaran di Amerika serikat. Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika German bernama Heinrich Herz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874 – 1937) dari Italia yang sukses mengirim sinyal morse berupa titik dan garis – garis dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirimkan Marconi itu berhasil menyeberangi Samudera Antlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik. Sebelum perang Dunia 1 meletus, Reginald Fassenden dengan bantuan perusahaan General Electric (GE) Corporation Amerika berhasil pula
2
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, RajaGrafindo Persada Jakarta 2007
3
menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirimkan suara manusia dan juga musik. Sementara tabung hampa udara yang ketika itu bernama audion berhasil pula diciptakan. Penemuan audion menjadikan penerimaan gelombang radio menjadi lebih mudah. 3 Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga pesawat
ketika itu mahal sekali, selain itu pada massa itu bahkan
meragukan massa depan media massa, mereka tidak yakin televisi dapat berkembang dengan pesat. Pembawa acara televisi ketika muncul di layar televisi. Mereka juga harus menelan garam untuk mengurangi keringat yang membanjiri di badan mereka karena intensitas cahaya lampu studio yang sangat tinggi, menyebabkan para pengisi acara sangat kepanasan. Perang Dunia ke – 2 sempat menghentikan perkembangan televisi. Namun setelah perang usai, teknologi baru yang telah di sempurnakan selama perang, berhasil mendorong kemajuan televisi. Kamera televisi sudah menjadi lebih besar, terdapat lebih banyak program yang tersedia dan sejumlah stasiun televisi local mulai membentuk jaringan. Masa depan televisi mulai menjanjikan. Awal di tahun 1945, hanya terdapat delapan televisi dan 8000 pesawat televisi di seluruh AS. Namun sepuluh tahun kemudian, jumlah stasiun televise meningkat menjadi hamper 100 stasiun sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televise mencapai 35 juta rumah tangga atau 67 persen dari total rumah tangga.
3
Morissan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa Tangerang 2005
4
Dunia pertelevisian Indonesia sendiri dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayamgkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke 17 agustus 1962. Tetapi siaran itu hanya sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke – 4 dari stadium utama Gelora Bung Karno. Semenjak pemerintah Indonesia membuka TVRI maka selama 27 tahun penonton di Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi dan barulah pada tahun 1989, pemerintah memberikan ijin operasi kepada stasiun televisi swasta yaitu RCTI yang pertama hadir dan kemudian dilanjutkan dengan SCTV, Indosiar,ANTV dan TPI.4 Semenjak televisi swasta berdiri kemudian terus bermunculan televise – televisi swasta yang semakin berkancah di dunia pertelevisian yang sampai tahun 2008 sudah sekitar kurang lebih lima belas stasiun televisi swasta. Kita bisa lihat perkembangan televisi swasta di Indonesia pun semakin pesat sejak reformasi besar – besaran tahun 1998, banyak televisi yang mulai menuangkan apresiasi dan kreasinya dengan begitu bebas tanpa ada tekanan yang sangat besar lagi oleh pemerintah Orde Baru. Dan yang lebih begitu signifikan dan dasyatnya adalah masyarakat mulai meninggalkan televisi pemerintah yaitu TVRI dan memusatkan perhatiannya kepada stasiun televisi swasta terutama di 5 stasiun yang mempunyai peringkat lima besar (RCTI, SCTV, Trans TV, Indosiar dan TPI). Program acara yang diberikan kepada masing – masing lima stasiun tv swasta hanya berpusat pada kebiasaan hidup masyarakat di pulau jawa saja
4
Ibit 3
5
khususnya Jakarta yang juga sudah tercampur dengan kebudayaan dari barat, mulai dari gaya hidup, pakaian, perbedaan tingkat pendapatan, gaya bahasa dan adanya penyimpangan - penyimpangan moral, program acara mistis, kekerasan dan semua program tersebut di siarkan ke seluruh wilayah Indonesia tanpa ada penyaring atau filter yang baik dan mengakibatkan masyarakat di resahkan oleh siaran televisi swasta yang tidak lagi mendidik.. Menurut Undang – Undang penyiaran Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran Bab II mengenai Asas, Tujuan dan Arah, pasal 3 yaitu penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi Nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri – industri penyiaran Indonesia. Dan pasal 4 membahas tentang, pertama penyiran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial . kedua dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan budaya. 5 Bukan hanya dari segi program acara saja yang di tawarkan televisi swasta sangat dominant bahkan hasil yang di dapatkan televisi swasta juga sangat besar dan sangat timpan sekali dengan televisi lokal di setiap daerah. Oleh karena kekhawatiran itulah lahir televisi lokal yang tergabung dalam Asosiasi TV Lokal Indonesia (ATVLI) yang lahir pada tanggal 26 juli 2002 dengan tujuan paket 5
RM Soenarto, Program Televisi, Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran, FFTV – IKJ Jakarta 2007
6
tayangan yang bermaterikan sosial, budaya, parawisata, ekonomi, dan unsur kedaerahan lainnya tentunya menjadi suatu kebutuhan bagi seluruh lapisan masyarakat tersebut, demi optimalisasi pembangunan setempat. Termasuk diantaranya harapan atas peluang pembukaan lapangan pekerjaan baru bagi daerah. Pendeklerasian Asosiasi Televisi Lokal Indonesia pada tanggal 26 juli 2002 ; yang antara lain menegaskan bahwa … “ atas dasar semangat, keinginan bersama yang luhur, keyakinan yang kuat untuk mewujudkan spirit OTONOMI DAERAH YANG BERMARTABAT di Indonesia bersama MEDIA TELEVISI LOKAL, serta kerinduan untuk memenuhi hak asasi manusia setiap orang Indonesia yang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala saluran yang tersedia sebagaimana diamanatkan oleh pasal 28 F UUD 1945 “ Undang – Undang No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran juga menjadi paying hokum bagi keberadaan televisi lokal, sebagai paradigma baru dan menunjang proses demokratisasi penyiaran.6 Kekhawatiran yang sama akhirnya pemerintah pun membuat peraturan tentang televise berjaringan, pemerintah membuat peraturan baru tentang rancangan peraturan KPI mewajibkan lembaga penyiaran untuk melaksanakan Sistem Siaran Berjaringan (SBB) dalam hal content secara bertahap mulai dari tahun 2007 sesuai dengan ketentuan dalam undang – undang penyiaran hingga tahun 2010. selanjutnya pada tahun 2011 hingga 2014 lembaga penyiaran diwajibkan untuk melanjutkan system berjaringan dalam hal kepemilikan dan
6
www.atvli.com/ sejahtera
7
lahirnya peraturan Menteri (Permen) komunikasi dan informatika (Kominfo) No. 17 tahun 2006 yang menyatakan bahwa seluruh stasiun televisi yang memiliki izin siaran nasional dari Departemen penerangan dapat memperoleh penyesuaian ijin penyelenggaraan penyiaran dari Menkoinfo.7 KPI dan Menteri (Permen) Komunikasi dan Informatika (Kominfo), memberikan penjelasan manfaat dari televisi berjaringan yaitu pertama, untuk penciptaan sistem penyiaran yang berkeadilan dan berpihak pada publik. Sebagaimana dimafhum, dominasi isi siaran televisi selama ini di pegang oleh para televisi yang berlokasi di Jakarta. Bahkan isi siarannya sudah sampai pada level menghegemoni. Dengan adanya sistem berjaringan yang mengakomodasi isi siaran lokal, setidaknya ada pengerem terhadap isi siaran yang bias kultur, nilai, dan cara pandang orang yang tinggal di Jakarta. Dengan begitu, ada ruang bagi masyarakat daerah untuk mengekspresikan hasrat, kepentingan, kultur, nilai dan cara pandang orang daerah di ruang publik yang bernama penyiaran. Bukankah menciptakan penyiaran yang berkeadilan harus dilakukan dengan mendudukan kepentingan daerah dan kepentingan Jakarta pada posisi yang setara dan sejajar. Kedua, dengan diberlakukannya sistem ini maka “
kue “ iklan yang
jumlahnya triliunan rupiah yang selama ini hanya di nikmati TV yang ada di Jakarta akan terdistribusi ke televisi – televisi lokal yang ada di daerah. Dengan begitu, pemerataan ekonomi di bidang penyiaran akan terjadi. Bukankah masyarakat di daerah merupakan pihak yang menyumbangkan uang cukup besar? Masyarakat di daerah merupakan konsumen yang potensial dalam membeli
7
www.kpi.co.id Komisi Pertanyakan Sikap KPI soal SBB
8
produk yang di iklankan televisi Jakarta. Jadi, tuntutan pengembalian uang kepada daerah melalui televisi lokal merupakan sesuatu yang dapat ditetima akal sehat.8 Peneliti tertarik untuk meneliti “ STRATEGI TELEVISI LOKAL DALAM MENGHADAPI SISTEM TELEVISI BERJARINGAN (Studi kasus di Cahaya Televisi Banten) ” , karena peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi Cahaya Televisi Banten dalam menghadapi sistem televisi berjaringan.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan dalam
peneliti adalah ini adalah : “ Bagaimana STRATEGI TELEVISI LOKAL DALAM MENGHADAPI SISTEM TELEVISI BERJARINGAN (Studi kasus di Cahaya Televisi Banten)” ?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “ STRATEGI
TELEVISI
LOKAL
DALAM
MENGHADAPI
SISTEM
TELEVISI
BERJARINGAN (Studi kasus di Cahaya Televisi Banten )”
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi
beberapa pihak sebagai berikut :
8
www.pikiran – rakyat. com 2007
9
1.4.1
Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para ilmu komunikasi dan khususnya dalam bidang broadcast untuk tambahan referensi yang bisa dimanfaatkan sebagai kepustakaan.
1.4.2
Manfaat Praktisi
1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dan gambaran kepada MENTERI Depkominfo, KPI, dan Televisi Lokal selaku objek penelitian. 2. penelitian ini juga diharapkan mampu menyumbangkan solusi terhadap stasiun televisi berjaringan dan televisi lokal dan memnciptakan iklim persaingan yang sehat antara keduanya dalam menproduksi atau menayangkan program acara yang memberikan fungsi semula televisi, yaitu edukatif, entertainment dan control sosial. 3. Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan pemikiran dan pembelajaran pada pemilik stasiun televisi agar terpacu untuk memulai membuat program acara yang memiliki nilai jurnalistik dan edukasi bagi masyarakat. 4. Memberikan sumbangan pada masyarakat dan sebagai bahan pengetahuan tentang dunia pertelevisian.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa, seperti yang dikemukakan oleh Josep A. Devito yakni, “ pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar – pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita).” Jay Black dan Fredrick C. Whitney (1998), “ Mass communication is a proses whereby mass – prodused message are transmitted to large,anonymous, and heterogeneous masses of receivers (komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan – pesan yang di produksi secara
10
11
massal / tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonym, dan heterogen).”9 Werner I. Severin dan James W. Tankard Jr. dalam bukunya, Communication Theories, Origins, Methods, Uses, mengatakan sebagai berikut : “ Komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni, dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa meliputi teknik – teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder, atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalahseni dalam pengertian bahwa Ia meliputi tantangan – tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan
tata letak yang estesis untuk iklan majalah, atau
menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip – prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikukuhkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik.”10
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa mempunyai beberapa karakteristik yaitu 11 : 1. Komunikasi massa bersifat umum, pesan komunikasi yang akan disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda – benda tercetak film, radio dan televisi apabila di pergunakan
9
Ibit 2 Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Rosdakarya Bandung, 2007 11 Onong, Ilmu, Teori, dan Filsafat komunikasi, PT Citra Aditya Bakti Bandung, 2003 10
12
untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa. 2. Komunikasi massa bersifat heterogen, massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang –orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalamkondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis – jenis, maka oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh. 3. Media massa menimbulkan keserempakan, keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan televisi dalam hal ini melebihi media cetak, karena dibacapada waktu yang berbeda dan lebih selektif. 4. Hubungan komunikator – komunikan bersifat non – pribadi, dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat non- pribadi, karena komunikan yang anonym dicapai oleh orang – orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non – pribadi ini timbul di sebabkan teknologi dari penyebaran yang massal dan sebagian lagi dikarenakan syarat – syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum. Yang terakhir ini, umpamanya mencakup keharusan untuk objektif dan tanpa
13
prasangka dalam memilih dan menanggapi pesan komunikasi yang mempunyai norma – norma penting.
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa menurut Alexis S. Tan adalah12 : 1. Informasi Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita – berita yang disajikan. 2. Hiburan Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi – fungsi yang lain. Masalahnya , masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan. Dalam sebuah keluarga, televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga itu karena masing – masing anggota keluarga mempunyai kesibukan sendiri – sendiri, misalnya suami dan istri kerja seharian sedangkan anak – anak sekolah. Setelah kelelahan dengan aktivitasnya masing – masing, ketika malam hari berada di rumah, kemungkinan besar mereka menjadikan televisi sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga. Hal ini memdudukan televisi sebagai alat utama hiburan (untuk melepaskan lelah). 12
Nurudin, pengantar Komunikasi Massa, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007
14
3. Persuasi Fungsi persuasi komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Baang banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jelih ternyata terdapat fungsi persuasi. Tulisan pada Tajuk Rencana, artikel, dan surat pembaca merupakan tulisan persuasif. Bagi Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa dating dari berbagai macam bentuk : mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, uk menggerakan sesuatu dan memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu. 4. Transmisi Budaya Transmisi budaya salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarkan.
Transmisi budaya tidak
dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerima induvidu. Demikian juga, beberapa bentuk komunikasi menjadi bagian dari pengalaman dan pengetahuan induvidu.melalui
induvidu,
komunikasi
menjadi
bagian
dari
pengalaman kolektif kelompok, publik, audience berbagai jenis, dan individu bagian dari suatu massa.
15
5. Mendorong Kohesi Sosial Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya media massa mendorong masyarakat untuk bersatu.dengan kata lain,media massa meransang masyarakat utnuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu mendorong kohesi social.termasuk disini media massa yang mampu meliput beritanya dengan teknik cover both sides (meliputi dua sisi yang berbedasecara seimbang) atau bahkan all sides (meliputi dari banyak segi suatu kejadian) 6. Pengawasan Bagi Laswell, komunkasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya,menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian – kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. 7. Korelasi Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menggabngkan bagian – bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen masyarakat. Sebuah berita
16
yang disajikan oleh seorang reporter akan menghubungkan antara narasumber (salah satu unsur bagian masyarakat) dengan pembaca surat kabar (unsur bagian masyarakat lain). 8. Pewaris sosial Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya. 9. Melawan Kekuasaan dan kekuatan Represif Dalam kurun waktu lama, komunikasi massa dipahami secara linier memerankan fungsi – fungsi klasik seperti yang diungkapkan sebelumnya. Hal yang dilupakan oleh banyak orang adalah bahwa komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang diungkapkannya ternyata mempunyai motif – motif tertentu untuk melawan kemapanan. Memang diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan untuk memperkuat kekuasaan tetapi bisa juga sebaliknya. 10. Menggugat Hubungan Trikotomi Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak
17
pernah capai sepakat karena ada perbedaan kepentingan masing – masing pihak. Oleh karena itu, bisa disebut dengan hubungan trikotomi.
