STRATEGI PENINGKATAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH KLUSTER KERAJINAN TANGAN KOTA BOGOR MENGGUNAKAN THE DREAM HOUSE MODEL
NI LUH PUTU EKA PRASANTI RUTHA
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor menggunakan The Dream House Model adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2013 Ni Luh Putu Eka Prasanti Rutha NIM H24090107
ABSTRAK NI LUH PUTU EKA PRASANTI RUTHA. Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor menggunakan The Dream House Model. Dibimbing oleh ANGGRAINI SUKMAWATI dan LINDAWATI KARTIKA Kinerja menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu organisasi, termasuk pada usaha kecil menengah kluster kerajinan tangan. Modal insani dan modal sosial memiliki peran strategis dalam peningkatan kinerja UKM. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor, (2) Menganalisis perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah dicapai UKM kerajinan tangan Kota Bogor, (3) Menganalisis pengaruh dari modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor, (4) Menganalisis rancangan model indikator utama dari peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor, dan (5) Menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat dari upaya peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor. Hasil penelitian menyatakan bahwa permasalahan utama dalam stagnasinya pertumbuhan UKM terletak pada kategori sumberdaya manusia. Pada tahapan selanjutnya tujuan utama UKM akan dirangkum dalam The House Model. Implikasi manajerial dari penelitian ini menggabungkan antara faktor pendorong dan faktor penghambat untuk membangun model peningkatan kinerja UKM. Kata kunci: kinerja, modal insani, modal sosial, The House Model
ABSTRACT NI LUH PUTU EKA PRASANTI RUTHA. Performance Improvement Strategy for SME Craft Cluster in Bogor with The Dream House Model. Supervised by ANGGRAINI SUKMAWATI and LINDAWATI KARTIKA. Performance is one measure of success of an organization, including the small and medium enterprise clusters crafts. Human capital and social capital have a strategic role in improving the performance of SME. The purpose of this study is (1) To identify the problems faced by SME craft clusters in the city of Bogor, (2) analyze the interest rate comparisons with the performance achieved handicraft SME Bogor, (3) Analyze the influence of human capital and social capital to performance of SME craft cluster in Bogor, (4) analyzing the main indicators of the design model of SME performance improvement craft cluster, and (5) analyze factors driving and inhibiting of efforts to improve the performance of SME clusters crafts in Bogor. The study states that the main problem lies in the stagnation in the growth of the SME category of human resources. At the next stage the main objective of SME will be summarized in the House Model. Managerial implications of this study combines the factors driving and inhibiting factors to build a model of SME performance improvement. Key words : performance, human capital, social capital, The House Model
STRATEGI PENINGKATAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH KLUSTER KERAJINAN TANGAN KOTA BOGOR MENGGUNAKAN THE DREAM HOUSE MODEL
NI LUH PUTU EKA PRASANTI RUTHA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJAMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi :Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor menggunakan Th e Dream House Model . Nama :Ni Luh Putu Eka Prasanti Rutha : H24090107 NIM
Disetujui oleh
Dr.Ir. Anggraini Sukmawati, MM Pembimbing I
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
0 1 N I 2013
Lindawati Kartika, SE. MSi Pembimbing II
Judul Skripsi :Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor menggunakan The Dream House Model. Nama :Ni Luh Putu Eka Prasanti Rutha NIM : H24090107
Disetujui oleh
Dr.Ir. Anggraini Sukmawati, MM Pembimbing I
Lindawati Kartika, SE. MSi Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr. M. Najib, STP, MM Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret ini ialah kinerja, dengan judul Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil Menengah Kluster Kerajinan Tangan Kota Bogor Menggunakan The Dream House Model. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM dan Lindawati Kartika, SE ,M.Si selaku pembimbing yang telah membimbing serta memberi saran kepada penulis selama penulisan karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ibunda Nyoman Lina Andayani dan Ayahanda Gede Dwija Putra, sahabat-sahabat terbaik, Atika Zulfah, Nikki Ariesta, Putri Wahyuningrum, Albert, Miranti Yandini, dan Shita Ratnasari, atas segala bentuk dukungannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2013 Ni Luh Putu Eka Prasanti Rutha
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
3
METODE PENELITIAN
4
Kerangka Pemikiran
4
Lokasi dan Waktu Penelitian
6
Jenis dan Sumber Data
6
Metode Pengambilan Sampel
6
Metode Pengolahan dan Analisis Data
6
PEMBAHASAN
11
Gambaran Umum
11
Karakteristik Responden
12
Diagram Sebab-Akibat Stagnasi UKM
14
Tingkat Kepentingan dan Kinerja
15
Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM dengan Lisrel
19
Model Peningkatan Kinerja UKM
21
IMPLIKASI MANAJERIAL
23
SIMPULAN DAN SARAN
23
Simpulan
23
Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
27
RIWAYAT HIDUP
45
DAFTAR TABEL 1 Data koperasi dan UKM kota Bogor tahun 2009-2011 2 Kriteria penilaiaan Goodness of Fit 3 Karakteristik UKM 4 Karakteristik UKM kerajinan Kota Bogor 5 Skor rata-rata kinerja dan kepentingan 6 Gap Kinerja dan Kepentingan 7 Persepsi karyawan terhadap modal insani, modal sosial, dan kinerja 8 Goodness of fit 9 Koefisien Modal Insani dan Modal Sosial 10 Force Field Analysis UKM Kerajinan di Kota Bogor
1 10 12 14 16 18 19 20 21 22
DAFTAR GAMBAR Kerangka pemikiran Variabel manifest dari modal insani Variabel manifest dari modal sosial Variabel manifest dari kinerja UKM Model pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM 6 Model alternatif pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja 7 Permodelan „Dream House’ 8 Karakteristik karyawan 9 Diagram Sebab-Akibat Stagnasi UKM 10 Diagram Kuadran Kepentingan dan Kinerja UKM 11 Permodelan menggunakan Lisrel 12 Model Peningkatan Kinerja UKM 1 2 3 4 5
5 8 8 8 9 9 11 13 15 16 19 21
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4
Kuisioner Penelitian Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Analisis Deskriptif Persepsi karyawan terhadap peningkatan kinerja UKM melalui modal insani dan modal sosial 5 Model alternatif modal sosial memoderasi modal insani 6 Indikator Utama Model Peningkatan Kinerja
28 36 37 39 42 43
PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peranan strategis dalam perekonomian Indonesia. Berkembangnya UKM tidak luput dari pandangan bahwa sektor ini dapat menjadi sarana pemulihan ekonomi yang efektif melalui penambahan pendapatan nasional, pengurangan jumlah pengangguran dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. UKM menyumbang sekitar 56,7 persen dalam output nasional (PDRB) dan dalam ekspor non-migas sebesar 15 persen (Tambunan, 2009). Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementrian Koperasi dan UKM tahun 2012, pertumbuhan usaha kecil menengah dalam periode tahun 2010-2011 sebesar 4,25 persen. Berdasarkan sumber yang sama didapat pula informasi mengenai kemampuan UKM menyerap tenaga kerja. Pada periode tahun 2009-2010 UKM dapat menyerap tenaga kerja sebesar 3,04 persen dan meningkat drastis pada periode selanjutnya sebesar 5,57 persen. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang usaha kecil dan menengah menyatakan bahwa usaha kecil memiliki kriteria: (i) kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (ii) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai Rp 2.500.000.000 (dua milyar rupiah) sedangkan, usaha menengah memiliki kriteria: (i) kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (ii) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah). Kota Bogor secara geografis memiliki luas wilayah 11.850 Ha dan berpenduduk sekitar 820.707 jiwa dan menjadi salah satu kota penunjang ibukota Jakarta. Bogor merupakan kota tujuan wisata warga ibukota dengan jarak hanya sekitar 48 km dari ibukota. Seiring berkembangnya potensi wisata kota Bogor, perekonomian juga menunjukan pertumbuhan terutama melalui sektor UKM. Peningkatan jumlah usaha menengah paling signifikan di kecamatan Bogor Barat, namun secara keseluruhan usaha menengah di Kota Bogor mengalami peningkatan jumlah yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Data koperasi dan UKM kota Bogor tahun 2009-2011 2009
N o
NAMA KECAMATAN
1
BOGOR BARAT
2
BOGOR SELATAN
3
2010
Kecil
Menengah
2011
Kecil
Menengah
Kecil
Menengah
871
268
895
297
904
502
1.257
404
1.467
412
1.256
419
BOGOR UTARA
387
129
418
132
402
134
4
BOGOR TIMUR
484
161
494
164
503
167
5
BOGOR TENGAH
1.403
468
1.431
477
1.457
486
6
TANAH SAREAL
484
161
494
164
503
167
4.886
1.591
5.199
1.646
5.025
1.675
TOTAL
Sumber: Dinas Koperasi dan UKM kota Bogor, 2012
2 Total usaha kecil di Kota Bogor mengalami penurunan namun disaat yang sama usaha menengah mengalami peningkatan jumlah dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan usaha menengah lebih memiliki kekebalan dalam persaingan ketimbang usaha kecil. Kekebalan yang dimaksud adalah usaha menengah lebih matang dalam segi manajerial dan non-manajerial dibanding dengan usaha kecil, dan lama berdirinya usaha memiliki andil dalam meningkatkan daya tahan usaha terhadap persaingan. Persaingan merupakan salah satu isu penting. Untuk memenangkan persaingan tersebut, organisasi harus memiliki keunggulan kompetitif yang menjadikannya nilai tambah bagi organisasi, tak terkecuali UKM. Keunggulan kompetitif ini dapat berupa teknologi yang modern, desain produk yang khas, dan sistem manajemen Sumber Daya Manusia yang terintegrasi. Manusia sebagai human capital dapat dilihat dari pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi (Marimuthu et.al 2009). Modal manusia ialah komponen yang sangat penting dalam UKM. Konteks manajemen SDM, organisasi perlu mendayagunakan secara optimal potensi SDM menuju peningkatan produktifitas kinerja. Menurut Feldman dalam Widodo (1998) menyatakan bahwa kinerja SDM merupakan perpaduan antara motivasi dan kemampuan karyawan dalam bekerja. Modal sosial juga merupakan sumber daya dalam UKM, modal sosial membentuk ikatan yang dapat memaksimalkan modal insani. Pengembangan modal insani dan modal sosial merupakan investasi bagi UKM dimana melalui pengembangan insani dan sosial akan didapat peningkatan kinerja yang berujung pada peningkatan returns bagi UKM. Perumusan Masalah Predikat Bogor sebagai kota wisata membuat UKM kluster kerajinan tangan mengalami peningkatan jumlah. UKM dianggap mampu bertahan dalam krisis dan membantu meringankan permasalahan sosial seperti tingginya angka kemiskinan serta tingginya angka pengangguran. Oleh karena itu UKM diharapkan terus bertumbuh dan berkembang agar memberi dampak positif bagi perekonomian daerah. Untuk bertumbuh serta berkembang UKM membutuhkan dukungan modal yakni modal insani dan modal sosial. Modal insani yang dimaksudkan ialah kualitas bukan kuantitasnya, bagaimana dengan kualitas insani yang ada dapat menunjang kinerja UKM. Sedangkan yang terjadi di lapangan, UKM tidak didukung oleh modal insani yang kompeten. Modal sosial juga merupakan faktor yang dapat mendorong peningkatan kinerja UKM. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang diteliti adalah: 1. Apa permasalahan yang dialami oleh UKM kluster kerajinan di Kota Bogor? 2. Bagaimana perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah dicapai oleh UKM kerajinan di Kota Bogor? 3. Apakah modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh terhadap peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan di Kota Bogor? 4. Bagaimana rancangan model indikator utama dari peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan di Kota Bogor? 5. Apa faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam upaya peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan di Kota Bogor?
