VII.
STRATEGI TINDAK LANJUT
Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut: Pengetahuan mengenai fungsi hutan rawa gambut untuk menahan intrusi dan penyerap karbon mengalami peningkatan masingmasing sebesar 43% dan 39,75%. Ini juga diikuti dengan sikap khalayak target yang menyetujui hubungan penebangan dengan masuknya air laut ke daratan (26,25%) dan meningkatnya intensitas komunikasi khalayak target mengenai pelestarian hutan rawa gambut Sungai Putri (33,25%). Konstituen konservasi untuk pelestarian Sungai Putri sudah berdiri dalam bentuk lembaga keuangan Credit Union Pantura Lestari yang terbentuk 23 Juli 2010. Hingga saat ini terdaftar 34 anggota dengan total aset Rp 96.054.000. Credit Union ini merupakan alat pengorganisiran khalayak target untuk mendorong perubahan perilaku yang lebih berkelanjutan terhadap kawasan hutan Sungai Putri. Meskipun perubahan sudah mulai terjadi, namun masih banyak tantangan yang kedepannya harus diselesaikan. Persoalan paling mendasar adalah mengenai rencana kelola kawasan Kompleks Hutan Sungai Putri. Kompleks hutan Sungai Putri merupakan hamparan kubah gambut ombrogen dengan kedalaman mencapai 15 meter. Kawasan hutan produksi dan hutan produksi yang dikonversi ini merupakan habitat penting orangutan Kalimantan (P.p.wurmbii) yang saat ini menghadapi ancaman perubahan fungsi kawasan. Jika rencana ini diteruskan maka setiap tahunnya 5,56 – 7,74 juta karbon akan terlepas ke udara (Fauna & Flora International – Indonesia Programme, 2008) dan pelepasan karbon ini akan mempengaruhi iklim global. Masyarakat sekitar hutan Sungai Putri perlu membuat rencana kelola kawasan yang jelas, sehingga mempunyai posisi tawar yang lebih tinggi saat kawasan ini akan dialihfungsikan. Strategi tindak lanjut dibangun berdasarkan pertimbangan ini. 96
Strategi 1. Meningkatkan dukungan terhadap pelestarian kawasan Untuk mempertahankan dukungan yang sudah terbangun dan meningkatkan capaian perubahan pengetahuan dan sikap masyarakat target di sini, perlu terus dilakukan kegiatan-kegiatan penjangkauan (outreach) dan peningkatan kepedulian (awareness raising). Sasaran SMART : Selama rentang waktu September 2010 – Agustus 2011, Titian akan melanjutkan program penjangkauan untuk meningkatkan dukungan petani penebang untuk pelestarian kawasan hutan rawa gambut Sungai Putri dari 48,40% - 88,40%. Kesadaran ini akan ditindaklanjuti dengan kesediaan petani menjadi anggota CU (1.287 anggota pada akhir September 2011) dan mulai memikirkan alternative usaha lain yang lebih berkelanjutan. Target anggota ini disesuaikan dengan business plan CU Pantura Lestari yang dihasilkan pada saat renstra Juli 2010. Tabel 23. Kegiatan Untuk Meningkatkan Dukungan Terhadap Pelestarian Kawasan Kegiatan penjangkauan untuk petani Deskripsi kegiatan
