STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DI PERAIRAN MUARA SUNGAI DOMPAK KOTA TANJUNGPINANG Phytoplankton Community Structure in Estuary Waters Dompak Tanjungpinang. Syalihin Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Andi Zulfikar, S.Pi, M.Si Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected] T. Said Raza’I, S.Pi, M.Si Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected] ABSTRACT
Phytoplankton is a group of organisms of plants autotrof, have chlorophyll and other pigments in the cell and is able to absorb the radiation energy and CO2 to perform photosynthesis. Biota is capable of synthesizing inorganic materials for conversion into organic matter. This research was conducted in Dompak Tanjungpinang. This research was conducted in October 2014 to December 2014.Penentuan research station is based on a simple random technique (Simple Random Sampling) .Simple Random Sampling is a sampling method the simplest analysis of the measured data, namely; Knowing the abundance of phytoplankton, phytoplankton diversity, Uniformity Phytoplankton and phytoplankton dominance There are 4 Genus Phytoplankton are found in the study sites, namely; Bacillariaceae, Chlorophyta, Cyanophyta, and Dinoflagellata. Diversity Index (H ') Phytoplankton range (1.84 - 2.73) are included in the category of Diversity medium, Uniformity (E) range (0.68 - 0.87) are included in the category of community stable or uniform, while Dominance (D) range (0:08 to 0:26) category Low, indicating that there is no particular type of phytoplankton that dominate. Niai average range from 29.1 to 29.5 0C temperature, salinity in the range of 32.5 to 33.8 0/00, the range of brightness values is 0:07 - 0.66 m, the flow speed in the range of numbers from 0.2 to 0 , 72 m / sec, degree of acidity (pH) in the range of numbers from 7.05 to 9.03, dissolved oxygen in the range of 12.6 to 12.9 mg / L. Key
Words:Phytoplankton
Tanjungpinang.
community
structure
in
estuary
waters
Dompak
I.
PENDAHULUAN
Kelurahan Dompak terletak di Pulau Bintan Pemerintah Kota Tanjungpinang tepatnya disebelah selatan Pulau Bintan. Kelurahan Dompak memiliki luas wilayah ± 4.280 Ha. Pulau Dompak merupakan salah satu pulau penting yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau. Pusat pemerintahan provinsi kepulauaan Riau berlokasi di pulau ini. Seperti telah diketahui bersama, Provinsi Kepulauan Riau masih tergolong provinsi muda di Indonesia (Kelurahan Dompak) Ciri utama yang menojol pada ekosistem daerah Pesisir dan Estuaria adalah ketidakstabilan dan kekomplekan ekosistem. Daerah Pesisir dan Estuaria merupakan suatu ekosistem yang dinamis di muka bumi yang selalu berubah-ubah setiap waktu. Lantaran itu, biota yang menghuni daerah Pesisir dan Estuaria adalah jenis-jenis yang memiliki kemampuan adaptasi dan toleransi yang tinggi (Poernomo, 1997 dalam M. Ghufran H. Kordi K, 2007). Daerah perairan muara dompak terdapat keanekaragaman fitoplankton. Dapat diketahui bahwa plankton yakni organisme (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya melayang atau mengambang di air, yang pergerakannya terbatas dan dipengaruhi oleh arus. Keanekaragaman plankton (biodiversity) sangat tinggi. Di Setiap Daerah Pasti ada ratusan jenis plankton yang ada, akan tetapi karena ukurannya sangat kecil, maka plankton tersebut tidak dapat terlihat dengan kasat mata. Diperlukanlah mikroskop untuk dapat melihat bentuknya dengan jelas. Fitoplankton dapat berperan sebagai salah satu dari parameter ekologi yang dapat menggambarkan
kondisi suatu perairan. Salah satu ciri khas organisme fitoplankton yaitu merupakan dasar dari mata rantai pakan di perairan (Dawes, 1981 dalam Faza, 2012). Oleh karena itu, kehadirannya di suatu perairan dapat menggambarkan karakteristik suatu perairan apakah berada dalam keadaan subur atau tidak. Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa parameter lingkungan dan karakteristik fisiologisnya. Komposisi dan kelimpahan fitoplankton akan berubah pada berbagai tingkatan sebagai respons terhadap perubahanperubahan kondisi lingkungan baik fisik, kimia, maupun biologi. Faktor penunjang pertumbuhan fitoplankton sangat kompleks dan saling berinteraksi antara faktor fisika-kimia perairan seperti intensitas cahaya, oksigen terlarut, stratifikasi suhu, dan ketersediaan unsur hara nitrogen dan fosfor, sedangkan aspek biologi adalah adanya aktivitas pemangsaan oleh hewan, mortalitas alami, dan dekomposisi (Goldman dan Horne, 1983 dalam Faza, 2012). Dilihat dari pentingnya fungsi Fitoplankton terhadap perairan maka perlu dilakukan penelitian tentang jenis Fitoplankton dan kualitas perairan di perairan muara Sungai Dompak Kota Tanjungpinang. II.
