STRUKTUR KOMUNITAS MAKROALGA DI PERAIRAN PULAU DOMPAK Lingga Kelana Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected] Arief Pratomo Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected] Henky Irawan Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected] ABSTRAK Kelana, L. 2015. Struktur Komunitas Makroalga di Perairan Pulau Dompak, Skripsi. Tanjungpinang : Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I : Arief Pratomo, ST, M. Si. Pembimbing II : Henky Irawan S. Pi, MP, M.Sc.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai Struktur Komunitas makroalga yang ada di perairan Pulau Dompak Kota Tanjungpinang. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat sampling dengan menggunakan papan pengecekan/cheker-board. Jumlah plot sampling yang didapat berjumlah 76 plot sampling dengan plot sampling berukuran 10x10m2 . Setiap plot sampling meliputi pangambilan sample makroalga, pengukuran parameter perairan. Hasil pengamatan ditemukan 11 jenis makroalga pada perairan pulau Dompak. Hasil analisis menunjukkan keanekaragaman dengan nilai 1,92 yang merupakan katagori sedang berdasarkan indeks keanekaragaman, nilai keseragaman berjumlah 0,81 dengan katagori tinggi berdasarkan indeks keseragaman sedangkan untuk nilai dominansi berjumlah 0,18 dan dikatagorikan dominansi rendah berdasarkan indeks dominansi.
Kata kunci: Makroalga, Pulau Dompak, Struktur Komunitas.
1
STRUKTUR KOMUNITAS MAKROALGA DI PERAIRAN PULAU DOMPAK Lingga Kelana Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected] Arief Pratomo Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected] Henky Irawan Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRACT Kelana, L. 2015. Community Structure of Macroalgae in Aquatic Island Dompak , Thesis. Tanjungpinang: Marine Sciences Department, Marine Sciences and Fhiseries Faculty, University of Maritim Raja Ali Haji. Advisor: Arief Pratomo, ST, M. Si. Co-advisor: Henky Irawan S. Pi, MP, M.Sc. This study aimed to obtain information on the Community Structure of macroalgae in Island waters Dompak Tanjungpinang. This study was conducted in January to March 2015. The method used in this study is a sampling squares method using boards checks / Cheker-board. The number of plots totaling 76 sampling obtained plot sampling with sampling plots measuring 10x10m2. Each plot sampling includes pangambilan macroalgae samples, measurement of water parameters. The observation was found 11 species of macroalgae in the waters of the island Dompak. The analysis showed diversity with a value of 1.92 which is the category was based on the index of diversity, uniformity value amounted to 0.81 with a high category indexes based on uniformity while for dominance value amounted to 0.18 and low dominance categorized based on the index of dominance.
Kata kunci: Macroalgae, Dompak Island, Community Structure.
2
(Nyabakken, 1986 dalam Dahuri,
PENDAHULUAN Makroalga yang juga dikenal sebagai
rumput
tumbuhan
laut
thaluss
2003).
merupakan
Pulau Dompak merupakan
(Thallophyta),
salah
satu
pulau
di
Kota
dimana organ-organ berupa akar,
Tanjungpinang
yang
memiliki
batang
keanekaragaman
jenis
makroalga
dan
daun
belum
dapat
dikenali dengan jelas (belum sejati).
yang tersebar pada salah satu habitat
Sebagian
di
yang ada di pulau Dompak yaitu
Indonesia memiliki nilai ekonomis
perairan bersubstrat berpasir dan
yang tinggi dan sebagian digunakan
berbatu. Belum teridentifikasi jenis
langsung oleh masyarakat pesisir.
dan masih belum adanya kajian
Alga laut dari marga-marga tertentu
khusus
mengenai
dikelompokkan dengan nama rumput
perairan
pulau
laut dipanen sebagai bahan pangan,
menjadi latar belakang penelitian ini.
