G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat 45 orang di desa target primer yang sudah mau mengadopsi program intensifikasi pertanian, dari 24 orang yang ditergetkan diawal Kampanye Pride (capaian SMART 183%). Dilain sisi terdapat beberapa capaian sasaran SMART pengetahuan dan sikap yang belum mengalami kenaikan signifikan, misalnya pada bulan Juni 2010 tingkat ketidaktahuan petani di desa target primer hanya menurun 6,9% dan tingkat keterlibatan mereka untuk ikut menerapkan program intensifikasi pertanian turun 21% dari hasil survey pra-kampanye menjadi 57%. Program Kampanye Pride dan strategi penyingkiran halangan (BR) adalah langkah awal dalam mengupayakan penurunan ancaman konservasi perluasan lahan garapan baru untuk sawah didalam kawasan terhadap habitat Badak Jawa, diperlukan upaya tindak lanjut terhadap capaian sasaran SMART yang telah didapat, hasil yang didapat masih belum optimal untuk mencapai dampak konservasi yang lebih luas, karena masih ada 12 desa yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Ujung Kulon dan memiliki ketergantungan sumberdaya alam cukup tinggi terhadap kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Strategi untuk mendorong sistem pemasaran hasil panen melalui pemberdayaan usaha ekonomi lokal, peningkatan kapasitas bagi anggota dan kelompok demplot kedelai serta penguatan Lembaga Konservasi Desa (LKD) dan replikasi demplot di desa lainnya adalah strategi tindak lanjut yang diyakini dapat meningkatkan capaian sasaran SMART dan memberikan dampak konservasi lebih luas, hal ini dikarenakan : 1. Skala luas demplot di dua desa (Cibadak dan Rancapinang) tentunya masih belum memadai untuk mendorong pengurangan ancaman perluasan sawah didalam kawasan. Hal ini dikarenakan hasil panen yang diperoleh masih belum dapat memberikan dampak ekonomi secara luas bagi masyarakat kedua desa tersebut, perubahan perilaku dilakukan oleh masyarakat terhadap aktifitas yang memberikan dampak ekonomi lebih besar dan menguntungkan. Untuk itu, diperlukan jumlah demplot lebih banyak lagi dan atau strategi alternative yang bersifat komplementer, minimal satu desa 1 demplot tanaman kedelai, sebagai upaya untuk menyediakan insentif dan menyebarluaskan keberhasilan serta mengajak khalayak target untuk menerapkan program intensifikasi pertanian. 2. Pemberdayaan kelompok usaha ekonomi lokal, seperti kelompok usaha tempe adalah upaya untuk memasarkan hasil panen secara cepat sekaligus untuk meningkatkan dampak ekonomi di lokasi tersebut. Pemasaran hasil panen yang cepat akan mengurangi dampak psikologis yang pernah mereka alami sebelumnya (pada saat menerapkan komoditi jagung hibrida), dan juga untuk memperlihatkan kepada khalayak target bahwa menerapkan program intensifikasi pertanian lebih menguntungkan secara ekonomi, dengan demikian mereka tidak perlu menunda untuk menerapkan intensifikasi pertanian dilahannya sendiri (sebelumnya petani menunggu keberhasilan petani lain).
3URJUDP3HQJHPEDQJDQ.HSHPLPSLQDQ5DUH3ULGH /DSRUDQ$NKLU.DPSDQ\H%DQJJDGL7DPDQ1DVLRQDO8MXQJ.XORQ
Di 10 desa khalayak target Kampanye Pride, hanya ada pengusaha kecil yang bergerak di bidang usaha tempe sebanyak 1 orang, yaitu di desa Cibadak Kecamatan Cimanggu, kelompok usahanya cukup maju karena dapat memasarkan sehari lebih dari 100 buah tempe berukuran panjang 20 cm per batangnya, produksi tempe dalam 1 hari sebanyak 100 buah sebenarnya masih terbilang kecil dibandingkan dengan jumlah permintaan terhadap tempe itu sendiri, hal ini dipengaruhi karena bahan baku untuk membuat tempe yaitu kedelai, sulit sekali untuk didapat, mereka harus memperolehnya ke wilayah Kecamatan lain, yang tentunya akan berpengaruh kepada tingginya biaya produksi. Selama ini kelompok usaha tempe tersebut hanya bisa memenuhi sebagian kebutuhan akan tempe di Desa Cibadak dan sebagian Desa Rancapinang. Oleh karena itu, dengan memberdayakan kelompok usaha ekonomi tempe, akan membuka ruang hubungan saling menguntungkan, antara anggota kelompok demplot kedelai dengan pengusaha tempe lokal. Kedelai hasil panen dari kelompok demplot dapat dipasarkan kepada kelompok usaha tempe untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tempe. 3. Peningkatan kapasitas bagi anggota dan kelompok tani melalui kegiatan studi banding adalah upaya untuk membangun manajemen kelompok yang lebih baik dan mempersiapkan kemandirian, sehingga mereka mampu meneruskan program ini tanpa ketergantungan dengan pihak lain. 4. Penguatan LKD sangat penting untuk mengontrol dampak konservasi yang terjadi didalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, memastikan perluasan lahan garapan untuk sawah didalam kawasan hutan dan kegiatan perambahan sudah tidak ada lagi. Penguatan LKD ditekankan kepada perbaikan mekanisme kegiatan monitoring dan cara menentukan keberhasilan melalui indikator yang telah ditentukan, sehingga dapat bekerja lebih optimal dan fokus.
