STRATEGI MEMPRODUKSI IKLAN TELEVISI Dalam memproduksi iklan televisi, melibatkan tiga tahap, yaitu tahap praproduksi, tahap produksi dan pasca produksi. Pada masing-masing tahap mempengaruhi secara dramatis terhadap biaya dan kualitas. 11.1. Peran Produser Iklan televisi Untuk membuat iklan televisi, biasanya perusahaan membutuhkan produser iklan televisi. Peran produser komersial tersebut antara lain : - menyiapkan spesifikasi peralatan produksi komersial - mengontak studio produksi - memperkirakan biaya produksi - mengatur peralatan produksi - bekerjasama dengan agen-agen yang mengelola para bintang (aktor, aktris). - berpartisipasi dalam pertemuan pra produksi - menghadirkan pemesan iklan televisi dan produser - bertanggungjawab terhadap produksi Setelah membaca buku ini diharapkan Anda dapat menjadi Produser Iklan televisi. 11.2. Tahap Pra Produksi Tahap Pra Produksi adalah tahap semua pekerjaan dan aktivitas yang terjadi sebelum iklan televisi diproduksi secara nyata. Perencanaan secara baik sebelum diproduksi dapat menghemat biaya bagi pemesan iklan televisi. Inilah manfaat utama dari tahap pra produksi. Pertama-tama yang harus difikirkan pada tahap pra produksi oleh produser adalah mempelajari naskah, storyboard dan menganalisis teknik produksi yang akan diterapkan dalam produksi iklan televisi. Teknik produksi tersebut meliputi “live action”, animasi dan efekefek optis (efek-fek spesial). Untuk menggambarkan orang-orang dan sesuatu yang serupa dengan dunia nyata, situasi setiap hari, seperti potongan kehidupan dalam iklan televisi, maka dibutuhkan teknik “live action”. Jika
iklan televisi membutuhkan live action, produser harus mempertimbangkan apakah action tersebut di ruang studio, diluar studio atau suatu lokasi yang jauh dari studio. Apakah iklan televisi tersebut diujudkan dalam VCD, DVD, kaset video (VHS, SVHS, BETACAM SP), atau dalam film ?. Semua faktor tersebut mempengaruhi peralatan, sumberdaya manusia yang diperlukan, kostum yang dipakai, ijin yang diperlukan, aktor atau aktris yang digunakan dan biaya yang dikeluarkan. Jika menggunakan anakanak harus ada latihan khusus. Anak-anak dan binatang sulit diprediksi dan sering menyebabkan produksi mengalami penundaan. Berikut ini beberapa tekni dalam membidikkan kamera (shot) : 11.2.1. Extreme Close Up (ECU) Extreme Close Up (ECU) atau Big Close Up (BCU) atau Tight Close Up (TCU) merupakan bidikan kamera lebih ekstrem dari Close Up. Tujuannya agar penonton benar-benar tertuju pada wajah Extreme Close Up ini digunakan bila ekspresi wajah atau obyek penting secara dramatis sekali dan penonton memusatkan perhatian secara ekstrem pada bagian ini serta mengesampingkan bagian lainnya. Kadang-kadang lebih ekstrem lagi, yaitu kamera dibidikkan pada bagian dari wajah, misalnya mata, mulut, hidung atau telinga saja. Gambar 7.1, dan gambar 7.2 menunjukkan bidikan kamera yang menggunakan Extreme Close Up pada mata, dan mulut yang merupakan bagian dari iklan Panasonic P-ten 14 inci yang dibuat oleh Lowe Lintas, menggambarkan ekpresi emosional yang bersifat personal terhadap televisi yang sedang ditonton, sehingga ikut menangis untuk menunjukkan Panasonic Pten 14 inci sangat personal.
