STRES DAN KOPING LANSIA PADA MASA PENSIUN DI RW 012 KELURAHAN PENGGILINGAN JAKARTA TIMUR Sopi Puji Astuti1, Poppy Fitriyani2 1
Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2 Dosen Departemen Keilmuan Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Kampus FIK UI, Depok, Jawa Barat – 16424, Indonesia Telepon: 08978232761. E-mail:
[email protected] Abstrak
Stres lansia pada masa pensiun merupakan hal yang wajar ketika lansia tidak mempunyai pekerjaan, jabatan, keuangan, dan kehormatan yang dimiliki oleh lansia. Lansia yang mengalami stres mmepunyai respon pertahanan tubuh untuk melawan stressor. Pertahanan tersebut disebut koping. Koping yang digunakan lansia yaitu koping adaptif dan maladaptif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan tingkat stres dan koping lansia pada masa pensiun. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan melibatkan 84 lansia pensiun yang diambil menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan 55,95% lansia pada masa pensiun memiliki tingkat stres sedang dan 51,2% lansia pada masa pensiun menggunakan koping maladaptif. Penelitian ini memberikan implikasi untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, pendidikan keperawatan, penelitian selanjutnya, dan lansia dalam menjalani kehidupan pada masa pensiun. Kata Kunci: lansia, pensiun, stres, koping Abstract Stress elderly in retirement is reasonable when the elderly do not have a job, position in job, finances, and the honor of being owned by the elderly. Elderly who experience stress have respond the body's defense to fight stressor. The defense called coping. Used coping elderly are adaptive and maladaptive coping. This study aims to explain or describe the level of stress and coping elderly in retirement. Design of this study used a descriptive study involving 84 elderly retired taken using total sampling technique. The results showed 56% elderly in retirement have moderate stress levels and 51.2% elderly in retirement using maladaptive coping. This study provides implications to improve the quality of nursing care, nursing education, further research, and the elderly to live a life in retirement. Keywords: elderly, retirement, stress, coping
Pendahuluan
yang cukup signifikan selama 30 tahun
Lanjut usia dikatakan sebagai tahap akhir
terakhir dengan populasi 5,3 juta jiwa
perkembangan pada daur kehidupan manusia.
Proses menua merupakan suatu hal wajar
Lansia dianggap sebagai manusia yang
dalam kehidudpan mansua. Proses menua ini
mengalami perubahan, baik berupa perubahan
dapat menimbulkan berbagai masalah baik
fisik, psikologis, mental dan sosial ekonomi.
fisik-biologik,
Menurut Undang-undang nomor 13 Tahun
ekeonomi. Kemunduran lansia dalam hal
1998 tentang Kesejahteraan lanjut usia, lanjut
tersebut
usia adalah penduduk yang telah mencapai
gangguan dalam mencukupi kebutuhan lansia,
usia 60 tahun ke atas. Proporsi penduduk
sehingga dapat meningkatkan ketergantungan
lansia di Indonesia mengalami peningkatan
lansia. Jika semakin tua usia seseorang, maka
dapat
Stres dan... Sopi Puji Astuti, FIK UI, 2013
mental,
maupun
megakitbatkan
sosial
timbulnya
2
kesibukan sosialnya akan berkurang, sehingga
ditambahkan,
karea
mengakibatkan berkurangnya integrasi pada
masih dibutuhkan.
kemampuannya
atau
lingkungan. Banyak orang beranggapan secara negatif Era globalisasi yang semakin berkembang,
bahwa pensiun merupakan pertanda dirinya
membuat masyarakat ingin mendaptkan uang,
seudah tidak berguna dan tidak dibutuhkan
jabatan dan kehormatan yang lebih baik untuk
lagi karena usia tua dan produktivitas makin
untuk
menurun
menghidupi
keluarga.