Kampanye tahap pertama hanya meningkatkan dukungan khalayak target sebanyak 1,25% untuk pelestarian kawasan. Ini dikarenakan terbatasnya saluran komunikasi yang digunakan. Capaian ini perlu ditingkatkan dengan memperkaya saluran komunikasi yang digunakan untuk mencapai sasaran konservasi yang dinginkan. Saluran komunikasi berikut akan dipergunakan guna meningkatkan dukungan khalayak target: Pertemuan kampung Pada survei paska kampanye, pertemuan kampung dipilih khalayak target sebagai media informasi yang paling disenangi kedua setelah leaflet. Kedalaman kegiatan ini cukup tinggi meskipun jangkauannya rendah. Kegiatan ini akan terus dilakukan untuk menyampaikan informasi lebih intens pada khalayak target terutama mengenai manfaat hutan, CU dan korelasinya dengan pelestarian kawasan. 97
Pertemuan kampung akan dilakukan sebanyak 15 kali (masing-masing satu kali di tiap dusun di desa target). Pertemuan dilakukan pada malam hari, antara pukul 19.30 – 21.30 wib, dengan jumlah peserta antara 20 – 25 orang. Pada tiap pertemuan, pengurus/ pengawas CU akan dilibatkan. Formulir dan contoh buku anggota CU juga akan dibawa serta sebagai alat bantu pertemuan. Poster Poster berfungsi untuk mempromosikan manfaat CU pada khalayak target. Poster akan dipasang pada lokasi-lokasi yang sering dikunjungi khalayak target seperti warung, bengkel, pasar ikan dan balai desa. Poster juga akan dipasang di sekolah dan tempat pelayanan kesehatan (pustu/ posyandu/ puskesmas) untuk menjangkau khalayak yang lebih luas. Poster akan diproduksi sebanyak 500 lembar. Billboard Billboard dibuat untuk mempromosikan jasa lingkungan kawasan hutan Sungai Putri. Billboard akan dibuat 1 buah, berukuran cukup besar (4x6 meter) dan dipasang di pintu masuk kawasan hutan Sungai Putri di desa Kuala Tolak. Pembuatan billboard ini juga untuk menindaklanjuti usulan dari khalayak target pada saat pelaksanaan kampanye sebelumnya. Program radio Program radio Obrolan Seputar Konservasi di Gema Solidaritas FM akan tetap diteruskan. Kegiatan ini kedalamannya sedang dan jangkauannya luas. Untuk menarik minat khalayak target mendengar program ini, sesekali akan diundang tokoh dari desa target untuk menjadi narasumber dalam acara talkshow. Selain itu juga akan dibuat kartu pendengar.
Alasan untuk
Ancaman tinggi di habitat penting orangutan yang tidak dilindungi, ekosistem rentan, dampak
98
kegiatan
kerusakan global, sehingga dukungan untuk pelestarian kawasan perlu ditingkatkan.
Mitra
Yayasan Palung, CU Pantura Lestari, Stasiun Radio Gema Solidaritas FM, percetakan
Evaluasi
Peningkatan dukungan terhadap pelestarian kawasan hutan Sungai Putri sebanyak 40%
Sub kegiatan:
Kerangka waktu:
Anggaran:
Pertemuan kampung
Oktober 2010 – Januari 2011
Transportasi lokal: $82 R: Ade Yuliani
RACI:
Konsumsi pertemuan: C: Ketua CUPL, Kepala Desa Target, Kepala Dusun di Desa Target $327 ATK: $ 55
Poster
Oktober 2010
Pencetakan 500 poster: $ 490
R: Ade Yuliani
Billboard
Januari 2011
Pembuatan dan instalasi: $ 750
R: Ade Yuliani
Program radio
Oktober 2010 Agustus 2011
Perkiraan total biaya: $ 1704.
– Tidak ada anggaran karena waktu siar diberikan secara cuma-cuma oleh stasiun Radio GS FM.