2.2
Televisi Sebagai media Massa 2.2.1
Pengertian Televisi Televisi secara harafiah artinya “ melihat dari jauh ”. Namun
demikian, dalam pengertian sederhana ini sebenarnya meliputi dua bagian utama, yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal – sinyal gambar (view) bersama – sama dengan sinyal suara sehingga sinyal – sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Kedua televisi penerima yang menangkap sinyal – sinyal tersebut dan mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pesawat televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh. Televisi merupakan temuan internasional karena banyak ilmuan – ilmuan yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi ini. Tercatat dalam sejarah nama – nama tersebut di antaranya Michael Faraday (ilmuan Inggris, 1791 – 1867) dan James Clerk Maxwell (ilmuan Inggris 1831 – 1879) yang mendalami tentang gelombang elektromagnetik sebagai
18
media untuk mengirim gambar, suara maupun kombinasi gambar – suara (televisi) untuk dipancarkan dari satu tempat ke tempat lainnya.13
2.2.2
Karakteristik televisi Media
televisi
dibagi
menjadi
beberapa
karakteristik
yang
melengkapi sebagai berikut :14 1. Media Elektronik Televisi bekerja secara elektris, bermula dari sinar yang dikenakan pada objek / benda, terbentuklah sinar pantul, sinar yang dilewatkan dengan sistem lensa sehingga terbentuk gambar proyeksi, di dalam pick up tube (tabung penampil gambar). 2. Medium Dinamis Visual yang ditampilkanmengutamakan yang bergerak (muving effect) pada film, gambar diproyeksikan dengan 24 frame per detik. Sedangkan pada video atau tv diproyeksikan dengan 30 frame per detik. Dengan demikian gerak gambar pada televisi lebih dinamis. 3. Medium audio Visual Televisi menyajikan informasi dalam bentuk audio visual secara singkron. Pada berita televisi, tampilan gambar layar (visual)
13 14
Ciptono, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, Graham ilmu, Yogyakarta, 2005 J.B. Wahyudi, Teknologi Informasi, Pustaka Utama, Jakarta
19
yang seiring dengan laporan yang disampaikan (audio), begitu pula sebaliknya. 4. Medium Terpadu Visual yang disajikan televisi merupakan paduan dari berbagai sarana lain, seperti ilustrasi / gambar, still foto, slide, film, dan sebagainya. Pada berita televisi sering kali dalam penyajiannya menyertakan gambar peta, diagram, ataupun lokasi. 5. Medium non Terpadu Televisi tidak dapatmenyajikan isi pesan secara rinci, karena sifat pesan atau informasi televisi hanya lewat begitu saja (transistory)
2.2.3 Kekuatan dan Kelemahan Televisi Televisi sebagai saluran media mempunyai kekuatan dan kelemahan yaitu15 : 1. Kekuatan Media Televisi a.
Efisiensi Biaya Televisi
media
yang
paling
efektif
(jangkauan
dibandingkan media lain seperti radio, media cetak). b.
Dampak yang kuat Keunggulan
kemampuan
dilihat
dan
didengar
(audio/visual). 15
http://belajardekavetiga. Blogspot.com/2005/09/media-televisi.html 15 november 2007
20
c.
Pengaruh yang kuat Televisi sebagai media yang paling kuat dirumah selesai dari kesibukan dan kepenatan meluangkan waktu.
2. Kelemahan Media Televisi a.
Biaya yang besar Biaya besar mulai dari pra – produksi sampai produksi.
b.
Khalayak tidak selektif Segmentasinya tidak setajam radio atau media cetak.
c.
Kesulitan Teknis Iklan – iklan tidak bisa luwes dipindahkan jam tayang karena kepadatan program acara televisi.
2.3 Televisi Berjaringan 2.3.1
Pengertian Televisi Berjaringan Menurut Undang – Undang No.32 tahun 2002 tentang penyiaran
tanggal 28 Desember 2007 adalah tengat akhir bagi stasiun – stasiun televisi swasta yang sering disebut sebagai televisi nasional untuk melaksanakan system televisi berjaringan (SBB) sebagaimana diatur dalam pasal 60 UU No 32 tahun 2002. Ini adalah batas waktu 5 tahun, 3 tahun masa isolasi dan 2 tahun persiapan kerjasama, srjak RUU penyiaran diundangkan tahun 2002
21
lalu. Salam siaran persnya, Departemen Kominfo beragumen bahwa penundaan pelaksanaan SBB ini dikarenakan karena kurangnya waktu bagi siaran swasta untuk mempersiapkan diri bekerjasama dengan televisi local yang ada di setiap daerah. Definisi Head dan Sterling ini dapat disimpulkan bahwa stasiun jaringan adalah sejumlah stasiun penyiaran yang saling berhubungan untuk dapat menyiarkan program secara serentak. Namun untuk dapat disebut ‘jaringan’ terdapat ketentuan jumlah minimal stasiun penyiaran yang mau bergabung untuk membentuk suatu jaringan penyiaran. Jumlah minimal stasiun penyiaran itu harus dipenuhi terlebih dahulu agar dapat dinyatakan sebagai saluran berjaringan secara hukum. Karenanya Head dan Sterling menyatakan bahwa stasiun jaringan harus… constitue a minimal network in the legal sense (membentuk jaringan minimal [ yang diakui secara hukum). Hal penting yang perlu dipahami bahwa terdapat dua pihak dalam sistem penyiaran berjaringan yaitu16 : 1. Stasiun jaringan, yaitu stasiun yang menyediakan program. Stasiun jaringan tidak memiliki wilayah siaran sehingga stasiun jaringan tidak dapat menyiarkan tanpa bekerjasama dengan stasiun yang memiliki wilayah siaran. 2. Stasiun afiliasi, yaitu stasiun local yang bekerjasama (berafiliasi) dengan stasiun jaringan. Stasiun lokal memiliki wilayah siaran namun sifatnya terbatas di daerah tertentu saja. 16
Ibid 3
22
2.3.2
Sistem Televisi Berjaringan Pertumbuhan dan perkembangan industri penyiaran di Amerika
dimulai dari stasiun penyiaran radio dan televisi lokal. Latar belakang terbentuknya stasiun televisi berjaringan di Amerika adalah murni bisnis yakni agar pemasang iklan bisa mempromosikan produknya kepada masyarakat yang luas. Di Indonesia pertumbuhan dan perkembangkan penyiaran radio dimulai dari tingkat lokal, sama dengan Amerika, namun untuk televisi pertumbuhan dimulai dari tingkat nasional. Hal terakhir inilah yang menjadi perbedaan dalam membangun sistem penyiaran antara Indonesia dan AS. Menurut Undang _ undang penyiaran Indonesia suatu stasiun penyiaran terdiri atas dua macam ditinjau dari wilayah jangkauan siarannya yaitu17 : 1.
Stasiun penyiaran jaringan
2.
Stasiun penyiaran lokal. Undang – undang penyiaran menyatakan bahwa : stasiun lokal
dapat didirikan di lokasi tertentu wilayah Negara Republlik Indonesia dengan wilayah jangkuan siaran terbatas pada lokasi tersebut. “ ini berarti syarat atau kriteria suatu stasiun dikategorikan sebagai penyiaran lokal adalah; 1)
17
Ibid 15
Lokasi sudah ditentukan;
23
2)
jangkuan siaran terbatas (hanya pada lokasi yang sudah ditentukan itu).
Selanjutnya terdapat ketentuan bahwa : 1.
Lembaga penyiaran publik dapat menyelenggarakan siaran dengan sistem stasiun televisi jaringan yang menjangkau
seluruh
wilayah
Negara
Republik
Indonesia 2.
Lembaga penyiaran swasta dapat menyelenggarakan siaran
melalui
sistem
stasiun
jaringan
dengan
jangkauan terbatas. 2.4
Sistem Siaran Mereka yang ingin dirikan stasiun penyiran harus terlebih dahulu
memikirkan untuk membuat perencanaan stasiun penyiaran seperti apa yang didirikan. Pertanyaanpertama tentu saja mengenai apakah stasiun penyiran akan didirikan itu merupakan stasiun pentiaran televise atau stasiun penyiaran radio. Jika pertanyaan pertama ini sudah terjawab maka hal lain yang perlu dipikirkan adalah mengenai; 1. Jenis stasiun penyiaran, 2. Jangkauan siaran. Undang – undang penyiaran Indonesia membagi jenis stasiun penyiaran ke dalam empat jenis. Keempat jenis stasiun penyiaran ini berlaku baik untuk
24
stasiun penyiaran televise maupun radio. Keempat jenis stasiun penyiaran itu adalah 18; 1. Stasiun penyiaran publik 2. Stasiun penyiaran komunitas 3. Stasiun penyiran swasta 4. Stasiun penyiaran berlangganan Dari keempat jenis stasiun penyiaran tersebut diatas maka dua yang pertama bersifat tidak memberi keuntungan atau non komersial yaitu stasiun penyiaran publik dan stasiun penyiaran komunitas sementara dua yang terakhir bersifat mencari keuntungan atau komersial yaitu stasiun penyiaran swasta dan stasiun penyiaran berlangganan.
2.4.1
Stasiun Komersial Stasiun komersial yaitu stasiun penyiaran swasta. Stasiun
penyiaran swasta harus berbentuk badan hukum
Indonesia,bersifat
komersial dan memiliki bidang usaha menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Sumber pembiayaan stasiun penyiaran swasta berasal dari iklan atau usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran. Stasiun penyiaran swasta hanya dapat menyelenggarakan satu siaran dengan satu siaran pada satu cakupan wilayah. Sumber pembiayaan
18
Morissan,Media Penyiaran,Strategi Mengelola Radio dan televise,Ramdina Prakarsa Tangerang 2005
25
media penyiaran swasta berasal dari siaran iklan dan usaha laian yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran.19
2.4.2
Produksi program Lokal Di Indonesia, strategi untuk mengangkat budaya lokal masyarakat
atau nilai etnik terbukti berhasil menjaring banyak masyarakat. Selain itu pengelola program media penyiaran daerah dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk memproduksi acara dengan setting berdasarkan kebutuhan daerah setempat. Dengan demikian media penyiaran daerah menjadi sebuah jembatan komunikasi antaramasyarakat dan pemerintah, serta medium yang mampu menstimulir dukungan masyarakat pada kegiatan pemerintahan. Selain itu, media penyiaran bisa menjadikan dirinya sebagai lembaga kontrol sosial yang efektif.20
2.5
Strategi Televisi Lokal Dalam Menghadapi Sistem Televisi Berjaringan 2.5.1
Definisi Strategi
Kutipan dari buku Pengantar Manajemen Strategik Kontemporer, Strategik di Tengah Operasional / J. Hutabarat dan M. Huseini, dikatakan bahwa:
19 20
Ibid 17 Morissan, Programing 1, Manajemen Media Penyiaran, Ramdina Prakarssa
26
Dalam bidang manajemen, definisi mengenai strategi cukup beragam dan bervariasi dari beberapa ahli dan pengarangnya. Gerry Johnson dan Kevan Scholes (dalam buku “Exploring Corporate Strategy”) misalnya mendefinisikan strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Henry Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu: strategi sebagai
PERSPECTIF,
strategi
sebagai
POSISI,
strategi
sebagai
PERENCANAAN, strategi sebagai POLA kegiatan, dan strategi sebagai “PENIPUAN” (Ploy) yaitu muslihat rahasia.Sebagai Perspektif, di mana strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas. Sebagai Posisi, di mana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai Perencanaan, dalam hal strategi menentukan tujuan performansi perusahaan. Sebagai Pola kegiatan, di mana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan balik dan penyesuaian.21
2.5.2
Televisi Lokal Televisi lokal merupakan salah satu stsiun televisi di Indonesia yang
berbasis kedaerahan, yang disiarkan melalui satelit dan kabel yang menggunakan otonomi daerah untuk pembiayaannya. Televisi lokal sangat 21
strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi/
27
berperan dalam menghidupkan budaya dan kesenian daerah sekaligus mendapatkan
target
audien
mereka.
Di
indonesia,
strategi
untuk
mengangkat budaya lokal masyarakat atau nilai etnik terbukti berhasil menjaring banyak masyarakat. Selain itu pengelola program media penyiaran daerah dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk memproduksi
acara
dengan setting
berdasarkan
kebutuhan
daerah
setempat. Dengan demikian media penyiaran daerah menjadi sebuah jembatan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah, serta medium yang
mampu
menstimulir
dukungan
masyarakat
pada
kegiatan
pemerintahan. Selain itu, media penyiaran bisa menjadikan dirinya sebagai lembaga kontrol sosial yang efektif22.
2.6
Manajemen Media Penyiaran 2.6.1
Definisi Manajemen Definisi manajemen dari beberapa tokoh :23 1. Schoderbek, Cosier dan Alpin memberikan definisi manajemen sebagai : process of achieving organizational goal through others (suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi melalui pihak – pihak lain).
22 23
Morissan, Programing 1, Manajemen Media Penyiran, Ramdina Prakarsa Ibid 22
28
2. Stoner
memberikan
definisi
manajemen
sebagai
proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 3. Pandangan lain yang lebih menekankan pada aspek sumber daya (resource acquisition) dan kegiatan koordinasi dikemukakan oleh Pringle, Jennings dan Longenecker yang mendefinisikan manajemen sebagai : manajemen adalah proses memperoleh dan mengkombinasikansumber daya manusia, keuangan, informasi dan fisik untuk mencapai tujuan utama organisasi yaitu menghasilkan suatu barangatau jasa yang diinginkan sebagian segmen masyarakat. 4. Howard Carlisle (1987) mengemukakan pengertian manajemen yang lebih menekankan pada pelaksanaan fungsi manajer yaitu : mengarahkan,
mengkoordinasikan
dan
mempengaruhi
operasional suatu organisasi agar mencapai hasil yang diinginkan serta mendorong kinerjanya secara total. 5. Wayne Mondy (1983) dan rekan memberikan definisi manajemen yang lebih menekankan pada factor manusia dan materi sebagai berikut : proses perencanaan, pengorganisasian,
29
mempengaruhi dan pengawasan untuk mencapaitujuan organisasi melalui koordinasi penggunaan sumber daya manusia dan materi.