besar
makroalga
makroalga Dompak
di
yang
sebagai sumber obat-obatan, sebagai METODE
sumber bahan kimia untuk industri dan
sebagai
pupuk
Penelitian
pertaniaan
laksanakan
(Romimohtarto dan Juwana, 2005). Keberadaan
ini
telah
di
pada bulan Januari –
Maret 2015. Tempat penelitian di
makroalga
perairan
sebagai organisme banyak sekali
Pulau
Dompak
Kota
Tanjungpinang Provinsi Kepulauan
memberikan manfaat bagi kehidupan
Riau.
akuatik terutama bagi organismeorganisme herbivora perairan laut maupun sebagai penyedia karbonat di perairan laut. Diperkirakan bahwa produksi bersih rumput laut yang memasuki jaring makanan melalui pemangsaan (grazing) hanya 10%, sedangkan
sisanya
sebesar
Penentuan Metode Sampling
90%
Metode
masuk melalui rantai bentuk detritus atau
bahan
organik
digunakan
terlarut
3
pada
sampling penelitian
yang ini
menggunakan
purposive
observasi awal penelitian makroalga
sampling, yaitu pemilihan lokasi
ditemukan, pada penelitian ini zona
sampling
sensus/lokasi sampling ditentukan
tujuan
metode
dilakukan
tertentu.
berdasarkan
Tujuan
tersebut
sejumlah 3 titik lokasi sampling
dilakukan pada daerah intertidal
dengan luasan lokasi sampling 1
dimana daerah tersebut merupakan
seluas 2047 m2 , lokasi sampling 2
tempat hidup makroalga sebagai
seluas 3014 m2 dan lokasi sampling
lokasi
sample.
3 seluas 2630 m2. Jumlah plot yang
Penentuan lokasi pengambilan data
ditentukan dalam lokasi sampling 1
yang dipilih dengan pertimbangan
sebanyak 20 plot, lokasi sampling 2
lokasi
sebanyak
pengambilan
dimana
makroalga,
ditemukannya
yaitu
berdasarkan
30
plot,
dan
lokasi
sampling 3 sebanyak 26 plot.
observasi lapangan dan informasi yang
didapatkan
dari
penduduk
setempat. Metode Pengambilan Sampling Metode digunakan
dalam
yang
penelitian
ini Pengolahan Data
adalah metode kuadrat sampling
Kerapatan Jenis
(Fachrul, 2007). Unit segi empat
Kerapatan
(plot) yang diletakkan dalam zona
jenis
adalah
jumlah individu per satuan luas.
sensus. Zona sensus itu dianggap
Kepadatan masing-masing jenis pada
sebagai papan pengecekan (cheker-
setiap
board) dan kuadrat yang dicari dapat
stasiun
dihitung
dengan
menggunakan rumus Odum (1971)
ditentukan dengan penomoran.
sebagai berikut: Zona
sensus
merupakan Di = ni / A
daerah/ wilayah lokasi sampling yang dianggap telah mewakili daerah
Dimana :
keberadaan
jenis (individu/m2)
pulau
teripang
Dompak.
