INDEKS KUALITAS PERAIRAN PESISIR KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Lia Widyawati Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Winny Retna Melani Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH
Tri Apriadi Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH
ABSTRAK
Kecamatan Bukit Bestari merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang cukup padat di Kota Tanjungpinang. Padatnya jumlah penduduk dan aktivitas yang tinggi tentunya akan berdampak pada perubahan lingkungan khususnya perubahan kondisi perairan pesisir Kecamatan Bukit Bestari. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan kondisi perairan pesisir di Kecamatan Bukit Bestari yang terjadi dengan mengetahui nilai indeks kualitas perairan pesisir menurut metode CWQI (Canadian Water Quality Indeks). Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling dengan memilih tujuh stasiun yang mewakili. Perhitungan indeks kualitas perairan pesisir ini dapat dilakukan dengan membandingkan parameter uji seperti pH, Suhu, Kekeruhan, nitrat, ortofosfat, TSS, Coliforrm, DO, BOD dengan baku mutu menurut Kepmen LH no. 51 Tahun 2004 tentang biota air laut. Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks kualitas perairan pesisir di Kecamatan Bukit Bestari memiliki nilai indeks 36 untuk kehidupan biota air laut dengan kategori jelek.
Kata Kunci: indeks kualitas air, pesisir, tanjungpinang
INDEX COASTAL WATER QUALITY DISTRICT OF SUBDISTRICT OF BUKIT BESTARI OF RIAU ISLANDS PROVINCE
Lia Widyawati Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Winny Retna Melani Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH
Tri Apriadi Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH
ABSTRACT
Subdistrict of Bukit Bestari is a district which has a population dense enough in Tanjungpinang City. Dense population and high activity certainly will hedge the changes in the environment, especially changes in the condition of coastal waters in Subdistrict of Bukit Bestari. This research was held to see the changes in conditions of Bukit Bestari that occur in coastal waters by knowing the value of coastal water quality index according to the method CWQI ( Canadian Water Quality Index ). The method was used purposive sampling with seven sites who represent it. Coastal water quality index calculation can be done by comparing the test parameters such as pH,temperature, turbidity, nitrate, orthophosphate, TSS, Coliform, DO, BOD with quality standards according to Environment Decree No. 51 of 2004 on the biota of sea water . Based on the results of the calculation of the index value the quality of coastal waters in the Subdistrict of Bukit Bestari has an index value of 36 for marine aquatic life with ugly category .
Keywords : index of water quality , coastal area, tanjungpinang
Unggat,
PENDAHULUAN Pemerintah Kota
Kelurahan
Dompak,
dan
Tanjungpinang
Kelurahan Tanjungpinang Timur. Jumlah
Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah
penduduk tertinggi di Kecamatan Bukit
satu Pemerintah Daerah yang mengalami
Bestari adalah 17.992 jiwa dan jumlah
peningkatan status di era otonomi daerah.
penduduk terendah adalah 2.530 jiwa
Pemerintah Kota Tanjungpinang terbentuk
(BPS, 2014).
berdasarkan Undang-undang Nomor 5
Pertumbuhan
penduduk
Tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001 tentang
tentunya
Pembentukan Kota Tanjungpinang. Saat
aktivitas di Kecamatan Bukit Bestari.
ini
Tanjungpinang
Provinsi
4
meningkatkan
jumlah
menjadi
ibukota
Beberapa aktivitas yang terdapat di sekitar
Riau
dengan
perairan pesisir di Kecamatan Bukit
Kepulauan
membawahi
akan
jumlah
kecamatan
yaitu:
Bestari
ini
antara
lain:
aktivitas
Kecamatan Bukit Bestari, Kecamatan
permukiman pesisir, khususnya di daerah
Tanjungpinang
Kecamatan
Kelurahan Sei Jang, aktivitas pelayaran
Tanjungpinang Kota, dan Kecamatan
seperti di pelabuhan pertamina Kelurahan
Tanjungpinang Barat. Luas wilayah secara
Tanjung Unggat, dan aktivitas pariwisata
keseluruhan mencapai 239,5 km2 (23.950
seperti
Ha) yang terdiri dari 131,54 km2 daratan
Pertumbuhan
Timur,
2
dan 107,96 km lautan (BPS, 2014). Tanjungpinang satu
kota
merupakan
berkembang
yang
pantai
Tanjung
jumlah
Siambang.
penduduk
dan
peningkatan aktivitas ini akan berdampak salah
terhadap perubahan/ penggunaan lahan
setiap
khususnya
perubahan
pada
kualitas
tahunnya mengalami peningkatan jumlah
perairan pesisir sehingga mempengaruhi
penduduk.
