STRATEGI TINDAK LANJUT KAMPANYE BANGGA TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER Wilayah Besitang, Sumatera Utara – Indonesia Tahun 2010 - 2011
G. Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan untuk membangun, dan mempertahankan capaian kampanye tahap awal. Strategi ini mencakup ringkasan sumber-sumber daya manusia dan keuangan yang diperlukan; pemantauan yang akan dilakukan, dan mitra-mitra yang diperlukan untuk mencapai sukses.
Pendahuluan Tahap pertama kampanye Taman Nasional Gunung Leuser, Wilayah Besitang, telah menunjukkan beberapa capaian : Pengetahuan tentang isu-isu konservasi TNGL mengalami peningkatan meningkat selama berlangsunya kampanye, sedangkan sikap khalayak sasaran utama (petani) setuju dan merasa bermanfaat untuk menerapkan pola kebun tumpangsari (agroforestri) di luar hutan, dan mendukung proyek. Telah tersusun aturan desa (PERDES) yang mendukung upaya pengamanan hutan dan pengurangan ancaman perambahan hutan TNGL wilayah Besitang, yaitu dengan tersusunnya PERDES pengeloaan hutan secara partisipatif di blok hutan damar hitam Desa Mekar Makmur, dimana PEDES ini juga disepakati oleh pengungsi yang menguasai hutan blok damar hitam untuk tidak melakukan perluasan perambahan hutan. Sebanyak 30 keluarga petani di desa Mekar Makmur dan 2 keluarga petani di Desa Halaban, telah mengadopsi pola kebun tumpangsari (agroforestri), dan sebagian para wanita telah membuat kebun pekarangan rumah, seperti ibu Asnawati, dan ibu Runtah (Desa Mekar Makmur).
Meskipun kami dapat merayakan keberhasilan yang nyata dari kampanye sampai saat ini, kami tidak boleh berpuas diri, karena alasan-alasan sebagai berikut: Aktivitas perambahan hutan menjadi kebun belum berhenti, masih ada aktivitas pembukaan hutan menjadi kebun dibeberapa blok hutan Leuser sampai pada akhir kampanye. Masih belum selesainya proses relokasi pengungsi asal Aceh yang menguasai lahan hutan oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, yang berdampak pada munculnya kecemburuan social pada masyarakat di luar hutan, dan menimbulkan keinginan untuk ikut merambah hutan, serta keberadaan pengungsi yang dijadikan alasan bagi para pelaku perambah hutan. Budaya monokultur, dan berkembangnya komoditas kelapa sawit sebagai tanaman pertanian, berkontribusi pada peningkatan laju kebutuhan lahan dan tekanan terhadap hutan. Tingkat adopsi dari perilaku baru masih sangat terbatas pada satu desa dan anggota kelompok, sementara kelangsungan TNGL tergantung pada lebih dari dua puluh ribu jiwai yang berdiam di perbatasan kawasan penting ini. Strategi tindak lanjut yang ditekankan di sini, dibangun di seputar penanganan isu-isu ini.
STRATEGI 1 : Mengembangkan model kebun tumpangsari (agroforestri) untuk meningkatkan adopsi dan pengembangan pasar hasil pertanian.