di
perairan
Berdasarkan
4
Di
=
Kerapatan
Ni total
=
koloni
Jumlah species
Dimana :
i
Fi
Pi = Jumlah petak
A
=
contoh
Luas
∑p
relatif
Frekuensi perbandingan
seluruh jenis (Odum, 1971)
=
antara
RFi
relatif
Dimana :
species
i
Fi x100 F
RFi
=
Frekuensi
Fi
=
Frekuensi
=
Jumlah
species i =
∑Fi
Jumlah
frekuensi semua jenis
total individu seluruh jenis
Penutupan (Ci)
Frekuensi Jenis Frekuensi
frekuensi
Relatif
Jumlah
(individu) ∑n
adalah
semua jenis (∑Fi) (Odum, 1971)
Kerapatan
=
Relatif
species (Fi) dengan jumlah frekuensi
ni RDi x100 n
koloni
Jumlah total
Frekuensi Relatif (RFi)
jenis dan jumlah total individu
total
=
adalah
perbandingan antara jumlah individu
Ni
ditemukan
petak contoh yang diamati
Kerapatan Relatif (RDi)
RDi
dimana
species i
daerah yang disampling (m2)
Dimana :
Frekuensi
Jenis
(individu)
Kerapatan
=
jenis
Adalah
adalah
luas
area
yang
peluang suatu jenis ditemukan dalam
tertutupi oleh jenis-i. Penutupan jenis
titik contoh yang diamati. Frekuensi
dihitung
jenis dihitung dengan rumus (Odum,
rumus Odum (1971):
1971) :
dengan
menggunakan
Ci = ai/ A
F
Pi P
Dimana : yang tertutupi
5
Ci
=
Luas area
ai
=
Luas total
2007) Rumus yang digunakan untuk
penutupan spesies i A
=
menghitung INP adalah : Luas total
INP = FR + RC + RD
pengambilan sampel
Dimana :INP = Indeks nilai penting
Penutupan Relatif (RCi) Adalah perbandingan antara penutupan individu jenis ke-i dengan
RC
= Penutupan relatif
FR
= Frekuensi relatif
RD
= Kerapatan relative
jumlah total penutupan seluruh jenis. Keanekaragaman
Penutupan relatif jenis dihitung dengan menggunakan rumus (Odum,
Untuk
1971)
mengetahui
keanekaragaman jenis biota perairan
Ci x100% Ci
RCi Dimana :
Ci
menggunakan
indeks
Shannon-
Wienner (H’) ( Fachrul, 2007 ),
= Luas
area
dengan rumus:
Ci = Luas
total
H’= -∑
penutupan jenis
area penutupan untuk seluruh
Dimana :
jenis H’
RCi = Penutupan
=
Indeks
keanekaragaman
Shannon-wienner
relatif jenis
Pi = ni/N Indeks Nilai Penting (INP)
ni = jumlah individu jenis ke i
Indeks nilai Penting (INP),
N = jumlah total individu
digunakan untuk menghitung dan
S = Jumlah genera/Spesies
menduga keseluruhan dari peranan jenis
makroalga
di
dalam
Keseragaman
satu
Untuk mengetahui seberapa
komunitas. Semakin tinggi nilai INP
besar kesamaan penyebaran jumlah
suatu jenis relatif terhadap jenis
individu tiap jenis digunakan indeks
lainnya, semakin tinggi peranan jenis
keseragaman,
pada komunitas tersebut (Fachrul,
yaitu
membandingkan
6
dengan
cara indeks
keanekaragaman
dengan
nilai
Simpson dengan persamaan berikut :
maksimumnya, dengan rumus :
D=∑
E=
Dimana : D = Indeks dominansi
Dimana:E= Indeks keseragaman
Simpson
H =Indeks keanekaragaman H’maks=Indeks
( )2
ni = Jumlah individu
keanekaragaman
jenis ke i
maksimum = log S
N = Jumlah total
= 3,3219 log S (dimana S = jumlah
individu seluruh jenis
jenis)
S = jumlah jenis Nilai Indeks Dominasi berkisar Indeks keseragaman berkisar
antara 0-1.
antara 0-1. Bila indeks keseragaman Nilai
kurang dari 0,4 maka ekosistem tersebut
berada
tertekan
dan
dalam
indeks
dominansi
berkisar antara 0-1. Semakin besar
kondisi
nilai
mempunyai
indeks
semakin
besar
keseragaman rendah. Jika indeks
kecenderungan salah satu spesies
keseragaman antara 0,4 sampai 0,6
yang mendominasi populasi
maka
ekosistem
tersebut
pada Analisis Data
kondisi kurang stabil dan mempunyai
Data
keseragaman sedang. Jika indeks
yang
telah
didapat
disajikan dalam bentuk tabel dan
keseragaman lebih dari 0,6 maka
grafik, data-data tersebut kemudian
ekosistem tersebut dalam kondisi
dianalisis
stabil dan mempunyai keseragaman
secara
deskriftif
dan
kuatitatif serta dilakukan analisis
tinggi.
