STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MUARA SUNGAI DOMPAK KOTA TANJUNGPINANG Zooplankton Community Structure Estuary Waterway Dompak, Tanjunpinang Kudrotulloh Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Andi Zulfikar, S.Pi, M.Si Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected] T. Said Raza’I, S.Pi, M.Si Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected] ABSTRACT
Zooplankton, also called animal plankton, is an animal whose life floats, or floating in a swimming laut.Kemampuan very limited until its existence is largely determined where membawanya.Zooplankton flows are heterotrophic, that the intention was not able to produce their own organic matter from inorganic materials. Therefore, for the continuity of his life he was very dependent on organic matter from phytoplankton into his food. Zooplankton very function as consumers (consumer) organic material.
This study was conducted in densely packed Kepuluan riau, this study implemented in October 2014 until December 2014 determination in doing research station based on random techniques (simple randem sampling) .simple randem sampling is the simplest method of sampling, data analysis in measuring namely: knowing the abundance of zooplankton, zooplankton diversity, uniformity and dominance zooplankton zooplankton.There are 8 genus zooplankton in between them, namely: foraminivera, radiolarians, ctenophera, urochorda, copepods, tintinnidiidae, rotivera, and mastigophora.Indeks Diversity (H ') of (0.61 to 1.56) are included in the category of medium, Uniformity (E ) range (0.31 to 0.68) are included in the category rendah.Sedaangkan Dominance (D) range (0.36 to 0.76), including low category which indicates that there is no particular type of zooplankton mendominansi. Average temperatures range from 32.5 to 33.8 ‰, the brightness value range is 65 to 76.5 m, the current range stands at 0.2 - 0,72m / sec, degree of acidity (pH) in the range of 7.05 figures - 9.03 Dissolved oxygen (DO) in the range of 12.6 to 12.9 mg / L. .
Keywords:
Zooplankton Community Tanjunpinang.
Structure
Estuary
Waterway
Dompak,
I.
PENDAHULUAN
Pulau Dompak merupakan salah satu kawasan yang memiliki wilayah pesisir. Pulau Dompak pada saat ini banyak dilakukan kegiatan pembebasan lahan untuk pembangunan Perkantoran, Jalan, Masjid, dan Pendidikan yang dapat menyebabkan Pencemaran dan kerusakan pada perairan Pulau Dompak. Hal ini di perkuat oleh (Mukminin, 2008). Pulau Dompak merupakan perluasan Ibu kota Provinsi Kepulauan Riau dengan di bangun nya pusat Pemerintahan. Segala bentuk aktivitas di sekitar kawasan ini akan berdampak langsung pada perairan baik secara biologi, fisika, mau pun kimia. Ciri utama yang menojol pada ekosistem daerah pesisir dan estuari adalah ke tidak stabilan dan kekomplekan ekosistem. Daerah pesisir dan estuaria merupakan suatu ekosistem yang dinamis di muka bumi yang selalu berubah-ubah setiap waktu. Oleh karena itu, biota yang menghuni daerah pesisir dan estuary adalah jenisjenis yang memiliki kemampuan adaptasi dan toleransi yang tinggi (Poernomo, 1997 dalam Kordi, 2007).Perairan pesisir dan estuari merupakan daerah yang kaya unsur hara. Karena kaya akan unsur hara dan jasad renik makanan alami, maka daerah ini merupakan daerah pengasuhan (nursery ground) dan daerah tempat mencari makanan (feeding ground ) bagi berbagai jenis biota laut seperti ikan, kerang, dan udang. Namun dibalik fungsinya yang penting dan strategi situ ternyata ekosistem pesisir dan estuari sangat sensitive terhadap gejala perubahan faktor yang dapat menimbulkan kerusakan ekosistem tersebut. Ini tidak lain karena daerah tersebut merupakan
terminal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai sumber pasok bermacam-macam limbah yang dibawa dari hulu melalui aliran sungai kedaerah hilir (Kordi, 2007). Plankton adalah mahluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus. Secara fungsional, plankton dapat digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton (Nontji, 2008). Menurut (Sachlan, 1972 dalam Furqon, 2011). plankton dibagi ke dalam beberapa ukurannya dari kelompok, yaitu makroplankton (lebih besar dari 1 mm), mikroplankton (0,06 mm – 1 mm) dan nanoplankton (kurang dari 0,06 mm) meliputi berbagai jenis fitoplankton. Diperkirakan 70 % dari semua fitoplankton di laut terdiri dari nanoplankton dan inilah yang memungkin kan terdapatnya zooplankton sebagai konsumen primer. Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, sangat beranekaragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan Zooplankton memiliki ukuran lebih besar dari fitoplankton (Nontji, 1987 dalam Furqon 2011). Menurut (Effendi, 1997 dalam furqon, 2011). Ukuran zooplankton dengan ketentuan khusus, yaitu makrozooplankton yang berukuran lebih besar dari 2 cm, dan mesozooplankton yang berukuran 20020.000 cm. Larva ikan maupun ikanikan muda yang bersifat planktonik disebut ichtyoplankton umumnya berukuran besar. Zooplankton mempunyai alat gerak seperti flagel, cilia atau kaki renang, namun tidak dapat melawan pergerakan air. (Davis, 1955, dalam Fajri, 2012). Menyatakan
