Analsis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Dan Kadmium (Cd) Pada Kepiting Ranjungan (Portunus Pelagicus) Di Perairan Teluk Riau Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau Al’ Amin Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected] Tengku Said Raza’I Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected] Nancy Willian Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRAK Timbal (Pb) dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas manusia, Pb yang masuk ke dalam perairan sebagai dampak aktivitas kehidupan manusia diantaranya adalah air buangan dari pertambangan bijih timah hitam, buangan sisa industri baterai dan bahan bakar angkutan air. Sedangkan kadmium (Cd) di alam berhubungan erat dengan hadirnya logam Pb dan Zn. Dalam industri pertambangan Pb dan Zn, proses pemurnianya akan selalu memperoleh hasil samping kadmium yang terbuang dalam lingkungan. Suhu pada lokasi penelitian berkisar antara 29,3 – 30,5
0
C,
Salinitas pada lokasi penelitian berkisar antara 28,7 – 31,2 ppm , dengan rata – rata suhu 29,95 ppm, Derajat Keasaman pada lokasi penelitian berkisar antara 6,5 – 7,1. Oksigen Terlarut pada lokasi penelitian berkisar antara 6,2 – 7,0 mg/L, dengan rata – rata Oksigen Terlarut sebesar 6,75 mg/L. Kandungan logam Pb pada perairan pada kisaran 0,118 – 0,147 mg/l, dan kandungan logam Cd pada kisaran konsentrasi 0,103 – 0,146 mg/l. Kandungan Logam Pb pada daging kepiting Ranjungan pada kisaran 0,030 – 0,362 mg/g, dan kandungan logam Kadmium (Cd) pada daging kepiting Ranjungan pada kisaran nilai 0.0256 - 0.0405 mg/g. Secara keseluruhan, kandungan Logam Cd dan Pb pada perairan dan pada daging Kepiting Ranjungan melebihi batas kadar aman yang ditetapkan. Dari hasil regresi linier sederhana dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 mg/l kandungan logam Pb di perairan akan mengakibatkan kenaikan kandungan logam Pb di daging Kepiting Ranjungan sebesar 0,2482 mg/g., dan setiap kenaikan 1 mg/l kandungan logam Cd di perairan akan mengakibatkan kenaikan kandungan logam Cd di daging Kepiting Ranjungan sebesar 0,15 mg/g.
Kata Kunci :Logam Pb dan Cd, Kepiting Ranjungan (Portunus Pelagicus), Spektrofotometri Serapan Atom, Teluk Riau.
1
Analysis Of Heavy Metal Lead ( Pb ) and Cadmium ( Cd ) At Ranjungan Crab (Portunus pelagicus ) In the Riau Bay waters Tanjungpinang City Riau Archipelago Province
Al’ Amin Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected] Tengku Said Raza’I Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected] Nancy Willian Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRACT Lead (Pb) and their compounent can be in the water naturally and as a result of human activity. Pb that goes into the waters as a result of the activities of human life including the waste water ore mining, industrial waste discharge the battery and fuel transport water. While cadmium (Cd) in nature is closely linked to the trace ion of Pb and Zn. In the industry Pb and Zn process, will always get wasted by product of cadmium in the aquatic environment. Temperatures at the Riau Bay waters ranged from 29.3 to 30.5 0C, Salinity ranged from 28.7 to 31.2 ppm, with the average temperature of 29.95 ppm, degree of acidity ranged from 6.5 - 7.1. Dissolved oxygen ranged from 6.2 to 7.0 mg/L, with a mean of 6.75 mg/L. Pb metal content in water in the range of 0.118 to 0.147 mg/l, and Cd metal content in the range of concentrations from 0.103 to 0.146 mg/l. Metals content of Pb in the crab meat Ranjungan in the range from 0.030 to 0.362 mg/g, and the metal content of Cadmium (Cd) on crab meat Ranjungan in the range of grades 0.0256 - 0.0405 mg/g. Overall, the content of metals Cd and Pb in the waters and the crab meat Ranjungan exceed levels specified limit. From the results of linear regression can be concluded that the increase of 1 mg/l Pb metal content in water will result in increased metal content of Pb in crab meat Ranjungan of 0.2482 mg/g. And every increase of 1 mg/l Cd metal content in the water will resulting increase in metal content in meat crab Ranjungan Cd of 0.15 mg / g.
Keywords: Metal Pb and Cd, Ranjungan Crab (Portunus pelagicus), atomic absorption spectrophotometry, Riau Bay.