dengan Dominansi
keanekaragaman,
keseragaman dam dominansi dan
Menurut Odum (1997) dalam
kualitas
berdasarkan
Indeks
Fachrul (2007) untuk mengetahui
keanekaragaman
dominansi jenis tertentu di Perairan
dalam (Fachrul, 2007) Parameter
dapat digunakan Indeks Dominansi
kualitas kemudian
7
perairan
dan
dominansi
yang
disesuaikan
diukur dengan
Keputusan
Menteri
Lingkungan
chilensis, Gracilaria coronopifolia,
Hidup No.51 tahun 2004 tentang
Gracilaria folifera dan Gracilaria
baku mutu air laut untuk biota laut
salicornia
agar mendapat kesimpulan ilmiah, sehingga
dapat
Kerapatan Jenis Makroalga
menggambarkan
Berdasarkan
struktur komunitas makroalga di
penelitian
di
pulau Dompak diperoleh 11 jenis
pulau Dompak, Kota Tanjungpinang,
makroalga
Provinsi Kepulaun Riau.
dari
ketiga
lokasi
penelitian diperoleh nilai kerapatan Hasil dan Pembahasan
seperti tabel berikut :
Hasil Berdasarkan hasil pengamatan
No
Jenis
Jumlah
Makroalga dan identifikasi jenis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Caulerva recemosa Eucheuma edule Gracilaria chilensis Codium decorticatum Dictyosphaeria cavernosa Acanthophora spicifera Gracilaria folifera Halimeda macroloba Gracilaria coronopifolia Gracilaria salicornia Padina australis TOTAL
539 30 95 93 94 1150 232 424 128 293 791 3869
makroalga
yang
dilakukan
di
perairan pulau Dompak, pada tiga lokasi pengamatan yang diambil sebagai sampel melalui pencuplikan pada masing – masing plot dengan ukuran 10 x 10 meter. Diketahui
ind/hektar 709 39 125 122 124 1513 305 558 168 385 1041 5089
(Sumber : Data Primer)
bahwa perairan pulau Dompak di tumbuhi 11 jenis makroalga yang terdiri dari
Kerapatan
Hasil
3 divisi yaitu divisi
kerapatan
jumlah
individu per satuan luas di pulau
Chlorophyta (alga Hijau) dengan
Dompak
jenis Caulerva recemosa, Codium
dimana jenis Acanthophora spicifera
decorticum,
paling
Dictyosphaeria
adalah 5089 ind/hektar,
banyak
didapatkan
dan
cavernosa dan Halimeda macroloba,
mempunyai kerapatan paling tinggi
divisi
yaitu
Phaeophyta
(alga
coklat)
1513
ind/hektar
dengan
dengan jenis Padina australis, divisi
kerapatan relatif 29,7234 % dan jenis
Rhodophyta (alga merah) dengan
Eucheuma
jenis
kerapatan yang paling rendah yaitu
Acanthophora
Eucheuma
edule,
spicifera, Gracilaria
8
edule
mempunyai
K Relatif (%) 13,9312 0,77539 2,45541 2,40372 2,42957 29,7234 5,99638 10,9589 3,30835 7,57302 20,4446 100
39
ind/hektar
dengan
kerapatan
relatif 0,77539 %.