bahwa zooplankton adalah makanan sebagian besar organisme seperti ikan, udang, moluska dan sebagainya. Oleh karena itu zooplankton memegang peranan penting dalam rantai makanan di perairan. Keberadaan zooplankton di perairan dapat dijadikan sebagai indicator tentang adanya gangguan terhadap stabilitas wilayah perairan. Maraknya aktivitas yang ada di Pulau Dompak tersebut secara tidak langsung akan menyebabkan ketidak stabilan kondisi perairan, maka sangat penting untuk dilakukan kajian untuk mengetahui kondisi terkini perairan muara Pulau Dompak. Dalam hal ini, sekiranya perlu dilakukan kajian dengan melihat keberadaan komunitas Zooplankton di perairan muara Sungai Dompak.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Perairan estuaria secara sederhana dapat diartikan sebagai perairan disekitar muara sungai. Karna air di Muara Sungai merupakan campuran massa air yang berasal dari sungai (air tawar) dengan air laut sekitarnya. Percampuran dari massa air tersebut dapat menyebabkan fluktuasi parameter fisika dan kimia di perairan estuaria. Kondisi lingkungan yang selalu berfluktuasi ini akan mempengaruhi organisme dan biota yang ada di dalam perairan. Salah satunya adalah Zooplankton yang berperan sebagai produsen dalam tingkatan rantai makanan pada perairan tersebut.(Wulandari.2009). Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya (kalaupun ada)
sangat terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus.Istilah “plankton” diperkenalkan oleh Victor Hensen (1887), yang berasal dari bahasa Yunani, “planktos” yang berarti menghanyut atau mengembara. Plankton berbeda dengan nekton yang merupakan hewan yang mempunyai kemampuan aktif berenang bebas,tidak tergantung pada harus ,seperti misalnya ikan,cumi-cumi,paus. Lain pula dengan bentos yang merupakaan biota yang hidup melekat, menancap, merayap, atau meliang (membuat liang)di dasar laut, seperti misalnya kerang,teripang, binatang laut, dan karang (coral) (Nontji , 2008). Zooplankton merupakan organisme laut yang memainkan peran sangat penting dalam rantai makanan di laut. Walaupun daya geraknya terbatas dan distribusinya ditentukan oleh keberadaan makanannya, zooplankton berperan pada tingkat energi yang kedua yang menghubungkan produsen utama (fitoplankton) dengan konsumen dalam tingkat makanan yang lebih tinggi. Peranan zooplankton sebagai konsumen pertama sangat berpengaruh dalam rantai makanan suatu ekosistem perairan (Handayani dan Patria, 2005 dalam fitriya 2013). Ukurannya zooplankton yang paling umum berkisar 0,2-2mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang biasa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum di temukan antara lain copepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod), kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat di jumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub (Nontji, 2008).
Zooplankton ada juga yang hidup di permukaan dan ada juga hidup juga di perairan dalam.Ada juga yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar laut (bentos) menjalani awal hidupnya menjadi zooplankton antara lain ketika masih berupa telur dan larva. Baru kemudian hari, menjelang dewasa,sifat hidupnya yang bermula plankton berubah menjadi nekton atau bentos (Nontji, 2008).
disebut pula shell atau test) dari bahan kapur karbonat (CaCOᵌ). ( Nontji, 2008 ). c.
Ordo / Family Radiolaria
Radiolaria merupakan zooplankton yang tergolong dalam kelas Sarcodina, Filum Protozoa.Hewan ini mempunyai bentuk cangkang yang bulat, dengan berbagai variasi struktur yang umumnya mempunyai simetri radial, memencar. Ukuran sel Radiolaria umumnya berkisar antara 30um hingga 2 mm(Nontji,2008).
Keanekaragaman zooplankton d. Keberadaan zooplankton disuatu perairan juga sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan, ada beberapa Ordo/Family Zooplankton antara lain yaitu: a.
Ordo / Family Tintinid
Ubur-ubur plankton yang hidup di laut amat beragam, dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran raksasa. Namun yang dianggap sebagai ubur-ubur sejati yang sangat umum dijumpai di laut adalah genus atau jenis Scyphozoa (Nontji, 2008). e.
Tintinid adalah tubunnya membentuk kantong dari gelatin atau kitin (chitin) yang di sebut lorika(lorica), yakni penutup di luar pelindung yang di hasilkan oleh rekreasin sekujur tubuh. Bentuk lorika masing masing berbeda berbeda hingga bagian tubuh hewan ini di gunakan sebagai cirri untuk identifikasi, tintinid mempunyai banyak jenis yang hidup sebagai plankton (Nontji, 2008). b.
Ordo / Family Foram
Foram adalah nama singkat atau nama umum yang digunakan untuk merujuk pada hewan dari bangsa foraminifera, yang berada di bawah kelas Sarcodina, Filum Protozoa. Foram mempunyai cangkang ( biasa
Ordo / Family Ubur-ubur
Ordo / Family Ktenofor
Ktenofor biasa juga di kenal ordo Pleurobrachia, dengan di cirikan dengan adanya delapan busur “sisir” yang dapat digetarkan untuk memunkinkannya untuk bergerak. ordo Ktenofor umumnya berukuran (15mm). (Nontji, 2008). f.