3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi permasalahan kinerja dalam UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor. 2. Menganalisis perbandingan tingkat kepentingan dengan kinerja yang telah dicapai UKM di Kota Bogor. 3. Menganalisis pengaruh dari modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor. 4. Merancang model peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor. 5. Menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat dari upaya peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pengusaha UKM Bahan evaluasi usaha dan bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan Usaha Kecil dan Menengah kluster kerajinan tangan Kota Bogor. 2. Bagi peneliti Media untuk melihat masalah yang terjadi pada Usaha Kecil dan Menengah. 3. Bagi akademisi Bahan informasi dan bahan rujukan penelitian bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada pengaruh langsung yang diberikan dari modal insani dan modal sosial terhadap peningkatan kinerja maupun pengaruh modal sosial sebagai media yang memoderasi modal insani dalam meningkatkan kinerja UKM di Kota Bogor. Variabel dari modal insani dibatasi pada metode on the job training umum, metode on the job training spesifik, pendidikan formal, dan pengetahuan lainnya. Variabel ini mengacu pada Becker 1993. Penelitian untuk modal sosial dibatasi pada dimensi struktural, dimensi relasional dan dimensi kognitif. Dimensi-dimensi tersebut mengacu dari Nahapiet dan Goshal (1998). Objek penelitian ini adalah SDM dari UKM kluster kerajinan tangan.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Manusia Modal manusia adalah komponen yang sangat penting di dalam organisasi. Manusia dengan segala kemampuannya bila dikerahkan keseluruhannya akan menghasilkan kinerja yang luar biasa (Ancok 2003). Manusia dinilai dapat
4 menginvestasikan dirinya sendiri melalui berbagai bentuk investasi SDM, seperti pendidikan formal dan informal, pengalaman kerja, dan kesehatan . Pengertian Modal Sosial Pennar dalam Ancok (2003) mengemukakan bahwa modal sosial merupakan jaringan hubungan sosial yang mempengaruhi perilaku individual yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Perilaku individual merupakan faktor utama dalam hubungan sosial. Interaksi soaial memungkinkan orang untuk membangun komunitasnya sehingga akan terbangun rasa kebersamaan dan solidaritas sosial yang tinggi sehingga berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan ekonomi dan pembangunan. Usaha Kecil dan Menengah Definisi UKM menurut kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kinerja Wirawan (2009) menyatakan bahwa kinerja adalah singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa inggris adalah performance. Istilah performance sering diindonesiakan sebagai performa. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Sedangkan definisi dari kinerja organisasi adalah seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan program/ kebijakan/ visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya.
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran UKM sebagai salah satu penggerak roda perekonomian harus menjadi perhatian bagi pemerintah maupun masyarakat luas. Mengingat peran dan kontribusi UKM dalam menggiatkan ekonomi kecil dan menengah sehingga mampu mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, termasuk usaha kecil menengah kluster kerajinan tangan. Pengembangan UKM tersendat pada masalah manajerial, salah satunya ialah kualitas sumber daya manusianya. Keterbatasan dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilan sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya. Keterbatasan modal insani, unit usaha ini relatif sulit untuk mengembangkan daya
5 inovasi dan mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing produk yang dihasilkan (Hafsah 2004). Penelitian mengenai modal insani dan modal sosial di UKM kluster kerajinan tangan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan juga masukan dalam upaya meningkatkan kinerja UKM. Penelitian ini melalui tiga tahapan, yakni: 1. Tahap pertama, penjabaran permasalahan di UKM dan menentukan prioritas melalui perbandingan antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Data diperoleh dari wawancara yang mendalam (in-depth interview) kepada pemilik UKM kemudian data dianalisis dengan diagram Ishikawa atau fishbone dan Importance-Performance Analysis. 2. Tahap kedua adalah merancang model peningkatan kinerja UKM melalui modal insani dan modal sosial. Pada tahapan ini dibutuhkan tiga alat analisis yakni Structural Equation Model (SEM) dengan Lisrel, The House Model, dan Forced Field Analysis (FFA). 3. Tahap terakhir dari penelitian ini yaitu, menyimpulkan hasil analisis dan memberi beberapa implikasi manajerial yang dapat dijadikan pertimbangan dalam upaya peningkatan kinerja UKM. Lebih lanjut, akan dijelaskan melalui Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka pemikiran
6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di unit usaha kecil dan menengah yang berada di Kota Bogor, Jawa Barat dan dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2013. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait serta kuesioner yang disebar ke UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, baik berupa buku, jurnal, serta data-data yang disediakan oleh instansi-instansi yang terkait. Kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 1. Metode Pengambilan Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Menentukan sampel diperlukan suatu metode yang tepat agar sampel dapat merepresentatifkan populasi. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode sensus karena populasi yang hanya berjumlah 10 UKM. Responden penelitian ini ialah UKM kluster kerajinan tangan yang tergabung dalam Dewan Kerajinan Tangan Daerah Bogor, berjumlah 8 UKM dikarenakan 2 UKM tidak bersedia menjadi sampel. Responden berjumlah 8 orang pemilik UKM dan 55 karyawan yang telah memiliki masa kerja minimal 1 tahun. Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Ada dua macam data dalam penelitian ini, yaitu data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara mendalam (deep interview) akan dianalisis menggunakan Diagram Ishikawa. Data kuantitatif yang diperoleh melalui kuisioner akan dianalisis tingkat prioritas dan besar pengaruh antar variabelnya menggunakan metode Analisis Deskriptif, Importance-Performance Analysis (IPA), Structural Equiting Model, The Dream House Model, dan Forced Field Analysis. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Uji validitas bertujuan untuk mengukur ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur (kuesioner). Kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Suliyanto 2005). Menggunakan aplikasi Stastical Product and Service Solution (SPSS) versi 17.00. Hasil uji validitas karyawan pada taraf signifikasi korelasi 5% menyatakan bahwa seluruh item valid.
7 Variabel dikatakan reliabel jika secara statistik Cronbach Alpha >0.60 dan hasil reliabilitas kuesioner karyawan pada penelitian ini adalah 0.952, sehingga dapat disimpulkan seluruh pertanyaan dalam kuesioner reliabel. Analisis Deskriptif Analisis ini berisikan bahasan jawaban secara deskriptif yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan data dari data yang telah dikumpulkan dalam penelitian serta mempelajari cara melakukan pengukuran nilai-nilai statistik, seperti mean, median, modus, standar deviasi, dan lain-lain. Data yang telah dikumpulkan dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Sesuai dengan ruang lingkupnya, analisis deksriptif meliputi penyajian data, baik dalam bentuk tabel maupun grafik, serta pengukuran nilai-nilai statistik (Suliyanto 2005). Diagram Sebab-akibat Diagram Sebab-akibat atau disebut juga diagram fishbone merupakan alat analisis yang dapat mengidentifikasi penyebab dari masalah yang dihadapi. Diagram ini dapat terlihat faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu, juga dapat melihat faktor-faktor lebih terperinci yang mempengaruhi dan mempunyai akibat pada faktor utama yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fishbone. Importance Performance Analysis (IPA) Teknik ini pertama kali dikembangkan di bidang pemasaran. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, teknik ini dapat disesuaikan untuk penelitian dibidang manajemen fungsional lainnya. Pada teknik ini, responden diminta untuk memeringkatkan berbagai elemen (atribut) dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut. Selain itu, responden juga diminta memeringkatkan kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen/atribut tersebut. Structural Equation Modelling dengan Linear Structural Relationship (Lisrel) Linear Structural Relationship (Lisrel) merupakan model persamaan regresi ganda dengan tujuan menguji model pengukuran dan model struktural. Terdapat dua variabel utama dalam SEM yakni variabel tidak terukur (laten) dan variabel terukur (manifes). Variabel laten merupakan konsep abstrak yang hanya dapat diamati secara tidak langsung. Variabel terukur atau yang teramati merupakan variabel yang dapat diamati dan sering disebut sebagai indikator. Penelitian ini menggunakan dua variabel laten independen (eksogen) yaitu modal insani dan modal sosial serta kinerja sebagai variabel laten dependen (endogen) . 1. Modal insani Becker (1993) menjelaskan bahwa investasi modal manusia dapat dilakukan melalui komponen pendidikan formal, metode on the job training baik umum maupun spesifik, serta pengetahuan lainnya seperti yang dijelaskan Gambar 2.
8 Program Pendidikan Formal
Metode umum On the Job Training Modal Insani Metode On the Job Training Spesifik
Pengetahuan lainnya
Gambar 2 Variabel manifest dari modal insani 2. Modal sosial Gambar 3 menjelaskan bahwa modal sosial terbagi menjadi beberapa dimensi yakni dimensi struktural, dimensi relasional, dan dimensi kognitif (Nahapiet dan Ghoshal 1998). Dimensi Struktural
Modal Sosial Organisasi
Dimensi Relational
Dimensi Kognitif
Gambar 3 Variabel manifest dari modal sosial 3. Kinerja UKM Kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu. Menurut Dokko (2004) terdapat dua indikator kinerja, yakni produktivitas dan daya inovasi.