penutupan
makroalga
penutupan
totalnya
didapatkan pada
tabel
berikut:
Frekuensi Makroalga Berdasarkan hasil penelitian
No
Jenis
Tutupan (%)
di pulau Dompak diperoleh 11 jenis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Caulerva recemosa Eucheuma edule Gracilaria chilensis Codium decorticatum Dictyosphaeria cavernosa Acanthophora spicifera Gracilaria folifera Halimeda macroloba Gracilaria coronopifolia Gracilaria salicornia Padina australis TOTAL
0,00002627 0,00000553 0,00000946 0,00001019 0,00000778 0,00014302 0,00001977 0,00001733 0,00000878 0,00002024 0,00005406 0,00032243
makroalga didapatkan frekuensinya pada tabel berikut: No
Jenis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Caulerva recemosa Eucheuma edule Gracilaria chilensis Codium decorticatum Dictyosphaeria cavernosa Acanthophora spicifera Gracilaria folifera Halimeda macroloba Gracilaria coronopifolia Gracilaria salicornia Padina australis TOTAL
Jumlah Plot Ditemukan 29 13 20 19 15 64 25 26 20 24 38 293
F Relatif (%) 9,89761 4,43686 6,82594 6,48464 5,11945 21,843 8,53242 8,87372 6,82594 8,19113 12,9693 100
Frekuensi 0,38158 0,17105 0,26316 0,25 0,19737 0,84211 0,32895 0,34211 0,26316 0,31579 0,5 3,85526
(Sumber : Data Primer) Hasil diatas dapat dijelaskan bahwa total penutupan jenis di pulau
(Sumber : data Primer)
Dompak
adalah 0,00032243 %
menutupi
area,
Acanthophora frekuensi
Dompak
jenis
di
pulau
menutupi area dengan penutupan relatif 44,35691468 % dan jenis
frekuensi paling tinggi yaitu 0,84211
Eucheuma
dengan frekuensi relatif 21,843 % Eucheuma
yaitu
0,17105
penutupan relatif 1,715100952 %.
dengan Indeks Nilai Penting Hasil
Penutupan Makroala
Dompak
dibawah
dapat
dijelaskan bahwa INP total di pulau
Berdasarkan hasil penelitian pulau
mempunyai
0,00000553 % menutupi area dengan
frekuensi relatif 4,43686 %.
di
edule
penutupan yang paling rendah yaitu
edule
mempunyai frekuensi yang paling rendah
paling
paling tinggi yaitu 0,00014302 %
banyak didapatkan dan mempunyai
jenis
spicifera
jenis
banyak dan mempunyai penutupan
adalah 3,85526, dimana
jenis Acanthophora spicifera paling
dan
dimana
Dompak, dimana jenis Acanthophora
diperoleh
spicifera memiliki nilai INP paling
9
T Relatif (%) 8,147504885 1,715100952 2,933970164 3,160375896 2,412926837 44,35691468 6,13156344 5,374810036 2,723071674 6,277331514 16,76642992 100
tinggi
yaitu
95,9233609.
Jenis
hal
ini
dikarenakan
intensitas
Eucheuma edule mempunyai nilai
matahari belum terlalu tinggi, suhu
INP yang paling rendah
tertinggi
yaitu
31,66°C
disebabkan
6,92735518. Untuk lebih Jelasnya
tingginya intensitas cahaya matahari
dapat lihat pada tabel berikut :
yang masuk. Sebagaimana yang di
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Caulerva recemosa Eucheuma edule Gracilaria chilensis Codium decorticatum Dictyosphaeria cavernosa Acanthophora spicifera Gracilaria folifera Halimeda macroloba Gracilaria coronopifolia Gracilaria salicornia Padina australis TOTAL
INP 31,9763642 6,92735518 12,2153236 12,0487394 9,96194913 95,9233609 20,6603681 25,2074343 12,8573587 22,0414741 50,1802725 300
(sumber : Data Primer) Indeks
kemukakan oleh Luning (1990), bahwa temperatur optimal untuk pertumbuhan alga yaitu berkisar 15 30
o
C untuk alga yang hidup
didaerah tropis, sementara Sulistiyo (1976) dalam Palallo (2013) juga menyatakan pertumbuhan yang baik untuk alga di daerah tropis adalah 20 - 30 oC. .