Gambar 7.1
Gambar 7.2
11.2.2. Close Up (CU) Close Up (CU) adalah bidikan kamera (shot) sangat dekat pada orang atau obyek. Tujuannya agar penonton tertuju pada wajah Close Up ini digunakan bila ekspresi wajah atau obyek penting secara dramatis dan penonton memusatkan perhatian pada bagian ini serta mengesampingkan bagian lainnya, dapat dilihat pada gambar 7.3., bagian dari iklan TV Surf yang dibuat oleh Lowe Lintas.
Gambar 7.3
11.2.3. Medium Close Up (MCU) Medium Close Up (MCU) merupakan bidikan kamera cukup dekat pada subyek tetapi mencakup juga obyek lain yang dekat, dapat dilihat pada gambar 7.4, yaitu salah satu adegan dalam iklan Surf yang dibidik dengan menggunakan Medium Close Up.
11.2.4. Medium Shot (MS)
Medium Shot (MS) adalah bidikan kamera pada sudut lebar pada subyek tetapi bukan latar belakang keseluruhan, ditunjukkan pada gambar 7.5 salah satu adegan iklan dari Clear yang dibuat oleh agensi Lowe Lintas.
Gambar 7.4
Gambar 7.5
11.2.5. Long Shot (LS) Long Shot (LS) : bidikan kamera sangat jauh, pandangan penuh dari adegan untuk memberikan efek jarak.
Gambar 7.6
11.2.6. Very Long Shot (VLS) Very Long Shot (VLS) adalah bidikan kamera sangat jauh sekali.
Gambar 7.7 11.2.7. TWO SHOT DAN GROUP SHOT
TWO SHOT adalah bidikan kamera pada dua karakter yang biasanya dekat dengan kamera. Gambar 7.8 merupakan bagian dari iklan Clear menggunakan bidikan kamera dengan TWO SHOT. Untuk tiga kararakter disebut Three Shot. Untuk empat kararakter disebut Four Shot dan seterusnya. Bidikan kamera kepada banyak orang (biasanya lebih dari enam orang) disebut GROUP SHOT.
Gambar 7.8
11.2.8. Point Of View (POV) Point Of View (POV) adalah bidikan kamera dari titik pandang yang dilihat seseorang yang berada dalam gambar (video) atau bidikan kamera dari titik pandang subyek dan melihat sesuatu dengan cara subyek yang melihatnya. Teknik ini mengambil bidikan dari orang atau dari subyek lainnya. Pada gambar 7.8 merupakan potongan iklan televisi dari ProXL yang dibuat Lowe Lintas, menunjukkan titik pandangan yang dilihat suami (POV) pada istrinya yang sedang marah, Tiga variasi dari POV adalah follow shot, over the shoulder shot dan moving shot.
Gambar 7.8
11.2.9. CUT dan CUT AWAY (CA) CUT adalah perubahan secara langsung dari adegan satu ke adegan lain tanpa adanya transisi atau perintah untuk mengakiri adegan. CUT AWAY (CA) adalah cara untuk memotong waktu sebuah kejadian. Misalnya pada bagian dari iklan ProXL, yaitu seorang suami menuju pintu rumahnya sampai memasukkan kuncu ke dalam pintu membutuhkan waktu 1 menit, dalam kejadian seharihari waktu 1 menit tersebut cepat, tetapi di layar kejadian tersebut terasa lama dan membosankan, maka waktu 1 menit di layar tersebut dapat diringkas hanya dalam beberapa detik saja, disamping itu iklan dari ProXL ini maksimum 15 detik, maka digunakan CUT AWAY. Kamera dibidikaan saat suami tersebut berjalan yang masih jauh dari pintu kemudian CUT (gambar 7.9) dan Close Up pada sepatunya CUT (gambar 7.10) dan kemudian Close Up pada saat memasukkan kunci pintu (gambar 7.11).