Pekerjaan
sehingga
hal
tersebut
tidak
merupakan faktor penting untuk mendapat
menguntungkan lagi bagi perusahaaan atau
kebahagiaan bagi masyarakat, disebabkan
organisasi tempat lansia mereka bekerja.
oleh faktor jabatan, pendapatan uang yang
Pemahaman
besar serta peningkatan harga diri yang tinggi.
mempengaruhi persepsi seseorang sehingga
Namun,
seesorang
bagi
penurunan
lansia
fisik,
yang
mangalami
mengakibatkan
lansia
tersebut menjadi
menjadikan
tanpa
lebih
beban
yang
sadar
sensitif
dan
membuat
stres
memiliki keterbatasan produktifitas dalam
seseorang dalam mengalami pensiun (Rini,
bekerja,
2001).
sehingga
diberhentikan
dalam
bekerja. hal ini biasanya disebut pensiun. Menurut
penelitian
Agustianto
(2011),
Pensiun adalah sutau masalah pada seseorang
pensiun
seringkali
dianggap
sebagai
dalam pekerjaan yang sudah berhenti karena
kenyataan
usia dan berharap dapat membahagiakan dan
sehingga menjelang masanya tiba, sebagian
memenuhi harapan-harapan yang diinginkan
orang sudah merasa cemas karena tidak tahu
(Stanley, 2006). Menurut Eriana (2009),
kehidupan macam apa yang akan dihadapi
selama memasuki masa pensiun merupakan
kelak. Tidak semua orang bisa menghadapi
masa dimana faktor usia dianggap mulai
masa
kurang produktif atau melemah. Di Negara
menghadapi
barat, seseorang memasuki masa pensiun jika
kekhawatiran
seseorang
memenuhi
berusia
65
tahun.
Namun,
yang
pensiun.
tidak
menyenangkan
Ketidaksiapan pensiun seseorang
disebabkan tidak
kehidupan-kehidupan
kekhawatiran
seseorang
tertentu.
seseorang memasuki masa tersebut secara
Dengan
psikologis lansia sudah memasuki kategori
lansia memikirkan hal-hal negatif tentang
dewasa akhir atau biasa yang disebut manula.
pensiun
Namun, berbeda di Indonesia, seseorang
menyebabkan stres.
memasuki masa pensiun ketika lansia berusia 55
tahun,
Pegawai
walaupun Negeri
terdapat
Sipil
golongan
tertentu
yang
Stres dan... Sopi Puji Astuti, FIK UI, 2013
yang
tersebut
dapat
dialaminya,
membuat sehingga
3
Metode
Hasil
Penelitian
ini
menggunakan
deskriptif
yaitu
kuantitatif
mengobservarsi
Penelitian ini berlangsung dari bulan Maret
dan
hingga Juni 2013. Hasil penelitian ini
menjelaskan gambaran stres (ringan, sedang,
menjelaskan karakterisktik lansia, tingkat
berat) dan koping (adaptif dan maladaptif)
stres, dan strategi koping lansia pada masa
lansia pada masa pensiun. Pengumpulan data
pensiun di RW 012 Kelurahan Penggilingan
dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Jakarta Timur.
Populasi pada penelitian ini yaitu lansia yang
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia Berdasarkan Usia di RW 012 Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur (n=84)
sudah pensiun dengan riwayat pekerjaan sebagai pegawai negeri dan pegawai swasta di RW 012 Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur. Sampel penelitian ini berjumlah 84
Variabel
Mean
Median
Modus
SD
Usia (tahun)
64,60
63,00
60
5,765
MinMax 5683
responden dengan rentang usia 55 ke atas. Peneliti memilih usia 55 tahun, karena lansia yang mengalami pensiun ketika berusia 55 tahun. Pengambilan sampel menggunakan metode total
sampling.