Kota
kualitas perairan di Kecamatan Bukit
Tanjungpinang dalam 2 tahun terakhir
Bestari. Terjadinya perubahan kualitas
meningkat 1,4% dari tahun 2013 sampai
perairan
2014. Sedangkan
antropogenik
Kecamatan
Jumlah
Bukit
penduduk
jumlah penduduk di Bestari
meningkat
ini
diduga yang
oleh
limbah
disebabkan
oleh
kegiatan manusia, seperti penggunaan
sebesar 0,9% dari tahun 2013 sampai
sumberdaya
2014. Kecamatan Bukit Bestari terdiri atas
lingkungan pesisir, pembuangan limbah
Kelurahan
tanpa perawatan, kecelakaan kapal tanker,
Tanjung
Ayun
Sakti,
Kelurahan Sei Jang, Kelurahan Tanjung
dan sebagainya.
alam
yang
merusak
Berdasarkan hal tersebut, maka
METODE PENELITIAN
dilakukan kajian mengenai indeks kualitas
Waktu dan Tempat
perairan pesisir di Kecamatan Bukit Bestari.
Parameter
berdasarkan
yang
Keputusan
Penelitian ini dilaksanakan pada
diukur
bulan November 2015 sampai dengan
Menteri
bulan Mei 2016 dengan mengambil lokasi
Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004
penelitian di perairan Pesisir Kecamatan
yang dapat diamati melalui parameter
Bukit
fisika, kimia dan biologi. Penelitian ini
Provinsi
dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengetahui indeks
kondisi
kualitas
perairan
perairan
melalui
pesisir
di
Kota
Kepulauan
tempat
penelitian
dengan
menetapkan
Tanjungpinang, Riau.
Penentuan
tersebut
dilakukan
7
stasiun
penelitian.
kriteria perhitungan yang telah ditetapkan
Alat dan Bahan
(Canadian Water Quality
Alat yang digunakan meliputi:
Index).
alat transportasi, peralatan sampling, serta Penelitian
ini
dilakukan
agar
instrumen untuk mengukur parameter
dapat menjadi sumber informasi bagi
kualitas
Pemerintah Kota Tanjungpinang terutama
air. Sedangkan
bahan yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
sampel air laut yang diambil dari lokasi
Kepulauan Riau serta instansi lainnya
penelitian. Secara rinci, alat dan bahan
yang terkait, sehingga dapat menjadi data
dapat dilihat pada Tabel 4.
pendukung atau acuan dalam pengelolaan lingkungan. Tabel 4. Alat dan Bahan No. 1. 2.
3.
yang
dianggap sesuai dan mewakili lokasi
Kecamatan Bukit Bestari berdasarkan
oleh CWQI
Bestari,
Alat Transportasi - Perahu motor Peralatan Sampling - Van Dorn Water Sampler - Botol Sampel Alat Instrumen - Multitester YK.2005WA - Turbidi meter - Spektrofotometer UV 1800
Kegunaan -
Survei lokasi penelitian
-
Mengambil sampel air laut Menyimpan sampel air laut
-
Mengukur suhu, pH, dan DO perairan Mengukur kekeruhan perairan Mengukur Ortofosfat dan nilai nitrat perairan
Prosedur Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan sampel
1.
(stasiun) ditetapkan berdasarkan metode purposive
sampling,
yaitu
penentuan
lokasi berdasarkan adanya tujuan tertentu dan sesuai dengan pertimbangan peneliti
sendiri sehingga dapat mewakili lokasi penelitian
(Arikunto,
2006
dalam
Kurniati, 2013). Penentuan lokasi stasiun berdasarkan pertimbangan aktivitas atau kegiatan yang ada di Kecamatan Bukit Bestari. Aktivitas yang ada di Kecamatan Bukit bestari dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Aktivitas di Kecamatan Bukit Bestari No. 1. 2. 3.