2
I.
akhirnya tertimbun dalam jaringan hewan tersebut
PENDAHULUAN
(Murtiani, 2003). A.
Jika kandungan logam berat Timbal (Pb)
Latar Belakang Provinsi Kepulauan Riau memiliki luas
dan logam berat Kadmium (Cd) yang ada di
2
wilayah sebesar 252.601 Km , di mana 95% nya
ranjungan tersebut melewati baku mutu yang telah
merupakan lautan dan 5% merupakan wilayah
di tetap kan oleh, BPOM dan baku mutu air untuk
daratan
biota sudah melewati ambang batas, maka
(pardi
2014
dalam
DKP
Provinsi
Kepulauan Riau, 2012). Sehingga dengan luas
perairan Teluk
lautan mencapai 95%. menunjukkan potensi
tergolong tercemar.
sumberdaya perairannya lebih banyak.
Riau Tanjungpinang sudah
Menyadari
akan
bahaya
keberadaan
Letak kota Tanjungpinang berada pada
logam berat Timbal (Pb) dan logam berat
satu teluk yang merupakan kawasan ekonomis, di
Kadmium (Cd) tersebut terhadap organisme laut
Teluk Riau Tanjungpinang terdapat beberapa
terutama kepiting ranjungan yang merupakan
aktivitas yang cukup beragam, perikanan, industri
biota kesukaan masyarakat Kepulauan Riau, maka
galangan
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
kapal,
pemukiman,
perdagangan,
pelabuhan, dan transportasi laut.
sejauh mana kandungan logam Pb dan Cd yang
Seiring dengan berkembangnya otonomi
terdapat didalam tubuh Kepiting Rajungan yang
daerah Provinsi Kepulauan Riau dan Kota
ditangkap.
Tanjungpinang, dan berkembangnya penduduk di wilayah Teluk Riau berpotensi menimbulkan
B.
permasalahan lingkungan perairan, diantaranya adalah
masuknya
bahan
pencemar
Perumusan Masalah Aktivitas manusia yang berada di Teluk
kedalam
Riau Kota Tanjungpinang berpotensi memberi
perairan muara Teluk Riau Tanjungpinang, salah
dampak penurunan kualitas perairan Teluk Riau
satunya adalah logam berat timbal (Pb) pada
Kota Tanjungpinang, dalam hal ini logam berat
kandungan daging udang putih, (Pardi, 2014).
yang akan menimbulkan penurunan kualitas
Jika kandungan logam berat Pb dan Cd
perairan sampai pada pencemaran. Mengingat
dalam perairan naik sedikit demi sedikit, maka
logam
logam tersebut dapat diserap dalam jaringan tubuh
terkonsumsi manusia yang terkandung didalam
organisme dari yang terkecil yang berperan
Kepiting Ranjungan, mampu menyebabkan masuk
sebagai produsen hingga organisme terbesar yang
kejaringan tubuh dan mengangu kesehatan.
berperan sebagai konsumen akhir rantai makanan seperti ikan, udang, kerang, ranjungan dan
3
berat
Pb
dan
Cd
berbahaya
jika
lingkungan
C. Tujuan Penelitian
1.
2.
3.
itu,
perubahan
yang
terjadi
Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk :
memberikan pengaruh ( dampak ) buruk terhadap
Mengetahui kandungan logam berat Pb dan
organisme yang sudah ada dan hidup dengan baik,
Cd yang terdapat pada Kepiting Rajungan
bila lingkungan tersebut telah tercemar dalam
Mengetahui apakah logam berat Pb dan Cd
tingkat yang tinggi, dapat membunuh dan bahkan
pada kepiting ranjungan Tentang Penetapan
menghapuskan satu atau lebih jenis organisme
Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan
yang hidup normal dalam tatan lingkungan itu.
Kimia Dalam Makanan.
Jadi pencemaran lingkungan adalah perubahan
Mengetahui kualitas perairan Teluk Riau
dalam suatu tatanan lingkugan asli menjadi suatu
Tanjungpiang akan di bandingkan dengan
tatanan lingkungan yang buruk dari tatan aslinya.
Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut yang
Palar H (2008).
di tetapkan oleh Kepmen LH No. 51 Tahun
Pencemaran laut akibat polutan kimia
2004 sudah tercemar atau belum.
terjadi akibat limbah yamg mengandung logam berat, beberapa logam berat
yang berbahaya
D. Manfaat Penelitian
diantaranya kadmium (Cd), Timbal ( Pb),
1.
