STUDI SEDIMENTASI DI PERAIRAN PULAU DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU Idham Mahasiswa Ilmu Kelautan , FIKP UMRAH,
[email protected] Arief Pratomo, ST. M,Si. Dosen Ilmu Kealutan, FIKP UMRAH,
[email protected] Dony Apdillah, S,Pi. M,Si Dosen Ilmu Kealutan, FIKP UMRAH, Dony
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 24 Desember 2013 - 22 Januari 2014 di perairan Pulau Dompak Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang Propinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju sedimentasi di tinjau dari sedimen terakumulasi dan karakteristik sedimen akibat aktivitas di daratan Pulau Dompak dan membandingkan trend laju sedimentasi di perairan Pulau Dompak yang dilakukan oleh data Mukminin 2009 dengan data saat ini. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel sedimen terakumulasi dengan alat sediment-trap dan sedimen permukaan dengan alat sekop berbahan stainlees stell serta pengukuran parameter kualitas perairan dilakukan di 4 stasiun. Analisis sampel sedimen terakumulasi dan fraksi sedimen dilakukan di laboratorium FIKP UMRAH dan analisis data menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di peraiaran Pulau Dompak memiliki tipe sedimen pasir dan pasir berlumpur. Rata-rata laju sedimen terakumulasi 0,0328 ml/cm²/hari. Sedimentasi yang terjadi di perairan Pulau Dompak berasal dari aktivitas antrovogenik dan aktivitas osenografi dan erosi lahan daratan yang masuk ke aliran sungai Dompak. Perbandingan laju sedimen terakumulasi di periran Pulau Dompak dari data 2008/2009 adalah 0,3307 (ml/cm²/hari) sedangkan data 2013/2014 adalah 0,0328 (ml/cm²/hari), jadi menurunya sedimen terakumulasi di perairan Pulau Dompak selama 5 tahun adalah 0,2979 (ml/cm²/hari). Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh koefisien determinasi (R²) yaitu 0,445%. Artinya pengaruh rata-rata ukuran butir sedimen (Mz) dengan sedimen terakumulasi adalah 44,5% sedangkan 55,5% lagi harus dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
Kata kunci :Sedimen, sedimentasi, sedimen terakumulasi, perairan Pulau Dompak
1
SEDIMENTATION STUDY ON WATER DOMPAK ISLAND DISTRICT OF BUKIT BESTARI KOTA TANJUNG PINANG RIAU ISLANDS PROVINCE
Idham Mahasiswa Ilmu Kelautan , FIKP UMRAH,
[email protected] Arief Pratomo, ST. M,Si. Dosen Ilmu Kealutan, FIKP UMRAH,
[email protected] Dony Apdillah, S,Pi. M,Si Dosen Ilmu Kealutan, FIKP UMRAH,
[email protected] ABSTARCT This study was conducted from 24 December 2013-22 Januari 2014 The Dompak island waters District of Bukit Bestari Tanjungpinang Riau Islands. This study aimed to determine the rate of sedimentation in the review of accumulated sediment and sediment characteristics effect to activity on the mainland Dompak Island and compare the trend rate of sedimentation in the Dompak Island waters carried by the data of the Mukminin 2009 with current data. The method used in this study is a survey method. Accumulated sediment sampling by means of sediment-trap and surface sediment by means of a shovel made from stell stainlees and water quality parameter measurements performed at 4 stations. Analysis of accumulated sediment samples and sediment fractions FIKP UMRAH performed in the laboratory and analysis of data using simple linear regression analysis. The results showed that in the Dompak Island waters has type sand and muddy sand sediments. Average rate of sediment accumulated 0.0328 ml / cm ² / day. Sedimentation occurred in waters derived from the Dompak Island antrovogenik activity and activity and soil erosion land osenografi incoming stream into Dompak. Comparison of the rate of marine sediments accumulated in the Dompak Island of Data 2008/2009 is 0.3307 (ml / cm ² / day) while the data is 2013/2014 is 0.0328 (ml / cm ² / day), so the decrease of sediment accumulated in the Dompak Island waters during 5 years is 0.2979 (ml / cm ² / day). Based on a simple linear regression analysis obtained coefficient of determination (R ²) is 0.445%. This means that the average effect of sediment grain size (Mz) with the accumulated sediment was 44.5% and 55.5% again be explained by other factors. Key word : Sediment, sedimentation, sediment accumulates, Dompak Island waters
2
dihentikan. Alih fungsi pemanfaatan di
PENDAHULUAN Pulau Dompak merupakan pulau
daratan Pulau Dompak pada saat dahulu dan
yang terletak di sebelah Selatan Kota
sekarang akan membawa perubahan dan
Tanjungpinang yang sekarang menjadi pusat
dampak yang berbeda terhadap lingkungan
pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau.
perairan
Pesatnya perkembangan Pulau Dompak
sedimentasi
menyebabkan
dampak
pada
perairan
Penelitian
disekitar Pulau Dompak.
Dompak
Dompak
khususnya
Mukminin
(2009)
digunakan dalam perujukan penelitian ini
Perkembangan Pulau
Pulau
yang
dapat
terjadi
dilihat
di
sebagai
dari
pembanding
aspek-aspek
sedimentasi yang terjadi pada saat itu dan
peningkatan aktivitas di daratan. Semenjak
penelitian
telah menjadi pusat pemerintahan seperti
perubahan-perubahan jenis endapan sedimen
pembukaan
dan
lahan
bertambahnya
perkantoran
pemukiman
dan
penduduk.
sekarang
laju
untuk
sedimentasi
menganalisis
beserta
kondisi
aktivitas di Pulau Dompak.