Kelurahan Kelurahan Tanjung Ayun Sakti Kelurahan Sei jang Kelurahan Sei jang
4. 5. 6. 7.
Kelurahan Dompak Kelurahan Dompak Kelurahan Dompak Kelurahan Tanjung Unggat Berdasarkan wilayah administrasi di
Aktivitas Pembangunan jembatan Pemukiman penduduk Restoran seafood dan pelabuhan bongkar barang Wilayah ekosistem mangrove Alur pelayaran kapal roro Wisata kuliner dan pantai Perumahan dan pelabuhan pertamina Stasiun 2 terdapat resotran seafood
Kecamatan Bukit Bestari (Lampiran 3),
dan aktivitas dari masyarakat pesisir
stasiun pengambilan sampel terdiri atas 7
Kelurahan Sei jang. -
stasiun yaitu: -
Stasiun 1 berada di daerah reklamasi
pelabuhan bongkar muat barang di
yang
Kelurahan Sei Jang dengan titik
bertempat
di
Kelurahan
00˚89457
Tanjung Ayun Sakti dengan titik
koordinat
koordinat
dan
104˚46936 E. Stasiun 3 terdapat
1
restoran seafood dan pelabuhan
00˚89894
104˚456.27
E.
N
Stasiun
merupakan daerah reklamasi dan terdapat
-
Stasiun 3 berada di daerah perairan
daerah
pembangunan
N
dan
bongkar muat barang. -
Stasiun 4 berada di daerah jembatan
jembatan dari Tanjungpinang ke
I Kelurahan Dompak dengan titik
Dompak di seberang lokasi tersebut.
koordinat
Stasiun
104˚48622
2
berada
di
daerah
pemukiman pesisir Kelurahan Sei
merupakan
Jang dengan titik koordinat 00˚
mangrove.
89532 N dan 104˚ 45938 E.
00˚87125 E. wilayah
N
Stasiun
dan 4
ekosistem
-
Stasiun
5
pelabuhan
berada roro
di
di
daerah
Kelurahan
Nasional
-
(SNI)
untuk
pengukuran nitrat dan fosfat. Pengukuran
Dompak dengan titik koordinat
BOD5
00°86810 N dan 104°48392 E.
botol gelap yang langsung dicelupkan ke
Stasiun 5 merupakan daerah alur
dalam permukaan air hingga penuh dan
pelayaran
tidak ada udara yang tersisa.
kapal
roro
dari
Tanjungpinang – Dabo. -
Indonesia
menggunakan botol terang dan
Kemudian botol sampel disimpan
Stasiun 6 berada di daerah Tanjung
dan dimasukkan kedalam cool box hingga
Siambang dengan titik koordinat
sampai ke laboratorium Fakultas Ilmu
00°84571 N dan 104°46756 E.
Kelautan
Daerah ini merupakan tempat wisata
Maritim Raja Ali Haji. Sedangkan untuk
kuliner dan wisata pantai.
pengukuran sampel nitrat dan fosfat akan
Stasiun 7 berada Tanjung Unggat
dilakukan
dengan titik koordinat 00°55556 N
bekerja
dan 104°27540 E. Daerah ini
Kesehatan
terdapat perumahan dan pelabuhan
Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL
pertamina.
PPM) Kelas I Batam. Parameter kualitas
dan
Perikanan
analisis sama
Universitas
laboratorium
dengan
Balai
Lingkungan
yang Teknik dan
perairan yang diuji secara insitu atau di 2. Prosedur Penyamplingan Sampel air diambil pada lapisan permukaan dengan menggunakan Van Dorn water sampler dengan kedalaman 0,5 m – 1 m. Sampel air yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam botol
lapangan seperti suhu, pH, dan Oksigen terlarut
(DO).
Prosedurnya
penyamplingannya dilakukan pengukuran langsung pada saat pengambilan sampel di perairan
Kecamatan
Bukit
Bestari.
Pengukuran sampel air dilakukan 3 kali
steril untuk pengukuran coliform dan botol
pengulangan untuk setiap parameter yang
yang telah diberikan pengawet H2SO4
diuji.