TINJAUAN PUSTAKA
Muara Merupakan Tempat berakhirnya aliran sungai yang mengalirkan air yang berasal dari daratan. Muara adalah tempat pertemuan antara air darat dan air laut, sehingga mengakibatkan adanya percampuran atau pertemuan antara air tawar dan air laut. Hal tersebut mengakibatkan kondisi perairan di daerah muara di pengaruhi oleh kondisi
perairan air tawar yang berasal dari daratan yang terbawa oleh aliran sungai dengan kondisi perairan laut (Efriyeldi, 1999 dalam Jauhara, 2012) Perairan estuaria secara sederhana dapat diartikan sebagai perairan di sekitar muara sungai. Air di muara sungai merupakan campuran massa air yang berasal dari sungai (air tawar) dengan air laut sekitarnya. Percampuran dari massa air tersebut dapat menyebabkan fluktuasi parameter fisika dan kimia di perairan estuari. Kondisi lingkungan yang selalu berfluktuasi ini akan mempengaruhi organisme dan biota yang ada di dalam perairan. Salah satunya adalah fitoplankton yang berperan sebagai produsen dalam tingkatan rantai makanan pada perairan tersebut (Wulandari, 2009). Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus. Istilah “plankton” diperkenalkan oleh (Victor Hensen 1887), yang berasal dari bahasa Yunani, “planktos” yang berarti menghanyut atau mengembara. Fitoplankton merupakan tumbuhan planktonik yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis. Fitoplankton memiliki klorofil untuk dapat berfotosintesis. Kelompok fitoplankton yang mendominasi perairan tawar umumnya terdiri dari diatom, chlorophyta dan cyanophyta (Barus, 2004 dalam Faza, 2012). Fitoplankton dapat berperan sebagai salah satu dari parameter ekologi yang dapat menggambarkan kondisi suatu perairan. Menurut (Dawes, 1981 dalam
Faza, 2012), salah satu ciri khas organisme fitoplankton yaitu merupakan dasar dari mata rantai pakan di perairan. Oleh karena itu, kehadiran fitoplankton di suatu perairan dapat menggambarkan karakteristik suatu perairan apakah berada dalam keadaan subur atau tidak. Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa parameter lingkungan dan karakteristik fisiologisnya. Komposisi dan kelimpahan fitoplankton akan berubah pada berbagai tingkatan sebagai respons terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungan baik fisik, kimia, maupun biologi. Faktor penunjang pertumbuhan fitoplankton sangat kompleks dan saling berinteraksi antara parameter fisika-kimia perairan seperti intensitas cahaya, oksigen terlarut, stratifikasi suhu, dan ketersediaan unsur hara nitrogen dan fosfor, sedangkan aspek biologi adalah adanya aktivitas pemangsaan oleh hewan, mortalitas alami, dan dekomposisi (Goldman & Horne, 1983: dalam Faza, 2012). Fitoplankton juga berperan sebagai penyedia sebagian besar zat organic yang di butuhkan oleh organism lain pada ekosistem tersebut, melalui rantai makanan, Fitoplankton diklasifikasikan berdasarkan kandungan pigmen fotosintentik . Menurut (Suthers & Rissik, 2009 dalam Sulaiman, 2012) fitoplankton dapat diklasifikasikan menjadi delapan divisi yaitu Cyanophyta, Dinophyta, Bacillariophyta, Chrysophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, Chryptophyta dan Prymnesiophyta. III.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2014 – February 2015 yang berlokasi di Perairan Muara
Sungai Dompak Kota Tanjungpinang. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada citra satelit pada gambar 2 di bawah ini
3. Paramete - Multi tester r Fisika,Ki - Salt meter mia - Current Perairan Drouge - Secchi disk - Luxmeter
Gambar 2.Peta Lokasi penelitian (Google Earth, 2013).
Tabel 3.Bahan yang digunakan dalam penelitian
Alat-alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di
No.
bawah ini
1. 2.
Tabel 2. Alat yang digunakan dalam penelitian
3. 4.