Dampak yang timbul dari aktivitas-akivitas ini salah satunya sedimentasi. Pakpahan
(2013)
Rumusan Masalah dan
Pratama
Aktivitas yang berada di daratan
(2013) menjelaskan bahwa kualitas perairan
Pulau
Pulau Dompak tercemar dengan melihat
mengakibatkan penurunan kualitas perairan.
parameter kekeruhan karena telah melebihi
Semua material dari aktivitas di darat
ambang batas baku mutu. Baku mutu
tersebut masuk kedalam peairan laut dan
tersebut yang normal untuk air laut menurut
mengendap di dasar periaran. Dampak yang
Keputusan MENLH No. 51 tahun 2004
timbul adalah kekeruhan dan pendangkalan
adalah < 5 m NTU.
atau penambahan pasokan sedimen serta
Penelitian
Mukminin
(2009)
Dompak
diduga
berpotensi
perubahan terhadap jenis endapan sedimen
menunjukkan laju sedimentasi di perairan
pada
Pulau Dompak jumlah total tinggi rata-rata
mengancam ekosistem beserta habitat yang
yaitu 0,3307 (ml/cm²/hari). Dalam penelitian
hidup di perairan Pulau Dompak. Kondisi
tersebut tingginya laju sedimentasi di Pulau
aktual diatas maka masalah yang akan
Dompak diduga akibat penambangan bauksit
dijawab dalam penelitian ini adalah:
Pulau Dompak.
pembukaan bertambahnya
Hal
ini
dapat
laju sedimentasi
ditinjau dari sedimen terakumulasi
Kondisi Pulau Dompak sekarang lebih
perairan.
Seberapa tinggi
beserta aktivitasnya yang pada saat itu ada di
ini
dasar
didominasi lahan
oleh
kegiatan
perkantoran
pemukiman
sedangkan penambangan
dan bagaimana karakteristik sedimen di perairan Pulau Dompak ? Bagaimana trend laju sedimentasi di
dan
penduduk
bauksit
perairan Pulau Dompak?
sudah
3
lithogenous ialah sedimen yang berasal dari sisa pengikisan batu-batuan di darat,2) Tujuan
sedimen biogenous sedimen yang berasal
Mengetahui laju sedimentasi di tinjau dari
sedimen
terakumulasi
dari sisa rangka organisme hidup yang juga
dan
akan membentuk endapan-endapan halus
karakteristik sedimen akibat aktivitas
yang dinamakan ooze yang jauh mengendap
di daratan Pulau Dompak. Membandingkan sedimentasi
di
dari pantai kearah laut dan 3) sedimen
trend
laju
perairan
Pulau
hydrogenous yakni sedimen yang dibentuk dari hasil reaksi kimia dari air
Dompak yang dilakukan dari data
laut
(Hutabarat dan Evan 1986).
Tahun 2009 dengan data saat ini.
Sedimentasi
adalah
pengendapan
butiran sedimen dari kolom air ke dasar
Manfaat
perairan. Di perairan proses ini meliputi Hasil dari penelitian ini diharapkan
pelepasan
dapat memberi informasi mengenai laju
tersuspensi
sedimentasi dilihat dari hubungan sedimen
acuan
pengelolaan
berputar
bentuk
melompat
(rolling),
dan
menggelinding (sliding). Menurut Rifardi
ditinjau dari parameter fisika periaran akibat
sebagai
dalam
(suspension),
(saltasion),
terakumulasi dan karakteristik fisik sedimen
aktivitas di daratan Pulau Dompak
(detachment)
(2008)
dan
ukuran
menjelaskan
lingkungan
butir
hal-hal
sedimen berikut
dapat :
1)
menggambarkan daerah asal sedimen, 2)
perairan sehingga dapat diambil langkah-
perbedaan jenis partikel
langkah yang bijaksana untuk penanganan
sedimen, 3)
ketahanan partikel dari bermacam-macam
masalah dimasa yang akan datang.
komposisi terhadap proses weathering, erosi, abrasi dan transportasi serta 4) jenis proses
TINJAUAN PUSTAKA Sedimen
yang
didefinisikan
material-material
yang
berasal
sebagai
berperan dalam
deposisi sedimen.
dari
Sedimen pantai adalah partikel-
perombakan batuan yang lebih tua atau material
yang
berasal
dari
partikel
proses
yang
berasal
dari
hasil
pembongkaran batuan-batuan dari daratan
weathering batuan dan ditransportasikan
dan potongan-potongan kulit (shell) serta
oleh air, udara dan es, atau material yang
sisa-sisa
diendapkan oleh proses-proses yang terjadi
Rifardi
secara alami seperti precitipasi secara kimia
rangka-rangka (2012)
organisme
menyatakan
laut.
pergerakan
sedimen pantai atau transport sedimen pantai
atau sekresi oleh organisme, kemudian
adalah gerakan sedimen yang disebabkan
membentuk suatu lapisan pada permukaan
oleh
bumi Rifardi (2008). Menurut
transportasi dan
gelombang
dan
arus
yang
dibangkitkan. Di kawasan pantai terdapat
asalnya sedimen dibagi
dua arah transport sedimen yaitu, pertama
menjadi tiga macam yaitu; 1) sedimen
4
pergerakan sedimen tegak lurus pantai (cross-shore
transport)
dan
Tabel 2. Alat yang digunakan dalam penelitian Lokasi Pengamatan
pergerakan
N o
Nama Alat
1.
Sedimen trap
Penelitian ini dilaksanakan bulan
2.
Sekop
24 Desember 2013- 22 Januari 2014.
3.
GPS
Pengambilan sampel sedimen dilakukan di
4.
Hand refractometer
Perairan Pulau Dompak Kecamatan Bukit
5.
Secci disk
6.
Thermoter Current drought
sedimen sepanjang pantai atau sejajar pantai.
Fungsi Lapangan
METODE PENELITIAN
Bestari
Kota
Kepulauan
Tanjungpinang
Riau.
Provinsi
Analisis
7.
sedimen
terakumulasi dan fraksi sedimen dilakukan di Laboratorium
Ilmu Kelautan dan
Haji.
Bahan dan Alat Adapun
bahan dan alat yang
Mengukur arus
8.
Tonggak kayu bersekala
9.
Timbangan analitik
10 . 11 . 12 . 13 . 14 .
Perikanan Universitas Maritim Raja Ali
Turbidimeter Oven pengering Saringan bertingkat Pipet tites 25 ml Tabung ukur 100 ml
15 .