Keanekaragaman,
Salinitas
Keseragaman dan Dominansi Hasil
nilai indeks keanekaragaman
pengukuran salinitas
(H’ ) makroalga di pulau Dompak
didapat kisaran nilai salinitas pada
adalah
indeks
perairan 29,33 – 34,66 ‰ dimana
keseragaman ( E ) makroalga di
ada perbedaaan nilai kandungan
pulau Dompak adalah 0,83 dan nilai
salinitas di setiap stasiun. Secara
indeks dominasi ( D ) makroalga di
waktu pengukuran yang dilakukan
pulau Dompak adalah 0,17.
berbeda
1,99,
nilai
disetiap
stasiun
namun
secara lokasi karakter di setiap Parameter Perairan
stasiun cendrung sama. Kadi dan
Suhu
Atmajaya (1988), alga bentik tumbuh Hasil
dilakukan
pengukuran secara
yang
pada perairan dengan salinitas 13-37
insitu
‰,
sedangkan
menurut
Luning
memperlihatkan bahwa suhu perairan
(1990), makroalga umumnya hidup
di pulau Dompak mempunyai kisaran
di laut dengan salinitas antara 30-32
antara 28,33 – 31,66°C, dimana suhu
‰, namun banyak jenis makroalga
perairan terendah yaitu 28,33°C yang
hidup pada kisaran salinitas yang 10
lebih besar. Kondisi salinitas di pulau
di paparan terumbu karang pada
Dompak
memungkinkan
kedalaman 1-5 m.
untuk kehidupan makroalga. Dimana
Kecepatan Arus
masih
pada lokasi penelitian ditemukan 11
Hasil
pengukuran
arus
jenis makroalga.
dengan
Kecerahan
current drouge, menunjukkan bahwa
kisaran
iran sangat dipengaruhi oleh keadaan waktu
ketelitian
melakukan
orang
(Direktorat Jenderal perikanan, 1990 dalam Alam, 2011).
laut dapat terlihat dari permukaan
kedalaman.
Hasil
Berdasarkan hasil tersebut,
nilai
sama
30,3
rumput laut antara 20 - 40 cm/detik
perairan yang menjadi habitat rumput
kecerahannya
–
arus yang cukup untuk pertumbuhan
yang
2003). Pada lokasi penelitian, dasar
sehingga
18,3
pasang dan angin, kisaran kecepatan
penelitian (Effendi,
perairan,
rata-rata
cm/detik. Arus dapat terjadi karena
pengukuran,
kekeruhan, dan padatan tersuspensi, serta
metode
kecepatan arus di lokasi penelitian
Nilai kecerahan di suatu pera
cuaca,
menggunakan
rata - rata arus pada loksi penelitian
dengan
masih
sesuai
dengan
kisaran
pengukuran
kecepatan arus yang cukup untuk
kecerahan pada lokasi penelitian
pertumbuhan rumput laut. Rumput
berada pada kisaran 0,25 – 1,24 m.
laut merupakan
masih
sesuai
dengan
ketentuan
berdasarkan
hasil
penelitian
sebelumnya
yang
yang
memperoleh makanan melalui aliran
Dari hasil tersebut, kondisi kecerahan
organisme
air yang melewatinya. Gerakan air yang
cukup
akan
menghindari
terkumpulnya kotoran pada thallus, membatu
dilakukan oleh (Kadi dan Atmajaya,
pengudaraan,
dan
mencegah adanya fluktuasi yang
1988). Menurut (Kadi dan Atmajaya,
besar terhadap salinitas
1988), Makroalga dapat tumbuh di
maupun
suhu air (Ditjenkanbud, 2004 dalam
kedalaman perairan 1-200 m tetapi
Alam, 2011).