Ordo / Family Kopepod
Kopepod mempunyai kulit atau kerangka luar (eksoskeleton) yang keras dari kitin (chitin). Oleh sebab itu, dalam pertumbuhannya membesarkan ia sering harus berganti kulit (molting), family copepod juga mempunyai dua pasang antenna. Antenna pertama berukuran panjang dan antena kedua berukuran kecil.Kakinya banyak
umumnya untuk berenang dan untuk mengumpulkan makanan.Tubuhnya terdiri atas ruas-ruas, yang penting untuk bahan identifikasi genus / jenis. (Nontji, 2008). III.
No.
1. 2. 3. 4.
Bahan
Keterangan
Zooplankton - Objek Penelitian Aquades - Kalibrasi alat dan Tissue membilas alat Lugol 4% - Mengeringkan alat - Mengawetkan Zooplankton
METODE
B. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 - Februari 2015 yang berlokasi di Perairan Muara Pulau Dompak, Kelurahan Dompak, Kecamatan
Bukit
Bestari,
Kota
Tanjungpinang. Peta Lokasi Penelitian dapat dilihat pada citra satelit seperti
Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 2. Alat yang digunakan dalam penelitian No. Keterangan Alat Kegunaan 1. Pengambi - Alat Tulis lan Planktonet Zooplankt - Botol on Sampel - Kertas Label
-Mencatat hasil pengamatan - Menyaring Zooplankton - Wadah sampel Zooplankton - Menandai sampel Zooplankton
pada gambar 2. 2.
Gambar 2.Peta Lokasi penelitian (Google Earth, 2013).
A.
Pengamat - Mikroskop an - Kaca objek Zooplankt dan kaca on penutup - Cover Glass - Cawan Petri - Pipet tetes - Kamera Digital
3. Parameter Fisika,Ki mia Perairan
- Multi tester - Salt meter - Current Drouge - Secchi disk - Luxmeter -
- Pengamatan Zooplankton - Menghitungkelimpahan Zooplankton - KacaPenutup haemacytometer - Wadah Zooplankton -Mengambil sampel Zooplankton - Dokumentasi penelitian
- Mengukur pH, DO, Suhu Perairan - Mengukur salinitas - Mengukur Kecepatan arus -MengukurKecerahan Perairan
Bahan Penelitian
Adapun bahan-bahan untuk penelitian Struktur Komunitas Zooplankton Di Perairan Muara Sungai Dompak Kota Tanjunpinang ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Bahan yang digunakan dalam penelitian
Pengambilan sampel zooplankton dilakukan berdasarkan pembagian luasan total area penelitian dan ditentukan titik dengan jarak 50 meter antar titik pengamatan. Dengan mengacu pada sketsa diatas, maka diperoleh titik pengambilan sampling pada lokasi penelitian sebanyak 24 titik yang masing – masing diletakkan
seperti
pada
gambar
4
berikut:
Gambar 4. Titik Stasiun Penelitian (Google Earth, 2013).
3.
Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja dalam penelitian ini meliputi pengambilan Sampel Zooplankton, Pengawetan zooplankton dan Identifikasi zooplankton. Secara rinci dijelaskan pada sub bab di bawah ini : a.
Pengambilan Zooplankton
Sampel
Pengambilan sampel zooplankton dilakukan dengan menggunakan planktonet berbahan monofilament dengan ukuran meshsize 40µm. Pengambilan sampel contoh zooplankton dengan menarik secara perlahan jaring planktonet secara horizontal dan vertikal pada permukaan dan badan air, dan ditarik sepanjang 2 m. zooplankton yang tersaring dalam planktonet dipindahkan kedalam botol sampel yang telah diberi label. Metode pengambilan sampel zooplankton dilakukan secara kualitatif dengan menarik jala planktonet secara horizontal dan vertikal pada permukaan perairan serta badan air (Setyobudiandi 2009).
laboratorium. Pengawetan perlu dilakukan karena sampel zooplantkton sangat mudah rusak sehingga harus ditangani dengan proses pengawetan.Pengawetan sampel zooplankton dilakukan dengan menambahkan 2 – 3 tetes larutan lugol 4% ke dalam botol sampel zooplankton yang telah diberi label. Pengawetan Zooplankton harus dilakukan dengan hati-hati agar jasad zooplankton tidak rusak sehingga mudah untuk dilakukan identifikasi dilaboratorium. (Setyobudiandi, 2009). c.
Identifikasi zooplankton
Identifikasi suatu pekerjaan taxonomi, sehingga identifikasi harus dilakukan dengan keakurantan tinggi. Sebagaimana diketahui, bahwa jika memungkinkan, contoh sebaiknya langsung identifikasi dalam keadaaan hidup (in situ/live samples) untuk mengetahui ordo/family Sedangkan contoh yang diawet, lebih diutamakan untuk keperluan penghitungan jumlahnya (Setyobudiandi 2009). Identifikasi zooplankton dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran total 100x dan 400x Identifikasi dilakukan dengan meneteskan beberapa sampel zooplankton (0,05ml). Yang diletakkan diatas gelas objek kemudian ditutup dengan cover glass. Pedoman identifikasi menggunakan buku identifikasi (Setyobudiandi 2009). Pengolahan Data Untuk pengolahan data lapangan
b.
Pengawetan Zooplankton terdiri dari data Zooplankton antara
Sampel zooplankton yang sudah diperoleh harus segera diberi pengawet untuk keperluan analisis di
data kualitas perairan yang menjadi faktor pembatas zooplankton.
