Pelaporan Hasil Audit Tindak Lanjut Audit
tedi –last 04/17
Laporan hasil audit : merupakan media yang digunakan oleh auditor internal untuk mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan maksud menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan terkait dengan kesimpulan dan rekomendasi audit.
Catatan : 1. Pengambilan keputusan yang dimaksud adalah tindak lanjut oleh manajemen berupa langkah korektif untuk memperbaiki pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses tata kelola organisasinya. 2. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah : manajemen puncak, manajemen auditee, dan pihak lain misalnya auditor eksternal (bila ditugaskan mengaudit organisasi ydm).
Tujuan pelaporan hasil audit : 1. Menginformasikan (to inform) memberikan informasi hasil audit guna pengambilan keputusan (terutama langkah tindakan korektif) oleh manajemen berdasarkan temuan audit dan rekomendasinya. 2. Meyakinkan/mengajak (to persuade) laporan hasil audit harus dapat meyakinkan manajemen bahwa informasi yang disajikan adalah reliabel dan berpengaruh signifikan terhadap perbaikan organisasi. 3. Menghasilkan (to get result) laporan hasil audit harus dapat mendukung manajemen dalam melakukan tindakan korektif yang memiliki nilai tambah bagi organisasinya, oleh karena itu, laporan hasil audit harus menyediakan informasi mengenai temua audit yang eliabel dan rekomendasi yang benar-benar dapat mengatasi aspek kausalitas dari suatu kondisi yangmemerlukan perbaikan.
Jenis Laporan hasil audit : 1. Laporan final a) Laporan yang dibuat dan dikomunikasikan setelah pengujian terhadap audit (audit examination) diselesaikan. b) Laporan final dibuat secara tertulis, direview dan disetujui (ditandatangani) oleh Pimpinan Bagian Audit Internal. 2. Laporan Interim a) Laporan yg dibuat dan dikomunikasikan kepada manajemen berkenaan dengan perkembangan audit, hal-hal yang memerlukan penanganan/tindak lanjut segera, atau perubahan ruang lingkup audit, sementara pekerjaan audit masih berlangsung. b) Laporan interim dapat secara tertulis ataupun lisan dan (sebaiknya) disampaikan secara formal.
Auditor Internal harus mendiskusikan terlebih dahulu mengenai draft simpulan dan rekomendasi dengan tingkatan manajemen yang tepat dalam post audit meeting gunanya untuk menghindari kesalahpahaman/perbedaan persepsi/kesalahan tafsir tentang fakta. Pandangan dari pihak auditee/manajemen auditee dapat dicantumkan (bila perlu) dalam laporan hasil audit (yaitu pada surat pengantar atau pokok laporan atau lampiran).
Karakterisitik laporan audit internal : 1. Objektif faktual, tidak memihak, terbebas dari distorsi (bebas dari prasangka). 2. Jelas mudah dimengerti dan logis (menghindari istilah/kata/kalimat yang bersifat teknis, dan laporan didukung dengan informasi yang reliabel. 3. Ringkas langsung pada pokok permasalahan, dan menghindari rincian yang tidak perlu. 4. Konstruktif membantu auditee dan manajemen auditee menghasilkan perbaikan yang diperlukan. 5. Tepat waktu diterbitkan untuk memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan/tindak lanjut oleh manajemen.
Informasi yang perlu dimuat dalam Laporan Hasil Audit Internal : 1. Latar belakang dilaksanakannya audit (bila perlu) 2. Tujuan audit 3. Ruang Lingkup audit 4. Hasil audit : Simpulan mengenai temuan audit (kondisi/kriteria/penyebab/akibat) dan (bila perlu) rekomendasi. Simpulan atau pendapat audit merupakan hasil evaluasi auditor terhadap kegiatan yang diauditnya yang menempatkan temuan audit dalam perspektif yang didasarkan kepada implikasi temuan yang dimaksud secara keseluruhan.
Tindak lanjut oleh Auditor Internal merupakan proses penentuan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari tindakan korektif oleh manajemen terhadap temuan audit yang dilaporkan. Auditor harus memastikan apakah manajemen melakukan tindakan korektif yang memberikan hasil yang diharapkan, ataukah manajemen telah menerima risiko akibat tidak dilakukannya tindakan korektif atas temuan yang dilaporkan.
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan prosedur tindak lanjut yang tepat oleh auditor : 1. Pentingnya temuan audit yang dilaporkan. 2. Tingkat upaya dan biaya yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi yang dilaporkan. 3. Risiko bila tindakan korektif oleh manajemen ternyata gagal. 4. Tingkat kesulitan pelaksanaan tindakan korektif oleh manajemen. 5. Jangka waktu yang diperlukan dalam malakukan tindakan korektif.
Teknik yang digunakan oleh auditor untuk menyelesaikan tindak lanjut secara efektif : 1. Menyerahkan laporan hasil audit kepada tingkatan manajemen yang tepat (yang bertanggungjawab) untuk melakukan tindakan korektif. 2. Meneriman dan mengevaluasi respon/tanggapan manajemen terhadap temuan audit (selama pelaksanaan audit, ataupun jangka waktu tertentu setelah laporan hasil audit diterbitkan dan dikomunikasikan). 3. Menerima laporan perkembangan perbaikan yang dilakukan oleh manajemen. 4. Menerima dan mengevaluasi laporan dari bagian/unit organisasi lain yang ditugaskan/bertanggungjawab atas proses perbaikan/tindakan korektif berkenaan dengan temuan audit yang dilaporkan. 5. Melaporkan kepada manajemen puncak (direktur utama dan atau dewan komisaris mengenai status respon/tanggapan terhadap berbagai temuan audit yang dilaporkan.
be accountable
Disclaimer : Sumber referensi dapat dilihat pada tautan http.//tedirustendi32.wordpress.com/… pada laman yg terkait