Produktivitas
Kinerja SDM
Daya Inovasi
Gambar 4 Variabel manifest dari kinerja UKM Berdasarkan penelitian Indriastuti dan Arifah (2008) di UKM kluster kerajinan Kota Semarang membuktikan bahwa potensi SDM (modal insani) memiliki andil dalam peningkatan kinerja UKM. Selanjutnya penelitian Kertati
9 (2012) juga membuktikan bahwa modal sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap afektif rasional dan peningkatan kinerja. Model yang akan menganalisis pengaruh langsung dari variabel modal insani dan modal sosial organisasi terhadap kinerja UKM, seperti yang terlihat pada Gambar 5. Metode on the job training umum (PU)
Pendidikan Formal (PF)
Metode on the job training spesifik (PS(PU)
Modal Insani
Pengetahuan lainnya (PL)
H1
Produktivitas (PRO)
Kinerja UKM
Daya inovasi (INO)
4
D. Struktural (STR)
H Modal Sosial
H2
D. Relasional (RLS)
D. Kognitif (KOG)
Gambar 5 Model pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM Variabel terukur dan tidak terukur juga dapat membentuk model alternatif dimana modal sosial tidak memiliki pengaruh langsung terhadap peningkatan kinerja melainkan sebagai mediator yang memoderasi modal insani sehingga berdampak pada peningkatan kinerja seperti yang dijelaskan oleh Gambar 6. Metode on the job training umum (PU)
Pendidikan Formal (PF)
Metode on the job training spesifik (PU) Pengetahuan lainnya (PL)
Modal Insani
H1
Produktivitas (PRO)
Kinerja UKM
Modal Sosial
D. Struktural (STR)
D. Relasional (RLS)
Daya inovasi (INO)
H3 H2
D. Kognitif (KOG)
Gambar 6 Model alternatif pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja
H1 H2 H3
Hipotesis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut: : Modal insani memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja UKM : Modal sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja UKM : Modal sosial memoderasi modal insani secara signifikan terhadap kinerja UKM
10 Wijayanto (2008) menjelaskan terdapat 7 kriteria penilaian goodness of fit (GOF) dalam SEM yaitu: P-Value, Root Mean Square of Approximation (RMSEA), Goodness of Fit Index (GFI), Adjusted GFI (AGFI), Comparative Fit Index (CFI), Normed Fit Index (NFI), dan Root Mean Square Residual (RMSR), untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Kriteria penilaiaan Goodness of Fit No. 1.
Ukuran GOF P-Value
2.
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted GFI (AGFI)
3. 4. 5.
Comparative Fit Index (CFI)
6.
Normed Fit Index (NFI)
7.
Root Mean Square Residual (RMSR) Sumber: Wijayanto, 2008
Tingkat kecocokan yang dapat diterima Menunjukan matriks kovarians/korelasi sampel tidak berbeda dengan matriks kovarian/korelasi Rata-rata perbedaan per degree of fredom yang diharapkan terjadi dalam populasi dan bukan sampel. RMSEA ≤ 0.08 adalah good fit Ukuran kesesuaiaan model secara dekriptif dengan data. GFI ≥ 0.90 mengindifikasikan model fit Nilai GFI yang disesuaikan. AGFI ≥ 0.90 mengindifikasikan model fit dengan data Ukuran kesesuaian model berbasis komparatif dengan model null. CFI nilainya berkisar antara 0.00 sampai 1.0. CFI ≥0.90 model fit dengan data. Ukuran kesesuaian model dengan basis komparatif terhadap baseline atau model null. Model dikatakan fit jika NFI ≥0.95 Nilai pengukuran absolut model. Nilai RMSR ≤ 0.1 model dikatakan fit.
Ketujuh kriteria digunakan untuk menguji kecocokan model dengan jumlah data. SEM sangat sensitif terhadap ukuran sampel, jumlah responden pada penelitian ini tidak memenuhi syarat SEM, maka model harus dimodifikasi dengan Latent Variable Score (LVS) yang dapat menyederhanakan model yang digunakan jika ukuran sampel tidak memenuhi syarat. LVS merupakan penyederhanaan model yang sering digunakan jika ukuran sampel tidak mencukupi untuk menjalankan model aslinya (Wijayanto 2008). Dream House Model Konsep yang dikemukakan oleh Horovitz dan Anne-Valerie Ohlsson (2007) merupakan usaha suatu organisasi untuk mewujudkan mimpi menjadi sebuah upaya nyata. Hal mendasar dari kebutuhan organisasi untuk berubah adalah visi inspirasional masa depan organisasi, yaitu impian dengan batas waktu, yang membutuhkan pilar-pilar yang dapat menyokong keberadaan dan pencapaian dari organisasi tersebut. Atap mengasosiasikan impian dan pencapaian yang ingin diraih oleh organisasi dalam kurun waktu yang ditentukan, upaya serta langkah nyata dalam mewujudkan impian dan keinginan organisasi disimbolkan oleh pilar-pilar, dan yang terakhir fondasi bangunan digambarkan sebagai tindakan yang dapat menjadi dasar dalam melakukan upaya dan langkah nyata dalam meraih impian organisasi, lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 7.
11
Dream with a deadline (Impian dengan batasan waktu)
Key way (Cara utama)
Key way (Cara utama)
Key way (Cara utama)
Action and milestone (tindakan dan batu pijakan yang digunakan)
Action and milestone (tindakan dan batu pijakan yang digunakan)
Action and milestone (tindakan dan batu pijakan yang digunakan)
Supporting behavior (Tindakan Pendukung)
Gambar 7 Permodelan „Dream House’ Force Field Analysis (FFA) Force Field Analysis (FFA) berguna untuk pengambilan keputusan, dalam FFA akan terlihat faktor pendukung serta faktor penghambat serta membantu mengkomunikasikan alasan pengambilan keputusan. Tujuan dari metode ini ialah untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan berdasarkan faktor pendukung dan penghambat. Force Field Analysis juga membantu dalam menentukan tantangan yang harus dihadapi, membuat penilaian terhadap semua faktor yang relevan, mendaftar kekuatan yang bisa dimaksimalkan, serta mendaftar kelemahan yang bisa diminimalkan (Michalko 2001).
PEMBAHASAN Gambaran Umum Usaha Kecil Menengah memiliki kontribusi besar dalam perekonomian, baik dalam skala daerah maupun nasional. Menurut Tambunan (2009) karakteristik dari usaha kecil menengah dapat dilihat dari bentuk usaha (formalnonformal), sistem manajerial yang mengindikasikan sistem kelola organisasi, pola proses produksi, orientasi pasar yang meliputi target pasar dan pangsa pasar, profil pemilik yakni latar belakang sosial ekonomi pemilik, sumber bahan baku untuk produksi, serta hubungan organisasi dengan pihak eksternal seperti akses terhadapa program-program pemerintah. Lebih lanjut dijelaskan pada Tabel 3.
12 Tabel 3 Karakteristik UKM Aspek
Usaha Kecil
Usaha Menengah
Formalitas
semua di sektor formal; terdaftar dan bayar pajak
Organisasi & Manajemen
beberapa beroperasi di sektor formal; beberapa tidak terdaftar; sedikit yang bayar pajak dijalankan oleh pemilik
Sifat SDM
memakai tenaga kerja yang digaji
Pola Proses Produksi
beberapa memakai mesin-mesin terbaru
Orientasi Pasar
pasar domestik dan beberapa ekspor rata-rata berpendidikan baik dan termotivasi untuk mencari profit (berbisnis) bahan baku domestik maupun didapat dari luar negeri dan akses kredit formal
Profil Sosial Ekonomi Pemilik Sumber Bahan Baku dan Modal
Hubungan-hubungan Eksternal
berhubungan dengan dinas terkait dan memiliki akses ke program pemerintah
pemilik dibantu oleh profesional memakai tenaga kerja digaji punya derajat mekanisasi tinggi, menggunakan mesin terbaru pasar domestik dan beberapa ekspor rata-rata berpendidikan baik dan motivasi utama ialah profit bahan baku domestik maupun didapat dari luar negeri dan akses kredit formal berhubungan dengan dinas terkait dan memiliki akses ke program pemerintah
Sumber: Tambunan, 2009
Potensi UKM di Kota Bogor dapat dilihat dari jumlah pengusaha UKM yang tumbuh secara signifikan. Predikat sebagai kota wisata membuat UKM kluster kerajinan tangan menjadi salah satu penunjang kegiatan pariwisata. Dinas terkait mendukung dan membina pengusaha UKM kluster kerajinan tangan dengan dibentuknya Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Bogor. Dekranasda berfungsi sebagai wadah pengembangan usaha seni kerajinan UKM Kota Bogor. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini terdiri dari 55 orang yang berasal dari 8 UKM kerajinan di Daerah Bogor. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik karyawan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, usia, lama bekerja, penghasilan, status pernikahan, dan jumlah tanggungan serta karakteristik UKM berdasarkan lama berdiri UKM dan skala UKM tersebut. Tabulasi dapat dilihat pada Lampiran 3. Karakteristik Karyawan Karakteristik Karyawan berdasarkan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, usia, lama bekerja, penghasilan, status pernikahan, dan jumlah tanggungan, dijelaskan melalui pie chart pada Gambar 8.