(asam sulfat) sesuai dengan Standar
3. No 1
2
Prosedur Analisis Sampel Parameter Fisika : 1. Suhu
Satuan °C
Multitester YK.2005WA
Digital
Insitu
2. Kekeruhan
NTU
Turbidi meter
Digital
Insitu
3. TSS
mg/L
Timbangan analitik, kertas saring, oven
Gravimetri
Insitu
Kimia : 1. BOD5
mg/L
Laboratorium
2. pH
-
Botol BOD, Titrimetrik Multitester,Aquades Multitester Digital YK.2005WA
3. DO
mg/L
Multitester YK.2005WA Spektrofometer UV 1800, kertas saring, gelas piala, pipet tetes, Amonium Molybdate, SnCl2, Aquades, Spektrofometer UV 1800, kertas saring, gelas piala, pipet tetes, Brusin, Sodium, Arsenit, H2SO4
Digital
Insitu
Spektrofotometrik
Laboratorium
Spektrofotometrik
Laboratorium
Inkubator Trawas, Vacuum Pump, Vacuum flask, sterifil filter holder, penyumpit, Pembakar Bunsen, kaca Pembesar, media agar M-Endo
Membran Filter
Laboratorium
4.Orthophosfat mg/L
5. Nitrat
3
Biologi 1. Coliform
mg/L
MPN/ 100mL
Alat
Metode Uji
Keterangan
Insitu
2.
Analisis Data Data hasil pengukuran parameter
F2 =
fisika, kimia dan biologi hasil penelitian akan dianalisis dengan
menggunakan
perhitungan
Excell
Microsoft
indeks kualitas air menggunakan Software
Nf Nt
x 100………… (2)
Nf = banyaknya hasil uji yang tidak memenuhi baku mutu air
2007
kemudian dilanjutkan menghitung nilai
Menghitung Frequency
Nt = banyaknya hasil uji 3.
Menghitung Amplitude nse
CWQI 1.0 (Canadian Water Quality
F3=0,01 nse +0,01x100…….. (3)
Index). Tahapan perhitungan kalkulasi
Kemudian indeks kualitas air
CWQI 1.0 sebagai berikut (CCME, 2001
CWQI 1.0 dihitung dengan persamaan :
dan Iriansyah, 2010 dalam Kurniati, 2013): 1.
CCMEWQI = 100 –
𝐹12 +𝐹22 +𝐹32
Menghitung Scope Vf
F1 = Vt x 100………… (1)
1,732
Perhitungan indeks kualitas air
Vf = banyak nya variabel kualitas
dengan software CWQI 1.0 menghasilkan
air yang tidak memenuhi baku
nilai indeks antara 0 (kualitas air terburuk)
mutu air
– 100 (kualitas air terbaik). Kriteria
Vt = banyaknya variabel kualitas
Kualitas Perairan menurut CWQI 1.0
air
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Kriteria Kualitas Perairan menurut CWQI 1.0 No Kisaran Kualitas Perairan 1 95-100 Sangat Baik 2 80-94 Baik 3 65-79 Sedang 4 45-64 Jelek 5 0-44 Sangat Jelek Sumber: Canadian Council of Ministers of The Environment Water Quality Index (2001) Selanjutnya data juga dianalisis secara diskriptif untuk melihat karakter dan distribusi sebaran data, kemudian dilanjutkan dengan uji multivariate analysis of variance (MANOVA) untuk menguji perbedaan antar lokasi dengan menggunakan software SPSS Ver 17 dan Microsoft excel 2007.
HASIL PENELITIAN Hasil pengukuran kualitas perairan pesisir Kecamatan Bukit Bestari pada setiap
No
1.
Parameter
Suhu
Satuan
˚C
Baku Mutu Biota Air Laut*
Stasiun I
II
III
IV
V
VI
VII
Alami Mangrove 28-32 Lamun 2830
29,8 ±0,3
30,9 ± 0,96
29,9 ±0,26
30,4 ±0,25
30,6 ±0,9
30,7 ±0,92
30,4 ±0,75
2.
Kekeruhan
NTU
<5
5,13 ±0,37
3,16 ±0,34
2,69 ±0,68
2,92 ±0,4
3,12 ±0,77
1,93 ±0,45
3,72 ±0,45
3.