kehadiran jenisnya banyak dijumpai
11
kemampuan jenis makroalga tersebut
pH Hasil
pengukuran
pH
untuk menyesuaikan diri dengan
didapatkan nilai pH dengan kisaran
kondisi lingkungan di perairan pulau
7,3 – 8,63 . Nyabakken (1992),
Dompak dibandingkan makroalga
mengatakan perairan laut maupun
jenis
pesisir memiliki pH relatif lebih
diutarakan oleh Atmajda (1999),
stabil dan berada dalam kisaran yang
pada penelitian di daerah Gili Meno,
sempit, biasanya berkisar antara 7,7
Lombok Utara yang menemukan
– 8,4. Sedangkan (Amiluddin, 2007
bahwa Gracillaria, Ancanthophora,
dalam Burdames 2014) menyatkan
Bodlea dan Chaetomorpha biasa
hampir semua alga dapat hidup pada
tumbuh
kisaran pH 6,8 – 9,6, sehingga pH
Sedangkan
tidak
jenis Eucheuma edule ini diakibatkan
menjadi
masalah
bagi
yang
lain.
pada
Hal
ini
substrat
rendahnya
pasir.
kerapatan
pertumbuhannya. Berdasarkan hasil
sebarannya
penelitian kisaran pH yang didapat
pertumbuhannya hanya pada jenis
masih
substrat
tergolong
baik
untuk
yang
juga
tertentu.
rendah
Hal
ini
dan
juga
pertumbuhan rumput luat di perairan
diutarakan oleh Admajda (1999)
pulau Dompak.
pertumbuhan
Pembahasan
menempel pada batu di daerah rataan
total
Eucheuma
edule
Hasil pengamatan kerapatan
terumbu karang dan kelimpahannya
jenis
rendah.
di
pulau
Dompak
didapatkan nilai kerapatan seluruh
Berdasarkan
hasil
jenis 5089 ind/hektar. Dari seluruh
perhitungan
jenis di pulau Dompak didapatkan
didapatkan Indeks Keanekaragama
jenis Acanthophora spicifera paling
(H’) makroalga di pulau Dompak
tinggi nilai kerapatannya yaitu 1513
1,99.
ind/hektar dan jenis Eucheuma edule
makroalga pulau Dompak 0,83. Dan
mempunyai nilai kerapatan paling
indeks dominansi (D) makroalga di
rendah
pulau
yaitu
39
ind/hektar.
keseluruhan
yang
Indeks keseragaman (E)
Dompak
0,17.
Nilai
Tingginya kerapatan Acanthophora
Keanekaragama (H’) makroalga di
spicifera diduga karena tingginya
pulau
12
Dompak
1,99
menurut
Diversitas Shannon-Wienner dalam
Hasil
penelitian di
pulau
Fachrul (2007) nilai keanekaragaman
Dompak
tersebut termasuk dalam kategori
dominansi (D) 0,17. Menurut indeks
yang
dominansi Simpson dalam Fachrul
sedang.
Asmawi
(1998),
menunjukkan
mengatakan perbedaan keragaman
(2007)
jenis makroalga bentik antar lokasi
berkisar antara 0 – 1, semakin besar
pengamatan tidak lepas dari jenis
nilai indeks maka semakin besar
substrat
kecendrungan salah satu jenis yang
dan
gerakan
air
pada
Nilai
Indeks
nilai
masing-masing lokasi serta cara alga
mendominasi,
bentik
disimpulkan tidak ada jenis yang
meletakkan
dirinya
pada
substrat.
dari
Dominansi
hasil
dapat
mendominansi.