13 Pendidikan 4
Usia (Tahun)
SD/sederajat
16
7
SMP/sederajat
23
26
SMA/sederajat
12
17
S1
Lama Bekerja
Penghasilan (000) 6
1-3 Tahun 6
3
<500
5 11
4-6 Tahun
16
32
7
17
10-12 Tahun
1250-1500
13-15 Tahun
>1500
Jumlah Tanggungan 3 21
Status Pernikahan
1-2 Orang Menikah
3-4 Orang 20
500-700 750-1000
7-9 Tahun
7
<15 16-25 26-35 36-45 >45
41
29
5-6 Orang
27
28
7-8 Orang
Belum Menikah
>9 Orang
Gambar 8 Karakteristik karyawan Menurut Gambar 8, tingkat pendidikan terakhir dengan usia berada pada tingkat pendidikan SMA/sederajat dengan rentang usia 16-25 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan karyawan yang bekerja di UKM berada pada usia produktif dan mengenyam pendidikan selama 12 tahun. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dengan masa kerja di UKM kluster kerajinan menunjukan bahwa karyawan yang menjadi responden rata-rata baru bekerja selama 1-3 tahun pada masing-masing UKM. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan di UKM cenderung membuat jenuh dan tidak adanya jenjang karir membuat masa kerja di UKM menjadi relatif pendek, sehingga karyawan bertahan hanya pada rentang 1-3 tahun. Hasil tabulasi tingkat pendidikan dengan jumlah penghasilan karyawan dari 8 UKM menyatakan penghasilan sejumlah Rp 750.000,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00 mendominasi penghasilan karyawan UKM kluster kerajinan di Kota Bogor. Jumlah upah merupakan nilai yang didapat dari kinerja karyawan dan kesanggupan masing-masing UKM untuk membayar karyawan. Selanjutnya, hasil tabulasi tingkat pendidikan dengan jumlah tanggungan karyawan terlihat bahwa tanggungan karyawan paling banyak berkisar di angka 12 orang tanggungan. Jumlah ini didapat dari karyawan yang sudah memiliki status
14 pernikahan. Jumlah tanggungan berhubungan kuat dengan status pernikahan karena ketika karyawan menikah, ia akan menanggung hidup pasangannya dan anak. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan berpengaruh pada jumlah tanggungan karyawan UKM. Status pernikahan secara langsung akan menambah jumlah tanggungan karyawan tersebut. Total 55 responden, sebanyak 28 karyawan sudah menikah sedangkan sebanyak 27 karyawan masih belum menikah. Karakteristik UKM Karakteristik UKM dilihat dari 2 sudut pandang yakni lama berdiri UKM dengan skala UKM tersebut. UKM kerajinan berjumlah 8 dengan skala kecil berjumlah 7 dan UKM berskala menengah berjumlah 1. UKM berskala menengah merupakan keberlanjutan dari UKM skala kecil. Hasil studi di lapangan, lama UKM berdiri menjadikan faktor utama UKM skala kecil berkembang menjadi UKM skala menengah, seperti yang terlihat pada Tabel 4. Tabel 4 Karakteristik UKM kerajinan Kota Bogor
kulit
Jumlah tenaga kerja 10
100 juta
kecil
furniture bambu
20
200 juta
18
kecil
konveksi
10
60-75 juta
5
kecil
batik
30
100-150 juta
7
kecil
mainan edukasi kayu
26
60-100 juta
14
kecil
keramik tanah liat
25
50 juta
4
kecil
9
20-30 juta
48
menengah
boneka edukasi alat musik tradisional
23
300 juta
Lama Berdiri
Skala Usaha
Jenis Usaha
1.Kulit Kalong 2.CV.Suratin Bambu 3.Grawina Mulyanasari 4.Batik Bogor Tradisiku
13
kecil
23
5.Omocha Toys
Nama UKM
6.Munti Keramik 7.Boneka Potty 8.Goong Factory
Omset
Informasi mengenai nama UKM, lama berdiri, skala usaha UKM tersebut (kecil atau menengah), jenis usaha menjelaskan produk yang dihasilkan oleh UKM, jumlah tenaga kerja, serta omset yang dapat dihasilkan oleh UKM kluster kerajinan tangan. Sebanyak 4 UKM telah berdiri lebih dari 10 tahun dari skala usaha kecil sedangkan 1 UKM telah berdiri selama 48 tahun dari skala menengah. Lama berdiri berpengaruh pada jumlah omset, Goong Factory memiliki jumlah omset sebesar Rp 300.000.000,00. Diagram Sebab-Akibat Stagnasi UKM Permasalahan utama pada penelitian ini adalah kinerja UKM yang cenderung stagnan atau kurang berkembang. Hasil diperoleh melalui wawancara mendalam dengan pemilik UKM. Penyebab stagnasi UKM ada beberapa faktor, antara lain: SDM, material, metode, pengukuran, dan lingkungan. Penjelasan lebih lanjut terdapat pada Gambar 9.
15
Gambar 9 Diagram Sebab-Akibat Stagnasi UKM Faktor sumberdaya manusia ditunjukkan pada kurangnya motivasi pemilik UKM untuk mencapai hasil yang lebih baik dari keadaan yang sekarang. Hal ini dapat menimbulkan minimnya keinginan pemilik untuk meningkatkan kompetensinya. Pemilik hanya berfokus pada bagaimana UKM bisa bertahan tanpa berusaha membuat UKM maju dan berkembang. Sisi karyawan, kurangnya komitmen dalam bekerja menjadi masalah dibidang SDM. Faktor metode, kurangnya respon terhadap tren pasar dan rendahnya inovasi metode produksi. Padahal dengan melakukan inovasi dan mengaplikasikan metode baru, UKM berpotensi untuk menghemat waktu serta meningkatkan produktifitas. Faktor material, UKM kurang dalam hal pengawasan bahan baku, hal ini menjadi masalah ketika persediaan tidak mencukupi kebutuhan UKM, UKM menjadi tidak mampu juga untuk memenuhi permintaan pasar. Faktor pengukuran antara lain kurangnya langkah evaluatif, sistem manajerial yang kurang baik, standar pengendalian mutu belum memadai, dan belum adanya analisis pengembangan bisnis. Faktor lingkungan, situasi di toko kurang menarik karena bersatu dengan workshop yang identik dengan kegiatan proses yang terkesan kotor. Selain itu ruangan yang sempit dan buruknya sirkulasi udara menjadi penyebab tidak nyamannya lingkungan UKM. Tingkat Kepentingan dan Kinerja (Importance-Performance Analysis) UKM kerajinan Kota Bogor Analisis Kuadran Analisis kuadran menunjukkan hubungan antara kepentingan pemilik UKM dengan kinerja yang telah dilakukan oleh UKM. Hal ini dijelaskan melalui diagram kartesius yang menunjukkan tingkat kepentingan pemilik UKM ditunjukan oleh sumbu Y, sedangkan kinerja yang dilakukan atau dicapai UKM ditunjukan oleh sumbu X, lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5.
16 Tabel 5 Skor rata-rata kinerja dan kepentingan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Indikator Laporan keuangan Pencatatan keuangan harian Sarana prasarana Standar pelaksanaan produksi Standar mutu Sistem pengendalian mutu Inovasi produk Inovasi teknik produksi Target pasar Promosi produk Jaringan distribusi Administrasi SDM Pelatihan SDM Sistem kompensasi Rencana jangka pendek Rencana jangka menengah Rencana jangka panjang Visi usaha Misi usaha Tujuan usaha Budaya organisasi Struktur organisasi formal Jumlah Rataan
Kinerja (X) 3,25 4,38 3,63 3,50 3,63 4,25 3,35 2,75 3,63 3,50 3,50 3,36 2,25 3,63 2,88 2,88 2,63 4,00 4,00 4,00 3,38 2,63 74,88 3,40
Kepentingan (Y) 4,25 4,25 4,38 4,38 4,38 4,38 3,88 4,13 4,50 3,88 3,88 4,38 3,75 4,38 4,38 3,63 3,50 4,25 4,25 4,13 4,25 4,00 91,13 4,14
Rataan dari skor rata-rata kinerja ( ̿ ) adalah 3,40, sedangkan rataan dari skor rata-rata kepentingan ( ̿ ) adalah 4,14. Skor rataan tersebut menjadi indikator pembatas dalam penyusunan empat bagian kuadran dalam diagram kartesius. 4.6
Kuadran I 4.4
Kepentingan
9
12 15
4.2
1 21
8
4
Kuadran II
4 3 514
1819 20
6 2
22 7
3.8
10
13 16
3.6
Kuadran IV
Kuadran III 17
3.4 2
2.5
3
3.5
4
4.5
Kinerja
Gambar 10 Diagram Kuadran Kepentingan dan Kinerja UKM Berdasarkan Gambar 10, variabel-variabel skor rata-rata kepentingan dan kinerja UKM menyebar secara acak di empat bagian kuadran. Penjelasan analisis diagram kuadran adalah sebagai berikut:
17 a. Kuadran I Kuadran I menunjukkan tingkat kinerja yang di bawah rata-rata namun tingkat kepentingan yang di atas rata-rata. Berdasarkan Gambar 10, terdapat lima variabel pada kuadran 1, ditunjukkan oleh angka 1, 8, 12, 15, 21, yakni variabel laporan keuangan, inovasi teknik produksi, administrasi SDM, rencana jangka pendek, dan budaya organisasi. Hal ini diperoleh dari perhitungan antara rataan skor kepentingan dan kinerja serta keadaan ideal dan aktual UKM. b. Kuadran II Kuadran II menunjukkan tingkat kinerja dan kepentingan yang di atas rata-rata. Berdasarkan Gambar 10, terdapat sepuluh variabel pada kuadran II, ditunjukkan oleh angka 2, 3, 4, 5, 6, 9, 14, 18, 19, 20, yakni variabel pencatatan keuangan harian, sarana prasarana, standar mutu, standar pelaksanaan mutu produksi, target pasar, sistem kompensasi, visi, misi, serta tujuan organisasi. Dengan skor dari variabel 3, 5, 14 serta 18 dan 19 sama. Hal ini diperoleh dari perhitungan antara rataan skor kepentingan dan kinerja serta keadaan ideal dan aktual UKM. c. Kuadran III Kuadran III menunjukkan tingkat kinerja dan kepentingan yang di bawah ratarata. Berdasarkan Gambar 10, terdapat lima variabel pada kuadran III, ditunjukkan oleh angka 7, 13, 16, 17, dan 22, yakni variabel dari inovasi produk, pelatihan SDM, rencana menengah, rencana jangka panjang dan struktur formal dari organisasi. Hal ini diperoleh dari perhitungan antara skor kepentingan dan kinerja serta keadaan ideal dan aktual UKM. d. Kuadran IV Kuadran IV menunjukkan tingkat kinerja yang di atas rata-rata namun tingkat kepentingan yang di bawah rata-rata.Berdasarkan Gambar 10, terdapat satu variabel pada kuadran IV, ditunjukkan oleh angka 10, yakni variabel promosi produksi. Hal ini diperoleh dari perhitungan antara skor kepentingan dan kinerja serta keadaan ideal dan aktual UKM. Analisis Kesenjangan (GAP) Analisis kesenjangan digunakan untuk mengidentifikasi selisih antara angka kinerja yang telah dilakukan oleh UKM dengan angka kepentingan menurut pemilik UKM. Nilai kepentingan dan kinerja diperoleh dari nilai rata-rata setiap variabel. Sebanyak 21 variabel bernilai negatif menunjukkan bahwa kinerja di lapangan belum sesuai dengan ekspektasi pemilik UKM dan sebanyak 1 variabel yang bernilai positif yakni variabel pencatatan keuangan harian yang menunjukkan bahwa UKM sudah melalukan pembukuan pengeluaran-pemasukan harian lebih daripada harapan pemilik UKM. Lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 6.