Strategi 1 : Mendorong Sistem Pemasaran Hasil Panen dengan Memberdayakan Kelompok Usaha Ekonomi Lokal (Kelompok Usaha Tempe). Sasaran SMART 1 : Bulan Pebruari 2011, Balai Taman Nasional Ujung Kulon dan mitranya berhasil membentuk kelompok usaha tempe di Kecamatan Cimanggu sebanyak 3 kelompok, dengan minimal anggota sejumlah 15 orang. Sasaran SMART 2 : Bulan April 2011, Mekanisme pemasaran produksi tempe telah dilaksanakan oleh kelompok usaha tempe yang telah terbentuk di 3 kelompok. Sasaran SMART 3 : Bulan April 2011, Kelompok usaha tempe berhasil menyusun rencana usaha 1 tahun kedepan, mekanisme bagi hasil antar anggota, dan pembagian tanggung jawab antar anggota. .Langkah-langkah strategis yang akan dilakukan : 1. Wawancara terfokus dengan kelompok usaha tempe yang sudah ada, untuk mendapatkan beberapa masukan mengenai tantangan dan kendala yang dihadapi selama ini. (5 hari) 2. Menjalin kerjasama dengan kelompok usaha tempe yang sudah ada, agar mereka mau menjadi penggerak masyarakat dan membantu mengidentifikasi calon anggota kelompok usaha tempe yang akan dibentuk. (4 hari) 3. Mengidentifikasi anggota dan membentuk kelompok usaha tempe yang baru. (4 minggu) 4. Mengadakan pelatihan pembuatan tempe dan membangun kesepakatan pembagian daerah pemasaran pemasarannya. (3 minggu) 5. Membangun komitmen dan kesepakatan antara kelompok anggota demplot kedelai sebagai pemasok kedelai dengan kelompok usaha tempe sebagai penerima kedelai. (2 minggu) 6. Penguatan kapasitas kelompok. (2 minggu) 3URJUDP3HQJHPEDQJDQ.HSHPLPSLQDQ5DUH3ULGH /DSRUDQ$NKLU.DPSDQ\H%DQJJDGL7DPDQ1DVLRQDO8MXQJ.XORQ
Kegiatan rencana monitoring yang akan dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan strategi ini untuk mempengaruhi perubahan perilaku khalayak target adalah sebagai berikut : 1. Mengadakan observasi di lapangan 2. Wawancara terfokus dengan Khalayak target Sedangkan indikator keberhasilannya adalah, sebagai berikut : 1. Seluruh atau 100% hasil panen kedelai yang dihasilkan oleh anggota kelompok demplot dapat dipasarkan, yaitu melalui kelompok tempe sebanyak 80%, dan 20 % dipasarkan secara bebas. 2. Jumlah produksi tempe meningkat 50 % dari jumlah produksi pertama (sebelum strategi ini dilakukan) per setiap anggota kelompok usaha tempe. Perkiraan jumlah anggaran yang diperlukan untuk seluruh proses strategi ini adalah Rp.20.500.000,No
Jenis Kegiatan
Volume
1 2 3 4 5
Biaya Perjalanan/ transport Insentif/ Upah Biaya Pertemuan Kelompok Biaya Pelatihan Biaya peningkatan kapasitas kelompok dan menyusun kesepakatan kelompok
15% 15% 25% 25% 20%
Satuan (Rp) 20.500.000 20.500.000 20.500.000 20.500.000 20.500.000
Total (Rp) 3.075.000 3.075.000 5.125.000 5.125.000 4.100.000
Jumlah Total.....
