perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STRATEGI UPTD KEBERSIHAN DAN PERSAMPAHAN DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
Oleh : BRAM ARDIANTO (D0106040)
SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Administrasi
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan” (Q.S. Ali Imran : 148)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakan urusan selanjutnya dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. Al Insyirah:6-8)
“Lakukanlah apa yang dapat dilakukan dan buatlah dapat dilakukan apa yang tidak dapat dilakukan” (Alexander Graham Bell)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Karya ini penulis persembahkan untuk: Bapak, Ibu dan Adik ku, atas semua doa, kasih sayang, pengertian dan pengorbanan yang diberikan selama ini untukku. Keluarga besarku, atas doa dan dukungan yang diberikan sehingga aku bisa melalui semua tantangan dalam menjalani hidup untuk meraih mimpiku. Sahabat-sahabatku Administrasi Negara Angkatan 2006, Terima kasih atas persahabatan yang tulus yang kalian berikan untukku. Almamaterku Administrasi Negara 2006 Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi ini.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alla SWT yang karena limpahan-Nya, skripsi dengan judul “Strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo dalam Pengelolaan Sampah” ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan hingga penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Bapak Pramono. S.U, selaku pembimbing skripsi ini yang telah sangat banyak memberikan pengarahan kepada penulis, 2. Drs. Agung Priyono, M.Si., selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menempuh studi, 3. Prof. Drs. Pawito, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, 4. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian, 5. Bapak H. Muhamad Gufron,
selaku Kepala UPTD Kebersihan dan
Persampahan Kabupaten Sukoharjo yang telah memberi kesempatan untuk mengadakan penelitian,
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas armada kebersihan UPTD Kebersihan
dan
Persampahan
Kabupaten
Sukoharjo
yang
telah
meluangkan banyak waktunya membantu penelitian ini. 7. Semua informan dalam penelitian ini, yang telah membantu dalam pengumpulan data, 8. Orang tua dan saudara-saudara, yang telah memberi banyak dorongan kepada penulis,
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan skripsi ini akan penulis perhatikan. Sebagai kata penutup, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan Program Studi Ilmu Administrasi Negara, serta bagi pihakpihak yang memerlukannya.
Surakarta, 1 Februari 2012
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………….............................
ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….
iii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………..
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………..
v
KATA PENGANTAR…………………………………………………..
vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………. viii DAFTAR TABEL……………………………………………………….
x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………
xi
ABSTRAK……………………………………….…………………….... xii ABSTRACT.............................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………….…………………...
1
B. Rumusan Masalah…………………………….……………..... 10 C. Tujuan Penelitian……...…………………….………………...
10
D. Manfaat Penelitian……………………………….……………
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Strategi……………………………………………… 12 B. Pengelolaan Sampah Dan Dampak Terhadap Lingkungan Masyarakat.............................................................................
25
C. Strategi Pengelolaan Sampah……………………………….. commit to user
33
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Kerangka Pemikiran…………………………………….........
35
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian………………………………………..............
38
B. Lokasi Penelitian .....................................................................
38
C. Sumber Data ………………………………………….......…..
39
D. Teknik Pengumpulan Data……………….……………..........
40
E. Teknik Sampling…..………………………………………......
42
F. Validitas Data……………………………………………........
42
G. Teknik Analisis Data………………………………………….
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi UPTD Kebersihan Dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo…….........................
46
B. Pembahasan I.
Strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo.........................
54
II. Faktor Pendukung dan Penghambat UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo………………………………………………… 78 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………..........
85
B. Saran ..…………………………………………....................
88
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Produksi rata-rata sampah setiap hari................................................. 7 Tabel 1.2 Jenis dan Banyaknya Sampah di Kabupaten Sukoharjo ................... 8 Tabel 4.1 Tabel Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Sukoharjo ....................................... 47 Tabel 4.2 Data Pengangkutan Sampah Rutin di Kabupaten Sukoharjo ............ 56 Tabel 4.3 Daftar Inventarisasi Kendaraan pengangkut Sampah di Kabupaten Sukoharjo ......................................................................... 65 Tabel 4.4 Kendaraan dan Alat Berat di TPA Mojorejo ....................................... 69
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Kerangka Dasar Penelitian……………………………………….. 37 Gambar 3.1 Teknik Analisa Data Model Interaktif………………………….... 45 Gambar 4.1 Struktur Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo........................................................................................ 52 Gambar 4.2 Struktur Bagan Organisasi UPTD Kebersihan Dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo............................. 53
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK BRAM ARDIANTO, D0106040. Skripsi. STRATEGI UPTD KEBERSIHAN DAN PERSAMPAHAN DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO DALAM PENGELOLAAN SAMPAH. Jurusan Ilmu Administrasi, Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012. 89 Hal. Pengelolaan sampah memiliki masalah, seperti adanya penumpukan sampah yang tidak bisa terangkut ke TPA. Dengan jumlah produksi sampah yang dihasilkan tinggi maka akan berpengaruh terhadap pengolahan sampah di TPA. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui Strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo agar pengelolaan sampah dilakukan maksimal dan terkelola dengan baik. Penelitian ini mengambil lokasi di UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten sukoharjo. Jenis penelitian ini Deskriptif kualitatif. Dimana penulis berusaha menggambarkan tentang suatu keadaan atau fenomena sosial tertentu. Pengumpulan data dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Uji validitas data dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi sumber data yaitu penelitian menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama, sedangkan analisis data dilakukan dengan analisis Interaktif. Dari hasil penelitian ini strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan sampah ada empat strategi. Strategi itu adalah 1.Operasional pengangkutan sampah dengan kegiatan patroli, 2.Pemeliharaan alat-alat kebersihan dan persampahan, 3.Perluasan areal lahan TPA, dan 4.Pengolahan sampah di TPA (pemilahan, pengomposan, dan penimbunan). Berdasarkan hasil penelitian ini, strategi tersebut sudah berjalan dan masih belum optimal. Berdasarkan hasil penelitian juga dapat diketahui faktor penghambat yang ditemui dalam strategi pengelolaan sampah oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo yakni keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana, serta keterbatasan anggaran atau dana. Sedangkan faktor pendukung adanya dasar hukum yang tertuang dalam undang-undang pengelolaan sampah.
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT BRAM ARDIANTO. D01006040. STRATEGY OF DEPARTMENT TECHNICAL EXECUTOR UNIT CLEANLINESS AND DISPOSAL PUBLIC OCCUPATION DEPARTMENT SUKOHARJO REGENCY IN TRASH PROCESSING. Thesis. Public Administration Study Program. Department of Administration Science. Faculty Social and Political Sciences. Sebelas Maret University. Surakarta. 2012. 89 Pages. Trash management has problem, such as the buildup of Trash that can not be transported to final disposal place (TPA). The amount of waste generated production’s high so that will affect the processing of Trash in final disposal place (TPA). Therefore researcher want to find a strategy for Trash management UPTD cleanliness and disposal public occupation department sukoharjo regency performed maximal and well managed. This research occured in UPTD cleanliness and disposal public occupation department sukoharjo regency. The type of research is descriptive qualitative research. Where the researcher tried to describe about a situation or a particular social phenomenon. Data collections are by interview technique, observation, and documentation. Whereas the sampling technique is with the purposive sampling. Test the validity of data in this study was using triangulation of data sources that research was using multiple data sources to collect the same data, while data analysis is done by an interactive analysis. Based on the results of this study UPTD cleanliness and disposal public occupation department sukoharjo regency strategies have four strategies. There are 1. Operating strategy of transporting Trash to the trash patrol activities, 2. Maintaining of the cleaning tools and Trash, 3. Expanding of land area final disposal place (TPA), 4. processing of Trash in final disposal place (TPA) (sorting, composting, and landfilling). Based on the results of this study, the strategy is already running but still not optimal. Based on the research results nay also be known inhibiting factors encountered in the Trash management strategy UPTD cleanliness and disposal public occupation department sukoharjo regency are shortage of human resources, shortage of facilities and infrastructures, and shortage of budget or founds. While the legal basis supporting factors contained in the Trash management policy.
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan kehidupan masyarakat akan memunculkan sebuah pengaruh terhadap lingkungan. Lingkungan hidup masyarakat dihadapkan pada beberapa potensi yang dapat membawa sebuah lingkungan tersebut kearah yang buruk. Potensi yang nantinya akan ditimbulkan yaitu kerusakan lingkungan seperti adanya pencemaran lingkungan, hal ini juga diperparah dengan adanya pemanasan global (global warming). Pada hakikatnya setiap masyarakat atau individu dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari proses pemenuhan kebutuhan sebagai usaha untuk bertahan melangsungkan hidup di lingkungan sekitarnya. Kebutuhan yang semakin meningkat dan beragam serta konsumsi akan menimbulkan sisa dari hasil pemenuhan kebutuhan yang berupa limbah atau sampah. Masalah sampah menjadi permasalahan universal yang akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat yang berada di sebuah lingkungan tersebut. Di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang sampah. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah bertujuan commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya. Permasalahan lingkungan hidup tidak terlepas dari limbah atau sampah sebagai sebuah hasil buangan dari proses aktivitas pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Disamping
perkembangan
fisik,
pesatnya
perkembangan
penduduk akan membawa konsekuensi timbulnya permasalahan sampah. Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Jumlah penduduk di Indonesia yang terus mengalami peningkatan, hal tersebut akan menghasilkan debit volume sampah yang sangat besar. Undang-Undang Dasar 1945 juga mengamanatkan bahwa dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat, negara wajib melayani setiap warga negara dan penduduk dalam memenuhi kebutuhan pokoknya (primer). Dan juga melindungi rakyat dalam bidang kebersihan dan kesehatan setiap masyarakat untuk mewujudkan hidup sehat dan bebas dari permasalahan limbah atau sampah sebagai hasil buang dari pemenuhan kebutuhan. Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk, maka akan semakin meningkat pula beragam kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan dapat menimbulkan berbagai macam sampah. Utamanya peningkatan pertumbuhan penduduk terjadi di daerah perkotaan walaupun di tingkat daerah juga mengalami peningkatan jumlahnya, namun tidak sebanyak di lingkup perkotaan. Hal ini dikarenakan wilayah perkotaan merupakan pusat dari pemerintahan yang mencakup berbagai aspek kehidupan commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
seperti sebagai pusat perekonomian, politik, kebudayaan yang dimana banyak sekali masyarakat beraktivitas sehari-hari termasuk proses konsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan dasarnya. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi ini akan membawa permasalahan sampah, dimana akan berdampak pada munculnya berbagai permasalahan lainya. Masalah sampah ini terkait pada fasilitas saranaprasarana pendukung yang ada. Jika sampah tersebut tidak dikelola maka akan semakin menumpuk. Masalah sampah yang timbul erat kaitannya dengan masalah sulitnya pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pemanfaatan dan pemusnahan sampah, yang setiap harinya akan dihasilkan baik sampah sebagai residu atau sisa dari rumah tangga, industri, dan lain sebagainya. Dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah berdasarkan UndangUndang No. 18 Tahun 2008 Tentang pengelolaan sampah dimana pemerintahan kabupaten atau kota mempunyai enam kewenangan, antara lain: 1. menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi. 2. menyelenggarakan pengelolaan sampah seperti penyediaan tempat penampungan sampah, alat angkut sampah, tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan tempat pemrosesan akhir sampah skala kabupaten atau kota sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3.
4 digilib.uns.ac.id
melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain.
4. menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan atau tempat pemrosesan akhir sampah, yang merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah kabupaten atau kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 5. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup. 6. menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya. Banyak dijumpai tumpukan sampah di berbagai sudut lingkungan masyarakat, hal ini menunjukkan jumlah volume debit sampah yang dihasilkan masih kurang diimbangi dengan pengelolaan sampah dengan baik. Masih terdapat berbagai tumpukan sampah yang tidak terangkut. Pengelolaan yang kurang optimal akan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat dan akan menghilangkan nilai keindahan tata ruang dalam lingkungan masyarakat. Melihat kondisi diatas bahwa permasalahan sampah bersifat universal, maka di Kabupaten Sukoharjo juga tidak terlepas dengan permasalahan sampah. Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 Kecamatan berbatasan langsung dengan Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar di sebelah utara, Provinsi DIY dan Kabupaten Wonogiri di sebelah selatan, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten di sebelah barat, dan Kabupaten Karanganyar di commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebelah timur. Permasalahan sampah di Sukoharjo ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum melalui Unit Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo. Semakin bertambahnya jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo jelas akan mempengaruhi produksi sampah yang dihasilkan setiap harinya. Perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo yang mencapai hampir angka 843.127 orang akan membawa dampak terhadap volume sampah yang dihasilkan. Kepala
DPU,
AA
Bambang
Haryanto
dalam
pernyataanya
menerangkan bahwa: Volume sampah di Sukoharjo dari tahun ke tahun makin meningkat. “Volume sampah per hari sekarang ini rata-rata 160 meter kubik (m3)” (http://www.solopos.com/2010/sukoharjo/volume-sampah-meningkatdpu-kekurangan-lima-armada-27458)
Berdasarkan pernyataan diatas tingkat produksi sampah yang dihasilkan dari tahun ke tahun akan semakin meningkat pesat dimana kecamatan Kartasura menjadi kecamatan yang terbesar dalam produksi sampah dimana hal ini dipengaruhi jumlah kepadatan penduduk di kecamatan Kartasura serta di kecamatan kartasura banyak memiliki pasar yang besar sehingga akan berpengaruh terhadap jumlah volume sampah yang akan dihasilkan. Daerah penanganan sampah di Sukoharjo ini hanya mencakup tujuh (7) kecamatan dari dua belas kecamatan yang ada. Hal ini dikarenakan tidak seluruhnya adalah wilayah atau daerah perkotaan, yaitu Kecamatan Kota Sukoharjo, Kecamatan Kartasura, Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Baki, Kecamatan Bendosari, Kecamatan Grogol, dan Kecamatan Polokarto. Khusus commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada kecamatan polokarto wilayah yang dilayani hanya pada pemukiman yang padat saja. Maka dari itu penelitian ini hanya mencakup pada tujuh (7) kecamatan yang terlayani oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum, yaitu Kecamatan Kota Sukoharjo, Kecamatan Kartasura, Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Baki, Kecamatan Bendosari, Kecamatan Grogol, dan Kecamatan Polokarto dimana tujuh (7) kecamatan ini adalah daerah yang dilayani oleh Unit Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo dan mempunyai jumlah penduduk secara kuantitas jumlahnya relatif lebih padat yang akan menghasilkan produksi sampah yang besar jumlahnya. Sampah menjadi masalah yang sangat serius dan perlu penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan lain seperti pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan masyarakat, dan juga mengganggu kebersihan dan keindahan tata kota. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1997 Kabupaten Sukoharjo tentang Pengaturan Sampah bahwa untuk mewujudkan kota yang bersih, sesuai dengan program kebersihan, keindahan, kesehatan, dan ketertiban serta guna menunjang terciptanya lingkungan hidup yang sehat dan serasi, maka diperlukan adanya pengaturan kebersihan kota daerah-daerah penghasil sampah. Pertambahan
penduduk
yang
semakin
tinggi
angkanya
akan
berdampak pada jumlah hasil produksi sampah yang dihasilkan. Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti dari kegiatan pra survey di UPTD commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Sukoharjo tiap harinya terjadi peningkatan produksi sampah serta pada setiap tahunya terjadi peningkatan volume sampah yang dihasilkan dan bisa dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Produksi dan Volume Sampah Terangkut di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007-2010( Tahun
Produksi Sampah ( /hari)
) Sampah Terangkut ( /hari)
2010
176
148
2009
180
175
2008
146
140
2007
142
140
Sumber: DPU Kabupaten Sukoharjo/ Unit Kebersihan dan Persampahan Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa produksi sampah rata-rata per hari di Kabupaten Sukoharjo dari tahun 2007-2010 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal inilah yang menjadi permasalahan bagi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo dalam menjalankan penanganan dan pengelolaan sampah karena dengan semakin banyaknya produksi sampah setiap harinya. Selain itu dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak semua sampah dapat terangkut, padahal jumlah sampah terus meningkat yang menimbulkan masalah adanya penumpukan sampah. Hal inilah yang menjadi permasalahan bagi UPTD user Kebersihan dan Persampahancommit Dinas to Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam menjalankan penanganan dan pengelolaan sampah karena dengan semakin banyaknya produksi sampah setiap harinya. Selain itu dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak semua sampah dapat terangkut, padahal jumlah sampah terus meningkat yang menimbulkan masalah adanya penumpukan sampah. Hal inilah yang menjadi permasalahan bagi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo dalam penanganan dan pengelolaan sampah karena dengan semakin banyaknya produksi sampah dan adanya penumpukan sampah akibat dari penumpukan sampah yang tidak terangkut ke (tempat pembuangan akhir) TPA. Perlu diketahui juga dari jumlah volume sampah yang dihasilkan, terdapat beberapa komposisi jenis sampah yang dihasilkan tiap hari dan tiap tahunya. Berdasarkan data yang didapat peneliti dalam melakukan pra survey di UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2 Jenis dan Banyaknya Sampah di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007-2010(
)
Tahun
Sampah Organik dan Sampah Anorganik
2010
169
2009
144
2008
127
2007
127
commit to user Sumber: DPU Kabupaten Sukoharjo/ Unit Kebersihan dan Persampahan
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
Dari tabel diatas dapat dilihat menunjukan bahwa jenis sampah ada dua macam yakni, sampah Organik dan sampah Anorganik. Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah dan daun. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol plastik, tas plastik, dan kaleng. Berdasarkan data diatas hampir setiap tahunya mengalami kenaikan jumlah produksi sampah sesuai dengan jenisnya. Terutama pada tahun 20082010 yang terjadi kenaikan produksi sesuai dengan jenis sampah yang dihasilkan. Jumlah sampah yang dihasilkan setiap tahunya secara otomatis akan diikuti meningkatnya jumlah jenis sampah. Dari jumlah produksi sampah yang dihasilkan juga akan berpengaruh pada jumlah sampah yang berada di TPA (tempat pembuangan akhir) Mojorejo. Selain permasalahan penumpukan sampah, UPTD Kebersihan dan Persampahan juga mengalami kendala dalam operasional pengelolaan sampah di TPA Mojorejo. commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari latar belakang masalah diatas masalah pengelolaan sampah harus mendapatkan perhatian yang serius dari pihak-pihak yang terkait dan juga langkah-langkah taktis dalam penangananya serta sampai pada pengelolaan akhir di TPA (tempat pembuangan akhir) Mojorejo sehingga mampu terkelola dengan baik. Mengenai masalah sampah di Kabupaten Sukoharjo merupakan kewenangan dari UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo sehingga permasalahan sampah tertuntaskan. Penulis disini tertarik untuk mengadakan penelitian tentang ’’Strategi UPTD Kebersihan Dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo Dalam Pengelolaan Sampah’’
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis mencoba untuk merumuskan, yaitu: Bagaimana strategi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo?
C. TUJUAN Tujuan diadakan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Pelaksanaan strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan Sampah. commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Untuk mengetahui permasalahan yang menghambat pelaksanaan strategi pengelolaan Sampah UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo.
D. MANFAAT Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai: 1. Secara Teoritis Sumbangan
pemikiran
yang
dapat
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut. 2. Secara Praktis Bagi masyarakat luas, pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan sampah dapat menumbuhkan kesadaran dalam berperan menjaga kebersihan lingkungan. 3. Secara Individu Memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Strategi Istilah strategi berasal dari kata Yunani Strategos, atau Strategus dengan kata jamak strategi. Strategi berarti Jenderal tapi dalam Yunani kuno sering berarti Perwira Negara (State Officer) dengan fungsi yang luas (Salusu, 1996:85). Salusu (1996:101) mengutarakan bahwa: ’’strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan” Strategi dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan atau alokasi sumberdaya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi melakukannya. Oleh karena itu strategi merupakan perluasan misi guna menjembatani organisasi dan lingkungannya. Strategi biasanya digunakan untuk mengatasi isu strategis, strategi menjelaskan respon organisasi terhadap pilihan kebijakan pokok (Bryson, 2008:189). Menurut Fandy Tjiptono (1995:2), istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia, yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar selalu memenangkan perang. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, commit to user arti yang lebih luas. konsep strategi berkembang dan memiliki
12
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam Rangkuti (2006: 4), Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1977) menerangkan bahwa: “strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal yang dapat mempengaruhi organisasi.” Sedangkan Chandler (1962) menjelaskan bahwa: “strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.” (Rangkuti, 2006:3) Namun secara umum, strategi diartikan sebagai suatu cara yang digunakan oleh manajer atau pimpinan puncak untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi merupakan landasan awal bagi sebuah organisasi dan elemen di dalamnya untuk menyusun langkah-langkah atau tindakantindakan dengan memperhitungkan faktor-faktor internal dan eksternal dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Sementara itu, dalam menetapkan suatu strategi dibutuhkan berbagai informasi yang dapat memperkaya organisasi dalam menetapkan alternatif-alternatif. Sarah Kaplan dan Paula Jarzabkowski (2006:7-8) dalam AIM (Advanced Institute of Management Research) Int, J. Working Paper Series: 047-August-2006 menegaskan bahwa: “Indeed, much of the information needed for making strategy may be unclear or conflicting. As strategy is about the future, there will always be an aspect that cannot be known, so that setting a strategy commitinformation to user means deciphering existing and deriving a point of view
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
about what to do. Such uncertainty can result in myriad interpretations about what is going on and what should be done.” (Memang, sebagian besar informasi yang dibutuhkan untuk membuat strategi mungkin tidak jelas atau bertentangan. Seperti strategi adalah tentang masa depan, akan selalu ada sebuah aspek yang tidak dapat diketahui, sehingga penetapan strategi berarti mengartikan informasi yang ada dan menurunkan sudut pandang tentang apa yang harus dilakukan. Ketidakpastian tersebut dapat menghasilkan berbagai interpretasi tentang apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan).”
Dari jurnal diatas sebagian besar informasi yang dibutuhkan untuk membuat strategi mungkin tidak jelas atau bertentangan. Seperti strategi adalah tentang masa depan, akan selalu ada sebuah aspek yang tidak dapat diketahui, sehingga penetapan strategi berarti mengartikan informasi yang ada dan menurunkan sudut pandang tentang apa yang harus dilakukan. Ketidakpastian tersebut dapat menghasilkan berbagai interpretasi tentang apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Dari
pemikiran
diatas,
dijelaskan
bahwa
informasi
yang
dibutuhkan untuk membuat strategi mungkin tidak berhubungan bahkan bertentangan. Strategi merupakan sesuatu yang dilakukan organisasi dimasa depan. Maka dalam membuat strategi, organisasi perlu menggali informasi yang ada tentang apa yang harus dilakukan organisasi. Sehingga akan didapatkan informasi yang lengkap tentang peluang dan ancaman yang dapat digunakan dalam menetapkan strategi. Strategi adalah semua keputusan untuk melakukan perubahan dan mencapai kondisi yang diinginkan organisasi di masa depan. Sehingga organisasi harus mampu menyesuaikan sumber daya organisasi dengan commit user peluang dan tantangan yang akanto dihadapi. Strategi dapat berhasil jika
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terdapat prinsip-prinsip yang dapat dijadikan indikator keberhasilan suatu strategi. Menurut Hatten & Hatten (1988) dalam Salusu (1996: 108) mengemukakan prinsip-prinsip untuk mensukseskan strategi antara lain: a. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya b. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi c. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain d. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik yang justru adalah kelemahannya e. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis f. Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar g. Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang telah dicapai h. Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi. Beberapa strategi menurut Hax & Majluf (Salusu, 1996: 100) adalah: a. Suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral b. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian jangka panjang, progam bertindak dan alokasi sumber daya. c. Menyeleksi bidang yang akan digeluti akan digeluti organisasi. commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari
lingkungan
eksternal
dan
internal,
dan
kekuatan
serta
kelemahannya. e. Melibatkan semua tingkat hierarki dan organisasi. Inti pokok dari definisi strategi yang dirumuskan oleh Hax dan Majluf adalah strategi menjadi suatu kerangka yang fundamental fundamental
tempat
suatu
organisasi
akan
mampu
menyatakan
kontinuitasnya yang vital, sementara pada saat yang bersamaan ia akan memiliki kekuatan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah. Kunci sukses dari pelaksanaan strategi diungkapkan oleh Thompson dan Strickland (1992) dalam Salusu (1996: 436), menyatukan organisasi secara total untuk mendukung strategi dan melihat apakah setiap tugas administratif dan aktivitas dilakukan menurut cara yang memadukan secara tepat semua persyaratan sehingga pelaksanaan dari strategi itu dapat dinikmati. Jadi, pelaksanaan strategi yang sukses membutuhkan komitmen dan dukungan yang berupa disiplin, motivasi, dan kerja keras dari pihak yang terkait. Menurut Robert H. Hayes dan Steven C. Wheelwright dalam James A.F. Stoner & Charles Wankel (2003: 162) mengidentifikasi 5 (lima) sifat pokok strategi yang membedakannya dari jenis perencanaan umum, yaitu: commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Cakrawala Waktu. Kata strategi pada umumnya digunakan untuk melukiskan kegiatan yang meliputi cakrawala waktu dalam arti yang luas, menyangkut baik waktu yang dicapai untuk melaksanakan kegiatan tersebut maupun waktu yang digunakan untuk mengamati dampaknya b. Dampak. Meskipun alibat yang timbul karena mengikuti strategi tertentu belum terlihat jelas sekalipun dalam jangka waktu yang lama, namun dampak akhirnya akan sangat berarti c. Pemusatan Upaya. Sebuah strategi yang efektif biasanya memerlukan pemusatan kegiatan, upaya, atau perhatian seseorang pada tujuan yang agak sempit. Pemusatan perhatian pada kegiatan pilihan ini secara implicit mengurangi sumber daya yang tersedia untuk kegiatan lainnya. d. Pola-pola
Keputusan.