Cawan ceramik 100 gram
16 .
Stopwatch
17 .
Labu elemeyer
18 . 19 . 20 .
Ice box
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 Tabel 1. Bahan yang digunakan dalam penelitian No Bahan Fungsi Hidrogen Peroksida (H2O2) Memisahkan 1 dengan butiran partikel konsentrasi 3% Pengenceran 2. Aquades Larutan H2O2 Mengisi sample Kantong sedimen 3. Plastik permukaan dasar dan terakumulasi Memberi tanda 4. Kertas label pada sampel Keteranga : * =pengunaan dilapangan **=penggunaan dilaboratorium
Lapangan
Labor
**
**
21 .
*
*
Mengambil sedimen terakumulasi Mengabil sedimen permukaan dasar Menentukan titik koordinat Mengukur salinitas Mengukur kecerahan Mengukur suhu
Stick
Alat tulis Glass ukur
Mengukur kedalaman Menimbang sampel sedimen basah dan kering Mengukur kekeruhan Mengeringkan sampel sedimen Mengayak sampel sedimen Menyedot sampel lumpur Menganalisi fraksi lumpur Sebagai wadah sampel yang akan di panasakan Pengambilan fraksi lumpur sampai kehitungan detik Wadah untuk mengisi larutan H2O2 Mengaduk sampel sedimen Mengisi sampel sedimen Mencatat hasil yang diperoleh Mengukur sedimen terakumulasi
Labor
*
*
* * * * * *
**
** ** ** ** **
**
**
** ** * ** **
Keteranga : * =pengunaan dilapangan **=penggunaan dilabolatorium
**
Metode Penelitian Metode
yang
digunakan
pada
penelitian ini ialah metode survei, yakni perairan Pulau Dompak dijadikan lokasi pengamatan sedimen.
5
dan
pengambilan
sampel
Prosedur Penelitian
setiap 10 hari sekalii diambil sedimen yang
Penentuan Lokasi Penelitian Mengacu Kepada Lokasi Penelitian Mukminin (2009). Masing-masing posisi titik stasiun
terperangkap di dalam sediment trap selama
tersebut ditetapkan dengan
kemudian di beri lebel dan disimpan didalam
periode
dimasukkan
menggunakan
GPS (Global Positioning System). Stasiun
1,
LU
(00 53’16,22” BT)
104 27’16,91”
terletak
di
plastik
Hasil dari metode pengayakan dan metode pipet digabungkan, sehingga dapat
(00053’7,80”
104027’38,80”
BT)
pantai
banyak
mangrove
kantong
Statistika Sedimen Permukaan
masuknya kapal.
yang
kedalam
sedimen
Analisis Data Sampel
dompak yang merupakan jalur keluar
2,
Sampel
-
perairan yang berada di tengah selat
Stasiun
hari.
ice box kemudian dianalisis di laboratorium.
0
0
30
yang
LU
berada
-
dihitung dengan cara menentukan persentase
pada
masing-masing
ditumbuhi
tidak
sedimen.
kelas
Persentase
ukuran ukuran
(fraksi) sedimen
terdapat
tersebut diplotkan dalam “kertas grafik
aktivitas antrovogenik dan sebagai
probabilitas”.dengan menggunakan metode
stasiun pengontrol. Stasiun
grafik
(00052’9,22”
3,
LU
-
dan
tempat
4
Dompak dengan Tanjungpinang. 4,
(00051’41,61”
LU
6,6
c.Skewness (Sk1) = (Ø84 + Ø16 -2Ø50) + (Ø95 + Ø5 - 2Ø50) 2(Ø84- Ø16) 2(Ø95 – Ø5)
pembangunan jembatan antara Pulau Stasiun
statistika
a.Diameter rata-rata (Mz) = Ø16 + Ø50 + Ø84 3 b.Sorting (δ1) = Ø84 - Ø16 + Ø95 - Ø5
Sungai Dompak, dimana di sekitar ini pemukiman
parameter
sedimen dengan rumus sebagai berikut:
104029’1,99” BT) berada didekat
terdapat
didapatkan
-
d.Kurtosis (KG)
0
104 27’13,69” BT) di sebelah barat
KG = Ø95 + Ø5 2,44(Ø75+Ø25
Sedimen Terakumulasi
Pulau Dompak yang terdapat adanya
Akumulasi sedimen diukur dengan
bekas aktivitas penambangan bauksit.
menghitung volume per satuan luas area per waktu dengan perhitungan sebagai berikut:
Pengambilan Sampel Pengambilan
sampel
Laju Volume Akumulasi = Keterangan;
sedimen
permukaan di 4 stasiun. Pengambilan sampel
Laju Volume Akumulasi = (ml/cm2/hari)
sedimen permukaan menggunkan sekop berbahan
stainless
stell.
V= Volume Sedimen (ml)
Pengambilan
L= Luas Penampang Sediment-trap (cm2)
sampel sedimen terakumulasi dilakukan masing-masing mengggunakan
stasiun sediment
meletakkan didekat
T= Waktu Pemasangan Sediment-trap (hari)
sampling trap
dengan
dasar perairan dan
6
Berat sedimen yang terendapkan persatuan
pada surut 9,6 cm/detik, tingginya kecepatan
luas area per waktu dengan
arus
perhitungan sebagai berikut: Laju Berat Akumulasi =
dikarenakan
pada
dipengaruhi
oleh
permukaan.
Perubahan
saat
densitas
pasang
masa
densitas
air
timbul
karena adanya perubahan suhu dan salinitas.
Keterangan :
Kerena pada saat pasang nilai rata-rata 2
Laju Berat Akumulasi = (gram/cm /hari)
salinitas 34 ppt dan surut 31,5 ppt dan suhu
W= Berat Kering Sedimen (gram)
rata-rata pada saat pasang 29ºC dan surut 2
L= Luas Penampang Sedimen-trap (cm )
28,5 ºC. Kenaikan densitas air laut karena
T= Waktu Pemasangan Sedimen-trap (hari)
tingginya salinitas perairan dan rendahnya suhu perairan.