20.500.000,-
Strategi 2 : Peningkatan Kapasitas Manajerial Anggota dan Kelompok Demplot tanaman kedelai, kegiatan peningkatan kapasitas manajerial anggota dan kelompok demplot kedelai dilakukan melalui kegiatan studi banding di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Didaerah tersebut memiliki sentra pengembangan tanaman kedelai yang sangat berkualitas, dan merupakan daerah penghasil kedelai terbesar di Pulau Jawa. Sasaran SMART 1 : Bulan Juni 2011, anggota dan kelompok demplot tanaman kedelai berhasil menyusun neraca keuangan dari uang kas yang masuk ke kelompok. Sasaran SMART 2 : Bulan Juni 2011, anggota dan kelompok demplot tanaman kedelai berhasil menyusun rencana kegiatan monitoring perkembangan tanaman kedelai di demplot di Desa Cibadak dan Rancapinang. Sasaran SMART 3 : Bulan Juni 2011, anggota dan kelompok demplot tanaman kedelai berhasil menyusun rencana kegiatan pengembangan demplot didesa yang sama, yaitu di Desa Rancapinang dan desa Cibadak. Sasaran SMART 4 : Bulan Juni 2011, anggota dan kelompok demplot tanaman kedelai mengetahui teknik pengolahan lahan dan penanaman kedelai yang baik, untuk meningkatkan hasil panennya.
Langkah-langkah strategis yang akan dilakukan : 1. Menyusun perencanaan dan anggaran 3URJUDP3HQJHPEDQJDQ.HSHPLPSLQDQ5DUH3ULGH /DSRUDQ$NKLU.DPSDQ\H%DQJJDGL7DPDQ1DVLRQDO8MXQJ.XORQ
2. Koordinasi-koordinasi dengan pihak terkait 3. Menyiapkan materi yang akan dipelajari 4. Pelaksanaan kegiatan 5. Evaluasi kegiatan : pre test dan post test Kegiatan rencana monitoring yang akan dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan strategi ini untuk mempengaruhi perubahan perilaku khalayak target adalah sebagai berikut : 1. Mengadakan observasi di lapangan 2. Wawancara terfokus dengan Khalayak target Sedangkan indikator keberhasilannya adalah, sebagai berikut : 1. Tersusunya 1 buah buku neraca keuangan dari uang kas yang masuk ke masing-masing kelompok demplot. 2. Tersusun 1 buku rencana monitoring perkembangan tanaman kedelai di masing-masing kelompok demplot dan rencana pengembangan demplot didesa yang sama. 3. Hasil panen komoditi kedelai yang dihasilkan anggota kelompok demplot meningkat 10% dari tahun sebelumnya. Perkiraan jumlah anggaran yang diperlukan untuk seluruh proses strategi ini adalah Rp.53.450.000,untuk 15 orang peserta selama 4 hari.
30% 50%
Satuan (Rp) 53.450.000 53.450.000
Total (Rp) 16.035.000 26.725.000
15% 5%
53.450.000 53.450.000
8.017.500 2.672.500
Jumlah Total.....