Meskipun
sebagian
perusahaan
hanya
memerlukan beberapa keputusan penting untuk melaksanakan strategi yang dipilihnya, kebanyakan strategi memerlukan rangkaian jenis keputusan tertentu yang harus diambil. Keputusan-keputusan tersebut harus saling menunjang, sehingga mengikuti suatu pola yang konsisten. e. Daya Meresap. Sebuah strategi mencakup sebuah spektrum aktivitas yang luas, mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan sehari-hari. Selain itu, kebutuhan akan konsistensi di kemudian hari dalam aktivitas tersebut mengharuskan semua semua commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jenjang organisasi untuk bertindak dengan cara sedemikian rupa sehingga memperkuat strategi. Kelima sifat tersebut jelas menunjukkan bahwa strategi sebuah organisasi merupakan inti yang menjadi pusat dari semua kegiatan utama lainnya dari sebuah organisasi, dan merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi di kemudian hari. Federica Ricceri dan James Guthrie dalam 3rd Workshop on Visualising, Measuring, and Managing Intangibles & Intellectual Capital (2007: 7) mengemukakan: “strategisation involves two concepts: strategy formulation and implementation. These concepts are seen as being interactive and part of a continous process of innovation and enactment. This can be incremental or radical innovation that occurs throughout the organization when emergent strategies are allowed to be autonomously set by the managers and the workforce, within or outside the current strategy”. (strategi meliputi dua konsep, yaitu pembuatan strategi dan implementasi. Konsep tersebut merupakan proses yang saling berhubungan atau berkaitan dan berkelanjutan dalam inovasi dan penetapan, berupa inovasi secara perlahan-lahan ataupun radikal yang muncul dalam sebuah organisasi ketika sebuah strategi baru digunakan oleh semua pimpinan)
Dalam jurnal di atas dijelaskan bahwa strategi meliputi dua konsep, yaitu pembuatan strategi dan implementasi. Konsep tersebut merupakan proses yang saling berhubungan atau berkaitan dan berkelanjutan dalam inovasi dan penetapan, berupa inovasi secara perlahan-lahan ataupun commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
radikal yang muncul dalam sebuah organisasi ketika sebuah strategi baru digunakan oleh semua pimpinan. Wujud strategi adalah berupa kebijakan yang ditentukan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran organisasi atau dengan kata lain, pemilihan strategi merupakan proses pembuatan keputusan untuk memilih alternatif terbaik dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran. Strategi hendaknya harus dapat membahas masalah yang diperkirakan akan timbul di waktu yang akan datang yang mungkin dapat berubah- ubah. Menurut James A.F. Stoner & Charles Wankel (2003:161), strategi dapat disoroti dari dua perspektif yang berbeda: a. Dari perspektif mengenai apa yang hendak dilakukan oleh sebuah organisasi. Strategi didefinisikan sebagai program yang luas untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya. Disini kata “program” mengacu pada peranan yang aktif, sadar, dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam merumuskan strategi organisasi. b. Dari apa yang sesungguhnya dilakukan oleh sebuah organisasi, baik tindakannya sejak semula memang disengaja atau tidak. Strategi adalah
“pola
tanggapan
organisasi
yang
dilakukan
terhadap
lingkungannya sepanjang waktu.” Dari perspektif tersebut UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo bisa dikatakan lebih menyoroti strategi organisasinya dimana membutuhkan langkah-langkah yang riil commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atau nyata untuk mewujudkan kebersihan di lingkungan Kabupaten Sukoharjo dan juga dengan melihat penerapan dan pelaksanaan strategi organisasinya. Dalam perspektif ini permasalahan sampah di Kabupaten Sukoharjo yang akan mengancam lingkungan alam dan juga mengganggu lingkungan kehidupan masyarakat sekitar, maka harus cepat tanggap dalam menyelesaikanya dengan strategi yang ada dalam UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo. Stoner dan Freeman (dalam Tjiptono, 1995:2) membagi konsep strategi ke dalam dua perspektif yang berbeda, yaitu : a. Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan. Strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dalam strategi ini adalah bahwa manajer memainkan peran aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang selalu berubah, pandangan ini lebih banyak diterapkan. b. Dari perspektif apa yang suatu organisasi akhirnya lakukan. Strategi di definisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini setiap organisasi pasti telah memiliki meskipun strategi tersebut tidak dirmuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi manajer commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri pterhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. Menurut Mintzberg dalam James A.F. Stoner & Charles Wankel (2003:164) memberikan tiga cara pembuatan strategi: a. Cara wiraswasta. Seorang pemimpin yang kuat, umumnya pendiri kegiatan usaha yang bersangkutan, mengambil keputusan yang berani dan penuh resiko yang intuitif, yaitu dengan cara mengandalkan pertimbangan pribadi yang dibentuk oleh pengalamannya. b. Cara adatif dikenal sebagai “ilmu melakukan terobosan”. Manajer yang adatif hanya menanggapi setiap situasi yang muncul dan cenderung mengambil sikap bertahan menghadapi para pesaingnya. c. Cara perencanaan. Cara ini memberikan kerangka pedoman dan petunjuk arah yang tegas yang tidak memiliki oleh kedua cara yang lain. Para perencana tingkat puncak mengikuti suatu prosedur yang sistematisa yang mengharuskan mereka menganalisa lingkungan dan organisasi sehingga dapat mengembangkan suatu rencana untuk menyongsong masa depan. Menurut Koteen (1991) dalam Salusu (1996:104-105), tipe-tipe strategi yang dimaksud, antara lain: a. Corporate Strategy (strategi organisasi). Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai dan inisiatif-inisiatif tujuan strategik yang baru. b. Program Strategy (strategi program). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategik dari suatu program tertentu. c. Resource Support Strategy (strategi pendukung sumber daya). Memusatkan perhatian pada memaksimalkan pemanfaatan sumbersumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya berupa tenaga, keuangan, teknologi. d. Institutional Strategy (strategi kelembagaan). Fokus dari strategi ini adalah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategik. Suatu strategi hendaknya mampu memberikan informasi kepada pembacanya, yang sekaligus berarti mudah dipahami oleh setiap anggota manajemen puncak dan setiap karyawan organisasi. Ada enam informasi yang tidak boleh dilupakan dalam suatu strategi (Donnelly dalam Salusu, 1996:109) antara lain: a. Apa yang akan dilakukan. b. Mengapa demikian, suatu uraian tentang alasan yang dipakai dalam menentukan apa di atas. c. Siapa yang akan bertanggungjawab untuk mengoperasionalkan strategi. d. Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk menyukseskan strategi. e. Berapa lama waktu diperlukan operasionalisasi strategi tersebut. f. Hasil apa yang diperoleh dari strategi itu. commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Higgins (1985) dalam Salusu (1996: 101) menjelaskan bahwa ada empat tingkatan strategi, yaitu: a. Enterprise Strategy. Berkaitan dengan respon masyarakat. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh ineraksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. b. Corporate Strategy. Berkaitan dengan misi organisasi, sehingga disebut grand strategy meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. c. Business Strategy. Menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat. Strategi ini dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan strategik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik. d. Functional Strategy. Merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lainnya. Ada tiga jenis strategi fungsional yaitu: a. Strategi fungsional ekonomi, yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penulisan dan pengembangan. b. Strategi
fungsional
organizing,
manajemen,
implementing,
yaitu mencakup
controlling,
commit to user
staffing,
planning, leading,
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
motivating, communicating, decision making, representing dan intregating. c. Strategi
isu
strategik,
fungsi
utamanya
ialah
mengontrol
lingkungan baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang sudah berubah. Strategi selayaknya merupakan respon terhadap harapan-harapan masyarakat dan apa yang menjadi prioritas dalam kelompok masyarakat yang dilayani. Harapan dan kepentingan masyarakat itu diseimbangkan dengan harapan dan kepentingan dari para eksekutif dan para karyawan organisasi. Jadi, diperlukan keserasian atau harmoni antara kepentingan organisasi dan kepentingan
masyarakat. Strategi yang mengabaikan
kepentingan masyarakat tidak akan memberikan hasil yang memuaskan dan dikehendaki oleh para eksekutif (Salusu, 1996:110). Pada dasarnya UPTD Kebersihan Dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo instansi yang terkait pada pengelolaan sampah untuk melaksanakan pengelolaan sampah. Berdasarkan dari tingkatan strategi Menurut Higgins (1985) dalam Salusu (1996: 101) diatas dalam penelitian ini UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo dalam pengelolaan sampah mengacu pada Corporate Strategy (strategi organisasi). Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Unit Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum dalam melaksanakan commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tugas dan fungsinya untuk melakukan pengelolaan sampah dengan pengangkutan sampah (dengan patroli sampah), pemeliharaan alat kebersihan dan persampahan seperti aramada truck sampah serta alat berat di TPA, dilakukan perluasan areal lahan TPA pada tahun 2010, dan juga pengolahan sampah di TPA. Dengan tujuan untuk mewujudkan kabupaten Sukoharjo yang bersih dan indah serta masyarakat bebas dari lingkungan yang tidak sehat akibat dampak yang ditimbulkan.
B. Pengelolaan Sampah dan Dampak Sampah Terhadap Lingkungan Masyarakat 1. Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah). Berdasarkan Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan sampah dan penanganan sampah. Undang-Undang No.18 Tahun 2008 yang dikutip oleh Suryokusumo (2008:108) mengatakan bahwa pengelolaan sampah pada dasarnya adalah kegiatan yang terkait dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah.
Pengurangan
adalah
kegiatan
membatasi
sampah
untuk
meminimalkan produk sampah, mengguna-ulang dalam bentuk penggunaan kembali sampah secara langsung; dan/atau mendaur ulang dalam bentuk pemanfaatan kembali sampah setelah melalui proses. Sedangkan yang dimaksud dengan penanganan sampah adalah kegiatan yang terkait dengan pemilahan dalam bentuk mengelompokkan dan memisahkan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sifat sampah; pengumpulan dalam bentuk mengambil dan memindahkan sampah dari sumber sampah ketempat penampungan sementara atau tempat pengelolaan sampah terpadu; pengumpulan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sementara atau tempat pengelolaan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir; pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah agar diproses lebih lanjut, dimanfaatkan atau dikembalikan ke media lingkungan secara aman; dan atau pemrosesan akhir sampah dalam bentuk mengembalikan sampah dan atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tercantum bahwa paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Paradigma baru pengelolaan sampah ini bertujuan mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah melalui pengembangan upaya memperlakukan sampah dengan cara mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse), mendaur ulang (recycle) dan mengganti (replace). Menurut Suryokusumo (2008:11) terkait dengan penyelenggaraan pengelolaan sampah yang terpadu dan komprehensif, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat, serta tugas dan wewenang pemerintah dan pemerintah daerah untuk melaksanakan pelayanan publik, diperlukan payung hukum dalam bentuk undang-undang. Pengaturan hukum pengelolaan sampah harus dilandasi dengan: 1. Asas tanggung jawab, bahwa pemerintah pusat dan daerah mempunyai tanggung jawab yang sama dalam rangka pemenuhan kebutuhan publik untuk mendapatkan lingkungan yang sehat dan nyaman. 2. Asas
berkelanjutan,
bahwa
pengelolaan
sampah
harus
menggunakan metode dan teknik yang ramah lingkungan dan tidak commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. 3. Asas manfaat, bahwa pengelolaan sampah perlu menggunakan pendekatan yang menganggap sampah sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 4. Asas keadilan, bahwa pemerintah pusat dan daerah memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat dan dunia usaha yang mempunyai kepedulian dalam pengelolaan sampah untuk berperan secara aktif membantu. 5. Asas kesadaran, bahwa pemerintah pusat dan daerah mendorong setiap orang agar memiliki sikap, kepedulian, dan kesadaran untuk mengurangi dan menangani sampah yang dihasilkan. 6. Asas kebersamaan, bahwa melibatkan seluruh lintas pelaku (stakeholder). 7. Asas keselamatan, bahwa pengelolaan sampah perlu selalu mempertimbangkan unsur keselamatan manusia dan lingkunganya. 8. Asas keamanan, bahwa dalam pengelolaan sampah perlu selalu menjauhkan unsur negatif yang berdampak tidak baik bagi manusia dan lingkungannya. 9. Asas nilai ekonomi, bahwa sampah mempunyai nilai ekonomi yang dapat menambah income (pendapatan) tambahan. Dari semua penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa penanganan dan pengelolaan sampah dalam penelitian ini commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah kegiatan yang dilakukan UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo dalam pengurangan dan penanganan sampah di Kabupaten Sukoharjo. Pengurangan dalam hal ini adalah kegiatan membatasi sampah untuk meminimalkan produk sampah, mengguna-ulang dalam bentuk penggunaan kembali sampah secara langsung dan/atau mendaur ulang dalam bentuk pemanfaatan kembali sampah setelah melalui proses. Sedangkan kegiatan penanganan adalah kegiatan
yang terkait
pengumpulan, pengolahan, dan pemrosesan
dengan pemilahan, akhir sampah di
Kabupaten Sukoharjo. 2. Dampak Sampah Adanya dampak akibat pencemaran sampah berpotensi terjadinya pencemaran akibat pengelolaan yang kurang baik sehingga menimbulkan berbagai pencemaran selama pelaksanaan kegiatan teknis penanganan persampahan. Berbagai potensi yang menimbulkan berbagai dampak dapat meliputi, antara lain: 1. Perkembangan vektor penyakit Wadah sampah merupakan tempat ideal bagi pertumbuhan vektor penyakit terutama lalat dan tikus. Hal ini disebabkan tempat sampah tersedia sisa makanan dalam jumlah besar. Pada TPS juga sama yakni vektor penyakit akan brkembang karena barang tersebut akan menurunkan sekitarnya.
commit to user
kualitas kesehatan lingkungan
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pencemaran udara Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut mrupakan sumber bau tidak sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti pemukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain. Sampah seringkali terjadi pada sumber dan lokasi pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan shingga kapasitas tempat tampungan sementara terlampaui. Sarana pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga sangat berpotensi menimbulkan masalah bau. Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi pengolahan berpotensi menimbulkan gangguan bau, dan mungkin ada terjadi pencemaran berupa asap bila terdapat pembakaran sampah. 3. Pencemaran air Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial menghasilkan lindi terutama pada saat turun hujan yang akan masuk ke dalam saluran atau tanah sekitar sehingga menyebabkan terjadi
pencemaran.
Instalasi
pengelolaan
berskala
besar
menampung sampah dalam jumlah yang besar pula sehingga potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga sangat berpotensial mencemari lingkungan sekitarnya. Sedangkan lindi yang terdapat di TPA akan mempengaruhi sekitarnya dengan berupa rembesan yang mencemari air tanah dibawahnya. Pada lahan yang terletak di kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi sehingga commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dimungkinkan terjadi pencemaran terhadap sumur penduduk yang terletak pada elevasi yang lebih rendah. 4. Pencemaran tanah Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik di lahan atau
TPA
yang
dioperasikan
secara
sembarangan
akan
menyebabkan lahan tersebut mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin mengandung bahan buangan berbahaya. Diperlukan waktu lama agar sampah tersebut terdegradasi larut dari lingkungan tersebut dan selama proses tersebut lahan tersebut berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya. 5. Gangguan estetika Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Lokasi TPA umumnya didominasi oleh ceceran sampah baik akibat pngangkutan kurang baik, aktivitas pemulung maupun tiupan angin pada lokasi yang dioperasikan. Hal ini menimbulkan pandangan yang tidak menyenangkan bagi masyarakat. 6. Kemacetan lalu lintas Lokasi penempatan sarana atau prasarana biasa terdapat berada di sumber potensial seperti pasar misalnya yang akan menimbulkan commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gangguan terhadap lalu lintas di wilayah tersebut. Arus kendaraan pengangkut sampah masuk dan keluar dari lokasi pengolahan akan berpotensi menimbulkan gangguan terhadap lalu lintas di sekitarnya.
Frekuensi
jumlah
truck
keluar
masuk
sangat
berpengaruh dan berpotensi terjadinya kmacetan lalu lintas. 7.
Gangguan kebisingan Kebisingan lalu lintas kendaraan berat atau truck timbul dari mesin-mesin, bunyi rem, gerakan bongkar muat hidrolik, dan lainya yang dapat mengganggu daerah-daerah sensitif di sekitarnya. Di instalasi pengolahan kbisingan timbul akibat bunyi mesin (mesin pencacah sampah atau shredder). Kebisingan di sekitar lokasi TPA timbul dari lalu lintas kendaraan berat yang menuju dan meninggalkan lokasi disamping operasi alat berat yang ada.