Data yang dihasilkan diharapkan dijadikan
Tembaga (Cu), Seng (Zu). Sering digunakan dan
informasi dasar bagi pemerintah, dan nelayan
Bahan Industri dan Bahan bakar dll. Kadmium
dalam
dapat
2.
pengelolaan
sumberdaya
dan
terjadi
karena
banyak
industri
yang
perikanan.
mengunakan kadmium dalam proses produksinya,
Dapat memberi informasi dan gambaran
oleh karena itu logam Cd mudah dijumpai di
kondisi
peraiaran
lingkungan
Teluk
Riau
Tanjungpinang terhadap logam berat pada
yang
menerima
buangan
limbah
industri.(Wardhana, 2004).
kepiting ranjungan. Dan Sebagai acuan bagi pemerintah agar selalu mengawasi kegiatan didarat
yang
memberi
dampak
III METODE
negatif
A. Waktu dan Tempat
keperairan khususnya bagi kehidupan biota.
Penelitian
ini
dilaksanakan
pada
bulan
Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015 diperairan Teluk Riau Tanjungpinang Kepulauan
II. TINJAUAN PUSTAKA Suatu
lingkungan
hidup
dikatakana
Riau. Kegiatan penelitian meliputi pengamatan di
tercemar apabila telah terjadi perubahan –
lapangan
perubahan dalam tatanan lingkungan itu, sehingga
Laboratorium Kimia Laut Jurusan Ilmu Kelautan
tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, akibat
Faperika Unri Pekanbaru.
suatu zat atau benda asing masuk kedalam tatanan
4
dan
analisis
laboratorium
di
24
Standar Pb dan Cd
D.
Ppm
Larutan Standar
Metode Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode survey, yaitu metode penelitian yang tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang akan
Gambar 1. Lokasi penelitian B. N o. 1.
diteliti dengan tujuan untuk memperoleh serta mencari keterangan secara faktual tentang objek
Alat dan Bahan
yang diteliti.
3. 4. 5.
Nama Satuan Alat Multititest Unit model YK2005WA Kantong Buah plastic Speed Boad Buah Timbangan Buah GPS Buah
6. 7. 8.
Ice box Camera Es batu
Buah Buah Buah
9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 . 15 . 16 . 17 . 18 . 19 . 20 . 21 . 22 23 .
Bubu Alat Tulis
Buah
Memisahkan sampel dilapangan Alat transportasi Menimbang sampel Menentukan Koordinat titik sampling Wadah mengawetkan sampel Dokumentasi Mengawetkan sampel dilapangan Menagkap ranjungan
Unit
Mencatat
Labu Ukur Tabung Reaksi Botol Plastik kertas saring Whattman
Buah
proses destruksi
Buah
proses destruksi
Buah
proses destruksi
Buah
Pisau bedah
Buah
proses destruksi memisahkan daging dengan cangkang
Freezer
Unit
pengawetan sampel
Setelah membuat kurva standar kalibrasi lalu
AAS Lemari Asam
Unit
Analisis Pb dan Cd
kadar
Unit
proses destruksi
persamaan sebagai berikut :
Oven
Unit
proses destruksi
Pipet Tetes Timbangan Analitik HNO3
Buah
proses destruksi
Unit Ml
menimbang berat sampel proses destruksi
Ml
Pengenceran
2.
Aquades
Kegunaan Mengukur DO, pH, Suhu dan Salinitas
1.
Perhitungan Kandungan Logam Berat Penentuan kandungan logam berat dalam
biota dilakukan dengan menggunakan AAS (Automic Absorption Spectrofotometer) dengan membuat kurva standar kalibrasi seperti pada gambar 5 berikut.
Y Y=Ax+
X Gambar 2. Kurva standar kalibrasi
logam
berat
Kadar =
dapat
axb c
Di mana :
5
dihitung
dengan
a : Kadar hasil pengukuran dengan AAS
Berdasarkan grafik diatas, kandungan
b : Volume akhir larutan contoh (ml)
logam Pb yang tergolong tinggi diperkirakan
c : Berat sampel (gr)
bersal dari kegiatan manusia atau aktifitas pesisir berupa galangan kapal serta hasil
2.
limbah rumah tangga disekitar perairan Teluk
Proses Analisis Kadar Logam Berat pada Air Laut. Sampel air laut dianalisis di Laboratrium
Riau.
Prosedur analisis logam berat Pb dan Cd pada air b.
laut berdasarkan prosedur SNI 6989.8.2009 dan SNI 6989.16.2009,
2.
