PEMETAAN BATIMETRI DI PERAIRAN SUNGAI CARANG KOTA TANJUNG PINANG
Harmi Yuniska Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected] Chandra Joei Koenawan, S.Pi, M.Si Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected] Andi Zulfikar, S.Pi, MP Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRAK
Yuniska, Harmi. 2015. Pemetaan Batimetri Di Perairan Sungai Carang Kota Tanjung Pinang, Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I : Chandra Joei Koenawan S.Pi, M.Si. pembimbing II : Andi Zulfikar, S.Pi, MP
Pelabuhan memiliki peran penting dalam menunjang kegiatan transportasi dan ekonomi daerah khususnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan batimetri alur pelayaran pelabuhan Sri Payung Sungai Carang Kota Tanjung Pinang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Sampling Sistematis. Pengambilan data dilakukan dengan interval waktu 3 kali dalam seminggu selama satu bulan. Dari data hasil penelitian di dapatkan data berupa hasil pengukuran kedalaman terkoreksi terhadap transducer yaitu 0,5 meter dari permukaan, pengukuran kedalaman terkoreksi terhadap koreksi pasang surut di dapatkan dua nilai koreksi pasang surut yakni 1,1 Meter pada Pukul 09.00 WIB sedangkan pada Pukul 10.00 WIB keatas didapatkan nilai koreksi pasang surut 1,3 Meter. Pada pengukuran kedalaman terkoreksi terhadap chart datum menggunakan surut terendah yaitu dengan nilai 0,2 meter dalam jangka waktu satu tahun. Dari hasil koreksi data kedalaman di perairan sungai carang di dapat kedalaman di kolam pelabuhan antara 0-6.4 m sedangkan di luar kolam perairan pelabuhan terdapat kedalaman antara 0-5 m.
Kata kunci : Pelabuhan, Kedalaman, Pasang Surut
PEMETAAN BATIMETRI DI PERAIRAN SUNGAI CARANG KOTA TANJUNG PINANG
Harmi Yuniska Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected] Chandra Joei Koenawan, S.Pi, M.Si Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected] Andi Zulfikar, S.Pi, MP Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRACT Yuniska, Harmi. 2015. Bathymetric mapping in the waters of river branches at Tanjung Pinang City, Thesis. Tanjungpinang : Departemen of Marine Science, Faculty of Marine Science and Fisheries, University Raja Ali Haji. Advisor : Chandra Joei Koenawan S.Pi, M.Si. Co-advisor : Andi Zulfikar, S.Pi, MP
The port has an important role in supporting the activities of transport and in particular regional economic. This study aims to determine the port shipping channel bathymetry at Sri Payung Sungai Carang Tanjung Pinang City. The method used in this study is a systematic sampling method. Data collection is done at intervals three times a week for one month. Research data obtained from data such as measurement results corrected for transducer depth of 0,5 meters from the surface. Depth measurement corrected against the tide correction values obtained two tides of 1,1 meter at 09.00 pm while at 10.00 pm upward tide correction values obtained 1,3 meters. The corrected depth measurement to chart datum using the lowest ebb with a value of 0,2 meters within a period of one year. From the results of the data correction depth in the waters of river branches acquired depth in the harbor between 0 to 6,4 meter pool while outside the port basin there is a depth of between 0 to 5 meters. Key Words : Port, Depth, Ebb and Flow
kedalaman (SNI 7646 : 2010).
PENDAHULUAN Pelabuhan merupakan salah
Pemanfaatan peta batimetri dalam
satu tempat yang terpenting dalam
bidang kelautan misalnya dalam
menunjang transportasi dan ekonomi
penentuan
alur
negara
perencanaan
bangunan
untuk
keluar
masuknya
pelayaran, pantai,
barang (ekspor dan import). akan
pembangunan jaringan pipa bawah
banyak kegiatan yang berhubungan
laut dsb.
erat
dengan
perencanaan,
Sungai carang memiliki peran
pemeliharaan
sebagai pusat emporium dagang,
pelabuhan. Meninjau alur pelayaran
sehingga menjadi tempat pertukaran
memasuki pelabuhan itu sendiri agar
politik, budaya, ekonomi dan sosial.
dapat bermanfaat dengan baik, maka
Daerah ini terdapat pelabuhan juga di
sangat diperlukan perawatan dan
jadikan tempat bongkar muat untuk
pemetaan alur.
memenuhi
pelaksanaan
dan
Pelayaran pelabuhan secara berkelangsungan.
sehari-hari
yang terjadi di bibir sungai carang
ini
tepatnya di pelabuhan Sri Payung
dilakukan untuk menjaga kedalaman
batu 6 Kota Tanjungpinang. Dengan
dan menjamin keselamatan kapal
adanya aktivitas perdagangan yang
yang melalui alur pelayaran dan
cukup
berlabuh di pelabuhan. Batimetri
Payung
merupakan
sehingga pemanfaatan perairan untuk
teknik
Pekerjaan
kebutuhan
atau
metode
tinggi
di
Kota
pelabuhan
Sri
Tanjungpinang
penentuan kedalaman laut atau profil
kepentingan
kolam
pelabuhan
dasar laut dari hasil analisa data
bongkar muat barang dan labuh
jangkar belum tertata dengan baik
sekunder
untuk
data
Instansi terkait seperti data pasang
kedalaman perairan telah tersedia
surut dalam penelitian ini sedangkan
namun skala ketelitian data belum
data
rinci
pengamatan dan pengukuran secara
saat
ini,
sehingga
informasi
di
perlukannya
yang
primer
di
peroleh
merupakan
penelitian ini guna mendapatkan data
langsung.
kedalaman yang lebih rinci.