TSS
mg/L
Mangrove 80 Lamun 20
1,61 ±0,2
0,89 ±0,17
0,72 ±0,32
0,54 ±0,15
0,61 ±0,18
0,37 ±0,12
1,20 ±0,2
stasiun dapat dilihat pada Tabel 11. Data hasil pengukuran yang telah diperoleh lalu dibandingkan dengan baku mutu air laut menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 untuk biota air laut.
4.
Ph
-
7-8.5
9,16 ±0,15
9,06 ±0,28
9,10 ±0,2
9,13 ±0,15
9,03 ±0,25
8,96 ±0,11
9,03 ±0,3
5.
DO
mg/L
>5
8,43 ±0,11
8,10 ±0,2
8,26 ±0,41
8,33 ±0,45
8,13 ±0,37
8,03 ±0,25
8,36 ±0,2
6.
BOD
mg/L
20
8,50 ±0,98
9,20 ±1,4
8,66 ±1,05
9,83 ±0,55
11,16 ±1,45
10,23 ±0,55
7,90 ±0,55
7.
Nitrat
mg/L
0.008
1,200 ±0,4
1,500 ±0,36
1,400 ±0,17
1,500 ±0,3
1,800 ±0,1
1,700 ±0,17
1,400 ±0,28
8.
Orthofosfat
mg/L
0.015
0,110 ±0,02
0,180 ±0,02
0,740 ±0,02
0,170 ±0,04
0,750 ±0,11
0,240 ±0,01
0,850 ±0,01
9.
Coliform
MPN/ 100 mL
28 ±8,62
69 ±19
49 ±9,07
35 ±7,37
38 ±11,7
46 ±8,02
55 ±2,51
1000
Keterangan : Tulisan Tebal = nilai tidak memenuhi baku mutu * Baku Mutu Biota Air laut Kep-51/MENLH/IV/2004 Sumber : Data Primer, 2016 Perhitungan
indeks
kualitas
menteri Lingkungan Hidup Nomor 51
perairan pesisir Kecamatan Bukit Bestari
Tahun 2004.
pada 7 stasiun yang mewakili dilakukan
Hasil olahan data indeks dengan
menggunakan analisis indeks kualitas
metode CWQI 1.0 kategori biota air laut
perairan pesisir Kecamatan Bukit Bestari
di perairan pesisir Kecamatan Bukit
dengan
hasil
Bestari menunjukkan nilai 36 dengan
di
kategori buruk (jelek) untuk kualitas
Kecamatan Bukit Bestari dan baku mutu
perairan pesisir di kawasan tersebut yang
untuk biota air laut menurut Keputusan
dapat dilihat pada Tabel 12 dan Gambar
membandingkan
pengukuran
kualitas
data perairan
14. Tabel 12. Data Olahan Indeks Kualitas Perairan Pesisir Kecamatan Bukit Bestari Kategori Biota Laut dengan metode Canadian Water Quality Indeks 1.0 (CWQI 1.0) Ringkasan Data
Stasiun
CWQI
I
II
III
IV
V
VI
VII
34
38
36
38
38
36
38
36
Jelek
Jelek
Jelek
Jelek
Jelek
Jelek
Jelek
Jelek
F1 (Scope)
44
33
44
33
33
44
33
44
F2 (Frequency)
44
33
37
36
33
35
33
35
F3 (Amplitude)
95
96
96
96
97
96
96
96
CWQI Kategori
Minimal Dataset Requirement of 4
Met
Met
Met
Met
Met
Met
Met
Met
Not
Not
Not
Not
Not
Not
Not
Not
Tested
Tested
Tested
Tested
Tested
Tested
Tested
Tested
Variables Contaminant Analysis of Last Sample
Sumber : Data Primer, CWQI (2016) Berdasarkan olahan data indeks
laut. Untuk pengukuran nilai F1 dan F2
dengan metode CWQI 1.0 kategori biota
untuk keperluan biota air laut relatif sama,
air laut
dapat dilihat bahwa F1 yang
hal ini dikarenakan parameter uji yang
merupakan jumlah variabel yang tidak
tidak memenuhi baku mutu terdapat pada
memenuhi
parameter yang sama yaitu parameter pH,
baku
mutu
yang
telah
ditetapkan memiliki nilai sebesar 44 untuk
nitrat, dan ortofosfat.