8. Dampak sosial Masyarakat tidak merasa senang dan nyaman dengan adanya pembangunan tempat pembuangan di sekitar pemukimanya. Upaya-upaya
menentang
disini
masyarakat. Sikap mnentang ini
muncul
akibat
keresahan
secara rasional akan terus
meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup mereka, sehingga penting untuk mempertimbangkan dampak tersebut
dan
menghindarinya.
mengambil
langkah-langkah
commit to user
aktif
untuk
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan resiko terhadap lingkungan maka komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak akibat adanya kegiatan pembangunan sistem penyediaan air bersih akan mencakup, antara lain: a Geo-fisik-kimia; yang meliputi: kuantitas dan kualitas air tanah permukaan, kualitas udara, kondisi tanah, dan kebisingan. b Biologis: baik keanekaragaman maupun kondisi flora dan fauna. c Sosioekonomibudaya;
yang
meliputi:
kependudukan,
kesehatan
masyarakat, pola kehidupan, mata pencaharian, estetika, kecemburuan masyarakat, persepsi masyarakat terhadap proyek, nilai jual tanah, situs sejarah, dan lain sebagaianya. d Prasarana umum: jalan, saluran drainase, jaringan PLN, Telkom, perpipaan air bersih, air limbah, dan lain sebagainya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa diperlukan pengelolaan yang baik karena akan berpotensi menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan yang akan beresiko terhadap aspek bidang dalam kelangsungan di lingkungan.
C. Strategi Pengelolaan Sampah Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi dalam pengelolaan sampah adalah bagaimana UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum melakukan pengelolaan sampah dengan menyesuaikan akan tantangan dan hambatan yang dihadapi commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam pelaksanaanya untuk mewujudkan
kebersihan di lingkungan
Kabupaten Sukoharjo. Strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo upaya atau langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Sukoharjo dengan sistem 3 R (Reuse, Reduce dan Recycle). UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo mempunyai fungsi dalam pengelolaan sampah, bertugas untuk melaksanakan strategi untuk menangani pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo. Dan juga adanya keluhan dari masyarakat akan pengelolaan sampah terutama pada di sekitar TPS dan TPA. Hal ini mengarah pada Enterprise Strategy. Berkaitan dengan respon masyarakat, jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh ineraksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Keluhan-keluhan masyarakat merupakan respon terhadap lingkungan di sekitar masyarakat tersebut. Dalam hal ini strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo fokus pada strategi organisasi karena berkaitan dengan misi organisasi, meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi berdasarkan wawancara dalam penelitian yang dilakukan terdapat beberapa strategi dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo, antara lain dengan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
1. Pengangkutan sampah (patroli sampah) Pengangkutan dilakukan UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum serta dengan sistem patroli untuk menghindari penumpukan di berbagai tempat pembuangan sementara sampah agar tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. 2. Pemeliharaan alat-alat kebersihan dan persampahan. Kegiatan pemeliharaan dilakukan kontrol kondisi alat-alat kebersihan dan persampahan agar mampu menunjang pengelolaan sampah dari pengangkutan hingga proses di TPA. 3. Perluasan areal lahan TPA Perluasan ini untuk mampu menampung jumlah sampah yang masuk atau memberikan ruang untuk penampungan sampah pada Tahun 2010. 4. Pengolahan sampah di TPA. Pengolahan sampah yang dilakukan di tempat pembuangan akhir dari sebelum diolah sampai dilakukan pengolahan melaui proses yang ada.
D. Kerangka Pemikiran Permasalahan sampah sangat erat kaitanya dengan tingkat pola kehidupan sosial masyarakat dengan adanya proses konsumsi yang tinggi tiap individu yang beragam setiap harinya di lingkup masyarakat. Pola konsumsi oleh masyarakat itu merupakan hak asasi dari tiap individu dalam sebuah lingkungan masyarakat. Setiap individu akan selalu commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Tingkat konsumsi yang tinggi ini akan membawa pada meningkatnya volume sampah yang dihasilkan, hal ini juga dipengaruhi pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat maka jumlah sampah akan mengalami peningkatan. Di Kabupaten Sukoharjo setiap tahunya mengalami peningkatan volume sampah yang dihasilkan. Permasalahan sampah ini dikhawatirkan akan dapat mengganggu kesehatan masyarakat di Kabupaten Sukoharjo khususnya yang tinggal di sekitar tempat pembuangan akhir dengan adanya penumpukan sampah yang tidak terangkut di berbagai TPS dan juga dengan adanya peningkatan volume sampah yang terjadi menuntut pengolahan yang baik di TPA. Terdapatnya tumpukan sampah yang tidak terangkut, hal ini akan membawa dampak yang negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Dengan permasalahan peningkatan volume sampah diperlukan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo dari pengangkutan sampai pada pengolahan akhir di TPA sehingga sampah yang dihasilkan dapat ditangani secara maksimal dan juga pengelolaanya secara tepat dan aman karena jumlah sampah yang dihasilkan akan semakin meningkat dari tahun ke tahun untuk mewujudkan Kabupaten Sukoharjo bersih. UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten
Sukoharjo
merupakan
unsur
pemerintah
mempunyai
wewenang dalam mengatur permasalahan sampah dari penanganan sampai commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada pengelolaan di Kabupaten Sukoharjo. Dalam melaksanakan strategi antara lain: 1) pengangkutan sampah (patroli sampah), 2) pemeliharaan alat kebersihan dan persampahan, 3) peluasan areal TPA tahun 2010, dan 4) pengolahan sampah (pemilahan, pengomposan, penimbunan). UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo juga mengalami hambatan-hambatan yang dapat mengganggu terwujudnya tujuan bersama, terdapat faktor pendukung yang akan dapat memperlancar pelaksanaan strategi tersebut. Berikut ini adalah skema pemikiran untuk memudahkan dalam memahami penelitian yang dikembangkan penulis secara sistematis: Permasalahan sampah di Kabupaten Sukoharjo
Strategi organisasi meliputi: 1. Pengangkutan sampah (kegiatan Mewujudkan Kabupaten
patroli) 2. Pemeliharaan alat-alat kebersihan
Sukoharjo yang Bersih dan Indah
dan persampahan 3. Perluasan areal lahan TPA 4. Pengolahan sampah di TPA Faktor pendukung dan faktor penghambat
Gambar 2.1 Kerangka Dasar Pemikiran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Mengacu pada perumusan masalah dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha memecahkan masalah dengan memaparkan, menggambarkan serta menganalisa keadaan atau fenomena sosial masyarakat berdasarkan fakta-fakta yang ada. Menurut H. B. Sutopo (2002:111), deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara mendeskripsikan secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan. Jadi penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk menyusun gambaran mengenai objek apa yang diteliti dengan terlebih dahulu peneliti mengumpulkan data di lokasi penelitian, lalu data itu diolah dan diartikan untuk kemudian dianalisa dari data yang telah disajikan.
B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo, karena Unit Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo merupakan sebuah unit dibawah wewenang dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten commit to dan userpengelolaan persampahan di Sukoharjo dalam kegiatan penanganan
38
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
wilayah Kabupaten Sukoharjo. Termasuk di dalamnya proses pengangkutan sampah sampai pada pemprosesan akhir sampah. C. Sumber Data Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2000:112) mengungkapkan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti arsip, dokumen, dan lain-lain. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data sebagai berikut : a.
Informan. Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (informan/ narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasi. Peneliti dan narasumber memiliki posisi yang sama dan narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi narasumber lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki (H.B. Sutopo, 2002:50). Informan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo, untuk memperoleh informasi penanganan dan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo. commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Staf UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo dalam permasalahan sampah terkait penanganan dan pengelolaanya di Kabupaten Sukoharjo. c. Masyarakat di sekitar TPS dan TPA dalam hal ini masyarakat merupakan
elemen
yang
sangat
terpengaruh
terhadap
permasalahan sampah yang ada. b. Dokumen atau arsip Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Banyak peristiwa yang telah lama terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar kajian dari dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti (H.B. Sutopo, 2002:54). D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Wawancara Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Jenis wawancara ada dua, yakni wawancara tak terstruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur merupakan wawancara yang tidak terarah. Sedangkan wawancara
terstruktur
ialah
tanya
jawab
yang
terarah
untuk
mengumpulkan data-data yang relevan. Wawancara dalam penelitian kualitatif pada umumnya tidak dilakukan secara terstruktur ketat dan dengan pertanyaan tertutup seperti commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
di dalam penelitian kuantitatif, tetapi dilakukan secara tidak terstruktur atau sering disebut sebagai teknik wawancara mendalam (H.B. Sutopo, 2002:59). Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara mendalam dengan narasumber yang dianggap mengerti tentang masalah yang peneliti ambil. b. Observasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan langsung dilokasi penelitian mengenai kegiatan yang ada dan sedang berlangsung. Observasi berarti peneliti melihat dan mendengarkan (termasuk menggunakan tiga indera yang lain) apa yang dilakukan dan diperbincangkan para informan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan topik penelitian (Susanto, 2006:126). Dalam hal ini peneliti mendatangi secara langsung UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo serta TPS dan TPA Mojorejo untuk melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek yang diteliti. c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu dilakukan dengan mencatat dan mengambil sumber-sumber tertulis yang ada, baik berupa dokumen atau arsip. Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. (H.B. Sutopo, 2002: 66) Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendukung data yang dikumpulkan dari hasil observasi dan wawancara. Data bisa berasal dari commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
majalah, artikel, catatan, arsip-arsip, surat keputusan dan sebagainya yang dianggap
menunjang.
Dalam
penelitian
ini
penulis
melakukan
dokumentasi mengenai berbagai wacana dan memahami data-data yang diperoleh dari UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo. E. Metode Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, sampel diperoleh menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu dengan metode purposive sampling. Dalam metode purposive sampling ini, peneliti cenderung memilih informan yang dianggap mengerti dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data mengenai masalah secara mendalam. Namun tidak menutup kemungkinan dalam pelaksanaan pengumpulan data pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Dengan metode purposive sampling ini dipandang akan dapat memperoleh data lebih mendalam sesuai yang diinginkan. (Patton dalam H.B. Sutopo, 2002: 22) F. Validitas Data Pengembangan validitas data dapat digunakan dengan pemilihan teknik trianggulasi. Trianggulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data. Patton (dalam H.B Sutopo, 2002:79) menyatakan bahwa dalam trianggulasi data, peneliti menggunakan beberapa sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sama. Dalam penelitian ini, trianggulasi data dilakukan dengan menggunakan sumber data yang berbedacommit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
beda sehingga sumber data yang satu dan yang lainnya dapat saling melengkapi untuk kemudian dapat dibandingkan dan diuji. G. Analisis Data Model analisis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif atau yang lebih dikenal dengan “Interactive Model Of Analysis” adalah model analisis yang memerlukan tiga komponen pokok yaitu reduksi data, sajian data serta penarikan kesimpulan verifikasi. Selain itu dilakukan pula suatu proses antara tahap-tahap tersebut sehingga yang terkumpul berhubungan satu sama lain secara otomatis (H.B. Sutopo, 2002:94-96) Berikut penjelasan mengenai komponen-komponen dalam analisis model interaktif: a. Reduksi Data Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan (H.B. Sutopo, 2002: 92). Reduksi merupakan proses pengelolaan data (mulai dari editing, koding, hingga tabulasi data) yang mencakup kegiatan mengikhtiarkan hasil pengumpulan data selengkap mungkin, dan memilah-milahkannya ke dalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu, atau tema tertentu. commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Proses ini berlangsung terus menerus selama pelaksanaan riset yang dimulai dari atau bahkan sebelum proses pengumpulan data dilakukan. Reduksi dimulai sewaktu peneliti memutuskan kerangka konseptual
wilayah
penelitian,
permasalahan
penelitian,
dan
pendekatan pengumpulan data yang digunakan. Selama pengumpulan data
berlangsung,
reduksi
dapat
berupa
membuat
ringkasan,
mengkode, memusatkan tema, membuat batas permasalahan, dan menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung sampai penelitian berakhir. b. Penyajian Data Sajian data merupakan suatu kumpulan informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan (H.B. Sutopo, 2002: 92). Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan penelitian tersebut. Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Penyajian data dapat berupa uraian singkat, bagan, atau hubungan antar kategori. c. Penarikan Simpulan Dari awal pengumpulan data, peneliti harus sudah mengerti apa arti dan hal-hal yang ditemui dalam melakukan pencatatan peraturan, pola-pola, pokok pernyataan-pernyataan konfigurasi yang mungkin, commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
arahan sebab akibat, dan proposisi-proposisi, pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan dapat dipercaya (H.B. Sutopo, 2002: 93). Aktivitas diantara komponen-komponen tersebut dilaksanakan dalam bentuk interaktif dengan proses siklus yang berlangsung dari awal pengumpulan data sampai penelitian berakhir. Sesuai dengan sifat data yang lebih banyak bersifat data kualitatif, maka teknis analisisnya adalah analisa data kualitatif. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat skema bagan model analisis interaktif berikut ini :
Pengumpulan Data Reduksi Data
Sajian Data Penarikan Simpulan/Verifikasi
Gambar 3.1 Skema Analisis Model Interaktif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI LOKASI I. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo 1. Kondisi Geografis Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di bagian tenggara Propinsi Jawa Tengah yang terletak 7,3220 sampai dengan 7,490 LS dan 110,420 sampai dengan 110,570 BT. Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah letaknya diapit oleh 6 (enam) Kabupaten/Kota yaitu: sebelah Utara
: Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
sebelah Timur
: Kabupaten Karanganyar
sebelah Selatan
: Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri
sebelah Barat
: Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali.
