ANALISIS BIOMASSA LAMUN DI DESA PENGUDANG KECAMATAN TELUK SEBONG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Sarah Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Peraiaran, FIKP UMRAH,
[email protected] Febrianti Lestari Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected] Andi zulfikar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Biomassa Lamun di Desa Pengudang dan mengetahui hubungan Persen Tutupan dengan Biomassa Lamun. Metode penelitian yang dilakukaan adalah Metode survey (Pengamatan langsung kelapangan). Pengumpulan data lamun secara acak (Random Sampling). Untuk setiap titik sampling menggunakan kaudran berukuran 50 cm X 50 cm yang terdiri dari 25 subplot yang berukuran 10 cm X 10 cm. Pengambilan lamun dengan cara menggali lamun sampai terbawa akar, rhizome dan daun. Pengambilan lamun yaitu dari 25 subplot yang terdapat pada kuadran diambil 5 subplot dan 3 tegakan setiap jenis lamun. Dari data hasil penelitian, Persen tutupan lamun yang paling tinggi adalah pada titik sampling ke-7 yaitu sebesar 67,25%, sedang persen tutupan lamun yang paling rendah pada titik sampling ke-6 yaitu sebesar 22,88%. Pada titik sampling yang terdiri dari 31 titik sampling Biomassa yang tertinggi terdapat pada titk sampling ke-4 yaitu sebanyak 1,316 gbk/m2, sedangkan Biomassa terendah terdapat pada titik sampling ke-27 yaitu sebanyak 0,004 gbk/m2. dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0.72 (72% data total tutupan lamun dapat menjelaskan Biomassa). Kata kunci : Biomassa, Persen tutupan, Lamun
ANALYSIS OF BIOMASS SEAGRASS IN THE VILLAGE PENGUDANG OF TELUK SEBONG REGENCY BINTAN OF PROVINCE RIAU ISLAND Sarah Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Peraiaran, FIKP UMRAH,
[email protected] Febrianti Lestari Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected] Andi zulfikar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKPN UMRAH,
[email protected]
ABSTRACT The aim of this study was to determine the biomass Seagrass Village Pengudang and determine the relationship Percent Cover with Seagrass Biomass. Do research method is survey method ( direct observation of spaciousness ) . Seagrass data collection at random (Random Sampling ) . For each sampling point using kaudran measuring 50 cm X 50 cm consisting of 25. Decision seagrass seagrass get carried away by digging roots, rhizome and leaves. Making seagrass ie from 25 subplots contained in quadrant taken 5 subplot and 3 stand any kind of seagrass. From the research data, Percent highest seagrass cover is at the sampling point to the 7th in the amount of 67.25%, while the percent cover of seagrass lowest at the sampling point to the 6th in the amount of 22.88%. At the point of sampling consists of 31 sampling points of the highest biomass contained in the dot-sampling to 4 as many as 1,316 gbk / m2, while the lowest biomass contained in the sampling point to the 27th as many as 0,004 gbk / m2. With the linear regression equation Y = a + bx available equation Biomass = -0.65 + 0.02 general seagrass cover with a coefficient of determination (R2) of 0.72 (72% of general data cover the seagrass can explain Biomass). From the regression equation means that each increase of one unit percent of seagrass cover will increase by 0.02 unit seagrass biomass, with the result R2 of 0.72 or 72%. Keyword : Biomass, Cover Percent, Seagrass
I.
pengelolaan wilayah pesisr dan pulau -
PENDAHULUAN
pulau kecil. Ekosistem padang lamun di kenal Adapun tujuan penelitian ini adalah: dengan
ekosistem
yang
memiliki Mengetahui Biomassa lamun di Desa
produktifitas
yang
tinggi.