Kandungan Logam Kadmium (Cd) di Perairan Kandungan logam Kadmium (Cd) pada
perairan Teluk Riau untuk setiap stasiun IV.
secara
HASIL DAN PEMBAHASAN
lengkap di uraikan dalam tabel
berikut. A. Kandungan Logam Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) a. Kandungan Logam Timbal (Pb) di Perairan 1. Kandungan Logam Timbal dan
Kandungan Logam Cd dalam perairan 0.2 0.15
Kadmium dianalisis pada perairan dan pada
0.1
daging kepiting ranjungan yang berada di 0.05
lokasi penelitian. Secara lengkap dapat dilihat
0
pada pembahasan berikut.
I
II
III
IV
STASIUN
Kandungan Logam Pb dalam 1.2
Tingginya kandungan logam Cd pada
1
perairan Teluk Riau dipengaruhi oleh beberapa
0.8
aktifitas industri dan pertambangan yang terdapat
0.6
disekitar stasiun I dan II. Kandungan logam Cd di
0.4
stasiun III dan IV juga dipengaruhi oleh kegiatan
0.2
industri galangan
0
kapal
serta
penambangan
bauksit pada stasiun I dan II yang terbawa oleh I
II
III
IV
aliran air pada siklus pasang surut menyebar luas
STASIUN
ke perairan sekitarnya. Pada perairan umumnya sumber logam Cd dapat berasal dari limbah
6
baterai yang merupakan hasil pembuangan dari
mengakumulasikan
pemukiman
terendapkan pada dasar substrat.
bermotor,
penduduk cat,
dan
atau
asap
kegiatan
kendaraan
industri
d.
insektisida (Jalaluddin, 2005).
0.0400 0.0200 0.0000
Kandungan Logam Kadmium (Cd) pada Daging kepiting Ranjungan
III
I
IV
STASIUN
dan melebihi kadar batas aman. Jika melihat
ambang baku mutu yang di tentukan oleh BPOM,
kandungan logam Cd
(2005) yang menentukan nilai ambang batas
akuatik
yang
logam Cd di
0,25
kawasan stasiun II dan IV yang terbawa arus
mg/g.
hingga stasiun II. Tingginya kandungan logam Cd
Kandungan logam yang terdapat pada biota
pada daging Kepiting Ranjungan merupakan
bhenthos (Moluska, krustacea) juga disebabkan
akumulasi dari kandungan Cd pada perairan dan
oleh sifat atau cara hidup yang sedikit melakukan
dasar perairan yang menjadi habitat hidup bagi
pergerakan atau hidup menetap dan memperoleh
Kepiting Ranjungan. Kandungan logam Cd yang
makanannya dengan cara ”scavenger, deposit feeder,
danfilter
feeder”,
sehingga
kawasan ini dipengaruhi oleh
industri galangan kapal dan limbah bauksit pada
udang – udangan (Krustacea) yaitu dengan ratamencapai
stasiun,
beberapa faktor antara lain, masukan dari kegiatan
tinggi adalah kerang-kerangan (Mollusca) dan
Pb
setiap
konsentrasi 0.045 mg/g. Tingginya kandungan
dapat
mengakumulasi logan Pb, kelompok yang paling
kandungan
pada
kandungan Cd tertinggi pada stasiun II dengan
sebesar 0.005 mg/g. Menurut Widowati, (2008)
rata
IV
pada daging Kepiting Ranjungan tergolong tinggi
stasiun tergolong tinggi dan melewati batas
biota
III
Secara keseluruhan kandungan logam Cd
pada daging kepiting Ranjungan pada setiap
beberapa
II
STASIUN
Secara keseluruhan, kandungan logam Pb
dari
yang
0.16 0.14 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0
Kandungan Logam Cd pada daging Kepiting
II
logam
Kandungan Logam Cd pada daging Kepiting Ranjungan
Kandungan Logam Timbal (Pb) pada Daging kepiting Ranjungan
I
-
dan
pertambangan, atau penggunaan Pb sebagai
c.
logam
tinggi berasal dari industri Service Kapal (Dek
dapat
Kapal). Kadmium(Cd) merupakan logam yang berfungsi untuk painting (pelapisan eliektrik). Cd
7
banyak digunakan dalam pembuatan alloy, dan
Kurva Hubungan Kandungan Pb di perairan dan di daging Kepiting Ranjungan
digunakan pula sebagai pigmen warna cat. Pada
Konsentrasi Logam Pb dalam Kepiting Ranjungan…
0.05
industri galangan kapal, senyawa CdS dan CdSeS banyak digunakan sebagai zat warna pada proses pengecatan (painting) setelah proses pembersihan
y = 0.2482x + 0.0002 R² = 0.9996
0
lambung kapal (Blashting). Senyawa tersebut
0 Konsentrasi 0.1 Logam Pb0.2 dalam Perairan…
akan masuk ke perairan dan akan menjadi faktor penyumbang meningkatnya kandungan Cd pada perairan.(Widowati,2008).