2.6.2
Fungsi Manajemen Pada media penyiaran, Manajer Umum (General Manager)
bertanggung jawab
kepada
pemilik
dan
pemegang
saham dalam
melaksanakan koordiansi sumber daya yang ada (manusia dan barang) sedemikian rupa sehingga tujuanmedia penyiaran bersangkutan dapat tercapai. Manajer umum pada dasarnya bertanggung jawab dalam setiap aspek operasional suatu stasiun penyiaran. Dalam melaksanakan tanggung jawab manajemennya, manajer umu melaksanakan empat fungsi dasar yaitu :24 1. Perencanaan ( planning ) Mencakup penentuan tujuan (objective) media penyiaran serta mempersiapkan rencana strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan harus diputuskan ‘ apa’ yang
harus
dilakukan,
kapan
melakukannya,
bagaimana
melakukannya dan siapa yang melakukannya. Jadi perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Perencaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan 24
Ibit 23
30
datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat.25 Dalam penempatan tujuan, pengelola media siaran harus mengacu kepada pernyataan misi (mission statements) organisasi atau perusahaan. Tujuan – tujuan tersebut dapat berupatujuan umum atau tujuan khusus. Tujuan umum, atau sering disebut tujuan strategis, secara operasional tidak dapat berfungsi sebelum di jabarkan terlebih dahulu ke dalam tujuan – tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen membentuk hierarki tujuan. Tujuan – tujuan khusus meskipun secara fungsional berdiri sendiri, secara operasional terangkai di dalam suatu jaringan kegiatan yang memiliki arah sama yaitu memberikan pedoman pencapaian tujuan organisasi. Manajemen dapat menerapkan sejumlah tujuan melalui proses perencanaan ini. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya secara efektif. Pada umumnya, tujuan media penyiaran dapat dibagi kedalam tiga hal yang terdiri asas tujuan ekonomi, pelayanan dan personal26. Tujuan ekonomi mencakup hal – hal yang terkait dengan posisi keuangan media penyiaran bersangkutan dengan perhatian utamanya tertuju pada target pendapatan, target pengeluaran, target keuntungan, target rating yang ingin dicapai.
25 26
Ibit Ibit
31
Tujuan pelayanan mencakup kegiatan penentuan program yang dapat menarik audien, penentuan program yang dapat memenuhi minat dan kebutuhan audien sekaligus kegiatan penentuan peran media penyiaran ditengah masyarakat. Tujuan personal adalah tujuan yang bekerja pada media penyiaran bersangkut. Pada umumnya induvidu bekerja untuk satu tujuan yaitu mendapatkan penghasilan namun tidak setiap induvidu menjadikan penghasilan
sebagai
satu
–
satunya
tujuan
karena
mereka
menginginkan tujuan lain misalnya : mendapatkan pengalaman, keahlian, kepuasan kerja dan sebagainya. 2. Pengorganisasian ( organizing ) Pengorganisasian
(organizing)
merupakan
proses
penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilik dan lingkungan yang melingkupnya. Dua aspek
utama
proses
Departementalisasi
penyusunan
dan
pembagian
struktur kerja.
organisasi
adalah
Departemenlisasi
merupakan pengelompokan kegiatan – kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini tercermin pada struktur formal suatu orgnisasi, dan tampak atau ditunjukan oleh suatu bagan organisasi27. Struktur organisasi, tidak ada standar baku yang berlaku secara umum atas struktur organisasi suatu stasiun penyiaran. Struktur 27
ibid
32
organisasi sangat tergantung pada skala kegiatan. Organsasi stasiun penyiaran biasanya terdiri atas beberapa bagian atau departemen. Suatu depatemen pada suatu stasiun penyiaran biasa dipimpin oleh manajer atau direktur yang membawahin sejumlah manajer. Semua direktur
departemen
harus
selalu
melaporkan
perkembangan
pekerjaannya kepada Direktur utama. Para manajer merupakan asisten dari direktur bidang atau direktur departemen. Direktur departemen biasanya dipilihdari manajer senior yang adadi depatemen itu. Direktur bertanggung jawab kepada direktur utama. Pada stasiun televisi kecil atau menengah, mungkin ada beberapa jabatan atau fungsi manajerial yang dirangkap oleh satu orang, misalnya general manager yang bisa juga menjadi manajer pemasaran; manajer program dapat juga menjadi manajer operasi; manajer operasi dapat juga menjadi manajer teknik. Sementara untuk stasiun besar biasanya ada posisi manajer senior untuk setiap departemen. Namun demikian, menurut Willis dan Aldridge (1991) stasiun penyiaran pada umumnya memiliki empat fungsi dasar (areas of operations) dalam struktur organisasinya yaitu : 1. Teknik 2. Program 3. Pemasaran 4. Administrasi
33
Fungsi pertama hingga ketiga tersebut diatas menjadi pilar utama stasiun penyiaran. Sebagaimana sebuah bangunan maka ketiga fungsi tersebut merupakan tiang atau pilar yang menopang bangunan stasiun penyiaran, jika salah satu tidak ada atu roboh maka robohlah stasiun penyiaran itu. Dengan kata lain tanpa ketiga fungsi tersebut tidaklah mungkin suatu penyiaran dapt berdiri dan bertahan. Sedangkan fungsi admistasi adalah fungsi pendukung guna mempelancar tugas dari ketiga fungsi sebelumnya. Dengan demikian struktur organisasi setiap stasiun penyiaran komersial atau non komersial, biasanya terdiri atas empat bagian ini sesuai dengan fungsinya masing
masing. Istilah yang digunakan
untuk menunjukan fungsi bagian masing – masing pada umumnya juga sama untuk setiap media penyiaran28 .
BAGAN ORGANISASI ORGANISASI PENYIARAN KECIL MANAGER UMUM
TEKNIK
PROGRAM
Pemberitaan
Produksi 28
Ibid
PEMASARAN
ADMINISTRASI
34
ORGANISASI PENYIARAN BESAR
MANAGER UMUM
Pemasaran
Pemberitaan
Produksi
Staff teknik
Reporter
Sutradara
Staff Pemasaran
Pemeliharaan
Editor
Produser
Promosi
Writer
Staff Produksi
Teknik
Program
Administrasi
3. Penggerakan (Actuating) yaitu kegiatan-kegiatan yang menggerakkan orang-orang beserta fasilitas penunjangnya agar penyelenggaraan pencapaian tujuannya itu berjalan dengan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan semula. 4. Pengawasan ( controling ). Terdapat banyak sebutan untuk fungsi pengawasan (controlling) antara lain evaluasi (evaluating), penilaian (appraising) dan perbaikan (correcting). Namun sebutan pengawasan lebih banyak digunakan karena lebih mengandung konotasi yang mencakup penetapan standar, pengukuran kegiatan dan mengambil tindakan korektif.
35
Pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah tujuan – tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum. Hal ini berkenan dengan cara – cara membuat kegiatan yang sesuai dengan apa yang direncanakan. Pengertian ini menunjukan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, personalia dan pengarahan telah dilaksanak secara efektif29.
2.7
Pengertian Analisis SWOT Menurut Freddy Rangkuti “ Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapt memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesess) dan ancaman (Threats)30. Menurut Agustina Sri Wahyudi bahwa “Analisi SWOT adalah Analisa perusahaan baik melakukan analisa eksternal maupun internal”. Dalam Analisa eksternal perusahaan menggalidan mengidentifikasi semua Opportunity (peluang) yang berkembang dan menjadi trend pada saat itu serta Threat (ancaman) dari para pesaing dan calon pesaing. Sedangkan dalam analisis internal lebih memfokuskan pada identifikasi Strength (kekuatan) dan Weaknes (kelemahan) dari perusahaan31.
29
Ibid Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2000. 31 Wahyudi, Agustine Sri, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berfikir Strategik, Binarupa aksara, Jakarta 1996. 30
36
2.7.1
Analisis Strategi SWOT Dalam melakukan analisa eksternal,perusahaan menggali dan
mengidentifikasikan semua Opportunity (peluang) yang berkembang dan menjadi trend pada saat itu serta Threat (ancaman) dari para pesaing dan calon pesaing. Sedangkan analisa internal lebih memfokuskan pada identifikasi Strength (kekuatan) dan Weaknes (kelemahan) dari perusahaan. Analisis
SWOT
membandingkan
antara
factor
eksternal
peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan factor internal kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weaknesess). Dengan melakukan kedua analisa tersebut maka perusahaan dikenal dengan melakukan analisa SWOT32.
2.7.2
Matrik SWOT Alat yang dipakai untuk penyusunan factor – factor strategis
perusahaan adalah Matrik SWOT. Matrik SWOT ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan 4 (empat) set kemungkinan alternative strategis33
32
Hardianawati, Makalah Tengah Semester Ilmu Manajemen Strategis program Pascasarjana/S2 STIE Kampus Ungu,Jakarta 23 november 2006. 33 Ibid 31
37
CONTOH MATRIK SWOT
MATRIK
S
W
O
SO
WO
T
ST
WT
a) Strategi SO Startegi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya. b) Strategi ST ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman.
c) Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. d) Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminilkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang
bertujuan untuk menggambarkan status atau fenomena dalam suatu penelitian. Penelitian ini ditujukan untuk34 : 1.
Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada
2.
Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek – praktek yang berlaku
3.
Membuat perbandingan atau evaluasi
4.
Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keptusan pada waktu yang akan datang.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan menggalai informasi melalui wawancara mendalam (indept interview ) terhadap Strategi televisi lokal dalam menghadapi sistem televisi berjaringan, kemudian hasil wawancara tersebut dianalisis.
34
Jalaludin Rakhmad, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, 2007
38
39
3.2
Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Secara umum studi.
Secara umum studi kasus merupakan strategis yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenan dengan how atau why35. Studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga type, yaitu studi kasus eksplanatoris, eksploratoris, dan deskriptif. Bukti atau data untuk keperluan studi kasus diperoleh dari enam sumber, yaitu dokumen, rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung, observasi partisipan dan perangkat – perangkat fisik. Selain sumber – sumber individual di atas, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data studi kasus yaitu36 : 1. Berbagai sumber bukti,yaitu bukti dari dua atau lebih sumber, tetapi menyatu dengan serangkaian fakta atau temuan yang sama. 2. Data dasar, yaitu kumpulan formal bukti yang berlainan dari laporanakhir studi kasus yang bersangkutan 3. Serangkaian bukti, yaitu keterkaitan yang eksplisit antara pertanyaan – pertanyaan yang diajukan, data yang terkumpul dan konklusi – konklusi yang ditarik. Metode yang digunakan untuk kasus ini adalah wawancara mendalam (indept interview) kepada key informan, yang akan diwawancarai berdasarkan pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan topik penelitian yang akan
35
Robert K Yin, Studi kasus : Desain dan metode, cetakan ke-tiga, PT. Raja Gravindo Persada, Jakarta, 2002 36 Ibid 35
40
dibuat oleh peneliti. Key informan dipilih atas dasar pengetahuan dan informasi yang diperlukan untuk bahan penelitian. Biasanya orang – orang tersebut merupakan orang yang sangat mendalami situasi dari objek yang akan diteliti
3.3
Prosedur Pengumpulan Data Guna mendukung keperluan menganalisa strategi Televisi Lokal Dalam
menghadapi sistem Televisi berjaringan, diperlukan sejumlah data – data yang mendukung. 3.3.1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Wawancara mendalam dengan melakukan Tanya jawab secara langsung dengan pihak yang terkait, yang memahami tentang objek yang sedang diteliti. Wawancara dilakukan tidak berstruktur, artinya ada kebebasan peneliti mengajukan pertanyaan dapr beralih – alih dari satu pokok pertanyaan ke pokok pertanyaan yang lain, sedangkan data yang terkumpul dari wawancara bebasitu dapat beraneka ragam, tetapi tetap berpedoman kepada tema yang diteliti.
3.3.2. Data Sekunder Adalah pengumpulan data yang dapat dijadikan pelengkap guna melancarkan proses penelitian. Data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan (literature) untuk mendapatkan informasi dari literature –
41
literature yang berhubungan dengan judul seperti makalah,buku – buku, internet, Company Profile dan juga bahan tertulis maupun teori yang didapat pada saat kuliah.
3.4
Definisi Konsep 3.4.1
Strategi
Strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Strategi sebagai 5P, yaitu: strategi sebagai PERSPECTIF, strategi sebagai POSISI, strategi sebagai PERENCANAAN, strategi sebagai POLA kegiatan, dan strategi sebagai “PENIPUAN” (Ploy) yaitu muslihat rahasia.Sebagai Perspektif, di mana strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas. Sebagai Posisi, di mana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai Perencanaan, dalam hal strategi menentukan tujuan performansi perusahaan. Sebagai Pola kegiatan, di mana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan balik dan penyesuaian.
42
3.4.2
Televisi Lokal
Televisi lokal yang tergabung dalam Asosiasi TV Lokal Indonesia (ATVLI) yang lahir pada tanggal 26 juli 2002 dengan paket tayangan yang bermaterikan social, budaya, parawisata, ekonomi,dan unsur kedaerahan lainnya tentunya menjadi suatu kebutuhan bagi seluruh lapisan masyarakat tersebut, demi optimilisasi pembangunan setempat. Termasuk diantaranya harapan atas peluang pembukaan lapanga pekerjaan baru bagi daerah.
3.4.3
Manajemen Suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi melalui pihak – pihak
lain. Manajemen juga sebagai proses perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan. Proses memperolehdan mengkombinasikan sumber daya manusia, keuangan, informasi dan fisik untuk mencapai tujuan utama organisasi yaitu menghasilkan suatu barang atau jasa yang diinginkan sebagai segmen masyarakat. Fungsi manajer yang lebih menekankan pada mengarahkan, mengorganisasikan dan mempengaruhi operasional suatu organisasi agar mencapai hasil yang diinginkan serta mendorong kinerjanya secara total. Dan
manajemen
sebagai
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
mempengaruhi dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi melalui koordinasi penggunaan sumber daya manusia dan materi
43
3.4.4
Televisi Berjaringan Dua atau lebih stasiun yang saling berhubungan melalui relai (kawat,
kabel, gelombang mikro terrestrial,satelit) yang memungkinkan terjadinya penyiaran program secara serentak.
3.4.5
Fokus Penelitian Focus penelitian ini adalah Strategi Televisi Lokal Dalam
Menghadapi Sistem Televisi Berjaringan (studi kasus pada CAHAYA TELEVISI BANTEN) adalah : 1. Analisis Manajemen a. Planning / perencanaan Mencakup penentuan tujuan (objective) media penyiaran serta mempersiapkan rencana strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan harus diputuskan ‘ apa’ yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya. Jadi perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.
b. Organizing / Pengorganisasian Proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya.