Laju Pengudang,
Mengetahui
Persen
produksi ekosistem padang lamun Tutupan lamun di Desa Pengudang, diartikan
sebagai
pertambahan dan
Mengetahui
hubungan
persen
biomassa lamun selang waktu tertentu tutupan terhadap Biomassa lamun di dengan laju produksi (Produktivitas) Desa Pengudang. yang sering dinyatakan dengan satuan Adapun manfaat dari penelitian ini berat kering per m
2
perhari (gbk/ dapat
dijadikan
sebagai
bahan
2/
m /hari). Desa Pengudang merupakan informasi
ilmiah
tentang
kajian
salah satu daerah di Kabupaten Bintan biomassa lamun. Diharapkan hasil yang ditetapkan menjadi Kawasan penelitian Konservasi
Laut
Daerah
ini
dapat
berguna
dan
pihak
yang
terutama membantu
pihak
–
sebagai daerah perlindungan lamun. membutuhkan
data
dalam
Berdasarkan Undang-undang No.32 mempertahankan Tahun
2004
Tentang
keberlansungan
Pemerintah ekosistem lamun.
Daerah, Bentuk implementasi dari upaya pengelolaaan yang dilakukan II. pada
KKLD
Bintan
METODE PENELITIAN
adalah Penelitian
ditetapkannya beberapa daerah menjadi bulan Daerah Perlindungan Lamun (DPL) yang
merupakan
bagian
dari
ini
dilaksanakan
pada
Juni
2015
berlokasi
di
Desa
B.
Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey. Metode
survey
pengamatan dengan
yaitu
lansung
melihat
melakukan
ke
lapangan
kondisi
ekologi
ekosistem lamun dan pengamatan jenis lamun di lokasi penelitian. Data yang di ambil berupa data primer dan sekunder. Data primer A. Alat dan Bahan Adapun
alat
dan
bahan
yang
mencakup pengamatan
lamun dan
pengamatan
Kimia
parameter
dan
digunakan dalam penelitian ini dapat
fisika langsung kelapangan. Parameter
dilihat pada tabel berikut ini.
Fisika - Kimia meliputi Pengukuran suhu, salinitas,Do dan pH. Sedangkan data skunde didapatkan dari instansiinstansi terkait. C.
Prosedur Penelitian
1.
Penentuan Titik Pengamatan Dalam
penentuan
pengamatan
menggunakan
pengambilan
sampel
secara
titik metode acak
(Random sampling). Metode yang
digunakan ini untuk memilih sampel
keterwakilan
dari populasi dengan cara sedemikian
pengamatan tutupan lamun dilakukan
rupa sehingga setiap anggota populasi
dengan menghitung berapa persen
mempunyai peluang yang sama besar
lamun yang menutupi areal dalam tiap
untuk diambil sebagai sampel (Fachrul,
plot pengamatan.
2007). Dari luasan padang lamun
3.
didapatkan
sampel Biomassa Lamun.
total
titik
pengamatan
sebanyak 31 titik yang tersebar secara acak . 2.
secara
acak,
Penanganan
Adapun prosedur penanganan sampel lamun yang sudah diambil
Pengambilan Data Lamun
yang akan dianalisis biomassa nya
Pengambilan
adalah sebagai berikut :
sampel
lamun
menggunakan petak contoh mengacu
1.
pada KEPMEN LH Nomor 200 Tahun 2004.
lamun
Pengambilan
menggunakan kuadran
lamun
lamun dipisahkan untuk setiap plot pengamatan
2.
berukuran 50
Lamun
yang
diambil
bersihkan
di
dengan
cm x 50 cm yang terdiri dari 25 sub
menggunakan air tawar untuk
petak yang berukuran 10 cm x 10 cm.
menghilangkan kadar garamnya
Dicatat
dan menghilangkan biota yang
banyaknya
masing-masing
jenis lamun pada tiap sub petak. Pengambilan sampel lamun dilakukan
menempel pada lamun. 3.
Untuk setiap sampel lamun
saat air laut mengalami surut. Pada
yang diambil dipisahkan antara
setiap stasiun pengamatan diletakan
bagian daun, rhizome dan akar
transek
kuadran
sesuai
dengan
4.
Kemudian
siapkan
dengan
wadah
Sampel lamun yang sudah di
menggunakan
keringkan kemudian di hitung dengan
aluminium foil dan diberi label untuk setiap
menggunakan rumus:
plot dan setiap
morfologi dari lamun. 5.
6.
Selanjutnya
ditimbang
B=W.A berat
basah sebagai berat awal
Keterangan :
Lalu dimasukan kedalam oven
B
: Biomassa (g/m2)
W
:
dengan suhu 60° selama 48 jam
Berat
/setelah 7.