Pengumpulan Data
dari
data
Pengukuran data kedalaman dilakukan langsung dilapangan dan
METODE Penelitian
ini
telah
titik
pemeruman
(sounding)
dilaksanakan pada Bulan Januari –
ditentukan dengan cara Sampling
Februari 2015. Tempat penelitian di
Sistematis.
Sugiyono
perairan
menyatakan
bahwa
Sungai
Carang
Kota
Tanjung Pinang.
(2001) sampling
sistematis adalah teknik penentuan Peta Bintan
sampel berdasarkan urutan dari titik
PETA LOKASI PENELITIAN
perum (sounding) awal hingga titik
N
104°28'20"
104°28'45"
104°29'10" W
E S
0°55'50"
0°55'50"
0.1 0 0.1 0.2 km
Skala 1:13805
perum (sounding) akhir yang telah di
zona penelitian pelabuhan
0°55'25"
0°55'25"
104°28'20"
104°28'45"
daratan perairan
beri nomor urut mengikuti lajur
104°29'10" UMRAH FIKP ILMU KELAUTAN
pemuruman lurus menyebar. Peta Lokasi di dapat dari Google Earth di digitasi dengan menggunakan software Arcview 3.3. Jenis data yang telah digunakan dalam penelitian ini berupa data
Titik
koordinat
Sounding
awal berada pada kolam pelabuhan pada titik 1 sampai dengan 120.
Jarak antar titik sounding sejauh
mendapatkan data kedalaman yang
lebih kurang 25 meter.
terkoreksi
maka
mempertimbangan
perlu
koreksi
tinggi
dilakukan pemeruman, koreksi draft transduser. Ho terkoreksi = He echosounder + draft transduser
Chart
datum
ialah
suatu
permukaan tetap yang di tentukan
Koreksi
Data
Kedalaman
Berdasarkan Chart Datum
dan menjadi bidang referensi bagi
Dari
hasil
kedalaman
semua kedalaman air (SNI7646-
terkoreksi maka hasilnya akan di
2010). Chart datum ditentukan pada
koreksi pada chart datum terhadap
LLW
pada
tinggi
surut
pengamatan perum (sounding) dan di
terendah yang di dapat pada buku
sesuaikan dengan waktu pengamatan
pasut DISHIDROS TNI-AL selama
perum (sounding).
waktu melakukan pengamatan perum
Pemetaan Batrimetri
(lowest
kedudukan
low water)
air
pada
saat
(sounding).
permukaan
pada
saat
Dalam penelitian ini hasil
Pengolahan Data
kedalaman
Kedalaman
menjadi peta kedalaman dengan
Hasil
dari
pengukuran
batimetri adalah data kedalaman (Ho) dan data posisi (x,y). Untuk
menggunakan
terkoreksi
(Arc
di
Gis
input
10.1)
merupakan perangkat lunak untuk
pengolahan data spasial dan analisis
nilai 0,2 meter, yang terjadi pada
tiga dimensi.
jangka waktu selama 1 tahun.
Hasil Dan Pembahasan
Pengolahan
data
kedalaman
terkoreksi transducer dengan koreksi
Hasil Dalam penelitian ini draft
data pasang surut dan chart datum
transducer memiliki kedalaman 0,5
yang di peroleh dari penelitian ini
meter dari permukaan. Pemeruman
kemudian di olah dan dilakukan
di lakukan pada tanggal 25 Januari
pemetaan
pada
software
atau
2015 pada pukul 09.00 WIB sampai
perangkat
lunak
ArcGIS
10,1.
dengan 10.58 WIB dari tanggal
Pembuatan peta ini menggunakan
tersebut terdapat koreksi di Tabel
datum WGS 84 dan Zona 48 N dan
pasang surut DISHIDROS TNI-AL
sistem Grid Universal Transverse
khusus di Selat Kijang. Hal ini
Mecator (UTM) UTM 49 dalam
dikarekan lokasi penelitian terletak
penentuan
pada daerah pasang surut Selat
digunakan.Data
Kijang. Dimana pada pukul 09.00
tersebut di tampilkan dalam bentuk
WIB keatas terdapat nilai koreksi
peta berupa peta kontur 2 dimensi
pasang surut 1,1 meter sedangkan
kedalaman.Hasil plotting titik fiks
pada jam 10.00 WIB keatas terdapat
perum sounding yang sudah dalam
nilai koreksi pasang surut 1,3 meter.
bentuk
Chart datum pada tabel pasang surut
sebaran kedalaman.Sedangkan data
di dapatkan surut terendah dengan
hasil terkoreksi di tampilkan dalam
peta
koordinat hasil
hingga
yang pemetaan
di
peroleh
bentuk tabel yang dapat dilihat pada lampiran.