44
c. Actuating / Penggerakan Bagaimana pelaksanaan kegiatan-kegiatan nara sumber beserta fasilitas penunjangnya agar pencapaian tujuan berjalan lancar sesuai dengan yang telah dirancanakan semula. d. Controling / pengawasan Pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah tujuan – tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum. Hal ini berkenan dengan dengan cara – cara membuat kegiatan yang sesuai dengan apa yang direncanakan. 2. Analisis SWOT dari objek yang diteliti a. Strengths / kekuatan Kekuatan televisi Lokal dalam menghadapi sitem Televisi Berjaringan. b. Weaknesess / kelemahan c. Kelemahan atau kekurangan Televisi Lokal dalam menghadapi sistem Televisi berjaringan. Kelemahan inilah yang menjadi fokus bahan evaluasi nara sumber d. Opportunities / Peluang Peluang apa yang ada untuk televisi lokal dapat mengevaluasi dari kelemahan yang ada.
45
e. Threat / ancaman Ancaman apa yang dihadapi televisi lokal dalam menghadapi sistem televisi berjaringan.
3.5
Key Informan Dalam penelitian ini sebagai nara sumber penelitian adalah 1. Novia, Manajer program Cahaya Televisi Banten yang mempunyai fungsi : a. Mengecek pola siar tayangan setiap bulannya. b. Mengevaluasi kualitas program – program yang sedang ditayangkan dan program – program baru c. Melakukan Quality Control d. Mengkoordinasikan dengan bagian traffic, animasi, editing, master control dan koordinasi program termasuk produser mengenai hal – hal di bidang produksi e. Mengkomunikasikan
dengan
bagian
peralatan
mengenai
peralatan yang akan digunakan untuk shooting. 2. Hengki, Manajer pemasaran Cahaya Televisi Banten, mempunyai fungsi :
46
a. Menentukan harga jual sesuai keputusan Direktur. b. Menetapkan kebijakan – kebijakan yang terkait dengan kegiatan promosi c. Merencanakan dan membuat target penjualan yang akan dicapai d. Menetapkan jadwal pameran yang akan diselenggarakan e. Memelihara hubungan yang baik dengan custumer agar tercipta hubungan bisnis yang berkesinambungan. 3. Rahayu Meyrani, Manajer admistrasi Cahaya Televisi Banten, mempunyai fungsi : a. Memonitor anggaran dan pengendalian biaya. b. Mengupayakan agar system dan prosedur akutansi dan keuangan perusahaan dijalankan dengan baik. c. Membuat rencana dan kebijakan akutansi dan perpajakan. d. Mengkoordinasi dan mengontrol aktivitas keuangan dan accounting e. Memeriksa dan menyetujui bukti – bukti penerimaan dan pengeluaran kas/bank atas transaksi yang terjadi dan telah terjadi
47
f. Memeriksa dan memproses pembayaran atas gaji karyawan yang disiapkan oleh manajer umum dan personalia. g. Menugaskan senior accounting untuk mengumpulkan dan memeriksa data – data dan bukti – bukti keuangan yang diperlukan. h. Menugaskan senior accounting dalam membuat laporan SPT tahunan i. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh direktur j. Memeriksa dan menyetujui pengeluaran yang berkaitan dengan pembiayaan kepegawaian k. Mengawasi dan mengelola kebutuhan dan keperluan rumah tangga perusahaan. l. Mengkoordinasikan dengan devisi humas, CO. Umum, keuangan dan koresponden mengenai aktivitas di bidang umum dan keuangan.
3.6
Analisis Data Analisis data adalah rancangan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari,
membandingkan data yang ada dan membuat interprestasi yang diperlukan.
48
Analisis data dapat juga dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya masalah. Kalau ada, masalah tersebut harus dapat dirumuskan dengan jelas dan benar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran dengan jelas makna dari indikator – indikator yang ada, membandingkan dan menghubungkan antara indikator yang satu dengan indikator lain. Kegunaan analisis data adalah sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan. Tujuan dari analisis didalam penelitian adalah penyempitan dan membatasi penemuan – penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal objek penelitian. Untuk menganalisa data yang telah terkumpul melalui hasil wawancara mendalam, maka cara yang digunakan adalah melalui prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptis yaitu berupa kata – kata atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati dan peneliti hanya memaparkan data yang diperoleh secara apa adanya
49
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1
Gambaran umum CAHAYA TELEVISI BANTEN Sejak awal abad ke 14 Banten merupakan pelabuhan yang sangat ramai
disinggahi kapal dan dikunjungi pedagang dari berbagai wilayah hingga eropa yang kemudian menjajah bangsa ini. Pada tahun 1330orang sudah mengenal sebuah Negara yang saat itu disebut panten, yang kemudian wilayah tersebut dikuasai oleh Majapahit di bawah pimpinan Majapatih Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk. Tanggal 17 oktober 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mengesahkan UU No.23 tahun 2000 tentang propinsi Banten. Satu bulan setelah pengesahan itu, pada tanggal 18 nopember 2000 dilakukan peresmian propinsi Banten dan pelantikan Pejabat Gubernur H. Hakamudin Djamal untuk menjalankan pemerintahan propinsi sementara waktu itu sebelum terpilihnya Gubernur Banten definitive. Pada tahun 2002 DPRD Banten memilih Dr. Ir. Djoko Munandar, Meng dan Hj. Atut Chosiyah sebagai Gubernur dan wakil Gubernur Banten pertama. Berdasarkan hasil survei sosial Ekonomi Nasional (Susenas)2001, jumlah penduduk propinsi Banten pada tahun 2002 adalah 8.529.799 jiwa atau 3,4% dari total keseluruhan penduduk Indonesia. Sebagaian besar penduduk asli propinsi Banten, yaitu780.217 jiwa (25,37%) bekerja pada sector pertanian. Adapun daerah
49
50
yang sudah berorientasi pada kegiatan industry adalah ibukota kabupaten dan kota Tangerangserta kota Cilegon. Selain itu di Kabupaten Tangerang penduduknya paling banyak bekerja di sektor perdagangan hotel, restoran, angkutan, bank dan jasa lainnya. Sebagai propinsi yang usianya tergolong muda, Banten terus membangun di berbagai sektor. Selain letaknya yang strategis berbatasan langsung dengan ibukota Jakarta, Banten juga memiliki potensi sebagai daerah tujuan wisata, industri, pertanian serta hunian keluarga. Menyadari akan potensi di berbagai sektor tersebut, maka dibutuhkan juga sarana yang dapat menjembatani hubungan antara masyarakat Banten dengan pemerintah daerah setempat. Dalam konteks tersebut, industry televisi diyakini sebagai media yang mampu menampilkan informasi, berita, dan hiburan secara audio visual, industri televisi juga menjadi agent of change yang berperan penting di era informatika serta globalisasi saat ini.
Di latar belakangi kebutuhan tersebut, hadirlah Cahaya Televisi Indonesia (TV Banten) dengan sajian acara yang informative, menghibur serta mendidik.
51
Jangkuan siaran Cahaya Televisi Banten menjangkau Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Labak, Kabupaten Pandeglang, dan sebagian daerah Jakarta.
4.1.1
Gambaran Umum Rencana Kerja 5 Tahun kedepan. Tahun pertama : a. Jam Tayang mengudara selama 18 jam b. Jenis Program Lokal = 60%, Impor (Prog. Asing) = 40% c. Target marketing 30% Tahun Kedua : a. Siaran 12 jam – 18 jam untuk Jabodetabek b. Jenis Program Lokal = 70%, Impor (Prog. Asing) = 30% c. Target Marketing 40% d. Menambah SDM Lapangan Tahun Ketiga a. Jam Tayang mengudara selama 18 jam b. Target marketing 50% c. Menambah Peralatan Tahun Keempat a. Jam Tayang mengudara selama 24 jam b. Target Marketing 70% c. Menambah SDM dalam bidang – bidang yang dibutuhkan d. Jenis Program local = 80%, Impor (Prog. Asing) = 20%
52
Tahun Kelima a. 24 jam siaran b. Jenis Program Lokal = 90%, Impor (Prog. Asing)= 10% c. Target Marketing 70% d. Menambah Peralatan sesuaia kebutuhan.
4.1.2
Visi Dan Misi PT. Cahaya Televisi Indonesia hadir dengan VISI untuk turut
berpartisipasi memberikan informasi positif yang mendukung pemerintah dalam menanamkan pikiran positif terutama bagi generasi muda serta mendukung pembangunan di propinsi banten. Untuk mewujudkan visi tersebut, PT Cahaya Televisi Indonesia menyiapkan langkah – langkah strategi berupa MISI yaitu : a. Membuat dan menayangkan program – program siaran sebagai barometer tercepat dan terakurat memulai program – program berita yang terjadi di sekitar Banten khususnya dan daerah lain padanan. b. Membuat dan menayangkan program – program siaran yang mampu meningkatkan ketahanan budaya Nasional dalam menghadapi era globalisasi. c. Membuat dan menayangkan program – program siaran pemersatu budaya – budaya daerah di Banten dalam rangka memperkuat budaya nasional dalam NKRI
53
d. Membuat dan menayangkan program – program siaran yang mampu
memperkuat
pelaksanaan
otonomi
daerah
dan
masyarakat madani di Banten. e. Mengembangkan dan menayangkan beragam program siaran sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat dan mempunyai kontrol sosial di masyarakat f. Membangun nilai – nilai keluarga yang bahagia dan sejahtera.
4.1.3
Format, Program, dan Sumber Siaran PT. Cahaya Televisi Indonesia Banten
Program
Format
Acara
Siaran
1
Hallo Banten
Taping/live
2
Hallo Banten
Taping/live
3
Lintas Banten
Taping/live
No
Durasi
Deskripsi
Sumber
Program
Acara
2x30” Berita daerahBanten 60” Berita Nasional 5x6” Berita banten nasional,
Lokal Lokal Lokal dan asing
internasional 4
CTV Sport
Taping
30” Berita olah raga
Local dan asing
5
Infotaiment
Taping
30” Berbagai informasi
lokal
6
Religious
Taping
60” Keimanan dan taqwa
lokal
7
Pendidikan/IT
Taping
60” Seputar
Lokal dan
pendidikan/pengetah
asing
uan 8
Film/ hiburan
Taping
180” Film cerita/seri
Lokal dan
54
asing 9
Music/hiburan Taping
180” Video clip dan info music
Lokal dan asing
10
Jurnal
Taping
30” Berita manca negara
asing
11
Sitcom
Taping
30’ Hiburan keluaga
lokal
12
Reality show
Taping
30” Hiburan keluarga
Lokal
13
Cartoon
Taping
60” Film anak
lokal
asing
4.1.4 Siaran Iklan PT. Cahaya Televisi Indonesia
No
Materi Iklan
Kategori
1
Top 1 Oil
Pemulas
2
Bumbu masak sasa
Penyedap rasa
3
Bank Buana
Bank
4
Djarum
Sigaret
5
Motorola
handphone
No
Materi Iklan
Advertiser
1
Narkoba
YCAB
2
PSA
Inhouse / pemda
3
Pemilu
KPU pusat
4
Pilkada
KPUD Banten
5
Pendidikan
Praktisi pendidikan
55
4.1.5
Data Direksi Cahaya Televisi Banten Berikut ini adalah data Direksi Cahaya TV Banten
4.2
1. Direktur Utama
: Bambang Santoso
2. Direktur Umum
: Budi Sugiharto
3. Sekretaris
: Rahayu Meyrani
4. Manager Marketing
: Hengky
5. Manager Keuangan
: Rahayu Meyrani
6. Manager Program
: Novia
7. Peralatan
: RC Prayono
8. Humas
: Jefri
9. CO. Umum
: Hasannudin
10. Keuangan
: Yanni
11. Koresponden
: Fitri
12. Traffic
: Yenni & Arfan
13. Animasi
: Anton
14. Editing
: Ferry
15. M. Control
: Buddy
16. Koor.Producer
: Novia
Hasil Penelitian Hasil penilitian ini mengenai Strategi Televisi Lokal Dalam Menghadapi
Sistem Televisi Berjaringan (studi kasus Cahaya Televisi Banten dalam membuat
56
strategi menghadapi Televisi Berjaringan). Hasil penelitian didapat setelah melakukan wawancara mendalam (indepth interview) dan Analisis SWOT Latar belakang PT Cahaya Televisi Indonesia telah menggambarkan mengenai alasan didirikannya lembaga penyiaran berbasiskan stasiun lokal di Banten berhubung dengan kondisi dan segmentasi masyarakat setempat yang beragam budayanya. Maka, jelas terlihat bahwa PT Cahaya Televisi Indonesia (CTV Banten) memiliki cirri khas masyarakat banten yang mempunyai budaya yang kuat. Berdasarkan uraian latar belakang, PT Cahaya Televisi Indonesia juga mempunyai visi ke depan yaitu pada tahun 2020 menjadi salah satu pusat kebudayaan dan ekonomi yang kuat. Visi Cahaya Televisi Banten dapat mewujudkan fungsi lembaga penyiaran sebagai media informasi, media pendidikan,media hiburan, dan perekat social yang dapat dilihat dari adanya keberagaman program siaran yang disesuaikan dengan segmentasi masyarakat di daerah Banten. Misi PT Cahaya Televisi Indonesia pun telah menjawab bagaimana mewujudkan visinya sebagai lembaga penyiaran swasta berbasiskan stasiun televisi lokal dengan adanya langkah – langkah strategis tersebut diatas. Sejak tanggal 1 maret 2004 PT Cahaya televisi Indonesia (CTV Banten) sudah melayani masyarakat banten dan sekitarnya dengan program-program acaranya yang memang berpihak pada budaya dan kearifan local masyarakat Banten.
57
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejak maret 2004, Cahaya TV Banten sudah menyelenggarakan siarannya dengan cakupan wilayah banten dan sekitarnya,yang oleh ketentuan pasal 60 ayat (2) undang – undang ini diundangkan. Dengan demikian PT Cahaya Televisi Indonesia adalah lembaga penyiaran swasta penyelenggara jasa penyiaran televise yang berbasiskan stasiun televise local di Banten yang sah, yang cakap, yang layak, dan yang patut serta memenuhi criteria dan persyaratan yang diharuskan oleh undang – undang Nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran untuk mendapatkan izin penyelenggaraan, sebagaimana dibuktikan dengan panjang lebar dan didukung dokumen hukum yang valid dan sah dalam laporan studi kelayakan ini secara lengkap pada bagian – bagian selanjutnya.