Analisis Data
Kondisi salinitas pada perairan
Proses sedimentasi dibahas secara deskriptif
dan
sebaran
dengan rata-rata 34 ppt saat pasang lebih
karakteristik
tinggi pada saat surut berkisar antara 30-33
lingkungan perairan insitu dan analisis
ppt dengan rata-rata 31,5 ppt, hal ini diduga
laboratorium. Membandingkan trend laju
karena daerah perairan dompak mengarah
sedimentasi di perairan Pulau Dompak data
ke laut terbuka sehingga pada saat pasang air
Tahun 2009 dengan data saat ini di analisis
laut banyak membawa kadar garam, kadar
dengan kualitatif Sedangkan
Hubungan
garam meningkat karena besar pengupan air
antara Sedimen terakumulasi dengan rata-
laut dan kurangnya masukan air tawar yang
rata ukiran butir sedimen (Mz) diperoleh
bermuara ke arah laut.
dibandingkan
kecenderungan
Pulau Dompak berkisar antara 33-35 ppt
dengan
berdasarkan pada uji regresi linear sederhana dengan
menggunakan
Ms
Excel
Di Perairan Pulau Dompak pada
dan
saat pasang kekeruhan berkisar 1,56-4,25
software Statistical Package For Social
NTU dengan rata-rata 3,26 NTU kekeruhan
Science (SPSS) versi 17.0 dengan
rendah dan saat surut berkisar 2,15-8,03
model
matematis :
NTU dengan rata-rata nilai 4,31 NTU
Y = a + bx Dimana : Y= Sedimen terakumulasi (ml/cm2/hari)
kekeruhan lebih tinggi
karena pada saat
surut terjadi pengadukan oleh partikel halus. Kekeruhan
x=Fraksi sedimen (Mz); a dan b = konstanta
timbul
adanya
material
tersuspensi pada badan air yang penyebaran HASIL DAN PEMBAHASAN
oleh arus surut serta gelombang yang
Parameter Kualitas Perairan
membangkitkan partikel halus yang sulit
Parameter perairan Pulau Dompak
untuk mengendap.
dapat diketahui tinggi kecepatan arus pada
Tinggi kekeruhan pada stasiun 4
saat pasang lebih tinggi dari pada surut.
pada saat surut sudah melebihi baku mutu
Rata-rata saat pasang 11,135 cm/detik dan
menurut KepMENLH no.51 Tahun 2004
7
karena baku mutu yang normal <5 NTU
merupakan daerah pertemuan dua masa air
didukung dengan kecerahan rendah karena
yang berbeda yaitu arus dari sungai dan arus
pada
bekas
dai laut dan juga diduga adanya pengaruh
penambangan bauksit dimana terjadinya
aktivitas antropogenik (berlabuhnya kapal,
erosi didarat akibat factor alami (angin dan
tambak ikan, tempat pemukiman penduduk)
hujan)
terjadi
dan terjadi run-off serta erosi yang terjadi
pengadukan partikel halus tersuspensi di
dialiran sungai Dompak. Sedimen ukuran
perairan dan daerah ini bekas lahan tambang
kasar akan mengendap tidak jauh dari
bauksit yang terlalu dekat dengan bibir
sumbernya yaitu pada daerah sekitar mulut
pantai
sungai, sebaliknya semakin jauh dari mulut
daerah
serta
ini
saat
merupakan
arus
surut
sungai maka proporsi pasir yang diendapkan Karakteristik Sedimen Permukaan
semakin sedikit dan pada daerah ini menuju
Fraksi Sedimen Permukaan
laut pengendapan didominasi oleh sedimen
Tabel 7. Persentase Fraksi Sedimen Kerikil Pasir Lumpur ST % % % 1
7,5156
89,7757
2,7085
Mz (Ø)
Katagori
Tipe Sedimen
0,86
Coarse Sand
Pasir
Medium Sand
Pasir
2
0,1117
91,7272
8,1609
1,53
3
0,496
72,3214
27,1825
2,88
4
3,7543
90,6677
5,5779
2,43
10,9074
1,92
_ 2,9696 86,1230 Σ Sumber: Data primer
Fine Sand Fine Sand Medium Sand
berukuran halus (Rifardi, 2008).
Parameter Statistika Sedimen Parameter
pasir Berlumpur
statistika
sedimen
Pasir
tersebut terdiri atas Diameter rata-rata (Mz),
Pasir
sorting (So), skewness (skw), dan kortosis (Kg). Dapat dilihat pada tabel 8.
Pada Stasiun 1,2 dan 4 tipe
Tabel 8. Hasil Perhitungan Statistika Sedimen Mz
sedimennya pasir. Sedimen permukaannya
SO
SKW
KG
ST
berkatagori Coarse sand, Medium sand,
Nilai
Katagori
Nilai
katagori
Nilai
Katagori
Nilai
Katagori
1
0,86
Coarse Sand
1,13
Poorly Sorted
0,18
1,15
Leptokurtic
Fine Sand. Fraksi pasir yang mendominasi
2
1,53
Medium Sand
0,89
Moderately sorted
0,41
3,35
Extremely leptokurtic
dengan persentase 89,7757 – 91,7272 %
3
2,88
Fine sand
1,51
Poorly Sorted
0,47
0,79
Platykurtic
2,43
fine Sand
1,09
Poorly Sorted
0,24
FineSkewed very Fine skewed very Fine skewed Very coarseskewed
2,75
Very leptokurtic
1,92
Medium Sand
1,15
Poorly Sorted
0,19
Fine skewed
2,01
Very leptokurtic
4
sedangkan fraksi kerikil 0,1117 – 7,5156%
_ Σ
dan fraksi lumpur 2,7085 – 8,1609%
Sumber. Data primer
dijumpai dalam jumlah yang sedikit. Hal ini
Tipe
sedimen
penyusunan
dikarenakan stasiun 1,2 dan 4 pengaruh
permukaan dasar perairan pada stasiun 1,2
aktivitas oseanografi seperti pasang surut,
dan 4 adalah adalah pasir dengan fraksi pasir
kecepatan arus dan gelombang serta bekas
yang mendominasi. Nilai mean size pada
penambangan
sehingga
stasiun 1 adalah coarse sand (pasir kasar)
mempengaruhi sebaran ukuran sedimen dari
mengidetifikasikan kekuatan gelombang dan
fraksi pasir yang mengendap.