Timbal digunakan
f.
pada bensin untuk kendaraan, proses pengecatan dan pestisida. Pencemaran Cd dapat terjadi di udara, air, maupun tanah. (Sunu, 2001 ). e.
Of
Hubungan Kandungan Logam Kadmium (Cd) diperairan dan pada Daging Kepiting Ranjungan Hasil Uji ANOVA (Analisis Of Varians)
dengan Ms. Excel atas data kandungan logam Cd di perairan dengan kandungan logam Cd di
Hubungan Kandungan Logam Timbal (Pb) di perairan dan pada Daging Kepiting Ranjungan Berdasarkan hasil Uji ANOVA (Analisis
daging Kepiting Ranjungan, bahwa nilai p-value sebesar 0.00043<
signifikan (0.05) dengan
Varians) dengan Ms. Excel atas data
kandungan
logam
Pb
di
perairan
kandungan
logam
Pb
di
daging
dengan
demikian berarti persamaan regresi tersebut
Kepiting
dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan
Ranjungan, bahwa nilai p-value sebesar 0.00001 < signifikan
(0.05)
dengan
demikian
antara variabel yang diteliti.
berarti
persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk
Data hasil perhitungan regresi menunjukkan nilai
menjelaskan hubungan antara variabel yang
Adjust R-square sebesar 0. 6872 yang berarti
diteliti.
regresi
sebesar 68,72 % data yang diambil dapat
menunjukkan nilai Adjust R-square sebesar
menjelaskan hubungan antara kandungan logam
0.9996 yang berarti sebesar 99,996 % data yang
Cd pada perairan dengan kandungan
diambil dapat menjelaskan hubungan antara
logam Cd pada Kepiting Ranjungan, dansisanya
kandungan logam Pb pada perairan dengan
31, 28 % dipengaruhi oleh faktor lain.
Data
hasil
perhitungan
kandungan logam Pb pada Kepiting Ranjungan, dan sisanya 0,11% dipengaruhi oleh faktor lain.
8
Kepiting Ranjungan melebihi batas kadar
Kurva Hubungan Kandungan Cd di perairan dan di daging Kepiting Ranjungan 0.05 y = 0.1518x + 0.0134 0.04 R² = 0.7081 0.03
aman yang ditetapkan.
Konsentrasi Logam Cd dalam Kepiting Ranjungan (mg/g)
2. Dari hasil regresi linier sederhana dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 mg/l kandungan logam Pb di perairan akan
0.02
mengakibatkan
0.01
logam Pb di daging Kepiting Ranjungan sebesar
0 0 Konsentrasi 0.1 Logam Cd 0.2dalam Perairan…
kenaikan
0,2482
kandungan
mg/g.,
dan
setiap
kenaikan 1 mg/l kandungan logam Cd di perairan akan mengakibatkan kenaikan kandungan logam Cd di daging Kepiting Ranjungan sebesar 0,15 mg/g.
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
3. Berdasarkan hasil pengukuran parameter fisika,
suhu
pada
lokasi
penelitian
0
berkisar antara 29,3 – 30,5 C, Salinitas pada lokasi penelitian berkisar antara
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari
28,7 – 31,2 ppm , dengan rata – rata
penelitian ini meliputi:
suhu 29,95 oC, Derajat Keasaman pada
1. Kandungan logam Pb pada air diperairan
lokasi penelitian berkisar antara 6,5 –
Teluk Riau berada pada kisaran 0,118 –
7,1.
0,147 mg/l, Kandungan
logam Cd air
penelitian berkisar antara 6,2 – 7,0 mg/L,
diperairan Teluk Riau berada pada
dengan rata – rata Oksigen Terlarut
kisaran konsentrasi 0,103 – 0,146 mg/l.
sebesar 6,75 mg/L.
Kandungan Logam Pb pada kepiting
B.
Ranjungan yang ditangkap di kawasan
Oksigen
Terlarut
pada
lokasi
Saran 1.