Gambar 7.9
Gambar 7.10
Gambar 7.11 11.2.10. INTERIOR (INT) DAN EXTERIOR (EXT) INTERIOR (INT) adalah bagian dari gambar yang diambil di dalam ruangan. Dapat dilakukan di ruang kantor, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang operasi, dapur, garasi dan sebagainya. Interior dapat dibuat di studio atau di tempat yang sesungguhnya. Gambar 7.5 yang merupakan potongan dari iklan Clear diambil di ruang Cafe. EXTERIOR (EXT) adalah bagian dari gambar yang diambil di luar ruangan. Dapat dilakukan di kebun, di hutan, di taman, di jalan, di puncak gunung, di angkasa dan sebagainya. Seperti halnya Interior, Exterior dapat di set di studio, meskipun demikian naskah atau storyboardnya tetap Exterior. Gambar 7.9 dari bagian iklan ProXl diambil di luar rumah.
11.2.11. GERAKAN KAMERA Gerakan kamera terdiri dari panning (PAN), Tracking (TRACK), Crabbing (CRAB) dan Tilting (TILT).
PAN adalah membidik dari sisi satu ke sisi lain, diawali dan diakhiri dengan bidikan statis. Track In (TI) / Dolly In (DI) adalah menggerakkan kamera ke depan Track Out (TO) / Dolly Out (DO) adalah menggerakkan kamera ke belakang Crab Left (DL) / Track Left (TF) adalah menggerakkan kamera ke kiri Crab Right (DR) / Track Right (TR) adalah menggerakkan kamera ke kanan Tilt Up (TU) adalah menggerakkan kamera ke atas Tilt Down (TD)adalah menggerakkan kamera ke bawah
• • • • •
Animasi adalah penggunaan karakter kartun, boneka, atau demonstrasi karakter yang bukan animasi ke dalam kehidupan pada iklan televisi. . Teknik animasi tradisional terdiri dari animasi teks, animasi kartun, animasi gambar diam, animasi gambar bergerak dan animasi video. Animasi kartun sering mempunyai nilai paling tinggi dalam hal menarik perhatian penonton dan paling hidup. Karena biayanya cukup mahal, maka kartun biasanya munculnya hanya sedikit. Di Jakarta biaya pembuatan animasi antara Rp 150.000,- sampai Rp. 3.000.000,- setiap detik. Murah atau mahalnya biaya pembuatan animasi bergantung pada tingkat kesulitannya. Penggunaan animasi dalam iklan televisi secara umum mempunyai beberapa keuntungan antara lain : • Animasi digunakan untuk mengiklan produk baru yang kelihatan merupakan produk masa depan. Animasi dapat menampilkan produk dalam desain yang bervariasi Animasi tidak membutuhkan studio khusus, dapat dikerjakan dengan komputer. Animasi sering digunakan untuk menyampaikan pesan yang yang sulit atau untuk menjangkau pasar khusus, misalnya anak-anak Animasi dapat menggantikan produk aktual dengan prototype Animasi menjadikan presentasi bisnis lebih menarik Pada gambar 7.12, 7.13, 7.14 dan 7.15 merupakan contoh animasi dari gambar bergerak dari iklan sikat gigi Pepsodent Flexibel.
Gambar 7.12
Gambar 7.12
Gambar 7.14
Gambar 7.15 11.2.12. EFEK-EFEK SPESIAL Efek-efek Spesial (Efek-efek optis) merupakan bagian yang harus dipertimbangkan pada tahap pra produksi. Kebanyakan produser iklan televisi menggunakan Digital Video Effects (DVE) yang dapat memanipulasi grafik pada tampilan iklan televisi. Dengan Adobe Premiere kita mempunyai paling sedikit 75 efek optis. Efek-efek ini menghibur penonton dan memenangkan penghargaan periklanan. Tetapi jika pesan penjualan pada iklan televisi ini kompleks atau berdasarkan logika, maka teknik lain kemungkinan lebih baik. Tidak ada teknik yang dapat mempesona dan lebih menarik perhatian penonton daripada pesan produk atau pesan strategis. Lebih dari itu kadang-kadang suatu fantasi atau piranti mnemonik (Kelinci Energizer, Boneka Pillsbury, Boneka Cepot) malah membuat bingung penonton. David Ogilvy menyarankan bahwa untuk membuat impresi yang paling kuat pada penonton, fantasi harus berhubungan dengan tuntutan produk dan diulang-ulang secara kuat. Optical merupakan efek visual yang diletakkan pada iklan Televisi. Kebanyakan iklan Televisi mengandung lebih dari satu adegan (scene). Efek diperlukan agar perpindahan dari satu adegan ke adegan lain berlangsung secara mulus. Efek disisipkan pada tahap akhir pada saat editing. Efek apa yang dipakai dalam perpindahan antara satu adegan ke adegan berikutnya bergantung pada kepentingan setiap adegan yang dilihat penonton. Berikut ini merupakan istilah-istilah optical yang mendasar dan yang umum pada iklan Televisi.