Peneliti
menggunakan
istrumen dengan memodifikasi dari Hamdiana (2009) dan sebagian dibuat oleh peneliti. Kuesioner
terdiri
dar
3
bagian
yaitu
karakteristik lansia, skala stres, dan koping lansia pada masa pensiun. Kuesioner skala stres dan koping menggunakan skala Likert dengan pilihan 4 jawaban, yaitu selalu, sering,
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, dan Lama Pensiun di RW 012 Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur (n=84) Karakteristik Lansia Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan SD SMP SMA PT Pekerjaan Pegawai Negeri Pegawai Swasta Lama Pensiun < 10 tahun > 10 tahun
Frekuensi (n)
Persentase (%)
61 23
72,6 27,4
9 12 46 17
10,7 14,3 54,8 20,2
47 37
56,0 44,0
54 30
64,3 35,7
jarang, dan tidak pernah. Analisis
data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini, yaitu analisi univariat. Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan stres dan koping lansia pada masa pensiun di RW 012 Kelurahan Penggilingan Jakarta
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia Berdasarkan Kategori Strategi Koping Lansia Pada Masa Pensiun di RW 012 Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur (n=84) Tingkat Stres Ringan Sedang Berat
Timur.
Stres dan... Sopi Puji Astuti, FIK UI, 2013
Frekuensi (n) 34 47 3
Persentase (%) 40,48 55,95 3,57
4
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia Berdasarkan Kategori Strategi Koping Lansia Pada Masa Pensiun di RW 012 Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur (n=84) Strategi Koping Koping maladaptif Koping adaptif
Frekuensi (n) 43
Persentase (%) 51,2
41
48,8
Lansia merupakan istilah periode akhir dari proses penuaan. Proses menua (aging) adalah proses alami yang dialami oleh individu ditandai penurunan pada fisik, psikologis maupun sosial yang berkaitan satu sama lain (Miller, 2004). Tugas perkembangan lansia menyesuaikan
terhadap
penurunan
kekuatan fisik dan kesehatan yang terjadi pada lansia, lansia dapat menyesuaikan terhadap masa pensiun dan penurunan atau penetapan
pendapatan,
menyesuaikan
terhadap kematian pasangan, dan menerima diri sendiri sebagai individu lansia (Potter & Perry, 2005). Hasil
penelitian
otot-otot punggung tidak santai, perasaan tidak santai. Perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur, kurang semangat, daya kosentrasi dan ingat menurun, timbul perasaan takut dan cemas, mudah bingung dan panik, badan terasa gemetar, berkeringat dan dingin, serta tenaga berkurang (Amberg, dalam Hawari,
Pembahasan
yaitu
jantung berdebar-debar, mudah merasa lelah,
2006).
Berdasarkan
hal
tersebut,
stres
dikategrorikan menjadi 3 bagian, yaitu ringan, sedang, dan berat (Potter & Perry, 2005). Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Agustianto (2011), bahwa 37 responden (38,9%) memiliki stres yang meningkat, dan 58 responden (61,1%) memiliki stres yang ringan. Tingkat stres yang dialami oleh lansia di RW 012 Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur disebabkan berbagai sumber baik dari diri sendiri maupun lingkungan. Menurut salah satu responden di RW 012 Kelurahan Penggilingan
Jakarta
Timur
yang
diwawancarai bahwa dalam mengalami stres menunjukkan
bahwa
sebagian besar responden RW 012 Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur memiliki tingkat stres sedang, yaitu sebanyak 47 responden (56%). Stres adalah kejadian lingkungan seperti bahaya, ancaman, atau tantangan dan respon terhadap situasi lingkungan dengan perubahan fisiologis, emosi, kognitif, dan behavioral (Hawari, 2001). Stres memiliki 6 tahap yang ditandai dari rasa gugup yang berlebihan, lambung atau perut tidak nyaman,
disaat lansia mengalami kesepian dan di saat anggota keluarga yang memiliki kesibukan masing-masing.