4.2.1
Planning Cahaya Televisi Banten yang tergabung dalam Asosiasi Televisi
Lokal Indonesia (ATVLI) yang di dalamnya terdapat televise – televise local lainnya, dimana peran Asosiasi Televisi Lokal Indonesia sebagai wadah perlindungan televise – televise local se Indonesia untuk dapat saling bekerjasama.Asosiasi Televisi Lokal Indonesia juga turut membantu televise – televi local dalam menghadapi sistem Televisi berjaringan Rahayu Meyrani selaku Manajer Keuangan menjelaskan :37 “CTV Banten Mempunyai Asosiasi Televisi local Indonesia (ALTVLI), jadi didalam Asosiasi tv local banyak televise-televisi lokal yang masih berkerja sama tehadap televise-televisi local lainnya yang berkerja sama salah satunya CTV Banten. Karena itu, CTV Banten tidak takut dengan adanya persaing
37
Hasil Wawancara Rahayu Meyrani, Sekretaris dan Manajer Keuangan, 15 juli 2009
58
hadirnya televise berjaringan karena kami juga sudah mempersiapkan untuk berjarigan.
Asosiasi Televisi Lokal Indonesia juga membantu dalam Cahaya Televisi Banten dalam melakukan kerjasama dengan televise – televise local lainnya seperti mewadahi dalam kontrak pertukaran program acara, jadi secara otomatis sangat membantu jika Cahaya Televisi Lokal untuk mengisi kekurangan program dan membantu Cahaya televise Banten untuk membuat televise berjaringan dan ada yang sudah berjalan namun masih dalam tahap percobaan. Noviana Rahmawati selaku Manajer Program:38 “Sampai saat ini Cahaya Televisi Banten mempunyai jaringan dengan yang terbentuk dalam Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI). Jadi kami saling barter program ke televise local lainnya. Dan Cahaya Televisi Banten saat ini sudah dalam proses pendirian Televisi Berjaringan, bahkan jaringan kami sudah ada yang berjalan walaupun masih dalam tahap percobaan.” Untuk mendirikan sebuah anak jaringan diperlukan perencanaan keuangan untuk itu Cahaya Televisi Banten melakukan perencaan keuangan dengan cara mengalokasikan dana yang masuk ke Cahaya Televisi Banten sebagian dananya di berikan kepada anak perusahaan yang sudah berjalan dan untuk nantinya anak perusahaan yang akan berjal39an juga Kembali Rahayu Meyrani menjelaskan : “ perencanaan yang kami lakukan adalah setiap pemasukan yang ada sebagian akan kami alokasikan untuk anak – anak perusahaan yang akan kami dirikan atau anak perusahan yang sedang berjalan, dan setiap pengeluaran yang ada kami akan meminnta setiap report 38 39
Ibid 37
59
pengeluaran yang dilakukan, tetapi sampai saat ini pengawasan pemasukan dan pengeluaran masih dalam tanggung jawab dan hanya pembelanjaan yang di atur oleh bagian keuangan anak – anak perusahaan.”
Untuk setiap anak perusahaan dibutuhkan perencanaan awal untuk membiayai operasional pendirian televise berjaringan, karena itu Cahaya Televisi Banten membuat perencanaan awal untuk setiap pendirian anak perusahaan sebesar 1, 7 miliar, yang di gunakan untuk modal dasar yaitu, biaya pendirian gedung, gaji karyawan dalam jangka waktu pendek atau menengah, pengurusan surat ijin siaran. Kembali Rahayu Meyrani menjelaskan :40 “Modal yang kami persiapkan untuk setiap anak – anak Televisi Berjaringan 1, 7 Miliar hanya untuk modal dasar seperti, Gedung, gaji untuk karyawan dalam beberapa bulan, pengurusan surat ijin pendirian dll.dan untuk dana opesaional lainnya kami yang setiap bulannya mensubsidi sampai anak televise berjaringan dapat berjalan sendiri.” Untuk criteria anak – anak perusahan dapat dilihat dari masih sedikitnya saingan di lokasi yang akan di dirikan, adanya nilai jual dan dapat juga dilihat dari segi ekonomi penduduk Rahayu meyrani :41 “Alasan pemilihan dari setiap lokasi secara keseluruhan adalah masih sedikitnya pendirian tv local di daerah tersebut, adanya nilai jual, dilihat dari segi ekonomi penduduk, bahkan di daerah yang belum mempunyai Televisi Lokal seperti pandeglang dan serang.”
Daerah – daerah yang sudah menjadi target pendirian anak perusahaan televise berjaringan sampai saat ini adalah Lampung, Cirebon, Ambon, 40 41
Ibid 37 Ibid 37
60
Maluku, Semarang, Manado, pandenglang dan Serang.dan yang sudah berjalan adalah Cirebon TV dan Lampung TV Rahayu Meyrani :42 “Sampai saat ini kami sudah daerah yang sudah menjadi target kami adalah Lampung, Cirebon, Ambon, Maluku, Manado, Semarang, Pandenglang, Serang. Dan yang sudah mulai tanyang untuk siaran percobaan adalah Cirebon TV dan Lampung TV.” Lokasi pendirian setiap anak perusahaan sudah ditentukan, dan sangat dibutuhkan bagian marketing yang dapat mencari klien yang akan bekerjasama dengan Cahaya Televisi Banten selaku pusat. Untuk mendapatkan klien, bagian marketing melakukan kerjasama dengan para agency yang sudah bekerjasama selama ini dan terus menjaga hubungan baik dengan setiap klien Hengki selaku Manajer Marketing mengatakan :43 “menurut kami tidak sudah untuk mencari klien,karena selama ini kami sudah banyak melakukan kerja sama dengan banyak agency, jadi untuk menawarkan mereka menaruh iklan atau programnya tidak akan terlalu sulit, disamping itu juga untuk membuat para klien kami tetap bekerjasama, kami selalu membina hubungan baik dengan mereka.”
Setiap bagian program juga harus mempersiapkan program apa saja yang akan ditayangkan di setiap daerah atau lokasi anak perusahaan televise berjaringan, maka bagian program memakai patokan untuk program setiap daerah di samakan dengan Cahaya Televsi Banten dalam hal nama program hanya akan di ganti isinya dan juga bagian program bekerjasama dengan para agency dan rumah produksi untuk mengisi jam siaran Novia mengatakan :44
42 43
Ibid 37 Hasil Wawancara Hengki Irwansyah, Manajer Marketing, 15 juli 2009
61
“Untuk setiap program kita akan sesuaikan dengan lokasi yang menjadi lokasi anak peusahaan televise berjaringan dan dalam program – program yang kami hadirkan juga memakai program –program yang sudah ada di Cahaya televise Banten, seperti Hallo Banten, akan kami buat Hallo Maluku atau sesuai lokasi televise berjaringan. Dan kami juga akan mengajak agency – agency dan production house yang ada disana untuk menayangkan program acara dengan memblogging time siaran kami.”
Dalam memenuhi biaya produksi, maka bagian program lebih banyak menjual blogging time kepada agency atau rumah produksi dengan asumsi akan mengurahi budget produksi dan lebih menguntungkan. Novia mengatakan:45 “Karena kami lebih banyak menjual blogging time kepada agency atau rumah produksi jadi untuk masalah keuangan dalam memproduksi program tidak ada masalah sampai saat ini dan bukan berarti kami tidak punya program yang di produksi sendiri.” Untuk menggunakan agency atau rumah produksi kedepannya bagian produksi masih belum dapat menyimpulkan tetapi bagian produksi tetap berperinsip untuk mengacu pada visi dan misi televise local Novia menambahkan : 46 “Untuk kedepannya kami masih belum tau, karena sampai saat ini dengan bekerjasama dengan para agency dan rumah produksi dapat membantu kami utnuk menekan bugjet pengeluaran dan dapat menghasilakan keuntungan yang cukup besar. Pastinya setiap programyang ditayangkan mengacu pada prinsip visi dan misi televisi local.” Kemungkinan Cahaya Televisi banten melakukan merger dengan televise swasta, memang tidak menutup kemungkinan, tetapi sampai Cahaya Televisi Banten masih yakin dengsn visi dan misi yang mengutakan kelokalan 44
Ibid 38 Ibid 38 46 Ibid 38 45
62
Rahayu Meyrani :47 “Segala kemungkinan pasti ada ,tetapi sampai saat ini kami yakin untuk berdiri sendiri dan kemungkinan untuk merger tidak akan kami lakukan,karena dilihat dari visi misi kami yang mengutamakan kelokalan dan keyakinan kami untuk dapat mengelola sendiri.”
Untuk bagian marketing, belum dapat menyatakan bahwa akan melakukan merger dengan televise swasta, karena jika pihak Cahaya Televisi Banten mengalami kesulitan dalam bidang ekonomi langkah yang akan di ambil adalah melakukan kerjasama dengan televise swasta lainnya, apalagi kami memiliki wadah yang sama yaitu Asosiasi Televisi Lokal Indonesia. Bahkan bagian marketing pernah ditawarkan dengan pihak salah satu televise swasta Hengki melanjutkan :48 “Sejauh ini kami belum memikirkan untuk melakukan merger dengan televise swasta, karena kami masih tergabung dalam Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI) jadi jika kami mengalami kesulitan kemungkinan kami akan melakukan kerjasama denga televise – televise lokallainnya, seperti yang selama ini kami lakukan. Bahkan jika peraturan berjaringan sudah disahkan dan dapat berjalan, tidak menutupi kemungkinan bahwa yang akan mengajukan untuk merger terlebih dahulu adalah televise – televise swasta sendiri, dan bahkan ini bukan sekedar kemungkinan karena kami sudah dapat menbuktikannya ,bahwa kami pernah di tawari oleh salah satu televise swasta untuk dapat bekerja sama dengan kami, tetapi karena kami masih yakin dengan apa yang sudah kita rencanakan, maka kami menolak tawaran tersebut.” Bagian programpun belum berencana untuk melakukan merger dengan pihak swasta karena masih berpatokan dengan televise local lainnya. Kami pernah melakukan kerjasama dengan pihak MNC group. Novia meneruskan :49
47 48
Ibid 37 Ibid 39
63
“Sampai saat ini kayanya belum yah, karena kami masih berpatokan untuk melakukan kerjasama dengan televise local lainnya, dan bukan berarti kami menutup kemungkinan, apalagi kami pernah melakukan kerjasama dengan MNC Group.” Tidak dapat dipungkiri dengan melakukan merger dengan televise swasta dapat menberi keuntungan lebih dalam hal ekonomi, tetapi sampai saat ini dengan bekerjasama dengan televise local lainnya juga sudah mengunntungkan dengan memenuhi kas. Dan jika peraturan televise berjaringan berjalan, maka seharusnya bukan televise local yang harus ketakutan melainkan televise swasta,karena para klien pasti akan melirik televise swasta untuk memasarkan produknya dan menyiarkan programnya dengan mendapat biaya yang tidak terlalu tinggi. Rahayu Meyrani menjelaskan :50 “Memang tiak dapat dipungkiri kita akan mendapat suntikan dana, tetapi sampai saat ini hanya dengan bekerjasama dengan televise local lainnya saja, kami sudah cukup memenuhi keuangan kas kami. Dan jika peraturan televise berjaringan berjalan bukan kami yang seharusnya ketakutan,karena secara otomatis para pemasang iklan akan lebih tertarik memasang di televise local dengan biaya yang standar tidak memberatkan.” Dengan keyakinan bekerjasama
dengan pihak televise local lainnya
sudah mendapat untung dan untuk profit yang besar bukan semata – mata tujuan televise local hadir tetapi juga dapat memberikan manfaat pada setiap daerah Hengki menambahkan :51 “Seperti yang sudah jelasin sebelumnya kami masih yakin untuk mandiri tanpa dicampuri oleh orang luar dan jika kami mengalami permasalah yang pertama kami lakukan adalah melakukan kerja sama dengan televise local lainnya dan kami berdiri tidak semata –mata untuk mendapatkan profit yang besar tetapi juga dapat memberikan maanfaat yang berarti pada setiap daerah dank arena visi misiitu jugamakanya hadir televise local yang nantinya juga akan berjaringan.” 49
Ibid 38 Ibid 37 51 Ibid 39 50
64
Cahaya Televisi Banten yakin, bahwa anak – anak perusahan televise berjaringan dapat hidup dan berkembang dengan baik jika dapat dukungan dari pemerintah dan yakin dengan program yang berkualitas, mendidik dan memajukan daerah Hengki menjelaskan :52 “Kami sangat yakin sekali, apalagi kita dapat dukungan dari pemerintah dan kami yakin masyarakat juga sangat mengiginkan tayangan yang dapat mendidik dan memajukan daerah mereka.”
Peraturan pemerintah tentang televise berjaringan ternyata juga tidak dapat member keuntungan bagi televise likal khususnya Cahaya Televisi banten dalammendirikan anak – anak perusahan televise berjaringan, karena masih dipersulit dalam hal perijinan surat – surat. Rahayu Meyrani menambahkan:53 “kalau dibilang menguntungkan tidak juga, karena sampai saat ini kami masih di persulit dalam hal perijinan surat, untuk mendapatkan ijin tidak sedikit dana yang harus kami keluarkan di luar jalur yang seharusnya.” Jika masih adanya kesulitan dalam hal perijinan, kemungkinan ini dapat menguntungkan dari pihak pemerintah Rahayu Meyrani : “mungkin saja, tetapi kami tidak mau berburuk sangka dengan pemerintah, kami hanya berharap peraturan ini dapat terlaksana secepatnya, dalam perijinan tidak di persulit, yang jelas adanya kepastian hukum yang jelas nantinya.”