1.
Kelimpahan Zooplankton
Penentuan kelimpahan zooplankton dapat dihitung dengan menggunakan rumus. Hal ini didukung oleh (Dianthani, 2003 dalam Madinawati, 2010), sebagai berikut:
N=n(
𝑉𝑟
𝑉𝑜
)x(
1 𝑉𝑠
)
keterangan : N = Jumlah sel per liter (ind/l) n = Jumlah sel yang diamati atau didapat Vr = Volume air tersaring (ml) Vo = Volume air yang diamati (ml) Vs = Volume air yang disaring (l) 2.
Kisaran nilai Indeks keanekaragaman (H’) diklasifikasikan sebagai berikut (Magurran 1988: 35 dalam Faza 2012) : 0 < H’ < 1.5 = keanekaragaman rendah 1.5 < H’ < 3.5 = keanekaragaman sedang H’ > 3.5 = keanekaragaman tinggi Menurut (Wilhm & Dorris 1968 dalam Faza 2012) nilai indeks keanekaragaman (H’)dikaitkan dengan tingkat pencemaran adalah sebagai berikut: H’ > 3 = tidak tercemar 1 < H’ < 3 = tercemar sedang 0 < H’ < 1 = tercemar berat
Indeks keanekaragaman (H’)
Analisis indeks keanekaragaman digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis organisme akuatik. Persamaan yang digunakan untuk menghitung indeks ini adalah persamaan Shanon-Wiener seperti berikut (Magurran 1988 dalam Faza, 2012).
Keanekaragaman rendah artinya kondisi perairan labil karena perairan tersebut hanya cocok bagi jenis tertentu.Keanekaragaman sedang atau menandakan jenis organisme menyebar merata.Keanekaragaman tinggi ataustabil menandakan jenis organisme variasinya tinggi didukung oleh factor lingkungan yang prima untuk semua jenis yang hidup dalam habitat bersangkutan(Odum, 1993 dalam Faza, 2012). 3.
Keterangan: H’: Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener S: Jumlah spesies
Indeks keseragaman(E)
Untuk menentukan indeks keseragaman di gunakan rumus Shannon-Wiener menurut (Brower and Zar, 1990 Dalam Setyobudiandi, 2009).
Pi: ni/N ni: jumlah individu spesies i N: jumlah total plankton
𝐸=
H′ H max
H′ =
Ln s
Keterangan:E = Indeks Keseragaman
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
H' = Indeks Shannon-Wiener
A.
Keanekaragaman Kelimpahan Ordo/Family Zooplankton
H𝑚𝑎𝑘𝑠 = Keanekaragaman Maksimum S
= Jumlah Spesies
Nilai indeks keseragaman berkisar antara 0-1.Indeks yang mendekati 0 menunjukan adanya jumlah individu yang terkonsentrasi pada satu atau beberapa jenis. Hal ini dapat diartikan ada beberapa jenis biota yang memiliki jumlah individu relative banyak, sementara beberapa jenis lainnya memiliki jumlah individu yang relative sedikit. Nilai indeks keseragaman yang mendekati 1 menunjukan bahwa jumlah individu disetiap spesies adalah sama atau hampir sama (Setyobudiandi,2009). 4.
Dari hasil penelitian zooplankton yang ditemukan pada lokasi penelitian dengan jumlah 8 Ordo/Family dan 17 Genus/jenis secara lengkap Ordo/Family dan Genus/Jenis yang di temukan pada lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel 4. Tabel. 4 Kelimpahan rata-rata Ordo / Genus Zooplankton yang di temukan di Perairan Muara Sungai Dompak Kota Tanjungpinang. Ordo / Family
1.Orbulinauniversa 1.Acauthromefron Pellucidum 2.Thalassoxanthium cervicorne
999
Ctenophera
1.Cestum venesis
87755
Urochorda
1.Oikopleura sp 1.Eucolonus Nasutus
2799
2.Labidocera scoltti
1199
3.Euchaeta marina 1.Rhabdonella lohmanni 2.Parafavella Ventricosa
600
Foraminifera Radiolarian
Indeks dominansi (D)
Menurut (Legendre, 1983 dalam Setyobudiandi, 2009).Untuk Mengetahui ada atau tidaknya satu dominasi, agar lebih akurat dan jelas gunakan indeks dominasi Simpson.
Copepod
𝑠
ni 𝐷 = − ∑( )² N
Genus / Jenis
Kelimpahan rata rata(ind/L)
Tintinnidiidae
1
800 2998
999
800 3798
3.Eutintinnus sp
999
Keterangan : D = Indeks Dominansi
4.Tintinnopsis sp
600
5.Undella hyaline 1.Notholca longispina
3998
ni = jumlah individu jenis ke-i
1.Carteria klebsii 2.Ochoromonas ludibunda pascheu 3.Platydorina caudata kelimpahan total rata rata
2399
Rotifer
N = Jumlah total individu Nilai Indeks dominansi berkisar antara 0-1; indeks 1 menunjukan dominansi oleh satu jenis spesies sangat tinggi (hanya terdapat satu jenis pada satu stasiun), sedangkan indeks 0 menunjukan bahwa diantara jenis-jenis yang ditemukan tidak ada yang medominasi (Setyobudiandi,2009 ).