Hal
ini
diperkuat
oleh
penelitian Bekhet dan Zauszniewski (2012) bahwa
lansia
pensiun
yang
mengalami
kesedihan (29%), kesepian (28,7%), nervous (26,4%),
kekhawatiran
(24,5%),
dan
kecemasan (23,9%). Pada penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kesepian. Pada jenis kelamin perempuan yang memiliki tingkat kesepian lebih tinggi dibandingkan dengan
Stres dan... Sopi Puji Astuti, FIK UI, 2013
5
laki-laki. Kesepian yang diderita oleh lansia
Menurut penelitian Agustianto (2011) bahwa
juga sebagai stresor lansia pada masa pensiun,
munculnya
sehingga stres dapat dialami oleh lansia pada
strategi koping lansia dalam menghadapi
masa pensiun.
pensiunnya. Jika lansia menerima akhir masa
tingkat
bekerjanya
atau
stres
mempengaruhi
pensiunannya
dan
(2008)
mempersiapkan pensiunannya, maka lansia
menunjukkan bahwa stres lansia pada masa
akan menjalani masa pensiun dengan tenang
pensiun bersumber dari diri sendiri, keluarga,
dan tidak mengalami stres pada masa pasca
dan masyarakat atau lingkungan. Stres lansia
pensiun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang muncul dari diri sendiri menunjukkan
sebagian besar lansia menggunakan koping
bahwa lansia tidak merasa rendah diri jika
maladaptif (51,2%) dibandingkan koping
melihat teman sebaya masih bekerja sebayak
adaptif (48,8%).
Menurut
penelitian
Surbakti
27 responden (69,3%). Pada diri lansia lansia memiliki konsep diri positif, rasa percaya diri
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
kuat, dan didukung oleh keuangan yang
Agustianto (2011) di menunjukkan lansia
cukup, maka lansia dapat menyesuaikan diri
yang menggunakan koping positif yaitu
dengan
selama
sebesar (60%) dan koping negatif yaitu
mempunyai
sebesar 40%. Strategi koping yang digunakan
banyak pengalaman. Hal tersebut membuat
lansia dapat berbeda berbeda-beda dalam
lansia
menyelesaikan masalah atau stresor. Jika
kondisi
bertahun-tahun
pensiun bekerja
untuk
karena dan
mencari
pekerjaan
atau
kesibukan lain yang digunakan sebagai
lansia
pengganti pekerjaannya yang lama. Hal ini
pensiunannya
dapat disebut sebagai fase Reorientation
menerimanya
phase.
karena
menggunakan koping adaptif. Sebaliknya,
responden tidak ingin sebagai beban keluarga,
jika lansia tidak menerima pensiunannya
namun sikap ini masih cenderung dalam
dengan senang dan masih memikirkan
keadaan positif yang tidak akan menimbulkan
pekerjaan di perusahaan pada saat bekerja,
stres bagi lansia yang msh produktif dan tetap
maka
berpenghasilan.
jika
menggunakan koping maladaptif. Hal tersebut
lansia tidak memiliki kegiatan yang dapat
merupakan salah satu faktor lansia yang
menyenangkan hatinya dan merasa seperti
mempengaruhi dalam menggunakan strategi
bebam
mengakibatkan
koping, yaitu lansia dalam mempersiapkan
munculnya stres bagi lansia pada masa
pensiunanya. Jika lansia tidak mempersiapkan
pensiun.