2. Wilayah Administrasi Secara administratif Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 kecamatan yang terdiri dari 167 Desa/Kalurahan. Luas wilayah Kabupaten Sukoharjo tercatat 46.666 Ha atau sekitar 1,43% dari luas Propinsi Jawa Tengah. Dapat dilihat dari tabel berikut:
commit to user
46
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.1 Tabel Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010
NO KECAMATAN 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
LUAS WILAYAH
JUMLAH
DESA KELURAHAN 2 3 4 5 Weru 41,98 13 0 Bulu 43,86 12 0 Tawangsari 39,98 12 0 Nguter 54,88 16 0 Sukoharjo 44,58 14 Bendosari 52,99 13 1 Polokarto 62,18 17 0 Mojolaban 35,54 15 0 Grogol 30 14 Baki 21,97 14 Gatak 19,47 14 2 Kartosuro 19,23 10 JUMLAH 466,66 150 17 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo
JUMLAH PENDUDUK 6 66 833 51 661 58 793 64 435 84 742 67 411 74 474 79 039 103 232 52 900 48 537 91 070 843 127
KEPADATAN PENDUDUIK / km 2 7 1 592 1 178 1 471 1 174 1 901 1 272 1 198 2 224 3 441 2 408 2 493 4 736 1 807
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan yang terluas adalah kecamatan Polokarto yaitu 6.128 Ha (13%) sedangkan yang paling kecil adalah kecamatan Kartasura seluas 1.923 Ha (4%) dari luas Kabupaten Sukoharjo. Menurut penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah sebesar 45,62 % (21.287 Ha) dan sebesar 54,32 % (25.379 Ha) bukan merupakan lahan sawah. Dari lahan sawah yang ada yang mempunyai pengairan teknis seluas 14.729 Ha (69,19%). Irigasi commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
setengah teknis 2.370 Ha (11,13%). Irigasi sederhana 857 Ha (8,73%) dan tadah hujan seluas 2.331 Ha (10,95%). II. Gambaran umum Dinas Pekerjaan Umum Kabupatn Sukoharjo 1. Sejarah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo merupakan unsur Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, yang dipimpin oleh seorang Kepala, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui sekretaris Daerah. Tugas pokok Dinas Pekerjaan Umum adalah melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah Kabupaten dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi dibidang Pekerjaan umum. 2. Dasar hukum Unit Kebersihan Dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Daerah Kabupaten Sukoharjo. 3. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah kabupaten dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang pekerjaan umum. Dalam tugas pokok tersebut Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi sebagai berikut, antara lain: 1. Melaksanakan pengumpulan data, penelitian dan study di bidang Pekerjaan Umum.
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Melaksanakan penyusunan program dan perencanaan teknis. 3. Melaksanakan Pembangunan sarana prasarana, Bina Marga, Cipta Karya,
Sumber
Daya
Air,
Kebersihan,
Pertamanan
dan
Pemakaman. 4. Melaksanakan Pemeliharaan sarana dan prasarana, Bina Marga, Cipta Karya. 5. Melaksanakan perencanaan pemanfaatan dan pengendalian ruang wilayah Kabupaten Sukoharjo. 6. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum. 4. Visi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo mempunyai visi, yakni ” Terwujudnya Pembangunan Kabupaten Sukoharjo yang Maju dan Ramah Lingkungan” 5. Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo Sedangkan Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo adalah: 1. Melaksanakan pengumpulan data, penelitian dan study di bidang Pekerjaan Umum. 2. Melaksanakan penyusunan program dan perencanaan teknis. 3. Melaksanakan Pembangunan sarana prasarana, Bina Marga, Cipta Karya,
Sumber
Pemakaman.
Daya
Air,
commit to user
Kebersihan,
Pertamanan
dan
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Melaksanakan Pemeliharaan sarana dan prasarana, Bina Marga, Cipta Karya. 5. Melaksanakan perencanaan pemanfaatan dan pengendalian ruang wilayah Kabupaten Sukoharjo. 6. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum. 7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dilingkungan Dinas. 6. Struktur Organisasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo sebagaimana ditegaskan dalam Perda Nomor 3 Tahun 2008 yaitu terdiri dari: a. Kepala Dinas b. Sekretariat, terdiri dari: 1. Sub Bagian Program 2. Sub Bagian Keuangan 3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c. Bidang Tata Ruang terdiri dari: 1. Seksi Perencanaan Tata Ruang 2. Seksi Pemanfaatan Kawasan 3. Seksi Pengendalian Ruang d. Bidang Sumber Daya Air, terdiri dari: 1. Seksi Bina Teknis Sumber Daya Air 2. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Seksi Pengembangan Sumber Daya Air e. Bidang Bina Marga, terdiri dari: 1. Seksi Bina Teknis Bina Marga 2. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan 3. Seksi Pemeliharaan Jembatan dan Jalan f. Bidang Cipta Karya, terdiri dari: 1. Seksi Bina Teknis Cipta Karya 2. Seksi Permukiman dan Bangunan 3. Seksi Penyehatan Lingkungan g. Bidang Perumahan, terdiri dari: 1. Seksi Perencanaan Perumahan 2. Seksi Pembinaan Perumahan Formal dan Swadaya 3. Seksi Pengembangan Pembangunan Perumahan h. Unit pelaksana Teknis Dinas i. Kelompok Jabatan Fungsional
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.1 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO KEPALA DINAS Ir. A.A.B. Haryanto.M.Eng.,Sc.M
KELOMPOK JAB. FUNGSIONAL
SEKRETARIS Hartanto, S.Pd,SH,M.Hum
SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUBBAG PROGRAM
SUBBAG KEUANGAN
Ir. Suprapto
Wahyuni,SE.Akt
Sumarni, S.Sos
BIDANG TATA RUANG
BIDANG SUMBER DAYA AIR
BIDANG BINA MARGA
BIDANG CIPTA KARYA
BIDANG PERUMAHAN
Joko Widodo,ST,MM
Ir. Suraji, MT
Ir. Suhartono,MT
Sarwidi,ST
Ir. Achmad Hufroni,MT
SEKSI PERENCANAAN Junike Puspitaningtyas, ST,MM
SEKSI PEMANFAATAN KAWASAN
SEKSI PERENCANAAN TEKNIS
SEKSI PERENCANAAN TEKNIS
SEKSI PERENCANAAN TEKNIS
SEKSI PERENCANAAN
Sutardjo, ST
Ir. Jumadi
Triman, ST
Sutarmo, ST
SEKSI OPERASI DAN PEMELIHARAAN SUMBER DAYA AIR
SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI PEMUKIMAN DAN BANGUNAN
SEKSI PEMBINAAN PERUMAHAN FORMAL DAN SWADAYA
Bowo Sutopo, ST
Sutanto, MT
Ibnu Cahyana,ST.MT
SEKSI PENGENDALIAN RUANG Samodro Paulus Suroto, ST
SEKSI PENGEMBANGAN DAYA AIR Narmo, ATP
SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
commit user Ir. Jokoto Praseno
UPTD terlampir
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN
Sunardi, ST SEKSI PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN
Lanjar Budi W.ST Ir. Budi Dadiyo
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam pelaksanaan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo dilakukan oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan. Berikut bagan UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo
Gambar 4.2 Bagan UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo
Kepala UPTD Kebrsihan dan Persampahan
Kepala Bagian Tata Usaha
Pengawas Tenaga Unit Sampah
Administrasi Unit Sampah
Pemungut Retribusi Sampah
Sumber : DPU Kabupaten Sukoharjo/ Unit Kebersihan dan Persampahan
commit to user
Pengawas Tenaga Penyapu Jalan
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. PEMBAHASAN I. Strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Sukoharjo Berawal dari semakin tinggi perkembangan fisik serta tidak terlepas juga pertambahan jumlah penduduk akan menimbulkan permasalahan. Hal ini terjadi di Kabupaten Sukoharjo dimana terjadi perkembangan baik secara fisik maupun dari segi tingginya jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang tinggi akan mempengaruhi jumlah volume sampah yang dihasilkan. Permasalahan
yang
dihadapi
Kabupaten
Sukoharjo
khususnya UPTD Kebersihan dan Persampahan seiring dengan perkembangan tersebut terutama dalam pemberian pelayanan publik dalam penanganan dan pengelolaan sampah yang masih kurang bisa berjalan maksimal dari proses pengangkutan sampai pada pengelolaan akhir di TPA. Hal ini menjadi sebuah tantangan oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan dalam menciptakan lingkungan bersih dan sehat di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini penting untuk UPTD Kebersihan dan Persampahan melakukan strategi dalam melaksanakan operasional teknis pengelolaan sampah
di
Kabupaten
Sukoharjo.
Diperlukan
langkah-langkah
organisasi dalam pengelolaan sampah dari awal sampai akhir (TPA), commit to user melihat keadaan tersebut yang akan memberikan dampak terhadap
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lingkungan yang kurang sehat maka ada beberapa strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan dalam penanganan dan pengolahan sampah yaitu: a. Pengangkutan sampah Kegiatan pengangkutan merupakan sebuah bagian dari pokok tugas dalam pelaksanaan pengelolaan sampah. Dalam proses pengangkutan sampah oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo ada terdapat dua cara kegiatan pengangkutan diantaranya, antara lain: 1. Kegiatan rutin pengangkutan sampah Kegiatan rutin ini dimaksudkan proses pengangkutan sampah yang dilakukan oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo untuk megangkut sampah dari TPS ke TPA di Mojorejo. Pada operasional pengangkutan ini sudah terjadwal dan secara rutin dilakukan setiap harinya untuk menghindari adanya penumpukan sampah yang ada di TPS. Sampah yang sudah masuk di TPS akan diangkut truk dan akan dibawa ke TPA untuk selanjutnya dilakukan pengolahan. Sampah yang telah masuk ke TPS dari sumber sampah yang dilakukan dengan alat angkut berupa gerobak dorong setiap harinya. Berikut adalah data pengangkutan sampah setiap hari berserta wilayah pengambilan sampah yang ditunjukan pada tabel 4.2 berikut ini commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.2 Data Pengangkutan Sampah Rutin di Kabupaten Sukoharjo NO
1
2
3
4
5
6
7
8
NOMOR ARMADA AD 9532 B
HARI / JAM
Setiap hari / setiap pagi dimulai pukul 06.00 Setiap hari / setiap pagi dimulai pukul 06.00
WILAYAH PENGAMBILAN
a. Kal cemani b. Kal gedangan c. Joho AD 9533 B a.kal banaran b.perum solo baru c.wonorejo polokarto d.SMAN 3 sukoharjo e.gayam f.mandan h.pasar telukan AD 9531 DB Setiap hari / setiap Seluruh daerah kalurahan pagi dimulai pukul cemani 06.00 AD 902 B Setiap hari / setiap a.bangun sari pagi dimulai pukul b.wungu sari 06.00 c.BPD Jateng d.pencil AD 9530 CB Setiap hari / setiap a.perum kopri pagi dimulai pukul b.joho baru 06.00 c.belakang terminal joho d.masjid agung e.madyorejo f.SMAN 1 serta SMP 2 sukoharjo H 9554 BG Setiap hari / setiap a.pasar sukoharjo pagi dimulai pukul b.rumah dinas bupati 06.00 c.madyorejo kal.jetis AD 9535 AB Setiap hari / setiap a.Al-Azhar kec. Baki pagi dimulai pukul b.perum grogol indah 06.00 c.gedung DPRD d.stasiun (gayam) e.gelora merdeka H 9553 BG Setiap hari / setiap a.perum keteng pagi dimulai commit to user pukul b.perum bedingin
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
06.00
c.carikan d.barat sritek e.dukuh pangin f.mess sritek g.gawanan sukoharjo h.gapura sritek 9 AD 9531 QB Setiap hari / setiap a.perum puri gading pagi dimulai pukul b.pasar grogol 06.00 c.nguter d.mojolaban e.perum kopri f.RSUD sukoharjo 10 AD 9531 CB Setiap hari / setiap a.kal gentan baki pagi dimulai pukul b.perum sapen 06.00 c.perum kenep d.brigif palur 11 AD 9530 DB Setiap hari / setiap a.tyfontex pagi dimulai pukul b.gorro asshalam 06.00 c.kal wirogunan d.kal tirtonatan e.terminal 12 AD 9532 EB Setiap hari / setiap a.makam haji pagi dimulai pukul b.RC ortopedi 06.00 c.carrefour d.depo terminal e.windan Sumber : DPU Kabupaten Sukoharjo/ Unit Kebersihan dan Persampahan Kegiatan pengangkutan sampah di TPS ini dilaksanakan dengan alat angkut berupa truk atau armada pengangkut sampah yang disediakan oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo. Hal itu dijelaskan Bapak Muhamad
Gufron selaku
UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011): ”pengangkutan sampah pastinya kan dilakukan setiap hari commit to user mas, jika tidak pasti akan menggunung luar biasa, hal ini
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sudah menjadi tugas unit kebersihan dan persampahan dalam mengangkut sampah dari TPS ke TPA oleh petugas kebersihan di lapangan sesuai jadwal yang ada dari UPTD Kebersihan dan Persampahan.” Hal senada juga dikemukakan Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas tenaga armada sampah: ”pengangkutan itu kan mutlak harus dilakukan mas karena sehari saja tidak diangkut maka akan menjadi gunung sampah mas dan akan membawa sumber penyakit mas jadi pengangkutan harus dilakukan setiap harinya tidak boleh tidak mas” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal ini juga diutarakan Bapak Sukardi bahwa: ”yang saya lihat tiap hari mas ya ada truk yang keluar masuk ngangkut sampah mas dan memang seharusnya begitu kan mas itupun masih ada sampah yang masih numpuk..” (dalam wawancara tanggal 26 agustus 2011) Berdasarkan wawancara diatas pentingnya pengangkutan sampah yang dilakukan oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo setiap harinya sesuai dengan jadwal rutin pengambilan sampah yang ada. Bapak Muhamad
Gufron selaku UPTD
Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo mengungkapkan: ”petugas kita di lapangan sudah memiliki jadwal tempat atau lokasi pengambilan sampah di beberapa TPS yang tersebar serta waktu jam-jam yang sudah ditentukan dimana dilakukan setiap pagi mas ya sekitar pukul 06.00 sampai sekitar pukul 09.30 kira-kira” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas tenaga armada sampah juga menambahkan: ”setiap pagi truk akan mengambil sampah dari TPS-TPS yang ada mas secara letak yang tidak jauh maka akan diambil truk yang sama jika diluar jangkauan maka akan diambil truk yang mengambil rute yang dilewati” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal ini juga ditambahkan oleh Bapak Sukardi salah seorang commit to user warga menyatakan bahwa
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
”truk sampah setiap hari ngangkutin mas ya tiap pagi ada yang datang truk sampai siang juga masih keluar masuk truk ke pembuangan sementara ini mas” (dalam wawancara tanggal 26 agustus 2011) Hal ini juga dikemukakan oleh Pak Gatot seorang supir petugas kebersihan bahwa: ”kami mengangkut sampah itu tidak satu TPS saja lalu dibawa ke TPA mas kita muter lagi cari TPS lain yang jaraknya masih dekat dan untuk truk sampah lainya juga begitu mas, kalau truk rusak begitu ya tidak berjalan mas itu hambatanya dalam mengangkut sampah itu” (dalam wawancara tanggal 23 agustus 2011) Berdasarkan wawancara diatas bahwa pengangkutan yang dilakukan didasarkan pada rute pengangkutan sampah dimana disesuaikan dengan rute pengambilan sesuai dengan letak TPS-TPS ada. Dengan kata lain sesuai dengan jangkauan secara letak dan jarak tempuh yang ditempuh sehingga yang lebih dekat dengan letak lokasi akan melakukan pengambilan sampah dan lalu dilakukan pengangkutan sampah ke TPA sehingga pengambilan sampah di TPS akan dilakukan berkali-kali.