53.450.000,-
No
Jenis Kegiatan
Volume
1 2
Biaya transportasi (PP) Kegiatan studi banding (akomodasi, konsumsi dan peralatan) Insentif Biaya Komunikasi, dokumentasi dan cetak bahan materi
3 4
Strategi 3 : Penguatan Lembaga Konservasi Desa di Desa Cibadak dan Desa Rancapinang serta Replikasi Demplot kedelai di Desa Kramatjaya. Strategi ini bertujuan untuk menyusun rencana monitoring perluasan lahan garapan baru untuk sawah didalam kawasan, dan menambah 1 demplot intensifikasi pertanian kedelai di Desa Kramatjaya. Sasaran SMART 1: Bulan Agustus 2011, Balai TNUK dan mitranya bersama dengan khalayak target primer di Desa Cibadak dan Rancapinang berhasil menyusun rencana monitoring perluasan lahan garapan sawah di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Sasaran SMART 2: Bulan Agustus 2011, terdapat 1 demplot intensifikasi pertanian di desa Kramatjaya, seluas minimal 6 hektar, yang melibatkan setidaknya 20 petani Langkah-langkah strategis yang akan dilakukan : 1. Menyusun perencanaan dan anggaran 2. Koordinasi-koordinasi dengan pihak terkait 3. Menyiapkan materi yang akan dipelajari 4. Mengidentifikasi calon anggota kelompok demplot kedelai didesa Kramatjaya 3URJUDP3HQJHPEDQJDQ.HSHPLPSLQDQ5DUH3ULGH /DSRUDQ$NKLU.DPSDQ\H%DQJJDGL7DPDQ1DVLRQDO8MXQJ.XORQ
5. Membangun kesepakatan dan kesepahaman 6. Mengidentifikasi lahan yang sesuai 7. Pelaksanaan kegiatan 8. Evaluasi kegiatan : pre test dan post test Kegiatan rencana monitoring yang akan dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan strategi ini untuk mempengaruhi perubahan perilaku khalayak target adalah sebagai berikut : 1. Mengadakan observasi di lapangan 2. Wawancara terfokus dengan Khalayak target 3. Jumlah luasan demplot 4. Jumlah petani yang mengadopsi perilaku baru 5. Data penurunan ancaman Sedangkan indikator keberhasilannya adalah, sebagai berikut : 1. Terbentuk 1 kelompok anggota demplot kedelai di Desa Kramatjaya. 2. Tersusunya rencana monitoring dan indikator keberhasilan dalam rangka memonitor perluasan lahan garapan baru untuk sawah didalam kawasan.. Perkiraan jumlah anggaran yang diperlukan untuk seluruh proses strategi ini adalah Rp.35.000.000,-
15% 15% 25% 30%
Satuan (Rp) 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000
Total (Rp) 5.250.000 5.250.000 8.750.000 10.500.000
15%
35.000.000
5.250.000
Jumlah Total.....
35.000.000,-
No
Jenis Kegiatan
Volume
1 2 3 4
Biaya transport fasilitator Insentif/ Upah fasilitator Biaya Pertemuan Kelompok Pembentukan kelompok demplot tanaman kedelai Biaya Komunikasi, dokumentasi dan cetak bahan materi
5
Untuk mencapai tingkat adopsi yang lebih tinggi terhadap seluruh strategi yang dilaksanakan, Manajer Kampanye akan menggunakan media seperti lembar fakta, booklet, payung, pemutaran film layar tancap, kaos dan bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang akan mengadakan perlombaan antar kelompok tani dengan kriteria kelompok tani dengan hasil panen terbaik, dan kelompok tani dengan jumlah anggota aktif yang menerapkan intensifikasi pertanian terbanyak. Perkiraan jumlah anggaran yang diperlukan untuk memasarkan perilaku baru ini adalah Rp........,No 1 2 3 4 5 6
Jenis Kegiatan Pemutaran film layar tancap Lembar Fakta Booklet Payung Kaos Lomba-lomba
Volume 4 kali/ tahun/ desa 1000 lembar 500 Eksemplar 300 buah 200 buah 1 kali/ tahun/ desa
Satuan (Rp) 3.000.000 2.000 10.000 20.000 30.000 7.500.000 Jumlah Total.....
3URJUDP3HQJHPEDQJDQ.HSHPLPSLQDQ5DUH3ULGH /DSRUDQ$NKLU.DPSDQ\H%DQJJDGL7DPDQ1DVLRQDO8MXQJ.XORQ
Total (Rp) 12.000.000 2.000.000 5.000.000 6.000.000 6.000.000 7.500.000 38.500.000,-
Kesimpulan Perubahan perilaku dan dampak konservasi yang dicapai dalam kegiatan Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon sudah menunkukkan perkembangan yang sangat positif, hasil ini membuktikan hipotesa awal bahwa penyelamatan habitat Badak Jawa akan terwujud jika perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat sekitar Taman Nasional Ujung Kulon juga terjadi. Keberhasilan atas capaian tersebut masih belum banyak memberikan dampak konservasi secara luas, diperlukan peran serta semua pihak untuk tetap memberikan komitmen dalam menyelamatkan habitat Badak Jawa. Mengawal keberlanjutan program memerlukan komitmen tersebut, selain ketersediaan dana dan kebijakan yang mendukung program tersebut. Penyebarluasan keberhasilan melalui media pemasaran sosial seperti, lembar fakta, poster, spanduk, video dan program radio, diyakini dapat memberikan dampak yang lebih cepat dan luas.
3URJUDP3HQJHPEDQJDQ.HSHPLPSLQDQ5DUH3ULGH /DSRUDQ$NKLU.DPSDQ\H%DQJJDGL7DPDQ1DVLRQDO8MXQJ.XORQ