arus yang kuat dan daerah ini berada di selat
bauksit
Bagian stasiun 3, yang dimana
Dompak mengarah ke laut lepas yang juga
terletak di dekat sungai Dompak, tipe
jalur keluar masuknya kapal.
sedimennya pasir berlumpur. Di stasiun 3 ini
8
Pada stasiun 2 mine size adalah
Pada stasiun 4 mine size adalah fine
mediun sand (pasir sedang). Sorting adalah
sand (pasir halus). Nilai skewness negatif
moderately sorted (terpilah sedang). Hal ini
adalah very coarse skewed (sebaran butiran
mengidentifikasikan babwa pada stasiun 2
yang sangat kasar) dengan nilai. Diduga
ini
kekuatan arus yang mentranspor
pada saat tertentu penyebarannya kasar
partikel sedimen untuk mengendap hampir
karena daerah ini bekas penambangan
sama dan stabil pada kekuatan tertentu
bauksit, dimana terjadinya erosi didarat yang
sehingga nilai skewness positif very fine-
di transportasikan oleh factor alami (angin
skewed ( sebaran butiran sangat halus). Nilai
dan air hujan). Sehingga menyebabkan
kortosis extremely leptokurtic (amat sangat
susunan sedimennya dengan nilai sorting
baik) mengidentifikasikan bahwa kekuatan
adalah poorly sorted (terpilah buruk) dengan
gelombang dan arus yang terjadi sangat
diklasifikasikan nilai kortosis adalah very
kecil. Hal ini diduga pada stasiun 2 ini pada
leptokurtic.
saat terjadi surut partikel pasir kasar dari darat
areal
mangrove
(Rhizophora,
Sedimen Terakumulasi
Bruguiera , Avecenia dan Sonneratia ) lebih
Nilai rata-rata laju volume dan
dahulu diendapkan sehingga mempengaruhi
berat sedimen terakumulasi di perairan
jenis sedimen pada lapisan ini.
Pulau Dompak seperti pada tabel dibawah
Pada stasiun 3 mine size
adalah Tabel 9. Laju Sedimen Terakumulasi Per-Sepuluh Hari Volume dan Berat
fine sand (pasir halus) dengan nilai 2,88. Nilai skewness pada lokasi ini adalah very
Laju Akumulasi
fine-skewed (sebaran butiran sangat halus). Mengidentifikasikan
bahwa
aktivitas Volume (ml/cm²/hari)
gelombang kecil . Menurut Duane dalam Mukminin (2009) menjelaskan positively skewness
dihasilkan
oleh
lingkungan
aktivitas gelombang sangat kecil. Sorting Berat (gram/cm²/har)
adalah poorly sorted (terlipah buruk) nilai kortosis adalah platykurtik ( buruk). Hal ini diduga pada stasiun 3 ini yang merupakan daerah dekat sungai Dompak yang kekuatan arus dan gelombang yang terjadi pada lingkungan tersebut tidak stabil karena daerah ini adanya pelabuhan kapal
yang
saat kapal berlabuh akan membangkitkan gelombang secara tidak stabil.
9
Sepuluh Hari
Stasiun
Ke I II III Jumlah Total
1 0,0059 0,0099 0,0124
2 0,0274 0,0124 0,0249
0,0282
0,0647
Rata-rata
0,0094
0,0215
I II III Jumlah Total Rata-rata
0,0103 0,0132 0,0230
0,0413 0,0135 0,0425
0,0465
0,0973
0,0155
0,0324
Stasiun
Laju Akumulasi 3
Jumlah Total
dari laut Dompak adalah 24,75 cm saat
_ Σ
pasang dan saat surut 22,18 cm
4
0,0499 Volume 0,1148 (ml/cm²/ 0,0924 hari) 0,2571 0,0857 0,0688 0,1891 Berat (gram/cm² 0,1388 /har) 0,3967 0,1322 Sumber: Data primer
rendahnya suhu perairan dengan nilai 28ºC
0,0199 0,0149 0,0099 0,0447 0,0149 0,0285 0,0254 0,0155 0,0694 0,0231
0,1031 0,1520 0,1396 0,3947 0,1315 0,1489 0,2412 0,2198 0,6099 0,2032
Rata-rata laju volume
0,0257 0,0380 0,0349
dan tinginya salinitas perairan berkisar 3033 ppt yang akan meningkat densitas
0,0328 0,0372 0,0603 0,0549
perairan sehingga partikel sedimen lebih cepat terdeposisi dan merupakan daerah
0,0508
jalus sungai yang banyak membawa partikel suspensi dari hulu
sedimen
adalah
(ml/cm²/hari),
–
0,0857
ikan,
rata-rata
volume
banyaknya
0,0094
dimana
sungai ke hilir serta
limbah dari aktivitas antropogenik tambak
terakumulasi setiap stasiun di Perairan Pulau Dompak
serta
tempat
berlabuhnya
pemukiman
kapal
dan
penduduk
yang
sedimen terakumulasi tertinggi terdapat pada
menyebabkan sedimen terakumulasi tinggi.
stasiun 3 dan rata-rata volume sedimen
Stasiun 3 ini diakibatkan juga hubungan
terakumulasi terendah terdapat pada stasiun
kecepatan aliran (kecepatan arus) dengan
1 dengan jumlah rata-rata total volume
fraksi sedimen (Mz) berada dalam kondisi
sedimen terakumulasi selama 30 hari yaitu
erosi dan transportasi yang artinya sedimen
0,0328 ml/cm²/hari.