Sasaran SMART : Pada oktober 2011 , Jumlah petani yang mengadopsi pola kebun tumpangsari meningkat dari 30 petani menjadi 60 orang petani di desa Mekar Makmur. Tabel 1. Kegiatan 1: Prosedur pengembangan kebun tumpangsari
KEGIATAN 1 : Prosedur-prosedur Pengembangan kebun tumpangsari (agroforestri) Para petani yang telah mengadopsi pada tahapan kampanye pertama akan menjadi inovator bagi yang petani lain.para petani pengadopsi pertama ini akan dimobilisasi untuk memberikan pengalaman dan pengetahuannya kepada petani lain melalui berbagai pertemuan dan pelatihan bagi petani yang lainnya. Untuk pengembangan pengetahuan dan kapasitas petani di desa Mekar Makmur dilakukan pelatihan dan pendampingan serta mengembangan demplot yang lebih efektif dengan tanaman yang senantiasa tersedia sebagai bahan belajar petani. Tahapan-tahapan kegiatan yang di akan dilakukan adalah : Deskripsi kegiatan
Pembangunan balai tani ; balai tani ini akan menggunkan fasilitas desa yang ada, seperti gedung pertemuan desa dan didesain sebagai pusat informasi dan belajar pola kebun tumpangsari (agroforestri) Melaksanakan setidaknya 2 kali pelatihan bagi petani tentang teknik pola kebun tumpangsari dan teknik perawatan tanaman dan pembuatan pupuk kompos/organic. Penyediaan benih tanaman untuk membantu kebutuhan adopsi Untuk meningkatkan ekonomi petani dari hasil kebun, maka dilakukan upaya menjaring pasar dari hasil panen kebun tumpangsari (agroforestri). Identifikasi dan jaringan pasar tradisional dan lokal akan dipertemuan untuk menerima hasil panen petani sehingga hasil pertanian tidak hanya untuk kebutuhan pribadi tetapi dapat dijual dan menambah kebutuhan ekonomi keluarga petani lebh besar.
Materi-materi yang dibutuhkan 1. Pelatihan teknik pengelolaan kebun tumpngsari (agroforestri) Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan sedikitnya 2 kali pelatihan. Pelatihan diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas petani agar mampu menerapkan pola kebun tumpangsari (agroforestri) di kebun mereka yang ada di luar hutan Leuser. 2. Membangun balai tani. Balai tani sebagai pusat informasi, diskusi dan komunikasi para petani untuk memperkuat sikap petani dan mendorong proses adopsi berjalan lebih cepat. Balai tani adalah gedung atau tempat yang merupakan fasilitas desa yang sudah ada dan didesain sebagai pusat informasi tani. 3. Booklet panduan bertani tumpangsari (agroforestri) Booklet akan modul/panduan bagi petani untuk dengan mudah mempraktekkan kebun pola tumpangsari (agroforstri) di lahannya sendiri dan mengurangi dan akan mengurangi ketergantungan petani kepada program terkait dengan teknis dan pengetahuan.
4. Video panduan utk teknik agroforestri dan dampaknya terhadap kawasan. Media video ini akan dikombinasikan dengan lagu kampanye Pride awal, diharapkan media ini akan membantu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan komunikasi interpersonal, serta menjadi panduan bagi petani untuk mengadopsi kebun tumpangsari. Indikator keberhasilan Berkembangnya demplot kebun tumpangsari (agroforestri) seluas 4 hektar dengan system pengelolaan yang lebih baik dari kampanye awal, yaitu dengan tanaman yang akan selalu ada sepanjang tahun untuk menjadi pusat pembelajran budidaya dan optimalisai lahan. Terlaksananya 2 kali pelatihan teknik pengembangan kebun tumpangsari (agroforestri) Meningkatnya jumlah petani yang mengadopsi dari 30 orang menjadi 60 orang petani, Rencana monitoring Monitoring dan evaluasi kegiatan dilakukan dengan melakukan monitoring setiap bulan terhadap perkembangan dan tahapan implementasi program Melakukan diskusi kelompok (FGD) secara rutin minimal 2 kali dalam satu bulan Membuat daftar perkembangan tanaman yang ada di demplot yang diisi oleh petani secara rutin pada tiap minggu.Membuat daftar nama-nama pengadopsi dan memantau perkembangannya dengan melakukan kunjungan ke kebun para adopter dan melakukan pertemuan secara periodik
Strategi 2 : Mempertahankan dukungan berkelanjutan para petani pengadopsi pola kebun tumpangsari (agroforestri) untuk terus melanjutkan pola itu di kebunnya di luar hutan dan tidak kembali berkebun di hutan.
