Laporan Kegiatan
STUDI AKRESI MINERAL: Sebagai alternatif rehabilitasi untuk ekosistem terumbu karang
Perkumpulan aKRESI Ramadian Bachtiar Hawis Madduppa Beginer Subhan M. Dolorosa Bria Meutia Samira Ismet Yulie Budikartini
-Bogor 2005-
PENDAHULUAN Terumbu karang menyediakan tempat bagi berbagai komunitas ikhtiofauna untuk melakukan pemijahan, pengasuhan, dan mencari makan (Reese 1981; Wootton 1992; Hixon 1991). Namun seiring dengan kerusakan ekosistem terumbu karang saat ini sangat mempengaruhi kelimpahan dan keberadaan ikhtiofauna. Sekitar 82 % area terumbu karang di Indonesia berada dalam ancaman serius yang disebabkan oleh manusia dan alam (Burke et al. 2002).
Hasil
penelitian Pusat Penelitian Oseanografi- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPO-LIPI) sampai pertengahan tahun1998 menunjukkan hanya 7 % terumbu karang Indonesia yang berada pada kondisi sangat baik, 23.72% dalam kategori baik, selebihnya 28.32% sedang dan 41.78% buruk (Moosa 2001). Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan perhatian dan aksi rehabilitasi secara cepat dan tepat. Terdapat dua cara rehabilitasi yaitu dengan kebijakan manajemen dan penggunaan teknologi. Terumbu buatan merupakan salah satu pengembangan teknologi rehabilitasi. Terumbu buatan ini didefinisikan sebagai penenggelaman struktur ke dasar perairan yang menyerupai karakteristik terumbu alami (Seaman 2001). Namun, sangat penting memperhatikan berbagai bahan yang dipakai untuk merehabilitasi terumbu karang, termasuk dampak yang ditimbulkannya terhadap ekosistem alami sekitarnya. Teknologi akresi mineral merupakan salah satu cara untuk merehabilitasi ekosistem terumbu karang. Teknik ini dikembangkan di akhir tahun 90-an atau di awal tahun 2000 dan diperkenalkan di Indonesia tepatnya di Pemuteran, Bali oleh Tom Goreau dan Wolf Hilbertz (GCRA 2004). Prinsip dari metode ini adalah pengaplikasian proses elektrolisis pada air laut sehingga memicu pembentukan padatan mineral (Bachtiar 2003). Padatan mineral yang terbentuk adalah komposisi antara kalsium karbonat dan magnesium hidroksida, dimana material yang diinginkan adalah dominan kalsium karbonat yang memiliki sifat keras dan tidak mudah larut kembali (Hilbertz 1992). Metode ini dibandingkan dengan metode sebelumnya (beton, dll.) relatif lebih mudah diterapkan dan memiliki nilai artistik yang dapat menarik minat dari para pengusaha wisata bahari. Namun demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode sebagai pertimbangan langkah rehabilitasi yang akan dilakukan.
TUJUAN Kegiatan ini merupakan kegiatan penelitian dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh mineral akresi terhadap percepatan pertumbuhan karang. 2. Mengetahui apabila terdapat perbedaan struktur komunitas ikan karang antara “tabulate coral” dan “branching coral”.
Perkumpulan aKRESI
2
3. Mengetahui pengaruh mineral akresi terhadap struktur komunitas ikan karang 4. Mengetahui pengaruh jenis material terhadap proses suksesi komunitas. 5. Mengetahui pengaruh mineral akresi terhadap komunitas bakteri. 6. Mengetahui perbedaan komunitas bakteri antar area di sekitar katoda dan anoda.