18 Tabel 6 Gap Kinerja dan Kepentingan Indikator Pelatihan SDM (13) Rencana Jangka Pendek (15) Inovasi teknik produksi (8) Struktur organisasi formal (22) Administrasi SDM (21) Laporan Keuangan (1) Standar Pelaksanaan Produksi (4) Target Pasar (9) Rencana Jangka Panjang (17) Budaya Organisasi (21) Sarana dan prasarana (3) Standar mutu (5) Sistem Kompensasi Rencana jangka menengah (16) Inovasi Produk (7) Promosi produk (10) Jaringan distribusi (11) Visi usaha (18) Misi usaha (19) Sistem pengendalian mutu (6) Tujuan usaha Pencatatan keuangan harian (2) Jumlah Rataan
Kinerja (X) 2,25 2,88 2,75 2,63 3,36 3,25 3,50 3,63 2,63 3,38 3,63 3,63 3,63 2,88 3,35 3,50 3,50 4,00 4,00 4,25 4,00 4,38 74,88 3,40
Kepentingan (Y) 3,75 4,38 4,13 4,00 4,38 4,25 4,38 4,50 3,50 4,25 4,38 4,38 4,38 3,63 3,88 3,88 3,88 4,25 4,25 4,38 4,13 4,25 91,13 4,14
Gap -1,50 -1,50 -1,38 -1,37 -1,02 -1,00 -0,88 -0,87 -0,87 -0,87 -0,75 -0,75 -0,75 -0,75 -0,53 -0,36 -0,36 -0,25 -0,25 -0,13 -0,13 0,13 -14,03 -0,64
Persepsi Karyawan terhadap Modal Insani dan Modal Sosial Persepsi karyawan UKM tentang modal insani memiliki nilai setuju disemua variabel dengan nilai tertinggi pengetahuan lain dan nilai terendah pendidikan formal, hal ini menyimpulkan karyawan memiliki paradigma bahwa pengetahuan lain lebih penting dibanding pendidikan formal. Untuk modal sosial sendiri, nilai terbesar dimiliki variabel relasional yang menyangkut hubungan antar personal karyawan dengan karyawan lainnya, seperti adanya rasa saling percaya dan adanya rasa kebersamaan diantara karyawan. Nilai terendah dimiliki variabel struktural dimana jabatan tidak mempengaruhi arus komunikasi antar karyawan. Pada kinerja, karyawan sepakat bahwa inovasi penting dalam kluster kerajinan tangan. Karyawan yakin bahwa dengan adanya inovasi dapat mendorong tingkat produktivitas UKM kerajinan tangan, karena kluster kerajinan tangan memiliki daya tarik dalam hal desain, sehingga desain yang inovatif dapat menarik minat masyarakat. Tabel 7 berisikan kesimpulan dari pengolahan persepsi dari Lampiran 4.
19 Tabel 7 Persepsi karyawan terhadap modal insani, modal sosial, dan kinerja No Variabel Nilai Keterangan Modal Insani 1 Pendidikan formal Setuju 3,49 2 Metode umum on the job training 3,77 Setuju 3 Metode spesifik on the job training 3,85 Setuju 4 Pengetahuan lain Setuju 3,93 Modal Sosial 1 Struktural Setuju 3,97 2 Relasional Setuju 4,17 3 Kognitif 3,99 Setuju Kinerja UKM 1 Produktivitas Sangat Setuju 4,11 2 Inovasi Sangat Setuju 4,41 Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil pada setiap kategori
Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial Terhadap Kinerja UKM dengan Lisrel Penelitian ini menggunakan 3 variabel laten yakni, modal sosial, modal insani (X1), modal sosial (X2), dan kinerja (Y). Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui bentuk dan besar pengaruh Modal Sosial (X1) dan Modal Insani (X2) sebagai variabel eksogen murni terhadap variabel laten dependen (endogen) yaitu Kinerja UKM kerajinan (Y). Data penelitian ini diolah dengan Lisrel 8.7. Secara umum, evaluasi dan interpretasi model dapat dilihat pada Gambar 11, yang menunjukan bahwa modal insani dan modal sosial sama-sama mempunyai pengaruh terhadap kinerja UKM. Namun dari model menunjukan hasil bahwa pengaruh modal sosial lebih besar dari modal insani.
Gambar 11 Permodelan menggunakan Lisrel
20 Keterangan: a. DS: Dimensi Struktural b. DR: Dimensi Relasional c. DK: Dimensi Kognitif d. PF: Pendidikan Formal e. PU: Pelatihan Umum f. PS: Pelatihan Spesifik g. PL: Pengetahuan Lain h. Modsos: Modal Sosial i. Modins: Modal Insani j. Inov: Inovasi k. Prod: Produktifitas
Pengaruh modal sosial dan modal insani terhadap kinerja: 1. Pengaruh modal sosial terhadap kinerja Hasil SEM menunjukan koefisien pengaruh sebesar 0,45 dengan T-hitung (42,08)>T-tabel (1,96) maka artinya modal sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. 2. Pengaruh modal insani terhadap kinerja Hasil SEM menunjukan koefisien pengaruh sebesar 0,09 dengan T-hitung (15,85)>T-tabel (1,96) maka artinya modal insani berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Ukuran goodness of fit dari model ini menunjukkan hasil yang good fit dalam semua kriteria. Jadi, model dapat dikatakan layak dan baik. Untuk lebih jelasnya penilaian goodness of fit dapat dilihat pada Tabel 8: Tabel 8 Goodness of fit Goodness-of-Fit P-VALUE RMR(Root Mean Square Residual) RMSEA(Root Mean square Error of Approximation) GFI(Goodness of Fit) AGFI(Adjusted Goodness of Fit Index) CFI (Comparative Fit Index) NFI (Normed Fit Index )
Cutt-off-Value 0,05
Hasil 0,22459
Keterangan Good Fit
0,074
Good Fit
0,062
Good Fit
0,99
Good Fit
0,90
0,97
Good Fit
0,90 0,95
1,00 1,00
Good Fit Good Fit
0,05 atau 0,08 0,90
0,1
Pengaruh modal sosial lebih kuat dibanding modal insani terhadap kinerja mengingat bahwa sistem yang berjalan di UKM masih berbentuk kekeluargaan dan jabatan struktural masih sederhana. Modal insani dan modal sosial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKM. Indikator dari modal sosial meliputi dimensi struktural, dimensi relasional, dan dimensi kognitif. Ketiga indikator ini ditunjukkan oleh hubungan antar karyawan dalam kehidupan kerja sehari-hari. Indikator dalam modal insani meliputi pendidikan formal, pendidikan formal dapat berguna sebagai dasar pertimbangan jabatan dalam UKM. Pelatihan umum dan spesifik merupakan keterampilan karyawan dalam mengerjakan pekerjaan di UKM, sedangkan pengetahuan lain terkait tidak langsung dengan karyawan dalam usaha menyelesaikan pekerjaan dalam UKM.
21 Tabel 9 Koefisien Modal Insani dan Modal Sosial Indikator Dimensi Relasional Dimensi Struktural Dimensi Kognitif Pendidikan Formal Pelatihan Umum Pelatihan Spesifik Pengetahuan Lainnya
Laten MODAL SOSIAL
MODAL INSANI
Koefisien 0,55 1,00 1,00 0,53 0,83 0,90 0,84
T-Hitung 468,09 546,10 1130,32 1055,97 1081,64 1080,65 949,24
Keterangan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
Model Peningkatan Kinerja UKM Setiap UKM berkeinginan untuk dapat menguasai pasar nasional, dalam rangka memenuhi mimpi-mimpi pemilik UKM, pemilik dan karyawan bekerja sama melakukan berbagai upaya untuk meraih mimpi tersebut. Seperti dijelaskan Gambar 12.
UKM yang Mendominasi Pasar Nasional tahun 2018
Prima Tata Kelola Organisasi
SDM yang Kompeten
- Sarana serta prasarana yang memadai. -Pencatatan keuangan secara periodik. -Sistem kompensasi yang layak.
- SDM yang Komitmen terhadap Pekerjaan. -Sistem rekruitmen sesuai kebutuhan UKM. -Karyawan dengan kemampuan memenuhi tuntutan pekerjaan.
Peningkatan Kualitas Produk
Pemasaran yang Terintegrasi
-Adanya standar pelaksanaan mutu produksi. -Meningkatkan desain produk kerajinan -Memiliki standar mutu produk. -Mempunyai produk kerajinan unggulan.
-Sistem promosi yang efektif. -Harga produk yang kompetitif. -Jaringan distribusi yang terbentuk secara interrelasi.
Implementasi strategi secara integratif dan berkelanjutan
Gambar 12 Model Peningkatan Kinerja UKM Upaya yang akan dilakukan UKM terbagi atas 4 pilar utama yang berasal dari pengembangan Analisis Diagram Sebab-Akibat dan Importance-Performance Analysis (IPA) yakni, tata kelola organisasi yang prima, SDM yang kompeten, peningkatan kualitas produk, dan pemasaran yang terintegrasi. Bagian organisasi
22 dan administrasi UKM memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung segala bentuk kegiatan administrasi, pencatatan keuangan secara berkala agar dapat terlihat arus keuangan dan keadaan keuangan dari UKM tersebut. Selain itu, tata kelola organisasi yang prima juga tercermin dari sistem kompensasi yang layak. Sistem kompensasi yang baik akan mendorong karyawan untuk lebih berkomitmen pada pekerjaannya dan karyawan yang berorientasi pada hasil kerja yang memuaskan. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu UKM, untuk menjadikan SDM di UKM berkompeten, diperlukan sistem perekrutan yang baik. Sistem perekrutan yang dimaksud baik adalah sistem yang dapat merekrut calon karyawan yang berdedikasi dan memiliki komitmen terhadap pekerjaan, memiliki kemampuan yang dapat memenuhi tuntutan pekerjaan. Bagian ini yang harus diprioritaskan oleh UKM. Produk usaha kecil menengah harus memenuhi standar mutu tertentu untuk dapat menguasai pasar nasional. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa UKM memiliki faktor pendukung seperti memiliki produk kerajinan unggulan, desain yang menjadi ciri khas UKM tersebut, serta yang menjadi faktor paling penting adalah adanya standar pelaksanaan mutu produksi. Jika dalam hal produk, UKM sudah unggul, hal selanjutnya yang tidak kalah penting adalah pemasaran yang terintegrasi seperti memiliki sistem promosi yang efektif. Sistem promosi yang efektif menjadi ujung tombak UKM dalam memperkenalkan dan memasarkan produk yang dihasilkan oleh UKM. Implementasi dari strategi yang integratif dan berkelanjutan dapat menyokong implementasi keempat pilar agar impian UKM yakni, mendominasi pasar nasional pada tahun 2018 dapat terwujud. Indikator peningkatan kinerja tercantum pada Lampiran 6. Analisis Faktor Pendorong dan Penghambat Forced Field Analysis atau FFA digunakan untuk mengambil keputusankeputusan penting dalam UKM. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat UKM dalam mencapai tujuannya. Penjelasan Forced Field Analysis terdapat pada Tabel 10. Tabel 10 Force Field Analysis UKM Kerajinan di Kota Bogor Faktor Pendorong 1. Sarana dan prasarana yang memadai 2. Pencatatan keuangan secara 3. Sistem kompensasi yang layak 4. Adanya standar mutu pelaksaan mutu produksi dan standar mutu tertentu 5. Memiliki ciri khas dalam produknya dan promosi produk yang terintegrasi
Faktor Penghambat 1. Kurangnya kompetensi baik pemilik UKM maupun Karyawan UKM 2. Rendahnya inovasi metode produksi 3. Operasional masih secara manual 4. Tempat yang kurang memadai, seperti tempat yang sempit, sirkulasi udara kurang baik 5. Belum ada pengembangan bisnis secara berkelanjutan