kategori biota air laut. Sedangkan F2 yang
normalized sum of excursion) tertinggi
merupakan
banyak
untuk biota air laut terdapat pada variabel
kejadian tidak terpenuhinya baku mutu
nitrat. Nilai nse menunjukkan bahwa nitrat
pada setiap variabel memiliki jumlah nilai
merupakan variabel dengan nilai total
sebesar 35 dan F3 yang merupakan jumlah
kegagalan dalam memenuhi kriteria yang
objek baku mutu yang tidak terpenuhi
ditetapkan paling tinggi dibandingkan 8
memiliki nilai sebesar 96 untuk biota air
parameter lainnya.
ukuran
berapa
Stasiun 1 memiliki nilai indeks
perairan
dan
kualitas perairan sebesar 34 dengan
kekeruhan
di
kategori jelek. Pada stasiun 1 terdapat 4
Sedangkan tingginya nilai pH, nitrat, dan
parameter yang telah melebihi batas baku
ortofosfat diduga dipengaruhi oleh limbah
mutu yaitu kekeruhan, pH, nitrat dan
domestik yang masuk kedalam perairan
ortofosfat (Tabel 12). Tingginya nilai
melalui saluran drainase yang berasal dari
kekeruhan
daratan yang langsung mengarah ke laut.
diduga
diakibatkan
oleh
aktivitas transportasi laut. Stasiun 1 merupakan
daerah
reklamasi
akan
Nilai nse (the
lokasi
menyebabkan ini
meningkat.
Stasiun 2 memiliki nilai indeks
yang
kualitas perairan sebesar 38 dengan
terdapat pembangunan jembatan di daerah
kategori jelek. Pada stasiun ini terdapat 3
tersebut sehingga tanah yang berada
parameter yang telah melebihi batas baku
didaerah timbunan diduga masuk kedalam
mutu yaitu pH, nitrat, dan ortofosfat.
Stasiun 2 merupakan daerah permukiman
mengarah ke laut. Drainase yang berasal
masyarakat pesisir yang pada umumnya
dari stasiun 2 yaitu daerah pemukiman
masyarakat
pesisir
didaerah
pesisir
sering
yang
umumnya
berasal
dari
membuang limbah langsung ke badan air.
masyarakat yang tinggal di sekitar daerah
Tururaja
dalam
Kelurahan Sei Jang. Sehingga limbah
Kurniati (2013), mengemukakan bahwa
domestik yang mengalir kearah laut tidak
pemusatan penduduk di wilayah pesisir
hanya berasal dari restoran seafood saja,
merupakan
rumah
tetapi juga dari permukiman yang ada di
Limbah
sepanjang aliran drainase sehingga dapat
domestik umumnya terdiri atas tinja/feses,
menyebabkan tingginya nilai konsentrasi
air kemih, buangan air limbah lain (kamar
nitrat
mandi, cucian, dan dapur). Tingginya nilai
bertambah.
tangga
pH,
dan
Mogea
penghasil
(limbah
nitrat,
dan
(2010)
limbah
domestik).
ortofosfat
diduga
dan
ortofosfat
Stasiun
4
Dompak
pada
yang
perairan
berada
dipengaruhi oleh limbah domestik yang
Kelurahan
masuk kedalam perairan, seperti air bekas
kualitas perairan sebesar 38 dengan
cucian dan aktivitas lain yang dihasilkan
kategori jelek (Tabel 12). Stasiun 4
oleh masyarakat pesisir Kelurahan Sei
merupakan
Jang dan sekitarnya.
ekosistem mangrove. Jika dibandingkan
daerah
memiliki
di
yang
indeks
terdapat
Stasiun 3 memiliki nilai indeks
dengan stasiun lainnya, daerah ini tidak
kualitas perairan sebesar 36 dengan
memiliki tingkat aktivitas yang cukup
kategori jelek. Stasiun 3 merupakan
tinggi. Namun meningkatnya nilai pH,
daerah perdagangan baik berupa restoran,
nitrat, dan fosfat yang berada pada stasiun
pasar, dan sarana sejenis dimana aktivitas
ini
masyarakat
menghasilkan
domestik dari pesisir pantai yang dan
limbah padat maupun limbah cair lainnya.