52 53
Ibid 39 Ibid 37
65
4.2.2
Organizing Sistem perektrutan untuk karyawan di setiap anak – anak perusahan
dengan menggalang masyarakat lokaldi daerah lokasi pendirian televise berjaringan dan untuk gaji akan diberikan sesuai dengan ketentuan UMR pemerintah dan di ikuti dengan status pendidikan yang tempuh Rahayu meyrani mengatakan :54 “Karena dalam latar belakang kami juga turut penggalang masyarakat local yang berada di daerah tersebut maka ,kami juga turut serta dalam setiap perrekrutan karyawan, kami utamakan masyarakat setempat dengan criteria yang dapat memenuhi standard dan dengan salari yang ditawarkan kami mengikuti aturan pemerintah atau salari UMR dengan status pendidikan yang dimiliki.” Cara penempatan setiap devisi bagian divisi dengan melihat latar belakang pendidikan dan ujian yang dijalani dan untuk meningkatkan kinerja karyawan Cahaya Televisi Banten melakukan program traning. Rahayu Meyrani kembali menjelaskan :55 “Cara penempatan biasanya kami lakukan sesuai dengan latar belakang pendidikan dan ujian masuk yang kami lakukan. Dan untuk meningkatkan kinerja karyawan kami mengadakan program traning.” Manajer marketing mengkoordinasikan setiap tim marketing yang ada dengan melakukan pertemuan stiap bulannya atau per tiga bulan, koordinasi juga melihat seberapa darurat masalah yang dihadapi Hengki mengatakan :56 “Untuk mengkoordinasikan setiap tim, kami akan melakukan pertemuan tiap bulan atau per tiga bulan tergantung apa dalam pelaksanaan mengalami masalah kesulitan yang besar atau tidak dan jika memang masalah yang dihadapi memang terasa begitu urgent atau
54
Ibid 37 Ibid 37 56 Ibid 39 55
66
mendesak,kami akan melakukan meeting bersama pusat dan semua tim direksi.” System kerja yang dilakukan tim marketinglebih banyak berada dilapangan untuk bertemu klien,mengajukan penawaran dll. Hengki melanjutkan :57 “Sistem kerja yang biasa kami lakukan adalah lebih banyak dilapangan, bertemu klien,mengajukan penawaran, jika penawaran disetujui maka kami baru membuat surat perjanjian dan tahap selanjutnya adalah menjalin hubungan baik dengan klien.” Untuk bagian program mengkoordinasikan setiap timnya satu bulan sekali dan disetiap pertemuan hal – hal yang akan dibahas adalah ide – ide baru untuk membuat program. Novia mengatakan :58 “Kami selalu melakukan koordinasi setiap bulannya untuk melakukan evaluasi maupun untuk membahas ide- ide baru untuk membuat program.” Kendala yang dihadapi bagian program dengan berdirinya anak perusahaan televise berjaringan terus mencari agency dan rumah produksi untuk di rangkul dalam kerjasama. Novia menambahkan :59 “Kendala dalam bagian program sampai saat ini adalah kita masih mencari agency da production house di setiap daerah yang akan kami ajak untuk bekerjasama.” Pihak – pihak yang sudah bekerjasama dengan Cahaya Televisi Banten mulai dari agency sampai rumah produksi adalah PT Main Share Unilever, PT Inter Pariwara Global Inisiatif, Mega Pro dll. 57
Ibid 39 Ibid 38 59 Ibid 38 58
67
4.2.3
Actuating Untuk menentukan jangka waktu pendirian anak – anak perusahaan
televise berjaringan selama 1 – 2 tahun dan jika dalamjangka waktu yang ditentukan masih belumdapat memenuhi target maka akan dilakukan peninjauan ulang. Rahayu Meyrani menjelaskan :60 “Jangka waktu yang kami tentukan untuk setiap pendirian anak perusahaan televise berjaringan adalah 1 – 2 tahun dan jika dalam jangka waktu yang kami tetepkan masih belum dapat memenuhi target, kami akan mengevaluasi ulang alasan yang menjadi penyebab belum dapat terlaksana.” Kebijakan akutansi dan perpajakan pada anak – anak televise berjaringan diatur oleh setiap anak televise berjaringan dan untuk perpajakan akan di urus langsung di pusat. Rahayu Meyrani kembali menjelaskan :61 “Untuk membuat recana kebijakan setiap akutansi di atur setiap anak televise berjaringan dan perpajakan akan langsung di tangani oleh kami selaku pusat.” Kemungkinan masalah yang tidak dapat dipecahakan oleh anak perusahaan adanya minus pendapatan dan pengeluaranyang ahrus dilakukan. Rahayu Meyrani menjelaskan :62 “Biasanya masalah yang tidak dapat ditangani oleh anak perusahaan adalah adanya minus dalam pendapatan dan harus menutupi kekurangan dan kami selaku pusat melakukan pengecekan ulang setiap dana anggaran yang digunakan.” Untuk melakukan penawaran, Manajer marketing masih menggunakan metode yang sama kepada klien. 60
Ibid 37 Ibid 37 62 Ibid 37 61
68
Hengki menjelaskan :63 “Untuk penawaran kerjasama, kami masih menggunakan metode yang sudah biasa kami tawarkan ke klien, biasanya klien memblogging time siaran, atau mengganti produk iklan mereka dengan membuat program acara.” Harapan Manajer Marketing terhadapa pemerintah untuk turut serta dalam menginvestasikan modal untuk setiap pendirian anak – anak perusahaan televise local. Henki kembali menjelaskan :64 “Harapan untuk Pemerintah adalah untuk turut serta dalam menginvestasikan uangnya buat pendirian televise berjaringan,karena sampai saat ini kami masih mandiri. Investasi yang diinginkan setidaknya pemerintah menyumbangkan modalnya sebesar 50 %. Hengki menginginkan : “Yah setidaknya pemerintah menginvestasikan 50% modalnya untuk setiap pendirian Televisi Berjaringan.” Jika memang harapan tidak terpenuhi, marketing manajer akan terus berjalan sebagaimana mestinya. Hengki menuturkan :65 “Sebenarnya itu hanya harapan tetapi jika memang belum bisa terwujud yah mau kami bilang apa, toh sampai saat ini kami masih bisa bertahan dengan apa yang sudah kita lakukan. Yang jelas harapan kami yang pasti semoga Undang – Undang ini dapat diperjelas dan akhirnya dapat memajukan kami selaku televise Lokal untuk terus berkembang dan mewujudkan visi misi kami.”
63
Ibid 39 Ibid 39 65 Ibid 39 64
69
Pengecekan yang dilakukan untuk pola siaran anak perusahaan masih menggunakan siaran perobaan ,maka untuk anak perusahaan televise berjaringan masih mengacu pada pola siaran pusat. Novia menjelaskan :66 “Untuk sampai saat ini karena siaran kami untuk anak perusahaan masih dalam tahap percobaan jadi kami belum dapat menjelaskan , tetapi kami mencoba untuk mengikuti cara pengecakan yang dilakukan di pusat sebagai patokan dasar.” Bagian produksi sampai saat ini masih belum mendapatkan masalah yang sangat berat dalamhal perlengkapan produksi karena Cahaya Televisi Banten lebih banyak bekerjasama denga para agency dan rumah produksi. Novia menuturkan :67 “Kalau untuk peralatan sampai saat ini kami belum menemukan masalah yang berarti karena program – program yang kami tayangkan kebanyakan tidak kami produksi sendiri. Kami lebih sering bekerja sama dengan para agency atau rumah produksi.”
4.2.4 Controling Dalamsetiap perencaan ada jangka waktu yang di tentukan, sama seperti jangka waktu yang diberikan kepada anak – anak perusahan jika tidak mencapai target, ada kemugkinan akan di alokasiakan dan mungkin juga akan di hentikan, tetapi kami yakin akan terus melanjutkan anak – anak perusahaan di setiap daerah yang telah dijadikan lokasi televise berjaringan. Rahayu Meyrani menjelaskan :68
66 67
Ibid 38 Ibid 38
70
“Untuk membatalakan daerah yang belum dapat terlaksana kemungkinan tidak karena untuk melakukan perijinan saja sudah sangat menguras keuangan jadi kami akan tetap berusaha untuk tetap mendirikan di lokasi tersebut dan kami juga mempunyai contoh yaitu saat kami di tolak oleh warga untuk mendirikan anak televise berjaringan di Cirebon dengan alasan bahwa “ masyarakat merasa terganggu dengan hadirnya televise Cirebon TV yang mengkristennisasikan masyarakat cirebon saat ini. Dengan adanya penolakan itu kami mencoba mensosialisakan visi dan misi kami dan menyakinkan masyarakat Cirebon bahwa tidak akan ada program acara atau siaran yang mengarah pada penyimpangan agama. Dan dengan usaha yang kami lakukan,akhirnya kami sekarang dapat bersiaran walaupun masih dalam tahap percobaan.” Persentasi persiapan yang dilaksanakan belum dapat di perkirakan, maka harus menunggu 2 tahun berjalan terlebih dahulu. Rahayu Meyrani kembali menerangkan :69 “Belum dapat kami perkirakan berapa persentasi yang dapat dilaksanakan karena semua masih dari pusat dan kemungkinan persentase baru dapat kita lihat setelah 2 tahun.” Memonitor anggaran dan pengendalian biaya setiap pendirian anak – anak perusahaan televise berjaringan akan dibuat laporan pemasukan dan pengeluaran dari pusat. Rahayu Meyrani menjelaskan :70 “Di setiap anak Televisi Berjaringan akan dibuat laporan pemasukan dan selama 2 tahun akan terus dapat pengawasan dari pusat dari setiap kebutuhan yang diperlukan oleh anak perusahaan untuk mengcovernya.” Mengkoordinasikan dan mengontrol aktivitas keuangan dan accounting sampai saat ini masih dilakukan di kantor pusat. Rahayu Meyrani menegaskan :71 68
Ibid 37 Ibid 37 70 Ibid 37 69
71
“Untuk mengkoordinasikan dan mengontrol semua kami lakukan disini sebagai kantor pusat karena semua dana pemasukan dan pengeluaran masih berasal dari kas kami.” Untuk mengelola kebutuhan rumah tangga di tangani langsung oleh kantor pusat. Rahayu meyrani kembali menegaskan :72 “Untuk mengawasi dan mengelola kebutuhan dan keperluan rumah tangga pada setiap anaka perusahaan masih ditangani oleh kami juga selaku pusat.” Untuk mengkoordinasikan tim keuangan lainnya,maka di buat evaluasi setiap bulannya dan jika dirasa ada masalah yang sangat riskan maka akan dilakukanrapat bersama tim pusat. Rahayu menerangkan : “Tim keuangan akan melakukan koordinasi sendiri setiap bulannya dan jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh anak perusahaan baru kami melakukan meeting bersama dengan pusat.” Evaluasi setiap pelaksanaan akan dilakukan setiap 3 bulan Rahayu kembali menerangkan :73 “Kami biasanya melakukan evaluasi dalam jangka waktu 3 bulan.” Persentase target keuntungan yang diinginkan mengacu pada target Cahaya Televisi Banten pada rencana kerja 5 tahun kedepan. Hengki menjabarkan :74 “Untuk target persentasi keuntungan yang ingin dihasilakan kami masih mengacu pada target Cahaya Televisi Banten sebagai pusat yaitu : Gambaran Umum Rencana Kerja 5 Tahun kedepan. Tahun pertama : a. Jam Tayang mengudara selama 18 jam 71
Ibid 37 Ibid 37 73 Ibid 37 74 Ibid 39 72
72
b. Jenis Program Lokal = 60%, Impor (Prog. Asing) = 40% c. Target marketing 30% Tahun Kedua : a. Siaran 12 jam – 18 jam untuk Jabodetabek b. Jenis Program Lokal = 70%, Impor (Prog. Asing) = 30% c. Target Marketing 40% d. Menambah SDM Lapangan Tahun Ketiga a. Jam Tayang mengudara selama 18 jam b. Target marketing 50% c. Menambah Peralatan Tahun Keempat a. Jam Tayang mengudara selama 24 jam b. Target Marketing 70% c. Menambah SDM dalam bidang – bidang yang dibutuhkan d. Jenis Program local = 80%, Impor (Prog. Asing) = 20% Tahun Kelima a. 24 jam siaran b. Jenis Program Lokal = 90%, Impor (Prog. Asing)= 10% c. Target Marketing 70% d. Menambah Peralatan sesuaia kebutuhan.” Strategi yang dilakukan jika marketing tidak memenuhi target dengan mengevaluasi permasalahan terlebih dahulu, dari dalam tim manajemen atau ada kendala lainnya Hengki menjelaskan :75 “Jika tidak memenuhi target biasanya kami melakukan evaluasi di bagian mareting terlebih dahulu, kita lihat apa permasalahannya dalam Sumber Daya Manusianya atau memang ada factor lain yang mempengaruhi, entah itu dari dalam Manajemen atau dari luar Manajemen. Kalau memang ternyata masalahnya ada dalam SDM marketingmaka kita akan melakukan tindakan lebih lanjut, bisa kami melakukan traning lagi atau mungkin kita akan melakukan pemutusan kerja dan mencari kinerja yang lebih baik lagi.”
Persentase yang didapatkan untuk penderian televise berjarinagn berkisar 60 - 70%
75
Ibid 39
73
Hengki memaparkan :76 “persentasi persiapan yang dirancang untuk pendirian anak – anak perusahaan sudah sampai 60 – 70 %, meliputi kesiapan gedung, surat – surat perijinan, SDM dll.” Manajemen program mengevalasi kualitas program yang ditayangkan kepada audien dengan melihat respone audien Novia menjelaskan :77 “untuk mengevaluasi kualitas program,kami selalu mengecek di bagian teknis terhadap peneriamaan siaran kamipada masyarakat dan kami juga menggunakan setiap telpone, surat dll. Yang dikirimkan kepada kami sebagai bahan evaluasi, seperti saat audien yang menonton kami menelpone dan mengatakan bahwa penerimaan gambar di daerah mereka kurang baik, dari salah satu contoh itu kami gunakan salah satunya untuk patokan kualitas program yang disajikan baik atau tidak.” Dalam frekuensi kanal bagian program masi dalam kesulitan, karena jaringan sempat tertukar dengan frekuensi televise local lainnya. Novia menuturkan :78 “untuk frekuensi kanal , kami memang masi mengalami kesulitan karena jaringan kami masih suka tertukar pada jariran stasiun televise laiinya, kami berharap dengan adanya peraturan televise berjaringan, pemerintah juga serius untuk menyelesaikan masalah frekuensi siaran nantinya.”
4.3
Analisis SWOT Berdasarkan hasil analisis SWOT, terdapat empat alternatif strategi yang
tersedia yaitu strategi SO,ST , WO,dan WT.
76
Ibid39 Ibid 38 78 Ibid 38 77
74
a.
Strategi SO Cahaya Televisi Banten mempunyai program – program acara lokal yang dapat menarik masyarakat lokal, membuat blogging time, bekerjasama dengan Asosiasi Televisi Lokal Indonesia, melakukan kerja sama dengan televise – televise lokal lainnya dan membuat televise berjaringan sendiri.
b. Strategi ST Ancaman yang dihadapi oleh Cahaya Televisi Banten Adalah dari segi perekonomian untuk mewujudkan anak – anak perusahaan Cahaya Televisi Banten tetapi dengan keyakinan bahwa dengan menghadirkan program – program yang bermutu dan banyaknya klien yang memasang programnya pada bloggong time, di harapkan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam terwujudnya anak – anak perusahaan. c.
Strategi WO Salah satu kelemahan Cahaya Televisi Banten Adalah program yang ditayangkan masih belum dapat menarik dan kue iklan yang masih sedikit dan peluang yang ada jika undang – undang televisi berjaringan maka akan dapat membantu Cahaya Televisi Banten untuk mengajak masyarakat menonton dan menarik para pengiklan, mengiklankan produknya.