FADE IN adalah efek optis yang merupakan perubahan dari latar belakang gelap (gambar 7.16) kemudian muncul gambar kedua (gambar 7.17), yang merupakan bagian pembukaan dari iklan Sapoerna Hijau.
Gambar 7.16
Gambar 7.17 FADE OUT adalah efek optis yang merupakan perubahan gambar (gambar 7.18) menuju latar belakang gelap (gambar 7.19). Ditunjukkan oleh bagian kahir iklan Sampoerna Hijau
Gambar 7.18
Gambar 7.19
WIPE adalah efek optis yang menyebabkan perubahan secara gradual dengan cara gambar kedua menghapus gambar pertama
sampai seluruh gambar pertama berganti dengan gambar kedua. Wipe terdiri dari Band Wipe, Checker Wipe, Clock Wipe, Gradient Wipe, Radial Wipe, Random Wipe dan Wedge Wipe. Gambar 7.20 dan gambar 7.21 contoh dari Clock Wipe dari iklan Surf .
Gambar 7.20
Gambar 21 DISSOLVE (DSS) adalah efek optis yang merupakan perubahan gambar satu yang mulai menghilang secara bertahap kemudian muncullah gambar kedua. Dissolve terdiri dari Additive Dissolve, Cross Dissolve, Dither Dissolve, Mosaic Dissolve dan Random Dissolve. Gambar 7.22 dan gambar 7.23 merupakan contoh dari Additive Dissolve.
Gambar 7.22
Gambar 7.23 SLIDE adalah efek optis yang merupakan perubahan dengan cara gambar kedua menutup gambar pertama secara bertahap. Slide terdiri dari Band Slide, Cross Split Slide, Flying Carpet Slide, Inset Slide, Rotate Slide, Doors Slide, Boxes Slide, Basic Slide, Quarters Slide dan Swap Slide. Gambar 7.24 dan gambar 7.25 menunjukkan efek optis dari Slide.
Gambar 7.24
Gambar 7.25 IRIS adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar satu yang membuka dan akhirnya muncullah gambar kedua, seperti halnya iris (selaput pelangi) pada mata kita membuka dan mengecil yang bergantung pada cahaya. Iris meliputi Iris Cross, Iris Diamond, Iris Points, Iris Round, Iris Shapes, Iris Square dan Iris Star. Gambar 7.26 dan gambar 7.27 merupakan contoh dari Iris Cross.
Gambar 7.26
Gambar 7.27
ZOOM adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar satu mengecil dan kemudian tampaklah gambar kedua atau
munculnya gambar kedua dari kecil kemudian membesar dan akhirnya menutup gambar pertama, ditunjukkan pada gambar 7.28 dan gambar 7.29. Zoom terdiri dari Basic Zoom, Cross Zoom, Zoom Boxed dan Zoom Trails.
Gambar 7.28
Gambar 7.29
PUSH adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar satu didorong oleh gambar kedua sehingga gambar satu bergeser digantikan gambar kedua, ditunjukkan pada gambar 7.30 dan gambar 7.31.