Sasaran SMART : Akhir September 2011, pengetahuan petani di desa Mekar Mamkur tentang penerapan pola kebun tumpangsari meningkat dari 50% (survey paska kampanye awal) menjadi 75% pada kampanye tindak lanjut. , Akhir September 2011, para petani telah saling berbicara dan menyampaikan kepada teman (25% pada survey paska kampanye awal) dan berbicara kepada keluarga (18,4% pada survey paska kampamye awal) meningkat menjadi 40%. Pada akhir September 2011, para petani di desa Mekar Makmur akan memiliki sikap yakin dan merasa mudah menerapkan pola kebun tumpangsari (agroforestri) meningkat dari 56,5% (pada survey paska kampanye awal) menjadi 75%.
Tabel 2. Kegiatan 2: Penjangkauan untuk petani & masyarakat umum
KEGIATAN 2 : Prosedur-prosedur Penjangkauan
Deskripsi kegiatan
Pada kampanye tindak lanjut, capaian yang telah dihasilkan pada kampanye awak harus ditingkatkan, Bukan sekedar pengetahuan yang tetap harus ditingkatkan, akan tetapi peningkatan dukungan sikap dan komunikasi interpersonal yang terbentuk juga sangat penting untuk mendorong perubahan perilaku yang terjadi. Untuk meningkat pengetahuan, sikap dan membentuk komunikasi I terpersonal guna mendukung perubahan perilaku dan meningkatkan adopsi kebun tumpangsari maka diperlukan bebebrapa saluran media. Alat-alat penjangkauan berikut akan berlanjut selama periode kampanye btahap ke dua ini : Video lagu dengan kombinasi video panduan praktek kebun tumpangsari
(agroforestri). Pertunjukan teater rakyat Memelihara dukungan dan sikap masyarakat melalui pesan SMS Blast. Membangun pertemuan kampung (FDG) untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dukungan , dan komunikasi interpersonal Membangun komunikasi dan kerjasama kepada pemerintah daerah untuk untuk mengembangan demplot dan dukungan pemerintah daerah.
Rincian Kegiatan 1. Video lagu dengan kombinasi panduan bertani tumpangsari (agroforestri). Video lagu yang telah dibuat pada kampanye tahap pertama sebenarnya dalah hal yang menarik bagi khalayak, tetapi karena keterlambatan produksi sehingga tidak menyebar dengan luas kepada khalayak yang lebih luas. Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan membangun komunikasi interpersonal maka perbanyakan video lagu penting untuk dikombinasikan dengan panduan bertani tumpangsari sehingga khalayak akan menerima berbagai pesan kampanye dalam satu media. 2. Pertunjukkan teater rakyat pertunjukan teater rakyat akan menceritakan bagaimana pentingnya adopsi kebun tumpangsari, pentingnya konservasi hutan dan bahaya kerusakan hutan bagi masyarakat lokal. 3. Pertemuan kampung (penyuluhan/FGD) Pertemuan akan membahas isu-isu sekitar konservasi hutan Leuser, praktek kebun tumpangsari, membangun dukungan lokal untuk adopsi, dan merancang pengembangan pasar hasil dari kebun tumpangsari yang telah diterapkan oleh para petani. 4. Melakukan kunjungan dan dan audiensi kepada pemerintah daerah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara untuk menjalin hubungan komunikasi dan menjaring dukungan. 5. SMS Blast Penyampaian pesan melalui SMS bertujuan untuk memelihara sikap positip dan dukungan yang terbentuk. Menyampaikan informasi pengetahuan, dan menjalin komunikasi interpersonal yang baik untuk mendukung perubahan perilaku dan peningkatan adopsi.
Indikator keberhasilan Meningkatnya pengetahuan, sikap dan komunikasi interopersonal sesuai dengan sasaran SMART yang telah ditetepkan. terselengaranya berbagai diskusi bersama petani dan masyarakat lokal setidaknya 1 kali dalam sebulan. terlaksananya kunjungan dan audiensi kepada pemerintah daerah, minimal satu kali. Terkirimnya pesan kampanye dan SMS kepada target uadiens Rencana monitoring Menyusun jadwal pertemuan dengan petani untuk setiap bulannya melakukan fukus diskusi dan wawancana untuk menyusun materi kampanye tindak lanjut Menyusun draft pesan SMS dan membuat strategi kreatif, seperti kuis, pesan berantai dan sebagainya.