Setelah dikeringkan dihitung berat kering .
kering
lamun
pengeringan
(g)
dengan
oven suhu 60° 24 jam A
: Tutupan lamun per satuan luas
(m2). 4.
Pengukuran
parameter
pertumbuhan Lamun Pengukuran
parameter
Hubungan Persen Tutupan
dengan Biomassa Lamun Pertumuhan
lamun dilakukan berdasarkan titik pengamatan
3.
pengambilan
Y = a + bx Keterangan
lamun
: Y = Biomassa Lamun
X = Persen tutupan Lamun
dilakukan secara acak yaitu sebanyak
A dan b = Konstanta regresi
31 titik sampling. Adapun parameter perairan yang diukur meliputi suhu,
III.
salinitas, pH dan Do.
PEMBAHSAN
E.
Analisis Data
A. Persen Tutupan Lamun
1.
Analisis Biomassa Lamun
HASIL
DAN
persen tutupan yang paling tinggi terdapat pada titik sampling ke-
7,sedangkan yeng terendah ditemukan
parameter yang paling tinggi, namun
pada titik sampling ke-6.
Tingginnya
parameter-parameter
persen
lamun
pada
titik
termsauk kedalam kisaran yang cocok
karena
pada
titik
dan mendukung untuk keberlansungan
tutupan
sampling
ke-7
tersebut
sudah
sampling ke-7 ini terdapat dua jenis
kehidupan lamun.
lamun yaitu Enhalus aocirodes dan
B. Biomassa Lamun
Cymodecea serrulata, dan kedua jenis
biomassa lamun yang paling tinggi
lamun ini sanngat mendominasi pada
terdapat pada titik sampling ke-7 yaitu
titik sampling tersebut, morfologi salah
sebesar 1,316 sedangkan biomassa
satu dari jenis lamun yeng dijumpai
lamun yang paling rendah terdapat
yaitu berukuran besar , maka dari itu
pada titik sampling ke-27 yaitu sebesar
nilai persen tutupan lamun pada titik
0,004.
sampling ini tergolong tinggi. Persen
menghasilkan
tutupan yang paling tinggi pada titik
didominasi oleh lamun jenis Enhalus
sampling ke-7 yaitu sebesar 67,25%
acoiroides dan Cymodecea serrulata
dan persen tutupan yang paling rendah
dengan persen tutupan sebesar 67,25%,
terdapat pada titik sampling ke-6 yaitu
sedangkan
sebesar 22,88%. Tinggi persen tutupan
menghasilkan
pada titik sampling ke-7 juga didukung
didominasi oleh lamun jenis Halodule
oleh
uninervis
kualitas
perairannya
yang
Pada
titik
sampling
biomassa
titik
dengan
tertinggi
sampling
Biomassa
persen
yang
yang
terendah
tutupan
memadai untuk pertumbuhan lamun.
sebesar 40,88%. Hasil perhitungan
Meskipun pada pada titik sampling ke-
biomassa tertinggi yang didapatkan
7 parameter perairan tidak merupaka
pada
titik
sampling
ke-7
selain
didukung oleh morfologi lamun yang
atau
berukuran besar dan persen tutupan
memberikan
yang tinggi dikarenakan asupan yang
Biomassa Lamun, Persamaan tersebut
masuk
berarti setiap kenaikan satu satuan
juga
kehidupan
memenuhi
lamun
kebutuhan
sehingga
lamun
persen
searah.
Jadi
persen
pengaruh
tutupan
lamun
tutupan terhadap
akan
dapat tumbuh dan berkembang biak
meningkatkan biomassa lamun sebesar
dengan baik. Kemudian parameter-
0.02 satuan., dengan hasil R2 sebesar
parameter perairan juga menunjang
0,72 atau 72% .
untuk
d. Jenis lamun di desa Pengudang
kehidupan
dan
perkembangbiakan lamun.
jenis lamun yang paling dominan terdapat di perairan Desa Pengudang
C.Hubungan
Peresen
Tutupan
yaitu jenis lamun Enhalus acoiroides. Jenis
deang Biomassa Lamun
lamun
ini
tersebar
hampir
Persamaan regresi linear yaitu
disemua titik pengamatan dan memiliki
Y = a + bx, jadi hubungan persen
persentase kahadiran paling banyak
tutupan dengan Biomassa diperoleh
yaitu 39 % dari 6 jenis yang terdapat di
dengan persamaan Biomassa = -0.65 +
lokasi penelitian
0.02 tutupan lamun, dengan koefisien
Banyaknya jenis lamun yang di
determinasi (R2) sebesar 0.72 (72%
jumpai di perairan Desa Pengudang
data
dapat
tergolong kedalam vegetasi campuran.