Perlu di lakukan penelitian mengenai
Teluk Riau berada pada kisaran 0,030 –
kandungan logam berat timbal (Pb) dan
0,362 mg/g. Kandungan logam Kadmium
Kadmium (Cd) Pada Subtrat Yang
(Cd) pada daging kepiting Ranjungan
Menjadi
yang ditangkap di perairan Teluk Riau,
Ranjungan di Perairan Teluk Riau.
Kota Tanjungpinang berada pada kisaran
2.
Habitat
Hidup
Kepiting
Perlu dilakukan penelitian mengenai
nilai 0.0256 - 0.0405 mg/g. Secara
kandungan logam berat Pb dan Cd Pada
keseluruhan, kandungan Logam Cd dan
biota komsumsi lainya (ikan, kepiting
Pb pada perairan dan pada daging
bakau,).
9
Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Darmono, 1995, Logam Dalam Sistem Biologi Makluk Hidup. UI Prees, Jakarta.
Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta. ed II. Jakarta.
Effendi.H.2003. Telaah Kualitas Air.kanisius; Jogyakarta.
Panggabean. S. M. 2003. Pengaruh pH Air Laut Terhadap Bioakumulasi Cd Padaperna Viridis. Pusat Penelitian dan Pengolahan Limbah Radioaktiv - BATAN, Jakarta. Pardi, A. 2014. Skripsi Analisis kandungan logam berat timbal (Pb) pada udang Putih di perairan Teluk Tanjungpinang.Tanjungpinang
Hayati, L. 2008. Pemeriksa kandungan logam Merkuri,timbal,dan kadmium. Dalam daging rajungan segar. Hutagalung, H.P. 1993. Pencemaran Logam Berat dan Analisa Logam Berat. Kerjasama antara UNESCO/UNDP, P3OLIPI dan Universitas Riau, Puslit UNRI, Pekanbaru.
Pramaribo, C.M.G. 1997. Program Pantai Pesisir. Program Pengendalian dan Kerusakan di Lingkungan Pesisir dan Laut. Makalah pada Pelatihan dan Pengendalian Dampak Lingkungan Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Indriyani, A. 2006. Menkaji Pengaruh Penyimpanan Ranjungan (Portunus pelagicus) Mentah dan Matang di Mini Plant terhadap mutu daging di Plant. Program Pasca Sarjan unuversitas diponegoro semarang.
Rumahlatu D, 2011. Konsentrasi Logam Berat Kadmium Pada Air, Sedimen dan Deadema setosum (Echinodermata, Echinoidea) di Perairan Pulau Ambon Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Pattimura, Jl. Dr. Tamaela Ambon. Sembel, L. 2010. Analisis Logam Berat Pb, Cd Dan Cr Berdasarkan Tingkat Salinitas Di Estuari Sungai Belau Teluk Lampung. Universitas Negeri Papua; Papua.
Jafar. L. 2011, Perikanan Ranjungan di Desa Mattiro Bombang. Jurnal Universitas Hasanudin makasar. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut kesmas-unsoed.blogspot.com. Murtiani, L. 2003. Analisis Kadar Timbal (Pb) Pada Ekstrak Kerang Darah (Anadara granosa L) Di Muara Tambak Oso Sedati-Sidoarjo. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Sunu, 2001.Analisa (timbal).
kadar logam barat Pb
Nasation, 2011, Kandungan Logam Berat Timbal(Pb) pada sedimen dan siput strombus canarium di perairan pulau bintan.
Suprijono, A. 2009, at.el. Analisa kadar logam berat Pb (timbal) dan Cd (kadmium) dalam ranjungan (Portunus Pelagius) di Pantai Slamaran Pekalongan Secara Spektrometer Serapan Atom. Jurnal, Sekolah tinggi ilmu Farmasi Semarang.
Nasution,.N, 2011. Pemeriksa cemaran logam berat Pb,Cd,Cu,dan Zn dalam daging ranjungan, ketam batu, dan lokan segar yang berasal dari perairan belawan secara spektrometri
Thoha, H. 1991. Pencemaran Laut dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Amerta VI (2) : 10-13.
Palar, H, 2008, Pencemaran dan toksikologi logam berat. Renika Cipta, jakarta.
Wardhana,W. A. 2004, Dampak pencemaran lingkungan. Andi, Jakarta.
10
Widowati, W. 2008. Efek Toksik Logam, Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Andi, Yogyakarta. Wulandari E. 2012, Kandungan logam berat Pb pada air laut dan tiram (Saccostrea glomerata) Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan. Jurnal, Universitas Brawijaya. _______. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press, Jakarta.
11