2. Kegiatan patroli Kegiatan patroli dilakukan UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo
dalam
rangka
untuk
menghindari
terdapatnya
penumpukan sampah yang tidak bisa terangkut ke TPA. Kegiatan patroli yang dilakukan oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan bersifat kondisional, Hal ini dikemukakan Bapak Muhamad Gufron, yakni:
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
”kegiatan patroli yang dilakukan pada dasarnya hanya untuk membantu proses pengangkutan yang sudah rutin setiap hari dilakukan banyak sampah yang tidak terangkut sehingga dengan kegiatan patroli seperti ini akan dapat mengangkut sampah yang berada di areal TPS yang ada ya dari patroli ini bisa mengangkut 10-15 per minggunya ” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada juga dikemukakan Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas tenaga armada sampah, yaitu: ”kegiatan ini hanya untuk menghindari penumpukan yang ada di berbagai TPS yang tidak bisa terangkut ke TPA ini ditujukan untuk dapat membantu permasalahan penumpukan sampah yang terjadi” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Dari sumber wawancara diatas hasil atau tujuan dari kegiatan patroli yang dilaksanakan hasilnya diharapkan akan berkurangnya sampah di TPS yang tidak terangkut ke TPA. Dalam kegiatan patroli ini akan dapat dipantau volume sampah yang masih berada di TPS. Hal itu dijelaskan Bapak Muhamad Gufron selaku kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo bahwa: ”untuk menghindari adanya penumpukan sampah yang tidak terangkut disini dilakukan kegiatan patroli yang ditugaskan untuk memantau di lapangan akan adanya volume sampah yang ndak bisa terangkut mas, jadi akan dibentuk tim patroli yang terdiri dari petugas kebersihan itu sendiri yang nantinya kan memberikan informasi kepada kita jika terdapat penumpukan sampah yang berada di berbagai TPS yang ada” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Hari soesatyo selaku pengawas tenaga armada sampah, antara lain: ”dilakukan patroli mas, maksudnya petugas dilapangan akan memberikan hasil pemantauan sampah di berbagai commit to user TPS akan adanya sampah yang numpuk yang nanti akan
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberikan laporan kepada kami dikantor yang selanjutnya akan kita tindak lanjuti laporan tersebut mas” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Berdasarkan penjelasan wawancara diatas kegiatan ini tim patroli diberi perintah langsung oleh kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan yang dilakukan petugas kebersihan yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan di lapangan serta memberikan informasi akan apa yang terjadi dilapangan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Muhamad Gufron, yakni: ”tim patroli yang ada tersebut ditugaskan melakukan pelaporan menumpuknya sampah di TPS secara keseluruhan mas ya, itu terdiri dari petugas pengangkut sampah itu sendiri yang merangkap tugas melakukan patroli jadi mereka mengangkut sampah sambil beri informasi jika ada penumpukan sampah di TPS yang saat itu mereka mengangkut sampah dengan tujuan agar tidak ada penumpukan sampah” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada juga dikemukakan oleh Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas tenaga armada sampah, yaitu: ”jadi petugas yang ditunjuk itu dari petugas lapangan sendiri mas ya dari supir truk dan juga anggota kebersihan yang terdiri dari 5-6 orang satu tim petugas kebersihan mas” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Dari penjelasan wawancara diatas para petugas kebersihan selain pada melakukan tugas pengangkutan sampah juga bertugas mengawasi dan memberikan laporan bahwa masih terdapat sampah yang menumpuk di areal TPS dengan tujuan agar tidak terjadi penumpukan di areal TPS, ini juga diungkapkan Bapak Gatot seorang supir petugas kebersihan: ”jadi kita kerja ngangkut sampah sambil mengamati kondisi commit user jalan begitu mas lalu kasih tahu di sini (di TPS) ya to sekalian
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ke UPTD Kebersihan dan Persampahan dengan telpon nanti ada truk yang akan ngambil mas” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal ini senada juga diungkapkan ibu Warsuni ”iya nanti ada yang datang lagi buat ngambil sampah mas, itu bisa sampai 2-3 kali angkut kan juga sampah banyak yang numpuk sampahnya itu mas itu pun masih ada sisasisa sedikit yang ndak diangkut mas jadi ya sebagian ada yang kita bakar saja sendiri..” (dalam wawancara tanggal 26 agustus 2011) Dari keseluruhan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengangkutan disini melibatkan seluruh petugas yang ada dilapangan secara keseluruhan. Dalam proses ini para petugas kebersihan (tim patroli) harus selalu stanby untuk menanggapi laporan yang ada di lapangan. Komunikasi intensif setiap waktu sangat diperlukan dimana UPTD akan memberikan informasi jika masih terdapat penumpukan kepada anggota atau petugas di TPA agar segera dapat menindak lanjuti laporan tersebut agar nantinya dapat terkendalikanya lingkungan dari masalah sampah. b. Pemeliharaan alat-alat kebersihan dan persampahan Agenda pemeliharaan alat-alat kebersihan dan persampahan merupakan kegiatan yang dilakukan UPTD Kebersihan dan Persampahan yang selalu dilakukan sistem pengontrolan segala bentuk alat persampahan yang ada. Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas armada mengungkapkan: ”dalam pemeliharaan alat-alat persampahan terdapat dua pembagianya yakni pemeliharaan alat angkut sampah to user berupa trukcommit sampah dan pemeliharaan alat berat yang
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digunakan untuk pengolahan sampah akhir di TPA mas” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada juga diungkapkan Bapak Muhamad Gufron selaku kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo: ”intinya ada dua macam alat persampahan yakni armada pengangkut serta alat berat untuk pengolahan persampahan di TPA mas dua macam itu sangat vital dalam pengelolaan sampah dari proses awal hingga akhir” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Dari wawancara diatas maka dalam kegiatan pemeliharaan alat-alat kebersihan dan persampahan terdapat dua macam, yakni: 1. Pemeliharaan alat angkut sampah Alat angkut sampah dimaksudkan berbagai peralatan penunjang untuk mengangkut sampah dari asalnya ke TPS dan untuk selanjutnya akan dibawa ke TPA untuk dilakukan proses pengolahan. Alat angkut sampah seperti gerobak sampah, dan armada pengangkut sampah yakni truk. Untuk becak sampah jumlah yang ada dan digunakan terdapat 15 unit becak sampah sedangkan untuk gerobak sampah 7 unit. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Bapak Hari Soesatyo (dalam wawancara
tanggal 22 agustus 2011): ”pemeliharaan sangat perlu kami lakukan ya mas sebab peralatan kalau tidak di pelihara akan rusak jadi kegiatan pemeliharaan ini seperti dari alat penyapu sampah, gerobak sampah, dan armada pengangkut sampah yakni truk namun yang terpenting adalah pemeliharaan truk yang sangat di intensifkan terutama truk atau armada karena melayani rute pengangkutan yang dilakukan sehari-harinya” Ditambahkan oleh pendapat dari Bapak Muhamad Gufron commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
selaku UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo: ”kegiatan pemeliharaan ini dimaksudkan untuk menunjang kegiatan pengelolaan sampah dari proses awal pengumpulan sampah hingga sampai pada proses pengolahan akhir jadi sangat perlu pemeliharaan yang terkontrol” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Ditinjau dari armada yang ada, data jumlah armada pengangkut sampah yang ada di Kabupaten Sukoharjo dapat ditunjukkan dalam tabel 4.3 Tabel 4.3 Data Armada Pengangkut Sampah di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 NO
JENIS KENDARAAN
MERK
NOMOR POLISI
1
Truk
MITSUBISI
AD 9532 B
2
Truk
MITSUBISI
AD 9533 B
3
Truk
TOYOTA DAINA
AD 9531 DB
4
Truk
DAIHATSU
AD 902 B
5
Truk
ISUZU
H 9554 BG
6
Truk
TOYOTA
AD 9530 CB
7
Truk
TOYOTA DAINA
AD 9535 AB
8
Truk
TOYOTA DAINA
H 9553 BG
9
Truk
ISUZU
AD 9531 QB
10
Truk
TOYOTA DAINA
AD 9531 CB
11
Truk
TOYOTA DAINA
AD 9530 DB
12
Truk
ISUZU
AD 9553 EB
commit to Unit user Kebersihan dan Persampahan Sumber : DPU Kabupaten Sukoharjo/
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari data alat angkut sampah diatas kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dimaksudkan agar peralatan kebersihan dan persampahan tetap dalam keadaan yang baik dan bisa dioperasikan secara maksimal dalam proses dari pengumpulan dengan gerobak atau becak sampah sampai pada pengangkutan dengan armada angkut sampah. Hal ini dikemukakakan Bapak Muhamad
Gufron selaku Kepala UPTD Kebersihan dan
Persampahan: “pemeliharaan alat ini rutin dilakukan agar tidak mengganggu operasional pelaksanaan pengelolaan sampah setiap harinya seperti truk sampah dan becak sampah ataupun gerobak sampah dilakukan pemeriksaan dan pengecekan khusus untuk pemeliharaan truk dilakukan pengecekan di bengkel yang ada di UPTD Kebersihan dan Persampahan” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Bapak Hari Soesatyo menambahkan: ”alat-alat yang ada dimanfaatkan agar mampu menunjang kegiatan pengelolaan mas maka harus dilakukan pemeliharaan intensif kita disini ada bengkel khusus untuk truk ya mas jadi truk dilakukan pengecekan rutin disana lalu untuk gerobak sampah tersebut dilakukan pemeliharaan oleh petugas kebersihan yang menggunakanya mas” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Dari pernyataan diatas kegiatan pemeliharaan alat angkut sampah berupa truk sampah serta gerobak sampah setiap waktu dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan kondisi dari alat-alat kebersihan setelah dipergunakan setiap harinya. Hal itu dijelaskan Bapak
Muhamad
Gufron
selaku
commit to user
UPTD
Kebersihan
dan
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Persampahan Sukoharjo (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011): ”kegiatan pemeliharaan ini dilakukan tiga bulan sekali dilakukan pengecekan kondisi armada truk di bengkel dilakukan agar kondisi armada truk tersebut tetap dalam kondisi yang lebih baik melihat usia truk yang ada rata-rata sudah berusia diatas 5 tahun jadi perlu perhatian yang serius” Hal senada juga diungkapkan Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas tenaga armada sampah: ”setiap tiga bulan sekali dilakukan pengecekan kondisi truk sampah mas di bengkel dan jika sebelum dua bulan terjadi kerusakan akan segera dilakukan pengecekan kemudian untuk alat penyapu jalan,gerobak sampah maupun becak sampah secara individu dilakukan pengecekanya mas oleh petugas terkait hambatanya jika suku cadang tidak ada karena sudah tua truk yang ada” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Bapak achmad zaini selaku kepala bengkel menambahkan: ”untuk truk pengangkut sampah kita lakukan pengecekan tiga bulan sekali agar kondisi truk bisa baik dan mampu beroperasi melayani pengangkutan mas” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Dari pernyataan dalam wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan alat persampahan khususnya pada armada pengangkut sampah serta alat-alat persampahan seperti gerobak sampah maupun becak sampah rutin dilakukan oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo untuk menunjang dalam penanganan sampah. Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan di bengkel yang berada di dalam UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo sehingga diharapkan mampu untuk melakukan proses commit to userpada pengangkutan sampah di pengumpulan sampah sampai
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
beberapa TPS yang ada. Dengan adanya pemeliharaan ini akan menjadikan proses penanganan sampah dapat dilakukan secara maksimal dengan tidak terjadi penumpukan sampah. 2. Alat berat pengolahan sampah Alat berat pengolahan sampah disini adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengolahan sampah yang telah masuk ke TPA. Alat berat ini dioperasikan agar sampah-sampah di areal TPA dapat diolah dengan baik sehingga dilakukan langkah berupa pemeliharaan alat. Hal itu dijelaskan Bapak Muhamad Gufron selaku UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011): ”pengoperasian alat berat disini adalah untuk mengolah sampah secara aman dan tidak mengganggu lingkungan sehingga dilakukan pemeliharaan atau pengecekan kondisi peralatan yang digunakan” Pemeliharaan alat berat disini sangat penting karena akan berpengaruh dengan operasional pengolahan sampah yang dilakukan di TPA. Pemeliharaan ini dilakukan agar kegiatan pengelolaan persampahan dapat dijalankan secara maksimal sehingga tidak mengganggu dalam proses pelaksanaanya. Hal itu dikemukakan Bapak Muhamad Gufron: ”alat persampahan yang ada dan terutama alat berat dalam pengolahan sampah secara rutin dilakukan pengecekan sebagai wujud pemeliharaan kami untuk melaksanakan pengolahan sampah khususnya yang pengecekan atau service alatcommit berat” to(dalam user wawancara tanggal 22 agustus 2011)
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hal ini ditambahkan oleh Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas tenaga armada sampah bahwa: ”pemeliharaan rutin dilakukan untuk menunjang pengolahan sampah dengan perawatan berupa elevator, bulldozer dan juga mesin penggiling sampah selalu dilakukan pengecekan mengingat usia peralatan yang sudah cukup tua sehinggga sangat membutuhkan perawatan untuk mengoperasikanya” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Dari pernyataan diatas kegiatan pemeliharaan alat pengolahan sampah harus selalu dilakukan untuk menunjang operasional pengolahan sampah. Ditinjau dari alat berat di TPA dalam pelaksanaan pengolahan sampah sesuai data, data mengenai alat berat di TPA ditunjukkan dalam tabel 4.4 Tabel 4.4 Kendaraan dan Alat Berat di TPA Mojorejo NO JENIS 1 Bull Dozer 2 Exavator 3 Penyaring Kompos 4 Compresor 5 Foogging / Hand Spryer 6 Pemilah sampah organik 7 Pengumpan sampah organic 8 Pencacah sampah Organik 9 Pencacah sampah Plastik 10 Genzet
JUMLAH 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
Sumber : DPU Kabupaten Sukoharjo/ Unit Kebersihan dan Persampahan commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari data diatas adanya pemeliharaan alat berat seperti elevator, bulldozer rutin dilakukan agar proses pengolahan persampahan berjalan maksimal. Hal ini seperti diungkap Bapak Muhamad
Gufron
selaku
kepala
UPTD
Kebersihan
dan
persampahan: ”kegiatan perawatan atau pengecekan alat dilakukan sebulan sekali namun juga tergantung dengan melihat apakah ada kerusakan atau perlu perbaikan dan kegiatan pemeliharaan dilakukan di bengkel UPTD kebersihan dan persampahan” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Ditambahkan oleh Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas tenaga armada sampah: ”pemeliharaan alat kita ada bengkel yang digunakan untuk melakukan pengecekan atau perawatan dan masalah waktunya tergantung pada kondisi alat tersebut namun secara rutin dilakukan tiga bulan bulan sekali dilakukan pengecekan alat berat” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan alat-alat persampahan dilakukan untuk menunjang operasional pengangkutan sampah dengan melakukan pengecekan armada pengangkut sampah sampai pada pengecekan alat-alat berat pengolah sampah seperti elevator, bulldozer, dan lainya. c. Perluasan areal lahan tempat pembuangan akhir Perluasan lahan tempat pembuangan akhir pada dasarnya untuk mampu untuk menampung volume sampah yang berasal dari sumber sampah. Luas areal tempat pembuangan akhir sangat berpengaruh karena jika arealnya kurang mencukupi secara luasnya commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
maka akan terjadi penumpukan jumlah sampah di areal tempat pembuangan akhir dengan melihat jumlah rata-rata jumlah produksi yang selalu meningkat. Sesuai dengan yang diungkapkan Bapak Muhamad Gufron selaku kepala UPTD Kebersihan dan persampahan menyatakan bahwa: ”strategi perluasan lahan ini dilakukan untuk menampung sampah yang masuk ke TPA mojorejo karena bisa kita lihat produksi sampah semakin tinggi dan jika tidak diperluas maka akan penumpukan sampah perluasan lahan ini dari 2Ha diperluas menjadi hampir 3Ha jadi ada menambahan hampir 1Ha pada akhir tahun 2010” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Paijo selaku petugas di TPA menyatakan bahwa: “hal ini dilakukan agar sampah bisa tertampung maka diperluas dari semula 2Ha skarang hampir 3Ha” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal itu juga dinyatakan Bapak Didik warga mojorejo yang mengatakan bahwa: “memang ada perluasan untuk lahanya mas di TPA ini ya untuk nampung sampah luasnya itu sekitar hampir 3Ha skarang ini setelah ada perluasan itu” (dalam wawancara tanggal 23 agustus 2011) Dari pernyataan wawancara diatas pelaksanaan perluasan areal TPA Mojorejo untuk diharapkan mampu menampung volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA).