ALAT DAN BAHAN Dalam kegiatan ini digunakan alat dan bahan sebagai berikut: No
Alat dan Bahan
Keterangan
1
Alat selam SCUBA
Alat bantu untuk kegiatan bawah air
2
Jangka sorong
Pengukuran pada karang
3
Sabak dan pensil
Alat tulis bawah air
4
Kamera bawah air
Dokumentasi
5
Termometer
Mengukur suhu
6
Power supply (charger aki)
Sumber energi listrik
7
Kabel
Sambungan listrik
8
Besi bangunan
sebagai katoda
9
Logam
sebagai anoda
10
Epoxy-hardener
Pembungkus atau sealing
11
Kawat dan cable ties
Pengikat karang ke kerangka besi
TAHAP KEGIATAN a. Persiapan
Kegiatan
persiapan
meliputi
rancangan penelitian, pembelian alat dan bahan, dan pembuatan kerangka. Kerangka besi dibuat sebanyak 4 buah dan dirancang dengan sistem knock down. Kerangka besi ini berbentuk piramid seperti yang diperlihatkan pada gambar disamping ini.
Perkumpulan aKRESI
3
b. Instalasi Kegiatan instalasi dilakukan pada tanggal 28 April-2 Mei 2004 di kawasan keramba Gosong Pramuka. Proses ini meliputi kegiatan:
Penenggelaman Kerangka dirakit kembali (sistem knock down) di keramba. Kerangka dibawa ke tempat penengelaman dengan menggunakan pelampung/buoy. Penyempurnaan posisi di dasar perairan dilakukan oleh penyelam SCUBA.
Coral collecting Coral collecting dilakukan di wilayah timur Gosong Pramuka, dekat dengan lokasi penenggelaman kerangka. diambil
adalah
koloni
karang
sebelumnya oleh peristiwa lain.
yang
Fragmen karang yang memang
sudah
patah
Bentuk hidup karang yang
dikumpulkan adalah jenis acropora branching dan acropora tabulate.
Transplantasi Transplantasi karang dilakukan di keempat kerangka. Bentuk hidup acropora branching ditranspantasikan pada kerangka 1 dan 3.
Sedangkan bentuk hidup
acropora tabulate ditransplantasikan pada kerangka 2 dan 4.
Fragmen karang acropora branching yang
ditransplantasikan berukuran 10-15 cm, sedangkan acropora tabulate berdiameter 15-20 cm.
Perkumpulan aKRESI
4
Instalasi jaringan listrik
Kerangka yang dialiri listrik adalah kerangka 1 dan 2. Sedangkan kerangka 3 dan 4 berfungsi sebagai kontrol. Guna mendapatkan kuat arus listrik yang sama di tiap kerangka, rangkaian listriknya adalah paralel.
Hal ini
dilakukan agar tiap kerangka mendapatkan laju akresi yang sama. Arus listrik DC yang ingin dialirkan adalah sekitar 7 Ampere. Pada anoda, rangkaian listrik memerlukan sealing/ pembungkusan oleh epoxy-hardener agar logam kabel tidak terkena air laut. Hal ini perlu dilakukan untuk menanggulangi proses oksidasi yang terjadi pada anoda. Pada instalasi awal ini kami belum bisa mengalirkan listrik dengan semestinya. Hal ini terjadi karena arus listrik yang diberikan jauh terlalu besar sehingga memerlukan modifikasi.
c. Monitoring dan Perawatan Monitoring karang dan ikan karang telah dilakukan sebanyak 6 kali hingga saat ini. Detil waktu dan kegiatannya ditampilkan pada tabel dibawah ini. Kegiatan perawatan dilakukan pada waktu kunjungan yang sama dengan kegiatan monitoring. Perawatan dilakukan terutama pada instalasi rangkaian listrik.