Nilai
keseragaman
(D)
makroalga di pulau Dompak yaitu
KESIMPULAN DAN SARAN
0,83, dilihat dari nilai tersebut maka
Kesimpulan
nilai indeks keseragaman tergolong
Berdasarkan hasil penelitian
dalam nilai keseragaman yang tinggi.
makroalga
Menurut
indeks
ditemukan 3 divisi dan 11 spesies
keseragaman berkisar antara 0-1.
yaitu divisi Chlorophyta (alga Hijau)
Bila indeks keseragaman kurang dari
dengan jenis Caulerva recemosa,
0,4 maka ekosistem tersebut berada
Codium decorticum, Dictyosphaeria
dalam
cavernosa dan Halimeda macroloba,
Syari,
(2005)
kondisi
mempunyai
tertekan
keseragaman
dan rendah.
divisi
di
pulau
Phaeophyta
(alga
Dompak
coklat)
Jika indeks keseragaman antara 0,4
dengan jenis Padina australis, divisi
sampai 0,6 maka ekosistem tersebut
Rhodophyta (alga merah) dengan
pada kondisi kurang stabil dan
jenis
mempunyai
sedang.
Euchema edule, Gracilaria chilensis,
Jika indeks keseragaman lebih dari
Gracilaria coronopifolia, Gracilaria
0,6 maka ekosistem tersebut dalam
folifera dan Gracilaria salicornia.
kondisi
keseragaman
stabil
dan
mempunyai
keseragaman tinggi.
13
Acanthophora
spicifera,
Seminar Kelautan LIPIUNHAS, Ke II. Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang akan di berikan sebagai berikut yaitu sebagai beikut : 1. perlu
adanya
Atmajaya, W.S., 1999. Sebaran dan Beberapa Aspek Vegetasi Rumput Laut (Makro Alga) Di Perairan Terumbu Karang Indonesia. Puslitbang Oseanologi –LIPI.Jakarta.
penelitian
lanjutan yang spesifik tentang jenis dan sebaran makroalga di
pulau
hubungan
Dompak substrat
serta
Burdames, Y. 2014. Kondisi Lingkungan Perairan Budi Daya Rumput Laut di Desa Arakan, Kabupaten Minahasa Selatan, Vol 2. No 3 Tahun 2014
dengan
tingkat keanekaragaman jenis makroalga di pulau Dompak. 2. Perlu adanya penelitian yang kontinu dan dalam jangka
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
waktu yang lebih lama dan komprehensif. 3. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai pertumbuhan makroalga
dan dimusim
Effendi, 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kasinus (Anggota IKAPI), Yogyakarta.
sebaran yang
berbeda.
Fachrul, M. F., 2007. Metode Sampling Bioekologi, PT Bumi Aksara. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Alam. A.A. 2011. Kualitas Keraginan Rumput Laut Jenis Eucheuma spinosum Di Perairan Desa Punaga Kabupaten Takalar. Skripsi. Universitas Hasanudin Maksar. Makasar. Asmawi, 1998. Komunitas Alga Bentik Di Pulau Kerayan Kabupaten otabaru Kalimantan Selatan. Dalam
Kadi, dan Atmajaya, W. S., 1988. Rumput Laut (Alga), Jenis, Reproduksi, Produksi, Budidaya dan Pasca Panen. LIPI. Jakarta. Kepmen LH, Nomor 51. 2004. Baku mutu air laut untuk biota air laut.
14
Luning., 1990. Seaweeds, Their Environment, Biogeography And Ecophysiology. John Wiley and Sons. New York. Nybakken, J. W., 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia. Jakarta. Odum, E. P., 1971. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Palallo, A. 2013. Distribusi Makralga pada Ekositem Lamun dan Terumbu Karang di Pulau Bonebatang ,Kecamatan Ujung Tanah, Kelurahan Barang Lompo Makassar. Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Hasanuddin. Makassar. Romimohtarto, K dan S. Juwana. 2005. Biologi Laut: Ilmu pengetahuan tentang biota laut. Djambatan. Jakarta. Syari,
I.A. 2005. Asosiasi Gastropoda Di Ekosistem Padang Lamun Perairan Pulau Lepar. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Departemen Ilmu dan Keknologi Kelautan, skiripsi.IPB. Bogor.
15