75
d. Strategi WT Dengan adanya permasalahan perekonomian yang masih belum dapat menunjang maka Cahaya televise Banten terus berupaya mengadakan kerja sama dengan televisi – televisi, mengajak para agency untuk menyiarkan program acara dan meningkatkan kinerja khususnya di setiap devisi yang ada dan yang pasti terus menjaga hubungan baik dari semua pihak agar setiap pihakyang sudah bekerjasama dengan Cahaya Televisi Banten tetap terus mempercayai produknya di siarkan di CTV banten
4.4
Pembahasan Setelah mengumpulkan data-data hasil penelitian, dalam sub bab
pembahasan ini peneliti membahas hasil penelitian berdasarkan tinjauan pustaka dan fokus penelitian sehingga dapat menjawab permasalahan yang ada. Cahaya Televisi Banten adalah salah satu stasiun televise local yang kedepannya akan turut serta meraimaikan Sistem Televise Berjaringan. Dengan keyakinan dan kerjakeras dalam tim , maka Cahaya Televise Banten mampu untuk mendirikan Anak – anak perusahaan Televisi Berjaringan yang nantinya akan memeriahkan layar kaca televise pemirsa dirumah dengan hidangan yang lebih mendidik dan lebih mengangkat budaya local di setiap daerah . Hal inilah yang mendasari peneliti mengambil tema strategi Televisi Lokal dalam penelitian ini. Televise lokal menjadi suatu hal yang sangat mendukung
76
keberhasilan sebuah program acara yang akan membawa kelokalannya dalam seni budaya, pendidikan, hiburan yang dikemas sesuai dengan daerahnya dll.
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil yang telah dapat diteliti, peneliti mampu memberikan kesimpilan tentang hasil penelitian Strategi Televisi Lokal Dalam Menghadapi Sistem Televisi Berjaringan (studi kasus TV local Cahaya Televisi Banten) dan sekaligus memberikan saran yang bersifat praktisi maupun akademis.
5.1
Kesimpulan Dalam menghadapi system televise berjaringan, Cahaya Televisi Banten
hadir pula untuk mendirikan televise berjaringan di setiap daerah yang telah di lakukan studi kelayakan sebelumnya. Dan untuk mengurangi biaya produksi Cahaya Televisi Banten melakukan kerjasama dengan para agency dan rumah produksi. Bahkan dalam mencari pemasukan kas. Dengan hadirnya peraturan Sistem Televisi Beerjaringan maka diharapkan dapat membantu televise local untuk dapat berkembang dalam pertumbuhan Perusahaandan juga dapat terus merealisasikan visi dan misi televise local yang hadir dengan kelokalannya. 5.2
Saran 5.2.1
Saran Akademis Bagi para peneliti lainnya yang akan mengadakan penelitian sejenis,
untuk dapat lebih mengembangkan aspek penelitian pada Strategi Televisi local dalam menghadapi sistemtelevisi berjaringan, dengan menggunakan
77
78
tipe penelitian yang berbeda. Sehingga dapat lebih memperkaya hasil penelitian mengenai pengelolaan program televisi, khususnya televise berjaringan.
5.2.2
Saran Praktis Bagi pihak Cahaya Televisi Banten diharapkan untuk lebih
meningkatkan lagi SDM yang ada untuk setiap anak – anak perusahaan yang akan didirikan, tetap konsistem dalam menyiarkan program acara yang mengedepankan kelokakannya. Dan terus berkreativitas dalam setiap program yang disajikan kepada masyarakat.
79
DAFTAR PUSTAKA Betty Soemirat dan Eddy Yehuda. 2004. Opini Publik, Universitas Terbuka, Jakarta Ciptono Setyobudi. 2005. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, Graha Ilmu, Yogyakarta Deddy Mulyana. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Hardinawati.2006. Makalah Tengah Semester Ilmu Manajemen Strategis Program Pasca Sarjana/ S2 STIE kampus Ungu. Jakarta. Jalaludin Rakhmat. 2007. Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung K Yin Robert.2002. Studi Kasus : Desain dan Metode, cetakan ke-tiga,PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta. Kustadi Suhandang. 2004. Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, produk, & Etika,Nuansa,Bandung McQuail Denis.2005. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta Morissan. 2005. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Tangerang Morissan.2007. Manajemen Media Penyiaran Programing 1, Ramdina Prakarsa, Tangerang Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta Onong Uchjana Effendy. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Safat Komunikasi, PT, Citra aditya Bakti, Bandung. Onong Uchjana Effendy. 2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Rangkuti, Freddy. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. RM Soenarto. 2007. Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran, FFTV-IKJ, Jakarta 2007. Wahyudi, agustine Sri. 1996. Manajemen strategik Pengantar Proses Berfikir strategik. Binarupa Aksara. Jakarta.
80
LAMPIRAN
Isnan. 2007.Nasib Stasiun TV Lokal, http//www.pikiran- rakyat.com, Diakses 2 juni 2008 Komisi 1 DPR.2006. Pertanyakan Sikap KPI soal SBB.http//www.kpi.co.id, diakses 14 mei 2008 Ramli. 2007. Kekuatan dan Kelemahan TV http://belajardekavetiga.blogspot.com/2005/09/media-televisi.html, Diakses 15 November 2007 Soeharjono. 2007.Distribusi televisi lokal, http//www.atvli.com/sejahtera, Diakses 20 mei 2008
CURRICULUM VITAE DATA PRIBADI NAMA LENGKAP : VERAWATI NAMA PANGGILAN : VE TEMPAT & TANGGAL LAHIR : JAKARTA, 01 SEPTEMBER 1985 ALAMAT TELEPON / HP JENIS KELAMIN STATUS E-MAIL
: JL. PONDOK BAHAR PERMAI BLOK K 1 NO. 2&3 CILEDUG : 021 93737135 / 085693782220 : PEREMPUAN : SINGLE5 :
[email protected]
KEPRIBADIAN DIRI TERBUKA DENGAN SEMUA HAL BARU, PERCAYA DIRI, MUDAH BERGAUL, AKTIF, DAPAT BEKERJASAMA DENGAN TEAMWORK
PENDIDIKAN FORMAL UNIVERSITAS MERCU BUANA, FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI-BROADCASTING (PROSES), JAKARTA BARAT SMU YUPPENTEK 2,CILEDUG SMPN 271 JAKARTA BARAT SD NEGERI 05, JAKARTA BARAT PENGALAMAN ORGANISASI ANGGOTA HMJ FIKOM UNIVERSITAS MERCU BUANA SEKRETARIS BEM 2006 PASKIBRA 1997- 2003 PRAMUKA SDN 05 PAGI PENGALAMAN BEKERJA PA TEGNO MAGAZINE MARKETING PT. PETRO MITRA CONCULTAN EVEN ORGANAZER LAUNCING ALBUM SENNO WEDDING ORGANAZER ADMINISTRASI PT. MITRA PERDANA AMARTA SPG MAJALAH FEMINA CUSTOMER SERVICE MALL WTC MATAHARI KEAHLIAN TEKNOLOGI MAMPU MENGOPERASIKAN BEBERAPA PROGRAM MS. OFFICE DAN MENGOPERASIKAN INTERNET HOBI JALAN – JALAN, OLAHRAGA, MASAK, BACA BUKU, MENJELAJAHI DUNIA INTERNET
Hasil Wawancara
Manajer Keuangan Perencanaan apa yang dilakukan Cahaya Televisi Indonesia Banten dalam menghadapi Televisi Berjaringan Menurut Rahayu Meyrani1 : “CTV Banten Mempunyai Asosiasi Televisi local Indonesia (ALTVLI), jadi didalam Asosiasi tv local banyak televise-televisi lokal yang masih berkerja sama tehadap televise-televisi local lainnya yang berkerja sama salah satunya CTV Banten. Karena itu, CTV Banten tidak takut dengan adanya persaing hadirnya televise berjaringan karena kami juga sudah mempersiapkan untuk berjarigan.”
Perencanaan apa saja yang sudah dibuat oleh Cahaya Televisi Banten Khususnya dalam hal Keuangan “ perencanaan yang kami lakukan adalah setiap pemasukan yang ada sebagian akan kami alokasikan untuk anak – anak perusahaan yang akan kami dirikan atau anak perusahan yang sedang berjalan, dan setiap pengeluaran yang ada kami akan meminnta setiap report pengeluaran yang dilakukan, tetapi sampai saat ini pengawasan pemasukan dan pengeluaran masih dalam tanggung jawab dan hanya pembelanjaan yang di atur oleh bagian keuangan anak – anak perusahaan.” Daerah mana saja yang telah menjadi target lokasi pendirian Televisi berjaringan “ Sampai saat ini kami sudah daerah yang sudah menjadi target kami adalah Lampung, Cirebon, Ambon, Maluku, Manado, Semarang, Pandenglang, Serang. Dan yang sudah mulai tanyang untuk siaran percobaan adalah Cirebon TV dan Lampung TV.” Alasan apa yang mendasari pemilihan daerah lokasi yang menjadi target pendiaran anak – anak Televisi Berjaringan
1
Hasil Wawancara Rahayu Meyrani, Sekretaris dan Manajer Keuangan, 15 juli 2009
“Alasan pemilihan dari setiap lokasi secara keseluruhan adalah masih sedikitnya pendirian tv local di daerah tersebut, adanya nilai jual, dilihat dari segi ekonomi penduduk, bahkan di daerah yang belum mempunyai Televisi Lokal seperti pandeglang dan serang.” Berapakah modal yang harus disiapkan untuk melaksanakan untuk setiap pendirian anak – anak perusahaan Televisi Berjaringan “ Modal yang kami persiapkan untuk setiap anak – anak Televisi Berjaringan 1, 7 Miliar hanya untuk modal dasar seperti, Gedung, gaji untuk karyawan dalam beberapa bulan, pengurusan surat ijin pendirian dll.dan untuk dana opesaional lainnya kami yang setiap bulannya mensubsidi sampai anak televise berjaringan dapat berjalan sendiri.” Berapa jangka waktu yang ditentukan untuk pendirian anak – anak perusahaan Televisi Berjaringan dan bagaimana jika dalam waktu yang ditentukan belum dapat tercapai “Jangka waktu yang kami tentukan untuk setiap pendirian anak perusahaan televise berjaringan adalah 1 – 2 tahun dan jika dalam jangka waktu yang kami tetepkan masih belum dapat memenuhi target, kami akan mengevaluasi ulang alasan yang menjadi penyebab belum dapat terlaksana.” Adakah kemungkinan jika tidak dapat berjalan di lokasi daerah yang sudah ditentukan akan diadakan alokasi daerah atau membatalkan lokasi di daerah tersebut “ untuk membatalakan daerah yang belum dapat terlaksana kemungkinan tidak karena untuk melakukan perijinan saja sudah sangat menguras keuangan jadi kami akan tetap berusaha untuk tetap mendirikan di lokasi tersebut dan kami juga mempunyai contoh yaitu saat kami di tolak oleh warga untuk mendirikan anak televise berjaringan di Cirebon dengan alasan bahwa “ masyarakat merasa terganggu dengan hadirnya televise Cirebon TV yang mengkristennisasikan masyarakat cirebon saat ini. Dengan adanya penolakan itu kami mencoba mensosialisakan visi dan misi kami dan menyakinkan masyarakat Cirebon bahwa tidak akan ada program acara atau siaran yang mengarah pada penyimpangan agama. Dan dengan usaha yang kami
lakukan,akhirnya kami sekarang dapat bersiaran walaupun masih dalam tahap percobaan.” Dalam mendirikan anak – anak perusahaan Televisi Berjaringan,sudah
berapa
persentase persiapan yang dapat
dilaksanakan “Belum dapat kami perkirakan berapa persentasi yang dapat dilaksanakan karena semua masih dari pusat dan kemungkinan persentase baru dapat kita lihat setelah 2 tahun.” Bagaimana memonitor anggaran dan pengendalian biaya pendirian anak – anak perusahaan Televisi Berjaringan “Di setiap anak Televisi Berjaringan akan dibuat laporan pemasukan dan selama 2 tahun akan terus dapat pengawasan dari pusat dari setiap kebutuhan yang diperlukan oleh anak perusahaan untuk mengcovernya.” Bagaimana membuat rencana dan kebijakan akutansi dan perpajakan pada anak – anak Televisi Berjaringa “untuk membuat recana kebijakan setiap akutansi di atur setiap anak televise berjaringan dan perpajakan akan langsung di tangani oleh kami selaku pusat.”
Bagaimana mengkoordinasikan dan mengontrol aktivitas keuangan dan accounting “ Untuk mengkoordinasikan dan mengontrol semua kami lakukan disini sebagai kantor pusat karena semua dana pemasukan dan pengeluaran masih berasal dari kas kami.” Bagaimana mengawasi dan mengelola kebutuhan dan keperluan rumah tangga pada setiap anak perusahaan “ untuk mengawasi dan mengelola kebutuhan dan keperluan rumah tangga pada setiap anaka perusahaan masih ditangani oleh kami juga selaku pusat.” Bagaimana cara mengkoordinasikan tim keuangan lainnya dalam pendirian setiap anak perusahaan
“ Tim keuangan akan melakukan koordinasi sendiri setiap bulannya dan jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh anak perusahaan baru kami melakukan meeting bersama dengan pusat.” Apa kemungkinan masalah yang biasanya tidak dapat di pecahkan oleh anak perusahaan “ biasanya masalah yang tidak dapat ditangani oleh anak perusahaan adalah adanya minus dalam pendapatan dan harus menutupi kekurangan dan kami selaku pusat melakukan pengecekan ulang setiap dana anggaran yang digunakan.” Setiap pengawasaan yang dilakukan, dalam jangka waktu berapa lamaakan diadakan penilaian, evaluasi setiap pelaksaan yang sudah dilakukan maupun yang belum dapat terlaksana “ kami biasanya melakukan evaluasi dalam jangka waktu 3 bulan.”
Setelah evaluasi dilakukan, bagaimanakah patokan atau standar penilaian yang dilakukan “Patokan yang standar peniliaian yang dilakukan adalah dari bagian teknik, operasional, gaji karyawan, dan bagian program.” Bagaimanakah sistem perekkruran karyawan dan salari yang diberikan “Karena dalam latar belakang kami juga turut penggalang masyarakat local yang berada di daerah tersebut maka ,kami juga turut serta dalam setiap perrekrutan karyawan, kami utamakan masyarakat setempat dengan criteria yang dapat memenuhi standard dan dengan salari yang ditawarkan kami mengikuti aturan pemerintah atau salari UMR dengan status pendidikan yang dimiliki.” Bagaimana cara penempatan setiap bagian divisi dan bagaimana meningkatkan kinerja para karyawan “ Cara penempatan biasanya kami lakukan sesuai dengan latar belakang pendidikan dan ujian masuk yang kami lakukan. Dan
untuk meningkatkan kinerja karyawan kami mengadakan program traning.” Mungkinkah Cahaya Televisi Banten melakukan merger dengan perusahaan Televisi swasta lainnya “Segala kemungkinan pasti ada ,tetapi sampai saat ini kami yakin untuk berdiri sendiri dan kemungkinan untuk merger tidak akan kami lakukan,karena dilihat dari visi misi kami yang mengutamakan kelokalan dan keyakinan kami untuk dapat mengelola sendiri.” Dengan melakukan merger dengan televise swasta, bukankah akan sangat membantu dari segi perekonomian “memang tiak dapat dipungkiri kita akan mendapat suntikan dana, tetapi sampai saat ini hanya dengan bekerjasama dengan televise local lainnya saja, kami sudah cukup memenuhi keuangan kas kami. Dan jika peraturan televise berjaringan berjalan bukan kami yang seharusnya ketakutan,karena secara otomatis para pemasang iklan akan lebih tertarik memasang di televise local dengan biaya yang standar tidak memberatkan.” Dengan adanya peraturan Televisi Berjarigan, berarti sangat mengutungkan bagi televisi – televise local, khususnya Cahaya Televisi Banten “kalau dibilang menguntungkan tidak juga, karena sampai saat ini kami masih di persulit dalam hal perijinan surat, untuk mendapatkan ijin tidak sedikit dana yang harus kami keluarkan di luar jalur yang seharusnya.”