d. Pengolahan sampah di TPA commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan pengolahan merupakan kegiatan untuk mengolah sampah yang masuk ke dalam tempat pembuangan akhir. Pengolahan dilakukan agar tidak mengganggu keseimbangan lingkungan sekitar khususnya lingkungan pemukiman masyarakat di sekitar tempat pembuangan akhir di mojorejo kecamatan Bendosari kabupaten Sukoharjo. Hal itu diungkapkan juga oleh Bapak Muhamad Gufron selaku UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo: ”lingkungan sekitar TPA harus diperhatikan dan menjadi perhatian kami karena mereka yang disekitar TPA akan merasakan dampak yang langsung jika kurang dalam pemerhatian pengolahan yang baik terhadap lingkungan sekitarnya..” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Ibu maryanto warga mojorejo juga mengungkapkan bahwa: ”lingkungan sekitar harus diperhatikan mas ya misal seperti baunya sampah itu dampaknya kan ke kesehatan apalagi anak-anak pada dasarnya ingin hidup sehat apalagi didekat TPA ini kan ada sekolah-sekolah yang tiap hari belajar sehingga akan mengganggu kesehatan anak-anak yang bersekolah mas dan harapanya juga pihak yang mengurusi bisa mengelola dengan baik dan memperhatikan lingkungan disini” (dalam wawancara tanggal 23 agustus 2011) Dari penjelasan wawancara diatas masih ada keluhan dari masyarakat sekitar mengenai pengolahan yang dilakukan di TPA yang merasa masih perlu dilakukan pembenahan dalam pelaksanaan pengolahan sampah di TPA karena masyarakat ingin lingkungan yang bersih dilingkungan mereka tinggal. Kegiatan
pengolahan
sampah
yang
dilakukan
kebersihan dan persampahan kabupaten Sukoharjo antara lain: commit to user
unit
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Pemilahan sampah Kegiatan ini pemilahan ini dimaksudkan agar terpisah antara sampah yang bersifat organik dan yang anorganik. Ini dilakukan untuk menghindari bercampurnya sampah yang dapat terurai atau sampah yang tidak bisa diuraikan. Hal ini diungkapkan Bapak
Muhamad
Gufron selaku
UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo: ”pemilahan ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan yang akan dilakukan sehingga terpisah antara yang bisa untuk dimanfaatkan untuk didaur ulang atau yang tidak bisa didaur ulang mas..” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Paijo selaku petugas di TPA menyatakan bahwa: “pemilahan ini untuk memilah saja barang-barang yang masih bisa didaur ulang atau tidak sehingga nanti tinggal melalui proses saja di TPA” (dalam wawancara tanggal 23 agustus 2011) Dari wawancara diatas bersifat untuk mempermudah dalam pengolahan sehingga dilakukan kegiatan pemilahan. Pemilahan ini tidak hanya melibatkan petugas di TPA saja namun juga pihak lain. Hal ini diutarakan Bapak Muhamad Gufron selaku UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo: ”kegiatan ini juga dilakukan oleh para pemulung yang berada di TPA mas para pemulung mengambil sampahsampah yang ada di TPA apalagi kalau sedang ada truk menurunkan sampah maka akan segera mengambil mas..” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada commit juga diungkapkan Bapak Paijo: to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
” Pemulung cukup membantu dalam proses pengolahan sampah. Selain mengurangi volume sampah baik di TPS maupun TPA, juga cukup mambantu dalam memisahkan sampah organik dan an organik” (dalam wawancara tanggal 23 agustus 2011) Hal sependapat juga diungkapkan oleh ibu Maryanto warga mojorejo bahwa: ”di TPA kan ada banyak pemulung mas yang cari barangbarang untuk nanti dijual ya untuk penghasilan mereka bekerja memunguti sampah mas untuk hidup mas....” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa peran pemulung dalam pengelolaan sampah di TPS maupun TPA sangat penting. Mereka membantu petugas TPA dalam memisahkan sampah dengan mengambil sampah-sampah organik untuk kemudian mereka jual ke pengepul. Di TPA Mojorejo disediakan satu brak pemulung sebagai tempat jual beli mereka. Hal ini tentunya menguntungkan kedua pihak, untuk UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo maupun para pemulung. 2. Pengomposan sampah Pengomposan dilakukan untuk mendaur ulang sampah yang bisa untuk diolah menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat sehingga tidak mencemarkan lingkungan sekitarnya. Hal ini diungkapkan Bapak Muhamad Gufron selaku UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo: ”pengomposan dilakukan agar sampah yang bisa dimanfaatkan dapat dikelola dengan baik sehingga sesuatu yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang dapat berguna dan commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak mencemari lingkungan masyarakat” wawancara tanggal 22 agustus 2011)
(dalam
Hal senada juga diungkapkan Bapak Paijo bahwa: ”pengomposan ini dilakukan agar pengolahan sampah bisa maksimal dan bermanfaat untuk hal lainya seperti dibuat kompos” (dalam wawancara tanggal 23 agustus 2011) Dari pernyatan diatas UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo
dilakukan
kegiatan
pengomposan
sebagai
upaya
pemanfaatan sisa hasil buangan dari masyarakat untuk bisa digunakan kembali secara aman dengan melalui proses pengolahan di TPA. Hal ini diutarakan Bapak Muhamad Gufron UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo: ”dalam pengomposan dilakukan pengumpulan sampah yang telah dipilah disini adalah dirajang dengan mesin perajang sampah yang nanti akan difermentasikan dengan bantuan EM4 ( efektif mikroorganisme)” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada juga diungkapkan Bapak Paijo selaku petugas TPA menyatakan bahwa: ”jika sudah terpilah pilah khususnya sampah organik maka akan digiling atau dirajang menggunakan mesin perajang dan untuk selanjutnya dilakukan pengfermentasian mas yang dilakukan di salah satu ruang khusus pengomposan mas yang kita lakukan satu minggu sekali..”(dalam wawancara tanggal 23 agustus 2011)
Dari pernyataan diatas bahwa pengomposan dilakukan dengan masing perajang yang dilakukan di ruang pengomposan untuk selanjutnya dilakukan fermentasi untuk menghasilkan kompos yang commit to user nanti akan bisa digunakan untuk hal-hal lain dan bisa bermanfaat.
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Misalkan untuk pupuk untuk taman kota atau hal lainya yang bisa bermanfaat untuk publik. Untuk sampah yang diolah di TPA dari proses pemilahan sampai pada pengomposan serta pengurukan atau pemadatan sampah seperti disampaikan oleh Bapak Muhamad Gufron UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo: ”untuk jumlah sampah organik yang diolah dalam setiap satu minggu sekali dilakukan rata-rata sekitar 10 sehingga dari proses pengolahan sampah ini agar menjadi sesuatu yang bermanfaat kepada publik seperti kompos” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada juga diungkapkan Bapak Paijo selaku petugas TPA menyatakan bahwa: “sampah yang diolah itu sekitar 10 di TPA untuk nanti bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Dari hasil wawancara diatas dalam pengolahan sampah di TPA dalam setiap satu minggu sampah yang diolah sekitar 10
yang
diolah sesuai dengan proses yang ada untuk menghasilkan sesuatu yang bisa untuk dimanfaatkan untuk kepentingan publik seperti pengolahan menjadi pupuk atau kompos.
3. Penimbunan sampah Hal ini dilakukan untuk menimbun sampah dari sisa sampah yang didaur ulang. Dilaksanakan penimbunan userpengerukan tanah dan selanjutnya sampah inicommit dengantocara
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sampah tersebut dimasukan kedalam areal pengerukan yang dilakukan dan akan ditimbun dengan tanah (Controlledlanfill). Hal ini diutarakan Bapak Muhamad Gufron UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo: ”untuk menimbun sampah di di lokasi TPA kami buat cekungan besar dengan alat berat untuk nantinya digunakan untuk menimbun sampah yang sudah didaur ulang dengan penambahan obat agar tidak menimbulkan bau dengan diberi kalsit” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada juga diungkapkan Bapak Paijo selaku petugas kebersihan di TPA yang menyatakan bahwa: ”dilakukan pengerukan tanah untuk kemudian sampah dimasukan yang kemudian sampah akan dipadatkan dengan excavator dan ditimbun dengan tanah” (dalam wawancara tanggal 23 agustus 2011) Dari penjelasan dalam wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pada pemrosesan sampah
di TPA mojorejo ditekankan
menggunakan cara 3 R (Reuse, Reduce dan Recycle) ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu Proses daur ulang sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos. Proses daur ulang sampah organik diawali dengan proses pemilahan sampah organik kemudian dirajang dengan mesin perajang sampah lalu difermentasikan dengan bantuan EM4 ( efektif mikroorganisme). Proses daur ulang sampah an organik ( sampah plastik) yang dilakukan oleh pemulung. Sampah plastik yang sering disebut sampah an-organik atau sampah kering diambil dan dikumpulkan commit to user selanjutnya langsung dijual ke pengepul. Proses Daur ulang ini sangat
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membantu pengelolaan sampah di TPA Mojorejo karena dapat mengurangi volume sampah, keuntungan lainnya adalah tersedianya pupuk kompos untuk taman-taman kota. Pada proses penimbunan sampah dimulai dengan perataan, pemadatan dan terakhir pengurugan sampah. Sisa sampah yang didaur ulang ditempatkan pada zona – zona/blok tertentu kemudian diratakan dan dipadatkan dengan excavator, setelah padatan sampah setebal 2 meter kemudian dilakukan pengurugan dengan tanah
setebal 20-30 cm. Hal ini dilakukan
berulang dan sistem ini disebut Controlledlanfill.
II. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan strategi organisasi dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo Dalam pelaksanaan strategi pengelolaan sampah, UPTD (unit pelaksana teknis dinas) Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi baik faktor pendukung maupun faktor penghambat.
1. Faktor pendukung Faktor pendukung merupakan faktor-faktor yang mampu mendukung UPTD (unit pelaksana teknis dinas) Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo melaksanakan strateginya. Faktor ini bisa commit to ataupun user berasal dari dalam organisasi dari luar organisasi. Faktor
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendukung tersebut dengan adanya peraturan perundang-undangan yang berlaku, yakni Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 5 Tahun 1997 tentang pengaturan sampah mewujudkan kota yang bersih, sesuai dengan program kebersihan, keindahan, kesehatan, dan ketertiban serta guna menunjang terciptanya lingkungan hidup yang sehat dan serasi. Dengan adanya peraturan perundang-undangan yang berlaku maka dalam penyelenggaraan pengaturan sampah memiliki payung hukum sehingga pelaksanaan pengelolaan sampah bisa berjalan lancar dengan sistem yang ada. Selain Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1997, berdasarkan Pasal tiga (3) pada Bab II pada Undang-undang No. 18 Tahun 2008 mengenai tujuan dan manfaat Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi. Sedangkan pada Pasal 4 Pengelolaan sampah bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pada
undang-undang
No.