No. Keterangan Alat 1. Penga -Planktonet mbilan -Botol Fitopla Sampel nkton -Kertas Label -Alat Tulis
Keterangan - Menyaring Fitoplankton - Wadah sampel fitoplankton - Menandai sampel fitoplankton - Mencatat hasil pengamatan
2. Penga - Mikroskop matan - Kaca objek Fitopla dan kaca nkton penutup - Cover Glass - Cawan Petri - Pipet tetes - Kamera Digital
Pengamatan Fitoplankton Menghitungk elimpahan fitoplankton Kaca penutup haemacytome ter - Wadah Fitoplankton - Mengambil sampel fitoplankton - Dokumentasi penelitian
Bahan
- Mengukur pH, DO, Suhu Perairan - Mengukur salinitas - Mengukur Kecepatan arus - Mengukur Kecerahan Perairan - Mengukur intensitas cahaya
Keterangan
Fitoplankton - Objek Penelitian Aquades - Kalibrasi alat dan membilas alat Tissue Mengeringkan alat Lugol 4% Mengawetkan Fitoplankton
Pengambilansampel Fitoplankton dilakukan berdasarkan pembagian luasan total area penelitian dan ditentukan titik dengan jarak 50 meter antar titik pengamatan. Dengan mengacu pada sketsa diatas, maka diperoleh titik pengambilan sampling pada lokasi penelitian sebanyak 24 titik yang masing – masing diletakkan seperti pada gambar 4 berikut. :
Gambar 4. Titik Stasiun Penelitian (Google Earth, 2013).
Prosedur Kerja Penelitian Adapun prosedur kerja dalam penelitian ini meliputi : Pengambilan Sampel Fitoplankton Pengawetan Fitoplankton dan,
Identifikasi Fitoplankton.
c.
Untuk lebih lengkap dapat di jelaskan Secara rinci pada sub bab di bawah ini :
Identifikasi merupakan suatu pekerjaan taxonomi, sehingga identifikasi contoh harus dilakukan dengan keakuran tinggi. Sebagaimana diketahui, bahwa jika memungkinkan, contoh sebaiknya langsung identifikasi dalam keadaaan hidup (in,situ/live samples) untuk mengetahui jenis atau spesiesnya; Sedangkan contoh yang diawet, lebih diutamakan untuk keperluan penghitungan jumlahnya (Setyobudiandi, 2009).
a. PengambilanSampel Fitoplankton Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan dengan menggunakan plankton net berbahan monofilament dengan ukuran meshsize 40µm. Pengambilan sampel contoh fitoplankton dengan menarik secara perlahan jaring plankton net secara vertical dan horizontal pada permukaan perairan serta badan air, dan ditarik sepanjang 2 m. Fitoplankton yang tersaring dalam planktonet dipindahkan kedalam botol sampel yang telah di beri label. Metode pengambilan sampel fitoplankton dilakukan secara kualitatif dengan menarik jala plankton secara horizontal dan vertical pada permukaan serta badan air perairan (Setyobudiandi , 2009). b. Pengawetan Sampel Fitoplankton Sampel Fitoplankton yang sudah diperoleh harus segera diberi pengawet untuk keperluan analisis di laboratorium. Pengawetan perlu dilakukan karena sampel fitoplantkton sangat mudah rusak sehingga harus ditangani dengan proses pengawetan.Pengawetan sampel fitoplankton dilakukan dengan menambahkan 2 – 3 tetes larutan lugol 4% kedalam botol sampel fitoplankton yang di telah diberi label.Pengawetan fitoplankton harus dilakukan dengan hati-hati agar jasad fitoplankton tidak rusak sehingga mudah untuk dilakukan identifikasi (Setyobudiandi, 2009 ).
Identifikasi Fitoplankton
Identifikasi fitoplankton dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x ,40x ,dan 100x. Identifikasi dilakukan dengan meneteskan beberapa sampel fitoplankton (0,05ml). yang diletakkan diatas gelas objek kemudian ditutup dengan cover glass. Pedoman identifikasi menggunakan buku identifikasi (Setyobudiandi, 2009). Pengolahan Data Untuk Pengolahan data lapangan terdiri dari data fitoplankton dan data kualitas perairan yang menjadi faktor pembatas fitoplankton. 1.
Kelimpahan Fitoplankton
Penentuan kelimpahan Fitoplankton dihitung dengan menggunakan rumus Dianthani (2003) dalam Madinawati (2010), sebagai berikut: N=n(
)x(
)
Keterangan : N = Jumlah sel per liter (ind/l) n = Jumlah sel yang diamatiatau didapat Vr = Volume air tersaring (ml)
Vo = Volume air yang diamati (ml) Vs = Volume air yang disaring (l)
2.
Indeks keanekaragaman (H’)
Analisis indeks keanekaragaman digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis organisme akuatik. Persamaan yang digunakan untuk menghitung indeks ini adalah persamaan Shanon-Wiener seperti berikut (Magurran 1988 dalam Faza 2012)
tinggi atau stabil menandakan jenis organisme variasinya tinggi didukung oleh factor lingkungan yang prima untuk semua jenis yang hidup dalam habitat bersangkutan (Odum 1993 dalam Faza, 2012). 1.