Melakukan pelatihan kepada pemuda untuk bisa melakukan teater kampanye. Mendokumentasikan setiap tahapan program, terutama tahapan aplikasi kebun tumpangsari untuk membantu pembuatan video panduan dan booklet kebun tumpangsari (agroforestri).
Strategi 3 : Mengumpulkan petisi untuk mendorong percepatan proses penyelesaian perambahan dan penguasaan kawasan hutan oleh pengungsi asal Aceh.
Sasaran SMART : Akhir Maret 2011, terdapat satu petisi yg ditandantangani oleh minimal 5 kepala desa dan anggota BPD serta kelompok swadaya masyarakat (KSM) yanga ada di sekitar TNGL wilayah Besitang, untuk mendorong percepatan proses penyelesaian perambahan hutan dan relokasi pengungsi yg masih mendiami kawasan.
Tabel 3. Kegiatan 2: Pengumpulan petisi untuk mendorong percepatan proses penyelesaian perambahan hutan dan relokasi pengungsi asal Aceh
KEGIATAN 2 : Prosedur-prosedur Penjangkauan Untuk mengawal capaian proyen dan memastikan pengurangab ancaman perambahan maka upaya penegakan hukum, sangat diperlukan. Oleh karena penegakan hukum adalah kewenagan dan tanggung jawab pemerintah, dan lembaga YOSL-OIC visi dan misinya tidak melakukan aksi langsung pada penegakkan hukum, maka sangat perlu kampanye pada tahap ini mendorong melalui pkomunikasi, petisi dan advokasi media, agar pemerintah dan pihak yang berwenang untuk lebih cepat melaksanakn tugasnya untuk mengurangi ancaman perambahn hutan dan relokasi pengungsi dari kawasan hutan TNGL wilayah Besitang.
Deskripsi kegiatan
Hal ini sangat penting untuk mengawal keberhasilan kampanye tahap sebelumnya, karena petani dan masyarakat melihat adanya proses penegakan hukum maka mereka juga akan lebih cepat untuk tidak melakukan perambahan dan perusakan hutan. Alat-alat untuk mencapai hal ini adalah : Pertemuan dan komunikasi kepada pemerintah / balai Besar TNGL untuk mendorong proses penyelesaian masalah Advokasi media massa (khusunya media cetak) untuk mengangkat isu perambahan dan relokasi pengungsi menjadi perhatian pemerintah dan publik Menyusun/mengumpulkan petisi untuk mendorong proses penyelesaian masalah perambahan hutan dan relokasi pengungsi.
Rincian Kegiatan 1. Pertemuan-pertemuan untuk menjalin komunikasi dan membicarakan capaian progress penanganan kasus perambahan hutan dan relokasi pengungsi. 2. Press rilase media untuk mengangkat isu perambahan hutan Leuser dan kedudukan pengungsi asal Aceh yang menguasai lahan hutan di TNGL wilayah Besitang 3. Mendorong munculnya petisi dari masyarakat lokal untuk mendorong pemerintah agar mempercepat proses penyelesaian perambahan hutan dan relokasi pengungsi asal Aceh yang berada di dalam kawasan huutan TNGL
Indikator keberhasilan Tersusunya satu buah petisi yang telah ditandatangani, dan disampaikan kepada pemerintah. Terbangunnya komunikasi dan kesepahaman kepada beberapa pemerintahan desa akan pentingnya menyelamatkan TNGl dari perambahan hutan. Rencana monitoring Melakukan kunjungan dan pertemuan personal kepada beberapa kepala desa. Merancanag draft petisi sebagai bahan diskusi Membangun persetujuan dan kesepahaman dalam bentuk penandatanganan petisi.