No
Tanggal
Kegiatan
Personil
1
28.04.-02.05.2004
Peneggelaman struktur, coral collecting, transplantasi, instalasi listrik, monitoring
Tim aKRESI, Gonjez dan Pudo (TELAPAK), Pak Maman, Pak Yuan, Paul, Rein, Dede,Toto, Rizal, Ephonk, Yudi
2
22.-23.05.2004
Perawatan (mengecek rangkaian listrik), monitoring
Tim aKRESI, Iqbal dan Wili
3
25.-27.05.2004
Perawatan (mengecek rangkaian listrik), liputan tim GAPURA RCTI
Hawis dan Rama
4
08.-09.06.2004
Monitoring dan perawatan
Tim aKRESI
5
09.-13.08.2004
Perawatan (listrik), coral collecting, coral tying, monitoring
Tim aKRESI, Rein dan Iqbal
6
24.-25.09.2004
Monitoring dan perawatan
Tim aKRESI, Ephonk dan Iqbal
7
18.-19.02.2005
Monitoring dan perawatan
Tim aKRESI, Gunawan, Ephonk, Iqbal
8 9
19.-20.03.2005 02.-03.07.2005
Monitoring dan perawatan Perawatan
Tim aKRESI, Rizal, Dondi Tim aKRESI, Iqbal, Aji
d. Evaluasi Kegiatan evaluasi hasil monitoring dilakukan setiap setelah kegiatan monitoring dilakukan. Analisa penelitian ini akan dipaparkan lebih lanjut dalam bentuk tulisan ilmiah.
Perkumpulan aKRESI
5
KENDALA Faktor biaya membatasi ruang lingkup penelitian kami.
Pengaruh terhadap mikro
organisme dan pengaruh substrat dasar tidak bisa dilakukan pada tahap ini. Diharapkan penelitian terhadap bidang ini dapat dilaksanakan di kemudian hari. Instalasi listrik menghadapi kendala yang sangat serius. Pada 3 bulan pertama paska penenggelaman, kerangka belum dialiri listrik.
Hal ini disebabkan karena kami belum bisa
mengatur besar arus listrik yang dialirkan. Tindakan yang kami lakukan antara lain: •
memperkecil ukuran anoda yang digunakan;
•
memperjauh jarak anoda – katoda;
•
memberikan hambatan listrik berupa rangkaian resistor.
Tindakan di atas dapat memberikan besar arus yang sesuai, akan tetapi hingga kini kami masih menghadapi permasalahan dengan daya tahan rangkaian listrik ini.
Tercatat tiga kali terjadi
kerusakan jaringan listrik. Penanggulangan masalah ini masih dalam tahap pengembangan.
UCAPAN TERIMA KASIH Dalam kesempatan ini Perkumpulan aKRESI mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tom Goreau (Global Coral Reef Alliance), Wolf Hilbertz (Sun & Sea NV), PT Nuansa Ayu Karamba, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, TELAPAK, Fisheries Diving Club-Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Biologi Laut Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB, volunteers (Gonjez, Pudo, Pak Maman, Pak Yuan, Paul, Rein, Dede, Toto, Rizal, Ephonk, Yudi, Iqbal, Wili, Gunawan, Dondi, Aji) dan semua pihak yang telah membantu selama proses penelitian metode akresi ini.
(Begin, Rama, Hawis, Yuli, Oca, Meutia)
Perkumpulan aKRESI
6
Profil Tim Perkumpulan aKRESI
Ramadian Bachtiar
Meutia Samira Ismet
[email protected]
[email protected]
+62 852 16167837
+62 815 8074363
Environmental analyst,
Bacteriologist
Photographer
Hawis Madduppa
Yulie Budikartini
[email protected]
[email protected]
+62 813 11285629
+62 812 2211727
Coral reef fish ecologist
Aquaculturist
M. Dolorosa Bria
Beginer Subhan
[email protected]
[email protected]
+62 813 39315335
+62 812 8347579
Planktologist
Coral reef scientist
© aKRESI2005
Alamat: Paviliun H. Ukay Jl. Raya Darmaga Gg. Radar Baru Ujung No. 36 Kelurahan Margajaya Bogor Barat 16116, Jawa Barat Telp. (0251) 423470
Perkumpulan aKRESI
7