Untuk menentukan indeks keseragaman di gunakan ShannonWiener (Brower and Zar, 1990 Dalam Setyobudiandi, 2009 ) H=
Keterangan: H’: Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener S: Jumlah spesies Pi: ni/N ni: jumlah individu spesies i N: jumlah total plankton Kisaran nilai Indeks keanekaragaman (H’) diklasifikasikan sebagai berikut (Magurran 1988 dalam Faza, 2012) : 0 < H’ < 1.5 = keanekaragaman rendah 1.5 < H’ < 3.5 = keanekaragaman sedang H’ > 3.5 = keanekaragaman tinggi Menurut (Wilhm & Dorris, 1968 dalam Faza, 2012) nilai indeks keanekaragaman (H’) dikaitkan dengan tingkat pencemaran adalah sebagai berikut: H’ > 3 = tidak tercemar 1 < H’ < 3 = tercemar sedang 0 < H’ < 1 = tercemar berat Keanekaragaman rendah artinya kondisi perairan labil karena perairan tersebut hanya cocok bagi jenis tertentu. Keanekaragaman sedang atau moderat menandakan jenis organisme menyebar merata. Keanekaragaman
Indeks keseragaman (E)
𝑯′ 𝑯 𝑴𝒂𝒙
=
𝑯′ 𝑳𝒏 𝑺
Keterangan:E = Indeks Keseragaman H' = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener H𝑚𝑎𝑘𝑠 = Keanekaragaman Maksimum S = Jumlah Spesies Nilai indeks keseragaman berkisar antara 0-1. Indeks yang mendekati 0 menunjukan adanya jumlah individu yang terkonsentrasi pada satu atau beberapa jeni. Hal ini dapat diartikan ada beberapa jenis biota yang memiliki jumlah individu relative banyak, sementara beberapa jenis lainnya memiliki jumlah individu yang relative sedikit. Nilai indeks keseragaman yang mendekati 1 menunjukan bahwa jumlah individu di setiap spesies adalah sama atau hampir sama (Setyobudiandi, 2009). 4.
Indeks dominansi (D)
Untuk mengetahui ada atau tidaknya satu dominasi, digunakan indeks dominasi Simpson (Legendre dan Legendre, 1983 dalam Setyobudiandi, 2009 ).
Keterangan : D = Indeks Dominansi ni = jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah total individu Nilai Indeks dominansi berkisar antara 0-1; indeks 1 menunjukan dominansi oleh satu jenis spesies sangat tinggi (hanya terdapat satu jenis pada satu stasiun), sedangkan indeks 0 menunjukan bahwa diantara jenis-jenis yang ditemukan tidak ada yang mendominasi (Setyobudiandi, 2009).
Chlorophyta
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kelimpahan Ordo/Family, Fitoplankton
dan
Rata-Rata Komposisi
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata ordo/family fitoplankton yang ditemukan pada lokasi penelitian sebanyak 4 ordo/family dan 37 spesies. Secara lengkap Genus dan jenis yang ditemukan pada lokasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini sebagai berikut:
Dinoflagellata
naviculla sp
0.95
corethrom hystrix
0.32
tabellaria sp
12.41
asterionella sp
0.95
pleurosigma sp
0.95
synedra utermohlii thalassiosira sp surirella
0.64 0.32 0.32
campylodiscus cribrosus bacteriastrum delicatulum
0.64
biddulphia spirogyra pseudocylindrica
0.95
mougeotia viridis sirogonium sticticuym
3.18
treubaria varia
0.32
asterococcus limneticus planktosphaeria gelatinosa pyrocystis noctiluca
7.64
staurastrum schroederia setigera
0.64 4.46
eremosphaera viridis noctiluca scintillans ceratocoryshorrida stein Kelimpahan Total rata-rata
0.95 5.41 1.59
1.91
42.02 0.32
7.64 17.19
192.90
Sumber : Data Primer (2015)