buangan limbah rumah tangga yang
Limbah padat dapat mempengaruhi nilai
terdapat pada lokasi penelitian yang
kekeruhan
sedangkan
mengalir ke laut. Limbah pembuangan
limbah cair seperti sabun dan detergen
tidak hanya berasal dari masyarakat
dapat mengakibatkan pH pada perairan
pesisir saja, tetapi dapat berasal dari
menjadi basa. Pada stasiun 3 terdapat
kegiatan yang berada di lokasi penelitian
saluran
seperti
sehari-hari
pada
drainase
perairan,
dari
daratan
yang
diduga
berasal
aktivitas
limpahan
pada
limbah
pemukiman
penduduk, pelabuhan kapal, dan kegiatan
yang besar pula. Pencemaran yang paling
pasar
ke
tampak
ialah
dapat
plastik,
kertas,
yang
perairan
limbahnya
sehingga
mengalir
diduga
sampah dan
sisa
yang
seperti
makanan.
menyebabkan tingginya nilai nitrat dan
Pencemaran
fosfat pada perairan meningkat.
nampak adalah yang disebabkan oleh
Stasiun 5 memiliki nilai indeks
lain
padat,
yang
kurang
limbah cair yang berasal dari kamar
kualitas perairan sebesar 38 dengan
mandi. Efek pencemarannya
kategori jelek. Stasiun 5 merupakan
naiknya populasi bakteri dan tingkat
daerah pelabuhan roro di Kelurahan
kesuburan badan air yang menerima
Dompak. Rendahnya nilai kategori ini
limbah
diduga
yang
tersebut, salah satu efek pencemaran
diakibatkan oleh kapal roro yang dapat
limbah domestik dapat meningkatkan
menyebabkan
kesuburan badan air yang menerima
akibat
gelombang
sedimen
pada
dasar
itu.
berupa
Berdasarkan
perairan terangkat naik ke permukaan
limbah
sehingga dapat
perairan pada stasiun 6 dapat dilihat dari
mempengaruhi
nilai
kekeruhan
itu.
pernyataan
Peningkatan
kesuburan
pada
tingginya nilai nitrat dan fosfat yang
perairan. Selain itu, limbah dari daratan
sudah melebihi ambang baku mutu untuk
yang langsung dibuang keperairan juga
biota air laut.
dapat mempengaruhi nilai pH, nitrat, dan ortofosfat.
Stasiun 7 memiliki nilai indeks kualitas perairan sebesar 38 dengan
Stasiun 6 memiliki nilai indeks
kategori jelek. Stasiun ini merupakan
kualitas perairan sebesar 36 dengan
daerah limpasan limbah domestik yang
kategori jelek. Stasiun 6 merupakan
berasal
daerah
pariwisata,
nilai
pertamina karena terdapat saluran drainase
kategori
ini
aktivitas
yang mengalir kearah laut, sehingga dapat
pantai
menyebabkan tingginya nilai konsentrasi
wisatawan
diduga
yang
rendahnya akibat
mengunjungi
dari
Tanjung Siambang. Menurut Soemarwoto
nitrat
(2004) dalam Meynar (2014), pencemaran
bertambah.
merupakan
musuh
pariwisata,
akan
utama
dan
kompleks
ortofosfat
perumahan
pada
perairan
industri
Secara keseluruhan, nilai indeks
ironisnya
kualitas perairan pesisir Kecamatan Bukit
pariwisata merupakan sumber pencemar
Bestari menunjukkan nilai 36 dengan
tetapi
kategori jelek, rendahnya nilai indeks ini
ortofosfat
pada
diduga diakibatkan oleh limbah domestik
Kecamatan Bukit Bestari tidak terlalu
yang berasal dari aktivitas masyarakat
berpengaruh terhadap kehidupan biota air
pesisir. Rendahnya nilai indeks ini dapat
laut.
dilihat pada Tabel 12 melalui nilai
diperhatikan agar tidak terjadi ledakan
parameter fisika, kimia, dan biologi. Hasil
populasi
ini seperti penelitian yang telah dilakukan
blooming dalam perairan.