Mastigophora
2199 800
Diketahui dari tabel 4 bahwa yang banyak terdapat pada Ordo/family
11
114
Tinntinidiae dengan jumlah jenis 5 yaitu : Rhabdonella lohmanni, Eutinitus sp, Parafavella ventricosa, Tintipnosis sp, Undellahyaline. Dari semua genus tinntinidiae yang paling tinggi genus/jenis Undella hyaline dengan nilai rata rata 6.67(Ind/L). dan genus/jenis yang paling rendah pada genus/jenis tinntinnopsis sp dengan nilai rata rata 1.00(Ind/L). Tingginya kelimpahan Zooplankton dengan ordo/family Tintinnidiidae disebabkan karna mampu beradaptasi terhadap iklim tropis. Hal ini di perjelas Oleh (Dolan et al, 2006 dalam Rahayu, 2013), menyatakan bahwa ordo/family Tintinnidiidae hidup di iklim tropis dan banyak hidup di perairan dangkal. Tingginya ordo/family ini di perairan dangkal berhubungan dengan ketersediaan pakan. Ordo/family Tintinnidiidae memakan suspensi organik kemudian dimangsa oleh ordo/family Copepod. Menurut (Rahayu, 2013). Ordo/family Tintinnididea memiliki kemampuan untuk membentuk kristal sehingga pada kondisi lingkungan yang tidak menunjang kehidupannya kedua genus ini tetap bertahan hidup. Sedangkan Ordo/family Foraminifera yang memiliki nilai paling rendah terdapat pada genus/jeis Orbulinauniversa dengan nilai rata rata 1.67 (Ind/L). Rendahnya ordo/family Foraminifera di perairan muara dompak ini karena ordo/family tersebut membutuhkan oksigen yang cukup, jadi rendahnya oksigen pada perairan ini membuat kecilnya ordo/family foraminifera untuk berkembang, Hal ini dinyatakan oleh (Phleger & Soutar dalam Brasier, 1980 dalam Puspasari, 2012) yang mengatakan rendahnya kandungan oksigen mengurangi kemampuan ordo/family foraminifera untuk mensekresi kalsium karbonat, keadaan ini akan bertambah parah bila kondisi perairan juga bersifat asam.
Tabel.5 Komposisi ordo/family Zooplankton Di Perairan Muara Dompak , Kepulauan Riau. NO
KOMPOSISI ORDO/FAMILY ZOOPLANKTON
NILAI %
Foraminifera Radiolaria Ctenophera Urochorda Copepoda Tintinnidiidae Rotifera Mastigophora
6% 12% 6% 6% 17% 29% 6% 18% 100%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
TOTAL
Dari hasil komposisi ordo/family dapat diketau ordo/family Zooplankton yang paling tinggi tinntinndiiae nilai 29% dan untuk ordo/family yang terendah adalah Foraminifera, Ctenophera, Urochorda, Rotifera dengan nilai kesamaan rata-rata 6%.
Komposisi Zooplankton yang tergolong kedalam 8 Ordo/ Family dapat dilihat pada gambar 5:
Komposisi Ordo Atau 6% Family Zooplankton 18%
12%
6%
6%
foraminife ra
radiolaria 29%
17%
ctenophe ra 6%
Gambar 5. Komposisi jenis zooplankton di lokasi penelitian Berdasarkan Gambar 5 maka didapatkan Ordo/Family yang lebih banyak ditemukan adalah Ordo/Family Tintinnidiidae. Sedangkan Ordo/Family yang paling sedikit di temukan adalah Foraminifera,Chenophera dan
Rotifera. Dari komposisi tersebut, terlihat genus/jenis Tintinidiidae yang paling banyak ditemukan di lokasi penelitian. Tabel 7.Kesuburan perairan berdasarkan kelimpahan plankton Kesuburan Kelimpahan Perairan Plankton (ind/l) Perairan < 1 ind/L Oligotropik Perairan 1-500 ind/L Mesotropik >500 ind/L Perairan Eutropik Keterangan : Oligotropik = Kesuburan perairan Rendah Mesotropik = Kesuburan perairan sedang Eutropik = Kesuburan perairan Tinggi Untuk mengetaui status trofik berdasarkan kelimpahan zooplankton berpedoman pada (Goldman and Horne, 1994 dalam Suryanto 2009), yaitu: Oligotrofik yaitu perairan tersebut mempunyai tingkat kesuburan rendah dengan kelimpahan zooplankton kurang dari 1 ind/lt, Mesotrofik yaitu perairan yang mempunyai tingkat kesuburan sedang dengan kelimpahan zooplankton antara 1-500 ind/lt, Eutrofik yaitu perairan yang mempunyai tingkat kesuburan tinggi dengan kelimpahan zooplankton lebih dari 500 ind/lt. Dari penjelasan tabel 6 di atas, kelimpahan zooplankton berdasarkan stasiun 1 pada waktu pengambilan pagi hari lebih tinggi dengan kisaran kelimpahan total zooplankton bernilai