masa pensiunanya dengan baik, maka lansia
Hal
tersebut
disebabkan
Namun,
keluarga
akan
sebaliknya
pada
lansia
masa
pensiun
dengan akan
pun
menikmati
senang lebih
bisa
dan
cenderung
hal
cenderung
akan mengalami stres dan apabila tidak Stres dan... Sopi Puji Astuti, FIK UI, 2013
6
memiliki koping yang adaptif, maka lansia
0,0005; α = 0,05). Hasil penelitiannya
akan merasa dirinya tidak berguna, pesimis
menunjukkan bahwa tingkat stres meningkat,
dalam menghadapi masa pensiun, sehingga
sebagian besar lansia menggunakan koping
dapat
yang
negatif sebesar 67,6%. Sedangkan, tingkat
berkepanjangan yang dapat mengakibatkam
stres menurun, mayoritas lansia koping positif
depresi dan bahkan bunuh diri (Agustianto,
sebesar 77,6%. Penelitiannya menyatakan
2011). Hasil penelitian pun juga didukung
bahwa stres dapat mempengaruhi mekanisme
oleh Nurrahmawati (2002, dalam Agustianto,
koping lansia. Jika lansia tidak memiliki
2011), yaitu responden yang menggunakan
koping
koping adaptif sebanyak 15 responden (60%)
meningkat dan lansia harus memiliki koping
dan
positif untuk dapat menjalani masa pensiun
menyebabkan
yang
memiliki
stres
koping
maladaptif
yang
positif,
maka
stres
akan
dengan tenang dan menghadapi masalah
sebanyak 9 responden (40%).
secara positif. Hasil analisis menunjukkan mayoritas lansia menggunakan koping adaptif dibandingkan
Pada dasarnya, apabila lansia yang memiliki
koping maladaptif yang memiliki tingkat stres
tingkat stres ringan akan menggunakan
ringan, yaitu masing-masing sebesar 76,5%
koping adaptifnya untuk mengurangi stres yag
dan 23,5%. Namun, mayoritas lansia lebih
dialaminya, namun sebaliknya apabila tingkat
menggunakan
stres semakin meningkat, maka lansia akan
koping
maladaptif
dibandingkan dengan koping adaptif, yaitu
lebih
masing-masing sebesar 68,1% dan 31,9%.
maladaptif. Berdasarkan tugas perkembangan
Hal ini serupa juga dengan tingkat stres berat
lansia,
yang
penurunan kekuatan fisik dan kesehatan yang
menggunakan
koping
maladaptif
cenderung lansia pada
menggunakan menyesuaikan lansia.
Lansia
koping terhadap
dibandingkan koping adaptif, yaitu sebesar
terjadi
dapat
100%.
menyesuaikan kehidupan barunya seperti masa pensiun dan penurunan atau penetapan
Hasil uji Chi Square menunjukkan ada
pendapatan menyesuaikan terhadap kematian
hubungan antara stres dengan koping lansia
pasangan, menerima diri sendiri sebagai
pada masa pensiun di RW 012 Kelurahan
individu lansia, dan lansia menemukan cara
Penggilingan Jakarta Timur (p = 0,0005; α =
untuk mempertahankan kualitas hidup (Potter
0,05). Hasil penelitian ini didukung oleh
& Perry, 2005).
penelitian Agustianto (2011), bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat stres
Hal ini menunjukkan bahwa lansia harus siap
dengan koping lansia pada masa pensiun di
menerima masa pensiunanya, jika lansia yang
RW 11 Komplek Mabad Rempoa (p =
sudah pensiun masih belum menerima dan
Stres dan... Sopi Puji Astuti, FIK UI, 2013
7
cemas dengan kehidupan masa pensiunannya
pensiun di RW 012 Kelurahan Penggilingan
yang tidak mempunyai jabatan, tidak ada
Jakarta Timur (p = 1,000; α = 0,05).
penghasilan, dan kegiatan yang berkurang. Hal tersebut yang membuat lansia pada
Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan
kenyataan
sudah
bahwa lansia yang berpendidikan SD, SMP
mengalami masa pensiun dan mengakibatkan
dan SMA memiliki tingkat stres sedang,
lansia mengalami mengalami stres. Apabila
sedangkan Perguruan Tinggi memiliki tingkat
hal tersebut tidak dapat dicegah oleh lansia,
stres
dapat meningkatkan tingkat stres lansia
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
menjadi tingkat stres yang meningkat, dan
signifikan antara pendidikan dengan tingkat
lebih cenderung untuk menggunakan koping
stres lansia pada masa pensiun di RW 012
maldaptif, serta dapat menyebabkan lansia
Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur (p =
menjadi depresi.
0,114; α = 0,05). Analisis yang didapatkan
kehidupannya
yang
ringan.