Pendanaan / Biaya kegiatan A
Kategori Item
Gaji (Termasuk gaji untuk posisi staf khusus, jumlah waktu yang diperlukan, jumlah gaji)
Perlengkapan dan Bahanbahan Kampanye (misalnya, buklet, poster, lembaran fakta)
Konfrensi dan Pertemuanpertemuan
Pelatihan dan Pengembangan Profesional
Honor mitra BR/konsultan
B (=C+D)
Biaya proyek secara keseluruhan US$
Gaji 1 orang community organizing selama 12 bulan*1,500,000= 18,000,000 (US$ 2000) Gaji orang asisten lapangselama 12 bulan*1,000,000= 12,000,000 (US$ 1333) Produksi booklet 1000 exp *Rp.10,000= 10,000,000 (US$ 1,111) SMS Blast (biaya pulsa Rp.500,000/bulan*4 bulan= 2,000,000 (US$ 222) produksi Video panduan kebun tumpangsari Rp. 4,000,000 (US$ 555) FDG Bulanan Rp. 400*12=4,800,000 (US$ 533) 1 kali Workshop pengembangan program bersama peani dan mitra = 5.000,000 (US$ 555) Pelatihan teknik kebun tumpangsari Rp. 7,500,000*2 kali=15,000,000 (US$ 1,667) Honor konsultan selama 3 bulan *3,000,000=9,000,000 (US$ 1,000)
C
D
Jumlah yang diajukan kepada Dana Alumni Rare dalam US$
Kemampuan organisasi untuk memberi dukungan dalam bentuk barang dan menyediakan sisa budget yang masih harus dipenuhi dalam US$
-
-
1,111 222
2,000
1,333 -
445 533
555
1,667
1,000
-
-
-
-
Pengadaan bibit, pupuk dan biaya pengolahan lahan
Transportasi Lokal
Biaya Perjalanan – Makan dan Penginapan
Total
Pengadaan berrbagai bibit tanaman holtikultura 3,000,000*4 hektar = 12,000,000 (US$ 1,333) Pemupukan & pemeliharaan tanaman 2,000,000*4 hektar = 8,000,000 (US$ 889) Biaya pengelolaan lahan 1,000,000*4 hektar = 4,000,000 (US$ 444) Mobilisasi & transport lokal 12 bulan *200,000 = 2,400,000 (US$ 400) Transport monitoring bulanan, 12 bulan*400,000 = 4,800,000 (US$ 667) Konsumsi tim 400,000*12 bulan = 4,800,000 (US$ 534)
12,867
1,334
889
445 267 533 533 9,089
-
-
-
3,778
*1 US$ = Rp. 9000
Kesimpulan Tahap pertama kampanye berfungsi sebagai dasar membangun basis dukungan social untuk mendukung gerakan anti perambahan hutan TNGl wilayah Besitang. Upaya pengembangan kebun pola tumpangsari (agroforestri) adalah sebuah solusi awal yang akan menjadi solusi bagi petani perambah hutan untuk memanfaatkan kebun mereka yang dil luar hutan. Walau samapai akhir kampanye tahap pertama, ancaman perambahan hutan belum berkurang secara signifikan, akan tetapi dukungan social dari masyarakat seckiat hutan sudah terbangun dengan baik pada kampanye tahap pertama. Untuk menjamin keberlangsungan program dan menjaga capaian yang atelah ada pada kampanye sebelumnya, maka dukungan pendanaan menjadi kunci untuk mencapainya.