C: Seniman lokal, percetakan, Dinas Pemukinan dan Prasarana Wil. Ketapang R: Ade Yuliani C: PJ. Siaran Radio GS FM
Kerangka waktu: Oktober 2010 – Agustus 2010
99
Strategi 2. Memaksimalkan peran CU untuk menguatkan ekonomi masyarakat dan mendorong perubahan perilaku khalayak target Untuk memaksimalkan peran CU dalam menguatkan ekonomi masyarakat sekaligus mengurangi ancaman penebangan di kawasan hutan Sungai Putri, perlu dilakukan peningkatan kapasitas pengurus dan tim manajemen CU secara berkala. Sasaran SMART: Sampai dengan September 2011 akan terlaksana 7 kali pelatihan yang diikuti paling tidak oleh 8 petani pengurus/ pengawas CUPL dan 4 orang dari tim manajemen . Pada Mei 2011 tersusun kriteria kredit yang dapat mendorong perubahan perilaku khalayak target terhadap ekstraksi kayu di dalam kawasan hutan Sungai Putri. Tabel 24. Kegiatan untuk Peningkatan Kapasitas Pengurus dan Tim Manajemen CU Kegiatan Peningkatan Kapasitas Deskripsi kegiatan
Setelah CU terbentuk, seharusnya segera dilakukan pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kapasitas pengurus dan tim manajemen CU. Namun dikarenakan CU baru terbentuk pada bulan Juli 2010, mundur 5 bulan dari rencana dikarenakan butuh waktu yang cukup lama untuk membangun kepercayaan khalayak target dan peningkatan kapasitas calon tim manajemen CU, maka pelatihan tersebut dimasukkan dalam strategi tindak lanjut.
Pelatihan-pelatihan tersebut meliputi: Pelatihan kepemimpinan (3 hari, 12 orang) Training of trainer pendidikan dasar (3 hari, 25 orang) Pelatihan kelompok inti (2 hari, 25 orang) Pelatihan manajemen kredit (3 hari, 12 orang) Pelatihan pembukuan (4 hari, 12 orang) 100
Pelatihan audit (5 hari, 12 orang) Lokakarya penyusunan SOP (5 hari, 12 orang) Pelatihan tersebut ditujukan bagi pengawas, pengurus, staf dan anggota potensial CU. Kecuali pelatihan kelompok inti yang pesertanya semua terdiri atas anggota potensial. Anggota potensial adalah anggota CU yang diidentifikasi mempunyai pengaruh di komunitasnya. Pelatihan sengaja diberikan agar anggota potensial ini dapat membantu pengurus dan tim manajemen CU mempromosikan manfaat CU pada komunitasnya. Alasan untuk kegiatan
Berbagai input tersebut dimaksudkan untuk memantapkan kelembagaan CU.
Mitra
BKCUK, aktivis CU
Evaluasi proses
Survei paska pelatihan
Sub kegiatan
Kerangka waktu
Biaya
RACI
Pelatihann kepemimpinan
Desember 2010
Konsumsi kegiatan: $ 78,26
R: Ade Yuliani
ATK: $ 54,35
C: BKUCK/ aktivis CU
Transportasi, akomodasi, konsumsi fsailitator: $ 163, 04 Insentif fasilitator: $ 534,48 ToT Pendidikan Dasar
November 2010
ATK: $ 54,35 Konsumsi kegiatan: $ 164 Akomodai, Transportasi fasilitator: $ 163, 04 Insentif fasilitator: $ 534,48
101
Pelatihan kelompok inti
November 2010
ATK: $ 54,35 Konsumsi kegiatan: $ 108,7 Akomodai, Transportasi fasilitator: $ 163, 04 Insentif fasilitator: $ 534,48
Pelatihan manajemen kredit
Januari 2010
ATK: $ 54,35 Konsumsi kegiatan:$ 78,76 Akomodai, Transportasi fasilitator: $ 163, 04 Insentif fasilitator: $ 1087
Pelatihan pembukuan
Februari 2010
ATK: $ 54,35 Konsumsi kegiatan: $ 104,3 Akomodai, Transportasi fasilitator: $ 163, 04 Insentif fasilitator: $ 1087
Pelatihan audit
Maret 2010
ATK: $ 54,35 Konsumsi kegiatan: $130,4 Akomodai, Transportasi fasilitator: $ 163, 04 Insentif fasilitator: $ 1087