Tetapi
perairan
hal
alga
ini
hingga
pesisir
sangat
perlu
menyebabkan
oleh Melani, dkk (2011), Kurniati (2013), Meynar (2014), dan Fajriani (2014) bahwa
KESIMPULAN
hasil olahan data indeks dengan metode
Berdasarkan
hasil
penelitian
CWQI 1,0 kategori biota air laut adalah
indeks kualitas perairan pesisir Kecamatan
jelek (Poor).
Bukit
Berdasarkan
hasil
pengukuran
Bestari
diperoleh
kesimpulan
bahwa:
parameter fisika, kimia, dan biologi di
1. Indeks kualitas perairan pesisir di
perairan Kecamatan Bukit Bestari seperti
Kecamatan
suhu, kekeruhan, TSS, pH, DO, BOD5,
tergolong kualitas jelek (Poor).
nitrat, ortofosfat, dan coliform terdapat 3
2. Secara keseluruhan nilai indeks
parameter yang telah melebihi baku mutu
kualitas perairan adalah jelek
untuk biota air laut menurut Keputusan
(poor), namun tidak untuk semua
Menteri Lingkungan Hidup Nomor
51
kondisi parameter perairan yang
telah
terukur jelek, hanya ada beberapa
melebihi baku mutu yaitu parameter pH,
parameter yaitu pH, nitrat, dan
nitrat, dan ortofosfat.
fosfat.
Tahun
2004.
Parameter
Tingginya
nilai
yang
nitrat
Bukit
Bestari
dan
ortofosfat di perairan diduga diakibatkan
SARAN
oleh limbah domestik masyarakat pesisir
Berdasarkan hasil penelitian yang
Kecamatan Bukit Bestari. Nitrat dan
dilakukan, maka perlu adanya kesadaran
ortofosfat merupakan bahan organik yang
dari
dapat langsung diserap oleh fitoplankton
membuang limbah langsung ke laut,
atau tumbuhan laut lainnya. Sehingga
memberikan
dapat dikatakan tingginya nilai nitrat dan
masyarakat tentang dampak pembuangan
masyarakat
sekitar
sosialisasi
untuk
tidak
kepada
limbah
melalui
media
sosial
atau
komunikasi serta pentingnya menjaga ekosistem perairan laut seperti ekosistem mangrove, lamun, dan terumbu karang.
DAFTAR PUSTAKA (BPS)
Badan Pusat Statistik. 2014. Tanjungpinang Dalam Angka. Kota Tanjungpinang.
(CCME) Canadian Council of Ministers of the Environment. 2001. Canadian water quality guidelines for the protection of aquatic life: CCME Water Quality Index 1.0, User’s Manual. In: Canadian environmental quality guidelines, 1999, Canadian Council of Ministers of the Environment, Winnipeg. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air . Kanisius . Yogyakarta Fajriani, R. 2014. Indeks Kualitas Perairan Pesisir Kecamatan Bintan Utara Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang Ghufran, M dan Baso, A. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. PT.Rineka Cipta. Jakarta Hidayat, T dan Istiadah, N. 2011. SPSS 19 untuk Mengolah Data Statistik penelitian. Mediakita. Jakarta Selatan
Hariyadi, S. et al., 1992. Limnologi Metoda Analisa Kualitas Air. Laboratorium Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.IPB Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Tentang Baku Mutu Air Laut. Kurniati, I. 2013. Indeks Kualitas Perairan Pesisir Kecamatan Tanjungpinang Barat Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang Melani, Winny,R. et al., 2013. Indeks Kualitas Perairan Pesisir Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Dinamika Maritim Volume III. PPSPL Universitas Maritim Raja Ali haji Meynar, W. 2014. Indeks Kualitas Perairan Pesisir Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang MS, Supriharyono. 2009. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990. tentang Pengendalian Pencemaran Air http://www.slideshare.net/perenca nakota/peraturan-pemerintah-no20-tahun-1990-tentangpengendalian-pencemaran-air, 8 Desember 2015.
Santoso,S. 2014. Statistik Parametrik. Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Gramedia. Jakarta Undang-Undang No.27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Widodo, J dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Gajah Mada University. Yogyakarta