Hubungan
Beragam jenis lamun yang di temukan
persen tutupan dengan biomassa lamun
pada lokasi penelitian ini disebabkan
menunjukan hubungan yang positive
oleh karateristik habitat dan perbedaan
Total
menjelaskan
tutupan
lamun
Biomassa).
lingkungan yang berdampak di setiap
ke-7 dan juga didukung oleh
titik pengamtan. Lokasi penelitian
persen tutupan
masih tergolong daerah yang belum
yaitu
tercemar dan memiliki asupan yang
sehat.Biomassa Lamun pada
tinggi
setiap titik sampling didominasi
sehingga
medukung
untuk
yang tinggi
yang
statusnya
oleh jenis Enhalus acoiroides
pertumbuhan lamun.
dan
jenis
lainnya
seperti
hemprichi,
namun
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Thalasia
A. Kesimpulan
jenis Thalasia hemprichi di
1.
Persen tutupan yang terdapat
perairan
pada
31
Pengudang
titik
sampling
memilki ukuran kecil, sehingga
dalam
kategori
nilai biomassanya pun tidak
sedang. Ada beberapa titik
begitu berbeda dengan jenis
sampling menunjukan bahwa
lainnya
kodisi persen tutupan lamun di
serrulata
Desa
rotundata.
tergolong
Pengudang
kondisi
sehat.
disimpulkan
tergolong Jadi
bahwa
ekosistem
lamun
penelitian
ini
dapat
Biomassa
lamun
3.
seperti
Cymodecea
dan
Cymodecea
Dari uji asumsi yang dilakukan
kondisi
distribusi dengan titik-titik data
lokasi
yang menyebar disekitar garis
tergolong
diagonal dan penyebaran titik-
di
kategori baik. 2.
Desa
titik data searah mengikuti garis tertinggi
terdapat pada titik pengamatan
diagonal
maka
berdistribusi
normal.
Hubungan
antara
persen tutupan lamun dengan
Asriyana dan Yuliana.2012.Produktivitas Perairan.Bumi aksara.jakarta
Biomassa lamun menunjukan hubungan yang positive atau
Fachrul, M,F.2007.Metode Sampling Bioekologi.Bumi Aksara.Jakarta.
searah, yang berarti tutupan lamun
ada
hubungannya
terhadap Biomassa lamun. B. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan karena Analisis
didalam
penelitian
Biomassa
Lamun
tentang
Sehingga dapat mengetahui nutrienyang
terkandung
didalam
lamun. Diharapkan agar penelitian selanjutnya memebahas lebih dalam lagi mengenai Biomassa Lamun. Agar data yang didapatkan dijadikan sebagai acuan
atau
perbandingan
Den Hartog, C. 1967. The structural aspects in the ecology of seagrasscommunities. Helgolander Wiss. Meeresunters 15:648-659.
hanya
menghitung dalam bentuk berat kering,
nutrien
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
untuk
kedepannya
DAFTAR PUSTAKA Azkab.1999. Penelitian Pedoman Iventarisasi Lamun,Balitbang Biologi Laut. Puslitbang Osenologi-LIPI,Jakarta.
Hasanuddin, R. 2013. Hubungan Antara Kerapatan dan Morfometrik Lamun Enhalus Acoiroides Dengan Substrat dan Nutrient di Pulau Sarappo Lompo Kabupaten Pangkep. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makasar. 64 hal. Hendra.2011.Pertumbuhan dan produksi Biomassa daun lamun Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium dan Halodule uninervis Pada Ekosistem Padang Lamun di Perairan Pulau Barrang Lompo. Skripsi. universitas hasanuddin.makasar.
Tuwo,Ambo.2011.Pengelolaan Ekowisata Pesisr dan Laut,Pendekatan Ekologi,Sosial Ekonomi Kelembagaan dan sarah wilayah.