Hasil
analisis
selanjutnya
bahwa lansia yang memiliki pendidikan Hasil analisis lebih lanjut bahwa tidak ada
rendah akan lebih mengalami stres yang
hubungan
karakteristik
meningkat seperti tingkast stres sedang
lansia dengan tingkat stres lansia pada masa
dibandingkan yang memeiliki pendidikan
pensiun dan tidak ada hubungan signifikan
tinggi akan meminimalisir stresor yang
antara karakteristik lansia dengan strategi
muncul pada diri lansia.
signifikan
antara
koping lansia pada masa pensiun di RW 012 Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur.
Hasil
penelitian
sebagian
besar
menunjukkan lansia
yang
bahwa memiliki
Hasil analisis lebih lanjut bahwa tidak ada
pendidikan SD, SMP, dan SMA lebih
hubungan signifikan antara usia dengan
menggunakan strategi koping maladaptif,
tingkat stres lansia (p = 0,231; α = 0,05).
sedangkan mayoritas lansia yang memiliki
Disamping itu, menunjukkan bahwa tidak ada
pendidikan Perguruan Tinggi menggunakan
hubungan antara usia dengan strategi koping
koping adaptif. Hasil uji statistik (Chi Square)
lansia (p = 0,93; α = 0,05). Hasil analisis
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
signifikan antara pendidikan dengan strategi
antara jenis kelamin dengan tingkat stres
koping lansia pada masa pensiun di RW 012
lansia pada masa pensiun di RW 012
Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur (p =
Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur (p =
0,077; α = 0,05).
0,654; α = 0,05). Disamping itu, tidak ada hubungan signifikan antara jenis kelamin
Hasil
penelitian
dengan strategi koping lansia pada masa
sebagian besar lansia yang memiliki riwayat
Stres dan... Sopi Puji Astuti, FIK UI, 2013
menunjukkan
bahwa
8
pekerjaan
sebagai
pegawai
negeri,
dan
Kesimpulan
pegawai swasta memiliki tingkat stres ringan
Karakteristik lansia di RW 012 Kelurahan
dan sedang. Berdasarkan pekerjaan, hasil uji
Penggilingan Jakarta Timur berada pada
statistik (Chi Square) menunjukkan bahwa
rentang usia 56-83 tahun, mayoritas berjenis
tidak
kelamin
ada
hubungan
signifikan
antara
laki-laki,
memiliki
pendidikan
pekerjaan dengan tingkat stres lansia pada
terakhir SMA, memiliki riwayat pekerjaan
masa
Kelurahan
sebagai pegawai negeri., dan lama pensiun
Penggilingan Jakarta Timur (p = 0,337; α =
kurang lebih dari 10 tahun. Tingkat stres
0,05).
lansia pada masa pensiun di RW 012
pensiun
di
RW
012
Kelurahan
Penggilingan
Jakarta
Timur
Hasil analisis lebih lanjut diperoleh bahwa
sebagian besar memiliki tingkat stres sedang
sebagian
riwayat
(55,95%). Strategi koping lansia pada masa
pekerjaan pegawai negeri lebih menggunakan
pensiun di RW 012 Kelurahan Penggilingan
koping adaptif dibandingkan dengan pegawai
Jakarta Timur sebagian besar menggunakan
swasta. Hasil uji statistik (Chi Square)
koping maladaptif (51,2%).
besar
lansia
memiliki
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan strategi
Penelitian ini diharapkan sebagai tambahan
koping lansia pada masa pensiun di RW 012
ilmu
Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur (p =
memberikan implementasi terhadap lansia.