18
Tahun
2008
Tentang
Pengelolaan Sampah pada pasal 9 Bagian Keempat mengenai wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota bahwa ayat satu (1) Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan kabupaten/kota mempunyai kewenangan sesuai dengan poin-poin, antara lain (a) commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi, (b) menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah, (c) melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain, (d) menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah, (e) melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup, dan (f) menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya. Sedangkan pada ayat dua (2) Penetapan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan pada ayat tiga (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan sistem tanggap darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f diatur dengan peraturan menteri. 2. Faktor penghambat Faktor penghambat bisa membuat kegiatan yang sudah dilakukan tidak bisa berjalan commit to user secara maksimal. Faktor yang
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menghambat bisa berasal dari luar organisasi, maupun dari dalam organisasi. Faktor penghambat tersebut antara lain: a. Terbatasnya sarana prasarana alat kebersihan dan persampahan Sarana dan prasarana merupakan alat atau sumber daya yang
menjadi
penunjang
dalam
pelaksanaan
operasional
penanganan dan pengelolaan sampah. Kelengkapan sarana atau fasilitas akan sangat mempengaruhi kelancaran aktivitas organisasi, begitu pula sebaliknya apabila sarana alat-alat atau fasilitas tidak lengkap
akan
menghambat
kelancaran
organisasi
dalam
beraktivitas. Untuk di UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo sarana yang dimiliki untuk pelaksanaan kegiatan juga masih kurang. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Bapak Muhamad Gufron Kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo: ”dari segi sarana dan prasarana yang ada memang untuk seperti alat angkut sampah seperti armada truk pengangkut sampah masih kurang serta kondisi alat yang ada di TPA yang sudah bisa dikatakan tua sehingga masih perlu dilakukan penambahan sebenarnya untuk menunjang penanganan dan pengelolaan sampah” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas tenaga armada sampah bahwa: ” sarana prasarana yang ada saat ini memang masih dirasa kurang dari jumlah armada pengangkut sampah yang commit to user apalagi ditambah kalau ada yang dimiliki jumlahnya minim
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengalami kerusakan maka akan lebih repot dalam melakukan penanganan dan pengelolaan ditambah lagi kondisi alat pengolahan sampah di TPA karena ini sangat berpengaruh jika tidak ada truk sampah dan juga kondisi alat pengolah sampah di TPA rusak maka akan mengganggu proses pengelolaan sampah” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Dari penjelasan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo baik dari armada pengangkut sampah sampai dengan alat berat yang terdapat di TPA masih kurang atau minim. b. Terbatasnya Sumber daya manusia Sumber Daya Manusia atau pegawai merupakan faktor penentu keberhasilan dari suatu kegiatan. Dari jumlah pegawai yang ada di UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo dirasa belum cukup dan juga petugas kebersihan di lapangan seperti di TPS dan di TPA. Hal ini diungkapkan Bapak Muhamad Gufron Kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo: ”untuk masalah tenaga yang ada di UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo pada dasarnya jika tenaga kebersihan itu banyak maka akan cepat dalam penanganan dan tindakan pengelolaan sampah jadi yang ada sekarang ini masih belum cukup dan petugas lapangan yang bekerja seadanya saja” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada juga diungkapkan Bapak Hari Soesatyo selaku pengawas tenaga armada sampah bahwa: “saya rasa untuk tenaga kebersihan yang ada sudah masih belum bisa dikatakan cukup masih ada tenaga yang kurang commit to user dalam penanganan dan pengelolaan sampah saat ini
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sehingga belum bisa menunjang dalam pengelolaan sampah” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Dengan demikian dari wawancara diatas jumlah pegawai dan terutama petugas kebersihan dilapangan belum cukup akan mempengaruhi kinerja dari UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo dalam melaksanakan pokok tugasnya dalam penanganan pengelolaan sampah secara maksimal. c. Keterbatasan Sumber Daya Keuangan Salah satu Sumber Daya pendukung jalannya aktivitas organisasi adalah Sumber Daya Keuangan. Di dalam pembiayaan pelaksanaan penanganan dan pengelolaan sampah oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan berasal dari dana APBD Kabupaten Sukoharjo. Hal ini dikemukakan Bapak Muhamad Gufron Kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo: ”anggaran yang ada itu dari APBD Sukoharjo dimana untuk pelaksanaan penanganan dan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada juga diungkapkan Bapak Hari Soesatyo bahwa: ”dana berasal dari APBD untuk kegiatan penanganan dan pengelolaan sampah dari operasional sampah pengolahan sampah yang dilakukan di TPA” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Dari penjelasan wawancara diatas pelaksanaan pengelolaan sampah semua berasal dari dana APBD Kabupaten Sukoharjo. Dalam pembiayaan dari dana APBD ada beberapa kesulitan yang dihadapi. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Muhamad Gufron Kepala UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo: commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
”dana yang berasal dari APBD ini masih ada kekurangan jadi ini akan berpengaruh terhadap pengelolaan sampah yang kita lakukan kurang bisa dilaksanakan secara maksimal” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Hari Soesatyo bahwa: ”pembiayaan dari APBD ini masih ada kekurangan yang ini akan berpengaruh terhadap penanganan dan pengelolaan sampah untuk operasional pelaksanaanya dari proses pengangkutan sampai pengolahan di TPA” (dalam wawancara tanggal 22 agustus 2011) Dari sumber wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo mengalami kekurangan dana. Anggaran atau biaya yang digunakan UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo dalam pelaksanaan strateginya dalam pengelolaan sampah yang dana tersebut berasal dari APBD Kabupaten Sukoharjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai strategi UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo terkait dengan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo. Upaya pengelolaan sampah yang ditempuh UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo tersebut meliputi, antara lain: 1. Pengangkutan sampah (patroli sampah) Pengangkutan yang secara rutin dilakukan setiap harinya oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan umum serta dengan sistem patroli pengangkutan sampah sehingga akan dipantau jumlah sampah yang berada di areal tempat pembuangan sementara oleh petugas di lapangan. Dengan kegiatan ini penumpukan di berbagai tempat pembuangan sementara sampah tidak terjadi dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. 2. Pemeliharaan alat-alat kebersihan dan persampahan. Kegiatan pemeliharaan dilakukan kontrol kondisi alat-alat kebersihan dan
persampahan
agar
mampu
menunjang
penanganan
dan
pengelolaan sampah. Dari kegiatan pemeliharaan armada angkut sampah tidak akan mengganggu pelayanan pengambilan sampah sesuai dengan rute yang sudah ditetapkan setiap harinya. Dilakukan commit to user
84
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemeliharaan alat yang ada setiap 3 (tiga) bulan sekali oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo. 3. Perluasan areal lahan TPA Perluasan ini untuk mampu menampung jumlah sampah yang masuk atau memberikan ruang untuk penampungan sampah. Dari kegiatan ini areal tempat pembuangan akhir sampah mampu untuk menampung jumlah volume sampah yang dihasilkan setiap harinya. 4. Pengolahan sampah di TPA. Pengolahan sampah yang dilakukan di tempat pembuangan akhir dari sebelum diolah sampai dilakukan pengolahan melaui proses yang ada. Dari kegiatan pelaksananaan pengolahan sampah di TPA ini dihasilkan pupuk atau kompos yang akan bisa bermanfaat bagi publik seperti untuk pemupukan taman kota. Dari pelaksanaan pengelolaan sampah tersebut UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo mengalami beberapa faktor yang mendukung dan menghambat, faktor pendukungnya, yakni adanya peraturan perundang-undangan yang berlaku yakni Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 5 Tahun 1997 tentang pengaturan sampah untuk mewujudkan kota yang bersih, sesuai dengan program kebersihan, keindahan, kesehatan, dan ketertiban serta guna menunjang terciptanya lingkungan hidup yang sehat dan serasi, serta dengan adanya undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah membuat pelaksanaan pengelolaan sampah oleh UPTD commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
86 digilib.uns.ac.id
Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo memiliki payung hukum yang kuat. Sedangkan faktor yang menghambat dalam pelaksanaan penanganan dan pengelolaan sampah oleh UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo, antara lain: 1.
Terbatasnya sarana dan prasarana Keterbatasan jumlah alat yang dimiliki minim akan mempengaruhi pelaksanaan dalam penanganan dan pengelolaan yang dilakukan UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo. Dalam pelaksanaanya sangat bergantung pada alat sarana prasarana dari pengangkutan (armada angkut sampah) hingga pada pengolahan akhir sampah di TPA sehingga kurang maksimal dalam penanganan dan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo.
2.
Kurangnya sumber daya manusia Jumlah pegawai dan terutama petugas kebersihan dilapangan belum cukup akan mempengaruhi kinerja dari UPTD Kebersihan dan Persampahan Sukoharjo dalam melaksanakan pokok tugasnya dalam penanganan pengelolaan sampah secara maksimal.
3.
Terbatasnya sumber dana keuangan Anggaran yang digunakan UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo dalam pelaksanaan strateginya dalam pengelolaan sampah yang dana tersebut berasal dari APBD Kabupaten Sukoharjo. Dalam pembiayaan dari dana APBD ada commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
beberapa kesulitan yang dihadapi, dana yang berasal dari APBD ini masih
ada kekurangan sehingga kurang maksimal
dalam
penanganan dan pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo.
B. SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan serta kesimpulan yang telah dijelaskan diatas dan dari beberapa hambatan yang dihadapi UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo, maka penulis sedikit memberikan saran atau masukan yang mungkin akan berguna untuk lebih meningkatkan
kinerja UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten
Sukoharjo dalam penanganan dan pengelolaan sampah, diantaranya: 1. Berkaitan dengan terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki saat ini yakni sebanyak 12 unit armada truk sampah, karena dengan jumlah yang ada sekarang masih diperlukan penambahan sehingga perlu mengajukan anggaran perubahan APBD untuk penambahan armada truk sampah kepada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. 2. Berkaitan dengan terbatasnya Sumber Daya Keuangan yang dimiliki UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo yang berasal dari APBD, diperlukan adanya penghematan dana yang ada saat ini untuk mampu melaksanakan operasional penanganan dan pengelolaan sampah serta juga melakukan pengajuan anggaran perubahan kepada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Berkaitan dengan terbatasnya Sumber Daya Manusia yang ada di UPTD Kebersihan dan Persampahan Kabupaten Sukoharjo, maka jika diperlukan diadakannya rekruitmen petugas kebersihan di lapangan sebanyak yang diperlukan untuk kegiatan pegelolaan sampah. Dimana secara jumlah akan lebih dapat memaksimalkan dalam penanganan dan pengelolaan sampah. Terkait pada penambahan atau rekruitmen petugas kebersihan pada dasarnya ditentukan terhadap jumlah sarana dan prasarana alat-alat kebersihan yang ada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Bryson, John M. 2008. Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial. Terjemahan Miftahuddin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. James A.F Stoner & Charles Wankel. 2003. Perencanaan & Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen 1. Terjemahan: Sahat Simamora. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. J. David Hunger & Thomas L. Whelen. 2003. Manajemen Strategis Terjemahan: Julianto Agung. Yogyakarta: Penerbit Andi. Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya. Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Salusu, J. 2003. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Suryokusumo, R.Ferry Anggoro.2008, Pelayanan Publik dan Pengelolaan Infrastruktur Perkotaan. Yogyakarta: Sinergi Publishing. Susanto. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta : LPP UNS dan UNS Press. H.B. Sutopo. 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif: dasar teori dan terapannya dalam penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Tjiptono, Fandy. 1995. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset.
Jurnal Internasional Federica Ricceri dan James Guthrie. 2007. “The strategic Management of Knowledge Resources”. 3rd Workshop on Visualising, Measuring, and Managing
Intangibles
&
Intellectual
www.ssrn.com, commit to user
Capital.
pp
1-20.
(http://
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kaplan, Sarah & Paula Jarzabkowski. (2006, Agustus). Using strategy tools in practice-how tools mediate strategizing and organizing. AIM Working Paper Series, 047. (http://papers.ssrn.com
Sumber lain: Perencanaan Strategis UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo. Buku Penanganan Kebersihan Kota Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1997 Kabupaten Sukoharjo Tentang Pengaturan Sampah. Undang-Undang Republik Indonesia No.18 Tahun 2008 Tentang Sampah.
Internet: http://www.solopos.com/2010/sukoharjo/volume-sampah-meningkat-dpukekurangan-lima-armada-27458, diakses jam 19.45 pada tanggal 26 April 2011 http://id.wikipedia.org, Pengelolaan Sampah, diakses jam 19.45 pada tanggal 26 April 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PEDOMAN WAWANCARA
Instansi (UPTD) Kebersihan dan Persampahan 1. Bagaimana tanggapan Anda melihat masih terdapat penumpukan sampah di beberapa area TPS yang tidak terangkut ke TPA di Kabupaten Sukoharjo? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya permasalahan sampah di kabupaten Sukoharjo? 3. Upaya atau strategi apa yang dilakukan UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo dalam penanganan dan pengelolaan sampah? 4. Bagaimana proses pelaksanaan strategi yang ada, meliputi: Bagaimana pelaksanaanya? Kapan dilaksanakan? Siapa yang melaksanakannya? Apa yang dilakukan dalam melaksanakannya? Dimana pelaksanaanya? Siapa sasaran dari pelaksanaan pengelolaan sampah? 5. Permasalahan atau hambatan dalam melaksanakan strategi tersebut? apa saja hambatannya? 6. Faktor apa saja yang mendukung dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo? 7. Faktor apa saja yang menghambat dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Petugas Kebersihan 1. Bagaimana proses pengangkutan sampah yang dilakukan? 2. Apa hambatan atau kesulitan dalam proses pengangkutan sampah sehingga tidak semuanya sampah terangkut dari TPS ke TPA? 3. Bagaimana proses pengelolaan sampah di TPA? 4. Apa ada kesulitan dalam proses pengelolaan di TPA, jika ada apa kendala tersebut? Masyarakat sekitar TPS dan TPA 1. Bagaimana tanggapan Anda dengan kinerja UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum dalam upaya penanganan dan pengelolaan sampah? 2. Apa peran anda sebagai masyarakat dalam upaya mewujudkan lingkungan sehat bebas dari sampah? 3. Harapan apa yang Anda inginkan dari UPTD Kebersihan dan Persampahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo dalam permasalahan sampah?
commit to user