Dari Tabel di atas terdapat draft kapal muatan kosong dari 1,2 sampai dengan 2,7 m sehingga pada terjadi surut terendah dengan nilai di Tabel pasut 0,2. Hanya kapal di bawah draft 2,5 meter yang dapat melewati perairan sedangkan lebih dari 2,5 meter tidak bias melewati, hal ini di
Dari hasil wawancara dengan
karenakan
kapal
di
batimetri tersebut terdapat bagian di
pelabuhan Sri Payung Batu 6 beserta
daerah ujung pelabuhan bagian barat
GT dan draft kapal yang berbeda
terdapat kedalaman yang dangkal 2,5
yang disajikan pada Tabel.
meter. Sedangkan pada draft kapal
Nama Kapal dan Draft Kapal
bermuatan sarat dari nama-nama
pihak
N o 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Kapal Baitus Salam Golden Cow 1 Mega Jaya 88 Eva Sandoro Intan Samudra 6 Cengkeh 06 Michael Putra Dewi Sejahter a8
GT Ka pal 14 5 78 9 23 6 39 8 10 00 70 1 11 40 14 74
yang bersandar
Draft Kapal Muatan Kosong
Draft Kapal Muatan Sarat
1,2 m
2,6 m
1,7 m
4m
1,8 m
3,5 m
1,8 m
3,6 m
2m
4,3 m
2,2 m
4,1 m
2,7 m
4,6 m
2,9 m
4,6 m
pada
gambar
peta
kapal di atas terdapat draft dari 2,6 hingga 4,6 meter tidak bisa melewati pada saat surut terendah 0,2 dari Tabel pasang surut. Lunas
kapal
yaitu
bagian
kerangka kapal terbawah sendiri, terbuat dari besi, dan kalau lunas itu di lepaskan dari kerangka kapal. Maka
kapal
itu
rusak
(H.M.N
Purwosutjipto,1989)
dengan
hambatan
pelayaran
lainnya
demikian seorang nahkoda kapal
dianggap aman dan selamat untuk
harus menunggu muka air laut
dilayari (Undang-undang Nomor 17
dengan pasang tertinggi untuk bisa
Tahun 2008 tentang Pelayaran).
mengarahkan kapal melalui alur pelayaran sungai hingga masuk ke
Kesimpulan Dan Saran
pelabuhan,
Kesimpulan
hal
ini
untuk
mengantisipasi atau mecegah supaya
Alur pelayaran di perairan
luas kapal tidak terkandas dengan
sungai carang memiliki kedalaman
dasar
tidak
yang berbeda – beda, untuk bagian
menimbulkan kapal yang memasuki
Selatan relatif dalam di bandingkan
pelabuhan terkena musibah seperti
dengan bagian Utara. Sedangkan di
kapal kandas dengan dasar perairan
luar
dan sebaliknya apabila kapal akan
pelabuhan arah Utara relatif lebih
keluar dari pelabuhan. Keselamatan
dangkal di bandingkan bagian arah
dan Keamanan Pelayaran adalah
Timur. Dengan adanya keterbatasan
suatu
wilayah kedalaman untuk memasuki
perairan.
keadaan
persyaratan keamanan
Sehingga
terpenuhinya
keselamatan yang
dan
daerah
daerah
pelayaran
kolam
kolam
pelabuhan
menyangkut
menggunakan alur sebelah timur
angkutan di perairan, kepelabuhanan,
dekat dengan pinggir daratan di
dan lingkungan maritim sedangkan
karenakan daerah tersebut cendrung
Alur-Pelayaran adalah perairan yang
lebih dalam dari pada daerah yg
dari segi kedalaman, lebar, dan bebas
lainnya.
Dirjen Perikanan. 1999. Petunjuk Teknik Untuk Nelayan Tradisional
Saran Perlu
dilakukannya
pengukuran
kedalaman
dan
pengerukan dasar perairan lebih lanjut khususnya untuk daerah luar kolam
pelabuhan
mengetahui setiap
kedalaman
tahunnya
kedalaman
guna
dan
untuk perairan
meratakan
berbeda-beda
serta
meningginya dasar perairan, agar kapal
memasuki
mengikuti
jalur
pelabuhan
pelayaran
dapat
berjalan dengan lebih mudah dan aman tanpa harus menunggu pasang surut
air
laut
tersebut
untuk
memasuki pelabuhan.
Daftar Pustaka SNI 7646 : 2010 tentang Survei Hidrografi Menggunakan Single Beam Echounder. Soeprapto, 2001, Survei Hidrografi, Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
jilid 2. BPPI. Semarang