Berdasarkan tabel 5 maka dapat di ketahui bahwa Ordo/Family Bacillariaceae lebih banyak jenisnya yang di temukan, dimana jenis yang Tabel 5. Kelimpahan Rata-rata Ordo paling banyak adalah Spesies dan Spesies fitoplankton yang di fragillaria crotonensis sebanyak 17.51 temukan di perairan muara dompak ind/L, untuk kelimpahan rata-rata yang kepulauan riau. paling sedikit adalah Spesies lauderia Ordo/Family Genus/spesies Kelimpahan Rata-Rata (ind/L) borealis, thalassiosira sp, surirella Cyanophyta nodularia hawaiieusis 9.55 dimana masing-masing sebanyak 0.32 spirulina sp 6.68 ind/L. Sedangkan Ordo/Family nostoc commune 3.50 Dinoflagellata adalah yang paling lyngbya confervoides 8.91 sedikit ditemukan jenisnya dimana skujaella thiebauti 7.64 jenis yang paling banyak adalah sarulina sp 1.91 Spesies noctiluca scintillans sebanyank aphanothece stagnina 10.82
Bacillariaceae
microcystis aeruginosa coelosphaerium kuetzingianum gloeotrichia
1.27
nitzschia brebissoni
7.32
fragillaria crotonensis
17.51
rhizosolenia spp
4.46
lauderia borealis
0.32
0.32 0.95
5.41 ind/L, untuk kelimpahan rata-rata yang paling sedikit adalah jenis Spesies ceratocoryshorrida stein sebanyak 1.59 ind/L. Bila disajikan dalam bentuk tabel secara lengkap dapat dilihat di tabel sebagai berikut :
Tabel 6.Komposisi Fitoplankton Ordo/Family
Ordo/Family Jumlah %
Bacillariaceae Cyanophyta Chlorophyta
Dinoflagellata Sumber : Data Primer (2015)
41 % 27 % 27 % 5%
Dari tabel 6 terlihat jelas bahwa Ordo/Family Bacillariaceae paling tinggi dan yang paling sedikit adalah Dinoflagellata. Diduga karena Ordo Bacillariaceae umumnya mempunyai ketahan hidup yang cukup baik berbagai kondisi perairan dan mudah beradaptasi dengan lingkungan. Dari 4 Ordo/Family yang di dapatkan di lokasi penelitian, komposisi Fitoplankton secara jelas dapat di sajikan dalam bentuk Diagram lingkaran pada gambar 5:
Komposisi Ordo/Family Fitoplankton Bacillariaceae
5% 41%
27%
Cyanophyta Chlorophyta
27%
Dinoflagellata
Gambar 5. Komposisi Ordo/Family Fitoplankton yang Ditemukan Di Lokasi Penelitian. Berdasarkan gambar 5 maka di dapatkan Ordo/Family yang lebih mendominansi/lebih tinggi adalah Ordo/Family Bacillariaceae. Sedangkan Ordo/Family yang paling sedikit di temukan adalah Ordo/Family Dinoflagellata. Dari komposisi
tersebut, terlihat jelas Ordo/Family Bacillariaceae yang paling banyak ditemukan di lokasi penelitian. Menurut Muhiddin, (2009) bahwa diatom (Bacillariaceae) merupakan Ordo/Family yang paling penting dan umum terdapat di laut, jenis-jenis fitoplankton dalam kelas ini mempunyai sifat yang mudah beradaptasi dengan lingkungan, bersifat kosmopolit, tahan terhadap kondisi yang ekstrim dan mempunyai daya reproduksi yang tinggi. Dominasi Bacillariophyceae (Diatom) diduga karena fitoplankton yang termasuk dalam kelas ini mempunyai adaptasi yang tinggi dan ketahanan hidup pada berbagai kondisi perairan termasuk kondisi ekstrim. Menurut Odum (1998), dalam Ariana (2013), banyaknya kelas Bacillariophyceae (Diatom) di perairan disebabkan oleh kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan, bersifat kosmopolit, tahan terhadap kondisi ekstrim serta mempunyai daya reproduksi yang tinggi. (Praseno dan Sugestiningsih, 2000 dalam Ariana 2013), menyatakan bahwa pada saat terjadi peningkatan konsentrasi zat hara, diatom mampu melakukan reproduksi tiga kali dalam 24 jam, sedangkan dinoflagellata hanya mampu melakukannya satu kali dalam 24 jam pada kondisi zat hara yang sama. Lackey (1967) dalam Isnaini (2012), menyatakan di estuaria terdiri atas dari beberapa genera Chloropyceae, Euglenophyceae, biasanya dinoflagellata ditemukan dalam jumlah yang kecil dan dimana diatom sedikitnya kadang kadang sangat melebihi populasi.
B.