pada stasiun ini bergerak secara pelepasan
Rata-rata
berat
(detachment)
sedimen
partikel
ke
perairan
Pulau Dompak adalah 0,0155 – 0,1322
(transportasi) secara terlarut
(gram/cm²/hari),
sedimen
partikel berukurn besar bergerak secar
tertinggi terdapat pada stasiun 3 dan berat
melompat (saltasion) dan menggelinding
sedimen terakumulasi terendah terdapat pada
(sliding)
stasiun 1 dengan jumlah rata-rata total berat
pengendapan (deposition) partikel
sedimen terakumulasi selama 30 hari adalah
cukup banyak di stasiun ini .
berat
di
sungai
pengangkutan sedangkan
sehingga
terjadi yang
Pada stasiun 1 jumlah laju volume
0,0508 (gram/cm²/hari). sedimen
terakumulasi
berkisar
0,0059-
0,0124 (ml/cm²/hari) dengan rata-rata 0,0094
Hubungan Sedimen Terakumulasi dan Fraksi Sedimen dengan Aktivitas Antropogenik di Perairan Pulau Dompak. Hasil analisis untuk
terjadi
masuk
terakumulasi pada setiap stasiun di Perairan
dimana
sehingga
halus
(ml/cm²/hari) daerah yang terletak di tengah selat
Dompak
masuknya
laju volume
yang
kapal.
merupakan
Rendahnya
jalur
sedimen
sedimen terakumulasi tertinggi di stasiun 3
terakumulasi karena nilai mean size adalah
berkisar 0,0499-0,1148 (ml/cm²/hari) dengan
coarse sand (pasir kasar) sehingga partikel
rata-rata 0,0857 (ml/cm²/hari). Tingginya
halus jauh ke laut karena di stasiun ini
sedimen terakumulasi di stasiun ini di
merupakan selat yang mengarah ke laut
pengaruhi kecepatan arus dari sungai dan
lepas.
10
Pengaruh
rendanya
akumulasi
sedimen disebabkan gelombang pasut 10-12
Pada stasiun 1 merupakan daerah
cm yang cukup tinggi dari pada stasiun
selat yang membawa ke laut lepas yang
lainnya serta angin musim
penyebaran partikel sedimen sangat luas
datang
dari
utara yang
Tanjungpinang
Pulau
sehingga partikel-partikel halus terbawa jauh
Dompak yang kuat sehingga mencegah
dari pantai karena kekuatan gelombang dan
pengendapan
dan
angin yang kuat dari arah Tanjungpinang ke
sedikitnya jumlah sedimen berpartikel halus
Pulau Dompak. Gelombang berkisar 10 – 12
untuk mengendap.
cm yang kekuatan sehingga meni size pasir
padatan
Hasil jumlah terakumulasi berkisar
ke
suspensi
laju berat sedimen
tertinggi
pada
0,0688-0,1891
stasiun
kasar (coarse send) hal ini diduga rendahnya
3
sedimen terakumulasi untuk masuk kedalam
(gram/cm²/hari)
sediment-trap.
Nybakken
dengan rata-rata 0,1322 (gram/cm²/hari) dan
menjelaskan partikel
yang terendah pada stasiun 1 berkisar
mengendap lebih cepat dari pada partikel
0,0103-0,0230 (gram/cm²/hari) dengan rata-
yang ukurannya lebih kecil dan arus kuat
rata
mempertahankan partikel dalam suspensi
0,0155
(gram/cm²/hari)
perbedaan
antara laju volume dan berat sedimen
yang
(1992), lebih besar
lebih lama dari pada arus yang lemah.
terakumulasi ini diduga karena perbedaan Hubungan Kecepatan Aliran (Kecepatan Arus) dengan Rata-rata Ukuran Butir Sedimen (Mz)
kekuatan energi untuk mentransfor. Pada stasiun 3 merupakan daerah sungai yang menerima suplai sedimen yang
Hasil hubungan antara kecepatan
berasal dari darat melalui sungai dan daerah ini
banyaknya
aktivitas
aliran dengan ukuran butir sedimen dapat di
antrovogenik.
lihat pada tabel 10 dibawah ini .
Kecepatan arus surut dan pasang adalah
Tabel 10. Kecepatan aliran dengan Rata-rata Ukuran Butir Sedimen (Mz) Kecepatan Kecepatan Keterang Ukuran arus arus an ST Mz Fraksi Katagori pasang Surut (D.Hjulst (Mz) (cm/detik) (cm/detik) rom) 0,86 Ø; Tansport Coarse 1 0,86 11,93 9,12 0,55 asi as Sand mm bedload 1,53 Ø; Tansport Medium 2 1,53 4,16 3,89 0,34 asi as Sand mm bedload Erosi 2,88 Ø; Fine dan 3 2,88 24,75 22,18 0,13 Sand Tansport mm asi 2,43 Ø; Tansport fine 4 2,43 3,70 3,21 0,18 asi as Sand mm bedload 1,92 Ø Tansport _ Medium 1,92 11,135 9,6 0,3 asi as Σ Sand mm bedload Sumber. Data primer
22,18 – 24,75 cm/detik dengan tidak adanya kekuatan gelombang sehingga mine size pasir halus (fine sand) dan tingginya salinitas 30-33 ppt dan rendah nya suhu perairan 28ºC
sehinga partikel sedimen
cepat untuk terdeposisi yang menyebabkan banyaknya sedimen terperangkap didalam sediment-trap. Kecepatan sedimen relative tinggi ditemukan di daerah bagian dalam sungai,
sebaliknya
kecepatan
sedimen
Pada stasium 1,2,dan 4 berada
relative rendah ditemukan pada bagian luar
dalam kondisi mekanisme transport as
sungai. Hal ini disebabkan oleh sungai
bedload. Gerakan-gerakan sedimen tersebut
bagian dalam menerima suplai sedimen yang
bisa menggelinding (sliding), melompat
berasal dari bagian darat.
11
(saltasion), atau bahkan bisa mendorong
laju sedimen terakumulasi dipengaruhi oleh
sedimen yang satu dengan lainnya.
rata-rata
Pada stasiun 3 bahwa sedimen berada dalam kondisi erosion
ukuran
butir
sedimen
(Mz)
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-
artinya
faktor penyebab lain seperti kecepatan arus,
sedimen pada kecepatan arus yang bergerak
gelombang, suhu, salinitas, kecerahan dan
secara
kekeruhan.
pengangkutan
(detachment),
(transportation)
dan Sedimen Terakumulasi (ml/cm²/hari)
Pelepasan
pengendapan (deposition).