23 Baik faktor pendukung maupun faktor penghambat dapat menjadi bahan pertimbangan UKM untuk menentukan pilihan dalam rangka memajukan usaha yang ada. IMPLIKASI MANAJERIAL Kinerja UKM yang terus meningkat merupakan tujuan akhir dari setiap UKM. Berdasarkan penelitian ini, implikasi manajerial yang dapat menjadi masukan bagi UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor antara lain: 1. Tingkat kompetensi SDM UKM yang rendah merupakan salah satu hambatan UKM untuk maju dan berkembang, hal ini dapat diatasi dengan peningkatan kompetensi SDM UKM, baik dari sisi manajerial maupun keterampilan dalam bekerja. Upaya yang dapat dilakukan oleh UKM seperti memberi pelatihan penggunaan komputer bagi karyawan bidang administrasi, pelatihan akuntansi bagi karyawan bagian keuangan dan pelatihan mengenai metode produksi baru bagi karyawan bagian produksi. Peningkatan kompetensi karyawan dapat secara langsung meningkatan kinerja karyawan yang nantinya meningkatkan juga produktifitas UKM. 2. Peran pemerintah harus mendukung peningkatan kinerja UKM. Untuk itu diharapkan pemerintah mampu memfasilitasi segala bentuk usaha pengembangan UKM dan mempermudah urusan birokrasi seperti mempermudah perizinan badan usaha, memfasilitasi pengurusan hak paten dan hak cipta, dan merk yang selama ini masih birokratis, berbiaya tinggi dan memerlukan waktu yang lama.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Permasalahan utama yang dihadapi oleh UKM kluster kerajinan tangan Kota Bogor terletak pada sumberdaya manusia yaitu, kurangnya kompetensi pemilik maupun karyawan UKM. Hasil analisis tingkat kepentingan dan kinerja memperoleh indikator yang harus menjadi prioritas adalah indikator perencanaan jangka pendek. Melalui pendidikan formal, pelatihan umum, pelatihan khusus, dan pengetahuan lain yang terangkum dalam modal insani dan dimensi struktural, dimensi relasional, dan dimensi kognitif dalam modal sosial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja UKM kluster kerajinan tangan di Kota Bogor. Model peningkatan kinerja yang dijelaskan melalui The House Model mengangkat “peningkatan skala usaha dalam lima tahun” sebagai impian utama UKM kerajinan di Kota Bogor. Impian ini dibangun diatas empat pilar utama yang dikembangkan dari analisis Importance-Performance Analysis (IPA), yakni prima tata kelola organisasi, SDM yang kompeten, peningkatan kualitas produk, dan pemasaran yang terintegrasi. Keempat pilar disokong oleh strategi yang integratif dan berkesinambungan. Faktor pendorong perkembangan UKM kerajinan Kota Bogor adalah sarana dan prasarana yang memadai, pencatatan keuangan secara berkala, sistem kompensasi yang layak, adanya standar mutu,
24 dan mendapat dukungan dari pemerintah, sedangkan faktor penghambatnya antara lain rendahnya kompetensi SDM, rendahnya inovasi metode produksi, operasional yang masih manual, kurangnya pengawasan dalam proses produksi, dan kurangnya langkah evaluatif. Saran Peningkatan kinerja usaha kecil menengah kluster kerajinan tangan perlu dukungan dari sisi SDM. SDM harus memiliki kompetensi sesuai bidangnya, selain itu SDM diharapkan memiliki motivasi dan dedikasi terhadap pekerjaannya. Setelah membenahi sisi SDM, yang tak kalah penting adalah terus terbaharuinya metode dalam proses produksi yang dapat meningkatkan produktivitas. Pengendalian dalam proses produksi dapat mengurangi jumlah produk cacat yang diproduksi oleh UKM. Secara langsung berdampak pada peningkatan jumlah penjualan dan UKM kluster kerajinan tangan dapat terus berkembang.
DAFTAR PUSTAKA Ancok D. 2003. Modal sosial dan kualitas masyarakat. [Internet]. Rapat Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta (ID): Universitas Gadjah Mada. [diunduh 2013 Maret 20]. Tersedia pada: http://ancok.staff.ugm.ac.id/ file/modal_sosial_dan_kualitas_masyarakat.pdf Becker GS. 1993. Human Capital. Chicago (US): The University Chicago Press. Dokko G. 2004. What you know or who you know? Human Capital and social capital as determinants of individual performance. [dissertation]. Pennsylvania (US): University of Pennsylvania. Ghozali I. 2006.Structural Equation Modelling Methode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang (ID): Badan Penerbitan Universitas Diponegoro Hafsah J M. 2004. Upaya pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM). Infokop No 25 Tahun XX, 2004. [diunduh tanggal 2013 April 11]. Tersedia pada http://www.smecda.com/deputi7/file_infokop/edisi%2025/ pengemb_ukm.pdf. Horovitz J, Ohlsson-corboz A. 2007. A Dream with a Deadline: Turning Strategy into Action. Harlow [GB]. FT Prentice Hall. Indriastuti M, Arifah D A. 2008. Peningkatan Kinerja UKM dengan Pengelolaan Intellectual Capital dan Inovasi. Jurnal Bisnis, Akutansi dan Manajemen. 1(1): 649-662. Johannes M, Kyungmook L, Arjen VW. 1998. Human Capital, Social Capital, and Firm Dissolution. Academic of Management Journal. 41 (4):425-440. Kementrian Koperasi dan UKM. 2012. Data UMKM tahun 2009-2011. [Internet]. [diunduh 2013 Maret 19]. Tersedia pada: http://www.depkop.go.id/usahamikro-kecil-menengah-umkm-dan-usaha-besar-ub-tahun-2010-2011.pdf. Kertati. 2012. Membangun tindakan berbagai pengetahuan afektif rasional melalui modal sosial dan pembelajaran organisasi untuk meningkatkan kinerja bisnis. [disertasi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
25 Maimunah I, Lawrence A. 2008. Work force Diversity: A human resource development perspevtive towards organizational performance. Europian Journal of Social Sciences 6(2): 244-25. Marimuthu M, Lawrence A, Maimunah I. 2009. Human Capital and Its Impact on Performance: Evidance from Developmental Economics. The Journal of International Social Research 2 (8): 1-8. Michalko M. 2001. Cracking Creativity The Secret of Creative Genius.diterjemahkan Dwi Prabantini. 2010. Yogjakarta (ID): PT ANDI. Nahapiet J, Ghoshal S. 1998. Social capital, intellectual capital, and the organizational advantage.Academic of Management Review. 23(2): 242266. Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Kelima Belas. Bandung (ID): CV. ALFABETA Suliyanto. 2005.Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Cetakan Pertama.Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Tambunan T. 2009. UMKM di Indonesia. Cetakan Pertama. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Widodo. 2009. Upaya Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia melalui Komitmen da orientasi Belajar. Jurnal FORDEMA 275 (1):1-30. Wijayanto S H. 2008. Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8:Konsep dan Tutorial. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta (ID): Salemba Empat.
26
27
LAMPIRAN
28 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian untuk Karyawan
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR KUESIONER KHUSUS RESPONDEN (PEGAWAI UKM) Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu responden dalam pengisian kuesioner ini.Informasi yang didapatkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya. IDENTITAS RESPONDEN Nama Responden Jenis Kelamin Alamat Nama UKM Alamat UKM Telp/HP e-mail
: ………………………………………………… : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu) : ………………………………………………… : .......................................................................... : .......................................................................... : ………………… / ….………………………… : …………………………………………………
Petunjuk pengisian: - Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda - Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada tempat yang telah disediakan I. Karakteristik Responden: 1. Usia Anda saat ini: a. <15 tahun d. 36-45 tahun b. 16-25 tahun e. > 45 tahun, sebutkan.... c. 26-35 tahun 2. Status pernikahan: a. Sudah menikah b. Belum menikah c. Janda/Duda 3. Pekerjaan Anda saat ini:………………………………………..
29 4. Jumlah tanggungan/keluarga: a. 1-2 orang d. 7-8 orang b. 3-4 orang e. >9 orang, sebutkan.... c. 5-6 orang 5. Pendidikan terakhir : a. SD/sederajat d. Diploma g.Lainnya (sebutkan)…. b. SMP/sederajat e. Sarjana (S1) c. SMA/sederajat f. S2/S3 6. Penghasilan per bulan: a. < Rp 500.000 d. Rp 1.250.000 – Rp 1.500.000 b. Rp 500.000 – Rp 750.000 e. > Rp 1.500.000, sebutkan...... c. Rp 750.001 – Rp 1.000.000 7. Jenis Pelatihan yang pernah diikuti...........tahun .............oleh........................ 8. Lama bekerja di UKM…… tahun …. Bulan 9. Jenis pelatihan yang ingin diikuti...................................... 10. Saran Bapak/Ibu/Saudara/i untuk perbaikan UKM................................... 11. Apakah ada hubungan keluarga/kekerabatan dengan pemilik UKM? II. Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial Petunjuk pengisian: Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk memberi penilaian terhadap dimensi-dimensi modal insani dan modal sosial untuk peningkatan kinerja UKM.Pilihlah jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/i paling sesuai. Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju N = Netral/Tidak tahu TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju. Penilaian No. Pernyataan STS TS N S SS Dimensi Struktural 1. Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja dalam satu unit kerja dengan saya. 2. Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja diluar unit kerja dengan saya. 3. Saya selalu berpartisipasi dalam menyelesaikan konflik-konflik yang muncul di dalam UKM 4. Semua informasi tersebar secara merata pada seluruh lapisan karyawan yang ada di UKM 5. Jabatan struktural tidak menjadi pembatas dalam berkomunikasi di dalamUKM tempat saya bekerja 6. Saya selalu mengikuti kegiatan-kegiatan informal (misal : rekreasi, jalan pagi bersama) yang diadakan UKM dalam rangka meningkatkan hubungan kedekatan seluruh pekerja.
30 No. 7. 8.
9.
10. 11. 12. 13.
14.
15. 16. 17. 18. 19.
20. 21.
22.
23.
24.
Pernyataan Dimensi Relasional Saya selalu mempercayai rekan kerja saya. Saya selalu percaya bahwa rekan kerja saya akan membantu jika saya menemui kesulitan dalam perkerjaan. Saya memiliki rasa empati pada rekan kerja dengan berusaha menempatkan diri pada posisi mereka. Saya sangat memahami norma dan nilai-nilai yang berlaku di perusahaan. Saya selalu mematuhi peraturan yang ditetapkan didalam perusahaan secara disiplin. Saya dan rekan kerja selalu saling memberikan kritik yang membangun satu sama lain. Saya selalu merasakan rasa kebersamaan dengan rekan kerja saya Dimensi Kognitif Saya selalu menggunakan kata-kata (istilah) yang dipahami bersama dalam berkomunikasi dengan rekan kerja saya. Saya selalu berbagi cerita dan pengetahuan dengan rekan kerja saya. Saya selalu berbagi keahlian keterampilan yang saya miliki dengan rekan kerja saya. Saya selalu berusaha bekerja untuk mencapai tujuan UKM yang telah ditetapkan. Saya selalu memiliki pemahaman yang sama dengan rekan kerja tentang tujuan UKM. Saya selalu memiliki antusiasme yang sama dengan rekan kerja dalam mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan. Pendidikan Formal Pendidikan formal mempengaruhi kemampuan saya dalam bekerja Semakin tinggi pendidikan formal seseorang, maka akan semakin terampil dalam bekerja Metode Umum On The Job Training On the job training (magang) di perusahaan besar meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja On the job training (magang) di UKM lain yang lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job training (magang)
STS
Penilaian TS N S
SS
31 No. 25.
26.