Kelimpahan Fitoplankton
Kelimpahan Fitoplankton dijelaskan menurut waktu pada pagi dan sore hari dengan titik pengambilan pada permukaan dan tengah badan air. kelimpahan juga di gambarkan secara total untuk semua lokasi (stasiun I, II, dan III) dengan pendekatan kelimpahan per genus. 1.Kelimpahan Fitoplankton Berdasarkan Waktu Pengamatan
Kelimpahan Fitoplankton berdasarkan waktu pengamatan dibahas berdasarkan pagi dan sore pada kedalaman permukaan dan badan air. Kelimpahan Fitoplankton berdasarkan waktu pengamatan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 7 berikut: Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pada stasiun I kelimpahan total Fitoplankton pada pagi hari lebih tinggi dengan nilai kelimpahan 43577.86ind/L dibandingkan kelimpahannya pada sore hari dengan nilai kelimpahan 16191.77ind/L. Kelimpahan Fitoplankton di permukaan air lebih tinggi dengan nilai kelimpahan 31583.95ind/L dari pada badan air dengan nilai kelimpahan 28185.68ind/L. Kelimpahan Total Fitoplankton pada pagi hari yang lebih tinggi dibandingkan pada sore hari disebabkan kerana pada saat pengambilan data di lapangan, dipagi hari adanya cahaya matahari sehingga intensitas cahaya dapat masuk ke perairan. Rendahnya kelimpahan total fitoplankton pada sore hari diduga karena pengaruh intensitas cahaya yang cukup rendah di tambah saat pengambilan sampel cuaca mendung dan intensitas cahaya tidak dapat masuk ke perairan, dengan tingginya
kelimpahan total fitoplankton pada pagi hari dikarenakan Fitoplankton membutuhkan cahaya untuk fotosintesis dan pertumbuhannya (Brotowidjoyo et al, 1995 dalam Asmara, 2005). Hal ini dinyatakan juga oleh Menurut (Prescod, 1973 dalam Suryanto, 2009) fitoplankton di daerah tropis (panas) biasanya tumbuh dengan cepat, apabila cahaya matahari meningkat dan kebutuhan nutrient terpenuhi. dan didukung oleh pernyataan (Nybakken, 1988 dalam Muhiddin, 2009), menjelaskan bahwa fotosintesis oleh fitoplankton bergantung pada adanya cahaya, dimana laju fotosintesis akan tinggi bila tingkat intensitas cahaya tinggi dan menurun bila intensitas cahaya menurun. Sedangkan waktu pengambilan sampel pada sore hari dengan cuaca mendung sehingga intensitas cahaya rendah karena pada bulan Desember merupakan awal musim barat dengan tingginya curah hujan dan angin yang kuat sehingga kelimpahan pada sore hari rendah. Sedangkan kelimpahan Fitoplankton pada permukaan air lebih tinggi dibandingkan pada badan air memungkinkan karena di badan perairan kondisinya lebih dingin karena percampuran dari air hujan sehingga kondisi suhu permukaan tidak sesuai dengan fitoplankton. Pada stasiun II Kelimpahan total Fitoplankton pada pagi hari lebih rendah dengan nilai kelimpahan 7596.14ind/L dibandingkan kelimpahannya pada sore hari dengan nilai kelimpahan 14592.58ind/L. Kelimpahan Fitoplankton di permukaan air lebih tinggi dengan nilai kelimpahan 12793.50ind/L dari pada badan air dengan nilai kelimpahan 9395.22ind/L. Pada stasiun III Kelimpahan total Fitoplankton pada
pagi hari lebih rendah dengan nilai kelimpahan 19390.15ind/L dibandingkan kelimpahannya pada sore hari dengan nilai kelimpahan 23987.81ind/L. Kelimpahan Fitoplankton di permukaan air pada lebih tinggi dengan nilai kelimpahan 26786.39ind/L dari pada badan air dengan nilai kelimpahan 16591.57ind/L. Kelimpahan total fitoplankton di stasiun II dan III pada pagi hari lebih rendah dibandingkan pada sore hari disebabkan karena pada saat pengambilan data di lapangan pada sore hari di daerah pertemuan dua arus yang saling bertemu dapat diketahui bahwa dua arus yang saling bertemu dapat menghasilkan oksigen serta nutrient dapat terpenuhi dengan baik di lokasi tesebut karna sifat plankton terbawa arus dan mengapung di suatu perairan. Umumnya kelimpahan plankton akan tinggi pada daerah yang memiliki nutrient yang tinggi dan cahaya yang cukup untuk melakukan proses fotosintesis. Salah satunya di daerah yang memiliki kelimpahan plankton yang tinggi adalah daerah front. Menurut (Bowman dan Esaias, 1987), daerah front merupakan daerah tempat pertemuan antara dua masa air yang memiliki karakteristik yang berbeda, baik itu karakteristik arus, nutrient, sedimen tersuspensi, suhu, salinitas, dll (Anonim 2). Tetapi kelimpahan Fitoplankton stasiun II dan III pada permukaan lebih tinggi dibandingkan badan air di karenakan cahaya matahari dapat masuk ke perairan. hal ini dinyatakan oleh (Nybakken, 1988 dalam Muhiddin, 2009), yang mengatakan bahwa fitoplankton yang produktif cenderung ditemukan di lapisan-lapisan air teratas dimana intensitas cahaya cukup bagi berlangsungnya fotosintesis.
Berdasarkan Hasil di atas dapat diketahui bahwa kelimpahan total Fitoplankton di Perairan Muara Sungai Dompak Kota Tanjungpinang ini berbeda beda yaitu berkisar 59769.63ind/L, 22188.72ind/L dan 43377.96ind/L hal ini di sebabkan oleh faktor cuaca yang mendung dan sebab faktor lain sehingga fitoplankton tidak dapat cahaya matahari pada saat pengambilan sampel pada pagi hari dan sore hari, dimana fitoplankon membutuhan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Dari karakteristik perairan yang salah satunya adalah plankton dapat dilihat dari tingkat kesuburan perairan bahwa diperairan Muara Sungai Dompak Kota Tanjungpinang ini masih termasuk perairan Eutrofik, dimana bahwa perairan Eutrofik adalah perairan yang mempunyai tingkat kesuburan Tinggi dengan kelimpahan fitoplankton berkisar antara > 15000 ind/L. Dan kondisi Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Muara Sungai Dompak Kota Tanjungpinang ini ini masih termasuk kelimpahan Tinggi karna berkisar > 15000 ind/L. C.Indeks
Keanekaragaman,Keseragaman Dan Dominansi Ekologi Fitoplankton.