Hubungan Laju Sedimen Terakumulasi dengan Rata-rata Ukuran Butir Sedimen (Mz) Hasil sederhana
analisis
(Gambar
regresi 7)
0,05 0
0
linier
2
4
Gambar 7. Hubungan Laju Sedimen Terakumulasi dengan Rata-rata Ukuran Butir Sedimen (Mz)
menunjukan
rata ukuran butir sedimen (Mz) dengan
Perbandingan laju Sedimentasi dan Ratarata Ukuran Butir Sedimen (Mz) dari Data Tahun 2008/2009 dengan Data Tahun 2013/2014
sedimen terakumulasi) dengan persamaan Y dimana Y merupakan
sedimen terakumulasi (ml/cm2/hari) dan x =
Menurut Mukminin (2009) hasil
rata-rata ukuran butir sedimen (Mz). Jika
yang diperoleh
nilai Mz sedimen semakin besar maka
volume rata-rata sedimen
terakumulasi pada tahun 2008/2009 adalah
semakin tinggi nilai sedimen terakumulasi.
0,3307 (ml/cm²/hari) dan hasil volume rata-
Menurut pandapat Sugiyono dalam Priyatno (2010) yang menyatakan
y = 0,028x - 0,022 R² = 0,445
0,1
Rata-rata Ukuran Butir (Mz)
hubungan yang positif (searah antara rata-
= 0,028x – 0,022;
0,15
rata sedimen terakumulasi
nilai R berada
pada tahun
2013/2014 adalah 0,0328 (ml/cm²/hari).
antara 1 sampai -1, dengan kreteria sebagai
Hasil fraksi rata-rata sedimen di perairan
berikut.
Pulau Dompak yang diperoleh data tahun
1.
0,00 - 0,199
: sangat rendah
2.
0,20 - 0,399
: rendah
3.
0,40 - 0,599
: sedang
4.
0,60 - 0,799
: kuat
5.
0,80 – 1,000
: sangat kuat
Berdasarkan
pengaruh
2008/2009 adalah lumpur sangat kasar sedangkan hasil analisis fraksi rata-rata sedimen tahun 2013/2014 adalah pasir menengah. Dapat dilihat pada tabel 12 dan gambar 8.
rata-rata
Selama periode waktu 5 tahun
ukuran butir (Mz) sedimen terhadap sedimen
(Tahun 2008/2009 dengan Data Tahun
terakumulasi dihasilkan R² = 0,445. Hal ini
2013/2014) Perairan Pulau Dompak telah
menjelaskan bahwa hubungan laju sedimen
berubah. Menurut Mukminin (2009), tinggi
terakumulasi dengan rata-rata ukiuran butir
rata volume sedimen terakumulasi pada
sedimen (Mz) adalah jelas dimana 44,5 %,
tahun
12
2008/2009
adalah
0,3307
(ml/cm²/hari) namun sekarang tinggi rata-
KESIMPULAN DAN SARAN
rata
Kesimpulan
voleme
sedimen
terakumulasi
dibandingkan lebih rendah pada tahun
Berdasarkan hasil penelitian di
2013/2014 adalah 0,0328 (ml//cm²/hari).
perairan Pulau Dompak ditemukan
Perbedaan
tahun
tiga fraksi sedimen utama yaitu
2008/2009 adanya kawasan penambang
kerikel, pasir dan lumpur yang tipe
bauksit dan pelayaran kapal-kapal besar
sedimennya adalah pasir dan pasir
pembawa hasil tambang bauksit
menjadi
berlumpur. Distribusi jenis fraksi
faktor
sedimen
sedimen terutama dipengaruhi oleh
terakumulasi dan adanya perbedaan bulan
aktivitas antrovogenik dan aktifitas
saat penelitian, karena penelitian pada tahun
oseanografi yaitu gelombang dan
2008/2009 dilakukan pada rentang bulan
arus pasang surut serta pertemuan
Juli-Agustus sedangkan penelitian tahun
antara dua masa air yang berbeda
2013/2014 dilakukan pada rentang bulan
yaitu arus dari sungai dan arus dari
Desember-Januari.
laut serta terjadi run-off dan erosi
ini
disebabkan
penyebab
pada
tingginya
Berdasarkan jenis fraksi sedimen
lahan daratan yang masuk ke aliran
dari data tahun 2008/2009 dengan data tahun
sungai Dompak. Laju rata-rata volume
2013/2014 menunjukkan adanya perbedaan
sedimen
tipe sedimen. Hasil analisis ukuran butiran
terakumulasi
sedimen tahun 2013/2014 lebih besar dari
perairan Pulau Dompak 0,0328
hasil pengamtan tahun 2008/2009. Hal ini
ml/cm²/hari. Berdasarkan sebaran
diduga adanya perubahan aktivitas di darat
rata-rata
seperti pembukaan lahan perkantoran serta
Distribusi
dampak
aktivitas
Pulau Dompak terdiri dari medium
penambangan bauksit dahulu membawa
sand dengaan sorting terdiri dari
perubahan material sedimen yang masuk ke
poorly sorted arah kecendrungan
perairan.