22389 ind/L di bandingkan dengan kelimpahan zooplankton di sore hari dengan nilai 13593 ind/L. Serta dalam pengambilan kelimpahan pada titik permukaan lebih tinggi dengan nilai 15592 ind/L di bandingkan dengan kelimpahan zooplankton di tengah lebih rendah dengan nilai 6797 ind/L. Sedangkan kelimpahan zooplankton di stasiun 2 pada pengambilan pagi lebih tinggi dengan nilai 34782 ind/L di bandingkan dengan kelimpahan zooplankton di sore dengan nilai 22988 ind/L,Hal ini di sebab kan oleh pada saat pengambilan sample zooplankton pada pagi hari air laut pasang ,ini memungkinkan juga berpengaruh pada kelimpahan total zooplankton lebih tinggi pada saat permukaan air naik,hal ini di perkuat oleh (Suryati 2008, dalam Rahayu, 2013) saat pasang kecepatan arus meningkat sehingga plankton laut akan terbawa arus masuk ke muara menyebabkan kelimpahan plankton saat pasang juga meningkat. serta dalam pengambilan kelimpahan zooplankton pada titik tengah lebih tinggi di bandingkan dengan permukaan dengan nilai 33383 ind/L. Sedangkan kelimpahan zooplankton di stasiun 3 pada pengambilan pagi hari lebih tinggi di bandingkan dengan kelimpahan zooplankton di sore hari dengan nilai 15392 ind/L, serta dalam pengambilan kelimpahan zooplankton pada titik permukaan dan badan air menghasilkan nilai yang sama 6896 ind/L.Bahwa kelimpahan zooplankton di Perairan Muara Dompak rendah. Hal ini dinyatakan oleh (Barus, 2004 dalam Siregar, 2009) kepadatan zooplankton di suatu perairan lotik (mengalir) jauh lebih sedikit dibandingkan dengan fitoplankton. Oleh Karena itu zooplankton banyak di temukan pada perairan yang mempunya kecepatan
arus yang rendah serta kekeruhan air yang sedikit. Zooplankton tidak dapat memproduksi zat-zat organik dari zatzat anorganik, oleh karena itu mereka harus mendapat tambahan bahan-bahan organik dan makanannya. Hal ini dapat diperoleh mereka baik secara langsung, sedangkan golongan karnivora memanfaatkan mereka dengan cara tidak langsung dengan memakan golongan herbivora atau karnivora yang lain. Dasar ketergantungan zooplankton pada fitoplankton dalam melengkapi bahan-bahan organik menunjukkan suatu rantai makanan atau yang lebih dikenal sebagai food web.28 Dari sudut ekologi, hanya satu golongan zooplankton yang sangat penting, yaitu ordo/family copepoda (klas crustacean, filum arthtropoda).(Asdak, 2010).
B.
Dari semua ketiga stasiun dapat diketahui bahwa kelimpahan total zooplankton di perairan muara dompak kepulauan riau ini berbeda beda yaitu berkisar 35982 ind/L, 57771ind/L dan 27586ind/L hal ini di sebabkan oleh faktor cuaca yang mendung dan sebab faktor lain dimana zooplankton membutuhkan kecepatan arus untuk keberlangsungan hidup pada saat pengambilan sampel pada pagi hari dan sore hari, dimana zooplankton tinggi saat permukaan air naik. Dari karakteristik perairan yang salah satunya adalah plankton dapat dilihat dari tingkat kesuburan perairan bahwa di dompak ini masih termasuk perairan oligotrofik, bahwa perairan oligotrofik adalah perairan yang mempunyai tingkat kesuburan rendah dengan kelimpahan zooplankton berkisar antara < 1 ind/L. Dan kondisi struktur komunitas zooplankton di perairan dompak kepulauan riau ini ini masih termasuk kelimpahan Rendah karena berkisar < 1 ind/L.
Dari hasil Grafik kelimpahan total Ordo/family Zooplankton berdasarkan stasiun I, II dan III ordo/family yang lebih banyak yaitu Tintinnidiidae dengan nilai family total 3398 ind/L.Sedangkan yang terendah yaitu ordo/family Foraminifera dengan nilai total 333 ind/L. Tingginya kelimpahan Zooplankton dengan Ordo/family Tintinnidiidae karena mampu beradaptasi terhadap iklim tropis. Hal ini diperjelas Oleh (Dolan et al, 2006 dalam Rahayu, 2013). Menyatakan bahwa ordo/family Tintinnidiidae hidup di iklim tropis dan banyak hidup di perairan dangkal. Tingginya ordo/family ini di perairan dangkal berhubungan dengan ketersediaan pakan. Ordo/family Tintinnidiidae memakan suspensi organic kemudian dimangsa oleh ordo/family Copepod. Menurut (Rahayu, 2013) ordo/family Tintinnididea memiliki kemampuan untuk membentuk kristal sehingga pada kondisi lingkungan yang tidak
Kelimpahan Total Ordo / Family Zooplankton
Kelimpahan total Ordo / Family zooplankton dapat dilihat pada gambar 6.
Kelimpahan Total Zooplankton mastigo… rotifera 733 tintinnid… 3398 copepoda 933 urochorda 933 ctenoph… radiolaria 1266 foramini… 333 0
13193
29252
10000 20000 30000 Kelimpahan Total
Gambar 6. Kelimpahan Total Ordo/Family Zooplankton
40000
menunjang kehidupannya kedua ordo/family ini tetap bertahan hidup. C.