Apa mungkin ada kemungkinan bahwa peraturan ini juga di buat untuk menguntuntungkan Pemerintah “mungkin saja, tetapi kami tidak mau berburuk sangka dengan pemerintah, kami hanya berharap peraturan ini dapat terlaksana secepatnya, dalam perijinan tidak di persulit, yang jelas adanya kepastian hukum yang jelas nantinya.”
Bagaimana dengan pembagian kanal frekuensi untuk setiap anak perusahaan Televisi Berjaringan “ kalau untuk pembagian kanal, sejauh ini tidak terlalu bermasalah, karena kami yakin jika pemerintah sudah membuat Undang – Undang Televisi Berjaringan berarti mereka juga sudah siap dengan pembagia kanal frekuensi.”
1.2.2
Manajer Marketing Perencanaan apa yang dilakukan Cahaya Televisi Indonesia
Banten dalam menghadapi Televisi Berjaringan Menurut Henki2 : “CTV Banten tidak takut dengan hadirnya peraturan televisi berjaringan. Karena, Televisi-televisi local kedepananya akan membentuk televisi berjaringan dan memang televise local nantinya dihadirkan untuk berjaringan termasuk Cahaya Televisi Banten (CTV Banten).” Daerah atau lokasi pendirian anak perusahaan sudah ditentukan, bagaimana bagian marketing mencari klien di setiap anak
perusahaan Televisi Berjaringan “menurut kami tidak sudah untuk mencari klien,karena selama ini kami sudah banyak melakukan kerja sama dengan banyak agency, jadi untuk menawarkan mereka menaruh iklan atau programnya tidak akan terlalu sulit, disamping itu juga untuk membuat para klien kami tetap bekerjasama, kami selalu membina hubungan baik dengan mereka.”
Seperti
kita
ketahui
Manajer
marketing
melakukan
kerjasama dengan menawarkan sebuah program atau perjanjian kerjasama kepada klien/ custumer, penawaran apa yang diajukan
2
Hasil Wawancara Hengki Irwansyah, Manajer Marketing, 15 juli 2009
kepada klien di setiap daerah yang menjadi lokasi pendirian televise berjaringan “Untuk penawaran kerjasama, kami masih menggunakan metode yang sudah biasa kami tawarkan ke klien, biasanya klien memblogging time siaran, atau mengganti produk iklan mereka dengan membuat program acara.” Agency atau pihak mana saja yang sudah melakukan kerjasama dengan Cahaya Televisi Banten “ Agency yang sudah bekerjasama sama kita sampai saat ini adalah PT. Main share Unilever, PT Inter pariwara global inisiatif, Mega pro, dll. Untuk menawarkan televise jaringan, kami selalu mensounding selalu ke para klien.” Dalam setiap anak perusahaan televisi berjaringan yang sudah ditentukan untuk pendirian televisi berjaringan, berapa persen target persentasi keuntungan yang ingin dihasilkan “ Untuk target persentasi keuntungan yang ingin dihasilakan kami masih mengacu pada target Cahaya Televisi Banten sebagai pusat yaitu : Gambaran Umum Rencana Kerja 5 Tahun kedepan. Tahun pertama : a. Jam Tayang mengudara selama 18 jam b. Jenis Program Lokal = 60%, Impor (Prog. Asing) = 40% c. Target marketing 30% Tahun Kedua : a. Siaran 12 jam – 18 jam untuk Jabodetabek b. Jenis Program Lokal = 70%, Impor (Prog. Asing) = 30% c. Target Marketing 40% d. Menambah SDM Lapangan Tahun Ketiga a. Jam Tayang mengudara selama 18 jam b. Target marketing 50% c. Menambah Peralatan Tahun Keempat a. Jam Tayang mengudara selama 24 jam b. Target Marketing 70% c. Menambah SDM dalam bidang – bidang yang dibutuhkan d. Jenis Program local = 80%, Impor (Prog. Asing) = 20% Tahun Kelima a. 24 jam siaran b. Jenis Program Lokal = 90%, Impor (Prog. Asing)= 10%
c. Target Marketing 70% d. Menambah Peralatan sesuaia kebutuhan.”
Jika keuntungan tidak terpenuhi/tidak mencapai target, apa perencanaan /strategi yang akan dilakukan selanjutnya “ Jika tidak memenuhi target biasanya kami melakukan evaluasi di bagian mareting terlebih dahulu, kita lihat apa permasalahannya dalam Sumber Daya Manusianya atau memang ada factor lain yang mempengaruhi, entah itu dari dalam Manajemen atau dari luar Manajemen. Kalau memang ternyata masalahnya ada dalam SDM marketingmaka kita akan melakukan tindakan lebih lanjut, bisa kami melakukan traning lagi atau mungkin kita akan melakukan pemutusan kerja dan mencari kinerja yang lebih baik lagi.”
Sebagai
manajer
marketing,
bagaimana
cara
mengkoordinasikan setiap tim marketing yang ada dalam melakukan strategi – strategi yang sudah di rencanakan “ Untuk mengkoordinasikan setiap tim, kami akan melakukan pertemuan tiap bulan atau per tiga bulan tergantung apa dalam pelaksanaan mengalami masalah kesulitan yang besar atau tidak dan jika memang masalah yang dihadapi memang terasa begitu urgent atau mendesak,kami akan melakukan meeting bersama pusat dan semua tim direksi.”
Bagaimana sistem kerja yang dilakukan tim marketing “ system kerja yang biasa kami lakukan adalah lebih banyak dilapangan, bertemu klien,mengajukan penawaran, jika penawaran disetujui maka kami baru membuat surat perjanjian dan tahap selanjutnya adalah menjalin hubungan baik dengan klien.”
Sudah berapah persen persiapan yang dirancang untuk pendirian anak – anak perusahaan televise berjaringan secara keseluruhan
“ persentasi persiapan yang dirancang untuk pendirian anak – anak perusahaan sudah sampai 60 – 70 %, meliputi kesiapan gedung, surat – surat perijinan, SDM dll.”
Harapan apa yang di inginkan khususnya manajer marketing
terhadap peraturan pemerintah tentang televise
berjaringan “ harapan untuk Pemerintah adalah untuk turut serta dalam menginvestasikan uangnya buat pendirian televise berjaringan,karena sampai saat ini kami masih mandiri.
Investrasi seperti apa yang diharapkan Cahaya Televisi Banten dalam pendirian Televisi Berjaringan “ yah setidaknya pemerintah menginvestasikan 50% modalnya untuk setiap pendirian Televisi Berjaringan.”
Bagaimana jika pemerintah tidak memberikan modal seperti yang diharapkan “ sebenarnya itu hanya harapan tetapi jika memang belum bisa terwujud yah mau kami bilang apa, toh sampai saat ini kami masih bisa bertahan dengan apa yang sudah kita lakukan. Yang jelas harapan kami yang pasti semoga Undang – Undang ini dapat diperjelas dan akhirnya dapat memajukan kami selaku televise Lokal untuk terus berkembang dan mewujudkan visi misi kami.”
Adakah
keinginan
Cahaya
televise
Lokal
selaku
pusat,untuk dapat merger dengan televise swasta “ sejauh ini kami belum memikirkan untuk melakukan merger dengan televise swasta, karena kami masih tergabung dalam Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI) jadi jika kami mengalami kesulitan kemungkinan kami akan melakukan kerjasama denga televise – televise lokallainnya, seperti yang selama ini kami lakukan. Bahkan jika peraturan berjaringan sudah
disahkan dan dapat berjalan, tidak menutupi kemungkinan bahwa yang akan mengajukan untuk merger terlebih dahulu adalah televise – televise swasta sendiri, dan bahkan ini bukan sekedar kemungkinan karena kami sudah dapat menbuktikannya ,bahwa kami pernah di tawari oleh salah satu televise swasta untuk dapat bekerja sama dengan kami, tetapi karena kami masih yakin dengan apa yang sudah kita rencanakan, maka kami menolak tawaran tersebut.”
Dengan melakukan merger dengan televise swasta, bukankah akan menberikan keuntungan tersendiri untuk televise local, apalagi yang saat ini sedang membangun jaringan, terutama dalam bagian marketing untuk mendapatkan profit “ seperti yang sudah jelasin sebelumnya kami masih yakin untuk mandiri tanpa dicampuri oleh orang luar dan jika kami mengalami permasalah yang pertama kami lakukan adalah melakukan kerja sama dengan televise local lainnya dan kami berdiri tidak semata –mata untuk mendapatkan profit yang besar tetapi juga dapat memberikan maanfaat yang berarti pada setiap daerah dank arena visi misiitu jugamakanya hadir televise local yang nantinya juga akan berjaringan.”
Jadi, televise Lokal khususnya Cahaya Televise Banten dan anak – anak perusahaan Televisi berjaringan dapat hidup dan berkembang dengan baik “ Kami sangat yakin sekali, apalagi kita dapat dukungan dari pemerintah dan kami yakin masyarakat juga sangat mengiginkan tayangan yang dapat mendidik dan memajukan daerah mereka.”
1.2.3
Manajer Program Perencanaan apa yang dilakukan Cahaya Televisi Indonesia Banten dalam menghadapi Televisi Berjaringan
Menurut Novia3 : “ sampai saat ini Cahaya Televisi Banten mempunyai jaringan dengan yang terbentuk dalam Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI). Jadi kami saling barter program ke televise local lainnya. Dan Cahaya Televisi Banten saat ini sudah dalam proses pendirian Televisi Berjaringan, bahkan jaringan kami sudah ada yang berjalan walaupun masih dalam tahap percobaan.”
Program – program acara apa saja yang sudah dipersiapkan untuk anak perusahaan Televisi Berjaringan “ Untuk setiap program kita akan sesuaikan dengan lokasi yang menjadi lokasi anak peusahaan televise berjaringan dan dalam program – program yang kami hadirkan juga memakai program –program yang sudah ada di Cahaya televise Banten, seperti Hallo Banten, akan kami buat Hallo Maluku atau sesuai lokasi televise berjaringan. Dan kami juga akan mengajak agency – agency dan production house yang ada disana untuk menayangkan program acara dengan memblogging time siaran kami.”
Bagaimana bagian program mengecek pola siaran setiap bulannya “ untuk sampai saat ini karena siaran kami untuk anak perusahaan masih dalam tahap percobaan jadi kami belum dapat menjelaskan , tetapi kami mencoba untuk mengikuti cara pengecakan yang dilakukan di pusat sebagai patokan dasar.”
Bagaimana bagian program mengevaluasi kualitas program -program yang sedang di tayangkan dan program –program baru “ untuk mengevaluasi kualitas program,kami selalu mengecek di bagian teknis terhadap peneriamaan siaran kamipada masyarakat dan kami juga menggunakan setiap telpone, surat dll. Yang 3
Hasil Wawancara Novia, Manajer Program, 15 juli 2009
dikirimkan kepada kami sebagai bahan evaluasi, seperti saat audien yang menonton kami menelpone dan mengatakan bahwa penerimaan gambar di daerah mereka kurang baik, dari salah satu contoh itu kami gunakan salah satunya untuk patokan kualitas program yang disajikan baik atau tidak.”
Bagaimana dengan penggunaan peralatan untuk produksi, apakah sudah sangat mendukung “ kalau untuk peralatan sampai saat ini kami belum menemukan masalah yang berarti karena program – program yang kami tayangkan kebanyakan tidak kami produksi sendiri. Kami lebih sering bekerja sama dengan para agency atau rumah produksi.”
Bagaimana dengan frekuensi kanal untuk menyiarakan program acara kepada audien “ untuk frekuensi kanal , kami memang masi mengalami kesulitan karena jaringan kami masih suka tertukar pada jariran stasiun televise laiinya, kami berharap dengan adanya peraturan televise berjaringan, pemerintah juga serius untuk menyelesaikan masalah frekuensi siaran nantinya.” Bagaimana dengan biaya produksi, apakah sudah dapat terpenuhi untuk setiap anak perusahaan televise berjaringan “ karena kami lebih banyak menjual blogging time kepada agency atau rumah produksi jadi untuk masalah keuangan dalam memproduksi program tidak ada masalah sampai saat ini dan bukan berarti kami tidak punya program yang di produksi sendiri.”
Apakah kedepannya untuk program acara akan terus menggunakan agency dan rumah produksi untuk siaran program dan program acara yang disajikan tetap merujuk pada ketentuan televise lokal
“ untuk kedepannya kami masih belum tau, karena sampai saat ini dengan bekerjasama dengan para agency dan rumah produksi dapat membantu kami utnuk menekan bugjet pengeluaran dan dapat menghasilakan keuntungan yang cukup besar. Pastinya setiap programyang ditayangkan mengacu pada prinsip visi dan misi televisi local.”
Apakaha
kedepanya
Cahaya
Televisi
Banten
akan
melakukan merger dengan televise swasta khususnya dalam hal program “ sampai saat ini kayanya belum yah, karena kami masih berpatokan untuk melakukan kerjasama dengan televise local lainnya, dan bukan berarti kami menutup kemungkinan, apalagi kami pernah melakukan kerjasama dengan MNC Group.” Apa saja yang menjadi kendala di bagian program, apalagi dengan berdiriya anak perusahaan televise berjaringan “ kendala dalam bagian program sampai saat ini adalah kita masih mencari agency da production house di setiap daerah yang akan kami ajak untuk bekerjasama.”
Bagaimana cara bagian program mengkoordinasikan setiap timnya untuk melaksanakan setiap kegiatannya dan berapa lama jangka waktu yang gunakan untuk melakukan evaluasi “ kami selalu melakukan koordinasi setiap bulannya untuk melakukan evaluasi maupun untuk membahas ide- ide baru untuk membuat program.”