27.
28. 29.
30. 31.
32. 33.
34 35. 36.
Pernyataan Metode On The Job Training Spesifik On the job training (magang) untuk keahlian tertentu di perusahaan besar meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja On the job training (magang) untuk keahlian tertentu di UKM lain yang lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job training (magang) untuk keahlian tertentu Pengetahuan Lainnya Pengetahuan lain di luar bidang pendidikan saya membantu dalam menyelesaikan pekerjaan Pelatihan untuk pengetahuan lain di luar bidang pekerjaan saya dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan kerja Produktivitas Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan tepat waktu Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan secara maksimal dengan sumber daya yang ada Saya pekerja yang berorientasi hasil Saya bersedia melakukan usaha lebih untuk mencapai hasil yang maksimal Inovasi Saya suka melakukan pekerjaan dengan cara yang lebih sederhana Jika ada ketidaksesuaian proses kerja, saya segera memperbaikinya Saya bersedia untuk merubah cara kerja agar hasil pekerjaan lebih maksimal
STS
Penilaian TS N S
SS
32 Lanjutan Lampiran 1 Kuisioner untuk Pemilik UKM
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR KUESIONER MANAJEMEN/PEMILIK UKM Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu responden dalam pengisian kuesioner ini.Informasi yang didapatkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya. IDENTITAS RESPONDEN PENGELOLA Nama Responden Jenis Kelamin Alamat Nama UKM Alamat UKM Jabatan di UKM Telp/HP e-mail
: ………………………………………………… : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu) : ………………………………………………… : .......................................................................... : .......................................................................... : .......................................................................... : ………………… / ….………………………… : …………………………………………………
Petunjuk pengisian: - Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda - Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada tempat yang telah disediakan I. Karakteristik Responden: 1. UKM berdiri sejak:................................... 2. Jenis UKM: a. Usaha Kecil b. Usaha Menengah 3. Jenis usaha Anda saat ini:……………………………. 4. Omset per bulan : Tahun 2013.............................. Tahun 2012………......... 5. Jumlah tenaga kerja:....................................... 6. Sumber modal : a. Pribadi c. Lainnya, sebutkan......................... b. Pinjaman bank 7. Modal awal Rp.................................................
33 8. Visi :……………………. 9. Misi :…………………… 10. Tujuan UKM :……………………… II. Pertanyaan Terbuka 1. Bagaimana komunikasi antara sesama karyawan dan antara karyawan dan atasan di dalam UKM? 2. Apakah pernah ada konflik di dalam organisasi UKM? 3. Bagaimana proses transfer informasi di UKM? Apakah sudah tersebar dengan baik? 4. Apakah jabatan struktural menjadi penghalang komunikasi dalam UKM? 5. Apakah pernah diadakan kegiatan informal untuk mempererat hubungan ? 6. Apakah ada rasa saling percaya antar sesama karyawan dan karyawan dengan atasan? 7. Jika ada karyawan yang kesulitan dalam pekerjaan, apakah karyawan lain akan membantu? 8. Bagaimana sosialisasi norma-norma dalam UKM kepada karyawan? 9. Bagaimana pelaksanaan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi dan hukuman untuk melanggar aturan? 10. .Bagaimana upaya untuk meningkatkan keberasamaan antar sesama karyawan dan karyawan dengan atasan (dalam bentuk kegiatan formal)? 11. Apakah syarat pendidikan formal menjadi prioritas dalam penentuan jabatan karyawan? 12. Apakah ada pendidikan berupa magang untuk karyawan? 13. Apakah ada penambahan kompetensi karyawan di luar pekerjaan yang dilakukannya? 14. Apakah ada standari waktu penyelesaian pekerjaan untuk karyawan? 15. Berapakah omzet per hari UKM anda ? Rp. 16. Produk UKM Utama? 17. Produk UKM lainnya yang dihasilkan selain yang produk utama? 18. Distribusi Penjualan produk yang dilakukan kemana saja? 19. Jumlah tenaga kerja dan posisinya dalam struktur organisasi seperti apa? Dan alasan membuat struktur organisasi dengan bentuk tersebut? 20. Apa saja upaya yang dilakukan UKM selama ini dalam : a. Meningkatkan produktivitas. b. Meningkatan inovasi. c. Menghemat waktu / biaya. d. Peningkatan beradaptasi (anggota & organisasi tersebut). 21. Sebutkan cita-cita terbesar yang ingin diraih pada UKM bapak/Ibu saat ini? 22. Sebutkan apa saja kendala utama yang dihadapi dalam mencapai cita-cita tersebut? 23. Menurut Bapak/Ibu, langkah-langkah strategis atau upaya apa yang perlu dilakukan dalam mengatasi berbagai kendala dalam UKM bapak/Ibu
34 24. Kriteria kualifikasi pekerja di UKM ini dari segi hard skill dan soft skill untuk setiap bagian adalah? 25. Darimana Bapak/Ibu mendapatkan SDM untuk bekerja pada UKM Bapak/Ibu? 26. Tata cara dan proses membuat produk utama apa saja langkah-langkahnya? 27. Pembinaan dalam bentuk pelatihan atau bimbingan teknis pernah di dapat dari mana saja? 28. Bagaimana peran stakeholder terkait dalam membina UKM di tempat bapak/Ibu seperti PEMDA/ Perguruan Tinggi/ Swasta, apakah ada yang teribat? Dalam bentuk apa? Pelatihan/hibah/pendanaan? 29. Masalah terberat yang pernah dihadapi oleh UKM bapak/Ibu? 30. Bentuk fasilitasi implementasi transfer pengetahuan pada UKM bapak/Ibu? 31. Aset yang dimiliki oleh UKM bapak/ Ibu? a. Bangunan……………………………………………………….. b. Kendaraan……………………………………………………… c.Peralatan, sebutkan……………………………………………… d.Perlengkapan, sebutkan………………………………….……… e. Sumber daya manusia, sejumlah……………………..…..orang f. Lainnya…………………………………………………………. 32. Bagaimana tata cara/prosedur kerja pada UKM bapak/Ibu? (apakah terdapat SOP setiap aktivitas/proses produksi, distribusi, disiplin kerja pegawai, pemasaran, keuangan, dsb) 33.bagaimana upaya Bapak/ibu selaku pemilik/ manajemen untuk selalu memotivasi kinerja pekerja dan meningkatkan team work pada UKM bapak/ibu 34. apa keunggulan atau faktor pendorong utama yang dapat mempertahankan dan mengembangkan UKM bapak/ibu?
35
Important Performance Pengelola/Pimpinan UKM No. Indikator 1. Laporan keuangan dibuat secara berkala. 2. Pencatatan keuangan yang rinci dan dicatat ketika ada pengeluaran 3. Memiliki sarana dan prasarana produksi yang baik 4. Mempunyai standar pelaksanaan produksi barang 5. Memiliki standar mutu produk 6. Memiliki sistem pengendalian mutu produk 7. Inovasi terhadap produk yang dihasilkan 8. Inovasi terhadap teknik produksi agar lebih efisien 9. Memiliki target pasar yang jelas 10. Melakukan promosi produk ke target pasar 11. Mengembangkan jaringan distribusi produk 12. Memiliki administrasi SDM yang baik 13. Melakukan pelatihan SDM secara berkala 14. Kompensasi karyawan menggunakan dasar yang rasional 15. Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka pendek (per tahun) 16. Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka menengah (< 3 tahun) 17 Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka panjang ( 5 tahun) 18. Memiliki Visi usaha yang didokumentasikan 19. Memiliki Misi usaha yang didokumentasikan 20. Memiliki Tujuan usaha 21. Memiliki Budaya organisasi 22. Memiliki Struktur organisasi yang formal
Keterangan: Skor Kinerja 1 = Sangat tidak baik 2 = Tidak baik 3 = Cukup baik 4 = Baik 5 =Sangat Baik
Analysis
(IPA)
untuk
Kepentingan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Kinerja 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Skor Kepentingan 1 = Sangat tidak Penting 2 = Tidak penting 3 = Cukup penting 4 = Penting 5 = Sangat penting
36 Lampiran 2 Uji validitas dan uji reliabilitas Uji validitas kuesioner pemiliki UKM Variabel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
R-hit kepentingan 0.92 0.92 0.72 0.67 0.75 0.74 0.74 0.74 0.88 0.74 0.74 0.99 0.74 0.72 0.72 0.76 0.88 0.97 0.97 0.81 0.66 0.83
Validitas* Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
R-hit kinerja 0.65 0.86 0.82 0.80 0.42 0.77 0.77 0.77 0.85 0.80 0.80 0.71 0.77 0.69 0.66 0.66 0.69 0.89 0.89 0.68 0.73 0.62
*Taraf signifikasi korelasi 5%, r-tabel=0.602 Uji Reliabilitas kuesioner pemiliki UKM Cronbach Alpha 0.970 0.952
Skor kepentingan Skor kinerja
Reliabitas* Sangat Tinggi Sangat Tinggi
*reliabel jika Cronbach Alfa > 0,600. Uji Validitas Kuesioner karyawan Variabel Dimensi struktural (X1) Dimensi relasional (X2) Dimensi kognitif (X3) Pendidikan formal (X4) Pelatihan umum (X5) Pelatihan spesifik (X6) Pengetahuan lainnya (X7) Produktivitas (Y1) Inovasi (Y2)
Item 1-6 7-13 14-19 20-21 22-14 25-27 28-29 30-33 34-36
*Taraf signifikasi korelasi 5%, r-tabel=0.361 Uji Reliabilitas kuesioner karyawan Cronbach Alpha 0.952
Reliabitas* Sangat Tinggi
*reliabel jika Cronbach Alfa > 0,600.