Dari hasil perhitungan indeks ekologi fitoplankton secara lengkap dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut: Tabel 8. Nilai Indeks Ekologi Fitoplankton Indeks Ekologi Nilai Kategori Keanekaragaman (H’) 2.28 Sedang Keseragaman (E) 0.77 Tinggi Dominansi (C) 0.16 Rendah Sumber : Data Primer (2015) Dari tabel 7 maka dapat diketahui bahwa rata-rata nilai indeks ekologi fitoplankton pada Keanekaragaman sebesar 2.28 masih tergolong sedang ,
Keseragaman sebesar 0.77 relatif merata serta Dominansi sebesar 0.16 rendah. Ini membuktikan bahwa jika rendahnya dominansi maka tidak ada jenis-jenis yang mendominansi diperairan Muara Sungai Dompak Kota Tanjungpinang, secara lengkap bisa di lihat pada gambar 6 sebagai berikut :
Indeks Ekologi Fitoplankton 2.28 0.77 0.16 Indeks Keanekaragaman
Gambar 6. Indeks Ekologi Fitoplankton Apabila nilai indeks keanekaragaman semakin tinggi, berarti komunitas plankton di perairan itu makin beragam dan tidak di dominansi oleh satu atau dua taksa saja. Hal ini juga di nyatakan oleh (Odum, 1996 dalam Isnaini, 2012) nilai-nilai keanekaragaman yang tinggi menyatakan konsentrasi dominansi yang rendah. Dari hasil penelitian yang di dapatkan indeks keanekaragaman berkisar dengan rata-rata 2.28 ini masih tergolong Keanekaragaman sedang. Jadi indeks keanekaragaman pada penelitian struktur komunitas fitoplankton diperairan Muara Sungai Dompak Kota Tanjungpinang adalah 2.28. nilai indeks keseragaman pada penelitian struktur komunitas fitoplankton diperairan Muara Sungai Dompak Kota Tanjungpinang adalah 0.77. Nilai keseragaman yang diperoleh tersebut mendekati 1 yang berarti
bahwa penyebaran organisme relative merata. Sedangkan apabila nilai indeks keseragaman mendekati 0, dimungkinkan ada jenis yang mendominasi di perairan tersebut. Pada umumnya penyebaran organisme relatif merata sehingga tidak ada jenis yang secara ekstrim mendominasi di perairan tersebut (Asmara, 2005). Sedangkan nilai indeks dominansi pada penelitian Struktur Komunitas Fitoplankton diperairan Muara Sungai Dompak Kota Tanjungpinang adalah 0.17. yang diperoleh tersebut termasuk dalam kategori rendah karena mendekati 0, yang menunjukkan bahwa jenis-jenis yang ditemukan tidak ada kecenderungan terjadi dominansi oleh satu genera dari jenis yang ada (Setyobudiandi, 2009). menunjukkan bahwa perairan ini memiliki keseragaman penyebaran jenis yang relatif merata, (Basmi, 1999 dalam Asmara 2005), Dari nilai keseragaman yang relatif sama ini, menunjukkan bahwa tidak adanya dominansi di perairan ini. V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian struktur komunitas fitoplankton di dompak kepulauan riau ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil penelitian struktur komunitas fitoplankton di perairan muara dompak ini di dapatkan sebanyak 4 genus yaitu Bacillariaceae , Chlorophyta , Cyanophyta , dan Dinoflagellata. Dimana untuk Genus Bacillariaceae didapatkan 15 jenis, untuk genus Chlorophyta didapatkan 10 jenis, untuk genus Cyanophyta didapatkan 10 jenis, dan untuk genus
Dinoflagellata di dapatkan 2 jenis. Untuk kelimpahan total Fitoplankton di perairan muara dompak kepulauan riau ini berkisar antara 69.07 ind/L – 95.17 ind/L ini masih tergolong perairan eutrofik dan mempunyai kelimpahan tinggi. Indeks Keanekaragaman (H’) Fitoplankton berkisar (1.84 – 2.73) termasuk dalam kategori Keanekaragaman sedang, Keseragaman (E) berkisar (0.68 – 0.87) termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan Dominansi (D) berkisar (0.08 – 0.26) termasuk kategori rendah, yang menunjukkan bahwa tidak ada jenis fitoplankton tertentu yang mendominasi Kualitas air di perairan muara dompak ini berada pada kisaran yang masih layak bagi kehidupan fitoplankton B.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan sekitar perairan terhadap struktur komunitas. Serta perlu dilakukan penelitian diperairan muara lainnya khususnya didaerah Kota Tanjungpinang. VI.