Lampiran 1. Tabel untuk anggota tim dan khalayak kunci (RACI) Anggota Tim & Khalayak Kunci (RACI) Memantau Capaian (Deliverables) Kampanye Nama Anggota Tim
Asosiasi/Peran
Founding Director YOSL-OIC (Panut Hadisiswoyo) Manajer program YOSL-OIV (sopian Hadinata) SKW VI BBTNGL Besitang (Bapak Subhan, S.Hut)
Tempat konsultasi C, pelatih (R), memberi informasi (I)
Dinas Pertanian (Kepala Dinas)
Tempat konsultasi dan pelatih ©
Dinas Kehutanan (Kepala Dinas)
Tempat konsultasi dan pelatih (C)
Balai Besar TNGL (bapak Harojoko)
Tempat konsultasi C, Membantu memberi informasi (I)
Ismail
Manajer kampanye (R)
Memberi informasi (I) Tempat konsultasi C, Membantu memberi informasi (I)
Rencana Komunikasi/Membangun Hubungan Kerjasama Prelaunch
Launch
Implementasi
Tindak Lanjut
x
ü
laporan kemajuan
support dana 2011
x
ü
laporan kemajuan
support dana 2011
x
ü
Menyusun Rencana Kegiatan bersama
kegiatan berkelanjutan
ü
x
Sosialisasi Rencana Kegiatan
Membuat surat permohonan bantuan bibit
ü
x
Sosialisasi Rencana Kegiatan
Membuat surat permohonan bantuan bibit
Perencanaan kolaboratif
ü
x
Pelaksana program
ü
x
Ide komunikasi Pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan kegiatan Perencanaan kolaboratif Dukungan dan batuan bibit/alat/SDM Dukungan dan batuan bibit/alat/SDM
R – Responsible/Penanggungjawab: Adalah mereka yang melakukan kerja atau menyediakan sumber daya untuk menyelesaikan tugas. A – Accountable/Dapat dipercaya : (Juga yang menyetujui) adalah mereka yang pada akhirnya bertanggung jawab atas keakuratan dan keseluruhan penyelesaian tugas. Mereka mengawasi atau mengakhiri kerja yang dilakukan oleh Penanggungjawab/R. C – Consulted/Pemberi konsultasi: Adalah mereka yang opininya diminta untuk tugas tersebut. I – Informed/Pemberi Informasi: Adalah mereka yang mereka yang menjamin informasi kemajuan proyek tetap up-to-date.
Lampiran 2. Rencana Kegiatan Operasional Kampanye Tindak Lanjut Durasi No
Kegiatan
PJ
Kampanye penjangkauan Sosialisasi rencana CM Kampanye ke-2 & membangun tim Merancang media CM & tim kampanye Pertemuan kampung
CM & tim
Mulai
Berakhir
September - 2010
oktober 2010
Oktober 2010
Desember 2010
November 2010
Juli 2011
Hari/ Bulan
Pengembangan Demplot Penyingkiran Hambatan (Barrier Removal) Pengelolaan lahan Konsultan Oktober Agustus demplot Pertanian 2010 2011 Pertemuan CM & Maret 2011 April 2011 Pengembangan Konsultan Demplot & adopsi Pertanian Pelatihan teknik CM & Februari Juni 2011 kebun tumpangsari konsultan 2011 pertanian Membangun CM & tim Maret 2011 Maret 2010 komunikasi & dukungan PEMDA Membangun pasar CM & Februari Mei 2011 konsultan 2011 pertanian & petani Monitoring & Evaluasi Kegiatan Evaluasi tahap CM SMSL+ implemetasi Supervisor keseluruhan +PPM Laporan Kegiatan Kampanye Laporan kegiatan CM
Program Status 10
2010 11
2011 12
1
2
3
4
5
Keterangan 6
7
8
9 Ke internal lembaga YOSL-OIC dan menjaring relawan dan asisten lapangan Mengembangkan meda dan pesan. Mendistibusikan kepada khalayak Melaksanakan FGD dan Penyuluhan kepada petani dan masyarakat. Membangun kesepatan pelaksanaan pengembangan strategi BR Pengeloaan lahan, penanaman FGD & pembahasan modul belajar
Pelakanaan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas petani Audiensi dan mejalin komunikasi untuk memperoleh dukungan dan bantuan Mengidentifikasi pasar lokal yang berpotensi untuk penyaluran penjualan hasil kebun petani. Ini merupakn ukuran keberhasilan ekonomi
Oktober 2010
September 2011
Dalam rapat koordinasi per bulan
Oktober 2010
September 2011
Per 3 bulan di blog campaign RarePlanet