Gambar 7.30
Gambar 7.31 STRETCH adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar kedua yang direntangkan pada gambar pertama dan akhirnya menutup gambar pertama. Stretch terdiri dari Basic Stretch, Cross Strestch, Stretch In dan Stretch Over yang ditunjukkan pada gambar 7.32 dan gambar 7.33.
Gambar 7.32
Gambar 7.33
SPIRAL BOXES adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar pertama mengecil secara kotak spiral, kemudian muncullah gambar kedua yang ditunjukkan pada gambar 7.34 dan gambar 7.35..
Gambar 7.34
Gambar 7.35
PINWHEEL adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar pertama menghilang dengan cara model kitiran, kemudian muncullah gambar kedua yang ditunjukkan pada gambar 7.36 dan gambar 7.37.
Gambar 7.36
Gambar 7.37
SPLIT adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar pertama dengan cara membelah, kemudian muncullah gambar kedua. Splite terdiri dari BasicSplit dan Center Split, yang ditunjukkan pada gambar 7.38 dan gambar 7.39.
Gambar 7.38
Gambar 7.39
SWIRL adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar pertama dan muncullah gambar kedua dari kecil berputar
menjadi besar seperti angin berputar kemudian menutup gambar pertama, ditunjukkan pada gambar 7.40 dan gambar 7.41.
Gambar 7.40
Gambar 7.41
11.2.13. TRANSISI TIGA DIMENSI MORP adalah efek optis yang merupakan perubahan bentuk dari gambar satu ke gambar lain PEEL adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar pertama dengan cara mengelupas dan kemudian muncullah gambar kedua, ditunjukkan pada gambar 7.26. Peel terdiri dari Center Peel, Page Peel dam Peel Back
Gambar 7.42
Gambar 7.43
SWING IN adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar pertama menutup seperti pintu dari dalam dan kemudian muncullah gambar kedua, ditunjukkan pada gambar 7.44 dan 7.45.
Gambar 7.43
Gambar 7.45 SWING OUT adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar pertama menutup seperti pintu dari luar dan kemudian muncullah gambar kedua, ditunjukkan pada gambar 7.46 dan gambar 7.47.
Gambar 7.46
Gambar 7.47 ROLL AWAY adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar pertama dengan cara menggulung dan kemudian
muncullah gambar kedua, ditunjukkan pada gambar 7.48 dan gambar 7.48.
Gambar 7.47
Gambar 7.48 VENETIAN BLIND adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar pertama menghilang seperti kerai dan kemudian muncullah gambar kedua, ditunjukkan pada gambar 7.49 dan gambar 7.50.
Gambar 7.49
Gambar 7.50
SPIN adalah efek optis yang merupakan perubahan dari gambar pertama menghilang dengan cara berputar dan kemudian muncullah gambar kedua, ditunjukkan pada gambar 7.51 dan 7.52 Spin terdiri dari Basic Spin, Cube Spin, Multi Spin dan Spin Away.