Indeks Ekologi Zooplankton
Secara lengkap Indeks ekologi keanekaragaman, dominan, keseragaman Zooplankton di stasiun I, II dan III dapat dilihat di tabel 8. Tabel 8. Indeks Ekologi Zooplankton Indeks Ekologi Nilai Kategori Keanekaragaman 0.94 Sedang (H’) Keseragaman (E) 0.46 Rendah Dominansi (C) 0.61 Rendah Dari hasil tabel 8 diketahui nilai indeks keanekaragaman 0.94 Menurut (Magurran 1988: 35 dalam Faza 2012) Kisaran nilai Indeks keanekaragaman (H’) diklasifikasikan sebagai berikut 0 < H’ < 1 = Keanekaragaman rendah.
Indeks Ekologi Zooplankton 0.94 0.61 0.46
Keanekaragaman (H’)
Ganbar 7. Indeks Ekologi Zooplankton Pada gambar 7 diketahui bahwa Indeks Keanekaragaman zooplankton di perairan muara pulau Dompak lebih tinggi dengan nilai 0.94 sedangkan untuk terendah pada Indeks Keseragaman dengan nilai 0.46 Keanekaragaman sedang artinya kondisi perairan stabil karena perairan tersebut hanya cocok bagi genus/jenis
tertentu. Keanekaragaman sedang menandakan genus/jenis organisme menyebar merata. Keanekaragaman tinggi atau stabil menandakan jenis organisme variasinya tinggi didukung oleh factor lingkungan yang prima untuk semua jenis yang hidup dalam habitat bersangkutan(Odum, 1993 dalam Faza, 2012). Kemudian dari hasil Indeks Keseragaman yaitu dengan nilai 0.46 Nilai indeks keseragaman berkisar antara 0-1. Indeks yang mendekati 0 menunjukan adanya jumlah individu yang terkonsentrasi pada satu atau beberapa jenis. Hal ini dapat diartikan ada beberapa jenis biota yang memiliki jumlah individu relative banyak, sementara beberapa jenis lainnya memiliki jumlah individu yang relative sedikit. Nilai indeks keseragaman yang mendekati 1 menunjukan bahwa jumlah individu di setiap spesies adalah sama atau hamper sama (Setyobudiandi,2009). Nilai indeks keseragaman zooplankton yang terukur masuk dalam kategori rendah karena indeks keseragaman yang terukur tidak mempunyai nilai lebih dari 0,67 (Krebs, 1978 dalam Pranoto, 2003). Indeks dominansi di lokasi penelitian tentang struktur komunitas zooplankton di perairan muara Dompak Kepulauan Riau masih berada di kisaran 0.50 -0.75 yang menunjukan bahwa perairan tersebut dominansi nya rendah dengan dengan nilai rata rata 0.61. hal ini juga dinyatakan oleh (Odum, 1993 dalam Prianto, 2009) Hilangnya genus/family yang dominan akan menimbulkan perubahanperubahan yang penting tidak hanya dalam komunitas biotiknya sendiri tetapi juga dalam lingkungan fisiknya.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Dari hasil penelitian struktur komunitas Zooplankton di perairan muara dompak ini didapatkan sebanyak 8 Ordo/Family yaitu foraminivera, radiolaria, ctenophera, urochorda, copepoda, tintinnidiidae, rotivera, mastigophora, dimana untuk ordo/family foraminivera didapatkan 1 genus/jenis, untuk ordo/family radiolaria didapatkan 2, untuk ordo/family ctenophera didapatkan 1, untuk ordo/family urochorda didapatkan 1 , untuk ordo/family copepoda didapatkan 3, untuk ordo/family tintinnidiidae didapatkan 5, untuk ordo/family rotivera didapatkan 1 dan untuk ordo/family mastigophora didapatkan 3. Untuk kelimpahan total Zooplankton di perairan muara dompak kepulauan riau ini berkisar antara 92.0ind/L – 43.9ind/L ini masih tergolong perairan Oligotrofik dan mempunyai kelimpahan rendah. Indeks Keanekaragaman (H’) Zooplankton berkisar (0.94) termasuk dalam kategori Indeks Keanekaragaman Rendah, Indeks Keseragaman (E) berkisar (0.46) termasuk dalam kategori rendah, yang menunjukkan bahwa tidak ada jenis Zooplankton tertentu yang mendominasi. sedangkan Dominansi (D) berkisar (0.61) termasuk kategori komunitas stabil atau merata
Kualitas air di perairan muara dompak ini berada pada kisaran yang masih layak bagi kehidupan Zooplankton. B.
Saran Perlu dilakukan pemantauan struktur komunitas dari perairan muara lainnya kususnya di daerah kepulauan riau. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan sekitar perairan terhadap struktur komunitas.
VI.
UCAPAN TERIMAKASIH
1.
Ibunda, ayahanda dan Sekeluarga yang telah memberikan doanya dan semangatnya serta temanteman seperjuangan yang tak terlupakan.
2.
Bapak Andi Zulfikar, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing I
3.
Bapak T. Said Raza’I, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing II
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak.C. Hidrologi Dan Pengelolahan Daerah Aliran Sungai. jurnal Gadja Mada University press. Hlm 504. (2010). Yogyakarta. Djumanto. Pola Sebaran Horizontal Dan Kerapatan Plankton Di perairanBawean.Jurnal.Universitas Gadja-Mada. (2009). Yogyakarta Effendi.H. 2003. Telaah Kualitas Air
Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.Kanisius: Yogyakarta. Faza.M. F. 2012. Struktur Komunitas Plankton Di Sungai Pesanggarahan Dari Bagian Hulu(Bogor,Jawa Barat) Hingga Bagian Hilir (KembanganDki Jakarta).Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia Depok. Fitriya,N.