UCAPAN TERIMAKASIH
1.
Ibunda, ayahanda dan Sekeluarga yang telah
memberikan
semangatnya
serta
doanya
teman-teman
Bapak Andi Zulfikar, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing I
3.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. http://kelurahandompak.blogspot.com/p/ko ndisi-geografis.html Anonim 2. Sumber :
http://karyatulisilmiah.com/kaj ian-plankton-daerah-front/ Amelia.C.D,Hasan.Z,Mulyani.Y.2012.Dist ribusi Spasial Komunitas Plankton Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan di Situ Bagendit Kecamatan Banyuresmi,Kabupaten Garut,Provinsi Jawa Barat, (jurnal).Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Asmara.A.2005.Hubungan Struktur Komunitas Plankton Dengan Kondisi Fisika-Kimia Perairan Pulau Pramuka Dan Pulau Panggang Kepulauan Seribu, (skripsi).Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.Bogor Ariana.D,Samiaji.J,Nasution.S.2013.K omposisi Jenis Dan Kelimpahan Fitoplankton Perairan Laut Riau. (Jurnal). Universitas Riau:Pekanbaru Djumanto.2009.Pola Sebaran Horizontal Dan Kerapatan Plankton Di perairan Bawean.(Jurnal).Universitas Gadja-Mada:Yogyakarta.
dan
seperjuangan yang tak terlupakan. 2.
VII.
Effendi. H.2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.Kanisius: Yogyakarta
Bapak T. Said Raza’I, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing II
Faza .M.F.2012. Struktur Komunitas Plankton Di Sungai
Pesanggarahan Dari Bagian Hulu (Bogor,Jawa Barat) Hingga Bagian Hilir (Kembangan Dki Jakarta) , (skripsi). Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia Depok Handayani.D.2009.Kelimpahan Dan Keanekaragaman Plankton Di Perairan Pasang Surut Tambak Blanakan Subang, (skripsi). Fakultas Sains Dan Teknologi .Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta H Kordi K, M. Ghufran.Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan.PT RINEKA CIPTA,Jakarta
Isnaini.2011.Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Muara Sungai Banyuasin Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan.(Jurnal).Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA.Universitas Sriwijaya Jauhara.A.2012.Struktur Komunitas Polychaeta Pada Lima Muara Sungai Di Teluk Jakarta,(skripsi).Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.Departemen Biologi: Depok Junaidi.E,Hanapiah.Z,Agustina.S.2013. Komunitas Plankton Di Perairan Sungai Ogan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan,(jurnal).Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam.Universitas Sriwijaya Muhiddin.2009.Pemetaan Distribusi Vertikal Kelimpahan Fitoplankton Secara Temporal Dan Spasial Di Perairan Timur Pulau Barrang Lompo Kota Makassar,(Jurnal).Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan.Universitas Hasanuddin Nontji. A.2008.Plankton Laut. LIPI Press,anggota Ikapi: Menteng, Jakarta Samsidar,Kasim M,Salwiyah.2013.Struktur Komunitas Dan Distribusi Fitoplankton di Rawa Aopa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan,(jurnal).Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK.Universitas Haluoleo Setyobudiandi, 2009. Sampling Dan Analisis Data Perikanan Dan Kelautan.Terapan Metode Pengambilan Contoh Di Wilayah Pesisir Dan Laut.MAKAIRA-FPIK:Bogor Sharfina.S,Suwono.H,Prabaningtyas.S. 2013.Struktur Komunitas Fitoplankton Di Perairan Ranu Pani, Kecamatan Senduro,Kabuaten Lumajang. Universitas Negeri Malang Sulaiman.T.G.2012.Struktur Komunitas Bacillariophyta(DIATOM) Di Area Pertambakan Marunda Cilincing Jakarta Utara,(skripsi).Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Indonesia.Depok
(skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ikip pgri.
Semarang Suryanto.A.M,Umi.H.2009.Pendugaan Status Tropik Dengan Pendekatan Kelimpahan Fitoplankton Dan Zooplankton Di Waduk Sengguruh Karangkates,Lahor,Wlingi Raya Dan Wonorejo Jawa Timur,(jurnal)Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan .Universitas Brawijaya.Malang Wijayanti, 2011.Keanekaragaman jenis plankton pada tempat yang Berbeda kondisi lingkungannya di rawa pening Kabupaten semarang
Wulandari dewi, 2009. Keterikatan antara kelimpahan fitoplankton dengan parameter fisika kimia di estuari sungai brantas (porong),jawa timur (skripsi). Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.Bogor Yazwar,2008.Keanekaragaman Plankton dan Keterkaitannya Dengan Kualitas Air di Parapat Danau Toba.Universitas Sumatera Utara : Medan