Gambar 7.51
Gambar 7.52
11.2.14. AUDIO Voiceover (VO) adalah menampilkan pengisi suara dari seorang tokoh atau narasi, yang merupakan suara di luar kamera. Sound Effect (SFX) adalah menampilkan efek suara yang berasal dari berbagai macam suara, selain suara manusia dan musik, misalnya suara pesawat terbang, suara kodok, suara pintu yang sedang ditutup, suara sepatu dan sebagainya. Down and Under (DAU) adalah efek suara “fade” sebagai suara yang datang Up And Over (UAO) adala fade suara sebagai efek suara yang datang
Perencanaan produksi memegang peranan penting sebelum memproduksi iklan televisi. Dalam perencanaan produksi tersebut beberapa pekerjaan yang harus dilakukan antara lain, memilih sutradara, menyeleksi penawaran, memilih agen yang
membuat iklan televisi (jika tidak kita buat sendiri), memperkirakan biaya dan waktu, membuat jadwal produksi, menentukan kontruksi iklan televisi, pemilihan pemeran (casting), menetapkan lokasi syuting, pemilihan pakaian, persetujuan agensi dan pemesan dan pertemuan pra produksi. Produksi iklan televisi biasanya dikerjakan oleh tim yang terdiri dari, penulis naskah (scriptwriter), pengarah seni (art director), produser, sutradara (director), kadang-kadang ditambah komposer musik dan koreografer. Produser yang bertanggungjawab atas selesainya pekerjaan pada waktunya. Pada banyak produksi iklan televisi keputusan yang paling penting adalah memilih sutradara. Karena sutradara yang mengatur dan mengontrol dialog dan adegan di depan kamera dan bertanggungjawab untuk merealisasikan apa yang ditulis dalam naskah atau storyboard dari produser. Tetapi setelah membaca buku ini diharapkan Anda dapat menjadi sutradara atau produser pemula. Setelah memilih sutradara produser mengirimkan salinan storyboard ke agen-agen pembuat iklan televisi (production house) untuk melakukan penawaran. Penawaran yang paling menarik dari segi kualitas dan biaya yang dipilih. Setelah agen produksi terpilih produser membuat jadwal produksi dan menentukan kontruksi iklan televisi. Produser bersama pengarah pemilihan pemeran memilih pemeran (aktor/aktris) dan pengisi suara. Lokasi syuting di tentukan, setting dibangun, kru, pemilihan pakaian, dan para pemeran di bawah supervisi sutradara. Kemudian produser meminta persetujuan kepada agensi dan pemesan iklan televisi. Selama periode pra produksi, pertemuan antara produser, sutradara, penulis naskah, bagain keuangan, bagaian pemasaran, pengarah seni, pemesan iklan televisi, komposer musik, koreografer dan fihak-fihak yang berkepentingan perlu diadakan. Pertemuan ini untuk memecahkan masalah-masalh di menit-menit terakhir dan membuat keputusan terakhir tentang adegan (scene), aktor/aktris, dan pengisi suara. Disamping itu harus mengkaji ulang tentang musik, setting, aksi, pencahayaan, dan sudut pandang kamera (camera angle). Termasuk pemakaian soundtrack dalam iklan televisi tersebut. Soundtrack dapat direkam sebelum, selama,atau sesudah produksi secara nyata. Merekam suara sebaiknya lebih panjang dari yang dibutuhkan, karena rekaman suara tersebut masih dapat di edit, disesuaikan dengan gerakan, tarian dan tema atau ritme musik. 11.3. Tahap Produksi Tahap produksi adalah periode selama iklan televisi diproduksi secara komersial. Pada tahap ini syuting dilakukan, suara direkam, pencahayaan di atur, dan kamera dipilih.