Lukman. M. Komunitas Zzooplankton Di Perairan Lamalera dan Laut Sawu, Nusa tenggara timur.jurnal.Ilmu dan teknologi kelautan tropis.Vol. 5.No. 1,Hlm 219-227. (2013). Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Jln.Pasir Putih I,Ancol Timur,Jakarta.
Islam Negeri Syafif Hidayatullah (UIN):Jakarta. Isnaini.
Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Muara Sungai Banyuasin Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Jurnal. Maspion Journal.Vol 4 (1). Hal 58-68. (2011). Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA.Universitas Sriwijaya.
Junaidi.E,
Hanapiah.Z, Agustina.S. Komunitas Plankton Di Perairan Sungai Ogan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, jurnal.Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Sriwijaya.(2013)
Kasri.A.Fajri,E.Kualitas PerairanMuara Sungai Siak Di Tinjau Dari Parameter Fisika –Kimia Dan Organisme. Jurnal Berkala Perikanan. Vol 40. No. 2. (2012).
Furqon. 2011. Tentang Zooplankton Di Perairan Budidaya,(Makalah)Fakulta s Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan.Universitas Brawijaya Malang.
Kordi.K.M.G,Tanjung.A.B.2008.Penge lolaan Kualitas Air DalamBudidaya Perairan.PT RINEKA CIPTA,Jakarta.
Handayani.D. 2009. Kelimpahan dan keanekaragaman plankton di perairan pasang surut tambak bianakan subang.Skripsi Universitas
Mukminin.A.2008.Proses Sedimentasi Di Perairan Dompak. Kecamatan Bukit Bestari Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. UniversitasRiau. PekanBaru.
Madinawati.Kelimpahan dan keanekaragaman plankton di perairan laguna Desa Tolonggano kecamatan banawa selatan.Jurnal media Litbang Sulteng. Universitas Tadulako.VOL,3(2):119123. (2010). Sulawesi Tenggara. Nontji.A.2008.Plankton Laut. Press,anggotaIkapi: Menteng, Jakarta.
LIPI
Puspasari.R,Marsoedi,Sartimbul.A,Suh artati. Kelimpahan Foraminifera Bentik Pada Sedimen Permukaan Perairan Dangkal Pantai Timur Semenanjung Ujung Kulon,Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Jurnal Penelitian Perikanan. Vol 1(1) 1-9 (2012). Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI Ancol, Jakarta Pranoto.A.B. Ambariyanto. Zainuri. M. Struktur Komunitas Zooplankton di Muara sungai serang, jurnal Ilmu Kelautan Vol 10(2) hal 9097 . (2005)Jogyakarta.FPIK Universitas Diponegoro,Semarang ,Indonesia. Prianto.E.Husnah. Aprianti.S. 2009.Komposisi jenis Zooplankton di Sungai Banyuasin Sumatra Selatan.
Pusat penelitian pengelolaan Perikanan dan konservasi sumberdaya ikan.jln.Pasir Putih I,Ancol Timur Jakarta Utara. Rahayu.S. Setyawati.R.T, Turnip.M. Struktur Komunitas Zooplankton Di Perairan Muara Sungai Mempanah Kabupaten Pontianak Berdasarkan Pasang Surut Air Laut.Jurnal Protobiont Vol 2 (2) : 49-55 (2013). Program Studi Biologi, Fakultas Universitas Tanjungpura. Pontianak. Sharfina.S.Suwono.H,Prabaningtyas.S. 2013.Struktur Komunitas Fitoplankton Di Perairan Ranu Pani, Kecamatan Senduro,Kabuaten Lumajang. Universitas Negeri Malang. Siregar.M.H.2009.StudiKeanekaragam an Plankton Di Hulu Sungai AsahanPorsea,(skripsi).Fak ultas Matematika Dan Ilmu PengetahuanAlam.Universit as Sumatera Utara. Setyobudiandi.2009. Sampling Dan Analisis Data Perikanan Dan Kelautan.Terapan Metode Pengambilan Contoh Di Wilayah Pesisir Dan Laut.MAKAIRAFPIK:Bogor. Soraya.Hanafiah.Z,Windusari.Y, 2014. Analisi Fisika Kimia
Perairan untuk Mendeteksi Kualitas Perairan Sungai Rambang Kabupaten Ogan Ilir Sumatra Selatan.Jurusan Biologi FMIPA dan Pascasarjana Universitas Sriwijaya dan Penelitian PLSO Universitas Sriwijaya. Suryanto.A.M. Umi.H. 2009. Pendugaan Status Tropik Dengan Pendekatan Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton Di Waduk Sengguruh Karangkates,Lahor,Wlingi Raya Dan Wonorejo JawaTimur. Jurnal Ilmu Perikanan Vol 1. No 1. (2009). Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya.Malang.
Usman.M.S, J. D, Joice R.T.S.L. Struktur Komunitas Plankton di perairan pulau Bangka,Kabupaten Minahasa utara.Jurnal pesisirdan laut tropis. Vol 2. No. 1. (2013). Program Studi Ilmu Kelautan,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado. Wulandari.D.2009.Keterikatan antara kelimpahan fitoplankton dengan parameter fisikakimia Di Estuari sungai brantas (Porong),JawaTimur. Institut Pertanian Bogor(IPB).Bogor.