Validitas* Seluruhnya valid Seluruhnya valid Seluruhnya valid Seluruhnya valid Seluruhnya valid Seluruhnya valid Seluruhnya valid Seluruhnya valid Seluruhnya valid
Validitas* Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
37 Lampiran 3 Hasil analisis deskriptif Tabulasi tingkat pendidikan dengan usia karyawan UKM kerajinan <15 1 0 0 0 1
SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat S1 Total
Pendidikan terakhir
16-25 5 7 12 2 26
Usia (tahun) 26-35 6 3 8 0 17
36-45 1 1 3 2 7
Total
>45 3 1 0 0 4
16 12 23 4 55
Tabulasi tingkat pendidikan dengan masa kerja UKM kerajinan Masa Kerja (tahun)
Pendidikan terakhir
SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat S1 Total
1-3
4-6
7-9
10-12
13-15
6 6 17 3 32
0 4 3 0 7
2 2 2 1 7
5 0 1 0 6
3 0 0 0 3
Total 16 12 23 4 55
Tabulasi tingkat pendidikan dengan penghasilan karyawan UKM kerajinan <500 Pendidikan terakhir
SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat S1 Total
1 3 1 0 5
500750 1 4 6 0 11
Penghasilan (000) 75012501000 1500 4 9 3 1 9 3 1 3 17 16
Total
>1500 1 1 0 0 6
16 12 23 4 55
Tabulasi tingkat pendidikan dengan tanggungan karyawan UKM kerajinan Jumlah Tanggungan (orang) 3-4 5-6 7-8 >9 6 9 1 0 0 8 4 0 0 0 13 6 2 2 0 2 1 0 0 1 29 20 3 2 1
1-2 Pendidikan terakhir
SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat S1 Total
Total 16 12 23 4 55
Tabulasi tingkat pendidikan dengan status pernikahan karyawan UKM kerajinan Status Pernikahan Menikah Belum Menikah Pendidikan terakhir
SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat S1 Total
10 3 13 2 28
6 9 10 2 27
Total 16 12 23 4 55
38 Tabulasi skala usaha dan lama UKM berdiri Lama Berdiri (tahun) Skala Usaha
Kecil Menengah Total
1-14
15-25
26-36
5 0
2 0
0 0
5
2
0
37-48 0 1 1
Total 7 1 8
39 Lampiran 5 Persepsi karyawan terhadap peningkatan kinerja UKM melalui modal insani dan modal sosial Variabel : Struktural No 1
2
3 4 5
6
Pernyataan
Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja dalam satu unit kerja dengan saya. Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja diluar unit kerja dengan saya. Saya selalu berpartisipasi dalam menyelesaikan konflik-konflik yang muncul di dalam UKM Semua informasi tersebar secara merata pada seluruh lapisan karyawan yang ada di UKM Jabatan struktural tidak menjadi pembatas dalam berkomunikasi di dalamUKM tempat saya bekerja Saya selalu mengikuti kegiatan-kegiatan informal (misal : rekreasi, jalan pagi bersama) yang diadakan UKM dalam rangka meningkatkan hubungan kedekatan seluruh pekerja.
Rata-rata
Nilai 4.20
Keterangan Sangat Setuju
3.67
Setuju
3.85
Setuju
3.95
Setuju
4.11
Setuju
4.05
Setuju
3.97
Setuju
Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : Relasional No 1 2
3
4 5 6 7
Pernyataan
Saya selalu mempercayai rekan kerja saya. Saya selalu percaya bahwa rekan kerja saya akan membantu jika saya menemui kesulitan dalam perkerjaan. Saya memiliki rasa empati pada rekan kerja dengan berusaha menempatkan diri pada posisi mereka. Saya sangat memahami norma dan nilai-nilai yang berlaku di perusahaan. Saya selalu mematuhi peraturan yang ditetapkan didalam perusahaan secara disiplin. Saya dan rekan kerja selalu saling memberikan kritik yang membangun satu sama lain. Saya selalu merasakan rasa kebersamaan dengan rekan kerja saya
Rata-rata
Nilai 4.09 4.22
Keterangan Setuju Sangat Setuju
4.04
Setuju
4.15
Setuju
4.27
Sangat Setuju
4.18
Setuju
4.24
Sangat Setuju
4.17
Setuju
Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil
40 Variabel : Kognitif No 1
2 3 4 5 6
Pernyataan
Nilai Saya selalu menggunakan kata-kata (istilah) 3.87
yang dipahami bersama dalam berkomunikasi dengan rekan kerja saya. Saya selalu berbagi cerita dan pengetahuan dengan rekan kerja saya. Saya selalu berbagi keahlian keterampilan yang saya miliki dengan rekan kerja saya. Saya selalu berusaha bekerja untuk mencapai tujuan UKM yang telah ditetapkan. Saya selalu memiliki pemahaman yang sama dengan rekan kerja tentang tujuan UKM. Saya selalu memiliki antusiasme yang sama dengan rekan kerja dalam mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan.
Rata-rata
Keterangan Setuju
4.04
Setuju
4.20
Sangat Setuju
4.20
Sangat Setuju
3.82
Setuju
3.84
Setuju
3.99
Setuju
Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : pendidikan formal No 1 2
Pernyataan
Nilai
Pendidikan formal mempengaruhi kemampuan 3.49 saya dalam bekerja Semakin tinggi pendidikan formal seseorang, 3.18 maka akan semakin terampil dalam bekerja
Rata-rata
3.34
Keterangan Setuju Cukup Setuju Cukup Setuju
Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : metode umum on the job training No 1
2
3
Pernyataan
Nilai 3.76
On the job training (magang) di perusahaan besar meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja On the job training (magang) di UKM lain yang 3.78 lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job 3.76 training (magang)
Rata-rata
3.77
Keterangan Setuju
Setuju
Setuju Setuju
Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil
41 Variabel : metode spesifik on the job training No 1
2
3
Pernyataan
Nilai 3.85
On the job training (magang) untuk keahlian tertentu di perusahaan besar meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja On the job training (magang) untuk keahlian 3.82 tertentu di UKM lain yang lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job 3.89 training (magang) untuk keahlian tertentu
Rata-rata
3.85
Keterangan Setuju
Setuju
Setuju Setuju
Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : pengetahuan lain No 1 2
Pernyataan
Nilai 3.91
Pengetahuan lain di luar bidang pendidikan saya membantu dalam menyelesaikan pekerjaan Pelatihan untuk pengetahuan lain di luar bidang 3.95 pekerjaan saya dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan kerja
Rata-rata
3.93
Keterangan Setuju Setuju
Setuju
Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : Produktivitas No 1 2
3 4
Pernyataan
Nilai Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang 4.11
diberikan tepat waktu Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang 4.16 diberikan secara maksimal dengan sumber daya yang ada 3.85 Saya pekerja yang berorientasi hasil Saya bersedia melakukan usaha lebih untuk 4.31 mencapai hasil yang maksimal
Rata-rata
4.11
Keterangan Setuju Setuju
Setuju Sangat setuju Setuju
Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil Variabel : inovasi No 1 2 3
Pernyataan
Nilai 4.36
Saya suka melakukan pekerjaan dengan cara yang lebih sederhana Jika ada ketidaksesuaian proses kerja, saya 4.38 segera memperbaikinya Saya bersedia untuk merubah cara kerja agar 4.49 hasil pekerjaan lebih maksimal
Rata-rata
4.41
Keterangan Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju
Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil
42 Lampiran 5 Model alternatif modal sosial memoderasi modal insani
Ukuran Goodness of Fit Goodness-of-Fit P-VALUE RMR(Root Mean Square Residual) RMSEA(Root Mean square Error of Approximation) GFI(Goodness of Fit) AGFI(Adjusted Goodness of Fit Index) CFI (Comparative Fit Index) NFI (Normed Fit Index )
Cutt-off-Value 0.05
Hasil 0.711
Keterangan Good Fit
0.089
Good Fit
0.08
0.000
Good Fit
0.90
0.96
Good Fit
0.90
0.93
Good Fit
0.90 0.95
1.00 0.96
Good Fit Good Fit
0.05 atau
0.1
Hasil dari model modal sosial memoderasi modal insani menunjukan hasil negatif yakni -1.85 sehingga dapat disimpulkan modal sosial lebih berpengaruh langsung terhadap kinerja UKM dibandingkan dengan menjadi faktor yang memoderasi.
43 Lampiran 6 Indikator Utama Model Peningkatan Kinerja
No
1
2
3
4
Sasaran Strategis
Peningkatan kapasitas dan kualias SDM serta daya saing
Peningkatan Kemampuan pelayanan administrasi organisasi dan tata kelola, kepegawaian, keuangan, serta kearsipan
Peningkatan kualitas produk dan proses yang inovatif
Peningkatan kemampuan pemasaran yang terintegrasi
Indikator pemicu utama
Menciptakan sistem pengembangan SDM baik melalui modal insani maupun modal sosial yang efektif dan efisien
Tercapainya prima administrasi (baik tata kelola maupun tata laksana)
Menciptakan organisasi yang mendukung peningkatan kualitas produk dan proses
Terciptakan sistem pemasaran yang efektif dalam menjangkau pasar hingga menimbulkan penjualan berkelanjutan
Indikator Kinerja utama hasil
Target
PIC
Kegiatan gathering informal
1x dalam setahun
Umum
max 5%
Umum
90%
Umum
>70%
Umum
100%
Bagian produksi
100%
Bagian keuangan
% kompensasi yang layak
90%
Bagian keuangan
% sisa produksi yang tidak termanfaatkan
max 5%
% produk cacat
max 5%
Biaya pemeliharaan mesin, peralatan, dan perlengkapan produksi
max 5%
Bagian produksi
Jumlah keluhan pelanggan
max 5%
Bagian produksi
>80%
Bagian pemasaran dan produksi
10%
Bagian pemasaran
1 per tahun
Bagian pemasaran
% keberhasilan proses rekrutmen karyawan Jumlah SDM yang berkinerja sangat baik / periode Jumlah karyawan yang mengikuti program pelatihan umum maupun spesifik % ketepatan penyelesaian pesanan/order barang % Ketepatan waktu penyelesaian laporan keuangan periodik
Jumlah produk terjual dalam setahun % pertumbuhan UKM per tahun Jumlah penambahan mitra kerja sama dalam penjualan (jaringan distribusi)
Bagian produksi Bagian produksi
44
45
RIWAYAT HIDUP Ni Luh Putu Eka Prasanti Rutha lahir di Denpasar, 23 November 1991. Merupakan anak tunggal dari pasangan Gede Dwija Putra dan Nyoman Lina Andayani. Penulis memulai pendidikan awal pada tahun 1995 di Taman Kanakkanak Pertani di Jakarta, kemudian melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SDN Bantarjati 5 Bogor. Pada tahun 2003 penulis menempuh pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Kesatuan Bogor dan pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 7 Bogor. Melalui Ujian Tes Masuk IPB pada tahun 2009, penulis lolos dan mengenyam pendidikan strata 1 di Institut Pertanian Bogor selama 4 tahun. Penulis pernah beberapa kali mengikuti kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh OMDA, Jurusan, dan Fakultas seperti Gebyar Nusantara, Sportakuler, dan COMIC.