Untuk melaksanakan syuting dibutuhkan hari yang panjang dan melelahkan. Untuk iklan televisi seperti halnya profil perusahaan yang sekitar 30 menit membutuhkan waktu syuting sekitang 1 mingggu sampai 4 minggu, bahkan kadang-kadang lebih. Tetapi untuk iklan televisi yang 30 detik biasanya membutuhkan waktu syuting sekitang 2 hari sampai 7 hari. Sekarang produser menggunakan teknologi untuk mengontrol suara, pencahayaan dan pementasan. Prosedur untuk merekam dan mengontrol musik dan efek suara serupa dengan merekam dan mengontrol musik dan efek suara pada radio. Mikrofon menangkap suara, perekam menstransfer suara dan menyimpannya dalam pita magnetik atau hard disk atau media optis (CD-ROM). Mikrofon yang dipakai untuk merekam suara tersebut misalnya merek Shure Beta SM58. Kaset (pita magnetik) yang biasa digunakan adalah yang dihasilkan dari Tape merek TASCAM (DAT). Kemudian dengan menggunakan papan kontrol multisaluran, teknisi suara memanipulasi suara dengan efek-efek suara dan merekamnya dalam pita magnetik (kaset) atau hard disk atau media optis. Perekaman suara orisinil merupakan kunci sukses dalam perekaman, karena dua alasan. Pertama, perekaman suara orisinil sesuai dengan perekaman suara, sesuai dengan adegan, dan sesuai dengan ekspresi aktor atau aktris. Kreasi ulang suara hampir selalu tidak memperoleh suara yang sesuai dengan waktu danperasaan orisinil. Kedua, sebelum perekanan diperoleh dalam bentuk akhir, perekaman orisinil mengalami perekaman berulang-ulang sehingga dapat terjadi kehilangan kemurnian dan ketelitiannya pada setiap perekaman. Maka perelam suara yang berkualitas tinggi merupakan keharusan. Pencahayan merupakan komponen penting dalam syuting. Sutradara dan sinematografer harus bersepakat untuk menggunakan sumber cahaya yang bervariasi. Sebagai contoh, suatu adegan seorang yang berdiri menutup jendela, mungkin mempunyai sumber pencahayaan tiga buah, yaitu, sumber cahaya lewat cendela, pencahayaan dari studio yang berintensitas tinggi untuk menerangi subyek dan interior ruangan dan cahaya dari lampu meja biasa sebagai hiasan. Panggung untuk memproduksi iklan televisi dapat dibuat di dalam studio, sebagian di studio atau di luar studio ( di suatu lokasi). Studio merupakan yang paling mudah dikontrol. Kebanyakan studio iklan televisi ( studio video atau studio film) kedap suara untuk mengeleminasi gangguan suara dari luar, misalnya dari suara sirene atau suara pesawat terbang. Studio biasanya juga dilengkapi seperangkat lampu-lampu untuk pencahayaan yang dilengkapi dengan pengontrolnya. Peralatan khusus untuk mengendalikan lingkungan studio kadangkala juga
digunakan agar mudah untuk mengendalikan studio. Pencahayaan studio dapat memunculkan adegan tiruan. Adegan-adegan tersebut membutuhkan ruangan yang luas, arsitektur yang unik dan historis, dekorasi, efek-efek pencahayaan luar ruang, dan bagian studio yang dapat dikendalikan dengan baik. Bagian luar dari studio harus dapat melindungi dari bunyi yang menyimpang atau bunyi yang tidak digunakan. Walaupun lokasi syuting itu dapat menambah realistis, tetapi seringkali lokasi syuting tersebut secara teknis dan logika merupakan pengalaman yang mengerikan. Setiap lokasi yang alami dan yang direkayasa mempunyai keunggulan dan kelemahan. Pencahayaan alami menciptakan cahaya terang yang cerah yang kontras dengan bayangan yang tajam. Layar pemantul yang besar dan cahaya intensitas tinggi dibutuhkan untuk menerangi bayangan agar dapat menampilkan suatu nada. Jika sumber energi pencahayaan dan peralatan kurang, maka dapat menggunakan generator yang dilengkapi dengan kabel yang panjang. Untuk mengurangi anggaran produksi iklan televisi dapat dengan menggunakan lokasi syuting yang tidak membangun “set”. Biaya dapat membengkak kalau dalam lokasi syuting kita menampilkan kejadian alami, misalnya hujan dan kodok. Disamping itu kalau hujan tersebut terlalu lama, dapat memakan waktu penyelesainan