sebaran sedimennya adalah fine-
kondisi
alam
akibat
0,8 0,6
0,4
TAHUN 2008/2009
0,2
TAHUN 2013/2014 2
3
fraksi
sedimen
sedimen
skewed
hingga
kortosis
sedimen
di
(Mz). perairan
bentuk
kurva
terdiri
very
leptokurtik. Hubungan
antara
sedimen
terakumulasi dengan fraksi sedimen
0 1
selama 30 hari di
tehadap sedimen di perairan Pulau
4
Gambar 8. Perbandingan laju Sedimentasi dan Ratarata Ukuran Butir (Mz) dari Data Tahun 2008/2009 dengan Data Tahun 2013/2014
Dompak adalah kuat dan positif (hubungan volume sedimen dengan fraksi sedimen (Mz) searah). Jika nilai Mz sedimen semakin besar
13
maka semakin tinggi nilai sedimen
lain
terakumulasi. Hal ini terlihat dari
salinitas, densitas, kecepatan arus
besar
yang
dan pasut. Pada penelitian ini
bahwa
belum menentukan sumber dan
pengaruh hubungan fraksi sedimen
arah pengendapan sedimen. Oleh
(Mz) dengan sedimen terakumulasi
sebab
terhadap
melakukan
angka
determinasi
mengidentifikasikan
sedimentasi
44,5
%
sedangkan
55,5%
lagi
harus
dijelaskan
oleh
faktor-faktor
seperti
itu
terhadap yang
penyebab lainnya.
gelombang,
disarankan penelitian
kecepatan
dimaksud
suhu,
untuk lanjutan
sedimentasi pada
lokasi
tersebut. Agar nantinya didapatkan
Selama periode waktu 5 tahun
data yang lebih lengkap dan akurat.
(Tahun 2008/2009 dengan Data
Sehingga
diharapkan
bisa
Tahun 2013/2014) Perairan Pulau
memberikan
informasi
kepada
Dompak telah berubah. Tingginya
berbagai pihak terkait mengenai
sedimen terakumulasi pada tahun
sedimentasi yang terjadi di perairan
2008/2009
adalah
0,3307
Pulau Dompak.
(ml/cm²/hari)
namun
sekarang
sedimen terakumulasi dibandingkan DAFTAR PUSTAKA
lebih rendah pada tahun 2013/2014
Alaerts, G. dan S. S. Santika. 1987. Metode Pengukuran Kualitas Air. Usaha Nasional. Surabaya.
adalah 0,0328 (ml/cm²/hari). Jadi menurunya sedimen terakumulasi selama 5 tahun di Perairan Pulau
Celebes. H. 2011. Diagram Hjulstrom. Hasancelebes.Blogspot.Com/2011/ 02/diagram-hjulstrom/?m=1
Dompak yaitu 0,2979 ml/cm²/hari. Saran
Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting dan M. J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta. 305 hal.
Penelitian mengenai sedimentasi di perairan Pulau Dompak terbatas pada karakteristik tipe sedimen dan sedimen terakumulasi. Sedimentasi
Dinas Hidro-Osenografi AL, 2014. Daftar Tabel Pasang Surut. Kepulauan Indonesia. Jakarta
di perairan Pulau Dompak pada penelitian ini hanya dihubungkan antara
sedimen
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanius. Yogyakarta. 258 Hal
terakumulasi
dengan fraksi sedimen (Mz) atau ukuran
butiran
sedimen.
Hutabarat, S. dan S.M. Evans. 1986. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Djambatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya kajian lebih
Kusnan. 2012. Evaluasi Kajian Sedimentasi di Kali Surabaya Sebagai Data
lanjut tentang sedimen terakumulasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
14
Penunjang untuk Mengantisifikasi Terjadinya Banjir di Kota Surabaya. Jurnal Teknik Sipil Fakultas Universitas Negeri Surabaya Lilian.
Priyatno. D. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta. MediaKom 128 hal. Putra. A. S. 2009. Proses Sedimentasi di Muara Sungai Batang Arau Kota Padang. Skripsi Ilmu Kelautan UNRI Pekanbaru. (Tidak di Terbitkan).
A. 2011. Kecepatan Arus Saiiaannalilian.Blobspot.Com/2011 /01/Kec Arus.html?m=1.06 Januari 2011
Pakpahan, H. S. C. 2013. Indeks Biodiversty Komunitas Makrozobentos sebagai Bioindikator Kualitas Perairan di Pulau Dompak Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. Ilmu Kelautan dan Perikanan. Umrah. Tanjungpinang.
Mukminin, A, 2009. Proses Sedimentasi di Perairan Dompak Kecamatan Bukit Bestari Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. 60 halaman. (Tidak diterbitkan)
Pratama. R. R. 2013. Analisis Tingkat Kepadatan dan Pola Persebaran Populasi Siput Gonggong (Strombus canarium) di Perairan Pesisir Pulau Dompak. Skripsi. Ilmu Kelautan dan Perikanan. Umrah. Tanjungpinang.
Nontji, A.1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. (Marine Biology. An Ecological Approach). Diterjemahkan oleh H. M. Eidman, Koesoebiono, D. G. Bengen, Hutomo dan S. Sukardjo. Gramedia, Jakarta. 480 Hal.
Pratomo, A. 2010. Bahan Kuliah Pengantar Oseanografi. Program Studi Ilmu Kelautan. FIKP. Umrah Tanjungpinang
Rifardi, 2008. Tekstur Sedimen:Sampling dan Analisis.Pekanbaru.UNRI Press Rifardi,
2008.Ukuran Butir Sedimen Perairan Pantai Dumai Selat Rupat Bagian Timur Sumatra. Jurnal Lingkungan. Perikanan dan ilmu kelautan. Unri. Riau. Pekanbaru
Puspitasari, N. 2012. Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Perairan Desa Malang Rapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang.
Rifardi,
2012. Ekologi Sedimen Laut Modern Edisi Revisi. Pekanbaru. UNRI Press
Wibisono, M. S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Setiawan, R. W. 2011. Sedimentologi http://rendraw.blogspot.com/2011/0 6/sedimentologi.html Sabtu. 18 Juni 2011
Yasin. N. 2012. Sebaran Vegetasi Pantai di Pulai Nikoi Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan. Skripsi. Ilmu Kelautan dan Perikanan. Umrah Tanjungpinag.
Sidjabat, C,1976, Hidrologi dan Pengelolaan Aliran sungai, Gadjah Mada, University Press. Yogyakarta, 618, Hal Tampubolon,S.2010.Sedimen di Muara Aek Tolang Pandan Sumatra Utara.Skripsi Ilmu Kelautan UNRI Pekanbaru.115 Halaman (Tidak di Terbitkan)
15