0,118; α = 0,05).
implementasi
bagi
perawat
komunitas,
tersebut
dapat
dalam berupa
penyuluhan terhadap lansia tentang stres dan Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan
koping lansia pada masa pensiun, serta
bahwa total tingkat stres lansia dengan lama
mengetahui tahapan pensiun dalam mencegah
pensiun kurang dari 10 tahun dan lebih dari
terjadinya post power syndrome pada lansia
10 tahun sebagian besar memiliki tingkat stres
yang mengalami masa pensiun. Penelitian ini
sedang sebesar 39,7% dan 56,7%. Hasil uji
juga diharapkan menjadi dasar penelitian
Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan
selanjutnya yang ingin diteliti lebih mendalam
signifikan antara lama pensiun dengan tingkat
lagi untuk mengembangkan faktor-faktor stres
stres lansia pada masa pensiun di Kelurahan
lansia pada masa pensiun.
Penggilingan Jakarta Timur (p = 0,414; α = 0,05). Hasil uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan antara lama pensiun dengan strategi koping lansia pada masa pensiun di Kelurahan Penggilingan Jakarta Timur (p = 0,948; α = 0,05).
Ucapan Terima Kasih Penelitian ini dapat terlaksanakan karena bantuan dari pihak-pihak tertentu. Pertama, Ibu Henny Permatasari, S.Kp., M.Kep.,
Stres dan... Sopi Puji Astuti, FIK UI, 2013
9
Sp.Kom
yang
memberi
masukan
pada
penelitian ini. Kedua, Ibu Kuntarti, SKp., M.Biomed yang memberikan arahan dari awal sampai akhir penelitian.
Referensi Agustianto, Dwi. (2011). Hubungan stres dengan koping lansia pada masa pensiun di rw 011 komplek mabad rempoa ciputat timur tangerang selatan. Jakarta: Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Prigram Studi Ilmu Keperawatan 2011 Universitas Pembangunan Nasional. Eliana, R. (2009). Konsep diri pensiun. http://library.usu.ac.id/download/fk/psik ologi-rika%20eliana.pdf; diakses pada tanggal 23 Oktober 2012 pukul 20.35 WIB Ouwehand, C., Ridder, D.T.D., and. Bensing, J.M. (2008). Journal Individual differences in the use of proactive coping strategies by middle-aged and older adults.Netherlands: Elsevier Ltd Komisi Nasional Lanjut Usia 2010. Profil penduduk lanjut usia 2009. Jakarta: Komisi Nasional Lanjut Usia Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2012. (2012). Profil data kesehatan Iindonesia Tahun 2011. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Construction & Testing. Proquest Nursing & Allied Health Source. Miller, C.A. (2004). Nurshing for Wellness in Older Adult : Theory & Praktice. Philadelphia: Lippincott Company. Potter, P.A., and Perry, A.G. (2005). Fundamental of nursing: Concepts, process, and practice, 4th Ed. St Louis: Mosby. Rini, J.F. (2001). Pensiun dan pengaruhnya. Dibuka pada situs: http://www.epsikologi.com/epsi/lanjutusia_detail.asp ?id=191; diakses pada tanggal 24 oktober 2012 pukul 21.34 Santoso, A., and Lestari, N.B. (2008). Journal Peran serta keluarga pada lansia yang mengalami post power syndrome. http://ejournal.undip.ac.id/index.php/me dianers/article/download/736/pdf Stanley, M., and Beare, P.G. (2006). Buku ajar keperawatan gerontik. Jakarta: EGC Surbakti, E.P. (2008) Stres dan koping lansia pada masa pensiun di kelurahan pardomuan kec. Siantar timur kotamadya pematangsiantar. Medan: Universitas Sumatera Utara Widjajanto, J. (2009). PHK dan pensiun dini, siapa takut?. Jakarta: Pebar Swadaya
Lowis, M. J., Edwards, A. C., & Burton, M. (2009). Coping with retirement: Wellbeing, health, and religion. The Journal of Psychology, 143(4), 427-48. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/213 830263?accountid=17242 McCaerthy, V.L. (2011). Journal A new look at successfully aging: Exploring a midrange nursing theory among older adults in a low-income retirement community. Jornal of Theory
Stres dan... Sopi Puji Astuti, FIK UI, 2013