produksi iklan televisi. Syuting pada suatu lokasi menciptakan tantangan khusus bagi sutradara yang menggunakan video. Truk, van, motor, trailer, rumah dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan rekaman video dan suara. Disamping itu kita dapat menggunakan TV monitor dan panel pengontrol saluran untuk mengatur dan melihat langsung yang akan kita rekam terutama untuk dua kamera atau lebih secara serempak. Baik di studio atau lokasi, hampir semua adegan membutuhkan pengambilan gambar aktor/aktris secara benar. Pencahayaan mungkin membutuhkan penyesuaian ulang untuk mengatasi bayangan yang muncul tak terduga. Masing-masing adegan dibidik dari dua atau tiga sudut pandang yang berbeda untuk membangun karakter. Satu ditunjukan kepada pemain dan satu ditunjukkan kepada reaksi penonton. Adegan-adegan ini kadangkala tidak cocok antara suara dengan bidikan (shot) awal dengan kru yang lengkap sampai bidikan terakhir. Dengan demikian untuk mengurangi hal tersebut mungkin membutuhkan waktu yang lama antar adegan untuk menggerakkan kamera, menyetel lampu, reposisi aktor/aktris dan pengambilan “action“, suara dan melihat kesesuaian antar adegan. Bahkan umumnya proses pengambilan gambar ini berbeda dengan alur naskah atau storyboard. Naskah atau storyboard memuat rangkaian yang diurutkan berdasarkan nomor adegan (frame). Sedangkan pengambilan gambar berdasarkan lokasi. Adegan dalam lokasi
yang sama dikelompokkan untuk kemudia di syuting dalam periode waktu tertentu. Pada waktu pasca produksi nanti baru diurutkan kembali. Masalah yang sering terjadi adalah ketidaksinambungan antara adegan satu dengan adegan yang lainnya, maka masingmasing adegan harus sesuai dengan adegan sebelumnya dan sesudahnya. Biasanya ketidaksinambungan diketahui setelah ditata ulang berdasarkan soryboard. Ketidaksinambungan ini dapat berupa masalah gerak, arah gerak, pandangan pemeran yang berbeda, tidak luwes ketika disandingkan, adegan yang bergeser tempatnya atau pemilihan kata yang tidak konsisten dalam dialog. Ketidak sinambungan ini dapat mengganggu penampilan iklan televisi. Iklan televisi tidak berkesinambungan ini akan menurunkan kredibilitasnya. Kesinambungan lain yang harus dijaga adalah kondisi fisik dan mental para pemain mulai dari awal hingga akhir, termasuk kru dan pemain dalam mematuhi jadwal. 11.4. Tahap Pasca Produksi Tahap pasca produksi adalah periode semua pekerjaan dan aktivitas yang terjadi setelah iklan televisi diproduksi secara nyata untuk komersial. Pasca Produksi tersebut meliputi pengeditan, pemberian efek-efek spesial, perekaman efek suara, pencampuran audio dan video, persetujuan pemesan atau agensi, penggandaan dan penyerahan atau penyiaran (untuk iklan TV). Pada tahap pengeditan (editing) biasanya sutradara berdiskusi dengan editor untuk merancang tahapan editing untuk kemudian diserahkan pada produser. Biasanya diskusi sekali lagi untuk menciptakan iklan televisi terbaik. Pada tahap ini kurang lebih 80 % adalah memilih ( selecting), melengkapi (trimming) dan memasang (assembling) bidikan-bidikan kamera (shots) terbaik ke dalam adegan-adegan (scenes). Sisanya sekitar 20 % adalah penambahan musik, judul, efek-efek suara, transisi (efek-efek optis), klip dan soundtrack. Untuk melakukan editing kualitas broadcast, misalnya untuk pembuatan iklan televisi, kita dapat menggunakan Avid atau Media 100 atau Video Mechine yang merupakan gabungan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang mampu menampilkan efek-efek video komplek secara real-time. Kekurangannya Avid ini harganya sangat mahal. Untuk dapat menangkap gambar atau menstransfer gambar (video) yang berstandar broadcast yang relatif agak murah, kita dapat menggunakan hardware dari Matrox RT2500. Jika kita membeli hardware ini biasanya sudah dilengkapi dengan Adobe Premiere 6.0, sebagai perangkat lunak untuk editing. Gambar 7.1. menunjukkan menu dari Adobe Premiere.
Gambar 7.53