102
Lokakarya penyusunan April 2010 SOP
ATK: $ 54,35 Konsumsi kegiatan: $ 130,4 Akomodai, Transportasi fasilitator: $ 326 Insentif fasilitator: $ 1087
Perkiraan total biaya: $ 8430.95
Kerangka waktu: November 2010 – April 2011
Dari kampanye sebelumnya, masih tersisa sekitar $500 dari dana BROP. Sehingga permintaan biaya untuk pelaksanaan strategi tindak lanjut ini $ 7930.95
Strategi 3: Mendorong terbentuknya rencana kelola masyarakat untuk kawasan hutan Sungai Putri Belum adanya unit pengelola usaha di dalam kawasan membuat kawasan ini seolah tak bertuan dan rentan. Masyarakat sekitar hutan perlu didorong untuk membuat perencanaan desa sebagai basis tata kelola sumberdaya alam, dalam hal ini hutan Sungai Putri. Perencanaan desa ini akan diikuti dengan pembuatan aturan lokal untuk pengelolaan hutan lestari. Dokumen ini selanjutnya bisa digunakan untuk usulan hutan desa pada pemerintah daerah maupun sebagai dasar tata guna ruang dan lahan di kawasan ini. Sasaran SMART: pada September 2011 ada 1 dokumen usulan hutan desa dari salah satu desa target, yang diserahkan pada Dinas Kehutanan Kab. Ketapang.
103
Tabel 25. Pembuatan Perencanaan Desa Kegiatan Pembuatan Perencanaan Desa Deskripsi kegiatan
Untuk mendorong terbentuknya perencanaan desa, maka pemerintah desa perlu diberikan pengayaan informasi mengenai opsi pengelolaan sumber daya alam yang bisa dilakukan oleh masyarakat (dalam konteks ini hutan desa) dan cerita keberhasilan dari program serupa yang ada di Indonesia. Kegiatan yang bisa dilakukan untuk mendukung hal tersebut terutama sekali lewat seri pertemuan kampung.
Alasan untuk kegiatan
Belum adanya unit pengelola kawasan membuat hutan Sungai Putri lebih rentan terhadap ancaman.
Mitra
FFI-IP (optional)
Evaluasi proses
Ada dokumen usulan hutan desa yang masuk per September 2011
Sub kegiatan
Kerangka waktu
Biaya
RACI
Pertemuan kampung
Maret – September 2011
Paket pertemuan kampung (14 kali): $761
R: Ade Yuliani, Sulhani C: Dinas Kehutanan Kab. Ketapang
Transportasi dan akomodasi fasilitator: 652 Perkiraan total biaya: $ 1413
Kerangka waktu: Maret – September 2011
Sehingga perkiraan biaya total yang dibutuhkan untuk implementasi strategi tindak lanjut ini adalah $ 11047,95 dengan durasi proyek 12 bulan terhitung Oktober 2010 – September 2011.
104
Kesimpulan Pada kampanye tahap pertama, strategi lebih ditekankan untuk mendidik khalayak target mengenai manfaat hutan terutama untuk mendukung aktivitas pertanian yang mereka lakukan. Selain itu, dikenalkan juga mekanisme REDD sebagai pembiayaan konservasi dimana masyarakat bisa mendapat manfaat ekonomi karena menjaga hutan. Namun dikarenakan komitmen pemerintah pusat dan daerah terhadap proyek ini yang tidak jelas sampai dengan sekarang, maka pada kampanye tahap kedua ini, Titian mencoba mengenalkan konsep hutan desa pada tataran pemerintah desa target. Melalui mekanisme ini, kepentingan konservasi kawasan dan kebutuhan masyarakat terhadap kayu di tingkat kampung dapat terpenuhi, tapi tentu saja dengan aturan yang jelas sehingga degradasi kawasan dapat diminimalkan. Kelembagaan CU akan terus dimantapkan sehingga peran CU dalam penguatan modal finansial dan sosial serta mendorong perubahan perilaku khalayak target di sekitar hutan Sungai Putri dapat tercapai.
105